Anda di halaman 1dari 9
Jurnal Pertambangan Mert tee la ee EVALUASI REALISASI PENAMBANGAN BATUBARA TERHADAP RENCANA BLOK PENAMBANGAN PT BUKIT ASAM TBK. EVALUATION OF COAL MINING REALIZATION ON THE MINING BLOCK PLAN AT PT BUKIT ASAM TBK. \N.Mutia, Mukiat®, D.Sudarmono? 2 junusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya J, Raya Palembang-Prabumulih Km 32 Inderalaya Sumatera Selatan, Indonesia e-mail: In uutia37@vahoo.com. ‘mukiats@vahoo.com , ‘sitimiskah56@vaboo.com ABSTRAK PT Bukit Asam Tbk. merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pertambangan bafubara dan memiliki target produlsi batubara sebesar 426.000 ton dan pada pengupasan overburden $34,000 BCM pada bulan Oktober 2019 di site Banko Barat pit 1 Timur. Penelitian ini berrujuan untuk mengetabui persentase ketercapaian target produksi barubara, faktor yang menyebabkan ketidaktercapaian antara rencana blok penambangan yang telah direncanakan oleh perusahaan dengan aktivitas kegiatan dilapangan dan mengctabui kesesuaian rencana blok penambangan terhadap realisasi aktivitas penambangan di lapangan, Evaluast ini dilakukan dengan melakukan perhitungan produktivitas excavator dan dhimptruek tiap fleet, match factor dan wakra Kerja efektif serra membandingkan hasil overiay dan perhitungan daetah i of plan, tdercut dan overeut tethadap target produksi dilskukan mengeunakan sofhvare MineScape 5.7. Hasil dari penelitian ini adalalrealisasi produksi bulan Oktober 2019 adalah 84.53% dari 426.000 ton yaitu 360,119.37 ton untuk batubara dan 126.53% dati $34,000 BCM yaitu 675.690,22 BCM untuk pengupasan overburden, Sehingga perhitungan hasil overcut adalah 247.919 m° dan undercut adalah 299.381.49 m‘. Faktor yang menyebabkan ketidaktercapaian adalah kondisi penempatan fleet produktivitas alat gali muat dan alat angkut, jarak front penambangan ke tempat dumphingan dan waktu kerja effelsif yang tidak sesuai, Pengaruh ketidaktercapaian realisasi rencana blok penambangan berdampak pada volume cksposan batubara dan pengupasan overburden untuk bulan selanjutaya sertanilai stripping ratio. Adapun upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi Ketidaktercapaian tersebut adalah penjadwalan ulang pada alat gali mat dan alat angkut tap Aleet dan jumlah alat dalam satu feet Kata-kata kuncl: Blok Penambangan, Overcut, Undereut ABSTRACT PI Bukit Asam Tek. is a company engaged in the coal mining industry and has a coal production target of 426,000 tons cd overburden stripping of $34,000 BCM in October 2019 on the site of Banko Barat pit 1 Timur. The purpase of this study was to determine the percentage of coal production target achievement, a factor that caused the novachievement benveen the plarmed mining blocks planmed by the company and field activities and determine the suitability of the mining ‘lock plan for the realization of mining activities in the fleld. This evaluation is done by calculating the productivity of excanators and dunpruck of fleet, maich factor and effective working hours and comparing the results of overlays and calculating the area of in plan, undercut and overcut to the production target using the MineScape 5.7 software. The results of this study are the realization af production in October 2019 is 84.53% of 426,000 tons, 360,119.37 tons for coal cad 126.53% of 534,000 BCM, namely 675,690.22 BCM for overburden stripping. So the calculation of the overeut Is 247,819 m3 and the undercut is 299,381.49 m3. Factors causing the unmet are the condition of fleet placement, productivity of the digging and unloading equipment, the distance of the mining front to the dumping area and the ineffective efeetive working hours. The effect of the unachieved realization af the mining Block plan has an impact on the volume of coal exposure and overburden stripping for the following month and the stripping ratio. The efforts that can be done to overcome these achlevements are rescheduling on the digging too! to load each fleet and the number of tools in one fleet. Keywords : Mining Block, Overcut, Undercut ARON er PENDAHULUAN PT Bukit Asam Tbk, merupakan perusabaan yang bergerak dibidang industri penambangan batubara yang beriokasi di Tanjung Eni, ‘Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan dengan tiga lokasi penambangan pada unit Pertambangan Tanjung Enim (UPTE) yakni Tambang Air Laya (TAL), Muara Tiga Besar (MTB) dan Banko Barat yang terdiri dati 5 lapisan batubara yaitu Inpisan A1, A2, BI, B2 dan C. PT Bukit Asam Tbk. unit penambangan Tanjung Enim memiliki zin Usaha Penambangan (IUP) seluas 66.414 hektar. PT Bukit Asam Tbk. memiliki permasalahan dimana target produksi seringkali mengalami ketidaktercapaian dengan yang telah direncanakan. Hal inj ditunjukkan dengan realisasi yang terjadi seringkali —ditemukan adanya ketidaksesuaian_terhadap rencana penambangan, keetidaksesuaian ini dapat —diketshui dengan cara ‘membendingkan antara rencana penambangan dan aktivitas Kegiatan dilapangan. Diperlukansuatu rekonsiliasi yang dilakukan terhadap rencana penambangan di awal dengan basil survei di lapangan, dari uraian diotas maka dilakukan svat upaya untuk ‘menyelesaikan masalah tersebut dengan cata melakukan studi literature, observasi dan pengambilan data yang ‘mana menggunakan data cycle time alat gali muat dan lat angkut, peta rencana sequen penambangan dan peta kalkir akhir bulan dan dilaknlsan dengan pengolahan data menggunakan MineScape 5.7 dan Microsoft Excel untuk mengelola perhitungan produktivitas alat mekanis dan dilakukan analisis data dengan _membandingkan hasil overlay peta blok penambangan diawal bland an_ peta kemajvan tambang di akhir bulan, Mengevaltasi perbandingan antara aktualisasi waktu kerja efektif, aktualisasi jumlah fleet penambangan, produktivitas aktual, dan jorck fone peoamiengan ke tempat dumping, sehingga didapatkan suatu upaya uotak-mengatasi adanya rekonsiliasi antara rencana blok penambangan dengan kegiatan aktivitas actual dilapangan. ‘Tojuanaya adalah untuk mengetabui dan menganalisis mengapa Ketidaksesuaian itu terjadi. Evaluasi yang dilakukan adalah dengan cara membandingkan peta blok penambangan di awal bulan dengan peta kemajuan di akhir bulan untuk mengetalui dan menganalisis ketidaksesuaian antara rencana blok penambangan dan realisasi aktivitas penambangan di lapangan, Roncangan penambangan adalah penentuan persyaratan, spesifikasi dan kriteria.teknik yang rinci pasti_untak mencapai tujuan urutan teknis pelaksanaannya. Di industri pertambangan juga dikenal desain tambang (nine design) yang mencakup pula Kegiatan seperti xyang ada pada perencanaan tambang nanmun semua data dan informasi lebih terperinci. Rekonsiliasi desain penambangan adalah pencocokan antara desain rencana peoambangan dalam perencanaan tambang terhadap realisasi di lapangan. Rekonsiliasi desain penambangan ‘memiliki beberapa istilah yaitu over cut, under cut dan over stripping Istilab-istlah tersebut dillustrasikan oleh Gambar 1 [1]. Tete — Fm MM LLY aeons doc Gambar 1. Perbandingan antara rencana Kerja awal dan keadaan kalkir diakbir bulan. Daerah berwama merah disebutoverew! arena penggalian melewati batas rencana yang telah ditetapkan dan daerah berwarna hijeu disebut undercut penggalian tidak sampai kepada batas yang telah direncanakan. Cara ‘untuk mengetahni rdercut dan overcut [2] yaitu 1 Bust perpotongan antara rencana blok penambangan awal periode (aval bulan) dengan realisasi kemajusn tambang alchir periode (akbir bulan). Kemudian overlay batas kontur batas dari rencana blok, 3. Batas perpotongan antara kemajuan tambang dan reneana penambangan yong berada diluar batas rencana —penambangan_merupakan area yang mencakup overcut horizontal. 4, Batas reneana penambangan yang masih berada didalam bata perpotongan —_tersebut dapat dikategorikan sebagai area rencana tambang (in plant rea), nanwun pada area ini harus diidentifikasikan lagi apahak relative Jevel (RL) sudah sesuai dengan rencana atau tidak. Jika RL-nya lebih dari rencana ‘maka dikategorikan sebagai over cut, dan jika RL~ ‘nya kurang dari rencana maka dapat dikategor sebagai undercut tersebut dengan MineScape terri dari beberapa produk yang integrasi di dalam sebuah perangkat hunak yang terdiri atas core MineScape, block model, geological database (GDB). strarmodel, open cut, dan lain sebagainya [3]. Secara ‘umum tujuan evaluasi realisasi Kegiatan penambangan batubara terhadap rencana blok penambangan yaitr 1. Mengevaluasi ketercapaian target produksi batubara dan pengupasan overburden di Tambang Pit 1 Timur Banko Barat PT Bukit Asam Tbk, berdasarkan blok penambangan, Mengevaluasi faktor yang menyebabkan adanya kketidaksesuaian produksi batubara dan pengupasan ARON er overburden tethadap rencana blok penambangan di Pit | Tinmr Banko Barat. 3. Mengevaluasi —_kesesuaian penambangan _terhadap penambangan di lapangan. blok aktivitas realisasi Pengarult adanya ketidaksesusian kegiatan penambangan di lapangan dengan mine ple design ata blok penambangan yang telah dibuat adalah meningkatnya nisbah pengupasan (siripping ratio). Peningkatan stripping ratio akan meayebabkan beban volume di bulan-bulan berikutaya akan meningkat [4]. Faktor — faktor yang mempengaruhi stripping ratio adalah 1. Faktor volume, volume faktor merupakan tahap awal dalam peuentuan stripping ratio. 2. Faktor tonase, pada industri _pertambangan penjualan balan galian dan kapasitas produksi dilakuakan atas dasar berat dari bahan galian tersebut 3. Nisbal pengupasan, salah satu cara menguraikan cffisiensi geometi dari operasi penambangan berdasarkan nisbah pengupasan..Nisbab pengupasan memunjukan —perbandingan antara_——volume atau tonase tanah penutup dengan volume atau tonase batubara pada areal yang akan ditanbang. Dalam perencanaan blok penambangan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pencapsian kesesuaian sekuen, diantaranya adalah kondisi dan penempatan alat berat .produlsivitas alat gali muat, waktu kerja effektif ddan effisiensi Kerja alatalat yang berfungsi untuk mengangkut material secara vertikal dan kemudian memindahkannya secara horizontal pada jarak jangkan yang relatif dekat Kondisipenempatan fleet untuk alat_mekanis yang bbekerja seperti alat geli mat dan alat angkut menjadi factor yang berpengaruh dalam kesestaian pencapaian target produksi dikarenaken ondisi fleet akan ‘mempengaruhi kesesuaian rencana blok penambangan dalam meminimalisir terjadinya wndereut, overcut dan overstripping. Produksialat gali mat dipengaruhi oleh Cycle time apasitas bucket teoritis, bucket ll factor, efisiensi kerja, swell factor, densitas dari material dan stil? dari pada operatornya, Produktivitas alat gali muat adalah banyaknya material yang dapat digali dan dimuat dibagi dengan waktu edar (cyele time) alat gali muat tersebut seperti Pers. (1) [5] xFK Q=KBBFx w Keterangan: Q = Produksi per jam (m jam) KB BF pasitas Bucket (m°) = Bucket fll factor cT FK = Faktor Koreksi Efisiensi kerja adalah perbandingan antara wakru produktifdengan waktu kerja yang tersedia, Waktu kerja efektif adalah waktu yang diguaakan untuk operator bersama alat mekanis yang digunakan untuk melakukan kkegiatan produksi tanpa adanya gangguan waktu stand by atau repair. Efisiensi kerja adalah perbandingan antara wakru produktif dengan wakt kerja yang tersedia, Menurut pengalaman dilapangan efisiensi kerja Jarang-jarang dapat mencapai lebih dari 83% (Tabel 1) [6). Tabel 1. Efisiensi keria ondisi_ Operasi Efisiensi Kerja Baik 0.83 (ormmal — Sedang 0.78 curang Baile 0.67 Bunk 0.58 Effective utilizarion sangat mirip dengan efisiensi kerja dan berbeda hanya dalam fmbungan hows worked dengan total hows dibandingkan dengan availabilin Jiours maka daci i juga diguaakan uatuk efisiensi kerja seperti pada Pers.(2) [7]. Salah satu jenis alat angkut, yaia dump truck. Truck digunakan untuk —mengangkut tanah, _agregat (bongkshan-bongkahan), batuan (rack), bijih (ore). batubara (coa)) dan material-material Iain seperti Pers. (3)18]). ooDaBtxnngtxk Pp st @) Keterangan: P odiuksi perjam (1m*/Jam) n= Frelaensi pengisian ducker ke vessel a Kapasitas ducker (m*) K ucker fill factor (%6) Et isicnsi (°%) Cmt = Cyele time dump truck (see) Match factor adalah rasio produktivitas alat angkut dengan’ produktivites dari alat mat Maich Factor ditentukan dengan 2 tujuan, yaitu menentukan pemilihan alat dan faktor effisiensi dari alat muat dan angkw. ‘eserasian Kerja amtara alt gali muat dan alat anghat berpengaruh terhadap faktor kerja. Hubungan yang tidak serasi antara slat) gali mat dan slat angkat akan rmemuninkan faktor kerja seperti Pers (4) [9] 04 No. 01 Februari 2020 Newer tat p-Sxes “ Keterangan Na ~jumlah alat angkut Nm =jumlab alat muat CTa = waktu edar (cycle time )alat angkut Tm — =Wwaktu edar alat muat (cycle time ) dt ~ jumlah bucket dalam pengisian sata muck Formasi Muara Enim lebih merupakan endapan rawa sebagai fase akhir regresi_ dan teyjcilah endapan batubara yang penting. Formasi ini terdiri dari batulempung, serpib, batupasic dan beberapa lapisan batubara [10] Faktor yang menyebsbkan ketidaktercapaian produksi batubara dan tana peautup antara lain yaitu cycle time lat gali muat dan augkut masih tinggi, serta waktu hhambatan kerja yang tinggi. Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketercapaianproduksiyaitu meningkatkan cfektifitas alat mekanis, meningkatkan keserasian alat angkat, penjadwalan lang [11] METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanokan di Pit 1 Timur Penambangan Banko Barat PT Bukit Asam Tbk. dengan waktw pelaksanaan yaitu terhitang dari tanggal 23 September sampai dengan 22 November, Secara administrative lokasi penelitian sesuai dengan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) PT Bukit Asam Tbk terletak di Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten ‘Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan, Lokasi tersebut dihubuogkan dengan jalan darat ke arah Barat Daya sejauh 200 km dan jaian kereta api sejah 165 km dari kota Palembang. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan cara mengabungkan data antara teori dan data di lapangan sehingga akan diperolch hasil evaluasi dan solnsi dalam penyelesaian masalab. Tabapan kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi studi literate yang berbuibungan dengan bahasan penelitian, _observasi lapangan dan pengambilan data yang dipcriukan dalam penelitian baik data primer © maupun —sekunder, pengolahan data dan analisis data, dan pengambilan Keesimpulan sertasaran yang dapat menjadi pertimbangan dan rekomendasi_ untuk _ perusahaan. Penelitian diawali dengan studi literatur dilakukan dengan cara meneari hiteratur dan rumus yang berbubungan dengan penelitian. ~—-Kenmudian mengumpulkan data-data yang relevan dan mendukung kegiatan penelitian, 1. Data primer Didapatkan dengan cara melakukan pengamatan, dokumentasi, maupun diskusi deagan mine enginer di PT Bukit Asam Tbk. a, Data Target produksi barian yang diambil dari buku peocapaian target produksi di Pit 1 Timur Banko Barat selama Bulan Oktober 2019 berdasarkan target produksi aktual sktivitas penambangan dilapangan, b. Data cycle rime alat mekanis diambil menggunakan alat bantu berupa stopwatch dengan cara mengamsti kegistan penggalian di front penambangan, cc. Data jumlab fleer diambil dengan cara melakukan peogamatan langsung di lapangan dan juga didapat dari informasi yang diberikan langsung oleh pengawas lapangan, Data sekunder Data ini diperoleh dari depastemen yang berada di PT Bukit Asam Tok a. Peta rencana blok penambangan dan Peta kemajuan tambang otuk bulan Oktober 2019 diperoleh dari Satuan Kerja Perencanaan Operasi PT Bukit Asam Tok. b. Data schema dan quality merupakan swat gambaran mengenai volume cadangan batubara ‘yang sudah tersimpan dalam data dan ter-input di alam MineScape. . Data jam kerja diburuhkan untuk _mengetalui berapa lama waktu yang dipakai oleh alat gali muat ‘untuk beroperasi selama satu bulan. d. Data cura hujen diperlukan untuk mengetahui hambatan Karena Kondisi cuaca saat operasi penambangan dilakukan, Setelah didapatkan data-data dit_atas _dianalisis ‘menggunakan software perencanaan (Ventyx MineScape dan ABB MineScape 5.7. Penggunaan ABB MineScape 5.10 dilakukan dengan menggunakan fasilitas milik perusahaan dikarcnakan ada beberapadata ‘yang tidak boleh dimiliki oleh pibak nar. Sebagai input adalah soft file desain sekuen, soft file peta kemajuan tambang, dan data schema serta yang menjadi ouput nya adalah volume undercut, overcut. MineScape adalah perangkat lunak terintegrasi yang covok diguaakan pada penambangan batubara, mineral maupun tambang bawah tanah. MineScape terdiri dari beberapa produk yang integrasi di dalam sebuak perangkat Iuaak yang terdisi atas core MinesScape, block model, geological database (GDB), siratmodel, open cut, dan Iain sebagainya Kemudian dilakukan evaluasi untuk mengetaini rekonsiliasi yang terjadiantarareneana lok peoambangan yang telsh ditetapkan oleh perusahaan diawalbulan dengan kemajuan akhir tambang dilapangan pada akbir bulan. Schingga dapat diketainit kkesesuaian antara rencana dan realisasi pada blok penambangan, Data-data yang diperoleh kenmudian ianalisa sehingea dapat diketabui parameter-parameter apa saja yang membuat target produlsi tidak tercapai. a OB gee Proses pemecahan masalah dilakukian dengan cara sebagai berikut 1. Membandingkan basil overlay dan perhitungan daerah in of plan, undercut dan overcut tethadap target produ. 2. Mengevaluasi perbandingan antara akrualisasi waktu kerja efektif, aktualisasijumlsh jleer penambengan, produktivitas aktual dan jak fiat paanbangan ke tempat dumpagan terhadap rencana wwaktu kerja efektif, reneana jumlah flee, reneann produlcvitas yang tedapat pada rencana kerja, 3. Melakukan evaluasi dan mencari solusi atau upayia ‘gar produksi dapat optimal sesvai rencana yang dbitargetkan, HASIL DAN PEMBAHASAN Target produksi pit 1 Timur mengalami penambahan perencanaan pada galian seam C pada minggu kedua Oktober, seiingea target produksi awal sebesar 357.000 ton mengalami peningkatan menjadi 426.000. ton, dengan jam kerja 388 jam/bulan, 21 jam/hari dengan 3 shift dan 7 jam/sift dengan rencana kerja 5 fleet ari. seperti pada Tabel (2). Tabel 2, Hasil ketercapaian produksi berdaserkan blok penambangan bulan Oktober 2019 mengalami break down seperti excavator Caterpillar 340D (EX-3032) dan pada tanggal 10 Oktober baru ‘mendapatkan penambahan 1 fleet yaitu excavator Volvo 470LC (AU0S), sehingga mengalami _penurunan produltivitas yang dapat _-menyebabkan tidak terpenuhinya target produksi. Tidak tercapainya target produksi juga dikarenakan area penambangan terendam air dan tidak bias dilaltakan operssi penggalisn barubara akibat keadsan curab hujan di bulan Oktober 2019, bal ini dikarenakan masuknya air ke front tambang, curah bujan aktual mengalami peningkatan dari perencanaan aval. Adanya ketidaksesuaian tersebut juga disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kondisi aktual daa penempatan fleet, jam kerja efektif, used of availability, match factor, produktivitas dan pengawasan dilapangan. Tidak tercapainya target produksi dikarenakan ada beberapa fleer yang kekurangan duunpiruck dengan jarak angkut yang jah dengan jumlab dumparuck yang kurang optimal, sehingga menyebabkan Keserasian alat_gali muat dan alat angkut tidak efektif dan efisien. Jarak from penambangan menjadi salah satu faktor yang ‘menyebabkan Ketidaksesuaian target produksi batubara dan pengupasan overburden dimana dapat dibuktikan dengan perhituagan march factor dihitung mengeunakan Pers, (4) seperti pada Tabel (3). Tabel 3. Match factor watuk batubara daa overburden an | Batubara |, | Overburden |, Talal Tara Kesesaian | Baie | % | pearbulaa 6 lat wane | amr | MES] tokasi Rencana Volvo BCHS0D Temporay " spt | 147] 2%00 sesuai 426000] =| $34.00] (a05) 1A desain Hitachi (3031) ror | os | 4200 | Demehore Rencana a | per hari Baar | 17225 |e Catemitar(3032) | 7DT | 0,87 | 4000 | Tempore Rencana 3 | pers asso[ =| sma] apie (009) | 7T | ase | anon | DRBRAR Realisasi Liebherr — 19100 7 Disposal berdasarka | 360.1193 | 84.5 | 675,690.22 (6038) HD | 07 | 2900 | area ndesain Tisbherr 19100 Disposel Realisasi : 039) exp | 1.02 3200 | Die 116167 | 845 | 21.796.45 bh per hari 3 Tiebies 1510] Gap | ogo save | Dinos! Realisast coal sas) 7 130, Gost) “ ea pers 3.8722 | 84.5 soig6 | Ae Perhitongan realisasi Ketercapaian produksi berdasarkan blok penambangan didapstkan perseatase Kketercapaian produksi sebesar 84.53% dari 426.000 ton yaitu 360,119.37 fon untuk batubara, target produksi perhari sebesar 11.616,75 ton serta target produksi pershift sebesar 3,872.25 ton dan 126.53¥% dari $34.000 BCM yyaitu 675.690,22 BCM untuk overburden dengan target produksi perhari sebesar 21,796.45 BCM dan per shift sebesar 7.501,96 BCM. Ketidaksesuaian pencapaian target produksi ini juga dikarenakan adanyabeberapa excavator yang ‘Akibat terjedinya ketidaksesuaian blok penambangan menyebabkan rekonsiliasi pada rencana tahapan penambangan pada bulan berikutaya, sehingga dalam penentuan target produksi dan arah penambangan tidak sesuai dengan keadaan dilapangan. Faktor-faktor yang meayebabkan terjadiaya ketidaksesvaian —produksi batubara dan pengupasan overburden terhadap rencana blok penambangan diantaranya adalah penempatan flee? alat gali muat dan angkut, produktivitas alat gali muat, Jarak front penambangan ke tempat dumpingan dan ‘waku kerja efektif effective working hours). ‘Alat gali must yang digunakan untuk penambangan a 01 Februari 2020 batubara di Pit 1 Timur Penambangan Banko Barat di dalam rencana Kerja adalah 5 fleer yang terdisi atas 1 fleet Caterpillar 340 (EX-3032), 1 fleet Caterpillar 340 (EX-3033), 1 fleet Caterpillar CAT340_(EX-3034), 1 fleet Volvo C480 (AU03), 1 fleet Caterpillar CAT340 (Ex-3022), Namun pada realisasinya jumlah fleet yang beroperasi tidak lima fleer dikarenakai ada bebrapa unit excavator yang dipakai untuk aktivitas Rehandling. hhanya tiga unit dari perencanaan jumlah fleet yang dapat terealisasi pada awal bulan Oktober. beberapa alasan iaotaranya adalat jumlah dump truck yang. tidak ‘mencukupi dan untuk: mengejar target produksi batubara di akhir bulan, Sclain itu beberapa alat juga mengalami breakdown seperti Caterpillar 340D (EX-3032) sehingga dalam sebulan jumlah fleet batubara berubab-ubab, Terhitung tanggal 10 Oktober 2019 jumlah fleet batubara ditambah untuk mengejar target produksi di bbulan Oktober. Sehingga jumlah fleet untuk penggalian bbarubara terri dari 4 leer yaina 1 leer Volvo EC4S0D (Au0S), 1 fleet Caterpillar 340 (EX-3032), 1 fleet Caterpillar 340 (EX-3033), 1 fleet Hitachi ZX470 (EX- 3041), Pada perencaan kerja alat untuk pengupasan lapisan tanab pemutup (overburden) menggunakan tiga fleet yang terdiriatas | fleet Licbherr L9100 (Ex-5038). 1 fleet Liebherr L9100 (Ex-5039), 1 fleet Liebherr 19100 (EX-5041) dan 1 fleet Volvo EC330B (AUD2), Namun pada realisasinya pengupasan overburden terdapat 1 fleet yang tidak terealisasikan karena hanya 3 ‘fleet yang melakukan aktivitas penggalian overburden dilapangan yaitu pada 1 fleet Volvo EC330B (AUO2). Seperti pada Tabel (4), Tabel 4. Realisasi dan perencanaan fleet batubara Tamla Kegiatan | Fleet Keterangan 1 Caterpillar CAT340 (Ex 3032) 1 Caterpillar CAT340 (Ex- 3033) 1 Caterpillar CAT340 (Ex- [3034) 1 Volvo EC480D (AU03) 1 Caterpillar CAT340 (Ex- 3022) 1 Caterpillar CAT340 (Ex- 3032) 1 Caterpillar CAT340 (Ex- Rencana Realisasi | 3 sampai 4 ZX470 (Ex-3041) 1 Volvo EC480D (AUO5) Produktivitas lat gali mmuat dan alat angkut untuk batubara di Pit 1 Timur direncanakan di dalam reneana kerja penambangan dan digunakan dalam penentuan apasites produksi tiap alat sebagai upaya untuk pencapaian target produksi penggalian batubara Perhitangan produktivitas alat gali nmat_ dihitung ‘menggunakan Pers. (1), Perhitangan produktivitas alat angkut dihitung menggunakan Pers. (3). Nilai perhitngan produktivitas alat gali muat dan alat augkut seperti pada Tabel (5). ‘abel §. Produktivitas alat gali muat dan alat angkut vuntuls banubara produkiviias | Produktivitas Tipe Alat Exeavator_|_Dumplruck tonbulan | tonbulan Volvo EC480D (Au05) 122,060.52 _| 145.837.62 Hitachi 2X470(3041) | 95,270.52 | 87,501.79 Caterpillar 340(3032) | seo409 | $7,665.25 Caterpillar 340(3033) | 69.7348 | 63,797.27 Pada realisasinya, uilai produbtivitas alat gali muat dan alat angkut untuk batubara tidak sesuai dengan rencana awal perusahaan. Ketidaksesvaian ini disebabkan oleh beberapa bal, Diantaranya adalah bucker {ill factor yang kkecil, wake edar (cycle rime) yang cukup besar. Selain itu, faktor yang secaralangsting berpengaruit terhadap produktivitas adalah proses Joading yang dilakukan dan kkinerja alat penunjang tambang yang kurang maksial Tingginya cvcle rime juga dipengaruhi oleh posisi alat gali mat terhadap baban galian khususnya lapisan batubara, Letake alat gali nmat yang sejajar dengan bahan galian akan menyebabkan Sudut putar dari alat gali muat tersebut akan lebih besar ketika hendak melakukan Toading ke alat muat dibandingkan apabila alat gali nmuat berada di atas baban galian tersebut. Besarnya sudut putar alat gali muat menyebabkan cycle rime alat gali ‘mat tersebut akan semakin besar pula, sebingga dapat ‘mempengarubi produktivitas dari alat gali muat tersebut, Posisi yang disarankan untuk memaksimalkan produktivitas alat gali muat adalah posisi operator alat gali mat setara dengan deck belakang dumpturck Pada realisasinya, wakm Kerja efektif alat gali' muat tunfuk penambangan bsfubara menunjukkan adanya kkctidaksesuaian dikarcnakan adanya beberapa faktor ‘yang menghambat suatu efisiensi kerja dati alat mekanis sehingga dapat mengakibatkan tidak tercapainya target produksi batubara. Perhitungan produktivitas lat gali ‘mut dibitung mengauwakan Pers. (1), Nilai perhirungan produktivitas alat gali muat untuk ton per jam terdapat pada seperti pada Tabel (6). Ua 04 No. 01 Februari 2020 Tabel 6. Perbandingan waktu kerja efektf alat gali muat ‘untuk batubara ‘Tabel 8, Nilai effective utlyzations Tipe Alat EU lat Rencana | Realisasi Valve ECS80D (Au05) 8140 Caterpillar CAT340 38s] 2843 Hitachi ZX 470 (EX-3041) 75.83 (Ex-3032) 5 284. Caterpillar CAT340 (EX-3032) [57.35 Caterpillar CAT340 388] 292.12 Caterpillar CATS40 (EX-3033) | 62.94 (Ex-3033) 5 22.12 Finch ZX470 (EX-S041) -| 4189 Besamya waka stand by alat gali mat dapat ‘Volvo EC480D (An05) =| 4337 isebabkan oleh beberapa hal seperti kedisiplinan Hal tersebut dikarenakan adanya beberapa Joss rime yang terjadi di luar perkiraan, curah hujan aktual yang melebii batas perencanaan awal dan beberapa alat yang ‘mengalami kerusakan atau break down pada excawaror 4340D unit 3033 dan 3032 sehingga perl perbaikan Hal ini menyebabkon perbedaan produksi alat gali muat berdasarkan rencana dan kondisi aktualnya. Perbandingan produksi batubara dengan perbedaan waktu kerja efektif menunjulkkan bahwa waktu kerja efektif yang lebih rendah menyebabkan produksi yang lebih rendah pula.Sebingga hal tersebut menjadi alasan ‘mengapa di Pit 1 Tinmar pencapaian target produksinya tidak tercapai seperti pada Tabel (7). Tabet 7. Jam kerja alat gali nmvat banubara Tait | EWR | 24 Repair Yoo ECHROD a7| 77s] 2 (Au0s) 3 75 16 Hitachi ZX470 (3041) 418.9 47 18.8 Gatepilar CATH — 5 Cap 2a] is6s| 346 Csi CATS] mo) Cap naz] 1m9| 391 Nilai dari waktu kerja efektif (EWH) dapat menjadi landasan untuk perhituagan effisiensi kerja aktual aktivitas dilapangan dengan menggunakan effective tihzations, effective uilyzattons.menunjukkan apakah suata pengguoaan alat untuk produksi berjalan dengan cefektif atau tidak. Nilai effective utilyzations alat gali wnat yang beroperasi di Pit 1 Timur Penambangan Banko Barat mennnjukkan nilai yang kurang ‘memuaskan, Hal ini disebabkan karena tingginya wakra stand by dan repair ysog cukup tinggi dari alat gali mat terscbut. Perhitungan effective utifyzations dibitung menggunakan Pers. (2). ), Nilai perhitungan effective utilyzations seperti pada Tabel (8). operator saat pergantian shift, jam hujan yang di Iuar perkiraan yang menyebabkan wakta slippery juga ‘meningkat, tidak adanya operator, dan Inin sebagainya, Di dalam pelaksanaanya teatu bal ini harus ditanggulangi. Sehingga efiensi yang dihasilkan dapat lebih optimal uoruk pencapian terger produksi barubara. Dari overlay terscbut dapat dilat jika daerah dengan pola titiketitik grav berada diluar boundary sekuen peoambangan maka itt adalah over Boundary atau overeut, sedangkan titik-titik yang berada didalam boundary sekuen disebut dengan undercut. Untuis ‘mengetabwi apakaly penggalian yang dilakukan telah sesuai dengan request level atau tidak, maka pect dibuat ppeoampang cross section. Tujuan dari pembuatan crass section ini adalah unmik mengetahni —apakah ada perbedaan elevasi anrara_blok penambangan dengan kemajuan tambang dan untuk mengetalni lokasi yang terjadinya overcut ataupun undercut (Gabar 2) LY suas air balan tober 2019 Hasil overlay antara_reneana_blok penambangan dan kemajuan sekuen di akhir bulan Gambar 2. Keterangan: 1. Pada daerah A adanya overcut yang disebabkan terjadinya longsoran, sebingga untuk progres penanggulangan longsoran tersebut dilakukan penggalian overburden sebagai pengurangan beban ‘material dan adanya penggalian di seam A2, 2. Pada daerah B adanya overcurt penggalian batubara a OB gee yang dilakukan untuk mengekspos seam B2 sebagai pemenuhan target produksi di akhir bulan Oktober 2019. 3. Pada Daerah C adanya overcur penggalian overburden dan adanya persiapan untuk pembuatan jalan baru meauju fron penambangan. 4. Pada Daerah D adanya penggalian pada seam C, dimana dalam rencana blok penambangan awal bulan tidak ada namun pada minggu ke dua ‘Oktober adanya penambahan target produksi tetapi tidak adanya revisi dari peta rencana blok penambangan bulan Oktober 2019. Pada dacrah E adaaya pembuatan jalan baru memuju ke disposal overburden dari front penambangan, 6 Pada daerah F merupakan daerah undercut yang pemah terjadi longsoran pada bulan September, sehingga tidak —dilakukannya —_penggalian overburden maupun—batubara_— untuk. ‘meminimalisiraya terjadi kelongsoran lagi 7. Pada daerah G terjadinya overcut yang melibihi request fevel dati perencanaan awal, dimana pada rencana awal elevasi yang disarankan adalah -24 tetapi aktual dilapangan mencapai -34 dikarenakan pada daerah ini akan dipersiapkan untuk pembuatan sump bara serta_masih dilalmkan penggalian ke elevasi yang lebih rendah di bulan November dan untuk penanggulangan air yang ‘masuk ke front pada bulan-bulan hnjan selanjutnya. 8, Pada daerah H, terjadinya undercut dilarenakan area front penambangan tersebut masil tergenang ‘air dan meajadi sump sebingga belum bisa dilakukan penggalian batubara di bulan Oktober 2019. Perhitungan ketercapaian produksi dan besarnya overstripping, overcut, seria undercut yang dilakukan dengan bannian perangkat hinak (sofhare) MineScape 5.7 menggunakan menu reserve, sample, triangle. Terdapat perbedaan ketercapsian target’ _produksi batubara dan overburden antara target produksi realisasi dlilapangan dan taget produksi berdasarkan rencana blok penambangan dikarenkan perbedaan posisi cadangan dan aktivitas untuk pembebasan batubara dari pengupasan overburden agar batubara tersebut tetap —terjaga Kebersihannya, dimana untuk batubara target produksi sebesar 479,737.49. ton dan overburden sebesar 528,674.69 BCM (Tabel 9). Adapun dampak yang dihasilkan oleh Ketidaksesuaian penggalian tethadap rencana blok penambangan adalah volume dan benfuk area penambangan tidak sesuai dengan blok penambangan yang mana pada perencanaan blok penambangan bulan “oktober telah direncanakan untuk mengupas overburden dan menambang batubara dengan volume yang telah ditentukan berdasarkan blok penambangan. Ketika terjadi ketidaksesuaian pengealian tethadap rencana blok bulan Oktober dan terjadinya imdercut dan overcut. Ketidaksesuaian siripping ratio, apabila ditinjau dari ketercapaian produksi terhadap encanta kerja, besarnya siripping ratio adalah sebesar 1,88. Teelihat babwa terjadi penaikan stripping ratio dibanding target yang telah direncanakan. Hal ini terjadi kkarena terdapat kelebihan penggalian batubara yang melebibi target diawal bulan sebesar 358,000. ton ‘menjadi 426.000 ton. Table 9. Overlay produksi batubara dan overburden Ora: emia — | Bae] | arew!” | ¢ ‘cia os toe soo} | stow] - ngs Reliod [sean | ais] orseo2| 16 she emmbaan apa nies Emre | Rebs ceri epee [ seat KESIMPULAN Dati hasil yang dilakwkan selama penelitian, maka dapat dliperoleh beberapa kesimpulan yaitu Produksi baubara aktual dilapangan tidak tercapai dengan ketercapaian 84,53% dari 426.000 ton yaitu 360.119.37 ton, sedangkan untuk overberden produksi aktual dilapangan tercapai dengan ketercapaian 126,53% dari $34.00 BCM yaitu 675.690.22 BCM. Namun ‘untuk perhitungan menggunakan aplikasi MineScapes.7 produksi batubara tercapai dengan —_ketercapaian 479,737.49 ton dan untuk overburden tidak tercapai dengan ketercapaian 528.674,69 BCM, Faktor Penyebab adanya perbedaan antara rencana dan realisasi target produksi adalah penempatan fleet barubara dan overburden yang tidak seswai dengan rencana boundary kerja blok penambangan, jarak antara front penambangan ke temporary dan dumphopper ‘untuk produksi barubara dan jarak from penambangan, kke disposal area untuk pengupasan overburden, jam kerja efektif yong lebih kecil dibanding rencana, produktivitas alat gali muat dan alat angkut yang tidak sesuai dengan rencana kerja dan effisiensi kerja alat gali muat yang lebih rendah dibandingkan rencana kerja peoambangan yang diakibatkan oleh pada realisasi kkegiatan penambangan di lapangan. Reneana kerja blok penambangan berdasarkan software MineScape 5.7 adalah dengan target produksi batubara sebesar 426,000 ton dan overburden sebesar $34,000 Bom untuk bulan Oktober 2019 hanya mengalami ketereapaian untuk target prouksi batubara besarnya aera yang sesuai rencana dengan area tertambang adalah 75,49 % dari 360.119,37 ton yaitu 321.627,87 ton dan sisanya adalah ketidaksesuaian dengan overcut 16.09% dari 360,119.37 ton yal 68.585,58 ton dan undercut 28.44% dari 360,119.37 yaira 121.180,89 ton. Sedangkan pada pengupasan overburden besarnya daerah yang sesuai rencana dengan area tertambang adalah 92,16% dari 675.690,22 Bem yaitu 492.15631 ‘Bem dan sisanya adalah ketidaksesuaian dengan overcut 17,92% yaitu 95.703,83 Bom dan undercut 74.86% yaitu 399,761.87 Bem dan overstripping sebesar 455,56 Bem. UCAPAN TERIMA KASIH. Penulis mengucapkan terima Kasih kepada M. Rachfiandi selalcw Manager Penambangan Banko Barat dan Mirwan Fablefi ST., selaku pembimbing lapangan, Abraham Mahesa Prana Purba, ST., selaku pembimbing laporan dan segenap staf & karyawan PT Bukit Asam Tok. yang sudah banyak = membantu dalam menyelesaikan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA [1]. Chabibi, F. dan Risono. (2013). Rekonsiliasi Penambangen Antara Perencanaan Tambang Jangka Pendek dengan Realisasi Berdasarkan Block Model dan Peta Topografi Berdasarkan Block Model dan Peta Topografi Periode Semester 12013 di Site Tanjung Buli UPB Nikel Maluku Utara PT. ANTAM (Perseio) Tbk. Prosiding TPT XX Perhapi 2013. [2]. Musmualim, Eddy I, dan Swardi, FR. (2015), Rekonsiliasi Penambangan Antara Rencana Penambangan Bulanan dengan Realisasi di Tambang Swakelola B2 PT. Bukit Asam (Persero), Tbk, Juma Tn Tekan, 3 (1), 32-41 [3]. Mincom. (2012). Mincom MineScape. Brisbane: Mincom. [4]. Zega, RA. (2016), Analisis Kerercapatan Perencanaan —Tambang —-Berbasis Rekonsiliasi Blok Penambengan Untuk ‘Mencapai Target Produksi Batu Kapur Sebesar 1.800.000 Ton Per Talun Pada Kuari Pusar di PT. Semen Baturaja (Persero), Thk. Skripsi, Fakultas Teknik: Universitas Sriwijaya [5]. Caterpillar Ine. (2017). Caterpitiar Performance. Handbook 47. Peoria: Caterpillar Inc. [6]. ahi, RR. Ibrahim, E., dan Swardi, FR. (2014), Kajian Teknis Produltivitas Alat Gali- Muat (Excavator) dan Alat Angkut (Dump Tmuek) pada Pengupasan Tanah Penutup Bulan September 2013 di Pit 3 Banko Barat PT. Bukit Asam (Persero) Tbk ‘UPTE. Jurnai Tin Teknik, 2 (3), 51-59. [7]. Pramana, G.D., Sudiyanto, A. Setyowati, L, dan Titisariwati, I. (2015). Kajian’ Teknis Produksi Alat Gali-Muat dan Alat Angkut Untuk Memenuhi Target Produksi Pengupasan Overburden Penambangan Batubara PT. Citra Tobindo Sukses Perkasa Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi. Jurnal Teknologi Pertambangan, 1 2), 61-68. [8]. Indonesianto, Y. (2016). Pemindahan Tanah ‘Mekemis. Yogyakarta: Seri Tambang ‘Una UPN “Veteran” Yogyakarta [9]. Simaremare, M. (2013). Rekonsiliasi Bulanan ‘Sebagai Metode Praktis untuk Mengetalui Ketidaksesuaian Antara Rencana Penambangan dan Kondisi Aktual, Studi Kasus Pit 4-7 Senakin Mine Site, PT. Arutmin Indonesia Prosiding TPT XXIP Perhapi 2013 [20]. Tandiary, M.F. (2013), Geologi Dan Pola Sebaran Batubara Daerah Desa Sukamerindu dan Wanaraya Kecamatan Kikim Barat, Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan, Jurnal iImiah MTG, 6 (2) [11], Djemaab, R. (2018), Evaluasi Realisasi Rencama Penambangan Ditinjau dari Sequence Penambangan dan Peralaian Mekanis Site Tambang Air Lava Barat Pit MI-4 PT Bukit Asam Tok. Tanjung Erin. Skips, Falltas Teknik: Universitas Bangka Belitung

Anda mungkin juga menyukai