Anda di halaman 1dari 100

2.1.

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN


KERJA
2.1.1. Tanggapan dan Saran Terhadap Latar Belakang
Negara bertanggung jawab melindungi segenap bangsa Indonesia melalui
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman agar masyarakat
mampu bertempat tinggal serta menghuni rumah yang layak dan
terjangkau di dalam perumahan yang sehat, aman, harmonis, dan
berkelanjutan di seluruh Indonesia. Dukungan pemerintah dalam upaya
pemenuhan kebutuhan perumahan salah satunya ditunjukkan melalui
pemberian kemudahan pembangunan dalam bentuk stimulan rumah
swadaya. Bentuk bantuan ini dimaksudkan untuk mengungkit
keswadayaan masyarakat dalam melakukan pembangunan/peningkatan
kualitas rumah secara mandiri.

Kegiatan ini dalam rangka penyelenggaraan Bantuan Stimulan Perumahan


Swadaya, disamping itu untuk mendorong pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten/kota, memberikan perhatian lebih banyak dalam
memfasilitasi masyarakat berpenghasilan rendah agar dapat memenuhi
kebutuhan rumah layak huni dalam lingkungan yang sehat. Saran
Penyedia Jasa dalam hal ini adalah perlu dilakukan pengawasan selektif
dan benar terhadap penerima BSPS sehingga sasaran yang dimaksud
benar-benar tepat sasaran kepada yang lebih berhak.

2.1.2. Tanggapan dan Saran Terhadap Kegiatan Yang Dilaksanakan

BAB II 1

PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA


Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Kegiatan yang dilaksanakan yang telah diuraikan dalam KAK secara garis
besar telah sesuai dengan lingkup kegiatan yang juga telah diuraikan
dalam KAK, Penyedia Jasa dalam hal ini perlu memberikan saran dalam hal
koordinasi tim dilapangan nanti dengan pihak pemberi pekerjaan,
sebagaimana yang telah dilakukan kegiatan terdahulu bahwa koordinasi ini
sangat penting dan perlu dilakukan secara intensif agar tidak timbul
permasalahan ketika kegiatan berlangsung.

Mengenai batasan kegiatan didalam KAK belum diuraikan secara detail,


sehingga dalam hal ini Penyedia Jasa belum bisa tergambar lokasi/wilayah
yang dimaksudkan dalam kegiatan ini, untuk itu Penyedia Jasa akan
memberikan data-data Rumah Tidak Layak Huni pada tiap-tiap lokasi,
yang meliputi Wilayah Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua
Barat.

Batasan Kegiatan KMW BSPS Wilayah IV

Lokasi Wilayah
Kegiatan (10.000
Unit) di 21
Kab/Kot.

BAB II 2
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Realisasi BSPS Tahun 2010-2013

Sebaran Realisasi Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS)


2014

Sebaran Pendataan BSPS Tahun 2015

BAB II 3
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Tabel 2.1 Data RTLH Provinsi Jawa Barat Tahun 2020


Jumlah
Jumlah Jumlah Desa/
Provinsi Kabupaten/Kota Rumah
Kecamatan Kelurahan
Tangga
Kabupaten Bogor 2 12 30
Kabupaten
15 26 2129
Sukabumi
Kabupaten Cianjur 1 8 260
Kabupaten
26 65 4414
Bandung
Kabupaten Garut 42 415 4981
Kabupaten
35 98 12585
Tasikmalaya
PROVINSI
JAWA BARAT Kabupaten Ciamis 4 13 3008
Kabupaten
9 26 925
Kuningan
Kabupaten Cirebon 7 19 746
Kabupaten
26 298 11871
Majalengka
Kabupaten
13 38 3226
Sumedang
Kabupaten
31 285 10448
Indramayu

BAB II 4
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Jumlah
Jumlah Jumlah Desa/
Provinsi Kabupaten/Kota Rumah
Kecamatan Kelurahan
Tangga
Kabupaten Subang 28 190 1806
Kabupaten
15 53 3021
Purwakarta
Kabupaten
5 7 853
Karawang
Kabupaten Bekasi 23 183 5909
Kabupaten
16 97 8485
Bandung Barat
Kabupaten
5 9 373
Pangandaran
Kota Bogor 6 66 3356
Kota Sukabumi 7 28 3724
Kota Bandung 30 150 6551
Kota Cirebon 5 22 3999
Kota Bekasi 1 1 1
Kota Depok 11 63 3257
Kota Cimahi 1 1 92
Kota Tasikmalaya 10 66 763
Sumber : http://datartlh.perumahan.pu.go.id

2.1.3. Tanggapan dan Saran Terhadap Lingkup Pekerjaan


Lingkup kegiatan yang tercantum dalam KAK cukup jelas, dalam hal ini
pihak konsultan akan coba menelaah dan merinci lebih detail kegiatan
yang akan dilakukan berdasarkan pengalaman konsultan dan tidak
terlepas dari arahan pekerjaan yang tertuang dalam KAK tersebut. Saran
Penyedia Jasa dalam hal ini perlu adanya atau dibuatnya pedoman
kegiatan ini sehingga tupoksi yang akan dilakukan searah dan sesuai
berdasarkan kebijakan dan peraturan yang ada.

2.1.4. Tanggapan dan Saran Terhadap Maksud dan Tujuan


Selain maksud kegiatan adalah melakukan pengawasan dan pengendalian,
tanggapan dan saran Penyedia Jasa adalah mendorong MBR membangun
sendiri rumah yang layak huni dalam lingkungan yang sehat dan aman
yang dilaksanakan dengan cara:
1. pelaksanaan kegiatan;

BAB II 5
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

2. adanya pendampingan dan pemberdayaan dalam rangka


peningkatan kapasitas keswadayaan MBR; dan
3. mengoptimalkan sumber daya lokal untuk kesejahteraan yang
berkelanjutan.

Tujuan yang tercantum dalam KAK dari kegiatan ini adalah tersalurnya
dana BSPS dan terlaksananya pembangunan, oleh karena itu Penyedia
Jasa ingin memberikan saran bahwa selain tujuan yang telah diuraikan
dalam KAK, perlu juga diperhatikan tujuan kegiatan ini sebagai berikut:
1. Menyediakan instrumen penyelenggaraan perumahan swadaya yang
dapat diacu oleh oleh seluruh pemangku kepentingan dalam
mendukung, memfasilitasi dan mendorong masyarakat untuk
membangun rumah dan lingkungannya secara swadaya;
2. Menyediakan program dan kegiatan yang dapat membantu
mendorong, memfasilitasi dan mendukung pembangunan dan
pengembangan perumahan yang dilakukan secara swadaya;dan
3. Mempercepat tersedianya rumah layak huni dalam lingkungan
sehat, tertib aman dan nyaman dengan cara terjangkau.

2.1.5. Tanggapan dan Saran Terhadap Indikator Keluaran dan


Keluaran
Keluaran yang diuraikan dalam KAK sesuai dengan maksud dan tujuan
kegiatan yang telah disebutkan sebelumnya, mengenai keluaran pelaporan
disini Penyedia Jasa akan berupaya semaksimal mungkin proses tahap
awal sampai akhir akan senantiasa berkoordinasi dengan Pihak Pengguna
Jasa dalam hal asistensi substansial pelaporan, sehingga laporan yang
dihasilkan dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan yang
diharapkan.

2.1.6. Tanggapan dan Saran Terhadap Cara Pelaksanaan Kegiatan


Tahapan kegiatan yang telah diuraikan dalam KAK menurut kami masih
bersifat umum, disini Penyedia Jasa akan berupaya memberikan yang
terbaik yaitu melakukan tahapa-tahapan berdasarkan studi terdahulu

BAB II 6
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

maupun pedoman-pedoman yang telah ditetapkan, sehingga dalam proses


perjalanan pengerjaan nanti tidak menyelisihi aturan yang telah
ditetapkan, oleh karena itu perlu adanya bimbingan secara substansial dari
Pengguna Jasa terhadap Penyedia Jasa agar tahapan demi tahapan
kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan terkendali.

2.1.7. Tanggapan dan Saran Terhadap Pelaporan


Pelaporan yang tertuang dalam KAK sudah terhitung lengkap, pihak
konsultan akan menyelesaikan dan menyerahkan berdasarkan jadwal
schedule yang telah disepakati bersama. Sehingga dalam hal ini perlu
ditekankan asistensi secara terstruktur waktu dan jadwalnya agar hasil
produk laporan yang dihasilkan dapat memenuhi persyaratan sesuai
dengan yang telah ditetapkan.

2.1.8. Tanggapan dan Saran Terhadap Pelaksana Kegiatan


Personil yang telah dijelaskan dalam KAK sudah cukup lengkap, pihak
konsultan akan menyiapkan tenaga personil yang berpengalaman dalam
bidangnya sesuai dengan yang tercantum dalam KAK, sehingga hasil
output yang diinginkan akan tercapai.

Untuk melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan sesuai lingkup pekerjaan


secara optimal, tim harus saling berkoordinasi dan didukung oleh pihak
pemberi pekerjaan. Pihak Konsultan akan menyediakan tenaga ahli sesuai
dengan kualifikasi yang ditentukan dalam Kerangka Acuan Kerja yang
dibantu tenaga penunjang, dimana secara detail untuk keahlian,
kualifikasi, nama-nama tenaga ahli berikut uraian tugas dan
pengorganisasian tim konsultan baik hubungan eksternal maupun internal
akan diuraikan dalam struktur organisasi, sedangkan jadual penugasan
tenaga ahli akan diuraikan dalam Sub bab jadwal Tenaga Ahli.

2.1.9. Tanggapan dan Saran Terhadap Waktu Kegiatan


Jangka waktu pelaksanaan kegiatan selama 10 bulan, menurut Penyedia
Jasa telah sesuai dan sudah mencukupi kebutuhan dalam pekerjaan ini,

BAB II 7
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

pihak konsultan akan memanfaatkan waktu tersebut dengan baik sehingga


dapat menghasilkan keluaran (output) yang sesuai dalam KAK dan seperti
yang diharapkan Pengguna Jasa.

Jangka waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan akan lebih optimal ketika
secara administrasi dihitung semenjang SPMK dikeluarkan pihak Pengguna
Jasa, sehingga Penyedia Jasa dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik
dan tepat waktu, serta dapat memanajemen pengaturan jadwal sistematis
yang disusun oleh Ketua Tim/ Tim Leader, baik dalam delegasi pekerjaan
maupun dalam strategi pelaksanaan pekerjaan, sehingga output kegiatan
ini dapat berjalan dengan baik dan hasil akhir yang optimal sesuai dengan
jangka waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan dalam KAK.

2.1.10. Tanggapan dan Saran Terhadap Jadwal Pelaksanaan


Dengan diuraikannya jadwal pelaksanaan dalam KAK sangat membantu
sekali kami sebagai Penyedia Jasa dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai
yang telah ditentukan KAK, diharapkan Jadwal Pelaksanaan yang telah
dicantumkan dalam KAK ini dapat dijadikan panduan kami dalam
melaksanakan pekerjaan hingga selesai.

2.2. PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA


2.2.1. Pendekatan Teknis
Pendekatan merupakan kerangka pikiran dalam penyelesaian pekerjaan
berdasarkan apresiasi dan inovasi konsultan terhadap pekerjaan.
Pendekatan ini akan menjadi dasar pembuatan metodologi pelaksanaan.

Pendekatan substansif adalah pendekatan penyelesaian pekerjaan dengan


mendapatkan alternatif solusi penanganan baik secara stuktur, non
struktur maupun gabungan solusi kedua dengan pertimbangan aspek
teknis, lingkungan, dan kondisi wilayah. Secara diagramatis, kerangka
pikir pelaksanaan pekerjaan dapat dilihat pada Gambar 2.1.

BAB II 8
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Start

TAHAP PERSIAPAN

Pemahaman
terhadap
KAK/ToR
Bulan Ke-1

Administrasi
& Penerbitan
SPMK

Mobilisasi Tenaga Ahli

Penyusunan Penyusunan
Strategi Pelaksanaan Rencana Kerja
Pekerjaan

Perumusan
Masalah

TAHAP PERENCANAAN
Bulan Ke-2 s/d Bulan Ke-11

KOORDINASI
Penyiapan Materi Pembekalan
Kepada Fasilitator

Pemberdayaan Pendampingan
Masyarakat Teknis Konstruksi

Penyiapan, Pembekalan Dan


Mobilisasi Asisten Tenaga Ahli

TAHAP PELAKSANAAN

Pembinaan, Pengawasan dan Pemberian Arahan dan Memeriksa Kualitas


Pengendalian di 21 Evaluasi Teknis Serta dan Progres
Pelatihan, Kab/Kota Administrasi Pembangunan
Pengawasan dan
Pengendalian
Terhadap
Pelaksanaan
Pendampingan

Kelompok Penerima Koordinator Tenaga Fasilitator


Bantuan (KPB) Fasilitator (KorFas) Lapangan (TFL)

TAHAP
MONITORING

Administrasi Pemanfaatan Pengaduan


SIM Dana Masyarakat

PELAPORAN

End
Gambar 2.1 Diagram Flowchart Tahap Persiapan

BAB II 9

PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA


Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

2.2.2. METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN


A. Tahap Persiapan
1. Pemahaman Terhadap KAK/TOR
Dalam persiapan awal dan untuk menyatukan tujuan bersama
dalam pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan, perlu dipahami
dengan benar maksud dan tujuan dari kegiatan ini, oleh karena itu
sebelum pelaksanaan kegiatan dimulai maka ada baiknya
melakukan evaluasi dan pemahaman lebih mendalam terhadap KAK.
2. Administrasi dan Penerbitan SPMK
Surat Perintah Mulai Kerja merupakan surat dari PPK kepada
Konsultan agar pekerjaan dimulai dengan kontrak, dan dijadikan
sebagai awal dari pelaksanaan pekerjaan dimulai selambat-
lambatnya 14 hari sejak tanggal penandatanganan kontrak PPK
sudah harus menerbitkan surat perintah mulai kerja ( SPMK ) atau
Commencement of work (COW).
3. Mobilisasi Tenaga Ahli
Kegiatan mobilisasi ini meliputi mobilisasi personil inti dan
penunjangnya untuk melaksanakan pekerjaan ini, selain itu para
tenaga ahli dan pendukungnya menyusun rencana kerja dan dan
strategi pelaksanaan pekerjaan
4. Perumusan Masalah
Sebelum pelaksanaan kegiatan dilakukan, Tim bersama-sama
merumuskan masalah terhadap rencana kerja yang akan dilakukan
jika ditemukan permasalahan ataupun rencana kerja yang tidak
sesuai dengan tupoksi yang telah ditentukan oleh Pengguna Jasa.
5. Program Pelaksanaan Kegiatan
Setelah permasalahan yang ada ditemukan solusinya, maka tindak
selanjutnya Tim akan membuat program pelaksanaan kegiatan yang
diharapkan dalam pelaksanaan dilapangan nanti tidak keluar jalur
dari rencana kerja yang telah disepakati bersama.

KMW melakukan pembinaan kepada koordinator kabupaten/kota dan


fasilitator dalam rangka memberikan pembekalan tentang

BAB II 10
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

pemberdayaan dan kemampuan teknis yang diperlukan dalam


melaksanakan tugas penyiapan dan pendampingan masyarakat. Proses
penyiapan masyarakat mengikuti mekanisme pemberdayaan
masyarakat.

Sebelum melakukan kegiatan penyiapan masyarakat ditingkat


desa/kelurahan pemerintah kabupaten/kota bersama koordinator
kabupaten/kota memberikan data calon penerima bantuan yang
diperoleh dari KMW kepada fasilitator sebagai pelaku kegiatan
penyiapan masyarakat ditingkat desa/kelurahan.

Bantuan Stimulan Pembangunan Keterpaduan Kegiatan


Perumahan Swadaya (BSP2S) dan dengan Instansi Terkait
Peningkatan Kualitas Perumahan
(PKP) bagi MBR

Sosialisasi Kegiatan Penunjukan


Tingkat Pusat KMP

Penetapan Lokasi Oleh Pembentukan


Pemerintah Kab/Kota POKJA Pusat

PUSAT
Lingkup
Kegiatan
Pembentukan Sosialisasi Penunjukan
POKJA Provinsi Tingkat Provinsi KMW
PROVINSI

Konfirmasi Pembentukan Sosialisasi


Penetapan Lokasi POKJA Kab/Kota Tingkat Kab/Kota

KABUPATEN/KOTA

Lembaga Keuangan Mikro/


Lembaga Keuangan Non Bank/ Sosialisasi
Kelompok Masyarakat Tingkat Desa/Kel
(LKM/LKNB/POKMAS)

Garis Pelaksanaan
Penyusunan Usulan Masyarakat
melalui Rembug Warga Garis Koordinasi

Penetapan Kesepakatan
KOMUNITAS PELAKSANAAN KEGIATAN
Prioritas Kegiatan

Gambar 2.2 Mekanisme Kegiatan BSPS

B. Tahap Pelaksanaan BSPS


Pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya diberikan guna
mendukung pembangunan perumahan swadaya, dimulai dari tahapan

BAB II 11
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

pendataan hingga tahapan pengembangan mandiri paska konstruksi.


Untuk lebih lengkap urutan tahapan pelaksanaan BSPS tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Penyiapan Masyarakat
Penyiapan masyarakat dilakukan dalam rangka memperkuat tingkat
partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan BSPS.
Partisipasi masyarakat meliputi :
a. Penyelenggaraan rembug warga sebagai tempat berhimpun dan
menyalurkan aspirasi masyarakat;
b. Penetapan dukungan swadaya (bahan bangunan, tenaga, alat,
tanah);
c. Penyediaan dana pendamping, tenaga, dan/atau berupa bentuk
lain;
d. Pengambilan keputusan penting, berupa penyusunan kesepakatan
sosial, penyusunan rencana tindak komunitas, dan penetapan
aturan main; dan
e. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian mandiri.

Penyiapan masyarakat dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota.


Dalam melakukan penyiapan masyarakat, pemerintah
kabupaten/kota dapat difasilitasi oleh pemerintah pusat dalam
bentuk penyediaan Konsultan Manajemen Wilayah (KMW).

KMW melakukan pembinaan kepada koordinator kabupaten/kota


dan fasilitator dalam rangka memberikan pembekalan tentang
pemberdayaan dan kemampuan teknis yang diperlukan dalam
melaksanakan tugas penyiapan dan pendampingan masyarakat.
Proses penyiapan masyarakat mengikuti mekanisme pemberdayaan
masyarakat.

Sebelum melakukan kegiatan penyiapan masyarakat ditingkat


desa/kelurahan pemerintah kabupaten/kota bersama koordinator
kabupaten/kota memberikan data calon penerima bantuan yang

BAB II 12
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

diperoleh dari KMW kepada fasilitator sebagai pelaku kegiatan


penyiapan masyarakat ditingkat desa/kelurahan.

a. Sosialisasi (rembug 1)
Sosialisasi di tingkat Kelurahan/Desa dilakukan oleh Fasilitator
bersama Kepala Desa/Lurah dan tim teknis kabupaten/kota
dengan sasaran lembaga masyarakat, tokoh masyarakat/tokoh
agama, RT, RW, dan Calon Penerima Bantuan dengan materi
sosialisasi meliputi:
1) Penjelasan tentang kebijakan BSPS tahun 2015;
2) Tahapan pelaksanaan BSPS;dan
3) Kriteria dan persyaratan penerima BSPS.

Dalam rangka menumbuh kembangkan kejujuran dan


keterbukaan, memperlancar pelaksanaan kegiatan BSPS yang
berkualitas serta mencegah dan memberantas korupsi, kolusi
dan nepotisme, diperlukan komitmen bersama, yang dituangkan
dalam bentuk Pakta Integritas. Pakta Integritas ini
ditandatangani oleh seluruh pemangku kepentingan yang hadir
dalam kegiatan sosialisasi.

b. Klarifikasi Hasil Pendataan


Dalam rangka memastikan ketepatan sasaran penerima bantuan,
dilakukan kegiatan klarifikasi calon penerima bantuan dengan
pendekatan pemberdayaan. Klarifikasi di tingkat kelurahan/desa
dilakukan oleh Fasilitator yang dapat didampingi oleh Tim Teknis
dengan sasaran Calon Penerima Bantuan hasil pendataan
sebelumnya. Klarifikasi dilakukan langsung ke rumah calon
penerima bantuan.

Tujuan klarifikasi adalah untuk memastikan data Calon Penerima


Bantuan tepat sasaran. Unsur – unsur yang diklarifikasi :
1) Identitas diri (nama, alamat, jenis kelamin, nomor KTP);

BAB II 13
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

2) Kelayakan Komponen Rumah;


3) Kelayakan fungsi rumah;
4) Tingkat kerusakan;
5) Kesanggupan berswadaya;dan
6) Keterangan atau catatan yang dapat mempengaruhi
rekomendasi pemberian bantuan.

Hasil klarifikasi ditandatangani calon penerima bantuan dan


fasilitator. Hasil klarifikasi ini akan dibahas dalam rembug warga
untuk menetapkan calon penerima bantuan definitif.

c. Penyepakatan Calon Penerima Bantuan (rembug 2)


Pelaksanaan penyepakatan Calon Penerima Bantuan di tingkat
Kelurahan/Desa difasilitasi oleh Fasilitator. Penyepakatan Calon
Penerima Bantuan dilakukan melalui rembug yang dihadiri oleh
CPB hasil dari klarifikasi. Rekapitulasi hasil klarifikasi yang telah
ditandatangani oleh Fasilitator yang diketahui oleh Kepala
Desa/Lurah sebagai dasar dalam rembug. Substansi dari Rembug
untuk menyepakati hasil klarifikasi dan hasilnya ditetapkan
sebagai calon penerima bantuan BSPS definitif.

Hal-hal yang dapat menentukan direkomendasikannya calon


penerima bantuan adalah:
1) Kesesuaian identitas calon penerima bantuan dengan
kepemilikan rumah;
2) Kelayakan komponen rumah kurang dari dua komponen;
3) Tingkat kerusakan antara rusak sedang dan rusak berat, dan
4) Ada kesediaan berswadaya.

d. Pembentukan Kelompok
Pembentukan kelompok dilaksanakan di Kelurahan/Desa setelah
rembug penyepakatan calon penerima bantuan. Pembentukan
kelompok didasari atas kesamaan tujuan, kepentingan dan

BAB II 14
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

kebutuhan. Fasilitator mendampingi proses pembentukan


kelompok. Anggota KPB maksimum berjumlah 15 orang dan
disusun kepengurusan kelompok yaitu Ketua merangkap
anggota, sekretaris merangkap anggota, bendahara merangkap
anggota dan anggota. Untuk membedakan antara kelompok satu
dengan yang lainnya Kelompok diberi nama dan tujuan yang lain
sebagai ciri khas dari kelompok. Pada rembug ini kelompok diberi
pembekalan mengenai reviu Gambar Kerja dan Rencana
Penggunaan Dana (RPD) dan penyusunan proposal.

e. Penyepakatan Sosial
Kesepakatan sosial dilaksanakan setelah KPB terbentuk dengan
difasilitasi fasilitator masing-masing KPB melakukan kesepakatan
kelompok. Kesepakatan sosial adalah kesepakatan yang
dibangun oleh anggota kelompok KPB sebagai wujud keseriusan
dalam melaksanakan kegiatan BSPS tanpa ada paksaan dari
manapun.

Isi Kesepakatan Kelompok KPB :


1) Bersungguh-sungguh dalam pelaksanaan program BSPS
sesuai ketentuan;
2) Bersedia berswadaya dalam melaksanakan
pembangunan/peningkatan kualitas;
3) Bertanggungjawab atas penggunaan dana bantuan untuk
pembangunan/peningkatan kualitas rumah sesuai dengan
ketentuan waktu;
4) Bergotong-royong, bekerjasama dan saling mengawasi
pelaksanaan BSPS;
5) Menepati waktu pelaksanaan konstruksi sesuai ketentuan;
6) Bersedia membuat laporan hasil pelaksanaan dan dievaluasi
oleh pihak berwenang;
7) Bersedia mengembalikan bantuan apabila tidak melaksanakan
ketentuan BSPS;dan

BAB II 15
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

8) Memberikan kuasa kepada bank/pos penyalur untuk


menyampaikan informasi isi rekening tabungan kepada PPK
sewaktu-waktu diperlukan dan melakukan pendebetan sesuai
perintah PPK.

Dalam penyepakatan sosial KPB diberikan ruang tambahan


apabila ada kesepakan yang lain dari kesepakatan yang sudah
ada.

f. Penyusunan Dokumen Penyiapan Masyarakat


Dokumen Penyiapan Masyarakat dilakukan oleh Fasilitator
sebagai bukti proses pelaksanaan kegiatan penyiapan
masyarakat. Pelaporan dibuktikan berupa pengisian-pengisian
format yang terdiri format :
1) Sosialisasi;
2) Pakta Integritas;
3) Klarifikasi dan rekap Klarifikasi;
4) Rembug Penyepakatan;
5) Pembentukan Kelompok KPB;dan
6) Kesepakatan Sosial.

Dokumen Penyiapan Masyarakat akan digunakan sebagai dasar


penyusunan SK Lurah/Kepala Desa tentang SK penetapan KPB
penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) yang
akan diterbitkan sesudah perhitungan RPD dikeluarkan.

2. Penyiapan Proposal dan Pengusulan Penetapan Penerima


Bantuan
Pada dasarnya penetapan penerima bantuan dapat dilakukan
apabila berkas Usulan Penetapan Penerima Bantuan (UPPB) per desa
yang diusulkan Tim Teknis Kabupaten/Kota telah diterima PPK.
Berkas UPPB tersebut terdiri atas beberapa Proposal BSPS yang
dibuat oleh masing-masing KPB yang berada di satu desa tersebut.

BAB II 16
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

UPPB yang disusun Fasilitator dan Proposal yang dibuat oleh KPB
antara lain terdiri dari dokumen Penyiapan Masyarakat dan
dokumen Perencanaan Teknis yang dihasilkan dari kegiatan
perencanaan teknis yang dilakukan Calon Penerima Bantuan dan
Kelompok Penerima Bantuan dengan didampingi oleh Fasilitator.

Kegiatan Perencanan Teknis bermakna sebagai media pembelajaran


untuk menumbuh kembangkan kemampuan serta proses bekerja
dan belajar masyarakat dalam merencanakan
pembangunan/peningkatan kualitas rumah tidak layak huni,
sehingga hasil dari perencanaan pembangunan rumah layak huni
nantinya merupakan rumah yang sesuai dengan kebutuhan
penerima bantuan, yaitu rumah yang berfungsi sebagai rumah
tinggal yang dapat melayani fungsi-fungsi sebagai tempat tinggal
seperti: tidur, makan, belajar dan lain-lain, aman, nyaman, sehat,
selaras, lestari dan menjunjung nilai-nilai budaya lokal.
a. Pembekalan Perencanaan Teknis Rumah (rembug 3)
Tahap awal dari kegiatan perencanaan teknis ini adalah
memberikan pembekalan penguatan kelompok agar kelompok
dapat memahami fungsi dan arti perencanaan teknis.
Selanjutnya sebagai media pembelajaran, kegiatan rembug
dilanjutkan dengan pembekalan materi perencanaan teknis
terkait dengan materi survey kondisi rumah, survey
keswadayaan, survey harga bahan bangunan, materi reviu dan
penyusunan Gambar Kerja (GK) dan Rencana Penggunaan Dana
(RPD) sampai dengan materi rencana teknis dalam penyusunan
proposal.

Rencana Teknis Bangunan dapat terdiri dari Gambar Kerja (GK),


Spesifikasi Teknis dan Rencana Anggaran Biaya atau Rencana
Penggunaan Dana (RPD). Jika Gambar Kerja, Spesifikasi Teknis
dan RPD sudah tersedia dari hasil perencanaan teknis
sebelumnya, maka kegiatan yang dilakukan adalah melakukan

BAB II 17
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

reviu atau peninjauan kembali. Usaha reviu ini secara sederhana


dapat dikatakan sebagai upaya untuk meninjau kembali hasil
perencanaan sebelumnya sebagai usaha pemenuhan kebutuhan
penerima bantuan dalam pembangunan baru atau peningkatan
kualitas rumah secara swadaya sehingga tercapai kecukupan
minimal luas, kualitas, dan kesehatan bangunan yang
dibutuhkan. Kriteria tersebut dipersyaratkan dalam upaya
memenuhi standar minimal rumah sehat layak huni.

Proses kegiatan perencanaan teknis rumah swadaya dimulai


dengan kegiatan survey dan investigasi terhadap kondisi rumah,
swadaya masyarakat dan harga bahan bangunan. Survey
terhadap kondisi rumah akan mempengaruhi Gambar Kerja atau
Spesifikasi Teknis yang dibutuhkan.

Investigasi terhadap kemampuan swadaya masyarakat dilakukan


melalui rembug kesepakatan swadaya, sedangkan survey harga
dilakukan melalui rembug kesepakatan harga dan penunjukan
toko/penyedia bahan bangunan. Hasil rembug kesepakatan
swadaya masyarakat dan rembug kesepakatan harga dan
penunjukan toko akan mempengaruhi Rencana Penggunanan
Dana (RPD). RPD ini nantinya akan digunakan oleh Kelompok
Penerima Bantuan sebagai organisasi pelaksana pembangunan.

Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi Teknis, Rencana Penggunaan


Dana dan KPB sebagai organisasi pelaksana hasil kesepakatan
rembug disusun menjadi Rencana Teknis Proposal. Secara
keseluruhan proses perencanaan teknis proposal dapat dilihat
pada diagram alir perencanaan teknis penyusunan proposal
seperti tercantum pada Gambar 2.3.

BAB II 18
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Gambar 2.3 Diagram Alir Perencanaan Teknis Penyusunan


Proposal

b. Survey dan Investigasi


1) Survey Lokasi Bank/Pos Penyalur
Dalam rangka penentuan lokasi kantor layanan bank/pos
penyalur yang terdekat dengan lokasi penerima bantuan,
maka diperlukan survey yang hasilnya akan dimuat di dalam
proposal yang diajukan oleh KPB. Kantor layanan bank/pos
penyalur tersebut dapat berada pada tingkat desa/kelurahan,
kecamatan, atau kabupaten/kota. Pelaku survey adalah
Fasilitator.

2) Survey Kondisi Rumah


Sebelum dilakukan perencanaan teknis terlebih dahulu
dilakukan survey teknis kondisi rumah untuk mendapatkan
data/informasi kondisi/situasi awal lokasi pembangunan/
peningkatan kualitas rumah yang sebenarnya. Jenis
data/informasi yang diperlukan tergantung pada jenis
pekerjaan yang akan dilakukan dalam
pembangunan/peningkatan kualitas rumah, seperti: kondisi
fisik bangunan (lantai, dinding, atap), kondisi tanah
(keras/lunak) dan lain lain.

Pelaksanaan survey ini dilakukan secara partisipatif dengan


melibatkan anggota kelompok KPB. Oleh karena itu, sebelum
melakukan survey, anggota KPB yang akan terlibat perlu

BAB II 19
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

dibekali dengan pemahaman teknik, terutama mencakup:


ukuran, kondisi rumah, material bahan yang dibutuhkan dan
ketersediaannya. Data/informasi yang diperoleh dari hasil
survey dan pengukuran ini harus dicatat dan
disimpan/diarsipkan.

Pada kegiatan survey teknis ini, dapat digunakan untuk


membuat dokumentasi/photo awal (0%) kondisi rumah.
Jumlah titik lokasi yang diambil/potret disesuaikan dengan
kondisi lapangan dan jenis bantuan.

Untuk kegiatan peningkatan kualitas rumah, foto yang diambil


adalah sisi dalam khususnya untuk melihat lantai, sedangkan
pengambilan foto sisi luar akan mempelihatkan dinding dan
atap.

Untuk kegiatan pembangunan baru cukup diambil keadaan


lokasi tanah kosongnya. Penting untuk diperhatikan bahwa
titik lokasi dan arah pengambilan gambar kondisi 0% ini,
nantinya akan menjadi pengambilan gambar pada saat
pelaksanaan konstruksi, yaitu kondisi minimal 30% dan
100%.

3) Survey Swadaya Masyarakat


Sasaran dari survey & investigasi swadaya masyarakat ini
adalah untuk memperoleh data keswadayaan masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan pendanaan
pembangunan/peningkatan kualitas rumah. Indikator
keluarannya adalah untuk mengetahui siapa pelakunya, apa
bentuknya dan berapa besarnya swadaya yang akan diberikan
oleh masyarakat.

BAB II 20
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Jenis dan nilai dari swadaya yang dikontribusikan oleh


masyarakat pada dasarnya tidak dibatasi, namun demikian
sesuai dengan kebijakan dan mekanisme program maka
komponen keswadayaan masyarakat yang dapat
diperhitungkan untuk pembangunan rumah berupa tenaga
kerja, bahan/material bangunan, peralatan kerja, dana tunai,
konsumsi dan lain-lain.

Waktu survey swadaya ini dapat dilaksanakan bersamaan


dengan survey calon tenaga kerja dan survey harga satuan
bahan.

Tatacara pelaksanaannya adalah Fasilitator dan anggota KPB


secara langsung mendatangi semua warga disekitar calon
penerima bantuan dan melakukan wawancara/dialog
langsung, sekaligus memastikan kesanggupan untuk
merealisasikannya. Hal-hal yang perlu ditanyakan adalah
nama, alamat, jenis kelamin warga yang berswadaya, bentuk
dan jumlah swadaya yang akan diberikan. Seluruh informasi
hasil kegiatan tersebut dicatat sekaligus untuk
dilaporkan/disampaikan pada rembug kesepakatan swadaya
KPB nantinya.

4) Survey dan Kesepakatan Harga Satuan Bahan Bangunan


Sesuai dengan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas
pemanfaatan dana kegiatan maka harga-harga satuan bahan
yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan kegiatan harus
merupakan hasil survey sekurang-kurangnya dari 3
toko/penyedia bahan bangunan setempat/terdekat dan
disepakati bersama melalui rembug warga.

Walaupun RPD dari perencanaan teknis sebelumnya sudah


ada, namun untuk memeriksa kesesuaian harga, perlu

BAB II 21
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

dilakukan survey harga pasar bahan bangunan yang berlaku


saat ini. Apabila seluruh harga satuan bahan terendah hasil
survey KPB adalah sama dengan harga satuan terendah yang
telah disepakati bersama dalam rembug pada saat
perencanaan teknis sebelumnya, maka KPB dapat langsung
menggunakan harga hasil kesepakatan tersebut tanpa perlu
melakukan rembug kesepakatan harga kembali dari hasil
survey yang dilaksanakan. Akan tetapi bila terdapat satu atau
lebih harga satuan terendah yang berbeda maka harus
dilakukan kesepakatan hasil survey dan dibuat
justifikasi/alasannya secara realistis.

Kebenaran harga tiap jenis bahan bangunan yang akan dibeli


berpedoman pada harga satuan pasar di tingkat
kabupaten/kota dan harga satuan kabupaten/kota yang
dikeluarkan dinas terkait menjadi acuan harga tertinggi.

Kesepakatan penunjukan toko/penyedia bahan bangunan oleh


KPB berdasarkan kriteria penyedia bahan bangunan dapat
berupa toko/penyedia bahan bangunan adalah sebagai
berikut:
a) Memiliki SIUP;
b) Memiliki tempat/alamat sesuai dengan SITU;
c) Melakukan usaha nyata bahan bangunan dan diketahui
oleh masyarakat umum;
d) Memiliki rekening bank yang sama dengan bank/pos
penyalur;
e) Memiliki sarana angkutan bahan bangunan;
f) Diutamakan toko/penyedia bahan bangunan yang
tempat/alamat usahanya pada kecamatan yang sama atau
dekat dengan desa/kecamatan penerima bantuan;dan
g) Membuat kesepakatan dengan KPB.

BAB II 22
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Toko/penyedia bahan bangunan yang ditunjuk KPB adalah


toko/penyedia bahan bangunan yang sanggup menyediakan
bahan bangunan dengan ketentuan:
a) Menyediakan bahan bangunan yang kualitas dan
kuantitasnya sesuai dengan DRPB2;
b) Bersedia mengirim bahan bangunan paling lambat 3 hari
sejak toko menerima kopi DRPB2;
c) Harga yang disepakati tidak melebihi harga standar bahan
bangunan yang ditetapkan oleh pemerintah
kabupaten/kota;
d) Harga yang disepakati termasuk biaya pengiriman bahan
bangunan sampai ke alamat masing-masing penerima
bantuan;
e) Dalam hal alamat penerima bantuan tidak dapat dijangkau
dengan sarana angkutan yang lazim digunakan
masyarakat umum setempat, pengangkutan bahan
bangunan menjadi tanggungan penerima bantuan secara
kelompok; dan
f) Membuat kwitansi bermaterai, nota pembelian dan tanda
terima penyerahan bahan bangunan sesuai dengan DRPB2
yang harus diserahkan kepada penerima bantuan; dan
g) Melayani paling banyak 10 KPB.

Dalam hal toko/penyedia bahan bangunan tidak sanggup


menyediakan bahan bangunan sesuai dengan kualitas,
kuantitas dan batas waktu yang telah disepakati, maka KPB
dapat memilih toko/penyedia bahan bangunan lain.

Toko/penyedia bahan bangunan yang memenuhi kriteria


tersebut di atas dapat dipilih oleh KPB sebagai penyedia
bahan bangunan dan selanjutnya diikat dengan kontrak
kesepakatan.

BAB II 23
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Gambar 2.3 Contoh Rencana dan Mekanisme Pelaksanaan


Kegiatan BSPS

c. Reviu Gambar Kerja dan Rencana Penggunaan Dana.


1) Reviu dan Membuat Gambar Kerja (GK)
Reviu Gambar Kerja dilakukan dengan cara membandingkan
antara Gambar Kerja yang dihasilkan dari proses pendataan
yang dilakukan sebelumnya dengan kondisi rumah saat ini.
Riviu ini dilakukan oleh calon penerima bantuan didampingi
oleh fasilitator, dimaksudkan untuk memperoleh spesifikasi
teknis yang sesuai dengan kondisi terkini dari masing-masing
calon penerima bantuan. Calon penerima bantuan
sebelumnya dibekali dengan cara membaca Gambar Kerja,
komponen dan bahan bangunan, cara menentukan spesifikasi
teknis bangunan untuk peningkatan kualitas atau
pembangunan baru. Kegiatan reviu Gambar Kerja yang
dilakukan pada saat ini adalah terhadap:
a) Rencana Teknis Peningkatan Kualitas

BAB II 24
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Yang dimaksud dengan kegiatan peningkatan kualitas


rumah swadaya adalah kegiatan memperbaiki kondisi
rumah yang memiliki spesifikasi bahan lantai, dinding,
atap yang tidak layak atau memperbaiki rumah yang
memiliki tingkat kerusakan sedang atau berat.
Peningkatan kualitas dilakukan terhadap rumah yang
sudah ada, dengan demikian pada peningkatan kualitas
tidak terjadi perubahan bentuk bangunan, sehingga dinilai
tidak memerlukan gambar kerja.

Untuk meningkatkan kualitas bangunan yang diperlukan


adalah spesifikasi teknis bahan /material yang akan
digunakan. Dalam perencanaan teknis bangunan untuk
kegiatan peningkatan kualitas hanya diperlukan deskripsi
kondisi rumah awal bagian luar dan bagian dalam rumah
(0%) dan spesifikasi teknis rencana peningkatan kualitas
berikut dengan volume satuannya, tanpa perlu dilengkapi
dengan gambar kerja.
b) Rencana Teknis Pembangunan Baru
Kegiatan Pembangunan Baru yang belum direncanakan
sebelumnya, diperlukan perencanaan teknis yang
dilengkapi dengan Gambar Kerja (GK) beserta spesifikasi
teknisnya. Gambar Kerja yang diperlukan pada
pembangunan baru terdiri dari: Denah, Tampak Depan,
Tampak Belakang, Tampak Samping Kiri, Tampak Samping
Kanan, Potongan Memanjang dan Potongan Melintang.

Tata Cara Pembuatan Gambar Kerja (GK) dapat dilihat


pada uraian berikut ini:
(1) Mencantumkan informasi tentang identitas penerima
bantuan;

BAB II 25
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

(2) Mencantumkan foto keadaan awal (0%) rumah yang


akan dibangun dalam bentuk foto tanah kosong atau
pondasi terpasang;
(3) Gambar diambil dalam skala lebih kurang 1 : 100 (satu
berbanding seratus);
(4) Mencantumkan gambar kerja keadaan rumah yang
diinginkan sebagai hasil pembangunan;
(5) Gambar kerja harus menjelaskan rencana bahan
bangunan untuk atap, dinding, dan lantai yang
diinginkan;
(6) Gambar kerja harus ditambah dengan penjelasan
informasi mengenai:
(a) Ukuran panjang, lebar dan tinggi sisi bangunan;
(b) Ukuran pintu, jendela dan ventilasi yang ada pada
sisi bangunan; dan
(c) Keterangan jenis bahan bangunan yang diinginkan
pada lantai, atap, dan masing-masing sisi
bangunan.

2) Reviu dan Membuat Rencana Penggunaan Dana (RPD)


Kegiatan Reviu Rencana Penggunaan Dana (RPD) dilakukan
terhadap perencanaan teknis peningkatan kualitas yang telah
dilakukan sebelumnya, sedangkan membuat RPD dilakukan
terhadap rencana rumah pada kegiatan Pembangunan Baru.

Pada kegiatan reviu RPD atau membuat RPD dilakukan


pemeriksaan mengenai kebutuhan RPD yang sesungguhnya.
Pemeriksaan RPD meliputi item sebagai berikut:
a) Kebutuhan komponen rumah yang akan diperbaiki;
b) Jenis bahan bangunan yang digunakan;
c) Volume bahan bangunan yang dibutuhkan untuk
meningkatkan kualitas atau untuk memperbaiki
kerusakan;dan

BAB II 26
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

d) Harga satuan bahan yang digunakan.

Dalam reviu atau membuat baru RPD diperlukan


pengetahuan tentang konstruksi rumah yang kuat dan aman,
pengetahuan bahan bangunan yang nyaman, awet dan
ekonomis serta perhitungan volume bahan bangunan yang
tepat dan tidak boros, jika diperlukan dapat menggunakan
perhitungan volume yang terdapat pada Analisa Harga Satuan
Pekerjaan. Pemeriksaan berikutnya adalah mengenai
kesesuaian harga satuan bangunan dengan harga pasar yang
ada saat ini. Untuk itu digunakan data harga bahan bangunan
hasil survey.

Dengan memahami uraian di atas, maka Maksud dan Tujuan


digunakannya RPD untuk memberi arahan kepada penerima
bantuan agar tepat di dalam menggunakan dana BSPS dan
dana swadaya dapat tercapai.

Rencana Penggunaan Dana (RPD) disusun dengan tata cara


sebagai berikut:
a) Memuat informasi tentang identitas;
b) Memuat informasi tentang jenis pekerjaan/bahan
bangunan, volume per jenis bahan bangunan, harga
satuan dan jumlah biaya per jenis bahan bangunan, total
biaya membangun, sumber dana yang berasal dari BSPS
dan swadaya penerima bantuan;
c) Jenis bahan bangunan harus sama dengan jenis bahan
bangunan yang tertuang dalam GK;
d) Harga satuan per jenis bahan bangunan yang digunakan
adalah harga satuan bahan bangunan dari toko/penyedia
bahan bangunan yang ditunjuk oleh KPB;dan
e) Total biaya membangun merupakan seluruh biaya yang
diperlukan untuk mencukupi minimal luas, kualitas dan

BAB II 27
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

kesehatan bangunan rumah terbangun, yang merupakan


penjumlahan dari nilai bantuan dan keswadayaan.

d. Perencanaan Pembelian Bahan Bangunan


Dalam perencanaan pembelian bahan bangunan diperlukan
dokumen Daftar Rencana Pembelian Bahan Bangunan (DRPB2)
yang dimaksudkan untuk mengendalikan penerima bantuan
dalam penarikan dana tabungan dan pembelian bahan bangunan
sehingga tercapai penggunaan dana yang sesuai untuk
membangun atau meningkatkan kualitas rumah menjadi layak
huni atau sesuai dengan RPD.

Penerima bantuan harus membuat DRPB2 secara bersama-sama


dalam KPB sebelum menarik dana bantuan dari rekening
tabungan, yang dibuat untuk masing-masing penerima bantuan.
DRPB2 ini dibuat setiap tahapan penarikan dana bantuan yaitu
tahap I dan tahap II dengan prosentase masing-masing adalah
50% dari nilai RPD. Dan dalam pembuatan DRPB2 ini didampingi
dan dibimbing oleh Fasilitator. Penyusunan tahapan DRPB2
didasarkan atas prioritas pembangunan/peningkatan kualitas
rumah.

DRPB2 harus berisi:


1) Jenis dan jumlah bahan bangunan yang akan dibeli;
2) Harga bahan bangunan menurut jenisnya;
3) Nama toko/pabrik/grosir penyedia bahan bangunan yang
ditunjuk oleh KPB;
4) Nomor rekening dan nama bank yang digunakan oleh
toko/pabrik/grosir penyedia bahan bangunan untuk menerima
pembayaran pembelian bahan bangunan;
5) Alamat toko/pabrik/grosir penyedia bahan bangunan sesuai
tempat usaha sebagaimana alamat yang tertuang dalam
SITU;

BAB II 28
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

6) Komponen upah kerja dan nama penerima bantuan yang


memenuhi kriteria yang dapat menggunakan dana BSPS
untuk biaya upah kerja; dan
7) Nama KPB.

Ketentuan dana BSPS dapat digunakan untuk biaya upah kerja,


dimana penerima bantuan tidak memiliki swadaya disebabkan
oleh lanjut usia (jompo), cacat permanen, janda tua yang tinggal
sendiri. Besaran upah kerja paling banyak 15% (lima belas
persen) dari jumlah yang dituangkan dalam DRPB2.

DRPB2 harus ditandatangani oleh penerima bantuan dan pemilik


toko/penyedia bahan bangunan diketahui oleh ketua KPB dan
fasilitator, diperiksa oleh Koordinator Kabupaten/Kota, serta
disahkan oleh Tim Teknis kabupaten/kota. DRPB2 merupakan
bentuk kesanggupan toko/penyedia bahan bangunan untuk
menyediakan bahan bangunan sesuai kebutuhan menurut jenis,
jumlah dan harga bahan bangunan.

Dokumen DRPB2 tahap I dan tahap II dibuat dalam rangkap 4


(empat) untuk diberikan kepada:
1) 1 (satu) rangkap asli untuk penerima bantuan;
2) 3 (tiga) rangkap copy, masing-masing untuk toko/penyedia
bahan bangunan, koordinator kabupaten/kota dan tim teknis
kabupaten/kota.

e. Penetapan SK Kepala Desa/Lurah tentang Pembentukan


KPB
SK Kepala Desa/Lurah tentang Pembentukan KPB yang diajukan
Fasilitator kepada Kepala Desa/Lurah terdiri atas:
1) SK Kepala Desa/Lurah tentang Pembentukan KPB;dan
2) Pembentukan Kelompok KPB.

BAB II 29
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

f. Penyusunan Proposal BSPS


Proposal per KPB disusun oleh KPB dengan susunan sebagai
berikut:
1) Lembar Verifikasi Kelengkapan Dokumen Proposal;
2) Kesepakatan Sosial;
3) SK Kepala Desa/Lurah tentang Pembentukan Kelompok
Penerima Bantuan;
4) Resume penggunaan dana;
5) Berita acara review GK dan RPD;
6) Rencana Teknis Peningkatan Kualitas/Pembangunan Baru:
a) Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas per penerima
bantuan;dan
b) Gambar Kerja Pembangunan Baru per penerima bantuan.
7) Rencana Penggunaan Dana (RPD) per penerima bantuan.

Proposal diserahkan oleh ketua KPB kepada fasilitator untuk


dimasukkan kedalam berkas Pengusulan Penetapan Penerima
Bantuan.

g. Pengusulan Penetapan Penerima Bantuan


Berkas Usulan Penetapan Penerima Bantuan per desa disusun
oleh fasilitator dengan susunan sebagai berikut:
1) Lembar Verifikasi Kelengkapan Dokumen Pengusulan
Penetapan Penerima Bantuan;
2) Permohonan Penetapan Penerima BSPS;
3) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak /SPTJM;
4) Draft Lampiran SK PPK;
5) Berita Acara Sosialisasi;
6) Pakta Integritas;
7) Hasil Klarifikasi Lapangan;
8) Berita Acara Rembug Penyepakatan Penerima Bantuan;
9) Lampiran :
a) Proposal KPB 1;

BAB II 30
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

b) Proposal KPB 2;dan


c) dst

Permohonan Penetapan Penerima Bantuan diajukan oleh tim


teknis kabupaten/kota secara tuntas desa per desa. Dokumen ini
disampaikan ke PPK untuk diproses lebih lanjut.

3. Penyaluran Bantuan
a. Penetapan Penerima Bantuan
Setelah dokumen asli permohonan pencairan BSPS yang diajukan
oleh tim teknis kabupaten/kota diterima serta dinyatakan
lengkap dan benar, selanjutnya PPK menerbitkan SK Penetapan
Penerima BSPS per desa yang disahkan oleh Kepala Satuan
Kerja.

SK penetapan penerima bantuan selanjutnya disampaikan


kepada :
1) Gubernur melalui Tim Koordinasi Provinsi;
2) Bupati/Walikota melalui Tim Teknis Kabupaten/Kota;
3) Bank/Pos penyalur untuk proses pembuatan rekening;dan
4) KMW, Koordinator Kabupaten/Kota dan Fasilitator

Setelah Koordinator Kabupaten/Kota menerima SK Penetapan


Penerima Bantuan, kemudian Koordinator Kabupaten/Kota
melakukan inputting ke website.

b. Pencairan Dana
Dana Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya dicairkan langsung
dari KPPN atas permintaan Satuan Kerja Bantuan Rumah
Swadaya ke Rekening Giro Penampungan Satuan Kerja, yang
ada di Bank/Pos Penyalur. Pencairan dana BSPS dilaksanakan
dalam satu tahap (100%) dengan mekanisme sebagai berikut:

BAB II 31
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

1) PPK menyampaikan SK Penetapan Penerima BSPS kepada Tim


Teknis BSPS Kabupaten/Kota atau SKPD yang menangani
bidang perumahan di kabupaten/ kota sebagai pemberitahuan
bahwa telah ditetapkan penerima BSPS dan permintaan
dilakukannya pemantauan pelaksanaan BSPS di lapangan;
2) PPK menerbitkan SPP kepada PP-SPM untuk diterbitkan SPM
kepada KPPN;dan
3) SP2D diterbitkan oleh KPPN atas dasar SPM yang diajukan
oleh PP-SPM.

Mekanisme pembuatan/penerbitan Surat Perintah Pembayaran


(SPP), Surat Perintah Membayar (SPM) mengikuti aturan yang
berlaku sesuai dengan surat Peraturan Direktur Jenderal
Pembendaharaan Nomor 57/PB/2010 tentang Tata Cara
Penerbitan Surat Perintah Membayar dan Surat Perintah
Pencairan Dana.

c. Penyaluran Dana ke Masyarakat


Penyaluran dana BSPS dilakukan oleh Unit Kerja Bank/Pos
penyalur di tingkat pusat dengan tahapan sebagai berikut:
1) PPK menyerahkan SK Penetapan Penerima BSPS kepada
Bank/Pos penyalur;
2) Bank/Pos Penyalur melakukan pembuatan rekening
perorangan secara massal berdasarkan SK Penetapan
Penerima BSPS yang diberikan oleh PPK;
3) Pelaksanaan penyaluran BSPS ke rekening penerima
dilaksanakan dalam 1 (satu) tahap oleh Bank/Pos Penyalur;
4) Penerbitan buku tabungan penerima bantuan dilakukan oleh
Kantor layanan Bank/Pos Penyalur, dengan ketentuan sebagai
berikut:
a) Kantor layanan Bank/Pos Penyalur memeriksa data
penerima bantuan yang dikirimkan secara online dari
Bank/Pos Penyalur pusat;dan

BAB II 32
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

b) Kantor layanan Bank/Pos Penyalur menerbitkan buku


tabungan sesuai rekening penerima bantuan.
5) Penyerahan buku tabungan oleh Kantor layanan Bank/Pos
Penyalur kepada penerima bantuan paling lambat 7 hari
kaleder sejak dana masuk dalam rekening tabungan, dengan
syarat penerima bantuan:
a) Memperlihatkan KTP asli;
b) Menandatangani header Buku Tabungan;
c) Menandatangani tanda terima buku tabungan.
6) Penyerahan buku tabungan dapat dilakukan bersamaan
dengan penarikan dana tahap 1 oleh penerima bantuan.

4. Pelaksanaan Konstruksi Tahap 1


Tujuan dari Pelaksanaan Konstruksi Tahap 1 adalah tercapainya
bobot pekerjaan minimal 30%.

Pelaksanaan Konstruksi Tahap 1 terdiri atas dua kegiatan, yaitu.:


a. Kegiatan persiapan pelaksanaan ;dan
b. Kegiatan pelaksanaan konstruksi

Adapun mekanisme kegiatan pada tahap pelaksanaan sebagaimana


terlihat pada Gambar 2.4. diagram alir pelaksanaan kegiatan
pembangunan perumahan.

Konstruksi Tahap 1 Konstruksi Tahap 2


Persiapan Pelaksanaan Pelaksanaan Sertifikasi

Rembug 4
Pembekalan Pelaks Kons, Pelaks Kons,
Penetapan Pelaksanaan (Pre Penc. Dana, Penc. Dana,
KPB Constr. Meeting) Laporan Laporan,
Mobilisasi (rembug 5), (rembug 6) Surat
Alat Administrasi, Administrasi, Pernyataan
Tenaga Photo, Photo, Penyelesaian
Kerja Bobot Min Bobot Pekerjaan
Tim Pelaksana Material 30% 100% (SP3)
Rencana Kerja GK, Pendampingan
RPD, Jadwal Pelaks. (Coaching)
(Teknis, Pelaporan, Adm)

BAB II 33
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Gambar 2.4 Diagram Alir Pelaksanaan Pembangunan Konstruksi


Rumah

Masing-masing kegiatan pada diagram tersebut dapat diuraikan


sebagai berikut.
a. Persiapan Pelaksanaan Konstruksi
1) Penyiapan Tim Pelaksana Konstruksi (rembug-4)
Penyiapan organisasi pelaksana konstruksi disini mencakup
kegiatan pembentukan Struktur Organisasi termasuk
penentuan orang-orang yang akan bertanggungjawab pada
setiap unit kerja. Penyelenggaraan penyiapan organisasi
pelaksana konstruksi ini dilakukan oleh KPB melalui rembug
KPB yang difasilitasi oleh Fasilitator.

2) Penajaman Rencana Kerja


Rencana kerja hendaklah dibuat serinci mungkin agar lebih
mudah untuk dipahami dan dilaksanakan. Untuk mencapai hal
tersebut tidak cukup mudah, apalagi ada keterbatasan
kemampuan teknis personil dalam menyusun perencanaan
dan keterbatasan waktu yang tersedia untuk merencanakan
kegiatan.

Untuk mengantisipasi adanya kelemahan-kelemahan dalam


perencanaan tersebut maka perlu dilakukan penajaman
kembali rencana kerja sebelum pelaksanaan dimulai.
Penajaman rencana kerja yang dilakukan oleh KPB ini antara
lain adalah rencana jadwal pelaksanaan, rencana
pengadaan/mobilisasi tenaga kerja/ bahan/alat, rencana tim
pelaksana lapangan, rencana Calon Tenaga Kerja yang akan
terlibat, termasuk rencana pelatihan administrasi dan teknis
konstruksi bagi tim pelaksana lapangan. Keseluruhan hasil
penajaman rencana ini akan menjadi masukan dalam

BAB II 34
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

penyelenggaraan Pre Construction Meeting difasilitasi oleh


Fasilitator.

3) Pre Construction Meeting (PCM)


Pre Construction Meeting (PCM) adalah rembug KPB dalam
rangka Persiapan Pelaksanaan Konstruksi. Rapat ini
diselenggarakan sebelum dimulainya kegiatan pembangunan
prasarana/fisik. Penyelenggara kegiatan PCM ini adalah KPB
yang difasilitasi oleh Fasilitator dan dihadiri oleh seluruh
anggota KPB yang akan melaksanakan kegiatan
pembangunan rumahya.

Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan PCM


a) Adanya Tim Pelaksana yang paham akan tugasnya;
b) Adanya Jadwal Penerimaan Bahan Bangunan;
c) Adanya Calon Tenaga Kerja yang akan dimobilisasi;
d) Adanya kesepakatan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan;dan
e) Meningkatnya pemahaman KPB untuk melaksanakan
kegiatan secara tepat waktu, tepat kualitas, tepat biaya,
tertib administrasi, dan tidak bertentangan dengan
ketentuan BSPS.

Penyelenggara kegiatan PCM adalah KPB dengan difasilitasi


oleh Fasilitator. Peserta Tim Pelaksana dari KPB yang ada.

4) Pembekalan KPB tentang Administrasi dan Teknis


Pelaksanaan Konstruksi
Pembekalan diberikan oleh Fasilitator tentang teknik-teknik
pelaksanaan konstruksi, administrasi penarikan dana atau
pelaporan kegiatan pembangunan rumah yang akan dilakukan
KPB selama pelaksanaan konstruksi.

BAB II 35
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Kegiatan ini harus dilakukan sesederhana mungkin dengan


bahasa yang mudah dimengerti oleh KPB sehingga mereka
benar-benar mampu dan siap untuk melaksanakan kegiatan
fisik dan pengadministrasiannya. Adapun cakupan substansi
materi kegiatan ini mengacu pada standar teknis dan
administrasi yang telah ada dalam BSPS dan dapat
disesuaikan dengan kebutuhan setiap KPB.

b. Pelaksanaan Pembangunan Rumah Tahap 1


1) Klarifikasi Keberadaan Rekening Penerima Bantuan
Dalam rangka memastikan lokasi unit kerja bank/pos
penyalur terdekat dengan penerima bantuan, fasilitator
melakukan klarifikasi keberadaan rekening penerima bantuan
di kantor layanan bank/pos penyalur terdekat. Jika lokasi
bank/pos penyalur dinilai jauh dari lokasi penerima bantuan
maka bank/pos penyalur dapat dipindahkan ke lokasi terdekat
meskipun berbeda wilayah kecamatan. Apabila letak bank/pos
penyalur dinilai jauh dari lokasi penerima bantuan maka
fasilitator menghubungi Koordinator Kabupaten/Kota untuk
diusulkan perubahannya kepada PPK.

2) Pembelian Bahan Bangunan dan Penarikan Dana Bantuan


Tahap 1
Setelah Penerima Bantuan menerima buku tabungan, maka
KPB segera menyiapkan DRPB2 tahap 1 untuk disahkan oleh
Tim Teknis Kabupaten/Kota Penarikan dana bantuan tahap 1
dapat dilakukan apabila DRPB2 tahap 1 sudah disahkan oleh
Tim Teknis Kabupaten.

Setelah KPB menerima DRPB2 asli tahap 1 yang sudah


disahkan, maka kemudian KPB mengirim kopi DRPB2 tahap 1
yang sudah disahkan kepada Toko/Penyedia Bahan. Jumlah

BAB II 36
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

kopi DRPB2 tahap 1 yang dikirim ke toko/penyedia bahan


bangunan sama dengan jumlah anggota KPB.

Sesuai dengan surat kesepakatan antara Toko/Penyedia


bahan bangunan dengan KPB, maka kemudian dalam waktu
paling lambat 3 (tiga) hari Toko/Penyedia bahan bangunan
mengirimkan bahan bangunan yang dipesan ke lokasi rumah
penerima bantuan dan setelah bahan bangunan sampai di
rumah penerima bantuan dengan disaksikan oleh pengurus
KPB, maka penerima bantuan menandatangani tanda terima
bahan bangunan.

Setelah semua bahan bangunan yang dipesan dapat diterima


oleh Penerima Bantuan, maka KPB kemudian mengirimkan
form transfer, kopi DRPB2 tahap 1, kopi tanda terima bahan
bangunan kepada Bank/Pos Penyalur untuk melakukan
transfer uang kepada Toko/Penyedia bahan bangunan.

Penarikan dana BSPS dilakukan secara langsung oleh


penerima bantuan secara berkelompok sesuai kelompoknya
dengan mendatangi kantor bank/pos penyalur. Bank/Pos
Penyalur kemudian mentransfer dana ke rekening Toko Bahan
Bangunan sebesar nilai DRPB2 tahap 1 yang dipesan.

3) Pelaksanaan Pembangunan Rumah


KPB kemudian melakukan pembangunan baru rumah atau
peningkatan kualitas rumah tahap 1 secara gotong royong.
Setelah nilai progress minimal 30%, Penerima Bantuan
bersama sama dengan anggota KPB lainnya membuat
Laporan Penggunaan Dana Tahap 1.

4) Penyusunan Laporan Penggunaan Dana Tahap 1 (rembug 5).

BAB II 37
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Laporan Penggunaan Dana tahap 1 disampaikan oleh


Penerima Bantuan kepada Kelompok Penerima Bantuan (KPB)
dan disusun bersama-sama anggota kelompok lainnya
menjadi satu.

Laporan Penggunaan Dana tahap 1 yang juga memuat


Laporan Progres Fisik minimal 30% terdiri atas:
a) Lembar verifikasi kelengkapan laporan;
b) Laporan Progres Fisik minimal 30%;
c) Kwitansi Pembelian Bahan Bangunan tahap 1 (asli);
d) Bukti Transfer Penerima Bantuan ke Toko/Penyedia Bahan
Bangunan;
e) Nota Pembelian Bahan Bangunan tahap 1 yang
dikeluarkan oleh toko bahan bangunan (asli);
f) Tanda Terima Bahan Bangunan Tahap I;
g) Daftar Rencana Pembelian Bahan Bangunan (DRPB2)
Tahap 1;
h) Berita Acara Kesepakatan Pemilihan Toko/Penyedia Bahan
Bangunan;dan
i) Kontrak Kesepakatan Pembelian Bahan Bangunan.

Laporan Penggunaan Dana Tahap 1 kemudian dikirim kepada


Koordinator Kota untuk diverifikasi dan selanjutnya kepada
Tim Teknis Kabupaten/Kota untuk disahkan.

Laporan Penggunaan Dana tahap 1 dibuat dalam bentuk


hardcopy berjumlah1 (satu) asli dan 2 (dua) kopi yang
diperuntukkan bagi:
a) 1 (satu) asli untuk PPK;
b) 1 (satu) kopi untuk Tim Teknis Kabupaten/Kota;dan
c) 1 (satu) kopi untuk Kelompok Penerima Bantuan.
.
c. Supervisi Pelaksanaan Konstruksi

BAB II 38
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Pengawasan/supervisi dapat diartikan sebagai tindakan yang


dilakukan untuk menjadikan segala kegiatan di proyek
berlangsung dan berhasil sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.

Dengan demikian maka Supervisi pelaksanaan pekerjaan


konstruksi mencakup kegiatan/tindakan mengawasi pelaksanaan
pekerjaan sesuai standar konstruksi/rencana yang telah
ditetapkan, kemudian mengadakan pengukuran/penilaian
pelaksanaan sesuai standar pengukuran kegiatan tersebut dan
membandingkan antara hasil pelaksanaan yang dicapai dengan
standar/rencananya untuk mengetahui apakah ada
penyimpangan (evaluasi).

Standar yang dipergunakan adalah mencakup standar konstruksi


itu sendiri atau spesifikasi/persyaratan teknis pekerjaan, seperti
kuantitas, dimensi/ukuran, kualitas, cara pengerjaan atau
rencana kerja yang telah ditetapkan sebelumnya seperti biaya
atau jadwal/waktu pelaksanaan kegiatan, dan lain-lain.

Sedangkan penyimpangan disini dapat merupakan hasil yang


sesuai atau lebih baik (hal ini merupakan suatu prestasi) dan
penyimpangan yang negatif atau tidak sesuai/dibawah standar
yang telah ditetapkan (merupakan suatu masalah yang harus
diselesaikan).

Sasaran pengawasan pekerjaan konstruksi adalah untuk melihat


apakah terjadi penyimpangan negatif dari standar teknis atau
rencana yang telah ditetapkan, seperti apakah kualitas bahan
yang dipergunakan kurang, apakah volume atau ukuran/dimensi
pekerjaan kurang atau apakah cara pengerjaan salah, atau
apakah waktu pelaksanaan pekerjaan terlambat, dll, yang bisa

BAB II 39
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

berakibat pada kualitas dan kuantitas bangunan yang hendak


dibangun tidak terpenuhi sesuai standar teknis/rencana awalnya.

Sedangkan tujuannya adalah agar dilakukan tindakan perbaikan


atau penyelesaiaan (pengendalian) bilamana ditemukan adanya
kesalahan atau kukurangan dari pekerjaan yang sedang
dilaksanakan sehingga tujuan untuk mewujudkan
bangunan/infrastruktur yang berkualitas baik (kuat) dan dapat
berfungsi/dimanfaatkan lebih lama dapat tercapai dengan baik.

Pengawasan secara teratur merupakan cara yang diperlukan


untuk menghindari hasil yang tidak dapat diterima yang
disebabkan oleh faktor-faktor seperti bentuk/ukuran konstruksi
yang dibuat dilapangan tidak sesuai dengan desain/gambar
kerja, ketrampilan kerja yang kurang, perubahan bahan
(bermutu jelek), peralatan yang tidak sesuai atau tidak
memadai, kuantitas yang kurang dan kondisi lain yang
merugikan/menghambat kelancaran pekerjaan di lapangan.

Pengawasan pelaksanaan pembangunan/peningkatan kualitas


pada prinsipnya dilakukan terhadap semua aspek kegiatan,
namun demikian dalam proses pengawasan ini dapat difokuskan
pada 5 (lima) aspek-aspek pengawasan pelaksanaan berikut:
1) Volume pekerjaan;
2) Mutu/Kualitas pekerjaan;
3) Waktu pelaksanaan;
4) Biaya;dan
5) Administrasi pelaksanaan.

Pengawasan dilakukan oleh Koordinator Kabupaten/Kota dan


Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) dengan melibatkan Tim
Teknis Kabupaten/Kota.

BAB II 40
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

5. Pelaksanaan Konstruksi Tahap 2


Tujuan dari Pelaksanaan Konstruksi Tahap 2 adalah tercapainya
bobot pekerjaan 100% dan dikeluarkannya Surat Pernyataan
Penyelesaian Pekerjaan (SP3).
a. Pelaksanaan Pembangunan Rumah Tahap 2
1) Pembelian Bahan Bangunan dan Penarikan Dana Bantuan
Tahap 2
Berdasarkan laporan penggunaan dana tahap I atau progres
fisik minimal 30% yang telah disampaikan, dapat diketahui
penerima bantuan yang berhak melakukan penarikan dan
konstruksi tahap 2. Kelompok Penerima Bantuan yang telah
memenuhi syarat melakukan penarikan dana tahap 2,
melakukan rembug untuk menentukan toko/penyedia tempat
pembelian bahan bangunan yang akan ditunjuk. KPB dapat
menunjuk toko/penyedia bahan bangunan lain apabila kinerja
toko/penyedia bahan bangunan tahap 1 tidak berkinerja baik.
Selanjutnya dilakukan penyusunan DRPB Tahap 2 dan
pengusulan pengesahan DRPB2. Proses penunjukkan
toko/penyedia bahan bangunan dan penyusunan DRPB2 tahap
2 mengikuti ketentuan sebagaimana tahap 1.

Setelah Tim Teknis menerima Penggunaan Dana tahap 1 yang


memuat juga Laporan Progress Fisik minimal 30%, maka Tim
Teknis segera mengesahkan DRPB2 tahap 2.

Setelah KPB menerima DRPB2 asli tahap 2 yang sudah


disahkan, maka kemudian KPB mengirim kopi DRPB2 tahap 2
yang sudah disahkan kepada Toko/Penyedia Bahan. Jumlah
kopi DRPB2 tahap 2 yang dikirim ke toko/penyedia bahan
bangunan sama dengan jumlah anggota KPB.

Selanjutnya sesuai dengan prosedur pembelian dan


pengiriman barang pada tahap 1, maka penerima bantuan

BAB II 41
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

dan disaksikan oleh pengurus KPB menerima bahan bangunan


dan menandatangani tanda terima bahan bangunan.

Setelah semua bahan bangunan yang dipesan dapat diterima


oleh Penerima Bantuan, maka KPB kemudian mengirimkan
form transfer, kopi DRPB2 tahap 2, kopi tanda terima bahan
bangunan kepada Bank/Pos Penyalur untuk melakukan
transfer uang kepada Toko/Penyedia bahan bangunan.

2) Pelaksanaan Pembangunan Rumah Tahap 2


KPB kemudian melanjutkan kegiatan pembangunan rumah
baru atau peningkatan kualitas rumah tahap 2 secara gotong
royong sampai mencapai progress 100%. Penerima Bantuan
bersama sama dengan anggota KPB lainnya membuat
Laporan Penggunaan Dana Tahap 2.

3) Penyusunan Laporan Penggunaan Dana Tahap 2 (rembug 6).


Laporan Penggunaan Dana tahap 2 disampaikan oleh
Penerima Bantuan kepada Kelompok Penerima Bantuan (KPB)
dan disusun bersama-sama anggota kelompok lainnya
menjadi satu.

Laporan Penggunaan Dana tahap 2 yang juga berisi Laporan


Progress Fisik 100% meliputi:
a) Lembar verifikasi kelengkapan Laporan Penggunaan Dana
Tahap 2;
b) Laporan Progres Akhir Pekerjaan
Pembangunan/Peningkatan Kualitas Rumah;
c) Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan (BAP2);
d) Surat Pernyataan Penyelesaian PEKERJAAN (SP3);
e) Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan
Pembangunan (SPKMP);
f) Laporan Progres Fisik 100%;

BAB II 42
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

g) Kwitansi Pembelian Bahan Bangunan tahap 2 (asli);


h) Nota Pembelian Bahan Bangunan tahap 2 yang
dikeluarkan oleh toko bahan bangunan (asli);
i) Kopi identitas buku tabungan masing-masing penerima
bantuan;
j) Kopi lembar mutasi buku tabungan;
k) Daftar Rencana Pembelian Bahan Bangunan (DRPB2) T-2;
l) Tanda Terima Bahan Bangunan Tahap 2;
m) Berita Acara Hasil Kesepakatan Pemilihan Toko/Penyedia
Bahan Bangunan;dan
n) Kontrak Kesepakatan Pembelian Bahan Bangunan

Laporan Progress Fisik minimal 100% dan Penggunaan Dana


Tahap 2 kemudian dikirim kepada Koordinator Kota dan Tim
Teknis Kabupaten/Kota untuk disahkan.

Laporan Penggunaan Dana tahap 1 dibuat dalam bentuk


hardcopy berjumlah1 (satu) asli dan 2 (dua) kopi yang
diperuntukkan bagi:
a) 1 (satu) asli untuk PPK;
b) 1 (satu) kopi untuk Tim Teknis Kabupaten/Kota;dan
c) 1 (satu) kopi untuk Kelompok Penerima Bantuan.

b. Rapat Evaluasi Kemajuan Lapangan


Kegiatan evaluasi pada prinsipnya merupakan bagian dari proses
pengawasan/pengendalian pelaksanaan kegiatan, hanya
umumnya dilakukan untuk periode waktu tertentu, meskipun
juga dapat dilakukan sewaktu-waktu (mendesak).

Rapat Evaluasi Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan adalah


merupakan pertemuan yang dilaksanakan oleh KPB (tim
pelaksana kegiatan) pada setiap setiap periode waktu tertentu
(biasanya mingguan atau sesuai periode waktu yang disepakati)

BAB II 43
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

untuk mengevaluasi sejauh mana kemajuan pelaksanaan


kegiatan telah dicapai, termasuk penyelesaiaan masalah yang
muncul. Rapat ini dihadiri oleh semua pengurus/pelaksana
kegiatan (termasuk dapat mengundang pihak-pihak terkait
lainnya yang diperlukan).

Beberapa hal penting yang perlu menjadi agenda evaluasi


berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dilapangan, antara lain:
1) Apakah Volume pekerjaan (kemajuan pelaksanaan) yang
telah dicapai sesuai dengan yang direncanakan?
2) Apakah Realisasi Volume Pengadaan Bahan/Alat/Tenaga Kerja
sampai saat ini sesuai atau apakah masih
cukup/memungkinkan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan sesuai dengan yang direncanakan? Coba
bandingkan total Volume dari hasil pengadaan
Tenaga/Bahan/Alat sampai saat ini;
3) Apakah Realisasi Biaya Pengadaan Bahan/Alat/Tenaga Kerja
sampai saat ini sesuai dan cukup/masih memungkinkan untuk
menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan yang
direncanakan?
4) Apakah Realisasi Swadaya Masyarakat sesuai rencana
swadaya ?
5) Apakah Administrasi/laporan-laporan sudah dibuat dan
diarsipkan?

Hasil pembahasan setiap agenda/permasalahan hendaknya dapat


memberikan/ menyepakati apa bentuk penyelesaian, siapa yang
bertanggung jawab untuk pelaksanaannya, bagaimana cara
pelaksanaannya dilapangan dan kapan akan dilakukan tindakan
tersebut.

BAB II 44
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Hasil-hasil kesepakatan/pembahasan tersebut dicatat pada


Notulen/Catatan Hasil Rapat Mingguan dan diarsipkan dengan
baik.

c. Dokumentasi (Photo-photo) kondisi minimal 30%, dan


100%
Dokumentasi dilakukan dengan kegiatan potret kondisi atau
keadaan pertengahan pelaksanaan pekerjaan (kira-kira pada
progress minimal mencapai 30%) atau keadaan akhir setelah
pekerjaan selesai 100% pada lokasi dibangun bangunan. Jumlah
titik lokasi yang diambil/potret minimal sama dengan titik lokasi
pengambilan potret kondisi nol (0%) sebelumnya. Penting untuk
diperhatikan bahwa titik lokasi dan arah pengambilan gambar
kondisi minimal 30% dan 100% ini harus sama dengan titik dan
arah pengambilan gambar kondisi awal (0%) sebelumnya.

d. Perubahan Pekerjaan di Lapangan


Dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan perumahan,
seringkali tidak dapat dihindari adanya perubahan pekerjaan
karena kesalahan desain atau perubahan kondisi/pekerjaan yang
mengakibatkan perubahan Gambar Kerja (GK).

Dalam hal penerima bantuan ingin melakukan perubahan GK,


perubahan tersebut dapat dilakukan sepanjang kualitas dan nilai
konstruksinya lebih meningkat dari kualitas dan konstruksi yang
ada dalam GK, Dengan persetujuan PPK.

e. Penyelesaian pekerjaan KPB


Penyelesaian pekerjaan adalah pencapaian realisasi pelaksanaan
pekerjaan dilapangan sesuai kuantitas/volume dan nilai/biaya
pekerjaan sebagaimana dicantumkan dalam RPD.

BAB II 45
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Dengan demikian maka Pekerjaan hanya dapat dikatakan selesai


apabila dana bantuan yang diusulkan oleh KPB sesuai masing-
masing RPD penerima bantuan. Jadi ukuran untuk menyatakan
bahwa kegiatan Pembangunan rumah telah selesai adalah bahan
bangunan yang sudah habis (tidak ada sisa) dan jumlah volume
pekerjaan yang dibuat dilapangan sudah dicapai sesuai dengan
rencana (dinyatakan dalam lembar progres).

Setelah pekerjaan selesai 100% atau minimal 97%, KPB berhak


mengajukan secara tertulis kepada Fasilitator untuk melakukan
Sertifikasi Pekerjaan. Hasil Sertifikasi Pekerjaan yang
dilaksanakan secara bersama-sama oleh kedua belah pihak dan
ini dituangkan dalam Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan
(BAP2).

Bagaimana jika hasil pelaksanaan pekerjaan tidak sama dengan


perencanaan teknis awal?
Jika hasil pekerjaan melebihi rencana volume pekerjaan awal
maka kelebihan itu merupakan prestasi KPB dan dapat dicatat
sebagai keswadayaan yang dilakukan.

Namun jika hasil pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan


yang Gambar Kerja, Spesifikasi Teknis dan Rencana Penggunaan
Dana maka pihak KPB selaku pelaksana pekerjaan wajib
memperbaiki ketidaksesuaian tersebut dengan cara swadaya,
dan dalam waktu yang disepakati antara KPB dengan tim teknis.
Masa perbaikan/penyempurnaan ini selambat-lambatnya harus
selesai sebelum laporan pertanggungjawaban KPB dilaksanakan.

f. Sertifikasi/Pemeriksaan Hasil Konstruksi rumah


Sertifikasi disini merupakan kegiatan yang dilakukan oleh tim
teknis untuk menyatakan bahwa pembangunan rumah baru atau
peningkatan kualitas rumah sudah selesai dan dapat ditempati

BAB II 46
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

oleh penerima bantuan. Selanjutnya, untuk memastikan bahwa


hasil yang diharapkan benar-benar telah memenuhi ketentuan
program dan teknis (kualitas baik dan berfungsi) maka Tim
Teknis melakukan sertifikasi hasil konstruksi rumah tersebut
dengan menyertakan Penerima Bantuan dan Kelompok Penerima
Bantuan serta diketahui oleh koordinator Kabupaten/Kota dan
Fasilitator.
1) Tujuan dan Hasil Yang diharapkan
Tujuan sertifikasi adalah untuk mengetahui apakah hasil
pelaksanaan kegiatan pembangunan rumah telah memiliki
kualitas yang baik dan dapat berfungsi.

Sedangkan hasil yang diharapkan dari kegiatan Sertifikasi ini


adalah adanya rekomendasi atas kesesuaian dengan rencana
teknis dan kelayakan hunian terhadap standar pelayanan
minimal rumah yang telah dibangun/ditingkatkan kualitasnya
tersebut.
2) Materi Sertifikasi
Pelaksanaan Sertifikasi hasil pembangunan bangunan rumah
dilakukan terhadap aspek capaian kualitas proses, kualitas
konstruksi, manfaat dan pemanfaatan dana. Sedangkan
uraian secara terinci dari masing-masing aspek tersebut
dapat dilihat pada Formulir Sertifikasi sebagai berikut:
a) Laporan Progres Akhir Pekerjaan
Pembangunan/Peningkatan Kualitas Rumah;
b) Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan (BAP2);
c) Surat Pernyataan Penyelesaian PEKERJAAN (SP3);dan
d) Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan
Pembangunan (SPKMP).

3) Mekanisme Pelaksanaan Sertifikasi Kegiatan


Pendekatan pelaksanaan Sertifikasi ini dilakukan langsung di
lapangan oleh tim teknis dan perwakilan KPB bersangkutan.

BAB II 47
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Adapun mekanismenya dapat dijelaskan secara ringkas


sebagai berikut:
a) Berdasarkan laporan kemajuan pekerjaan KPB yang
menunjukan bahwa kemajuan pekerjaan telah selesai
100%, selanjutnya Tim Teknis Kabupaten/Kota melakukan
Sertifikasi hasil pekerjaan;
b) Tim Teknis bersama perwakilan KPB dan Fasilitator
melakukan pemeriksaan dan penilaian atas semua aspek
sertifikasi. Hasil Penilaian masing-masing aspek sertifikasi
disepakati bersama-sama oleh Tim (termasuk KPB);
c) Setelah seluruh pemeriksaan aspek selesai, maka
dilanjutkan dengan membuat kesimpulan dan
rekomendasi. Adapun alternatif bentuk kesimpulan dan
rekomendasi, yaitu :
(1) Pekerjaan dinyatakan Layak/Selesai (berkualitas baik
& berfungsi);
Apabila pekerjaan dinyatakan selesai 100% dan
dinyatakan layak, maka dilanjutkan dengan
pembuatan Surat Pernyataan Penyelesaian Pekerjaan
(SP3).
(2) Pekerjaan dinyatakan Belum Selesai/Layak dengan
Penyempurnaan;
Apabila pembangunan dinyatakan belum selesai 100%
atau masih ada kerusakan yang perlu diperbaiki dan
pembangunan masih belum mencapai batas akhir
tahun anggaran, maka penerima bantuan dan
kelompok penerima bantuan diberi kesempatan untuk
menyelesaikan atau memperbaiki pembangunannya.
Namun, jika sampai akhir tahun anggaran
pembangunan masih belum diselesaikan, maka
penerima bantuan dan kelompok penerima bantuan
diminta menandatangani Surat Pernyataan
Kesanggupan Menyelesaikan Pekerjaan (SPKMP).

BAB II 48
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Selanjutnya Penerima Bantuan dan KPB harus


melakukan perbaikan atau menyelesaikan
pekerjaannya. Penyempurnaan ini harus dievaluasi
kembali oleh Tim Sertifikasi. Dan setelah hasil
perbaikan/penyempurnaan dinyatakan diterima baru
dapat dilanjutkan dengan pembuatan SP3.

4) Langkah – langkah Pelaksanaan Sertifikasi Kegiatan


a) Persiapan Tim Sertifikasi:
(1) Fasilitator memperoleh penjelasan cara melaksanakan
Sertifikasi (termasuk cara pengisian formulir) dari
Koordinator kab./kota /TA. Perumahan;
(2) Fasilitator menginformasikan jadwal sertifikasi kepada
Tim Teknis dan KPB;
(3) Membawa laporan kemajuan pekerjaan terakhir yang
disampaikan oleh KPB;dan
(4) Menyiapkan Formulir Sertifikasi yang diperlukan.
b) Pelaksanaan Sertifikasi:
Langkah-langkah pelaksanaan Sertifikasi:
(1) Kegiatan Sertifikasi dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan ke lokasi rumah penerima bantuan dari
anggota KPB yang akan disertifikasi;
(2) Metode yang digunakan dapat mencakup pemeriksaan
terhadap dokumen yang diperlukan, pemeriksaan
langsung dilapangan (fisik) maupun wawancara
langsung dengan pihak KPB (yang terkait langsung
dengan pelaksanaan kegiatan dilapangan);
(3) Acuan proses Sertifikasi adalah formulir Berita Acara
Pemeriksaan Pekerjaan (BAP2);
(4) Perlu diperhatikan bahwa kesimpulan atau rekomendasi
yang dimasukan dalam hasil sertifikasi ini agar

BAB II 49
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

disepakati bersama oleh seluruh Tim dengan pihak KPB


selaku penanggungjawab pelaksana.
(5) Hasil Pemeriksaan merupakan bagian dari Berita Acara
Hasil Pemeriksaan Pekerjaan (BAP2);
(6) Berdasarkan BAP2 Fasilitator dapat menyiapkan SP3
atau SPKMP yang diperlukan;
(7) Selanjutnya jika dinilai sudah selesai, maka SP3
ditanda tangani oleh tim sertifikasi. Lembar Asli SP3
diserahkan kepada Penerima Bantuan dan kopi SP3
diserahkan kepada KPB untuk disertakan pada Laporan
Penggunaan Dana Tahap 2 oleh KPB;
(8) Jika sampai dengan batas akhir tahun anggaran belum
selesai, maka SPKMP ditandatangani oleh KPB,
Penerima Bantuan dan Tim Sertifikasi. Asli SPKMP
dipegang oleh KPB untuk disertakan di dalam Laporan
Penggunaan Dana Tahap 2 oleh KPB, sedangkan kopi
SPKMP dipegang oleh Penerima Bantuan;dan
(9) Kopi SP3 dan asli SPKMP yang sudah ditandatangani
disertakan di dalam Laporan penggunaan Dana Tahap
2.

Gambar 2.5 Contoh Peneng BSPS


5) Dokumen BAP2
Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan disingkat BAP2, adalah
bukti secara administrasi bahwa telah dilakukan pemeriksaan
pekerjaan KPB, BAP2 dibuat bersama-sama oleh tim

BAB II 50
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

sertifikasi setelah melakukan pemeriksaan/sertifikasi


pekerjaan dilapangan. Jadi pengisian BAP2 dilakukan melalui
pemeriksaan pekerjaan di lapangan bersama-sama.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam BAP2 adalah:


a) Pengisian tabel bobot pekerjaan (%) dapat mengacu
kepada Laporan Progres Pelaksanaan
Pembangunan/Peningkatan Kualitas BSPS Tahap 2 yang
sudah dibuat;
b) Pengisian hasil pemeriksaan terkait dengan pemeriksaan
terhadap kesesuaian volume dan kesesuaian spesifikasi
teknis komponen rumah yang meliputi atap, dinding dan
lantai dapat mengacu kepada rencana teknis terhadap
rumah tersebut yang dimuat di dalam proposal KPB yang
sudah disetujui Tim Teknis;
c) Pengisian hasil pemeriksaan terhadap kelayakan hunian
dilakukan dengan mengacu kepada standar minimal
hunian yang digunakan sebagai contoh adalah;
(1) Kelayakan kecukupan luas minimal rumah adalah 9
m2 per jiwa;
(2) Kelayakan kehandalan bangunan adalah bangunan
cukup kuat dan aman terhadap beban atap, beban
angin dan hujan serta cukup awet terhadap cuaca
hujan dan sinar matahari, akan lebih bagus bila
mengikuti standar bangunan tahan gempa (terdapat
ikatan-ikatan segitiga pada sudut-sudut
bangunan).dan tahan di dalam umur teknis yang
diperkirakan, yaitu 20 tahun;dan
(3) Kelayakan terhadap kesehatan adalah terdapat
kecukupan ruang terhadap aliran udara dan cahaya,
sehingga ruangan cukup kering, tidak lembab dan
tidak terlalu gelap. Sangat diutamakan jika terdapat
KM/WC sederhana yang sehat dan cukup air.

BAB II 51
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

d) Pengisian kolom rekomendasi dengan kata Selesai apabila


seluruh aspek pemeriksaan dianggap Layak atau Ya,
sedangkan rekomendasi Belum Selesai dilakukan apabila
masih ada hal-hal yang dianggap perlu diperbaiki atau
disempurnakan.
e) Batasan waktu penyelesaian kekurangan/penyempurnaan
yang ditetapkan, hendaknya disepakati bersama antara
Tim Teknis dengan pihak KPB selaku penanggungjawab
pelaksananya.

6. Pengembangan Mandiri Pasca Kegiatan


Pengembangan mandiri pasca konstruksi adalah kegiatan swadaya
pembangunan perumahan setelah selesainya program BSPS,
dilakukan atas inisiatif/prakarsa dan dengan dana dari masyarakat
sendiri. Keberhasilan tersebut ditentukan oleh proses pemberdayaan
masyarakat sejak persiapan hingga paska konstruksi yang dilakukan
oleh KPB secara swadaya.

Tata cara pengembangan mandiri untuk memenuhi kebutuhan


perumahan bagi MBR antara lain:
a. Menghimpun diri dalam wadah yang telah ada dengan tujuan dan
cita-cita yang sama untuk meningkatkan kesejahteraan dan
kebersamaan yang diwujudkan dalam kesepakatan sosial
lanjutan sebagai acuan bersama.
Isi kesepakatan sosial lanjutan antara lain :
1) Mekanisme dan kewajiban bersama;
2) Aturan main pelaksanaan lanjut di tingkat lokal pasca
BSPS;dan
3) Rencana tindak komunitas (community action plan) lanjut
berdasarkan hasil survey kampung sendiri (SKS) dan aspirasi
masyarakat.

BAB II 52
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

b. Melalui tokoh masyarakat atau penggerak masyarakat setempat


melanjutkan kegiatan fasilitator masyarakat dalam
pendampingan dan pemberdayaan.
c. Menghimpun potensi lokal untuk melanjutkan kegiatan BSPS
secara mandiri.

Dalam wadah lanjutan ini seharusnya setiap kelompok yang ada di


masyarakat dapat terwakili.

Sasaran dan obyek kemandirian pasca konstruksi meliputi :


a. Replikasi dengan mengambil contoh hasil penanganan PB dan PK
oleh masyarakat secara swadaya sesuai keinginan
masyarakat;dan
b. Perluasan kegiatan rehabilitasi, peningkatan layanan dan
penyediaan PSU yang tercantum dalam dokumen perencanaan
desa/kelurahan.

Pencapaian mutu teknis pengembangan mandiri ini dilakukan secara


fungsional oleh dinas teknis perumahan Kabupaten/Kota dan
perangkat desa/kelurahan. Untuk memudahkan perencanaan dan
pelaksanaan konstruksi PSU mandiri digunakan desain prototype
yang disediakan oleh SKPD terkait.

Dukungan pemerintah Kabupaten/Kota untuk pengembangan


mandiri berupa :
a. Pengembangan jejaring kemitraan (Channeling) yang dikaitkan
dengan sumber pendanaan dari program coorporate social
responsibility (CSR);
b. Akses ke sumber pendanaan lain yang tidak mengikat;
c. Penyediaan PSU bagi pembangunan perumahan yang dilakukan
secara swadaya;dan

BAB II 53
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

d. Integrasi dengan program terkait lain yang


komplementer/menunjang dari instansi lain dalam
kabupaten/kota.

C. Tahap Pengawasan dan Pengendalian


1. Penyelenggaraan Pengawasan dan Pengendalian
Pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan BSPS diatur
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Dilakukan dalam rangka tertib administrasi dan keuangan,
pencapaian mutu teknis pembangunan baru atau peningkatan
kualitas rumah dan untuk memperoleh hasil yang efektif, efisien,
akuntabel dan transparan.
b. Dilakukan secara berjenjang berdasarkan wewenang dan
tanggung jawab pemerintah pusat, pemerintah propinsi,
pemerintah kabupaten/kota, dan kecamatan/kelurahan/desa.
c. Dilakukan oleh masyarakat dengan cara menyampaikan
pengaduan untuk mendapatkan penyelesaian dan tindak lanjut
melalui perangkat pemerintahan setempat kepada institusi yang
berwenang.
d. Obyek pengawasan dan pengendalian oleh masyarakat ditujukan
kepada kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Penerima
Bantuan untuk komponen rumah.

Khusus pengawasan dan pengendalian terhadap tertib administrasi


dan keuangan dilakukan oleh lembaga audit internal ataupun
eksternal.

Koordinator kabupaten/kota melakukan pengawasan dan


pengendalian pelaksanaan pendampingan oleh fasilitator kepada
Kelompok Penerima Bantuan, yang meliputi:
a. Pembentukan Kelompok Penerima Bantuan (KPB);
b. Identifikasi potensi kelompok;
c. Identifikasi kebutuhan pembangunan rumah;

BAB II 54
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

d. Peninjauan kembali (review) dan penyusunan kembali Gambar


Kerja (GK) dan Rencana Penggunaan Dana (RPD);
e. Penyusunan berkas pengajuan proposal BSPS;
f. Pemilihan toko dan rencana pembelian bahan bangunan;
g. Penyusunan Daftar Rencana Pembelian Bahan Bangunan
(DRPB2);
h. Penarikan dana;
i. Pembangunan/peningkatan kualitas rumah;
j. Laporan kemajuan (progress) pembangunan/peningkatan
kualitas rumah oleh penerima bantuan.

2. Pengawasan
Pengawasan adalah proses pengamatan dan pencatatan yang
dilakukan secara terus menerus terhadap seluruh tahapan program
untuk mencapai hasil (kuantitas dan kualitas) yang diharapkan.
Hasil pengawasan merupakan input untuk menyempurnakan
peraturan perundangan dan kebijakan dasar serta bahan pembinaan
kepada pelaku pembangunan dan masyarakat.

Pengawasan dilakukan melalui kegiatan:


a. Pengumpulan data dan informasi terhadap:
1) Proses Sosialisasi kepada Masyarakat;
2) Proses Pemberdayaan Kelompok;
3) Kualitas bahan dan material;
4) Kualitas dan volume pekerjaan;
5) Ketepatan rencana, waktu, dan jadwal pelaksanaan;
6) Optimasi biaya pembangunan;
7) Tertib administrasi dan keuangan BSPS;dan
8) Pemanfaatan sumbangan / swadaya masyarakat,
pengawasannya dilakukan dalam rangka memelihara
kepercayaan dan iklim membangun dalam masyarakat.
b. Pemberian masukan untuk tindak turun tangan terhadap
penyimpangan dan / atau permasalahan pemanfaatan hasil

BAB II 55
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

pembangunan sesuai dengan perencanaan dan aspirasi


masyarakat, meliputi pengawasan terhadap:
1) Hasil fisik penyelenggaraan BSPS yang sesuai dengan tujuan
pembangunan, baik out put maupun out come /
kemanfaatannya untuk masyarakat;
2) Pencapaian mutu teknis rumah paska konstruksi yang tidak
boleh mengalami penurunan kualitas dan kuantitas
pemanfaatannya sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
masyarakat;dan
3) Terbangunnya mekanisme pengembangan dan pemeliharaan
mandiri dan berkelanjutan oleh masyarakat.

Penanganan permasalahan dan kesulitan yang dihadapi dan


memerlukan tindak turun tangan adalah:
1) Yang berkaitan dengan laporan pencairan atau penyaluran
dana dan bantuan setiap tahap;
2) Penyimpangan terhadap rencana;
3) Penyimpangan waktu penyelesaian pekerjaan fisik;dan
4) Kendala medan yang tidak dapat diprediksi.

Pengawasan dlakukan oleh seluruh pemangku kepentingan


terhadap kegiatan BSPS diwilayah yang menjadi tanggung
jawabnya.

Provinsi melakukan pengawasan sesuai dengan mekanisme


pengawasan yang ditetapkan pemerintah provinsi.
Kabupaten/kota melakukan pengawasan secara berkala di setiap
desa/kelurahan lokasi BSPS. Dalam melakukan pengawasan, PPK
dapat melakukan pengawasan secara ramdom sampling dengan
koresponden per desa/kelurahan minimal 5 orang/rumah. KMP
dan KMW melakukan pengawasan sesuai dengan dalam kerangka
acuan kerja dan RAB dalam kontrak.

BAB II 56
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

3. Pengendalian
Pengendalian dilakukan melalui evaluasi penilaian berkala secara
terukur dan obyektif terhadap pembangunan perumahan swadaya
yang dilaksanakan pemerintah bersama masyarakat, dilakukan
dalam rangka mencari masukan untuk memperbaiki kebijakan dan
pemberian dukungan program BSPS berdasarkan parameter
evaluasi keberhasilan :
a. Pertambahan kesadaran masyarakat terhadap kondisi rumah;
b. Peningkatan kualitas fisik rumah yang diukur dari bertambahnya
rumah layak huni, menurunnya angka backlog;
c. Peningkatan kesejahteraan penduduk yang dapat diukur dari
meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat membaiknya
layanan kesehatan dan pendidikan;dan
d. Peningkatan kapasitas pemerintah daerah.

Dalam rangka mengendalikan kemajuan pekerjaan di tingkat


masyarakat, penerima bantuan dibekali dengan kartu kendali
mandiri.

Dalam rangka mengendalikan kelayakan proposal, maka perlu


dilakukan pemeriksaan terhadap proposal terkait dengan:
a. Keberadaan SK Kepala Desa/Lurah tentang Penetapan Kelompok
Penerima Bantuan (KPB);
b. Keberadaan dokumen Kesepakatan Sosial;
c. Keberadaan dokumen surat kesepakatan pembelian bahan
bangunan antara KPB dengan toko/penyedia bahan bangunan;
d. Keberadaan dokumen Berita Acara Riviu GK dan RPD;
e. Kebenaran dokumen spesifikasi teknis peningkatan kualitas atau
GK untuk pembangunan baru;
f. Kebenaran harga setiap jenis bahan bangunan yang digunakan
pada pembuatan dokumen Rencana Penggunaan Dana yang
berpedoman pada harga satuan pasar dengan batas tertinggi

BAB II 57
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

harga satuan bahan bangunan yang ditetapkan oleh Pemerintah


Kabupaten/Kota;dan
g. Keberadaan dokumen dan kesesuaian data dalam Resume
Penggunaan Dana

Dalam rangka mengendalikan persetujuan DRPB2, maka perlu


dilakukan pemeriksaan terhadap DRPB2 terkait dengan:
a. Kesesuaian jenis dan jumlah bahan bangunan serta jumlah harga
bahan bangunan dalam DRPB2 yang akan dibeli dalam setiap
tahap dengan RPD;
b. Kecocokan jumlah harga bahan bangunan dengan jumlah uang
yang akan ditarik dalam setiap tahap;
c. Kebenaran harga setiap jenis bahan bangunan yang dibeli
berpedoman pada harga satuan pasar dengan batas tertinggi
harga satuan bahan bangunan yang ditetapkan oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota;
d. Keberadaan toko dari penyedia bahan bangunan, jenis usaha
sesuai dengan SIUP dan tempat usaha/alamat sesuai dengan
SITU;
e. Nama Bank rekening toko/penyedia bahan bangunan sesuai
dengan nama bank/pos penyalur;dan
f. Khusus pengesahan DRPB2 tahap 2, PPK/pihak ketiga yang
ditunjuk harus mengevaluasi laporan progress pembangunan
fisik paling sedikit 30% serta nota pembelian dan tanda terima
pembelian bahan bangunan tahap 1.

Dalam rangka mengendalikan kemajuan pekerjaan BSPS, maka


dilakukan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan Konsultan
Manajemen melalui:
a. Pertemuan Koordinasi Konsultan Manajemen yang dilaksanakan
secara berkala.
Pertemuan koordinasi dilakukan oleh pihak Direktorat dengan
difasilitasi oleh Konsultan Manajemen Pusat. Pertemuan

BAB II 58
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

membahas kinerja BSPS, permasalahan yang dihadapi dan


Rencana Tindak Turun Tangannya.
b. Pelaksanaan Monitoring/pemantauan ke lokasi kegiatan.
Pelakanaan monitoring dilakukan konsultan dalam rangka
melakukan pemantauan kinerja BSPS di lokasi penerima
bantuan. Pekerjaan monitoring dilakukan dalam rangka
mengevaluasi atau memperbaiki konsep untuk kegiatan BSPS
yang akan datang.

4. Pengelolaan Manajemen Asset.


Bantuan stimulan yang diberikan pemerintah kepada Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR) melalui BSPS adalah asset yang
tersimpan di masyarakat. Agar masyarakat yang sudah menerima
bantuan tidak lagi menerima bantuan pada masa kurun waktu 20
tahun, maka Kantor Desa / Kelurahan harus menyimpan data
masyarakat yang sudah menerima bantuan tersebut.

Selanjutnya kepada masyarakat yang sudah menerima BSPS dan


rumahnya sudah selesai dibangun dipesankan agar:
a. Tidak akan memindahtangankan rumah tersebut dalam waktu 5
(lima) tahun;dan
b. Dapat bersyukur dengan memelihara bangunan tersebut
sehingga dapat bertahan sesuai dengan umur teknis yang
diperkirakan yaitu selama 20 tahun.

5. Pengelolaan Pengaduan Masyarakat dan Tindak Turun


Tangan (PPM-T3)
a. Prinsip Penanganan PPM-T3
Dalam menangani pengaduan masyarakat dan melakukan tindak
turun tangan, pihak terkait BSPS harus memperhatikan prinsip-
prinsip penanganan pengaduan dan tindak turun tangan sebagai
berikut:

BAB II 59
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

1) Mudah Penyampaian, yaitu melakukan penyampaian


pengaduan dengan menggunakan media elektronik yang
tepat;
2) Cepat Penyelesaian, yaitu melakukan pengelolaan pengaduan
masyarakat dilakukan secara bersungguh-sungguh;
3) Tepat Penanganan, yaitu melakukan penanganan substansi
pengaduan dengan pelaku yang tepat;
4) Memuaskan Pengadu, yaitu pengadu menerima informasi
bahwa pengaduannya telah ditindaklanjuti;dan
5) Tuntas, yaitu penanganan suatu kasus harus dapat
diselesaikan dengan tidak menimbulkan dampak negative.

b. Manajemen PPM-T3
Untuk menangani pengaduan masyarakat dan melakukan tindak
turun tangan, pihak terkait BSPS harus menjalankan manajemen
penanganan pengaduan dan tindak turun tangan sebagai berikut:
1) Pembentukan Unit Pengaduan Masyarakat (UPM)
Unit Pengaduan Masyarakat (UPM) dibentuk di KMP dan KMW.
Unit Pengaduan Masyarakat (UPM) yang dibentuk di masing
masing konsultan manajemen terdiri dari:
a) Penanggung Jawab UPM terdiri dari Ketua Tim masing-
masing konsultan manajemen;
b) Pengelola Kegiatan UPM dilakukan oleh Tenaga Ahli
Kebijakan Publik untuk KMP dan Tenaga Ahli
Pemberdayaan Masyarakat untuk KMW;
c) Pelaku Tindak Turun Tangan (T3) terdiri dari :
 Fasilitator;
 Koordinator Kota/Kabupaten;
 Tim Teknis Kabupaten/Kota;
 Ketua Tim dan Tenaga Ahli KMW;
 Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Wilayah;
 Ketua Tim dan Tenaga Ahli KMP;
 Pejabat Pembuat Komitmen (KMP) Pusat;

BAB II 60
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

 Tim Teknis Pusat / Wilayah;dan


 Kepala Satuan Kerja (Ka Satker)
d) Tenaga Administrasi UPM dipegang oleh tenaga
administrasi masing-masing KMW dan KMP.

2) Penyediaan Media Komunikasi Pengaduan Masyarakat


Daftar Media Komunikasi Pengaduan Masyarakat yang dapat
digunakan terdiri dari:
a) Alamat Surat Menyurat, meliputi alamat kantor dari
masing-masing KMW;
b) No Telepon Kantor, meliputi nomer telepon kantor dari
masing-masing KMW;
c) Alamat Email, meliputi alamat email dari masing-masing
KMW;
d) Alamat Website BSPS;dan
e) No SMS (Short Messenger Service) hotline, yaitu no hp
khusus untuk pengaduan masyarakat yang disediakan
oleh masing-masing KMW.

Daftar Media Komunikasi Pengaduan Masyarakat diumumkan


melalui leaflet atau poster di papan pengumuman masing-
masing kantor Lurah / Kepala Desa dari lokasi penerima
BSPS.

3) Lingkup Bidang Pengaduan


Agar substansi pengaduan masyarakat yang dilayani sesuai
dengan lingkup kegiatan BSPS, maka lingkup pengaduan
masyarakat pada Kegiatan BSPS ini meliputi bidang-bidang
sebagai sebagai berikut:
a) Kebijakan BSPS;
b) Proses Penyiapan Masyarakat;
c) Penyusunan Proposal;
d) Masalah rekening;

BAB II 61
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

e) Masalah Pencairan;
f) Pemanfaatan dana;
g) Penyaluran Bahan Bangunan;
h) Pelaksanaan Konstruksi;
i) Partisipasi Masyarakat;
j) Fasilitator;
k) Penerima Manfaat;
l) Aparat Pemerintah;
m) Ucapan Terimakasih;dan
n) Hal Lainnnya terkait BSPS.

4) Pelayanan dan Jawaban Pengaduan serta Keluhan


Penyampaian pengaduan masyarakat yang dilayani adalah
penyampaian pengaduan masyarakat yang terkait dengan
kebijakan dan pelaksanaan kegiatan BSPS.

Penyampaian pengaduan masyarakat yang mencantumkan


identitas pribadi pengadu akan mendapatkan pelayanan,
sedangkan yang tidak mencantumkan identitas prribadi
substansi materi akan disikapi dengan klarifikasi dan
investigasi tanpa kewajiban untuk menjawab kepada
pengadu. Selanjutnya jawaban terhadap pengaduan dilakukan
melalui media yang digunakan pada saat pengirim
pengaduan, yaitu sms dengan sms, surat dengan surat,
email dengan email.
.
5) Pengadministrasian Pengaduan
Substansi yang dilaporkan dalam media pengaduan
masyarakat yang diterima oleh masing-masing kantor
manajemen dicatat di dalam sebuah file computer dengan
program excell dan nama file : PM_T3_(nama KMW).xls.
Pencatatan substansi pengaduan disusun secara tabelaris
dengan susun kolom terdiri dari:

BAB II 62
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

a) No.;
b) Nama Pengadu;
c) Nama Media Pengaduan;
d) Isi Pengaduan;
e) Katagori Pengaduan (Pertanyaan, Kritik, Masalah atau
Saran);
f) Lingkup Pengaduan;
g) Alamat Pengadu;
h) Pelaku Tindak Lanjut;
i) Status Penerimaan Pengaduan oleh Pelaku;
j) Status Tindak Lanjut oleh Pelaku;dan
k) Status Informasi kepada Pengadu.

6) Pengidentifikasian dan Penentuan Pelaku Tindak Turun


Tangan
Pengidentifikasian terhadap pengaduan yang masuk dari
masyarakat diidentifikasi dari jenis pengaduaan dan
dikelompokkan dalam empat katagori pengaduan, yaitu:
a) Pertanyaan;
b) Kritik;
c) Permasalahan;dan
d) Saran.

Penentuan pelaku Tindak Turun Tangan (T3) Pengaduan


Masyarakat dilakukan oleh Pengelola UPM dengan
memperhatikan substansi pengaduan dan penyelesaiannya
dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat
desa/kelurahan. Jika tidak dapat diselesaikan, maka
penyelesaian dilakukan oleh pelaksana penanganan di tingkat
berikutnya sesuai dengan diagram penanganan pengaduan
seperti tertera dalam Gambar 2.6.

BAB II 63
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Ya
Dapat
Satker
diselesaikan ?
Tidak

Ya
Dapat
Tim Teknis/PPK Pusat
diselesaikan ?
Tidak

Ya
Dapat
KMP BSPS
diselesaikan ?
Tidak

Ya
Dapat
KMW/PPK
diselesaikan ?
Tidak

Ya
Dapat
Tim Teknis Kab/Kot
diselesaikan ?
Tidak

Ya
Koord Kota/Kab Dapat
diselesaikan ?
Tidak

Ya
Dapat
Fasilitator
diselesaikan ?

Pengaduan Masyarakat Laporan


Masyarakat Pengadu Penyelesaian

Gambar 2.6 Diagram Penanganan Pengaduan

7) Penyelesaian Pengaduan
Pelaksanaan penyelesaian pengaduan dilakukan oleh pelaku
T3 sesuai kewenangannya setelah pelaku menerima laporan
tertulis dari pertugas administrasi UPM. Penyelesaian dapat
dilakukan dengan memperhatikan katagori dan substansi
pengaduan. Pelaku T3 dapat melakukan peninjauan ke
lapangan dan koordinasi dengan pihak terkait, jika diperlukan.

8) Penyelesaian Secara Hukum

BAB II 64
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Pelaksanaan penyelesaian pengaduan dilakukan oleh pelaku


T3 dilakukan secara hukum apabila terdapat hal-hal yang
dinilai merupakan tindak pidana. Hal ini perlu dilakukan
dengan segera untuk menghindari terjadinya tuntutan kepada
pelaku T3 apabila hal tersebut tidak segera dilaporkan ke
pihak yang berwenang dan diselesaikan secara hukum. Pelaku
T3 melaporkan nomor pengaduan polisi.

9) Penyampaian Laporan kepada Pengadu


Apabila pelaksanaan pengaduan telah dilaksanakan
pentesaiannya, maka pelaku T3 segera melaporkan hasilnya
kepada petugas UPM dan petugas administrasi UPM akan
segera melaporkan hasilnya kepada masyarakat yang
menyampaikan pengaduan.

Secara ringkas Pengelolaan Pengaduan Masyarakat dan


Tindak Turun Tangan (PPM-T3) oleh Unit Pengaduan
Masyarakat (UPM) dapat dilihat pada segitiga UPM seperti
tercantum pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7. Segitiga penanganan PPM-T3 oleh UPM

BAB II 65
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

6. Database Manajemen System


Sistem informasi manajemen yang akan digunakan untuk
databasenya adalah model Database Integrity Management
Information System dengan menggunakan MYSQL Server,
sedangkan model program yang digunakan adalah PHP yang
merupakan Web Based Application. Model Arsitektur Management
information System ini dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Web Apps

CRUD

BSPS
Database

INTERNET

Programming : PHP (Web Based Application)


Database : My SQL Server (Database Integrity)
CRUD adalah Create Insert Update Delete

Gambar 2.8 Model Arsitektur MIS

User Konsultan Manajemen Wilayah (User KMW)


a. Berwenang memberikan dan menonaktifkan user untuk level
User Koordinator kab./kota;
b. Melakukan approval/persetujuan terhadap data yang telah dibuat
oleh Koor Koordinator kab./kota;
c. Membatalkan setiap approval/persetujuan yang telah dibuat oleh
K Koordinator kab./kota;
d. Memonitor atau mengontrol proses CRUD yang dilakukan oleh
Koordinator kab./kota;dan
e. User KMW hanya bisa masuk ke Manajemen aplikasi SIM untuk
melakukan CRUD seperti approval/persetujuan terhadap data
yang telah dibuat oleh Koordin Koordinator kab./kota.

BAB II 66
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

2.2.3. GAGASAN IDE


Dalam pengendalian dan pengawasan yang dilakukan belum terlihat secara
signifikan penggunaan teknologi dalam lingkup kerja yang dilakukan,
apabila memungkinkan Database Sistem Informasi Manajemen BSPS ini
tidak digunakan hanya untuk database pelaporan berupa foto saja tapi
bisa digunakan juga pelaporan untuk data penggunaan video berdurasi
pendek tentang progress pelaksanaan pembangunan BSPS, yang meliputi:
1. Calon Penerima
Perlu adanya data visualisasi terhadap Kriteria calon penerima/subjek
penerima dana BSPS:
a. Warga negara Indonesia;
b. MBR dengan penghasilan dibawah upah minimum provinsi rata–rata
nasional atau masyarakat miskin sesuai dengan data dari
Kementerian Sosial;
c. Sudah berkeluarga;
d. Memiliki atau menguasai tanah;
e. Belum memiliki rumah atau memiliki rumah tetapi tidak layak huni,
merupakan rumah pertama dan satu-satunya;
f. Belum pernah mendapat bantuan perumahan dari Pemerintah atau
pemerintah daerah, termasuk yang terkena bencana alam,
kebakaran atau kerusuhan sosial;
g. Didahulukan yang telah memiliki rencana membangun atau
meningkatkan kualitas rumah yang dibuktikan dengan:
• Memiliki keswadayaan dalam bentuk tabungan bahan bangunan;
• Telah mulai membangun rumah sebelum mendapatkan bantuan
stimulan;
• Memiliki aset lain yang dapat dijadikan dana tambahan BSPS;
atau
• Memiliki keswadayaan dalam bentuk tabungan uang yang dapat
dijadikan dana tambahan BSPS;
h. Bersungguh-sungguh mengikuti program bantuan stimulan
perumahan swadaya; dan
i. Dapat bekerja secara kelompok.

BAB II 67
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Gambar 2.9 Contoh Video Sosialisasi BSPS

2. Aliran Dana
Aliran dana sangat wajib divisualisasikan agar meminimalisir tindakan
penyelewengan.

Gambar 2.10 Diagram Aliran Dana

3. Pembelanjaan
Sesuai dengan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas
pemanfaatan dana kegiatan maka harga-harga satuan bahan yang
akan dipergunakan dalam pelaksanaan kegiatan harus merupakan hasil
survey sekurang-kurangnya dari 3 toko/penyedia bahan bangunan
setempat/terdekat dan disepakati bersama melalui rembug warga, oleh
karena itu perlu adanya visualisasi terhadap DRPB2 yang berisi:
a. Jenis dan jumlah bahan bangunan yang akan dibeli;
b. Harga bahan bangunan menurut jenisnya;

BAB II 68
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

c. Nama toko/pabrik/grosir penyedia bahan bangunan yang ditunjuk


oleh KPB;
d. Nomor rekening dan nama bank yang digunakan oleh
toko/pabrik/grosir penyedia bahan bangunan untuk menerima
pembayaran pembelian bahan bangunan;
e. Alamat toko/pabrik/grosir penyedia bahan bangunan sesuai tempat
usaha sebagaimana alamat yang tertuang dalam SITU;
f. Komponen upah kerja dan nama penerima bantuan yang memenuhi
kriteria yang dapat menggunakan dana BSPS untuk biaya upah
kerja; dan
g. Nama KPB.
4. Proses Pembangunan
Ada yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam proses
pembangunan ini, diantaranya selain data visualisasi, perlu juga untuk
mempertajam masalah kontruksi fisik yang akan dilakukan dalam
pembangunan harus mengacu kepada standar SNI dan persyaratan
yang telah ditetapkan, selain itu ketersediaan ruang harus berdasarkan
acuan kepada kenyamanan dan kesehatan, sehingga ventilasi dan
pencahayaan juga termasuk dalam persyaratan rumah layak huni ini.

2.2.4. PROGRAM KERJA


Untuk melaksanakan Pekerjaan Konsultan telah membuat suatu pedoman/
prinsip umum yang akan menjadi dasar pelaksanaan pekerjaan. Adapun
pedoman/ prinsip dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut:

 Koordinasi antara Tim


Tim Konsultan di bawah pimpinan Team Leader akan selalu melakukan
koordinasi antara sesama anggota Tim. Hal ini perlu dilakukan agar
seluruh anggota Tim dapat melakukan pekerjaan dengan baik, mengetahui
perkembangan kemajuan pekerjaan dan pada akhirnya pekerjaan studi
dapat diselesaikan dengan tepat waktu dan sesuai dengan KAK.

 Koordinasi dengan Pemberi Tugas

BAB II 69
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Selama proses pelaksanaan studi, Konsultan akan selalu, melakukan


koordinasi dan diskusi dengan Pemberi Tugas. Hal ini dimaksudkan untuk
menjamin agar hasil pekerjaan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja
(KAK), serta jadwal pelaksanaan pekerjaan terpenuhi.

 Koordinasi dengan Instansi terkait


Selama proses pelaksanaan studi, Konsultan akan selalu melakukan
koordinasi dan diskusi dengan Instansi Terkait. Hal ini dimaksudkan agar
Konsultan mengetahui perkembangan yang berkaitan isu pokok dan
kebijakan yang ada di lingkungan kerja Instansi terkait, sehingga hasil
studi yang dihasilkan sudah mengakomodasi isu/ kebijakan tersebut.

Untuk memperoleh hasil pekerjaan yang memenuhi syarat sebagaimana


dipersyaratkan dalam Kerangka Acuan Pekerjaan, maka pelaksanaan
pekerjaan ini perlu ditunjang oleh suatu Program Kerja (Rencana Kerja)
yang tersusun, terinci dan sistematis berdasarkan urutan prioritas
pekerjaan serta pengerahan tenaga profesional yang berpengalaman
dengan profesi masing-masing sesuai dengan yang dibutuhkan dalam
penyelesaian pekerjaan.

Sebagai dasar lain dalam penentuan langkah pelaksanaan pekerjaan


adalah ruang lingkup pekerjaan yang termaktub dalam Kerangka Acuan
Kerja sebagai jenis-jenis kegiatan yang akan dilaksanakan.

Secara umum jenis kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan KAK
dengan beberapa penambahan sehingga hasil yang akan dicapai dapat
terpenuhi dengan baik adalah :
1. Tahap Persiapan
a. Pemahaman Terhadap KAK & TOR;
b. Administrasi dan Penerbitan SPMK;
c. Mobilisasi Tenaga Ahli;
d. Penyusunan Strategi Pelaksanaan Kegiatan;
e. Penyusunan Rencana Kerja;dan

BAB II 70
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

f. Perumusan Masalah.

2. Tahap Perencanaan.
a. Penyiapan materi pembekalan kepada para fasilitator terkait
pemberdayaan masyarakat dan pendampingan teknis konstruksi
dalam program BSPS sesuai kebutuhan peserta;dan
b. Penyiapan, pembekalan dan mobilisasi asisten tenaga ahli.

3. Tahap Pelaksanaan
a . Pelaksanaan pembinaan, coaching , OJT , pengawasan dan
pengendalian terhadap pelaksanaan pendampingan yang dilakukan
oleh Koordinator Fasilitator dan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL)
kepada masyarakat calon penerima bantuan dan penerima bantuan;
b . Pelaksanaan kunjungan lapangan dalam rangka pengawasan dan
pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan BSPS di setiap
kabupaten/kota;
c . Pemberian arahan dan evaluasi teknis serta administrasi terhadap
pelaksanaan pendampingan yang dilakukan oleh Koordinator
Fasilitator (Korfas) dan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) kepada
Kelompok Penerima Bantuan (KPB);dan
d . Memeriksa kualitas hasil pelaksanaan peningkatan kualitas maupun
pembangunan baru.

4. Tahap Monitoring
a . Melakukan pengawasan dan pengendalian administrasi tahapan
pelaksanaan kegiatan;
b . Memantau proses pemanfaatan dana BSPS dilaksanakan sesuai
ketentuan;
c . Menerima dan melakukan pengecekan dan tindak turun tangan
sesuai kewenangan atas laporan atau pengaduan masyarakat serta
menyampaikan kepada PPK;

BAB II 71
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

d . Mendampingi secara intensif dan mengarahkan Korfas dan TFL


dalam pelaksanaan program BSPS pada setiap tahapannya serta
melakukan supervise terhadap kinerja Korfas dan TFL

5. Pelaporan
a . Laporan Pendahuluan (5 rangkap)
Laporan pendahuluan disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan
setelah diterbitkannya Surat Perintah Kerja, dengan memuat
rencana kerja master schedule, metodologi dan jadwal kerja tenaga
ahli, skema dan metode penanganan keluhan, materi pembekalan,
strategi pengendalian kegiatan, dan rencana pelaksanaan
pembekalan fasilitator lapangan, serta uraian kegiatan konsultan
dalam merekrut asisten tenaga ahli. Laporan pendahuluan terlebih
dahulu dibahas oleh tim teknis dan diserahkan ke Pejabat Pembuat
Komitmen Rumah Swadaya Wilayah II dan tembusan disampaikan
kepada Tim Teknis. Laporan pendahuluan dibuat 5 rangkap dengan
menggunakan format kertas
ukuran A4, untuk semua rangkap dijilid
b . Laporan Bulanan (5 rangkap)
Laporan bulanan disampaikan paling lambat tanggal 10 setiap
bulannya. Laporan bulanan terlebih dahulu dibahas oleh Tim Teknis
dan diserahkan secara rutin setiap bulan ke Pejabat Pembuat
Komitmen Rumah Swadaya Wilayah II dan tembusan disampaikan
kepada Tim Teknis. Laporan bulanan mencakup progress
pelaksanaan BSPS dan analisis permasalahan serta upaya
penyelesaianya baik yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja
Penyediaan Rumah Swadaya Laporan bulanan dibuat 5 rangkap
dengan menggunakan format kertas ukuran A4, untuk semua
rangkap dijilid.
c . Laporan Wasdal (5 rangkap)
Laporan wasdal disampaikan paling lambat 7 (tujuh) hari kalender
setelah pelaksanaan wasdal. Laporan wasdal memuat dokumentasi
kegiatan pelaksanaan BSPS, foto progres 0% dan 100%, dan tindak

BAB II 72
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

turun tangan atas permasalahan yang ada di lapangan. Laporan


wasdal dibuat 5 rangkap dengan menggunakan format kertas
ukuran A4,untuk semua rangkap dijilid.
d . Laporan Progres Pelaksanaan (14.000 unit)
Laporan progress pelaksanaan terdiri atas hasil pemeriksaan atas
pemenuhan syarat proposal calon penerima bantuan yang
disampaikan sesuai jadwal penerbitan SK Penetapan Penerima
Bantuan dari PPK dan pemeriksaan terhadap kemajuan fisik
bangunan/rumah baik pada tahap I (30%) dan tahap II (100%).
Disampaikan paling lambat 11 bulan setelah diterbitkannya Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK).
e . Laporan Profil dan Evaluasi Kinerja Fasilitator (5 rangkap)
Laporan profil dan evaluasi kinerja fasilitator diserahkan selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sebelum kontrak berakhir.
Laporan profil dan evaluasi kinerja fasilitator disampaikan sebanyak
5 rangkap dengan menggunakan format kertas ukuran A4, untuk
semua rangkap dijilid. Database tenaga pendamping Korfas dan TFL
dalam bentuk soft copy.
f . Laporan Profil BSPS (5 rangkap)
Laporan Profil BSPS berisikan kegiatan per Kabupaten/Kota,
dokumentasi progress 0% dan 100%, progres penarikan, pencairan,
pembangunan dan tindak turun tangan. Profil BSPS diserahkan
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sebelum kontrak
berakhir. Laporan profil BSPS disampaikan sebanyak 5 rangkap
dengan menggunakan format kertas ukuran A4, untuk semua
rangkap dijilid.
g . Laporan Akhir (5 rangkap)
Laporan akhir berisikan laporan progres fisik dan keuangan 100%
serta besaran nilai keswadayaan dari setiap penerima bantuan yang
disertai analisa secara umum terhadap pelaksanaan BSPS tahun
2020 serta rekomendasi untuk pelaksanan BSPS tahun berikutnya.
Laporan akhir diserahkan ke Pejabat Pembuat Komitmen Rumah
Swadaya Wilayah II dan tembusan disampaikan kepada Tim Teknis.

BAB II 73
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Laporan akhir disampaikan sebanyak 5 rangkap dengan


menggunakan format kertas ukuran A4, untuk semua rangkap
dijilid.

Seluruh laporan disajikan dalam bentuk hard copy, soft copy serta
pemutakhiran data (update) pada aplikasi sistem informasi yang sudah
dikembangkan oleh Direktorat Rumah Swadaya.

2.3. PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


KONTRAK (PRA-RK3K)
1. Kebijakan K3
Saya selaku direktur PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA, saya
berkomitmen penuh menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3).

Sesuai dengan Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang


ketenagakerjaan menjelaskan tentang pentingnya perlindungan
terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja. Undang-undang
tersebut didukung oleh UU No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan
kerja. UU No.1 Tahun 1970 tersebut menjelaskan bahwa pentingnya
keselamatan kerja baik itu di darat, di dalam tanah, di permukaan air,
di dalam air, dan di udara di wilayah Republik Indonesia. Implementasi
K3 diberlakukan di tempat kerja yang menggunakan peralatan
berbahaya, bahan B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya), pekerjaan
konstruksi, perawatan bangunan, pertamanan dan berbagai sektor
pekerjaan lainnya yang diidentifikasi memiliki sumber bahaya.

Menurut permenaker PER.05 / MEN / 1996 Bab I, salah satu upaya


dalam mengimplementasikan K3 adalah SMK3 (Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja). SMK3 meliputi struktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan
sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan,
pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan
kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan

BAB II 74
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,


efisien dan produktif penerapan, pencapaian, aman, produktif.

SMK3 merupakan upaya integratif yang harus dilakukan tidak hanya


dilakukan oleh pihak manajemen tetapi juga para pekerja yang terlibat
langsung dengan pekerjaan.

Perundang-undangan yang dihasilkan tentu saja harus selalu diawasi


dalam proses implementasinya. Proses pengawasan tersebut
diharapkan bisa menekan angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang pada akhirnya menghasilkan angka zero accident.

2. Perencanaan

Tabel 2.2 Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Risiko Bahaya


Jenis/Type Identifikasi Jenis Bahaya &
No. Pengendalian Risiko K3
Pekerjaan Risiko K3
1 Survey a. Tertabrak kendaraan berat Perhatikan rambu-rambu keselamatan
Lapangan kerja dilapangan
Fokus dan Konsentrasi Kerja serta
menjaga kesehatan Jasmani dan Rohani
Persiapkan alat keselamatan kerja
seperti helm, sepatu, jaket, dsb.
b. Kejatuhan peralatan kerja Perhatikan rambu-rambu keselamatan
kerja dilapangan
Fokus dan Konsentrasi Kerja serta
menjaga kesehatan Jasmani dan Rohani
Persiapkan alat keselamatan kerja
seperti helm, sepatu, jaket, dsb.
c. Kejatuhan material Perhatikan rambu-rambu keselamatan
bangunan kerja dilapangan
Fokus dan Konsentrasi Kerja serta
menjaga kesehatan Jasmani dan Rohani
Persiapkan alat keselamatan kerja
seperti helm, sepatu, jaket, dsb.
d. Tertimbun tanah galian Perhatikan rambu-rambu keselamatan
kerja dilapangan
Fokus dan Konsentrasi Kerja serta
menjaga kesehatan Jasmani dan Rohani
Persiapkan alat keselamatan kerja
seperti helm, sepatu, jaket, dsb.
e. Tergigit Binatang Liar dan Perhatikan rambu-rambu keselamatan
Beracun kerja dilapangan
Fokus dan Konsentrasi Kerja serta
menjaga kesehatan Jasmani dan Rohani
Persiapkan alat keselamatan kerja

BAB II 75
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Jenis/Type Identifikasi Jenis Bahaya &


No. Pengendalian Risiko K3
Pekerjaan Risiko K3
seperti helm, sepatu, jaket, dsb.

4 Pengelolaan a. Hindari posisi duduk Duduk dalam posisi yang nyaman dan
Data dan didepan komputer dengan sesuai dengan prosedur kesehatan kerja
laporan' posisi duduk melengkung
Pilih tempat duduk yang bisa membuat
nyaman dalam bekerja didepan
komputer
b. Hindari terkontaminasi Pasang filter radiasi pada layar komputer
radiasi komputer
Istirahat dengan cukup

c. Hindari kebakaran wajib disediakan tabung pemadam


kebakaran
Perhatikan tempat stop kontak yang
tersedia tidak boleh melebihi beban
kapasitasnya.

3. Pemenuhan Perundang-Undangan Dan Persyaratan Lainnya


Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang wajib
dipunyai dan dipenuhi dalam melaksanakan paket pekerjaan ini adalah
:
a. Undang-undang Nomor 14 tahun 1969 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok mengenai Tenaga Kerja;
b. Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja;
c. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang jasa Konstruksi;
d. Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan;
e. Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1979 Tentang : Keselamatan
Kerja Pada Pemurnian Dan Pengolahan Minyak Dan Gas Bumi;dan
f. Peraturan menteri PU No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Konstruksi Bidang PU.
g.
4. Sasaran K3 Dan Program K3
K3 adalah suatu program yang dibuat pemerintah yang di tujukan bagi
pekerja maupun pengusaha dalam rangka mengupayakan pencegahan
timbulnya kecelakaan kerja. K3 diatur dalam UU No.1 tahun 1970.
Sehingga bagi siapapun yang melanggar akan mendapatkan sanksi

BAB II 76
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

tertentu. Tempat kerja ialah tempat seseorang bekerja yang terdapat


sumber berbahaya, baik di dlm ruangan maupun di luar ruangan.

Tujuan adanya k3 yaitu melindungi pekerja dan pengusaha dari hal


yang tidak di inginkan,seperti kecelakaan atau bahkan kematian.
A. Sasaran K3
Sasaran K3 yang hendak dituju meliputi atas :
i. Menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja
di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen,
tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi
dlam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan
penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien, dan efektif;
ii. Tidak ada kecelakan kerja yang berdampak korban jiwa
(Zero Fatal Accident);
iii. Tingkat penerapan elemen SMK3 minimal 80 %;dan
iv. Semua pekerja wajib memakai APD yang sesuai bahaya dan
risiko pekerjaannya masing-masing.

B. Program K3
Pelaksanaan Program K3 pada pelaksanaan sebuah pekerjaan
dapat di jabarkan sebagai berikut:
i. Melaksanakan Rencana K3 dengan menyediakan sumber daya
K3 (APD, Rambu-rambu, Spanduk, Poster, pagar pengaman,
jaring pengaman, dsb) secara konsisten;
ii. Melakukan inspeksi secara rutin terhadap kondisi dan cara
kerja berbahaya;
iii. Memastikan semua pekerja untuk mematuhi peraturan yang
telah ditetapkan;
iv. Pelatihan secara umum, dengan materi pelatihan tentang
panduan K3 di proyek, misalnya:
− Pedoman praktis pelaksanaan keselamatan dan
kesehatan kerja pada proyek;

BAB II 77
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

− Penanganan, penyimpanan dan pemeliharaan material;


− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan sipil;
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan
finishing luar;
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan
mekanikal dan elektrikal;
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan
bekisting;
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan
pembesian;
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan
sementara;
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan rangka
baja;
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan struktur
khusus;
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan
pembetonan;
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan pondasi
pile dan strutting;dan
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan
pembongkaran.
v. Pelatihan khusus proyek, yang diberikan pada saat awal
proyek dan di tengah periode pelaksanaan proyek sebagai
penyegaran, dengan peserta seluruh petugas yang terkait
dalam pengawasan proyek, dengan materi tentang
pengetahuan umum tentang K3 atau Safety plan proyek yang
bersangkutan.

C. Organisasi K3 :
Struktur organisasi petugas K3 sesuai dengan struktur
organisasi yang diusulkan yaitu :
Gambar 2.9 Struktur Organisasi K3

BAB II 78
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Penanggung jawab
K3

Emergency/
Kebakaran Kedaruratan P3K

2.4. ORGANISASI DAN PERSONIL


Pelaksanaan pekerjaan, akan melibatkan tenaga ahli dari beberapa disiplin
ilmu yang seluruhnya akan merupakan satu kesatuan kerja. Dan untuk
menjamin terselenggaranya kelancaran pekerjaan, diperlukan suatu
organisasi kerja dan tata hubungan kerja diantara semua personil/tenaga
ahli termasuk dengan Pihak Owner atau Pengguna Jasa.

Selanjutnya Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan untuk menangani


pekerjaan ini dapat dilihat pada Gambar 2.11 berikut

BAB II 79
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

SNVT PENYEDIAAN PERUMAHAN


PROVINSI JAWA BARAT

Pejabat Pembuat DIREKTUR PT. MAXITECH


Komitmen UTAMA INDONESIA

Project Officer
(Tim Teknis) TIM LEADER

Tenaga Ahli

Ahli Pemberdayaan Ahli


Masyarakat Konstruksi

Asisten Tenaga Ahli

Tenaga Pendukung  Operator Komputer dan


Asisten Ahli Asisten Ahli Tenaga Administrasi;dan
Pemberdayaan Konstruksi  Operator BNBA dan
Operator Laporan SIM

Keterangan :
Garis Konsultasi
Garis Manajemen
Gambar 2.11 Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan
Garis Konsultasi/Substansi

BAB II 80
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

2.5. KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN


Tugas masing-masing personil baik tenaga ahli maupun tenaga penunjang
pekerjaan ini akan disampaikan pada Tabel 2.3 sebagai berikut:

BAB II 81
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Tabel 2.3 Komposisi Tim dan Penugasannya


Tenaga Ahli (Tenaga Ahli)
Jumlah
Tenaga Ahli Lingkup Posisi
Nama Personil Perusahaan Uraian Pekerjaan Orang
Lokal/Asing Keahlian Diusulkan
Bulan
 Bertanggungjawab kepada Pejabat Pembuat Komitmen;
 Berkoordinasi secara intensif dan menjalankan instruksi
dari PPK dalampelaksanaan lingkup tugas;
 Menyusun strategi pelaksanaan pekerjaan dan rencana
kerja;
 Memberikan masukan dan rekomendasi untuk setiap
permasalahan teknis maupun non teknis yang ada;
 Memastikan pemahaman pembangunan rumah yang
dilakukan oleh masyarakat sesuai dengan standar rumah
layak huni;
 Berperan aktif dalam memberikan bantuan, baik substantif
maupun teknis yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
kegiatan BSPS kepada PPK;
 Memberikan pemahaman terkait teknis pelaksanaan
Program BSPS kepada para penyelenggara program di
daerah seperti pemerintah provinsi, pemerintah
kabupaten/kota, dan para pihak terkait;
Teknik
Nur Roziqin, ST PT. Maxitech Lokal Team Leader  Menyiapkan materi dan memberikan pembekalan kepada 10
Sipil/Arsitektur
para fasilitator terkait pemberdayaan masyarakat dan
pendampingan teknis konstruksi dalam program BSPS
sesuai kebutuhan peserta;
 Melakukan kunjungan lapangan dalam rangka pengawasan
dan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan BSPS di
setiap kabupaten/kota;
 Melakukan pembinaan, coaching, OJT, pengawasan dan
pengendalian terhadap pelaksanaan pendampingan yang
dilakukan oleh Koordinator Fasilitator dan Tenaga Fasilitator
Lapangan (TFL) kepada masyarakat calon penerima
bantuan dan penerima bantuan;
 Memberikan arahan teknis dan administrasi terhadap
pelaksanaan pendampingan yang dilakukan oleh
Koordinator Fasilitator (Korfas) dan Tenaga Fasilitator
Lapangan (TFL) kepada Kelompok Penerima Bantuan
(KPB);
 Memeriksa kualitas hasil pelaksanaan peningkatan kualitas

BAB II 82
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Tenaga Ahli (Tenaga Ahli)


Jumlah
Tenaga Ahli Lingkup Posisi
Nama Personil Perusahaan Uraian Pekerjaan Orang
Lokal/Asing Keahlian Diusulkan
Bulan
maupun pembangunan baru;
 Melakukan pengawasan dan pengendalian administrasi
tahapan pelaksanaan kegiatan;
 Memantau proses pemanfaatan dana BSPS dilaksanakan
sesuai ketentuan;
 Menerima dan melakukan pengecekan dan tindak turun
tangan sesuai kewenangan atas laporan atau pengaduan
masyarakat serta menyampaikan kepada PPK;
 Mendampingi secara intensif dan mengarahkan Korfas dan
TFL dalam pelaksanaan program BSPS pada setiap
tahapannya serta melakukan supervise terhadap kinerja
Korfas dan TFL;
 Menghimpun pengumpulan berkas kelengkapan
administrasi kegiatan BSPS dari Kelompok Penerima
Bantuan meliputi proposal calon penerima bantuan, Surat
Penetapan Penerima Bantuan, identitas penerima bantuan,
Daftar Rencana Pemanfaatan Bantuan (DRPB) Tahap I dan
II, Pencairan Upah Tukang Tahap 1 dan 2, Laporan
Penggunaan Dana (LPD) Tahap I dan II, serta laporan
progress fisik pembangunan 30% dan 100% dalam bentuk
hard copy dan soft copy;
 Menghimpun laporan Korfas dan TFL melalui buku kerja
fasilitator untuk diserahkan kepada PPK;
 Menyusun laporan secara periodik kepada PPK yang bersifat
aktual dan mutakhir, dan menyampaikan setiap
permasalahan dan tindak lanjut dan hal-hal yang terkait
tahapan proses pada bulan berjalan;dan
 Menyusun laporan dan dokumentasi pelaksanaan kegiatan
BSPS untuk keperluan pengisian aplikasi Sistem Informasi
Rumah Swadaya (SIRUS).
 Memeriksa kualitas hasil pelaksanaan peningkatan kualitas
maupun pembangunan baru yang meliputi :
Teknik Tenaga Ahli - Aspek keselamatan berupa struktur bangunan mengikuti
Ahmad yadi, ST PT. Maxitech Lokal 10
Sipil/Arsitektur Konstruksi kaidah yang sesuai dengan standar;
- Aspek kesehatan berupa terpenuhinya standar
pencahayaan, penghawaan dan apabila dana swadaya

BAB II 83
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Tenaga Ahli (Tenaga Ahli)


Jumlah
Tenaga Ahli Lingkup Posisi
Nama Personil Perusahaan Uraian Pekerjaan Orang
Lokal/Asing Keahlian Diusulkan
Bulan
ada terpenuhinya sarana sanitasi;dan
- Aspek kecukupan ruang berupa terpenuhinya standar
minimal kebutuhan ruang per orang
 Melakukan pembinaan, coaching, OJT, pengawasan dan
pengendalian terhadap pelaksanaan pendampingan yang
dilakukan oleh Koordinator Fasilitator dan Tenaga Fasilitator
Lapangan (TFL) kepada masyarakat calon penerima
bantuan dan penerima bantuan yang meliputi :
Tenaga Ahli - sosialisasi, penyuluhan, dan pembekalan masyarakat;
Agus Syahrial,
PT. Maxitech Lokal Ilmu Sosial Pemberdayaan - verifikasi terhadap calon penerima bantuan; 10
S.IP
Masyarakat - pembentukan kelompok penerima bantuan;
- pencairan upah tukang tahap 1 dan 2;
- membimbing dan membantu masyarakat dalam
memutuskan tindakan;
- menjadi motivator untuk mendorong dan menggerakan
keswadayaan masyarakat.
Tenaga Ahli Sub Profesional
1. Muhammad
Nazmi, ST

2. Rina Gartina,
ST  Membantu Tenaga Ahli Konstruksi mengkoordinasikan para
Teknik Asisten Tenaga Korfas dan TFL di wilayah kerjanya lingkup kabupaten/kota
PT. Maxitech Lokal 40
3. Iwan Sipil/Arsitektur Ahli Konstruksi dalam 1 provinsi untuk menjamin kualitas pelaksanaan
Santosa, ST konstruksi penerima BSPS

4. Mochammad
Soedarmono,
ST
1. Mohammad
Hanafiah,
Asisten Tenaga  Membantu Tenaga Ahli Pemberdayaan dalam penyiapan
S.Sos
PT. Maxitech Lokal Ilmu Sosial Ahli pembekalan, supervisi dan pengkoordinasian Korfas/TFL di 30
Pemberdayaan wilayah kerjanya dalam pemberdayaan masyarakat
2. Nana
Supriatna,

BAB II 84
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Tenaga Ahli (Tenaga Ahli)


Jumlah
Tenaga Ahli Lingkup Posisi
Nama Personil Perusahaan Uraian Pekerjaan Orang
Lokal/Asing Keahlian Diusulkan
Bulan
S.Sos

3. Sofwan Abdul
Hanan, S.Sos
Tenaga Pendukung
 Mempelajari standar, pedoman dan prosedur kerja yang
berkaitan dengan tugas pengetikan sebagai dasar untuk
melaksanakan tugas-tugas yang telah diberikan;
 Mengumpulkan dan menyiapkan bahan, konsep-konsep
surat, naskah, daftar, matrik yang akan diketik atas
perintah atasan;
 Menyiapkan sarana prasarana yang diperlukan untuk
melakukan pengetikan meliputi mesin ketik, komputer,
kertas, korektor, pita, tinta dan lainya untuk pelaksanaan
tugasnya;
 Membaca dan mempelajari konsep-konsep yang akan
diketik untuk kelancaran tugas pengetikan;
 Menanyakan kepada pembuat konsep yang akan diketik
1. Dini
untuk menghidari kesalahan dalam pengetikan;
Rachmawati,
 Mengoreksi hasil pengetikan dan memperbaiki apabila
A.Md Operator
PT. Maxitech Lokal SMA masih ada kesalahan ketik agar mendapatkan hasil ketikan 20
Komputer
yang baik dan rapi;
2. M. Saifuddin,
 Menyusun dan menyampaikan hasil-hasil ketikan kepada
SE
atasan;
 Menyimpan dengan rapi arsip hasil-hasil pengetikan pada
tempat yang telah disediakan;
 Melaporkan bila ada kerusakan mesin ketik dan atau
komputer kepada atasan agar segera mendapatkan
perbaikan;
 Menyampaikan informasi, usul dan saran yang berkaitan
dengan tugas pengetikansebagai masukan bagi atasan;
 Bertanggung jawab langsung kepada Ketua Tim atas
penyelenggaraan administrasi kantor dan proyek.;
 Melaksanakan pembuatan surat-surat keluar serta
menerima surat masuk baik dari pengguna jasa maupun
instansi lain yang terkait dengan pekerjaan ini;

BAB II 85
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Tenaga Ahli (Tenaga Ahli)


Jumlah
Tenaga Ahli Lingkup Posisi
Nama Personil Perusahaan Uraian Pekerjaan Orang
Lokal/Asing Keahlian Diusulkan
Bulan
 Menyiapkan berkas tagihan termin dan melaksanakan
penagihan;
 Melaksanakan pengadaan bahan dan peralatan kantor dan
lapangan, serta menyiapkan surat perijinan dan surat jalan
bagi personil dan peralatannya;
 Memfasilitasi pengurusan tiket perjalanan dinas;dan
 Mengkoordinir pelaksanaan reproduksi laporan-laporan dan
gambar serta pengiriman kepada pihak pengguna jasa.
1. Adhitya
Riezki
 Berwenang memberikan dan menonaktifkan user untuk
Sularto, A.Md
level User Koordinator kab./kota;
 Melakukan approval/persetujuan terhadap data yang telah
2. Raditio
dibuat oleh Koor Koordinator kab./kota;
Nugroho,
 Membatalkan setiap approval/persetujuan yang telah dibuat
A.Md Operator BNBA
oleh K Koordinator kab./kota;dan
PT. Maxitech Lokal SMA dan Operator 40
 Memonitor atau mengontrol proses CRUD yang dilakukan
3. Mustopa, laporan SIM
oleh Koordinator kab./kota;dan
A.Md
 User KMW hanya bisa masuk ke Manajemen aplikasi SIM
untuk melakukan CRUD seperti approval/persetujuan
4. Jatra
terhadap data yang telah dibuat oleh Koordin Koordinator
Randura
kab./kota.
Pasapada,
A.Md

BAB II 86
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

2.6. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN


Jadwal pelaksanaan pekerjaan digunakan sebagai kontrol sekaligus untuk
monitoring progres atau kemajuan pelaksanaan pekerjaan, sehingga
diharapkan pekerjaan selesai sesuai jadwal dan batas waktu yang telah
ditentukan yaitu 10 bulan. Jadwal Pelaksanaan Kerja dapat diperiksa pada
Tabel 2.4 sebagai berikut.

Tabel 2.4 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan


BULAN KE
Rincian Pekerjaan I II III IV V VI VII VIII IX X
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 12 34 1 2 3 4 1 2 3 4 123 4 1 2 34 1234
1 Persiapan
a Pemahaman terhadap KAK/ToR
b Mobilisasi Tenaga Ahli dan penyusunan strategi
pelaksanaan pekerjaan dan rencana kerja
c Koordinasi secara intensif dan menjalankan instruksi
dari PPK dalam pelaksanaan lingkup tugas
2 Perencanaan
a Penyiapan materi pembekalan kepada para fasilitator
terkait pemberdayaan masyarakat dan
pendampingan teknis konstruksi dalam program
BSPS sesuai kebutuhan peserta

b Penyiapan, pembekalan dan mobilisasi asisten


tenaga ahli
3 Pelaksanaan
a Pelaksanaan pembinaan, coaching ,
OJT , pengawasan dan pengendalian terhadap
pelaksanaan pendampingan yang dilakukan oleh
Koordinator Fasilitator dan Tenaga Fasilitator
Lapangan (TFL) kepada masyarakat calon penerima
bantuan dan penerima bantuan

b Pelaksanaan kunjungan lapangan dalam rangka


pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan
kegiatan BSPS di setiap kabupaten/kota

c Pemberian arahan dan evaluasi teknis serta


administrasi terhadap pelaksanaan pendampingan
yang dilakukan oleh Koordinator Fasilitator (Korfas)
dan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) kepada
Kelompok Penerima Bantuan (KPB)

d Memeriksa kualitas hasil pelaksanaan peningkatan


kualitas maupun pembangunan baru
4 Monitoring
a Melakukan pengawasan dan pengendalian
administrasi tahapan pelaksanaan kegiatan
b Memantau proses pemanfaatan dana
BSPS dilaksanakan sesuai ketentuan
c Menerima dan melakukan pengecekan dan tindak
turun tangan sesuai kewenangan atas laporan atau
pengaduan masyarakat serta menyampaikan kepada
PPK

d Mendampingi secara intensif dan mengarahkan Korfas


dan TFL dalam pelaksanaan program BSPS pada
setiap tahapannya serta melakukan supervisi
terhadap kinerja Korfas dan TFL

5 Pelaporan
a Pendahuluan
b Progres Bulanan
c Laporan Wasdal
d Laporan Progres Pelaksanaan
e Laporan Profil dan Evaluasi Kinerja Fasilitator
f Laporan Profil BSPS
g Laporan Akhir

BAB II 87
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

2.7. JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI


Jadwal penugasan Tenaga Ahli disusun berupa Bar Chart yang
menunjukkan lamanya penugasan, mulainya penugasan sampai berakhir
penugasan yang setiap personil mempunyai jadwal yang berbeda sesuai
dengan rencana kerja. (lihat Tabel 2.5).

BAB II 88
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Tabel 2.5
Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jumlah Bulan Ke-1 Bulan Ke-2 Bulan Ke-3 Bulan Ke-4 Bulan Ke-5 Bulan Ke-6 Bulan Ke-7 Bulan Ke-8 Bulan Ke-9 Bulan Ke-10
No. Personil Status MM
Orang 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A TENAGA AHLI
Tenaga Ahli
1 Nur Roziqin, ST Manajemen 1 10
Proyek
Tenaga Ahli
2 Ahmad yadi, ST 1 10
Konstruksi
Tenaga Ahli
3 Agus Syahrial, S.IP Pemberdayaan 1 10
Masyarakat
B TENAGA AHLI SUB PROFESIONAL
Muhammad Nazmi, Asisten Tenaga
1 1 10
ST Ahli Konstruksi
Asisten Tenaga
2 Rina Gartina, ST 1 10
Ahli Konstruksi
Asisten Tenaga
3 Iwan Santosa, ST 1 10
Ahli Konstruksi
Mochammad Asisten Tenaga
4 1 10
Soedarmono, ST Ahli Konstruksi
Asisten Tenaga
Mohammad
5 Ahli 1 10
Hanafiah, S.Sos
Pemberdayaan
Asisten Tenaga
Nana Supriatna,
6 Ahli 1 10
S.Sos
Pemberdayaan
Asisten Tenaga
Sofwan Abdul
7 Ahli 1 10
Hanan, S.Sos
Pemberdayaan
B TENAGA PENDUKUNG
Dini Rachmawati, Operator
1 1 10
A.Md Komputer
Operator
2 M. Saifuddin, SE 1 10
Komputer
Operator BNBA
Adhitya Riezki
3 dan Operator 1 10
Sularto, A.Md
laporan SIM
Operator BNBA
Raditio Nugroho,
4 dan Operator 1 10
A.Md
laporan SIM
Operator BNBA
5 Mustopa, A.Md dan Operator 1 10
laporan SIM
Operator BNBA
Jatra Randura
6 dan Operator 1 10
Pasapada, A.Md
laporan SIM
Total 16 160

BAB II 89
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

2.8. FASILITAS PENUNJANG


Kebutuhan fasilitas penunjang yang dimiliki oleh pihak Konsultan akan
disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilakukan, berbekal pengalaman dan
kondisi fasilitas yang mendukung, maka diharapkan kegiatan yang
dilaksanakan nanti akan berjalan dengan lancar dan dapat memudahkan
mobilisasi tim maupun kegiatan yang dilakukan. Untuk lebih jelasnya
mengenai fasilitas penunjang yang disediakan oleh penyedia jasa, dapat
dilihat pada Tabel 2.6.

BAB II 90
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Tabel 2.6
Fasilitas dan Peralatan Penunjang yang dimiliki Konsultan

Kapasitas atau
Jenis Fasilitas/Peralatan / Tahun Kondisi Lokasi Bukti
No. Jumlah Output Pada Merk dan Tipe
Perlengkapan Pembuatan (%) Sekarang Kepemilikan
Saat Ini

1 2 3 4 5 6 7 8 9

I. Peralatan

1 Motor 4 100% Honda Supra X, Honda 2010, 2014 95% Jakarta Milik Sendiri
Vario 125

2 Mobil 14 95% KIA Carens 2003 95% Jakarta Milik Sendiri

95% Kijang 1999 95% Jakarta Milik Sendiri

95% Sedan Eterna 1992 95% Jakarta Milik Sendiri

95% Sedan Infinity 2000 95% Jakarta Milik Sendiri

95% Opel Blazer 2001 95% NAD Milik Sendiri

95% Avanza (2) 2005 95% Jakarta Milik Sendiri

95% Honda New Stream 2007 95% Jakarta Milik Sendiri

95% Nissan Teana 2007 95% Jakarta Milik Sendiri

95% Volvo S-80 2007 95% Jakarta Milik Sendiri

95% Ssangyong Rexton 2005 90% Jakarta Milik Sendiri

100% Avanza (3) 2014 100% Jakarta Milik Sendiri

3 PC Komputer 20 100% PC PIII & PIV GHz Asus 2001 95% Jakarta Milik Sendiri

BAB II 91
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Kapasitas atau
Jenis Fasilitas/Peralatan / Tahun Kondisi Lokasi Bukti
No. Jumlah Output Pada Merk dan Tipe
Perlengkapan Pembuatan (%) Sekarang Kepemilikan
Saat Ini

1 2 3 4 5 6 7 8 9

6 100% PC PIV GHz Asus 2006 95% Jakarta Milik Sendiri

4 100% Desk-Top HP Pavilliun 2002 95% Jakarta Milik Sendiri

4 100% Compaq EVD D530 2003 95% Jakarta Milik Sendiri

3 100% PC PIV GHz Asus 2005 95% NAD Milik Sendiri

4 Note Book 20 100% HP/14-DO12TU 2013 95% Jakarta Milik Sendiri

2 100% Acer TravelMate 632XV 2005 95% Jakarta Milik Sendiri

4 100% Acer Travel mate 273 XV 2002 95% Jakarta Milik Sendiri

1 100% Nec Versa 2004 95% Jakarta Milik Sendiri

5 Note Book 2 100% HP Pavilion dv5000 2006 95% Jakarta Milik Sendiri

4 100% Toshiba 2006 95% Jakarta Milik Sendiri

3 100% Acer Aspire 3620 2005 95% Jakarta Milik Sendiri

6 Plotter (A0) 1 100% HP Designjet 500Ps (A0) 2006 95% Jakarta Milik Sendiri

7 Printer dan Printer Multifungsi 10 100% Printer HPLaserjet 1000 2001 95% Jakarta Milik Sendiri

8 100% HP-Laserjet 1200 2002 95% Jakarta Milik Sendiri

BAB II 92
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Kapasitas atau
Jenis Fasilitas/Peralatan / Tahun Kondisi Lokasi Bukti
No. Jumlah Output Pada Merk dan Tipe
Perlengkapan Pembuatan (%) Sekarang Kepemilikan
Saat Ini

1 2 3 4 5 6 7 8 9

2 100% HP Deskjet 1280 A3 2006 95% Jakarta Milik Sendiri

1 100% Epson 1170 2006 95% Jakarta Milik Sendiri

15 100% Canon iP 1900 2012 95% Jakarta Milik Sendiri

15 100% Canon IP-2770 2014 95% Jakarta Milik Sendiri

1 100% HP Color Laserjet 2600n 2006 95% Jakarta Milik Sendiri

1 100% HP 3920 2006 95% Jakarta Milik Sendiri

5 100% Canon MX-450 2014 95% Jakarta Milik Sendiri

1 100% HP Color Laserjet 2605 2007 95% Jakarta Milik Sendiri

2 100% HP Color Office Jet K-7100 2013 95% Jakarta Milik Sendiri

8 Theodolit 5 100% TOPCON DT-101, TOPCON 1995 95% Jakarta Milik Sendiri
TL10G

9 Transite Theodolite (TO) 3 100% Wild/73957 1999 95% Jakarta Milik Sendiri

10 Universal Theodolite (T2) 3 100% Wild/109763 1999 95% Jakarta Milik Sendiri

11 Waterpass 3 100% Nak-2 Wild/503335 1998 95% Jakarta Milik Sendiri

BAB II 93
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Kapasitas atau
Jenis Fasilitas/Peralatan / Tahun Kondisi Lokasi Bukti
No. Jumlah Output Pada Merk dan Tipe
Perlengkapan Pembuatan (%) Sekarang Kepemilikan
Saat Ini

1 2 3 4 5 6 7 8 9

12 Global Positioning System 1 100% Leica CR-333 1995 95% Jakarta Milik Sendiri
(GPS) receiver

13 Global Positioning System 4 100% GARMIN/GPSmap 62SC 2014 100% Jakarta Milik Sendiri
(GPS)

14 Waterpas 3 100% Wild NA-2002 1998 95% Jakarta Milik Sendiri

15 Kamera Digital 6 100% OLYMPUS/STYLUS VG-180 2014 100% Jakarta Milik Sendiri

II. PERALATAN KANTOR

1 Filling Kabinet 4 Laci 4 100% ERA 2000 95% Jakarta Milik Sendiri

5 100% ALBA 2001 95% Jakarta Milik Sendiri

1 100% ALBA 2005 95% NAD Milik Sendiri

2 Lemari Buku 15 100% Standing Besar 2001 95% Jakarta Milik Sendiri

1 100% Standing Besar 2004 95% NAD Milik Sendiri

30 100% Modera 2007 95% Jakarta Milik Sendiri

10 100% Fittech 2007 95% Jakarta Milik Sendiri

3 Lemari Buku Kaca 2 100% BC-13 Mahoni 2006 95% Jakarta Milik Sendiri

4 Brangkas 3 100% Power Ston 2000 95% Jakarta Milik Sendiri

1 100% Power Ston 2004 95% NAD Milik Sendiri

1 100% Power Ston 2007 95% Jakarta Milik Sendiri

5 Meja 1 Biro 10 100% Olympic 1998 95% Jakarta Milik Sendiri

BAB II 94
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Kapasitas atau
Jenis Fasilitas/Peralatan / Tahun Kondisi Lokasi Bukti
No. Jumlah Output Pada Merk dan Tipe
Perlengkapan Pembuatan (%) Sekarang Kepemilikan
Saat Ini

1 2 3 4 5 6 7 8 9

2 100% Olympic 2003 95% NAD Milik Sendiri

1 100% Olympic 2006 95% Jakarta Milik Sendiri

1 100% Modera 2007 95% Jakarta Milik Sendiri

6 Meja 1/2 Biro 50 100% Olympic 2001 95% Jakarta Milik Sendiri

6 100% Olympic 2003 95% NAD Milik Sendiri

4 100% Olympic 2006 95% Jakarta Milik Sendiri

3 100% Chitose 2007 95% Jakarta Milik Sendiri

7 Meja Rapat 1 100% Modera 2007 95% Jakarta Milik Sendiri

8 Meja Resepsionis 1 100% Modera 2007 95% Jakarta Milik Sendiri

9 Kursi Direktur 4 100% Chitose 2002 95% Jakarta Milik Sendiri

1 100% Chitose 2007 95% Jakarta Milik Sendiri

10 Kursi 64 100% Chitose NBK 2000 95% Jakarta Milik Sendiri

13 100% Chitose NBK 2003 95% NAD Milik Sendiri

2 100% Chitose NBK 2006 95% Jakarta Milik Sendiri

20 100% Chitose NBK 2007 95% Jakarta Milik Sendiri

11 Kursi Sofa 4 100% Lokal 2000 95% Jakarta Milik Sendiri

1 100% Lokal 2006 95% Jakarta Milik Sendiri

12 Kursi Lipat 18 100% Chitose 2000 95% Jakarta Milik Sendiri

13 Meja Tamu 4 100% Lokal 2000 95% Jakarta Milik Sendiri

14 White Board 8 100% Sakura 2000 95% Jakarta Milik Sendiri

BAB II 95
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Kapasitas atau
Jenis Fasilitas/Peralatan / Tahun Kondisi Lokasi Bukti
No. Jumlah Output Pada Merk dan Tipe
Perlengkapan Pembuatan (%) Sekarang Kepemilikan
Saat Ini

1 2 3 4 5 6 7 8 9

2 100% Sakura 2004 95% NAD Milik Sendiri

2 100% Sakura 2007 95% Jakarta Milik Sendiri

15 Calculator 12 100% Citizen 2000 95% Jakarta Milik Sendiri

2 100% Citizen 2004 95% NAD Milik Sendiri

16 Faximile 4 100% Panasonic KXFM-131 2000 95% Jakarta Milik Sendiri

1 100% Panasonic KXFM-131 2004 95% NAD Milik Sendiri

17 Mesin Tik Elektrik 2 100% IBM, Selectric III 2001 95% Jakarta Milik Sendiri

1 100% IBM 2006 95% Jakarta Milik Sendiri

1 100% IBM 2007 95% Jakarta Milik Sendiri

18 Mesin Fotokopi 2 100% Ricoh Aficio 80/Aficio 25 2012 95% Jakarta Milik Sendiri

19 Paper Cutter 1 100% Daico 2007 95% Jakarta Milik Sendiri

20 Staples Jilid 2 100% Kenko 2007 95% Jakarta Milik Sendiri

21 Perforator Besar 2 100% Tata 2007 95% Jakarta Milik Sendiri

22 Binding Machine 2 100% G-Met 21 H 2007 95% Jakarta Milik Sendiri

23 AC Split 20 100% National 1.5 PK 2000 95% Jakarta Milik Sendiri

4 95% National 2 PK 2001 95% Jakarta Milik Sendiri

2 95% LG 2 PK 2007 95% Jakarta Milik Sendiri

1 95% Toshiba 1 PK 2006 95% Jakarta Milik Sendiri

6 95% LG 1 PK 2007 95% Jakarta Milik Sendiri

BAB II 96
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Kapasitas atau
Jenis Fasilitas/Peralatan / Tahun Kondisi Lokasi Bukti
No. Jumlah Output Pada Merk dan Tipe
Perlengkapan Pembuatan (%) Sekarang Kepemilikan
Saat Ini

1 2 3 4 5 6 7 8 9

24 Dispenser 6 95% Aqua 2000 95% Jakarta Milik Sendiri

1 95% Aqua 2003 95% NAD Milik Sendiri

25 Kulkas 2 95% Mitsubishi MR147 2001 95% Jakarta Milik Sendiri

1 95% Toshiba 2003 95% NAD Milik Sendiri

26 Televisi 5 95% Hitachi 21" 2001 95% Jakarta Milik Sendiri

1 95% Sony 14" 2003 95% NAD Milik Sendiri

1 95% LG 21" 2007 95% Jakarta Milik Sendiri

III. PERALATAN STUDIO & SURVEY

27 Meja Gambar & Mesin 5 100% Mutoh 1998 95% Jakarta Milik Sendiri

28 Planimeter 2 100% President 1998 95% Jakarta Milik Sendiri

29 Lettering Set 5 100% Kent 1998 95% Jakarta Milik Sendiri

30 Overhead Projector 3 100% Xerox 1998 95% Jakarta Milik Sendiri

31 Rafidograft 2 100% Steadler 1998 95% Jakarta Milik Sendiri

35 Automatic Level 1 100% Mikasa 1999 95% Jakarta Milik Sendiri

37 EDM-3 3 100% DMC-3 Topcon/B.20088 1999 95% Jakarta Milik Sendiri

40 Plane Table 1 100% S.5 - 32 Tamura 1999 95% Jakarta Milik Sendiri

41 Rantai ukur 1 100% Simron/ Tajima 2000 95% Jakarta Milik Sendiri

BAB II 97
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Kapasitas atau
Jenis Fasilitas/Peralatan / Tahun Kondisi Lokasi Bukti
No. Jumlah Output Pada Merk dan Tipe
Perlengkapan Pembuatan (%) Sekarang Kepemilikan
Saat Ini

1 2 3 4 5 6 7 8 9

42 Prisma Roelef 1 100% GSP-1 2000 95% Jakarta Milik Sendiri

43 Altimeter 1 100% No. 1426 1999 95% Jakarta Milik Sendiri

44 Bak Ukur 5 100% Lokal 2000 95% Jakarta Milik Sendiri

45 Mesin Bor 1 100% YH-3 2000 95% Jakarta Milik Sendiri

46 Yalon 15 100% Lokal 2000 95% Jakarta Milik Sendiri

47 Echosounder 1 100% TOPCON 2002 95% Jakarta Milik Sendiri

48 Current Meter 2 100% TOPCON 2002 95% Jakarta Milik Sendiri

49 Peil Schall 5 100% TOPCON 2002 95% Jakarta Milik Sendiri

50 Eikman Grab 5 100% TOPCON 2002 95% Jakarta Milik Sendiri

51 Range Finder 2 100% Magellan 2001 95% Jakarta Milik Sendiri

52 Bor Tangan 2 100% Hitachi 2001 95% Jakarta Milik Sendiri

53 PH Soil Tester 2 100% Hamilton 2002 95% Jakarta Milik Sendiri

54 Kompas 4 100% Fryka 2001 95% Jakarta Milik Sendiri

55 Water Test Kitt 2 100% Merck 2001 95% Jakarta Milik Sendiri

56 Refractometer / Salinometer 2 100% Attago 2001 95% Jakarta Milik Sendiri

57 Rapido 10 100% Steadler/ Rotring 1999 95% Jakarta Milik Sendiri

BAB II 98
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Kapasitas atau
Jenis Fasilitas/Peralatan / Tahun Kondisi Lokasi Bukti
No. Jumlah Output Pada Merk dan Tipe
Perlengkapan Pembuatan (%) Sekarang Kepemilikan
Saat Ini

1 2 3 4 5 6 7 8 9

IV. PERALATAN KHUSUS

63 Scanner 10 100% HP Scanjet, CanoScan 2000 95% Jakarta Milik Sendiri


D646Uex, CanoScan LiDE
25

64 Viewer 4 100% Toshiba 2003 95% Jakarta Milik Sendiri

65 Digitzer (A1) 1 100% Graphtec 1998 95% Jakarta Milik Sendiri

66 Digitzer (A3) 3 100% Numories 1998 95% Jakarta Milik Sendiri

V. PERALATAN PENGOLAHAN DATA

67 Perangkat lunak GIS Arc/Info 1 100% ESRI 1994 95% Jakarta Milik Sendiri
3.4D

68 Perangkat lunak GIS Arcview 2 1 100% ESRI 1998 95% Jakarta Milik Sendiri

69 Perangkat lunak Remote 1 100% IDRISI 1998 95% Jakarta Milik Sendiri
Sensing Idrisi Versi 2.0

70 Perangkat lunak Remote 1 100% ERMapper 1997 95% Jakarta Milik Sendiri
Sensing ER Mapper Versi 5.5

71 Perangkat lunak Remote 1 100% PCI 2003 95% Jakarta Milik Sendiri
Sensing PCI Versi 9

BAB II 99
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants
Dokumen Usulan Teknis
Konsultan Manajemen BSPS Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020

Kapasitas atau
Jenis Fasilitas/Peralatan / Tahun Kondisi Lokasi Bukti
No. Jumlah Output Pada Merk dan Tipe
Perlengkapan Pembuatan (%) Sekarang Kepemilikan
Saat Ini

1 2 3 4 5 6 7 8 9

72 Perangkat Lunak Microsoft 1 100% Microsoft 2004 95% Jakarta Milik Sendiri
Office

73 Perangkat Lunak GIS-Remote 1 100% Open Source 2000 95% Jakarta Milik Sendiri
Sensing Open Source GRASS

BAB II 100
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants

Anda mungkin juga menyukai