Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERCERAIAN
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


Guru pembimbing :

Bapak Sumarli
Disusun oleh

Fitrianti

Siti Maimunah

Ulfa Sofya

Yuliana

Kelas : XII IPS 1

DAPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


SMA NEGERI 1 TAMBAN
KABUPATEN BARITO KUALA
KALIMANTAN SELATAN
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan

Hinayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk

maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah

satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman

bagi para pembaca. Penulis mengakui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang

penulis miliki sangat kurang. Oleh kerena itu penulis mengharapkan kepada para pembaca untuk

memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Tamban, 11 november 2014

Penulis,
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...

KATA PENGANTAR.

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 1
1.3. Tujuan Penulisan 2
1.4. Manfaat 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Tinjauan Konsep Tentang Perceraian 3
2.2. Dalil-dalil Tentang Perceraian....................................................4
2.3. Jenis-jenis Perceraian5
2.4. Faktor-faktor penyebab perceraian...7

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan 10

3.2. Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 11
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kompilasi Hukum Islam merumuskan bahwa tujuan perkawinan (pernikahan)


adalah untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan
rahmah, yaitu rumah tangga yang tenteram, penuh kasih sayang, serta bahagia lahir
dan batin. Tujuan perkawinan tidak hanya terbatas pada hal-hal yang bersifat
biologis yang menghalalkan hubungan seksual antara kedua belah pihak, tetapi
lebih luas, meliputi segala aspek kehidupan rumah tangga, baik lahiriah maupun
batiniah. Sejalan dengan tujuannya, perkawinan memiliki sejumlah hikmah atau
keuntungan bagi orang yang melakukannya.
Dalam rumah tangga seringkali terjadi cobaan berupa ketidak harmonisan
pasangan, yang pada gilirannya dalam mengayuh biduk rumah tangga tersebut,
pada kenyataannya selalu ada aral dan cobaan seringkali berujung pada perceraian.
Kita melihat realitas sekarang ini, angka perceraian di negeri ini melonjak drastis.
Ada banyak pemicu tingginya perceraian tersebut, diantaranya karena tuntutan
ekonomi, ketidakcocokan pasangan hingga adanya contoh dari publik figur (artis)
yang sering kali kawin-cerai. Selain itu kalau kita amati, seiring lemahnya
pemahaman agama dan kurangnya pemahaman tentang ketatanegaraan, seringkali
kita menemukan sebagian yang mengalami kebingungan apa dan bagaimana
sejatinya perceraian itu.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu perceraian?


2. Faktor apa saja yang menyebabkan maraknya perceraian?
3. Apa kiat untuk menghindari (mencegah) perceraian?

1
1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk memahami tinjauan konsep mengenai perceraian.


2. Untuk mengetahui faktor penyebab maraknya perceraian.
3. Untuk mengetahui kiat-kiat menghindari (mencegah) perceraian.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini bagi penulis adalah, penulis dapat mengetahui
tentang masalah perceraian.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan konsep tentang perceraian atau talak

A. Pengertian talak menurut bahasa dan istilah

Menurut bahasa, talak adalah melepas, kata ath-Thalaq secara makna bahasa adalah isim
mashdar kata Thallaq, dan suatu isim masdar menyamai mashdar dari sisi makna tetapi
berbeda dari segi hurufnya.
Hal itu karena pernikahan adalah ikatan (akad), apabila istri ditalak lepaslah ikatan (akad)
tersebut.
Menurut istilah, adalah melepaskan ikatan perkawinan atau putusnya hubungan
perawinan antara suami dan istri dalam waktu tertentu atau selamanya.

B. Hukum cerai atau talak

1) Hukumnya Wajib, apabila ;


a. Jika suami atau istri tidak dapat didamaikan lagi.
b. Dua orang wikil daripada pihak suami dan istri gagal membuat kata sepakat
untuk perdamaian rumah tangga mereka.
c. Apabila pihak pengadilan berpendapat bahwa talak adalah lebih baik, jika tidak
diceraikan dalam keadaan demikian maka berdosalah suami.
2) Hukumnya Haram, apabila ;
a. Menceraikan ketika istri sedang haid atau nifas
b. Ketika keadaan suci yang telah disetubuhi
c. Ketika suami sedang sakit yang bertujuan menghalang istrinya daripada menuntut
harta pusakanya
d. Menceraikan istrinya dengan talak tiga sekaligus atau talak satu tetapidisebut-
sebut berulang kali sehingga cukup tiga kali atau lebih.
3) Hukumnya Sunah, apabilaa ;
a. Suami tidak mampu menanggung nafkah istriny
b. Istriya tidak menjaga martabat dirinya.
4) Hukumnya Makruh, apabila ;
a. Suami menjatuhkan talak kepada istrinya yang baik, berakhlak mulia dan
mempunyai pengetahuan agama.
5) Hukumnya Mubah, apabila ;
a. Suami lemah keinginan nafsunya atau istrinya belum dating haid atau telah putus
haidnya.

3
C. Rukun Cerai atau Talak

Ada dua faktor dalam perceraian yaitu suami dan istri, masing-masing ada syarat sahnya
perceraian.

1) Rukun talak bagi suami


Berakal sehat
Baligh
Dengan kemauan sendiri
2) Rukun talak bagi istri
Akad rukun sah
Belum diceraikan dengan talak tiga oleh suaminya
3) Lafadz atau teks talak
Ucapan yang jelas menyatakan perceraiannnya
Dengan sengaja dan bukan paksaan

2.2 Dalil-dalil Tentang Perceraian

Islam membimbing umatnya agar tidak memecah-belah persaudaraan di antara


sesama muslim. Pernikahan adalah salah satu sunnah Rosulullah S.A.W. yang akanlah
kita mendapat pahala jika melakukannya. Namun ketika pernikahan tersebut membuat
seseorang atau masing-masing pasangan yang menikah merasa tersiksa secara lahir dan
bathin akibat sebuah ikatan bersama, maka dihalalkan bagi mereka untuk melakukan
perpisahan rumah tangga.

Dalil tentang perceraian diantaranya adalah sebagai berikut :

1 Allah telah berfirman yang artinya : "Talak (yang dapat dirujuk kembali itu) dua kali.
Sesudah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang makruf atau menceraikan dengan cara
yang baik." (Al Baqarah: 229)
2 Firman Allah SWT di surah At-Talak ayat 2 yang artinya :
"Maka rujukilah mereka dengan cara yang baik atau ceraikanlah mereka dengan cara
yang baik pula"
3 Rasulullah SAW pernah bersabda: Talak (perceraian) adalah suatu yang halal yang
paling dibenci Allah. (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
4 Juga Hadits Rasulullah SAW : Ada tiga perkara yang kesungguhannya adalah
kesungguhan (serius) dan guraunya (main-main) adalah kesungguhan (serius), yaitu
perceraian, nikah dan rujuk. (HR. Abu Hanifah)

4
2. 3 Jenis-jenis Perceraian atau Talak

1. Talak menurut lafalnya

a. Talak Sharih (jelas)


b. Talak Kinayah (sindiran)

Talak Sharih maksudnya "nyata" atau "jelas" yaitu talak yang diucapkan oleh
suami kepada isterinya dengan kalimat yang jelas dan terang. Lafaz seumpama ini hanya
membawa maksud perceraian dan tiada pengertian yang selainnya, seperti kalimat
"Talak" atau "Cerai".
Contoh lafaz yang Sharih :
1.Aku ceraikan engkau dengan talak satu
2.Aku telah melepaskan (menjatuhkan) talak untuk engkau
3.Mulai hari ini aku ceraikan kau
Jika suami melafazkan talak dengan menggunakan kalimat yang "Sharih" seumpama di
atas ini, maka talak jatuh walaupun tanpa niat dan saksi.

Sementara Talak Kinayah membawa maksud kalimat yang secara tidak langsung
yang mempunyai dua atau lebih pengertiannya, umpamanya jika suami melafazkan
kepada isterinya kata-kata seperti berikut:
1.Aku tak menginginkanmu lagi, kamu boleh pulang ke rumah orang tuamu
2.Pergilah kamu dari sini, ke manapun kamu suka
3.Kita berdua sudah tidak puya hubungan apa-apa lagi
Lafaz-lafaz seperti ini termasuk dalam kategori Kinayah, jika suami tidak berniat untuk
menceraikan isterinya maka talak tidak jatuh, tetapi jika sebaliknya yaitu suami
mempunyai niat menceraikan isterinya ketika melafazkan kalimat ini, maka talak telah
jatuh.
Namun, pasangan harus mendapatkan pengesahan dari pihak pengadilan mengenai lafaz
yang telah diucapkan oleh suami.

5
2. Talak menurut waktunya
a. Talak sunni
b. Talak bidi
Talak Sunni adalah talak yang mengikut sunnah Nabi saw, yaitu seorang suami
menceraikan isterinya di saat ia telah suci dari haid dan sebelum mereka bersatu, lalu
suami melafazkan talak di hadapan dua orang saksi.
Talak Bid'i adalah talak yang diucapkan oleh suami ketika isteri dalam keadaan
berikut :
1. Talak diucapkan oleh suami sedang isteri uzur (haid).
2. Talak diucapkan oleh suami sedang isteri dalam nifas.
3. Talak diucapkan oleh suami sedang isteri dalam keadaan suci tetapi suami telah
bersatu dengannya.
3. Talak menurut jenisnya
a. Talak Mati, yaitu talak yang disebabkan karena suami meninggal dunia.
b. Talak Hidup, yaitu dikarenakan oleh suatu sebab.
c. Talak RojI, yaitu talak yang masih diperbolehkan rujuk kembali.
d. Talak Bain, yaitu talak yang ridak diperbolehkan untuk rujuk kembali, jika
menginginkan untuk dikawini maka harus dengan jalan akad nikah baru.
- Talak Bain sugra (kecil)
Yaitu talak bain yang jika ingin dikawni lagi harus dengan jalan akad nikah yang
baru tanpa syarat yang berat. Contoh talak satu atau talak dua yang sudah habis
masa iddahnya.
- Talak Bain kubro (besar)
Yaitu talak bain yang jika ingin dikawini lagi harus dengan jalan akad nikh baru
dan dengan syarat yang berat. Sudah jatuh talak ketiga, jika ingin kawin lagi
tidak diperbolehkan, kecuali bekas itri sudah dinikahi oleh orang lain.
4. Talak menurut pelaku perceraian
a. Talak yang dijatuhkan suami kepada istri
b. Talak yang dijatuhkan istri kepada suami atau gugat cerai
Yaitu perceraian yang dilakukan oleh istri kepada suami, cerai seperti ini dilakukan
dengan cara mengajukan permintaan perceraian kepada pengadilan agama. Dan
perceraian tidak dapat terjadi sebelum pengadilan agama memutuskan secara resmi.
Ada dua istilah yang digunakan pada kasus gugat cerai oleh istri, yaitu fasakh dan
khulu
Fasakh
Adalah pengaduan cerai oleh istri tanpa adanya kompensasi yang diberikan istri
kepada suami, dalam kondisi dimana ;
- Suami tidak memberikan nafkah lahir maupun batin selama 6 bulan berturut-turut
- Suami meninggalkan istrinya selama 4 tahun berturut-turut tanpa ada kabar berita
6
- Suami tidak melunasi mahar (mas kawin) yang telah disebutkan dalam akad
nikah, baiksebagian maupun seluruhnya
- Adanya perlakuan buruk oleh suami seperti penganiyaan, penghinaan, dan
tindakan-tindakan lain yang membahayakan keelamatan dan keamanan istri,
maka hakim berhak memutuskan (tafriq) hubungan perkawinan antara keduanya.
Khulu
Adalah kesepaktan perceraian antara suami istri atas permintaan istri
dengan imbalan sejumlah uang (harta) yang diserahkan kepada suami.

2.4. faktor-faktor penyebab perceraian

1). Kesetian dan Kepercayaan


Didalam hal ini yang sering kali menjadi pasangan rumah tangga bercerai, dalam hal
ini baik pria ataupun wanita sering kali mengabaikan peranan kesetiaan dan kepercayaan
yang diberikan pada tiap pasangan, hingga timbul sebuah perselingkuhan.
2). Komunikasi.
Kurangnya kesempatan untuk melakukan komunikasi yang intens, dengan kualitas
yang baik. Bagi pasangan menikah, penting punya ruang dan emosi untuk bisa saling curhat,
mengungkapkan isi hati baik pujian, harapan, kesenangan maupun kekesalan.
Kedua belah pihak perlu punya kesadaran dan niat penuh untuk mendiskusikan persoalan
dengan kepala dingin. Tujuan diskusi adalah untuk mencari jalan keluar, bukan sekedar
meluapkan emosi.
3). Ekonomi
Tingkat kebutuhan ekonomi di jaman sekarang ini memaksa kedua pasangan harus
bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, sehingga seringkali perbedaan dalam
pendapatan atau gaji membuat tiap pasangan berselisih, terlebih apabila sang suami yang
tidak memiliki pekerjaan.
4). Pernikahan Tidak Dilandasi Rasa Cinta
Untuk kasus yang satu ini biasanya terjadi karena faktor tuntutan orang tua yang
mengharuskan anaknya menikah dengan pasangan yang sudah ditentukan, sehingga setelah
menjalani bahtera rumah tangga sering kali pasangan tersebut tidak mengalami kecocokan.

5). Harapan Tidak Realistis.


Berharap pasangan akan berubah setelah menikah. Hal ini berhubungan dengan
pemahaman masing-masing pihak terhadap pasangannya. Seringkali perselisihan terjadi
karena mengharapkan perubahan dari pasangan.
Padahal perilaku yang diprotes belum tentu membahayakan fisik maupun mental pasangan.
Pasangan suami-istri perlu rela hati menurunkan harapan atas perilaku pasangan yang tidak
prinsip.

7
6). Power Dalam Perkawinan
Ada yang ingin suami pegang kendali, ada yang ingin istri yang mengatur. Padahal
ini hanyalah masalah kesepakatan. Terlihat tidak penting, namun nyatanya bisa mengantar
pasangan ke pengadilan agama.
7). Konflik Peran
Dalam perkawinan akan ada pembagian peran, seperti siapa yang mengasuh anak,
siapa yang mencari nafkah. Ini bisa jadi sumber pertentangan dan menimbulkan
ketidakpuasan antar suami-istri. Terutama karena sekarang banyak istri berkarir.
8). Cinta Meredup.
Ada yang bilang daripada diberi perasaan jatuh cinta, lebih baik diberi kekuatan
menjaga cinta. Karena cinta itu perlu dipupuk agar terus menyala. Pasangan yang sudah
menikah, berapa tahun pun, perlu tetap membakar cinta, salah satunya dengan
mengungkapkan rasa sayang.
Biasanya orang bilang, Ah sudah nikah, untuk apa aku menunjukkan rasa cinta, atau
bilang, Ah buat apalah mesra, seperti orang pacaran saja. Padahal jika satu dua tahun
tanpa ekspresi, cinta bisa hambar.
9). Seks
Di dalam melakukan hubungan seks dengan pasangan kerap kali pasangan
mengalami tidak puas dalam bersetubuh dengan pasangannya, sehingga menimbulkan
kejenuhan tiap melakukan hal tersebut, dan tentunya anda harus mensiasati bagaimana
pasangan anda mendapatkan kepuasan setiap melakukan hubungan seks.
10). Affair (Orang Ketiga).
Adanya orang ketiga membuat sebuah perkawinan sulit dipertahankan. Selain cinta
yang membutakan, hal peling penting yang justru membuat perkawinan bubar jalan adalah
kepercayaan. Dalam sebuah perkawinan, rasa saling percaya -yang melahirkan rasa aman
dan nyaman- adalah tiang utama.
Begitu kepercayaan itu hilang, maka tidak ada lagi faktor penguat. Sehingga, pasangan
yang sudah menikah perlu berpikir panjang sebelum bermain api. Alasan tidak melibatkan
perasaan ketika melakukan affair adalah argumentasi lima menitan. Karena arah
perasaan seringkali tidak bisa ditebak.

8
Adapaun kiat-kiat Untuk Menghindari Perceraian;

1. Tanamkan pada diri dan keluarga anda bahwa perkawinan adalah komitmen yang serius dan
tidak bisa dianggap enteng.
2. Pastikan bahwa pasangan anda tahu bahwa mereka adalah prioritas utama dalam hidup.
3. Menjaga Komunikasi antar pasangan. Keterbukaan dalam segala hal membantu anda dalam
menghindari permasalahan dalam keluarga.
4. Kesampingkan ego pribadi, Jangan merasa diri selalu benar dan selalu menyudutkan
pasangan.
5. Ingat anak, cobalah ingat anak-anak, buah cinta kasih.
6. Jika mengalami keretakan, cobalah untuk mengenang dan memunculkan memori pada saat
menikah dulu.
7.hindari cemburu dan selingkuh, Bukan barang baru bahwa banyak perselisihan terjadi gara-
gara rasa cemburu, yang lebih sering berakar dari salah tafsir dan kurangnya keterbukaan.

Peringatan Masalah Perceraian


1. Jangan mengomel (marah-marah) dengan pasangan
2. Jangan menyimpan dendam
3. Berkomunikasi, memecahkan masalah dan melupakannya
4. Menahan diri dari tidur marah
5. Jangan membahas masalah perkawinan dengan teman-teman
6. Jangan pernah mendiskusikan masalah di depan anak-anak.
7. Perceraian adalah sulit bagi semua orang, terutama bagi anak-anak.

9
BAB II

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dalam mengarungi bahtera rumah tangga akan selalu ada cobaan dan rintangan
yang menghadang. Cobaan itu bisa kecil bisa juga teramat besar. Tak jarang cobaan
itu membuat hubungan suami istri menjadi tidak harmonis. Penyebabnya beragam,
lemahnya komunikasi, affair dengan pihak ketiga, dll.
Islam sendiri membolehkan perceraian, seperti yang disabdakan Rasulullah SAW :
Perbuatan halal yang paling dibenci Allah adalah perceraian. Hadits di atas jelas
memberikan gambaran bolehnya perceraian. Namun yang perlu digarisbawahi adalah
bahwa perceraian itu hal yang dibenci Allah. Artinya sebisa mungkin kita
menghindari perceraian. Adapun kiat-kiat menghindari perceraian diantaranya
dengan peningkatan rasa kecercayaan dan kesetiaan juga komunikasi yang baik dll.
Dengan begitu diharapkan perceraian bisa dihindari sejauh mungkin.

3.2 Saran
Kepada siapapun yang hendak menikah hendakya memahami betul hakikat
pernikahan. Dengan pemahaman yang baik diharapkan orang tersebut bisa mengayuh
biduk dengan baik, sehingga jika timbul cobaan, badai masalah, ia dapat
mengatasinya dengan baik.

10
Daftar Pustaka

Salim, Hadiyah. Terjemah Mukhtarul hadits. Bandung : Al Ma;arif, 1983


Hasyimi, Sayyid ahmad. Mukhtarul Ahadits. Surabaya : Darul Ilmi, tanpa tahun
Departemen Agama. Al Jumanatul Ali, Alquran dan terjemahannya. Bandung : Penerbit
J-Art, 2004
Yuliawan, Hendra. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surakarta : Pustaka Mandiri, 2006

www.kamusbesar.com diakses 01 Oktober 2011


www.seputarpernikahan.com diakses 01 Oktober 2011
www.perempuan.com diakses 01 Oktober 2011
www.ainuamri.blogspot.com diakses 01 Oktober 2011
www.faizalfoyan.worpress.com diakses 01 Oktober 2011
www.almanar.com 01 Oktober 2011
www.ruslihasbi.worpress.com diampu Ust Rusli Hasbi 01 Oktober 2011
Situs Mahkamah Syariah Singapura, diakses 01 Oktober 2011

11

Anda mungkin juga menyukai