Anda di halaman 1dari 8

ZAKAT INFAQ SEDEKAH

Oleh : Dwi Setyo Indratno, SP. MM

1. MAKNA ZIS
ZAKAT, berasal dari akar kata zaka yang berarti suci, berkah, tumbuh, dan
berkembang. Adapun menurut istilah syariat, zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan
kepada orang yang berhak menerimanya karena telah memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan. Zakat merupakan pembersih diri dan harta dari kemungkinan diperoleh dengan
jalan tidak halal. Membayar zakat juga akan membuat harta semakin tumbuh dan
berkembang. Seorang yang membayar zakat karena keimanannya nicaya akan memperoleh
kebaikan yang banyak. Allah SWT berfirman, “Pungutlah zakat dari sebagian kekayaan
mereka dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka”. (QS : At-Taubah :
103)

INFAQ adalah mengeluarkan sebagian harta benda yang dimiliki untuk kepentingan
yang mengandung kemaslahatan. Dalam infaq tidak ada nishab. Karna itu infak boleh
dikeluarkan oleh orang yang berpenghasilan tinggi atau rendah, disaat lapang atau sempit
(QS Ali ‘Imran [3] :134). Infaq merupakan ibadah social yang sangat utama. Kata infaq
mengandung pengertian bahwa menafkahkan harta di jalan Allah tidak akan mengurangi
harta, tetapi justru akan semakin menambah harta.

SHODAQOH/SEDEKAH adalah pemberian sesuatu yang bersifat kebaikan , baik


berupa barang maupun jasadari seseorang kepada orang lain tanpa mengharapkan suatu
imbalan apapun selain ridha Allah. Hukum dan ketentuan shodaqoh sama dengan ketentuan
infaq. Hanya saja jika infak berkaitan dengan materi. Shodaqoh/sedekah memiliki arti yang
lebih luas. Termasuk pemberian yang sifanya non materi, seperti memberi jasa, mengajarkan
ilmu pengetahuan, dan memdoakan orang lain. Sedekah menunjukkan, pengertian tentang
kenenaran keimanan seseorang (shaddaqa). Dengan bershodaqoh/bersedekah berarti
seseorang tidak hanya meyakini keimanannya dalam hati, tetapi juga mengaflikasikannya
dalam kehidupan nyata
2. KEUTAMAAN ZIS
Membayar Zakat dan mengeluarkan infaq dan shodaqoh merupakan ibadah agung
yang memiliki keutamaan dan manfaat yang sangat banyak bagi pelakunya di dunia dan di
akhirat, di antaranya:
(*) KEUTAMAAN PERTAMA:
Membayar zakat merupakan salah satu sifat orang-orang baik yang akan menjadi penghuni
Surga.
» Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu
berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala
pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang
yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu
memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar. Dan pada harta-harta mereka ada hak
untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian (maksudnya
ialah orang miskin yang tidak meminta-minta).” (QS. Adz-Dzaariyaat: 15-19).

(*) KEUTAMAAN KEDUA:


Membayar zakat merupakan salah satu sifat orang-orang beriman yang berhak diberi rahmat
(kasih sayang dan kebaikan) oleh Allah Ta’ala.
» Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan
perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka
menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat
oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”. (QS. At-Taubah: 71).

(*) KEUTAMAAN KETIGA:


Orang yang membayar zakat akan mendapatkan pahala besar yang berlipat ganda, dan harta
(zakat)nya akan ditumbuh kembangkan oleh Allah.
» Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan
sedekah”. (QS. Al-Baqarah: 276).
» Dan diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa bersedekah senilai dengan sebiji Kurma
dari penghasilan yang baik (halal) –dan Allah hanya menerima sedekah yang baik (halal)-,
maka sesungguhnya Allah akan menerima sedekahnya dengan tangan kanan-Nya, kemudian
Dia menumbuh-kembangkannya bagi pemiliknya sebagaimana salah seorang dari kamu
menumbuh-kembangkan anak kudanya sehingga menjadi seperti (sepenuh) gunung.” (HR.
Al-Bukhari II/511 no.1344, dan Muslim II/702 no.1014).
(*) KEUTAMAAN KEEMPAT:
Membayar Zakat merupakan salah satu sebab dihapuskannya kesalahan dan dosa.
» Hal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, bahwa
Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ْ ‫طفُِئ ْال َخ ِطيَئةَ َك َما ي‬
َ َّ‫ُطفُِئ ْال َما ُء الن‬
‫ار‬ ْ ُ‫ص َدقَةُ ت‬
َّ ‫َوال‬
Artinya: “Dan sedekah itu dapat menghapuskan dosa (kesalahan) sebagaimana air dapat
memadamkan api.” (HR. At-Tirmidzi V/11 no.2616, dan Ahmad V/231 no.22069).

(*) KEUTAMAAN KELIMA:


Membayar Zakat akan mensucikan harta dan jiwa pelakunya, menumbuh-kembangkan harta
(Zakat)nya, dan menjadi sebab terbukanya pintu-pintu rezeki. Dan yang jelas berkahnya akan
melimpah.
» Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:
َ ‫ُخ ْذ ِم ْن َأ ْم َوالِ ِه ْم‬
‫ص َدقَةً تُطَهِّ ُرهُ ْم َوتُزَ ِّكي ِه ْم بِهَا‬
Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan mereka.” (QS. At-Taubah: 103).
» Dan diriwayatkan dari Abu Gharzah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wasallam pernah berwasiat kepada para pedagang dengan sabdanya:
َّ ‫ض ُرهُ ْال َحلِفُ َواللَّ ْغ ُو فَ ُشوبُوهُ بِال‬
‫ص َدقَ ِة‬ ُ ْ‫َّار ِإ َّن ْالبَ ْي َع يَح‬
ِ ‫يَا َم ْع َش َر التُّج‬
Artinya: “Wahai para pedagang sesungguhnya jual beli ini dicampuri dengan perbuatan sia-
sia dan sumpah oleh karena bersihkanlah ia dengan shadaqah.” (HR. Ahmad IV/6 no.16179,
Nasai VII/14 no.3797, dan Ibnu Majah II/726 no.2145. Dan dinyatakan SHOHIH oleh syaikh
Al-Albani).

(*) KEUTAMAAN KEENAM:


Membayar Zakat merupakan sebab datangnya segala kebaikan. Sedangkan meninggalkan
kewajiban Zakat akan mendatangkan keburukan dan menyebabkan terhalangnya kebaikan-
kebaikan.
» Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam:
ْ َ‫َولَ ْم يَ ْمنَعُوا َز َكاةَ َأ ْم َوالِ ِه ْم ِإالَّ ُمنِعُوا ْالق‬
َ‫ط َر ِمن‬
‫ال َّس َما ِء َولَوْ الَ ْالبَهَاِئ ُم لَ ْم يُ ْمطَرُوا‬
Artinya: “Dan tidaklah mereka meninggalkan kewajiban (membayar) zakat harta benda
mereka melainkan hujan tidak akan diturunkan kepada mereka. Kalau sekiranya bukan
karena binatang ternak, niscaya mereka tidak akan diberi hujan (yakni mereka ditimpa
kekeringan, pent).” (HR. Ibnu Majah II/1332 no.4019, dan dinyatakan SHOHIH oleh syaikh
Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no.105).
(*) KEUTAMAAN KETUJUH:
Orang yang membayar Zakat (atau mengeluarkan infaq dan sedekah) dengan niat ikhlas
karena Allah akan mendapatkan perlindungan dan naungan Arsy Allah Ta’ala di hari
kiamat kelak.
» Hal ini berdasarkan hadits berikut:
…: ‫ه‬ŒŒ‫ر في‬ŒŒ‫ وذك‬,ُ‫ َّل ِإالَّ ِظلُّه‬Œ‫وْ َم الَ ِظ‬ŒŒَ‫ ْب َعةٌ ي ُِظلُّهُ ُم هَّللا ُ فِى ِظلِّ ِه ي‬Œ‫ « َس‬: ‫ا َل‬ŒŒَ‫لم – ق‬ŒŒ‫ه وس‬ŒŒ‫ع َْن َأبِى هُ َر ْي َرةَ َع ِن النَّبِ ِّى – صلى هللا علي‬
ُ ِ‫ق َأ ْخفَى َحتَّى الَ تَ ْعلَ َم ِش َمالُهُ َما تُ ْنف‬
Œُ‫ق يَ ِمينُه‬ َ ‫ص َّد‬
َ َ‫… َو َر ُج ٌل ت‬
Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, bahwa Nabi shallallaahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan naungan
dari Allah pada hari (Kiamat) yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, diantaranya
yaitu: “Seseorang yang menyedekahkan hartanya dengan sembunyi-sembunyi sehingga
tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.” (HR. Bukhari
I/234 no.629, dan Muslim II/715 no.1031)

(*) KEUTAMAAN KEDELAPAN:


Membayar Zakat, infak atau sedekah dapat mencegah (atau mengobati) berbagai macam
penyakit, baik penyakit jasmani maupun rohani.
» Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam: “Obatilah orang-orang
yang sakit diantaramu dengan shodaqoh.” (Shohih At-Targhib wa At-TarhiB-).

(*) KEUTAMAAN KESEMBILAN:


Orang yang berinfaq atau bersedekah akan didoakan kebaikan oleh malaikat setiap hari.
» Hal ini bedasarkan sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam:
‫ َويَقُو ُل اآلخَ ُر اللَّهُ َّم َأ ْع ِط ُم ْم ِس ًكا تَلَفًا‬، ‫َما ِم ْن يَوْ ٍم يُصْ بِ ُح ْال ِعبَا ُد فِي ِه ِإالَّ َملَ َكا ِن يَ ْن ِزالَ ِن فَيَقُو ُل َأ َح ُدهُ َما اللَّهُ َّم َأ ْع ِط ُم ْنفِقًا خَ لَفًا‬
Artinya: “Tidaklah seorang hamba berada pada suatu hari melainkan akan turun dua malaikat
yang salah satunya mengucapkan (doa), “Ya, Allah berilah orang-orang yang berinfaq itu
balasan”, dan malaikat yang lain mengucapkan (doa), “Ya, Allah berilah pada orang yang
bakhil/kikir kebinasaan (pada hartanya).”. (HR. Bukhari II/522 no.1374, dan Muslim II/700
no.1010, dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).

(*) KEUTAMAAN KESEPULUH:


Membayar Zakat, Shodaqoh atau infaq merupakan indikasi kebenaran iman seseorang
hamba.
» Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ٌ ‫ص َدقَةُ بُرْ ه‬
‫َان‬ َّ ‫َوال‬
Artinya: “Shodaqoh merupakan bukti (keimanan).” (HR. Muslim I/203 no.223).
3. SYARAT DAN PERHITUNGAN ZAKAT

Syarat Zakat
Jika seseorang memenuhi syarat berikut ini maka wajib hukumnya untuk mengeluarkan
zakat:
  1. Islam
  2. Merdeka
  3. Berakal dan baligh
  4. Hartanya memenuhi nisab

Nisab Zakat
Nisab adalah batas terendah yang telah ditetapkan secara syar’i yang menjadi pedoman untuk
menentukan kewajiban mengeluarkan zakat bagi yang memiliki harta dan telah mencapai
ukuran tersebut. Syarat-syarat nisab adalah:
1. Harta yang akan dizakati di luar kebutuhan yang harus dipenuhi seseorang, seperti
makanan, pakaian, tempat tinggal, kendaraan, dan alat yang digunakan untuk mata
pencaharian.
2. Harta yang akan dizakati telah berjalan selama 1 tahun (haul), terhitung dari hari
kepemilikan nisab. Kecuali zakat pertanian dan buah-buahan yang diambil ketika panen, serta
zakat harta karun yang diambil ketika menemukannya. Sehingga, kalau nisab tersebut
berkurang pada satu ketika dari haul, maka terputuslah hitungan haul. Dan kalau sempurna
lagi nisab tersebut, maka dimulai lagi perhitungannya.

Rumus Perhitungan Zakat


Tercatat, ada beberapa jenis zakat yang mesti Anda keluarkan. Apa saja zakat-zakat tersebut?
Lalu bagaimana perhitungannya? Simak pembahasannya berikut.
1. Rumus Perhitungan Zakat Fitrah
Zakat Fitrah per orang = 3,5 liter x harga beras di pasaran per liter. Contoh: Harga beras di
pasar rata-rata Rp10.000,- per liter, maka zakat fitrah yang harus dibayar per orang sebesar
Rp35.000,-. Jika dihitung dari segi berat, maka Zakat Fitrah per orang = 2,5 kg x harga beras
di pasaran per kilogram.

2. Rumus Perhitungan Zakat Profesi/Pekerjaan


Ada 3 cara menghitung zakat profesi/pekerjaan:
1. Diqiaskan dengan zakat uang sepenuhnya,
2. Diqiaskan dengan zakat hasil tani sepenuhnya,
3. Memakai qias kemiripan dengan zakat uang dan hasil tani.

Qias Zakat Uang Zakat Hasil Tani Zakat Uang dan Hasil Tani
Nisab 85 gram emas 653 kg beras 653 kg beras
Kadar Zakat 2,5% 5% atau 10% 2,5%
Setiap menerima Setiap menerima
Haul 1 tahun
Penghasilan Penghasilan
Dipotong keperluan
Dipotong keperluan asasi
Pemotongan asasi dan pembayaran Tidak dipotong
dan pembayaran hutang
hutang

3. Rumus Perhitungan Zakat Maal/Harta Kekayaan


Zakat maal berlaku untuk harta kekayaan yang dimiliki seorang muslim dengan rumusan
sebagai berikut:
Zakat Maal = 2,5% X Jumlah harta yang tersimpan selama 1 tahun. Menghitung Nisab Zakat
Maal = 85 x harga emas pasaran per gram. Contoh: Umi punya tabungan Rp100 juta rupiah,
deposito Rp200 juta rupiah, rumah kedua yang dikontrakkan senilai Rp500 juta rupiah dan
emas perak senilai Rp200 juta rupiah. Total harta yang dimiliki Rp1 miliar rupiah. Semua
harta sudah dimiliki sejak 1 tahun yang lalu.
Misal, harga 1 gram emas sebesar Rp250.000,- maka batas nisab zakat maal adalah
Rp21.250.000,- Karena harta Umi lebih dari limit nisab, maka ia harus membayar zakat maal
sebesar Rp1 miliar X 2,5% = Rp25 juta rupiah per tahun.

Harta yang wajib dibayarkan zakat maal: emas, perak, uang simpanan, hasil pertanian,
binatang ternak, benda usaha dan harta temuan. Masing-masing memiliki nisab dan rumus
mengeluarkan zakat yang berbeda, sebagai berikut:
a. Nisab Emas
Nisab emas sebanyak 20 dinar. 1 dinar = 4,25 gram emas. Jadi 20 dinar = 85 gram emas
murni. Dari nisab tersebut, diambil 2,5%. Jika lebih dari nisab dan belum sampai ukuran
kelipatannya, maka diambil dan diikutkan dengan nisab awal. Contoh: Rani memiliki emas
87 gram yang disimpan. Jika telah sampai haulnya, wajib untuk dikeluarkan zakatnya, yaitu
2,5% x 87 gram = 2,175 gram atau uang seharga emas tersebut.

b. Nisab Perak
Nisab perak adalah 200 dirham. 1 dirham = 595 gram, dari nisab tersebut diambil 2,5%
dengan perhitungan sama dengan emas.
c. Nisab Binatang Ternak
Syarat wajib zakat binatang ternak sama dengan atas, ditambah 1 syarat lagi, yaitu
binatangnya lebih sering digembalakan di padang rumput yang mubah daripada dicarikan
makanan. nisab binatang ternak sebagai berikut:
 Unta
nisab unta adalah 5 ekor.
 Sapi
nisab sapi adalah 30 ekor. Perhitungannya sebagai berikut:
Jumlah Sapi Jumlah yang dikeluarkan
30-39 ekor 1 ekor tabi’ atau tabi’ah
40-59 ekor 1 ekor musinnah
60 ekor 2 ekor tabi’ atau 2 ekor tabi’ah
70 ekor 1 ekor tabi dan 1 ekor musinah
80 ekor 2 ekor musinnah
90 ekor 3 ekor tabi’
100 ekor 2 ekor tabi’ dan 1 ekor musinnah
Keterangan:
Tabi’ dan tabi’ah adalah sapi jantan dan betina yang berusia setahun. Musinnah adalah sapi
betina yang berusia 2 tahun.
 Kambing
Nisab kambing adalah 40 ekor. Perhitungannya sebagai berikut:
Jumlah Kambing Jumlah yang dikeluarkan
40 ekor 1 ekor kambing
120 ekor 2 ekor kambing
201 – 300 ekor 3 ekor kambing
> 300 ekor setiap 100, 1 ekor kambing

4. Nisab Hasil Pertanian


Nisab hasil pertanian adalah 5 wasaq. 1 wasaq = 60 sha’. 1 sha’ = 3 kg. nisab zakat hasil
pertanian adalah 300 sha’ x 3 kg = 900 kg. Bila pertanian itu menggunakan alat penyiram
tanaman, maka zakatnya sebanyak 5%. Dan jika pertanian itu diairi dengan hujan, maka
zakatnya sebanyak 10%. Misalnya: Seorang petani hasil panennya sebanyak 1000 kg. Maka
zakat yang dikeluarkan bila dengan alat siram tanaman adalah 1000 x 5% = 50 kg, bila tadah
hujan, sebanyak 1000 x 10% = 100 kg
5. Nisab Barang Dagangan
Nisab dan ukuran zakat barang dagangan sama dengan nisab dan ukuran zakat emas. Syarat
zakat perdagangan sama dengan syarat zakat yang lain ditambah 2 syarat lainnya:
1. Memilikinya dengan tidak dipaksa, seperti membeli dan menerima hadiah,
2. Memilikinya dengan niat untuk perdagangan,
Seorang pedagang harus menghitung jumlah nilai barang dagangan dengan harga beli, lalu
digabungkan dengan keuntungan bersih setelah dipotong hutang. Misalnya: Seorang
pedagang menjumlah barang dagangannya pada akhir tahun dengan total Rp200.000.000,-,
laba bersih Rp50.000.000,-, dan memiliki hutang Rp. 100.000.000,-. Maka perhitungannya
sebagai berikut:

Modal – Hutang: Rp200.000.000,- – Rp100.000.000,- = Rp100.000.000,-


Jumlah harta zakat adalah: Rp100.000.000,- + Rp50.000.000,- = Rp150.000.000,-
Zakat yang harus dibayarkan: Rp150.000.000,- x 2,5 % = Rp3.750.000,-

6. Nisab Harta Karun


Tidak hanya harta milik sendiri yang harus dizakatkan, harta yang ditemukan seperti harta
karunpun wajib dizakatkan. Harta karun yang ditemukan, wajib dizakati secara langsung
tanpa mensyaratkan nisab dan haul, sebesar 20%.

Anda mungkin juga menyukai