Laseda 2020 - Prita Laura Angelica. S
Laseda 2020 - Prita Laura Angelica. S
Puji syukur penulis haturkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan karunia-nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini dengan baik. Karya tulis ilmiah yang berjudul TJOA THE HOK dan
dengan subjudul “Kiprah Dan Prestasi Pengusaha Karet Kota Jambi 1872-1960’'
ini disusun dalam rangka mengikuti lomba karya tulis ilmiah sejarah yang
diadakan oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepulauan Riau. Penulis sangat
berterima kasih kepada guru pembimbing dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam
penulisan karya tulis ilmiah ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Karya
tulis ini berisi tentang pembahasan mengenai asal usul daerah thehok di provinsi
Jambi, perkembangan daerah thehok, dan nilai juang yang dapat kita terapkan
dalam kehidupan sehari-hari serta berbagai upaya untuk melestarikannya.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
terlibat dalam penulisan karya ilmiah ini Serta teman-teman yang telah
mendukung proses penulisan dan tak lupa kepada guru pembimbing yang
senantiasa memberikan saran dan masukannya terhadap penulisan ini. Karya tulis
ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih membutuhkan saran dan
masukan dari para pembaca. Penulis berharap agar pembaca dapat memberikan
saran, kritik, dan masukan nya agar penulis dapat memperbaiki kesalahan yang
terdapat dalam penulisan karya tulis ini sehingga dapat lebih baik untuk
kedepannya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................1
1.4 Manfaat Penulisan..............................................................................2
1.5 Metode penulisan................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
2.1 Biografi Tjoa The Hok.....................................................................3
2.2 Partisipasi The Hok dalam Melwan Penjajah Jepang......................5
2.3 Kiprah The Hok Untuk Jambi..........................................................7
2.4 Pembentukan Karakter Melalui Perjuangan Tjoa The Hok.............11
BAB III PENUTUP..........................................................................................13
3.1 Kesimpulan.....................................................................................13
3.2 Saran...............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR INFORMAN
LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.3 Tujuan
1. Dapat menjelaskan biografi Tjoa The Hok
2. Dapat menjelaskan partisipasi tokoh Tjoa The Hok saat melawan penjajah
Jepang
3. Dapat menjelaskan kiprah Tjoa The Hok untuk Jambi
4. Dapat menjelaskan pembentukan karakter melalui perjuangan Tjoa The
Hok.
1.4 Manfaat
1. Mengembangkan wawasan masyarakat mengenai biografi Tjoa The Hok
2. Mengetahui dan menerapkan semangat juang Tjoa The Hok yang
menginspirasi
3. Memahami dedikasi yang telah The Hok berikan kepada Jambi
4. Mengetahui dan memahami pembentukan karakter melalui perjuangan
Tjoa The Hok.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1
Hasil wawancara dari M.Fatdriansah Palivi, pada 7 februari 2020
2
Toponim Sudut-Sudut Kota Jambi, oleh Drs. H. Junaidi. T Noor halaman 37,diakses
pada 11 februari 2020, pukul 12 : 39
3
Anak melayu Jambi (sejarah Thehok kota Jambi)https://id-id.facebook.com/notes/anak-
melayu-jambi/sejarah-thehok-kota-jambi/10154951292720105/ diakses pada 11 februari
2020, pukul 13:17
5
Setelah sukses dalam usaha dagangnya di Jambi, Tjoa The Hok
memilih untuk pindah ke Singapura untuk mengembangkan bisnisnya, dan
tinggal di sekitar South Channel Road. Tjoa The Hok kemudian dikaruniai
delapan orang anak. Diantaranya tiga laki-laki dan lima perempuan. Kini anak
Tjoa The Hok dari keturunan Tjoa Ho Siang, yaitu anak pertama Tjoa The
Hok dari istri pertama nya, kini banyak bermukim di Singapura dan Cina.
Sedangkan dari istri keduanya, umumnya bermukim di Indonesia seperti
Jambi, Kuala Tungkal, Surabaya, Jakarta, Palembang, Bengkulu, dan Medan.
Sebagian lainnya bermukim di Taiwan, Singapura, Australia, dan Amerika
Serikat. Tjoa The Hok wafat sekitar tahun 1959 atau 1960 bulan 3 tanggal 2
imlek, dengan usia 90 tahun dan di makamkan di Kwang Hauw Shua,
Singapura.
Untuk perkembangan kota di Singapura, maka pemerintah setempat
meminta kepada ahli waris atau keturunan yang memiliki nisan di
pemakaman Ngee Ann (UPPBR) untuk memindahkan makam Tjoa The Hok
di Bukit Timah Road segera dibongkar, jarak perjalanan dari pusat kota
Singapura ke pemakaman Ngee Ann sekitar 24 Kilometer. Sebagai keturunan
Tjoa The Hok, tentu berkewajiban untuk mengurusi makam leluhur mereka
sendiri. Pada tanggal 11 April 2009, anak-anak beserta cucu dan cicit dari
Tjoa The Hok, baik yang berada di Singapura, Jakarta, dan Jambi melakukan
Ceng Beng atau ziarah terakhir di pemakaman Ngee Ann yang berlokasi di
Singapura, sebelum dilakukan pemindahan kerangka Tjoa The Hok ke Jambi.
Setiap perayaan Ceng Beng (Ziarah ke makam leluhur) yang
diadakan setahun sekali , rombongan keturunan Tjoa The Hok melakukan
ziarah ke makam Tjoa The Hok yang berlokasi di Singapura. Di kanan dan
kiri makam Tjoa The Hok terdapat sepasang patung singa yang terbuat dari
batu. Posisi makam Tjoa The Hok berada di samping makam sang istri yang
berada di tengah. Sedangkan beberapa makam keturunannya berada diatas
makam Tjoa The Hok. Namun, terdapat hal yang memprihatinkan
dikarenakan area pemakaman Ngee Ann di Upper Bukit Timah Road hendak
di ambil alih oleh pemerintah setempat untuk pengembangan kota di
Singapura.
6
Andrew Chua atau Tjoa Koon Wa yaitu anak dari Tjoa Ho Siang dari
generasi keempat berpendapat bahwa makam leluhurnya tersebut akan
dipindah kan ke rumah abu Samudra Bakti Vihara Sakyakirti Jambi,atas hasil
musyawarah keluarga5.
Bentuk makam Tjoa The Hok tidak jauh berbeda dengan makam
warga Tionghoa yang ada di Jambi pada umumnya yaitu, di batu nisan Tjoa
The Hok tertulis nama beliau dengan menggunakan bahasa Mandarin yang
menerangkan identitas. Di bagian atas makamnya terdapat makam anak
pertamanya yaitu, Tjoa Hong Siang, kemudian makam putra keduanya Tjoa
Ho San, dan makam putra ketiganya, yaitu Tjoa Ho Yan. Selain itu di area
pemakaman yang sama, juga dimakamkan istri dari Tjoa Ho Yan atau
menantu dari Tjoa The Hok serta makam dari salah seorang keponakan The
Hok6.
5
Hasil wawancara dari Rasmi Tiomida, pada 21 Februari 2020
6
Menelusuri perjalanan sejarah Tjoa The Hokhttp://the-
hok.blogspot.com/2009/04/menelusuri-perjalanan-sejarah-tjoa-hok.html . Diakses pada 13
februari 2020 pukul 17:00
7
Menelusuri perjalanan sejarah Tjoa The Hok, ibid.
7
Pada tanggal 4 Maret 1942, tempat-tempat strategis di kota Jambi,
ladang minyak, dan daerah di sekitarnya telah berhasil diduduki oleh tentara
Jepang. Warga Eropa yang berada di Sumatera bagian selatan mulai ditahan
pada minggu pertama bulan April tahun 1942, dengan pengecualian mereka
yang disebut dengan pekerja Nippon. Sebagian besar dari mereka adalah
dokter, pengusaha, perkebunan, dan bekerja di perusahaan minyak. Di ibukota
setiap provinsi Sumatera bagian selatan dibuat kemah-kemah tahanan, yang
berlokasi di Palembang, Jambi, Bengkulu, dan Pangkal Pinang untuk pulau
Bangka dan di dua kota Telukbetung atau Tanjungkarang. Orang-orang Eropa
yang berada di kota-kota kecil penahanan terbagi atas kemah untuk laki-laki
dan kemah untuk wanita serta untuk anak-anak dibawa oleh jepang ke rumah
tahanan di ibukota. Warga kota yang ditahan di Sumatera bagian selatan ,
tengah dan utara untuk sementara waktu di tahan di daerah masing-masing.
Lalu pada tahun 1945, mereka dikumpulkan di kemah gabungan yang lebih
besar.
Pada kasus kota Jambi, penahanan sudah mulai dilakukan sejak awal
bulan April 1942, para perempuan orang Eropa dan anak-anak yang bermukim
di kota Jambi sebanyak 30 orang diungsikan ke Europese Lagere School Jambi.
Pengurus kemah tersebut adalah MW.N.P. Reuvers-Maters dan berada di
bawah pengawasan personel polisi pribumi. Mereka berjumlah 20 orang, mulai
masuk kemah pada tanggal 9 April dan pada akhir bulan September 1943, dan
kemudian dipindahkan ke penjara Muntok.
Penjara Muntok adalah penjara yang dahulunya terkenal sebagai
tempat tahanan-tahanan berat, kasus pembunuhan, dan perampokan. Banyak
tahanan berat dari luar pulau Bangka yang dibuang ke penjara tersebut.
Bagi para tahanan, mereka akan diberikan tato dengan gambar atau cap kunci
dan jangkar8.
Pada masa pendudukan Jepang, partai ataupun organisasi sosial
dilarang untuk beroperasi. Administrasi pemerintah berjalan seperti pada masa
Hindia Belanda. Hanya saja jabatan yang semula dipegang oleh Belanda,
digantikan oleh perwira Jepang. Selain itu, Jepang juga terus berupaya
memperkuat pertahanan kepolisiannya. Persyaratan yang tidak mementingkan
8
https://bangka.tribunnews.com/2014/01/31/penjara-muntok-dulu-sebagai-tempat-pembuangan-
tahanan-berat di akses pada 20 Februari 2020 pukul, 17:52
8
pendidikan, menjadi salah satu alasan utama dari ketertarikan minat pemuda
saat itu. Dalam bidang perekonomian, harapan masyarakat untuk merasakan
harga barang yang lebih murah tidak tercapai. Kenyataan yang diperoleh dari
bahan pokok terutama garam, beras, dan pakaian menjadi sulit dijangkau oleh
masyarakat karena harganya yang dapat dikatakan meningkat secara drastis.
Pada saat itu, bagi masyarakat yang memiliki simpanan uang di bank milik
orang Belanda, harus dipindahkan ke bank milik pemerintah Jepang.
Dalam rangka menyatukan segala tenaga rakyat Jambi, golongan Syuu
berupaya untuk membentuk Djambi Hookoo kai guna menjalankan
peperangan. Pada tanggal 21 Juni 1945, diselenggarakan upacara pembentukan
Djambi Hookoo kai yang dihadiri oleh P.t. Yosida Syuutyookan, petinggi-
petinggi bala tentara, dan golongan nippon.
Peperangan rakyat Jambi untuk lepas dari belenggu pendudukan
Jepang tidak terlepas dari seseorang dengan sifat sosialnya yang tinggi, yaitu
Tjoa The Hok. Beliau secara sembunyi-sembunyi membantu perjuangan bangsa
Indonesia di bidang material, seperti makanan, minuman, dan perlengkapan
senjata kepada para pejuang. Tjoa The Hok sempat ditawan oleh tentara Jepang
karena ikut membantu para pejuang bangsa, bahkan sempat akan dihukum
mati. Namun, berkat Sang Pencipta yang bermurah hati, datanglah seorang
tokoh masyarakat dari Bengkulu yang berusaha menolong dengan cara
mendatangi pihak Jepang untuk melakukan perundingan atau negosiasi hingga
akhirnya Tjoa The Hok terlepas dari hukuman mati9.
9
Ibid
9
Talang Jauh II.10 Pada tahun 1930-an, tercatat Tjoa Ngi Long sebagai pemilik
pabrik pengolahan karet yang berada di The Hok.
Selain orang Tionghoa, Tanah Persil di Afdeeling Jambi juga dimiliki
oleh penduduk keturunan Arab antara lain, Tanah Persil Talang Jauh milik
Said Ismail bin Saaban, Tanah Persil Sungai Putih milik dari Sjech
Abdoelrahman, Tanah Persil Telaga milik Sjech Oemar bin Ismail Beboker,
Tanah Persil Matahari Soeka milik Said Alwi bin Hasan Bergebah, Tanah
Persil Anak Pasir Putih milik dari Sjech Bontel bin Sjech Abdullah, Tanah
Persil Terang Boelan milik Saripah Djahra binti Moh. Barakbah, Tanah Persil
Goentoeng Peda milik Saripah Djahara binti Moh. Barakbah c.s. , Tanah
Persil Talang Loemoet milik dari Said Ali bin Mustapha Aldjoefri, Tanah
Persil Jalanan Palembang milik Kohoi Ikeda, dan Tanah Persil Timboel
Matahari milik Chogoroh Isesake.
Kesuksesan Tjoa The Hok dalam bidang perkebunan karet dan bidang
pertanian pada saat itu menjadi faktor yang sangat penting dalam
perekonomian Jambi. Pada saat itu, andalan ekspor Jambi berupa kopi, teh,
dan karet. Harga karet yang cukup tinggi saat itu, berimbas pada
meningkatnya penghasilan rakyat Jambi, terutama bagi petani karet. Masa
tersebut merupakan masa kejayaan dan kemakmuran atau disebut juga dengan
“ hujan emas” bagi masyarakat Jambi. Selain harga karet yang cukup tinggi,
harga hasil bumi lainnya, seperti kopi, kopra, teh, lada, dan minyak juga
meningkat drastis di pasaran ekspor. Hubungan dagang antara Jambi dengan
Singapura, Malaka, dan Cina menjadi semakin baik. Masyarakat Jambi
menjual hasil perkebunannya kepada pedagang Cina sebagai perantara
dengan Singapura. Sebaliknya, pedagang Cina membayar dengan bahan
kebutuhan sehari-hari, seperti garam, tekstil, dan lain-lain11.
Sejak perkampungan Tionghoa menjadi unggul di kota Jambi,
akibatnya Jambi semakin berkembang pada aktivitas perdagangan karet dan
pengolahan karet pun meningkat. Selain itu, Klenteng juga sudah di renovasi
10
Menyibak Sejarah Tanah Pilih Pusako Betuah, op.cit.
10
menjadi lebih baik dan telah tejadi pembangunan pemukiman di sekitar
Klenteng.
Pada tahun 1924, di Jambi terdapat tiga pabrik pengolahan karet milik
orang Tionghoa Jambi, yaitu milik Tjoa Hie Liam12. Kapasitas produksi
pabrik ini lebih kecil dibandingkan dengan pabrik remiling di Singapura. Pada
akhir tahun 1925, terdapat 22 pabrik remiling di Singapura dengan kapasitas
produksi 4500 ton karet kering setahun. Walaupun demikian pabrik pabrik
pengolahan karet di Hindia Belanda masih mendapatkan keuntungan
dibanding pabrik di Singapura karena tidak dibebani oleh biaya transport ke
Singapura dan biaya bongkar muat karet dengan upah komisi. Oleh karena
itu, terjadi persaingan pabrik antara remiling di Singapura dengan pabrik
remiling di Hindia Belanda. Penduduk kota Jambi pada tahun 1934
berjumlah sekitar
16.000 jiwa yang terdiri dari 271 orang Eropa, 3.679 orang Cina, 788 orang
timur asing, dan 11.271 penduduk pribumi.
Menurut koran Het Nieces Van De Fag Boot Nederlandsch-Indie yang
terbit pada tanggal 22 maret tahun 1973 mengatakan bahwa “Jambi serba
mahal, Jambi mengapung di atas karetnya Jambi memiliki berlimpah karet”.
Penulisan tersebut bertujuan untuk menggambarkan kemakmuran Jambi yang
disertai dengan harga barang yang melambung tinggi. Masyarakat Jambi yang
memiliki kesibukan di pelabuhan dan di toko-toko, prahoto yang hilir mudik
dengan muatan karet. Pembantu rumah tangga pun menuntut gaji tinggi
dikarenakan harga barang-barang naik di pasar, misalnya satu sak arang dijual
seharga 90 sen, dan 1 ekor ayam harganya tidak kurang dari 90 sen.
Pembantu rumah tangga menuntut gaji sebesar f.15 atau setara dengan
Rp.106,621 per bulan. Pekerja jalanan menuntut upah 60 sen per hari
akibatnya tidak banyak kuli yang mau bekerja di jalan karena mereka dapat
mencari kerja di manapun. Di jalan ''Grooteweg" terdapat banyak perusahaan
milik orang Eropa maupun orang Tionghoa. Perusahaan dan tempat usaha
milik pengusaha Tionghoa, antara lain kongsi kapal Djambi Koen Lak, Tjan
Tjiauw Poan, Merk Keng Tjoen, Tjoa Ngi Long yang memiliki
perkantoran di Thehok, Teng
12
mvo. Residentie Djambi no: 221, op.cit.
11
Rubber Company milik Teng Piau Ting, Merk Nam Seng milik Tan Lai Tjoa,
dan yang paling terkenal adalah toko milik The Hok yang bernama Tjoa Gie
Long. Selain itu juga terdapat pemukiman orang Cina, antara lain Lie Piak
Tioe, Lim Tek Seng, Nam Long, Tan Toe Hao, dan Jong Mung Huat Chan13.
Tjoa The Hok juga memiliki toko yang bernama Tjoa Gie Long, yang
menjual makanan untuk awak kapal yang berlabuh di Jambi. Selain dikenal
sebagai seorang pedagang karet yang ulet dan memiliki kebun karet serta
pabrik getah atau yang dikenal dengan gudang asap, Tjoa The Hok juga
melakukan pelayangan ke Olak Kemang di seberang kota Jambi dengan
membangun sekolah, jalan, dan sarana kesehatan untuk masyarakat Jambi14.
Provinsi Jambi terbentuk dilandasi oleh keinginan yang sangat kuat oleh
rakyat Jambi untuk dapat berdiri sendiri secara otonom, memutuskan
hubungan dengan provinsi Sumatera Tengah agar daerah Jambi dapat diakui
sebagai daerah tingkat provinsi. Keinginan ini di perjuangkan dengan
melaksanakan kongres-kongres, rapat-rapat, dan pertemuan-pertemuan
organisasi kepemudaan, rakyat, parpol, dan keresidenan, seperti Front
Pemuda Jambi (PROPEJA), Organisasi Pemuda Merangin Batanghari (H.P.
MERBAHARI), Dewan Pemerintahan Marga (DPM), Dewan Pemimpin
Rakyat Daerah Sementara (DPRSS) Merangin dan Batanghari, Badan
Kongres Rakyat Djambi (B.K.R.D), dan Badan Kongres Pemuda Djambi
(B.K.P.D)
Pada awal pembentukan Provinsi Jambi, daerah Jambi meliputi tiga
kabupaten atau kota dengan Kabupaten Jambi Ilir, Kabupaten Jambi Ulu,
Kotamadya Jambi, wilayah kecamatan Kerinci Ulu, Kerinci Tengah, dan
Danau Kerinci Hilir. Kini telah berkembang menjadi 9 kabupaten dan satu
kota dengan jumlah penduduk sekitar 3 juta lebih. Perkembangan ini
disebabkan oleh semakin besarnya pemanfaatan potensial daerah Jambi di
bidang pertanian Kehutanan dan keikutannya pada hasil laut maupun hasil
pertambangan besar yang berada di wilayah provinsi Jambi.
13
Buku Menyibak Sejarah Tanah Pilih Pusako Betuah oleh DR. Lindayanti M.Hum
halaman 72-75 diakses pada 15 Februari pukul 19:15
14
Anak Melayu Jambi Asal Usul Nama Thehok, https://www.facebook.com/notes/hanawalet-
yenni/asal-usul-nama-the-hok/10150105682468413/ diakses pada Minggu 15 Februari 2020 14:06
12
Selain itu, perluasan lahan usaha juga mendorong aktivitas
perekonomian daerah Jambi semakin meluas pula dan berdampak pada
pemenuhan kebutuhan masyarakat yang semakin luas dan berbagai upaya
dukungan pencapaian kesejahteraan masyarakat melalui berbagai program
prioritas yang dilakukan sejak awal berdirinya Provinsi Jambi sampai saat ini.
Hal ini tentu akan berlanjut pada periode pemerintahan berikutnya dengan
dukungan lembaga legislatif, yudikatif, dan seluruh komponen pendukung
pelaksanaan pembangunan daerah Jambi.
Semakin terbukanya lahan daerah-daerah yang selama ini terisolir dan
pembangunan berbagai sarana-prasarana serta infrastruktur wilayah, telah
mendorong terjadinya perkembangan pelayanan sektor, pendidikan,
perekonomian, kesehatan, pertumbuhan ketenagakerjaan, jasa kepariwisataan,
kegiatan seni budaya, dan lain sebagainya15.
Salah satu lahan terbuka di daerah Jambi adalah daerah Thehok. Daerah
ini diresmikan menjadi kelurahan pada tahun 1981 berdasarkan undang-
undang No. 56 tahun 1979 dan peraturan daerah saat itu dengan luas
mencapai 660 ha16 . Kelurahan Thehok termasuk salah satu pusat kota yang
ada di kota Jambi, Banyak masyarakat Jambi dulunya menjadikan Kelurahan
Teteh menjadi salah satu destinasi di malam hari tepatnya di Tugu PKK
sekarang dengan pedagang kaki lima yang menyajikan makanan khas Jambi
menambah keramaian Kelurahan tehok pada saat itu. Jalan dan transportasi
pada saat Kelurahan Thehok baru dibentuk juga sangat terbatas. Namun kini
Kelurahan Thehok sudah berkembang pesat menjadi semakin maju, bukan
hanya jalan dan transportasi saja yang maju melainkan di Kelurahan thehok
juga terdapat pusat perbelanjaan yang semakin meramaikan daerah ini17.
Berbagai investasi tersebut juga mendorong pertumbuhan berbagai
industri yang diharapkan dapat memacu industri secara berkelanjutan.
Tantangan dalam membangun Jambi tidaklah ringan oleh adanya peningkatan
daya saing antar daerah dan antar wilayah regional serta pengaruh dampak
15
Buku Relief Sejarah Dan Perjuangan Rakyat Jambi, oleh Drs. H. junaidi T. Noor, MM.
diakses pada 16 Februari pukul 18:00
16
Menyibak Sejarah Tanah Pilih Pusako Betuah, Ibid.
17
Hasil wawancara dengan pak Edi, pada tanggal 8 februari 2020
13
globalisasi. Tekad dan komitmen bersama kita membangun Jambi yang lebih
baik dari hari kemarin dan hari esok yang lebih baik dari hari ini18.
18
Relief Provinsi Jambi, Ibid.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Mengingat biografi Tjoa The hok menyimpan banyak catatan
bersejarah. Penulis berharap agar kita dapat terus menerapkan nilai juang
dari sosok Tjoa The Hok ini. Melalui tulisan ini, penulis berharap agar dapat
meningkatkan kesadaran terutama pada generasi muda saat ini, bahwa
pentingnya untuk mengetahui dan mempelajari nilai juang dari seorang
tokoh yang ikut andil dalam sejarah kota Jambi. Kepada pemerintah,
diharapkan untuk membangun sebuah monumen yang dapat mengenang
jasa-jasa Tjoa The Hok untuk kota Jambi, agar masyarakat dapat mengetahui
sejarah di balik kemajuan daerah Jambi, khususnya daerah The Hok saat
ini.
15
DAFTAR PUSTAKA
Asal Muasal Nama The Hok Yang Kini Menjadi Daerah kota Jambi. Dikutip pada
10 Februari 2020 pukul 21:56 http://kilasjambi.com/asal-muasal-nama- The-hok-
yang- kini-menjadi-daerah-di-kota-jambi/
Asal usul nama Thehok. Dikutip pada 10 februari 2020 pukul 22:05
https://www.facebook.com/notes/hanawalet-yenni/asal-usul-nama-the-
hok/10150105682468413/
Lindayanti, Noor, Junaidi T, Hariadi, Ujang(2014). Menyibak Sejarah Tanah
Pilih Pusako Betuah. Dikutip pada 8 Februari 2020 pukul, 12:00.
Noor, Junaidi T. (2016). Toponim Sudut-Sudut Kota Jambi. Dikutip pada 8
februari 2020 pukul, 11:51.
Noor, Junaidi T. Relief Sejarah dan Perjuangan Rakyat Jambi. Dikutip pada 8
februari 2020 pukul, 11:55
Penjara Muntok https://bangka.tribunnews.com/2014/01/31/penjara-muntok-dulu-
sebagai-tempat-pembuangan-tahanan-berat di akses pada 20 Februari 2020 pukul,
17:52.
Sejarah Thehok-kota Jambi. Dikutip pada 10 Februari 2020 pukul 22:00 https://id-
id.facebook.com/notes/anak-melayu-jambi/sejarah-thehok-kota-
jambi/10154951292720105/
Sejarah Thehok Jambi. Dikutip pada 11 februari 2020 pukul, 19: 43
DAFTAR INFORMAN
1. M. Fatdriansah Palivi
Jabatan : Peliput berita dan pengusaha
2. Edi
Jabatan : Masyarakat kelurahan Thehok
3. Rasmi Tiomida
Jabatan : Guru sekaligus petugas rumah abu
GAMBAR SUMBER
LOGBOOK
DOKUMENTASI
Lampiran 1 : GAMBAR SUMBER
Taman PKK
(sumber : https://wikimapia.org/16220401/Taman-Tugu-PKK-Tehok)
Vihara Sakyakirti tempat penyimpanan abu Tjoa The Hok
Nisan Tjoa Ho Siang (putra Tjoa The Hok) dimakamkan bersama dengan
kedua istrinya Huang Suk Tjing dan Sing Su Hui
(Sumber : http://the-hok.blogspot.com/2009/04/album-thoa-hok.html?m=1)
Sekolah yang dibantu pembangunannya oleh The Hok
(sumber : 40A32462-0C26-E111-8060-63E4B10F4A9C)
Perkiraan toko Tjoa The Hok yang kini menjadi ruko penjualan makanan
Rumah abu
Biodata Penulis