Anda di halaman 1dari 5

JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 6 No.

2
ISSN. 2655-4399 Juni 2021
ANALISIS LITERASI SAINS PADA BUKU TEKS FISIKA SMA KELAS XI

1MUKTAR B. PANJAITAN, 2MARTIN DAVID SIADARI


1,2UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
1muktarpanjaitan@uhn.ac.id

ABSTRACT

This research was a descriptive qualitative research. The sample selection was using purposive sampling technique. There
were three physics text books sampled in this study. The results of the data analysis showed that the category of scientific
knowledge was the category of scientific literacy that was mostly presented in the physics textbook for class XI at 57.60%.
Then the category of investigation of the nature of science was 19.30%, and the category of science as a way of thinking
was 14.10%. The category of scientific literacy that appeared the least was the category of interaction between science,
technology and society at 8.90%. The mean agreement coefficient by the researcher and two observers was 0.88% and
0.90%. The conclusion obtained in this study is that the XI grade physics textbook used in SMA Negeri in Pematangsiantar
has described the category of scientific literacy with a very good category. However, class XI physics text books generally
emphasize the aspects of scientific knowledge and very less present aspects of the interaction between science, technology
and society. Therefore it was necessary to understand the theme of scientific literacy and its indicators as a basis for
choosing books as teaching materials.

Keywords : Textbooks, Physics, Scientific Literacy

PENDAHULUAN
Perkembangan zaman semakin membuat masyarakat sadar akan pentingnya sains dan teknologi yang dapat membantu
kelancaran aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Untuk memupuk ilmu sains dan teknologi dapat dilakukan di mana saja,
salah satunya di sekolah. Kemampuan literasi sains sangat penting karena berhubungan dengan keterampilan proses sains
peserta didik untuk memecahkan sebuah masalah. Peserta didik dapat melakukan itu semua dengan menemukan jawaban,
mengumpulkan data, membangun sebab akibat, membuat kesimpulan, menafsirkan dan menemukan alternatif jawaban.
Arief (2015) berpendapat bahwa pentingnya literasi sains berhubungan dengan bagaimana peserta didik mampu
menghargai alam dengan memanfaatkan sains dan teknologi yang telah dikuasainya. Untuk itu, penelitian mengenai
analisis buku teks sangat diperlukan agar kedepannya buku teks dapat sepenuhnya membantu peserta didik
meningkatkan kemampuan literasi sainsnya sesuai kebutuhannya di masa depan. Fisika sebagai salah satu ilmu dasar,
dewasa ini telah berkembang secara pesat baik materi maupun kegunaannya. Berlatih dan berpola pikir fisika juga dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan, mengingat kegunaan fisika
tidak hanya berhitung tetapi juga untuk penataan cara berpikir khususnya dalam pembentukan kemampuan analisis dan
evaluasi. Oleh karena itu belajar fisika dapat dikatakan mampu menambah kemampuan peserta didik untuk memecahkan
masalah, berpikir logis, kritis, analitis dan ulet serta percaya diri. Penguasaan literasi sains berkaitan dengan cara siswa
memahami lingkungan hidup. Cara siswa menguasai literasi sains mengenai lingkungan hidup yaitu dengan memahami
fenomena alam termasuk perubahan yang terjadi di alam berkaitan dengan aktivitas manusia. Berdasarkan hasil
observasi siswa kurang dalam memecahkan masalah pada saat pembelajaran. Kemampuan literasi sains dapat membantu
peserta didik untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Rokhmah
dkk.2017). Indonesia merupakan salah satu partisipan Programme for International Student Assesment (PISA) diluar
negara industri maju yang tergabung dalam Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Kemampuan
literasi sains peserta didik Indonesia masih dibawah rata-rata jika dibandingkan dengan rata-rata skor internasional dan
secara umum berada pada tahapan pengukuran terendah PISA (Toharudin dkk., 2011). Penelitian tentang assesmen

1
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 6 No. 2
ISSN. 2655-4399 Juni 2021
kemampuan dasar hidup prestasi membaca, matematika, dan sains anak indonesia usia 15 tahun pada level internasional
yang diselenggarakan oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) melalui Programme for
International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam bidang sains khususnya literasi
sains masih sangat lemah. Melihat kondisi literasi sains di Indonesia saat ini masih tertinggal cukup jauh dibandingkan
dengan negara lain. Berdasarkan hasil survey PISA dapat dilihat dalam Tabel 1.

Tabel 1. Kemampuan Literasi Sains Siswa Indonesia Pada Hasil Studi PISA Tahun 2000-2018
Tahun Skor Rata-Rata Skor Rata-Rata Peringkat Negara Yang
Internasional Indonesia Indonesia Berpartisipasi
2000 500 393 38 41
2003 500 395 38 40
2006 500 393 50 57
2009 500 383 60 65
2012 501 382 64 65
2015 493 403 64 72
2018 489 396 70 78
Sumber : Panjaitan, M.B Dan Manalu, A (2020)

Terdapat beberapa faktor yang diduga menyebabkan rendahnya literasi sains anak-anak Indonesia yang berkaitan dengan
proses pendidikan yang berjalan, diantaranya adalah: (a) sistem pendidikan yang diterapkan, (b) pemilihan model,
pendekatan, metode, strategi pembelajaran, dan lain-lain, (c) pemilihan sumber belajar, (d) gaya belajar peserta didik, (e)
sarana prasana pembelajaran, dan banyak faktor lainya. Faktor- faktor sangat menarik untuk dijadikan sebagai bahan
penelitian pendidikan, khususnya penelitian yang berhubungan dengan literasi sains. Namun, salah satu faktor-faktor di atas
yang berkaitan langsung dan bersifat dekat dengan peserta didik adalah sumber belajar, baik dari buku ajar maupun sumber
belajar lainya. Oleh karena itu, analisis terhadap kondisi buku ajar yang saat ini banyak beredar sangat penting untuk
dilakukan, terutama analisis yang berhubungan dengan literasi sains. Kenyataan yang ditemukan di lapangan menunjukkan
bahwa kemampuan literasi sains peserta didik di Indonesia masih rendah. Salah satu faktor yang secara langsung
bersinggungan dengan kegiatan pembelajaran sehingga mempengaruhi rendahnya kemampuan literasi sains adalah bahan
ajar (Kurnia dkk., 2014). Buku teks pelajaran adalah buku utama yang di gunakan pada proses belajar mengajar karena
mencakup kompotensi dasar yang termuat dalam kurikulum yang digunakan dalam suatu lembaga pendidikan (Rahmawati,
2015). Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana persentase kemunculan aspek pengetahuan sains, penyelidikan hakikat sains, cara berpikir yang muncul dan
interaksi antara sains, teknologi, dan masyarakat yang pada buku teks fisika SMA kelas XI. Penelitian ini akan memberikan
gambaran dan masukan sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan kualitas buku teks SMA Kelas XI pada masa
mendatang yang bertujuan untuk meningkatkan literasi sains di kalangan pelajar dan masyarakat pada umumnya.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Menurut Arikunto (2013) penelitian deskriptif yaitu penelitian
yang dimaksud untuk menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal-hal lain yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan
penelitian. Karakteristik yang dimiliki oleh penelitian deskriptif adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata atau gambar
yang bukan angka-angka (Moleong, 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah semua buku teks mata pelajaran fisika SMA
kelas XI berdasarkan kurikulum 2013 yang digunakan di SMA Negeri di Kota Pematangsiantar. Sampel dalam penelitian ini
diambil menggunakan teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data yang didasarkan dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010). Penelitian ini dilakukan mulai papa 10 Maret 2021 sampai dengan 5 Mei 2021
dengan melibatkan 2 orang guru fisika yang bergabung dengan MGMP Fisika di Kota Pematangsiantar. Adapun dalam
penelitian ini yang dijadikan sampel adalah 3 buku yang paling banyak digunakan oleh guru di Kota Pematangsiantar seperti
ditunjukkan Tabel 2 berikut :

2
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 6 No. 2
ISSN. 2655-4399 Juni 2021
Tabel 2. Buku-Buku Yang Dianalisis
Buku Judul Buku Pengarang Penerbit
Buku A Fisika Untuk SMA/MA Marthen Kanginan PT. Erlangga
Kelas XI
Buku B Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar Ketut Kamajaya, Wawan PT. Grafindo
Fisika untuk Purnama
SMA/MA kelas XI
Buku C Konsep dan Penerapan Fisika SMA/MA Hari Subagya PT. BumiAksara
kelas XI

Prosedur dalam penelitian ini 1) Tahap Persiapan, yaitu menyusun instrumen penelitian berupa lembar identifikasi indikator
literasi sains yang diadopsi dari penelitian Chiapetta, Sethana dan Filman (1991); 2) Tahap Pengambilan Data, melakukan
observasi ke SMA Negeri di Kota Pematangsiantar untuk mendapatkan informasi tentang buku teks fisika yang digunakan di
sekolah, menentukan materi yang akan dijadikan objek untuk dianalisis; 3) Tahap Analisis Data, menganalisis seluruh
elemen buku yang telah ditentukan sebagai objekdengan menggunakan instrumen yang telah dibuat, melakukan reliabilitas
data hasil analisis kepada pengamat (observer) lain. Jumlah pengamat sebanyak dua orang. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui angka kesepakatan antar peneliti dan dua pengamat; 4) Tahap Akhir, mengolah dan menghitung kemunculan
indikator literasi sains pada setiap buku yang di analisis, menghitung persentase kemunculan kategori literasi sains pada
masing- masing buku untuk menentukan proporsi kategori literasi sains, menyajikan dan membahas data hasil analisis
buku berdasarkan kategori literasi sains, menarik kesimpulan berdasarkan data dan pembahasan. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi indikator literasi sains yang diadopsi dari Chiappetta et al. (1991)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui persentase aspek kategori literasi sains yang muncul pada buku
teks fisika SMA kelas XI. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh data jumlah dan persentasekemunculan indikator
literasi sains pada setiap buku teks dan data reliabilitas pengamatan. Data diperoleh dengan menggunakan instrumen
lembar indikator literasi sains yang diadopsi dari Chiappetta dkk. (1991). Data hasil penelitian yang didapat meliputi jumlah
kemunculan kategori literasi sains pada setiap buku teks fisika SMAN kelas XI yang dinyatakan dengan persentase.
Indikator literasi sains yang digunakan yaitu pengetahuan sains, sains sebagai cara untuk menyelidiki, sains sebagai cara
berfikir, dan interaksi sains, teknologi, dan masyarakat. kemunculan indikator literasi sains dalam buku yang dianalisis.
Kemunculan indikator literasi sains dalam bukuyang dianalisis dengan :

(Purwanto, 2010).

Tabel 3. Jumlah Kemunculan Setiap Indikator Literasi Sains


Buku A Buku B Buku C
Aspek
Bab 3 Bab 4 Bab 5  Bab 3 Bab 4 Bab 5  Bab 3 Bab 4 Bab 5 
Pengetahuan
14 13 15 39 13 18 15 45 13 16 18 47
Sains
Penyelidikan
5 6 3 20 6 5 5 5 6 5 4 17
Hakikat Sains
Cara Berpikir
3 4 5 15 4 3 5 17 3 3 3 13
Sains
Interaksi
antara sains,
2 3 2 7 2 3 3 8 2 2 2 6
teknologi, dan
masyarakat
3
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 6 No. 2
ISSN. 2655-4399 Juni 2021
Tabel 4. Persentase Kemunculan Setiap Indikator Literasi Sains
Buku A Buku B Buku C Rerata
Aspek Total (%)
Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Pengetahuan Sains 58.3 50.0 60.0 52.0 62.1 53.6 54.2 61.5 66.7 57.60
Penyelidikan Hakikat
20.8 23.1 12.0 24.0 17.2 17.9 25.0 19.2 14.8 19.30
Sains
Cara Berpikir Sains 12.5 15.4 20.0 16.0 10.3 17.9 12.5 11.5 11.1 14.10
Interaksi antara
Sains, Teknologi, 8.3 11.5 8.0 8.0 10.3 10.7 8.3 7.7 7.4 8.90
dan Masyarakat

Grafik Kemunculan Setiap Indikator Literasi Sains

8,9
Pengetahuan Sains
14,1
Penyelidikan Hakikat Sains

Cara Berpikir Sains


57,6
19,3
Interaksi antara sains, teknologi,
dan masyarakat

Gambar 1. Kemunculan Tiap Indikator Pada Buku Fisika Kelas XI

SIMPULAN
Berdasarkan ketiga buku teks yang dianalisis, diperoleh hasil presentase literasi sains sebagai berikut :
1. Pengetahuan sains (the knowledge of science) sebesar 57,60%.
2. Penyelidikan hakikat sains (the investigative nature of science) sebesar 19,30%.
3. Sains sebagai cara berpikir (science as a way of thinking) sebesar 14,10%.
4. Interaksi antara sains, teknologi, dan masyarakat (interaction of science, technology, and society) sebesar 8,90%.
Koefisien kesepakatan rata-rata antara peneliti dan pengamat I sebesar 0.88% dan pengamat II sebesar 0,90%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa materi fisika yang ada dalam buku teks fisika SMA kelas XI yang digunakan di SMAN
Kota Pematangsiantar memiliki ruang lingkup yang lebih berorientasi pada kategori pengetahuan sains (the knowledge of
science) dan sangat kurang menyajikan interaksi sains, teknologi, dan masyarakat (interaction of science, technology, and
society).

4
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 6 No. 2
ISSN. 2655-4399 Juni 2021
SARAN
Tetapi secara keseluruhan buku-buku teks tersebut telah menggambarkan literasi sains secara utuh dengan kategori sangat
bagus. Sejalan dengan penelitian ini, terdapat beberapa hal yang dapat di sarankan kepada beberapa pihak terkait antara
lain :
1. Setiap guru Fisika hendaknya memahami tema literasi sains beserta indikator- indikatornya sebagai dasar dalam
memilih buku yang memiliki kategori literasi sains yang seimbang untuk di jadikan bahan ajar.
2. Penulis buku, hendaknya penulisan buku teks IPA, khususnya fisika, selain mengacu pada kurikulum yang berlaku di
Indonesia, sebaiknya juga mengacu pada keseimbangan aspek literasi sains.
3. Bagi penelitian lain yang berminat menganalisis buku Fisika, diharapkan lebih memahami dan teliti ketika menganalisis
materi pada buku.

DAFTAR PUSTAKA
Arief, M. K. (2015). Penerapan Levels of inquiry pada pembelajaran IPA tema pemanasan global untuk meningkatkan literasi
sains. Edusentris, 2(2), 166-176.

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Chiappetta, E. L., Sethna, G. H., & Fillman, D. A. (1991). A quantitative analysis of high school chemistry textbooks for
scientific literacy themes and expository learning aids. Journal of Research in Science Teaching, 28(10), 939–951.
https://doi.org/10.1002/tea.3660281005

Kurnia, F., Zulherman, & Fathurohman, A. (2014). Analisis bahan ajar fisika sma kelas xi di kecamatan indralaya utara
berdasarkan kategori literasi sains. Jurnal Inovasi Dan Pembelajaran Fisika, 1(1), 43–47. Retrieved from
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jipf/article/view/1263

Moleong, Lexy. J. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.Bandung: Remaja Rosda Karya.

Panjaitan, M. B., Manalu, A. 2020. “Improving the Ability of Science Literation”. ITS Education Journal. Vol 3 (3): hal. 72-80.

Purwanto, Ngalim. (2010). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Rahmawati, G. (2015). Buku teks pelajaran sebagai sumber belajar siswa diperpustakaan sekolah di SMAN 3 bandung.
Edulib, 5(1), 102-113.

Rokhmah, A., Sunarno, W., & Masyukri, M. (2017). Science Literacy Indicators in Optical Instruments of Highschool
Physics Textbooks Chapter. Jurnal PendidikanFisika Indonesia 13(1), 19-24. https://doi.org/10.15294/jpfi.v13i1.8391

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Toharudin, U., Hendrawati, S., & Rustaman, A. (2011). Membangun Literasi Sains Peserta Didik. Bandung:
Humaniora.

Anda mungkin juga menyukai