Proposal Tesis - Revisi PDF
Proposal Tesis - Revisi PDF
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh
Gelar Magister Pendidikan Islam (M.Pd.)
Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Oleh :
MAMAN ROHIMAN
NIM : 2021.8.1.6.0291
Disetujui oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi S2 Manajemen Pendidikan Islam
1
Undang-undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003
1
2
dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dengan orang
lain, serta menemukan dan mengembangkan potensi yang dimiliki. Kegiatan
ekstrakurikuler juga memberikan manfaat sosial yang sangat besar.
Gerakan pramuka sebagai satu-satunya wadah kegiatan kepanduan di
sekolah merupakan tempat pendidikan bagi anak-anak yang dilaksanakan
dengan penuh kegembiraaan, penuh pendidikan dan dilakukan di luar jam-jam
sekolah maupun jam-jam keluarga. Sebagai satu-satunya kegiatan kepanduan,
pramuka diharapkan dapat memberikan peranan penting dalam peningkatan
dan pembentukan sikap dan mental peserta didik pada sikap yang baik. Sikap
baik dalam arti berakhlaq mulia, sopan santun, rasa cinta kasih sesama, patriot,
suci dalam segala pikiran maupun perbuatan, bertaqwa kepada Tuhannya, dan
segala sikap yang lain. Pendek kata diharapkan anggota pramuka dapat
melaksanakan Dasa Dharma dan Tri Satya yang merupakan kode etik dan janji
pramuka
Masuknya pendidikan pramuka dalam struktur kurikulum pada
pendidikan dasar dan menengah patut diapresiasi. Pramuka dianggap sebagai
wahana pembentukan karakter siswa, karena dalam Pramuka siswa dilatih
kepemimpinan, kerja sama, solidaritas, mandiri, dan keberanian. Hal ini
kiranya sebagai penyeimbang kegiatan pembelajaran dalam kurikulum formal
yang lebih berorientasi pada ranah kognitif (pengetahuan) dan psikomotorik
(ketrampilan). Kegiatan Pramuka ini akan mampu membangun kecerdasan
siswa pada ranah afeksi (sikap dan perilaku), sehingga siswa akan mampu
mengembangkan karakternya secara positif.
Dalam sejarahnya, Pramuka yang merupakan singkatan dari Praja
Muda Karana merupakan organisasi kepanduan yang tidak hanya populer di
Indonesia, namun juga di kancah dunia. Boden Powell, sang bapak pandu
dunia mengandaikan kegiatan kepanduan ini sebagai sarana pendidikan melalui
3
2
Permendikbud tentang Pramuka sebagai Ekskul wajib No.63 tahun 2014.
3
Kak Lukman Santoso AZ,2014, Panduan Lengkap Pramuka, Jakarta
5
4
https://tafsirweb.com/7496-surat-luqman-ayat-12.html
7
5
https://tafsirweb.com/7501-surat-luqman-ayat-17.html
8
6
Artikel Tribunnews.com 24 Sep 2021 13:59
9
motor dan tindakan kriminal adalah anak-anak muda yang merupakan anak-
anak harapan orang tua penerus estapet kepemimpinan bangsa. Mereka telah
berjalan di rel yang salah. Tentunya hal ini membutuhkan solusi bersama
masyarakat dan pemerintah untuk mengatasinya. Anak-anak muda harus
diarahkan dalam kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan positif, yang salah
satunya yaitu melalui kegiatan dan pembinaan ekstrakurikuler Pramuka.
MTs Negeri 1 Cirebon merupakan salah satu lembaga pendidikan
dibawah naungan Kementerian Agama Republik Indonesia yang berada di
wilayah kabupaten Cirebon yang tetap konsisten melaksanakan kegiatan
ekstrakurikuler Pramuka. Kegiatan estrakurikuler Pramuka ini telah berjalan
lama yang mana kegiatan tersebut dilaksanakan secara rutin setiap hari Jum‟at
mulai pukul 14.00 wib sampai dengan pukul 16.00 wib. Selian itu ada kalanya
hari Sabtu juga dijadikan waktu tambahan untuk berlatih pramuka.
Hasil observasi dan pengamatan pada awal survey, peneliti menilai
bahwa kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di MTs Negeri 1 Cirebon sangat aktif.
Hal ini dibuktikan dengan rutinnya kegiatan mingguan dilaksanakan dan
tingginya tingkat partisipasi anggota-anggota penggalang dalam kegiatan
Pramuka baik itu di tingkat kwarran atau kecamatan maupun di tingkat
kwarcab atau kabupaten. Selain itu sejumlah prestasi juga telah banyak diraih
oleh anggota-anggota penggalang Umar Bin Khotob dan Siti Aisyah tersebut.
Selain itu ada nilai positif yang didapatkan dari beberapa alumni dan anggota
Pramuka aktif hasil dari keikutsertakan dalam kegiatan Pramuka diantaranya
sikap positif nilai disiplin, kerja sama dengan kelompok, rasa tanggung jawab,
jiwa kepemimpinan dan rasa percaya diri.
Kegiatan ekstrakurikuler Pramuka telah menjadi icon dan ciri khas
kegiatan ekstrakurikuler pavorit yang ada di MTs Negeri 1 Cirebon, disamping
10
kegiatan ekstrakurikuler lainnya. Hal ini sebagaimana informasi yang peneliti
terima dari beberapa informan dan beberapa alumni.
Berdasarkan latarbelakang dan fakta-fakta dari observasi di lapangan
terkait dengan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di MTs Negeri 1 Cirebon
kabupaten Cirebon, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Manajemen
Pembinaan Ekstrakurikuler Pramuka dalam Membentuk Karakter Peserta
Didik di MTs Negeri 1 Cirebon”.
B. Fokus Penelitian
Untuk lebih memudahkan peneliti supaya lebih terarah dan
mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu adanya
pembatasan masalah atau fokus penelitian yaitu pada aspek pelaksanaan
kegiatan Pramuka, kendala-kendala yang hadapi dalam pada saat pembinaan
pramuka serta dampak pelaksanaan kegiatan Pramuka dalam membentuk
karakter peserta didik di MTs Negeri 1 Cirebon. Fokus penelitian ini
diharapkan dalam kegiatan ekstrakurikuler Pramuka peserta didik mampu
membentuk karakter disiplin, rasa tanggung jawab dan percaya diri.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang dan bertitik tolak pada masalah diatas,
maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah ;
1. Bagaimana pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka
dalam membentuk karakter peserta didik di MTs Negeri 1 Cirebon ?
2. Bagaimana kendala-kendala pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
Pramuka dalam membentuk karakter peserta didik di MTs Negeri 1
Cirebon ?
11
A. Deskripsi Teori
1. Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.
Adapun unsur-unsur manajemen yang terdiri dari 6M yaitu man, money,
mothode, machines, materials, dan market. Manajemen adalah suatu cara/seni
mengelola sesuatu untuk dikerjakan oleh orang lain. Untuk mencapai tujuan
tertentu secara efektif dan efisien yang bersifat masif, kompleks dan bernilai
tinggi tentulah sangat dibutuhkan manajemen. Sumber daya manusia
merupakan kekayaan (asset) organisasi yang harus didayagunakan secara
optimal sehingga diperlukannya suatu manajemen untuk mengatur sumber
daya manusia sedemikian rupa guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sejak awal.
Adapun definisi manajemen yang dikutip oleh Malayu S.P. Hasibuan
(2012;1) menyatakan “manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif
dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”. Kemudian definisi
Manajemen menurut Massie yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2002;1)
menyatakan “Manajemen adalah suatu proses dimana kelompok secara
kerjasama mengerahkan tindakan atau kerjanya untuk mencapai tujuan
bersama. Proses tersebut mencakup teknik-teknik yang digunakan oleh para
manajer untuk mengkoordinasikan kegiatan atau aktifitas orang lain menuju
tercapainya tujuan bersama”.
Sedangkan menurut G.R. Terry (2010;16) menjelaskan bahwa
“Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan
13
14
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian untuk
menentukan serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber daya lainnya”. Selanjutnya dijelaskan lebih lanjut dalam proses
pelaksanaannya, manajemen memiliki tugas khusus yang harus dilaksanakan.
Tugas-tugas inilah yang disebut sebagai fungsi-fungsi manajemen.
Fungsi perencanaan kegiatan merumuskan apa yang akan dilakukan di
masa yang akan datang. Perencanaan ini biasanya dirumuskan setelah
penetapan tujuan yang akan dicapai telah ada1. Pada perencanaan terkandung
di dalamnya mengenai hal-hal yang harus dikerjakan seperti apa yang harus
dilakukan, kapan, di mana dan bagaimana melakukannya ? Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa perencanaan dapat berarti proses,
perbuatan, cara merencanakan atau merancangkan2.
Perencanaan dapat berarti meliputi tindakan memilih dan
menghubungkan fakta-fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi
mengenai masa yang akan datang dalam hal memvisualisasikan serta
merumuskan aktivitas-aktivitas yang diusulkan yang dianggap perlu untuk
mencapai hasil-hasil yang diinginkan. Perencanaan berarti menentukan
sebelumnya apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. 3
Dengan demikian, perencanaan merupakan proses pemikiran, baik
secara garis besar maupun secara detail dari satu pekerjaan yang dilakukan
untuk mencapai kepastian yang paling baik dan ekonomis. Perencanaan
merupakan gambaran dari suatu kegiatan yang akan datang dalam waktu
tertentu dan metode yang akan dipakai. Oleh karena itu, perencanaan
merupakan sikap mental yang diproses dalam pikiran sebelum diperbuat, ia
1
Zuchdi, Humanisasi Pendidikan, 2009, Jakarta: PT Bumi Aksara
2
Zubaidi, 2011, Desain Pendidikan Karakter, Jakarta: Prenada
3
Suharso dan Ana Retnonongsih, 2011, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi Lux. Semarang: Widya Karya
15
4
Suharso dan Ana Retnonongsih, 2011, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi Lux. Semarang: Widya
Karya
5
Muchlas Samani, Konsep dan Model, hlm. 45
16
Fayol melihat bahwa organisasi merupakan wadah pengambilan
keputusan terhadap segala kesatuan fungsi seperti bahan baku, alat-alat
kebendaan, menyatukan segenap peralatan modal dan personil (karyawan).
Baik Gumur maupun Fayol sama-sama melihat bahwa organizing
merupakan pengelompokan orang-orang dan alat-alat ke dalam satu kesatuan
kerja guna mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun
mengenai wujud dari pelaksanaan organizing adalah tampaknya kesatuan yang
utuh, kekompakan, kesetiakawanan dan terciptanya mekanisasi yang sehat,
sehingga kegiatan lancar, stabil dan mudah mencapai tujuan yang ditetapkan.
Berdasarkan dari uraian di atas, maka terlihat adanya tiga unsur
organizing yaitu: Pengenalan dan pengelompokan kerja, penentuan dan
pelimpahan wewenang serta tanggung jawab dan pengaturan hubungan kerja.
Fungsi penggerakan adalah seluruh proses pemberian motivasi kerja
kepada para bawahan sedemikian rupa, sehingga mereka mampu bekerja
dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan
ekonomis. 6 Setelah rencana ditetapkan, begitu pula setelah kegiatan-kegiatan
dalam rangka pencapaian tujuan itu dibagi-bagikan, maka tindakan berikutnya
dari pimpinan adalah menggerakkan mereka untuk segera melaksanakan
kegiatan-kegiatan itu, sehingga apa yang menjadi tujuan suatu kegiatan usaha
benar-benar tercapai. Tindakan pimpinan menggerakkan itu disebut
"penggerakan" (actuating).
Inti kegiatan penggerakan adalah bagaimana menyadarkan anggota
suatu organisasi untuk dapat bekerjasama antara satu dengan yang lain. 7
Menurut SP. Siagian bahwa suatu organisasi hanya bisa hidup apabila di
6
Suharso dan Ana Retnonongsih, 2011, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi Lux. Semarang: Widya Karya
7
Muchlas Samani, Konsep dan Model, hlm. 45
17
dalamnya terdapat para anggota yang rela dan mau bekerja-sama satu sama
lain.
Pencapaian tujuan organisasi akan lebih terjamin apabila para anggota
organisasi dengan sadar dan atas dasar keinsyafannya yang mendalam bahwa
tujuan pribadi mereka akan tercapai melalui jalur pencapaian tujuan organisasi.
Kesadaran merupakan tujuan dari seluruh kegiatan penggerakan yang
metode atau caranya harus berdasarkan norma-norma dan nilai-nilai sosial
yang dapat diterima oleh masyarakat. 8
Kesadaran yang muncul dari anggota organisasi terutama kaitannya
dengan proses suatu kegiatan usaha, maka dengan sendirinya telah
melaksanakan fungsi manajemen. Penggerakan merupakan lanjutan dari fungsi
perencanaan dan pengorganisasian, setelah seluruh tindakan dipilah-pilah
menurut bidang tugas masing-masing, maka selanjutnya diarahkan pada
pelaksanaan kegiatan. Tindakan pimpinan dalam menggerakkan anggotanya
dalam melakukan suatu kegiatan, maka hal itu termasuk actuating.
Fungsi Pengendalian atau disebut juga evaluasi Pengendalian berarti
proses, cara, perbuatan mengendalikan, pengekangan, pengawasan atas
kemajuan (tugas) dengan membandingkan hasil dan sasaran secara teratur serta
menyesuaikan usaha (kegiatan) dengan hasil pengawasan.9
Pengertian pengendalian menurut istilah adalah proses kegiatan untuk
mengetahui hasil pelaksanaan, kesalahan, kegagalan untuk diperbaiki dan
mencegah terulangnya kembali kesalahan itu, begitu pula mencegah sebagai
pelaksanaan tidak berbeda dengan rencana yang telah ditetapkan.10
8
Satya Nugraha, Panduan Lengkap Pramuka, Pustaka Mahardika
9
Sutarjo Adisusilo, 2011, Pembelajaran Nilai-Karakter Konstruktivisme dan VCT sebagai Inovasi
Pendekatan Pembelajaran Afektif, (Jakarta: Rajagrafindo Persada
10
Zuchdi, Humanisasi Pendidikan, 2009, Jakarta: PT Bumi Aksara
18
2. Pembinaan
Menurut Mitha Thoha Pembinaan adalah Suatu tindakan, proses, hasil,
atau pernyataan yang lebih baik. Dalam hal ini menunjukkan adanya kemajuan,
peningkatan pertumbuhan, evolusi atas berbagai kemungkinan, berkembang
atau peningkatan atas sesuatu. Ada dua unsur dari definisi pembinaan yaitu :
a. Pembinaan itu bisa berupa suatu tindakan, proses, atau pernyataan
tujuan, dan;
b. Pembinaan bisa menunjukan kepada perbaikan atas sesuatu.
Menurut Poerwadarmita (dalam bukharistyle.blogspot.com :2012).
Pembinaan adalah suatu usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara
berdaya guna berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Secara
umum pembinaan disebut sebagai sebuah perbaikan terhadap pola kehidupan
yang direncanakan. Setiap manusia memiliki tujuan hidup tertentu dan ia
memiliki keinginan untuk mewujudkan tujuan tersebut. Apabila tujuan hidup
tersebut tidak tercapai maka manusia akan berusaha untuk menata ulang pola
kehidupannya. Pengertian Pembinaan Menurut Psikologi Pembinaan dapat
diartikan sebagai upaya memelihara dan membawa suatu keadaan yang
19
3. Ekstrakurikuler
Dalam kegiatan belajar dan mengajar sering sekali muncul adanya
istilah kokurikuler, intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Menurut Peraturan
20
11
Perpres no 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
21
12
Usman, Muh. Uzer & Setiawan Lilis. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.
Bandung : Remaja Rosda Karya. Hal 65.
23
4. Ekstrakurikuler Pramuka
Selama ini penggunaan istilah gerakan pramuka, kepramukaan dan
pramuka Nampak masih digunakan secara tumpang tindih. Kwartir Nasional
atau disingkat Kwarnas menjelaskan bahwa gerakan pramuka adalah nama
organisasi pendidikan diluar sekolah dan di luar keluarga yang menggunakan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan13. Kepramukaan adalah
nama kegiatan anggota gerakan pramuka. Sedangkan pramuka merupakan
sebutan bagi anggota gerakan pramuka, yang berusia 7 tahun sampai dengan
25 tahun, dan berkedudukan sebagai peserta didik yaitu sebagai pramuka siaga
usia 7-10 tahun, pramuka penggalang usia 11-15 tahun, usia penegak 16-20
tahun dan pramuka pandega usia 21-25 tahun. Selain itu ada juga anggota
pramuka dewasa, seperti Pembina pramuka, andalan, pelatih, dan majelis
pembimbing.
Pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang berarti
organisasi pemuda yang mendidik anggotanya dalam berbagai keterampilan14.
Praja Muda Karana mempunyai arti yaitu rakyat muda yang suka berkarya.
Dengan demikian pramuka sebagai peserta didik dalam gerakan pramuka
13
Kwarnas 1983 hal 22
14
Suharso dan Ana Retnonongsih, (2011). Kamus Besar Bahasa Indonesia: edisi Lux. Semarang:
Widya Karya. Hal 389
24
mendapat pendidikan berupa keterampilan yang akan berguna bagi
kehidupannya.
Menurut keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 2013
tahun 2009 pasal 1 menyataka bahwa Gerakan Pramuka atau Gerakan Praja
Muda Karana adalah lembaga pendidikan kaum muda yang didukung oleh
orang dewasa. Gerakan Pramuka menyelenggarakan pendidikan kepramukaan
sebagai cara mendidik kaum muda dengan bimbingan orang dewasa15.
Kepramukaan sebagaimana tercantum dalam anggaran dasar dan
rumah tangga gerakan pramuka (bab II pasal 7) adalah proses pendidikan
diluar lingkungan sekolah dan luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan
menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang di alam terbuka
dengan prinsip dasar kepramukaan (PDK) dan metode kepramukaan (MK)
yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur16.
5. Karakter
Pendidikan karakter merupakan bagian integral yang sangat penting
dari pendidikan di Indonesia, yang dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai,
pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan perserta didik untuk memberikan
keputusan baik buru, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu
dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati, sehingga terbentuk manusia
sutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, rasa, serta karsa17.
Pendidikan karakter yang dibangun dalam pendidikan dapat mengacu
pada Pasal 3 UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, bahwa:
15
Satya Nugraha. Panduan Lengkap Pramuka. Pustaka Mahardika. Hal 139.
16
Azrul Azwar.2009.Gerakan Pramuka AD/ART.Jakarta:Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka.Hal.78.
17
Abidinsyah, Urgensi Pendidikan Karakter dalam Membangun Peradaban Bangsa yang
Bermartabat, (Jurnal Ilmu-ilmu Sosial “Socioscienta”, vol. 3 no. 1, Februari 2011), hlm. 03
25
18
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
2003, (Jakarta: Cemerlang, 2003), hlm. 07
19
Dharma, Pendidikan Karakter, hlm. 05
20
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep Dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta, 2012),
hlm.
21
Zubaidi, Desain Pendidikan Karakter, (Jakarta: Prenada, 2011)
26
22
Heri, Pendidikan Karakter, hlm. 23
23
Zubaidi, Desain Pendidikan Karakter, (Jakarta: Prenada, 2011), hlm. 2
24
Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai-Karakter Konstruktivisme dan VCT sebagai Inovasi
Pendekatan Pembelajaran Afektif, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012), hlm. 78
25
Muchlas Samani, Konsep dan Model, hlm. 45
27
26
Muchlas Samani, Konsep dan Model, hlm. 45
27
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Prespektif Islam, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), hlm. 11
28
28
Dharma, Pendidikan Karakter, hlm. 05
29
Muchlas Samani, Konsep dan Model, hlm. 44
28
tradisional, yakni melalui penanaman nilai-nilai sosial tertentu dalam diri
perserta didik30.
Tujuan pendidikan karakter adalah mengajarkan nilai-nilai tradisional
tertentu, nilai-nilai yang diterima secara luas sebagai landasan perilaku yang
baik dan bertanggung jawab. Nilai-nilai ini juga digambarkan sebagai perilaku
moral31.
Pendidikan karakter selama ini baru dilaksanakan pada jenjang
pendidikan pra sekolah/madrasah (taman kanak-kanak atau raudhatul athfal).
Sementara pada jenjang sekolah dasar dan seterusnya kurikulum di Indonesia
masih belum optimal dalam menyentuh aspek karakter ini, meskipun sudah ada
materi pelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan. Padahal jika Indonesia ingin
memperbaiki mutu sumber daya manusia dan segera bangkit dari
ketinggalannya, maka Indonesia harus merombak sistem pendidikan yang ada,
antara lain memperkuat pendidikan karakter. Sedangkan tujuan pendidikan
karakter yang tertuang dalam panduan Panduan Pelaksanaan Pendidikan
Karakter oleh Kementerian Pendidikan Nasional, menyebutkan bahwa
pendidikan karakter bertujuan mengembang- kan nilai-nilai yang membentuk
karakter bangsa yaitu Pancasila, meliputi: 1) mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik;
2) membangun bangsa yang ber- karakter Pancasila; 3) mengembangkan
potensi warganegara agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan
negaranya, serta mencintai umat manusia32.
Selain tujuan pendidikan karakter dari Kementerian Pendidikan,
Dharma Kesuma juga menyebutkan tujuan pendidikan karakter dibagi menjadi
30
Heri, Pendidikan Karakter, hlm. 24
31
Zuchdi, Humanisasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 39
32
Kementerian, Panduan, hlm. 07
30
33
Kementerian, Panduan, hlm. 07
34
Heri, Pendidikan Karakter, hlm. 30
35
Agus Zainul Fitri, Reinventing Human Character: Pendidikan Karakter Berbasis Nilai & Etika
di Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 22
31
tersebut. Dalam rangka pembentukan karakter peserta didik sehingga
beragama, beretika, bermoral, dan sopan santun dalam berinteraksi dengan
masyarakat, maka pendidikan harus dipersiapkan, dilaksanakan, dan dievaluasi
dengan baik dan harus mengintegrasikan pendidikan karakter di dalamnya
guna mewujudkan insan-insan Indonesia yang berkarakter mulia.
Dengan demikian, hasil pembelajarannya ialah terbentuknya kebiasaan
berpikir dalam arti peserta didik memiliki pengetahuan, kemauan dan
keterampilan dalam berbuat kebaikan. Melalui pemahaman yang kompre-
hensif ini diharapkan dapat menyiapkan pola-pola manajemen pembelajaran
yang dapat menghasilkan anak didik yang memiliki karakter yang kuat dalam
arti memiliki ketangguhan dalam keilmuan, keimanan, dan perilaku shaleh,
baik secara pribadi maupun sosial.
Pendidikan karakter pada tingkat satuan pendidikan mengarah pada
pembentukan budaya sekolah/madrasah yaitu nilai-nilai yang melandasi
perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari, serta simbol-simbol yang dipraktikkan
oleh semua warga sekolah/madrasah, dan masyarakat sekitarnya 36.
Termasuk didalamnya, pendidikan karakter yang diterapkan di dalam
ekstrakurikuler Pramuka diharapkan juga dapat membentuk peserta didik yang
bermartabat dan mulia sesuai dengan isi dasa darma Pramuka.
Dalam publikasi Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan
Pengembangan Kemeterian Pendidikan Nasional berjudul Pedoman
Pelaksanaan Pendidikan Karakter, telah mengidentifikasi sejumlah nilai
pembentuk karakter yang merupakan hasil kajian empirik Pusat Kurikulum
yang bersumber dari agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan
nasional. Dari hasil kajian-kajian tersebut, maka terdapat beberapa nilai inti
36
E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 09
32
37
Kementerian Pendidikan Nasional, Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran
Berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa, (Jakarta:
Pusat Kurikulum, 2010), hlm. 09
33
13. Bersahabat/komunikatif (tindakan yang memperlihatkan rasa
senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain).
14. Cinta damai (sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain)
15. Gemar membaca (kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca
berbagai bacaan yang memberikan kebijakan bagi dirinya) .
16. Peduli lingkungan (sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya- upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
yang sudah terjadi).
17. Peduli sosial (sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi
bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan).
18. Tanggung jawab (sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajiban, yang seharusnya dia lakukan terhadap diri
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara
dan Tuhan Yang Maha Esa).
38
Sutopo.1999. Administrasi Manajemen dan organisasi. Jakarta. LAN RI
36
Kegiatan kepramukaan yang dicanangkan pemerintah dalam kurikulum
2013 dilakukan mulai SD hingga SMA. Menyikapi program wajib yang
diberikan pemerintah mengenai kegiatan ekstrakulikuler Pramuka, MTs
NEGERI 1 CIREBON kabupaten Cirebon telah melaksanakan program
pengembangan karakter melalui kegiatan pembinaan ekstrakurikuler Pramuka,
harapannya melalui kegiatan kepramukaan ini peserta didik memiliki karakter
bangsa yang kuat, menjadi pribadi yang tangguh serta dapat mengamalkan
nilai-nilai kemanusiaan yang tertera dalam Trisatya dan Dasa Darma Pramuka.
Pramuka diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2010.
Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk
menyelenggarakan pendidikan kepramukaan. Pramuka adalah warga negara
Indonesia yang aktif dalam pendidikan kepramukaan serta mengamalkan Satya
Pramuka dan Darma Pramuka. Kepramukaan adalah segala aspek yang
berkaitan dengan pramuka. Pendidikan Kepramukaan adalah proses
pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka
melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan. Gerakan
pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki
kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat
hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki
kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara
Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan
lingkungan hidup39.
39
Artikel. Midya Yuli Amreta, M.Pd. Pengaruh Kegiatan Pramuka Terhadap Karakter Siswa
Madrasah Ibtidaiyah Di Era Digital.2018. IAI Sunan Giri Bojonegoro
37
1. Muhammad Rizqi Hidayat NIM : 17704251002, judul : Kegiatan
Ekstrakurikuler Pramuka Dalam Membangun Nilai Karakter Gotong
Royong Di Sekolah Dasar Kabupaten Sleman Provinsi D.I. Yogyakarta,
Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2019
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Penyelenggaraan
kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dimulai dari
tahapan Pertama, Perencanaan Penyelenggaraan Kegiatan
Ekstrakurikuler Pramuka yang terdiri dari Manajemen waktu,
Tersedianya sarana dan prasarana, Tersedianya sumber daya manusia,
Manajemen keuangan dan Minat siswa. Tahapan Kedua, Pelaksanaan
pada proses pembelajaran yang terdiri dari Perencanaan program
pembelajaran Pramuka (kurikulum), Metode yang diterapkan, Media
yang digunakan, Kompetensi yang digali, Materi pembelajaran
Pramuka yang memuat karakter gotong royong dan Evaluasi proses
pembelajaran ekstrakurikuler Pramuka. Tahapan Ketiga, Evaluasi dalam
penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka yang terdiri dari
Kontribusi Pramuka untuk sekolah dan Dukungan Wali murid.
Terakhir, Tahapan Keempat, Output yang diharapkan dari nilai karakter
gotong royong dalam penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler
Pramuka. (2) Kandungan nilai yang terdapat pada kegiatan
ekstrakurikuler Pramuka adalah nilai gotong royong yang memiliki
butir-butir nilai seperti: Menghargai, Demokrasi, Toleransi, Empati,
Musyawarah, Tolong menolong, Anti diskriminasi, Kerelawanan.
Kegiatan yang dilakukan terdapat nilai karakter gotong royong di
sekolah, melalui upacara bendera setiap senin, piket kebersihan di kelas,
kegiatan senam sehat setiap Jumat dan kegiatan jumat bersih. (3) Faktor
penghambat dalam penelitian di SD Negeri Deresan mengenai
38
C. Asumsi Penelitian
Peneliti berasumsi bahwa kegiatan ekstrakurikuler Pramuka memiliki
banyak manfaat yang sangat positif dalam rangka menumbuhkan dan
membentuk karakter peserta didik. Melalui kegiatan pembinaan
ekstrakurikuler Pramuka yang variatif, menarik dan menyenangkan serta
41
A. Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian lapangan (field
research), yaitu meneliti peristiwa-peristiwa yang ada di lapangan yang
pengumpulan datanya dilakukan dilapangan, seperti dilingkungan
masyarakat, lembaga-lembaga, organisasi kemasyarakatan dan lembaga
pendidikan sebagaimana adanya. Berdasarkan latar belakang masalah,
maka penelitian ini digolongkan dalam penelitian kualitatif deskriptif,
yaitu data yang terkumpul berbentuk kata-kata, gambaran bukan angka –
angka. Kalaupun ada angka-angkat sifatnya hanya sebagai penunjang.
Lexy J. Moleong menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subyek penelitian (perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dsb) secara
holistik, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
ilmiah.
Sedangkan Pendekatan penelitian, demi fokus dan lancarnya
penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan deskriptif. Pendekatan ini
peneliti gunakan untuk mengetahui fenomena yang terjadi di lapangan
dalam hubungannya dengan fokus penelitian yang peneliti lakukan guna
mendapatkan data yang akurat tentang pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler Pramuka di MTs Negeri 1 Cirebon dan dampak dari
pelaksanaan kegiatan tersebut. Penelitian ini berusaha memahami arti
peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang–orang biasa dalam situasi-
42
43
situasi tertentu. Yaitu terfokus pada penafsiran, teks- teks kehidupan dan
pegalaman hidup.
D. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data
yang telah biasa dipakai dalam penelitian ilmiah, yaitu :
1. Observasi
Observasi merupakan kegiatan pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitan. Dalam
penelitian ini observasi yang dilakukan dengan observasi partisipan.
Pada penelitian ini peneliti melakukan pengamatan dengan ikut
mengambil bagian dalam kehidupan orang – orang yang diobservasi.
Peneliti berlaku sungguh – sungguh seperti anggota dari kelompok
yang akan diobservasi.
Fokus observasi (pengamatan) dilakukan terhadap tiga komponen
utama yaitu :
a. Ruang Tempat
Yaitu tempat di mana interaksi dalam situasi sosial sedang
berlangsung, dalam penelitian ini ruang dan tempat penelitiannya
adalah Lingkungan MTs Negeri 1 Cirebon
b. Pelaku
45
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik atau cara mengumpulkan data untuk
tujuan penelitian dalam hal ini antara peneliti sebagai pewawancara
dengan subjek peneliti yang telah ditentukan. Pada penelitian ini
digunakan wawancara indep, yang berarti wawancara secara
mendalam, yaitu pertanyaan-pertanyaan penelitian menggunakan
kalimat tanya apa, bagaimana dan mengapa. Teknik wawancara ini
dimaksudkan untuk menggali data dan informasi tentang kegiatan
perencanaan, implementasi dan evaluasi program ektrakulikuler
Pramuka di MTs Negeri 1 Cirebon. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan metode wawancara tak terstruktur ( intructured
interview) pada awal observasi. Sebelum benar benar meneliti, peneliti
telah melakukan observasi awal dengan mewanwancarai seorang
Pembina Pramuka. Setelah memahami permasalahan yang ditemui
dilapangan peneliti melakukan pengumpulan data dengan melakukan
wawancara semiterstruktur (Semistructure Interview) dengan beberapa
46
informan. Setelah terjalin keterbukaaan dari peneliti dan informan
maka peneliti fokus mewawancari dengan melakukan serentetan
pertanyaan yang sudah terstruktur kemudian satu persatu diperdalam
dengan menggali dan mencari, pertanyaan lebih lanjut. Dengan
demikian peneliti dapat memperoleh jawaban mengenai semua
permasalahan dengan keterangan yang lengkap dan mendalam.
3. Studi Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang telah tersedia
berupa bahan-bahan atau keterangan yang mendukung penelitian.
Data-data tersebut berupa struktur organisasi, peta/lokasi sekolah,
sejarah sekolah, dan perkembangannya. Pengumpulan data dengan
dokumentasi akan dilakukan peneliti sejak peneliti berada dilapangan.
Teknik ini digunakan untuk memperkuat data dari hasil wawancara.
Dokumentasi merupakan cacatan peristiwa yang sudah berlalu. Data
dan dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya
momumental dari seseorang.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen utama dalam penelitian adalah peneliti sendiri, adapun
instrumen penunjang yaitu pedoman wawancara disertai kisi-kisi
wawancara (interviewguide), pedoman observasi dan daftar ceklis untuk
studi dokumentasi.
F. Prosuder Penelitian
Data-data penelitian yang telah terkumpul dari sumber penelitian dengan
menggunakan instrument yang disebutkan diatas, maka data tersebut akan
47
Pengumpulan Data
Penarikan Kesimpulan
Teknik analisis data adalah suatu usaha untuk memberikan intepretasi terhadap
data yang telah diteliti. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini
dibagi menjadi tiga, yaitu :
48
1. Pengumpulan Data
Pada tahap awal ini Peneliti dilapangan berusaha mengumpulkan data
sebanyak mungkin baik itu data primer maupun data sekunder melalui
observasi, wawancara dokumentasi maupun pencermatan. Sehingga pada
tahap ini peneliti dapat mengumpulkan data sebanyak mungkin untuk
mendukung penelitian yang akan dilakukan serta menuju tahap reduksi
data.
2. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang kasar yang
muncul dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan. Reduksi data
dilakukan terus menerus selama proses penilaian berlangsung dan berlanjut
sesudah penelitian di lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun.
Dari lokasi penelitian , data lapangan dituangkan dalam uraian laporan
yang lengkap dan terinci. Data laporan dari lapangan kemudian direduksi,
dirangkum, dan kemudian dipilah-pilah hal yang pokok, difokuskan untuk
dipilih yang terpenting kemudian dicari tema atau polanya ( melalui proses
penyuntingan, pemberian kode dan pentabelan). Reduksi data dilakukan
terus menerus selama proses penelitian berlangsung. Pada tahapan ini
setelah data dipilah kemudian disederhanakan, data yang tidak diperlukan
disortir agar memberi kemudahan dalam penampilan, penyajian, serta
untuk menarik kesimpulan sementara.
3. Sajian Data
Penyajian adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Sebagaimana halnya dengan reduksi data, penciptaan dan penggunaan
penyajian data tidak terpisah dari kegiatan analisis. Kegiatan ini meliputi
49
4. Penarikan Kesimpulan
Langkah analisis data selanjutnya adalah menarik kesimpulan.
Kesimpulan penelitian dengan melihat hasil reduksi data dan tetap
mengacu pada perumusan masalah serta tujuan yang hendak dicapai.
Data yang telah tersusun tersebut dihubungkan dan dibandingkan
antara satu dengan lainya, sehingga mudah ditarik kesimpulan sebagai
jawaban dari setiap permasalahan yang ada. Pada penelitian kualitatif,
verifikasi data dilakukan secara terus menerus sepanjang proses
penelitian dilakukan. Sejak pertama memasuki lapangan dan selama
proses pengumpulan data, peneliti berusaha menganalisis dan mencari
makna dari data yang dikumpulkan, yaitu mencari pola tema,
hubungan persamaan, hipotesis dan selanjutnya dituangkan dalam
bentuk kesimpulan yang masih bersifat tentatif. Dalam tahapan untuk
menarik kesimpulan dari kategori-kategori data yang telah direduksi
dan disajikan untuk selanjutnya menuju kesimpulan akhir mampu
50
G. Analisis Data
Analisis data dilakukan sebelum di lapangan dan selama di lapangan.
Sebelum di lapangan penulis mengkaji berbagai literature terkait fokus
penelitian. Kemudian selama di lapangan menurut Miles and Hubberman
dapat dilakukan dari reduksi data, display data dan verifikasi data.
1. Reduksi data
Penulis melakukan pengkodean verbatim wawancara. Pada tahapan
display data penulis menyajikan hasil analisis berupa skema yang
diimport dari aplikasi atlas.ti atau dilakukan secara manual. Skema
yang telah diimport direlevansikan dengan teori yang sudah ditulis
pada bab II dan pada penelitian terdahulu yang relevan. Kemudian
penulis melakukan analisis personal.
51
2. Display data
Penulis menyajikan data berupa deskriptif, tabel, grafik, histogram,
matrik dan curva.
3. Verifikasi
Penulis menyimpulkan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan.
keabsahan data maka jenis triangulasi yang digunakan oleh peneliti dalam
penelitian ini yaitu; triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi
sumber, yaitu teknik pengujian keabsahan data dengan menggunakan
metode pengumpulan data yang sama dengan sumber yang berbeda. Dalam
penelitian ini, untuk menguji kebenaran data, maka penulis menggunakan
metode pengumpulan data yang sama misal (wawancara) dengan sumber
yang berbeda untuk jenis pertanyaan yang sama. Dengan menggunakan
sumber yang berbeda untuk data yang sama, dengan intrumen pertanyaan
yang sama pula, maka akan memperlihatkan kualitas akurasi/validitas dari
data yang diperoleh atau peneliti akan mendapatkan data yang sebenarnya.
Triangulasi teknik yaitu teknik pengujian keabsahan data dengan
menggunakan teknik/ metode pengumpulan data yang berbeda untuk
mendapatkan data yang sama. Dalam penelitian ini, maka data yang sama
akan penulis uji tingkat akurasinya/kebenarannya dengan menggunakan
metode pengumpulan data yang berbeda yaitu dengan wawancara dan
observasi untuk data yang sama. Triangulasi sebagai sumber berarti
membandingkan dan mengecek kepercayaan suatu informasi yang
diperoleh, melalui waktu dan alat berbeda dalam penelitian kualitatif.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua cara yakni membandingkan
data hasil pengamatan dengan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen
yang berkaitan, setelah data didapatkan maka kemudian data itu ditanyakan
kebenarannya kepada informan sebagai sumber data utama. Maka dengan
metode Triangulasi maka peneliti akan mencari data secara falid sehingga
menemukan data sebenarnya itulah yang disebut data jenuh. Kemudian
dalam penelitian ini peneliti menguji keabsahan data Meliputi uji
kredibilitas data, uji transferability, uji confimability, uji dependeability
seperti penjelasan berikut ini :
53
1. Uji Kredibilitas
a. Perpanjangan Pengamatan
Dengan perpanjangan pengamatan akan dapat meningkatkan
kepercayaan/kredibilitas data yang berarti peneliti kembali lagi
kelapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan
sumber yang pernah ditemui maupun sumber yang baru.dengan
perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek kembali apakah
data yang telah diberikan selama ini merupakan data yang sudah
benar atau masih salah
b. Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara
lebih cermat dan berkesinambungan. Peneliti dapat melakukan
pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan benar atau
salah. Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan
adalah dengan cara membaca berbagai dokumentasi atau buku -
buku hasil penelitian yang terkait dengan yang diteliti.
c. Analisis Kasus Negatif
Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan
hasil penelitian yang sudah dilakukan hingga pada saat tertentu.
Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang
berbeda atau yang bertentangan dengan data yang telah ditemukan.
Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan berati data
yang ditemukan sudah dapat dipercaya.
d. Menggunakan Bahan Referensi
54
3. Dependeability
Dalam penelitian ini uji dependeability dilakukan dengan melakukan
audit terhadap keseluruhan proses penelitian yang dilakukan sehingga
penelitian ini benar-benar mendapatkan data dari hasil penelitian di
lapangan bukan mendapatkan data dari rekayasa. Kalau proses
penelitian tidak dilakukan tapi datanya ada, maka maka penelitia
tersebut tidak dependeability. Sehingga perlu di audit kembali oleh
auditor atau pembimbing.
4. Pengujian Konfirmability
Dalam pengujian ini hampir sama dengan uji dependeability, sehingga
pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji
konfirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan
proses yang dilakukan, bila hasil penelitian merupakan fungsi dari
proses penelitian maka penelitian tersebut memenuhi standar
konfirmability, dalam penelitian harus ada nya proses
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 1 Cirebon
melalui wawancara, analisis angket wawancara, dan observasi maka
hasil penelitian menunjukan bahwa pembinaan ekstrakurikuler pramuka
mempunyai pengaruh positif bagi peserta didik yaitu untuk
meningkatkan tanggung jawab, kedisiplinan dan kemandirian.
Kegiatan pembinaan kepramukaan dilaksanakan satu sampai dua
kali dalam seminggu, salah satu kegiatan yang ada dalam kegiatan
kepramukaan adalah kegiatan penjelajahan, peserta didik mengikuti
kegiatan penjelajahan dengan tujuan yang berbedabeda yaitu untuk
melatih sikap, melatih kemandirian, melatih tanggung jawab dan
kedisiplinan. Kegiatan penjelajahan berpengaruh terhadap rasa tanggung
jawab peserta didik yang direalisasikan dengan selalu berani mengakui
kesalahan sendiri, selain dilatih untuk bertanggung jawab, dalam
kegiatan penjelajahan juga ditanamkan kedisiplinan dan kemandirian
yang di realisasikan dengan selalu mengatur waktu dengan baik dan
selalu mengerjakan tugas sendiri.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid dan Dian Andayani, 2011, Pendidikan Karakter Prespektif Islam,
Bandung: Remaja Rosdakarya
Suharso dan Ana Retnonongsih, 2011, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi
Lux. Semarang: Widya Karya
Usman, Muh. Uzer & Setiawan Lilis, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar
Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya,1993)
PERENCANAAN
1. Apa yang maksud dengan kegiatan ekstrakurikuler ?
2. Apa tujuan kegiatan ekstrakurikuler ?
3. Apa pedoman/aturan kegiatan ekstrakurikuler ?
4. Mengapa ada kegiatan ekstrakurikuler ?
5. Bagaimana prosedur kegiatan ekstrakurikuler?
6. Darimana supporting dana Kegiatan Eskul?
7. Kapan mulainya kegiatan ekstrakurikuler?
8. Siapa penggagas kegiatan ekstrakurikuler ?
9. Siapa saja TIM pengembang kegiatan ekstrakurikuler ?
PENGORGANISASIAN
1. Siapa yang menentukan kegiatan ekstrakurikuler ?
2. Siapa yang menentukan Pembina kegiatan ekstrakurikuler ?
3. Apakah kriteria khusus Pembina kegiatan ekstrakurikuler ?
4. Berapa tahun jabatan Pembina kegiatan ekstrakurikuler ?
PELAKSANAAN
1. Apa yang dilaksanakan dalam kegiatan ekstrakurikuler ?
2. Kapan dilaksakanakan kegiatan ekstrakurikuler ?
3. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ?
4. Dimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler?
5. Mengapa kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dilaksanakan ?
6. Siapa yang melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka ?
PENGAWASAN
1. Siapa yang melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan ekstrakurikuler
Pramuka?
2. Bagaimana pelaksanaan kegiatan pengawasan ekskul Pramuka?
3. Apa kendala-kendala dalam pelaksanaan kegiatan Pramuka ?
4. Bagaimana dampak/pengaruh kegiatan Pramuka terhadap Karakter Peserta
didik ?