DALAM AKSI DAMAI DI MDA KABUPATEN BULELENG, KAMIS, 23 PEBRUARI 2023 OM Swastyastu
Kami Krama Desa Adat Banyuasri, dengan ini menyatakan :
1. PERTAMA, KEBERATAN sekaligus MENOLAK dengan tegas seluruh hasil
Keputusan Sabha Kerta MDA Propinsi Bali terkait Wicara Ngadegang Kelian Desa Adat Banyuasri Periode Tahun 2022-2027, mempertegas kembali keputusan penolakan yang kami nyatakan melalui Paruman Agung Desa Adat Banyuasri Tanggal 26 Desember 2023 sesuai Berita Acara Paruman Desa Adat BAnyuasri No. 35/BA/Prm/DA-B.Asri/XI/2022. Dengan demikian maka sesungguhnya : a. Penolakan terhadap SK Sabha Kerta MDA Propinsi bukan merupakan penolakan oleh Kelian dan Prajuru Desa Adat Banyuasri ataupun Prawartaka Ngadegang Kelian Adat Banyuasri Tahun 2022-2027, tetapi murni hasil Keputusan Paruman Agung Desa Adat Banyuasri sebagai lembaga pengambil keputusan tertinggi di Desa Adat Banyuasri, sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Daerah Propinsi Bali No. 4 Tahun 2019 tentang Desa Adat di Bali. Kelian dan Prajuru Adat hanya menjalankan tugas dan kewajibannya melaksanakan segala keputusan Paruman Desa Adat terebut. b. Berdasarkan prinsip hak Otonomi yang diberikan kepada Desa Adat (Desa Mawicara) sesuai PERDA No. 4 Tahun 2019 tersebut, maka harus dipahami oleh semua pihak bahwa penolakan ini adalah bentuk komitmen kami untuk mempertahankan harkat dan martabat desa kami dari upaya pihak luar, termasuk MDA, untuk mengintervensi urusan rumah tangga dan kearifan lokal Desa Adat kami. Sekali lagi kami tegaskan, ini adalah upaya kami menegakkan hak OTONOMI Desa Adat Banyuasri, menentukan dan menyelesaikan urusan rumah tangga sendiri tanpa intervensi pihak luar, BUKAN UNTUK MENDIRIKAN DESA MANDIRI seperti yang dihembuskan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. 2. KEDUA, tetap mengakui NYOMAN MANGKU WIDIASA sebagai Kelian Adat Banyuasri terpilih masa bakti Tahun 2022-2027 sesuai hasil Paruman Desa Adat yang dituangkan dalam Berita Acara No.012/PN-KDA/II/2022 Tanggal 13 Pebruari Tahun 2022. Ini artinya : a. kami sekaligus menolak untuk mengulangi proses Ngadegang Kelian Adat Banyuasri periode 2022-2027 karena seluruh Proses Ngadegang Kelian Adat Banyuasri Periode 2022-2027 sudah sesuai dengan PARAREM Nomor 1 Tahun 2021 tentang TATA CARA NGADEGANG KELIAN DESA DAN PRAJURU DESA ADAT BANYUASRI yang telah disetujui oleh MDA Propinsi Bali No. 030/PRM/MDAP/XII/2021 pada tanggal 7 Desember 2021dan terdaftarkan di Dinas PMA Propinsi Bali pada tanggal 7 Desember 2021 dengan nomor b. menolak Permohonan Pengunduran Diri Nyoman Mangku Widiasa sebagai kelian adat terpilih masa bakti 2022-2027, dan meminta dengan hormat untuk menyelesaikan tugas dan amanat untuk memimpin Desa Adat Banyuasri sampai Tahun 2027 DENGAN atau TANPA SK Pengangkatan dan Pengakuan dari MDA. 3. KETIGA, Kami menolak untuk mencabut Keputusan Prajuru Desa Adat Banyuasri No. 032 /DA.B-ASRI/SK/II/2022 tanggal 20 Pebruari Tahun 2022 tentang Pemberian Sanksi Adat KESEPEKANG terhadap 11 orang krama desa yang melakukan pelanggaran awig-awig/perarem Pelaksanaan Ngadegang Kelian Desa Adat Banyuasri. Dengan demikian maka kami tegaskan bahwa : a. Sanksi kesepekang tersebut ditetapkan oleh Prajuru Adat Desa Banyuasri berdasarkan persetujuan Paruman Desa Adat (sesuai Berita Acara Paruman Desa Adat No 031/BA/Prm/DA-B.Asri/II/2022), sebagai Lembaga pengambil keputusan tertinggi di Desa Adat Banyuasri, maka yang berhak mencabut sanksi tersebut hanya Paruman Desa. Kelian Adat dan Prajuru, sekali lagi hanya menjalankan amanat keputusan Paruman Desa. b. Keputusan Paruman Desa yang menyetujui sanksi kesepekang terhadap SOLAS DIRI tersebut bukan semata-mata hanya karena mereka membawa kasus intern desa ke MDA Propinsi tetapi lebih karena pertimbangan kami terhadap track record prilaku mereka. 4. KEEMPAT, Kami sangat menyesalkan terbitnya SK Sabha Kerta MDA Propinsi, yang tadinya kami harapkan mampu memberikan KEPUTUSAN BIJAK yang mengarah pada KESUKERTAN desa kami, namun sebaliknya malah menimbulkan kekisruhan dan potensi masalah yang lebih besar serta memunculkan ketidakstabilan dalam tata kehidupan bermasyarakat yang melibatkan hampir seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu, kami MENGUNDANG Pihak Majelis Desa Adat Propinsi Bali untuk HADIR DALAM PARUMAN DESA ADAT BANYUASRI agar mendapatkan informasi yang valid dan sebenar-benarnya mengenai kekisruhan yang terjadi di Desa kami dan bisa mengambil langkah-langkah konkrit untuk memperbaiki keadaan.
Demikian, PERNYATAAN kami, untuk KASUKERTAN DESA ADAT