Sosiologi Hukum Kel 3
Sosiologi Hukum Kel 3
Disusun
OLEH:
PROGRAM PASCASARJANA
MAIGISTER HUKUM
UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG
2023
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang......................................................................................................1
2. Pokok Bahasan.....................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
1. Identitas dan Karakteristik Keilmuan Dari Sosiologi Hukum.............................4
1. Kesimpulan ......................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai bagian dari ilmu sosial Ilmu hukum adalah ilmu yang sangat dinamis.
sulit, yaitu berada dipersimpangan jalan (Bifurcation). Sejak ribuan tahun sebelum
keadilan (Searching For Juctice). Pada waktu itu belum ada hukum negara atau
hukum positif, melainkan hukum alam. Tetapi dengan kelahiran negara modern
dan hukum modern, muncul tuntutan agar hukum itu menjadi positif dan publik,
yang di sebut hukum harus di buat oleh suatu badan khusus, dirumuskan tertulis
Berakhirlah tatanan customary law, interaction law, dan non formal law. Sejak
saat itu, maka hukum tidak lagi tempat untuk berburu keadilan, melainkan
menerapkan undang-undang. Keadaan yang demikian itu menimbulkan persoalan
yang amat besar, bahkan gawat, karena proses hukum bukan hanya mencari
keadilan, melainkan juga menerapkan undangundang dan prosedur (law
enforcement). Orang sudah menjalankan hukum apabila sudah menerapkan
peraturan dan prosedur positif. Dengan bertindakseperti itu orang sudah bisa
mengatakan bahwa “justice is done” atau “justice is delivered.1
Menurut Satjipto Rahadjo, yang dilakukan selama ini adalah lebih banyak
menampilkan wajah hukum yang serba teratur, yang serba pasti, yang serba benar,
yang serba adil, dan masih banyak lagi ungkapan senada. Tetapi lupa, bahwa
hukumpun bisa menampilkan wajah yang lain yang mungkin lebih menyeramkan
dan menakutkan.2
Sosiologi hukum kembali ke karya sosiolog dan sarjana hukum abad sebelumnya.
Hubungan antara hukum dan masyarakat dianggap secara sosiologis dalam karya
1
Satjipto Rahardjo. 2010. Ilmu Hukum Pencaraian Dan Pembebasan, UMS Press,
Surakarta, , hlm 66-67.
2
Satjipto Rahadjo.2009. Sisi-Sisi Lain Hukum Dari Hukum Di Indonesia. Kompas,
Jakarta, hal xii.
sentral Max Weber dan Émile Durkheim. Tulisan-tulisan mereka tentang sosiologi
hukum klasik menjadi dasar dari semua penelitian terkini dalam sosiologi hukum.
untuk mengembangkan teori hukum sosiologis, seperti yang dilakukan oleh Leon
Bagi Max Weber, “hukum rasional” adalah sejenis superioritas dalam masyarakat
yang koheren dibentuk oleh kondisi yang diciptakan oleh perkembangan politik
formal berdasarkan prosedur umum yang diterapkan yang setara dan adil bagi
ciri hukum secara empiris, karena bertentangan baik dengan perspektif internal
Émile Durkheim menulis dalam The Division of Labour in Society bahwa dalam
dan sanksi pidana. Dari waktu ke waktu, hukum berubah dari bentuk hukum yang
masyarakat dimana perbedaan individu tinggi dan hak serta tanggung jawab
2
individu ditekankan. Bagi Durkheim, hukum mengacu pada mode integrasi dalam
dengan sosiologi moral; yaitu kajian tentang pembentukan sistem nilai yang
B. Materi Pokok:
3
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Vilhelm Aubert, sosiologi hukum dipandang sebagai suatu cabang ilmu
sosiologi umum serupa dengan sosiologi keluarga, sosiologi industri, atau
sosiologi kedokteran, perbedaannya tentu saja karena sosiologi hukum obyek
kajiannya adalah hukum. Bagi Aubert, sah saja penggunaan sosiologi untuk studi
hukum dalam rangka membantu para professional hukum untuk menjalankan
tugas-tugas mereka. Demikian juga hukum dapat membantu para legislator dalam
pembuatan peraturan perundang-undangan maupun bedan peradilan dalam
membuat putusannya. Dalam hal ini yang terpenting adalah fungsi kritis dari
sosiologi hukum untuk membantu mempertinggi kesadaran kaum profesional
hukum tentang fungsi profesi mereka di masyarakat. 3
Menurut Roscoe Pound bahwa karakteristik dari kajian sosiologi di bidang hukum
adalah:
1. Kajian mengenai efek-efek sosial yang aktual dari institusi hukum maupun
doktrin hukum.
2. Kemudian bahwa kajian sosiologis berhubungan dengan kajian hukum dalam
mempersiapkan perundang-undangan.Penerimaan metode sains untuk studi
analisis lain terhadap perundang-undangan. Perbandingan perundang-
undangan telah diterima sebagai dasar terbaik bagi cara pembuatan hukum,
tetapi tidak cukup hanya membandingkan undang-undang itu satu sama lain,
sebab yang merupakan hal terpenting adalah studi tentang pengoperasisan
kemasyarakatan pada undang-undang tersebut.
3. Titik berat berikut dari perhatian Pound adalah bahwa kajian para sosiolog
hukum itu ditujukan untuk bagaimana membuat aturan hukum menjadi lebih
efektif. Hal ini telah diabaikan hampir secara keseluruhan di masa silam.
4. Bukan merupakan semata-mata kajian tentang doktrin yang telah dibuat dan
dikembangkan tetapi apa efek sosial dari segala doktrin hukum yang telah
dihasilkan di masa silam dan bagaimana memproduksi mereka. Malahan hal
itu menunjukkan kepada kita bagaimana hukum di masa lalu tumbuh di luar
dari kondisi sosial, ekonomi, dan psikologis.
5. Para sosiolog hukum menekankan pada penerapan hukum secara wajar atau
patut (equitable application of law), yaitu memahami aturan hukum sebagai
penuntutan umum bagi hakim, yang menuntun hakim diberikan kebebasan
untuk memutus setiap kasus yang dihadapkan kepadanya, sehingga hakim
dapat mempertemukan antara kebutuhan keadilan di antara pihak dengan
alasan umum dari masyarakat pada umumnya.
6. Akhirnya, Pound menitik beratkan pada usaha untuk lebih mengefektifkan
tercapainya tujuan-tujuan hukum. 4
3
Achmad Ali, 2009, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan
(Judicialprudence) Termasuk Interperpretasi Undang-Undang (Legisprudence), Kencana Prenada
Media Group, Jakarta.32
4
Ibid. hlm. 33.
Karakteristik Kajian Sosiologi hukum yaitu: Fenomena hukum didalam
1. Deskripsi ;
2. Pengungkapan (Revealing);
3. Penjelasan.
pengadilan, maka mempelajari pula bagaimana praktik yang terjadi pada masing-
faktor apa yang mempengaruhi, latar belakang dan sebagainya. Pendapat Max
perkembangan serta efek dari tingkah laku dimaksud mempunyai dua segi yaitu
Sosiologi hukum senantiasa menguji kesahihan empiris dari suatu peraturan atau
Sosiologi hukum bersifat khas ini adalah apakah kenyataan seperti yang tertera
pada peraturan itu dan harus diuji dengan data empiris. Sosiologi hukum tidak
melakukan penilaian terhadap hukum, tingkah laku yang menaati hukum, sama-
sama merupakan obyek pengamatan yang setara, tidak ada segi obyektifitas dan
5
Alan Hunt membagi “The Sociological Movement in Law” ke dalam dua fase.
Dalam fase pertama, ia membahas karakteristik dan hubungan satu sama lain
a. A Sociology Of Law, Pelopornya antara lain Emile Dukheim dan Max Weber;
American Legal Realism, pelopornya antara lain Oliver Wender Holmes,
Benjamin N Cardozo, dan Karl Liewellyn;
b. A Sociological Jurisprudence, pelopornya antara lain Eugene Ehrlich dan
Roscoe Pound. 5
c. Fase Berikutnya dinamakan oleh Alan Hunt sebagai “A Modern Sociology Of
Law”, pelopornya antara lain Donald Black, Charles Sampford, Roger
Cotterel, dan Gerald Turkel. Pada fase ini menunjukkan kesinambungan yang
sangat signifikan bukan hanya pada ilmu hukum yang bersifat sosiologis tapi
juga pada ilmu hukum yang bersifat normatif.
dan baru pada tingkat kedua kaidah-kaidah hukum, yang dengan salah satu cara
masalahnya berkenaan dengan semua jenis akibat yang dimaksudkan dan yang
tidak dimaksudkan, yang diinginkan dan yang tidak diinginkan, yang dapat
juga kita dapat mendefinisikan sosiologi hukum sebagai ‘teori tentang hubungan
dipelajari dengan dua cara, orang dapat mencoba menjelaskan kaidah hukum dari
5
Ibid. 38
6
Ibid. 39
6
sudut kenyataan kemasyarakatan, tetapi juga orang dapat menjelaskan kenyataan
Sosiologi Hukum merupakan suatu disiplin ilmu yang reltif muda. Hal ini
kemasyarakatan yang penting, yaitu hukum. Kondisi ini tidak hanya terjadi pada
Pendapat Soekanto tersebut hampir sama dengan yang dinyatakan oleh Alvin S
ilmu ini dalam mempertahankan hidupnya harus bertempur di dua front. Sosiologi
Hukum menghadapi dua kekuatan, yakni dari kalangan ahli hukum dan sosiolog
sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri. Sosiologi dan hukum sulit disatukan
7
Soerjono Soekanto (1994:6),
7
Ahli hukum menyangsikan Sosiologi Hukum akan menghancurkan hukum
sebagai norma, sebagai suatu azas untuk mengatur fakta-fakta. Dilain pihak,
setelah ahli hukum dan sosiolog besar Prancis bernama Maurice Hauriou
menyatakan, bahwa hanya sedikit sosiologi yang menjauh dari hukum, tetapi
dengan apa yang dikatakan ahli Sosiologi Hukum terkemuka asalAmerika, yakni
Roscoe Pound, bahwa besar kemungkinan kemajuan tertinggi dalam ilmu hukum
Berkat pemikiran dua ahli ini, pada akhirnya para ahli menyadari bagaimana
sebetulnya antara hukum dan sosiologi adalah dua disiplin ilmu yang sulit untuk
suatu disiplin ilmu yang sama pentingnya dengan ilmu sosial lainnya, sehingga
kemudian disiplin ilmu ini mulai mendapat tempat dan berkembang di hampir
8
Satjipto Rahardjo, Op. Cit hlm. 79.
8
Sosiologi Hukum dan Sosiologi secara umum baru berkembang setelah abad ke
XX. Sebelum Indonesia merdeka, telah diberikan mata kuliah sosiologi pada
Sekolah Tinggi Ilmu Hukum di Batavia, sebagai pelengkap Ilmu Hukum. Setelah
Perkembangan yang cukup pesat dimulai pada masa orde baru. Sosiologi sudah
menjadi mata kuliah tersendiri, yang pada giliran berikutnya melahirkan mata
Pada Fakultas Hukum Universitas Padjajaran, kelahiran disiplin ilmu ini dimulai
dan adaptasi dari konsep law as a tool of social engineering-nya Roscoe Pound.
sehingga pada tahun 1976 resmilah Sosiologi Hukum sebagai mata kuliah wajib.
Mata kuliah tersebut dibina oleh Soerjono Soekanto. Pada tahun 1980 di Fakultas
dan Masyarakat yang diasuh oleh Guru Besar Sosiologi Hukum, Satjipto
mata kulaih Sosiologi Hukum didalam kurikulumnya. Begitu juga pada Jurusan
9
sosioloigisnya tersendiri, seperti urbanisasi dan gerakan demokrasi juga menata
luas. Lebih luas di sini, berarti memungkinkan hukum itu juga dilihat sebagai
perilaku dan struktur sosial. Pemikiran seperti ini bukannya sama sekali asing
dalam tradisi berpikir di Eropa, misalnya ada pada Puthta, Savigny, dan lain-
lain pada Dekade pertama abad kesembilan belas.Tetapi pemikiran hukum itu
tetap menjadi alternatif dan merupakan pemikiran arus bawah, oleh karena
hukum memberikan cap dan tempat tersendiri terhadap kajian hukum yang
Kajian sosial terhadap hukum yang kemudian keluar dari lingkungan akademi
dan menjadi metode yang menyebar luas dalam masyarakat juga disebabkan
ilmu hukum yang ada, yang telah mampu menyusun bahan hukum ke dalam
10
menampilkan perkembangan baru yang menggugat masa kebebasan abad
digugat oleh kelas pekerja yang sekarang menjadi constituent dalam panggung
dihadapi oleh system hukum dan karena itu dibutuhkan suatu peninjauan
Selain itu, hukum alam juga merupakan basis intelektual dari sosiologi hukum.
Hal ini terjadi karena teori tersebut dapat diibaratkan menjadi jangkar dari
hukum modern yang semakin menjadi bangunan yang artificial dan teknologis.
Teori hukum alam selalu menuntun kembali semua wacana dan institusi hukum
kepada basisnya yang asli, yaitu dunia manusia dan masyarakat. Ia lebih
dalam wacana hukum positif yang berkonsentrasi pada bentuk, prosedur serta
proses formal dari hukum. Hukum alam tidak dapat dilihat sebagai suatu norma
11
yang absolute dan tidak berubah. Seperti dikatakan di atas, ia mencerminkan
ditemukan secara sempurna di dunia ini. Norma hukum alam, kalau boleh
disebut demikian, berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan cita-cita keadilan
Dari perjalanan sejarah tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa hukum itu
positive. Sosiologi hukum mewarisi peran pembebasan itu, oleh karena itu, ia
Baik itu berupa perilaku manusia maupun lingkungan sosial. Hal lain yang juga
Pemikiran filsafat selalu berusaha untuk menembus hal-hal yang dekat dan
(ultimate). Oleh karena itu, filsafat hukum jauh mendahului sosiologi hukum
secara tuntas dan kritis, seperti lazimnya watak filsafat, menggugat system
tersebut juga dapat dimulai dari titik yang jauh yang secara tidak langsung
12
menggugat hukum positif. Dengan demikian ia merupakan pembuka jalan bagi
masyarakatnya.
dari aliran-aliran dari filsafat dan teori hukum. Tempat-tempat pertama patut
Serikat dan Eropa. Di Eropa, Eugen Ehrlich telah menempatkan dirinya sebagai
orang pertama yang menuliskan kitab dengan nama sosiologi hukum. Bersama-
sebagai suatu serangan yang hebat kepada praktik hukum secara analitis, yang
pada masa itu mengusai dunia pemikiran hukum. Ehrlich kemudian menjadi
sangat terkenal dengan konsep yang mengenai hukum yang hidup dalam
Dengan konsepnya itu, pada dasarnya hendak dikatakan bahwa hukum itu tidak
ilmu hukum tetapi hukum itu ditemukan dalam masyarakat sendiri. Ehrlich
dengan fungsi hukum sebagai sarana kontrol sosial, hukum tidak akan
melaksanakan tugasnya apabila landasan tertib sosial yang lebih luas tidak
penerimaan sosial dan bukannya paksaan dari negara. Di Amerika Serikat, hal
13
Cardozo.Kelahiran sosiologi hukum di Eropa diawali dengan peperangan yang
melanda benua Eropa pada abad ke-19. Pada saat itu dibelahan dunia Eropa
telah tumbuh suatu cabang sosiologi yang disebut dengan sosiologi hukum.
hukum, telah menumbuhkan ilmu hukum sosiologis. Ilmu ini merupakan suatu
Dengan kata lain, di Eropa sosiologi hukum lebih diarhakan kepada ilmu
Roscoe Pound membentuk aliran hukum sosiologis dari Amerika Serikat, yang
disebut the sociological jurisprudence. Ini adalah suatu aliran pemikiran dalam
of law. Alasannya adalah ilmu hukum pada awal mulanya adalah bagian dari
14
ajaran filsafat moral, yang pada dasarnya hendak mengkaji soal nilai kebaikan
dan keadilan tak salah bila dikatakan bahwa ilmu hukum pada awalnya adalah
ilmu tentang etika terapan. Akan tetapi, menurut aliran positivisme, ilmu
hukum ini menolak perbincangan soal keadilan dan etika dalam pengambilan
Ajaran sosiologi ini kemudian muncul untuk mengkritik dan mengkoreksi aliran
khusus kepada ikhwal ketertiban sosial. kajiankajian sosiologi hukum dalam hal
ini mampu untuk memberkan konstribusi yang cukup bagi perkembangan ilmu
ia sudah hampir sama tuanya dengan ilmu hokum itu sendiri. Kalau dikatakan
Indonesia, maka hal itu tidak mengurangi kenyataan, bahwa Van Vollenhoven
sudah sejak di awal abad ini menggunakan pendekatan sosial dan sosiologis
15
pengertian hokum Belanda memang orang tidak akan menemukan adanya
hokum di Indonesia waktu itu. Apa yang oleh Vollenhoven disebut sebagai
Donald Back.
atas negeri ini. Pendidikan tinggi hukum yang boleh dipakai sebagai lambang
dari kegiatan kajian hukum baru dimulai pada tahun 1924, yaitu dengan
Rechsschool yang yang didirikan pada tahun 1909, dengan masa belajar enam
separuh dari masa itu masih juga dipakai untuk melakukan pendidikan
Dari uraian di atas, menarik untuk diamati, bahwa wacana hukum yang
“wacana hukum adat” dan tidak berkembang menjadi suatu wacana pendekatan
dan metodelogi dalam ilmu hukum. Sosiologi hukum akan muncul apabila
16
di Indonesia, terutama di UNDIP, UNAIR dibentuk pusat studi masing-masing
hukum dan peradilan juga tertarik kepada disiplin ilmu yang baru tersebut,
ceramah.
Sejak Indonesia sudah berubah menjadi negara merdekan dan mulai saat itu
baru mendorong keterbukaan, maka standar lama tersebut tidak dapat lagi
Lebih luas di sini, berarti memungkinkan hukum itu juga dilihat sebagai
perilaku dan struktur sosial. Pemikiran seperti ini bukannya sama sekali asing
dalam tradisi berpikir di Eropa, misalnya ada pada Puthta, Savigny, dan lain-
lain pada dekade pertama abad kesembilan belas. Tetapi pemikiran hukum itu
tetap menjadi alternatif dan merupakan pemikiran arus bawah, oleh karena
hukum memberikan cap dan tempat tersendiri terhadap kajian hukum yang
17
kesembilan belas. Kajian sosial terhadap hukum yang kemudian keluar dari
masyarakat.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Kajian mengenai efek-efek sosial yang aktual dari institusi hukum maupun
doktrin hukum.
undang itu satu sama lain, sebab yang merupakan hal terpenting adalah
tersebut.
c. Titik berat berikut dari perhatian Pound adalah bahwa kajian para sosiolog
lebih efektif. Hal ini telah diabaikan hampir secara keseluruhan di masa
silam.
dan dikembangkan tetapi apa efek sosial dari segala doktrin hukum yang
Malahan hal itu menunjukkan kepada kita bagaimana hukum di masa lalu
masing pihak dan pertentangan prinsip keilmuan antara ilmu hukum yang
quid juris dan sosiologi yang quid facti. Namun dengan munculnya
pernyataan Roscue Pound bahwa sosiologi dan hukum adalah dua hal yang
ilmu yang relatif baru di Indonesia, yang baru berkembang setelah masa
orde baru.
20
DAFTAR ISI
Achmad Ali, 2009, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan
(Judicialprudence) Termasuk Interperpretasi Undang-Undang
(Legisprudence), Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Alvin S. Johnson, Sosiologi Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 2006. Bagir Manan,
Dasar-Dasar Perundang-Undangan Indonesia, IN-HILL-CO, Jakarta,
1992.
Satjipto Rahardjo. 2010. Ilmu Hukum Pencaraian Dan Pembebasan, UMS Press,
Surakarta,
Yesmil Anwar dan Adang, Pengantar Sosilogi Hukum, PT. Grasindo, Jakarta,
2008.
21