Anda di halaman 1dari 3

Pendekatan saintifik dimaksudkan memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam

mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal
dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada infromasi searah guru. Oleh karena itu kondisi
pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu
dari berbagai sumber melalui observasi dan bukan hanya diberi tahu.
Mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengkomunikasikan harus
dirancang dengan cermat, di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dan didampingi dengan
rencana pengelolaan kelas. Namun demikian mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, mengkomunikasikan dapat diinterpretasikan dengan logika sederhana seperti apa yang
kita baca. kata kunci pada proses pembelajaran dengan urutan atau tahapan mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan adalah Semuanya Dilakukan Oleh Siswa
Bukan Oleh Guru. Mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi
mengkomunikasikan semuanya dilakukan oleh siswa. Kita sebagai guru lebih banyak membimbing,
memfasilitasi, mengarahkan agar aktifitas siswa bermakna bagi mereka terarah mencapai tujuan
pembelajaran.
1. Mengamati (Observasi)

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning).


Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan obyek secara nyata, peserta didik
senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi
pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta
bahwa ada hubungan antar obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh
guru

2. Menanya

Guru yang efektif mampu menginspirasi siswa peserta didik untuk meningkatkan dan
mengembangkan ranah sikap, keterampilan , dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada
saat itu pula guru membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru
menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula guru mendorong peserta didik untuk menjadi
penyimak dan pembelajar yang baik. Berbeda dengan penugasan yang menginginkan tindakan nyata,
pertanyaan dimaksudakn untuk ememperoleh tanggapan verbal. Istilah “pertanyaan” tidak selalu
dalam kalimat tanya, melainkan juga dapat pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan
verbal.

3. Mengumpulkan Informasi

Kegiatan “mengumpulkan informasi’ merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan
dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk
itu peserta didik dpat membaca yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih
teliti, atau bahkan melakukan eksperimen, aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui
eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas wawancara
dengan narasumber, dan sebagainya. kemampuan berkomunikasi, menerapkan
kemampuanmemngumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, dan mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

4. Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/ Menalar


Kegiatan mengasosiasi dalam pembelajaraaan   adalah memproses informasi yang sudah
dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan atau eksperimen maupum hasil dari
kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang
dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang bebrbeda
sampai kepada yang bertentangan. Kegaiatan ini dilakukan menemukan keterkaitan satu informasi
dengan informasi lainnya dan menyimpulkan pola dari keterkaitan informasi tersebut.

5. Mengkomunikasikan

Pada pendekatan saintifik guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengkomunikasikan apa yang telah peserta didik pelajari. Kegiatan ini dilakukan melalui menuliskan
atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan, dan
menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar
peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegaiatan mengkomunikasikan daalam
pembelajaran adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara
lisan, tertulis, atau media lainnya.

Kemudian dari empat tayangan video tentang penerapan model pembelajaran, hal yang dapat saya
deskripsikan dari tiap video adalah :

Cooperative Learning Jigsaw


Pembelajaran kooperatif model jigsaw ini juga mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji ( jigsaw),
yaitu siswa melakukan sesuatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk
mencapai tujuan bersama. Pembelajaran ini dimulai dengan pokok bahasan, sehingga setiap anggota
kelompok memegang materi dengan topik yang berbeda-beda. Tiap siswa dari masing-masing
kelompok yang memegang materi yang sama selanjutnya berkumpul dalam satu kelompok baru yang
dinamakan kelompok ahli. Masing-masing kelompok ahli bertanggungjawab untuk sebuah bab atau
pokok bahasan. Setelah kelompok ahli selesai mempelajari satu topik materi keahliannya, masing-
masing siswa kembali ke kelompok asal mereka untuk mengajarkan materi keahliannya kepada
teman-teman dalam satu kelompok dalam bentuk diskusi.

Problem based Learning


PBL merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah konstektual sehingga
merangsang siswa untuk belajar. PBL merupakan suatu model pembelajaran yang menantang siswa
untuk belajar, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.
Masalah ini digunakan untuk mengikat siswa pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud.
PBL merupakan pembelajaran yang menghadapkan siswa pada masalah dunia nyata (real world)
untuk memulai pembelajran. Masalah diberikan kepada siswa, sebelum siswa mempelajari konsep
atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan. Dengan demikian untuk
memeahkan masalah tersebut siswa akan mengetahui bahwa mereka membutuhkan pengetahuan
baru yang harus dipelajari untuk memecahkan masalah yang diberikan.

Project Based Learning


Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) adalah model pembelajaran yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian,
interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran
Berbasis Proyek merupakan model belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada
permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan
memahaminya.
Role Playing
Melalui kegiatan role playing, Siswa mencoba mengekspresikan hubungan-hubungan antar manusia
dengan cara memperagakannya, bekerja sama dan mendiskusikannya, sehingga secara bersama-
sama pebelajar dapat mengeksplorasi perasaan, sikap , nilai dan berbagai strategi pemecahan
masalah.
Bermain peran pada prinsipnya merupakan pembelajaran untuk ‘menghadirkan’ peran-peran yang
ada dalam dunia nyata ke dalam suatu ‘pertunjukan peran’ di dalam kelas/pertemuan, yang
kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian terhadap. 
Pembelajaran ini lebih menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam ‘pertunjukan’, dan bukan
pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran. Dalam role playing murid
diperlakukan sebagai subyek pembelajaran, secara aktif melakukan praktik-praktik berbahasa
bersama teman-temannya pada situasi tertentu. Belajar efektif dimulai dari lingkungan yang
berpusat pada diri siswa.
Dari keempat video yang ditampilkan kita bisa menarik kesimpulan bahwa guru pada keempat tayangan
tersebut terlibat hanya sebagai penyedia atau fasilitator saja. Seluruh kegiatan pada pembelajara pada
video menampilkan bahwa titik tumpuan pembelajaran ada pada siswa dengan kata lain “student center
learning”

Anda mungkin juga menyukai