Anda di halaman 1dari 6

Bab 1

Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia


Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu mengerti dan memahami
sejarah Bahasa Indonesia dan perkembangannya hingga kini untuk
menumbuhkembangkan sikap yang positif terhadap bahasa sendiri.

Secara historis bahasa Indonesia yang difungsikan sebagai bahasa persatuan dan
bahasa negara Indonesia adalah berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Melayu merupakan
bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi antarsuku dan antardaerah di seluruh
wilayah Nusantara. Pada saat itu selain bahasa Melayu, di Nusantara ini, telah dipakai
bahasa daerah yang kurang lebih jumlahnya 300 bahasa. Bahasa Melayu, semula
digunakan oleh penutur daerah Riau. Akan tetapi, selanjutnya penggunaannya meluas
hingga ke seluruh pelosok wilayah Nusantara. Pada masa kejayaan kerajaan Sriwijaya,
bahasa Melayu merupakan bahasa resmi kerajaan. Selain itu, bahasa Melayu juga
dikembangkan pemakaiannya oleh para pedagang dan para pelaut sebagai bahasa
perhubungan dan komunikasi antarsuku, antarpulau, antarbudaya, dan antardaerah. Oleh
karena itu, bahasa Melayu telah menjadi Lingua Franca.
Penggunaan bahasa Melayu sebagai dasar pembentukan bahasa Indonesia adalah
didasarkan atas beberapa faktor pertimbangan. Antara lain, faktor jumlah penuturnya.
Mengingat bahasa Melayu sudah menjadi lingua franca dan telah menyebar luas di
seluruh wilayah Nusantara serta bahasa Melayu telah digunakan sebagai bahasa
perhubungan, maka jelas penutur bahasa Melayu lebih banyak daripada bahasa daerah
yang lain. Bahasa daerah lain yang juga penuturnya lebih banyak yaitu sekitar 50%
adalah bahasa Jawa. Pertimbangan yang mendasar untuk tidak menggunakan bahasa
Jawa sebagai dasar perkembangan bahasa Indonesia adalah faktor kaidah bahasa Jawa.
Bahasa Jawa mempunyai tingkatan-tingkatan bahasa (undo usuk boso), yang menjadikan
pembelajar bahasa Jawa mengalami banyak kesulitan. Jadi, dirasakan penggunaan
bahasa Jawa sebagai bahasa Indonesia kurang demokratis. Dengan dipilihnya bahasa
Melayu sebagai dasar perkembangan bahasa Indonesia, maka upaya menasionalkan
bahasa Melayu tersebut lebih praktis dan lebih mudah. Di samping itu, bahasa Melayu
lebih bersifat terbuka dan mudah disesuaikan dengan perkembangan zaman dan pengaruh
dari luar. Namun, untuk menerima hal tersebut diperlukan sikap yang selektif.

Beberapa Bahasa yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Melayu


a. Bahasa Sansekerta
Bahasa Sansekerta masuk ke wilayah Nusantara bersama-sama dengan masuknya
agama Hindu. Hal tersebut terjadi antara abad ke-5 sampai dengan abad ke-7. Kosakata
bahasa Sansekerta yang dikembangkan ke dalam bahasa Indonesia adalah berkisar
kosakata yang berhubungan dengan agama, budaya, nama-nama yang bersifat
monumental, semboyan, dan ajaran. Contoh beberapa kosakata Sansekerta yang
digunakan dalam kosakata bahasa Indonesia: raja, negara, bangsa, singgasana, dewa,
pujangga, neraka, sorga, karma, sengsara, pahala, duka, cita, istri, keluarga, putra,

1
saudara, wisata, busana, anugerah, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, Binagraha,
Saptamarga, Dwiwarna, Pancakrida, Ekaprasetya Pancakarsa, Jalesveva Jayamahe,
Jalesu Bumyamsca Jayamahe. Begitu juga akhiran man, wan, wati. Misalnya budiman,
karyawan, seniman, dan seniwati.

b. Bahasa Arab
Bahasa Arab masuk ke wilayah Nusantara bersama-sama dengan masuknya
budaya dan agama Islam yang dibawa oleh para pedagang dari Arab. Bangsa Arab yang
berdagang ke Indonesia berasal dari Parsi dan Hadramaut sekitar abad ke-15. Dengan
pesatnya penyebaran agama Islam tersebut, maka perkembangan kosakata yang banyak
dipakai adalah kosakata yang berhubungan dengan kehidupan beragama. Misalnya akhir,
akhlak, amal, alam, akhirat, ayat, izin, syarat, infak, iman, khotbah, kabar, maaf,
makmur, rahmat, rohani, doa, zaman, dan zina.

c. Bahasa Belanda
Pada awal abad ke-17 bangsa Belanda menduduki wilayah Nusantara. Bersamaan
dengan hal tersebut pemerintah Belanda yang semula hadir sebagai pedagang rempah-
rempah, kemudian memegang monopoli perdagangan. Pada akhirnya mereka berkuasa
sebagai penjajah dengan menguasai seluruh wilayah Nusantara. Pada saat
pemerintahannya, bahasa Belanda harus digunakan sebagai bahasa resmi dan bahasa
perhubungan. Di bidang administrasi dan pengantar pendidikan, serta budaya digunakan
pula bahasa Belanda. Contoh kosakata yang masih digunakan dalam bahasa Indonesia:
tromol, klakson, abonemen ,arnet, asisten, atret, propinsi, beranda, saku, sopir, bensin,
wesel, perangko, eksemplar, rusak, handuk, potlot, polpen, formil, kompor, aktual, dan
rentenir.

d. Bahasa Inggris
Bahasa Inggris masuk ke Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan
teknologi. Pada awalnya Bahasa Inggris tidak banyak terasa berpengaruh terhadap bahasa
Melayu. Karena bangsa Inggris boleh dikatakan tidak pernah berkuasa di Indonesia,
maka kosakata bahasa Inggris tidak banyak digunakan dalam kehidupan baik yan
berhubungan dengan agama, politik, maupun kebudayaan. Beberapa kosakata bahasa
Inggris yang banyak digunakan dalam bahasa Indonesia antara lain analisis, hipotesis,
struktural, ideal, instruksional, riset, fotokopi, manajemen, akuntan, abstrak, kontrasepsi,
proposal, studi, dan eksplorasi.
Dalam perkembangannya hingga dewasa ini, bahasa inggris semakin besar
porsinya dalam memperkaya perbendaharaan kata bahasa Indonesia dalam berbagai
bidang. Hal ini sebagai akibat dari diberlakukannya bahasa Inggris sebagai bahasa
Internasional terlebih sebagai penyebaran ilu pengetahuan dan teknologi.

e. Bahasa Jepang
Pengaruh bahasa Jepang terhadap bahasa Indonesia tidak terlalu banyak. Pada
masa penjajahan Jepang yang hanya dua tahun itu, Bahasa Indonesia tidak sempat
mendominasi komukasi. Pemerintah Jepang meminta kepada masyarakat Indonesia untuk
tidak menggunakan bahasa Belanda pada setiap kegiatan apapun. Untuk menggantikan
bahasa Belanda dengan bahasa Jepang tidak bisa secepatnya. Oleh karena itu, pemerintah

2
Jepang menganjurkan masyarakat Indonesia berbahasa Indonesia baik dalam
berkomunikasi lisan maupun tulis untuk mempermudah kegiatan administrasi. Pada saat
itulah bangsa Indonesia beruntung dapat mengembangkan bahasa Indonesia. Beberapa
istilah Jepang yang digunakan dalam bahasa Indonesia hanya sebatas istilah-istilah
olahraga dan beberapa nama barang Jepang misalnya, taiso, karaoke, karate, judo,
samurai, dan kimono.

f. Bahasa Asing Lain.


Bahasa Asing lain yang mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia adalah
bahasa Portugis, bahasa Spanyol, bahasa Tamil, bahasa Perancis, bahasa Parsi, bahasa
China. Contoh kosakata bahasa-bahasa asing lain yang mempengaruhi kosa kata bahasa
Indonesia antara lain bendera, jendela, lentera, celana, sepatu, almari (bahasa
Portugis) ; gembala, meterai, logam, pualam, mempelai (bahasa Tamil); salut, trotoar,
estafet, dresoar (bahasa Perancis); kenduri, peduli, pasar (bahasa Parsi); bak-so, capjae,
taoco, tahu, taoge (bahasa China).

g. Bahasa Daerah
Bahasa daerah juga merupakan bahasa yang mempengaruhi perkembangan
kosakata bahasa Indonesia. Bahasa daerah yang memperkaya kosakata Indonesia tersebut
meliputi, bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Banjar, bahasa Batak, bahasa Minang,
bahasa Palembang, dan sebagainya. Contoh kosakata yang banyak dipakai dalam
kosakata Indonesia: mpek-mpek, rendang, inang, datuk, horas, gambut, dari nyahok,
bisa, lestari, rampung, mepet, tempe, sambal, dan doyan.

Kelahiran Bahasa Indonesia


a. Secara Politis
Kelahiran bahasa Indonesia secara politis adalah pada tanggal 28 Oktober 1928,
pada saat seluruh pemuda Indonesia mengadakan kongres Pemuda dan berikrar bahwa:
1. Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe berbangsa yang satoe bangsa Indonesia.
2. Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertanah air yang satoe tanah air
Indonesia.
3. Kami poetra dan poetri Indonesia, menjoenjoeng bahasa persatoean bahasa
Indonesia.
Berdasarkan ikrar di atas terbukti bahwa para pemuda dengan sadar menyatakan
bahwa bahasa Indonesia mampu mempersatukan mereka sebagai bangsa Indonesia. Jadi,
“Sumpah Pemuda” merupakan tonggak kelahiran bahasa Indonesia. Meskipun
pemerintah Hindia Belanda masih belum mengakui bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan bagi rakyat Indonesia, para pemuda semakin menggebu semangat
persatuannya. Semangat persatuan inilah yang merupakan modal dasar untuk mengusir
penjajah.

b. Secara Yuridis
Upaya mengusir penjajah, rupanya berhasil diwujudkan oleh para pemuda pada
tanggal 17 Agustus 1945. Pada saat itu Bung Karno dan Bung Hatta berhasil
memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia. Kemudian, pada tanggal 18 Agustus

3
1945 telah disahkan di dalam undang-undang dasar negara, yang salah satu pasalnya
berbunyi: Bahasa Negara adalah bahasa Indonesia (bab XV, pasal 36 ). Dengan demikian
berarti secara yuridis, bahasa Indonesia secara resmi dinyatakan sebagai bahasa resmi
atau bahasa Negara.

Status dan Fungsi Bahasa Indonesia


Sebagai bahasa resmi dan bahasa Negara, bahasa Indonesia mempunyai status dan
fungsi sebagai berikut:
1) Sebagai bahasa Nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai, (a) lambang
kebanggaan bangsa, (b) lambang identitas bangsa, (c) alat pemersatu bangsa, (d)
alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah.
2) Sebagai Bahasa Negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai: (a) bahasa resmi
kenegaraan, (b) bahasa pengantar pendidikan, (c) bahasa resmi dalam
perhubungan di tingkat nasional untuk kepentingan pemerintahan, perencanaan,
dan pelaksanaan pembangunan, (d) bahasa resmi dalam pengembangan
kebudayaan dan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Sebagai konsekuensi dari status dan fungsi di atas, maka pemerintah menghimbau dan
mengajak masyarakat Indonesia agar menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab sebagai cerminan warga negara yang
memiliki sikap positif dan nasionalisme tinggi.

Yang Patut menjadi Anutan dalam Berbahasa Inondesia yang Baik dan Benar
Bahasa Indonesia sudah ditetapkan sebaai bahasa Negara, sepeti tercantum dalam
pasal 36, Unang-Undang Dasar 1945. Oleh karena itu, semua warga Negara wajib
menggunakan bahasa Indonesia itu dengan baik dan benar. Hal ini diperkuat dengan
Ketetapan MPR No. II/MPR/1988 tentang Garis-Garis Besar Haluaan Negara Sektor
Kebudayaan butir f, hal 42.

Oleh karena itu, sebagai warga Negara kita tidak sepatutnya masa bodoh dengan
kaidah bahasa yang berlaku dengan alasan asal bahasa kita dapat dimengerti dan
komunikatif.
Petanyaan yang timbul adalah siapakah yan ditugasi membina pemakaian bahasa dan
siapa pula yang harus menjadi anutan dalam berbahasa Indonesia dengan baik dan benar?
Yang patut menjadi anutan dalam berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, antara
lain, adalah

Presiden dan Wakil Presiden

Seorang kepala Negara memiliki wibawa yang tinggi dan mempunyai pengaruh
yang sangat kuat bagi masyarakatnya. Kata dan ungkapan yang diucapkan leh kepala
Negara akan dijadikan pola dan ditiru oleh para pejabat yang lain dan oleh masyarakat
luas. Misalnya ketika Suharto menjadi kepala Negara, ucapan memperhatiken
danmelaporken ditiru oleh para pejabat hamper di semua daerah.

4
Menteri

Para menteri memiliki kekuasan yang besar dalam mengemudikan Negara.


Sebagai pembantu presiden, mereka memiliki wewenan untuk menyusun kebijakan
dalam bidangnya masing-masing. Ketika menyampaikan kebijakannya itulah, seperti
ketika memimin rapat kerja departemen, ketika melangsungkan dengar pendapat di DPR,
atau ketika memberikan keterangan melalui TVRI, sepatutnya mereka menggunakan
bahasa yang baik dan benar. Ucapan mereka akan berpengaruh bagi aparta bawahannya
dan tidak mustahil dalam waktu singkat akan tersebar luas ke seluruh pelosok tanah air.

Pemimpin Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara,


Ketua DPR, Ketua MPR, Ketua DPA, Ketua BPK, Ketua MA, Gubernur Bank
Indonesia, dan Jaksa Agung, merupakan pejabat yang ucapan-ucapannya akan terasa
membekas di hati pendengranya. Pemakaian bahasa mereka turut mewarnai pemakaian
bahasa para pejabat yang lain, baik di pusat maupun di daerah.

Pemimpin TNI,
Instruksi yang disampaikan oleh pemimpin TNI, baik secara lisan maupu secara
tertulis, hendaklah jelas dan lugas agra instruksi tersebut tidak menimbulkan salah paham
bagi penerima instruksi. Kesalahpahaman akan menghasilkan salah arah dan salah
langkah bagi kesatuan-esatuan yang lebih kecil. Oleh karena itu, endaklah instruksi itu
disusun dalam kalimat yang efektf dengan penataan penalaran yang baik.

Guru dan Dosen


Agar para siswa dan mahasiswa terbiasa berbahasa yang benar, guru dan dosen
bidang studi lain pun diharapkan membantu tugas guru bahasa Indonesia. Yang
memprihatinkan masih anyak ditemukan seorang pengajar membuat naskah soal ujian
dengan bahasa sekenanya, tanpa mempehatikan kaidah bahasa. Naskah ditulis dengan
prinsip, pokoknya asal dapat dipahami. Oleh karena itu mengikuti “Siaran Pembinaan
Bahasa Indonesia” dan membaca buku-buku petunjuk tentang pemakaian behasa
Indonesia yang benar adalah hal yang sangat disarankan.

Wartawan dan Penerbit


Para wartawan baik elektronik maupaun cetak dan penerbit sangat besar
peranannya dalam pembinaan bahasa. Berita dalam radio televise, dan internet, surat
kabar dan majalah, serta tulisan dalam buku-buku yang merupakan produk watawan dan
redaksi penerbit sangat mewarnai pemakaian bahasa dalam masyarakat. Mereka juga
sepatutnya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam tulisan-tulisannya.

Sekretaris dan Pengonsep Pidato


Peranan para sekretaris dan pengonsep pidato sebagai penulis ide dan gagasan
pemimpi instansinya wajib menguasai kaidah-kaidah bahasa. Suratsurat yang ditulisnya
hendaknya membawa pengaruh yang baik terhadap pembacanya. Artinya tulisan itu
hendaknya terhindar dari kesalahan baik kesalahan penerapan ejaan, penyusunan

5
kalimat, maupun kesalahan penataan penalaran. Susunan kalimat yang baik dengan
disertai nalar yang jernih dalam suatu pidato akan melahirkan pengalaman yang baik bagi
berjuta-juta pendengarnya.

Pemuka Agama.
Pemuka agama berfungsi sebagai penyebar kebajikan. Fatwa mereka akan
menyentuh lubuk hati yang dalam bagi umatnya. Para jemaah akan berusaha sedapat-
dapatnya melaksanakan fatwa dan nasihat pemimpin agamanya. Oleh karena itu,
pemkaian bahasa yang tertib dan cermat oleh para pemuka agama akan menjadi teladan
bagi umatnya.

Pertanyaan
1. Bagaimana pendapat Anda tentang pernyataan "Kami putra dan putri Indonesia,
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia". Bagaimana pula pendapat Anda
jika pernyataan tersebut diganti dengan "Kami putra dan putri Indonesia,
mengaku berbahasa satu bahasa Indonesia".
2. Apakah benar bahasa Indonesia itu merupakan alat pemersatu Bangsa? Berikan
Alasannya!.
3. Ada yang berpendapat bahwa bahasa Indonesia juga berfungsi sebagai alat
pengembangan kebudayaan nasional, ilmu, dan teknologi. Setujukah Anda
dengan pernyataan tersebut?. Jelaskan!.
4. Bagaimana pendapat Anda jika di kantor ada seseorang yang sedang berdialog
dengan menggunakan bahasa daerah tertentu padahal disekitarya terdapat orang-
orang yang tidak mengerti bahasa tersebut?.
5. Bagaimanakah usaha Anda sebagai generasi muda dapat menjaga dan
melestarikan bahasa Indonesia?
6. Akankah bahasa Indonesia menjadi bahasa Internasional seperi bahasa Inggris?
Jelaskan sesuai dengan pendapat Anda?
7. Bagaimanakah bahasa Indonesia dapat digunakan sebagai alat komunikasi?
Apakah perkuliahan dengan bilingual (dua bahasa macam asing) menjamin
keberhasilan belajar mahasiswa?
8. Berikan contoh rasa kebanggaan kita sebagai penutur bahasa Indonesia?
9. Jelaskan ungkapan”bahasa menunjukkan bangsa”, apakah benar, beri contohnya?
10. Tutur kata serseorang mencerminkan kepribadiannya, berikan penjelasan?

Anda mungkin juga menyukai