Anda di halaman 1dari 44

ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

Di susun

Oleh :

Yuni Desi Mulyani

(20329108)

Dosen Pengampu

Dr. Novriyanti Achyar.M.pd

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-nya kepada saya sehingga saya berhasil
menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “PENTINGNYA MEMPELAJARI ADMINISTRASI DAN
SUPERVISI PENDIDIKAN”

Makalah ini berisikan tentang informasi bagaimana pentingnya mempelajari administrasi dan supervisi pendidikan. Diharapkan makalah ini
dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang pentingnya mempelajari administrasi.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua yang membaca makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amiinn.

PADANG,7 Juli 2022


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 1
BAB 1 2
PENDAHULUAN 2
A. LATAR BELAKANG MASALAH 3
B. RUMUSAN MASALAH 4
C. TUJUAN 3
BAB 11 5
PEMBAHASAN 6
A. kedudukan administrasi dan supervisi pendidikan bagi provesi kependidikan 3
B. konsep dasar administrasi dan supervisi pendidikan 3
C. Konsep dasar, proses dan peranan guru tentang administrasi kurikulum disatuan pendidikan 3
D. Konsep, proses, peranan guru dalam administrasi keuangan,husemas, layanan khusus dan ketatausahaan sekolah 3
E. Mensimulasikan pelaksanaan supervisi pendidikan 3
F. Pola kepemimpinan yang efektif pada satuan pendidikan 3
BAB 111 1
PENUTUP 1
A. KESIMPULAN 3
B. SARAN3
REFERENSI 1
BAB 1

Pendahuluan

A. LATAR BELAKANG

Administrasi pendidikan merupakan proses keseluruhan dari segala kegiatan-kegiatan bersama yang harus dilakukan oleh semua pihak yang
ada sangkut pautnya dengan tugas-tugas pendidikan. Administrasi pendidikan juga sering diistilahkan dengan administrasi sekolah dan administrasi
itu sendiri mencangkup pengaturan, proses belajar mengajar, kesiswaan, personalia, peralatan pengajaran, gedung dan perlengkapan, keuangan serta
humas atau hubungan dengan masyarakat yang ini semua merupakan cangkupan dari administrasi pendidikan.
Setiap aktivitas besar atau pun kecil, yang tercapainya tergantung kepada beberapa orang, di perlukan adanya koordinasi di dalam segala gerak
langkah. Untuk mengkoordinasi semua gerak langkah tersebut pimpinan sekolah harus berusaha mengetahui keseluruhan sistuasi di sekolahnya dalam
segala bidang.
Usaha Pimpinan dan guru untuk mengetahui situasi lingkungan sekolah dalam segala kegiatannya disebut supervisi atau pengawasan sekolah.
Istilah supervisi ini kiranya belum begitu lajim dipergunakan dalam lingkungan persekolahan dan kepegawaian kita di saat sekarang, tetapi makin
lama makin dikenal dan makin banyak di pergunakan orang. Namun demikian mengenai arti, fungsi dan tujuan yang terkandung di dalamnya masih
merupakan tanda tanya.
Pendidikan merupakan sistem kerja yang saling terkait antara komponen yang satu dengan lainnya. Bila selama ini guru selalu menjadi
sorotan sekaligus ujung tombak pelaksanaan pendidikan di berbagai jenjang, sebenarnya masih ada komponen lain yang harus diberdayakan dalam
aplikasi pendidikan di lapis bawah yaitu peran kepala sekolah.
Kinerja guru dalam mengabdikan dirinya sebagai pemecahannya, sehingga tidaklah mengherankan jika hampir setiap bangsa telah
menempatkan masalah pendidikan dalam suatu tempat yang utama. Namun demikian, upaya untuk melaksanakan pencapaiannya yakni mencapai
tujuan pendidikan yang dikehendaki, hal itu harus diikuti dengan prinsip-prinsip yang telah dikembangkan serta teruji kebenarannya sehingga prinsip-
prinsip itupun kiranya akan mendasari pemecahan masalah baik dalam hal kebijakannya yang akan tercermin dalam perencanaan pendidikan atau
dalam perencanaan kurikulum maupun dalam hal-hal yang lebih operasional, yang dapat kita tinjau di sekolah atau di kelas sebagai lembaga yang
melaksanakan pendidikan secara formal.
Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan adalah tantangan yang paling penting dalam pembangunan pendidikan. Sentralisasi dalam
manajemen atau pengelolaan pendidikan telah menyebabkan kurang berkembangnya kemampuan daerah untuk mengatur dan mengelola berbagai
urusan pendidikan daerah masing-masing. Salah satu sarana terpenting dalam pendidikan adalah sekolah. Guru sebagai tenaga pengajar merupakan
komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangankan secara terus menerus.
Potensi sumber daya guru harus terus berkembang agar dapat melaksanakan fungsinya secara professional. Oleh karena itu diperlukanlah
supervisi pendidikan untuk mengawasi dan memperbaiki proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Seorang supervisor membina
peningkatan mutu akademik yang berhubungan dengan usaha-usaha menciptakan kondisi belajar yang lebih baik berupa aspek akademik, bukan
masalah fisik material semata. Ketika supervisi dihadapkan pada kinerja dan pengawasan mutu pendidikan oleh pengawas satuan pendidikan, tentu
memiliki misi yang berbeda dengan supervisi oleh kepala sekolah. Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada kepala sekolah dalam
mengembangkan mutu kelembagaan pendidikan dan memfasilitasi kepala sekolah agar dapat melakukan pengelolaan kelembagaan secara efektif dan
efisien. Dalam makalah supervisi pendidikan ini akan dibahas mengenai konsep dasar supervisi pendidikan, fungsi-fungsi dan tujuan supervisi
pendidikan, teknik-teknik supervisi pendidikan, prosedur kegiatan supervisi pengajaran atau pelayanan profesional guru, dan perilaku-perilaku etik
yang perlu dimiliki supervisor pendidikan.
Kurikulum merupakan salah satu aspek terpenting dalam penentu keberhasila pendidikan. Kurikulum merupakan suatu sistem program
pembelajaran untuk mencapai tujuan institusioanal pada lembaga pendidikan, sehngga kurikulum memegang peran penting dalam mewujud kan
sekolahyang bermutu dan berkualitas. Demi mewujudkan mutu dan kualitas pendidikaan yang baik, pemerintah samapai saat ini terus melakukan
perubahan dan perombakan terhadap kurikulum pendidikan. Tercatat enam kali pergantian terhadap kurikulum. Pergantian ini bertujua untuk
mempersiapkan masyarakat dan bangsa indonesia yang mampu mengembangkan kehidupan demoraksi yang mantap dalam memasui eraglobalisasi.
Untuk menentukan keberhasilan kurikulum dipengaruhi oleh pemberdayaan bidang manajemen atau pengelolaan kurikulum dilembaga pendidikan
yang bersangkutan.
Dalam administrasi pendidikan terhadap beberapa bidang bidang yang dkaji. Komponen sekolah yang menjadi objek fungsi administrasi itu
sendiri. Ada juga yang menganggap nya sebagai substansi administrasi pendidikan. Menurut suryo subroto (2004:25) adapun bidang bidang
admnistrasi pendidikan adalah administrasi kurikulum, administrasi kesiswaan, administrasi kepegawaian, administrasi perlengkapan dan administrasi
keuangan.
Maka dari itu, sebagai calon penndidikan, agar mampu melakukan administrasi bagi siswanya sehingga proses pembelajaran dengan baim
maka perlu memahami administrasi kesiswaan /peserta didik tersebut. Oleh karena itu, penulis mencoba membuat sebuah makalah yang membahas
mengenai pentingnya pembelajaran administrasi dan supervisi pendidikan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. kedudukan administrasi dan supervisi pendidikan bagi provesi kependidikan.
2. konsep dasar administrasi dan supervisi pendidikan.
3. Konsep dasar, proses dan peranan guru tentang administrasi kurikulum disatuan pendidikan.
4. Konsep, proses, peranan guru dalam administrasi keuangan,husemas, layanan khusus dan ketatausahaan sekolah.
5. Mensimulasikan pelaksanaan supervisi pendidikan.
6. Pola kepemimpinan yang efektif pada satuan pendidikan.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mendeskripsikan kedudukan administrasi dan supervise pendidikan bagi profesi kependidikan.
2. Mendseskripsikan konsep dan unsur unsur serta ruang lingkup administrasi dan supervise pendidikan .
3. Menganalisis konsep dasar, proses dan peranan guru tentang administrasi kurikulum disatuan pendidikan.
4. Mendeskripsikan konsep,proses,peranan guru dalam administrasi keuangan, husemas, layanan khusus dan ketatausahaan sekolah.
5. Mensimulasikan pelaksanaan supervisi pendidikan.
6. Menjelaskan pola kepemimpinan yang efektif pada satuan pendidikan.
BAB 11

Pembahasan

A. Kedudukan administrasi dan supervisi pendidikan bagi provesi kependidikan


1. Pengertian administrasi dan supervisi pendidikan
Administrasi dalam pengertian yang sempit yaitu kegiatan ketatausahaan yang intinya adalah kegiatan rutin catat-mencatat,
mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat-menyurat dengan segala aspeknya serta mempersiapkan laporan.

Administrasi pendidikan dalam pengertian secara luas adalah segenap proses pengerahan dan pengintegrasian segala sesuatu baik personel, spiritual
maupun material yang bersangkut paut dengan pencapaian tujuan pendidikan.

Dalam pengertian yang luas ini, istilah administrasi juga dapat diartikan sebagai berikut : “Administrasi itu merupakan pelayanan terhadap semua
kebutuhan institusional dengan cara efektif dan efesien dan administrsi sebagai salah satu komponen dari system yang subsistemnya saling berkaitan
satu dengan yang lainnya, karena administrasi adalah aktivitas-aktivitas untuk mencapai suatu tujuan atau proses penyelenggaraan kerja untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan”.

Dibawah ini dikemukakan beberapa pendapat tentang supervisi pada bidang pendidikan :

1.      NA. Ametembun dalam supervisi pendidikan. Supervisi pendidikan  adalah pembinaan kearah perbaikan situasi pendidikan. Pembinaan
bermaksud berupa bimbingan atau tuntutan kearah situasi pendidikan termasuk pengajaran pada umumnya, dan peningkatan mutu mengajar belajar
pada umumnya.

2.      Drs. M. Ngalim Purwanto, dalam Administrasi Pendidikan “Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu
para guru dan pegawai lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif”.

Dari pendapat diatas dapat di analisis agar kita memahami pengertian supervisi pendidikan dengan cara mengetahui  unsur-unsur penting didalamnya.
Unsur-unsur penting tersebut adalah sebagai berikut :

a.              Aktivitas pembinaan yang direncanakan

b.              Perbaikan situasi pengajaran (belajar-mengajar)

c.              Mengefektifkan para guru, pegawai sekolah, dan sumber material lainnya

d.             Pencapaian tujuan pendidikan lebih efektif dan efesien.


Dengan adanya unsur-unsur penting tersebut dapat menjadi sebuah pengertian supervise pendidikan yaitu pembinaan yang direncanakan dalam
perbaikan situasi pengajaran dengan lebih meningkatkan pendayagunaan sumber personel dan material dalam pencapaian tujuan tujuan pendidikan
secara lebih efektif dan efesien.

Maksud dari pembinaan yaitu memberikan bimbingan dan latihan bagi guru dan pegawai untuk meningkatkan kemampuan dalam tugas yang di
embannya, agar supervise pendidikan itu mengarah perbaikan dalam pengajaran yang baik dan terjaminnya dalam pencapaian tujuan pendidikan yang
diinginkan.

Administrasi supervisi pendidikan merupakan pembinaan yang direncanakan bagi personel dalam proses kerjasama di bidang pendidikan dan
peningkatan sumber  daya material dalam rangka perbaikan situasi pengajaran untuk mencapai tujuan pendidikan lebih efektif dan efesien.

2.     TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI PENDIDIKAN

Untuk mempermudah kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan supervisi diperlukan teknik-teknik supervisi. Para ahli berbeda-beda dalam
merumuskan tahapan teknik-teknik supervisi akan tetapi pada dasarnya tetap sama. Secara garis besar teknik supervisi dibedakan menjadi dua bagian,
yaitu:

1)      Teknik perseorangan

Yang dimaksud teknik perseorangan ialah supervisi yang dilakukan secara perseorangan, beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain:

·         Mengadakan kunjungan kelas (classroom visitation), Kepala sekolah datang ke kelas untuk mengobservasi bagaimana guru mengajar. Dengan
kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekirannya perlu diperbaiki.

·         Mengadakan kunjungan observasi (observation visits), Guru-guru ditugaskan untuk mengamati seorang guru yang sedang mendemonstrasikan
cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu. Kunjungan observasi dapat dilakukan di sekolah sendiri atau dengan mengadakan kunjungan ke
sekolah lain.

·         Membimbing guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa atau mengatasi problema yang dialami siswa.

·         Membimbing guru dalam hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah, antara lain: menyusun program semester, membuat
program satuan pelajaran, mengorganisasi kegiatan pengelolaan kelas, melaksanakan teknik-teknik evaluasi pembelajaran, menggunakan media dan
sumber dalam proses belajar mengajar, dan mengorganisasi kegiatan siswa dalam bidang ekstrakurikuler.

2)      Teknik kelompok

Teknik kelompok ialah supervisi yang dilakukan secara kelompok, beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:

·         Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting), Seorang kepala sekolah menjalankan tugasnya berdasarkan rencana yang telah disusun.
Termasuk mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru, dalam hal ini rapat-rapat yang diadakan dalam rangka kegiatan supervisi.
·         Mengadakan diskusi kelompok (group discussions), Diskusi kelompok dapat diadakan dengan membentuk kelompok-kelompok guru bidang
studi sejenis. Di dalam setiap diskusi, supervisor atau kepala sekolah memberikan pengarahan, bimbingan, nasihat-nasihat dan saran-saran yang
diperlukan.

·         Mengadakan penataran-penataran (inservice-training), Teknik ini dilakukan melalui penataran-penataran, misalnya penataran untuk guru
bidang studi tertentu. Mengingat bahwa penataran pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas kepala sekolah adalah
mengelola dan membimbing pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran.

Dengan demikian teknik supervisi sangat penting untuk dikuasai oleh kepala sekolah, tanpa penguasaan teknik dalam pelaksanaanya tidak akan
berjalan baik. Dengan demikian seorang kepala sekolah tidak akan efektif kegiatan supervisinya sebelum menguasai teknik dalam bidang supervisi.
Teknik supervisi akan lebih memudahkan pencapaian sasaran-sasaran dari tujuan yang telah ditetapkan, oleh sebab itu penerapan teknik dari supervisi
merupakan wujud dari kemajuan sekolah untuk berkembang.

3.     METODE-METODE SUPERVISI PENDIDIKAN

Terdapat dua metode supervisi pendidikan yang dapat dilakukan untuk dapat mencapai tujuan supervisi pendidikan, yaitu:

1.       Metode Langsung (direct method)

Bila seorang supervisor menghadapi orang-orang yang disupervisi tanpa perantara atau media, maka dikatakan bahwasanya dia mengunakan metode
langsung, baik individu maupun kelompok. Misalnya konsultasi pribadi/kelompok, pertemuan guru bidang studi dan sebagainya.

2.      Metode tak langsung (indirect method)

Bila seorang supervisor menghadapi orang-orang yang disupervisi menggunakan alat/benda perantara dalam melaksanakan supervisi, maka hal
tersebut dengan metode supervisi tidak langsung. Misalkan dengan menggunakan media papan pengumuman, handphone, telephone, e-mail dan
sebagainya.

4.    PELAKSANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN

·         Cara Melaksanakan Supervisi

Salah satu cara melakukan supervisi yang baik adalah dengan cara demokratis, ciri-cirinya adalah:

1)        Pengawasan dijalankan secara gotong-royong atau kooperatif, tidak ditangan seorang raja, yaitu kepala sekolah

2)        Pengawasan dijalankan terang-terangan, diketahui oleh semua petugas yaitu guru-guru, tidak secara sembunyi-sembunyi seperti pengawasan
polisi resersir.

3)        Pengawasan dijalankan kontinu dan bersifat Tutwuri Handayani (bersifat pembimbing) seperti dikehendaki oleh pemerintah kita.

Dalam melaksanakan supervisi pendidikan yang perlu dilakukan adalah antara lain :
1.      Observasi kelas: observasi kelas merupakan salah satu cara paling baik memberikan supervisi pembelajaran karena dapat melihat kegiatan guru,
murid dan masalah yang timbul.

1)      Perancanaan: Kepala sekolah merencanakan dalam menyusun program dalam satu semester atau tahunan. Program tidak terlalu kaku,
tergantung dari jumlah guru yang perlu di observasi. Ada tiga macam observasi yaitu dengan pemberitahuan, tanpa pemberitahuan, dan atas
undangan.

2)      Mekanisme observasi

a.       persiapan yang diperhatikan :

-          guru diberi tahu kepala sekolah bahwa kepala sekolah akan mengadakan observasi

-          kesepakatan kepala sekolah dan guru tolak ukur tentang apa yang dioservasi

b.      sikap observasi didalam kelas

-          memberikan salam kepada guru yang mengajar

-          mencari tempat duduk yang tidak mencolok

-          tidak boleh menegur kesalahan guru di dalam kelas

-          mencatat setiap kegiatan

-          bila ada memakai alat elektronika : tape recorder, kemera

-          mempersiapkan isian berupa check list

c.       membicarakan hasil observasi

Hasil yang dicatat dibicarakan dengan guru, dan beberapa hal yang diperlu dikemukankan :

-          kepala sekolah mempersiapkan (bisa bertanya pada nara sumber atau perpustakaan)

-          waktu percakapan

-          tempat percakapan

-          sikap ramah simpatik tidak memborong percakapan

-          percakapan hendaknya tidak keluar dari data observasi

-          guru diberi kesempatan dialog dan mengeluarkan pendapat

-          kelamahan guru hendaknya menjadi motivasi guru dalam memperbaiki kelemahan


-          saran untuk perbaikan diberikan yang mudah dan praktis

-          kesepakatan perbaikan disepakati bersama dengan menyenangkan.

d.      laporan percakapan

-          hasil pembicaraan didokumenkan menurut masing-masing guru yang telah diobservasi

-          isi dokumen dimulai dari tanggal, tujuan data yang diperoleh, catatan diskusi, pemecahan masalah dan saran-saran

2.      Saling mengunjungi: Dalam kegiatan belajar mengajar sudah ada wadah dari kegiatan untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan
kemampuan pembelajaran guru-guru antara lain :

a.       untuk tingkat SMP dan SMA adalah musyawarah guru mata pelajaran (MGMP)

b.      untuk tingkat Sekolah Dasar adalah Pusat kegiatan guru (PKG)

3.      Domonstrasi mengajar: Dalam kegiatan pembelajaran sangat sukar menentukan mana yang benar dalam praktek mengajar karena mengajar
menurut Siswoyo (1997) sebagai seni dan filusuf. Menurut pendapat diatas mengajar dalam pekerjaan disekolah bukan pekerjaan yang mudah,
sehingga kepala sekolah dalam demonstrasi pembelajaran tidak perlu mengakui kelemahan dan perlu mencarikan ahli yang dapat memberikan
gambaran tentang pembelajaran yang baik

4.      Supervisi klinis: Supervisi klinis termasuk bagian dari supervisi pengajaran. Perbedaannya dengan supervisi yang lain adalah prosedur
pelaksanaannya ditekankan kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi dalam proses pembelajaran dan kemudian langsung diusahkan
perbaikan kekurangan dan kelemahan tersebut.

Pelaksanaan supervisi klinis menurut la sulo (1987), mengemukakan ciri-ciri supervisi sebagai berikut :

a.       bimbingan supervisor kepada guru bersifat bantuan, bukan perintah atau instruksi.

b.      kesepakatan antara guru dan supervisor tentang apa yang dikaji dan jenis keterampilan yang paling pointing (diskusi guru dengan supervisor)

c.       instrument dikembangkan dan disepakati bersama antara guru dengan supervisor

d.      guru melakukan persiapan dengan aspek kelemahan-kelemahan yang akan diperbaiki. Bila perlu berlatih diluar sekolah

e.       pelaksanaannya seperti dalam teknik observasi kelas

f.       balikan diberikan dengan segera dan bersifat obyektif

g.      guru hendaknya dapat menganalisa penampilannya

h.      supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada memerintah atau mengarahkan

i.        supervisor dan guru dalam keadaam suasanan intim dan terbuka


j.        supervisor dapat digunakan untuk membentuk atau peningkatan dan perbaikan keterampilan pembelajaran

5.      Kaji tindak: Fokus utama kajian tindak adalah mendorong para prektisi untuk meneliti dan terlibat dalam praktik penelitiannya sendiri. Hasil
penelitiannya dipakai sendiri oleh peneliti dan orang lain yang membutuhkan. Menurut kemmi (1995), kaji tindak dirumuskan dalam empat tahap
yaitu : tahap perencanaan, tahap aksi atau pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan, tahap evaluasi danrefleksi/umpan balik.Laporan hasil penelitian
kaji tindak terdiri dari :

a.       gagasan umum

b.      perumusan masalah

c.       perencanaan penelitian kaji tindak

d.      pelaksanaan penelitian kaji tindak

e.       monitoring

f.       evaluasi dan refleksi

g.      saran dan rekomendasi

5.     HUBUNGAN ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

Administrasi dan supervise itu tidak dapat dipisahkan, karena administrasi dan supervise saling berkaitan ataupun mempunyai hubungan yang sangat
erat. Seperti pengertian administrasi dan supervisi yang telah disebutkan diatas bahwa keduanya merupakan pembinaan yang direncanakan bagi
personel dalam proses kerja sama dibidang pendidikan dan peningkatan sumber daya material dalam rangka perbaikan situasi pengajaran agar
tercapainya suatu tujan pendidikan yang efektif dan efesien,  namun dalam hal-hal tertentu keduanya dapat dibedakan.

1.       Kegiatan administrasi didasarkan kepada kekuasaan, sedangkan supervise didasarkan pelayanan bimbingan dan pembinaan;

2.       Tugas administrasi meliputi keseluruhan bidang tugas disekolah, termasuk manajement sekolah, sedangkan supervise adalah sebagian dari
tugas dari pengarahan (directing), satu segi manajement sekolah;

3.       Administrasi bertugas menyediakan semua kondisi yang diperlukan untuk pelaksanaan program pendidikan, sedangkan supervise menggunakan
kondisi-kondisi yang telah disediakan itu untuk peningkatan mutu belajar mengajar.

Hal diatas merupakan perbedaan antara administrasi dan supervise, namun keduanya saling berkaitan dan tak terlepaskan juga mempunyai tujuan
untuk mencapai pendidikan yang lebih baik.

Selain itu juga disini ada dibahas sedikit tentang bagaimana cara-cara melaksanakan supervise, dimana seorang pemimpin tidak sama dengan
pemimpin yang lain, hal ini juga tergantung pada tipe atau corak kepemimpinannya.
Seorang otoriter menjalankan supervise untuk mengetahui kesalahan-kesalahan petugas dalam melaksanakan tugasnya, yaitu menjalankan peraturan
dan intruksi yang diberikan oleh pusat (atasan) kepada bawahannya.  Supervisi dijalankan dengan sekonyong-sekonyong tanpa sepengetahuan petugas
yang diawasi, seolah-seolah supervisor bertugas sebagai reseriser yang mengintai untuk menemukan pelanggaran. Suasana antar kariyawan sekolah
dibawah pimpinan diktatoris seperti tersebut adalah tertekan, tegang, kegembiraan bekerja tidak ada sama sekali, karena ada juga kepala sekolah atau
pemimpin yang bercorak leissez faire atau pemimpin yang masa bodoh, tidak mau tahu, acu tidak acu dalam menjalankan pengawasan.

Kehidupan sekolah semacam itu mudah timbul kesimpang siuran, perselisihan, karena semua karyawan menjalankan tugas menurut kebijaksanaan
dan kepentingan masing-masing, yang kadang-kadang bertentangan satu sama lain. Situasi buruk makin lam semakin menjadi, sehingga akhirnya
tidak teratasi lagi. Pemimpin seperti ini tidak memiliki sikap kepemimpinan yang baik dan tidak pantas menjadi pemimpin sekolah, karena dapat
merusak tunas bangsa muda yang seharusnya melanjutkan untuk kedepannya agar yang lebih baik tapi malah sebaliknya yang ada adalah kehancuran.

Kemudian kepala sekolah atau pemimpin yang bercorak demokratis menjalankan pengawasan menurut program kerja tertentu. Dalam rapat sekolah
sudah ditentukan organisasi pembagian tugas, sebagai tempat ikut berpartisipasi menurut kecakapan masing-masing, koordinasi serta komunikasi,
program dan pengarahan kerja dan sebagainya. Dengan demikian semua karyawan dapat menjalankan tugasnya dengan baik sesuai tugas yang
diembanya dan yang tidak bertentangan satu sama yang lainnya. Tetapi dapat saling membantu, agar tercapainya atau terwujudnya pendidikan sesuai
pengawasan yang dijalankan dan sesuai dengan program kerjanya.

Hal tersebut dapat tercapai karena adanya kerja sama antara pemimpin atau kepala sekolah dengan karyawan-karyawan yang ada disekolah berusaha
untuk menghilangkan hal-hal yang negative yang menghambat lancarnya jalan kehidupan sekolah, serta bersama-sama mendapatkan metode-metode
bekerja gotong royong yang efesien, produktif sesuai dengan kondisi setempat.

Dan ada juga hal lain yang dapat menghambat lancarnya kehidupan sekolah seperti adanya paerbedaan pendapat, perselisihan yang timbul dicarikan
pemecahannya dengan cara musyawarah. Kekeliriuan cara bekerja segera diketahui, sehingga tidak mejadi berlarut-larut dan guru yang kurang
bersemangat dipimpindan diisyaratkan untuk menjalankan tugasnya denagan baik.

Pengawasan secara demokratis yang memiliki cirri-ciri sebagai berikut :

1.      Pengawasan dijalankan secara gotong royong atau koperatif, tidak disatu tangan saja, yaitu khususnya bagi kepala sekolah;

2.      Pengawasan dijalankan terangan-terangan, diketahui oleh semua petugas yaitu guru-guru, tidak secara sembunyi-sembunyi;

3.      Pengawasan dijalankan secara berkelanjutan dan bersifat tut wuri handayani (bersifat pembimbing).

Yang dapat mengatasi masalah-masalah yang menghambat lancarnya kehidupan sekolah adalah seorang kepala sekolah atau pemimpin yang
mempunyai kualifikasi kepemimpinan yang memadai, terutama kebijaksanaan dan kewibawaan yang luar biasa.

B. Konsep dasar administrasi dan supervisi pendidikan

A. PENGERTIAN SUPERVISI PENDIDIKAN


Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan
mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya.
B. PRINSIP-PRINSIP SUPERVISI PENDIDIKAN
Prinsip-prinsip supervisi pendidikan meliputi:
1. Prinsip-prinsip fundamental
Pancasila merupakan dasar atau prinsip fundamental bagi setiap supervisor pendidikan Indonesia. Bahwa seorang supervisor haruslah seorang
pancasilais sejati.
2. Prinsip-prinsip praktis
a. Negatif
• Tidak otoriter
• Tidak berasas kekuasaan
• Tidak lepas dari tujuan pendidikan
• Bukan mencari kesalahan
• Tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil

b. Positif
• Konstruktif dan kreatif
• Sumber secara kolektif bukan supervisor sendiri
• Propessional
• Sanggup mengembangkan potensi guru
• Memperhatikan kesejahteraanguru
• Progresif
• Memperhitungkan kesanggupan supervisid
• Sederhana dan informal
• Obyektif dan sanggup mengevaluasi diri sendiri

Iklan
LAPORKAN IKLAN INI

C. TUJUAN SUPERVISI PENDIDIKAN


Supervisi yang baik akan menghasilkan pola kinerja yang baik, jika supervise dilakukan dengan cara dan metode yang benar pula, tentu ini menuntut
pengetahuan yang benar pula bagi para supervisi dalam melaksanakan tugasnya.

1. Tujuan Umum Supervisi pendidikan


• Berdasarkan Tujuan Umum Pendidikan :
Membina orang-orang yang disupervisi menjadi manusia “dewasa” yang
sanggup berdiri sendiri.
• Berdasarkan Tujuan Pendidikan Nasional
Yaitu membina orang-orang yang disupervisi menjadi manusia-manusia
pembangunan yang dewasa dan pancasilais.
• Berdasarkan Tujuan Supervisi sendiri
Agar tercapai perbaikan situasi pendidikan dan pengajaran pada umumnya
dan peningkatan mutu mengajar pada khususnya

2. Tujuan Khusus Supervisi Pendidikan


Meliputi :
A. Membantu guru-guru untuk lebih memahami tujuan yang sebenarnya dari pendidikan dan perencanaan sekolah dalam usaha mencapai tujuannya.
B. Membantu guru-guru untuk dapat lebih menyadari dan memahami kebutuhan- kebutuhan dan kesulitan-kesulitan murid dan menolong mereka
untuk mengatasinya.
C. Memperbesar kesanggupan guru-guru untuk memperlengkapi dan mempersiapkan murid-muridnya menjadi anggota masyrakat yang efektif.
D. Membantu guru-guru mengadakan diagnose secara kritis aktivitas-aktivitasnya, serta kesulitan- kesulitan mengajar dan belajar murid-muridnya,
dan menolong mereka merencanakan perbaikan.
Membantu guru-guru untuk dapat menilai aktivitas-aktivasnya dalam rangka tujuan perkembangan anak दिदिक्न्य
F. Memperbesar kesadaran guru-guru terhadap tata kerja yang demokratis dan guru dapat mempelajari bersama catatan-catatan tentang kemajuan
murid guna menilai keefektivan program yang disusun.
G. Memperbesar ambisi guru-guru untuk meningkatkan mutu karyanya secara maksimal dalam bidang profesi (keahlianya).
H. Membantu guru-guru untuk dapat lebih memamfaatkan pengalaman-pengalamannya sendiri.
I. Membantu untuk lebih mempopulerkan sekolah kepada masyarkat agar bertambah simpati dan kesedian masyarakat untuk menyokong sekolah.
J. Memperkenalkan guru-guru atau karyawan baru kepada situasi sekolah profesinya.
K. Melindungi guru-guru dan karyawan terhadap tuntutan-tuntutan yang tak wajar dan kritik-kritik yang tak sehat dari masyarkat.
L. Mengembangkan “profesionalisme esprit e corps” guru-guru.

D. FUNGSI SUPERVISI PENDIDIKAN

A. Penelitian
Proses dari penelitian ini meliputi beberapah tahapan
1) Perumusan dari pokok masalah yang akan diteliti/diselidiki.
2) Pengumpulan data.
3) Pengolahan data
4) Konklusi hasil penelitian
B. Peniliaian
Mengevaluasi pada aspek-aspek positif dan aspek-aspek negative guna menemukan dan mengeembangkan kemajuan yang telah dicapai.

C. Perbaikan
Supervisi mengetahui keadaan umum dan situasi dalam pendidikan guna mengadakan perbaikan, jika belum baik atau belum memuaskan agar segera
diperbaiki.

D. Peningkatan
Peningkatan disini supervisor meningatkan apa-apa yang sudah baik dan mengembangkan lagi agar lebih maju lagi. Serta mengintergrasikan antara
pembinaan dan supervisi terhadap pembinaan dari orang-orang yang disuvervisi.

E. TEHNIK-TEHNIK SUPERVISI PENDIDIKAN

Untuk mempermudah kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan supervisi diperlukan teknik-teknik supervisi. Para ahli berbeda-beda dalam
merumuskan tahapan teknik-teknik supervisi akan tetapi pada dasarnya tetap sama. Secara garis besar teknik supervisi dibedakan menjadi dua bagian,
yaitu:
1. Teknik Perseorangan dan
2. Teknik Kelompok.
1. Teknik perseorangan
Yang dimaksud teknik persorangan ialah supervisi yang dilakukan secara perseorangan, beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain:
1. Mengadakan kunjungan kelas (classroom visitation), Kepala sekolah datang ke kelas untuk mengobservasi bagaimana guru mengajar. Dengan kata
lain, untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekirannya perlu diperbaiki.
2. Mengadakan kunjungan observasi (observation visits), Guru-guru ditugaskan untuk mengamati seorang guru yang sedang mendemonstrasikan
cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu. Kunjungan observasi dapat dilakukan di sekolah sendiri atau dengan mengadakan kunjungan ke
sekolah lain.
3. Membimbing guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa atau mengatasi problema yang dialami siswa.
4. Membimbing guru dalam hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah, antara lain: menyusun program semester, membuat
program satuan pelajaran, mengorganisasi kegiatan pengelolaan kelas, melaksanakan teknik-teknik evaluasi pembelajaran, menggunakan media dan
sumber dalam proses belajar mengajar, dan mengorganisasi kegiatan siswa dalam bidang ekstrakurikuler.
2. Teknik kelompok
Teknik kelompok ialah supervisi yang dilakukan secara kelompok, beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting), Seorang kepala sekolah menjalankan tugasnya berdasarkan rencana yang telah disusun. Termsuk
mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru, dalam hal ini rapat-rapat yang diadakan dalam rangka kegiatan supervisi.
2. Mengadakan diskusi kelompok (group discussions), Diskusi kelompok dapat diadakan dengan membentuk kelompok-kelompok guru bidang studi
sejenis. Di dalam setiap diskusi, supervisor atau kepala sekolah memberikan pengarahan, bimbingan, nasihat-nasihat dan saran-saran yang diperlukan.
3. Mengadakan penataran-penataran (inservice-training), Teknik ini dilakukan melalui penataran-penataran, misalnya penataran untuk guru bidang
studi tertentu. Mengingat bahwa penataran pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas kepala sekolah adalah mengelola dan
membimbing pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran.
Dengan demikian teknik supervisi sangat penting untuk dikuasai oleh kepala sekolah, tanpa penguasaan teknik dalam pelaksanaanya tidak akan
berjalan baik. Dengan demikian seorang kepala sekolah tidak akan efektif kegiatan supervisinya sebelum menguasai teknik dalam bidang supervisi.
Teknik supervisi akan lebih memudahkan pencapaian sasaran-sasaran dari tujuan yang telah ditetapkan, oleh sebab itu penerapan teknik dari supervisi
merupakan wujud dari kemajuan sekolah untuk berkembang.

F. METODE SUPERVISI PENDIDIKAN


1. Metode langsung : Alat yang digunakan mengenai sasaran supervise
2. Metode tak langsung : Mempergunakan berbagai alat perantara (media)

METODE YANG LAIN


1. Kunjungan sekolah (school visit)
Akan memberikan pengatahuan yang lengkap tentang situasi sekolah sehingga program akan lebih efektif.

2. Kunjungan kelas (class visit)


Merupakan suatu metode supervise yang “to the point” kena sasaran

3. Pertemuan individual
Setelah suatu kunjungan berakhir, hendaklah diadakan pembicaraan langsung dan pribadi tentang hasil kunjungan dengan orang yang dikunjungi.

4. Rapat sekolah
Untuk membicarakan kepentingan murid dan sekolah dan hal-hal yang berhubungan dengan sekolah
5. Pendidikan ini service
Untuk kepentingan mutu mrngajar dan belajar, maka guru perlu mengembangkan pengetahuan sesuai dengan profesinya dengan berbagai cara.
Misalnya : study individual, study grops, menghadiri ceramah, mengadakan intervisitasi dsb.

6. Workshop (musyawarah kerja_muker)


Untuk mengembangkan professional karyawan (in-service)

7. Intervisitas
Saling kunjung-memgunjungi sesama guru untuk mengobservasi situasi belajar masing-masing

8. Demonstrasi mengajar
Metode ini dapat dilakukan oleh supervisor sendiri atau oleh guru yang ahli untuk memperkenalkan metode mengajar yang efektif.

9. Bulletin supervisi
Bulletin berkala dapat dimanfaatkan untuk perbaikan program pendidikan dan penngajaran, bisa mingguan atau bulanan.

10. Bulletin bord


– pengumuman administrative
– pengunguman supervise
– pengunguman untuk murid
– dsb

11. Kunjungan rumah


Tujuannya untuk mempelajari bagaimana situasi hidup orang yang disupervisi di rumah terutama meneliti masalah-masalah yang secara langsung
atau tak langsung mempengaruhi tugas/kewajiban orang yang disupervisi itu

G. PROGRAM SUPERVISI PEDIDIKAN

Suatu program supervisi pendidikan adalah rangka program perbsikan pendidikan dan pengajaran.
1. perancanaan
Perancaan adalah pemikiran dan perumusan tentang apa, bagaimana, mengapa, siapa, kapan dan dimana.
a. prinsip-prinsip : kooperatif, kreatif, komprehensif, flexible, kontinu
b. Syarat-syarat :
tilikan jelas tentang tujuan pendidikan
pengetahuan tentang mengajar yang baik
pengetahuan tentang pengalaman belajar murid
pengetahuan tentang guru-guru
pengetahuan tentang murid-murid
pengaetahuan tentang masyarakat
pengetahuan tentang sumber-sumber fisik
factor biaya
factor waktu
c. proses : merumuskan what, why, how, who, when, where

2. organisasi program
a. pola-pola :
→ horizontal
→ vertical
b. langkah-langkah mengorganisir program :
persiapakan suasana
pertimbangan situasi
penyusunan program
pembagian tanggung jawab
perwujudan program
pembinaan perkembangan program
integrasikan program dengan masyarakat
persiapan program evaluasi
3. evaluasi
Evaluasi dalam hubungannya dengan pendidikan adalah menentukan sampai dimana tujuan-tujuan pendidikan yang ditetapkan telah tercapai.
a. prinsip-prinsip
rencana harus komprehensif
penyusunan harus kooperatif
program harus kontinu dan berinteraksi dengan kurikulum
lebih menggunakan data yang objektif daripada yang subyektif
menghargai para participant
b. proses
merumuskan tujuan evaluasi
menyeleksi alat-alat evaluasi
menyusun alat-alat evaluasi
menerapkan alat-alat evaluasi
mengelola hasil
menyimpulkan
c. aspek-aspek yang dievaluasi :
peronil → murid, guru, karyawan, wali murid, kepsek, supervise
materiil → kurikulum, perlengkapan sekolah, administrasi, perlengkapan murid
operational → proses kepemimpinan, proses mengajar, usaha kesejahtraan personil, usaha integrasi sekolah dan masyarakat
4. alat-alat :
a. Objektif :
ujian karangan (essay examination)
ujian objektif
b. lebih ke subjektif
observasi
wawancara
angket
checklist dan rating-scale
laporan pribadi dan tekhnik projektif
catatan-catatan anekdot
catatan-catatan komulatif
case study
sosiometri
laporan stenografis
buku-buku catatan
kotak saran
rapat-rapat supervise

H. PELAKSANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN

Cara Melaksanakan Supervisi


Salah satu cara melakukan supervisi yang baik adalah dengan cara demokratis, ciri-cirinya adalah:
1.Pengawasan dijalankan secara gotong-royong atau kooperatif, tidak ditangan seorang raja, yaitu kepala sekolah
2.Pengawasan dijalankan terang-terangan, diketahui oleh semua petugas yaitu guru-guru, tidak secara sembunyi-sembunyi seperti pengawasan polisi
resersir.
3.Pengawasan dijalankan kontinu dan bersifat Tutwuri Handayani (bersifat pembimbing) seperti dikehendaki oleh pemerintah kita.

C. Konsep dasar, proses dan peranan guru tentang administrasi kurikulum disatuan pendidikan.

A. Pengertian administrasi peserta didik


Administrasi merupakan suatu proses yang dilakukan oleh suatu personil (kelompok) dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi
tersebut. Sedangkan peserta didik / murid / siswa di dalam KBBI ( Nurhasanah, 2007 : 345 ) berarti orang (anak yang sedang berguru (belajar,
bersekolah). Jadi, dapat disimpulkan secara ringkas bahwa administrasi peserta didik adalah suatu proses yang dilakukan oleh suatu personil
(kelompok) dalam upaya mengelola peserta didik / siswa untuk mencapai tujuan pendidikan.
Selanjutnya mengenai pengertian dan konsep administrasi peserta didik , ada beberapa pendapat ahli tentang pengertian peserta didik / siswa
antara lain :
1. Menurut Sutjipto, dkk ( 1991/1992 : 113 ) administrasi peserta didik adalah “ proses pengurusan serta layanan dalam hal-hal yang berkaitan
dengan murid di suatu sekolah mulai dari perencanaan penerimaan murid baru, pembinaan selama murid berada di sekolah, sampai dengan
murid menamatkan pendidikannya “.
2. Menurut Suharsimi, dkk ( 2008 : 57 ) administrasi siswa sendiri dapat di definisikan sebagai “ pencatatan siswa mulai dari proses penerimaan
hingga siswa tersebut lulus dari sekolah yang di sebabkan karena tamat atau sebab lain “.
3. Menurut Asnawir ( 2005 : 167 ) administrasi kesiswaan merupakan “ bagian dari kegiataan administrasi yang dilaksanakan di sekolah, berupa
usaha kerjasama yang dilakukan oleh para pendidik agar terlaksananya proses belajar mengajar yang relevan, efektif, efisien, guna tercapainya
tujuan pendidikan yang diharapkan “.
Dari berbagai pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa administrasi peserta didik adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan
terhadap siswa mulai dari perencanaan penerimaan peserta didik sampai peserta didik menamatkan pendidikannya guna mencapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien.

B. Tujuan administrasi peserta didik


Secara umum, tujuan administrasi kesiswaan adalah mengatur kegiatan-kegiatan siswa agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses
belajar mengajar disekolah, lebih lanjut, proses belajar mengajar disekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan
kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Tujuan khusus administrasi kesiswaan adalah sebagai berikut ( Eka, 2007 : 9 ).
1. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan psikomotor peserta didik.
2. Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat peserta didik.
3. Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.
4. Dengan terpenuhinya hal tersebut diharapkan peserta didik dapat mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat
belajar dengan baik dan tercapai cita-cita mereka’.
Sedangkan tujuan administrasi peserta didik menurut McKnow ( dalam Asnawir, (2005 : 168) ) yaitu :
1. Membantu semua peserta didik belajar bagaimana menggunakan waktu luang mereka secara lebih bijaksana.
2. Membantu semua peserta didik meningkatkan dan memanfaatkan secara membangun dalam bakat dan ketrampilan unik yang mereka miliki.
3. Membantu semua peserta didik mengembangkan minat, bakat dan ketrampilan kreasi baru.
4. Membantu semua peserta didik mengembangkan sikap yang lebih positif terhadap nilai kegiatan yang kreatif.
5. Membantu semua peserta didik meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mereka dalam fungsinya sebagai pemimpin atau anggota
kelompok.
6. Membantu semua peserta didik mengembangkan sikap yang lebih realistis dan positif terhadap dirinnya sendiri dan orang lain.
7. Membantu semua peserta didik mengembangkan sikap yang lebih positif terhadap sekolah, sebagai hasil partisipasi dalam program kegiatan
peserta didik.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tujuan adanya administrasi peserta didik dalam pendidikan adalah secara umum adalah untuk
mengatur semua kegiatan yang berkaitan peserta didik agar proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien sehingga tujuan
pendidikan dapat tercapai dengan maksimal.
Sedangkan tujuan secara khusus adalah membantu peserta didik meningkatkan dan mengembangkan sikap, pengetahuan, kdemampuan, dan
keterampilan terhadap sesuatu hal, membantu peserta didik mengembangkan minat, bakat sesuai kebutuhannya, membantu peserta didik
mengembangkan sikap positif dan realistis, membantu peserta didik menggunakan waktu luangnya, dan membantu peserta didik untuk
memperoleh kebahagiaan dan kesejahteraan hidupnya dengan tercapainya dan terselesaikannya pendidikaanya dengan maksimal.

C. Proses administrasi peserta didik.


Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka administrasi peserta didik dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu kegiatan administrasi pada awal tahun
pelajaran, administrasi selama tahun pelajaran dan administrasi akhir tahun pelajaran.
1. Kegiatan awal tahun pelajaran.
Kegiatan awal tahun pelajaran yang dilaksanakan setiap sekolah adalah melaksanakan penerimaan murid baru. Penerimaan murid adalah
proses seleksi dan pencatatan murid yang memasuki sekolah tertentu setelah memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh sekolah
itu. Kegiatan-kegiatan dalam penerimaan murid baru ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan yaitu :
a. Penetapan daya tampung.
Penetapan daya tampung dimaksudkan untuk mengetahui banyak murid yang akan diterima sesuai dengan kemampuan sekolah. Penetapan
daya tampung dilakukan dengan antara lain mempertimbangkan jumlah ruangan/kelas, meja dan kursi yang tersedia serta murid yang tinggal
dikelas.
b. Penetapan syarat-syarat murid baru.
Sekolah biasanya menetapkan persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon murid sebelum calaon murid itu mendaftarkan diri disekolah yang
dimaksud. Persyaratan utama untuk memasuki sekolah dasar adalah umur. Calon murid harus berumur enam tahun untuk dapat diterima di sd.
Akan tetapi sekolah masih harus mendahulukan calon murid yang lebih dari dari enam tahun, jika itu masih ada. Sesuai dengan peraturan
wajib belajar, semua anak yang telah memenuhi syarat umur, seharusnya dapat ditampung disekolah dasar.
c. Pembentukan panitia/petugas penerimaan murid baru.
Beberapa tugas yang dilaksanakan oleh panitia penerimaan murid baru ini adalah:
1) Menerima pendaftaran calon murid baru. Kemudian membuat daftar calon siswa baru. Format ini untuk merangkum data pendaftaran siswa
baru. Data yang terkumpul dalam ini digunakan untuk mengambil keputusan diterima atau tidaknya calon siswa di kelas i.
2) Melakukan seleksi terhadap calon murid.
3) Bersama-sama kepala sekolah mengumumkan hasil seleksi.
4) Mendaftar ulang para calon murid yang dinyatakan lulus seleksi.
5) Melaporkan pertanggung jawaban pelaksanaan penerimaan murid baru kepada kepala sekolah.
6) Membuat daftar siswa baru kelas i. Siswa yang diterima dimasukkan di format ini dan dilaporkan kepada cabdindik kecamatan sebagai bahan
pertimbangan menganalisis daya tampung sekolah-sekolah diwilayahnya dan untuk menghitung jumlah format buku laporan penilaian (rapor).
2. Selama tahun pelajaran.
Kegiatan/langkah lebih lanjut setelah murid diterima di sekolah adalah membina murid tersebut sehingga berkembang kemampuannya secara
maksimal sesuai dengan tujuan sekolah. Pembinaan murid dilakukan agar murid mengenal lingkungan tempat belajar mereka, dan dapat
menyesuaikan diri dengan tuntunan sekolah. Dengan pemahaman terhadap lingkungan itu diharapkan dapat tercipta suatu keadaan di mana
murid lebih tertib dan lebih mementingkan tugas-tugas belajarnya, dibandingkan dengan kegiatan pribadi lainnya di sekolah. Beberapa hal
yang dapat dilakukan dalam rangka pembinaan murid ini adalah :
a. Orientasi untuk murid baru.
Kegiatan-kegiatan yang diberikan dalam masa orientasi adalah :
1) Perkenalan.
Semua murid baru diperkenalkan kepada kepala sekolah, guru kelas, guru-guru dan staf sekolah lainnya serta kakak-kakak kelas mereka. Guru
kelas perlu menciptakan situasi sehingga murid baru saling mengenal satu dengan yang lainnya.
2) Penjelasan tata tertib sekolah.
Penjelasan tata tertib sekolah dilakukan pada awal pendidikan atau tahun ajaran. Hal ini penting untuk diperhatikan karena tatatertib sekolah
adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk membentuk sikap dan disiplin murid.
3) Penjelasan tentang fasilitas sekolah.
Penjelasan tentang fasilitas yang dimiliki oleh sekolah dimaksudkan agar murid mengetahui kegunaan dan aturan yang ditaati dalam
memanfaatkan fasilitas tersebut. Fasilitas yang penting untuk diinformasikan kepada murid di antaranya adalah : perpustakaan, alat-alat uks,
alat-alat olahraga dan alat-alat yang dapat digunakan untuk memupuk kreatifitas murid di bidang kesenian.
b. Peraturan kehadiran murid.
Rajin dan tidaknya murid dapat diketahui dengan melihat hasil pencatatan kehadiran mereka setiap hari. Kerajinan murid dapat digunakan
untuk bahan pertimbangan penilaian dan atau kenaikan kelas murid. Oleh karena itu laporan kehadiran murid di sekolah dasar mutlak
diperlukan. Kepala sekolah dan guru kelas bersama-sama memikul tanggung jawab dalam hal mengurus administrasi kesiswaan khususnya
dalam menghimpun, mencatat, dan memelihara data atau informasi mengenai seluruh aspek perkembangan siswa. Beberapa alat yang dapat
digunakan untuk melakukan pencatatan kehadiran murid ini di antaranya adalah :
1) Papan absensi harian murid.
Papan absensi harian murid per kelas berukuran 30 cm x 50 cm ditempelkan pada masing-masing dinding kelas dan diisi oleh guru kelas.
Papan itu diisi nama siswa yang tidak masuk hari itu secara berurutan lengkap dengan alasannya. Hal ini dimaksudkan agar para murid dan
guru dengan cepat mengetahui dan mengingat murid yang tidak dapat belajar pada hari yang dimaksud.
2) Buku absensi harian murid.
Buku ini dimiliki oleh semua guru kelas. Data ini dapat mereka gunakan untuk bahan pertimbangan laporan kemajuan belajar murid. Contoh
buku absensi ini dapat dilihat pada lampiran.
3) Buku rekapitulasi absensi harian murid sekolah.
Buku absensi ini merupakan rekapitulasi papan absensi siswa tiap kelas, buku ini berada di ruang kepala sekolah.
4) Papan rekapitulasi absensi harian murid sekolah.
Papan absensi harian murid sekolah diletakkan dikantor kepala sekolah. Papan absensi ini merupakan rekapitulasi papan absensi harian murid
tiap kelas. Contoh papan absensi ini dapat dilihat pada lampiran.
c. Promosi dan mutasi murid.
Promosi atau kenaikan kelas adalah perpindahan siswa dari suatu kelas ke kelas lainnya yang lebih tinggi setelah memenuhi persyaratan-
persyaratan tertentu. Promosi/kenaikan kelas dilaksanakan dengan berpedoman kepada norma-norma kenaikan kelas yang ditetapkan bersama
antara semua guru dan kepala sekolah dalam rapat kenaikan kelas. Keputusan kenaikan kelas ini hendaknya diambil dari landasan yang
mewakili sosok siswa secara utuh, baik ditinjau dari ranah kognitif, afektif, maupun psikomotornya.
Promosi harus dilaksanakan dengan sangat hati-hati dalam arti harus dipertimbangkan beberapa prinsip dasar yang periling, yaitu bahwa:
1) Promosi harus dilaksanakan atas dasar pertimbangan keadaan siswa secara pribadi.
2) Promosi harus mempertimbangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang dicapai oleh siswa.
3) Promosi harus mempertimbangkan laju perkembangan prestasi yang dicapai siswa.
4) Promosi harus mempertimbangkan mata pelajaran-mata pelajaran yang akan ditempuh siswa di kelas yang lebih tinggi.
d. Mutasi.
Mutasi merupakan perpindahan siswa dari satu sekolah ke sekolah lainnya karena alasan-alasan tertentu. Mutasi adalah hak setiap siswa, oleh
karena itu sekolah harus dapat memberi kesempatan kepada siswanya yang akan menggunakan haknya itu. Mutasi harus dilakukan melalui
prosedur tertentu dan dicatat oleh kedua sekolah, sekolah asal dan sekolah tujuan.
e. Tata tertib sekolah.
Tata tertib sekolah merupakan salah satu alat yang dapat digunakan oleh kepala sekolah untuk melatih siswa agar dapat mempraktekkan
disiplin di sekolah. Disiplin sekolah dapat diberikan antara lain melalui ganjaran dan hukuman. Ganjaran adalah sesuatu yang bersifat
menyenangkan yang diterima siswa karena berprestasi, berusaha dengan balk atau bertingkah laku yang dapat dijadikan contoh bagi yang lam.
Sedangkan hukuman adalah sesuatu yang tidak menyenangkan yang harus diterima atau dikerjakan siswa karena mereka bertingkah laku yang
tidak pada tempatnya (carolyn, 1984). Kalau ganjaran diberikan untuk membuat siswa melakukan hal yang positif, maka hukuman diberikan
dengan maksud agar siswa jera atau tidak ingin berbuat lagi hal-hal yang negatif. Hukuman diberikan kepada siswa dalam batas-batas yang
wajar, sehingga misi mendidik siswa tercapai.

f. Ganjaran dan hukuman.


Ganjaran adalah imbalan yang menyenangkan yang diterima murid karena prestasinya dalam berusaha untuk mengerjakan sesuatu. Hukuman
adalah imbalan yang tidak menyenangkan yang harus diterima murid akibat tingkah laku mereka dinilai sekolah tidak pada tempatnya.
3. Akhir Tahun Pelajaran.
Adapun kegiatan pada akhir tahun adalah pelaksanaan Ujian Nasional dan Ujian Akhir Semester. Administrasi yang dilakukan berhubungan
dengan kegiatan tersebut diantaranya :
a. Pelaksanaan Ujian Nasional .
b. Kenaikan Kelas.

D. Instrumen administrasi peserta didik (manual & elektronik).


Untuk mempermudah dan memperlancar jalannya administrasi kesiswaan maka perlu ditunjang oleh berbagai instrumen atau alat kelengkapan
yang diperlukan. Instrumen yang dimaksud antara lain breupa buku-buku, format-format yang digunakan untuk merekam semua data dan
informasi yang berkenaan dengan siswa. Adapun instrumen-instrumen yang dimaksud antara lain :
1. Buku induk.
Buku induk merupakan buku pokok, karena didalamnya memuat semua informasi yang dianggap lengkap mengenai keadaan siswa. Informasi
tersebut dapat meliputi identitas pribadi siswa sampai pada informasi mengenai nilai-nilai hasil belajar yang diperoleh siswa selama belajar di
sekolah yang bersangkutan. Buku induk ini sangat penting dimiliki oleh setiap sekolah karena melalui buku induk ini akan dapat diketahui
berapa jumlah siswa yang terdaftar, identitas siswa secara lengkap.
2. Buku klaper
Buku ini berfungsi untuk membantu buku induk memuat data murid yang penting-penting. Pengisiannnya dapat diambil dari buku induk tetapi
tidak selengkap buku induk itu. Daftar nilai juga tercatat. Kegunaan utama buku klaper adalah untuk memudahkan mencari data murid,
apalagi belum diketahui nomor induknya. Hal ini mudah ditemukan dalam buku klaper karena nama murid disusun menurut abjad.
3. Buku /daftar keadaan siswa
Buku ini menggambarkan keadaan jumlah keseluruhan siswa di sekolah. Biasanya gambaran keadaan siswa di suatu sekolah akan terus
teridentifikasi setiap bulannya.
4. Daftar hadir siswa
Daftar hadir siswa ini dibuat untuk mengendalikan keaktifan siswa mengikuti kegiatan di sekolah.
5. File penyimpan berkas siswa
Berkas-berkas yang sifatnya terlepas-lepas perlu diarsipkan dengan baik oleh sekolah, misalnya foto copy sttb, akte kelahiran, surat
keterangan pindah dan sebagainya. Semua berkas itu sebaiknya dibundelkan menurut kelompok masing-masing, sehingga berkas itu akan
mudah ditemukan bila diperlukan.
Menurut arikunto (1988), catatan tentang data siswa di sekolah dibedakan atas dua jenis yaitu :
a. Catatan data siswa untuk sekolah, yang meliputi: buku induk, buku kleper, catatan tata tertib sekolah, yaitu kumpulan semua peraturan
(bersifat umum dan khusus, ada yang dari pemerintah dan ada dari produk sekolah itu sendiri).
b. Catatan siswa untuk masing-masing kelas yaitu: buku kelas yang merupakan cuplikan dari buku induk, buku presensi kelas, buku catatan
bimbingan dan konseling, buku catatan prestasi murid, yang meliputi buku daftar nilai dan buku lagger, buku rapar dan buku mutasi.

E. Peran guru dalam administrasi peserta didik.


Diantara peranan guru dalam pengelolaan murid diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Guru dapat dilibatkan dalam penerimaan murid baru, dengan menunjuk mereka sebagai panitia penerimaan yang dapat melaksanakan tugas-
tugas teknis mulai dari pencatatan penerimaan sampai dengan pelaporan pelaksanaan tugas.
2. Peranan yang besar dalam masa orientasi dipegang oleh guru kelas satu, disamping kepala sekolah. Tugas guru adalah membuat murid dapat
lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Peranan guru dalam hal ini sangat penting, karena kekeliruan dalam orientasi dapat .
3. Untuk pengaturan kehadiran murid di kelas, guru pun mempunyai andil yang besar.
4. Guru harus mampu menciptakan suasana yang mendorong timbulnya motivasi murid untuk senantiasa berprestasi tinggi.
5. Guru juga harus berperanan besar dalam menciptakan disiplin sekolah atau kelas yang baik, karena di sekolah merupakan masa pembentukan
disiplin yang sangat menentukan untuk masa selanjutnya. Untuk membuat murid disiplin, guru diharapkan mampu menjadi contoh atau
panutan bagi murid-muridnya.
D. Konsep, proses, peranan guru dalam administrasi keuangan,husemas, layanan khusus dan ketatausahaan sekolah
1. Konsep , proses, peranan guru dalam administrasi keuangan

A. Pengertian administrasi keuangan


Manajemen yang mengatur uang yang mengelola dana yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam mengurus keuangan yang
disebut dengan keuangan. Pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban, dan pelaporan yang dilkukan oleh ketatausahaan keuangan
maka mnajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian saktifitas mengatur keuangan sekolah yang dimulai fari perencanaan,
pelaporan pembukuan, pembelajaran, pengawasan dan pertanggung jawaban keuangan di sekolah( Depdiknas (2000)). Substansi manjemen
sekolah yang aan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan sekolah yang disebut dengan manajemen keuangan. Kegiatan keuangan
dilakukan dengan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pengendalian dan mengkoordinasikan.
B. Proses administrasi keuangan
Proses administrasi keungan dilakukan dengan:
1. Penyusunan RPS( rencana pengembangan sekolah)
RPS ini adalah suatu hal yang sangat penting

dan harus ada disetiap sekolah karena rps ini dijadikan sebagi pedoman baik secara terus menerus maupun tidak, dengan tujuan agar kurangnya resiko
dan mempermudah untuk kegiatan kedepannya Yang harus ada pada penyusunan RPS adalah:
a. Dalam lingkungan yang berada disekolah
harus bisa menyesuaikan
b. Dapat dijangkau dengan situasi pendidikan
c. Pendidikan sangat berguna untuk masa depan
d. Menata kesenjagan butir 2 dan 3
e. Mempersiapkan rencana
f. Adanya kegiatan untuk mengurus kegiatan
dimasa tahunan
g. Melakukan pengawasan
2. Penyusunan RKAS
RKAS adalah dokumen anggaran sekolah resmi yang telah dosetuji oleh pihak sekolah serta disahkan oleh dinas pendidikan. RKAS ini berlaku untuk
masa satu tahun ajaran yang terdapat anggaran belanja yang tercantum dalam RKAS.
3.Tanggung jawab
Tanggung jawab sangat diperlukan yang dapat berupa tanggung jawab terhadap sekolah, pemerintah, masyarakat, guru, yang ikurt serta dalam hal
yang berkaitan dengan sekolah.
C. Pemeriksaan dan pelaporan
1. Memeriksa keuangan
dilakukan dengan penelitian pada administrasi yang telah ditetapkan dalam suatu anggaran, pemeriksaan dapat dilakukan secara satu kalindalam satu
minggu maupun satu bulan agar dalam penghitungan tidak rumit.
2. Pelaporan dan pertanggung jawab keuangan sekolah
Yaitu bertanggung jawab pada guru, sekolah, masyarakat, komite sekolah dan lainnya (Rebore dan Rebore dalam Narhizrah.2013:185) Jadi pelaporan
dan pertanggung jawaban sangat penting, jika tidak pelaopran maka semuanya kan tidak terlaksana dengan baik dan akan terbangkalai.
D. Peran guru dalam administrasi keuangan sekolah
Guru memiliki perannya masing-masing yang berbeda namun harus memiliki peran berikut ini Sebago syarat terpenting Diantaranya:
1. Rincian dana dalam bentuk file
2. Membuat laporan
3. Membuat biaya keluaran dan masukan baik
awal maupun akhir
4. Pembagian gaji
5. Penetoran pajak ppn dan pph
6. Membuat peraturan tentang arsip peraturan
Sekolah.
2. Konsep, proses peranan guru dalam husemas

A. Pengertian Administrasi Hubungan Sekolah dan Masyarakat


Husemas adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta
kegiatan pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama masyarakat dalam peningkatan dan pengembangan sekolah. Administrasi hubungan
sekolah dengan masyarakat merupakan seluruh proses kegiatan yangdirencanakan, diusahakan serta bersungguh-sungguh dalam pembinaaan
secara kontinu untuk mendapatkan simpati dari masyarakat pada umumnya serta dari publiknya pada khususnya, sehingga kegiatan operasional
sekolah atau pendidikan semakin efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. (Ary H Gunawan,
1996 :186).

Definisi diatas mengandung beberapa element penting, sebagai berikut:


1. Adanya kepentingan yang sama antara sekolah dan masyarakat.
2. Untuk memenuhi harapan masyarakat itu, masyarakat perlu berperan serta dalam pengembangan sekolah.
3. Untuk meningkatkan peran serta itu diperlukan kerjasama yang baik, melalui komunikasi dua arah yang efisien.
B. Prinsip dan Teknik Administrasi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan hubungansekolah dan masyarakat,antara lain:
a. Integrity
Prinsip ini mengandung makna bahwa semua kegiatan hubungan sekolah dan masyarakat harus terpadu. Artinya informasi yang disampaikan antar
keduanya harus informasi yang terpadu baik mengenai masalah akademik maupun non akademik. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan
penilaian dan kepercayan antar keduanya.
b. Continuity
Prinsip ini menjelaskan bahwa hubungan ini harus dilakukan secara terus menerus, hal ini dilakukan agar masyarakat mengetahui perkembangan
sekolah.
c. Simplicity
Prinsip menghendaki agar dalam proses hubungan sekolah dan masayarakat ini dapat menyederhanakan berbagai informasi yang disajikan kepada
masyarakat sesuai dengan kondisi dan karakteristik masyarakat.
d. Coverage
Kegiatan pemberian informasi secara menyeluruh dan mencakup semua asfek, faktor atau subtansi yang perlu disampaikan dan perlu diketahui
masyarakat. Prinsip ini juga mengandung makna bahwa segala informasi hendaknya:
1. Lengkap
Artinya tidak satu informasipun yang harus ditutupi atau disimpan, padahal masyarakat atau orang tua murid mempunyai hak untuk mengetahui
keberadaan dan kemajuan sekolah
dimana anaknya belajar. Oleh sebab itu informasi kemajuan sekolah, masalah yang dihadapi sekolah serta prestasi yang dapat dicapai sekolah harus
dinformasikan kepada masyarakat.
2. Akurat
Artinya informasi yang diberikan memang tepat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dalam kaitannya ini juga berarti bahwa informasi yang
diberikan jangan dibuat-buat atau informasi yang obyektif.
3. Up to date
Berarti informasi yang diberikan adalah informasi perkembangan, kemajuan, masalah dan prestasi sekolah terakhir.
e. Constructiveness
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya konstruktif dalam arti sekolah memberikan informasi yang membangun
pemahaman/pengetahuan masyarakat terhadapprogram pengembangan sekolah.
f. Adaptability
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya disesuaikan dengan keadaan di dalam lingkungan masyarakat setempat. (Sagala, 2008)
Ada sejumlah teknik yangkiranya dapat diterapkan lembaga pendidikan, teknik-teknik tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu teknik
tertulis, teknik lisan, dan teknik peragaan, teknik elektronik.
a. Teknik Tertulis
Hubungan antara sekolah dan masyarakat dapat dilakukan secara tertulis, cara tertulis yang dapat digunakan meliputi:
1. Buku kecil pada permulaan tahun ajaran Buku kecil pada permulaan tahun ajaran baru ini isinya dijelaskan tentang tata tertib, syarat-syarat masuk,
hari-hari libur, hari-hari efektif. Kemudian buku kecil ini dibagikan kepada orang tua murid, hal ini biasanya dilaksanakan di taman kanak-kanak
(TK).
2. Pamflet
Pamflet merupakan selebaran yang biasanya berisi tentang sejarah lembaga pendidikan tersebut, staf pengajar, fasilitas yang tersedia, dan kegiatan
belajar. Pamflet ini selain di bagikan ke wali murid juga bias di sebarkan ke masyarakat umum, selain untuk menumbuhkan pengertian masyarakat
juga sekaligus untuk promosi lembaga.
3. Berita kegiatan murid
Berita ini dapat dibuat sederhana mungkin pada selebaran kertas yang berisi informasi singkat tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah
atu pesantren. Dengan membacanya orang tua murid mengetahui apa yang terjadi di lembaga pendidikan tersebut, khususnya kegiatan yang dilakukan
murid.
4. Catatan berita gembira
Teknik ini sebenarnya mirip dengan berita kegiatan murid, keduanya sama-sama ditulis dan disebarkan ke orang tua.Hanya saja catatan beritagembira
ini berisi tentang keberhasilan seorang murid.Berita tersebut ditulis di selebaran kertas dan disampaikan kepada wali murid atau bahkan disebarkan ke
masyarakat.
5. Buku kecil tentang cara membimbing anak Dalam rangka menciptakan hubungan yang harmonis dengan orang tua, kepala sekolah atau guru dapat
membuat sebuah buku kecil yang sederhana yang berisi tentang cara membimbing anak yang efektif, kemudian buku tersebut diberikan kepada orang
tua murid.
b. Teknik Lisan Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat juga dilakukan secara lisan, cara lisan yang dapat digunakan meliputi:
1. Kunjungan rumah
Dalam rangka mengadakan hubungan dengan masyarakat, pihak sekolah dapat mengadakan kunjungan ke rumah wali murid, warga atupun tokoh
masyarakat. Melalui kunjungan rumah ini guru akan mengetahui masalah anak dirumahnya. Apabila setiap anak diketahui problemnya secara
totalitas, maka program pendidikan akan lebih mudah direncanakan untuk disesuaikan dengan minatnya.
2. Mengundang orang tua
Selain mengadakan kunjungan ke rumah, pihak sekolah sesekali juga mengundang orang tua murid datang ke sekolah.Setelah datang, mereka diberi
penjelasan tentang perkembangan pendidikan di lembaga tersebut. Mereka juga perlu diberi penjelasan khusus tentang perkembangan pendidikan
anaknya.
3. Pertemuan
Dengan teknik ini berarti sekolah mengundang masyarakat dalam acara pertemuan khusus untuk membicarakan masalah atau hambatan yang dihadapi
sekolah. Pertemuan ini sebaiknya diadakan pada waktu tertentu yang dapat dihadiri oleh semua pihak yang diundang. Sebelum pertemuan dimulai
acaranya disusun terlebih dahulu. Oleh karena itu, setiap akan mengadakan pertemuan sebaiknya dibentuk panitia penyelenggara.
c. Teknik Peragaan
Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat dilakukan dengan cara mengundang masyarakat melihat peragaan yang diselenggarakan sekolah.
Peragaan yang diselenggarakan biasanya berupa pameran keberhasilan murid. Misalkan di TK menampilkan anak-anak bernyanyi, membaca puisi
dan menari. Pada kesempatan itu kepala sekolah atau guru TK tersebut dapat menyampaikan program-program peningkatan mutu pendidikan dan
juga masalah atau hambatan yang dihadapi dalam merealisasikan program-program itu.
d. Teknik Elektronik
Seiring dengan perkembangan teknologi elektronik maka dalam mengakrabkan sekolah dengan orang tua murid dan masyarakat pihak sekolah dapat
menggunakan sarana elektronik, misalkan dengan telpon, televisi, ataupun radio, sekaligus sebagai sarana untuk promosi pendidikan. Kerjasama ynag
dilakukan antara sekolah dengan masyarakat melalui komite sekolah untuk menunjang proses pembelajaran yang baik di dunia pendidikan. Namun
tetap harus ada batasan jangan sampai komite terlalu mengintervensi sekolah. Tetap saja komite tidak bisa menjadi raja di sekolah, kepala sekolah
tetap memiliki kekuasaan tertinggi di sekolah. Contohnya kita ingin membangun musholla di sekolah, maka kita minta perhatian masyarakat untuk
mendukung program tersebut, jangan sampai mengemis, karena ini merupakan program sekolah yang juga bermanfaat bagi anak-anak mereka di
sekolah.
C. Proses Administrasi Husemas (Penyusunan Program,
Pelaksanaan, Pengawasan)
1. Penyusunan program
Penyusunan program husemas memperhatikan dana yang tersedia, ciri masyarakat, daerah jangkauan, sarana atau media, dan teknik yang akan
dilaksanakan dalam mengadakan hubungan dengan masyarakat. Jika perencanaan tidak memperhatikan hal-hal tersebut, dikhawatirkan kegiatan
tersebut tidak akan mencapai sasaran yang di inginkan.
2. Pelaksanaan/ pengorganisasian
Pada dasarnya semua komponen sekolah dan pelaksanaan husemas. Oleh karena itu, tugas-tugas mereka perlu dipahami dan ditata, sehingga
penyelenggarahusemas dapat berjalan efektif dan efisien. Dalam pelaksanaan husemas perlu diperhatikan koordinasi antara berbagai bagian dan
kegiatan, dan di dalam penggunaan waktu perlu adanya sinkronisasi.
3. PengawasaN Pengawasan pada administrasi hubungan sekolah dan masyarakat dapat berupa evaluasi. Husemas dapat dievaluasi melalui dua
kriteria, yaitu: (a) efektifitas, yaitu sejauh apa tujuan tercapai, dan (b) efisiensi, yaitu mengenai sumber dan potensi dengan baik.
D. Peran Personil Sekolah dalam Administrasi Husemas
Guru merupakan kunci penting dalam kegiatan husemas di sekolah menengah. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam kegiatan husemas
itu, yaitu
1. Membantu sekolah dalam melaksanakan teknikteknik husemas. Meskipun kepala sekolah orang kunci dalam pengelolaan husemas, akan tetapi
kepala sekolah tidak mungkin melaksanakan program husemas tanpa bantuan guru-guru. Guruguru dapat ditugasi kepala sekolah melaksanakanhal-
hal yang berkaitan dengan husemas, disesuaikan dengan jenis dan bentuk kegiatan yang ada.
2. Membuat dirinya lebih baik lagi dalam bermasyarakat. Guru adalah tokoh milik bagi masyarakat, tingkah laku yang dilakukan guru disekolah dan
di masyarakat menjadi sesuatu yang sangat penting karena guru menjadi panutan di masyarakat.
3. Dalam melaksanakan semua itu guru harus melaksanakan kode etiknya. Kode etik guru merupakan aturan atau rambu-rambu yang perlu diikuti dan
tidak boleh dilanggar oleh guru. Kode etik mengatur guru menjadi manusia terpuji di masyarakat karena kode etik merupakan cerminan kehendak
masyarakat terhadap guru, maka menjadi kewajiban guru untuk melaksanakan dan mengikutinya. (kode etik guru) (Afriansyah, 2019).

3. Konsep ,proses, peranan dalam layanan khusus dan ketatausahaan sekolah

A. Administrasi ketatausahaan
Pengertian
1. Pengertian Administrasi
Menurut Musanef dalam bukunya Manajemen Kepegawaian di Indonesia,
mengemukakan bahwa Administrasi adalah kegiatan sekelompok manusia melalui tahapan-
tahapan yang teratur dan dipimpin secara efektif dan efisien dengan menggunakan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan agar dapat dicapai tujuan yang diinginkan.
2. Pengertian Tata Usaha
Menurut The Liang Gie dalam bukunya Administrasi Perkantoran Modern memberikan
pengertian tata usaha yaitu suatu rangkaian aktivitas menghimpun, mencatat, mengelola,
mengadakan, mengirim, dan menyimpan keterangan- keterangan yang diperlukan dalam setiap
usaha kerja sama.
The Liang Gie (1998;16) merumuskan pengertian tatausaha sebagai “segenap rangkaian
aktivitas menghimpun, mencatat, mengolah, mengganda, menggirim, dan menyimpan
keterangan-keterangan yang diperlukan dalam setiap organisasi”.
Dalam buku dasar-dasar administrasi pendidikan yang di susun oleh staf pengajar FIP
IKIP Padang (1986;61) dikemukakan bahwa “administrasi ketatausahaan meliputi segenap
kegiatan mulai dari pembuatan, pengelolaan, penataan sampai dengan penyimpanan semua
bahan keterangan yang diperlukan oleh organisasi”
Berdasarkan pengertian diatas, bahwa pola perbuatan dalam kegiatan ketatausahan
meliputi:
Menghimpun segala keterangan yang di perlukan.
Mencatat berbagai keterangan baik dalam bentuk tulisan ataupun dalam audio visual secara
manual maupun elektronik sehingga dapat dibaca, dikirim, dan disimpan.
Mengolah berbagai keterangan-keterangan yang telah dihimpun untuk dapat ddisajikan sebagai
informasi.
Mengadakan berbagai keterangan untuk didistribusikan maupun pendokumentasian
Mengirim berbagai keteranagan- keterangan untuk di pergunakan pihak lain
Menyimpan berbagai keterangan untuk di pergunakan pada suatu saat
Kegiatan
Menurut The Liang Gie (1998;16)
Ciri utama kegiatan tatausaha adalan bersifat pelayanan, merebes kesegenap bagiab
dalam organisasi dan di laksanakan oleh semua pihak dalam organisasi. Artinya kegiatan
tatausaha di lakukan untuk memudahkan atau meringankan kegiatan yang bersifat operasional
pada suatu organisasi. Kegiatan tatausaha tidak mendatangi ke untungan sebagaimana kegiatan
operasonal. Kegitan pelayanan tata usaha merupakan kegiatan yang ikut menunjang
terlaksananya kegiatan operasinal dengan baik.

Ciri kedua adalah tatausaha menundang, artinya bahwa kegiatan usaha berlangsung
dalam keseluruhan bagian organisasi, pada organinsasi induk maupun organisasi cabang, dalam
kantor maupun luar kantor, pada tingkat menejer hingga tingkat pekerja lapangan.
Dikemukakan oleh The Liang Gie (1998) kegiatan tatausaha mempunyai peranan pokok, yaitu:
 Melayani pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan operatif untuk mencapai tujuan organisasi
 Menyediakan keterangan-keterangan bagi pimpinan organisasi untuk membuat keputusan
atau melakukan tindakan yang tepat
 Membantu kelancaran perkembangan organisasi sebagai suatu keseluruhan
Implikasinya di dunia pendidikan peran melayani peksanaan pekerjaan-pekerjaan
operatif untuk mencapai tujuan organinsasi, diataranya : penyedian informasi siswa yang dapat
berguna bagi guru untuk melaksanakan proses belajar mengajar di kelas dengan baik.
Informasi siswa yang mengalami masalah untuk di lakukan bimbingan dan konseling,
serta guru yang mengalami masalah pelaksanaan pengajaran untuk di lakuakn sepervisi
pengajaran oleh kepla sekolah. Peran tatausaha dalam menyediakan keterangan-keterangan bagi
pemimpin organisasi untuk membuat keputusan atau melakukan tindakan yang tepat. Tugas-
tugas ketatausahaan guru dan kepala sebagian juga dibahas dalam bidang garapan administari
pendidikan yang lain
Pelayanan Kantor
Eksistensi kantor atau organisasi baik organisasi produk maupun jasa ditentukan oleh
kualitas layanan. Konsep layanan, dapat dikategorikan atas layanan intern dan layanan ekstern.
Layanan intern adalah layanan yang diberikan oleh personil organisasi kepada personil
lainnya, seperti: siswa dilayani oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar dan guru dilayani oleh
bendahara sekolah dalam hal penggajian.
Layanan ekstern adalah layanan terhadap masyarakat atau oaring yang tidak termasuk
angota organisasi. Layanan dapat dilakukan secara langsung melalui tatap muka atau melalui
suatu alat komunikasi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelayanan secara langsung adalah:
 Menghormati pelanggan
 Mengetahui maksud pelayanan
 Menyenangkan pelanggan
 Menghindari berbisik atau bersenda gurau dengan personil lain sehingga dapat
menimbulkan rasa kurang menyenangkan bagi pelanggan
 Hindarkan sikap yang menunjukkan “pemberian prioritas” kepada pelangan tertentu
 Lupakan persoalan pribadi pada saat melayani pelanggan sehingga dapat tercipta suasana
yang ramah
 Gunakan pakaian yang rapi
 Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam layanan melalui alat komunikasi adalah:
 Segeralah mengangkat gang telepon bila telepon berdering
 Siapkan peralatan untuk mencatat pesan
 Nyatakan nama kantor atau unit setelah mengangkat gang telepon atau telepon
tersambung
 Sebutlah nama penerima telepon untuk lanjutan pembicaraan
 Berusahalah mengidentifikasi penelepon bila penelepon tidak menyatakan identitasnya
 Pastikan alamat yang ingin dituju oleh penelepon
 Mintalah persetujuan pimpinan bila penelepon tidak menggemukakan masalah yang ingin
disampaikannya dan ingin berbicara dengan pimpinan
 Beri keterangan dengan alasan yang tidak rinci bila pimpinan tidak bersedia menerima
telepon atau sedang tidak berada dikantor
 Pastikan bahwa nama atau istilah ditulis dengan tepat
Pengelolaan surat
Pengertian surat
Menurut kepman dikbud nomor 091/U/1995 surat adalah suatu sarana komunikasi yang
di gunakan untuk menyampaikan informasi tertulus oleh suatu pihak kepada pihak lain.
Jenis-jenis surat
Surat menurut Jenisnya dibedakan atas 14 jenis;
 Surat dinas,
 Nota dinas,
 Memo,
 Surat pengantar,
 Surat kawat,
 Surat keputusan,
 Surat edaran,
 Surat undangan,
 Surat tugas,
 Surat kuasa,
 Surat pengumuman,
 Surat pernyataan,
 Surat keterangan,
 Berita acara
surat menurut Sifat dan derajat surat
 Surat sangat sahasia,
 Surat rahasia,
 Surat terbatas,
 Surat biasa.
Derajat surat dikelompokkan atas tiga derajat;
 Kilat,
 Segera,
 Biasa.
Pencantuman alamat surat
Alamat surat dicantumkan pada dua tempat yaitu : sampul dan surat. Alamat pada smapul
surat terdiri atas kata ‘’Kepada Yth : nama jabatan, unit kerja dan alamat lengkap. Di depan
nama jabatan dan atau gelar pada sampul surat dan surat tidak ti cantumkan penyapa seperti
Bapak, Ibu, Saudara /I
Kode surat
kode surat di bedakan atas empat kategori yaitu:
 Kode jabatan,
 Kode unit,
 Kode Perihal
Pemakaian Singkatan:
Singkatan penggunaan dan penulisannya dalam penandatanganan surat adalah a.n. (atas
nama) dipergunakan jika yang berwenang menadatangani surat menguasakan penandatanganan
surat kepada pejabat setingkat dibawahnya, dll
Cap Jabatan dan Cap DinasCap jabatan
Merupakan cap jabatan yang dipergunakan oleh pejabat tertentu untuk memenuhi ke
absahan suatu surat dalam melaksanakan tugas sesuai dengan jabatannya. Sedangkan cap dinas
merupakan cap atau stempel yang dipergunakan oleh setiap pejabat untuk memenuhi keabsahan
suatu surat pada unit oraganisasi, unik pelaksana teknis,pusat-pusat serta lembaga, biro di
lingkungan universitas / institut atau jurusan, bagian di lingkungan sekolah tinggi, akademik dan
politeknik.
Prosedur Pengrusan Surat
setiap organisasi harus ada komponen pengelolaan surat yang terdiri dari :
 Penerima Surat,
 Pengirim surat,
 Pencatat surat,
 Pengarah surat,
 Pengolah surat.
Pengelolaan Arsip
Arsip adalah naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga-negara atau swasta, dalam
membentuk dan corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok dalam rangka
pelaksanaan kegiatan lembaga tersebut.
Kegiatan pengelolaan arsip terdiri dari:
 Azaz penataan arsip,
 Azaz penataan arsip terdiri dari azaz sentralisasi, azaz desentralisasi dan
 azaz gabungan.
System penataan arsip,
1) Sistem penataan bersadarkan masalah.
2) Sistim penataan berdasarkan abjad
3) Sistim penataan berdasarkan tanggal.
4) Sistim penatan berdasakan nomor
5) Sistim penatan berdasakan wilayah
Prosedur penataan arsip,
 Penelitian arsip yang akan di smapaikan
 Pengelompokan arsip surat masuk dan arsip surat keluar.
 Meneliti kesesuain lampiran dan jumlah yang di sebutkan.
 Mengklasifikasikan arsip surat yang akan disimpan sesuai dengan pola arsip tersebut.
 Mengindeks arsip dengan cara memberikan ciri khas atau tanda suatu arsip atau dokemen
pada ujung kanan surat sebagai petunjuk dan tanda pengenal.
 Menyusun arsip sesuai dengan sistim penyimpanan menurut pola klasifikasi ke dalam
oeralatan yang tersedia.
Peralatan dalam penataan arsip,
 Filling cabinet
 Sekat petunjuk
 Tab
 Folder
 Kota ( box)
 Rak arsip

Peminjaman arsip,
Merupakan kegiatan menemukan kembali arsip yang telah di tata untuk siatu keperluan
tertentu, kegiata meminjam arsip dilakukan secara terkoordinasi dengan menggunakan formulir
lembar peminjaman arsip.
Penyusunan arsip,
Merupakan kegiatan mencegah kemungkinan hilangnya informasi yang terkandung di
dalam setiap arsip serta menjaga kerahasian dan ke utuhan arsip. Kegiatan pemeliharan arsip
melupiti tempat, peralatan, cara menangani arsip yang rusak dan pembuatan duplikat arsip secara
secara fotografis/microfilm atau rekaman data komputer
Pemeliharaan arsip
 Arsip yang rusak karena terbakar ditangani dengan membungkus arsip dengan kertas
halus selanjutnya di masukan kedalam korak.
 Arsip yang terkena air atau debu di bersihkan dengan kipas.
 Arsip yang terkena serangan atau cendawan dapat di tangani dengan melakukan finugasi
dan menghilangkan cedndawan dengan mengoleskan acetone.
 Arsip yang sobek dengan merekat kembali.
 Arsip yang terkena air dapat dilakukan dengan mengeluarkan arsip dari dalam air dan
menempatkannya padaketas kembang/penguap (blotting paper) pada ruangan yang kering
dan cukup udara.
Peranan Guru Dalam Administrasi Ketatausahaan
 Terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam memberi layanan
 Menghimpun, mencatat, mengolah, mnggandakan, mengirim, menyimpan dan
menemukan kembali berbagai keterangan yang berkenaan maupun yang menunjang
penyelenggaraan dan pendidikan disekolah.
 Membantu perkembangan lembaga persekolahan dengan memberikan masukan-masukan
yang bersifat inovatif dan kreatif dalam meningkatkan kualitas pelayannan sekolah, baik
secara ekternal maupun internal.
B. ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS
Layanan khusus adalah suatu usaha yang tidak secara langsung berkenaan dengan proses
belajar mengajar dikelas, tetapi secara khusus diberikan oleh pihak sekolah kepada para
siswanya agar mereka lebih optimal dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
Ada beberapa jenis layanan khusus,
 Layanan bimbingan dan konseling
 Layanan perpustakaan
 Layanan kantin atau kafetaria
 Layanan kesehatan
 Layanan transportasi sekolah
 Layanan asrama
 Layanan laboratorium
 Layanan koperasi
1) Perpustakaan sekolah
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola
sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama membantu sekolah untuk
mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendinikan pada umumnya.
a. Fungsi perpustakaan sekolah adalah:
 fungsi pendidikan
 fungsi informasi
 fungsi rekreasi
 fungsi penelitian
 fungsi penyaluran hobi
 fungsi penanaman rasa tanggung jawab
b. Pengelolaan bahan pustaka
Sebelum bahan pustaka dapat dipinjamkan kepada pengunjung bahan tersebut harus diolah
terlebih dahulu. Proses pengolahan bahan pustaka tersebut melalui tahap-tahap berikut:
 klasifikasi
 katalogisasi
 pemberian stempel
 pemberian nomor buku
 pengaturan buku dirak
c. Peranan guru dalam administrasi perpustakaan sekolah
 memperkenalkan buku-buku kepada siswa dan guru-guru
 memilih buku-buku dan bahan pustaka lainnya yang kan dibeli
 mempromosikan perpustakaan baik untuk pemakaian, maupun pembinaanya
 mengetahui jenis dan menguasai criteria-krikteria umum yang menentukan baik buruknya
susu koleksi
 mengusahakan agar siswa aktif membantu perkembangan perpustakaan
2) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Usaha kesehatan sekolah merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat yang pada gilirannya menghasilkan derajat kesehatan peserta didik yang optimal.
Usaha kesehatan sekolah tersebut bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah akan tetapi
tanggung jawab peserta didik dan masyarakat dimana sekolah itu berada.
a) tujuan kesehatan sekolah
 memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat serta
berpartisipasi aktif didalam usaha peningkatan kesehatan disekolah, dirumah tangga maupun
dilingkungan masyarakat.
 sehat dalam arti fisik mental maupun social
 memiliki daya khayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkotika,
obat dan bahan berbahaya, alcohol, rook, dan sebagainya.
b) Ruang lingkup usaha kesehatan sekolah
Ruang lingkup usaha kegiatan sekolah tercermin dalam tree program UKS yang dikenal
dengan istilah trias UKS yang meliputi:
 pendidikan kesehatan
 pelayanan kesehatan
 pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat, pembinaan lingkungan kehidupan
sekolah sehat dilaksanakan dalam rangka menjadikan sekolah sebagai institusi
pendidikan yang dapat menjamin berlangsungnya proses belajr mengajar.
c) Peran guru dalam UKS
 Memberikan pelajaran pendidikan kesehatan kepada siswa baik guru pendidik jasmani
maupun guru pendidik kelas.
 Melakukan pemeriksaan rutin terhadap siswa sekali seminggu.
 Melakukan pemeriksaan berkala sesuai dengan kartu menuju sehat sekali empat bulan,
3) labolatorium.
Labolatorium secara sederhana dapat diuraikan sebagai suatu tempat dimana dosen,
mahasiswa, guru, siswa, dan orang lain melaksanakan kegiatan kerja ilmiah seperti pratikum,
observasi, penelitian, demokrasi dan pembuatan model-model dalam rangka kegiatan belajar
mengajar.
I. jenis-jenis laboratorium
labolatorium dapat dibedakan atas berapa jenis’ jenis-jenis laboratorium tersebut
biasanya disesuaikan dengan bidang studi atau kelompok bidang studi tertentu. Jenis
laboratotium tersebut antra lain:
 menurut bidang studi misalnya: labolatorium kimia, fisika, pmp dan sebagainya
 menurut kelompok bidang studi misalnya : laboratorim IPS, IPA
 untuk bidang ilmu teknik labor dapat diartikan sebagai workshop/ bengkel kerja
II. Perencanaan penggunaan labor
Rencana penggunaan labor minimal meperhatikan hal-hal berikut:
 jenis labor yang akan digunakan
 siswa atau pihak yang akan menggunakan
 waktu yang tersedia
 peralatan yang ada
 jenis bidang studi
 topic yang akan dipelajari
secara lebih rinci langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam perencanaan
penggunaan labor adalah:
 menganalisis kurikulum secara keseluruhan
 penentuan bobot taksonomik pokok bahasab
 pengembangan desain intruksional
 pengembangan materi dan pokok bahasan
 menetapkan apakah seluruh bagian, satu atau dua materi pokok bahasan yang
memerlukan “ labotory work”
 peralatan yang akan digunakan
 penetapan langkah-langkah dalam pengajaran dengan memakai laboratorium.

E. Mensimulasikan pelaksanaan supervisi pendidikan

A.   Landasan yuridis Otoritas� Supervisi

Mutu pendidikan di Indonesia dari tahun ke tahun terus menjadi sorotan baik� dari kalangan akademisi maupun kalangan pemerhati
pendidikan. Sejak diberlakukannya Keputusan Menteri Pendidikan dan kebudayaan, RI. Nomor: 0134/1977, yang menyebutkan siapa saja yang
berhak disebut supervisor di sekolah, yaitu kepala sekolah, penilik sekolah untuk tingkat kecamatan, dan para pengawas di tingkat kabupaten/ Kota
dan di dalam PP Nomor 38/Tahun 1992, terdapat perubahan penggunaan istilah pengawas dan penilik. Istilah pengawas dikhususkan untuk
supervisor pendidikan di sekolah sedangkan penilik khusus untuk pendidikan luar sekolah.dan didalam� Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesai Nomor 097/U/2002 tentang Pedoman Pengawasan Pendidikan (Slameto, 2016).

Supervisi merupakan kegiatan yang kompleks, oleh karena itu harus dilakukan oleh orang-orang profesional. Di dalam pengetian tersebut
tergambar bahwa seorang supervisor harus orang yang memiliki jabatan resmi yang memiliki kewenangan atau otoritas dalam pengawasan.
Pengawasan dalam artian ini berarti orang yang diangkat oleh pemerintah untuk mengawasi satuan pendidikan atau lembaga pendidikan.
Supervisor/pengawas dalam hal ini berarti orang yang berada atau bertugas diluar satuan pendidikan yang mengawasi terhadap pelaksanaan proses
belajar- mengajar di sekolah. Pengawas ini melakukan fungsi dan tugasnya kepada orang-orang yang disupervisi mencakup kepala sekolah dan
guru-guru di sekolah (Slameto, 2016).

Unsur utama dari pelaksanaan supervisi pendidikan yaitu pembinaan yang dilakukan pengawas sekolah kepada semua guru di sekolah
binaannya tersebut. Melalui kegiatan supervisi, guru mendapatkan arahan, bimbingan dan pembinaan dari pengawas sekolah untuk berbagai
kendala yang dialami dalam melaksanakan tugasnya di sekolah (Messi et al., 2018).

B.   Peran Sumber� Otoritas pelaksanaan supervisi

1      Pelaksanaan Supervisi oleh Kepala sekolah

Menurut (Sabandi, 2013) perkembangan supervisi pendidikan berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
serta sosial ekonomi dan budaya masyarakat. Supervisi bergerak dari berbentuk inspeksi dimana otoritas lebih didominasi oleh supervisor,
berkembang dalam bentuk kolaborasi antara supervisor dan guru bersama berinisiatif dan bertanggungjawab dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran, serta menumbuhkan budaya belajar pada guru untuk selalu meningkatkan kompetensinya.� Wewenang supervisor adalah
melaksanakan koreksi, memperbaiki dan membina proses belajar mengajar bersama guru, sehingga proses itu mencapai hasil yang maksimal
(Sabandi, 2013).

Menurut Tim Dosen Administrasi Pendidikan (2014) proses supervisi merupakan rangkaian yang dilaksanakan ketika supervisi
dilaksanakan. Secara umum proses pelaksanaan supervisi dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
(Hendriawati, 2019).

a)    Perencanaan

Kegiatan perencanaan mengacu pada kegiatan identifikasi permasalahan, yaitu mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu disupervisi.
Identifikasi dilaksanakan dengan menganalisis kelebihan, kekurangan, peluang dan ancaman dari aspek kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru agar supervisi lebih efektif dan tepat sasaran. Langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan supervisi adalah
(1) mengumpulkan data melalui kunjungan kelas, pertemuan pribadi, rapat staf; (2) mengolah data dengan melakukan koreksi kebenaran
terhadap data yang dikumpulkan; (3) mengklasifikasi data sesuai dengan bidang permasalahan; (4) menarik kesimpulan tentang
permasalahan sasaran sesuai dengan keadaan yang sebenarnya; dan (5) menetapkan teknik yang tepat untuk memperbaiki atau meningkatkan
profesional guru.

b)    Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan merupakan kegiatan nyata yang dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan kemampuan guru. Kegiatan
pelaksanaan merupakan kegiatan pemberian bantuan dari supervisor kepada guru agar pelaksanaan supervisi dapat efektif sesuai dengan
perencanaan yang ditetapkan. Supervisi tidak berhenti pada selesainya pemberian bantuan dan terlaksananya teknik supervisi melainkan ada
follow up untuk melihat keberhasilan proses dan hasil pelaksanaan supervisi, sehingga kegiatan evaluasi perludilaksanakan.

c)    Evaluasi

Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan untuk menelaah keberhasilan proses dan hasil pelaksanaan supervisi. Evaluasi dilaksanakan
secara komprehensif. Sasaran evaluasi supervisi ditujukan kepada semua orang yang terlibat dalam proses pelaksanaan supervisi. Hasil dari
evaluasi supervisi akan dijadikan pedoman untuk menyusun program perencanaan berikutnya. Namun, banyak juga ahli supervisi yang
mengemukakan tiga langkah supervisi yaitu pertemuan pendahuluan, observasi guru yang sedang mengajar dan pertemuan balikan
(Kristiawan et al., 2019).

�Sebagai supervisor kepala sekolah harus juga memperhatikan prinsip-prinsip diantaranya :

1)      Hubungan konsultatif, kolegial, dan bukan hirarkhi.

2)      Dilaksanakan secara demokratis.

3)      Berpusat pada tenaga kependidikan (guru).

4)      Dilakukan berdasarkan kebutuhan tenaga kependidikan.

5)      Merupakan bantuan profesional dan dapat juga dilakukan secara efektif antara lain melakukan diskusi kelompok, kunjungan kelas atau
pembicaraan individual, dan simulasi pembelajaran (Amanda et al., 2017).

2      Pelaksanaan supervisi oleh Pengawas sekolah

Standar mutu pengawas yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Direktorat
Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional (Sudjana, 2006) bahwa pengawas sekolah berfungsi sebagai supervisor baik supervisor
akademik maupun supervisor manajerial. Sebagai supervisor akademik, pengawas sekolah berkewajiban untuk membantu kemampuan
profesional guru agar guru dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran. Sedangkan sebagai supervisor manajerial, pengawas berkewajiban
membantu kepala sekolah agar mencapai sekolah yang efektif (Slameto, 2016).

Supervisi termasuk� kegiatan yang kompleks,� dalam artian bahwa bahwa seorang supervisor harus orang yang memiliki jabatan resmi
yang memiliki kewenangan dan atau otoritas dalam pengawasan.� Menurut (Sagala 2010) dalam (Messi et al., 2018) mengatakan bahwa
pengawas sekolah merupakan tenaga kependidikan profesional yang diberi tanggung jawab, tugas, dan wewenang secara penuh oleh pejabat
yang berwenang untuk melakukan pembinaan dan pengawasan dalam bidang akademik maupun bidang manajerial (Messi et al., 2018).

Sebagai salah satu sumber otoritas pelaksanaan supervisi oleh pengawas sekolah maka pengawas/supervisor�� memegang peranan yang
sangat strategis dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Supervisi atau pembinaan tenaga pendidik oleh pengawas ini lebih menekankan
pada pembinaan profesioanalisme� yaitu pembinaan yang lebih ditujukan dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kemampuan
profesionalisme guru (Febriani, n.d.).

F. Pola kepemimpinan yang efektif pada satuan pendidikan

Peranan kepemimpinan

Tiap organisasi yang memerlukan kerja sama antar manusia menyadari, bahwa masalah yang utama ialah masalah kepemimpinan. Kepada masalah
ini perhatian belum cukup banyak dicurahkan.Kita melihat perkembangan dari kepemimpinan pra-ilmiah kepada kepernimpinan yang ilmiah.

Dalam tingkatan pra-ilmiah kepemimpinan itu disandarkan kepada pengalaman, intuisi dan kecakapan praktis.Kepemimpinan itu dipandang sebagai
pembawaan seseorang, sebagai anugerah Tuhan.Karena itu dicarilah orang yang mempunyai sifat-sifat istimewa yangdipandang sebagai syarat
suksesnya seorang pernimpin.

Dalam tingkatan ilmiah kepemimpinan itu dipandang sebagaisuatu fungsi, bukan sebagai kedudukan atau pembawaan pribadi seseorang. Maka
diadakanlah suatu analisa tentang unsur-unsur danfungsi yang dapat menjelaskan kepada kita, syarat-syarat apayang diperlukan agar pemimpin dapat
bekerja secara efektif dalam situasiyangberbeda-beda. Pandangan baru ini membawa perubahan besar.Cara bekerja dan sikap seorang pernimpin
dipelajari.Cara melatih pemimpin-pemimpin diubah.

Orang mempelajari lebih banyak aspek kehidupan dalam kelompok.Ada yang memusatkan perhatian terhadap hubungan insani dalam kelompok. Ada
pula yang memperhatikan organisasi kelompok, aspek perasaan atau emosi, struktur kekuasaan dan wibawa antar anggota, proses pengambilan
keputusan, pola komunikasi, fungsi pemimpin dan yang dipimpin.

Hasil berbagai penyelidikan menjelaskan, bahwa terdapat perubahan dalam konsepsi mengenai sifat kepemimpinan.Karena itumaka kepemimpinan
dipandang sebagai suatu fungsi, bukan sebagai suatu kedudukan atau kepribadian.Jarak antarapemimpin dan yang dipimpin makin dekat. Status
pemimpin dan yang dipimpin pada waktu dan kesempatan lain dapat berganti. Terbukti dalam banyak kesempatan dan situasi, bahwa kelompok dapat
bekerja dengan lebih efisien dan kooperatif, bila fungsi pimpinan terbagi antara banyak anggota.Setiap orang dapat menyumbangkan tenaga dan pi-
kiran sesuai dengan kernampuan masing-masing dalam mengejar citacita bersama.

Hasil penyelidikan yang lain ialah kesadaran, bahwa kelompok itu merupakan suatu organisasi yang tumbuh dan dinamis, yang memerlukan
pimpinan yang berbeda dalam setiap tingkat perkernbangannya. Setiap kelompok dalam permulaannya bagaikan seorang anak kecilyang memerlukan
bimbingan dari orang tuanya/pemimpin nya.Diperlukan bantuan untuk menetapkan tujuan, mengatur tugas pekerjaan mengkoordinasikan usaha tiap
anggota dan menghindarkan penyimpangan-pe nyimpangan.

Dalam tingkatan berikutnya, yaitu menjelang kedewasaan kelompok berada dalam situasi konflik antara hasrat untuk bebas merdeka dan rasa takut
akan kehilangan lindungan dari orang tua/pernimpin. Masa ini bertandakan tantangan-tantangan terhadap pernimpin.

Kelompok yang telah dewasa bekerja sebagai organisme yang merdeka dan terintegrasikan dengan baik.Kelompok menerima tanggung jawab,
masalah-masalah dihadapi dengan serius dan diselesaikan secara objektif.Diadakan pernbagian tugas yang merata sesuai dengan kecakapan
masing-masing dengan mempergunakan prosedur yang telah diterima bersama.Perhatian dialihkan dari kepentingan perseorangan/pribadi kepada
kepentingan bersama. Pemimpin yang baik akan menyadari perkernbangan ini dan akan giat berusaha untuk membantu kelompok mencapai
kedewasaannya. Pimpinan yang tidak menyadari proses pertumbuhan ini atau menolak untuk menyerahkan kekuasaan, wewenang, pengawasan dan
berusaha untuk mempertahankan kelompoknya dalam keadaan tidak dewasa yang menyandarkan diri pada pelindung. Pemimpin yang tidak mudah
memberikan kekuasaan kepada kelompoknya, akan sangat mengganggu perturnbuhan, dan tidak sanggup memberikan bantuan yang diperlukan.
Peranan baru bagipemimpin

Konsepsi baru tentang kepemimpinan melahirkan peranan baru yang harus dimainkan oleh seorang pemimpin.Titik berat beralih dari pemimpin
sebagai orang yang piembuat rencana, berpikir, dan mengambil tanggung jawab untuk kelompok serta memberikan arah kepada orang-orang lain,
kepada anggapan, bahwa pemimpin itu pada tingkatan pertama ialah pelatih dan koordinator bagi kelompok.

Fungsinya yang utama ialah membantu.kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja secara lebih efisien. Dalam peranannya sebagai pelatih
seorang pemimpin dapat memberikan bantuan-bantuan yang khas.

1. Pemimpin membantu akan terciptanya suatu iklim sosial yang baik. Kalau ia memandang dirinya sebagai seorang supervisor dan mulai
“merajai” anggota-anggota yang lain, maka ia akan menciptakan suasana bersaing, bermusuhan, formal-formal an, menjauhkan diri,
melontarkan kritik, dan salah-menyalahkan.

Sebaliknya seorang pemimpin yang menganggap dirinya sebagai seorang yang mengharapkan kerja sama, dengan memilikifungsi yang khusus,
dengan sikap yang didasarkan atas penghargaan terhadap nilai integritas, akan berhasil untuk menciptakan suasana persaudaraan, kerja sama, dengan
penuh rasa kebebasan.

Sikap yang demikian akan menumbuhkan iklim, di mana kelompok akan mencapai kepribadian yang dewasa dan demokratis dengan pembagian
tanggung jawab yang seimbang.

2. Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisasikan diri. Ia bertanggung jawab dan ikut serta dalam memberikan perangsang dan
bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuannya. la berusaha agar para anggota bekerja sama, baik dalam
perencanaan, maupun dalam pelaksanaannya dengan menetapkan tugas kelompok dan kewajiban tiap-tiap anggota.
3. Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan,prosedur-prosedur kerja. Efisiensi kerja memerlukan prosedur yang tepat.Prosedur dengan
sidang paripurna seringkali dirasakan kaku dalam iklim yang demokratis.Karena itu pemimpin harus membantu kelompok dalam menganalisa
situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan efektif.

Dalam suatu kesempatan prosedur diskusi dengan menerima.secara aklamasi memang merupakan’suatu jalan yang baik. Dalam situasi yanglain
pembagian dalam panitya-panitya adhoc mungkin dirasakan lebih produktif.

Seorang pemimpin harus dapat dipandang sebagai “ahli prosedur”.

4. Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil keputusan bersama dengan kelompok. Meskipun pemimpin bebas untuk mengajukan
pertanyaan dan memberikan saran, ia hendaknya jangan membiasakan diri untuk mengambil keputusan bagi orang-orang lain.

la harus menyadari bahwa kelompok mempunyai hal untuk berbuat salah dan bahwa kelompok hanya akan menjadi dewasa dengan belajar memikul
tanggung jawab untuk hal-hal yang telah diputuskan dan dilaksanakannya sendiri.

5. Pemimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman. yang perlu diperhatikan bukan saja apa yang dilakukan
melainkan juga bagaimana suatu hal dikerjakan oleh kelompok atau perstorangan. Pemimpin mempunyai tanggung jawab untuk melatih
kelompok menyadari proses dan isi pekerjaan yang dilakukannya dan kemudian berani menilai hasilnya secara jujur dan objektif.

Dimensi baru untuk latihan kepemimpinan


Penambahan pengetahuan tentang kepemimpinan yang demokratis memberikan perangsang untuk menyelenggarakan latihan kepemimpinan yang
memperhatikan 3 dimensi, yaitu sebagai ~prikut.

I . Latihan untuk mendapatkan pengetahuan dalam keahlian yang khusus, seperti ketua suatu komisi, pimpinan kelompok diskusi, pengajar suatu mata
pelajaran, memimpin suatu organisasi.

2. Latihan untuk memoeroleh pengertian umum tenta fig sikap kelompok yang berlaku bagi setiap kelompok dalam setiap situasi.
3. Latihan bagi semua anggota (jadibukan hanya sebagai pemimpinsaja), agar setiap orang dapat menjalankan tugas kepemimpinan.

Ternyata, bahwa latihan yang paling efektif ialah latihan yang dilakukan dengan seluruh kelompok dengan mengambil pengalaman
secaraterus-menerus.Latihan kepemimpinan yang lengkap harus menyangkut dan memperhatikan ketiga dimensi tersebut di atas.

Individualitas dan kelompok

Kadang-kadang dikemukakan kekhawatiran, bahwa dengan titik berat yang terlampau banyak diletakkan kepada partisipasi dalam-kelompok sebagai
akibat terjadi pengekangan terhadap individualisme, kemerdekaan, kreativitas, dan kepribadian.Tidak dapat disangsikan bahwa ada kalanya situasi
menuntut sesegrang melakukan tugas seorang diri.labarus kreatif dalam kesepian untuk kepentingan pribadi. Tetapi dalam dunia yang kompleks dan
kait-berkait banyak pekerjaan yang tidak dapat kita kerjakan seorang diri. Maka kita harus menggabungkan diri dalam kelompok untuk mencapai
apayang kita harapkan sebagai perseorangan.

Kita memerlukan pemimpin yang menghargai kualitas dan potensi setiap anggota kelompok; pemimpin yang dapat memberi kesempatan kepada
setiap orang untuk memberikan sumbangan yang sesuai dengan kesanggupannya dalam usaha mengajar cita-cita bersama.Tidak boleh ada
pertentangan antara individualitas dan kecakapan bekerja dalam kelompok.Sebaliknya pemimpin yang bijaksana dan demokratis memberikan
keleluasaan bagi pengembangan kepribadian masing-masing, sehingga dapat memberikan sumbangan yan maksimal dan menikmati kepuasan hati
sebagai pribadi.

Menciptakan suasana “diterima’

yang diperhitungkan bukanlah apa yang diceriterakan kepada orang-orang, melainkan apa yang mereka terima. Orang seringkali memikirkan
komunikasi sebagai satu langkah untuk meneruskan suatu ide. Sebenarnya langkah itu terdiri dari: (a) mengolah suatu ide; (b) meneruskan kepada
orang-orang yang harus menjalankan ; (c) merangsang orang-orang untuk mengerjakannya.

Suatu rencana jarang mencakup liku-liku dan problem yang harus dipecahkan. Pemimpin harus mempelajari prosesnya, menetapkan
problem-problem, menggariskan alternatif penyelesaian dan memutuskan mana yangakan diambil.

Kalau keputusan telah diambil, pimpinan harus meneruskannyakepada -orang lain. Hal ini nampaknya mudah.Pemimpin harus berbicara dengan teliti,
hingga kelompok dapat memahaminya.Instruksi dapat diterima berbeda-beda.Perubahan tugas dapat membawa akibat yang positif dan negatif.Salah
pengertian disebabkan oleh pandangan yang berbeda, di samping penguasaan pengertianistilah.Hal ini harus diperhatikan.

Merangsang seorang untuk bekerja

Menjelaskan suatu ide tidak cukup; pemimpin berkewajiban untuk mengusahakan agar hal itu dikerjakan. Motivasi merupakan dasar kerja tim (team
work). Pekerja yang tahu apayang diharapkan dari padanya, yang merasa bebas untuk berdiskusi dengan atasan, akan bekerja dengan perhatian dan
kegairahan yang tinggi.
Komunikasi bebas pada umumnya menghasilkan moril dan produktivitas yang tinggi.Perbaikan dalam komunikasi hendaknya diadakan untuk
menghubungkan atasan dan bawahan.Pemimpin harus dapat menutup jurang antara policy making, management, dan administrasi.la harus
menggariskan landasan di mana hal-hal tersebut bertemu. la harus memperhatikan 3 faktor: (1) keperluan dan polisi organisasi; (2) perhatian para,
pekerja; (3) tujuan dan cita-cita sendiri. Tidak semua tujuan jabatan itu sederhana, meskipun ada tujuail ekonomis seperti kenaikan pangkat dtau
gaji.Kurang disadari adanya, keinginan untuk mencari kepuasan hati. Hal ini mencakup: rasa piias’ bahwa tugas dijalankan dengan baik hubungan
persaudaraan antara, pimpinan dan yang dipimpin rasa aman dan terjamin, kesempatan untuk memikul sesuatu yang lebih berat.

Pemimpin harus dengan jujur menghadapi keperluannya pribadi dan menyesuaikannya dengan keperluan organisasi dan pegawai-pegawai yang lain.
Penyelidikan membuktikan, bahwa faedah “cambuk” hanya bersifat sementara, sedangkan akibat-akibat yang negatif dan-merugikan itu sangat
banyak.

Orang yang memaksakan produksi dari pegawai-pegawai yang segan dan apatis, tidak sebaik orang yang merangsang pegawai-pegawainya untuk
menjalankan tugasnya, masing-masing dengan sebaikbaiknya. Seorang pemimpin harus mengikuti rencana dan polisi dari organisasinya, ialah yang
harus meneruskannya kepada orang-orang lain, paling tidak garis besarnya, dan hendaknya diketahui pula siapa yang dapat dimintakan bantuannya
dalam hal-hal yang khusus.

la harus mengenal kelompoknya secara, individual, bukan secarastatistik saja. Setiap orang mempunyai pengalaman, sikap, peranandan harapan yang
perlu diketahui oleh pimpinan.Siapa yang inginmengenalnya dapat menempu ‘ h jalan mendengarkan dan mengadakanobservasi dengan
baik.Tindakan mempunyai pengaruh yang lebih besar. Dalamjangka panjang para pegawai tidak dipengaruhi oleh apayang dikatakan manajemen
akan tetapi apa yang dilakukan.

Pemimpin yang “setingkat”- dengan bawahannya, mau mendengarkan masalah yang mereka hadapi, yang benar-benar memperhatikan.mereka, dapat
melakukan kepemimpinan yang efektif, mes.kipun ia tidak selalu mengatakan, “Selamat pagi”.

Komunikasi harus merupakan program yang terus-menerus, bukan yang bersifat sementara.Kalau suasana yang baik telah tercipta, maka sukarlah
tergoyahkan. Kalau bawahan merasa, bahwa pimpinan sungguh-sungguh menyayanginya, maka mereka akan selalumenaruh keperca’yaan dan
menanggapi segala usul dan rencananya secara konstruktif dan positif. Komunikasi yang baik bergerak ke duaarah; pemimpin: mengatakan-,
memberitahu, memerintahkan (telling, informing, commanding), yang dipimpin: mendengarkan, menanyakan, menafsirkan (listening, asking,
interpreting).

Untuk mengetahui apakah pesan sampai dipahami oleh yang bersangkutan, pemimpin harus merangsang mereka untuk mengeluarkan pendapatnya,
memajukan pertanyaan, dan ia harus memperhatikan masalah-masalah yang mungkin timbul. Meskipun masalah itu ada kalanya nampak kecil, akan
tetapi kalau tidak terjawab, akan merupakan rintangan bagi pengertian dan pelaksanaan.

Pada masa persaingan seperti sekarang ini perusahaan-perusahaandapat jatuh bangun dan hal ini banyak tergantung dari produksinya,sedangkan
produksi banyak pula tergantung dari kerja tim dalam artipartisipasi dari segala potensi/unsur yang terdapat dalam perusahaanitu. Seorang pemimpin
yang memanggil orang-orangnya mengatakan.”Kita menghadapi masalah besar dan saya memerlukan bantuan saudara”, mungkin dapat lebih
merangsang perasaan senasib dan sepenanggungan dari orang yang mengadakan program-program partisipasi yang formal yang diperhitungkan dalam
analisa terakhir, bukanlah apa yang dikatakan pada orang, akan tetapi apa yang diterimanya. Konsep komunikasi inilah yang- memberi tanda khas
pada pimpinan yang efektif.

Empat prinsip untuk meneruskan ide supaya diterima, ialah sebagai berikut :

1. Berbicaralah dalam satu bahasa dengan orang-orang.


2. Janganlah “menjual” lebih dari satu ide dalam suatu ketika.
3. Pakai contoh-contoh yang khas untuk memberi “bumbu” padaide-ide Saudara.
4. Jangan mempergunakan kritik saja, tetapi pakailah pula pujian-pujian.

Kalau memberikan perintah, perhatikanlah faktor-faktor: mengapa,siapa, apa, bilamana, di mana, bagaimana (why, who, what, when, where, how).
Suatu pemerintah hendaknya mencakup pernyataan nng jelas mengenai hasil yang diharapkan kalau tugas itu selesai. Hal im dapat memberikan jalan
bagi pegawai untuk,inenetapkan, apakah pekerjaannya memenuhi persyaratan/permintaan.

Juga cara menyampaikan perintah itu adalah penting: nada, suara, mimik, banyaknya waktu yang dipergunakan. Tindak lanjut (follow-up) pemberian
perintah tergantung dari mudah atau sukarnya tugas yang harus dilakukan dan apakah yang harus menjalankan pekerjaan itu seorang pegawai baru
ataukah seorang ahli. Ada kalanya cukup hanya melihat hasil terakhir saja, akan teta~i ada kalanya setiap langkah perlu diikuti. Dalam hal ini
hendaknya dihilangkan perasaan, bahwa sekorang terus-menerus diawasi.

Kekurangan-kekurangan umum yang diperbuat  dalam memberikan perintah ialah:

1. ragu-ragu atau berbicara terlampau cepat;2.      memberikan perintah dengan cara untung-untungan dan tergesa-  gesa dengan asumsi bahwa
pegawai sudah lebih mengetahui;3. memandang bahwa para pegawai sepatutnya memahami perintah. Kalau memberikan perintah hendaknya
diperhatikan kalaukalau ada ekspresi yang menunjukkan tanda-tanda kebingungan;4.         pengambilan waktu yang tidak baik;5.        ingin
menunjukkan kekuasaan. Hal ini mudah menimbulkan rasasegan;
2. memberikan terlampau banyak dalam suatu ketika:7.      memberikan perintahyang bertentangan;8.    mengambil manfaat dari orang-orang
yang menurut. Dengan demikian ada orang yang mendapat kelebihan beban (overloaded) dan ada yang senang-senang;9.mengekspresikan
perintah secara negatif. Dimana mungkin tonjolkanlah hal-hal yang positif.

Kepemimpinan Pendidikan

Dewasa ini orang-orang yang menginginkan kebebasan, memperhatikan apa arti kepemimpinan dan bagaimana dilaksanakan dalam rangka
menjunjung tinggi hak dan kebebasan untuk berpikir dan menetapkan tujuan sendiri dalam masyarakat dengan demokratis.

Bangsa yangdemokratis menerima tantangan kepemimpinan karena kita mempunyai kepercayaan akan kemampuan seseorang untuk melakukan
sesuatu dengan rasa tanggung jawab yang mendalam. Dengan demikian masalah-masalah dunia harus dijawab dengan tindakan-tindakan yang nyata
(karya), bukan dengan pidato-pidato.

Konsep kepemimpinan yangdemokratis harus dapat dibuktikan kepemimpinannya dengan arah tindakan di mana:

1. kebebasan pemikiran seseorang atau kelompok menghasilkan tindakan yang bertanggung jawab;
2. perbedaan penilaian dan kepercayaan dapatfnemanfaatkan perbedaan itu untuk lebih mendekati kebenaran;
3. motivasi, perasaan dan sentimen orang-orang mendorong dan mengarah kepada pemecahan masalah-masalah;
4. kelompok-kelompok dapat mencari perimbangan antarakepentingan kelompok dan kepentingan umum;
5. orang-orang memakai kecakapannya dengan efektif dalam menyelesaikan masalah-masalah;
6. orang-orang bukan saja memakai sumber-sumber intern, akan tetapi meluas ke luar untuk melaksanakan imajinasi, inisiatif dan kreativitas
dalam menetapkan dan memecahkan masalah-masalah.
Dengan demikian bila demokrasi mencakup di antaranya keenam hal di atas, maka bukan saja potensi dan kebebasqn berpikir seseorang meningkat
melainkan orang-orang dan kelompok itu meningkat pula dalam penerapan intelegensi dan kebebasan berpikir untuk menyelesaikan masalah-masalah
kelompok dan masyarakat.

Sekolah harus banyak ditentukan oleh masyarakat, baik melalui instansi atau lembaga resmi atau secara tidak resmi, schingga keinginan masyarakat
dapat disalurkan dan dapat ditimbulkan kesadaran dalam hal apa rakyat dapat membantu untuk meningkatkan taraf pendidikan. Kegiatan atau sikap
orang-orang atau kelompok hendaknya diarahkan kepada pencapaian tujuan pendidikan yang makin dapat diterima oleh mereka.

Kegiatan kepemimpinan dapat singkat atau berlangsung lama. Dorongan dapat datang dari anggota-anggota lain secara suka rela. Dapat pula datang
dari luar.Bagaimanapun juga kegiatan kelompok hendaknya:

 – memusat pada tujuan berorientasikan nilai-nilai


 – merangsang
 – kreatif

Pemimpin kelompok hendaknya mempunyai pengertian, pandai merasakan apayang hidup dalam kelompok dan dapat diterima. Apayang
dilakukannya dan apa yang terjadi dalam kelompok hendaknya memberikan: penjelasan, kekuatan, bantuan, saran alternatif, hubungan dan
pengaturan baru, pengertian baru, pola atau cara kerja baru, motivasi, perspektif dan konsep pemikiran baru.

Kegiatan kepemimpinan adalah lebih luas daripada apayangdapat dilukiskan dengan kata-kata. Kegiatan itu merupakan kualitas interaksi yang
memungkinkan penambahan pengertian mengenai orang-orang.

Sekolah hendaknya merupakan suatu loka karya di mana demokrasi dibangun. Titik berat terletak pada:

 – tugas-tugas kepemimpinan pendidikan yang diteruskan kepada orang-orang demokratis karena kebebasannya dan kewajiban untuk
melakukan kegiatan yang bertanggung jawab yang lahir dari kebebasan itu;
 – Perhatian terhadap kesulitan-kesulitan yang dialami dalam menunaikan tugas ini, teori-teori baru yang membantu warga sekolah untuk,
menanggulangi kesulitan-kesulitan, gagasan baru untuk organisasi dan struktur situasi sekolah, dan akhirnya beberapa aspek problem dengan
keperluan-keperluan mendesak untuk penyelidikan selanjutnya.

Tugas kepemimpinan pendidikan

Tujuan pendidikan menyebabkan sifat kepemimpinan yang berbeda,sehingga dapat tumbuh birokrasi kekuasaan dengan pengawasan yang ketat atau
carayang demokratis atas dasar intelijensi untuk menemukan sifat program pendidikan.

Berhubung dengan itu, menjadi kewajiban bagi kita untuk memahami berbagai alternatif dengan segala konsekuensi bagi suatu pilihan
tertentu.Keputusan dapat diambil pada berbagai tingkatan masyarakat dengan melalui berbagai media dan instansi. Meskipun pemerintah pusat
dengan hirarki vertikalnya banyak mempunyai pengaruh, nAmun tidak kecil peranan yang dapat dimainkan di tingkat daerah dengan segala kegiatan
masyarakat setempat dan kepemimpinan yang terdapat di sana.

Kegiatan kepemimpinan pendidikan hendaknya mencakup tujuanuntuk:


1).     membantu masyarakat menetapkan tujuan pendidikan;2).   memperlancar proses belajar dan mengajar, sehingga lebih efektif;3).   menyusun
kesatuan organisasi yang produktif;4. mengkreasikan iklim perkembangan dan kesempatan tumbuhnya kepemimpinan;5). menyediakan
sumber-sumber yang baik untuk mengajar dengan     efektif.

Kalau kepemimpinan pendidikan itu efektif maka:

1. masyarakat akan mendapat bantuan dalam menentukan tujuannya;


2. akan terdapat hasil dan efektivitas yang lebih besar dalam mengajar dan belajar;
3. masyarakat sadar akan fungsinya sebagai penyumbang yang bertanggung jawab terhadap organisasi yang produktif;
4. iklim kerja akan membantu perkembangan;
5. akan diperoleh tambahan dalam sumber-sumber yang diperlukanuntuk meningkatkan situasi belajar-mengajar.

Kalau kepemimpinan benar-benar berjalan, maka akan timbulperubahan dan. penyempumaan dalam program, dalam kualitas mengajar dalam kelas
dan sifat sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, sehingga dengan demikian berubah pula pandangan dan penghargaan masyarakat.

BAB 111
PENUTUP
A. SARAN
B. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai