Anda di halaman 1dari 3

BENTANG ALAM FLUVIAL PADA DAERAH SEMARANG

AJI BAGAS PUTRO


21100113140101

Program Studi Teknik Geologi


Universitas Diponegoro

Aji_back.tro95@yahoo.co.id

ABSTRAK
Sungai merupakan suatu aliran yang terbentuk secara alamiah yang mengalir dari dataran tinggi
atau yang biasa disebut hulu ke daerah yang rendah atau yang disebut hilir. Pada umumnya di sungai
memiliki susuan batuan yang besar dan memiliki banyak cabang pada bagian hulu sedangkan pada bagian
hilir memiliki arus yang tidak deras, dan terjadi endapan karena proses pengendapan suatu batuan yang
terkikis atau material dari sekitaran sungai. Sungai dibagi menjadi 3 jenis sungai muda, sungai dewasa,
dan sungai tua.

Kata kunci : sungai, sedimen, batuan terkikis, keadaan sungai.

PENDAHULUAN mencairnya es, ataupun munculnya mata air, dan


adanya relief permukaan bumi. Air hujan setelah
Secara geografis Semarang merupakan daerah jatuh dipermukaan bumi mengalami evaporasi,
dikelilingi oleh dataran-dataran tinggi yang terdiri merembas kedalam tanah, diserap tumbuh –
dari lereng dan bukit-bukit disebelah selatan kota tumbuhan dan binatang, transpirasi, dan sisanya
Semarang, lalu di sebelah utara di kota Semarang mengalir dipermukaan sebagai ‘surface run off’.
terdapat juga daerah lautan. Dengan adanya Run off ini dapat segera setelah hujan atapun
perbedaan geografis yang terdapat di kota muncul kemudian melalui proses resapan dulu
Semarang maka dihubungkan oleh sungai-sungai kedalam tanah sebagai air tanah dan muncul
yang berfungsi untuk menyalurkan air hingga kembali pada mata air.
sampai ke laut. Umumnya sungai-sungai di kota Sejarah Hidup Sungai
Semarang merupakan sungai yang bervariasi a. Youth (Sungai Muda)
untuk bagian hilir umumnya sungainya dalam dan Terjal, gradient besar dan berarus sangat cepat.
tidak terlalu lebar dikarenakan daerahnya Kegiatan erosi sangat kuat, khususnya erosi
dikelilingi dataran tinggi. Untuk bagian hilirnya kebawah. Terdapat air terjun, kaskade,
letak sungainya umumnya dangkal dan tidak penampang longitudinal tak teratur, longsoran
terlalu lebar dikarenakan letak geografis di daerah banyak terjadi pada tebing – tebingnya.
hulu dikelilingi rumah-rumah warga dan bagian b. Mature (Sungai Dewasa)
sungainya sudah mengalami pendangkalan akibat Mengalami pengurangan gradient, sehingga
endapan material-material yang dibawa dari hulu kecepatan alirannya berkurang. Daya angkut
ataupun material akibat limbah dari rumah tangga erosi berkurang. Tercapai kondisi
ataupun pabrik. keseimbangan penampangnya ‘graded’ hanya
cukup untuk membawa beban (load), terdapat
Bentang alam sungai (fluvial) adalah variasi antara erosi dan sedimentasi, terus
bentuk-bentuk bentang alam yang terjadi akibat memperlebar lembahnya, dan mengembangkan
dari proses fluvial. Pada hakekatnya aliran sungai lantai datar.
terbentuk oleh adanya sumber air, baik air hujan,
c. Old Stream (Sungai Tua)
Dataran banjir, dibantaran yang lebar c. Tahapan Tua (Old Stage)
sungai biasanya mengembangakan pola Lembah dengan penampang terbuka, tanpa
berkelok(meander), oxbow lakes, alur dataran banjir, cenderung disebabkan oleh
teranyam, tanggul alam, dan undak – pengangkatan yang lambat sedangkan kehadiran
undak sungai menunjukan kondisi dataran banjir pada dasar lembah yang lebar
‘graded’. dengan tebing terjal cenderung terbentuk oleh
pengangkatan cepat.
Cara pengangkutan muatan hasil Erosi
            Menurut Lobeck, ada 3 cara yang TUJUAN PENELITIAN
dilakukan sungai berdasarkan besar butiran yang
terangkut, yaitu : Tujuan dilakukannya penelitian ini
1. Menggelindingkan muatan erosi didasar sungai, dikarenakan untuk mengetahui keadaan sungai
terjadi jika muatan-muatan yang diangkut berbutir disekitar kota Semarang, dan mengetahui tipe
besar dengan kecepatan arus besar digradient. sungai yang terletak bagian hulu dan hilir, selain
2. Melompat – lompatkan muatan hasil erosi, itu juga dapat mengidentifikasi sungai tersebut
terjadi jika muatan – muatan yang diangkut termasuk ke dalam jenis sungai apa.
berbutir sedang dengan kecepatan arus sedang.
METODOLOGI
3. Melarutkan muatan hasil erosi, terjadi jika
muatan yang diangkut berbutir halus dengan Metodologi yang digunakan dalam
kecepatan arus lambat. pembuatan paper ini adalah metodologi studi
pustaka. Di mana penyusun mengumpulkan
Siklus Erosi referensi mengenai pembentukan sungai-sungai di
Siklus erosi sering juga disebut siklus Geografi daerah semarang berdasarkan pustaka dari internet
atau siklus Geomorfologi (geographical or atau buku-buku yang terkait dalam pembentukan
geomorphologic cycle) yang sebenarnya sungai untuk menunjang teori-teori yang ditulis di
menyangkut tahapan yang dilalui oleh masa lahan dalam paper ini.
demi waktu ke waktu sejak pengangkatan hingga
menjadi peneplane. PEMBAHASAN

Umumnya sungai di Semarang memiliki


a. Tahapan muda (youth stage) beberapa jenis tipe diataranya sebagai sungai
Suatu daerah setelah pengangkatan yang cepat muda dan sungai muda. Sungai muda umumnya
dicirikan dengan pengikisan sungai yang tajam terletak dibagian hilir dikarenakan bagian hulu
dan dalam. Jarak antara sungai satu dengan merupakan daerah yang memiliki pemukiman
lainnya dapat berjauhan. Makin lama punggungan yang padat dan untuk sungai sendiri bagian hulu
antara sungai menjadi menyempit dan menjadi di daerah Semarang luas sungainya tidak terlalu
punggungan yang tajam. besar dan dangkal. Pendangkalan tersebut
diakibatkan penempukan material sedimen yang
b. Tahapan Dewasa (Mature Stage) terbawa arus sungai dari bagian hulu, dapat juga
Tebing sungai makin melandai. Puncak – puncak material-material seperti sampah dari pemukiman
tajam dari punggungan nerendah lebih cepat dari penduduk ataupun limbah pabrik yang bercampur
pada kikisan dasar sungai. Relief menjadi material yang dapat mengendap di aliran air.
berkurang. Punggungan menjadi membulat dan Selain itu bagian hulunya termasuk sungai dewasa
penampang melintang sungai menjadi konkav ke dikarenakan memiliki kedalaman yang dalam dan
atas. erosinya kecil, pada hulu sungai trsebut memiliki
ukuran yang cukup besar dibandingan didaerah
hilir dikarenakan di daerah hulu mengalami
transportasi, sedangkan untuk bagian hilir hanya
ditemukan sedikit batuan besar dikarenakan
batuan yang awal mulanya besar lalu mengalami
transportasi ataupun pengikisan oleh arus air
sehingga umumnya batuan yang terdapat dibagian
hilir berukuran kecil.

KESIMPULAN

Kondisi sungai di Semarang umumnya memiliki


jenis yang berbeda-beda yaitu untuk bagian hulu
memiliki jenis tipe sungai dewasa dikarenakan
batuan yang terdapat di bagian hulu tersebut
besar-besar, sungainya yang dalam, dan erosi yag
dihasilkan kecil sedangkan untuk bagian hilir
memiliki jenis tipe sungai muda dikarenakan
memiliki banyak endapan pada bagian sungainya,
arusnya tidak terlalu cepat, dan batuan yang
dimiliki memiliki ukuran yang kecil hanya sedikit
yang berukran sedang sampai besar dikarenakan
batuan yang awal mulanya besar terkena
transportasi dan pengikisan oleh air sungai.

REFERENSI
adityamulawardhani.blogspot.com/2009/02/
bentang-alam-fluvial.html (diakses pada hari
Minggu, 26-01-2014 pukul 20.07)

alfaruka.wordpress.com/2010/11/21/
bentang-alam-fluvial/ (diakses pada hari
Minggu, 26-01-2014 pukul 20.21)

ayobelajargeologi.blogspot.com/2013/04/bentang-
alam-fluvial.html (diakses pada hari Minggu, 26-
01-2014 pukul 20.32)

geologikita.blogspot.com/2008/12/bentang-
alam-fluvial.html (diakses pada hari
Minggu, 26-01-2014 pukul 20.37)

Anda mungkin juga menyukai