Anda di halaman 1dari 9

1.

Riwayat alamiah penyakit viracella dan herpes

Riwayat alamiah penyakit atau natural history of disease merupakan proses perkembangan
suatu penyakit tanpa adanya intervensi manusia (campur tangan medis) dengan sengaja,
atau perkembangan penyakit mulai dari sehat, sakit sampai akhir perjalanan penyakit
(sembuh, kronik, cacad, mati). Perjalanan alamiah penyakit meliputi. tahap prepatogenesis,
tahap subklinis, tahap klinis, tahap penyakit lanjut dan tahap terminal. Setiap jenis penyakit
baik penyakit menular maupun tidak menular mempunyai perjalanan alamiah penyakit,
seperti penyakit menular Varisela atau cacar air. Perjalanan alamiah penyakit varisela
meliputi:

A. Tahap Peka/ Rentan/ Prepatogenesis (Stage of Susceptibility)


Pada tahap ini sebenarnya telah terjadi interaksi antar bibit penyakit (Varicella Zoster Virus)-
pejamu-lingkungan, tetapi interaksi ini masih diluar tubuh, dalam arti virus cacar belum
masuk kedalam tubuh pejamu.

B. Tahap Inkubasi

Pada tahap ini virus varisela sudah tertular dapat melalui percikan ludah, kontak langsung,
barang yang dipakai penderita atau udara dan sudah masuk ke dalam tubuh pejamu, tetapi
gejala dari penyakit ini belum tampak. VZV merupakan virus yang menular selama 1-2 hari
sebelum lesi kulit muncul, dapat ditularkan melalui jalur respirasi dan menimbulkan lesi
pada orofaring.

C. Tahap Klinis

Setelah VZV yang ada pada sel mononuclear mulai menghilang, lalu virus tersebut
bermigrasi dan bereplikasi dari kapiler menuju ke jaringan kulit dan menyebabkan
timbulnya fusi dari sel epitel membentuk sel multinukleus yang ditandai dengan adanya
inklusi eosinofilik intranuklear.

2.

3. Peran dokter keluarga terkait scenario

Pengertian dokter keluarga

Pelaksana pelayanan dokter keluarga kita kenal dengan dokter keluarga (Family doctor, family
physician). Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mendefinisikan dokter keluarga adalah dokter yang dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga,
ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit
keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau
keluarganya.
Pelayanan dokter keluarga merupakan praktik umum dengan pendekatan kedokteran keluarga yang
memenuhi standar pelayanan dokter keluarga dan diselenggarakan oleh dokter yang sesuai dengan
standar profesi dokter keluarga serta memiliki surat ijin pelayanan dokter keluarga dan surat
persetujuan tempat praktik.

Karakteristik pelayanan kedokteran keluarga

Pelayanan yang disediakan dokter keluarga adalah pelayanan medis strata pertama untuk semua
orang yang bersifat :

PARIPURNA (COMPREHENSIVE) Tersedianya semua langkah-langkah pelayanan kesehatan:

- Promotif (peningkatan dan pembinaan)

- Preventif (pencegahan dan perlindungan khusus)

- Kuratif (deteksi dini dan tindakan segera)

- Pencegahan cacat lebih lanjut (terapi, konsultasi, dan rujukan)

- Rehabilitatif (pemulihan, pengendalian, evaluasi)

TERPADU (INTEGRATED)

Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan dalam bentuk interaksi antara Dokter, Pasien dan Keluarga
serta melibatkan seluruh komunitas masyarakat disekitarnya. MENYELURUH (HOLISTIC)

Dilaksanakan pelayanan kesehatan yang meliputi semua aspek kehidupan Pasien sebagai manusia
seutuhnya yang meliputi aspek-aspek :

- Biologis

- Psikologis

- Sosial

- Spiritual

BERKESINAMBUNGAN (SUSTAINABLE) Pelayanan kesehatan merupakan upaya terus menerus untuk


meningkatkan fungsi keluarga sesuai dengan sumber-sumber yang dimiliki.

4. Apa saja program puskesmas dan pemerintah terkait viracella dan herpes ?

Penyakit Cacar air Merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus Varicella zoster.Virus ini
ditularkan melalui udara lewat percikan ludah pada saat batuk/bersin dari penderita
cacar air dan melalui kontak langsung dengan cairan dari lepuhan/ ruam kulit
penderita.Tanda dan gejala tiap-tiap anak berbeda beda tergantung dengan imunitas
tubuhnya, biasanya gejala pertama yang dirasakan adalah Lelah & badan tidak
nyaman selama satu sampai dengan dua hari, kemudian timbul ruam (bintik-bintik
merah) dan gatal yang dimulai dari wajah, dada, perut, kulit kepala, dibawah ketiak kadang
juga didalam mulut dan seluruh tubuh. Timbulnya ruam sampai mengering/
membentuk keropeng antara 5 –10 hari.

Adapun yang menyampaikan penyuluhan pada kesempatan itu adalah dr. Samsan
selaku Dokter Umum terkait tentang Penyakit Cacar Air (Varicela). Ia menerangkan
cacar air merupakan infeksi virus varisela zoster yang umumnya menyerang pada ibu
hamil maka bayi pasti juga akan menderita penyakit ini. Disamping itu, kondisi bayi bisa
menjadi berat apabila ibu terpapar virus saat usia kehamilan dalam periode trimester
pertama. 1

“Akibatnya bayi tidak bisa berkembang dan ibu bisa mengalami keguguran. Namun jika
bayi dilahirkan maka bisa dalam kondisi prematur dan mengalami kecacatan
multiorgan,” ujarnya.

dr. Samsan menerangkan, gejala dan tanda penyakit cacar air ini berupa demam,
adanya ruam kulit berupa gelembung yang berisi cairan, pusing atau sakit kepala, tidak
nafsu makan dan jika infeksi sampai ke paru-paru maka penderita mengalami gangguan
napas.

Komplikasi yang terjadi paling sering selain infeksi paru-paru yaitu pneumonia, infeksi
pada liver/ hepatitis dan gangguan pembekuan darah yang dapat berujung pada
kematian.

Penularan infeksi virus varisela ini dapat melalui kontak langsung dari kulit dan droplet
pasien yang terinfeksi. sehingga pasien yang dirawat di Rumah Sakit disarankan untuk
diisolasi agar menghindari infeksi nosokomial. 1

“Pencegahan yang perlu dilakukan jika terdapat keluarga yang menderita penyakit cacar
air ini, keluarga membawa penderita ke pelayanan kesehatan, cuci tangan pakai sabun,
menjaga daya tahan tubuh agar dapat terhindar dengan nutrisi ynag adekuat, serta
melakukan vaksinasi virus varisela pada fasilitas kesehatan yang tersedia,” terangnya.

“Pengobatan yang paling penting pada pasien penderita cacar air adalah konsumsi obat
antiviral, suportif yakni kebutuhan cairan dan nutrisi seimbang, dan apabila sudah
mengalami tanda dan gejala berat seperti sesak napas dan tidak bisa makan dan
minum, serta demam tinggi, segera mencari pertolongan di fasilitas kesehatan terdekat,”
pungkasnya. (dr. Samsan/ Ria)

Penyakit cacar air dapat dicegah dengan pemberian vaksin cacar air / varisela. Pendidikan Kesehatan
pada orang tua murid di TK Bunga Pertiwi dengan topik penyakit cacar air belum pernah diberikan,
dari hasil wawancara beberapa ibu mengatakan kurang memahami mengenai pencegahan &
perawatannya, sehingga pemberian edukasi/ Pendidikan kesehatan perlu diberikan.

Tujuan dari Pendidikan Kesehatan/ edukasi ini untuk meningkatkan pemahaman orang tua
mengenai pentingnya pencegahan penyakit cacar air pada pada siswa TK Bunga Pertiwi, sehingga
orang tua dapat melakukan pencegahan dan jika anak mengalami cacar air orang segera mencari
pengobatan ke puskesmas/ dokter keluarga serta mampu merawat anak dengan baik dan benar,
meminimalkan terjadinya penularan terhadap orang-orang dilingkungannya dan mencegah
terjadinya komplikasi pada anak yg menderita cacar air. 2

Data dianalisis menggunakan uji Chi-square. Hasil berdasarkan hasil penelitian, bahwa Tidak ada
hubungan antara pengetahuan dengan kejadian penyakit varicella nilai p value 0,510 (>0,05), tidak
ada hubungan antara sikap dengan kejadian varicella nilai p value 0,500 (>0,05), tidak ada hubungan
antara tindakan dengan kejadian varicella nilai p value 0,241 (>0,05) di Desa Sepa, Kecamatan
Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, hal ini disebabkan karena kejadian varicella di Desa Sepa
disebabkan oleh faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

Terdapat program dari kemeskes yaitu


Beberapa waktu lalu beredar kabar di media massa bahwa terdapat kekosongan vaksin varicella
atau yang lebih dikenal dengan vaksin cacar air (chicken pox) selama 4 bulan, dikarenakan
terdapat kendala teknis di tingkat global. Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Dra. Maura Linda Sitanggang, Apt.,
Ph.D, menyatakan bahwa vaksin varicella telah tersedia di Indonesia, tidak terjadi kekosongan
secara umum.3

Kekosongan yang diberitakan media sebenarnya hanya merupakan kasus internal salah satu
industri farmasi, namun saat ini sudah teratasi, dan vaksin sudah tersedia di hampir seluruh
Provinsi, jelas Dra. Maura Linda. Sementara itu vaksin sejenis dari produsen lain tetap tersedia.
Penjelasan ini, diterima Pusat Komunikasi Publik pada Jumat (20/9) lalu.

Berdasarkan informasi dari  Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), terdapat 3 (tiga)
vaksin varicella yang terdaftar di Indonesia, yaitu: 1) Varilix, oleh GSK; 2) Okavax, oleh
Aventis; dan 3) Varicella Vaccine KGCC, oleh Biofarma.
 
Hingga saat ini, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI terus
memonitor stok yang tersedia di pasaran. Kemenkes juga akan mendorong Biofarma untuk
mengimpor vaksin varicella bila terjadi kekosongan di Indonesia.

Varicella disebut juga penyakit chicken pox atau lebih dikenal dengan sebutan cacar air,
merupakan penyakit menular yang ringan dan merupakan self limiting disease. Berbeda dengan
small pox (variolla) yang sudah tereradikasi (punah) sejak 1980. Vaksin varicella tidak termasuk
ke dalam program imuniasasi rutin, namun tersedia di tempat praktek dokter spesialis anak, serta
rumah sakit (RS). Ketersediaan di lapangan biasanya tergantung supply dan demand dari pasar.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan
RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode
lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan
alamat e-mail kontak[at]depkes[dot]go[dot]id
Hubungan tindakan ibu dengan kejadian varicella

Kejadiannya terdapat pada desa sepa kecamatan amahia kabuaten Maluku tengan.

Berdasarkan hasil uji Chi-Square text Hubungan Tindakan Ibu Dengan Kejadian varicella
diperoleh nilai 480 hasil tersebut menunjukkan bahwa 0.480 0.05, artinya tidak ada
hubungan yang Signifikansi antara tindan Dengan kejadian varicella di Desa Sepa Kecamatan
Amahai Kabupaten Maluku Tengah. Tindakan Ibu di Desa Sepa yaitu ketika anaknya
mengalami varicella maka yang dilakukan adalah memberikan acyclovir Tingkat keparahan
manifestasi klinis varisela neonatal dapat bervariasi dari ringan hingga berat. Tindakan ibu di
Desa Sepa adalah membawa anak ke Puskesmas terdekat dan menggunakan terapi
acyclovir. Pertimbangan untuk tidak memberikan terapi asiklovir pada anak sehat adalah
bahwa varisela pada anak sehat dapat sembuh sendiri. Gejala penyakit ringan walaupun
tidak diberikan asiklovir, kurangnya bukti bahwa asiklovir dapat mencegah komplikasi yang
terjadi, dan kemungkinan terjadinya resistensi asiklovir pada penggunaan yang rutin dan
luas. Terapi asiklovir diduga dapat menganggu respon imun terhadap VZV dan
menyebabkan terjadinya chickenpox berulang 4 Terdapat teori bahwa penggunaan asiklovir
dapat mempengaruhi respon imun sehingga mengubah perjalanan alami varisela dan
mengakibatkan terjadinya reaktivasi herpes zoster lebih dini. Hal ini dengan pertimbangan
bahwa pada varisela pada anak sehat dapat sembuh sendiri dan biasanya ringan, asiklovir
tidak mengurangi terjadinya komplikasi varisela, harga asiklovir yang mahal, dan belum
diketahui secara pasti kemungkinan terjadinya resistensi VZV terhadap asiklovir. Pemberian
asiklovir pada anak dengan varisela tanpa penyulit perlu pertimbangan yang matang. 4

5. Bagaimana perumahan yang baik untuk kesehatan


A. Lokasi hunian

1.Kawasan perumahan yang terkenal dengan kelengkapan


fasilitasnya hingga menawarkan pemandangan terbaik memang
menjadi rekomendasi menarik.
2.Akan tetapi, tipe lokasi tersebut tidak menjamin keselamatan,
kesehatan dan kenyamanan penghuninya.
3.Bisa saja kawasan perumahan dengan view alam atau berada di
kaki gunung dan pesisir pantai ternyata tidak aman.
4.Untuk itu Kemenkes memberikan arahan untuk tidak memilih
hunian yang terletak di daerah rawan bencana seperti banjir,
tsunami, longsor, aliran lahar dan lainnya.
5.Lalu, hindari membeli hunian yang dulunya bekas pembuangan
sampah, bekas tambang, rawan kecelakaan dan jalur pendaratan
penerbangan.

B. Perhatikan populasi udara dan suara

Rumah sehat juga harus memerhatikan kualitas udara sekitarnya.

Lingkungan yang baik harus bebas dari gas beracun alam dan buatan.
Ukuran lingkungan Anda masuk dalam kategori hunian sehat antara lain
adalah:

o Tingkat kebisingan maksimal 45-55 dbA

o Tidak mengandung gas H2S dan NH3

o Kandungan partikel debu 10 μg tidak melebihi 150 μg/m3

o Kandungan gas SO2 tidak melebihi 0.10 ppm

o Debu terendap tidak melebihi 350 mm3/m2 per hari

o Tingkat getaran maksimal 10 mm/detik.

C. Kualitas air bersih

ingkungan rumah sehat harus didukung dengan kualitas air yang


memadai. Aturan tersebut tercantum dalam Peraturan Menkes Nomor
492 Tahun 2010. 

Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa kriteria kualitas air yang


layak digunakan adalah:
o Syarat fisik, yaitu air harus bening, jernih, tidak meninggalkan
endapan, tidak berbau, tidak berasa, dan bersuhu 10-20 derajat
Celcius

o Syarat kimiawi, yaitu mengandung mineral penting sesuai kadar


(seng, besi, tembaga, mangan, dan klorida), tidak mengandung
bahan beracun (merkuri, timbal, arsen, kadmium, kromium), dan
keasamannya netral (pH 7)

o Syarat mikrobiologi, yaitu bebas dari kuman dan bakteri (umumnya


Escherichia coli dan Salmonella sp)
D. Kualitas udara

Dalam rumah sehat, kualitas udara harus memenuhi ketentuan yakni:

o Suhu udara di kisaran 18-30 derajat Celcius.

o Kelembapan udara di kisaran 40-70%.

o Konsentrasi gas SO2 tidak lebih dari 0.10 ppm/24 jam.

o Konsentrasi gas CO (monoksida) tidak lebih dari 100 ppm/8 jam

E. Ventilasi

F. Pintu, jendela dan beragam jenis ventilasi rumah lainnya juga


harus dipikirkan secara matang.
G. Rumah yang sehat berarti memiliki siklus udara yang juga baik.
Pastikan hunian terhindar dari kondisi pengap.
H. Jumlah jendela juga harus memadai, terutama jika Anda memiliki
rumah yang cukup luas. Tak ada salahnya untuk menambah
ventilasi alami ketimbang menggunakan air conditioner secara
terus menerus.
I. Untuk ukuran ventilasi alami permanen yang diterapkan di hunian
minimal adalah 10% dari luas lantai
F. Tempat penyimpanan makanan

Untuk menjaga  bahan pangan awet dalam waktu yang panjang,


sebaiknya rumah harus dilengkapi tempat penyimpanan makanan yang
aman, misalnya lemari makanan atau lemari pendingin.

Tentu saja ini dilakukan agar makanan tidak terkontaminasi oleh bakteri
dan membuat sejumlah besar bahan makanan busuk dan tidak bisa
diolah kembali.

G. Pengelolahan limbah

Limbah yang berasal dari rumah tidak boleh mencemari air, tanah dan
menimbulkan bau.

Buanglah sampah terutama sampah basah secara rutin, karena sampah


yang menumpuk dapat menjadi sumber penyakit berbahaya. 

Perlu diingat, beragam penyakit dapat muncul dari lingkungan yang


tidak steril, mulai dari malaria, demam berdarah dan penyakit lainnya
bisa mengancam Anda dan keluarga.

1. Maghfiroh W, Andayani SA. RSUD. Dr. Vol. 8. 2020.

2. Widayanti MR, Prastyawati IY. Upaya Peningkatan Pengetahuan Orang Tua Siswa
Melalui Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Dan Penatalaksanaan Cacar Air
Pada Anak Taman Kanak Kanak. J Pengabdi Masy. 2021;2(2):60–8.

3. Kemenkes (2019) ‘Kementerian Kesehatan Republik Indonesia’, Kementerian


Kesehatan RI p. 1. A at: https://www. kemkes. go.
4. Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan [Internet]. PT Gramedia Pustaka Utama;
Available from: https://books.google.co.id/books?id=DY9ki6uJQ-UC

Anda mungkin juga menyukai