Perbandingan Kurikulum Pendidikan Sejarah Di Rusia Dan Indonesia
Perbandingan Kurikulum Pendidikan Sejarah Di Rusia Dan Indonesia
Indonesia
Oleh: Jumardi
1. Pendahuluan
Kesadaran manusia akan sejarah menjadi hal yang perlu dibangun demi menjaga
eksistensi pribadi, masyarakat ataupun bangsa. Kesadaran tersebut dapat tumbuh dan
berkembang melalui pendidikan. Pengalaman suatu bangsa akan terus menjadi nilai atau
karakter suatu bangsa bila tujuan mempelajari sejarah bukan hanya dibangun untuk
memperoleh nilai saja tetapi juga bertujuan untuk menguatkan karakter setiap pribadi
peserta didik melalui karakter bangsa. (Muhd. Yusuf Ibrahim, Jebat, 1994) Pendidikan
pada suatu bangsa menjadi alat ukur apakah negara tersebut dianggap maju, berkembang
atau terbelakang. Penentu keberhasilan suatu sistem pendidikan sangat tergantung
bagaimana kurikulum yang disusun, bagaimana proses pelaksanaannya dan bagaimana
hasil dari pendidikan tersebut. Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai
tujuan pendidikan, dan sekaligus digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses
pembelajaran pada setiap satuan pendidikan.(Hamid S Hasan, 2012).
Kurikulum menjadi dasar dan cermin falsafah pandangan hidup suatu bangsa,
akan diarahkan kemana dan bagaimana bentuk kehidupan suatu bangsa. Kurikulum
haruslah dinamis dan terus berkembang untuk menyesuaikan berbagai perkembangan
yang terjadi pada masyarakat, tidak terkecuali Negara Rusia ataupun Indonesia. Urgensi
inilah yang menjadi dasar untuk menyusun makalah deskripsi perbandingan kurikulum
Negara Rusia dan Indonesia, khususnya kurikulum yang berkaitan dengan pembelajaran
sejarah di tingkat sekolah dasar dan menengah.
Wajib belajar di Federasi Rusia dimulai untuk semua anak pada usia enam atau
tujuh dan berlangsung total sembilan tahun. Sebelum tahun 1984, sekolah dimulai
pada usia tujuh dan durasi periode wajib belajar 10 tahun. Setiap orang tua bebas
untuk memilih apakah ingin anak mereka untuk memasuki sistem pendidikan pada
usia enam atau tujuh. Bagian utama dari tahap wajib pendidikan berlangsung empat
tahun .
Pendidikan umum SMP (tingkat 5 - 9), siswa dapat memilih sekolah 9 tahun atau
sebelas tahun penuh. Siswa memasuki sekolah menengah pada usia 11 atau 12 dan
umumnya menyelesaikan pada usia 15 atau 16. Kurikulum di tingkat menengah diatur
dalam kelas subjek ( beberapa wajib dan beberapa elektif).
Pendidikan menengah atas dibagi menjadi dua; akademik dan kejuruan/ teknis.
Untuk akademik, siswa harus menyelesaikan studi pendidikan sekunder selama dua
tahun (tingkat 10-11). Mereka menerima minimal 31 jam pelajaran setiap minggu,
setelah menyelesaikan studi pendidikan sekunder, siswa harus diuji untuk
mendapatkan penghargaan syarat masuk jenjang akademis.
Kurikulum sejarah Negara Federasi Rusia menetapkan standar sebagai satu set
persyaratan wajib dalam pelaksanaan program pendidikan yang dilaksanakan oleh
lembaga pendidikan dan standar tersebut terakreditasi negara. Standar ini didasarkan
pada Konstitusi Federasi Rusia serta Konvensi PBB tentang Hak Anak dengan
memperhitungkan kebutuhan regional, nasional dan etno budaya dari masyarakat
Federasi Rusia. Standar ini bertujuan untuk memberikan pembentukan identitas sipil
siswa.
Pelatihan lebih lanjut untuk guru sejarah adalah salah satu kunci di bidang
pembelajaran sejarah di sekolah menengah. Hal ini terkait dengan fakta bahwa
perubahan yang terjadi dalam pendidikan membuka substansial kesempatan untuk
kreativitas dan kemandirian pada bagian dari guru namun, pada saat yang sama,
menempatkan tanggung jawab yang berat pada mereka untuk hasil yang dicapai .
Pelatihan yang efektif dan dukungan untuk guru semakin diperlukan ; situasi sosial -
budaya dan politik baru di mana yang modern pendidikan berkembang membuat
tuntutan yang kompleks pada kegiatan profesional guru dan menimbulkan semakin
rumit dan sulit keadaan. Untuk mengatasi ini, guru perlu dorongan dan dukungan,
yang paling efektif jika disediakan dalam hal suplemen untuk pelatihan guru dasar
dan pelatihan lebih lanjut
Guru modern sejarah tidak hanya profesional dengan pemahaman yang mendalam
pengetahuan dan anak psikologi, tetapi juga orang yang dipercayakan dengan misi
memanusiakan dan harmonisasi hubungan manusia. Seorang guru sejarah harus
menjadi sangat serbaguna, orang yang sensitif yang mampu membantu anak dalam /
individu nya pengembangannya meningkatkan kesadaran diri dan pendirian / identitas
budaya nya.
Selain itu, materi sejarah yang diberikan pada tingkat SMA merupakan materi
penggulangan dari pelajaran IPS di SMP. Suatu hal yang aneh lagi terjadi, bagaimana
mungkin bagian dari IPS diulang kembali pada mata pelajaran sejarah di tingkat
SMA. Apakah salah bila ada penilaian dari siswa, kalau pelajaran sejarah kurang
disukai? Apakah IPS merupakan saripati dari 4 mata pelajaran yang digabungkan?.
Kalau begitu adanya, berarti IPS lebih bagus dari 4 mata pelajaran lainnya, karena
merupakan saripati. Tentu masih perlu dikaji kembali bagaimana kurikulum kita
disusun.
3. Kesimpulan
4. Daftar pustaka
Hasan, Hamid S. Pendidikan Sejarah Indonesia: Isu dalam Ide dan Pembelajaran,
Bandung; Rizqi Press, 2012.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Sejarah Indonesia : buku guru /.--Edisi Revisi.
Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014.
Nichol, Jon. From Russia with Love: A History Curriculum for the 21st Century, Faculty
of Education and Life Long Learning, University of Plymouth, Exmouth Campus,
Exmouth, Devon
Strasbourg Government of Alberta International Qualifications Assessment Service
(IQAS), Russia international education guide, for the assessment og education from the
former USSR and the Russian Federation, 2008, Canada