Disusun Oleh:
Kelompok 13
Miftahul QodrilMubarok
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................
A. LATAR BELAKANG........................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................
C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH.................................................................
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................
A. Definisi Talak......................................................................................................
B. Hukum Talak.......................................................................................................
C. Macam – macam Talak.......................................................................................
D. Rukun Talaq........................................................................................................
E. Syarat Talak.........................................................................................................
F. Talak yang Tidak Sah........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu dari syari’at Islam adalah tentang perkawinan, talak, cerai, dan
rujuk. Keempat hal ini sudah di atur dalam hukum Islam, baik dalam al-Qur’an
maupun dalam Hadits Rasulullah SAW. Perkawinan merupakan peristiwa yang
sering kita jumpai dalam hidup ini, bahkan setiap hari banyak umat Islam yang
melakukan perkawinan.
Selanjutnya tentang masalah talak, hal ini juga tidak jarang kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Kita lihat di televisi banyak para artis yang melaporkan
isterinya ke KUA lantaran hal sepele, dan dengan gampangnya mengucapkan kata
talak. Padahal dalam al-Qur’an sudah jelas bahwa perbuatan yang paling di benci
Allah adalah talaq. dari sini jika kita menengok kejadian-kejadian yang menimpa
suami isteri yang bercerai maka patut kita bertanya ada apa di balik semua itu.
Kita ketahui bahwa tindak lanjut dari talak itu sendiri akan berakibat
perceraian. Dan hal itu akan menambah penderitaan dari kaum itu sendiri jika
melakukan sebuah perceraian. Tetapi hukum Islam disamping menentukan hukum
juga memberikan alternatif jalan keluar yang bisa di tempuh oleh pasangan suami
Isteri jika ingin mempertahankan hubungan pernikahan mereka. Hal itu bisa di
tempuh dengan melakukan rujuk dan menyesali perbuatan yang telah di lakukan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja yang dimaksud pengertian talak?
2. Apa saja hukum talak?
3. Apa saja macam-macam talak?
4. Apa saja rukun talak?
5. Apa saja syarat talak?
6. Apa saja talak yang tidak sah?
1
C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penulisan dan penyusunan
makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud pengertian talak.
2. Untuk mengetahui apa saja hukum talak.
3. Untuk mengetahui apa saja macam-macam talak.
4. Untuk mengetahui apa saja rukun talak.
5. Untuk mengetahui apa saja syarat talak.
6. Untuk mengetahui apa saja talak yang tidak sah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Talak
Secara etimologis “Talak” (ُ )اَطاَل قberarti memutuskan, melepaskan, dan
meninggalkan. Sedangkan menurut pengertian Syarak ialah nama bagi suatu
pelepasan tali pernikahan antara suami dan istri.
B. Hukum Talak
Dalam ajaran Islam Talak diperbolehkan (mubah) sebagai jalan terakhir
ketika kehidupan rumah tangga mengalami jalan buntu, talak hanya dapat dilakukan
apabila hubungan perkawinan sudah tidak dapat dipertahankan lagi. Tentang talak
ini, Rasulullah bersabda :
ُ َض ا ْل َحالَ ِل اِ ٰلى هللاِ الطال
ق ُ اَ ْب َغ
Artinya :
“Perbuatan halal yang paling dibenci oleh Allah adalah Talak.” (HR. Abu
Dawud dan Ibnu Majah dan dianggap shohih oleh Imam Al-Hakim)
Berdasarkan Hadist tersebut menurut Jumhur Ulama hukum talak itu mubah
tetapi lebih baik dijauhi. Apabila dilihat latar belakang terjadinya talak, maka hukum
talak bisa berubah kepada :
1. Wajib
Talak menjadi wajib hukumnya apabila hakim tidak menemukan jalan
lain, kecuali talak, yang bisa ditempuh untuk meredakan pertikaian yang terjadi
diantara suami dan istri
2. Haram
Seorang laki – laki diharamkan menjatuhkan talak kepada sang istri bila
tidak memiliki tujuan yang jelas. Sebab, yang demikian itu akan berdampak buruk
bagi pihak perempuan. Talak juga diharamkan ketika istri dalam keadaan haid
atau dalam keadaan suci yang sudah digauli.
3
3. Mubah
Hukum talak bisa menjadi mubah jika seorang istri memiliki akhlak yang
buruk, jelek tabiatnya dalam bermuamalah, melalaikan hak suami, dan lain
sebagainya. Sehingga tujuan pernikahan yang diinginkan tidak tercapai sama
sekali.
4. Sunnah
Hukum talak akan menjadi sunnah apabila keadaan rumah tangga sudah
sulit dipertahankan, dan apabila dipertahankan akan lebih banyak bahayanya,
misalnya seorang istri tidak mau atau lalai dalam menjalankan hak – hak Allah
SWT, seperti sholat, puasa, dan lain sebagainya.
2. Talak Bid’ah
Yaitu talak yang dijatuhkan oleh suami kepada istrinya dalam keadaan
menstruasi (haidl) atau dalam keadaan suci tetapi telah disetubuhi saat dijatuhkan
talak.
Jumhur Ulama telah sepakat mengatakan, bahwa talak sunni adalah talak
yang dianggap halal. Sedangkan talak bid’ah hukumnya haram, namun sah
talaknya.
4
Dilihat dari boleh atau tidaknya suami merujuk atau kembali kepada istrinya,
maka talak dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1. Talak Roj’i
Yaitu talak yang dijatukhan oleh suami kepada istrinya talak ke satu atau
ke dua kali atas inisiatif suami. Talak ini memberi hak kepada suami untuk
merujuk atau kembali kepada istrinya yang telah ditalak dengan atau cukup
mengatakan “ Aku telah merujukmu kembali ” tanpa melalui akad nikah baru, jika
istri dalam masa iddah, dan disunnahkan pada saat rujuk tersebut menghadirkan
dua orang saksi yang adil. Jika masa iddahnya telah berakhir dan suami belum
merujuknya, maka dengan demikian telah terjadi talak ba’in terhadapnya.
2. Talak Ba’in
Yaitu talak yang tidak memberikan hak kepada suami untuk merujuk atau
kembali kepada istrinya kecuali melalui akad nikah baru. Talak Ba’in dibagi
menjadi 2 macam, yaitu
a) Talak Ba’in Sughro
Misalnya talak pertama atau kedua yang didahului oleh tebusan (iwadl)
dari pihak istri, atau talak terhadap istri yang belum pernah dikumpuli. Suami
yang menjatuhkan talak ba’in sughro tidak boleh merujuk atau kembali kepada
istrinya kecuali dengan akad nikah yang baru.
b) Talak Ba’in Kubro
Yaitu talak yang ketiga kali. Talak ini menyebabkan suami tidak boleh
merujuk istrinya, kecuali istri yang ditalak telah menikan dengan laki – laki
lain setelah keduanya berhubungan intim kemudian bercerai dengan talak ba’in
kubro dan telah habis masa iddahnya.
5
cukup dengan sengaja mengucapkan tidak butuh niat. Seperti dengan mngucapkan
“ Aku cerai,” atau “ Kamu telah aku cerai”.
2. Talak Kinayah
Yaitu talak yang diucapkan dengan menggunakan kata sindiran talak, kata
– kata seperti ini membutuhkan niat dari yang mengucapkan. Karena, kata – kata
yang diucapkan tidak menunjukkan pengertian talak. Seperti mengucapkan “
Pulanglah engkau kepada orang tuamu”.
6
3. Talak Wakalah dan Kitabah
Yaitu jika seorang suami mewakilkan kepada seseorang untuk mentalak
istrinya atau dengan menuliskan surat kepada istrinya yang memberitahukan
perihal perceraiannya, lalu istrinya menerima hal itu, maka ia telah ditalak.
4. Talak Haram
Yaitu apabila suami mentalak istrinya dalam satu kalimat atau mentalak
dalam tiga kalimat, akan tetapi dalam satu majelis. Seperti jika suami mengatakan
kepada istrinya “ kamu ditalak tiga”. Atau mengatakan “ Kamu aku talak, talak
dan talak “. Menurut Ijma’ Ulama, talak seperti ini diharamkan.
D. Rukun Talaq
1. Suami
Hak talak hanya dimiliki oleh laki – laki karena ia lebih bisa
mengendalikan emosi, dan lebih sanggup memikul beban – beban kehidupan.
Sehingga, seorang laki – laki tidak tergesa – gesa ketika harus menjatuhkan talak
kepada istrinya. Ia lebih bisa mendahulukan akal daripada perasaan. Sebagaimana
Rasulullah SAW bersabda :
ِ ق لِ َم ْن ٲَخَ َذ بِااس
َّاق ُ ٳِنَّ َما الطَّاَل
Artinya :
“ Talak itu hanyalah bagi yang mempunyai kekuatan (suami).” (HR. Ibnu
Majah dan Daruquthni)
2. Istri
7
Istri dikenai hukum talaq bila berada dalam empat keadaan. Pertama,
benar – benar ada hubungan pernikahan diantara keduanya (suami istri). Kedua,
seorang istri masih berada dalam masa iddah talak raj’i atau bainunah sughra.
Ketiga, seorang istri berada dalam masa iddah perceraian yang diakui oleh
syari’at. Keempat, seorang istri berada dalam masa iddah fasakh yang diakui oleh
syari’at.
3. Sighat Talaq
Sighat talaq adalah lafal yang menyebabkan terputusnya hubungan
pernikahan, baik secara jelas (sharih) maupun sindiran (kinayah) dengan syarat
harus disertai dengan adanya niat. Namun demikian, tidak cukup hanya dengan
niat saja, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW :
.ت بِ ِه ٲَ ْنفُ َسهَا َمالَ ْم يَتَ َكلَّ ُموا ٲَوْ يَ ْع َملُوابِ ِه
ْ َاو َزلُِئا َّمتِي َما َح َّدث
َ ٳِ َّن هللَ تَ َج
Artinya :
“Sesungguhnya Allah memberikan ampunan bagi umatku apa – apa yang
terdetik di dalam hati mereka, selama mereka ucapkan atau kerjakan.”
(Muttafaqun ‘Alaih)
8
termasuk dalam kategori kinayah zhahirah, yaitu sindiran yang hampir bisa
dipastikan maksudnya adalah talak. Sedangkan kinayah muhtamilah adalah
sindiran yang mengandung banyak makna (multi tafsir). Misalnya, seorang laki
– laki mengatakan kepada istrinya, “ Saya melepaskanmu “.
b) Muqayyad
Kadang – kadang seorang laki – laki mengucapkan lafal talak kepada
istrinya dengan embel – embel kata tertentu berupa syarat atau pengecualian.
9
Syarat ini mungkin terjadi dan mungkin juga tidak akan terjadi.
Kedua, perbuatan yang pasti terjadi. Misalnya, seorang suami mengatakan
kepada istrinya, “ Jika matahari terbit maka engkau akan ditalak”. Ketiga,
perbuatan yang biasanya terjadi. Misalnya, seorang suami mengatakan
kepada istrinya, “ Jika engkau haid maka engkau akan ditalak “.
E. Syarat Talak
Suami yang menceraikan istrinya disyaratkan :
a) Telah dewasa.
b) Berakal sehat.
c) Atas kesadaran dan kehendak sendiri.
d) Ucapan talak yang dikemukakannya berdasarkan kesadaran dan kesengajaan.
10
2. Talak yang diucapkan oleh orang yang mabuk
Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum talak yang diucapkan oleh
orang yang mabuk. Jumhur ulama mengatakan bahwa talak yang diucapkan oleh
orang yang mabuk hukumnya sah. Alasannya, mabuk yang dialaminya adalah
perbuatan dan keinginan sendiri.
11
talak yang diucapkannya adalah sah, dan keduanya harus dipisahkan. Hal tersebut
sesuai dengan sabda Rasulullah SAW :
“Tiga perkara yang seriusnya adalah serius, dan candanya adalah serius,
yaitu nikah, talak, dan rujuk”. (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Tirmidzi).
12
bahwa talak yang diucapkan anak kecil tidak berlaku sampai umurnya mencapai
dua belas tahun.
13
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini
A. KESIMPULAN
Setelah penulis menguraikan sekilas lalu tentang
permasalahan talaq ( p e r c e r a i a n ) , ada beberapa keterangan
b a i k a y a t A l Q u r a n d a n H a d i t s n a b i Muhammad SAW, sudah
m e m b u k a t a b i r p i k i r a n d a n w a w a s a n y a n g s e l a m a i n i masih ada hijab
yang menutupinya karena kurang meresapi dan menghayati ajaran tentang
permasalahan perceraian, diantara beberapa keterangan singkat tersebut
diatas penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Talaq ialah melepaskan atau membatalkan ikatan perkawinan.
2. Talaq merupakan perbuatan halal yang sangat dibenci oleh Allah dan
hukumnyamakruh atau telarang, hukum talaq dapat berubah menjadi
sunnah, wajib dan haram tergantung kondisi dan penyebabnya.
B. SARAN
1. Menyarankan agar dapat memahami dan mengerti betapa baiknya
mempelajari tentang permasalahan talaq (perceraian) dalam hidup ini,
sebab barangkali disuatu saat kita berada dalam permasalahan tersebut.
14
2. M e n y a r a n k a n agar saling membina dan membimbing
a n t a r k e l u a r g a a g a r terjalin hubungan yang harmonis untuk
m e n g h i n d a r i d i r i d a n k e l u a r g a d a r i perceraian.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://sandraagustiya.blogspot.co.id/2015/02/makalah-fiqih-talak.html
(diakses hari jumat, 10 Desember 2021)
http://zanhaola.blogspot.co.id/2013/06/talak-syarat-rukun-dan-akibatnya.html
(diakses hari jumat, 10 Desember 2021)
http://nurulkhaifa.blogspot.co.id/2015/02/makalah-talak.html
(diakses hari jumat, 10 Desember 2021)
http://jokodalank.blogspot.com/2016/08/makalah-talak.html
(diakses hari jumat, 10 Desember 2021)
16