Makalah K3 Di Bidang Konstruksi
Makalah K3 Di Bidang Konstruksi
BIDANG KONSTRUKSI.
PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER JARINGAN SMK.................... BANJARMASIN
OLEH :
MUHAMMAD HIDAYAT
ABSTRAK
K3 atau singkatan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini berfungsi
untuk menjaga keselamatan para pekerja saat melakukan pekerjaannya.
Permasalahan yang ada, di dalam K3 ini adalah bagaimana cara menjaga
keselamatan diri dari bahaya saat melakukan pekerjaan?
Dalam pelaksanaan perkembangan konstruksi banyak hal yang harus di
perhatikan, salah satunya adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
K3 merupakan suatu upaya dalam mengatasi potenssi bahaya dan
keselamatan yang mungkin terjadi. Sering terjadinya kecelakaan kerja pada
proyek konstruksi diakibatkan kurang diperhatikannya K3, sehinggga perlu di
adakan analisi mengenai K3 pada proyek konstruksi untuk mengetahui bagaimana
penerapan K3 pada proyek konstruksi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Pertama-tama saya panjatkan Puji dan Syukur Kehadirat Allah SWT,
karena atas Berkat dan Rahmat-Nyalah kami dapat menyelasikan Tugas Laporan
Keselamatan da Kesehatan Kerja dalam Didang Konstruksi.
Penulis menyadari dalam penyusunan Tugas K3 ini masih terdapat banyak
kesalahan. Oleh karna itu mohon di maafkan dan diharapkan adanya saran dan
kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan Tugas Laporan K3. Dan kami
mengharapkan Tugas Laporan K3 ini dapat memberi manfaat kepada semua pihak
yang telah membaca Laporan ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Penulis.
Daftar ISI
Abstrak
Kata Pengantar.................................................................................i
Daftar ISI.........................................................................................ii
Bab 1 : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .....................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.................................................................2
Bab 2 : Pembahasan
2.1 Cakupan Masalah Konstruksi Bangunan....................................3
2.2 Pedoman Dasar Hukum K3 Konstruksi ....................................4
2.3 Pengertian atau Istilah K3 Konstruksi........................................5
2.4 K3 Konstruksi dan Sarana Bangunan .......................................6
2.4.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi...................6
2.4.2 K3 Sarana Bangunan........................................................8
2.5 Pengawasan K3 Konstruksi dan Sarana Bangunan...................9
Bab 3 : Penutup
3.1 Kesimpulan ...........................................................................10
3.2 Saran ....................................................................................10
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui , berdasarkan data statistik, kasus kecelakaan yang terjadi di tempat
kerja dalam pekerjaan konstruksi sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena masih banyak
pengurus maupun tenaga kerja belum mengenal dan memahami peraturan K3 yang berkaitan
dengan pekerjaan mereka. Dengan demikian perlu adanya upaya pengendalian, pembinaan,
penyuluhan dan pelatihan tentang K3 dalam bidang konstruksi sehingga dapat dicapai kondisi
dan lingkungan kerja yang aman. Melalui topic-topik yang dibahas dalam modul ini diharapkan
dapat membantu para calon ahli K3 dalam pemahaman peraturan K3 di bidang konstruksi.
Masalah umum mengenai K3 ini juga terjadi pada penyelenggaraan konstruksi. Tenaga kerja
di sektor jasa konstruksi mencakup sekitar 7-8% dari jumlah tenaga kerja di seluruh sektor, dan
menyumbang 6.45% dari PDB di Indonesia. Sektor jasa konstruksi adalah salah satu sektor yang
paling berisiko terhadap kecelakaan kerja, disamping sektor utama lainnya yaitu pertanian,
perikanan, perkayuan, dan pertambangan. Jumlah tenaga kerja di sektor konstruksi yang
mencapai sekitar 4.5 juta orang, 53% di antaranya hanya mengenyam pendidikan sampai dengan
tingkat Sekolah Dasar, bahkan sekitar 1.5% dari tenaga kerja ini belum pernah mendapatkan
pendidikan formal apapun. Sebagai besar dari mereka juga berstatus tenaga kerja harian lepas
atau borongan yang tidak memiliki ikatan kerja yang formal dengan perusahaan. Kenyataan ini
tentunya mempersulit penanganan masalah K3 yang biasanya dilakukan dengan metoda
pelatihan dan penjelasan-penjelasan mengenai Sistem Manajemen K3 yang diterapkan pada
perusahaan konstruksi.
1.2 Rumusan Masalah
a) Apa saja cakupan masalah konstuksi bangunan ?
b) Apa saja pedoman dasar hukum K3 konstruksi ?
c) Apa saja Istilah dalam K3 konstruksig ?
d) Bagaimana Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Konstruksi dan Sarana Bangunan ?
e) Bagaimana Pengawasan K3 Konstruksi dan Sarana Bangunan?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan Makalah ini yaitu :
a) Mengetahui seberapah pengetahuan buruh konstruksi bangunan tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di proyek konstruksi bangunan.
b) Apakah ada perhatian yang khusus dari pemilik proyeek tentang pentingnya Manajemen K3 di
lingkungan kerja proyek.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat dari pangambilan judul tentang masalah kesehatan dan keselamatan kerja pada
konstruksi bangunan yaitu memberikan pengetahuan kepada kita tentang bagaimana keselamatan
dan kesehatan kerja khusunya di Indonesia ditangani dan seberakah pentingkah mencakupnya
dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Cakupan Masalah Konstruksi Bangunan
Pekerjaan kontruksi bangunan merupakan pekerjaan yang mengandung potensi bahaya,
sehingga dalam memberi perlindungan keselamatan kerja kepad pekerja diperlukan syarat-syarat
keslamatan dan kesehatan kerja yang sangat tinggi. Tahapan dalam konstruksi bangunan
berhubungan dengan seluruh tahapan yang dilakukan di tempat kerja. Diantara tahapan yang ada
yakitu pekerjaan penggalian, pekerjaan pondasi, pekerjaan beton, pekerjaan baja, dan
pembongkaran.
Penggalian. Penyebab kecelakaan yang timbul dari pekerjaan penggalian antara lain, pekerjan
yang disa tertimbun dan terkubur di dalamnya akibat runtuhnya dinding galian, pekerja tertimpa
dan luka akibat terjatuhnya material di dalam galian, kondisi tidak aman baik di dalam maupun
diluar galian akibat licinnya galian.
Pondasi. Pekerjaan pondasi merupakan suatu kegiatan pemasangan struktur bawah bangunan
yang dapat digunakan untuk menahan beban bangunan.
Pekerjaan Beton. Pada saat proses pengecoran berlangsung pada umumnya pekerja selalu pada
posisi tetinggian tertentu yang dapat berakibat pekerja terjatuh, material pencampur yang tidak
boleh bersinggungan dengan kulit bahkan terhirup oleh pernapasan pekerja.
Pekerjaan Baja. Bahaya yang timbul dari pekerjan pemasangan baja pekerja dapat jatuh dari
ketinggian tertentu dari permukaan tanah, terperosok, tertimpa material bangunan.
Pembongkaran. Bahaya yang di timbulkan dari pembongkaran bangunan adalah pekerja dapat
tertimpa atau runtuhnya bangunan, terperosok dari ketinggian tertentu dari permukaan tanah.
Pekerjaan penggalian
Ketentuan Umum:
<>Stabilitas tanah harus diuji dahulu sebelum dilakukan penggalian
<> Melakukan pemeriksaan atas segala instalansi bawah tanah
<>Prasarana umum harus dimatikan atau diputuskan alirannya, apabila tidak bisa maka prasarana
tersebut harus dipagari, ditarik ke atas atau dilindungi
<>Tanah harus dibersihkan dari pohon, batu besar dan rintangan lain
<>Lokasi penggalian harus diperiksa secara teliti setelah pekerjaan terputus melebihi 1 hari, setelah
setiap peledakan, ada longsoran, ada kerusakan pada konstruksi penyangga dan hujan lebat.
<>Jalan keluar masuk yang aman
<>Dilarang bekerja di tanah lepas yang kemiringannya terlalu terjal
<>Harus ada konstruksi penyangga yang cukup
<>Ada penerangan yang cukup
<>Galian bebas dari air
<>Ada jalan keluar untuk menyelamatkan diri
<>Tidak ada yang diizinkan masuk ruang bawah tanah yang belum diuji bebas gas
<>Pengujian gas harus dilengkapi dengan sabuk pengaman, tali penyelamat dan alat-alat pernapasan
<>Ventilasi mekanis harus disediakan
<>Tindakan penceghan harus diambil untuk melindungi runtuhnya bangunan
Persyaratan Umum:
<>Mesin pemancang harus ditumpu oleh dasar yang kuat, diberi tali atau rantai penguat secukupnya
dan tidak boleh digunakan di dekat jaringan listrik
<>Lantai kerja dan tempat kerja operator harus terlindungi dari cuaca
<>Saluran uap atau udara harus dibuat dari pipa baja atau semacamnya
Pengerjaan Beton
Persyaratan Umum
<>Konstruksi beton bertulang yang berat untuk kerangka atap dan kerangka atas lainnya harus
didasarkan pada gambar rencana
<>Selama pembangunan harus dicatat data sehari-hari mengenai kemajuan pembangunan, termasuk
data yang mempengaruhi kekuatan beton menurut waktunya
Persyaratan umum
<>Penjaminan keselamatan pekerja dengan penyediaan dan pemakaian tangga, gang, peralatan kerja
tetap, pelataran kerja, tali pengaman dan sabuk pengaman serta jaring pengaman
Kerangka baja yang sedang dipasang harus disangga dan dikopel secukupnya.
Tempat kerja/pekerjaan konstruksi bangunan dengan waktu proyek 6 bulan atau lebih harus
diterbitkan akte ini dan akte harus diserahkan Pelaksana Konstruksi kepada Pemberi
Tugas/Pemilik setelah proyek selesai
iii. Pengesahan Akte
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan makalah yang berjudul masalah keselamatan dan
kesehatan kerja ini adalah hubungan yang baik antara pegawai proyek, perusaahaan dan
pemerintah itu mutlak harus diperhatikan. Sehingga perpaduan antara pengetahuan tentang
keselamatan dan kesehatan kerja ( K3) dari pegawai, manejemen yang baik dari perusahaan dan
penyulhan dari pemerintah tentang K3 untuk pegawai proyek maupun perusahaan sangat
dibutuhkan demi keselamatan dan kepentingan bersama.
3.2 Saran
Tidak hanya peraturan yang dapat membuat semua pihak baik dari pegawai proyek,
perusahaan maupun pemerintah mengerti akan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3)
DAFTAR PUSTAKA
Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.
174/MEN/1986-104/KPTS/1986: ”Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat
Kegiatan Konstruksi.”
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 384/KPTS/M/2004 ”Tentang Pedoman
Teknis Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi Bendungan.”
Keppres RI No.22 Tahun 1993 ”Tentang Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja.”
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.PER-01/MEN/1980 “Tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan.”
Peraturan Pemerintah RI No. 14 Tahun 1993 “Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial
Tenaga Kerja.”
Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja
No.Kep.174/MEN/1986-104/KPTS/1986: “Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Tempat Kegiatan Konstruksi.”