Anda di halaman 1dari 3

REACTION PAPER

AL-GHAZALI DAN PEMIKIRAN FILSAFATNYA


Oleh: Resita Endriati Winarso (NIM. 22160304)

PEMIKIRAN TOKOH FILSAFAT ILMU

Berdasarkan buku “Kerancuan Filsafat” karya Imam Al-Ghazali terjemahan


Tahafut al-Falasifah. Yogyakarta. 2015.

PENDAHULUAN
Al-Ghazali bernama lengkap Muhammad bin Muhammad bin
Muhammad bin Ahmad Abu Hamid At-Thusi Asy-Syafi’i. Lahir di kota Thus
(wilayah Khurasan) tahun 450 H dan meninggal di kota yang sama tahun 505 H
di usia 55 tahun.
Hal yang menarik dalam bidang keilmuannya adalah sang imam sebagai
ahli fiqih sekaligus ahli tasawuf. Padahal umumnya, pengikut dua cabang ilmu
tersebut saling menonjolkan diri dan merendahkan yang lainnya. Maka, Al-
Ghazali menjadi sosok teladan bagaimana kedua aliran ilmu tersebut dapat
menyatu.
Kajian argumen dalam filsafat Islam menjadi suatu hal yang menarik di
kalangan praktisi akademisi. Dalam perkembangannya pemikiran Imam Al-
Ghazali mampu mewarnai khasanah berpikir dan pandangan hidup keilmuan
Islam. Salah satu karya beliau yang cukup fenomenal adalah Tahafut Al-
falasifah yang sangat berpengaruh di dalam filsafat Islam.

KESIMPULAN
Setelah membaca karya Imam Al-Ghazali saya menyimpulkan bahwa:
1. Keberanian Imam Al-Ghazali dalam mengkritik pemikiran para filsuf
sebelumya.
2. Imam Al-Ghazali menyatakan ketidaksepakatan pemikiran dengan para
filsuf dalam tiga hal: kekadiman alam, merendahkan kelimuan Tuhan dan
pengingkaran kebangkitan jasad pada hari kiamat.
3. Kritikan tajamnya terhadap pemikiran filsuf sebelumnya menjadikan banyak
sarjana Islam khawatir/takut dalam mempelajari filsafat. Padahal jika dilihat
dari metode yang digunakan sang imam, hasil pemikirannya tersebut jelas
memberikan corak kelimuan filsafat Islam.
4. Imam Al-Ghozali adalah sosok yang logis dan rasional. Argumen yang
dipaparkan dalam karyanya sangat terstruktur dan konstruktif.
5. Ketidaksepakatan pemikiran tentang kekadiman alam yang dinyatakan
Imam Al-Ghazali terhadap pemikiran filsuf sebelumnya memunculkan
banyak sanggahan yang sejatinya hal ini merupakan kekayaan intelektual
Islam. Jadi tidak tepat jika ada yang menyatakan bahwa ketidaksepakatan
Imam Al-Ghazali disebut sebagai kemunduran filsafat Islam.

KRITIK
1. Menurut saya pemikiran Imam Al-Ghazali dengan filsuf sebelumnya adalah
persoalan sudut pandang
2. Kritikan yang disampaikan dalam karyanya tentang pemikiran filsuf
sebelumnya masih dalam batas wajar dan manusiawi.

TANGGAPAN
1. Pemikiran-pemikiran Imam Al-Ghazali sangat bermanfaat bagi siapapun
yang ingin mengenal dan mengetahui lebih dalam tentang dunia
kefilsafatan.
2. Jika dipahami lebih dalam perbedaan pemikiran antarfilsuf muslim tentang
konsep Tuhan ini hanya ingin menjaga kesucian dan keagungan Tuhan.
3. Ada tiga kategori wujud yang masyhur dipahami, yaitu:
a. Wujud yang muncul akibat pengaruh eksternal. Sifatnya tidak berdiri
sendiri karena terdiri dari bahan tertentu dan didahului oleh dimensi
waktu. Misal, air, tanah, udara.
b. Wujud kedua adalah negasi dari poin pertama. Artinya, keberadaan
wujud ini tidak didahului oleh dimensi waktu ataupun timbul karena
faktor eksternal. Wujud ini ada sejak dahulu, atau sering disebut
dengan wujud al-kadim. Kedua kategori ini hampir tak dipersoalkan di
kalangan filsuf dan para ahli kalam mutakallimin.
c. Yang jadi perdebatan adalah wujud ketiga, yaitu wujud yang tidak
berasal dari sesuatu dan tidak didahului oleh dimensi waktu, akan tetapi
keberadannya dimunculkan oleh Zat Yang Maha Dahulu, Sang Khaliq.
Dalam hal ini, yang dimaksud adalah keberadaan alam semesta.
4. Menurut Plato, waktu dan wujud yang lalu bersifat terbatas. Artinya,
keberadaan alam tidak sama dengan sifat dahulu yang dimiliki Zat Kadim.
Itu berbeda dengan pandangan Aristoteles yang menganggap waktu dan
eksistensi Kadim tersebut tidak terbatas, hampir sama dengan wujud baru
wujud muhdats.
5. Sifat dahulu yang dimiliki oleh alam tidak sama dengan sifat Kadim yang
dimiliki Allah. Sebab, mustahil penciptaan dilakukan dari titik nihil ('adam).
Oleh karena itu, alam juga bersifat dahulu, sekalipun memang tak sejajar
dengan Kadim-nya Allah.

Anda mungkin juga menyukai