Anda di halaman 1dari 4

MENTERIDAISM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA

Jakarta' 7l aeEstus 2ot7

Yth. Sdr. Gubemur KDH Provinsi


di-
Seluruh lndonesia

SURATEDAMN
NOMOR t
SOI7WN

TENTANG

TINDAKLANJUTPERATUMNMENTERIDALAMNEGERINoMoRII2TAHUN
2oI6TENTANGKoNFIRMASISTATUSWAJIBPAJAKDALAMPEMBERIAN
LAYANAN PUBLIK TERTENTU DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAEMH

Dalam rangka menindaklanjuti Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 12


Tahun 2016 tenta-ng Konfirmasi Stitus Wajib Pajak Dalam Pemberian Layanan Publik
fertentu di Lingkun-gan Pemerintah Daerah, bersama ini disampaikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Berdasarkan Pasal 6 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112.Tahun
2016, diatur bahwa tatj caia'pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak (KSWP)
dan penelitian terhadap pemenuhan kewaiiban Pajak Daerah oleh Pemerintah
Daerah diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Daerah, yang diantaranya
mengatur:
a. Tata Cara Pelaksanaan KSWP;
b. Jenis Layanan Publik Tertentu yang dilakukan KSWP;
c. Penelitian terhadap Pemenuhan Kewajiban Pajak Daerah;
d. Dinas/lnstansi yang bertanggung jawab Pelaksanaan KSWP;
e. Pendanaan; dan
f. Pelaporan.
2. Dalam rangka pelaksanaan KSWP, Pemerintah Daerah Provinsi melakukan hal-hal
sebagai berikut:
a. Menentukan Layanan Publik tertentu yang akan dilakukan KSWP;
b. Memanfaatkan aplikasi/web servlce terkait dengan pelaksanaan KSWP;
c. Menerbitkan Peraturan Kepala Daerah tentang pelaksanaan KSWP;
d. Melakukan sosialisasi kepada pemangku kepentingan (stakeholdef); dan
e. Memonitor dan melakukan evaluasi atas pelaksanaan KSWP.
pemerintah Daerah Provinsi dapat menambahkan jenis-jenis Layanan Publik
Tertentu yang akan dilakukan KSWP sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat
(3) dan d6kumen yang akan dipersyaratkan sebagaimana dimaksud pada Pasal 4
ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2016, sesuai dengan
kebutuhan masing-masing daerah dengan tidak memberatkan bagi masyarakat
yang mengajukan proses perizinan.
-2-

4. Layanan Publik Tertentu sebagaimana dimaksud pada angka 3 diberikan setelah


Wajib Pajak mendapatkan Keterangan Status Wajib Pajak dengan status valid
dari Kementerian yang membidangi urusan keuangan melalui Direktorat Jenderal
Pajak, dalam hal sebagai berikut:
a. nama Wajib Pajak dan NPWP sesuai dengan data dalam sistem informasi
Direktorat Jenderal Pajak; dan
b. telah menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan untuk 2 (dua) Tahun
Pajak terakhir yang sudah menjadi kewajiban Wajib Pajak sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.
5. Pelaksanaan KSWP dapat dilakukan melalui:
a. sistem informasi pada Pemerintah Daerah Provinsi yang terhubung dengan
sistem informasi pada Kerlrenterian yang membidangi urusan keuangan melalui
Direktorat Jenderal Pajak; atau
b. aplikasi yang telah disediakan oleh Kementerian yang membidangi urusan
keuangan melalui Direktorat Jenderal Pajak.
c. KPP atau KP2KP dalam hal KSWP secara sistem atau aplikasi tidak dapat
dilakukan oleh Pemerintah Daerah Provinsi.
6. Dalam hal pelaksanaan KSWP dilakukan di Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP),
maka pelaksanaan KSWP dapat dilakukan oleh petugas PTSP yang menjadi tugas,
pokok dan fungsinya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Tidak ada penarnbahan tugas baru bagi PTSP agar iidak berdampak bagi proses
pelayanan yang dilakukan selama ini oleh PTSP.
b. Untuk dihindari agar tidak memberatkan serta menjadi persyaratan tambahan
bagi masyarakat yailg mengajukan proses perizinan.
c. Tidak mengurangi kualitas pelayanan yang telah diberikan oleh PTSP kepada
masyarakat sampai ciengan saat ini.
7. Pemeriniah Daerah Provinsi dapat melakukan kerja sama atau berkoordinasi
dengan unit kerja di Direktorat Jenderal Pajak, antara lain Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Pajak, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Penyuluhan Pelayanan
dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) yang wilayah kerjanya meliputi wilayah kerja
Pemerintah Daerah Provinsi yang bersangkutan dalam rangka pelaksanaan KSWP.
B. Pemerintah Daerah Provinsi menyampaikan laporan secara berkala atas
pelaksanaarr KSWP kepada Presiden melalui Menteii Dalam Negeri.
Demikiarr untuk menjadi perhatian dan dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab.

NEGERI.

Tembusari:
'1
. Presiden Republik lndonesra;
2. Wakil Presrden Republik lrrdcnesia;
3. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republ ik lndonesia;
4. Mentei'i KoorCinator Bioang Ferekonomian Republik lndonesia; dan
5. l,r'lenteri Keuangan Republik tndonesia.
MENTERIDAI-AM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Jakarta, 51 Aerstrs 2017

Yth. Sdr/i. BupatiMalikota


di-
Seluruh lndonesia

SURAT EDARAN
NOMOR. Wh957/sJ

TENTANG

TINDAK LANJUT PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 112 TAHUN


2016 TENTANG KONFIRMASI STATUS WAJIB PAJAK DALAM PEMBERIAN
LAYANAN PUBLIK TERTENTU DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

Dalam rangka menindaklanjuti Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112


Tahun 2016 tentang Konfirmasi Status Wajib Pajak Dalam Pemberian Layanan Publik
Tertentu di Lingkungan Pemerintah Daerah, bersama ini disampaikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Berdasarkan Pasal 6 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun
2016, diatur bahwa tata cara pelaksanaan Konfirmasi status wajib Pajak (KSWP)
dan penelitian terhadap pemenuhan kewajiban Pajak Daerah oleh Pemerintah
Daerah diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Daerah, yang diantaranya
mengatur:
a. Tata Cara Pelaksanaan KSWP;
b. Jenis Layanan Publik Tertentu yang dilakukan KSWP;
c. Penelitian terhadap Pemenuhan Kewajiban Pajak Daerah;
d. Dinas/lnstansi yang bertanggung jawab Pelaksanaan KS\LlP;
e. Pendanaan; dan
f. Pelaporan.
2. Dalam rangka pelaksanaan KSWP, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melakukan
hal-hal sebagai berikut:
a. Menentukan Layanan Publik tertentu yang akan dilakukan KSWP:
b. Memanfaatkan aplikasi/web servlce terkait dengan pelaksanaan KSWP;
c. Menerbitkan Peraturan Kepala Daerah tentang pelaksanaan KSWP:
d. Melakukan sosialisasi kepada pemangku kepentingan (stakeholder); dan
e. Memonitor dan melaktrkan evaluasi atas pelaksanaan KSWP.
3. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat menambahkan jenis-jenis Layanan
Publik Tertentu yang akan dilakukan KSWP sebagaimana dimaksud pada Pasal 2
ayat (3) dan dokumen yang akan dipersyaratkan sebagaimana dimaksud pada
Pasal 4 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1't2 Tahun 2016, sesuai
dengan kebutuhan masing-masing daerah dengan tidak memberatkan bagi
masyarakat yang mengajukan proses perizinan.
-2-

4. Layanan Publik Tertentu sebagaimana dimaksud pada angka 3 diberikan setelah


Wajib Pajak mendapatkan Keterangan Status Wajib Pajak dengan status valid
dari Kementerian yang membidangi urusan keuangan melalui Direktorat Jenderal
Pajak, dalam hal sebagai berikut:
a. nama Wajib Pajak dan NPWP sesuai dengan data dalam sistem informasi
Direktorat Jenderal Pajak; dan
b. telah menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan untuk 2 (dua) Tahun
Pajak terakhir yang sudah menjadi kewajiban Wajib Pajak sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.
5. Pelaksanaan KSWP dapat dilakukan melalui:
a. sistem informasi pada Pernerintah Daerah K.abupateniKota yang terhubung
dengan sistem informasi pada Kementerian yang membidangi urusan keuangan
melalui Direktorat Jenderal Pajak; atau
b. aplikasi yang telah disediakan oleh Kementerian yang membidangi urusan
keuangan melalui Direktorat Jenderal Pajak.
c. KPP atau KP2KP dalam hal KSWP secara sistem atau aplikasi tidak dapat
dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
6. Dalam hal pelaksanaan KSWP dilakukan di Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP),
maka pelaksanaan KSWP dapat dilakukan oleh petugas PTSP yang menjadi tugas,
pokok dan fungsinya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Tidak ada penambahan tugas baru bagi PTSP agar tidak berdampak bagi proses
pelayanan yang dilakukan se.ama ini oleh PTSP.
b. Untuk dihindari agar tidak memberatkan serta menjadi persyaratan tambahan
oagi masyarakai yang mengajukan proses perizinan.
c. Tidak mengurangi kualitas pelayanan yang telah diberikan oleh PTSP kepada
masyarakat sampai dengan saat ini.
7. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat rrrelaKukan kerja sama atau
berkoordinasi dengan unit kerja di Direktorat Jenderal Pajak, antara lain Kantor
Wiiayah Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Pelayanan Pa.iak (KPP) atau Kantor
Penyuluhan Pelayanan dan Konsultasi Perpalakan (KP2KP) yang wilayah kerjanya
meliputi wilayah kei'ja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
dalam rangka pelaksanaan KSWP.
B. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota menyampaikan laporan secara berkala atas
pelarsanaan KSWP kepada Gubernur selaku Wakil Pemerintah Pusat.
Demi<ian uniuk nienjadi perhaiian dan dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab.

NEGERI.

UMOLO

Tembusan:
1. Presiden Republik lnConesia;
2. Wakil Presiden Republik lndonesia;
3. Ketua Bacjan Pemeriksa Keuangan Republik lndonesia;
4. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia; dan
5. Menteri Keuangan Repubiik lndonesia.

Anda mungkin juga menyukai