Pemutusan Hubungan Kerja - Artikel
Pemutusan Hubungan Kerja - Artikel
Kerja
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
1. Pengertian
Bagi masyarakat awam, PHK merupakan suatu tindakan pemecatan karyawan dari suatu
perusahaan, sehingga dengan pemahaman itu mengakibatkan penilaiain negatif terhadap
perusahaan yang melakukan PHK tersebut.Pada materi pisikologi industri kali ini akan dibahas
mengenai pemutusan hubungan kerja (PHK) yang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada
masyarakat mengenai apa dan dan seperti apa sebenarnya PHK itu ?
Istilah pemutusan hubungan kerja (PHK) (sparation) memiliki kesamaan dengan pemberhentian atau
pemisahan karyawan dari suatu organisasi. Para ahli pun memberikan pandangan tersendiri terkait
PHK. Menurut Tulus (1993), pemutusan hubungan kerja (separation) adalah mengembalikan
karyawan ke masyarakat. Sedagkan menurut Hasibuan (2001) pemberhentian adalah pemutusan
hubungan kerja seseorang karyawan dengan suatu organisasi (perusahaan). Dari beberapa pegertian
di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pemutusan hubungan kerja (PHK) merupakan
pemberhentian karyawan dari suatu perusahaan sehingga antara karyawan dan
perusahaan(organisasi) tidak ada hubungan lagi.
Pemutusan hubungan kerja tidak dapat dilaksanakan begitu saja oleh perusahaan, melainkan harus
mendapat perhatian yang serius dari pimpinan perusahaan. Hal itu dikarenakan PHK telah diatur oleh
undang-undang dan memberikan risiko bagi perusahaan maupun untuk karyawan yang
bersangkutan. Sehingga perusahaan harus menggunakan banyak pertimbangan untuk melakukan
PHK pada karyawannya. Menurut Tulus (1993)perusahaan harus melakukan hal sebagai berikut
terkait dilakukannya PHK :
Memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu yang timbul akibat dilakukannya tindakan pemutusan
hubungan kerja
Menjamin agar karyawan yang dikembalikan ke masyarakat harus berada dalam kondisi sebaik
mungkin.
1. Alasan PHK
Banyak orang beranggapan bahwa PHK hanya terjadi karena perusahaan mengalami pailit keuangan
dan tidak mampu memenuhi gaji karyawan. Pemahaman itu tidaklah salah, akan tetapi pemahaman
tersebut hanya akan menimbulkan kesan negatif terhadap
perusahaan. Tulus(1993) menggarisbawahi bahwa pemutusan hubungan kerja terjadi kalau salah
satu pihak atau kedua belah pihak merasa rugi bilamana hubungan kerja tersebut dilanjutkan.
Sehingga pemutusan hubungan kerja dapat terjadi karena:
Kemauan karyawan,
Kemauan perusahaankarenatindakantidakdisiplindarikaryawan, dan
Kemauan kedua belah pihak
Lebih terperinci alasan PHK antara lain adalah sebgai berikut :
1. Undang-Undang
Undang-undang dapat menyebabkan seorang karyawan harus diberhentikan dari suatu perusahaan,
misalnya karyawan anak-anak, karyawan WNA, atau karyawan yang terlibat organisasi terlarang.
1. Keinginan perusahaan
karyawan tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya
perilaku dan disiplinnya kurang baik
melanggar peraturan-peraturan dan tata tertib perusahaan
tidak dapat bekerja sama dan terjadi konflik dengan karyawan lain
melakukan tindakan amoral dalam perusahaan
1. Keinginan karyawan
Pemberhentian atas keinginan karyawan sendiri dengan mengajukan permohonan untuk berhenti dari
perusahaan tersebut. Pada umumnya karyawan mengajukan permohonan berhenti karena beberapa
alasan, antara lain:
Berwiraswasta
1. Kesehatan karyawan
Kesehatan karyawan dapat menjadi alasan untuk pemberhentian karyawan. Inisiatif pemberhentian
bisa berdasarkan keinginan perusahaan ataupun keinginan karyawan.
1. Meninggal dunia
Karyawan yang meninggal dunia secara otomatis putus hubungan kerjanya dengan perusahaan.
Perusahaan memberikan pesangon atau uang pensiun bagi keluarga yang ditinggalkan sesuai
dengan peraturan yang ada.
1. Perusahaan dilikuidasi
Karyawan akan dilepas jika perusahaan dilikuidasi atau ditutup karena bangkrut. Bangkrutnya
perusahaan harus berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku, sedangkan karyawan yang dilepas
harus mendapat pesangon sesuai dengan ketentuan pemerintah.
Alasan-alasan tersebut diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam terkait
pemutusan hubungan kerja yang dialkukan oleh suatu perusahaan. Sehingga tidak semata-mata
bahwa PHK merupakan suatu hal yang buruk, melainkan memiliki aturan undang-undang tersendiri
yang pastinya mempunyai banyak pertimbangan sebelum melakuakan pemutusan hubungan kerja.
1. Proses Pemberhentian
Proses pemberhentian karyawan harus menurut prosedur sebagai berikut :
1. Musyawarah karyawan dengan pimpinan perusahaan
2. Musyawarah pimpinan serikat buruh dengan pimpinan perusahaan
Pengadilan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI), seperti yang tercantum dalam
pasal 155 UU No 13 ayat 3 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yaitu: “Pengusaha dapat
melakukan penyimpangan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 berupa tindakan skorsing kepada
pekerja/buruh yang sedang dalam proses pemutusan hubungan kerja dengan tetap membayarkan
upah beserta hak-hak lainnya yang biasa diterima pekerja/buruh”
Pasal 155 ayat 2 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan bahwa “Selama putusan
lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial belum ditetapkan, baik pengusaha
maupun pekerja/buruh harus tetap melaksanakan kewajibannya“
Apabilasudahditetapkanmakahakpekerja (kompensasi) harusdiselesaikan.
Kompensasi PHK menurut UU
Ketenagakerjaanterdiridariuangpesangon, uangpenghargaanmasakerja, danuangpenggantianhak.
1. Uang Pesangon dan Uang Penghargaan Masa Kerja
Terkait pesangon yang diberikan perusahaan terhadap karyawannya yang di PHK, setiap perusahaan
memiliki aturan tersendiri. Disini akan diberikan beberapa ketentuan uang pesangon yang diberikan
perusashaan kepada karyawan yang di PHK.
Selain uang pesangon, terdapat pula ketentuan terkait uang penghargaan masa kerja sebagai berikut
: