Anda di halaman 1dari 17

Penyiapan

Implementasi
Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko di
Daerah
Jakarta, 18 Maret 2021

Andi Maulana – Staf Ahli Bidang Teknologi Informasi dan Integrasi Sistem
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha di Daerah

NSPK Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dalam OSS merupakan acuan tunggal bagi
1 Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Pelaku Usaha.
(Pasal 21 ayat (2) PP No.5/2021)

Pemerintah Daerah wajib menggunakan sistem OSS dalam pelayanan Perizinan


2 Berusaha. (Pasal 10 ayat (2) PP No.6/2021) OSS

Pemerintah daerah dapat mengembangkan sistem internal sebagai pendukung dalam melakukan

3 verifikasi Perizinan Berusaha (OSS) seperti pemenuhan persyaratan atau pembayaran retribusi daerah sesuai
dengan standar yang ditetapkan Pemerintah Pusat. (Pasal 10 ayat (4) PP No.6/2021)

Gubernur atau bupati/wali kota mendelegasikan kewenangan Penyelenggaraan Perizinan Berusaha yang

4 menjadi kewenangan Pemerintah Daerah provinsi dan kabupaten/kota kepada Kepala DPMPTSP
Provinsi/Kabupaten/Kota. (Pasal 4 dan Pasal 5 PP No. 6/2021)

• Kepala DPMPTSP Provinsi sebagai koordinator pengawasan terintegrasi untuk kewenangan provinsi
5 • Kepala DPMPTSP Kab/kota sebagai koordinator pengawasan terintegrasi untuk kewenangan
Kab/kota. (Pasal 34 ayat (2) PP No.6/2021)

2
Gambaran Umum Sistem OSS Berbasis Risiko

SISTEM OSS
SUB SISTEM PELAYANAN
SUB SISTEM PERIZINAN SUB SISTEM PENGAWASAN
INFORMASI

1. Persyaratan Perizinan Berusaha


(NIB, Sertifikat Standar, Izin) 1. Penerbitan Perizinan Berusaha: 1. Pengawasan rutin,
2. Tahapan Proses a. NIB 2. Pengawasan insidentil,
3. KBLI berbasis risiko b. Sertifikat Standar 3. Jadwal pengawasan
c. Izin
4. Bidang Usaha Penanaman tahunan
2. Tingkat Risiko
Modal 4. Surat tugas
3. Konfirmasi/Persetujuan Tata Ruang
5. Informasi Lokasi Usaha 4. Persetujuan Lingkungan (UKL/UPL 5. Hasil pengawasan/BAP
6. Fasilitas Berusaha atau Amdal) dan SPPL 6. Profil pelaku usaha
7. Mekanisme Pengawasan 5. Perizinan Berusaha untuk
8. Kewajiban Pelaporan 7. Pengenaan sanksi
Menunjang Kegiatan Usaha
9. Layanan Pengaduan

Hak Akses OSS diberikan kepada DPMPTSP sebagai pengelola hak akses di daerah dan dapat memberikan hak akses turunan kepada Dinas
Teknis Daerah, untuk melakukan:
• Verifikasi.
• Notifikasi Kelengkapan Persyaratan Perizinan Berusaha. Bagi daerah yang tidak menyampaikan notifikasi sesuai dengan batas waktu NSPK
maka sistem OSS menerbitkan Perizinan berusaha bagi pelaku usaha (fiktif positif).
• Hasil Pengawasan/BAP.
Contoh: hak akses yang digunakan oleh DPMPTSP Kab. Batang untuk menyampaikan notifikasi persyaratan industri yang berlokasi di Kab.
Batang, hak akses tidak dapat digunakan untuk notifikasi di luar Kab. Batang.
3
Hubungan Kerja Fungsional antara DPMPTSP dengan Lembaga OSS (BKPM)
(Pasal 27 PP No. 6/2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha di Daerah)

Pendampingan pelaksanaan Perizinan Berusaha.


BKPM menempatkan helpdesk di DPMPTSP Provinsi untuk pelaksanaan konsultasi
perizinan berusaha termasuk melayani Kabupaten/Kota.

Verifikasi usulan Perizinan Berusaha.


Sistem OSS menyediakan proses verifikasi perizinan dan notifikasi Perizinan Berusaha
untuk masing-masing Provinsi/ Kabupaten/Kota sesuai kewenangan.

Pengembangan kompetensi sumber daya manusia.


BKPM menyelenggarakan sosialisasi dan pelatihan bagi aparatur daerah.

Pengadaan perangkat komputer untuk mendukung pelaksanaan Sistem OSS.


BKPM pada T.A. 2021 akan menyediakan perangkat komputer bagi daerah.

Penanganan pengaduan layanan Perizinan Berusaha di daerah.


Sistem OSS meyediakan layanan pengaduan permasalahan layanan perizinan berusaha
di daerah.

4
Kewenangan Pemda dalam Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

PEMDA KEWENANGAN
Provinsi • PMDN industri besar;
• Semua PMDN non industri yang lokasinya lintas kab/kota
yang bukan kewenangan pusat dan kab/kota;
• Ketenagalistrikan yang menjadi kewenangan Gubernur.

Kabupaten/Kota • PMDN industri menengah;


• PMDN industri mikro & kecil;
• Semua PMDN non industri yang lokasinya dalam 1
kab/kota yang bukan kewenangan pusat dan
provinsi.

Catatan: Parameter kewenangan tercantum pada Lampiran I PP 5 Tahun 2021

5
Penerbitan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Kewenangan Pemerintah Daerah

Permohonan Verifikasi Permohonan


Notifikasi Permohonan
oleh Perangkat Daerah
Perizinan Berusaha kepada DPMPTSP dan
Pelaku Usaha Berbasis Risiko Perangkat Daerah Teknis
Teknis Provinsi/Kab/Kota
yang berkoordinasi
melalui OSS Provinsi/Kab/Kota
dengan DPMPTSP

Sistem OSS menerbitkan Perizinan


Disetujui Berusaha oleh DPMPTSP Provinsi/
Kab/Kota a.n. Gubernur/ Bupati/Wali Kota
Notifikasi DPMPTSP
Provinsi/ Kab/Kota Sistem OSS menyampaikan permintaan
Kurang Lengkap
melalui Sistem OSS untuk melengkapi kekurangan
RBA
Ditolak Sistem OSS menyampaikan penolakan

Catatan:
• Jangka waktu pemeriksaan persyaratan Perizinan Berusaha sesuai Lampiran I PP 5 Tahun 2021
• Masa berlaku Perizinan Berusaha sesuai Lampiran I PP 5 Tahun 2021
6
PELAKSANAAN PENGAWASAN Memastikan kepatuhan pemenuhan persyaratan dan
PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS kewajiban oleh Pelaku Usaha
RISIKO
Mengumpulkan data, bukti, laporan terjadinya bahaya
terhadap keselamatan, kesehatan, lingkungan hidup

Rujukan pembinaan atau pengenaan sanksi administrasi


terhadap pelanggaran Perizinan Berusaha
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

Pengawasan Perizinan Berusaha


Peran Koordinasi
DPMPTSP Kabupaten/Kota Kewenangan Pemda Kabupaten/Kota memantauan
pemenuhan kewajiban dan/atau
melakukan koordinasi pelaksanaan  PMDN yang ruang lingkup persyaratan Perizinan Berusaha secara
pengawasan atas kewenangan Pemda terkoordinasi dan terintegrasi
kegiatannya di daerah
Kabupaten/Kota
kabupaten/kota; dan

Pemantauan Realisasi  PMDN yang menjadi Pedoman Teknis


DPMPTSP Kabupaten/Kota kewenangan Pemerintah Daerah Pemda Kabupaten/Kota melaksanakan
memantau realisasi penanaman kabupaten/kota sesuai dengan kegiatan Pengawasan Perizinan Berus
modal, insentif dan kemudahan ketentuan peraturan perundang- Berbasis Risiko berdasarkan ketentuan
dalam rangka penanaman modal, undangan peraturan perundang-undang yang
kewajiban kemitraan ditetapkan oleh K/L

Tindakan Administrasi Sumber: PP 5/2021 Pasal 214; 216.; 217


Sesuai kewenangan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undang
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
KOORDINASI PENGAWASAN Pengawasan Terencana
(Sub Sistem Pengawasan)
dilarang melakukan Pengawasan di luar
perencanaan Pengawasan

Aparatur Waktu pelaksanaan


Ketersediaan SDM
pelaksana Pengawasan Rencana pengawasan terjadwal

Planning
Terintegrasi Biaya
Pemanfaatan sub sistem Ketersediaan Anggaran
pengawasan pengawasan

PENGAWASAN TINGKAT KEPATUHAN


Bangunan Gedung Kesehatan Laporan Persyaratan Berusaha
Kesesuaian tata ruang dan Standar kesehatan, Kewajiban atas penyampaian Standar pelaksanaan
standar bangunan gedung; keselamatan, dan/atau laporan dan/atau kegiatan usaha; serta
lingkungan hidup; pemanfaatan fasilitas kewajiban yang diatur
Penanaman Modal dalam NSPK
Sumber: PP 5/2021 Pasal 213 ayat (3); 215 Ayat (3)
Ag
Profil Pelaku Usaha

en
Rencana Pengawasan

01

da
tingkat Risiko kegiatan usaha dan 02 Dilaksanakan secara terkoordinasi

i
as
mempertimbangkan tingkat dan terintegrasi

ik
kepatuhan Pelaku Usaha (dilaksanakan secara terjadwal

tif
en
(Bila tingkat kepatuhan baik maka melalui SIstem OSS)

Id
intensitas inspeksi lapangan dapat
berkurang) PENGAWASAN
RUTIN
Jenis Pengawasan Rutin

n
Berita Acara Pengawasan Laporan Pelaku Usaha dan/atau

ia
04

la
Hasil inspeksi lapangan Inspeksi lapangan (wajib dilengkapi

ni
Pe
dilaporkan dengan mengisi form surat tugas)
elektronik yang memuat kesimpulan

03
D
hasil inspeksi lapangan pada Sistem

ok
um
OSS Sumber: PP 5/2021 Pasal 220; 221; 222; 223

en
ta
si
Intensitas Pengawasan Laporan Pelaku Usaha (secara berkala) Inspeksi Lapangan
 memuat kepatuhan Pelaku Usaha (dapat secara virtual)
 Untuk Risiko rendah, dan menengah terhadap standar pelaksanaan usaha,
rendah, dilaksanakan sekali dalam  realisasi Penanaman Modal, dan  pemeriksaan administratif dan/atau fisik
setahun untuk setiap lokasi usaha; tenaga kerja, pada tahapan atas pemenuhan standar kegiatan usaha
 Untuk Risiko menengah tinggi dan pembangunan per 3 Bulan; dan/atau standar produk/jasa;
tinggi, dilaksanakan 2 kali dalam 1  realisasi produksi, dan pelaksanaan  pengujian; dan/atau
tahun untuk setiap lokasi usaha. kewajiban, pada tahapan komersil  pembinaan dalam bentuk pendampingan
setiap 1 kali dalam 1 tahun dan penyuluhan.
Sumber : PP 5/2021 Pasal 224
LAPORAN/PENGADUAN MASYARAKAT

Laporan Masyarakat dan/atau


Keadaan tertentu Pe Inspeksi Lapangan
ng
ad
ua
si
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
 Disampaikan langsung kepada n k
spe menindaklanjuti pengaduan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota In
masyarakat secara sendiri atau
 Disampaikan tidak langsung secara
bersama
tertulis atau elektronik melalui
(wajib dilengkapi dengan surat tugas)
Sistem OSS atau saluran
pengaduan yang disediakan BAP
 wajib disampaikan secara benar, dan
dapat dipertanggungjawabkan
Hasil Pengawasan
PENGAWASAN Hasil Pengawasan insidental wajib di unggah ke
Sistem OSS oleh penanggung jawab pelaksana
INSIDENTAL inspeksi lapangan

Laporan melalui OSS Pelaksanaan Inspeksi Pengawasan Insidental


Lembaga OSS menyusun  dapat dilakukan melalui inspeksi Pengawasan insidental merupakan
prosedur pengelolaan pengaduan lapangan atau Pengawasan yang dilakukan pada
masyarakat secara elektronik  secara virtual waktu tertentu dan dapat dilakukan
melalui Sistem OSS tanpa pemberitahuan kepada pelaku
usaha
Dalam hal Sistem OSS tidak dapat digunakan di daerah*)

1. a. Pengajuan permohonan Perizinan Berusaha secara luring kepada


petugas DPMPTSP;
b. Petugas DPMPTSP mengisikan permohonan perizinan luring ke dalam
Sistem OSS;
2. a. Untuk daerah tertinggal, terdepan, terluar (daerah 3T), dan/atau wilayah
yang
belum memiliki aksesibilitas yang memadai, permohonan Perizinan Berusaha
dapat diajukan di kantor kecamatan atau kantor kelurahan/desa;
b. Petugas kecamatan atau kelurahan/desa mendaftarkan pengajuan Perizinan
Berusaha di sistem OSS.
3. Persetujuan/penolakan Perizinan Berusaha diinformasikan kepada Pelaku Usaha
melalui sarana komunikasi yang tersedia.

*) antara lain tidak adanya dukungan infrastruktur jaringan dan/atau listrik yang memadai

11
Sanksi Administratif bagi daerah yang tidak menggunakan OSS
(Pasal 37 PP No. 6/2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha di Daerah)

Teguran tertulis kepada Gubernur


Menteri teknis atau Kepala Lembaga pemerintah
oleh Mendagri atau Menteri teknis
nonkementerian pembina Perizinan berusaha
atau Kepala Lembaga pemerintah
mengambil alih kewenangan Perizinan Berusaha
nonkementerian pembina setelah
DPMPTSP dalam setelah berkoordinasi dengan Mendagri*)
berkoordinasi dengan Mendagri.
memberikan pelayanan
Perizinan Berusaha tidak
menggunakan Sistem
OSS Gubernur mengambil alih kewenangan Perizinan
Teguran tertulis kepada
Berusaha dan melaporkan kepada Mendagri dengan
Bupati/Wali Kota oleh Gubernur
tembusan Menteri teknis atau Kepala Lembaga
sebagai wakil Pemerintah Pusat
pemerintah nonkementerian terkait*)

*) Apabila teguran tertulis telah disampaikan 2 (dua) kali berturut-turut dan tetap tidak dilaksanakan.

12
Tindak Lanjut Implementasi Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
di Daerah

1. Pengembangan Sistem OSS Berbasis Risiko, target go live tanggal 3 Juni 2021.
2. Sosialisasi BKPM kepada Pemerintah Daerah akan dimulai pada minggu pertama bulan Maret
3. BKPM menyiapkan komputer bagi DPMPTSP daerah.

1 2 3 4
1

FEB – MAR APR – MEI AWAL JUNI JUL – DES


• Pembangunan • Uji coba Sistem Go Live Sistem • Penyempurnaan
OSS OSS sistem OSS
• Koordinasi K/L/D
OSS Berbasis •
• Peraturan Sosialisasi kepada
• Sosialisasi kepada Risiko K/L/Daerah dan
BKPM terbit
K/L/Daerah dan Pelaku Usaha
Pelaku Usaha

13
Kegiatan Penilaian Kinerja oleh BKPM Merupakan Amanat Perpres No. 42 Tahun 2020 tentang
Pemberian Penghargaan dan/atau Pengenaan Sanksi terhadap K/L dan Pemda (1)

Penilaian Kinerja dilakukan kepada Pemda dan K/L

Subjek Penilaian Objek Penilaian

Kinerja PTSP
Pemda Provinsi
dan Kab/Kota
Kinerja PPB

Kementerian /
Lembaga Kinerja PPB

BKPM telah menerbitkan Peraturan BKPM


No.8 Tahun 2020 tentang Penilaian Kinerja
PTSP dan Kinerja PPB Pemda serta
Kinerja PPB K/L dan perubahannya No.1
Tahun 2021

14
Kegiatan Penilaian Kinerja oleh BKPM Merupakan Amanat Perpres No. 42 Tahun 2020 tentang
Pemberian Penghargaan dan/atau Pengenaan Sanksi terhadap K/L dan Pemda (2)

Output dari penilaian kinerja adalah kualifikasi hasil penilaian yang akan diserahkan kepada Kementerian
Keuangan sebagai pertimbangan dalam pemberian insentif / sanksi kepada Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah
Pemda dan KL:
Sangat Baik Dapat diusulkan untuk diberi penghargaan
(80,00 - 100,00) berupa piagam/trofi, publikasi media massa,
dan insentif anggaran (K/L) / DID (Pemda)
Penilaian Baik
Kualifikasi*
Kinerja (60,00 - 79,99)
1. Pemda: dapat diberi sanksi administratif,
penundaan DAU dan DBH**
Kurang Baik
2. K/L: dapat diberi teguran tertulis,
(≤ 59,99)
publikasi media massa, dan disinsentif
anggaran

Catatan:
* Rentang nilai untuk kategori sangat baik, baik, dan kurang baik diatur dalam Pasal 33 Peraturan BKPM No. 8 Tahun 2020 tentang
Penilaian Kinerja PTSP dan Kinerja PPB Pemda serta Kinerja PPB K/L dan perubahannya No. 1 Tahun 2021.
** Untuk Pemda yang mendapatkan penundaan DAU dan DBH, penyalurannya dapat dilakukan kembali setelah Kepala BKPM
menyampaikan pertimbangan bahwa Pemda telah melakukan langkah perbaikan sesuai hasil penilaian dari Tim Penilai;
15
Terima Kasih

Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC)

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)


Indonesia Investment Coordinating Board
Jalan Jenderal Gatot Subroto No. 44
Jakarta 12190 - Indonesia
t +62 21 525 2008 | f +62 21 525 4945 | e info@bkpm.go.id

bkpm.go.id | investindonesia.go.id
Sumber: PP 5/2021 Pasal 228 Ayat (1) & (3); 229

PELAKSANAAN PENGAWASAN

Tindakan

• meminta keterangan dan/atau Laporan Berkala


membuat catatan yang diperlukan; Pelaku Usaha
• memeriksa kepatuhan pemenuhan
kewajiban
• menyusun salinan dari dokumen Tindakan
dan/atau mendokumentasikan
secara elektronik;
• melakukan pengambilan sampel dan • melakukan reviu terhadap
melakukan pengujian; dan/atau laporan berkala yang diberikan
• memeriksa lokasi kegiatan usaha oleh Pelaku Usaha;
dan prasarana dan/atau sarana. • menyusun laporan hasil reviu;
Inspeksi dan
Lapangan • menyampaikan rekomendasi.

Pengawasan terhadap pelaksanaan pemenuhan standar yang bersifat teknis dan memerlukan kompetensi khusus tertentu dapat
dilakukan melalui kerja sama dengan lembaga atau profesi ahli yang bersertifikat atau terakreditasi

Dalam hal ditemukan Pemda Kabupaten/Kota melakukan penghentian


pelanggaran yang dilakukan pelanggaran untuk mencegah dampak yang lebih
Pelaku Usaha lembaga atau profesi ahli melaporkan kepada Pemerintah besar dalam jangka waktu paling lambat 1 Hari
Daerah Kabupaten/Kota dalam jangka waktu paling setelah menerima laporan
lambat 3 Hari sejak menemukan pelanggaran

Anda mungkin juga menyukai