Anda di halaman 1dari 17

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 CIMAHI
JL. Sukarasa No.136 Telp/Fax (022) 6648404 Cimahi Utara 40512

HANDOUT

MENERAPKAN PEMBUATAN POLA DASAR BUSANA TEKNIK KONSTRUKSI

Sekolah : SMK NEGERI 3 Cimahi


Mata Pelajaran : Pembuatan Pola
Kelas/Semester : X/Ganjil (I)
Alokasi Waktu : 3JP x 45 menit

A. KOMPETENSI DASAR
3.2 Menerapkan pembuatan pola dasar busana teknik konstruksi

B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


3.2.1 Menjelaskan pengertian pola dasar teknik konstruksi
3.2.2 Menjelaskan pengertian pola dasar badan teknik konstruksi
3.2.3 Menjelaskan alat pembuatan pola dasar rok teknik konstruksi
3.2.4 Menjelaskan bahan pembuatan pola dasar rok teknik konstruksi
3.2.5 Menjelaskan ukuran yang dibutuhkan dalam pembuatan pola
3.2.6 Menjelaskan pembuatan pola dasar teknik konstruksi
3.2.7 Menentukan simbol/tanda-tanda pola

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
3.2.1.1 Setelah siswa mengamati penjelasan pengertian pola dasar teknik konstruksi
siswa mampu menjelaskan kembali pengertian pola dasar teknik konstruksi
dengan cermat
3.2.2.1 Setelah siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai pengertian pola
dasar badan teknik konstruksi siswa mampu menjelaskan kembali pengertian
pola dasar badan teknik konstruksi dengan cermat
3.2.3.1 Setelah siswa mengamati penjelasan dari guru mengenai alat pembuatan pola
dasar teknik konstruksi siswa mampu menjelaskan kembali mengenai alat
pembuatan pola dasar teknik dengan tanggung jawab
3.2.4.1 Setelah siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai bahan pembuatan
pola dasar teknik konstruksi siswa mampu menjelaskan kembali mengenai
bahan pembuatan pola dasar teknik dengan tanggung jawab
3.2.5.1 Setelah siswa melihat tayangan power point mengenai ukuran yang dibutuhkan
dalam pembuatan pola siswa mampu menjelaskan kembali ukuran yang
dibutuhkan dalam pembuatan pola dengan cermat
3.2.6.1 Setelah siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai pembuatan pola
dasar teknik konstruksi siswa mampu menjelaskan kembali pembuatan pola
dasar teknik konstruksi dengan tanggung jawab
3.2.7.1 Setelah siswa mengamati dan melihat tayangan power point penjelasan dari
guru mengenai tanda-tanda pola siswa mampu menentukan tanda-tanda pola
dengan tanggung jawab

D. MATERI PEMBELAJARAN
PERTEMUAN KE - 1
1. Pengertian Pola Dasar Busana Teknik Konstruksi
Pola adalah potongan-potongan kertas yang merupakan prototipe bagian-bagian
pakaian atau produk jahit-menjahit. Pola dijadikan contoh agar tidak terjadi kesalahan
sewaktu menggunting kain.Pola konstruksi atau pola datar adalah pola dasar yang
dibuat berdasarkan ukuran badan sipemakai, dan digambar diatas kertas atau diatas
bahan. Pembuatan pola konstruksi lebih rumit dan disamping itu juga memerlukan
waktu yang lebih lama, tetapi hasilnya lebih baik dan sesuai dengan bentuk tubuh
sipemakai. Pola adalah tiruan bentuk berupa potongan yang dibuat dari kertas atau
kain, dengan ukuran sesuai ukuran tubuh orang yang akan dibuatkan busana.
Sedangkan pola dasar adalah pola busana yang ukurannya sesuai dengan ukuran
badan dan pas di badan, tidak terlalu longgar atau sempit, semua garis-garis kampuh
letaknya tepat pada tempatnya.
Berdasarkan bagiannya pola dasar terdiri dari pola badan atas, yaitu mulai dari
bahu dan leher sampai pinggang. Pola dasar badan bawah dari pinggang sampai
panjang yang dikehendaki yaitu sampai lutut, dibawah lutut dan sampai mata kaki,
jenis pola dasar badan bawah ini terdiri dari pola dasar rok dan pola dasar pantalon.
Pola dasar lengan yaitu pola bagian lengan mulai dari puncak lengan atau batas bahu
terendah, sampai panjang yang dikehendaki yaitu sampai siku, pertengahan siku, dan
pergelangan atau sampai pergelangan tangan. Berdasarkan jenisnya pola dasar dapat
dibedakan yaitu pola dasar utuk busana wanita, pola dasar utuk busana pria dan pola
dasar utuk busana anak-anak.
Selanjutnya (Imroatun Latifah : 2013) mengemukakan bahwa pembuatan pola
khususnya pola dasar bertujuan untuk membuat busana pas di badan dan modelnya
sesuai dengan keinginan pemakai. Tentu saja untuk menghasilkan pola dasar yang
baik dan tepat harus memenuhi kaidah - kaidah pembuatan pola dan segala kegiatan
yang berhubungan, seperti pengukuran badan pemakai, pengukuran pada pola, serta
bentuk pola. Dengan pembuatan pola diharapkan busana yang akan dibuat sesuai
dengan model, bentuk tubuh pemakai, dan proporsional.
Pola dasar busana teknik konstruksi adalah pola dasar yang dibuat berdasarkan
ukuran badan sipemakai, dan digambar dengan perhitungan secara matematika sesuai
dengan sistem pola konstruksi masing - masing metode. Pembuatan pola konstruksi
lebih rumit dari pada pola standar karena memerlukan waktu yang lama, tetapi
hasilnya lebih baik dan sesuai dengan bentuk tubuh sipemakai.
Keuntungan menggunakan pola konstruksi :
1. Ukuran dan bentuk pola sesuai dengan bentuk badan pemakai
2. Dapat digunakan untuk membuat berbagai model sesuai desain
Kekurangan menggunakan pola konstruksi :
1. Tidak praktis, pola dibuat harus mengukur seseorang
2. Memerlukan banyak waktu dan tenaga
3. Hanya dapat digunakan untuk satu orang yang telah diukur
Secara umum macam-macam sistem atau metode pembuatan pola dasar busana
secara konstruksi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pola Dasar Metode Soen
Pola dasar sistem Soen terdiri atas badan muka dan belakang yang digambar
menyatu dengan letak badan muka di sebelah kanan. Pola ini sesuai untuk orang
gemuk dan untuk membuat mantel. Kebaikan dari pola ini adalah leher muka
menghadap ke arah kanan, sehingga memudahkan dalam penambahan lidah.
Kekurangan dari pola ini adalah jika digunakan untuk model dengan jahitan pinggang
maka harus dilakukan pengecekan pada pinggang lebih teliti supaya datar letaknya.
Pola Soen menggunakan 3 ukuran badan sehingga apabila pengukuran tidak benar
maka mengakibatkan semua pecahan yang ada pada konstruksi salah

2. Pola Dasar JH. Meyneke


Pola Meyneke terdiri atas badan muka dan belakang yang digambar menyatu
dengan lipit kup cukup besar pada bahu. Serongnya bahu sering jatuh tidak tepat
sehingga perlu dicek menggunakan ukuran control. Pada pola ini hasil kup terbaik
dimana bentuk feminine kewanitaan nampak dengan baik mulai konstruksi dari
bawah ke atas.

3. Pola Dasar Dressmaking


Pola Dressmaking merupakan pola dimana pola bagian depan dan belakang
digambar terpisah, dimulai dari badan belakang. Pada pola Dressmaking lipit kup
cukup untuk orang kurus dan sedang . Duduk baju dari hasil konstruksi ini cukup
baik kecuali untuk orang yang buah dadanya besar. Pola ini sesuai untuk semua size
baik model baju slack, longgar maupun baju dengan sisi lurus

4. Pola dasar Danckaerts


Sistem Danckaerts memiliki pola badan muka dan belakang bersatu berikut rok.
Besar kup di bahu ditentukan 3cm ini cukup untuk orang kurus dan anak tanggung.
Untuk wanita dengan buah dada besar ruang lipit kup yang terbentuk kurang. Pola
ini pada bagian tengah muka jalannya miring.
5. Pola dasar Charmant
Pola Charmant merupakan pola Wielsma yang ditambah lipit kup pada bahu
4cm. Ciri-ciri pola ini pada bagian tengah muka jalannya miring. Hasil kup untuk
wanita berbadan besar cukup. Garis miring dari tengah muka ke bahu dan terus
miring ke tengah belakang baik sekali untuk menentukan jatuhnya serong bahu,
disebut ukuran control atau ukuran uji.

6. Pola dasar Cuppens Geurs


Pola Cuppens Geurs memiliki bentuk pola badan muka, badan belakang serta
rok bersatu mulai konstruksi pada lingkar badan. Ciri-ciri pola ini di garis atas
setelah lingkar badan dibagi tiga, sehingga ada dua garis tegak lurus sebagai
pertolongan untuk menyerongkan bahu. Letak garis tengah muka miring, rok sudah
terpecah dua seperti model dengan garis hias prinses, lurus dari bahu ke bawah.
7. Pola dasar Bunka
Pola dasar konstruksi sistem Bunka adalah salah satu sistem membuat pola
dasar yang memiliki kelebihan tersendiri pada pembuatannya, yaitu dengan
menggunakan tiga ukuran sudah dapat digunakan untuk membuat pola dengan
menggunakan pola dasar sistem Bunka dapat menyesuaikan semua bentuk badan,
dari pendek gemuk, tinggi gemuk, pendek kurus, tinggi gemuk.
Dari beberapa macam metode pembuatan pola dasar di atas, pada bahan ajar
ini contoh pola dasar yang disajikan hanya pembuatan pola dasar dengan metode
Dressmaking, Meyneke, dan Bunka sedangkan untuk metode lainnya akan dibahas
dalam buku atau bahan ajar tersendiri. Baik atau buruknya suatu sistem pembuatan
pola dasar tergantung pada kecocokan atau kebiasaan si pengguna pola tersebut.

2. Alat dan bahan pembuatan pola dasar busana teknik konstruksi


Alat yang diperlukan untuk membuat pola dasar busana teknik konstruksi :
a. Skala
Skala atau ukuran perbandingan adalah alat ukur yang digunakan untuk
menggambar pola di buku pola. Skala ada yang menggunakan ukuran 1:2 (satu
banding dua), 1:4 (satu banding empat), 1:8 (satu banding delapan). Skala yang
baik terbuat dari bahan yang agak tebal seperti karton, berbentuk segi panjang dan
letak garis lurus kuran tepat pada tepi skala.
b. Pensil, Pulpen, Pensil berwarna merah dan biru
Pensil digunakan untuk menggambar pola di buku pola atau keras pola. Pensil
yang baik digunkan untuk menggambar pola ada beberapa macam, yakni pensil
yang terbuat dari grphite pensil ini bagus dan memiliki ukuran yang berbeda.
Untuk yang agak keras dengan kode H/HB pensil ini tulisannya jelas dan mudah
dihapus jika terjadi kesalahan. Pensil ini juga digunakan untuk menggambar garis-
garis pola, setelah polanya selesai dibuat, garis dengan pensil ini dipertajam dengan
pensil berwarna. Pensil berwarna merah untuk

c. Penggaris
Penggaris, yaitu alat untuk menggambar pola busana dengan berbagai bentuk.
Untuk menggambar pola diperlukan penggaris dengan bentuk yang berbeda-beda
diantaranya adalah:
1. Penggaris lurus digunakan untuk membuat garis lurus.
2. Penggaris lengkung digunakan untuk membuat garis melengkung seperti garis
lingkar leher, lingkar kerung lengan, kerah, dan garis sisi rok.
3. Penggaris segitiga siku-siku digunakan untuk membuat garis sudut, seperti
garis badan dan tengah muka, garis badan dan tengah belakang serta garis
lebar muka, garis bahu, garis lebar punggung dan garis lebar rok
d. Dressform atau paspop
Yaitu tiruan bentuk badan manusia mulai dari leher sampai 20 cm di bawah
pinggul atau paha dengan ukuran standar S,M, dan L.

e. Pita ukur
Yaitu alat yang digunakan untuk mengukur badan. Pita ukur juga digunakan
untuk membuat ukuran di kertas pola. Pita ukur mempunyai 2 macam ukuran,
yaitu ukuran dengan panjang 150 centimeter dan ukuran panjang 60 inch

f. Kertas Pola(Buku pola atau Buku kostum)


Kertas pola (Buku Pola atau Buku Kostum) merupakan tempat menggambar
pola Kertas pola merupakan alat penting untuk menggambar pola. Kertas yang
biasa digunakan untuk menggambar pola dengan ukuran centimeter adalah kertas
dorslag, kertas karton, kertas manila, atau kertas koran. Buku pola digunakan untuk
menggambar pola busana dengsn ukuran skala. Buku pola yang baik berukuran
folio kertasnya berwarna putih, tebal, dan halaman terdiri dari kertas bergaris dan
kertas polos dengan leteknya yang berselang-seling.
g. Penghapus
Penghapus perlu disediakan sewaktu menggambar pola, penghapus digunakan
untuk membersihkan goresan pola yang salah. Penghapus yang baik adalah yang
berwarna hitam terbuat dari karet yang lemas, dengan menggunakan penghapus ini
goresan-goresan yang salah akan menjadi hilang dan tidak meninggalkan bekas
sampai mendapatkan hasil yang memuaskan.
h. Kertas Tipis Berwarna merah dan Biru
Kertas tipis merah biru berfungsi untuk menjiplak pola dasar yang telah digambar.
i. Kapur jahit atau pensil jahit warna, yaitu kapur atau pensil jahit warna yang
digunakan untuk memberi tanda garis atau titik pada kain. Jenis kapur jahit ini
biasanya menempel di kain dan mudah hilang saat dicuci.
j. Rader tajam bergigi rata, yaitu alat untuk memindahkan tanda pola hasil dari
membuat pola di atas kertas.

k. Karbon jahit, yaitu kertas karbon yang digunakan untuk menjiplak gambar atau
tanda pola di atas kain.
l. Kertas sampul (kertas pola), digunakan untuk menggambar pola busana dengan
teknik konstruksi.
m. Gunting kertas
Untuk menggunting kertas pola kecil maupun besar
3. Jenis-Jenis Pola Dasar Teknik Konstruksi
Pola dasar dengan cara konstruksi flat pattern, sistem atau cara pembuatan pola
dasar yang dukenal sesuai dengan nama penemunya yaitu JHC Meyneke, sistem
Danckaerts, sistem Wilsma, dan sitem Charmant. Sistem pembuatan tadi berasal dari
Eropa, sedangkan sistem pembuatan pola yang berasal dari Asia yang dikenal banyak
digunakan yaitu sistem Dressmaking dan So-En
Semua ahli pola menampilkan cara pembuatan pola yang praktis dan mudah
dipelajari. Setiap sistem pembuatan pola dasar mempergunakan jumlah ukuran, urutan
pembuatan dan cara mengukur yang berbeda, hal ini dipengaruhi oleh pemakaian
ketentuan perbandingan ukuran yang berbeda.

4. Simbol-Simbol Pola
Simbol-simbol pola atau sering disebut tanda-tanda pola dipakai untuk membuat pola
busana, tanda-tanda pola ini berfungsi untuk mempermudah pemahaman dalam
mempelajari pola, serta untuk memahami pola yang sudah disimpan lama apabila akan
digunakan lagi masih bisa dipahami. Oleh sebab itu tanda-tanda pola memiliki peran
yang sangat penting bagi pengguna atau sipemakai pola tersebut. Tanda-tanda juga
berguna sebagai petunjuk dalam penggunaan pola.
Berikut tanda-tanda pada pola yang perlu diperhatikan dalam membuat pola busana
sistem konstruksi :
Berikut ini berbagai macam ukuran yang dibutuhkan untuk pembuatan pola dasar
busana wanita.
Daftar ukuran pola dasar busana wanita :
1. Lingkar leher : 36 cm
2. Lingkar badan : 88 cm
3. Lingkar pinggang : 66 cm
4. Panjang muka : 33 cm
5. Lebar muka : 32 cm
6. Panjang punggung : 37 cm
7. Lebar punggung : 34 cm
8. Panjang bahu : 12 cm
9. Panjang sisi : 17 cm
10. Tinggi puncak dada : 13 cm
11. Jarak dada : 16 cm

Tugas Mandiri :

1. Mengemukakan pengertian pola dasar menurut pendapat sendiri?


2. Mengemukakan macam-macam teknik utama dalam pembuatan pola dasar
3. Buatlah tabel alat-alat dan fungsi yang digunakan untuk membuat pola dasar?
4. Buatlah tabel symbol-simbol pembuatan pola?

Sumber belajar :
Soekarno. 2000. Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Dasar. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama
Ernawati dkk. 2008. Tata Busana jilid 2. Direktorat Pembinaan Sekolah Kejuruan. Jakarta.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pola_(menjahit)
2014, 07 April. Pola Metode Soen. https://kelasmenjahit.wordpress.com

D. Materi Pembelajaran
PERTEMUAN KE-2
5. Pembuatan Pola dasar sistem So-en
Keterangan Pola :
A-B = ½ Liba + 4cm
A-B = dibagi 2 geser kekiri 0,5cm
A-C = B-D Panjang punggung
C-D = A-B
A-E = B-F = Liba/6 + 7cm
E-G = Liba/6 + 4,5cm
F-G’ = Liba/6 + 3cm
A-H = Liba/20 + 2,7cm
A-H = dibagi 3 bagian
H = Naik 1/3 A-H = titik J
B-K = A-H
B-K’ = BK + 1cm

PERTEMUAN KE- 3
6. Pola Lengan
Ukuran yang diperlukan
1. Lingkar kerung lengan : 40 cm (diukur dari pola badan muka dan belakang)
2. Panjang lengan : 24 cm
3. Tinggi puncak lengan : 12 cm
Keterangan pola lengan
AB = Panjang Lengan
AC = ¼ ukuran lingkar kerung lengan ditambah 3 cm (tinggi puncak lengan).
A-E = ½ ukuran lingkar kerung lengan.
A-F = ½ ukuran lingkar kerung lengan ditambah 1,5 cm.
A - A1 = 1/3 A – F.
A - A3 = 1/3 A - E
E1 = 1/3 dari E - A.
A1 - A2 = 1,5 cm.
A3 - A4 = 1,8 cm.
E1 - E2 = 1,3 cm.
Hubungkan F dengan A2 terus ke A (lingkar kerung lengan bagian belakang),
hubungkan A dengan A4 terus ke E2 dan E seperti gambar (lingkar kerung lengan bagian
muka) Untuk membentuk sisi lengan pola dasar sitem So-en, tergantung pada ukuran
panjang lengan. Untuk lengan panjang ujung lengan dibentuk pada bagian muka dan
belakang,sedangkan untuk lengan pendek ujung lengan tidak dibentuk. Untuk lebih
jelasnya akan digambar kedua ukuran yaitu lengan pendek dan lengan panjang. Untuk
menentukan lengan panjang, dibuat garis vertikal dari titik E dan F sampai panjang lengan.
Garis B dan B1 dibagi dua.
B1 - B2 = 1 cm lalu bentuk seperti gambar (pola bagian muka).
J - j1 = 1 cm, lalu bentuk seperti gambar (pola bagian belakang).
Untuk menentukan lengan pendek, diukur dari titik A ke O panjang lengan, buat garis
horizontal dari O ke H dan dari O ke G.
H - H1 = 2 cm, hubungkan H1 dengan E seperti gambar (sisi lengan bagian muka).
G - G1 = 2 cm, hubungkan F dengan G1 seperti gambar (sisi lengan bagian
belakang).
PERTEMUAN KE - 4
7. Pola Rok
1. Membuat pola dasar rok teknik konstruksi Sistem SO’EN Ukuran Standar
Contoh : Pola Dasar Rok Sistem SO’EN Ukuran Standar Skala 1:4
Ukuran :
Lingkar Pinggang : 68
Lingkar Panggul : 96
Tinggi Panggul : 20
Panjang Rok : 60

Keterangan Pola :
 Pola Bagian Belakang
• A–B = ¼ Lipi+3+0,5-1
• A–C = Tinggi panggul
• A–D = Panjang Rok
• C–E = ¼ Lingkar panggul +1 – 1
• C–E =D–F
• F–G = 2 cm
• A–H = 1/10 Lingkar pinggang + 0,5
 Pola Bagian Depan
• A’ – B’ = ¼ Lipi+3+0,5+1
• A’ – C’ = Tinggi panggul
• A’ – D’ = Panjang Rok
• C’ – E’ = ¼ Lipa+1 + 1
• C’ – E’ = D’ – F’
• F’ – G’ = 2 cm
• A’ – H’ = 1/10 Lingkar pinggang + 1
POLA DASAR ROK SKALA 1:4

8. Cara Memeriksa Pola Konstruksi


Memeriksa pola merupakan proses yang tidak bisa dilupakan setelah menggambar
konstruksi pola. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kesalahan dalam pembuatan pola
konstruksi. Dalam pembuatan pola memeriksa sangat penting dilakukan agar sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan dan agar mendapatkan pola yang sesuai dengan
desain. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memeriksa pola adalah sebagai
berikut:
a. Ketepatan Ukuran Pola
Ukuran memegang peran penting dalam pembuatan pola. Apabila salah ukuran maka
mempengeruhi bentuk dan kualitas suatu pakaian. Adapun ketepatan ukuran pola
meliputi:
- Cek ukuran lingkar badan
- Cek ukuran lingkar pinggang
- Cek ukuran lingkar pinggul
- Cek ukuran panjang muka, rok dan panjang lengan
b. Ketepatan tanda-tanda Pola
Tanda-tanda pola harus lengkap pada saat pembuatan pola, supaya pola yang dibuat
mudah dipahami.Adapun ketepatan tanda-tanda pola meliputi :
- Tanda arah serat kain
- Tanda guntingan
- Tanda lipatan
- Tanda lipit pantas
- Tanda bagian muka atau belakang
c. Ketetapan bentuk pola :
- Cek bentuk pola bagian atas
- Cek bentuk pola bagian bawah
- Cek bentuk pola bagian lengan
9. Cara Menggunting Pembuatan Pola Konstruksi
Pola yang telah diperiksa akan digunting sehingga membentuk satu bagian. Pada
saat mengunting deperlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan.
Poespo (2005), mempersiapkan bahan yang tepat dan benar merupakan langkah pertama
yang penting dalam menjahit. Sebelum memotong kain pastikan semua komponen pola
sudah lengkap disusun dan sejajar diperiksa sudah baik dan benar, dan juga perlu
memeriksa ukuran dan besar kampuh yang dibutuhkan sudah dikoreksi dengan benar.
Wancik (2004), mengemukakan bahwa cara menggunting bahan yaitu pakai gunting
yang tajam agar hasil guntingan menjadi lebih baik dan lancar, bahan yang akan
digunting harus dibentangkan terlebih dahulu sampai rata, supaya pola tidak berubah dari
tempat yang sudah diatur, diberi jarum pentul, bagian bahan digunting menurut garis
yang ada.

10. Cara uji coba pola pada pembuatan pola dasar busana teknik konstruksi
Uji coba pola pada pembuatan pola dasar busana teknik konstruksi sangat perlu
dilakukan untuk mengetahui bentuk dan ketetapan pola sesuai atau tidak dengan desain
yang dibuat. Hal ini dilakukan untuk menghindari jangan sampai membuka kembali
jahitan busana yang yang telah selesai dijahit.
Uji coba dapat dilakukan pada dressform atau pemakai langsung dengan bahan yang
lebih murah, karena apabila ada bagian yang kurang tepat baik pola maupun hasil
busananya harus disesuaikan terlebih dahulu sehingga dapat diperoleh pola yang benar
dan rapi.
Melakukan uji coba pola pada pembuatan pola dasar busana teknik konstruksi :
a. Menyiapkan alat dan bahan yang diuji cobakan
b. Menyiapkan desain busana
c. Meletakkan pola dasar di atas bahan dan menggunting bagian badan, rok, dan lengan
d. Memberi tanda jahitan pada bahan dengan cara memindahkan garis - garis pola pada
bahan dengan menggunakan kapur jahit, kertas karbon yang dibantu dengan
menggunakan rader.
e. Menjelujur dengan benang warna selain dari bahan utama pada bagian tengah muka,
tengah belakang, badan, rok dan lengan
f. Menjahit dengan menyambung komponen - komponen yang dapat dilewati/ditusuk
oleh jarum jahit dan benang.
g. Uji coba pola pada pembuatan pola dasar busana teknik konstruksi

Sumber belajar :
Soekarno. 2000. Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Dasar. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama
Ernawati dkk. 2008. Tata Busana jilid 2. Direktorat Pembinaan Sekolah Kejuruan. Jakarta.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pola_(menjahit)
2014, 07 April. Pola Metode Soen. https://kelasmenjahit.wordpress.com

Bandung, Agustus 2019


Mengetahui,
Guru Pamong Peserta PPL-PPG

Dra.Hj.Tety Kusmiati, M.Pd Neng Yeli Ervinawati, S.Pd


NIP:196305191994032003

Anda mungkin juga menyukai