Skript

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

Apakah kalian tahu apa penyebab dari krisis moneter 1998?

Jadi, akar
penyebab dari krisis moneter 1998 berasal dari negara tetangga kita yaitu Thailand.
Nah jadi, apa sih krisis moneter 1998?
Nah, krisis ini adalah krisis finansial yang hampir sama dengan 1998,
bedanya krisis ini disebabkan oleh anjloknya nilai mata uang pada 1997 yang
awalnya 2000 per usd menjadi 16.000 usd pada tahun 1998. Hal ini membuat
sektor sektor lain bangkrut. Nah, lalu apa sih faktor faktpr yang
melatarbelakanginya?
Jika disederhanakan nih, yang akan kita bahasa kali ini ada 3 poin :
Yang pertama adalah matauang anjlok
Yang kedua utang luar negeri membludak
Yang ketiga krisis kepercayaan
Nah, mulai dari nomer 1 dulu nih. Nah, anjloknya mata uang kita ini tuh
disebabkan oleh negara tetangga kita sendiri yaitu thailand. Nah jadi saat itu
thailand memiliki ketimpangan cadangan suku bunga dengan negara asia lain yaitu
negara jepang. Saat itu thailnd memiliki suku bunga yang sangat tinggi yaitu
sebesar 10%. Sedanhkan, jepang hanya memiliki suku bunga 2%. Hal ini yang
akhirnya dimanfaatkan pengusaha dan spekulan untuk menbuat skema bisnis.
Yamg dalam bentuk forex atau valas. Jadi apa sih forex itu ? Forex atau valas
(valuta asing) adalah perusahaan yang bergerak di mata uang global. Jadi saat itu
nih, perusaahaan perusahaan forex tersebut meminjam sejumlah uang dalam
jumlah banyak dari jepang dengan suku bunga rendah lalu meminjamkannya
kembali di thailand yang memiliki suku bunga tinggi ke berbagai sektor.
Nah, lalu dari mana sih mereka dapat untung? Nah jadi bayangin aja nih.
Misal, kalian pinjam uang ke temen kalian sebanyak Rp. 2000 dengan bunga Rp.
1000. Nah terus uang ini kalian pinjamin lagi nih ke temen kalian yang lain dengan
bunga sebesar Rp. 2000. Nah berarti kalian untung sebanyak Rp. 1000 kan? Kira
kira begitulah analoginya.
Emang sih, hal itu membuat sektor sektor ekonomi di thailand meningkat
khususnya pada umkm dan ekspor. Ekspor thailand pada saat itu menjadi semakin
produktif. Hal ini dibuktikan dengan meningjatnya ekspir sebesar 8%.
Pertumbuhan ekonomi ini membuat rakyat thailnd menjadi lebih senang membeli
produk produk luar negeri yang artinya mata permintaan mata uang asing di
thailnd meningkat. Nah, selain itu pada 1995 terjadi persaingan persagangan
intrnasional antara china dengan thailand. Nah, akibatnya pada tahun tahun
tersebut nilai ekspor thailand terus turun. Yang akhirnya membuat para skema
bisnis yang tadi kesulitan membayar utang luar negerinya. Utang luar negeri yang
tinggi dan menurunnya nilai ekspor, akhirnya memaksa pemerintah thailand hntuk
membiayai atau membayar utang utang luar negeri yang dipinjam oleh skema
skema bisnis tadi. Padahal saat itu nih, thailand sedang menerapkan kebijakan
fixed moneter change atau pertukaran mata uang tetap. Emang bisa ya, membuat
nilai mata uang kita menjadi tetap? Secara teknis, jal itu bisa dilakukan. Jadi, kita
menggunakan devisa kita untuk menalangi atau membayar selisih harga antara
mata uang kita dengan mata uang asing yang dakan konteks ini adalah dolar
amerika. Nah, tapi kan, devisa negara thailand tidak sebesar itu untuk membayar
hutang luar negeri swasta yang sangat besar. Akhirnya nih, thailand memutuskan
untuk menbiarkan mata uangnya mengembang dan mebgalokasikan sebagian besar
devisanya ke pembayaran hutang luar negeri. Saat itu nih, mimpi buruk terjadi.
Mata uang yang dibiarkan mengambnag sesuai permintaan dan penjualan pasar
langsung anjlok blek!!. Hal ini membuat kaget para investor di seluruh dynia.
Yang akhirnya mebgakibatkan krisis ekonomi asia termasuk indonesia. Nah,
kenapa indonesia ikut? Jadi saat itu indonesia juga menerapkabn fixed exchange
rate.
2. Hutang luar negeri yang membludak
Jadi saat itu, akibat krisis moneter yang terjadi di thailand dan
mepengaruhi nilai mata uang indonesia. Hutang hutang perusahaan di indonesia
melonjak tinggi sehingga. Sehingga perusahaan perusahaan itu kesulitan untuk
membayar utang mereka. Nah jadi, pada saat itu, 52,5 % dari hutang di indonesia
adalah hutang swasta dan sekitar 60%nya adalah hutang jangka pendek. Terus,
karena sebagian hutang kita adalah hutang lyar begeri yang harus dibayarakna
dengan dollar,Akibatnya nih hutang luar negeri kita meningkat berkali kali
lipat.Hal ini bisa terjadi karena Pemerintah tuh enggak memiliki mekanisme
pengawasan terhadap hutang luar negeri yang dibuat oleh swasta.
Bayangin aja nih, utang luar negeri sata itu yang awalnya mungkin 2000
dollar bisa jadi 16.000 dolar. Gila banget kan?.Hal ini membuat banyak perusahaan
dan perbankan saat itu bangkrut,yang akhirnya menyebabkan terjadi PHK dimana
mana,dan pengangguran pun membludak.Lalu terjadilah
3. Krisis Kepercayaan
Penanganan yang buruk dari pemerintah membuat kepercayaan pasar
terhadap negara menurun,tidak ada lagi tuh investor yang mau menginvestasikan
lagi uangnya di Indonesia.Akibatnya apa?roda ekonomi macet! Sebenernya IMF
udah mau bantuin Indonesia buat bikin program ekonomi tertentu,namun ternyata
data tertulis yang kita kasih enggak sama dengan keadaan yang terjadi di
lapangan.Nah itulah Krisis Ekonomi Termahal di Indonesia,meski g seburuk
kakaknya (Krisis ekonomi 1960an),krisis ini tuh udah ngerugiin negara dan
masyarakat banyak banget,tapi berkat Krisis ini kita dapat membatasi masa jabatan
presiden,yang emang “awalnya” bisa sampai 32 tahun atau lebih.Priit
bercanda,dari krisis ini LPS (lembaga penjamin simpanan) bisa terbentuk,jadi uang
kita lebih aman.Dan masih banyak lagi pelajaran yang dapat diambil.Omong2 pada
video kali ini,penyelesaiannya g dibahas yah!kalian bisa tulis di kolom komentar

Anda mungkin juga menyukai