Anda di halaman 1dari 1

ANALISIS FASIES DAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN FOSIL JEJAK

DI DAERAH KALI NGALANG KAB. GUNUNG KIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA


PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
KELOMPOK 10
ARIYANSYAH (4100210026)/02
TEGAR ANUGERAH R.B. (4100210023)/01
DHEA AMEILA PRATIWI (4100210028)/02

PENDAHULUAN
Paleontologi ialah studi yang berkaitan dengan kehidupan pada waktu lampau geologi, berdasarkan fosil tumbuhan dan binatang dan termasuk fitogeni (ilmu yang mempelajari
jaringan/hubungan diantara kelompok-kelompok organisme), hubungannya dengan tetumbuhan, binatang dan lingkungan yang ada, serta makna kronologi sejarah bumi. Oleh karena
itu, perlu dilakukan pengamatan terkait masa lampau, salah satunya yaitu mengamati fosil jejak yang masih tersisa pada masa sekarang. Pengamatan dilakukan di Kali Ngalang, Kec.
Gedangsari, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi tersebut dipilih sebagai lokasi penelitian pada saat fieldtrip karena Kali Ngalang memiliki bukti jejak fosil berupa
rekaman hasil aktivitas organisme yang menandakan adanya kehidupan pada waktu lampau.
Rumusan masalah : Bagaimana keterdapatan fosil jejak, lingkungan pengendapan serta litologi batuan di Daerah Kali Ngalang, Kec. Gedang Sari, Gunung Kidul, D.I Yogyakarta?

Maksud dan Tujuan : Memahami kenampakan jenis fosil jejak dengan melakukan pendeskripsian terhadap beberapa jenis fosil jejak yang terdapat di lokasi pengamatan untuk
menganalisa lingkungan pengendapan terhadap fosil jejak.

METODE PENELITIAN GEOLOGI REGIONAL


Lokasi Pengamatan terletak di Kali Ngalang, Kecamatan Gedangsari, Gunung Kidul, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Secara Fisiografi, Kali Ngalang termasuk dalam wilayah fisiografi Pulau Jawa bagian Tengah
dan Timur yang dikenal dengan Zona Pegunungan Selatan. Zona ini membujur hingga ke ujung Timur Pulau
Jawa dan didominasi dataran tinggi dan Pegunungan Karst (Van Bemmelen, 1970). Lokasi pengamatan ini
merupakan peralihan dari Formasi Nglanggran ke Formasi Sambipitu tepatnya Formasi Nglanggran atas
dan Formasi Sambipitu bawah. Formasi Nglanggran merupakan formasi laut dangkal yang terendapkan
pada daerah transisi terestrial-marin atau zona pasang surut dan Formasi Sambipitu diendapkan pada dua
fase yang berbeda. Formasi Sambipitu awalnya terendapkan pada daerah transisi atau zona pasang surut,
dengan bukti berupa keberadaan fosil jejak (trace fossil). Fase kedua pengendapan Formasi Sambipitu
dimulai ketika terjadi regresi sehingga terendapkan breksi campuran material vulkanik dan koral, kemudian Lokasi Penelitian
terjadi transgresi dan terendapkan batupasir, terakhir terjadi transgresi kembali sehingga diendapkan
batulanau. Pola kelurusan sungai ini kemungkinan dibentuk oleh suatu struktur geologi yang berupa sesar
mendatar mengkiri (Sinistral), yang berarah relatif utara-selatan (Putra, D.C and Pandita, H. 2017)

DATA DAN HASIL Di lokasi pengamatan 2 singkapan pertama, fosil berada pada singkapan batuan dengan
warna lapuk abu-abu kehitaman dan warna segar putih kekuningan, bestruktur perlapisan,
Di lokasi pengamatan 1 singkapan pertama, fosil berada pada singkapan batuan memiliki ukuran butir pasir halus dengan bentuk butir subangular-angular, memiliki sortasi
dengan warna lapuk abu-abu kehijauan dan warna segar abu-abu cerah, bestruktur baik dan kemas tertutup. Berdasarkan identifikasi tersebut dapat dikatakan fosil terdapat
laminasi, memiliki ukuran butir pasir sangat halus dengan bentuk butir rounded, memiliki pada singkapan batugamping. Pada singkapan ini terdapat fosil dengan model pengawetan
sortasi baik dan kemas tertutup. Berdasarkan identifikasi tersebut dapat dikatakan fosil full relief menurut Seilacher dan Exichnia menurut Martinsson. Fosil ini berpola hidup
terletak pada singkapan batupasir. Pada singkapan ini terdapat fosil dengan model repichnia. Bertaksonomi Cruziana dan termasuk dalam ichnofasies Nereites.
pengawetan full relief menurut Seilacher dan Endichnia menurut Martinsson. Fosil ini
berpola hidup domichnia terbentuk pada lingkungan pengendapan laut dangkal. Fosil
Bertaksonomi Thallasinoides.

Fosil

Gambar 3. Fosil Nereites

Gambar 1. Fosil Thalassinoides Di lokasi pengamatan 2 singkapan kedua, fosil berada pada singkapan batuan dengan
Di lokasi pengamatan 1 singkapan kedua, fosil berada pada singkapan batuan warna lapuk coklat kehitaman dan warna segar putih kecoklatan, bestruktur perlapisan,
dengan warna lapuk hijau gelap dan warna segar hijau kecoklatan, bestruktur laminasi, memiliki ukuran butir pasir halus dengan bentuk butir subangular-angular, memiliki sortasi
memiliki ukuran butir pasir halus dengan bentuk butir subrounded-rounded, memiliki baik dan kemas tertutup. Berdasarkan identifikasi tersebut dapat dikatakan fosil terdapat
sortasi baik dan kemas tertutup. Berdasarkan identifikasi tersebut dapat dikatakan fosil pada singkapan batugamping. Pada singkapan ini terdapat fosil dengan model pengawetan
terdapat pada singkapan batupasir. Pada singkapan ini terdapat fosil dengan model full relief menurut Seilacher dan Exichnia menurut Martinsson. Fosil ini berpola hidup
pengawetan full relief menurut Seilacher dan Exichnia menurut Martinsson. Fosil ini repichnia. Bertaksonomi Cruziana dan termasuk dalam ichnofasies Nereites.
berpola hidup fodinichnia terbentuk pada lingkungan pengendapan laut dangkal.
Fosil
Bertaksonomi Chondrites.
Fosil

Gambar 4. Fosil Nereites


Gambar 2. Fosil Chondrites

KOLOM MS KESIMPULAN
LAMPIRAN
Berdasarkan data yang diambil pada saat field trip Paleontologi yang dilaksanakan pada hari
Minggu, 15 Mei 2022 di Kali Ngalang didapatkan fosil jejak seperti Thalassinoides, Chondrites,
serta Nereites, memiliki lingkungan pengendapan air laut dalam dan lingkungan pengendapan laut
N 90O E

20 cm
21

dangkal dengan litologi batuan sedimen batupasir dan batulempung.


35 cm
N 92O E

25

DAFTAR PUSTAKA
N 90O E

10 cm
18

Van Bemmelen, R. W. (1970). The Geology of Indonesia Vol. IA : General Geology of Indonesia and Adjacent
Archipelagoes. Leiden: Martinus Nijhoff.
N 80O E

20 cm
14

Pandita, H. (2003) Penentuan Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Fosil Jejak Pada Formasi Sambipitu di
Lintasan Kali Ngalang, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul. (Laporan Penelitian, STTNAS
50 cm
N 97o E

Yogyakarta).
14

Gambar 5. Foto Kelompok Putra, D.C and Pandita, H. 2017. Identifikasi Sesar Kali Ngalang Di Dusun Karanganyar, Desa Ngalang,
N 170O E

Kecamatan Gedang Sari, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. ReTII, 00.
10 cm
15

Anda mungkin juga menyukai