INSPEKTORAT
Alamat : Jalan Percetakan Negara Manokwari - Provinsi Papua Barat Telp. (0986) 211931 Fax (0986)213447
NOMOR : 700/047//WAS-DES/IK—PEGAF/X/2022
2
f. Peraturan Bupati Pegunungan Arfak Nomor 15 Tahun 2021 Tentang
Tata Cara Pembagian dan Penetapan Rincian Alokasi Dana Desa Bagi
Setiap Kampung di Kabupaten Peunungan Arfak Tahun Anggaran 2021;
g. Surat Perintah Tugas Inspektur Kabupaten Pegunungan Arfak
Nomor 700/047//WAS-DES/IK—PEGAF/X/2022 tanggal 03 Oktober
2022, untuk : Melaksanakan Pengawasan Dana Desa Pada Distrik Taige
Kabupaten Pegunungan Arfak Tahun Anggaran 2021.
2. Sifat pemeriksaan :
Pemeriksaan reguler sesuai Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT)
Inspektorat Kabupaten Manokwari Tahun Anggaran 2022.
4. Tujuan Pemeriksaan :
a. Menilai ketaatan terhadap penggunaan dana desa sesuai Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku;
b. Menyampaikan saran perbaikan terhadap kelemahan yang ditemukan
dalam pemeriksaan;
c. Mendeteksi penyimpangan prosedur dan hambatan yang ditemui;
d. Menilai daya serap penggunaan dana desa
e. Melakukan evaluasi sistem dan prosedur dan kebijakan yang
berkaitan dengan pelaksanaan dana desa.
6. Metodologi Pemeriksaan :
3
Metodologi pemeriksaan yang digunakan adalah menggunakan
metode uji petik terhadap jenis-jenis bukti pemeriksaan, melalui analisis
terhadap peraturan perundang- undangan dan kebijakan - kebijakan,
analisis terhadap bukti pelaksanaan kegiatan, dan observasi
pengecekan fisik.
7. Tim Pemeriksa :
a. Penanggungjawab : Drs. Lisnan M.Pd/NIP;.19660421 199303 1 010
b. Pengendali Teknis : Petru Parapa’/NIP. 196510021991031016
c. Ketua Tim : Arnolus Paturerung ST. /
NIP. 197104142002121008
d. Anggota Tim : 1). James Dalton Maniagasi, SH/
NIP. 19760909201004 001
2). Iha Dowansiba, SE/NIP. 199105052020102001
3). Harun Saiba/NIP. 198905072021241001
4). Solemius Indwek/NIP. 199503122021241001
8. Hasil Pemeriksaan
a. Data umum
Identitas Auditan :
1. Nama Kepala Kampung Taige : GOLIAT. MANGESUK
Diangkat berdasarkan SK
Bupati Pegunungan Arak : No
2. Bendahara Kampung Taige : YANTI HARDIANTI
Diangkat berdasarkan SK
Ka. Kampung Taige : No.
b. Realisasi Anggaran
Rencana Penerimaan Kampung Taige tahun 2021 dapat diuraikan
sebagai berikut :
4
Jumlah
Sumber Anggaran Realisasi
No Kampung %
Dana (Rp)
(Rp)
1 Taige APBN 2021 773.143.000 773.143.000 100
APBD 2021 0
LAIN-LAIN 0 0 0
ADK 2021 50.000.000 50.000.000 100
Jumlah 823.143.000 823.143.000 100
Sumber
No Kampung Tahapan Tanggal Nilai (Rp) %
Dana
APBN 18-Juni-2021
1 Taige Tahap I 213.857.200,00 30%
2021
13-Sept-2021
Tahap II 356.956.200,00 45%
5
Berdasarkan data tersebut diatas, maka penerimaan Dana Desa untuk
Kampung Taige terdiri dari :
- Dana Desa yang bersumber APBN (DDS) TA. 2021 :
Penyaluran dari Rekening Kas Umum Daerah ke Rekening Kas
Kampung Taige adalah sebagai berikut :
Tanggal 18-Juni-2021 Penyaluran Tahap I = Rp. 213.857.200,-
Tanggal 13-Sept-2021 Penyaluran Tahap II = Rp. 356.956.200,-
Tanggal 14-Des-2021 Penyaluran Tahap III = Rp. 202.328600,-
Total penyaluran DDS TA. 2021 = Rp. 773.143.000,- (tujuh ratus tujuh
puluh tiga juta tiga seratus empat puluh tiga ribu rupiah).
- Alokasi Dana Kampung (ADK) yang
bersumber dari APBD Kabupaten Pegunungan Arfak TA. 2021 :
Tanggal 15 Desember 2021; Penyaluran I Tahap = Rp. 50.000.000,-
(lima puluh juta rupiah).
- SILPA Tahun Sebelumnya : 0
Belum di Sisa
No Nama Bidang/Kegiatan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi SPJ
SPJ kan (Rp)
Bidang Pelaksanaan
A
Pembangunan
2 0,00
Sub Jumlah 63.525.000 63.525.000 63.525.000
6
Bidang Pemberdayaan
C
Masyarakat
BLT ( Bantuan langsung
1 0,00
Tunai) 572.400.000 572.400.000 572.400.000 -
2 Covid 19 0,00
4.770.000 4.770.000 4.770.000 -
Sub Jumlah 577.170.000 577.170.000 577.170.000 0,00
-
BIDANG
D PENYELENGARAAN
PEMERINTAHAN DESA
1 SDGS
4.000.000 4.000.000 4.000.000
,00
Sub Jumlah 4.000.000 4.000.000 4.000.000 -
Jumlah I 773.143.000 773.143.000 773.143.000
Dari data tersebut diatas diketahui bahwa Dana Desa pada Kkampung
Taige telah digunakan sebesar Rp. 823.143.000,00 ( 100%)
9. Temuan Pemeriksaan
Dari hasil pemeriksaan atas penggunaan Dana Desa pada Kampung Bakaro
yang bersumber dari APBN TA. 2018 dan Alokasi Dana Kampung yang
bersumber dari APBD Kabupaten Manokwari TA. 2018 ditemukan hal-hal
sebagai berikut :
Terdapat penggunaan Dana Desa tanpa bukti pendukung/bukti belanja
sebesar Rp. 53.889.061,- (Lima puluh tiga juta delapan ratus delapan
puluh sembilan ribu enam puluh satu rupiah).
Hal ini tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13
tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 132 ayat (1)
setiap pengeluaran belanja atas beban APBD harus didukung dengan
bukti yang lengkap dan sah.
Kondisi ini disebabkan oleh kesengajaan Kepala Kampung Bakaro Sdr.
Agus Meidodga dan Bendahara Kampung Bakaro Sdr. Paustinus
Mimguy, melanggar ketentuan peraturan pengelolaan keuangan kampung
yang berakibat pada Negara dirugikan sebesar Rp. 53.889.061,- (Lima
puluh tiga juta delapan ratus delapan puluh sembilan ribu enam puluh
satu rupiah).
7
Tim Inspektorat tidak memperoleh tanggapan dari Kepala Kampung
Bakaro Sdr. Agus Meidodga atas temuan tersebut, dikarenakan sampai
dengan berakhirnya masa pemeriksaan yang bersangkutan tidak pernah
datang memenuhi panggilan Tim Inspektorat. Sedangkan tanggapan dari
Bendahara Kampung adalah bahwa temuan tersebut menjadi urusan
Kepala Kampung Bakaro.
a. Terdapat penggunaan dana desa yang tidak sesuai peruntukannya sebesar
Rp. 178.829.222,- (seratus tujuh puluh delapan juta delapan ratus dua
puluh sembilan ribu dua ratus dua puluh dua rupiah) yang terdiri dari :
pinjaman/penggunaan dana desa untuk keperluan / kepentingan
pribadi Kepala Kampung Bakaro Sdr. Agus Meidodga, sebesar Rp.
171. 792.990,- yang dipertanggungjawabkan ke dalam belanja
kegiatan dari Dana Desa Kampung Bakaro TA. 2018, dengan rincian
sebagai berikut :
Hal ini tidak sesuai dengan Permendagri 113 Tahun 2014 Tentang
Pengelolaan Keuangan Desa :
Pasal 12 ayat (2) yang berbunyi : Belanja desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dipergunakan dalam rangka mendanai penyelenggaraan
kewenangan Desa.
Pasal 13 ayat (2) yang berbunyi : Kelompok belanja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibagi dalam kegiatan sesuai dengan kebutuhan
Desa yang telah dituangkan dalam RKPDesa.
8
Kondisi ini disebabkan oleh :
kesengajaan Kepala Kampung Bakaro Sdr. Agus Meidodga melanggar
ketentuan peraturan pengelolaan keuangan kampung sehingga
menyebabkan Negara dirugikan sebesar Rp. 171.792.990,-
kesengajaan Bendahara Kampung Bakaro Sdr. Paustinus Mimguy
melanggar ketentuan peraturan pengelolaan keuangan kampung,
sehingga menyebabkan Negara dirugikan sebesar Rp. 7.036.232,-
Sampai dengan berakhirnya masa pemeriksaan, Kepala Kampung Bakaro
tidak memenuhi panggilan I dan panggilan II Tim Inspektorat sehingga
tidak diperoleh tanggapan atas temuan tersebut, sedangkan Bendahara
Kampung Bakaro Sdr. Paustinus Mimguy mengakuinya dan menyatakan
bersedia mengembalikan dana sebesar Rp. 7. 036.232,- ke Kas Kampung
Bakaro selambat-lambatnya tanggal 31 Desember 2019 dan menyerahkan
bukti setoran kepada Inspektur Kabupaten Manokwari.
b. Terdapat pertanggung jawaban fiktif atas belanja kegiatan dana desa
Kampung bakaro TA. 2018, dengan rincian sebagai berikut :
belanja bayar insentif 8 orang guru SD Bakaro sebesar Rp.
28.800.000,- (dua puluh delapan juta delapan ratus ribu rupiah);
belanja pembayaran honor 2 (dua) orang Kader Posyandu Kampung
Bakaro TA. 2018 sebesar Rp. 6.000.000,- (enam juta rupiah).
belanja baju batik untuk ibu-ibu PKK Kampung Bakaro TA. 2018
sebesar Rp. 9.275.000,- (sembilan juta dua ratus tujuh puluh lima ribu
rupiah) dan belanja transport ibu-ibu PKK Kampung Bakaro ke
tukang jahit baju sebesar Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah).
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
No. 13 tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 132
ayat (1) setiap pengeluaran belanja atas beban APBD harus didukung
dengan bukti yang lengkap dan sah.
Kondisi tersebut disebabkan oleh Kesengajaan Kepala Kampung Bakaro
Sdr. Agus Meidodga dan Bendahara Kampung Bakaro Sdr. Pustinus
Mimguy, melanggar ketentuan peraturan pengelolaan keuangan kampung
sehingga mengakibatkan Negara dirugikan sebesar Rp. 59.075.000,-
(lima puluh sembilan juta tujuh puluh lima ribu rupiah).
9
Tim Inspektorat tidak memperoleh tanggapan dari Kepala Kampung
Bakaro Sdr. Agus Meidodga atas temuan tersebut, dikarenakan sampai
dengan berakhirnya masa pemeriksaan yang bersangkutan tidak pernah
datang memenuhi panggilan Tim Inspektorat.
Tanggapan dari Bendahara Kampung Bakaro adalah bahwa temuan
terhadap pembayaran insentif guru SD Bakaro dan honor Kader
Posyandu Kampung Bakaro TA. 2018 tersebut menjadi urusan Sekretaris
Kampung Bakaro, sebab seluruh dana dimaksud telah diserahkan oleh
Bendahara Kampung Bakaro kepada Sekretaris Kampung Bakaro.
Sedangkan terhadap temuan belanja baju batik dan biaya transport Ibu-
Ibu PKK adalah menjadi urusan Kepala Kampung Bakaro. Bahwa yang
menerima uang sebesar Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) untuk
transportasi Ibu-Ibu PKK Kampung Bakaro adalah istri Kepala Kampung
Bakaro. Tetapi saat akan menandatangani kwitansi sebagai bukti
penerimaan uang, Istri Kepala Kampung Bakaro sulit ditemui sehingga
oleh Pendamping Kampung Sdri. Thresia Ajoi, menuliskan nama
penerima adalah Ruth Rumainum. Kemudian kwitansi ditandatangani
oleh Ruth Rumainum, yang adalah istri dari Bendahara Kampung
Bakaro.
Sdri. Theresia Ajoi saat dikonfirmasi oleh Tim Inspektorat membenarkan
pernyataan Bendahara Kampung Bakaro tersebut.
10
perbedaan jumlah uang sebesar Rp. 8.000.000,- (delapan juta rupiah)
yang diterima oleh 8 (delapan) orang Kader Posyandu Kampung
Bakaro. Masing-masing Kader Posyandu menerima honor sebesar Rp.
2.000.000,- sedangkan yang dipertanggungjawabkan dalam belanja
pembayaran honor kader Posyandu Kampung Bakaro TA. 2018
sebagaimana tercantum dalam kwitansi belanja adalah masing-
masing Kader Posyandu menerima sebesar Rp. 3.000.000,-
Hal ini tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13
Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 132 ayat (1)
setiap pengeluaran belanja atas beban APBD harus didukung dengan
bukti yang lengkap dan sah
Kondisi ini disebabkan oleh kesengajaan Kepala Kampung Bakaro dan
Bendahara Kampung Bakaro melanggar ketentuan peraturan pengelolaan
keuangan kampung yang mengakibatkan Negara dirugikan sebesar
Rp. 8.000.000,- (Delapan juta rupiah).
Tim Inspektorat tidak memperoleh tanggapan dari Kepala Kampung
Bakaro Sdr. Agus Meidodga atas temuan tersebut, dikarenakan sampai
dengan berakhirnya masa pemeriksaan yang bersangkutan tidak pernah
datang memenuhi panggilan Tim Inspektorat. Sedangkan tanggapan dari
Bendahara Kampung adalah bahwa temuan tersebut menajdi urusan
Kepala Kampung Bakaro.
d. Terdapat kekurangan volume pekerjaan fisik serta pekerjaan yang
dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu :
5 (lima) unit KM/WC Kampung Bakaro yang tidak dibangun. Dari 9
Unit Km/WC ukuran 6x7 M2 dengan total biaya Rp. 280.448.949
ternyata yang terbangun hanya 4 Unit KM/WC.
Hal ini tidak sesuai dengan Peraturan pemerintah No. 13 tahun 2006
Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 132 ayat (1) setiap
pengeluaran belanja atas beban APBD harus didukung dengan bukti yang
lengkap dan sah.
11
Kondisi ini disebabkan oleh kesengajaan Kepala Kampung Bakaro Sdr.
Agus Meidodga dan Bendahara Kampung Bakaro Sdr. Paustinus
Mimguy, melanggar ketentuan peraturan pengelolaan keuangan kampung
yang berakibat pada Negara dirugikan sebesar Rp. 132.868.368.
Tim Inspektorat tidak memperoleh tanggapan dari Kepala Kampung
Bakaro Sdr. Agus Meidodga atas temuan tersebut, dikarenakan sampai
dengan berakhirnya masa pemeriksaan yang bersangkutan tidak pernah
datang memenuhi panggilan Tim Inspektorat. Sedangkan tanggapan dari
Bendahara Kampung adalah bahwa pembangunan 5 (lima) unit KM/WC
ditambah pembangunan Rumah Pastori dan rumah Kepala Kampung
Bakaro ditangani oleh Kepala Kampung Bakaro. Bendahara Kampung
Bakaro bersama Pendamping Desa untuk Distrik Manokwari Timur
berencana membuat berita acara revisi terhadap pembangunan WC/KM,
tetapi sampai dengan berakhirnya pengelolaan dana desa TA. 2018 revisi
dimaksud tidak sempat dibuat.
12
2. Etika Pendamping Profesional :
8). Tidak bertindak sebagai suplier bahan dan alat, menunjuk salah
satu suplier atau berfungsi sebagai perantara;
9) Tidak bertindak sebagai juru bayar, menerima titipan uang, atau
merekayasa pembayaran atau administrasi atas pemerintah desa;
10) Tidak membantu atau menyalahgunakan APBDesa untuk
kepentingan pribadi, keluarga atau kelompok.
Kondisi tersebut disebabkan kesengajaan dari Pendamping Desa Sdri.
Theresia Ajoi dan Pendamping Lokal Desa Sdri. Selvia Koromat
melanggar SOP Pembinaan dan Pengendalian Tenaga Pendamping
Profesional, sehingga pemberdayaan masyarakat kampung tidak dapat
terlaksana dengan baik.
Atas temuan tersebut Pendamping Desa Sdri. Theresia Ajoi dan Sdri.
Selvia Koromat menyatakan bahwa mereka dimintai tolong oleh
Bendahara Kampung Bakaro untuk belanja home stay/gasebo dan ayunan
pantai, namun keduanya mengakui kesalahan mereka karena telah
lalai/melanggar Standar Operasional dan Prosedur (SOP) Pembinaan dan
Pengendalian Tenaga Pendamping Profesional.
13
c). Konflik Kepentingan Pribadi: Setiap Pendamping Profesional,
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya wajib
menghindari konflik/mementingkan diri sendiri.
d).Penyimpangan Keuangan: Setiap Pendamping Profesional tidak
diperbolehkan menerima atau meminjam uang dan/atau barang
yang berindikasi pada penyalahgunaan wewenang.
14
Uang yang diterima itu digunakan untuk membayar 3 unit gasebo sebesar
Rp. 150.000.000,- dan 3 unit ayunan pantai sebesar Rp. 15.000.000,-
Tanggapan Sdri. Theresia Ajoi dan Sdri. Selvia Koromat tidak dapat
diterima oleh Tim Inspektorat sebab telah dilakukan uji petik kepada
Pemilik Meubel Ukir Jepara, Sdr. Fatkul Kanan, yang didukung dengan
surat pernyataan Sdr. Fatkul Kanan, bahwa Sdri. Theresia Ajoi
melakukan pembayaran atas pembelian 3 unit gasebo sebesar Rp.
90.000.000,- dan 3 unit ayunan pantai sebesar Rp. 12.000.000,- sehingga
total pembayaran yang diterima oleh Sdr. Fatkul Kanan hanyalah sebesar
Rp. 102.000.000,- (seratus dua juta rupiah).
15
10. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
Hasil temuan tersebut di atas menunjukkan indikasi kerugian Daerah dari
pengelolaan Dana Desa Kampung Bakaro Distrik Manokwari Timur TA. 2018
sebesar Rp. 518.161.651,- (Lima ratus delapan belas juta seratus enam puluh satu
ribu enam ratus lima puluh satu rupiah). Atas temuan tersebut, maka Tim Pemeriksa
Inspektorat Kabupaten Manokwari merekomendasikan kepada Bupati Manokwari
agar memerintahkan Inspektur Kabupaten Manokwari untuk melakukan Tindak
Lanjut dengan Audit Investigasi atas Pengelolaan Dana Desa pada Kampung Bakaro
Distrik Manokwari Timur Kabupaten Manokwari Tahun Anggara 2018.
Demikian laporan hasil pemeriksaan Pengelolaan Dana Desa pada Kampung Bakaro
Distrik Manokwari Timur Kabupaten Manokwari Tahun Anggaran 2018
disampaikan kepada Bupati Manokwari untuk diketahui dan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil kebijakan lebih lanjut.
INSPEKTUR,
16
17