Anda di halaman 1dari 8

p-ISSN : 2623-2359

Guru Tua : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran e-ISSN : 2623-2340


Vol. 2, No. 1, Mei 2019, Hal. 29-36

PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA BERBASIS PENDIDIKAN


SENI BUDAYA DI MAN 1 PALU

Syamsuddin

Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra,Universitas Alkhairaat


syam.50TV@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul 'Membentuk Karakter Siswa Berbasis Pendidikan Seni Budaya di MAN 1 Palu'.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Apa strategi pendidikan karakter berbasis seni budaya di
MAN 1 Palu, (2) Apa saja faktor pendukung dan penghambat pendidikan karakter berbasis seni budaya di
tingkat pendidikan SMA , (3) siswa, siswa, penyedia pendidikan lokal tentang implementasi dan manfaat
pendidikan karakter berbasis seni dan budaya. Penelitian dilakukan di MAN 1 Palu dengan pertimbangan
(1) MAN 1 Palu dilandasi sebagai salah satu sekolah yang aktif dalam pengembangan seni dan budaya,
(2) Sebagai sekolah yang aktif ternyata memiliki banyak prestasi baik di tingkat lokal dan nasional. Hasil
penelitian ini menunjukkan: (1) Pendidikan karakter berbasis seni dan budaya di MAN 1 Palu
menggunakan metode pembiasaan (2) Sekolah memiliki basis pendidikan karakter yang ditonjolkan, (3)
mata pelajaran seni budaya telah diterapkan dalam pendidikan karakter, (4) Karakter pendidikan tidak
eksklusif dalam pelajaran seni budaya tetapi di seluruh mata pelajaran.

Kata kunci : Pendidikan, Karakter, Seni Budaya

ABSTRACT

This research is titled ‘Forming Student Character Based on Cultural Arts Education at MAN 1 Palu’.
The problems in this study are (1) What is the strategy of cultural arts-based character education in MAN
1 Palu, (2) What are the supporting and inhibiting factors of cultural arts-based character education at
the level of senior high school education, (3) students, students, local education providers about the
implementation and benefits of art and culture-based character education. The study was conducted at
MAN 1 Palu with consideration (1) MAN 1 Palu was predicated as one of the schools active in the
development of art and culture, (2) As an active school it turned out that it had many achievements both
at the local and national level. The results of this research to show: (1) Art and cultural based character
education in MAN 1 Palu using habituation methods, (2) Schools have character education bases that are
highlighted, (3) Cultural arts subjects have been implemented in character education, (4) Education
characters are not exclusive in cultural arts lessons but throughout subjects.

Keywords: Education, Character, Cultural Arts

PENDAHULUAN
Pendidikan adalah suatu usaha sadar yang lebih baik di masa depan.
dan sistematis dalam mengembangkan Keberlangsungan itu ditandai oleh
potensi peserta didik. Pendidikan juga pewarisan budaya dan karakter yang telah
merupakan suatu usaha masyarakat dan dimiliki sebuah bangsa. Dalam proses
bangsa dalam mempersiapkan generasi pendidikan budaya dan karakter bangsa,
mudanya bagi keberlangsungan kehidupan secara aktif peserta didik

29
Syamsuddin

mengembangkan potensi dirinya, muncul konsep pendidikan karakter


melakukan proses internalisasi dan (character education).
penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian Berangkat dari pemikiran bahwa
mereka dalam bergaul di masyarakat, segala proses belajar yang sekiranya dapat
mengembangkan kehidupan masyarakat memperluas cakrawala pemikiran
yang lebih sejahtera, serta mengembangkan sebaiknya disebarluaskan. Literasi seni
kehidupan bangsa yang bermartabat. Dalam budaya dalam hal ini, diharapkan memiliki
Kamus Bahasa Indonesia kata “karakter” peran dan manfaat sebagai salah satu
diartikan dengan tabiat, sifat-sifat kejiwaan, medium penunjang bagi pengembangan
akhlak atau budi pekerti yang membedakan pendidikan karakter berbasis seni dan
seseorang dengan yang lain (watak). budaya di masa yang akan datang.
Dengan kata lain, karakter mengacu kepada Ketertarikan seseorang pada bidang seni
serangkaian pengetahuan (cognitives), sikap dan budaya tidak hanya menjadi wacana
(attitudes), dan motivasi (motivations), atau minat sekolompok orang yang berlatar
serta perilaku (behaviors) dan keterampilan belakang seni saja. Dalam dunia literasi,
(skills). medium seni entah itu seni rupa, drama,
Sesuai makna tersebut, karakter puisi, pantomime, musik dan tari adalah
identik dengan kepribadian atau akhlak. salah satu ruang bermain dan belajar
Kepribadian merupakan ciri, karakteristik, dengan memberikan kesempatan seluas-
atau sifat khas diri seseorang yang luasnya kepada anak untuk mengeksplorasi
bersumber dari bentukan-bentukan yang potensi sebagai sebuah pengalaman belajar
diterima dari lingkungan, misalnya keluarga yang asyik dan menyenangkan di sekolah.
pada masa kecil dan bawaan sejak lahir. Khusus untuk drama dan pantomim,
Seiring dengan pengertian ini, ada kedua medium seni tersebut pada dasarnya
sekelompok orang yang berpendapat bersifat improvisasi dengan
bahwa, baik buruknya karakter manusia tujuan pencarian pengetahuan yang
sudah menjadi bawaan dari lahir. Jika meliputi setiap aspek dalam kepribadian
bawaannya baik, manusia itu akan anak, baik itu, – spiritual, moral, emosional,
berkarakter baik, dan sebaliknya jika intelektual, dan fisik. Dalam membuat
bawaannya jelek, manusia itu akan drama, anak memasuki sebuah konteks
berkarakter jelek. imajinasi (dunia drama), melalui
Jika pendapat ini benar, pendidikan penampilan fiksi tentang karakter pada
karakter tidak ada gunanya, karena tidak lingkup tertentu.
akan mungkin merubah karakter orang yang Bagi sebagian besar masyarakat
sudah ‘’taken for granted’’. Sementara itu, lainnya, kesenian secara umum masih
sekelompok orang yang lain berpendapat sebatas media hiburan saja. Padahal seni,
berbeda, bahwa karakter bisa dibentuk dan entah itu seni rupa, sastra, musik, tari,
di upayakan sehingga pendidikan karakter drama, dan seni pantomim tanpa di sadari
menjadi lebih bermakna untuk membawa telah menjadi bagian dari kehidupan kita
manusia memiliki karakter yang baik. Dari sehari-hari. Jika kita cermati seni apapun
pengertian di atas dapat dipahami pula bentuknya lewat karya-karyanya, seniman
bahwa karakter identik dengan akhlak, sebenarnya ingin menyampaikan perasaan,
sehingga karakter merupakan nilai-nilai pemikiran dan analisisnya tentang realitas
perilaku manusia yang universal, meliputi kehidupan entah itu kritik sosial,
seluruh aktivitas manusia, baik dalam kebahagiaan, maupun duka. Mengutip apa
rangka berhubungan dengan Tuhan, dengan yang dikatakan TS Eliot seorang penyair
diri sendiri, sesama manusia, maupun terkenal, mengatakan bahwa masa lalu dan
dengan lingkungan. Yang terwujud dalam juga masa depan adalah masa kini.
pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan Pernyataan ini menegaskan bahwa masa
perbuatan berdasarkan norma-norma lalu tidak mungkin di abaikan dalam
agama, hukum, tata karma, budaya, dan memahami kekinian sekaligus masa depan.
adat istiadat. Dari konsep karakter ini Masa lalu bukanlah artefak yang membatu
tanpa makna, apalagi masa lalu tersebut

30
Pembentukan Karakter Siswa

merupakan jejak peradaban di setiap Tuhan, tanggung jawabm disiplin dan


jamannya. mandiri, jujur, hormat dan santun, kasih
Untuk membentuk karakter, unsur sayang, peduli, kerjasama, percaya diri,
yang sangat dekat dan mudah dicerna kreatif, kerja keras, pantang menyerah,
adalah dengan olah seni budaya. Olah seni keadilan dan kepemimpinan, baik dan
budaya menjadi komponen penting dalam rendah hari, toleran,cinta damai dan
membangun karakter. Karena disamping persatuan (dalam Musfiroh, 2008).
untuk menanamkan kecintaan pada seni Sekolah sebagai lembaga pendidikan
budaya yang dimilikinya, juga kecintaan formal menjadi panutan dalam berbagai hal
seni akan memupuk pribadi yang termasuk pendidikan karakter. Pendidikan
berperasaan lembut, kepekaan, rasa empati karakter di sekolah disesuaikan dengan
yang tinggi terhadap sesama dan tingkat usia perkembangan mental peserta
lingkungannya. Kamaril Wardani dalam didik. (Mulyatiningsih).
Kusumastuti, pendidikan dapat mengolah Pendidikan karakter merupakan salah
kecerdasan emosi seorang anak, karena di satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU
dalam pendidikan seni, mengolah semua Sisdiknas tahun 2003 yang menyatakan
bentuk kegiatan tentang aktivitas fisik dan bahwa satu diantara tujuan pendidikan
cita rasa keindahan yang tertuang dalam nasional adalah mengembangkan potensi
kegiatan berekspresi, bereksplorasi, peserta didik untuk memiliki kecerdasan,
berkreasi dan berapresiasi melalui bahasa, kepribadian dan ahlak mulia. Dimaksudkan
rupa, bunyi, gerak dan peran. bahwa pendidikan tidak hanya membuat
Bapak pendiri bangsa menegaskan manusia cerdas tapi juga berkepribadian
bahwa pembangunan karakter sangat dan berkarakter.
penting dan fundamental. Membangun Pendidikan merupakan sebuah proses
karakter penting karena karakter yang membantu menumbuhkan,
menentukan keberhasilan dan lancarnya mengembangkan, mendewasakan, membuat
pembangunan di segala bidang. yang tidak tertata menjadi semakin tertata,
Pembangunan karakter pada intinya semacam proses penciptaan sebuah kultur
bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, dan tata keteraturan dalam diri maupun
kompetitif, berakhlak mulia, bertoleran, dalam diri orang lain. Pendidikan pada
bergotong royong, berjiwa patriot, yang hakekatnya adalah proses penyempurnaan
semuanya dijiwai oleh iman dan taqwa diri manusia terus menerus yang
kepada Tuhan Yang Maha Esa. berlangsung dari generasi yang satu ke
Membangun karakter menjadi tanggung generasi yang lain (Koesoema A, 2011).
jawab bersama dari lingkup keluarga, Pendidikan mempunyai peranan yang
sekolah, masyarakat maupun di berbagai sangat penting dalam menyiapkan sumber
elemen seperti media massa, organisasi dan daya yang berkarakter dan berkualitas.
lembaga-lembaga.Secara verbal diakui Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai
bahwa pembangunan karakter bangsa pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,
merupakan sebuah keniscayaan dalam pendidikan moral, pendidikan watak yang
pembangunan dan kehidupan berbangsa bertujuan mengembangkan kemampuan
dan bernegara. siswa untuk memberikan dengan sepenuh
Tilar (dalam Wasisto, dkk. 2005) hati keputusan baik-buruk, memelihara apa
berpendapat pendidikan karakter suatu yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu
bangsa tidak dapat dipisahkan dengan dalam kehidupan sehari-hari (RAN
karakter dasar yang digunakan sebagai Kemendiknas 2010-2014). Pendidikan nilai
pijakan. Karakter dasar ini merupakan adalah pendidikan seumur hidup dan
pemandu (guiding) kemana arah karakter pendidikan nilai merupakan pembentukan
akan dibawa. Penggunaan karakter dasar ini karakter anak didik (Borong, 2007).
sangat dipengaruhi oleh latar belakang Ada tiga unsur dalam pendidikan
budaya bangsa yang bersangkuta. Karakter karakter yang bisa dikembangkan yaitu:
dasar manusia Indonesia (menurut 1) Pembentukan pendidikan karakter yang
Indonesia HeritageFound) cinta kepada menumbuhkan kesadaran sebagai

31
Syamsuddin

mahluk dan hamba Tuhan Yang Maha yakni: penyusunan satuan atau koding data,
Esa. kategorisasi atau pengelompokan data,
2) Pendidikan karakter yang terkait dengan interpretasi/penafsiran makna data dan
keilmuan. penarikan kesimpulan dan saran-saran hasil
3) Pendidikan karakter yang penelitian.
menumbuhkan rasa cinta dan bangga
menjadi orang Indonesia HASIL DAN PEMBAHASAN
(Kemendikbud,2011) Pendidikan karakter adalah suatu
usaha manusia secara sadar dan terencana
Menurut Merryl Goldberg (1999) untuk mendidik dan memberdayakan
pendidikan seni amat penting dalam potensi peserta didik guna membangun
pendidikan karena memiliki kekuatan karakter pribadinya sehingga dapat menjadi
dalam pendidikan untuk seni, pendidikan individu yang bermanfaat bagi diri sendiri
dengan seni dan pendidikan melalui seni. dan lingkungannya. Pendidikan karakter
Pendidikan dengan dan melalui seni untuk (character education) sangat erat
berbagai bidang ilmu telah terbukti hubungannya dengan pendidikan moral
meningkatkan proses pembelajaran yang dimana tujuannya adalah untuk membentuk
menyenangkan sehingga hasil yang dan melatih kemampuan individu secara
diperoleh menjadi lebih optimal. Peran terus menerus guna penyempurnaan diri ke
pendidikan seni sebagai media atau wahana arah hidup yang lebih baik.
di segala jenjang dan jenis bidang ilmu Secara umum fungsi pendidikan ini
dapat berperan tidak hanya membentuk adalah untuk membentuk karakter
manusia memiliki sensivitas, kreativitas seseorang peserta didik sehingga menjadi
estetis, intuitif dan kritis terhadap pribadi yang bermoral, berakhlak mulia,
lingkungannya tetap juga dapat bertoleran, tangguh dan berperilaku baik.
mengembangkan potensi dasar mereka Adapun beberapa fungsi pendidikan
dalam belajar untuk mencapai hasil yang karakter antara lain: Untuk
optimal (dalam Wardani, C.K., 2011). Ki mengembangkan potensi dasar dalam diri
Hajar Dewantoro telah menekankan manusia sehingga menjadi individu yang
perlunya pendidikan seni karena kehalusan berpikiran baik, berhati baik dan
budi anak didik dapat dilatih dan berperilaku baik, untuk membangun dan
dikembangkan. Dalam proses pembelajaran memperkuat perilaku masyarakat yang
seni, anak dilatih untuk mengaktifkan kerja multikultur serta untuk membangun dan
otak kanan dan kiri secara seimbang. meningkatkan peradaban bangsa yang
Pendidikan seni memberikan ruang kepada kompetitif dalam hubungan internasional.
anak untuk belajar dan dengan cara Pendidikan seni budaya pada
menyenangkan. hakekatnya bersifat multidimensional yang
dapat mengembangkan kemampuan dasar
METODE PENELITIAN manusia meliputi : perseptual, intelektual,
Penelitian yang dilakukan adalah emosional, sosial, intuitif, inovatif,
penelitian kualitatif yaitu adalah suatu kreativitas, etik dan estetik. Aktualisasi seni
pendekatan penelitian yang budaya merupakan ekspresi manusia yang
mengungkapkan situasi sosial tertentu khas sebagai cerminan kebiasaan dan
dengan mendeskripsikan kenyataan secara perilaku yang disepakati dalam sebuah
benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan komunitas. Keberadaan seni budaya akan
teknik pengumpulan dan analisis data yang terus mengalami perubahan dan
relevan yang diperoleh dari situasi yang kesinambungan (change dan continuity)
alamiah. seiring dengan kemajuan kehidupan dan
Untuk menjawab permasalahan dan kemutakhiran tekhnologi informasi yang
menguji hipotesis penelitian digunakan semakin mengalir deras dalam semua sendi
analisis kualitatif dengan memaparkan hasil kehidupan. Kesadaran dan kontrol sosial
penelitian secara deskriptif. Adapun terutama dari masing-masing masyarakat
tahapan-tahapan analisis data tersebut ‘’pemilik’’ seni budaya diharapkan

32
Pembentukan Karakter Siswa

memiliki pengkhayatan yang kuat meningkatkan mutu atau kualitas.


mengenai keberadaan, aktualisasi dan tata Pengembangan budaya sekolah sebagai
nilai yang secara intrinsik bersemayam upaya mewujudkan lingkungan sekolah
dalam seni budaya bersangkutan. yang kondusif untuk mengembangkan
Kesadaran tersebut dapat menghasilkan karakter positif siswa perlu dilakukan
sikap saling menghormati dan saling dengan memperhatikan beberapa prinsip.
menjaga keragaman dan perbedaan budaya Prinsip pertama adalah berkelanjutan, yaitu
bangsa sendiri maupun dengan budaya bagaimana proses perencanaan, sosialisasi,
bangsa lain . pelaksanaan dan evaluasi terus
1) Pengembangan Pendidikan Karakter dikembangkan kualitasnya. Kedua adalah
Melalui Pengembangan Budaya pengembangan yaiyu pengorganisasian
Sekolah budaya sekolah agar terintegrasi dengan
Budaya sekolah adalah sistem nilai, seluruh aktivitas sekolah, semua aspek
kepercayaan dan norma yang diterima sekolah dirancang dan diarahkan agar
bersama dan dilaksanakan dengan penuh kondusif untuk pengembangan karakter
kesadaran sebbagai perilaku alami dan siswa. Prinsip ketiga yaitu konsistensi,
dibentuk oleh lingkungan dengan penekanan terhadap komitmen seluruh
menciptakan pemahaman yang sama pada civitas sekolah dalam menerapkan
seluruh civitas sekolah (Ditjen PMPTK, pengembangan nilai-nilai karakter yang
2007). Dari hasil penelitian Jareonsttasin positif. Selanjutnya prinsip implementatif.
(2000), budaya sekolah berpengaruh Pengembangan karakter siswa tidak cukup
terhadap upaya pengembangan karakter hanya dengan pemajangan slogan,
siswa. Budaya sekolah yang terwujud pengarahan, ceramah dan nasehat guru
dalam lingkungan internal sekolah memuat namun harus diwujudkan dalam ucapan,
juga aspek lingkungan fisik, suasana sikap dan perilaku seluruh warga sekolah.
psikologis dan lingkungan sosio-kultural Adapun prinsip menyenangkan adalah
sekolah. pengembangan karakter siswa akan lebih
Ada enam aspek yang harus muda jika perasaan-perasaan negatif seperti
diperhatikan dalam pengembangan budaya tertekan, ketakutan dan terpaksa tidak
di sekolah. Keenam aspek tersebut masing- muncul dalam diri setiap siswa.
masing budaya moral spritual, budaya Tidak hanya aspek budaya yang
bersih rapi, budaya cinta tanah air, budaya diuraikan tadi, beberapa program-program
setia kawan, budaya belajar dan budaya yang dilakukan oleh sekolah untuk
mutu. Dari keenam aspek budaya tersebut menunjang pengembangan budaya sekolah
dapat dilihat bahwa aspek yang diutamakan sebagai sarana pembentukan karakter siswa.
adalah aspek-aspek yang memuat prinsip Seperti gerakan santun berbahasa dan
karakter, sedangkan aspek belajar dan mutu program kotak kritik dan saran yang
justru ada di belakang. Ini menunjukkan membuat suasana sekolah dan warganya
betapa memang seharusnya pendidikan saling memperdulikan dan komunikasi,
tidak hanya mengedepankan aspek selain melatih siswa mengemukakan
akademik dan mutu saja namun juga harus pendapat dan merespon lingkungan
mengutamakan aspek karakternya. Hasil sekitarnya. Termasuk pula program kantin
penelitian Jareonsttasin (2000) bahwa siswa kejujuran yang menjadi pilihan banyak
yang memiliki karakter yang baik sekolah untuk melatih siswa menjadi jujur
cenderung memiliki prestasi akademik yang dan mandiri.
tinggi. 2) Strategi Ideal Pembelajaran Seni
Di lingkungan Madrasah Aliyah Budaya Yang Berkarakter
Negeri (MAN) 1 Palu, keenam aspek Dalam semua jenjang pendidikan,
budaya di sekolah juga telah diterapkan materi mata pelajaran seni budaya secara
sejak lama. Para siswa sejak awal masuk kurikuler terdiri dari empat sub bidang seni
sekolah hingga tamat ditanamkan budaya yang seharusnya diajarkan yakni seni rupa,
moral spritual, bersih dan rapi, cintai tanah seni musik, seni tari dan seni teater. Namun
air, setia kawan, selalu belajar dan pada kenyataannya, pembelajaran seni

33
Syamsuddin

budaya hanya diajarkan sebagai atau jika pementasan seni budaya melalui sanggar
diajarkan semuanya tidak dalam bentuk seni BSSA (Bengkel Seni Suara Alam)
yang ideal karena keterbatasan tenaga yang cukup dikenal di Lembah Palu.
pengajar yang profesional dan kompeten di Secara formal, dalam konsep yang
bidangnya serta waktu yang terbatas. lebih luas, pemerintah daerah melalui
Karena itu, diperlukan strategi yang tepat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
untuk mengoptimalkan pembelajaran seni terkait dapat saja menyusun potensi
budaya melalui pilihan alternatif dengan kemudian memetakan seni budaya yang
hanya memperkuat salah satu sub bidang dapat dikembangkan pada kawasan sekolah
seni berdasarkan pilihan masing-masing tertentu sebagai pusat pendidikan
siswa. pengembangan seni budaya. Dengan
Demikian halnya di lingkungan demikian, keberadaan guru pada sekolah
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Palu, tertentu yang bervariasi bidang ilmu
berbagai kegiatan seni dan budaya dalam seninya dapat dioptimalkan peran profesi
bentuk ekstra kokurikuler yang ditawarkan dan kompetensinya. Hasil pembelajaran
untuk menjadi pilihan siswa dalam yang spesifik ini dapat direkomendasikan
mengembangkan bakat dan kreatifitasnya. untuk pertunjukan secara berkala pada
Tidak hanya dalam seni musik, seni suara kesempatan tertentu.(pameran/pertunjukan
dan seni tari tapi juga seni teater. Hanya tari/teater/konser). Kemasan seperti ini
saja, tidak semua sub bidang seni tersebut tentunya tetap harus mengacu pada konsep
ditunjang oleh sumber daya manusia dan sistem pembelajaran persekolahan dan di
sarana prasarana yang memadai. Dalam sub sisi lain dapat menguntungkan guru yang
bidang seni tertentu seperti drama dan seni bersertifikat untuk memenuhi jumlah jam
rupa masih terkendala tenaga pendidik pelajaran yang dipersyaratkan tanpa harus
maupun peralatan dan tempat menambahkan aktivitas lainnya yang dapat
latihan/belajar. disetarakan.
Penguatan salah satu sub bidang seni Spesifikasi salah satu bidang seni
dimaksudkan untuk mengoptimalkan dalam proses pendidikan akan
pelaksanaan mata pelajaran seni budaya. mempercepat upaya membangun
Pertimbangannya dalam memilih sub pendidikan karakter. Karena itu persiapan
bidang yang akan dilaksanakan materi hingga tahap evaluasi seharusnya
(kelas/sekolah) untuk difokuskan melalui pertimbangan yang matang.
diantaranya : ketersediaan tenaga pengajar, Pertimbangan tersebut meliputi pilihan
minat siswa, fasilitas dan sarana prasarana. jenis seni, kebermaknaan bagi kepribadian,
Memang tidak mudah mensinkronkan hal penguatan mentalitas, memotivasi potensi
tersebut karena itu dibutuhkan kerjasama inovasi dan kreativitas bagian dari
antar guru dan sekolah baik secara formal kebudayaan berterima kasih dengan
maupun non formal untuk secara bersama- masyarakat setempat. Pembentukan
sama membangun kesadaran akan pendidikan berkarakter yang diperoleh
pentingnya pendidikan karakter melalui selama menempuh proses pembelajaran
penguatan seni budaya (menjaga kearifan pada jenjang tertentu selayaknya didukung
lokal). oleh pendidikan non formal maupun
Ketersediaan tenaga pengajar dan informal dimana individu tersebut
peralatan sangat menunjang tingkat bersosialisasi dalam masyarakat. Ini agar
keberhasilan siswa dalam sub bidang seni tercipta suatu kondisi dimana orang atau
tersebut. Seni teater dan musik tradisional masyarakat di sekitarnya pun berkontribusi
misalnya yang ditunjang tenaga pendidik yang saling menjaga, mempengaruhi dan
yang berpengalaman dan peralatan yang mempertahankan jati diri yang telah
memadai membuat MAN 1 Palu kerap menjadi kebudayaan. Misalnya penguatan
meraih prestasi dalam berbagai perlombaan kebudayaan lokal melalui lagu daerah
baik di tingkat Kota Palu maupun Sulawesi setempat, menggali dan mendesain motif
Tengah. MAN 1 Palu merupakan salah satu lokal untuk diterapkan pada benda-benda,
sekolah yang paling aktif dalam kegiatan merekonstruksi gerakan tari untuk

34
Pembentukan Karakter Siswa

keperluan upacara masyarakat. Membentuk tepat waktu, memberi salam kepada


teater rakyat sebagai media penyadaran guru serta sholat sunnat sebelum masuk
untuk menjadi warga negara yang baik. kelas. Selain itu, ada penanaman budi
Olah seni budaya menjadi pekerti, bersikap santun terhadap guru,
komponen penting dalam membangun orang tua, kepatuhan terhadap aturan,
karakter, karena di samping untuk penanaman nilai-nilai kebangsaan.
menanamkan kecintaan pada seni budaya Nilai-nilai tersebut dilakukan dengan
yang dimilikinya, juga kecintaan pada berbagai cara, lewat menyanyikan dan
seni akan memupuk pribadi yang mendengarkan serta penjelasan dari guru
berperasaan lembut, kepekaan, rasa mengenai lagu-lagu tersebut dan berdoa
empati yang tinggi terhadap sesama dan bersama pada waktu memulai aktivitas
lingkungannya. Kamaril Wardani dalam belajar dan pada saat pulang. Nilai
Kusumastuti menyatakan pendidikan seni terakhir ini menjadi penting untuk
dapat mengolah kecerdasan emosi seorang menanamkan nilai-nilai ketakwaan,
anak, karena di dalam pendidikan seni bersyukur dan sebagainya. Metode
mengolah semua bentuk kegiatan tentang pembiasaan tersebut ditanamkan sejak
aktivitas fisik dan cita rasa keindahan, kelas 1 sampai kelas 3.
yang tertuang dalam kegiatan 2. Pendidikan karakter juga dilekatkan
berekspresi, bereksplorasi, berkreasi dan pada mata pelajaran secara integratif
berapresiasi melalui bahasa, rupa, bunyi, jadi tidak hanya fokus pada mata
gerak dan peran membentuk pelajaran tertentu.
karakter,unsur yang sangat dekat dan 3. Pembiasaan maupun pembudayaan
mudah dicerna adalah dengan olah seni karakter juga ditekankan pada hal-hal
budaya. Olah seni budaya menjadi yang bersumber pada ajaran dan nilai-
komponen penting dalam membangun nilai agama maupun kebudayaan di
karakter, karena di samping untuk sekolah yang diterapkan sejak dulu.
menanamkan kecintaan pada seni budaya Melalui metode pembiasaan ini akan
yang dimilikinya, juga kecintaan pada terbentuk perilaku hasil dari penanaman
seni akan memupuk pribadi yang nilai yang terpupuk secara terus
berperasaan lembut, kepekaan, rasa menerus, berproses dan akhirnya
empati yang tinggi terhadap sesama dan menjadi kebiasaan
lingkungannya. Kamaril Wardani dalam
Kusumastuti, pendidikan seni dapat REKOMENDASI
mengolah kecerdasan emosi seorang anak, Berdasarkan kesimpulan tersebut di
karena di dalam pendidikan seni mengolah atas, terdapat beberapa saran yang perlu
semua bentuk kegiatan tentang aktivitas ditindaklanjuti, yakni:
fisik dan cita rasa keindahan, yang tertuang 1. Perlu ada acuan tentang bahan ajar seni
dalam kegiatan berekspresi, budaya yang dimaksud dan materi yang
bereksplorasi, berkreasi dan berapresiasi dipilih untuk pendidikan karakter.
melalui bahasa, rupa, bunyi, gerak dan 2. Perlu adanya bimbingan teknis atau
peran diklat untuk pelaksanaan pendidikan
karakter khsusunya kepada para tenaga
KESIMPULAN pendidik.
1. Penelitian pendidikan karakter di 3. Tersedianya tenaga pendidik yang
Madrasah Aliyah Negeri 1 Palu berkompeten dalam pelaksanaan
memberikan gambaran kalau sekolah pendidikan karakter guna mewujudkan
tersebut telah menerapkan pendidikan tujuan dari pendidikan karakter.
karakter berbasis seni budaya melalui 4. Peran Dinas Pendidikan dan
metode pembiasaan. Metode tersebut Kebudayaan atau Kementerian Agama
diterapkan sebelum pelajaran dimulai perlu lebih ditingkatkan dalam
sebagai langkah untuk pendidikan pembentukan karakter di tingkat MAN
karakter kepada siswa, antara lain dan sederajat.
menanamkan disiplin tiba di sekolah

35
Syamsuddin

DAFTAR RUJUKAN _______________. (2011). Pendidik


Karakter di Zaman Keblenger.
Anna Marie, dkk. (2012). Pembentukan Jakarta: PT. Gramedia.
Karakter Berbasis Pendidikan Seni
dan Budaya Tingkat Sekolah Dasar Kusumastuti, Eny Tt. (2009). Perubahan
di Kota Malang, Jawa Timur. Perilaku Kecerdasan Emosional
Laboratorium Antropologi Untuk Anak Usia Dini Melalui Pendidikan
Riset dan Aksi (LAURA) Balai Seni Tari. Semarang : Fakultas
Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Yogyakarta. (Online), Semarang.
(https://www.researchgate.net/public
ation/278022355) diakses 17 Januari Marzuki, dkk Tt. (2010). Pembinaan
2019. Karakter Siswa Berbasis Pendidikan
Agama di Sekolah Dasar dan
Borrong, R.P. (2007). Pentingnya Sekolah Menengah Pertama di
Pendidikan Dalam Membangun Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kehidupan Bangsa. KRITIS, Jurnal Yogyakarta: Universitas Negeri
Studi Pembangunan Interdisipliner, Yogyakarta.
XIX (2).
Mulyatiningsih, Endang. (2011). Analisis
Istiningtyas, R. (2014). Penanaman Model-Model Pendidikan Karakter
Pendidikan Karakter Dalam Untuk Usia Anak-Anak, remaja dan
Pembelajaran Seni Budaya di SMP Dewasa. Yogyakarta: Universitas
Negeri 1 Tasikmadu Kabupaten Negeri Yogyakarta.
Karanganyar. Tesis tidak diterbitkan.
Magister Manajemen Pendidikan Musfiroh, Tadkiroatun. (2008).
Universitas Muhammadiyah Pengembangan Karakter Anak
Surakarta. (Online), Melalui Pendidikan Karakter, dalam
(http://eprints.ums.ac.id/32453/12/Na Character Building : Bagaimana
skah%20Publikasi.pdf), diakses 10 Mendidik Anak Berkarakter?.
Januari 2019 Yogyakarta : Tiara Wacana.

Judiani, Sri, (2010). Implementasi Muslich, Masnur. (2011) Pendidikan


Pendidikan Karakter di Sekolah Karakter: Menjawab Tantangan
Dasar Mellaui Penguatan Krisis Multidimensional. Jakarta :
Pelaksanaan Kurikulum. Jurnal Bumi Aksara.
Pendidikan dan Kebudayaan, Vol 16.
Ramli, T. (2003). Pendidikan Karakter,
Kemendikbud. (2011). Panduan Angkasa, Bandung.
Pengembangan Pendidikan Karakter
Melalui Pembelajaran Aktif, Kreatif, Rukyanto, Agus. (2009). Pendidikan
efektif dan Menyenangkan (Pakem) Karakter Membina Persahabatan.
di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Yogyakarta: Kanisius.
Pembinaan Sekolah Dasar.
Wasisto, Broto. (2005). Pedoman
Koesoema A, Doni. (2011). Pendidikan Kampanye Hidup Rukun dalam
Karakter : Strategi Mendidik Anak di Kemajemukan, dalam Character
Zaman Global. Jakarta: PT Building : Bagaimana Mendidik
Gramedia. Anak Berkarakter. Yogyakarta: Tiara
Wacana

36

Anda mungkin juga menyukai