Tugas 9 Filsafat Ilmu Deri Zalmi
Tugas 9 Filsafat Ilmu Deri Zalmi
ETIKA
A. Pendahuluan
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia 1996 etika diartikan ilmu tantang yang
baik dan yang buruk tentang hak dan kewajiban moral, kumpulan azaz atau nilai yang
berkenaan dengan aklak, nilai mengenai benar dan salah yang dianut masyarakat. Dilihat
dari asal usul kata, etika berasal dari kata Yunani “Ethos” yang berarti adat istiadat atau
kebiasaan yang baik. Etika berkembang menjadi studi tentang kebiasaan mannusia
berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang mengambarkan
perangai manusia dalam kehidupan pada umumnya. Menurut Fagothy 1953 etika adalah
studi tentang kehendak manusia yaitu kehendak manusia yakni kehendak yang
berhubungan keputusan tentang yang benar dan yang salah dalam tindak perbuatanya.
K.Bertens (1957:290) mengomentari mengenai peran etika, menurutnya “bahwa tidak
semua yang bisa dilakukan dengan kemampuan ilmiah dan teknologi boleh dilakukan,
bahwa manusia harus membatasi diri yaitu harus ditentukan berdasarkan kesadaran
moral manusia”.
Etika adalah ilmu tentang tingkah laku manusia yang berkenaan dengan ketentuan
tentang kewajiban (kebenaran, kesalahan, kepatuhan) dan ketentuan tentang nilai
(kebaikan dan keburukan). Etika adalah segala bentuk cara berfikir mengenai perilaku
manusia dibawah pangkal tolak pandangan baik dan buruk, dari norma dan nilai
pertanggung jawaban dan pilihan.
DERI ZALMI
2210018312025 1
TUGAS FILSAFAT ILMU
MAGISTER TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
tentang baik dan buruk, yang terlepas dari wahyu agama yang dijadikan sumber norma
ilahi. Ketika lebih cenderung bersifat analisis dari pada praktis, bekerja secara rasional.
B. Pengertian Etika
Secara estimologi, etika berasal dari bahasa yunani kuno, yaitu ethos atau ethikos
yang mempunyai arti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan,
adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berfikir. Dalam bentuk jamaknya ta etha yang
artinya adat kebiasaan. Ta etha menjadi latar belakang terbentuknya istilah “etika” yang
oleh filsuf yunani besar Aristoteles (384-322) sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat
moral.
Dalam pemahaman lain, athos diartikan sifat, watak, kebiasaan atau tempat yang
biasa. Sedangkan kata ethikos berarti susila, keadaban, atau kelakuan dan perbuatan yang
baik. Yang lebih dekat maknanya dengan etika adalah kata moral, yang dalam bahasa
latin disebut dengan istilah mores, yang berarti kebiasaan, watak, kelakuan, tabiat atau
cara hidup. Dari asal usul kata etika, maka etika dapat didefenisikan sebagai ilmu tentang
apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.
Dalam kamus umum bahasa Indonesia yang lama (Poerwadarminta. 1953), etika
dijelaskan sebagai ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Adapun dalam
kamus besar bahasa Indonesia (1988), etika dirumuskan dalam 3 arti, sebagai berikut :
1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak)
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan denganakhlak
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.
DERI ZALMI
2210018312025 2
TUGAS FILSAFAT ILMU
MAGISTER TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
2. Etika dipakai dalam arti kumpulan asas atau nilai moral, yang dimaksud
disini adalah kode etik
3. Etika dipakai dalam arti ilmu tentang yang baik atau yang biruk. Arti etika
disini sama dengan filsafat moral.
DERI ZALMI
2210018312025 3
TUGAS FILSAFAT ILMU
MAGISTER TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
Etika menurut Abdullah (2005:14) dalam kenyataan dapat dipakai dalam arti
berikut:
Pengertian etika sebagai ilmu merupakan suatu studi yang mempelajari tentang
segala soal kebaikan dalam hidup manusia semuanya, mengenai gerak gerik pikiran dan
rasa yang merupakan perkembangan perasaan sampai mengenai tujuan nya
Beberapa pendapat para ahli tentang defenisi etika menurut persepsi dan
pemahaman nya :
DERI ZALMI
2210018312025 4
TUGAS FILSAFAT ILMU
MAGISTER TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
1) Ahmad yamin, etika diartikan sebagai ilmu yang menjelaskan arti baik buruk,
menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan
yang harus dituju oleh manusia didalm perbuatan merekan dan menunjukkan
jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat.
2) Soegarda Poerbakawatja, etika adalah sebagai nilai filsafat, kesusilaan tentang
baik dan buruk, berusaha mempelajari nilai nilai dan merupakan pengetahuan
tentang nilai itu sendiri
3) Ki Hajar Dewantara, mengartikan etika sebagai ilmu yang mempelajari soal
kebaikan dan keburukan dalam hidup manusia semuanya, teristimewa yang
mengenai gerak-gerik pikiran, rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan rasa
perasaan sampai menguasai tujuannyayang dapat merupakan perbuatan.
4) Austin Fogethey mengartikan etika sebagai ilmu yang berhubungan dengan
seluruh ilmu pengetahuan tentang manusia dan ilmu masyarakat yang erat
hubungannya dengan antropologi, psikologi, sosiologi, ekonomi, ilmu politik dan
ilmu hukum.
5) Ahmad Zubair mengartikan etika sebagai cabang filsafat,yaitu filsafat etika atau
pemikiran filsafat tentang moralis, problem moral, dan pertimbangan moral
6) H. Devos mengartikan etika sebagai ilmu pengetahuan mengenai kesusilaan
secara ilmiah
7) Asmaran AS mengartikan etika sebagai ilmu pegetahuan yang mempelajari
tingkah laku manusia untuk menentukan nilai-nilai perbuatan tersebut bail dan
buruk, sedangkan ukuran untuk menetapkan nilainya adalah akal pikiran manusia
8) Frans Magnis Suseno mengartikan etika sebagai usaha manusia untuk
mempergunakan akal budi daya pikirannya untuk memecahkan masalah
bagaimana ia ahrus hidup apabila ia menjadi baik. Kemudian etika adalah
pemikiran sistematis tentang moralitas. Yang dihasilkannya secara langsung
bukan kebaikan, melainkan suatu pengertian yang lebih mendasar dan kritis
9) Hamzah Ya’kub mengatakan etika sebagai ilmu yang menyeidiki mana yang baik
dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan sejauh yang dapat
diketahui oleh akal pikiran
DERI ZALMI
2210018312025 5
TUGAS FILSAFAT ILMU
MAGISTER TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
10) Burhanudin Salam mengartikan etika sebagai sebuah refleksi kritis dan rasional
menyamai nilai-nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujudnya dalam
sikap dan pola perilaku hidup manusia, baik secara pribasi maupun secara
kelompok
11) Surahwadi Lubis mengartikan etika sebagai ilmu filsafat tentang nilai-nilai
kesusilaan, tentang baik dan buruk
12) Pudjawijatna mengartikan etika sebagai ilmu yang mencari kebenaran. Ia
mencari keterangan benar sedalam-dalamnya. Tugas etika adalah mencari ukuran
baik buruknya tingkah laku manusia
13) Lewis Mustofa Adam mengartikan etika sebagai ilmu tentang filsafat, tidak
mengenai fakta, tetapi tentang nilai-nilai , tidakmengenai sifat tindakan manusia
tetapi tentang idenya.
14) M. Yatimin Abdullah mengartikan etika sebagai ilmu yang mempelajari tentang
baik buruk. Etika bisa berfungsi sebagai teori perbuatan baik dan buruk (ethics
atau ilm al akhlak al-karimah) praktiknya dapat dilakukan dalam disiplin filsafat
15) Frans magnis Suseno (1991:14), mengartikan etika sebagai usaha manusia untuk
mempergunakan akal budi daya pikirannya untuk memecahkan masalah
bagaimana ia harus hidup apabila ia menjadi baik. Kemudian etika adalah
pemikiran sistematis tentang moralitas. Yang dihasilkannya secara langsung
bukan kebaikan, melainkan suatu pengertian yang lebih mendasar dan kritis.
Beliau menjelaskan bahwa etika bukan merupakan suatu sumber tambahan bagi
ajaran moral, melainkan merupakan filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar
tentang ajaran-ajaran dan pandangan moral. Etika adalah sebuah ilmu bukan
sebuah ajaran. Etika dengan ajaran moral tidak berada ditingkat yang sama. Etika
kurang dan lebih dari ajaran moral. Kurang karena etika tidak berwenang untuk
menetapkan apa yang boleh kita lakukan dan apa yang tidak. Lebih karena etika
berusaha untuk mengerti mengapa, atau atas dasar apa kita harus hidup menurut
norma-norma tertentu. Dapat ditarik kesimpulan bahwa etika adalah pemikiran
sistematis tentang moralitas.
DERI ZALMI
2210018312025 6
TUGAS FILSAFAT ILMU
MAGISTER TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
16) Sumantri (1996:13) mengartikan etika sebagai suatu ilmu yang mengadakan
ukuran yang dapat dipakai untuk menanggapi dan menilai perbuatan manusia
yang berhubungan dengan perbuatan kesusilaan yang benar (normative)
17) Etika dengan segala runtutannya sebagaimana yang dikemukan oleh Framkema
(1973), yang menyatakan bahwa etika adalah cabang dari filsafat. Inti dari etika
adalah analisis pernyataan kewajiban penilaian bukan moral disinggung sejauh
diperlukan dalam rangka pembicaraan pernyataan kewajiban.
18) Socrates mengungkapkan bahwa etika membahas baik buruk, benar salah dalam
tingkah laku, tindakan manusia dan menyoroti kewajiban-kewajiban manusia.
DERI ZALMI
2210018312025 7
TUGAS FILSAFAT ILMU
MAGISTER TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
1. Etika merupakan prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan dan
sifat dari hak (the principles of morality, including the science of good and the
nature og the right)
2. Etika sebagai pedoman perilaku, yang diakui berkaitan dengan memerhatikan
bagian utama dari kegiatan manusia. (the rules of conduct, recognize in respect
to a particular class of human actions)
3. Etika sebagai ilmu yang mengkaji tentang watak manusia yang ideal dan prinsip-
prinsip moral sebagai individual (the science of human character in its ideal
state, and moral principles as of an individual)
4. Etika juga merupakan ilmu mengenai suatu kewajiban (the science of duty)
Para ahli memberikan kategorisasi mengenai etika, yakni membagi etika kedalam
2 bagian, yaitu:
DERI ZALMI
2210018312025 8
TUGAS FILSAFAT ILMU
MAGISTER TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
memberikan perhatian khusus kepada hal-hal moral atau nilai baik, buruk,
benar, salah, dan sebagainya. Etika ini berusaha menetapkan bebagai
sikap dan perilaku ideal yang seharusnya dimiliki dan dijalankan manusia,
serta tindakan yang seharusnya diambil untuk dijadikan pedoman dalam
kehidupan manusia.
C. Objek Etika
Objek penyelidikan etika adalah pernyataan-perrnyataan moral yang merupakan
perwujudan dari pandangan-pandangan dan persoalan dalam bidang moral. Ada 2
macam pernyataan moral. Pertama, pernyataan tentang tindakan manusia dan kedua,
tentang manusia itu sendiri atau tentang unsur-unsur kepribadian manusia.
Poedjawiyatna (1990:13-26) mengungkapkan bahwa yang menjadi objek etika
adalah :
1. Tindakan manusia
Manusia dinilai oleh manusia lain melalui tindakannya. Tindakan manusia dinilai
atas baik buruknya, tindakan itu seakan-akan keluar dari manusia, dilakukan
dengan sadar atas pilihan, dengan satu kata kunci : sengaja.
Lapangan penyelidikan etika memang manusia. Namun demikian, tentu saja
berbeda antara etika dengan ilmu manusia. Karena ilmu manusia menyelidiki
manusia itu dari sudut “luar” artinya meliputi badannya dengan segala apa yang
perlu untuk badan itu. Etika dengan ilmu budaya pin berbeda. Walaupun ilmu
budaya menyelidiki manusia juga, tetapi pandangannya khusus diarahkan kepada
kebudayaannya.
2. Kehendak bebas
Kesengajaan minta adanya pilihan dan pilihan berarti adanya penentuan dari
pihak manusia sendiri untuk bertindak atau tidak bertindak. Penentuan manusia
bagi tindakannya disebut kehendak atau kemauan. Kehendak bebas sebenarnya
tidak ada
3. Determinisme
Aliran yang mengingkari adanya kehendak bebas dalam filsafat disebut
determinisme. Determinisme dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
DERI ZALMI
2210018312025 9
TUGAS FILSAFAT ILMU
MAGISTER TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
a. Determinisme materialisme
Materi disini adalah yang selalu berubah-rubah dan tidak tetap.
Materialism dalam pandangannya terhadap dunia dan alam hanya
menerima dunia dan alam seperti tampaknya.
Lamettrie (1709-1751) seorang doctor perancis dalam bukunya L’homme
Machine merumuskan manusia sebagai mesin belaka. Ia mengingkari
prinsip hidup pada manusia, taka da padanya pendorong tindakan yang
dapat memilih. Segala tindakan manusia tergantung kepada materi,
tindakannya yang diluar materi tidak nyata, adapun materi selalu
ditentukan.
Marxixme menyatakan bahwa hidup manusia itu ditentukan oleh keadaan
ekonomi. Segala hasil tindakannya tidak lain dari endapan keadaan itu,
sedangkan keadaan itu tertentukan benar oleh sejarah.
b. Determinisme religious
Adalah pendapat yang mengatakan bahwa tuhan itu mahakuasa. Dengan
demikian, tak terbataslah kekuasaannya oleh apapun juga, termasuk oleh
manusia. Tingkah laku manusia tertentukan oleh tuhan.
DERI ZALMI
2210018312025 10
TUGAS FILSAFAT ILMU
MAGISTER TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
3. Aliran utilitarisme
Menilai baik dan buruknya suatu perbuatan berdasarkan besar dan kecilnya
manfaat bagi kehidupan manusia. Yang baik adalah yang berguna. Demikian
ukuran baik bagi penganut aliran utilitarisme (utilis artinya berguna). Tokoh yang
tergolong aliran ini adalah John Stuart Mill. Menurut Mill dalam Franz Magnis
Suseno ( 2003-184) yang dinamakan manfaat adalah suatu kebahagiaan untuk
jumlah manusia sebesar-besarnya. Konsep kebahagian menurut Mill terdiri dari
beberapa komponen, yaitu “ keutamaan, keinginan demi diri merek sendiri, tetapi
tidak diluar kebahagiaan, melainkan sebagai bagian dari kebahagiaan”. Sesuatu
yang dianggap baik adalah perbuatan yang dapat menghasilkan kebahagiaan bagi
orang banyak, yang jumlahnya lebih besar. Tujuan etika aliran utilitarisme ini
DERI ZALMI
2210018312025 11
TUGAS FILSAFAT ILMU
MAGISTER TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
ialah mencapai kesenangan hidup sebanyak mungkin, baik dilihat dari segi
kualitas (mutu) maupun Kuantitas (jumlah).
4. Aliran idelaisme
Adalah doktrin etis yang memandang bahwa cita-cita adalah sasaran yang ahrus
dikejar dalam tindakan. Tokoh aliran idealism adalah Immanuel Kant (1725-
1804), mengajarkan bahwa seseorang berbuat baik pada prinsipnya bukan karena
dianjurkan orang lain melainkan atas dasar kemauan sendiri. Kant melihat bahwa
diantara faktor dalam jiwa yang memengaruhi perbuatan manusia adalah suatu
kekuatan yang diamakan kemauan. Dari kemauan muncul tindakan-tindakan yang
nyata. Menurut Kant yang menjadi pokok dalam etika ini adalah “kemauan yang
baik”. Sebab segala keutamaan akan rusak jika tidak disertai kemauan yang baik.
Kepandaian, kecakapan, keindahan, dan keberanian semuanya akan rusak jika
tidak disertai kemauan yang baik.
DERI ZALMI
2210018312025 12