Anda di halaman 1dari 4

LO 4 ALUR PENEGAKAN DIAGNOSIS DBD

Penegakan diagnosis ini perlu dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
darah lengkap.1
1. Anamnesis
Anamnesis pasien sebaiknya meliputi hal-hal berikut:1
1) Hari pertama demam.
2) Penilaian adanya tanda bahaya yang meliputi nyeri perut, muntah, persisten,
perdarahan mukosa, letargi, dan adanya kegelisahan.
3) Adanya diare
4) Adanya perubahan status mental/kejang/nyeri kepala.
5) Output urin (frekuensi dan volume)
6) Riwayat penting lainnya seperti adanya keluarga atau tetangga yang menderita
DBD, riwayat perjalanan ke tempat yang endemik DBD dan kondisi penyerta
lain (kehamilan, obesitas, diabetes mellitus, hipertensi).
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pasien sebaiknya meliputi hal-hal berikut: penilaian status mental,
penilaian status hidrasi, penilaian status hemodinamik, penilaian adanya
takipneu/asidosis respirasi/efusi pleura, penilaian abdomen, hepatomegali, ascites.
Pemeriksaan ruam dan manifestasi perdarahan lainnya, uji Torniquet/Rumple Leed.1

Selain dari cara di atas diagnosis DBD juga dapat ditegakan dengan :2
1. Diagnosis DBD dapat ditegakan bila ditemukan manifestasi berikut :2
a) Demam 2-7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-menerus
b) Adanya manifestasi perdarahan baik yang spontan seperti petekie, pupura,
ekismosis, epitaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena; maupun
berupa uji torniquet positif
c) Trombositopenia (Trombosit ≤ 100.000/mm³)
d) Adanya kebocoran plasma akibat dari peningkatan permeabilitas vakular yang
ditandai salah satu atau lebih dari tanda berikut:
 Peningkaatan hematokrit/hemokonsetrasi ≥ 20% dari nilai baseline
atau penurunan sebesar itu pada fase konvalesens
 Efusi pleura, asites atau hipoproteinemia/ hypoalbuminemia
2. Karakterisitik gejala dan tanda utama DBD sebagi berikut :2
a) Demam
 Demam tinggi yang mendadak, terus menerus, berlangsung 2-7 hari.
 Akhir fase demam setelah hari ke-3 saat demam mulai menurun, hati-
hati karena pada fase tersebut dapat terjadi syok. Demam Hari ke-3
sampai ke-6, adalah fase kritis terjadinya syok
b) Tanda-tanda perdarahan
 Penyebab perdarahan pada pasien DBD ialah vaskulopati,
trombositopenia dan gangguan fungsi trombosit, serta koagulasi
intravaskular yang menyeluruh. Jenis perdarahan yang terbanyak
adalah perdarahan kulit seperti uji Tourniquet positif (uji Rumple
Leed/ uji bendung), petekie, purpura, ekimosis dan perdarahan
konjungtiva. Petekie dapat muncul pada hari-hari pertama demam
tetapi dapat pula dijumpai setelah hari ke-3 demam.
 Petekie sering sulit dibedakan dengan bekas gigitan nyamuk, untuk
membedakannya: lakukan penekanan pada bintik merah yang dicurigai
dengan kaca obyek atau penggaris plastik transparan, atau dengan
meregangkan kulit. Jika bintik merah menghilang saat penekanan/
peregangan kulit berarti bukan petekie. Perdarahan lain yaitu epitaksis,
perdarahan gusi, melena dan hematemesis. Pada anak yang belum
pernah mengalami mimisan, maka mimisan merupakan tanda penting.
Kadang-kadang dijumpai pula perdarahan konjungtiva atau hematuria.

Tabel 1. Uji Bendung (Tourniquet Test)


KEMENKES R. Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue Di Indonesia. Pedoman
Pencegah dan Pengendali demam berdarah di Indones [Internet]. 2017;5:1–128.

Gambar 1. Cara Menghitung Hasil Uji Tourniquet


KEMENKES R. Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue Di Indonesia. Pedoman
Pencegah dan Pengendali demam berdarah di Indones [Internet]. 2017;5:1–128.

Gambar 2. Bintik-Bintik Perdarahan di bawab Kulit


KEMENKES R. Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue Di Indonesia. Pedoman
Pencegah dan Pengendali demam berdarah di Indones [Internet]. 2017;5:1–128.

Cara melakukan uji Tourniquet sebagai berikut :


 Pasang manset anak pada lengan atas (ukuran manset sesuaikan
dengan umur anak, yaitu lebar manset = 2/3 lengan atas)
 Pompa tensimeter untuk mendapatkan tekanan sistolik dan tekanan
diastolik
 Aliran darah pada lengan atas dibendung pada tekanan antara sistolik
dan diastolik (rata-rata tekanan sistolik dan diastolik) selama 5 menit.
(Bila telah terlihat adanya bintik-bintik merah ≥ 10 buah,
pembendungan dapat dihentikan).
 Lihat pada bagian bawah lengan depan (daerah volar) dan atau daerah
lipatan siku (fossa cubiti), apakah timbul bintik-bintik merah, tanda
perdarahan (petekie)
 Hasil Uji Tourniquet dinyatakan positif (+) bila ditemukan ≥ 10 bintik
perdarahan (petekia), pada luas 1 inci persegi ( 2,5 cm2).
c) Hepatomegali
 Pembesaran hati pada umumnya dapat ditemukan pada permulaan
penyakit, bervariasi dari hanya sekedar dapat diraba (just palpable)
sampai 2-4 cm di bawah lengkungan iga kanan dan dibawah procesus
Xifoideus
 Proses pembesaran hati, dari tidak teraba menjadi teraba, dapat
meramalkan perjalanan penyakit DBD. Derajat pembesaran hati tidak
sejajar dengan beratnya penyakit, namun nyeri tekan di hipokondrium
kanan disebabkan oleh karena peregangan kapsul hati. Nyeri perut
lebih tampak jelas pada anak besar dari pada anak kecil.

REFERENSI :
1. Putri DF, Widiani N, Arivo D. PENYEBARAN VIRUS DENGUE SECARA
TRANSOVARIAL PADA VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE NYAMUK
Aedes aegypti. Holistik J Kesehat. 2019;12(4):216–23.
2. KEMENKES R. Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue
Di Indonesia. Pedoman Pencegah dan Pengendali demam berdarah di Indones
[Internet]. 2017;5:1–128. Available from:
https://drive.google.com/file/d/1IATZEcgGX3x3BcVUcO_l8Yu9B5REKOKE/view

Anda mungkin juga menyukai