51 109 1 SM
51 109 1 SM
Ramiyanto
Mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
Jl. Imam Bardjo, S.H. No. 1 Semarang 50241
E-mail: ramiyanto90@gmail.com
Naskah diterima: 22 April 2015; revisi: 18 Agustus 2015; disetujui: 21 Agustus 2015
Sah atau Tidaknya Penetapan Tersangka sebagai Objek Gugatan Praperadilan (Ramiyanto) | 167
e. Akibat tindakan hukum yang dilakukan h. Dalam waktu satu hari, yaitu pada tanggal
oleh termohon secara sewenang-wenang 12 Januari 2015, termohon baru membuat
kepada pemohon telah mengakibatkan laporan kejadian tindak pidana korupsi
kerugian baik moril maupun materiil. bersamaan dengan penerbitan surat perintah
Kerugian moril sulit ditentukan besarnya penyidikan, dan satu hari kemudian yaitu
untuk seorang calon Kapolri yang telah pada tanggal 13 Januari 2015 termohon
mempunyai legitimasi melalui lembaga telah menetapkan pemohon dengan status
Kompolnas, Polri, Lembaga Kepresidenan, sebagai tersangka, sehingga ada beberapa
DPR RI, sedangkan kerugian materiil prosedur yang seharusnya dilakukan sesuai
Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah). dengan KUHAP, tetapi tidak dilakukan
oleh termohon.
f. Tindakan lain yang dilakukan oleh
termohon berupa pembeberan kepada Terhadap gugatan praperadilan BG tersebut,
media massa secara tendensius merupakan hakim SR mengabulkan dengan memutuskan,
tindakan yang melanggar asas presumption bahwa penetapan tersangka yang dilakukan
Sah atau Tidaknya Penetapan Tersangka sebagai Objek Gugatan Praperadilan (Ramiyanto) | 169
Negara hukum materiil yang juga untuk 4. Hak milik tidak lagi dianggap sebagai
mencapai kesejahteraan selain menjaga ketertiban hak yang mutlak, akan tetapi dipandang
itu disebut sebagai negara kesejahteraan (welfare mempunyai fungsi sosial, yang berarti
state). Menurut Asshiddiqie (Muntoha, 2009, hal. ada batas-batas dalam kebebasan
386), di dalam konsepsi negara kesejahteraan penggunaannya; dan
ini, negara dituntut untuk memperluas tanggung
5. Adanya kecenderungan bahwa peranan
jawabnya terhadap masalah-masalah sosial yang
hukum publik semakin penting dan semakin
dihadapi oleh rakyat banyak, peran personal untuk
mendesak peranan hukum perdata. Hal
menguasai hajat hidup orang banyak dihilangkan.
ini disebabkan karena semakin luasnya
Perkembangkan itulah yang memberikan
peranan negara dalam kehidupan sosial,
legislasi bagi negara intervensionis pada abad
ekonomi, dan budaya.
ke-20. Negara justru perlu dan bahkan harus
melakukan intervensi dalam berbagai masalah Berdasarkan pada berbagai prinsip negara
sosial dan ekonomi untuk menjamin terciptanya hukum dan melihat kecenderungan perkembangan
kesejahteraan bersama di masyarakat. negara hukum modern yang melahirkan prinsip-
prinsip penting baru untuk mewujudkan negara
Soekanto (Muntoha, 2009, hal. 386)
hukum, maka terdapat dua belas prinsip pokok
mengatakan, bahwa yang menjadi ciri-ciri pokok
Sah atau Tidaknya Penetapan Tersangka sebagai Objek Gugatan Praperadilan (Ramiyanto) | 171
Sah atau Tidaknya Penetapan Tersangka sebagai Objek Gugatan Praperadilan (Ramiyanto) | 173
Sah atau Tidaknya Penetapan Tersangka sebagai Objek Gugatan Praperadilan (Ramiyanto) | 175
Sah atau Tidaknya Penetapan Tersangka sebagai Objek Gugatan Praperadilan (Ramiyanto) | 177
Sah atau Tidaknya Penetapan Tersangka sebagai Objek Gugatan Praperadilan (Ramiyanto) | 179
21. Menimbang, bahwa pemohon di dalam Dari uraian mengenai pertimbangan hakim
permohonannya mengemukakan beberapa di atas, maka dapat dikatakan, bahwa hakim yang
putusan praperadilan sebagai dasar hukum memeriksa dan mengadili gugatan praperadilan
permohonannya, yaitu: BG jelas memasukkan penetapan tersangka
sebagai objek gugatan praperadilan. Hal itu terlihat
a. Putusan Pengadilan Negeri
dari pertimbangan yang secara tegas menolak
Bengkayang Nomor 01/Pid.
eksepsi yang diajukan oleh termohon. Adapun
Prap/2011/PN.Bky tanggal 18 Mei
dasar hukum yang digunakan oleh hakim adalah
2011 jo. Putusan Mahkamah Agung
Pasal 77 jo. Pasal 85 ayat (1) jo. Pasal 95 ayat (1)
Nomor 88 PK/Pid/2011 tanggal 17
dan ayat (2) KUHAP. Penggunaan dasar hukum
Januari 2012;
tersebut, karena penetapan tersangka merupakan
b. bagian dari rangkaian tindakan penyidik dalam
Putusan Pengadilan Negeri Jakarta
proses penyidikan, maka lembaga yang berwenang
Selatan Nomor 38/Pid.Prap/2012/
PN.Jkt.Sel tanggal 27 Novembermenguji dan melihat keabsahan “penetapan
2012. tersangka” adalah lembaga praperadilan. Jadi,
hakim memasukkan penetapan tersangka sebagai
22. Menimbang, bahwa dari jawaban termohon
objek praperadilan karena dikategorikan sebagai
pada halaman 10 s.d 13 angka 14 s.d 17
bentuk “tindakan lain” dari upaya paksa dalam
dapat disimpulkan bahwa termohon tidak
penyidikan sebagaimana dirumuskan dalam Pasal
menerima kalau putusan-putusan tersebut di
95 ayat (1) dan ayat (2) KUHAP.
atas disebut sebagai suatu yurisprudensi.
Pertanyaannya adalah: “Apakah tepat
23. Menimbang, bahwa terlepas dari apakah
penafsiran hakim yang memasukkan penetapan
Putusan Pengadilan Negeri Bengkayang
tersangka sebagai objek praperadilan dengan
Nomor 01/Pid.Prap/2011/PN.Bky tanggal
mengacu pada Pasal 95 ayat (1) dan ayat
18 Mei 2011 jo. Putusan Mahkamah Agung
(2) KUHAP?” Telah dijelaskan di halaman
Nomor 88 PK/Pid/2011 tanggal 17 Januari
sebelumnya, bahwa Indonesia adalah negara
2012 dan Putusan Pengadilan Negeri
hukum (vide Pasal 1 ayat (3) UUD NRI 1945).
Jakarta Selatan Nomor 38/Pid.Prap/2012/
Salah satu prinsip yang berkaitan dengan konsep
Sah atau Tidaknya Penetapan Tersangka sebagai Objek Gugatan Praperadilan (Ramiyanto) | 181
Sah atau Tidaknya Penetapan Tersangka sebagai Objek Gugatan Praperadilan (Ramiyanto) | 183
Sah atau Tidaknya Penetapan Tersangka sebagai Objek Gugatan Praperadilan (Ramiyanto) | 185
Sah atau Tidaknya Penetapan Tersangka sebagai Objek Gugatan Praperadilan (Ramiyanto) | 187
Asshiddiqie, J. (2011, November 22-24). HR, R. (2011). Hukum administrasi negara. Jakarta:
Gagasan negara hukum Indonesia. Rajawali Pers.
Makalah Disampaikan dalam Forum Dialog
Huijbers, T. (1982). Filsafat hukum dalam lintas
Perencanaan Pembangunan Hukum Nasional
sejarah. Yogyakarta: Kanisius.
yang Diselenggarakan oleh Badan Pembinaan
Hukum Nasional Kementerian Hukum dan Ibrahim, J. (2006). Teori & metode penelitian hukum
HAM RI di Jakarta. normatif. Malang: Bayumedia.
___________. (2012). Hukum tata negara & pilar- Lamintang, P. A. F., & Lamintang, T. (2010).
pilar demokrasi. Jakarta: Sinar Grafika. Pembahasan KUHAP menurut ilmu
pengetahuan hukum pidana & yurisprudensi.
Atmasasmita, R. (2012). Teori hukum integratif:
Jakarta: Sinar Grafika.
Rekonstruksi terhadap teori hukum
pembangunan & teori hukum progresif. Marzuki, P. M. (2011). Penelitian hukum. Jakarta:
Yogyakarta: Genta Publishing. Kencana.
Sah atau Tidaknya Penetapan Tersangka sebagai Objek Gugatan Praperadilan (Ramiyanto) | 189