Anda di halaman 1dari 67

materi78.co.

nr KIM 1

Sifat Tabel Periodik


A. PENDAHULUAN EI mengalami penyimpangan pada golongan IIA,
VA, dan VIIIA, yaitu nilai EI yang sangat besar,
Sifat periodik adalah sifat pada tabel periodik
lebih besar dari golongan di sebelah kanannya,
yang berubah secara teratur sesuai kenaikan
yaitu golongan IIIA dan VIA.
nomor atom (sistem modern), baik dalam satu
golongan maupun satu periode. Penyimpangan EI terjadi karena konfigurasi
elektron golongan IIA, VA, dan VIIIA yang relatif
Sifat periodik meliputi:
stabil.
1) Sifat fisis, yaitu jari-jari atom, energi ionisasi,
afinitas elektron, keelektronegatifan, dan ENERGI IONISASI
kelogaman. He
2500
2) Sifat kimia, yaitu titik leleh dan titik didih. Ne
B. JARI-JARI ATOM 2000
F
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom hingga Ar
N Kr
1500 H O Cl
kulit elektron terluar. Br Xe
C PSi As
Se I Hg Rn
Ukuran jari-jari atom dipengaruhi oleh: Be
B
Zn Te
Sb Au Po At
1000 Mg Si Cu Ge Sn Re PbBi
1) Jumlah kulit atom V
Ca Ga Zr
Li NaAl Sr Lu Tl
Ba Ra
Ac
K Rb Cs Fr
Setiap bertambahnya jumlah kulit atom, 500
maka bertambah pula panjang jari-jari atom.
2) Muatan inti atom 0

Setiap bertambahnya elektron valensi atom, Kecenderungan EI dalam tabel periodik:


maka gaya tarik/muatan inti makin besar,
sehingga memperkecil jari-jari atom. Makin ke bawah dalam satu golongan makin
kecil, karena jari-jari atom makin besar dan
Jari-jari atom diukur dalam berbagai satuan,
gaya tariknya makin kecil.
diantaranya dengan picometer (pm) dan
Makin ke kanan dalam satu periode makin
amstrong (Å).
besar, karena jari-jari atom makin kecil dan
Kecenderungan jari-jari dalam tabel periodik:
gaya tariknya makin besar.
Makin ke bawah dalam satu golongan makin
EI terbesar dimiliki helium (2He), dan terkecil
besar.
dimiliki cesium (55Cs).
Makin ke kanan dalam satu periode makin
kecil. D. AFINITAS ELEKTRON
Afinitas elektron (AE) adalah besarnya energi
Jari-jari atom terbesar adalah fransium (87Fr) dan
yang dibebaskan dan diserap untuk menerima
terkecil adalah helium (2He).
elektron dari luar atom netral agar menjadi ion
C. ENERGI IONISASI negatif.
Energi ionisasi (EI) adalah besarnya energi yang Harga AE menentukan beberapa hal:
diperlukan/diserap untuk melepas satu elektron Harga AE negatif Harga AE positif
atom netral agar menjadi ion positif.
Penerimaan elektron Penerimaan elektron
Besar EI dipengaruhi oleh jari-jari atom dan
disertai pembebasan disertai penyerapan
muatan inti atom.
energi energi
1) Bila jari-jari atom makin besar, berarti jarak
Ion lebih stabil dari Ion kurang stabil dari
elektron valensi ke inti makin jauh.
atom netralnya atom netralnya
2) Bila jaraknya makin jauh, maka gaya
Makin mudah Makin sulit menerima
tarik/muatan inti makin kecil, sehingga
menerima elektron elektron
elektron semakin mudah untuk ditarik.
Nilai afinitasnya besar Nilai afinitasnya kecil
3) Semakin mudah elektron ditarik oleh inti,
maka EI yang dibutuhkan kecil. AE dinyatakan menggunakan satuan kJmol-1 atau
EI dinyatakan menggunakan satuan kJ mol-1 atau elektronVolt (eV).
elektronVolt (eV).

SISTEM PERIODIK UNSUR-UNSUR 1


materi78.co.nr KIM 1
AE mengalami penyimpangan pada golongan IIA
dan VIIIA (lebih positif dibanding golongan
sebelahnya).
IA IIA IIIA IVA VA VIA VIIA VIIIA
H He
-73 21
Li Be B C N O F Ne
-60 240 -27 -122 0 -141 -328 29
Na Mg Al Si P S Cl Ar
-53 230 -44 -134 -72 -200 -349 35
K Ca Ga Ge As Se Br Kr Kecenderungan KE dalam tabel periodik adalah:
-48 156 -30 -120 -77 -195 -325 39
Makin ke bawah dalam satu golongan makin
Rb Sr In Sn Sb Te I Xe
kecil, karena jari-jari atom makin besar dan
-47 168 -30 -121 -101 -190 -295 41
gaya tariknya makin kecil.
C Ba Tl Pb Bi Po At Rn
-45 52 -30 -110 -110 -180 -270 41 Makin ke kanan dalam satu periode makin
Kecenderungan AE dalam tabel periodik: besar, karena jari-jari atom makin kecil dan
gaya tariknya makin besar.
Makin ke bawah dalam satu golongan makin
kecil (positif), karena jari-jari atom makin KE terbesar dimiliki fluorin (9F), dan terkecil
besar dan gaya tariknya makin kecil. dimiliki fransium (87Fr).
Makin ke kanan dalam satu periode makin
besar (negatif), karena jari-jari atom makin F. KELOGAMAN (KEELEKTROPOSITIFAN)
kecil dan gaya tariknya makin besar. Kelogaman (KL) adalah sifat keelektro-positifan
atau logam yang dimiliki unsur yang bergantung
AE terbesar dimiliki klor (17Cl), dan terkecil
pada energi ionisasi.
dimiliki berilium (4Be).
Logam adalah unsur yang mudah meng-
E. KEELEKTRONEGATIFAN hantarkan listrik dan melepas elektron.
Keelektronegatifan (KE) atau elektro- Garis perbatasan sifat logam dan non-logam
negativitas adalah ukuran kemampuan atau berbentuk garis tangga. Unsur yang sifatnya
kecenderungan suatu atom untuk menarik perantaraan logam dan non-logam disebut
elektron dalam ikatan kimianya. metaloid.
Persamaan KE dan AE adalah sama-sama Kecenderungan sifat KL dalam tabel periodik
membahas tentang bagaimana suatu atom adalah:
menarik elektron dari luarnya.
Makin ke bawah dalam satu golongan, sifat
Perbedaan KE dan AE adalah, KE hanya
logam makin bertambah, dan sifat non-
mengukur kemampuannya saja, sedangkan AE
logam makin berkurang.
mengaitkannya dengan jumlah energi dan
pembentukan ion. Makin ke kanan dalam satu periode, sifat
logam makin berkurang, dan sifat non-
logam makin bertambah.

H He
B C N O F Ne
Si P S Cl Ar
Ge As Se Br Kr
Sb Te I Xe
Po At Rn

logam non-logam metaloid

SISTEM PERIODIK UNSUR-UNSUR 2


materi78.co.nr KIM 1
G. TITIK LELEH DAN TITIK DIDIH Kecenderungan sifat TL dan TD dalam tabel
periodik adalah:
Titik leleh (TL) dan titik didih (TD) merupakan
titik dimana suatu unsur mulai berubah wujud Golongan IA – IVA:
menjadi wujud lain. Makin ke bawah dalam satu golongan makin
berkurang.
TITIK DIDIH Makin ke kanan dalam satu periode makin
6000 bertambah sampai puncaknya pada IVA (TL
C
5000 dan TD tertinggi).
4000 Be
SUHU (°C)

B Al Si Golongan VA – VIIIA:
3000
Li Makin ke bawah dalam satu golongan makin
2000 NaMg
P Si Cl bertambah.
1000 N O F Ne Ar
HHe Makin ke kanan dalam satu periode makin
0
berkurang.
-1000
TL dan TD terbesar dimiliki karbon (6C), dan
terkecil dimiliki helium (2He).
H. TREN PERIODIK
Secara keseluruhan, tren/kecenderungan periodik adalah:

ENERGI IONISASI, AFINITAS DAN KEELEKTRONEGATIFAN

ENERGI IONISASI, AFINITAS DAN KEELEKTRONEGATIFAN


JARI-JARI ATOM, KELOGAMAN

TL DAN TD TL DAN TD

JARI-JARI ATOM, KELOGAMAN

SISTEM PERIODIK UNSUR-UNSUR 3


materi78.co.nr KIM 1

Bilangan Kuantum
A. PENDAHULUAN D. BILANGAN KUANTUM MAGNETIK
Bilangan kuantum adalah suatu harga yang Bilangan kuantum magnetik (ml atau m) adalah
menyatakan keadaan orbital suatu atom. suatu harga yang menyatakan banyak dan
Bilangan kuantum terdiri dari: posisi/orientasi orbital.
1) Bilangan kuantum utama (n), menyatakan Harga m yang diijinkan di setiap sub-kulitnya:
tingkat energi/kulit atom.
-l ≤ m ≤ +l
2) Bilangan kuantum azimuth (l), menyatakan
sub-kulit atom dan bentuk geometri orbital. Posisi/orientasi atau orbital adalah tempat
3) Bilangan kuantum magnetik (m), yaitu dimana elektron bergerak di dalam atom, dan
menyatakan banyak dan posisi/orientasi orbital. masing-masing orbital maksimal menampung
4) Bilangan kuantum spin (s), menyatakan sepasang elektron.
kedudukan elektron dalam suatu orbital. Sub-kulit atom dalam keadaan terisi penuh
elektron beserta harga b.k. magnetik:
B. BILANGAN KUANTUM UTAMA
Sub-kulit s p
Bilangan kuantum utama/prinsipal (n) adalah
suatu harga yang menyatakan tingkat energi atau Harga 0 -1 s.d. 1
kulit dalam atom.
Diagram 0 -1 0 1
Bilangan kuantum utama merupakan dasar
penentu harga bilangan kuantum lainnya. Total orbital 1 3
Bilangan kuantum utama antara lain: Elektron maks 2 6
Kulit K L M N Sub-kulit d
Harga 1 2 3 4 Harga -2 s.d. 2

C. BILANGAN KUANTUM AZIMUTH Diagram -2 -1 0 1 2


Bilangan kuantum azimuth/orbital (l) adalah
Total orbital 5
suatu harga yang menyatakan sub-kulit atom dan
bentuk geometri orbital. Elektron maks 10
Harga l yang diijinkan di setiap kulitnya adalah: Sub-kulit f
Harga -3 s.d. 3
0 ≤ l ≤ (n-1)
Diagram -3 -2 -1 0 1 2 3
Sub- Bentuk
Nama Harga
kulit orbital Total orbital 7
s sharp 0 1 balon Elektron maks 14
p principal 1 1 balon terpilin
E. BILANGAN KUANTUM SPIN
d diffuse 2 2 balon terpilin
Bilangan kuantum spin (ms atau s) adalah suatu
f fundamental 3 4 balon terpilin harga yang menyatakan kedudukan dan arah
Kulit-kulit atom dalam keadaan penuh terisi rotasi elektron pada suatu orbital.
elektron beserta harga b.k. azimuth: Bilangan kuantum spin tidak digunakan dalam
Kulit K L menentukan keadaan orbital, hanya untuk
menentukan perbedaan elektron pada orbital.
Harga 0 0, 1
Karena terdapat dua elektron dalam satu
Sub-kulit 1s 2s 2p
orbital, sedangkan keduanya memiliki kutub
Elektron maks 2 8 padanya, maka nilai elektron yang berpasangan
Kulit M N dalam orbital tersebut harus berbeda nilai.
Harga 0, 1, 2 0, 1, 2, 3
Sub-kulit 3s 3p 3d 4s 4p 4d 4f
Elektron maks 18 32

BILANGAN KUANTUM 1
materi78.co.nr KIM 1
Harga bilangan kuantum spin terdiri dari: Orbital atom adalah sebuah fungsi matematika
Harga 1
s = + /2 1
s = - /2 yang menggambarkan perilaku elektron pada
suatu atom sebagai partikel gelombang. Orbital
S S
atom mempunyai tiga buah sumbu, yaitu sumbu
x, y dan z, dan kemungkinan terbesar
U ditemukannya elektron terdapat pada titik
S
Elektron pertemuannya yang disebut daerah orbital.
S
U Orbital s berbentuk satu buah balon atau satu
bola.
U U Fungsi
s
berlawanan searah jarum orbital
Arah
jarum jam jam
Kutub terbalik tidak terbalik
Posisi pada
f g Gambar
orbital

F. BENTUK ORBITAL
Bentuk orbital bergantung pada harga bilangan
kuantum azimuth (l), dan setiap nilai l memiliki
bentuk orbital berbeda.

Orbital p berbentuk satu buah balon yang dipilin atau dua bola.
Fungsi orbital px py pz

Gambar

Orbital d berbentuk dua buah balon yang dipilin atau empat bola.
Fungsi orbital dxy dxz dyz

Gambar

Fungsi orbital dx²-y² dz²

Gambar

BILANGAN KUANTUM 2
materi78.co.nr KIM 1
Orbital f berbentuk empat buah balon yang dipilih atau delapan bola.
Fungsi orbital fxyz fz(x²−y²) fz³

Gambar

Hibridisasi adalah gabungan orbital-orbital


5f12 ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑ ↑ ↑
atom dalam suatu senyawa membentuk orbital
hibrid molekul. (lihat di bagian Bentuk dan Interaksi Molekul) Penyimpangan pengisian sub-kulit terjadi
pada sub-kulit d, karena menginginkan
G. DIAGRAM ORBITAL
kestabilan.
Diagram orbital menggambarkan urutan
Sub-kulit d stabil apabila terisi 5 atau 10
konfigurasi elektron dalam setiap kulit atom.
elektron, sehingga apabila terdapat 4 atau 9
Konfigurasi elektron yang ditulis menggunakan
elektron pada sub-kulit d, maka sub-kulit d
bilangan kuantum harus memenuhi kaidah berikut:
akan ‘meminjam’ elektron dari sub-kulit s.
1) Azas Aufbau
Contoh:
Pengisian elektron pada sub-kulit diisi 4s2 3d4 menjadi 4s1 3d5
dari tingkat energi yang lebih rendah ke Sub-kulit d juga mengalami penyimpangan
tingkat energi yang lebih besar. pada unsur-unsur lantanida dan aktinida,
dimana sebelum mengisi sub-kulit f, terdapat
Aturan pengisian sub-kulit:
satu elektron yang mengisi sub-kulit d
terlebih dahulu.
1s
Contoh:
2s 2p 6s2 4f8 menjadi 6s2 5d1 4f7
3s 3p 3d 3) Larangan Pauli
4s 4p 4d 4f
Tidak ada elektron dengan keempat
5s 5p 5d 5f bilangan kuantum yang sama dalam satu
6s 6p 6d atom.

7s 7p Contoh:
8s Buktikan dari konfigurasi elektron unsur B
bahwa tidak ada elektron dengan keempat
Contoh: bilangan kuantum sama!
8O : 1s2 2s2 2p4 : 1s2 2s2 2p2
6C
2 2 6 2 6 1
19K : 1s 2s 2p 3s 3p 4s
↑↓ ↑↓ ↑ ↑
26Fe : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d8
2) Aturan Hund Elektron
n l m s
ke
Pengisian elektron pada orbital yang satu
sub-kulit, mula-mula elektron mengisi 1 1 0 0 +1/2
satu di tiap orbital, baru kemudian 2 1 0 0 -1/2
berpasangan. 3 2 0 0 +1/2
4 2 0 0 -1/2
Contoh:
5 2 1 -1 +1/2
2p 3 ↑ ↑ ↑ 3p6 ↑↓ ↑↓ ↑↓
6 2 1 0 +1/2
4d7 ↑↓ ↑↓ ↑ ↑ ↑

BILANGAN KUANTUM 3
materi78.co.nr KIM 1
Penulisan konfigurasi elektron dapat
dipersingkat dengan menggunakan notasi gas
mulia.
Contoh:
Unsur halogen dapat dipersingkat konfigurasi
elektronnya dengan:
9F : [He] 2s2 2p5
17Cl : [Ne] 3s2 3p5
35Br : [Ar] 4s2 4p5
53I : [Kr] 5s2 5p5
85At : [Xe] 6s2 6p5
H. GOLONGAN DAN PERIODE PADA TABEL
PERIODIK
Konfigurasi elektron dengan diagram orbital
dapat digunakan untuk menentukan blok,
golongan, dan periode unsur dalam sistem
periodik modern.
Blok unsur merupakan pembagian unsur
berdasarkan sub-kulit terakhir yang diisi oleh
suatu atom.
Penentuan golongan dan periode unsur pada
tabel periodik utama adalah sebagai berikut.
Konfigurasi akhir Golongan Blok
1
ns IA
2
s
ns IIA
ns2 np1 IIIA
2 2
ns np IVA
2 3
ns np VA
2 4
p
ns np VIA
ns2 np5 VIIA
2 6
ns np VIIIA
ns2 (n-1)d1 IIIB
ns2 (n-1)d2 IVB
ns2 (n-1)d3 VB
1 5
ns (n-1)d VIB
2 5
d
ns (n-1)d VIIB
ns2 (n-1)d6 s.d. 8 VIIIB
1 10
ns (n-1)d IB
2 10
ns (n-1)d IIB

Penentuan golongan dan periode unsur pada


tabel periodik unsur lantanida dan aktinida:
1) Unsur-unsur lantanida merupakan blok f
dengan konfigurasi 6s2 5d1 4f1 s.d. 14.
2) Unsur-unsur aktinida merupakan blok f
dengan konfigurasi 7s2 6d1 5f1 s.d. 14.

BILANGAN KUANTUM 4
materi78.co.nr KIM 1

Ikatan Kimia
A. PENDAHULUAN Atom Mg berikatan dengan atom Cl,
Ikatan kimia adalah ikatan antara atom-atom Konfigurasi:
untuk membentuk senyawa, sehingga mencapai 12Mg :2.8.2 Mg akan membentuk ion
kestabilan. positif dan memberi
Atom yang belum stabil menginginkan dirinya elektron kepada Cl agar
mencapai kestabilan.
agar stabil seperti unsur gas mulia.
19Cl :2.8.7 Cl akan membentuk ion
Oleh karena itu, untuk mencapai kestabilan,
negatif dan menerima
suatu atom membentuk konfigurasi gas mulia,
elektron dari Na agar
yaitu:
mencapai kestabilan.
1) Duplet, memiliki elektron valensi 2, seperti
Reaksi yang dapat dituliskan:
He.
Mg d Mg2+ + 2e 2.8
2) Oktet, memiliki elektron valensi 8, seperti Ne,
Cl + e d Cl- 2.8.8
Ar, Kr, Xe, Rn.
Karena kedua atom muatannya tidak seimbang,
Namun, kadang-kadang terjadi penyimpangan
maka hasil akhir dari ikatan dibutuhkan dua atom
oktet, dimana elektron valensi jumlahnya lebih
Cl untuk menerima 2 elektron atom Mg.
dari 8, namun atom tetap stabil.
Reaksi yang dapat dituliskan:
Ikatan kimia terdiri dari tiga jenis: ikatan ion,
Mg d Mg2+ + 2e
ikatan kovalen, dan ikatan logam.
2Cl + 2e d 2Cl-
B. IKATAN ION
Rumus molekul:
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi:
Mg2+ + 2Cl- d MgCl2
1) Berdasarkan serah terima/perpindahan
Hasil akhir adalah terbentuknya senyawa MgCl2
elektron.
yang stabil.
2) Antara ion positif dan ion negatif. Atom Ca berikatan dengan atom S,
3) Antara unsur logam dan non-logam. Konfigurasi:
4) Antara unsur golongan IA dan IIA (+) dan 20Ca :2.8.8.2 Ca akan membentuk ion
golongan VIA dan VIIA (-). positif dan memberi
Contoh senyawa ion antara lain: NaCl, MgCl2, elektron kepada S agar
CaCl2, KOH, KCl, dll. mencapai kestabilan.
Jalan terjadinya ikatan ion: 16S :2.8.6 S akan membentuk ion
Contoh: negatif dan menerima
Atom Na berikatan dengan atom Cl, elektron dari Ca agar
mencapai kestabilan.
Konfigurasi:
Reaksi yang dapat dituliskan:
11Na :2.8.1 Na akan membentuk ion
Ca d Ca2+ + 2e 2.8.8
positif dan memberi
elektron kepada Cl agar S + 2e d S2- 2.8.8
mencapai kestabilan. Rumus molekul:
19Cl :2.8.7 Cl akan membentuk ion Ca2+ + S2- d CaS
negatif dan menerima Hasil akhir adalah terbentuknya senyawa CaS
elektron dari Na agar yang stabil.
mencapai kestabilan. C. IKATAN KOVALEN
Reaksi yang dapat dituliskan: Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi:
Na d Na+ + e 2.8 1) Berdasarkan pemakaian pasangan elektron
Cl + e d Cl- 2.8.8 bersama.
Rumus molekul: 2) Antara unsur non-logam dan non-logam.
+ -
Na + Cl d NaCl 3) Ikatan kovalen terdiri dari tiga jenis: ikatan
Hasil akhir adalah terbentuknya senyawa NaCl kovalen biasa, ikatan kovalen rangkap,
yang stabil. ikatan kovalen koordinat.

IKATAN KIMIA 1
materi78.co.nr KIM 1
Ikatan kovalen dituliskan menggunakan rumus a. Garis satu (−) melambangkan ikatan
Lewis dan rumus bangun/struktur molekul. kovalen biasa.
1) Rumus Lewis (rumus elektron) b. Garis dua (=) atau tiga (≡) melambangkan
Rumus Lewis menggambarkan bagaimana ikatan kovalen rangkap.
keadaan elektron-elektron valensi atom- c. Tanda panah (d) melambangkan ikatan
atom saling berpasangan dan saling kovalen koordinat.
berikatan secara kovalen. Contoh senyawa kovalen antara lain: H2O, HF,
2) Rumus bangun (struktur molekul) HCl, CO2, NH3, Cl2, I2, Br2, O2, dll.
Rumus bangun menggambarkan bagaimana
cara ikatan kovalen yang digunakan atom-
atom.
IKATAN KOVALEN BIASA
Ikatan kovalen biasa adalah ikatan kovalen yang jumlah pemakaian elektron bersamanya adalah satu pasang.
Hidrogen klorida (HCl) Air (H2O)
1H :1 • 1H :1 •
Konfigurasi Konfigurasi
17Cl : 2 . 8. 7 x 8O :2.6 x

Rumus Lewis
H Cl Rumus Lewis H O H
Rumus bangun
H – Cl Rumus bangun
H–O–H
Amonia (NH3) Metana (CH4)
1H :1 • 1H :1 •
Konfigurasi Konfigurasi
7N :2.5 x 6C :2.4 x

H
Rumus Lewis H N H Rumus Lewis H C H
H H
H
H–N–H |
Rumus bangun | Rumus bangun H–C–H
H |
H
IKATAN KOVALEN RANGKAP
Ikatan kovalen rangkap adalah ikatan kovalen yang jumlah pemakaian elektron bersamanya lebih dari satu pasang.
Oksigen (O2) Nitrogen (N2)
Konfigurasi 8O :2.6 Konfigurasi 7N :2.5

Rumus Lewis
O O Rumus Lewis
N N
Rumus bangun
O=O Rumus bangun
N≡N
IKATAN KIMIA 2
materi78.co.nr KIM 1
IKATAN KOVALEN KOORDINAT
Ikatan kovalen koordinat adalah ikatan kovalen yang pemakaian elektron bersamanya hanya berasal dari satu atom.
Amonium (NH4+) Amino boron trifluorida (BF3NH3)

H H F
+
Rumus Lewis
H N H Rumus Lewis
H N B F
H H F
H H F
| | |
Rumus bangun H – N→H Rumus bangun H – N →B – F
| | |
H H F
NH3 + H+ d NH4+ BF3 + NH3 d BF3NH3
NH3 dan H+ menggunakan BF3 dan NH3 menggunakan
elektron valensi bebas dari NH3 elektron valensi bebas dari NH3
bersama. bersama.
Asam sulfat (H2SO4) Asam nitrat (HNO3)

O O
Rumus Lewis
HO S OH Rumus Lewis
H O N
O O
O O
↑ ||
Rumus bangun H–O–S–O–H Rumus bangun H–O–N
↓ ↓
O O
D. KEPOLARAN 2) Senyawa kovalen non-polar
Kepolaran senyawa adalah perilaku suatu zat Adalah senyawa kovalen yang dibentuk oleh
yang menyerupai medan magnet, yaitu terdapat dua unsur sama, dimana keelektronegatifan
kutub sementara yang disebut dipol. pasti sama.
Kepolaran senyawa terdapat pada senyawa Contoh: H2, Cl2, O2, N2, dan senyawa
kovalen, dan dibagi menjadi dua, yaitu: poliatomik lainnya.
1) Senyawa kovalen polar Tingkat kepolaran senyawa dinyatakan dalam
momen dipol dalam satuan Coulumb meter.
Adalah senyawa kovalen yang dibentuk oleh
Senyawa non-polar memiliki momen dipol nol.
dua unsur berbeda, dimana keelektro-
negatifan pasti berbeda, sehingga meng-
hasilkan dipol.
Contoh: HCl, HBr, HI, H2O.

IKATAN KIMIA 3
materi78.co.nr KIM 1
E. PERBEDAAN IKATAN ION DAN KOVALEN F. IKATAN LOGAM
Senyawa ionik dan kovalen memiliki beberapa Ikatan logam adalah ikatan yang terjadi:
perbedaan sifat, antara lain: 1) Antar atom-atom unsur logam.
Senyawa 2) Antara elektron valensi logam yang
Sifat Senyawa ionik
kovalen membentuk lautan valensi.
Titik leleh dan titik Unsur logam kulit terluarnya relatif longgar,
tinggi rendah
didih karena memiliki sedikit elektron valensi. Elektron
Wujud keadaan padat, cair, dan valensi tersebut mengalami delokalisasi.
padat
kamar gas Delokalisasi adalah keadaan dimana posisi
Volatilitas elektron tidak tetap dan berpindah-pindah,
(kemudahan non-volatil volatil sehingga berbaur menyerupai awan/lautan
menguap) valensi.
Kelarutan pada Awan/lautan valensi tersebut bertindak sebagai
larut (pada air) tidak larut perekat atom logam yang saling tarik-menarik
pelarut polar
dan berdekatan satu sama lain.
Kelarutan pada
tidak larut larut Ikatan logam menjadikan logam:
pelarut non-polar
Daya hantar listrik 1) Keras namun lentur.
menghantar menghantar
larutan 2) Tidak mudah patah meski ditempa.
Daya hantar listrik tidak 3) Titik leleh dan titik didih yang tinggi.
menghantar
lelehan menghantar 4) Konduktor listrik dan panas yang baik.

IKATAN KIMIA 4
materi78.co.nr KIM 1

Bentuk dan Interaksi Molekul


A. BENTUK MOLEKUL Bentuk molekul (BM) adalah bentuk akhir
molekul yang ditentukan oleh nilai BGPE, PEI dan
Bentuk molekul adalah susunan ruang atom-
PEB. (lihat di halaman terakhir)
atom suatu molekul. Bentuk molekul hanya
terdapat pada senyawa kovalen. C. KEPOLARAN
B. TEORI DOMAIN ELEKTRON Sebuah atom yang berikatan dengan atom lain
saling tolak menolak sehingga berada dalam
Teori domain elektron (VSEPR) adalah teori
jarak terjauh dengan atom yang diikatnya.
yang menyatakan bahwa:
Kepolaran senyawa adalah perilaku suatu zat
1) Pasangan elektron ikat (PEI) adalah
yang menyerupai medan magnet, yaitu terdapat
pasangan elektron yang terikat antara atom
kutub sementara yang disebut dipol.
pusat dengan atom lain secara kovalen.
Dipol dapat menyebabkan gaya tarik-menarik
2) Pasangan elektron bebas (PEB) adalah
atau tolak-menolak dalam senyawa.
pasangan elektron bebas pada atom pusat
yang tidak terikat dengan atom lain. Dipol (δ) pada suatu senyawa terdiri atas:
3) Domain elektron adalah total dari pasangan 1) Dipol positif (δ+), atom yang berdipol positif
elektron ikat dan bebas. Setiap pasangan adalah yang memiliki keelektronegatifan
elektron bernilai satu domain. lebih kecil dari atom lain.
Bentuk geometri pasangan elektron (BGPE) 2) Dipol negatif (δ–), atom berdipol negatif
adalah domain total yang dimiliki atom pusat adalah yang memiliki keelektronegatifan
suatu molekul, dan menjadi bentuk ruang dasar lebih besar dari atom lain.
molekul. Contoh: Keelektronegatifan H lebih kecil dari Cl,
BGPE sehingga pada HCl, H bertindak sebagai δ+, dan
Jumlah Susunan Sudut Kepolaran
Cl bertindak sebagai δ–.
Domain Ruang Hibridisasi Ikatan Awal
Kepolaran dalam bentuk molekul dipengaruhi:
linear
2 A 180° non-polar 1) Sudut ikatan
sp
Atom yang berikatan akan selalu berada jarak
jauh maksimum dengan atom lainnya
segitiga
membentuk sudut ikatan yang merata, dan
3 planar 120° non-polar
A saling meniadakan kepolaran senyawa.
Namun, jika sudut ikatan tidak tersebar
sp2
merata, maka kepolaran akan muncul.
2) Simetri bentuk molekul
tetrahedron Bentuk molekul simetris bersifat non-polar,
4 A 109,5° non-polar
sedangkan asimetris bersifat polar.
3) Pasangan elektron bebas
sp3
Jika terdapat pasangan elektron bebas yang
tidak saling meniadakan posisinya
segitiga (asimetris), maka kepolaran akan muncul.
90° dan
5 A bipiramid polar Tingkat kepolaran senyawa dinyatakan dalam
120°
momen dipol dalam satuan Coulumb meter.
Senyawa non-polar memiliki momen dipol nol.
sp3d
D. INTERAKSI ANTAR MOLEKUL
Gaya antar molekul adalah gaya yang terjadi
akibat interaksi antar molekul sejenis.
oktahedron gaya London paling lemah
6 A 90° non-polar gaya tarik dipol-dipol
gaya van der Waals
ikatan hidrogen paling kuat
sp3d2

IKATAN KIMIA 1
materi78.co.nr KIM 1
Gaya London atau gaya dipol sesaat/terimbas Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya tarik
adalah gaya tarik-menarik dipol yang terjadi pada dipol-dipol:
molekul non-polar dan/atau berwujud gas. 1) Beda keelektronegatifan (berbanding lurus)
Gaya London terjadi akibat terbentuknya dipol 2) Momen dipol (berbanding lurus)
sesaat, dan memiliki daya tarik-menarik yang Gaya van der Waals atau gaya kohesi adalah
lemah, karena hanya terjadi sesaat. gabungan antara gaya London dan gaya tarik
Contoh: gaya antar molekul O2. dipol-dipol akibat pembentukan dipol.
O=O --- O=O Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya van
dipol molekul der Waals:
molekul
netral sesaat netral lain 1) Massa relatif/Ar/Mr (berbanding lurus)
δ+ δ- 2) Jumlah elektron (berbanding lurus)
O O O O
3) Momen dipol (berbanding lurus)
dipol Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terbentuk
terimbas akibat gaya antar molekul polar yang memiliki
δ+ δ- δ+ δ- ikatan antara H dengan N, O, atau F.
Contoh: air (H2O), asam fluorida (HF), amonia
(NH3).

δ+ δ- H H δ-
| | O
kembali dipol O--O H H
netral sesaat | |
H H δ+
Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya London: δ+
1) Massa relatif/Ar/Mr (berbanding lurus) Ikatan hidrogen mengakibatkan penyimpangan
2) Panjang rantai molekul (berbanding lurus) tren periodik titik didih senyawa golongan VA-
3) Titik didih zat (berbanding lurus) VIIA menjadi sangat tinggi.
Gaya tarik dipol-dipol adalah gaya tarik
menarik dipol yang terjadi antar molekul polar
dan/atau wujud padat, cair dan larutan.
Gaya tarik dipol-dipol terjadi karena adanya
dipol pada molekul, dan memiliki daya tarik-
menarik yang lebih kuat dari gaya London.
Contoh: gaya antar molekul HCl.
H–Cl --- H–Cl
δ-
δ- δ+
δ+ H Cl
H Cl
H Cl
δ+
δ-

IKATAN KIMIA 2
materi78.co.nr KIM 1
BENTUK MOLEKUL
Domain Tipe BGPE BM Susunan Ruang Sudut Ikatan Kepolaran Contoh

2 AX2 linear linear A 180° non-polar CO2

AX3 Δ planar 120° non-polar BCl3


A

3 Δ planar

huruf V
AX2E ~120° polar SO2
(bengkok) A

AX4 tetrahedron A 109,5° non-polar CH4

4 AX3E tetrahedron Δ piramid A ~107,5° polar NH3

huruf V
AX2E2 A ~104,5° polar H2O
(bengkok)

AX5 Δ bipiramid A 90° dan 120° polar PCl5

tetrahedron
~90° dan
AX4E terdistrusi A polar SF4
~120°
(jungkat-jungkit)

5 Δ bipiramid

AX3E2 huruf T A ~120° polar BrF3

AX2E3 linear A 180° non-polar XeF2

IKATAN KIMIA 3
materi78.co.nr KIM 1

AX6 oktahedron A 90° non-polar SF6

AX5E □ piramid A ~90° polar IF5

6 AX4E2 oktahedron □ planar A 90° non-polar XeF4

AX3E3 huruf T A ~90° polar -

AX2E4 linear A 180° non-polar -

IKATAN KIMIA 4
materi78.co.nr KIM 1

Tata Nama Senyawa


A. PENDAHULUAN 3) Kation logam transisi yang memiliki lebih
dari satu bilangan oksidasi (biloks) atau
Tata nama senyawa digunakan untuk memberi
muatan diberi angka Romawi dalam kurung
nama berbagai macam senyawa yang didasarkan
setelah nama umumnya.
pada aturan IUPAC (International Union of Pure
and Applied Chemistry). Cara lain adalah dengan diberi akhiran o
(muatan lebih rendah) dan akhiran i (muatan
Tata nama senyawa dibedakan menjadi: tata
lebih tinggi) setelah nama Latinnya.
nama senyawa kovalen, ion, asam basa, dan
organik. Beberapa jenis kation (ion positif)
Ditulis menggunakan nama aslinya.
B. TATA NAMA SENYAWA KOVALEN BINER
Biloks Unsur Biloks Unsur
Tata nama senyawa kovalen biner adalah
gol IA
senyawa yang terbentuk dari dua unsur saja +1 +1 dan +2 Cu, Hg
dalam ikatan kovalen. (H, Na, K)
Aturan dalam pemberian nama senyawa kovalen gol IIA
biner: +2 (Mg, Ca, +1 dan +3 Au
1) Penulisan unsur pada senyawa kovalen biner Sr, Ba)
diurutkan berdasarkan urutan tertentu. +1 Ag +2 dan +3 Fe, Co
B – Si – C – Sb – As – P – N – H – S – I – Br Sn, Pb,
– Cl – O – F +2 Ni, Zn, Cd +2 dan +4
Pt
Contoh: H2O bukan OH2, NH3 bukan H3N
2) Penulisan nama kedua ditambahkan –ida +3 Al
dibelakangnya, dan nama unsur depan dan
belakang diberi angka indeks. Beberapa jenis anion (ion negatif)
Angka Angka Ditulis menggunakan ketentuan tertentu.
Nama Nama
Indeks Indeks Biloks Unsur
1 mono 6 heksa
2 di 7 hepta/septa golongan VIIA + ida
-1
(F, Cl, Br, I)
3 tri 8 okta
4 tetra 9 nona
golongan VIA + ida
5 penta 10 deka -2
(O, S, Se)
Penulisan angka indeks 1 tidak dipakai pada
nama depan, dan tidak wajib pada nama
belakang. Rumus Nama Rumus Nama
Contoh: PO33- fosfit AsO33- arsenit
CO (karbon monoksida), NO (nitrogen
PO43- fosfat AsO43- arsenat
oksida), CO2 (karbon dioksida), N2O3
SO32- sulfit NO2- nitrit
(dinitrogen trioksida), NO5 (nitrogen
pentaoksida). SO42- sulfat NO3- nitrat
-
ClO hipoklorit ClO3- klorat
C. TATA NAMA SENYAWA ION
ClO2- klorit ClO4- perklorat
Tata nama senyawa ion adalah pemberian nama
BrO- hipobromit BrO3- bromat
pada senyawa yang terbentuk dalam ikatan
BrO2- bromit BrO4- perbromat
kation dan anion (ion).
Aturan dalam pemberian nama senyawa ion: MnO4- permanganat CrO42- kromat
2-
1) Penulisan kation didahulukan dari anion, MnO4 manganat Cr2O72- dikromat
- -
tanpa menggunakan angka indeks. CH3COO asetat HCOO format
2) Perbandingan muatan kedua unsur yang S2O32- tiosulfat C2O42- oksalat
membentuk senyawa harus netral. CO32- karbonat SiO32- silikat

TATA NAMA SENYAWA 1


materi78.co.nr KIM 1
D. TATA NAMA ASAM DAN BASA Ketentuan persamaan reaksi:
Tata nama asam merupakan pemberian nama 1) Jumlah atom-atom reaktan dan produk harus
senyawa yang terbentuk karena senyawa sama dan tidak boleh ada satu atom pun yang
berikatan dengan kation H+. hilang.
Aturan dalam pemberian nama asam: 2) Setelah rumus unsur/senyawa reaktan atau
1) Asam memiliki kation H +
dalam produk, ditulis wujud zat sewaktu reaksi.
senyawanya, sehingga ditulis didepan.  Jika berwujud padat ditulis (s) atau solid.
2) Kation H+ biasanya tidak ditulis hidrogen,  Jika berwujud cair ditulis (l) atau liquid.
melainkan asam.  Jika berwujud gas ditulis (g) atau gas.
+
Contoh: H2CO3 mengandung kation H dan anion  Jika berbentuk larutan ditulis (aq) atau
CO32- dan memiliki nama asam karbonat. aqueous.
Tata nama basa merupakan pemberian nama Contoh:
senyawa yang terbentuk karena senyawa Logam natrium bereaksi dengan air
berikatan dengan anion OH-. membentuk larutan natrium hidroksida dan
Aturan dalam pemberian nama basa: gas hidrogen.
1) Basa memiliki anion OH- dalam senyawanya, Na(s) + H2O(l) → NaOH(aq) + H2(g)
sehingga ditulis dibelakang. 3) Penyetaraan reaksi adalah menyamakan
2) Anion OH- ditulis sebagai hidroksida pada jumlah atom di kiri dan kanan persamaan
kata terakhir. reaksi, agar menemukan koefisien reaksi
Contoh: NaOH mengandung kation Na+ dan tersebut.
anion OH- dan memiliki nama natrium hidroksida. Contoh: Reaksi berikut belum setara
E. TATA NAMA SENYAWA ORGANIK Ca(OH)2 (aq) + H3PO4 (aq)
Tata nama senyawa organik adalah tata nama d Ca3(PO4)2 (aq) + H2O(l)
senyawa karbon dengan sifat tertentu, dan ditulis Langkah dalam penyetaraan reaksi:
dengan nama lazim. a. Tentukan atom-atom yang belum setara.
(dipelajari pada Kimia 4)
 Atom Ca belum setara,
Nama Nama  Atom P belum setara,
Rumus Rumus
Organik Organik
 Atom H belum setara,
CH4 metana C2H 4 etena
 Atom O belum setara.
C2H6 etana C3H 6 propena
b. Setarakan atom dengan urutan kation,
C3H8 propana C2H 2 etuna
anion, hidrogen, lalu oksigen.
C4H10 butana C3H 4 propuna
Biasanya, oksigen akan otomatis setara
CHI3 iodoform CHCl3 kloroform setelah seluruh atom setara.
CH3OH metanol CH3CH2OH etanol c. Selain itu, tetapkan salah satu zat apapun
formaldehida asetaldehida untuk memiliki koefisien tetap, dan yang
CH2O CH3CHO
(asam format) (asam asetat) lain memiliki koefisien sementara untuk
C6H6 benzena C6H6COOH asam benzoat mempermudah penyetaraan.
hidroksi metil benzena Hasil penyetaraan reaksi:
C6H5OH C H CH
benzena (fenol) 6 5 3 (toluena)
3 Ca(OH)2 (aq) + 2 H3PO4 (aq)
C6H12O6 glukosa C11H22O11 sukrosa d Ca3(PO4)2 (aq) + 6 H2O(l)
Perbandingan koefisien reaksi 3 : 2 : 1 : 6,
F. PERSAMAAN REAKSI dengan total atom:
Persamaan reaksi menunjukkan perubahan jenis  Atom Ca telah setara (total 3),
jumlah atom yang bereaksi, dan hasil reaksinya.  Atom P telah setara (total 2),
Persamaan reaksi digunakan untuk  Atom H telah setara (total 12),
mempersingkat penulisan bahasa sehari-hari  Atom O telah setara (total 14).
untuk menjelaskan proses reaksi kimia.
pereaksi/reaktan d hasil/produk

TATA NAMA SENYAWA 2


materi78.co.nr KIM 1

Hukum Dasar Kimia dan Konsep Mol


A. PENDAHULUAN itu, unsur O pada ketiga senyawa berbanding 1 :
2 : 3.
Hukum dasar kimia merupakan hukum dasar
yang digunakan dalam stoikiometri (perhitungan E. HUKUM GAY-LUSSAC DAN HIPOTESIS
kimia), antara lain: AVOGADRO
1) Hukum Lavoisier (kekekalan massa) Hukum Gay-Lussac dan Avogadro merupakan
hukum yang berkaitan dengan volume gas.
2) Hukum Proust (perbandingan tetap)
Hukum Gay-Lussac menyatakan per-bandingan
3) Hukum Dalton (kelipatan berganda)
volume atom-atom pada gas.
4) Hukum Gay-Lussac (perbandingan volume)
5) Hipotesis Avogadro Pada suhu dan tekanan yang sama, volume
gas-gas yang terlibat dalam reaksi
B. HUKUM LAVOISIER (KEKEKALAN MASSA) berbandingan sebagai bilangan bulat
Hukum Lavoisier menyatakan kekekalan massa sederhana.
pada reaksi.
Hipotesis Avogadro menjelaskan bahwa
Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum perbandingan tersebut berlaku pula dalam
dan sesudah reaksi adalah tetap. molekul secara keseluruhan.

Dalam hal ini, berarti suatu zat yang mengalami Pada suhu dan tekanan yang sama, semua
reaksi kimia tidak berubah massa. gas yang bervolume sama memiliki jumlah
Oleh karena itu, reaktan memiliki massa yang molekul yang sama pula.
sama dengan produk yang dihasilkannya. Perbandingan volume gas pada kedua hukum ini
Pada reaksi kimia, terjadi perubahan warna, suhu, merupakan koefisien dari reaksi tersebut.
pembentukan gas dan endapan. Contoh:
C. HUKUM PROUST (PERBANDINGAN TETAP) Jika 20 L nitrogen direaksikan dengan hidrogen
Hukum Proust menyatakan perbandingan sesuai reaksi berikut,
massa pada reaksi. N2 + 3H2 → 2NH3
Perbandingan koefisien reaksinya 1 : 3 : 2, dan
Perbandingan massa unsur-unsur pembentuk
volumenya pun memiliki perbandingan sama,
suatu senyawa selalu tetap.
jadi volume H2 60 L, dan volume NH3 40 L.
Suatu zat yang direaksikan akan selalu memiliki F. KONSEP MOL
perbandingan yang sama untuk membentuk Mol merupakan satuan yang menunjukkan
suatu senyawa. ukuran jumlah partikel yang ada dalam suatu zat
Contoh: apapun.
Fe2+ dengan S2- dalam membentuk FeS, Nilai mol dinotasikan dengan L yang disebut
perbandingan keduanya berturut-turut selalu 7 : 4. sebagai tetapan Avogadro.
Jadi, dalam pembentukan FeS, apabila terdapat
L = 6,02 x 1023 partikel/atom/molekul
Fe sejumlah 7 gram, sudah pasti terdapat S
sejumlah 4 gram. Jumlah partikel benda dapat dicari
menggunakan konsep mol, dapat dirumuskan:
D. HUKUM DALTON (KELIPATAN BERGANDA)
x = jumlah partikel zat
Hukum Dalton menjelaskan bahwa dua unsur x = n.L n = jumlah mol
atau lebih dapat membentuk lebih dari satu L = tetapan Avogadro
senyawa yang berbeda. Massa molar (mm) adalah massa penyusun suatu
Bila dua unsur dapat membentuk dua atom/senyawa benda.
senyawa atau lebih, unsur pertama massanya Massa molar dapat ditentukan dengan
tetap, unsur kedua akan menghasilkan suatu menjumlahkan Ar penyusun atom atau Mr pada
perbandingan bilangan bulat sederhana. senyawa benda.
Contoh:
Contoh: CO2 memiliki Mr 44 gr/mol, karena Ar C = 12
Unsur C dan O dapat membentuk senyawa CO, gr/mol, dan Ar O = 16 gr/mol.
CO2 dan CO3 dengan nilai C tetap. Oleh karena

STOIKIOMETRI 1
materi78.co.nr KIM 1
Dengan menggunakan massa molar dan konsep DIAGRAM KONSEP MOL
mol, kita dapat mencari massa nyata suatu
atom/senyawa, dapat dirumuskan: PARTIKEL
m = massa nyata zat
m = n.mm n = jumlah mol
mm = massa molar (Ar atau Mr) ×L :L
Volume molar (Vm) adalah volume yang dimiliki
oleh gas berdasarkan keadaan ruang yang × mm
:V
ditempati gas tersebut. MOLARITAS MOL MASSA
Pada Hukum Gay-Lussac dan Hipotesis ×V : mm
Avogadro, telah disebutkan bahwa volume gas
× 22,4 (STP) : 22,4 (STP)
tidak dilihat dari jenis gas, melainkan keadaan
ruang gas. × 24 (RTP) : 24 (RTP)
Nilai volume molar dalam dua keadaan:
1) STP (Standard Temperature & Pressure) VOLUME
STP (keadaan standar) memiliki keadaan
G. STOIKIOMETRI REAKSI
dengan suhu 0°C, tekanan 1 atm.
Stoikiometri reaksi dapat digunakan untuk
Vm = 22,4 L/mol menentukan:
1) Mol setiap zat yang ada pada reaksi
2) RTP (Room Temperature & Pressure)
2) Massa setiap zat yang ada pada reaksi
RTP (keadaan kamar) memiliki keadaan
ruang dengan suhu 25° C, tekanan 1 atm. 3) Volume setiap zat yang ada pada reaksi
4) Massa zat murni yang direaksikan
Vm = 24 L/mol 5) Pereaksi pembatas

Volume nyata gas dalam dua keadaan tersebut 6) Massa dan kadar senyawa dalam cam-puran
dapat dirumuskan: yang direaksikan
V = volume nyata gas Prinsip stoikiometri reaksi umum untuk
V = n.Vm n = jumlah mol menemukan mol, massa dan volume zat yang
Vm = volume molar direaksikan dan dihasilkan:
Apabila gas berada tidak pada keadaan standar 1) Perbandingan koefisien adalah per-
(STP) maupun keadaan kamar (RTP), dapat bandingan jumlah mol zat dalam reaksi.
digunakan persamaan gas ideal yang 2) Segala satuan ukuran zat harus di-
dikemukakan oleh Gay-Lussac. konversikan ke dalam mol.
Contoh:
nRT n1 n
V= = 2 KO2 direaksikan dengan 132 gram CO2, menurut
P v1 v2
reaksi:
V= volume gas (L)
n = jumlah mol (mol) 4KO2(s) + 2CO2(g) → 2K2CO3(s) + 3O2(g)
R = tetapan gas ideal (0,082 L atm/mol K) (Ar K = 39, O = 16, C = 12)
T = suhu mutlak gas (K)
P = tekanan (atm) Tentukan:
a. Jumlah mol gas karbondioksida
Kemolaran larutan adalah angka yang
menunjukkan banyaknya mol tiap 1 liter larutan. b. Massa kalium superoksida yang direaksikan

Contoh: c. Massa kalium karbonat yang dihasilkan


d. Jumlah liter gas yang dihasilkan jika reaksi
Suatu larutan HCl kemolarannya 1,0 M, berarti
terjadi pada suhu 27oC dan tekanan 3 atm
terdapat 1 mol HCl dalam 1 liternya.
Jawab:
Jumlah mol dalam larutan dapat dihitung
132
dengan: a. n CO2 = = 3 mol
44
n = jumlah mol (mol) 4
b. n KO2 = x 3 = 6 mol
n = V.M V = volume (L) 2
M = kemolaran (M) m KO2 = 6 x (39 + 16.2) = 6 x 71 = 426 gr
c. n K2CO3 = 3 mol
m K2CO3 = 3 x (39.2+12+16.3) = 3 x 138 = 414 gr

STOIKIOMETRI 2
materi78.co.nr KIM 1
3 jumlah zat tidak sama dengan perbandingan
d. n O2 = x 3 = 4,5 mol
2
koefisien,
4,5 × 0,082 × (27+273)
V O2 = = 36,9 L 1,5 2
3 Zn : HCl = : 2 = 1,5 : 1
1
Suatu sampel atau cuplikan unsur dapat
maka HCl merupakan pereaksi pembatas.
diketahui mol dan massa zat murninya bila
direaksikan. Zn + 2HCl d ZnCl2 + H2
Contoh: M 1,5 mol 2 mol - -
Suatu 36 gram cuplikan logam magnesium R 1 mol 2 mol 1 mol 1 mol
dengan kemurnian 90% dimasukkan ke dalam S 0,5 mol - 1 mol 1 mol
larutan asam nitrat 2 M menurut reaksi: m Zn sisa = 0,5 x 65 = 32,5 gr
3Mg(s) + 8HNO3(aq) Suatu campuran dua senyawa atau lebih dapat
d 3Mg(NO3)2(aq) + 4H2O(l) + 2NO(g) diketahui massa dan kadarnya bila direaksikan.
(Ar Mg = 24, H = 1, N = 14, O = 16) Contoh:
Tentukan: Campuran logam Al dan Mg seberat 10,2 gr larut
a. Mol Mg murni dalam larutan H2SO4 2 M sebanyak 250 mL
menurut dua reaksi:
b. Massa Mg murni
R.1: 2Al(s) + 3H2SO4(aq) d Al2(SO4)3(aq) +
c. Volume larutan HNO3 yang dibutuhkan
3H2(g)
d. Volume NO yang dihasilkan pada (p,t) dimana
R.2: Mg(s) + H2SO4(aq) d MgSO4(aq) + H2(g)
massa 1,2 L gas N2 adalah 1,4 gr
(Ar Al = 27, S = 32, Mg = 24)
Jawab:
Tentukan:
36
a. n Mg murni = 90% × = 1,35 mol a. Jumlah mol asam sulfat total
24
b. m Mg murni = 1,35 x 24 = 32,4 gr b. Massa Al dan Mg dalam campuran
8 c. Kadar Al dan Mg dalam campuran
c. n HNO3 = × 1,35 = 3,6 mol
3 Jawab:
3,6 a. n H2SO4 = 2 x 0,25 = 0,5 mol
V HNO3 = = 1,8 L
2
b. Kita misalkan massa Al dan Mg dengan:
2
d. n NO = × 1,35 = 0,9 mol m Al = a gr
3
1,4 m Mg = 10,2 – a gr
n N2 = = 0,05 mol
28 Dengan itu, didapat mol Al dan Mg:
n NO n N2 0,9 0,05 a 10,2 – a
= = n Al = mol n Mg = mol
V NO V N2 V NO 1,2 27 24
0,9 × 1,2 Kemudian mol H2SO4 tiap reaksi dapat
V NO = = 21,6 L
0,05 dihitung menurut perbandingan koefisien:
Suatu pereaksi berlebih dalam reaksi akan 3 a a
n H2SO4 R.1 = × = mol
bersisa karena jumlah zatnya tidak sesuai dengan 2 27 18
perbandingan koefisien. 10,2 – a
n H2SO4 R.2 = mol
24
Pereaksi pembatas adalah pereaksi yang habis
Penjumlahan kedua mol H2SO4 diatas memiliki
lebih dahulu bereaksi.
hasil 0,5 mol, maka:
Cara menentukan pereaksi pembatas adalah
a 10,2 – a
dengan membagi masing-masing mol zat + = 0,5
18 24
pereaksi dengan koefisiennya. Nilai yang lebih 4a + 3(10,2 – a) = 36
kecil merupakan pereaksi pembatas.
4a + 30,6 – 3a = 36
Contoh:
a = 5,4
Pada reaksi berikut, 97,5 gr zink direaksikan Maka massa Al dan Mg adalah:
dengan 500 mL HCl 4 M.
m Al = a = 5,4 gr
Zn(s) + 2HCl(aq) → ZnCl2(aq) + H2(g)
m Mg = 10,2 – a = 4,8 gr
Tentukan pereaksi pembatas dan massa sisa zat! 5,4
97,5 c. % Al = × 100% = 52,94%
n Zn = = 1,5 mol n HCl = 0,5 x 4 = 2 mol 10,2
65
% Mg = 100% - 52,94% = 47,06%

STOIKIOMETRI 3
materi78.co.nr KIM 1
H. STOIKIOMETRI SENYAWA Massa unsur dalam suatu senyawa dapat
Stoikiometri senyawa dapat digunakan untuk dihitung:
menentukan:
indeks ×Ar X
1) Rumus empiris dan rumus molekul mX= × m total
Mr X
2) Massa dan kadar unsur dalam senyawa
Kadar unsur dalam suatu senyawa dapat
3) Rumus kimia senyawa hidrat
dihitung:
Rumus molekul adalah rumus senyawa yang
nyata sesuai dengan jumlah atom-atom unsur indeks ×Ar X
%X= × 100%
penyusun senyawa. Mr X
Rumus empiris adalah rumus perbandingan Senyawa hidrat adalah senyawa berbentuk
paling sederhana dari atom-atom unsur padat yang mengikat beberapa molekul air
penyusun senyawa. sebagai bagian dari struktur kristalnya.
Contoh: Rumus molekul C6H12O6 mempunyai Contoh: Garam inggris dengan rumus hidrat
rumus empiris CH2O. MgSO4 ·7H2O.
Contoh 1:
Contoh:
Tentukan rumus empiris dan rumus molekul
Tentukan rumus kimia hidrat 1 gram senyawa
senyawa yang mengandung 29,11% D, 40,51% E,
CuSO4 · xH2O yang bila dipanaskan menghasilkan
dan 30,38% F dan memiliki Mr = 316.
0,64 gram padatan!
(Ar D = 23, E = 32, F = 16)
Jawab:
Jawab:
29,11 40,51 30,38 Reaksi yang terjadi adalah:
D : E : F = : :
23 32 16 CuSO4· xH2O d CuSO4(s) + xH2O(g)
= 40,5 : 40,5 : 60,76 1 gr 0,64 gr 0,36 gr
=2:2:3 CuSO4 : H2O = 1 : x
Maka, rumus empiris adalah D2E2F3. 0,64 0,36
(D2E2F3)x = 316 : =1:x
160 18
(23×2+32×2+16×3)x = 316 0,64 : 3,2 = 1 : x
158x = 316 3,2
x = =5
x =2 0,64

Maka, rumus molekul adalah (D2E2F3)2 atau Maka rumus kimia hidrat adalah CuSO4 · 5H2O
D4E4F6.
Contoh 2:
Pada pembakaran sempurna 13,5 gr CxHyOz,
diperoleh 19,8 gr CO2 dan 8,1 gr H2O. Jika Mr
CxHyOz = 180, tentukan rumus molekul CxHyOz!
(Ar C=12, H=1, O=16)
Jawab:
12x + y + 16z = 180
13,5 19,8 8,1
CxHyOz : CO2 : H2O = : :
180 44 18
= 0,075 : 0,45 : 0,45
=1:6:6
Jumlah atom C:
Cx = 6.C x=6
Jumlah atom H:
Hy = 6.H2 y = 12
Jumlah atom oksigen:
(12. 6) + (12) + 16z = 180
16z = 96 z=6
Maka, rumus molekul adalah C6H12O6.

STOIKIOMETRI 4
materi78.co.nr KIM 2

Termokimia
A. PENDAHULUAN Dalam kedua reaksi, terjadi perubahan tingkat
energi yang disebut perubahan entalpi reaksi,
Termokimia adalah cabang ilmu kimia yang
dapat dihitung:
memperhatikan aspek suhu dalam reaksi.
Dalam konsep termokimia dalam reaksi, terdapat ΔH = perubahan entalpi reaksi (J)
ΔH = H2 – H1 H2 = energi produk (J)
istilah sistem dan lingkungan. H1 = energi reaktan (J)
Sistem adalah segala bentuk proses yang
Perbedaan reaksi eksoterm dan endoterm:
menjadi pusat perhatian pengamat.
Reaksi Reaksi
Contoh: keadaan zat, reaksi, perubahan zat. Perbedaan
Eksoterm Endoterm
Sistem terdiri dari:
dibebaskan/ diserap/
1) Sistem terbuka, yaitu sistem dapat
Energi (H) dilepas sistem diterima sistem
mengalami pertukaran energi dan materi
dengan lingkungan. H2 < H 1 H2 > H 1

2) Sistem tertutup, yaitu sistem dapat Suhu


naik/panas turun/dingin
mengalami pertukaran energi dengan lingkungan
Takhir > Tawal Takhir < Tawal
lingkungan, tidak dengan pertukaran materi. (T)

3) Sistem terisolasi, yaitu sistem tidak dapat ΔH reaksi (–) (+)


mengalami pertukaran energi dan materi
Diagram tingkat energi menunjukkan nilai
dengan lingkungan.
perubahan entalpi reaksi.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada
1) Diagram tingkat energi reaksi eksoterm
di luar sistem, dan membantu kerja sistem.
H
Contoh: alat-alat, wadah, tabung reaksi, udara.
B. REAKSI EKSOTERM DAN ENDOTERM
H1
Dalam konsep termokimia, reaksi terbagi
menjadi dua, yaitu reaksi eksoterm dan reaksi ΔH (–)
endoterm.
H2
energi energi

sistem 2) Diagram tingkat energi reaksi endoterm


H
energi energi

1) Reaksi eksoterm, yaitu reaksi yang H2


sistemnya membebaskan/melepas energi,
sehingga lingkungan menjadi naik ΔH (+)
temperaturnya. H1
Contoh: reaksi diatas suhu kamar
(pembakaran), pelarutan NaOH, reaksi Mg
dengan HCl. C. PERSAMAAN TERMOKIMIA
energi energi Perubahan entalpi reaksi adalah jumlah energi
yang dibutuhkan untuk membentuk atau
sistem mengurai suatu zat dalam reaksi.
energi energi Persamaan reaksi termokimia adalah
persamaan reaksi yang dilengkapi dengan jumlah
2) Reaksi endoterm, yaitu reaksi yang energi (perubahan entalpi) yang digunakan
sistemnya menyerap/menerima energi, dalam reaksi.
sehingga lingkungan menjadi turun
Contoh:
temperaturnya.
1 mol air dibentuk dari hidrogen dan oksigen
Contoh: reaksi Ba(OH)2 dengan NH4Cl,
dengan membebaskan energi sebesar 286 kJ.
pemanasan CuCO3.
H2(g) + 1/2 O2(g) d H2O(l) ΔH = -286 kJ

TERMOKIMIA 1
materi78.co.nr KIM 2
D. ENTALPI STANDAR Entalpi pembakaran standar (ΔH°c) adalah
Entalpi standar (molar) adalah perubahan jumlah energi yang dilepaskan untuk membakar
entalpi yang terjadi pada suhu 25° C (atau 298 K), 1 mol zat.
tekanan 1 atm, pada 1 mol suatu zat, Nilai entalpi pembakaran standar ditentukan
dilambangkan dengan ΔH°. menggunakan data entalpi pembakaran standar.
Entalpi standar secara umum terdiri dari: Ciri utama dari reaksi pembakaran adalah:
1) Entalpi pembentukan standar (formasi) 1) Merupakan reaksi eksoterm.
2) Entalpi penguraian standar (disosiasi) 2) Melibatkan oksigen (O2) dalam reaksinya.
3) Entalpi pembakaran standar (combustion) 3) Karbon terbakar menjadi CO2, hidrogen
Entalpi pembentukan standar (ΔH°f) adalah terbakar menjadi H2O, nitrogen terbakar
energi yang diterima atau dilepas untuk menjadi NO2, belerang terbakar menjadi SO2.
membentuk 1 mol zat dari unsur pembentuknya. Contoh:
Nilai entalpi pembentukan standar ditentukan Tentukan persamaan termokimia reaksi
menggunakan data entalpi pembentukan standar. pembakaran C3H6 jika nilai ΔH°d= -2377 kJ!
Nilai-nilai entalpi pembentukan standar: C3H6(s) + 9/2O2(g) → 3CO2(g) + 3H2O(l)
1) Bernilai positif, jika menerima energi. ΔH° = -2377 kJ
2) Bernilai negatif, jika melepas energi. E. ENTALPI STANDAR LAIN
3) Bernilai nol, jika unsur tersebut sudah Macam-macam entalpi standar lain:
terdapat di alam secara alami. 1) Entalpi atomisasi standar (endoterm)
Bentuk unsur-unsur yang sudah terdapat Yaitu energi yang digunakan untuk
alami di alam, dan nilai ΔH°f nya nol: membentuk 1 mol atom unsur, pada keadaan
Monoatomik Poliatomik standar.
Na(s) Ca(s) Al(s) H2(g) F2(g) I2(s) Contoh:
K(s) C(s) Fe(s) N2(g) Cl2(g) S8(s) 1
/2O2(g) → O(g) ΔH° = +249,16 kJ
Mg(s) S(s) Zn(s) O2(g) Br2(l) P4(s) 2) Entalpi netralisasi standar (eksoterm)
halogen dan gas Yaitu energi yang dihasilkan dari reaksi asam-
logam dan gas mulia
selain gas mulia basa sehingga menghasilkan 1 mol air, pada
keadaan standar.
Contoh:
Contoh:
Pada pembentukan (NH4)2Cr2O7 dalam keadaan
standar, dibebaskan energi sebesar 2780,08 NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
kJ/mol, tentukan persamaan reaksi pembentukan ΔH° = -890,4 kJ
termokimia! 3) Entalpi peleburan standar (endoterm)
Jawab: Yaitu energi yang digunakan untuk
7
N2(g) + 4H2(g) + 2Cr(s) + /2O2(g) meleburkan 1 mol zat padat menjadi zat cair
→ (NH4)2Cr2O7(aq) ΔH°f = -2780,08 kJ pada titik leburnya, pada keadaan standar.
Entalpi penguraian standar (ΔH°d) adalah Contoh:
energi yang diterima atau dilepas untuk meng- H2O(s) → H2O(l) ΔH° = +6,01 kJ
urai 1 mol zat menjadi unsur pembentuknya. 4) Entalpi penguapan standar (endoterm)
Nilai entalpi penguraian standar berlawanan Yaitu energi yang digunakan untuk
dengan nilai entalpi pembentukan standar. menguapkan 1 mol zat cair menjadi gas pada
Pada reaksi penguraian, reaktan berpindah ke titik uapnya, pada keadaan standar.
kanan dan produk berpindah ke kiri. Contoh:
Contoh: H2O(l) → H2O(g) ΔH° = +44,05 kJ
Diketahui entalpi pembentukan standar natrium 5) Entalpi penyubliman standar
klorida adalah -410,9 kJ, buatlah persamaan Yaitu jumlah energi yang digunakan untuk
reaksi penguraian termokimianya! menyublimkan 1 mol zat padat menjadi gas,
NaCl(s) → Na(s) + 1/2 Cl2(g) ΔH°d = +410,9 kJ pada keadaan standar.
Contoh:
C(s) → C(g) ΔH° = +716,6 kJ

TERMOKIMIA 2
materi78.co.nr KIM 2
F. PENENTUAN ENTALPI REAKSI Berarti dalam reaksi, zat reaktan terurai terlebih
Entalpi reaksi ditentukan dengan: dahulu menjadi bentuk dasar, lalu bereaksi
kembali membentuk zat produk.
1) Menggunakan kalorimetri.
Bentuk reaksi umum:
2) Menggunakan hukum Hess (penjumlahan).
3) Menggunakan data entalpi pembentukan. AB + CD AD + CB
ΔHR
4) Menggunakan data energi ikatan. ΔH1 ΔH2
Kalorimetri adalah cara penentuan energi kalor
reaksi dengan kalorimeter. (A + B) + (C + D)
Kalorimeter adalah sistem terisolasi, sehingga ΔHR = ΔH1 + ΔH2
semua energi yang dibutuhkan atau dibebaskan
tetap berada dalam kalorimeter. ΔHR = (ΔH°f produk) - (ΔH°f reaktan)
Dengan mengukur perubahan suhu, kita dapat
Contoh:
menentukan jumlah energi kalor reaksi dan
Tentukan entalpi reaksi berikut,
entalpi reaksi:
BaCl2(aq) + H2SO4(aq) → BaSO4(s) + 2HCl(aq)
- Qreaksi
ΔH = jika diketahui entalpi pembentukan standar dari
Qreaksi = m.c.Δt jumlah mol
BaCl2, BaSO4, H2SO4 dan HCl berturut-turut
Qreaksi = energi kalor reaksi (J) adalah -858,6 kJ/mol, -1473,3 kJ/mol, -909,27
m = massa zat (kg) kJ/mol, -167,1 kJ/mol.
c = kalor jenis zat (J/kg°C)
Δt = perubahan suhu (°C) Jawab:

Menurut hukum Hess, suatu reaksi dapat terjadi Reaksi dapat diubah menjadi:
melalui beberapa tahap reaksi, dan Ba(s) + Cl2(g) + H2(g) + S(s) + 2O2(g)
bagaimanapun tahap atau jalan yang ditempuh → BaSO4(s) + 2HCl(aq)
tidak akan mempengaruhi entalpi reaksi. Masukkan ke dalam rumus:
Perubahan entalpi reaksi menurut hukum Hess: ΔHR = (ΔH°f produk) - (ΔH°f reaktan)
1) Hanya tergantung pada keadaan awal dan = (ΔH°f BaSO4+2ΔH°f HCl)-(ΔH°f BaCl2+ΔH°f H2SO4)
akhir sistem, bukan tahap yang ditempuh. = (-1473,3 - 2 x 167,1) - (-858,6 - 909,27)
2) Merupakan penjumlahan entalpi reaksi dari ΔHR = -39,63 kJ/mol
setiap tahap.
Energi ikatan rata adalah energi rata-rata yang
Contoh: dibutuhkan untuk memutuskan 1 ikatan kovalen
Tentukan perubahan entalpi penguapan air dari tertentu. Setiap ikatan membutuhkan energi yang
wujud padat jika diketahui reaksi-reaksi berikut: berbeda agar dapat terputus.
H2(g) + 1/2O2(g) → H2O(g) ΔH = -241,8 kJ Reaksi berlangsung dalam dua tahap, yaitu
H2O(l) → H2O(s) ΔH = -6,01 kJ pemutusan ikatan reaktan dan pembentukan
H2(g) + 1/2O2(g) → H2O(l) ΔH = -285,8 kJ ikatan produk.
Jawab: Bentuk reaksi umum:
Reaksi yang diinginkan: H2O(s) → H2O(g)
ΔHR = ΣEikatan putus – ΣEikatan terbentuk
Berarti, seluruh H2O(s) diletakkan disebelah kiri
(reaktan), dan H2O(g) diletakkan disebelah kanan Contoh:
(produk), sehingga ketiga reaksi diatas menjadi: Ikatan Energi Ikatan Ikatan Energi Ikatan
1
H2(g)+ /2O2(g) → H2O(g) ΔH =-241,8 kJ C–H 413 kJ/mol C=O 358 kJ/mol
H2O(s) → H2O(l) ΔH = 6,01 kJ O=O 146 kJ/mol O–H 463 kJ/mol
1
H2O(l) → H2(g) + /2O2(g) ΔH = 285,8 kJ+ Tentukan perubahan entalpi reaksi dari
H2O(s) → H2O(g) ΔH = 50,01 kJ pembakaran CH2 dibawah ini!
Dari konsep hukum Hess, energi kalor suatu CH2(g) + 3/2O2(g) → CO2(g) + H2O(g) ΔH = ?
reaksi berarti juga dapat ditentukan dari data 3
(H–C–H)+ /2(O=O)→(O=C=O)+(H–O–H)
entalpi pembentukan reaktan dan produknya. E.I. putus : (2x413) + (3/2x146) = 1045 kJ
E.I. terbentuk : (2x431) + (2x463) = 1788 kJ -
ΔHR = -743 kJ

TERMOKIMIA 3
materi78.co.nr KIM 2

Laju Reaksi
A. KEMOLARAN Laju reaksi pada suatu reaksi yang terjadi melalui
beberapa tahap, tahap yang dijadikan acuan
Dalam laju reaksi, besaran yang digunakan
sebagai laju reaksi adalah tahap yang berjalan
adalah kemolaran benda.
lambat (mudah diamati).
Kemolaran menyatakan jumlah mol zat terlarut
Laju reaksi dicatat per interval waktu tertentu,
dari tiap liter larutan atau gas, menunjukkan
misalnya per menit.
kekentalan atau kepekatan.
Laju reaksi makin lama akan makin kecil nilainya,
n M = kemolaran/molaritas (mol/L)
karena:
M= n = jumlah mol zat terlarut (mol)
V V = volume larutan/ruangan gas (L) 1) Jumlah reaktan yang semakin berkurang, dan
pada akhirnya bernilai nol (reaksi selesai).
Kemolaran larutan juga dapat diketahui dari
kadar zat terlarut, dapat dirumuskan: 2) Jumlah produk yang semakin bertambah dan
pada akhirnya bernilai tetap (reaksi selesai).
ρ = massa jenis larutan (kg/L) Contoh:
ρ × K × 10
M= K = persen kadar zat terlarut
mm mm = massa molar/Ar/Mr (kg) Pada pembakaran suatu senyawa, tercatat gas X
yang dihasilkan pada tiap menitnya:
Kemolaran larutan dapat diubah dengan
Waktu (menit) Volume X (cm3)
ditambahkan zat terlarut sehingga pekat atau
ditambahkan zat pelarut sehingga encer, dan 0 0
berlaku rumus pengenceran: 1 10
2 19
M1.V1 = M2.V2
3 26
4 32
B. LAJU REAKSI
5 35
Laju reaksi adalah kecepatan proses terjadinya
suatu reaksi, sehingga reaktan habis dan berubah 6 35
menjadi produk reaksi. 7 35
Perbandingan laju reaksi suatu reaksi sama Laju sesaat pada menit ke-1
dengan perbandingan koefisien reaksi. 10-0
v= = 10 cm3/menit
Laju reaksi merupakan perubahan jumlah molar 1-0
zat per satuan waktu. Laju sesaat pada menit ke-2
19-10
v = laju reaksi (M/s) v= = 9 cm3/menit
2-1
∆[x] Δ[x] = perubahan konsentrasi molar
v= zat (M) Laju sesaat pada menit ke-3
∆t Δt = perubahan waktu (s) 26-19
v= = 7 cm3/menit
3-2
Dalam laju reaksi, terjadi:
Laju reaksi rata-rata selama 3 menit
1) Pengurangan konsentrasi zat-zat reaktan
26
karena berubah menjadi produk per satuan v= = 8,67 cm3/menit
3
waktu.
Laju reaksi rata-rata (total)
2) Penambahan konsentrasi zat-zat produk 35
karena perubahan reaktan per satuan waktu. v= = 7 cm3/menit
5
Urutan pengamatan dari yang termudah C. UNGKAPAN LAJU REAKSI
dilakukan untuk mengamati laju reaksi.
Laju reaksi dapat diungkapkan mengguna-kan
1) Laju reaksi diamati dari laju pembentukan
rumus dan perbandingan koefisien reaksi.
gas, dengan mengumpulkannya ke tempat
Laju pengurangan konsentrasi reaktan
lain lalu diukur.
dinyatakan dalam tanda negatif (hanya simbol).
2) Laju reaksi diamati dari laju pengendapan
Laju penambahan konsentrasi produk
zat, yaitu sampai bagian dasar tabung tidak
dinyatakan dalam tanda positif (hanya simbol).
terlihat.
3) Laju reaksi diamati sampai pereaksi padat
hilang (reaksi telah selesai).

LAJU REAKSI 1
materi78.co.nr KIM 2
Contoh: Orde reaksi total adalah penjumlahan orde
Menurut reaksi A + B → C + D reaksi seluruh zat reaktan.
Jawab: Contoh:
Laju reaksi dapat diungkapkan: Tentukan orde reaksi total dari persamaan laju
a. Laju pengurangan [A] reaksi berikut!
∆[A] v = k[A][B] Orde total = 2
v=-
∆t [A]
v=k Orde total = 0
b. Laju pengurangan [B] [B]
∆[B] v = k[A]2[B] Orde total = 3
v=-
∆t -2 1
v = k[A] [B] Orde total = -1
c. Laju penambahan [C]
∆[C] Macam-macam orde reaksi total umum:
v=+
∆t 1) Orde reaksi nol
d. Laju penambahan [D]
v
∆[D]
v=+
∆t
Dalam perbandingan koefisien reaksi, maka konstan
laju reaksi dapat dinyatakan: v = k[x]0

koefisien A
vA = x vB
koefisien B [x]
Contoh: Pada orde reaksi nol, laju reaksi tidak
Menurut reaksi 2N2O5 → 4NO + 3O2 dipengaruhi oleh konsentrasi zat (konstan).
Laju pembentukan NO adalah 5 M/s. Tentukan 2) Orde reaksi satu
laju penguraian N2O5 dan pembentukan O2!
v
Jawab:
v = [x]
Sesuai dengan perbandingan koefisien reaksi,
∆[N2 O5 ] 2 ∆[NO]
v N2O5 = = v = k[x]
∆t 4 ∆t
v N2O5 = 0,5 x 5 = -2,5 M/s
∆[O2 ] 3 ∆[NO]
v O2 = =
∆t 4 ∆t [x]
v O2 = 0,75 x 5 = +3,75 M/s Pada orde reaksi satu, pertambahan laju
D. PERSAMAAN LAJU REAKSI reaksi sama dengan perubahan konsentrasi
Persamaan laju reaksi dikaitkan dengan laju zat.
perubahan konsentrasi reaktan, dan dapat Apabila konsentrasi reaktan reaksi orde satu
dituliskan: dikali faktor n, maka nilai laju reaksinya
Pada reaksi A+B→C+D adalah n1 lebih besar.
Nilai persamaan laju reaksi: 3) Orde reaksi dua

v = k[A]x[B]y
v

k = konstanta/tetapan laju reaksi


x = orde/tingkat reaksi terhadap A
v = k[x]2
y = orde/tingkat reaksi terhadap B
x + y = orde reaksi total

Orde reaksi adalah pangkat konsentrasi yang


menunjukkan tingkat reaksi suatu zat. [x]
Orde reaksi tidak ditentukan dari koefisien Apabila konsentrasi reaktan reaksi orde satu
reaksi, tapi dari data eksperimen. dikali faktor n, maka nilai laju reaksinya
Orde reaksi biasanya merupakan bilangan bulat adalah n2 lebih besar.
positif, namun dapat bernilai pecahan, nol, atau
negatif.

LAJU REAKSI 2
materi78.co.nr KIM 2
Konstanta laju reaksi atau tetapan laju reaksi V1 k. [NO]1 x . [Br2 ]1 y
=
adalah tetapan yang harganya bergantung pada V2 k. [NO]2 x . [Br2 ]2 y
jenis pereaksi, suhu dan katalis. 10 (0,1)x
=
Harga konstanta laju reaksi: 20 (0,4)x
1) Berbanding terbalik dengan perubahan 1 1 x
=( ) x=1
waktu. Makin cepat reaksi berlangsung, maka 2 2
harga k makin besar. Untuk mencari orde reaksi Br2, gunakan data
2) Berbanding lurus dengan perubahan suhu. eksperimen yang memuat konsentrasi NO
Makin tinggi suhu reaksi, maka harga k makin dengan nilai sama.
besar. Karena tidak ada, maka kita gunakan eksperimen
Satuan konstanta laju reaksi berbeda-beda tiap mana saja.
orde. V1 k. [NO]1 x . [Br2 ]1 y 10 (0,1)x .(0,1)y
= x =
1) Reaksi orde nol V3 k. [NO]2 . [Br2 ]2 y
20 (0,3)x .(0,2)y

v M. s-1 1 1 1 1 y 3 1 y
k= 0 = = M. s-1 =( ) . (2) =( )
[A] 1 12 3 12 2
1 1 y
2) Reaksi orde satu =( ) y=2
4 2
v M. s-1 Maka persamaan laju reaksinya adalah:
k= = = s-1
[A] M
v = k[NO][Br2]2
3) Reaksi orde dua Orde reaksi ditentukan dengan logaritma jika
v M. s-1 nilainya bukan hasil pangkat bilangan bulat.
k= = = M-1. s-1
[A]2 M2 Jika data eksperimen berupa waktu, maka nilai
v adalah:
4) Reaksi orde tiga
v M. s-1 1
k= 3 = = M-2. s-1 v=
[A] M3 t

E. PENENTUAN PERSAMAAN LAJU REAKSI F. TEORI TUMBUKAN


Persamaan laju reaksi dapat ditentukan melalui Teori tumbukan adalah teori yang menjelaskan
minimal tiga eksperimen, dengan mengubah pengaruh faktor terhadap laju reaksi.
konsentrasi.
Menurut teori tumbukan, suatu reaksi
Untuk mencari orde reaksi suatu senyawa harus
berlangsung sebagai hasil tumbukan antar
dibandingkan antar dua percobaan, dan senyawa
partikel pereaksi yang memiliki energi cukup
selain itu harus dibuat tetap.
dan arah tumbukan yang tepat.
Konstanta dicari setelah orde reaksi didapat.
Contoh: Berdasarkan teori tumbukan, laju reaksi akan
Pada eksperimen dalam reaksi berikut, bergantung pada tiga hal utama berikut:
didapatkan data: 1) Frekuensi tumbukan
2NO + Br2 → 2NOBr 2) Energi partikel reaktan
[NO] [Br2] v 3) Arah tumbukan
Eksperimen
(M) (M) (M.s-1) Energi aktivasi/pengaktifan adalah energi
minimum yang harus dimiliki reaktan, yang
1 0,1 0,1 10
digunakan untuk mengaktifkan kemampuan
2 0,2 0,1 20
reaksi sehingga reaktan dapat bereaksi.
3 0,3 0,2 120
Makna energi aktivasi:
Tentukan persamaan laju reaksi diatas! 1) Jika bernilai rendah, berarti reaksi dapat
Jawab: terjadi pada suhu rendah.
Untuk mencari orde reaksi NO, gunakan data 2) Jika bernilai tinggi, berarti reaksi dapat
eksperimen yang memuat konsentrasi Br2 terjadi pada suhu tinggi.
dengan nilai tetap (eksperimen 1 dan 2). Energi aktivasi disebut juga energi
penghalang, karena reaktan harus ‘didorong’

LAJU REAKSI 3
materi78.co.nr KIM 2
menuruni ‘bukit’ energi aktivasi sehingga dapat memperbanyak jumlah tumbukan karena
berubah menjadi produk. menurunkan energi aktivasi.
Kurva energi aktivasi reaksi: - Sifat-sifat katalis:
1) Energi aktivasi reaksi eksoterm 1. Terlibat dalam jalannya reaksi, namun
jumlahnya tidak berubah.
2. Mempercepat laju reaksi, namun tidak
energi

mengubah komposisi produk.


3. Menurunkan energi aktivasi, tapi tidak
EA menurunkan perubahan entalpi.
4. Hanya dapat mengkatalisis reaksi
tertentu.
R
5. Dibutuhkan dalam jumlah sedikit.
ΔE
P 6. Dapat diracuni zat tertentu.
- Kurva energi aktivasi reaksi yang
jalan reaksi
dikatalisis:
2) Energi aktivasi reaksi endoterm Energi aktivasi reaksi eksoterm
energi

energi
EA
EA
EA ’
R
P
ΔE
ΔE P
R
jalan reaksi
jalan reaksi
Energi aktivasi reaksi endoterm
Faktor-faktor yang mempengaruhi teori
tumbukan adalah:
energi

1) Pengaruh konsentrasi dan luas permukaan EA


- Konsentrasi dan luas permukaan
berbanding lurus dengan frekuensi
tumbukan.
EA ’
- Makin besar konsentrasi reaktan, makin
P
banyak jumlah partikel, sehingga partikel ΔE
yang saling bertumbukan makin banyak. R
- Makin luas permukaan bidang, maka jalan reaksi
makin luas pula bidang sentuh tumbukan,
sehingga akan terjadi tumbukan yang tanpa katalis
dikatalisis
lebih banyak.
2) Pengaruh suhu G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU
- Suhu berbanding lurus dengan energi REAKSI
kinetik rata-rata partikel reaktan. Dalam eksperimen untuk membuktikan faktor-
- Peningkatan suhu meningkatkan energi faktor yang mempengaruhi laju reaksi, terdapat:
kinetik rata-rata molekul, sehingga jumlah 1) Variabel bebas/manipulasi, yaitu variabel
molekul yang mencapai energi aktivasi yang dapat diubah-ubah dalam eksperimen.
(bertumbukan) bertambah. Contoh: ukuran keping pualam (faktor luas
3) Pengaruh katalis permukaan), konsentrasi zat (faktor
- Katalis adalah zat yang dapat konsentrasi).
mempercepat laju reaksi. Katalis

LAJU REAKSI 4
materi78.co.nr KIM 2
2) Variabel terkontrol, yaitu variabel yang
∆T
dibuat tetap dalam seluruh eksperimen.
v' = (n) X . v0
Contoh: larutan yang diubah-ubah
konsentrasinya, walaupun konsentrasi-nya v' = laju reaksi akhir
berubah, jenis larutannya tetap. n = kelipatan pertambahan laju tiap Xo suhu
ΔT = T2 - T1 = perubahan suhu
3) Variabel terikat/respons, yaitu variabel X = perubahan suhu tiap kelipatan n
yang dihasilkan eksperimen. v0 = laju reaksi awal
Contoh: dari seluruh eksperimen terhadap Contoh:
faktor-faktor yang mem-pengaruhi laju
Jika setiap 2°C laju reaksi meningkat sebesar 2
reaksi, dihasilkan data berupa laju reaksi dan
kali, dan jika pada suhu 25°C laju reaksi adalah 2,5
lama reaksi (waktu).
x 10-2 M/s, maka pada suhu 33°C laju reaksi
Berdasarkan teori tumbukan, cepat lambatnya nilainya menjadi?
laju reaksi dipengaruhi oleh luas permukaan,
Jawab:
konsentrasi reaktan, suhu dan katalis.
n=2
Luas permukaan adalah luas bidang sentuh
X = 2oC
tempat terjadinya reaksi antara dua reaktan. Luas
permukaan berbanding lurus dengan laju reaksi. ΔT = 33-25 = 8°C
8

v' = (2) 2 . 2,5 x 10-2
pertambahan jumlah produk

kepingan halus, konsentrasi v’ = 24. 2,5 x 10-2


tinggi v’ = 4 x 10-1 M/s
Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju
reaksi.
Katalis menurunkan energi aktivasi, sehingga
jumlah tumbukan bertambah banyak dan reaksi
dapat diselesaikan lebih cepat.

waktu
Benda yang permukaannya luas/halus
mempercepat laju reaksi, karena bidang sentuh
lebih luas, sehingga lebih banyak tumbukan yang
dapat terjadi.
Benda yang permukaannya sempit/kasar
memperlambat laju reaksi, karena bidang sentuh
lebih sempit, sehingga lebih sedikit tumbukan
yang dapat terjadi.
Konsentrasi reaktan berbanding lurus dengan
laju reaksi.
Semakin besar konsentrasi reaktan, maka
semakin banyak jumlah partikel dalam suatu zat,
sehingga partikel yang saling bertumbukan
makin banyak, dan reaksi berlangsung lebih
cepat.
Suhu berbanding lurus dengan laju reaksi.
Semakin tinggi suhu, maka makin besar energi
kinetik rata-rata partikel reaktan, sehingga
banyak molekul yang mencapai energi aktivasi
(bertumbukan) bertambah, dan mempercepat
laju reaksi.
Pengaruh suhu terhadap laju reaksi dapat
dihitung:

LAJU REAKSI 5
materi78.co.nr KIM 2

Kesetimbangan Kimia
A. PENDAHULUAN
setimbang
Reaksi satu arah (irreversible) atau reaksi tidak
dapat balik adalah reaksi yang terjadi pada satu

laju reaksi
arah, dan produknya tidak dapat kembali menjadi V1
reaktan. V1 = V2
Reaksi bolak-balik (reversible) atau reaksi dapat
balik adalah reaksi yang terjadi pada dua arah
V2
yang berlawanan dalam waktu bersamaan.
Dalam reaksi bolak-balik, produk dapat waktu
berubah menjadi reaktan, dan reaktan dapat
berubah menjadi produk (menjadi reaksi yang Pada kesetimbangan kimia, ikatan akan
berlawanan). terputus atau terbentuk seiring dengan maju-
Pada kesetimbangan kimia, hanya ada mundurnya atom di antara molekul reaktan dan
penyebutan zat di sebelah kiri dan di sebelah produk.
kanan. Kesetimbangan kimia bersifat dinamis karena
Reaksi bolak-balik dinyatakan dengan dua walaupun keadaan sudah setimbang, reaksi tetap
panah yang berlawanan arah, menyatakan reaksi berlangsung pada tingkat mikroskopis
maju (ke kanan) dan reaksi balik (ke kiri). (molekul).

Contoh: Diketahui perubahan air menjadi uap air Reaksi mikroskopis tidak tampak karena v1
dapat balik, sehingga reaksi dapat ditulis sama dengan v2, sehingga seakan-akan reaksi
sudah berhenti.
H2O(l) → H2O(g)
H2O(l) qe H2O(g) Kesetimbangan kimia dibagi menjadi dua:
H2O(g) → H2O(l)
1) Kesetimbangan homogen (satu wujud/fase)
Reaksi bolak-balik sempurna terjadi dalam
Contoh:
sistem tertutup, karena tidak terjadi penambahan
Gas N2(g) + 3H2(g) qe 2NH3(g)
atau pengeluaran zat, keluarnya panas/kalor dari
sistem, hilangnya gas yang terbentuk, dan 2SO2(g) + O2(g) qe 2SO3(g)
sebagainya. Larutan H2O(l) qe H+(aq) + OH-(aq)
Reaksi dikatakan setimbang atau mencapai NH4OH(aq) qe NH4+(aq) + OH-(aq)
kesetimbangan apabila: CH3COOH(aq) qe CH3COO-(aq)+ H+(aq)
1) Reaksi bolak-balik yang mengandung zat 2) Kesetimbangan heterogen (lebih dari satu
berwujud gas terjadi dalam sistem tertutup. fase)
2) Ketika konsentrasi seluruh zat nilainya tetap. Contoh:
3) Ketika laju reaksi maju (v1) sama dengan laju Dua fase CaCO3(s)qe CaO(s) + CO2(g)
reaksi balik (v2). Ag2CrO4(s)qe 2Ag+(aq)+CrO42-(aq)
Contoh: BaSO4(s)qe Ba2+(aq) + SO42-(aq)
Pada reaksi kesetimbangan berikut, Tiga fase Ca(HCO3)2(aq)qe
N2(g) + 3H2(g) qe 2NH3(g) CaCO3(s)+ H2O(l) + CO2(g)
keadaan setimbang terjadi ketika:
B. REAKSI KESETIMBANGAN
Kesetimbangan disosiasi adalah reaksi
setimbang
kesetimbangan yang menguraikan suatu zat
konsentrasi

menjadi zat lain, dan reaksi baliknya adalah


H2 kesetimbangan asosiasi/pembentukan.
Derajat disosiasi adalah perbandingan jumlah
NH3 mol terdisosiasi (bereaksi) dengan jumlah mol zat
sebelum terdisosiasi (mula-mula).
N2
jumlah zat terdisosiasi
α=
waktu jumlah zat awal

KESETIMBANGAN KIMIA 1
materi78.co.nr KIM 2
Derajat disosiasi nilainya berkisar 0 ≤ α ≤ 1. Konstanta konsentrasi (Kc) dipengaruhi oleh
1) Jika nilai α = 0, maka tidak ada penguraian. konsentrasi zat yang berwujud larutan dan gas.
2) Jika nilai α = 1, maka zat terurai seluruhnya. Jika reaksi mengandung zat berwujud padat dan
3) Jika nilai 0 < α < 1, maka zat terurai cair, maka pangkat konsentrasi zatnya nol, karena
sebagian (setimbang). zat padat dan cair tidak memiliki konsentrasi.

Contoh: Contoh:

Dalam reaksi kesetimbangan disosiasi N2O4 Pada reaksi berikut, konstanta konsentrasinya:
menjadi NO2, perbandingan mol N2O4 dengan BaSO4(s) qe Ba2+(aq) + SO42-(aq)
NO2 dalam keadaan setimbang berturut-turut 3 :
[Ba2+ ] [SO4 2- ]
2. Berapakah derajat disosiasi N2O4? Kc = = [Ba2+ ] [SO4 2- ]
[BaSO4 ]0
Jawab:
N2O4(g) qe 2NO2(g) Konstanta tekanan (Kp) dipengaruhi oleh
Mula-mula a - tekanan zat-zat yang berwujud gas.

Reaksi a – St St - Jika reaksi mengandung zat berwujud selain gas,


maka pangkat tekanan zatnya nol, karena zat
Setimbang St St
selain gas tidak memiliki tekanan.
Gunakan perbandingan koefisien reaksi, Contoh:
N2O4(g) qe 2NO2(g) Pada reaksi berikut, konstanta tekanannya:
Mula-mula 3x + x = 4x - 2SO2(g) + O2(g) qe 2SO3(g)
Reaksi x 2x -
(P SO3 )2
Setimbang 3x 2x Kp =
(P SO2 )2 (P O2 )
Jadi, derajat disosiasi dapat dihitung:
jumlah zat terurai x 1 Tekanan parsial gas dapat dihitung:
α= = =
jumlah zat awal 4x 4 mol gas X
Px = x Ptot
C. KONSTANTA KESETIMBANGAN mol gas total

Menurut Guldberg dan Wange yang Satuan konstanta dapat disesuaikan dengan
menjelaskan hukum kesetimbangan: pangkat konsentrasi maupun pangkat tekanan.
Hasil kali konsentrasi zat-zat di sebelah Konstanta konsentrasi dengan konstanta
kanan yang dipangkatkan dengan tekanan dapat dihubungkan melalui persamaan
koefisiennya, dan dibagi dengan hasil kali gas ideal pada suhu sama, dapat dirumuskan:
konsentrasi zat-zat di sebelah kiri yang
Kp = Kc (R.T)Δn
dipangkatkan dengan koefisiennya memiliki
harga tertentu pada suhu tetap.
R = tetapan gas ideal (0,082 atm/mol K)
T = suhu (K)
Persamaan konstanta kesetimbangan yang Δn = selisih jumlah koefisien zat di kanan dengan
dapat dibentuk menurut hukum diatas: jumlah koefisien zat di kiri

[C]y [D]z Contoh:


Kc = wA + xB qe yC + zD Pada reaksi kesetimbangan berikut:
[A]w [B]x
2NO(g) + O2(g) qe 2NO2(g)
Konstanta kesetimbangan terdiri dari:
Mempunyai harga konstanta konsentrasi sebesar
1) Konstanta konsentrasi, konstanta
0,25 pada suhu 17°C. Berapa harga konstanta
kesetimbangan yang dipengaruhi konsentrasi.
tekanan reaksi tersebut pada suhu yang sama?
2) Konstanta tekanan, konstanta kesetimbangan
Jawab:
yang dipengaruhi tekanan.
Δn = 2 – 3 = –1
Konstanta kesetimbangan akan berubah bila
Kp = 0,25.[0,082.(17+273)]-1
suhu diubah, dan tetap bila suhu tidak berubah.
Kp = 0,25 : 23,78 = 0,010513 = 1,05 x 10-2
1) Pada reaksi endoterm, nilai konstantanya
berbanding lurus dengan suhu.
2) Pada reaksi eksoterm, nilai konstantanya
berbanding terbalik dengan suhu.

KESETIMBANGAN KIMIA 2
materi78.co.nr KIM 2
D. KONSTANTA REAKSI KESETIMBANGAN Contoh:
ANTAR-REAKSI TERKAIT Pada reaksi X2(g) + Y2(g) qe 2XY(g)
Reaksi kesetimbangan yang berkaitan nilai Kc = 1,0 x 1023
konstanta kesetimbangannya dapat berubah dapat dikatakan reaksi menghasilkan banyak XY
menurut ketentuan-ketentuan berikut: (X2 dan Y2 jumlahnya sedikit), sehingga
1) Jika reaksi kesetimbangan dibalik, maka berlangsung tuntas, karena nilai Kc nya besar.
harga Kc juga dibalik. Nilai Kc dan Kp yang kecil menunjukkan reaksi
Contoh: ke kanan berlangsung tidak berlangsung tuntas
BaSO4(s) qe Ba2+(aq) + SO42-(aq) Kc = K1 (jumlah zat di kiri besar dan di kanan kecil).
Ba2+
(aq) + SO42-(aq) qe BaSO4(s) Kc = K2 Contoh:
Pada reaksi A(g) + B(g)qe AB(g)
[Ba2+ ] [SO4 2- ] [BaSO4 ]0
K1 = , K2 = Kc = 8,0 x 10-17
[BaSO4 ]0 [Ba2+ ] [SO4 2- ]
dapat dikatakan reaksi hanya menghasilkan
sedikit AB (A dan B jumlahnya banyak) sehingga
1
K2 = reaksi tidak tuntas, karena nilai Kc nya kecil.
K1
Tetapan kesetimbangan juga dapat
2) Jika koefisien reaksi kesetimbangan dikali meramalkan arah reaksi.
faktor n, maka harga Kc dipangkat n. Bila seluruh zat di kiri dan kanan
Contoh: dicampurkan, maka reaksi harus berlangsung ke
2SO2(g) + O2(g) qe 2SO3(g) Kc = K1 kanan atau ke kiri untuk mencapai keadaan
4SO2(g) + 2O2(g) qe 4SO3(g) Kc = K2 setimbang, dan dapat dilakukan dengan
mengecek kuosien reaksi (Qc).
[SO3 ]2 [SO3 ]4
K1 = 2 , K2 = Kuosien reaksi (Qc) adalah nilai yang bentuk
[SO2 ] [O2 ] [SO2 ]4 [O2 ]2
2 persamaannya sama dengan konstanta
[SO3 ]2 kesetimbangan (Kc).
K2 = ( )
[SO2 ]2 [O2 ]
[C]y [D]z
Qc = wA + xB qe yC + zD
K2 = (K1)n [A]w [B]x

3) Jika reaksi-reaksi yang berkaitan dijumlah, Makna nilai kuosien reaksi:


maka harga Kc total adalah hasil kali Kc dari 1) Jika Qc = Kc, berarti reaksi setimbang.
reaksi-reaksi yang dijumlah.
2) Jika Qc < Kc, berarti reaksi spontan
Contoh: berlangsung ke kanan sampai setimbang.
Nilai Kc reaksi A + B qe E + F yang melalui 3) Jika Qc > Kc, berarti reaksi spontan
tahap berikut adalah, berlangsung ke kiri sampai setimbang.
A + B qe C + D Kc = 3,5 Contoh:
C qe E Kc = 2 Diketahui reaksi X2(g) + Y2(g) qe 2XY(g) memiliki Kc
D qe F Kc = 1,5 + sebesar 1 x 10-2. Pada suatu percobaan,
A + B qe E + F Kc = 3,5. 2. 1,5 = 10,5 dicampurkan 2 mol X2, 2 mol Y2, dan 3 mol XY
dalam ruang bervolume 10 L. Apakah campuran
E. MAKNA KONSTANTA KESETIMBANGAN
itu setimbang? Bila tidak, ke arah mana reaksi
Tetapan kesetimbangan dapat menunjukkan
berlangsung spontan? Berapakah konsentrasi X2
seberapa jauh suatu reaksi tuntas.
dan XY setelah mencapai kesetimbangan?
Nilai Kc dan Kp ditentukan dengan
Jawab:
konsentrasi/tekanan zat-zat disebelah kanan
3 2
sebagai pembilang, dan konsentrasi/tekanan zat- ( ) 9
10
zat disebelah kiri sebagai penyebut. Qc = 2 2 =
( )( ) 4
Nilai Kc dan Kp yang besar menunjukkan reaksi 10 10

ke kanan berlangsung hampir berlangsung Ternyata Qc > Kc (tidak setimbang), maka agar
tuntas/sempurna (jumlah zat di kanan besar dan setimbang, zat di kiri harus bertambah atau zat di
di kiri kecil). kanan harus berkurang, sehingga reaksi spontan
berlangsung ke kiri sampai setimbang.

KESETIMBANGAN KIMIA 3
materi78.co.nr KIM 2
Keadaan reaksi: F. PERGESERAN KESETIMBANGAN
X2(g) + Y2(g) qe 2XY(g) Azas Le Chatelier menjelaskan bagaimana
Mula-mula 0,2 M 0,2 M 0,3 M terjadinya pergeseran kesetimbangan.
Reaksi a a 2a + Bila suatu kesetimbangan diberikan suatu
Setimbang 0,2 + a 0,2 + a 0,3 – 2a aksi/tindakan, maka sistem tersebut akan
Agar reaksi setimbang, berarti kita harus mengadakan reaksi yang cenderung
membuat kuosien reaksi nilainya menjadi sama mengurangi aksi tersebut.
dengan Kc, yaitu 1 x 10-2.
Pergeseran kesetimbangan tidak mengubah
Kc2 = 1 x 10-2
nilai Kc dan Kp, kecuali suhu pada sistem
(0,3-2a)2 kesetimbangan berubah.
= 1 x 10-2
(0,2+a)(0,2+a)
Konsep pergeseran kesetimbangan:
0,3-2a
= 1 x 10-1 1) Kesetimbangan dikatakan bergeser ke kiri
0,2+a
apabila zat di kiri bertambah atau zat di
0,02 + 0,1a = 0,3 - 2a
kanan berkurang.
2,1a = 0,28
2) Kesetimbangan dikatakan bergeser ke
a = 0,133 M
kanan apabila zat di kanan bertambah atau
Jadi, konsentrasi X2 dan XY adalah: zat di kiri berkurang.
[X2] = 0,2 + a = 0,2 + 0,133 = 0,333 M
[XY] = 0,3 – 2a = 0,3 – 2(0,133) = 0,034 M
Faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan:
Faktor Faktor Diperbesar Faktor Diperkecil
Konsentrasi salah satu pereaksi ke arah lawan (kanan) ke diri sendiri (kiri)
Konsentrasi larutan dan ke arah ruas dengan jumlah koefisien ke arah ruas dengan jumlah koefisien
konsentrasi/tekanan gas total terkecil terbesar
ke arah ruas dengan jumlah koefisien ke arah ruas dengan jumlah koefisien
Volume gas dan larutan
terbesar terkecil
Suhu ke arah reaksi endoterm ke arah reaksi eksoterm

Konsentrasi larutan dan volume larutan saling  Jika konsentrasi salah satu pereaksi/
berbanding terbalik, konsentrasi dapat diperkecil larutan ditambah, reaksi sistem adalah
dengan menambah volume pelarut, dan mengurangi komponen tersebut dan
konsentrasi dapat diperbesar dengan kesetimbangan bergeser ke arah lawan.
mengurangi volume pelarut.
 Jika konsentrasi salah satu pereaksi/
Konsentrasi pereaksi dapat diubah dengan:
larutan dikurang, reaksi sistem adalah
1) Mengubah jumlah zat salah satu pereaksi menambah komponen tersebut
(parsial) atau seluruhnya. kesetimbangan bergeser ke diri sendiri.
2) Menambahkan zat yang dapat mengikat  Jika konsentrasi larutan total ditambah
pereaksi, sehingga pereaksi berkurang. (volume diperkecil), kesetimbangan
3) Menambahkan air sebagai pelarut/ bergeser ke ruas yang jumlah koefisiennya
penambah volume. lebih kecil.
Berdasarkan ketampakan zat pada reaksi,  Jika konsentrasi larutan total dikurang
kesetimbangan: (volume diperbesar), kesetimbangan
1) Bergeser ke kiri apabila warna zat di sebelah bergeser ke ruas yang jumlah koefisiennya
kiri lebih dominan (jumlahnya banyak). lebih besar.
2) Bergeser ke kanan apabila warna zat di
Catatan: Koefisien yang dijumlah adalah koefisien
sebelah kanan lebih dominan (jumlahnya
zat larutan saja (untuk sistem larutan).
banyak).
Tekanan dan volume gas saling berbanding
terbalik, tekanan dapat diperkecil dengan
menambah volume gas, dan tekanan dapat
diperbesar dengan mengurangi volume gas.

KESETIMBANGAN KIMIA 4
materi78.co.nr KIM 2
 Jika tekanan gas diperbesar (volume gas 3) Pelarutan belerang trioksida dalam asam
diperkecil), kesetimbangan bergeser ke sulfat pekat menjadi asam pirosulfat
ruas yang jumlah koefisiennya lebih kecil. SO3(s) + H2SO4(aq) → H2S2O7(l)
 Jika tekanan gas diperkecil (volume gas 4) Asam pirosulfat direaksikan dengan air
diperbesar), kesetimbangan bergeser ke menjadi asam sulfat pekat
ruas yang jumlah koefisiennya lebih besar. H2S2O7(l) + H2O(l) → H2SO4(aq)
Tahapan yang utama adalah tahapan kedua
Catatan: Koefisien yang dijumlah adalah koefisien
yang mengandung reaksi kesetimbangan.
zat gas saja (untuk sistem gas).
Reaksi kesetimbangan pada pembuatan asam
Suhu menggeser kesetimbangan dengan:
sulfat menurut proses kontak yang optimum
 Jika suhu dinaikkan, sistem akan setelah diteliti adalah dilakukan dalam suhu
menurunkan suhu dan kesetimbangan sekitar 500°C, tekanan normal (1 atm), dan
bergeser ke arah reaksi endoterm. dengan katalis V2O5.
 Jika suhu diturunkan, sistem akan Alasan dari perlakuan diatas antara lain:
menaikkan suhu dan kesetimbangan 1) Seharusnya suhu dibuat rendah agar
bergeser ke arah reaksi eksoterm. menggeser ketimbangan ke kanan, namun
menurut proses ini dibuat tinggi.
Katalis mempercepat laju reaksi karena
Hal ini dilakukan karena reaksi berlangsung
menurunkan energi aktivasi reaksi. Oleh karena
dengan baik pada suhu tinggi dibanding
itu, katalis mempercepat laju reaksi maju dan laju
pada suhu rendah.
reaksi balik, sehingga mempercepat keadaan
2) Selain itu, suhu tinggi dapat mengaktifkan
setimbang, namun tidak menggeser/
kerja katalis V2O5, sehingga mempercepat
mengubah komposisi kesetimbangan.
keadaan setimbang.
G. PENERAPAN KESETIMBANGAN KIMIA 3) Seharusnya tekanan diperbesar, namun
Dalam industri, reaksi kesetimbangan dibuat perbesaran tekanan tidak seimbang dengan
sedemikian rupa sehingga menggeser hasil yang memadai, sehingga tekanan
kesetimbangan ke arah produk, dengan cara normal (1 atm) yang digunakan.
sesederhana mungkin dan seefisien mungkin.
Pembuatan amonia menurut proses Haber-
Bosch yang optimum dilakukan dengan menurut
reaksi:
N2(g) + 3H2(g) qe 2NH3(g) ΔH = -92,4 kJ
1) Katalis yang digunakan adalah serbuk Fe.
2) Suhu dibuat tinggi.
Sebenarnya, kesetimbangan akan bergeser
ke kanan bila suhu dibuat rendah. Akan
tetapi, katalis hanya bekerja pada suhu
tinggi, sehingga tidak dibuat rendah.
3) Tekanan dibuat tinggi.
Agar kesetimbangan bergeser ke kanan (NH3
bertambah), tekanan dibuat tinggi.
Selain itu, untuk mengurangi reaksi balik,
amonia yang terbentuk segera dipisahkan.
Pembuatan asam sulfat menurut proses kontak
dilakukan dengan tahapan:
1) Pembakaran belerang
S(s) + O2(g) → SO2(g)
2) Oksidasi belerang dioksida menjadi
belerang trioksida
2SO2(g) + O2(g) qe 2SO3(g) ΔH = -197 kJ

KESETIMBANGAN KIMIA 5
materi78.co.nr KIM 2

Reaksi Redoks
A. PENDAHULUAN Contoh reaksi redoks menurut konsep ini:
Reaksi redoks adalah suatu reaksi yang 2KClO3 + 3S → 2KCl + 3SO2
didalamnya terjadi oksidasi dan reduksi. Cr2O3 + 2Al → 2Cr + Al2O3
Konsep reaksi redoks terdiri dari tiga:
CuO + H2 → Cu + H2O
1) Oksidasi dan reduksi sebagai pengikatan dan
pelepasan oksigen. hasil hasil
oksidator reduktor
reduksi oksidasi
2) Oksidasi dan reduksi sebagai pelepasan dan
penerimaan elektron. reduksi
3) Oksidasi dan reduksi sebagai pertambahan oksidasi
dan penurunan bilangan oksidasi.
B. REAKSI REDOKS BERHUBUNGAN DENGAN C. REAKSI REDOKS BERHUBUNGAN DENGAN
OKSIGEN ELEKTRON

Oksidasi adalah pengikatan oksigen. Oksidasi adalah pelepasan elektron.


Reduksi adalah pelepasan oksigen. Reduksi adalah penerimaan elektron.

Menurut konsep ini:


Menurut konsep ini:
1) Oksidasi adalah semua proses reaksi kimia
1) Oksidasi adalah reaksi dimana suatu zat
yang disertai pelepasan elektron.
direaksikan dengan sumber oksigen
sehingga berikatan dengan oksigen tersebut 2) Reduksi adalah semua proses reaksi kimia
(membentuk oksida). yang disertai penerimaan elektron.
2) Reduksi adalah reaksi dimana suatu zat Oksidator adalah penerima elektron dan
berupa oksida direaksikan dengan zat yang tereduksi.
menarik oksigen sehingga oksida tersebut Reduktor adalah pelepas elektron dan
kehilangan oksigen. teroksidasi.
Oksidator adalah sumber oksigen yang Berdasarkan konsep ini, seluruh reaksi
mengoksidasi zat lain dan tereduksi. oksidasi/reduksi terjadi secara simultan karena
Reduktor adalah penarik oksigen yang tiap ada zat yang melepas elektron, ada pula zat
mereduksi zat lain dan teroksidasi. yang menerima elektron. Oleh karena itu, tiap
reaksi oksidasi atau reaksi reduksi menurut
Contoh oksidasi menurut konsep ini:
konsep ini adalah reaksi redoks.
3S + 2KClO3 → 2KCl + 3SO2
Setengah reaksi redoks adalah reaksi reduksi
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O atau reaksi oksidasi saja dalam suatu keseluruhan
4Fe + 3O2 → 2Fe2O3 reaksi redoks.
Contoh reaksi redoks:
oksidator hasil oksidasi
Reaksi redoks pembentukan magnesium klorida
oksidasi terjadi menurut reaksi:
Mg + Cl2 → MgCl2
Contoh reduksi menurut konsep ini:
Fe2O3 + 3CO → 2Fe + 3CO2 Oksidasi Mg → Mg2+ + 2e
Cr2O3 + 2Al → Al2O3 + 2Cr Reduksi Cl2 + 2e → 2Cl- +
2+ -
reduktor hasil oksidasi Redoks Mg + Cl2 → Mg + 2Cl

reduksi oksidasi
reduksi

Karena konsep yang sempit, tidak seluruh reduktor hasil


reaksi oksidasi/reduksi terjadi secara simultan oksidasi
(redoks). Tidak seluruh reaksi oksidasi melibatkan oksidator hasil
reduksi, dan tidak seluruh reaksi reduksi reduksi
melibatkan oksidasi.

REAKSI REDOKS 1
materi78.co.nr KIM 2
D. BILANGAN OKSIDASI d. Pada senyawa F2O, oksigen memiliki
Bilangan oksidasi senyawa adalah jumlah biloks +2.
muatan listrik yang dimiliki atom-atom suatu 7) Total biloks atom penyusun suatu senyawa:
senyawa, dimana elektron ikatan didistribusikan a. Pada senyawa netral, total biloks atom
ke atom yang lebih elektronegatif. penyusun adalah 0.
Bilangan oksidasi atom adalah muatan listrik b. Pada senyawa ion, total biloks atom
yang dimiliki suatu atom dalam sebuah senyawa. penyusun sama dengan muatan ionnya.
Contoh: biloks HCl adalah 0, biloks Mg2+ adalah Contoh:
+2, dan biloks F- adalah -1.
Tentukan bilangan oksidasi unsur S pada
Penentuan bilangan oksidasi/biloks atom: Na2SO4!
1) Unsur bebas di alam memiliki biloks 0. Jawab:
Contoh: H2, N2, O2, P4, S8, Fe, Mn, Ca.
Biloks Na = +1, biloks O = -2.
2) Ion memiliki biloks yang sama dengan nilai
Total biloks menjadi:
muatannya.
2(b.o. Na) + (b.o. S) + 4(b.o. O) = 0
Contoh: ion CO32- memiliki biloks -2, ion Ca2+
memiliki biloks +2. 2(1) + b.o. S + 4(-2) = 0
3) Unsur logam memiliki biloks positif. b.o. S = 8 – 2 = 6
Nilai-nilai biloks logam: E. REAKSI REDOKS BERHUBUNGAN DENGAN
Biloks Unsur Biloks Unsur BILANGAN OKSIDASI
logam alkali logam alkali
+1 +2 Oksidasi adalah pertambahan biloks.
(gol. IA) tanah (gol. IIA)
Reduksi adalah penurunan biloks.
+1 Ag +2 Zn
+3 Al Menurut konsep ini:
+1 +2 Cu, Hg +1 +3 Au 1) Oksidasi adalah pertambahan/kenaikan
+2 +3 Fe +2 +4 Sn, Pb, Pt bilangan oksidasi.
4) Unsur fluor (F) selalu memiliki biloks -1. 2) Reduksi adalah penurunan bilangan
5) Unsur hidrogen (H) memiliki biloks: oksidasi.
a. Biloks umum H adalah +1. Oksidator adalah zat yang mengalami
penurunan bilangan oksidasi dan menaikkan
Contoh: dalam HCl dan H2SO4, biloks H
adalah +1. bilangan oksidasi zat lain.
b. Pada hidrida logam, H memiliki biloks -1. Reduktor adalah zat yang mengalami
pertambahan bilangan oksidasi dan menurunkan
Contoh: Dalam NaH, biloks hidrogen -1.
bilangan oksidasi zat lain.
6) Unsur oksigen (O) memiliki biloks:
Contoh reaksi redoks:
a. Pada senyawa oksida atau umum,
oksigen memiliki biloks -2. Na + Cl → Na+ + Cl-
Senyawa oksida mengandung ion oksida
oksidasi
(O2-). reduksi
Contoh: Pada K2O, H2O, Na2O dan MgO,
reduktor hasil
biloks oksigen -2. hasil
oksidasi
b. Pada senyawa peroksida, oksigen oksidator reduksi
memiliki biloks -1.
Senyawa peroksida mengandung ion F. MENENTUKAN REAKSI REDOKS
peroksida (O22-). Suatu reaksi tergolong reaksi redoks atau bukan
Contoh: Pada K2O2, H2O2, Na2O2 dan dapat dilakukan dengan mengecek bilangan
MgO2, biloks oksigen -1. oksidasi masing-masing atom tiap senyawa yang
c. Pada senyawa superoksida, oksigen terlibat dalam reaksi.
memiliki biloks -1/2. Tahapan menentukan reaksi redoks:
Senyawa superoksida mengandung ion a. Reaksi yang melibatkan unsur bebas
superoksida (O2-). umumnya tergolong reaksi redoks.
Contoh: Pada KO2, HO2, NaO2 dan MgO4,
biloks oksigen -1/2.

REAKSI REDOKS 2
materi78.co.nr KIM 2
b. Reaksi yang melibatkan unsur yang G. REAKSI REDOKS DISPROPORSIONASI DAN
berganti tipe rumus harus diperiksa KONPROPORSIONASI
biloksnya. Reaksi disproporsionasi atau autoredoks
c. Oksidator, reduktor, hasil oksidasi, dan hasil adalah reaksi redoks yang oksidator dan
reduksi dapat ditentukan setelah seluruh reduktornya merupakan zat yang sama. Dalam
atom tiap senyawa yang terlibat dalam reaksi kata lain, zat tersebut mengalami reduksi dan
diperiksa bilangan oksidasinya, apakah juga oksidasi.
bertambah atau menurun. Contoh: Reaksi natrium hipoklorit.
Contoh: +1+1-2 +1 -1 +1+5-2
Tentukan apakah reaksi 2CuSO4 + 4KI → 2CuI + 3NaClO → 2NaCl + NaClO3
I2 + 2K2SO4 merupakan reaksi redoks atau bukan!
Bila iya, tentukan oksidator, reduktor, hasil oksidasi
oksidasi, dan hasil reduksi! reduksi
Jawab:
hasil hasil
Karena ada senyawa bebas (I2), maka reaksi oksidasi
reduksi
tergolong reaksi redoks.
+2+6-2 +1-1 +1-1 0 +1+6-2 Reaksi konproporsionasi adalah reaksi redoks
2CuSO4 + 4KI → 2CuI + I2 + 2K2SO4 yang hasil oksidasi dan reduksinya merupakan
zat yang sama.
reduksi Contoh: Reaksi hidrogen sulfida dengan belerang
oksidasi
dioksida.
oksidator hasil +1+1-2 +1 -1 +1+5-2
reduksi hasil 2H2S + SO2 → 3S + 2H2O
reduktor oksidasi
reduksi
Setelah diperiksa satu persatu, atom Cu pada
oksidasi
CuSO4 mengalami reduksi karena penurunan
biloks, dan atom I pada KI mengalami oksidasi reduktor oksidator
karena kenaikan biloks.

REAKSI REDOKS 3
materi78.co.nr KIM 2

Sel Elektrolisis
A. PENDAHULUAN 2) Jika kation tidak sukar tereduksi, maka
kation logam tersebut yang tereduksi
Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang
menjadi logamnya.
mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia.
Mx+(aq) + x e d M(s)
Sel elektrokimia adalah suatu sel yang disusun
untuk mengubah energi kimia menjadi energi 3) Ion H+ dari asam tereduksi menjadi H2.
listrik atau sebaliknya. 2H+(aq) + 2e d H2(g)
Sel elektrokimia terbagi menjadi dua: 4) Jika elektrolit berupa lelehan/leburan/
1) Sel elektrolisis, yaitu sel yang mengubah cairan (tidak mengandung air), maka kation
energi listrik menjadi energi kimia. apapun tetap tereduksi menjadi logamnya.
Arus listrik digunakan untuk melangsungkan Mx+(aq) + x e d M(s)
reaksi redoks tak spontan. Oksidasi anoda, memperhatikan jenis elektroda
2) Sel Volta/Galvani, yaitu sel yang mengubah dan anion, ketentuan:
energi kimia menjadi energi listrik. Jika elektroda tidak inert, maka yang
Reaksi redoks spontan digunakan untuk teroksidasi adalah anoda.
menghasilkan listrik. M(s) d Mx+(aq) + x e
B. SEL ELEKTROLISIS Jika elektroda inert, maka:

Susunan sel elektrolisis: 1) Ion OH- dari basa teroksidasi menjadi O2.
4OH-(aq) d O2(g) + 2H2O(l) + 4e
e 2) Ion halida teroksidasi menjadi gas halogen.
anoda (+) katoda (-)
2X–(aq) d X2(g) + 2e
3) Jika ion sisa asam yang mengandung O
atau F, maka air teroksidasi menjadi O2.
2H2O(aq) d O2(g) + 4H+(aq) + 4e
Contoh:
anion (-) kation (+)
Tuliskan reaksi elektrolisis dari larutan CuSO4
elektrolit
menggunakan elektroda grafit (karbon)!
Berarti Cu2+ mengalami reduksi dan air
Anoda (+) Katoda (-) mengalami oksidasi. Samakan koefisien elektron
Berhubungan dengan Berhubungan dengan dan ion yang bereaksi agar habis.
kutub (+) sumber arus kutub (-) sumber arus E : 2CuSO4 d 2Cu2+ + 2SO42-
Anion dari elektrolit Kation dari elektrolit K (-) : 2Cu2+ + 4e d 2Cu
menuju anoda menuju katoda A (+) : 2H2O d O2 + 4H+ + 4e +
Mengalami oksidasi Mengalami reduksi 2CuSO4 + 2H2O d O2 + 2Cu + 4H + +
2SO42-
Melepas elektron Menerima elektron
C. HUKUM-HUKUM FARADAY
Aturan sel elektrolisis: Hukum-hukum Faraday menjelaskan tentang
1) Kation yang sukar tereduksi pada katoda hukum kelistrikan yang berkaitan dengan sel
sel elektrolisis, yaitu logam alkali (IA), logam elektrolisis.
alkali tanah (IIA), Al dan Mn. Hukum Faraday I berbunyi:
2) Elektroda inert adalah elektroda yang sukar Massa zat yang dihasilkan (G) pada
bereaksi, yaitu elektroda Pt, Au dan C. elektrolisis sebanding dengan jumlah
Reaksi-reaksi sel elektrolisis: muatan listrik yang digunakan (Q).
Reduksi katoda, memperhatikan jenis kation,
Hukum Faraday II berbunyi:
ketentuan:
Massa zat yang dihasilkan (G) pada
1) Jika kation sukar tereduksi, maka H2O
elektrolisis sebanding dengan massa
tereduksi menjadi H2.
ekuivalen zat (ME) tersebut.
2H2O(l) + 2e d 2OH–(aq) + H2(g)

ELEKTROKIMIA 1
materi78.co.nr KIM 2
Hubungan hukum Faraday I dan II: D. PENERAPAN SEL ELEKTROLISIS
Sel elektrolisis dapat digunakan dalam:
G = k. I. t. ME
1) Pembuatan unsur dan senyawa
Nilai k (tetapan Faraday) dan nilai ME: Beberapa unsur dan senyawa dapat
diproduksi melalui elektrolisis, seperti
1 Ar / Mr
k= ME = logam-logam alkali, alkali tanah, halogen,
96500 biloks / valensi
dan lain-lain.
Rumus akhir dari hukum-hukum Faraday: Contohnya proses klor-alkali, dimana Cl2
dan NaOH dibuat dari elektrolisis larutan NaCl.
I × t × ME
G= 2) Pemurnian logam
96500
Logam dapat dimurnikan dengan elektrolisis
Contoh: dengan komponen sel:
Lelehan Al2O3 dielektrolisis dengan dialiri arus
Katoda : logam murni
sebesar 100 A. Berapakah massa alumunium
Anoda : logam kotor
yang diperoleh jika elektrolisis terjadi selama 200
Elektrolit : larutan garam logam
detik? (Ar Al = 27).
E : Al2O3 d Al3+ + O2- Contoh pemurnian logam adalah logam
K (-) : 3+
Al + 3e d Al tembaga (Cu). Jadi, Cu murni dijadikan
A (+) : 2O2- d O2 + 4e katoda, Cu kotor dijadikan anoda, dan
larutan CuSO4 dijadikan elektrolitnya.
Nilai biloks atau valensi dihitung dalam jumlah 1
mol. Satu mol Al dihasilkan oleh katoda, dengan Pengotor-pengotor Cu biasanya adalah Ag,
valensi 3 elektron. Au, Pt, Fe dan Zn.

Maka massa alumunium yang dihasilkan: Selama elektrolisis, logam pengotor tidak
100 × 200 × 27 540 000
akan larut, tetapi membentuk lumpur anoda,
G= = = 1,865 gr sehingga tembaga menjadi murni kembali.
96500 × 3 289 500
Stoikiometri reaksi elektrolisis didasarkan 3) Penyepuhan (electroplating)
pada anggapan bahwa arus listrik adalah aliran Penyepuhan adalah proses perlindungan
elektron, oleh karena itu, jumlah mol elektron logam terhadap korosi dengan logam lain
dapat dihitung. atau untuk memperbaiki penampilan logam
Jumlah mol elektron dapat dihitung: dengan komponen sel:

I×t Katoda : logam yang akan disepuh


n ě = Anoda : logam penyepuh
96500
Elektrolit : larutan garam logam
Contoh: penyepuh
Pada elektrolisis larutan CuSO4, sel dialiri arus
sebesar 772 A selama 100 detik. Hitunglah massa Hal ini menyebabkan pada katoda terjadi
endapan Cu dan volume O2 yang dihasilkan pada pengendapan, dan pada anoda terjadi
elektrolisis pada keadaan RTP! (Ar Cu = 63,5) pelarutan.
E : CuSO4 d Cu2+ + SO42- Contoh penyepuhan logam adalah
penyepuhan besi (Fe) dengan perak (Ag).
K (-) : Cu2+ + 2e d Cu
Jadi, Fe dijadikan katoda, Ag dijadikan anoda,
A (+) : 2H2O d O2 + 4H+ + 4e
dan larutan garam Ag (misalnya AgNO3)
Massa tembaga yang dihasilkan: dijadikan elektrolitnya.
772 × 100 × 63,5
G= = 25,4 gr
96500 × 2
Jumlah mol elektron pada anoda:
772 × 100
ne= = 0,8 mol
96500
Gunakan stoikiometri reaksi:
n O2 = 1/4 x 0,8 = 0,2 mol
V O2 = 0,2 x 24 = 4,8 L

ELEKTROKIMIA 2
materi78.co.nr KIM 2

Sel Volta
A. PENDAHULUAN 2) Elektron yang dilepas bergerak ke katoda
melalui kawat penghantar.
Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang
mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. 3) Katoda tereduksi menjadi menebal/
Sel elektrokimia adalah suatu sel yang disusun mengendap, karena ion logam dari elektrolit
untuk mengubah energi kimia menjadi energi katoda menerima elektron.
listrik atau sebaliknya. Ny+(aq) + y e d N(s)
Sel elektrokimia terbagi menjadi dua: Hal ini menyebabkan katoda kelebihan ion
1) Sel elektrolisis, yaitu sel yang mengubah negatif.
energi listrik menjadi energi kimia. 4) Karena terjadi kelebihan ion positif pada
Arus listrik digunakan untuk melangsungkan anoda dan ion negatif pada, terjadi ketidak-
reaksi redoks tak spontan. seimbangan muatan yang menyebabkan
reaksi tidak berkelanjutan.
2) Sel Volta/Galvani, yaitu sel yang mengubah
energi kimia menjadi energi listrik. 5) Kelebihan dan kekurangan tersebut
dinetralkan oleh jembatan garam yang
Reaksi redoks spontan digunakan untuk
memberikan ion positif dan negatif ke daerah
menghasilkan listrik.
yang membutuhkan.
B. SEL VOLTA Reaksi sel volta:
Susunan sel volta:
A: M d M2+ + x e
V K: Ny+ + y e d N +
e
x+ x+
M+N d M +N
(setarakan mol elektron)
jembatan
anoda (-) garam katoda (+) Macam-macam elektroda pada sel Volta:
1) Elektroda padat/logam
Logam padat dijadikan elektroda dan
anion (-)
bereaksi.
kation (+)
Contoh: elektroda Fe pada larutan FeSO4,
elektrolit anoda elektrolit katoda elektroda Ni pada larutan H2SO4.
2) Elektroda tidak padat
Anoda (-) Katoda (+)
Apabila elektroda merupakan elektroda inert
Kutub (-) sumber arus Kutub (+) sumber arus
(Pt, Au dan C), maka zat lainlah yang
Mengalami oksidasi Mengalami reduksi mengalami reaksi sel, sesuai aturan sel
Melepas elektron Menerima elektron elektrolisis.

Jembatan garam adalah penyempurna sel yang Contoh: ion Fe3+ bertindak sebagai katoda
dan tereduksi menjadi Fe2+ apabila katoda
mengandung larutan garam dalam bentuk koloid
agar-agar yang: sesungguhnya adalah Pt.

1) Membuat rangkaian menjadi rangkaian Diagram sel volta adalah notasi singkat yang
tertutup. menggambarkan terjadinya reaksi pada sel Volta.

2) Menyeimbangkan muatan elektrolit dengan Diagram sel volta dengan elektroda padat:
memberi ion positif atau negatif. Reaksi sel (elektroda padat)
Cara kerja sel volta: A + Bx+ d Ay+ + B
Contoh: anoda M tercelup pada MA, katoda N Diagram sel
tercelup pada NB. A | Ax+ || By+ | B
1) Anoda teroksidasi menjadi semakin tipis,
karena berubah menjadi ion yang larut dalam Contoh:
elektrolit anoda. Pada suatu sel Volta, anoda besi tercelup pada
M(s) d Mx+(aq) + x e FeSO4, katoda nikel tercelup pada NiSO4. Buatlah
Hal ini menyebabkan anoda kelebihan ion reaksi sel dan diagram selnya!
positif.

ELEKTROKIMIA 1
materi78.co.nr KIM 2
Jawab: Contoh:
2+
A: Fe d Fe + 2e Pada suatu sel Volta, anoda Pt tercelup pada
K: Ni 2+
+ 2e d Ni + H2SO4, katoda Pt tercelup pada Ce(NO3)4. Buatlah
Fe + Ni 2+
d Fe 2+
+ Ni reaksi sel dan diagram selnya!
Diagram sel: Fe | Fe2+ || Ni2+ | Ni Jawab:
Diagram sel volta dengan elektroda tidak padat: Karena elektroda inert, maka aturan reaksi
Reaksi sel (elektroda inert, E : [Pt, Au, C]) mengikuti aturan sel elektrolisis, sehingga:

A + Bx+ d Ay+ + B Reaksi sel volta:

Diagram sel A: H2 d 2H+ + 2e


K: 2Ce4+ + 2e d 2Ce3+ +
E | A | Ax+ || By+ | B | E 4+ + 3+
H2 + 2Ce d 2H + 2Ce
Diagram sel: Pt | H2 | H+ || Ce4+ | Ce3+ | Pt
Makna diagram sel volta:
1) Tanda | menyatakan reaksi yang terjadi pada
elektroda,
2) Tanda || menyatakan jembatan garam.
Pada diagram sel volta, koefisien reaksi sel tidak
berpengaruh.
C. POTENSIAL ELEKTRODA
Li K Ba Ca Na Mg Al Mn (H2O) Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb (H) Sb Bi Cu Hg Ag Pt Au

-3,04 -2,92 -2,90 -2,87 -2,71 -2,37 -1,66 -1,18 -0,83 -0,76 -0,74 -0,44 -0,40 -0,28 -0,28 -0,14 -0,13 0,00 +0,20 +0,30 +0,34 +0,79 +0,80 +1,18 +1,52

Deret Volta adalah deret elektrokimia/ Nilai potensial elektroda mengacu pada deret
kereaktifan logam yang menunjukkan nilai Volta dan dikaitkan dengan reaksi reduksi,
potensial elektroda standar logam (Eo). sehingga nilainya:
Reaksi pendesakan adalah reaksi dimana suatu Eo = Eoreduksi = -Eooksidasi
logam mendesak tempat ion logam lain dalam
suatu senyawa. Sifat deret Volta:
Reaksi pendesakan pada sel Volta berlangsung 1) Makin ke kanan, logam makin mudah
apabila logam pendesak berada di sebelah kiri tereduksi (nilai Eo lebih positif).
logam yang didesak pada deret Volta. 2) Makin ke kiri, logam makin mudah teroksidasi
Pada sel Volta, logam pendesak merupakan (nilai Eo lebih negatif).
anoda, dan logam yang didesak merupakan Potensial sel standar (Eosel) adalah beda
katoda. potensial listrik antara anoda dan katoda pada sel
Contoh: Volta, diukur dalam keadaan standar. Potensial
Pada sel Volta dengan anoda Zn yang tercelup sel tidak dipengaruhi koefisien reaksi.
pada ZnSO4, dan katoda Cu yang tercelup pada Potensial sel standar dapat dihitung:
CuSO4, berlangsung reaksi: Eosel = Eo katoda - Eoanoda
Zn + CuSO4 d ZnSO4 + Cu
Contoh:
Zn + Cu2+ + SO42- d Zn2+ + SO42- + Cu
Tentukan nilai potensial sel jika anodanya adalah
Zn + Cu2+ d Zn2+ + Cu
Zn dengan Eo = -0,76 V, dan katodanya adalah Ag
Dapat dikatakan bahwa Zn mendesak Cu2+ dari dengan Eo = +0,80 V!
CuSO4, sehingga Zn dapat berikatan dengan Berarti anoda mengalami oksidasi, sehingga nilai
SO42-. Eo harus diubah tandanya.
Potensial elektroda standar (Eo) adalah ukuran A: Zn d Zn2+ + 2e Eo = +0,76 V
besarnya kecenderungan suatu unsur untuk
K: 2Ag+ + 2e d 2Ag Eo = +0,80 V +
melepaskan atau mempertahankan elektron, + 2+ o
Zn + 2Ag d Zn + 2Ag E sel = +1,56 V
diukur dalam keadaan standar.

ELEKTROKIMIA 2
materi78.co.nr KIM 2
Nilai potensial sel menunjukkan: Reaksi pengisian aki (reaksi sel elektrolisis):
1) Tegangan yang dihasilkan sel. A : PbSO4 + H+ + 2e d Pb + HSO4-
2) Jika nilai Eosel > 0, maka reaksi sel spontan K : PbSO4 + 2H2O d PbO2 + HSO4- + 3H++2e +
(berlangsung). 2PbSO4 + 2H2O
3) Jika nilai Eosel ≤ 0, maka reaksi sel tidak
d Pb + PbO2+ 2HSO4- + 2H+
spontan (tidak berlangsung).
Baterai kering (sel Leclanche)
Reaksi sel tidak spontan terjadi karena penem-
Baterai kering sering digunakan untuk alat-alat
patan anoda dan katoda tidak mengacu pada
elektronik kecil, dan tidak dapat diisi ulang. Sel
deret Volta, sehingga Eosel bernilai negatif.
Leclanche termasuk elemen primer, dan bersifat
Contoh:
asam.
Diketahui potensial elektroda Zn adalah -0,76 V, Susunan sel Leclanche:
Cu adalah +0,34 V, dan Al adalah -1,66 V.
Tentukan kemungkinan sel volta yang dapat
dibuat sehingga terjadi reaksi spontan! Zn (anoda)
Kemungkinan yang dapat dibuat (Eosel positif): C (katoda)
sel katoda anoda Eo sel
pasta
I Cu Zn (+0,34) – (–0,76) = +1,10 V
II Cu Al (+0,34) – (–1,66) = +2,00 V
III Zn Al (–0,76) – (–1,66) = +0,90 V Anoda : Zn
D. PENERAPAN SEL VOLTA Katoda :C
Sel Volta dapat menghasilkan energi listrik. Oleh Elektrolit : pasta MnO2, ZnCl2, NH4Cl
karena itu, sel Volta digunakan sebagai sumber (asam), H2O, serbuk C
energi alat-alat elektronik. Potensial : 1,5 V
Sel Volta komersial digunakan sebagai sumber Reaksi pengosongan sel Leclanche:
energi, terdiri dari: A: Zn d Zn2+ + 2e
1) Elemen primer, yaitu sel Volta yang tidak K : 2MnO2 + 2NH4+ + 2e d Mn2O3 + 2NH3 + H2O+
dapat diisi ulang atau sekali pakai.
Zn + 2MnO2 + 2NH4+
Contoh: baterai kering (sel Leclanche), baterai d Zn2+ + Mn2O3 + 2NH3 + H2O
alkalin, baterai perak oksida.
Kemudian terjadi reaksi lanjut dimana ion Zn
2) Elemen sekunder, yaitu sel Volta yang dapat berikatan dengan amonia menurut reaksi:
diisi ulang atau tidak habis pakai. Zn2+ + 4NH3 d Zn(NH3)42+
Contoh: aki, baterai nikel-kadmium, baterai Baterai alkalin
litium-ion. Baterai alkalin mampu menyediakan arus stabil dalam
Aki waktu yang lama dengan potensial yang sama
Aki biasa digunakan dalam kendaraan bermotor dengan sel Leclanche, walaupun pereaksinya telah
karena praktis, dapat diisi ulang dan tidak berkurang. Baterai alkalin termasuk elemen primer,
membutuhkan jembatan garam. Aki termasuk elemen dan bersifat basa.
sekunder. Susunan baterai alkalin:
Susunan sel aki: Anoda : Zn
Anoda : Pb Katoda : MnO2
Katoda : PbO2 Elektrolit : pasta KOH
Elektrolit : H2SO4 30% Potensial : 1,5 V
Potensial :2V Reaksi pengosongan baterai alkalin:
A: Zn + 2OH- d Zn(OH)2 + 2e
Reaksi pengosongan aki (reaksi sel Volta):
K : 2MnO2 + 2H2O + 2e d 2MnO(OH) + 2OH- +
A : Pb + HSO4- d PbSO4 + H+ + 2e
Zn + 2MnO2 + H2O d Zn(OH)2 + 2MnO(OH)
K : PbO2 + HSO4-+ 3H++ 2e d PbSO4 + 2H2O +
Baterai nikel-kadmium
Pb + PbO2 + 2HSO4- + 2H+ d 2PbSO4 + 2H2O
Baterai nikel-kadmium (nicad) adalah baterai kering
Reaksi pengisian aki dapat dilakukan dengan yang dapat diisi ulang. Baterai nicad termasuk elemen
membalik arah aliran elektron. sekunder.

ELEKTROKIMIA 3
materi78.co.nr KIM 2
Susunan baterai nicad: Susunan sel baterai litium-ion:
Anoda : Cd Anoda :C
Katoda : NiO2 berair Katoda : LiCoO2
Elektrolit : pasta mengandung OH- Elektrolit : LiPF6, etilen karbonat,
Potensial : 1,25 V dimetil karbonat, dietil
Reaksi pengosongan baterai nicad: karbonat
Potensial : 3,7 V
A: Cd + 2OH- d Cd(OH)2 + 2e Reaksi baterai litium-ion:
K : NiO2 + 2H2O + 2e d Ni(OH)2 + 2OH- + A : nLi+ + n ê + 6C qe LinC6
Cd + NiO2 + 2H2O d Cd(OH)2 + Ni(OH)2 K: LiCoO2 qe Li1-nCoO2 + nLi+ + n ê
Baterai perak oksida Reaksi kesetimbangan dapat mencapai batasnya bila
Baterai perak oksida atau sel kancing umumnya digunakan terus menerus:
merupakan lempengan dan digunakan pada jam Li+ + LiCoO2 + e d Li2O + CoO
tangan, kalkulator atau kamera. Baterai perak oksida Reaksi kesetimbangan dapat mencapai batasnya bila
termasuk elemen primer. diisi terus menerus:
Susunan sel baterai perak oksida: LiCoO2 d Li+ + CoO2 + e
Anoda : Zn E. KOROSI
Katoda : Ag2O berair Korosi atau perkaratan adalah suatu reaksi
Elektrolit : pasta KOH atau NaOH redoks antara logam dengan faktor
Potensial : 1,4 V lingkungannya.
Reaksi pengosongan baterai perak oksida: Mekanisme korosi umum:
1) Logam menjadi anoda dan teroksidasi.
A: Zn + 2OH- d Zn(OH)2 + 2e
2) Faktor lingkungan menjadi katoda dan
K : Ag2O + H2O + 2e d 2Ag + 2OH- +
tereduksi.
Zn + Ag2O + H2O d Zn(OH)2 + 2Ag
Reaksi redoks korosi menghasilkan karat
Baterai merkuri berupa senyawa oksida atau karbonat yang
Susunan sel baterai merkuri: berupa hidrat.
Anoda : Zn Korosi paling sering terjadi pada unsur besi (Fe),
Katoda : HgO karena besi mudah teroksidasi.
Elektrolit : pasta KOH Faktor-faktor yang mempercepat terjadinya
Potensial : 1,4 V korosi antara lain:
1) Kontak dengan O2 dan air secara bersamaan.
Reaksi pengosongan baterai merkuri:
A: Zn + 2OH- d ZnO + H2O + 2e 2) Kontak dengan larutan elektrolit garam.
K: HgO + H2O + 2e d Hg + 2OH- + 3) pH rendah.
Zn + HgO d ZnO + Hg 4) Suhu tinggi.
Baterai litium Faktor-faktor yang memperlambat terjadinya
Baterai litium dan litium-ion banyak digunakan korosi antara lain:
karena menghasilkan tegangan yang lebih besar dari 1) Tidak adanya O2 dan air secara bersamaan,
baterai sebelumnya. Kedua baterai ini termasuk misalnya pada kapur atau minyak.
elemen sekunder. 2) Adanya zat yang menyerap air, misalnya
Susunan sel baterai litium: kalsium klorida (CaCl2) anhidrat, namun
hanya sampai batas kejenuhan tertentu.
Anoda : Li
Proses reaksi sel elektrokimia pada korosi besi:
Katoda : MnO2
1) Reaksi pada sel Volta korosi
Elektrolit : LiClO4 tidak berair
Suasana asam
Potensial : 3,7 V
A: Fe qe Fe2+ + 2e
Pada baterai litium-ion, litium yang digunakan K: O2 + 4H+ + 4e qe 2H2O
adalah dalam bentuk ion. Pada dasarnya, dalam
Suasana netral dan basa
baterai litium-ion tidak terjadi reaksi redoks.
A: Fe qe Fe2+ + 2e
Ketika digunakan, ion litium mengalir dari anoda ke
K: O2 + H2O + 4e qe 4OH–
katoda lain melalui elektrolit. Ketika diisi ulang, ion
litium mengalir berbalik arah.

ELEKTROKIMIA 4
materi78.co.nr KIM 2
2) Reaksi total Mekanisme proteksi katodik:
4Fe(s) + 3O2(g) + nH2O(l) d Fe2O3.xH2O(s) a. Logam pelindung melindungi besi dari
Besi (III) oksida hidrat adalah karat besi yang kontak udara dan air.
berwarna coklat kemerah-merahan. b. Logam pelindung memiliki Eo lebih
Korosi pada logam lain (contoh Al, Cr, Zn) juga negatif dari besi.
ditemukan, namun korosi segera terhenti setelah c. Ketika tergores atau rusak, kedua logam
terbentuk lapisan karat tipis pada logam. membentuk sel elektrokimia:
Cara pencegahan korosi:
Anoda : logam pelindung (Cr atau Zn)
1) Aliasi/aloi logam [teroksidasi]
Aliasi logam adalah usaha pencegahan Katoda : besi (Fe)
korosi besi dengan menggunakan aliasi [tidak teroksidasi]
logam berupa baja tahan karat (stainless
steel) dengan campuran Fe, Ni, dan Cr. Apabila Eo logam pelindung tidak lebih
negatif dari besi (contohnya tin plating),
2) Pengecatan atau pelumuran oli
maka lapisan pelindung harus tetap dijaga,
Pengecatan dan pelumuran oli mencegah
karena apabila rusak justru akan
kontak besi dengan udara dan air.
mempercepat korosi besi.
3) Penyepuhan (electroplating)
4) Pengorbanan anoda
Penyepuhan atau proteksi katodik adalah
Dilakukan dengan melapisi besi dengan
perlindungan logam secara elektrolisis untuk
logam aktif (contohnya Mg).
mencegah kontak logam yang dilindungi dari
Logam aktif akan melindungi besi dan
udara dan air.
berkarat, sedangkan besi tidak berkarat. Oleh
Contoh proteksi katodik pada besi antara lain
karena itu, logam aktif harus diganti setiap
adalah chromium plating, zinc plating
beberapa waktu.
(galvanisasi), dan tin plating.

ELEKTROKIMIA 5
materi78.co.nr KIM 3

Larutan Elektrolit
Senyawa yang tergolong larutan elektrolit kuat:
A. PENDAHULUAN
1) Golongan asam kuat dan basa kuat
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat
menghantarkan listrik. Asam kuat Basa kuat
Larutan non-elektrolit adalah larutan yang HCl HNO3 NaOH Mg(OH)2
tidak dapat menghantarkan listrik. HBr HClO4 KOH Ca(OH)2
Menurut teori ion Arrhenius: HI H2SO4 Sr(OH)2
1) Larutan elektrolit adalah zat yang 2) Garam dari asam kuat-basa kuat
mengandung atau dapat terion.
Contoh:
Contoh: Larutan magnesium klorida.
NaCl (dari NaOH dan HCl), NaBr (dari NaOH
MgCl2(aq) d Mg2+(aq) + 2Cl–(aq) dan HBr), KI (dari KOH dan HI), KNO3 (dari
2) Larutan non-elektrolit adalah zat yang KOH dan HNO3), dll.
tidak mengandung atau tidak dapat terion. Perbedaan larutan elektrolit kuat dan lemah:
Contoh: Alkohol. Elektrolit Kuat Elektrolit Lemah
C2H5OH(l) d C2H5OH(aq)
Berupa asam kuat/
Ionisasi adalah proses terurainya suatu larutan basa kuat/ garam dari Selain elektrolit kuat
menjadi molekul-molekul ion pembentuknya. asam-basa kuat
Derajat ionisasi adalah derajat yang Molaritas besar Molaritas kecil
menunjukkan tingkat kesempurnaan ionisasi.
Jumlah ion banyak Jumlah ion sedikit
jumlah zat terion
α= Derajat ionisasi
jumlah zat awal Derajat ionisasi α = 1
0<α<1
Nyala lampu
B. LARUTAN ELEKTROLIT Nyala lampu terang
redup/mati
Larutan elektrolit merupakan senyawa dengan
Banyak terbentuk Sedikit terbentuk
ikatan kovalen polar atau ionik.
gelembung gelembung
Sifat larutan elektrolit:
1) Dapat menghantarkan listrik. C. LARUTAN NON-ELEKTROLIT
2) Memiliki derajat ionisasi yang berkisar antara Larutan non-elektrolit merupakan senyawa
0 < α ≤ 1. netral dan/atau kovalen non-polar.
3) Dapat menyalakan lampu dan/atau Sifat larutan non-elektrolit:
menghasilkan gelembung pada elektroda 1) Tidak dapat menghantarkan listrik, karena
karena dapat menghantarkan listirk. tidak dapat terionisasi.
Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik 2) Memiliki derajat ionisasi α = 0 (tidak terion).
karena: 3) Tidak dapat menyalakan lampu dan tidak
1) Pada senyawa ionik, larutan terion menjadi menghasilkan gelembung pada elektroda,
ion-ion bermuatan listrik yang bergerak karena tidak dapat menghantarkan listrik.
bebas menghantarkan listrik.
D. PERSAMAAN REAKSI IONISASI
2) Pada senyawa kovalen polar, larutan terion
Persamaan reaksi ionisasi adalah persamaan
akibat gaya tarik antar molekul yang
reaksi yang menjelaskan proses ionisasi larutan
memutuskan ikatan atom molekul.
elektrolit.
Daya hantar lelehan dan larutan senyawa:
Reaksi ionisasi elektrolit kuat merupakan reaksi
Daya hantar Ionik Kovalen
searah karena zat terion sempurna (α = 1).
larutan + +
Contoh:
lelehan + –
 Reaksi ionisasi asam klorida,
Larutan elektrolit dapat bersifat elektrolit kuat HCl(aq) d H+(aq) + Cl–(aq)
atau elektrolit lemah.  Reaksi ionisasi asam sulfat,
H2SO4(aq) d 2H+(aq) + SO42-(aq)

LARUTAN ELEKTROLIT 1
materi78.co.nr KIM 3
Reaksi ionisasi elektrolit lemah merupakan
reaksi kesetimbangan karena zat terion sebagian
(0 < α < 1).
Contoh:
 Reaksi ionisasi asam tiosulfat,
H2S2O3(aq) qe 2H+(aq) + S2O32– (aq)
 Reaksi ionisasi besi (III) hidroksida,
Fe(OH)3(aq) qe Fe3+(aq) + 3OH–(aq)

E. PENCEMARAN LINGKUNGAN
Parameter pencemaran air didasarkan atas sifat
air sebagai larutan elektrolit.
Parameter pencemaran air:
1) pH, yaitu tingkat keasaman yang dimiliki
oleh air.
2) DO (Dissolved Oxygen), yaitu jumlah oksigen
yang terlarut dalam air.
3) BOD (Biochemical Oxygen Demand), yaitu
jumlah oksigen yang dibutuhkan makhluk
hidup dalam air untuk hidup.
4) COD (Chemical Oxygen Demand), yaitu
jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
melakukan reaksi kimia dalam air.
BOD dan COD yang tinggi akan menurunkan
nilai DO.
5) TDS (Total Dissolved Solid), yaitu jumlah zat
terlarut dalam air.
Air yang baik adalah air yang memiliki pH sekitar
7 (netral), DO yang tinggi, BOD, COD dan TDS
yang rendah.
Air yang buruk adalah air yang memiliki pH < 7
(asam) atau pH > 7 (basa), DO yang rendah, BOD,
COD dan TDS yang tinggi.

LARUTAN ELEKTROLIT 2
materi78.co.nr KIM 3

Teori Asam-Basa
Teori asam-basa Arrhenius merupakan teori
A. PENDAHULUAN
asam-basa yang pertama kali dapat diterima.
Konsep dasar mengenai asam dan basa:
Kekurangan teori asam-basa Arrhenius:
1) Asam adalah zat yang memiliki rasa masam
1) Hanya dapat menjelaskan sifat asam-basa
dan bersifat korosif (merusak).
apabila suatu zat dilarutkan dalam air.
2) Basa adalah zat yang memiliki rasa pahit,
2) Tidak dapat menjelaskan sifat basa amonia
melarutkan lemak, dan bersifat kaustik (licin).
dan natrium karbonat yang tidak
Konsep dasar lain mengenai asam dan basa –
mengandung ion OH namun menghasilkan
yang dikemukakan oleh para ilmuwan:
ion OH– ketika dilarutkan dalam air.
1) Menurut Lavoisier, zat yang menyebabkan
Kekuatan asam dan basa menurut teori
sifat asam adalah oksigen.
Arrhenius didasarkan atas [H+] dan [OH–].
2) Menurut Sir H. Davy, zat yang
1) Asam kuat memiliki [H+] yang besar, asam
menyebabkan sifat asam adalah hidrogen.
lemah memiliki [H+] yang kecil.
3) Menurut Gay-Lussac, asam dan basa adalah
2) Basa kuat memiliki [OH–] yang besar, basa
zat yang saling menetralkan satu sama lain.
lemah memiliki [OH–] yang kecil.
Selanjutnya, muncul teori asam-basa yang paling
dapat diterima dan digunakan sampai sekarang. C. TEORI ASAM-BASA BRONSTED-LOWRY
Johanes N. Bronsted dan Thomas M. Lowry
B. TEORI ASAM-BASA ARRHENIUS
mengemukakan teori asam-basa tahun 1923.
Svante August Arrhenius mengemukakan teori
Menurut Bronsted-Lowry, asam dan basa hanya
asam-basa tahun 1884.
terionisasi dalam air karena:
Teori asam Arrhenius:
1) Air menarik ion H+ sehingga membentuk ion
Pembawa sifat asam adalah ion H+ dan asam hidronium (H3O+),
melepas ion H+ dalam air. 2) Air melepas ion H+ sehingga membentuk ion
Reaksi ionisasi asam dalam air: hidroksida (OH–).

H x A (aq) d xH + (aq) + A x– (aq) Contoh:


H+

valensi asam ion sisa asam asam HCl + H2O d Cl– + H3O+
Contoh: H+
Asam klorida HCl d H+ + Cl– basa NH3 + H2Oqe NH4+ + OH–
+ 2–
Asam sulfida H2S qe 2H + S Teori asam-basa Bronsted-Lowry:
Macam-macam asam menurut teori Arrhenius:
Asam adalah spesi atau zat yang merupakan
1) Asam monovalen (satu valensi asam) donor proton (H+).
Contoh: HCl, HF, HBr.
2) Asam polivalen (banyak valensi asam) Basa adalah spesi atau zat yang merupakan
akseptor proton (H+).
Contoh: H2SO4 (divalen), H3PO3 (trivalen)
Teori basa Arrhenius: Menurut teori asam-basa Bronsted-Lowry:
1) Asam yang telah melepaskan satu proton
Pembawa sifat basa adalah ion OH– dan
akan membentuk spesi atau zat yang disebut
basa melepas ion OH– dalam air.
basa konjugasi.
Reaksi ionisasi basa dalam air: Contoh:
B(OH) x (aq) d B x+ (aq) + xOH – (aq) asam qe proton + basa konjugasi
HCl qe H+ + Cl–
ion sisa basa valensi basa H2SO4 qe H+ + HSO4–
Contoh: H3PO4 qe H+ + H2PO4–
+ –
Natrium hidroksida NaOH d Na + OH NH4+ qe H+ + NH3
2+ –
Magnesium hidroksida Mg(OH)2 qe Mg + 2OH

LARUTAN ASAM-BASA 1
materi78.co.nr KIM 3
2) Basa yang telah menerima satu proton akan 3) Kekuatan asam berbanding terbalik dengan
membentuk spesi atau zat yang disebut kekuatan basa konjugasinya.
asam konjugasi. 4) Kekuatan basa berbanding terbalik dengan
Contoh: kekuatan asam konjugasinya.
basa + proton qe asam konjugasi Kekuatan asam dan basa menurut teori
O 2– + H +
qe OH – Bronsted-Lowry bersifat relatif.
HCO3– + H +
qe H2CO3 1) Jika dua larutan asam berbeda dicampur-
Cl– + H+ qe HCl kan dengan suatu larutan basa secara
– +
terpisah:
OH + H qe H2O
a. Pada asam 1, basa bersifat lemah,
Kelebihan teori asam-basa Bronsted-Lowry: b. Pada asam 2, basa bersifat kuat,
1) Dapat menjelaskan sifat asam-basa zat pada Maka asam 2 lebih kuat daripada asam 1.
pelarut dan larutan selain air, bahkan tanpa
2) Jika dua larutan basa berbeda dicampur-
pelarut.
kan dengan suatu larutan asam secara
Contoh: terpisah:
H+ a. Pada basa 1, asam bersifat lemah,
NH3 + HCl d NH4+ + Cl– b. Pada basa 2, asam bersifat kuat,
basa asam asam k. basa k. Maka basa 2 lebih kuat daripada basa 1.
H+
D. TEORI ASAM-BASA LEWIS
` HNO3 + H2SO4 d H2NO3+ + HSO4– Gilbert N. Lewis mengemukakan teori asam-
basa asam asam k. basa k. basa tahun 1923.
2) Dapat menjelaskan sifat asam-basa kation Menurut Lewis, transfer proton terjadi karena
dan anion. adanya pasangan elektron bebas pada basa, yang
Contoh: kemudian akan membentuk ikatan kovalen
H+ koordinasi dengan proton tersebut.
Teori asam-basa Lewis:
HClO4 + HCO3– d ClO4– + H2CO3
asam basa basa k. asam k. Asam adalah spesi atau zat akseptor
3) Dapat menjelaskan zat yang bersifat amfoter/ pasangan elektron.
amfiprotik (dapat berupa asam atau basa).
Basa adalah spesi atau zat donor pasangan
Contoh:
elektron.
Air dapat bersifat asam atau basa.
H+ Contoh:
HNO3 ..
NH4+ + H2O d NH3 + H3O+ :O:
Asam : atom O .. .. ..
asam basa basa k. asam k.
Basa : atom N O=N–O–H
H+ .. ..
HCO3– + H2O d H2CO3 + OH– H2SO4 ..
basa asam Asam : atom O :O:
..
Kelemahan teori asam-basa Bronsted-Lowry Basa : atom S H–O–S–O–H
adalah tidak dapat menjelaskan sifat asam-basa
..
:O:
yang tidak melibatkan transfer proton. ..
Kekuatan asam dan basa menurut teori HClO4 ..
Bronsted-Lowry didasarkan atas kemampuan zat Asam : atom O :O:
melepas dan menarik proton.
.. ..
Basa : atom S H – O – Cl : O :
1) Asam kuat mudah melepas proton, asam .. ..
lemah sukar melepas proton. :O:
..
2) Basa kuat mudah menarik proton, basa
lemah sukar menarik proton.

LARUTAN ASAM-BASA 2
materi78.co.nr KIM 3
NH3 + H+ d NH4
Kelebihan teori asam-basa Lewis:
Asam : ion H+
1) Dapat menjelaskan sifat asam-basa yang
Basa : atom N pada NH3 tidak melibatkan transfer proton.
H H 2) Dapat menjelaskan sifat asam-basa oksida
| | asam dan oksida basa.
H–N: + H+ d H–N: H 3) Dapat menjelaskan sifat asam-basa senyawa
| | yang memiliki pasangan elektron bebas.
H H
4) Dapat menjelaskan sifat asam-basa senyawa
NH3 + BF3 d NH3BF3 organik seperti protein dan DNA.
Asam : atom B pada BF3 Kekurangan teori asam-basa Lewis:
Basa : atom N pada NH3 1) Hanya dapat menjelaskan sifat asam-basa zat
H F atau ion yang mencapai kaidah oktet.
H F
| | | | 2) Hanya dapat menjelaskan sifat asam-basa
H–N: + B–F d H–N:B–F senyawa kovalen.
| | | |
H F H F
CaO + CO2 d CaCO3
Asam : atom C pada CO2
Basa : atom O pada CaO

:O: :O:
•• || •• //
Ca : O : + C d Ca – O : C
•• || •• \\
:O: :O:
H2O + CO2 d H2CO3
Asam : atom C pada CO2
Basa : atom O pada H2O

H :O:
| ||
1 H :O:
:O: + C |
| || :O: C
H :O: |
H :O:
g
+
.. .. 2 H :O:
H–O–C–O–H | /
.. ..
.. .. : O :: C
:O: | \
.. H : O:
+

LARUTAN ASAM-BASA 3
materi78.co.nr KIM 3

Larutan Asam-Basa
Hubungan pH dan pOH dapat diturunkan dari
A. PENDAHULUAN
derajat asam-basa yang dimiliki air yang bersifat
Larutan asam dan basa memiliki derajat atau
netral (pH = pOH).
tingkat keasaman atau kebasaan yang diukur
Ionisasi air adalah reaksi kesetimbangan yang
dalam pH dan pOH.
menghasilkan [H+] dan [OH-] dalam jumlah sama.
B. NILAI PH DAN POH Hubungan [H+] dan [OH-] dengan Kw = 10-14:
pH (puissance de H+) adalah derajat asam-basa
larutan yang diukur berdasarkan [H+] larutan. [H+]×[OH–] = 10-14

Nilai pH dapat dirumuskan: Hubungan pH dan pOH dengan pKw = 14:

pH = –log [H+] pH + pOH = 14

Kisaran umum nilai pH larutan: C. ASAM-BASA KUAT DAN LEMAH


netral Asam dan basa disebut kuat apabila:
asam basa
1) Mudah terion karena ikatan antar atom
1 7 14 mudah lepas akibat jarak antar inti atom
makin asam pH makin basa pada molekul yang sangat jauh.
Makna nilai pH larutan: 2) Memiliki α = 1 atau terion sempurna.
1) Semakin besar [H+] maka makin kecil nilai pH. Golongan asam dan basa kuat:
2) Keasaman berbanding terbalik dengan nilai pH, Asam kuat Basa kuat
kebasaan berbanding lurus dengan nilai pH. HCl HNO3 NaOH Mg(OH)2
3) Larutan dengan pH < 7 bersifat asam, pH = 7 HBr HClO4 KOH Ca(OH)2
bersifat netral, dengan pH > 7 bersifat basa. HI H2SO4 Sr(OH)2
pOH (puissance de OH ) adalah derajat asam-basa

larutan yang diukur berdasarkan [OH–] larutan. Nilai konsentrasi H+ dan OH- asam-basa kuat:
Nilai pOH dapat dirumuskan: Asam monovalen kuat Asam divalen kuat

pOH = –log [OH–] [H+] = Ma [H+] = 2. Ma

Basa monovalen kuat Basa divalen kuat


Kisaran umum nilai pOH larutan:
netral [OH-] = Mb [OH-] = 2. Mb
basa asam
Pengenceran asam dan basa kuat:
1 7 14 1) Dua larutan asam atau basa kuat yang
makin basa pOH makin asam berbeda konsentrasi sebesar 10n kali
Makna nilai pOH larutan: memiliki beda pH sebesar n satuan.

1) Semakin besar [OH–] maka makin kecil nilai 2) Jika asam kuat diencerkan sebesar 10n kali,
pOH. maka pHnya naik n satuan.

2) Kebasaan berbanding terbalik dengan nilai 3) Jika basa kuat diencerkan sebesar 10n kali,
pOH, keasaman berbanding lurus dengan maka pHnya turun n satuan.
nilai pOH. Asam dan basa disebut lemah apabila:
3) Larutan dengan pOH < 7 bersifat basa, pOH = 7 1) Sukar terion karena ikatan antar ion sulit
bersifat netral, dengan pOH > 7 bersifat asam. lepas akibat jarak antar inti atom pada
molekul yang sangat dekat.
NILAI pH DAN pOH
2) Memiliki 0 < α < 1 atau terion sebagian,
Jika [H+] atau [OH–]:
sehingga terjadi kesetimbangan.
1 x 10-n, maka pH atau pOH adalah n.
a x 10-n, maka pH atau pOH adalah n – log a. Golongan asam dan basa lemah adalah selain
Jika pH atau pOH: dari golongan asam dan basa kuat.
n, maka [H+] atau [OH–] adalah 1 x 10-n.

LARUTAN ASAM-BASA 1
materi78.co.nr KIM 3
Reaksi ionisasi asam-basa lemah merupakan Hubungan nilai tetapan ionisasi asam-basa
reaksi kesetimbangan yang memiliki nilai dan pasangan konjugasinya dengan Kw = 10-14:
konstanta ionisasi asam-basa (Ka dan Kb).
Ka × Kb = 10-14
Bentuk umum tetapan ionisasi asam:

[H+ ] [An- ] D. INDIKATOR ASAM-BASA


Ka =
[HAn] Indikator asam-basa adalah zat yang digunakan
untuk mengidentifikasi sifat asam-basa suatu
Contoh: larutan/zat.
Pada reaksi ionisasi CH3COOH, tetapan ionisasi Indikator asam-basa merupakan asam lemah
asam: atau basa lemah organik yang warna molekul
CH3COOH(aq) qe H+(aq) + CH3COO-(aq) dengan warna ionnya berbeda.
[H+ ] [CH3 COO- ] Indikator asam-basa yang dapat digunakan:
Ka =
[CH3 COOH] 1) Mengalami perubahan warna yang jelas
Semakin besar nilai Ka, maka akan semakin ketika ditetesi asam atau basa.
kuat sifat suatu asam. 2) Indikator alami berupa ekstrak warna dari
Bentuk umum tetapan ionisasi basa: bunga berwarna terang/menyala.
Reaksi ionisasi indikator dari asam lemah organik:
[Kat+ ] [OH- ]
Kb = HInd(aq) qe H+(aq) + Ind–(aq)
[KatOH]
warna 1 tak berwarna warna 2
Contoh: 1) Setelah ditambahkan dengan asam:
Pada reaksi ionisasi Mg(OH)2, tetapan ionisasi basa: HInd(aq) qe H+(aq) + Ind–(aq)
2+ -
Mg(OH)2(aq) qe Mg (aq) + 2OH (aq) HAn(aq) d H+(aq) + An–(aq)
2
[Mg2+ ] [OH- ] bertambah
Kb =
[Mg(OH)2 ] Kesetimbangan bergeser ke kiri karena H+
Semakin besar nilai Kb, maka akan semakin bertambah, sehingga warna yang muncul
kuat sifat suatu basa. adalah warna 1 (warna molekul).
Nilai konsentrasi H+ dan OH- asam-basa lemah: 2) Setelah ditambahkan dengan basa:
Asam lemah HInd(aq) qe H+(aq) + Ind–(aq)
KatOH(aq) d OH– (aq) + Kat+(aq)
[H+] = √Ma .Ka [H+] = Ma. α
berikatan
Basa lemah Kesetimbangan bergeser ke kanan karena
H+ berkurang, sehingga warna yang muncul
[OH-] = √Mb .Kb [OH-] = Mb. α adalah warna 2 (warna anion).

Pengenceran asam dan basa kuat: Reaksi ionisasi indikator dari basa lemah organik:

1) Jika asam lemah diencerkan sebesar 10n IndOH(aq) qe Ind+(aq) + OH–(aq)


kali, maka pHnya naik 1/2n satuan. warna 1 warna 2 tak berwarna
2) Jika basa lemah diencerkan sebesar 10n kali, 1) Setelah ditambahkan dengan asam:
maka pHnya turun 1/2n satuan. IndOH(aq) qe Ind+(aq) + OH–(aq)
Hubungan derajat ionisasi dengan tetapan HAn(aq) d An–(aq) + H+(aq)
ionisasi asam-basa: berikatan
Asam lemah Basa lemah Kesetimbangan bergeser ke kanan karena
Tetapan ionisasi OH- berkurang, sehingga warna yang muncul
adalah warna 2 (warna kation).
Ka Kb 2) Setelah ditambahkan dengan basa:
α=√ α=√
Ma Mb IndOH(aq) qe Ind+(aq) + OH–(aq)
KatOH(aq) d Kat+(aq) + OH– (aq)
Derajat ionisasi
bertambah
Ka = Ma. α2 Kb = Mb. α2 Kesetimbangan bergeser ke kiri karena OH-
bertambah, sehingga warna yang muncul
Asam-basa dan pasangan konjugasi memiliki
adalah warna 1 (warna molekul).
hubungan nilai tetapan ionisasi asam-basa.

LARUTAN ASAM-BASA 2
materi78.co.nr KIM 3
Warna indikator asam-basa berubah secara Trayek perubahan warna adalah batas-batas pH
gradual dari pH ke pH dan memiliki trayek dimana indikator mengalami perubahan warna.
perubahan warna. Macam-macam indikator asam-basa:
Indikator Trayek Warna 1 Warna 2 Campuran Indikator Trayek Warna 1 Warna 2 Campuran
Lakmus 5,5 – 8,0 merah biru ungu 1,2 – 2,8 merah kuning jingga
Metil Timol biru
3,1 – 4,4 merah kuning jingga 8,0 – 9,6 kuning biru hijau
jingga
Metil Bromtimol
4,2 – 6,3 merah kuning jingga 6,0 – 7,6 kuning biru hijau
merah biru
Metil Bromkresol
2,9 – 4,0 merah kuning jingga 5,2 – 6,8 kuning ungu coklat
kuning ungu
Fenol Bromkresol
6,8 – 8,4 kuning merah jingga 3,8 – 5,4 kuning biru hijau
merah hijau
tak merah Kresol
Fenolftalein 8,3 – 10,0 merah 7,6 – 9,2 kuning ungu coklat
berwarna muda ungu
tak Alizarin
Timolftalein 9,3 – 10,5 biru biru muda 10,0 – 12,0 kuning ungu coklat
berwarna kuning

Contoh: Contoh:
Suatu larutan ketika dicelupkan/ditetesi indikator: Suatu indikator memiliki trayek perubahan warna
a. Lakmus biru berubah menjadi ungu, kuning – merah dengan pH 6,7 – 8,1. Tentukan
b. Bromtimol biru menjadi hijau, nilai Ka indikator tersebut!
c. Metil merah menjadi kuning, Jawab:
d. Fenolftalein menjadi tak berwarna. 6,7+8,1
pH titik tengah = = 7,4
2
Jawab:
pKa = pH pada titik tengah
Dari data diatas, maka pada masing-masing
indikator perkiraan pH larutan adalah: pKa = 7,4

a. pH 5,5 – 8,0 c. pH > 6,3 pKa = –log 10-7,4

b. pH 6,0 – 7,6 d. pH < 8,3 Ka = [H+] pada titik tengah

Pilih nilai lebih dari yang terbesar, dan kurang [H+] = antilog(-7,4) = antilog(-8 + 0,6)
dari yang terkecil, sehingga perkiraan pH larutan Ka = antilog(0,6) x 10-8 = 3,98 x 10-8
adalah 6,3 – 7,6.
Warna campuran adalah gabungan warna 1 dan
warna 2, dan muncul ketika suatu larutan pHnya
berada dalam trayek perubahan warna.
Indikator asam-basa akan tepat pada warna
campuran ketika warna 1 sama dengan warna 2,
sehingga nilai tetapan ionisasi indikator:
Indikator asam-basa asam organik lemah:
-
[H+ ] [Ind ]
[HInd] = [Ind-] Ka =
[HInd]

Ka Ind = [H+] pH titik tengah trayek

Indikator asam-basa basa organik lemah:


+
[Ind ] [OH- ]
[IndOH] = [Ind+] Kb =
[IndOH]

Kb Ind = [OH-] pOH titik tengah trayek

LARUTAN ASAM-BASA 3
materi78.co.nr KIM 3

Titrasi Asam-Basa
A. KEMOLARAN Jika larutan asam dan basa tepat habis bereaksi,
maka pH campuran = 7 (netral).
Dalam asam-basa, besaran yang digunakan
adalah kemolaran benda. Contoh:
Kemolaran menyatakan jumlah mol zat terlarut Sebanyak 50 mL HCl 0,1 M dicampurkan dengan
dari tiap liter larutan. 50 ml NaOH 0,1 M. Tentukan pH campuran.
n H+ pada HCl = 0,1 x 50 = 5 mmol
n M = kemolaran/molaritas (mol/L)
-
M= n = jumlah mol zat terlarut (mol) n OH pada NaOH = 0,1 x 50 = 5 mmol
V V = volume larutan/ruangan gas (L) Jumlah mol sama, maka pH = 7.
Kemolaran larutan jika kadar diketahui: Jika larutan asam bersisa, maka pH campuran
dihitung menggunakan [H+] sisa.
ρ = massa jenis larutan (kg/L)
ρ × K × 10 Contoh:
M= K = persen kadar zat terlarut
mm mm = massa molar/Ar/Mr (kg) Sebanyak 50 mL HBr 0,2 M dicampurkan dengan
50 mL KOH 0,1 M. Tentukan pH campuran.
Rumus pengenceran larutan:
n H+ pada HBr = 0,2 x 50 = 10 mmol
M1.V1 = M2.V2 -
n OH pada NaOH = 0,1 x 50 = 5 mmol
Jumlah mol H+ berlebih 5 mmol, maka:
B. PH CAMPURAN 5 mmol
+ [H+] = = 0,05 M
Konsentrasi H campuran dua larutan asam (50+50)mL
kuat dengan pH berbeda adalah: pH = –log(5 x 10-2) = 2 – log5 pH = 1,3
Jika larutan basa bersisa, maka pOH campuran
n H+ total
[H+] = dihitung menggunakan [OH-] sisa.
V total
Contoh:
Contoh: Tabung reaksi berisi 50 mL NaOH 0,48 M ditetesi
100 mL HCl pH = 4 ditetesi dengan 100 mL HCl 10 mL H2SO4 0,9 M. Tentukan pH campuran.
pH = 3. Tentukan pH campuran. n H+ pada H2SO4 = 2 x 0,9 x 10 = 18 mmol
+ -1 -4 -5
n H pada HCl 1 = 10 x 10 = 10 mol n OH- pada NaOH = 0,48 x 50 = 24 mmol
n H+ pada HCl 2 = 10-1 x 10-3 = 10-4 mol Jumlah mol OH- berlebih 6 mmol, maka:
-5 -4
(10 +10 ) 6 mmol
[H+] = -1 -1 = 5,5 x 10-4 M [OH-] = = 0,1 M
(10 +10 ) (50+10)mL
pH = –log(5,5 x 10-4) = 4 – log5,5 pH = 3,25 pOH = –log(1 x 10-1) = 1
Konsentrasi OH– campuran dua larutan basa pH = 14 - 1 pH = 13
kuat dengan pH berbeda adalah:
C. TITRASI ASAM-BASA
- Titrasi asam-basa adalah prosedur yang
n OH total
[OH-] = dilakukan untuk menentukan kemolaran/kadar
V total
suatu asam/basa berdasarkan reaksi netralisasi.
Contoh: Istilah dalam titrasi asam-basa:
10 mL NaOH 0,1 M dicampur dengan 20 mL 1) Pentiter, zat yang mentitrasi suatu asam-
Ca(OH)2 0,8 M. Tentukan pH campuran. basa yang akan ditentukan kemolarannya.
n OH- pada NaOH = 0,1 x 10 = 1 mmol 2) Daerah perubahan pH drastis, daerah
n OH- pada Ca(OH)2 = 0,8 x 20 = 16 mmol dimana penambahan sedikit tetes pentiter
15 mmol akan mengubah warna indikator asam-basa.
[OH-] = = 0,5 M
(10 + 20)mL 3) Titik ekuivalen, titik dimana asam dan basa
-1
pOH = –log(5 x 10 ) = 1 – log5 tepat habis bereaksi.
pH = 14 – 1 + log5 pH = 12,3 4) Titik akhir titrasi, titik dimana indikator
pH campuran larutan asam kuat dan basa kuat asam-basa mengalami perubahan warna.
dihitung dari jumlah ion H+ dan OH- akhir.

LARUTAN ASAM-BASA 1
materi78.co.nr KIM 3
Titrasi asam-basa dilakukan menggunakan Prosedur titrasi (contohnya asam dengan basa):
sebuah indikator asam-basa dan zat pentiter. 1) Asam yang akan dititrasi ditetesi indikator
Indikator asam-basa yang baik untuk titrasi: asam-basa secukupnya.
1) Punya trayek perubahan pH yang berada 2) Masukkan pentiter berupa basa setetes demi
pada atau sekitar titik ekuivalen. setetes sambil menghitung.
2) Perubahan warna terlihat jelas dan tajam. 3) Ketika warna indikator berubah, hentikan
titrasi (titik akhir titrasi).
Titrasi Kurva titrasi Keterangan

10  Zat pentiter adalah basa kuat.


 Daerah perubahan pH drastis 4 – 10.
Asam kuat dengan pH TE = 7  pH titik ekuivalen 7.
basa kuat  Indikator yang dapat digunakan adalah
4 metil merah, bromtimol biru, dan
pH fenolftalein (lebih tajam).
awal
volume basa kuat

pH
awal
10  Zat pentiter adalah asam kuat.
 Daerah perubahan pH drastis 4 – 10.
Basa kuat dengan pH TE = 7  pH titik ekuivalen 7.
asam kuat  Indikator yang dapat digunakan adalah
4 metil merah, bromtimol biru, dan
fenolftalein (lebih tajam).

volume asam kuat

7  Zat pentiter adalah basa lemah.


pH TE = 5 – 6  Daerah perubahan pH drastis 4 – 7.
Asam kuat dengan
4  pH titik ekuivalen 5 – 6.
basa lemah
 Indikator yang dapat digunakan adalah
pH metil merah.
awal

volume basa lemah

pH
awal
 Zat pentiter adalah asam kuat.
7  Daerah perubahan pH drastis 4 – 7.
Basa lemah dengan
pH TE = 5 – 6  pH titik ekuivalen 5 – 6.
asam kuat
4  Indikator yang dapat digunakan adalah
metil merah.

volume asam kuat

LARUTAN ASAM-BASA 2
materi78.co.nr KIM 3
pH
awal
10  Zat pentiter adalah asam lemah.
pH TE = 8 – 9  Daerah perubahan pH drastis 7 – 10.
Basa kuat dengan
7  pH titik ekuivalen 8 – 9.
asam lemah
 Indikator yang dapat digunakan adalah
fenolftalein.

volume basa kuat

10  Zat pentiter adalah basa kuat.


pH TE = 8 – 9  Daerah perubahan pH drastis 7 – 10.
Asam lemah
7  pH titik ekuivalen 8 – 9.
dengan basa kuat
 Indikator yang dapat digunakan adalah
pH fenolftalein.
awal
volume basa kuat

Titrasi asam lemah menggunakan basa lemah


dan sebaliknya tidak dilakukan karena:
1) Perubahan pH drastis terjadi sangat singkat.
2) Tidak ada indikator yang cukup teliti untuk
mengamati perubahan.
3) Reaksi berlangsung lambat dan tidak tuntas.
Pada titrasi asam-basa, berlaku rumus titrasi:
Asam-basa monovalen dan asam-basa divalen

Ma. Va = Mb. Vb

Asam divalen-basa monovalen

2. Ma. Va = Mb. Vb

Basa divalen-asam monovalen

Ma. Va = 2. Mb. Vb

LARUTAN ASAM-BASA 3
materi78.co.nr KIM 3

Reaksi dan Stoikiometri Larutan


Contoh oksida basa (logam) dan kation yang
A. PERSAMAAN REAKSI ION
dibentuknya:
Persamaan reaksi ion adalah persamaan reaksi
yang menjelaskan bagaimana reaksi antar-ion O. Basa + Air d Basa Kation
terjadi pada larutan elektrolit. K2O + H2O d KOH K+
Persamaan reaksi ion terdiri dari: Li2O + H2O d LiOH Li+
1) Persamaan reaksi ion lengkap, men- Na2O + H2O d NaOH Na+
jelaskan ionisasi larutan elektrolit. MgO + H2O d Mg(OH)2 Mg2+
2) Persamaan reaksi ion bersih, reaksi ion CaO + H2O d Ca(OH)2 Ca2+
lengkap yang tidak mengandung ion
BaO + H2O d Ba(OH)2 Ba2+
penonton atau ion yang tidak berubah.
Contoh: Contoh:
Reaksi molekul Reaksi alumunium oksida padat dengan
Cl2O (g) + Ca(OH)2 (aq) d Ca(ClO)2 (aq) + H2O(l) asam perklorat menjadi alumunium perklorat
dan air.
Reaksi ion lengkap
Reaksi molekul
Cl2O (g) + Ca2+(aq) + 2OH– (aq)
Al2O3(s) + 6HClO4(aq) d 2Al(ClO4)3(aq) + 3H2O(l)
d Ca2+(aq) + 2ClO–(aq) + 2H2O(l)
Reaksi ion lengkap
Reaksi ion bersih
Al2O3(s) + 6H+(aq) + 6ClO4-(aq)
Cl2O (g) + 2OH– (aq) d 2ClO-(aq) + 2H2O(l)
d 2Al3+(aq) + 6ClO4-(aq) + 3H2O(l)
B. REAKSI LARUTAN Reaksi ion bersih
Reaksi larutan terjadi karena adanya molekul- Al2O3(s) + 6H+(aq) d 2Al3+(aq) + 3H2O(l)
molekul larutan yang terion.
3) Reaksi oksida asam-basa
Reaksi-reaksi larutan asam-basa:
Bentuk umum:
1) Reaksi asam-basa (netralisasi)
Bentuk umum: Oksida Asam + Basa d Garam + Air

Asam + Basa d Garam + Air (An–)O2– + Kat+OH– d Kat+An– + H+OH–


Contoh oksida asam (non-logam) dan anion
H+An– + Kat+OH– d Kat+An– + H+OH–
yang dibentuknya:
Asam dan basa saling meniadakan sifat dan O. Asam + Air d Asam Anion
membentuk garam dan air yang bersifat
Asam monovalen (nitrogen dan halogen)
netral.
N2O3 + H2O d HNO2 NO2–
Contoh:
N2O5 + H2O d HNO3 NO3–
Reaksi asam sulfat dengan kalium hidroksida
membentuk kalium sulfat dan air. Cl2O + H2O d HClO ClO–

Reaksi molekul Cl2O7 + H2O d HClO4 ClO4–


H2SO4(aq) + 2KOH(aq) d K2SO4(aq) + 2H2O(l) Br2O3 + H2O d HBrO2 BrO2–
Reaksi ion lengkap I2O5 + H2O d HIO3 IO3–
2H+(aq) + SO42-(aq) + 2K+(aq) + 2OH– (aq) Asam divalen
d 2K+(aq) + SO42-(aq) + 2H2O(l) CO2 + H2O d H2CO3 CO32–
Reaksi ion bersih SO2 + H2O d H2SO3 SO32–
2H+(aq) + 2OH– (aq) d 2H2O(l) SO3 + H2O d H2SO4 SO42–
2) Reaksi oksida basa-asam Asam trivalen
Bentuk umum: P2O3 + H2O d H3PO3 PO33–

Oksida Basa + Asam d Garam + Air P2O5 + H2O d H3PO4 PO43–


As2O3 + H2O d H3AsO3 AsO33–
Kat+O2– + H+An– d Kat+An– + H+O2– As2O5 + H2O d H3AsO4 AsO43–

REAKSI DAN STOIKIOMETRI LARUTAN 1


materi78.co.nr KIM 3
Sb2O3 + H2O d H3SbO3 SbO33– 6) Reaksi garam amonium dengan basa
Sb2O5 + H2O d H3SbO4 SbO43– menghasilkan NH3
Bentuk umum:
Contoh:
Garam Amonium + Basa
Reaksi gas dinitrogen pentaoksida dengan
d Garam Lain + Air + NH3
kalsium hidroksida membentuk kalsium
nitrat dan air. NH4+An–+Kat+OH–dKat+An–+H2O+NH3
Reaksi molekul Contoh:
N2O5(g) + Ca(OH)2 (aq) d Ca(NO3)2 (aq) + H2O(l) Reaksi amonium klorida dengan litium
Reaksi ion lengkap hidroksida menghasilkan larutan litium
N2O5(g) + Ca2+(aq) + 2OH-(aq) klorida, air dan amonia.
d Ca2+(aq) + 2NO3-(aq) + H2O(l) Reaksi molekul
Reaksi ion bersih NH4Cl (aq) + LiOH (aq) d LiCl (aq) + H2O(l) + NH3(g)
N2O5(g) + 2OH– (aq) d 2NO3– (aq) + H2O(l) Reaksi ion lengkap
4) Reaksi oksida asam-oksida basa NH4+(aq) + Cl– (aq) + Li+(aq) + OH– (aq)
Bentuk umum: d Li+(aq) + Cl– (aq) + H2O(l) + NH3(g)
Reaksi ion bersih
O. Asam + O. Basa d Garam
NH4+(aq) + OH– (aq) d H2O(l) + NH3(g)
Kat+O2– + (An–)O2– d Kat+An– 7) Reaksi garam karbonat dengan asam
menghasilkan CO2
Contoh:
Bentuk umum:
Reaksi difosfor trioksida padat dengan
stronsium oksida padat menghasilkan Garam Karbonat + Asam
stronsium fosfit. d Garam Lain + Air + CO2
Reaksi molekul
Kat+CO32–+H+An–dKat+An–+H2O+CO2
P2O3 (s) + 3SrO(s) d Sr3(PO3)2 (s)
Reaksi ion lengkap
P2O3 (s) + 3SrO(s) d Sr3(PO3)2 (s) (tetap) H2CO3 d H2O+CO2
(tidak stabil)
Reaksi ion bersih
Contoh:
P2O3 (s) + 3SrO(s) d Sr3(PO3)2 (s) (tetap)
Reaksi batu pualam (kapur) dengan asam
5) Reaksi amonia dengan asam
iodida menghasilkan kalsium iodida, air dan
Bentuk umum:
karbondioksida.
Amonia + Asam d Garam Amonium Reaksi molekul
CaCO3 (s) + 2HI(aq) d CaI2 (aq) + H2O(l) + CO2(g)
NH3 + H+An– d NH4+An– Reaksi ion lengkap
Contoh: CaCO3 (s) + 2H+(aq) + 2I– (aq)
Reaksi amonia dengan asam sulfat d Ca2+(aq) + 2I– (aq) + H2O(l) + CO2(g)
menghasilkan amonium sulfat. Reaksi ion bersih
Reaksi molekul CaCO3 (s) + 2H+(aq) d Ca2+(aq) + H2O(l) + CO2(g)
2NH3 (g) + H2SO4 (aq) d (NH4)2SO4 (aq) 8) Reaksi garam sulfit dengan asam
Reaksi ion lengkap menghasilkan SO2
2NH3 (g) + 2H+(aq) + SO42- (aq) Bentuk umum:
d 2NH4+(aq) + SO4 2-
(aq)
Garam Sulfit + Asam
Reaksi ion bersih d Garam Lain + Air + SO2
2NH3 (g) + 2H+(aq) d 2NH4+(aq)
Kat+SO32–+H+An–dKat+An–+H2O+SO2
Reaksi-reaksi larutan asam-basa yang
menghasilkan gas-gas:
H2SO3 d H2O+SO2
(tidak stabil)

REAKSI DAN STOIKIOMETRI LARUTAN 2


materi78.co.nr KIM 3
Contoh: Reaksi ion lengkap
Reaksi natrium sulfit dengan asam periodat Fe(s) + 3H+(aq) + 3Cl–(aq) + H+(aq) + NO3–(aq)
menghasilkan natrium periodat, air dan d Fe3+(aq) + 3Cl–(aq) + 2H2O(l) + NO (g)
belerang dioksida. Reaksi ion bersih
Reaksi molekul Fe(s) + 4H+(aq)+ NO3–(aq)
Na2SO3(aq) + 2HIO4(aq) d Fe3+(aq) + 2H2O(l) + NO (g)
d 2NaIO4(aq) + H2O(l) + SO2(g) 11) Reaksi logam dengan asam oksidator
Reaksi ion lengkap menghasilkan NO atau NO2 atau SO2
2Na+(aq) + SO42–(aq) + 2H+(aq) + 2IO4– (aq) Bentuk umum:
+
d 2Na (aq) + 2IO4– (aq) + H2O(l) + SO2(g) Logam + Asam Oksidator
Reaksi ion bersih d Garam + Air + Gas
SO42–(aq) + 2H+(aq) d H2O(l) + SO2(g)
Reaksi ini tergolong reaksi redoks karena
9) Reaksi garam sulfida dengan asam
terjadi perubahan biloks.
menghasilkan H2S
Logam selain Pt dan Au akan membentuk
Bentuk umum:
kation dengan biloks tertingginya.
Garam Sulfida + Asam Asam oksidator berupa HNO3 encer, HNO3
d Garam Lain + H2S pekat atau H2SO4 pekat yang akan
membentuk gas:
Kat+ S2– + H+ An– d Kat+ An– + H+ S2–
Asam oksidator Gas
Contoh: HNO3 encer NO
Reaksi besi (III) sulfida dengan asam nitrat
HNO3 pekat NO2
membentuk besi (III) nitrat dan gas hidrogen
H2SO4 pekat SO2
sulfida.
Reaksi molekul Contoh:
Fe2S3(s) + 6HNO3(aq) d 2Fe(NO3)3(aq) + 3H2S(g) Reaksi tembaga dengan asam nitrat encer
Reaksi ion lengkap menghasilkan tembaga (II) nitrat, air dan gas
nitrogen monoksida.
Fe2S3(s) + 6H+(aq) + 6NO3– (aq)
Reaksi molekul
d 2Fe3+(aq) + 6NO3– (aq) + H2S(g)
3Cu(s) + 8HNO3(aq)
Reaksi ion bersih
d 3Cu(NO3)2(aq) + 4H2O(l) + 2NO(g)
Fe2S3(s) + 6H+(aq) d 2Fe3+(aq) + H2S(g)
Reaksi ion lengkap
10) Reaksi logam dengan akuaregia
3Cu(s) + 8H+(aq) + 8NO3– (aq)
menghasilkan NO
d 3Cu2+(aq) + 6NO3– (aq) + 4H2O(l) + 2NO(g)
Bentuk umum:
Reaksi ion bersih
Logam + Akuaregia 3Cu(s) + 8H+(aq) + 2NO3– (aq)
d Garam Klorida + Air + NO d 3Cu2+(aq) + 4H2O(l) + 2NO(g)
Reaksi ini tergolong reaksi redoks karena 12) Reaksi bukan logam mulia dengan asam
terjadi perubahan biloks. non-oksidator menghasilkan H2
Logam apapun akan membentuk kation Bentuk umum:
dengan biloks tertingginya. Bukan L. Mulia + A. Non-Oksidator
Akuaregia adalah larutan yang merupakan d Garam + H2
campuran antara HCl pekat dan HNO3 pekat
Reaksi ini tergolong reaksi redoks karena
dengan perbandingan 3 : 1.
terjadi perubahan biloks.
Contoh: Logam selain logam mulia (selain Cu, Hg, Ag,
Reaksi besi dengan akuaregia membentuk Pt, Au) akan membentuk kation dengan
larutan besi (III) klorida, air dan gas nitrogen biloks terendahnya.
oksida. Asam non-oksidator adalah asam selain
Reaksi molekul HNO3 encer, HNO3 pekat dan H2SO4 pekat,
Fe(s) + 3HCl(aq) + HNO3(aq) biasanya berupa asam kuat encer (misalnya
d FeCl3(aq) + 2H2O(l) + NO (g) HCl encer atau H2SO4 encer).

REAKSI DAN STOIKIOMETRI LARUTAN 3


materi78.co.nr KIM 3
Contoh: 15) Reaksi garam dengan garam
Reaksi alumunium dengan asam sulfat encer Bentuk umum:
membentuk larutan alumunium sulfat dan
Garam 1 + Garam 2 d Garam 3 + Garam 4
gas hidrogen.
Reaksi molekul
Garam 3 dan/atau basa 4 harus
2Al(s) + 3H2SO4(aq) d Al2(SO4)3(aq) + 3H2 (g) mengendap.
Reaksi ion lengkap
Contoh:
2Al(s) + 6H+(aq) + 3SO42– (aq)
Reaksi timbal (II) nitrat dengan kalium iodida
d 2Al3+(aq) + 3SO42– (aq)+ 3H2(g)
menghasilkan timbal (II) iodida dan larutan
Reaksi ion bersih
kalium nitrat.
2Al(s) + 6H+(aq) d 2Al3+(aq) + 3H2(g)
Reaksi molekul
Reaksi-reaksi larutan asam-basa yang
Pb(NO3)2 (aq) + 2KI(aq) d PbI2(s) + 2KNO3 (aq)
menghasilkan endapan, dan merupakan reaksi
Reaksi ion lengkap
dekomposisi rangkap:
Pb2+(aq) + 2NO3– (aq) + 2K+(aq) + 2I– (aq)
13) Reaksi garam dengan asam
d PbI2 (s) + 2K+(aq) + 2NO3– (aq)
Bentuk umum:
Reaksi ion bersih
Garam 1 + Asam 1 d Garam 2 + Asam 2
Pb2+(aq) + 2I– (aq) d PbI2 (s)
16) Reaksi pendesakan logam
Garam 2 harus mengendap.
Bentuk umum:
Contoh:
Logam 1 + Ion Logam 2
Reaksi perak nitrat dengan asam bromida
d Ion Logam 1 + Logam 2
menghasilkan perak bromida padat dan
asam nitrat. Logam 1 harus lebih kuat mendesak
Reaksi molekul logam 2.
AgNO3 (aq) + HBr(aq) d AgBr(s) + HNO3(aq) Logam 1 harus berada di sebelah kiri
Reaksi ion lengkap logam 2 pada deret Volta.
Ag+(aq) + NO3– (aq) + H+(aq) + Br– (aq)
Contoh:
d AgBr(s) + H+(aq) + NO3– (aq)
Reaksi logam magnesium dengan larutan
Reaksi ion bersih fero klorida menghasilkan larutan
Ag+(aq) + Br– (aq) d AgBr(s) magnesium klorida dan logam besi.
14) Reaksi garam dengan basa Reaksi molekul
Bentuk umum: Mg (s) + FeCl2(aq) d MgCl2(aq) + Fe (s)
Garam 1 + Basa 1 d Garam 2 + Basa 2 Reaksi ion lengkap
Mg (s) + Fe2+(aq) + 2Cl– (aq)
Garam 2 dan/atau basa 2 harus d Mg2+(aq) + 2Cl– (aq) + Fe (s)
mengendap.
Reaksi ion bersih
Contoh: Mg (s) + Fe2+(aq) d Mg2+(aq) + Fe (s)
Reaksi tembaga (II) sulfat dengan stronsium Aturan kelarutan senyawa mudah larut:
hidroksida menghasilkan tembaga (II) Pengecualian
hidroksida dan stronsium sulfat padat. Ion Kelarutan
pasangan ion
Reaksi molekul H+ (asam) larut -
CuSO4 (aq) + Sr(OH)2(aq) d Cu(OH)2(s) + SrSO4 (s) +
Na , K , +
NH4+ larut -
Reaksi ion lengkap
NO3 , ClO3 ,
– –

Cu2+(aq) + SO42– (aq) + Sr2+(aq) + 2OH– (aq) larut -


ClO4–, CH3COO–,
d Cu(OH)2(s) + SrSO4 (s) F– larut ion gol IIA, Pb2+
Reaksi ion bersih
Cl–, Br–, I– larut Cu2+, Hg22+, Ag+
Cu2+(aq) + SO42– (aq) + Sr2+(aq) + 2OH– (aq)
SO42– larut Sr2+, Ba2+, Pb2+
d Cu(OH)2(s) + SrSO4 (s) (tetap)

REAKSI DAN STOIKIOMETRI LARUTAN 4


materi78.co.nr KIM 3
Aturan kelarutan senyawa sukar larut: Maka pereaksi pembatasnya adalah NaCl, sedangkan
Pengecualian larutan bersisanya adalah Pb(NO3)2.
Ion Kelarutan Pb(NO3)2 + 2NaCl d PbCl2 + 2NaNO3
pasangan ion
ion gol IA, Ca2+, M 0,02 0,02 - -
OH– (basa) sukar larut R 0,01 0,02 0,01 0,01
Sr2+, Ba2+
O2–, PO33–, PO43–, S 0,01 0 0,01 0,01
CO32–, CrO42–, sukar larut ion gol IA, NH4+ m Pb(NO3)2 sisa = 0,01 x (207+2.14+6.16) = 3,31 gr
C2O4 2– c. m PbCl2 = 0,01 x (207 + 35,5.2) = 2,78 gr
ion gol IA-IIA, Reaksi antara cuplikan logam dengan larutan
S2– sukar larut 10 gr cuplikan logam Al berkadar 54% habis bereaksi
NH4+
dengan asam sulfat 2 M, tentukan:
C. STOIKIOMETRI LARUTAN a. Persamaan reaksi molekul yang setara
b. Jumlah mol Al murni
PARTIKEL c. Volume asam sulfat
d. Massa garam yang terbentuk
e. Volume gas yang dihasilkan pada RTP
×L :L (Ar Al = 27, S = 32, O = 16)
Jawab:
:V x mm a. 2Al(s) + 3H2SO4(aq) d Al2(SO4)3(aq) + 3H2(g)
MOLARITAS MOL MASSA 10
: mm b. n Al murni = 54% × = 0,2 mol
×V 27
3
c. n H2SO4 = × 0,2 = 0,3 mol
× 22,4 (STP) : 22,4 (STP) 2
0,3
× 24 (RTP) : 24 (RTP) V H2SO4 = = 0,15 L = 150 mL
2
1
d. n Al2(SO4)3 = x 0,2 = 0,1 mol
2
VOLUME m Al2(SO4)3 = 0,1 × (2.27 + 3.32 + 12.16) = 34,2 gr
3
Konsep dasar dalam stoikiometri larutan: e. n H2 = x 0,2 = 0,3 mol
2
1) Perbandingan koefisien adalah per-bandingan V H2 = 0,3 x 24 = 7,2 L
jumlah mol zat dalam reaksi. Reaksi antara cuplikan garam dengan larutan
2) Segala satuan ukuran zat harus di-konversikan ke Sampel pualam seberat x gr dilarutkan ke dalam HCl
dalam mol. 1,5 M, dihasilkan 6 L gas yang diukur pada (p,t) dimana
massa 1,5 L amonia adalah 0,85 gr. Tentukan:
3) Kemolaran larutan adalah angka yang
a. Persamaan reaksi molekul setara
menunjukkan banyaknya mol dalam 1 liter larutan.
b. Jumlah mol gas yang dihasilkan
Jumlah mol dalam larutan dapat dihitung dengan:
c. Nilai x jika sampel pualam murni dan 80%
n = jumlah mol (mol)
d. Massa garam yang terbentuk
n = V.M V = volume (L)
M = kemolaran (M) (Ar Ca = 40, Cl = 35,5, C = 12)
Beberapa contoh stoikiometri larutan: Jawab:
Reaksi antar larutan a. CaCO3(s) + 2HCl(aq) d CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
n CO2 n NH3 n CO2 0,85/17
100 mL timbal (II) nitrat 0,2 M direaksikan dengan 100 b. = = n CO2 = 0,2 mol
V CO2 V NH3 6 1,5
mL natrium klorida 0,2 M, tentukan:
c. x murni = 0,2 x (40+12+3.16) = 20 gr
a. Persamaan reaksi molekul yang setara 0,2 × 100
b. Larutan yang bersisa dan jumlah sisanya x 80% = = 25 gr
80%
c. Massa garam yang mengendap d. m CaCl2 = 0,2 x 111 = 22,2 gr
(Ar Pb = 207, N = 14, Na = 23, Cl = 35,5) Reaksi antara campuran logam dengan larutan
Jawab: Soal 1: Campuran Al dan Cu seberat 10 gr dilarutkan
a. Pb(NO3)2(aq) + 2NaCl(aq) dengan larutan HI 0,75 M, dihasilkan 7,2 L gas pada
d PbCl2(s) + 2NaNO3(aq) keadaan RTP, tentukan:
n Pb(NO3 )2 n NaCl 0,1 × 0,2 0,1 × 0,2 a. Persamaan reaksi molekul setara
b. : = :
koef Pb(NO3 )2 koef NaCl 1 2 b. Jumlah mol gas yang dihasilkan
= 0,02 : 0,01 c. Massa dan presentase tiap logam
(Ar Al = 27, Cu = 63,5, I = 127)

REAKSI DAN STOIKIOMETRI LARUTAN 5


materi78.co.nr KIM 3
Jawab: Reaksi antara campuran garam dengan larutan
a. 6Cu(s) + 6HI(aq) sd Campuran NaHSO3 (Mr = 104) dan Na2SO3 (Mr = 126)
2Al(s) + 6HI(aq) d 2AlI3(aq) + 3H2(g) sebanyak 33,4 gr larut sempurna dalam 200 mL asam
7,2 iodida 2 M, tentukan:
b. n H2 = = 0,3 mol
24 a. Persamaan reaksi lengkap setara tiap garam
2
c. n Al = x 0,3 = 0,2 mol b. Total mol asam iodida
3
m Al = 0,2 x 27 = 5,4 gr c. Massa tiap garam dalam campuran
5,4 d. Massa garam yang dihasilkan
% Al = x 100% = 54%
10 Jawab:
m Cu = 10 – 5,4 gr = 4,6 gr a. Reaksi 1
% Cu = 100% - 54% = 46% NaHSO3(aq) + HI(aq) d NaI(aq) + H2O(l) + SO2(g)
Soal 2: 10,2 gram campuran Al dan Mg habis bereaksi Reaksi 2
dengan 250 mL larutan asam sulfat 2 M, tentukan:
Na2SO3(aq) + 2HI(aq) d 2NaI(aq) + H2O(l) + SO2(g)
a. Persamaan reaksi molekul setara m campuran = 33,4 gr
b. Total mol larutan asam sulfat m NaHSO3 = a gr m Na2SO3 = 33,4 – a gr
c. Massa dan presentase alumunium a 33,4 - a
n NaHSO3 = mol n Na2SO3 = mol
d. Massa garam yang dihasilkan tiap logam 104 126
e. Volume gas yang dihasilkan pada 127oC dan 2 atm b. n HI = 0,2 x 2 = 0,4 mol
(Ar Al = 27, Mg = 24, S = 32, O = 16) c. Nilai a dapat dihitung dari:
a
Jawab: n HI R.1 = mol
104
a. Reaksi 1 33,4 - a 33,4 - a
n HI R.2 = 2 x = mol
2Al(s) + 3H2SO4(aq) d Al2(SO4)3(aq) + 3H2(g) 126 63
Reaksi 2 Maka,
a 33,4 - a
Mg(s) + H2SO4(aq) d MgSO4(aq) + H2(g) + = 0,4
104 63
m campuran = 10,2 gr 63a + 104(33,4 – a) = 2620,8
m Al = a gr m Mg = 10,2 – a gr 63a + 3473,6 – 104a = 2620,8
a 10,2 - a
n Al = mol n Mg = mol 41a = 852,8
27 24
b. n H2SO4 = 0,25 x 2 = 0,5 mol a = 20,8
c. Nilai a dapat dihitung dari: Jadi,
3 a a m NaHSO3 = a = 20,8 gr
n H2SO4 R.1 = x = mol
2 27 18 20,8
10,2 - a % NaHSO3 = x 100% = 62,27%
33,4
n H2SO4 R.2 = mol
24 m Na2SO3 = 33,4 – a = 12,6 gr
Maka, 12,6
a 10,2 - a % Na2SO3 = x 100% = 37,73%
+ = 0,5 33,4
18 24
d. n NaI = n HI = 0,4 mol
4a + 3(10,2 – a) = 36
m NaI = 0,4 x 150 = 60 gr
4a + 30,6 – 3a = 36
Reaksi antara garam dengan larutan
a = 36 – 30,6 = 5,4
Ke dalam 200 mL larutan amonium fosfat 0,1 M
Jadi,
dimasukkan serbuk stronsium hidroksida sampai habis
m Al = a = 5,4 gr
seluruhnya.
5,4
% Al = x 100% = 52,94% Tentukan:
10,2
1 5,4 a. Persamaan reaksi lengkap setara
d. n Al2(SO4)3 = x = 0,1 mol
2 27 b. Jumlah mol amonium fosfat
m Al2(SO4)3 = 0,1 x (2.27+3.32+12.16) c. Massa stronsium hidroksida
= 0,1 x 342 = 34,2 gr d. Volume gas yang dihasilkan pada 2 atm dan 100 K
4,8
n MgSO4 = = 0,2 mol Jawab:
24
m MgSO4 = 0,2 x (24+32+4.16) a. 2(NH4)3PO4(aq) + 3Sr(OH)2(s)
= 0,2 x 120 = 24 gr d Sr3(PO4)2(s) + 6H2O(l) + 6NH3(g)
3 b. n (NH4)3PO4 = 0,2 x 0,1 = 0,02 mol
e. n H2 R.1 = x 0,2 = 0,3 mol
2 c. n Sr(OH)2 = 0,03 mol
n H2 R.2 = 0,2 mol n H2 total = 0,5 mol m Sr(OH)2 = 0,03 x (88 + 16.2 + 2) = 3,75 gr
0,5 × 0,082 × 400 0,06 × 0,082 × 100
V H2 = = 8,2 L d. V NH3 = = 0,246 L = 246 mL
2 2

REAKSI DAN STOIKIOMETRI LARUTAN 6


materi78.co.nr KIM 3

Larutan Garam dan Hidrolisis


A. PENDAHULUAN Contoh:
Garam adalah zat yang dihasilkan dari reaksi terhidrolisis terion
netralisasi asam dan basa.
NH4Cl(aq) + H2O(l) qe NH4OH(aq) +H+(aq) + Cl-(aq)
Hidrolisis garam adalah reaksi peruraian yang
terjadi antara kation dan anion garam dengan air Cl-(aq) + H2O(l) sd
dalam suatu larutan.
NH4+(aq) + H2O(l) qe NH4OH(aq) + H+(aq)
Macam-macam garam:
1) Garam dari asam kuat dan basa kuat, asam
bersifat netral (pH = 7).
Hidrolisis garam dari basa kuat dan asam lemah
Contoh: NaCl, KCl, K2SO4, Ca(NO3)2. terhidrolisis sebagian (anion), dan garam bersifat
2) Garam dari asam kuat dan basa lemah, basa.
bersifat asam (pH < 7). Contoh:
Contoh: Zn(ClO4)2, NH4Cl, AlCl3, Fe(NO3)3. terhidrolisis terion
3) Garam dari basa kuat dan asam lemah,
bersifat basa (pH > 7). HCOONa(aq)+H2O(l) qe HCOOH(aq)+Na+(aq)+OH-(aq)
Contoh: Na2SO3, KCN, Na2CO3, (CH3COO)2Ca.
Na+(aq) + H2O(l) sd
4) Garam dari asam lemah dan basa lemah,
sifat bergantung pada Ka dan Kb. HCOO-(aq) + H2O(l) qe HCOOH(aq) + OH-(aq)
Contoh: Zn(NO2)2, CH3COONH4, Fe3(PO4)2.
basa
B. HIDROLISIS GARAM
Hidrolisis garam dari asam lemah dan basa
Hidrolisis garam adalah reaksi peruraian yang lemah terhidrolisis sempurna/total, dan garam
terjadi antara kation dan anion garam dengan air sifatnya bergantung pada Ka dan Kb.
dalam suatu larutan.
Contoh:
Hidrolisis garam:
terhidrolisis terhidrolisis
1) Menghasilkan asam dan basa pembentuk
garam. Zn(NO2)2(aq) + 2H2O(l) qe Zn(OH)2(aq) + 2HNO2(aq)
2) Kation dan anion dari asam-basa kuat tidak
dapat terhidrolisis karena terion sempurna. 1) Jika Ka = Kb, maka garam bersifat netral.
3) Garam tidak terhidrolisis jika tidak ada kation 2) Jika Ka > Kb, maka garam bersifat asam.
maupun anion yang bereaksi. 3) Jika Kb > Ka, maka garam bersifat basa.
4) Garam terhidrolisis sebagian jika salah satu C. PH LARUTAN GARAM
kation atau anion bereaksi.
pH larutan garam dari asam dan basa kuat yang
5) Garam terhidrolisis sempurna jika kation dan tepat habis bereaksi adalah pH = 7.
anion bereaksi.
pH larutan garam dari asam dan basa bukan
Hidrolisis garam dari asam kuat dan basa kuat kuat dihitung dengan tetapan hidrolisis (Kh), dan
tidak terhidrolisis, dan garam bersifat netral. tetapan ionisasi asam dan basa (Ka dan Kb).
Contoh: Garam dari asam kuat dan basa lemah bersifat
terion terion asam atau pH < 7.
Konsentrasi H+ Tetapan hidrolisis
+ - + -
KCl(aq) + H2O(l) qe K (aq) + OH (aq) +H (aq) + Cl (aq)
[H+] = √Kh × Mg Kw
Kh =
netral Kb
Cl (aq) + H2O(l) sd
-
Kw × Mg
[H+] = √
K+(aq) + H2O(l) sd Kb
Hidrolisis garam dari asam kuat dan basa lemah
terhidrolisis sebagian (kation), dan garam bersifat
asam.

LARUTAN GARAM 1
materi78.co.nr KIM 3
Jika garam berasal dari kation atau anion yang
salah satunya bervalensi dua, maka:

Kw × 2. Mg
[H+] =√
+
[H ] = √Kh × 2. Mg Kb

Garam dari basa kuat dan asam lemah bersifat


basa atau pH > 7.
Konsentrasi OH- Tetapan hidrolisis

[OH-] = √Kh × Mg Kw
Kh =
Ka
Kw × Mg
[OH-] = √
Ka

Jika garam berasal dari kation atau anion yang


salah satunya bervalensi dua, maka:

Kw × 2. Mg
[OH-) =√
-
[OH ] = √Kh × 2. Mg Ka

Garam dari asam lemah dan basa lemah:


Jika Ka = Kb
Maka garam bersifat netral atau pH = 7.
Jika Ka > Kb
Maka garam bersifat asam atau pH < 7.

Kw × Ka
[H+] = √
Kb

Jika Kb > Ka
Maka garam bersifat basa atau pH > 7.

Kw × Kb
[OH-] = √
Ka

Derajat hidrolisis adalah derajat yang


menunjukkan tingkat kesempurnaan hidrolisis.

Kw Kw
α=√ =√
Ka × Mg Kb × Mg

LARUTAN GARAM 2
materi78.co.nr KIM 3

Larutan Penyangga
A. PENDAHULUAN b. Jika ditambahkan HCl 0,1 M 2mL
Larutan penyangga (buffer/dapar) adalah Asam akan bereaksi dengan HS- (basa),
larutan yang dapat mempertahankan nilai pH HS-(aq) + H+(aq) d H2S(aq)
tertentu walaupun diberi zat lain. M 10 mmol 0,2 mmol 10 mmol
B. LARUTAN PENYANGGA ASAM R 0,2 mmol 0,2 mmol 0,2 mmol
Larutan penyangga asam dapat mempertahan- S 9,8 mmol – 10,2 mmol
kan pH < 7, tersusun atas campuran: 10,2
[H+] = 10-6 x = 1,04 x 10-6
9,8
1) Asam lemah dan garamnya
pH = –log1,04 x 10-6 pH = 5,98
Contoh: CH3COOH dengan CH3COONa
c. Jika ditetesi KOH 0,1 M 3 mL
2) Asam lemah dan basa konjugasinya
Basa akan bereaksi dengan H2S (asam),
Contoh: CH3COOH dengan CH3COO–
H2S(aq)+ OH-(aq)d HS-(aq) + H2O(l)
Larutan penyangga asam dapat dibuat dengan
mereaksikan asam lemah dengan basa kuat. M 10 mmol 0,3 mmol 10 mmol
Reaksi tersebut akan menghasilkan garam atau R 0,3 mmol 0,3 mmol 0,3 mmol 0,3 mmol
basa konjugasi, menghabiskan basa kuat dan S 9,7 mmol – 10,3 mmol 0,3 mmol
menyisakan asam lemah. 9,7
[H+] = 10-6 x = 9,4 x 10-7
Contoh: 10,3

Larutan penyangga dari 100 mL H2CO3 0,3 M dan pH = –log9,4 x 10-7 pH = 6,02
100 mL NaOH 0,1 M, C. LARUTAN PENYANGGA BASA
H2CO3 + NaOH qe NaHCO3 + H2O Larutan penyangga basa dapat mempertahan-
M 30 mmol 10 mmol – – kan pH > 7, tersusun atas campuran:
R 10 mmol 10 mmol 10 mmol 10 mmol 1) Basa lemah dan garamnya
St 20 mmol – 10 mmol 10 mmol Contoh: NH3 dengan NH4Cl.
Cara larutan penyangga asam menjaga pH: 2) Basa lemah dan asam konjugasinya
1) Pada penambahan asam (penambahan H+), Contoh: NH3 dengan NH4+
kesetimbangan bergeser ke kiri, asam be- Larutan penyangga basa dapat dibuat dengan
reaksi dengan basa membentuk asam lemah. mereaksikan asam kuat dengan basa lemah.
2) Pada penambahan basa (penambahan OH-), Reaksi tersebut akan menghasilkan garam atau
kesetimbangan bergeser ke kanan, basa asam konjugasi, menghabiskan asam kuat dan
bereaksi dengan asam membentuk air. menyisakan basa lemah.
Konsentrasi H+ dalam larutan penyangga asam: Contoh:
Garam dari asam dan basa monovalen/divalen Larutan penyangga dari 250 mL NH3 0,1 M dan
100 mL HCl 0,1 M,
Ma na
[H+] = Ka. [H+] = Ka. NH3 + HCl qe NH4Cl
Mg ng
M 25 mmol 10 mmol –
Garam dengan asam atau basa divalen R 10 mmol 10 mmol 10 mmol
Ma na St 15 mmol – 10 mmol
[H+] = Ka. [H+] = Ka.
2. Mg 2. n g Cara larutan penyangga basa menjaga pH:
1) Pada penambahan asam (penambahan H+),
Contoh:
kesetimbangan bergeser ke kanan, asam be-
100 mL larutan penyangga mengandung 10
reaksi dengan basa membentuk asam lemah.
mmol H2S dan HS-. (Ka H2S = 1 x 10-6).
2) Pada penambahan basa (penambahan OH-),
Tentukan pH larutan:
kesetimbangan bergeser ke kiri, basa
a. pH larutan penyangga bereaksi dengan asam membentuk air.
10
[H+] = 10-6 x = 10-6
10
pH = –log10-6 pH = 6

LARUTAN PENYANGGA 1
materi78.co.nr KIM 3
Konsentrasi OH- dalam larutan penyangga basa: D. FUNGSI LARUTAN PENYANGGA
Garam dari asam dan basa monovalen/divalen Larutan penyangga digunakan dalam:
1) Analisis zat kimia dan biokimia
-
Mb -
nb
[OH ] = Kb. [OH ] = Kb. 2) Laboratorium bakteriologi
Mg ng
3) Kultur jaringan
Garam dengan asam atau basa divalen 4) Obat tablet dan cair
Mb nb 5) Cocok tanam hidroponik
[OH-] = Kb. [OH-] = Kb. Larutan penyangga terdapat dalam tubuh
2. Mg 2. n g
manusia yang berfungsi menjadi keseimbangan
Contoh: pH tubuh, terdapat pada cairan intrasel dan
100 mL larutan penyangga mengandung NH3 cairan ekstrasel (misalnya darah dan air liur).
dan NH4Cl yang keduanya 0,1 M. (Kb NH3 = 10-5). Macam-macam larutan penyangga dalam tubuh:
Tentukan pH larutan: 1) Penyangga fosfat tersusun atas H2PO4- dan
a. pH larutan penyangga HPO42- dan berada pada seluruh cairan
10 tubuh.
[OH-] = 10-5 x = 10-5
10 Pada penurunan pH tubuh
pOH = –log10-5 = 5 pH = 9 HPO4-(aq) + H+(aq) d H2PO4-(aq)
b. Jika ditambahkan HCl 0,1 M 3 mL Pada kenaikan pH tubuh
Asam akan bereaksi dengan NH3 (basa),
H2PO4-(aq) + OH-(aq) d HPO4-(aq) + H2O(l)
+
NH3(aq) + H (aq) d NH4+(aq) 2) Penyangga karbonat tersusun atas H2CO3
M 10 mmol 0,3 mmol 10 mmol dan HCO3- dan berada pada darah.
R 0,3 mmol 0,3 mmol 0,3 mmol Pada penurunan pH tubuh
S 9,7 mmol – 10,3 mmol HCO3-(aq) + H+(aq) d H2CO3(aq)
10,3
[OH-] = 10-5 x = 1,06 x 10-5 Pada kenaikan pH tubuh
9,7
H2CO3(aq) + OH-(aq) d HCO3-(aq) + H2O(l)
pOH = –log1,06 x 10-5 = 4,97
3) Penyangga hemoglobin tersusun atas HHb
pH = 9,03
dan HbO2 dan berada pada darah.
c. Jika ditetesi KOH 0,1 M 4 mL
Kesetimbangan hemoglobin
Basa akan bereaksi dengan NH4+ (asam),
HHb(aq) + O2(aq) d HbO2(aq) + H+(aq)
NH4+(aq)+OH-(aq)d NH3(aq) + H2O(l)
Tanpa larutan penyangga, tubuh manusia
M 10 mmol 0,4 mmol 10 mmol dapat mengalami asidosis dan alkalosis yang
R 0,4 mmol 0,4 mmol 0,4 mmol 0,4 mmol menyebabkan kerusakan jaringan dan organ.
S 9,6 mmol – 10,4 mmol 0,4 mmol Asidosis adalah penurunan pH darah yang
9,6 disebabkan oleh metabolisme tubuh yang terlalu
[OH-] = 10-5 x = 9,23 x 10-6
10,4 tinggi karena diabetes mellitus, penyakit ginjal,
pOH = –log9,23 x 10-6 = 5,03 diare, dan konsumsi makanan berprotein
pH = 8,97 berlebihan.
Alkalosis adalah peningkatan pH darah yang
disebabkan hiperventilasi karena sedikitnya
kadar oksigen di lingkungan, dan gas
karbondioksida yang dilepas terlalu banyak.

LARUTAN PENYANGGA 2
materi78.co.nr KIM 3

Kelarutan
A. PENDAHULUAN Contoh:
Kelarutan adalah jumlah maksimum zat yang Tentukan kelarutan AgCl jika diketahui Ksp AgCl
dapat larut dalam sejumlah pelarut tertentu. adalah 1 x 10-10!
Kelarutan dapat dihitung: Jawab:
Ksp AgCl = 10-10 = s2 s AgCl = 10-5 M
n s = kelarutan (M)
s= n = jumlah mol terlarut (mol) Contoh:
V V = volume pelarut (L) Diketahui Ksp Fe(OH)2 adalah 1,08 x 10-13, maka
Semakin besar nilai kelarutan suatu zat, maka pH larutan jenuh Fe(OH)2 adalah?
semakin mudah larut zat tersebut dalam pelarut Jawab:
tertentu. 1,08 x 10-13 = 4s3 s = 3 x 10-5 M
B. KONSTANTA HASIL KALI KELARUTAN [OH-] = 2s = 2 x 3 x 10-5 = 6 x 10-5 M
Konstanta hasil kali kelarutan (Ksp) adalah pOH = 5 – log6
tetapan kesetimbangan yang terdapat pada basa pH = 9 + log6 pH = 9,7
dan garam yang sukar larut.
D. HUBUNGAN KELARUTAN DENGAN ION
Pelarutan zat tergolong reaksi kesetimbangan SENAMA DAN PH
yang terjadi antara zat padat dengan ionnya.
Kelarutan zat dipengaruhi oleh ion penyusun
Bentuk umum konstanta hasil kali kelarutan: pelarut.
Ksp = [Kat+][An–] Kelarutan zat pada pelarut yang mengandung
ion senama dengan zat akan memperkecil
Contoh: kelarutan karena menggeser kesetimbangan.
Konstanta hasil kali kelarutan CaCO3 adalah: Contoh:
CaCO3(aq) qe Ca2+(aq) + CO32-(aq) Kelarutan AgCl pada NaCl dipengaruhi ion Cl-,
2+
Ksp CaCO3 = [Ca ][CO32-] AgCl(s) qe Ag+(aq) + Cl–(aq)
Konstanta hasil kali kelarutan akan berubah NaCl(aq) d Na+(aq) + Cl–(aq)
bila suhu diubah, dan tetap bila suhu tidak bertambah
berubah. Kesetimbangan bergeser ke kiri karena Cl-
bertambah, sehingga lebih banyak AgCl yang
C. HUBUNGAN KELARUTAN DENGAN
mengendap dalam NaCl dibanding dalam air.
KONSTANTA HASIL KALI KELARUTAN
Nilai kelarutan ion senama dari zat yang
Nilai konstanta hasil kali kelarutan
dilarutkan diabaikan karena nilainya kecil, dan
dipengaruhi oleh nilai kelarutan zat.
yang digunakan adalah konsentrasi ion senama
Hubungan kelarutan dengan Ksp dalam dari pelarut.
berbagai jenis basa dan garam sukar larut:
Contoh:
Nilai Ksp Reaksi pelarutan
Jika Ksp PbCl2 = 1,7 x 10-5, berapa kelarutan PbCl2
AB(s) qe A+ + B- dalam HCl 0,1 M?

Ksp = s2 AB(s) qe A2+ + B2- PbCl2(s) qe Pb2+(aq) + 2Cl-(aq)


s s 2s
AB(s) qe A2+ + B2- HCl(aq) sd H (aq) + Cl-(aq)
+

0,1 M 0,1 M 0,1 M


A2B(s) qe 2A+ + B2-
Ksp = 4s3 [Cl-] = 2s + 0,1 ≈ 0,1 (nilai s sangat kecil)
AB2(s) qe A2+ + 2B- Ksp = [Pb2+][Cl-]2
A3B(s) qe 3A+ + B3- 1,7 x 10-5 = s x (0,1)2 s = 1,7 x 10-3 M
4
Ksp = 27s Kelarutan zat juga dipengaruhi oleh pH larutan,
AB3(s) qe A3+ + 3B-
yaitu dipengaruhi oleh ion OH-.
A2B3(s) qe 2A3+ + 3B2- Zat-zat yang kelarutannya dipengaruhi oleh pH:
Ksp = 108s5
A3B2(s) qe 3A2+ + 2B3- 1) Basa mudah larut dalam larutan netral dan
asam.

KELARUTAN 1
materi78.co.nr KIM 3
2) Garam dari asam lemah mudah larut dalam Konstanta hasil kali kelarutan juga dapat
asam kuat. meramalkan pengendapan.
3) Garam dari basa lemah mudah larut dalam Bila dua larutan dicampurkan, maka akan
basa kuat. terbentuk basa/garam yang akan
Kelarutan basa pada pelarut basa akan larut/mengendap yang dapat dicek dengan
memperkecil kelarutan karena menggeser kuosien reaksi (Qc).
kesetimbangan. Kuosien reaksi (Qc) adalah nilai yang bentuk
Contoh: persamaannya sama dengan tetapan hasil kali
Kelarutan Fe(OH)2 pada NaOH, kelarutan (Ksp).

Fe(OH)2(s) qe Fe2+(aq) + 2OH–(aq) Qc = [Kat+][An-] AB(s) qe A+ + B-


NaOH(aq) d Na+(aq) + OH–(aq)
bertambah Makna nilai kuosien reaksi:
Kesetimbangan bergeser ke kiri karena OH - 1) Jika Qc = Ksp, berarti larutan tepat jenuh
bertambah, sehingga lebih banyak Fe(OH)2 yang (akan mengendap).
mengendap dalam NaOH dibanding dalam air. 2) Jika Qc < Ksp, berarti larutan tidak/belum
Kelarutan garam pada pelarut basa akan mengendap.
memperkecil kelarutan karena reaksi hidrolisis 3) Jika Qc > Ksp, berarti telah terjadi
garam menggeser kesetimbangan. pengendapan.
Contoh: Reaksi pengendapan dari dua larutan
Kelarutan BaCO3 pada NaOH, merupakan pengenceran, sehingga nilai
konsentrasi seluruh zat berubah.
CO32-(aq) + H2O(l) qe HCO3-(aq) + OH–(aq)
NaOH(aq) d Na+(aq) + OH–(aq) Contoh:
Basa Mg(OH)2 mempunyai Ksp = 10-15. Apakah
bertambah
terbentuk endapan Mg(OH)2 jika 50 mL MgSO4
Kesetimbangan bergeser ke kiri karena OH-
0,01 M dicampur dengan 50 mL NH4OH 0,1 M?
bertambah, sehingga lebih banyak BaCO3 yang
(Kb NH4OH = 10-5)
mengendap dalam NaOH dibanding dalam air.
Jawab:
Nilai kelarutan OH- dari zat yang dilarutkan
diabaikan karena nilainya kecil, dan yang Reaksi 1:
digunakan adalah konsentrasi OH- dari pelarut. MgSO4(aq) d Mg2+(aq) + SO42-(aq)
Contoh: n Mg2+ = 50 x 0,01 = 0,5 mmol
Larutan jenuh Mg(OH)2 memiliki pH 10. Tentukan [Mg2+] = 0,5 : (50 + 50) = 5 x 10-3 M
kelarutannya dalam larutan dengan pH 12. Reaksi 2:
Mg(OH)2(s) qe Mg2+(aq) + 2OH-(aq) NH4OH(aq) d NH4+(aq) + OH-(aq)
s s 2s n OH- = 50 x 0,1 = 5 mmol
[OH-] Mg(OH)2 = 10-4 M Mb = 5 : (50 + 50) = 0,05 M
-4 -5
2s = 10 s = 5 x 10 (pada air) [OH-] = √5×10-2 ×10-5 = 7 x 10-4 M
3 -5 3
Ksp Mg(OH)2 = 4s = 4 x (5 x 10 ) Maka kuosien reaksi:
Ksp Mg(OH)2 = 5 x 10-13 Qc = [Mg2+][OH-]2
[OH-] pelarut = 0,01 M Qc = 5 x 10-3 x (7 x 10-4)2
[OH-] = 2s + 0,01 ≈ 0,01 (nilai s sangat kecil) Qc = 2,45 x 10-9
2+ - 2
Ksp = [Mg ][OH ] Ternyata Qc > Kc, maka telah terjadi endapan
5 x 10-13 = s x (0,01)2 s = 5 x 10-9 M (pada basa) Mg(OH)2.
E. PENGENDAPAN
Pengendapan terjadi pada suatu larutan yang
telah jenuh.
Larutan yang telah jenuh oleh suatu zat masih
mengalami pelarutan walau sudah ada endapan,
namun laju pelarutan zat tersebut sebanding
dengan laju pengendapan zat.

KELARUTAN 2

Anda mungkin juga menyukai

  • ANTIBODY DEPENDENT ENHANCEMENT Pada Vaksin
    ANTIBODY DEPENDENT ENHANCEMENT Pada Vaksin
    Dokumen2 halaman
    ANTIBODY DEPENDENT ENHANCEMENT Pada Vaksin
    IrdaRizky Wiharti
    Belum ada peringkat
  • Biologi 1
    Biologi 1
    Dokumen95 halaman
    Biologi 1
    IrdaRizky Wiharti
    Belum ada peringkat
  • SOAL
    SOAL
    Dokumen3 halaman
    SOAL
    IrdaRizky Wiharti
    Belum ada peringkat
  • Materi Cpns
    Materi Cpns
    Dokumen55 halaman
    Materi Cpns
    IrdaRizky Wiharti
    Belum ada peringkat
  • Soal-Soal Cpns
    Soal-Soal Cpns
    Dokumen3 halaman
    Soal-Soal Cpns
    IrdaRizky Wiharti
    Belum ada peringkat
  • TUGAS
    TUGAS
    Dokumen96 halaman
    TUGAS
    IrdaRizky Wiharti
    Belum ada peringkat
  • Terapi Non Farmakologi DM
    Terapi Non Farmakologi DM
    Dokumen1 halaman
    Terapi Non Farmakologi DM
    IrdaRizky Wiharti
    Belum ada peringkat
  • Farmakog UAS
    Farmakog UAS
    Dokumen47 halaman
    Farmakog UAS
    IrdaRizky Wiharti
    Belum ada peringkat
  • PCT
    PCT
    Dokumen16 halaman
    PCT
    IrdaRizky Wiharti
    Belum ada peringkat
  • Pare
    Pare
    Dokumen3 halaman
    Pare
    IrdaRizky Wiharti
    Belum ada peringkat
  • Botani Jaringan Tumbuh-Tumbuhan
    Botani Jaringan Tumbuh-Tumbuhan
    Dokumen56 halaman
    Botani Jaringan Tumbuh-Tumbuhan
    IrdaRizky Wiharti
    Belum ada peringkat