Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas limpahan dan karunia-Nya kepada
kami,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penemuan Cacing Pita pada
Sarden Kalengan” ini dengan sebaik-baiknya.Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran.

Makalah ini ditulis dari hasil infomasi dari media massa berupa internet yang berhubungan
dengan penemuan cacing pita pada ikan sarden.Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan.Oleh karena itu,kami mengharapkan adanya saran dan kritik
yang membangun dari berbagai pihak agar dalam pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih
baik.Semoga makalah ini dapat menjadi sebuah referensi penambah cakrawala pembaca
mengenai penemuan cacing pita pada sarden kalengan.

Lubuk Sikaping 14 Juni 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1

.................................................................................................................................................LATAR BELAKANG
................................................................................................................................................... 1

.................................................................................................................................................TUJUAN
PENELITIAN............................................................................................................................ 1

.................................................................................................................................................MANFAAT
PENELITIAN............................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................... 2

2.1 TINJAUAN PENEMUAN CACING PITA PADA SARDEN KALENG......................... 2

2.2 AKIBAT YANG DITIMBULKAN BILA DIKONSUMSI................................................ 2

2.3 CARA MENGATASI JIKA SUDAH TERINFEKSI......................................................... 3

2.4 DAMPAK TERHADAP PEMASARAN............................................................................ 3

2.5 SOLUSI............................................................................................................................... 4

BAB III KESIMPULAN........................................................................................................... 5

3.1 KESIMPULAN................................................................................................................... 5

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................... 6
ii

BAB I

PENDAHULUAN
 LATAR BELAKANG

Kehidupan manusia sebagai makhluk iasm tidak lepas kegiatan berinteraksi dan
berkomunikasi. Komunikasi sangat berkaitan erat dengan manusia apalagi dalam kehidupan
sehari-hari yang selalu berhubungan dengan manusia lainnya dalam pemenenuhan kebutuhan
hidupnya. Komunikasi adalah penyampaian pesan berupa ide, gagasan, informasi, sikap dan lain
sebagainya dari pihak satu ke pihak lainnya baik secara verbal atau non verbal.
Aktualitas merupakan salah satu syarat utama berita, dimana berita harus mengandung unsur
baru. Karena khalayak akan lebih memberikan perhatian terhadap berita yang masih hangat
dibicarakan oleh media. Khalayak dapat menentukan sikap sesuai dengan ingatan mereka yang
masih segar megenai pemberitaan sebuah kasus atau peristiwa yang terjadi dan diberitakan oleh
media massa.Salah satunya adalah pemberitaan mengenai penemuan cacing di dalam ikan
makarel kaleng yang membuat geger masyarakat Indonesia sehingga membuat media
menayangkan pemberitaan tersebut. Pemerintah sigap dalam menindak lanjut kasus penemuan
cacing pada makarel kaleng, BPOM di berbagai wilayah Indonesia melakukan sidak di pasar
tradisional maupun swalayan yang menjual makanan kaleng dan menemukan beberapa kemasan
yang positif mengandung cacing pita.

 TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk membuktikan kebenaran dari berita
penemuan cacing pita pada sarden kalengan serta mengetahui dampak yang ditimbulkan dari
penemuan tersebut.

 MANFAAT PENELITIAN

Dengan adanya permasalahan ini,bisa memberikan pelajaran bagi masyarakat untuk selalu
waspada terhadap keamanan produk yang dikonsumsi,sehingga kedepannya kasus yang sama
tidak terjadi lagi.
1

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 TINJAUAN PENEMUAN CACING PITA PADA SARDEN KALENG

Pada tahun 2018 kita semua dihebohkan dengan permasalahan disitanya produk ikan sarden
dan makarel kalengan karena ditemukannya cacing parasit. Beberapa brand ternama yang selama
ini dikenal aman memproduksi produk ikan kalengan pun tidak luput dari penyitaan dan recall
(penarikan) produk yang dilakukan oleh Badan POM RI.
Masyarakat awam menjadi heboh dan takut untuk mengonsumsi produk ikan sarden dan
makarel kalengan. Permasalahan ini juga sangat dikhawatirkan mampu mempengaruhi angka
penjualan produk ikan kalengan di Indonesia sehingga akan berimbas pada menurunnya tingkat
perekonomian nasional. Hasil penyelidikan Badan POM RI menyebutkan bahwa cacing parasit
dari genus Anisakis ditemukan pada beberapa produk ikan makarel dan sarden kaleng.
Permasalahan terkait cacing parasit pada produk perikanan sebenarnya bukanlah masalah baru.
Hal ini sudah ditemukan sejak lama, khususnya di negara Jepang yang dikenal sangat
mengandalkan konsumsi produk ikan yang masih mentah atau setengah matang untuk membuat
produk olahan seperti sushi, sashimi maupun fillet ikan melalui berbagai teknik pengolahannya.
Cacing-cacing tersebut sebagian besar banyak ditemukan di saluran pencernaan ikan seperti di
bagian hati ikan dan usus ikan. Melalui teknik pembersihan, penanganan dan pemasakan yang
tepat kontaminasi cacing dapat diminimalisasi dan dikurangi. Cacing yang pada umumnya
sering ditemukan pada produk ikan selain Anisakis biasanya adalah cacing gelang (Ascaris
lumbriciodes), cacing pita (Taenia sp.) dan cacing hati (Fasciola hepatica).

2.2 AKIBAT YANG DITIMBULKAN BILA DIKONSUMSI


Ada dua hal yang mungkin terjadi bila kita terlanjur mengonsumsi cacing di sarden atau
makarel kalengan,baik cacing mati maupun hidup.Yang pertama adalah gangguan pencernaan,
dengan gejala mual, muntah, dan diare.Akan tetapi, beberapa orang yang makan cacing dari ikan
laut mungkin saja tidak merasakan gejala pencernaan apa pun.Hal kedua yang mungkin terjadi
adalah reaksi alergi terhadap cacing Anisakis.
Cacing di sarden atau makarel ini berpotensi menyebabkan reaksi alergi karena mengandung
zat kimia tertentu sejenis protein yang memang tidak ramah bagi manusia. Akibatnya, ketika
dimakan iasm kekebalan tubuh (imun) Anda akan menganggapnya sebagai serangan zat asing
yang berbahaya bagi tubuh. Reaksi alergi yang terjadi ias bersifat ringan hingga serius.
2
2.3 CARA MENGATASI JIKA SUDAH TERINFEKSI

Infeksi yang disebabkan cacing pita dewasa dapat dikenali dari tinja yang mengandung telur
ataupun bagian-bagian tubuh cacing tersebut.Tinja dari seseorang yang mengalami infeksi
sebaiknya diperiksa di laboratorium.Infeksi cacing pita dapat diperiksa menggunakan sinar-
X,ultrasound,CT scan,ataupun MRI.Pemeriksaan lain mungkin juga dilakukan dengan tes darah
atau tes fungsi hati.Umumnya pengobatan akibat cacing pita adalah obat oral.Obat ini akan
membasmi cacing pita dan akan dikeluarkan bersama dengan tinja.Jika cacing pita tergolong
besar,kemungkinan penderita mengalami kram perut.

2.4 DAMPAK TERHADAP PEMASARAN

Akibat dari temuan ini,masyarakat jadi takut untuk membeli sarden kaleng ini.Oleh sebab itu
pemerintah melakukan penarikan terhadap sarden kaleng yang diduga mengandung cacing
pita.Ini akan mengakibatkan perusahaan merugi.

2.5 SOLUSI

Terhadap masalah tersebut pihak industri pangan yang bergerak di bidang produksi ikan
kalengan seharusnya perlu mengevaluasi beberapa langkah penanggulangan produksi dengan
mengaplikasikan GMP (Good Manufacturing Practices), GHP (Good Handling Practices) dan
prinsip HACCP (hazard Analytical critical Control Point). Berikut beberapa saran dan
rekomendasi yang dapat diaplikasikan oleh pihak industri pangan diantaranya:
1. Pemilihan dan seleksi bahan baku ikan sarden dan makarel mentah yang belum diproses sesuai
dengan ketentuan SNI. Caranya adalah dengan menganalisis sampel jaringan ikan tersebut untuk
dianalisis keberadaan cacing parasitnya dengan menggunakan mikroskop.
2. Proses klorinasi yang tepat untuk mencegah pertumbuhan mikrob pembusuk dan mikroba
patogen sehingga produk ikan kalengan tidak mudah rusak dan memiliki umur simpan yang
lebih panjang. Ada hal penting yang harus diperhatikan yaitu dengan tidak menggunakan
konsentrasi klorin yang terlalu tinggi karena dapat membahayakan kesehatan manusia.
Perhatikan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan RI terkait batas konsentrasi penggunaan
klorin.
3. Perlakuan blansir dan pasteurisasi ikan serta pemasakan bumbu ikan sarden dan makarel
berupa saus tomat maupun saus cabai melalui proses pemanasan pasteurisasi pada suhu 72,7
derajat celsius selama 5 menit yang dikenal dengan istilah HTST (High Temperature Short Time)
atau penggunaan suhu pasteurisasi 63 derajat celsius selama 30 menit yang dikenal dengan
istilah LTLT (Long Temperature Long Time).
4. Proses pemasakan ikan dengan pemanasan retort maupun teknik autoclaving (pemanasan
bertekanan) pada suhu 121 derajat celsius selama 5 menit.
3
Proses ini dikenal juga dengan sterilisasi komersial yang merupakan tahapan paling penting dan
menjadi titik kritis dalam penanganan HACCP produk ikan kalengan.
Analisis kecukupan panas dan nilai Fo (12 D) juga harus betul-betul terpenuhi sehingga dapat
mematikan dan membunuh seluruh kontaminan mikroba patogen, mikroba perusak, spora tahan
panas, cacing parasit maupun telur cacing yang mungkin masih ada dalam produk ikan.
5. Melakukan sterilisasi pada kemasan kaleng dengan pemanasan retort maupun teknik
autoclaving (pemanasan bertekanan) pada suhu 121 derajat celsius selama 15 menit. Proses
sterilisasi kemasan kaleng selain dapat dilakukan dengan proses termal dapat juga dilakukan
dengan teknik alternatif yaitu dengan iradiasi penyinaran sinar UV dengan dosis iradiasi 5 - 10
Kgy (kilogray). Penggunaan teknik iradiasi tersebut mampu mematikan cacing-cacing parasit,
telur cacing, bakteri pembusuk, bakteri patogen, maupun spora. Pemilihan kemasan kaleng juga
harus benar yaitu jangan memilih bahan kemasan kaleng yang mudah berkarat.
6. Pengisian (filling) ikan makarel maupun sarden dan bumbu saus ke dalam kemasan kaleng
harus dilakukan secara aseptis (steril) dalam suatu ruangan maupun pipa pengisian khusus.
Untuk menjamin hal ini pihak industri harus benar-benar memastikan aspek sanitasi dan
kebersihan ruangan tempat pengisian produk dan selalu membersihkan pipa-pipa yang digunakan
untuk pengisian produk.
7. Pengemasan (packaging) dan penutupan produk ikan kaleng harus dilakukan secara praktis,
hermetis dan septis (steril) serta jangan sampai terjadi kebocoran kemasan akibat proses
pengemasan yang kurang tepat. Kebocoran kemasan dapat menyebabkan terjadinya kontaminasi
silang yang dapat menyebabkan masuknya spora kapang, dan spora Clostridium botulinum yang
tahan panas ke dalam produk ikan kalengan melalui udara.
8. Penyimpanan produk di ruangan yang tepat baik kondisi suhunya maupun kelembabannya.
Umur simpan produk sangat dipengaruhi oleh kondisi suhu penyimpanan dan kadar air (Relative
Humidity) ruang penyimpanan. Pihak industri harus menyediakan ruang storage khusus untuk
menyimpan produk ikan yang telah dikalengkan sebelum didistribusikan kepada konsumen.
4
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari penyelidikan yang sudah dilakukan memang terdapat cacing parasit pada kemasan sarden
tersebut sehingga terjadi penurunan penjualan dari sarden kalengan karena masyarakat awam
sudah mendengar kabar tentang sarden tersebut yang juga sangat membahayakan bagi tubuh
seperti terganggunya pencernaan dan juga bisa menyebabkan reaksi alergi bagi tubuh.
Dengan adanya kasus ini,industri pangan melakukan evaluasi terhadap tahapan produksi
dengan mengaplikasikan GMP (Good Manufacturing Practices), GHP (Good Handling
Practices) dan prinsip HACCP (hazard Analytical critical Control Point). Para konsumen dan
masyarakat jangan terlalu khawatir dengan adanya kasus ini. Konsumen yang baik harus tetap
tenang dan cerdas dalam meilih dan mengolah produk pangan yang akan dikonsumsi.
5

DAFTAR PUSTAKA

-https://m.kumparan.com/r-haryo-bimo-setiarto/solusi-penanggulangan-produk-ikan-mackarel-
dan-sardines-kalengan-dari-kontaminasi-cacing-p

-https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/cacing-di-sarden-kalengan-makarel-bpom/

-https://jabar.tribunnews.com/2018/03/29/ini-gejala-cara-mengobati-dan-mencegah-cacing-pita-
masuk-tubuh?page=4
6

Anda mungkin juga menyukai