Anda di halaman 1dari 63

STANDAR PELAYANAN

KEFARMASIAN di PUSKESMAS
& MUTU FARMASI dalam STANDAR
AKREDITASI BARU

disampaikan pada Evaluasi Pelayanan Kefarmasian


dalam rangka persiapan reakreditasi puskesmas,
Tegal, 21 Maret 2023
OUTLINE
01 02
INSTRUMEN
AKREDITASI PENINGKATAN
BARU MUTU FARMASI
BAB III
INDIKATOR MUTU FARMASI,
IKP, DAN PELAPORAN IKP
01
INSTRUMEN
AKREDITASI
PUSKESMAS BARU
STANDAR DAN INSTRUMEN AKREDITASI PUSKESMAS BARU

KMP • KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PUSKESMAS (KMP)


BAB I

• UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)


BAB II
PMP
5 UKM
BAB III
• UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN & PENUNJANG
(UKPP)
BAB BAB IV
• PROGRAM PRIORITAS NASIONAL (PPN)

PPN UKPP
• PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS (PMP)
BAB V
BAB 3

Penyelenggaraan Upaya
Kesehatan Perseorangan dan
Penunjang
(UKPP)
Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan dan Penunjang
(UKPP) 3.10 Penyelenggaraan
3.2 Pengkajian, 3.6 Pemulangan
Rencana 3.4 Pelayanan 3.8 Pelayanan
dan tindak kefarmasian
Asuhan, dan anastesi lokal Penyelenggar
lanjut pasien dilaksanakan sesuai
Pemberian dan tindakan di aan Rekam
dilakukan dengan ketentuan
Asuhan Puskesmas Medis (RM)
sesuai dengan peraturan
dilaksanakan dilaksanakan
prosedur yang perundang-
secara paripurna sesuai standar
ditetapkan (RI undangan
(Ruang layanan) (Layanan
dan RB) (FARMASI)
tindakan medis)

3.1 3.3 3.5 3.6 3.8 3.10

3.2 3.4 3.7 3.9


3.9 Penyelenggaraan
3.1 Penyelenggaraan
3.3 Pelayanan Pelayanan
pelayanan klinis 3.5 Terapi gizi dilakukan 3.7 Rujukan
gawat laboratorium
mulai dari proses sesuai dengan
darurat dilaksanakan
penerimaan pasien kebutuhan pasien
dilaksanak sesuai dengan
sampai dengan dan ketentuan
an dengan ketentuan
pemulangan peraturan
segera peraturan
dilaksanakan perundang-
sebagai perundang-
dengan undangan (GIZI
prioritas undangan
memperhatikan UKP)
pelayanan (Laborat)
kebutuhan mutu
pelayanan (Loket) (GADAR)
Standar 3.10
Penyelenggaraan Pelayanan kefarmasian dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan (PERMENKES NO 74 th 2016)
.10.1 Pelayanan kefarmasian dikelola sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan.

Pelayanan farmasi klinis di Puskesmas terdiri dari:


a. Pengkajian resep dan penyerahan obat
b. Pemberian informasi obat (PIO)
c. Konseling
d. Visite pasien (khusus Puskesmas rawat inap)
e. Rekonsiliasi obat
f. Pemantauan terapi obat (PTO)
g. Evaluasi penggunaan obat
Standar 3.10
Penyelenggaraan Pelayanan kefarmasian dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan (PERMENKES NO. 74 th 2016)

3.10.1 Pelayanan kefarmasian dikelola sesuai dengan kebijakan


dan prosedur yang ditetapkan.
Pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
(BMHP) terdiri dari:
Perencanaan kebutuhan
Permintaan
Penerimaan
Penyimpanan
Pendistribusian
Pengendalian
Pencatatan, pelaporan dan pengarsiapan
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan
3.10.1 Elemen Penilaian:

1. Tersedia daftar formularium obat puskesmas. (D)


2. Dilakukan pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai oleh tenaga
kefarmasian sesuai dengan pedoman dan prosedur yang telah ditetapkan. (D,O,W)
3. Dilakukan rekonsiliasi obat, dan pelayanan farmasi klinik oleh tenaga kefarmasian sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan. (D,O,W)
4. Dilakukan kajian resep dan pemberian obat dengan benar pada setiap pelayanan pemberian
obat (D, O, W)
5. Dilakukan edukasi pada setiap pasien tentang indikasi dan cara penggunaan obat. (D,O,W)
6. Obat emergensi tersedia pada unit-unit dimana diperlukan, dan dapat diakses untuk
memenuhi kebutuhan yang bersifat emergensi, dipantau dan diganti tepat waktu setelah
digunakan atau bila kadaluarsa. (O, D, W)
7. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut ketersediaan obat, kesesuaian peresepan dengan
formularium. (D,W)
Formularium Puskesmas, (D)
3.10.1.1
Bukti Penyusunan Formularium Obat (D)

Formularium obat yang merupakan daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan harus tersedia
di Puskesmas perlu disusun sebagai acuan dalam pemberian pelayanan pada pasien,
mengacu pada formularium nasional, formularium kota/kabupaten dan pemilihan jenis
obat melalui proses kolaboratif antar pemberi asuhan, dengan mempertimbangkan
kebutuhan pasien, keamanan, dan efisiensi.
FORMULARIUM
PUSKESMAS
3.10.1 Elemen Penilaian:

1. Tersedia daftar formularium obat puskesmas. (D)


2. Dilakukan pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai oleh tenaga kefarmasian sesuai
dengan pedoman dan prosedur yang telah ditetapkan. (D,O,W)
3. Dilakukan rekonsiliasi obat, dan pelayanan farmasi klinik oleh tenaga kefarmasian sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan. (D,O,W)
4. Dilakukan kajian resep dan pemberian obat dengan benar pada setiap pelayanan pemberian obat (D,
O, W)
5. Dilakukan edukasi pada setiap pasien tentang indikasi dan cara penggunaan obat. (D,O,W)
6. Obat emergensi tersedia pada unit-unit dimana diperlukan, dan dapat diakses untuk memenuhi
kebutuhan yang bersifat emergensi, dipantau dan diganti tepat waktu setelah digunakan atau bila
kadaluarsa. (O, D, W)
7. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut ketersediaan obat, kesesuaian peresepan dengan formularium.
(D,W)
SK tentang pelayanan kefarmasian ®

SOP tentang pengelolaan sediaan farmasi dan bahan habis pakai ®

LPLPO serta bukti pengawasan pengelolaan dan penggunaan obat


oleh Dinas Kesehatan, (D)
Bukti penerimaan obat dan kartu stok obat, (D)
3.10.1.2 Bukti penanganan obat kadaluarsa (D)

Pengamatan surveyor
terhadap pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai

Petugas Farmasi
Penggalian informasi tentang farmasi dan bahan medis habis pakai
Format PERENCANAAN METODE
KONSUMSI

Format LPLPO
Dokumen Surat Pesanan
SP PENGADAAN LANGSUNG SP PENGADAAN e-PURCHASING
KARTU MONITORING SEDIAAN
SUHU
OBAT JKN PADAT

SEDIAAN SEMI
PADAT,REAGEN

BMHP

SEDIAAN CAIR,
VOLUME BERAT OBAT
PROGRAM
INDIVIDUAL
PRESCREPTION
UDDS FLOOR
STOCK
DISTRIBUSI
ke
UNIT
PELAYANAN

DISTRIBUSI
ke
JEJARING
BERITA ACARA PEMUSNAHAN OBAT
SURAT PERJANJIAN KERJA SAMA
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS dg PIHAK
KETIGA
DOKUMEN PENGELOLAAN LIMBAH
MEDIS dg PIHAK KETIGA
•Pengendalian
•1. Pengendalian Persediaan •2. Pengendalian •3. Penanganan Obat Hilang,
Penggunaan Rusak dan Kedaluwarsa

•√ untuk mencegah •√ berikan penandaan yang


kekurangan/kekosongan: •untuk mengetahui jumlah
jelas untuk obat yang
jadwal dan jumlah penerimaan dan pemakaian
obat sehingga dapat kedaluwarsa/rusak (misal: X).
pengadaan (permintaan dan
pengadaan mandiri). memastikan jumlah
kebutuhan obat dalam satu •√ buat dan
periode. dokumentasikan Berita
Acara Pemusnahan
•√ untuk mengatasi •Kata kuncinya :
kekurangan/kekosongan :
substitusi obat •“KARTU STOK!”

Bangun komunikasi ke dokter, dokter gigi, & tenaga kesehatan lainnya


3.10.1 Elemen Penilaian:

1. Tersedia daftar formularium obat puskesmas. (D)


2. Dilakukan pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai oleh tenaga kefarmasian sesuai
dengan pedoman dan prosedur yang telah ditetapkan. (D,O,W)
3. Dilakukan rekonsiliasi obat, dan pelayanan farmasi klinik oleh tenaga kefarmasian sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan. (D,O,W)
4. Dilakukan kajian resep dan pemberian obat dengan benar pada setiap pelayanan pemberian obat (D,
O, W)
5. Dilakukan edukasi pada setiap pasien tentang indikasi dan cara penggunaan obat. (D,O,W)
6. Obat emergensi tersedia pada unit-unit dimana diperlukan, dan dapat diakses untuk memenuhi
kebutuhan yang bersifat emergensi, dipantau dan diganti tepat waktu setelah digunakan atau bila
kadaluarsa. (O, D, W)
7. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut ketersediaan obat, kesesuaian peresepan dengan formularium.
(D,W)
SOP rekonsiliasi obat ®
SOP pelayanan farmasi klinik ®
Bukti dilakukan rekonsiliasi obat, (D)
Bukti asuhan farmasi dalam CPPT rekam medis (D)
3.10.1.3 Pengamatan surveyor
terhadap pelaksanaan rekonsiliasi obat dan pelayanan farmasi klinik
Petugas Farmasi
Penggalian informasi tentang pelaksanaan rekonsiliasi obat dan
pelayanan farmasi klinik

Rekonsiliasi Obat merupakan proses membandingkan instruksi pengobatan dengan Obat


yang telah didapat pasien.
Tahap proses rekonsiliasi Obat yaitu pengumpulan data, komparasi, konfirmasi dan
komunikasi
CONTOH DOKUMEN
REKONSILIASI
PTO
KONSELING

MESO
HOME CARE

EPO

BUKU
PEMBERIAN
INFORMASI OBAT
3.10.1 Elemen Penilaian:

1. Tersedia daftar formularium obat puskesmas. (D)


2. Dilakukan pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai oleh tenaga
kefarmasian sesuai dengan pedoman dan prosedur yang telah ditetapkan. (D,O,W)
3. Dilakukan rekonsiliasi obat, dan pelayanan farmasi klinik oleh tenaga kefarmasian sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan. (D,O,W)
4. Dilakukan kajian resep dan pemberian obat dengan benar pada setiap pelayanan pemberian
obat (D, O, W)
5. Dilakukan edukasi pada setiap pasien tentang indikasi dan cara penggunaan obat. (D,O,W)
6. Obat emergensi tersedia pada unit-unit dimana diperlukan, dan dapat diakses untuk
memenuhi kebutuhan yang bersifat emergensi, dipantau dan diganti tepat waktu setelah
digunakan atau bila kadaluarsa. (O, D, W)
7. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut ketersediaan obat, kesesuaian peresepan dengan
formularium. (D,W)
SOP kajian resep dan pemberian obat ®
Bukti kajian/telaah resep (D)
Pengamatan surveyor
3.10.1.4 terhadap kajian resep dan pemberian obat (O)
Petugas Farmasi
Penggalian informasi tentang kajian resep dan pemberian obat (W)

SOP pemberian informasi obat ®


Bukti pelaksaaan PIO (D)
3.10.1.5 Pengamatan surveyor terhadap pelaksanaan PIO (O)
Petugas Farmasi. Penggalian informasi tentang pelaksanaan PIO
(W)
3.10.1 Elemen Penilaian:

1. Tersedia daftar formularium obat puskesmas. (D)


2. Dilakukan pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai oleh tenaga kefarmasian sesuai
dengan pedoman dan prosedur yang telah ditetapkan. (D,O,W)
3. Dilakukan rekonsiliasi obat, dan pelayanan farmasi klinik oleh tenaga kefarmasian sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan. (D,O,W)
4. Dilakukan kajian resep dan pemberian obat dengan benar pada setiap pelayanan pemberian obat (D,
O, W)
5. Dilakukan edukasi pada setiap pasien tentang indikasi dan cara penggunaan obat. (D,O,W)
6. Obat emergensi tersedia pada unit-unit dimana diperlukan, dan dapat diakses untuk memenuhi
kebutuhan yang bersifat emergensi, dipantau dan diganti tepat waktu setelah digunakan atau bila
kadaluarsa. (O, D, W)
7. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut ketersediaan obat, kesesuaian peresepan dengan formularium.
(D,W)
SOP penyediaan obat gawat darurat ® .
SOP pemantauan / monitoring obat gawat darurat secara berkala ®
Bukti penyediaan obat emergensi serta monitoringnya (D)
Pengamatan surveyor
3.10.1.6 terhadap tempat penyimpanan obat emergensi, cara mengakses,
pemantauan dan penggantian obat emergensi, jumlah stock obat
dengan kartu stock obat (O)
Petugas di ruang yang melaksanakan tindakan
Penggalian informasi tentang pelaksanaan pengelolaan obat gawat
darurat (W)

Bila terjadi kegawatdaruratan pasien, akses cepat terhadap obat emergensi yang tepat adalah sangat penting.
Perlu ditetapkan lokasi penyimpanan obat emergensi di tempat pelayanan dan obat-obat emergensi yang
harus disuplai ke lokasi tersebut.

Untuk memastikan akses ke obat emergensi bilamana diperlukan, perlu tersedia prosedur untuk mencegah
penyalahgunaan, pencurian atau kehilangan terhadap obat dimaksud. Prosedur ini memastikan bahwa obat
diganti bilamana digunakan, rusak atau kedaluarsa. Keseimbangan antara akses, kesiapan, dan keamanan
BUKU MONITORING
EMERGENCY KIT

EMERGENCY KIT
3.10.1 Elemen Penilaian:

1. Tersedia daftar formularium obat puskesmas. (D)


2. Dilakukan pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai oleh tenaga kefarmasian sesuai
dengan pedoman dan prosedur yang telah ditetapkan. (D,O,W)
3. Dilakukan rekonsiliasi obat, dan pelayanan farmasi klinik oleh tenaga kefarmasian sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan. (D,O,W)
4. Dilakukan kajian resep dan pemberian obat dengan benar pada setiap pelayanan pemberian obat (D,
O, W)
5. Dilakukan edukasi pada setiap pasien tentang indikasi dan cara penggunaan obat. (D,O,W)
6. Obat emergensi tersedia pada unit-unit dimana diperlukan, dan dapat diakses untuk memenuhi
kebutuhan yang bersifat emergensi, dipantau dan diganti tepat waktu setelah digunakan atau bila
kadaluarsa. (O, D, W)
7. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut ketersediaan obat, kesesuaian peresepan dengan formularium.
(D,W)
Bukti evaluasi ketersediaan obat dan kesesuaian peresepan dengan
formularium (D).
Bukti hasil tindaklanjut dari pelaksanaan evaluasi obat dan kesesuaian
peresepan dengan formularium (D)
Pengamatan surveyor
3.10.1.7 terhadap ketersediaan obat dan kesesuaian peresepan dengan
formularium (O)
Petugas farmasi
Penggalian informasi tentang pelaksanaan evaluasi dan tindaklanjut
terhadap ketersediaan obat dan kesesuain peresepan dengan
formularium. (W)
Contoh form monitoring kesesuaian obat dengan formularium
STANDAR BAB 4 - PPN

4.1 Pencegahan dan Penurunan Stunting

4.2 Penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka


kematian Bayi (AKB).

4.3
Peningkatan cakupan dan mutu imunisasi

4.4
Program Penanggulangan Tuberkulosis

Pengendalian penyakit tidak menular dan faktor


4.5
risikonya
SOP ketersediaan obat, bahan habis pakai dan prasarana pendukung
pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir ®
SOP pelayanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal ®
Bukti pengelolaan alat, obat, bahan habis pakai dan prasarana
4.2.1.3 pendukung pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, termasuk alat
kegawatdaruratan maternal dan neonatal (D)

Pengamatan surveyor
terhadap ketersediaan alat, obat, bahan habis pakai dan prasarana
pendukung pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir termasuk standar
kegawatdaruratan maternal dan neonatal (O)
SOP penyediaan kebutuhan vaksin dan logistik ®
Bukti pengelolaan vaksin dan logistiknya (D)

Pengamatan surveyor terhadap ketersediaan vaksin dan logistik (O)


4.3.1.3

Pj UKP, Koordinator dan/ atau pelaksana Imunisasi Penggalian informasi


terkait ketersediaan vaksin dan logistik program imunisasi (W)
SOP perhitungan kebutuhan logistik OAT dan Non OAT ®

SOP pengelolaan OAT dan non OAT ®

Bukti perhitungan kebutuhan OAT dan non OAT (D)


4.4.1.4
Pengamatan surveyor terhadap ketersediaan dan pengelolaan OAT dan non
OAT (O)

Pj UKP, Koordinator dan/ atau pelaksana TB Penggalian informasi terkait


ketersediaan dan pengelolaan OAT dan non OAT (W)
02
PENINGKATAN
MUTU FARMASI
PENINGKATAN MUTU PELAYANAN
PUSKESMAS STANDAR AKREDITASI
BAB 3, 6 DAN 9
DAN STANDAR BAB 5
PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS
STANDAR TERKAIT UPAYA PENINGKATAN MUTU PELAYANAN
PUSKESMAS PMK 46/2015

BAB III BAB VI BAB IX


PENINGKATAN MUTU & KINERJA SASARAN KINERJA UKM PENINGKATAN MUTU DAN
PUSKESMAS KESELAMATAN PASIEN

BAB 5
PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS

PROGRAM PENINGKATAN MANAJEMEN SASARAN PELAPORAN IKP


MUTU TERMASUK
PENCEGAHAN &
RISIKO KESELAMATAN
PENGUKURAN INDIKATOR PENGENDALIAN
PASIEN
MUTU INFEKSI (PPI)

48
INDIKATOR MUTU PUSKESMAS
PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS MELALUI PENGUKURAN
INDIKATOR MUTU

INDIKATOR MUTU PRIORITAS PUSKESMAS (IMPP)


Adalah indikator mutu yang ditetapkan berdasarkan
area prioritas Puskesmas untuk perbaikan mutu sesuai
prioritas masalah di wilayah kerja Puskesmas

INDIKATOR NASIONAL MUTU (INM)


Adalah indikator mutu yang ditetapkan oleh
Kemenkes untuk dilakukan pengukuran oleh
seluruh Puskesmas di Indonesia (mandatori)
PUSKESMAS

INDIKATOR MUTU SASARAN KESELAMATAN


PASIEN (SKP)
Adalah Indikator mutu SKP yang ditetapkan oleh
Puskesmas berdasarkan masalah keselamatan pasien di
Puskesmas di luar dari indikator mutu SKP yang telah
ditetapkan dalam INM
Judul Indikator Persentase Item Obat yang Diserahkan Sesuai Resep
Dasar Pemikiran 1.Peraturan Menteri Kesehatan No. 74 tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
2.Peraturan Menteri Kesehatan No. 26 tahun 2020 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan No. 74 tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
3.Puskesmas wajib memberikan memberikan obat dengan jumlah
dan jenis sesuai resep dokter
Dimensi Mutu Berorientasi Pasien, Adil
Tujuan Memastikan kepatuhan pemberi layanan kefarmasian memberikan
obat kepada pasien dengan jenis item yang sesuai resep dokter,
sesuai dengan kebutuhan farmakologis pasien
Definisi Operasional 1.Memberikan pelayanan farmasi (memberikan obat) dengan item
obat yang sesuai dengan resep dokter
2.Petugas pemberi layanan melakukan komunikasi ke dokter
apabila jenis obat yang diresepkan oleh dokter, tidak sesuai
formularium puskesmas dan tidak tersedia
3.Petugas pemberi layanan melakukan rekapitulasi harian jumlah
resep yang masuk dan jumlah resep yang item obatnya sesuai
resep dokter
4.Formularium Puskesmas adalah pedoman atau acuan yg
memuat daftar obat yg tersedia di puskesmas dg rincian kelas
terapi dan sub kelas terapi,
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase

Numerator Jumlah resep dengan obat yang diberikan, jumlah itemnya sesuai
(Pembilang) R/
51
Denominator Jumlah resep rawat jalan yang diobservasi
(Penyebut)
Target Pencapaian ≽ 85%
Kriteria Kriteria Inklusi :
Resep yang ditulis oleh dokter puskesmas pada pelayanan rawat
jalan

Kriteri Eksklusi :
1.Resep di luar pelayanan rawat jalan
2.Resep di luar formularium puskesmas
Formula Jumlah resep dengan item obat yang diberikan sesuai R/Jumlah
resep rawat jalan yang diobservasi x 100%
Metode Retrospektif
Pengumpulan Data
Sumber Data Resep pasien rawat jalan yang dilayani oleh Farmasi
Instrumen Formulir jumlah resep yang dilayani dengan jumlah dan jenis obat
Pengambilan Data sesuai resep
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Probability Sampling – Simple Random Sampling/
Sampel Systematic random Sampling
Periode Harian
Pengumpulan Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Bulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Wahyu Setyaningrum, S.Farm, Apt
52
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS REVISI
BAB 5
5.2.1
Dilakukan identifikasi dan analisis risiko yang sudah
terjadi dalam area KMP, UKM, dan UKPP yang
dituangkan dalam register risiko. (D,W)
01

ELEMEN PENILAIAN ELEMEN PENILAIAN

Dilakukan identifikasi dan analisis potensi risiko yang 02


belum terjadi dalam area KMP, UKM, dan UKPP yang
dituangkan dalam Identifikasi Daftar Potensi Risiko.
(D,W)
5.2.1

BUKTI
DILAKUKAN
IDENTIFIKASI
DAN ANALISIS
2 RISIKO DAN
ELEMEN PENILAIAN
POTENSI
RISIKO
IDENTIFIKASI
POTENSI
RESIKO
PELAYANAN
KEFARMASIAN
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS REVISI

5.3 SASARAN KESELAMATAN PASIEN

5.3.1 IDENTIFIKASI PASIEN

5.3.4
5.3.3 TEPAT PASIEN, TEPAT
KEAMANAN OBAT PROSEDUR, TEPAT
5.3.2 POSISI
5.3.5
KOMUNIKASI EFEKTIF PASIEN JATUH
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS REVISI
BAB 5
5.3.2 Proses untuk meningkatkan komunikasi efektif dalam pemberian asuhan ditetapkan dan
dilaksanakan
POKOK PIKIRAN:
• Kesalahan pembuatan keputusan klinis, tindakan, dan pengobatan dapat terjadi akibat komunikasi yang tidak efektif
dalam proses asuhan pasien
• Komunikasi yang rentan terjadi kesalahan antara lain : 1) terjadi pada saat pemberian perintah secara verbal, 2) pemb
erian perintah verbal melalui telpon, 3) penyampaian hasil kritis pemeriksaan penunjang diagnosis, 4) serah terima
antar shift, dan 5) pemindahan pasien dari unit yang satu ke unit yang lain
• Kebijakan dan prosedur komunikasi efektif perlu disusun dan diterapkan dalam penyampaian pesan verbal, pesan
verbal lewat telpon, penyampaian nilai kritis hasil pemeriksaan penunjang diagnosis, serah terima pasien pada serah
terima jaga maupun serah terima dari unit yang satu ke unit yang lain, misalnya untuk pemeriksaan penunjang, dan p
emindahan pasien ke unit lain.
• Pelaporan kondisi pasien dalam komunikasi verbal atau lewal telpon antara lain dapat dilakukan dgn menggunakan
tehnik SBAR ( Situation, Background, Asessment, Recommendation)
• Pelaksanaan komunikasi efektif verbal atau lewat telpon ditulis lengkap (T), dibaca ulang oleh penerima perintah (B), &
dikonfirmasi kepada pemberi perintah(K).
• Nilai kritis hasil pemeriksaan penunjang yang berada di luar rentang angka normal secara mencolok harus ditetapkan
dan segera dilaporkan oleh tenaga kesehatan yang bertanggung jawab dalam pelayanan penunjang kepada dokter p
enanggung jawab pasien sesuai dengan ketentuan waktu yang ditetapkan oleh Puskesmas
1.Menggunakan stempel
READBACK
2. Terdapat
instruksi/informasi yg
akan disampaikan
3. Terdapat jam dan
tanggal komunikasi tsb
4. Terdapat tanda tangan
pemberi dan penerima
instruksi

BUKTI DILAKUKAN BUKTI DILAKUKAN


KOMUNIKASI EFEKTIF KOMUNIKASI EFEKTIF DI
DI RUANG FARMASI RUANG RAWAT
BERSALIN
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS REVISI
BAB 5
5.3.3 Proses untuk meningkatkan keamanan terhadap obat-obat yang perlu diwaspadai
ditetapkan dan dilaksanakan

POKOK PIKIRAN:
• Pemberian obat pada pasien perlu dikelola dengan baik dalam upaya keselamatan
pasien. Kesalahan penggunaan obat-obat yang perlu diwaspadai dapat menimbulkan
cedera pada pasien.
• Obat yang perlu diwaspadai (high alert) adalah obat-obat yang dalam penggunaannya
sering menyebabkan kesalahan dan/ atau kejadian sentinel, berisiko tinggi untuk
penyalahgunaan, antara lain: obat-obatan dengan rentang terapi yang sempit, insulin, a
nti koagulan, kemoterapi, obat-obatan psikoterapi, narkotika, dan obat-obatan dengan
nama dan rupa mirip
• Kesalahan pemberian obat dapat juga terjadi akibat adanya obat dengan nama dan
rupa obat mirip (look alike sound alike)
5.3.3

ELEMEN PENILAIAN

BUKTI DILAKUKAN SESUAI DENGAN KEBIJAKAN


DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS REVISI
BAB 5

5.4 Puskesmas menetapkan sistem pelaporan insiden


keselamatan pasien dan pengembangan budaya
keselamatan

Pelaporan Budaya mutu dan


IKP budaya keselamatan
Selamat Berkarya
Tetap Sehat - Tetap Semangat

Anda mungkin juga menyukai