Anda di halaman 1dari 8

FAKTOR-FAKTORRYANG BERHUBUNGANNDENGAN TERJADINYA

STROKE ISKEMIK PADAAPENDERITA RAWATTINAP


DI RUMAHSSAKIT UMUMMBINA KASIHMMEDAN
TAHUN 2022
1) 2) 3) 4)
Dodi Dwilaksosno , Theresia Ernawati Fau , Srihartati Siahaan , Chintya Siahaan , Kartika
5) 6)
Sabda Permata Br Karo , Tiarnida Nababan

ABSTRAKA
Meningkatnya tingkat sosial dalam kehidupan masyarakat dan ditunjang pula oleh
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berdampak pada peningkatan usia harapan
hidup masyarakat, hal ini tentunya akan menimbulkan pergeseran pola penyakit dimana penyakit
degeneratif dan pembuluh darah akan menggeser penyakit infeksi sebagai pembunuh utama
penduduk Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian Stroke Iskemik pada penderita rawat inap di Rumah Sakit Umum Bina Kasih
Medan. Penelitian ini menggunakan korelasi dengan desain Cross Sectional. Waktu penelitian
dilakukan pada bulan Agustus 2022. Populasi adalah seluruh responden yang mengalami stroke
iskemik. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh, maka sampel sebanyak 30
orang. Analisa bivariat menggunakan uji Chi-Sqaure. Hasil penelitian didapatkan hubungan
variabel tekanan darah dan terjadinya stroke iskemik didapatkan hasil Spearman’s rho 0,002,
variabel kelelahan fisik dan terjadinya stroke iskemik didapatkan hasil Spearman’s rho 0,005 dan
variabel IMT dan terjadinya stroke iskemik didapatkan hasil Spearman’s rho 0,003. Kesimpulan
ada hubungan tekanan darah, kelelahan fisik dan IMT dengan terjadinya Stroke Iskemik pada
Penderita Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan. Diharapkan kepada petugas
kesehatan dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam menanggulangi terjadinya
penyakit stroke iskemik.

Kata Kunci : Tekanan Darah, Kelelahan Fisik, IMT, Stroke Iskemik

FACTORS ASSOCIATED WITH THE OCCURRENCE OF ISCHEMIC


STROKE IN INPATIENTS AT BINA KASIH MEDAN HOSPITAL IN 2022

ABSTRACT
Increasing the social level in people's lives and also supported by developments in science and
technology will have an impact on increasing people's life expectancy, this will certainly lead to
a shift in disease patterns where degenerative and vascular diseases will shift infectious diseases
as the main killers of Indonesia's population. This study aims to determine the factors associated
with the incidence of ischemic stroke in inpatients at Bina Kasih General Hospital in Medan.
This research uses correlation with cross sectional design. The time of the research was
conducted in August 2022. The population is all respondents who have had an ischemic stroke.
The sampling technique uses saturated sampling, so the sample is 30 people. Bivariate analysis
using the Chi-Sqaure test. The results showed that the relationship between blood pressure and
the occurrence of ischemic stroke was obtained by Spearman's rho 0.002, physical fatigue and
the occurrence of ischemic stroke was obtained by Spearman's rho 0.005 and the BMI variable
and the occurrence of ischemic stroke was obtained by Spearman's rho 0.003. The conclusion is
that there is a relationship between blood pressure, physical fatigue and BMI with the
occurrence of ischemic stroke in inpatients at the Bina Kasih General Hospital in Medan. It is
hoped that health workers will serve as one of the considerations in tackling the occurrence of
ischemic stroke.

Keywords : Blood Pressure, Physical Fatigue, BMI, Ischemic Stroke


Latar Belakang ketergantungan total sebesar 13,9%,
Strokeaadalah kondisimmedis serius stroke berat 9,4 %, stroke sedang 7,1%
yang mengancam jiwa di manaaaliran dan stroke ringan 33,3%. 3 provinsi
darah yanggburuk ke otak menyebab- dengan prevalensi stroke (permil)
kan sel kematian. Penyakit serebrovas- tertinngi di indonesia provinsi Maluku
kular ini merupakan masalah utama 14,7%, Sulawesi Utara 12% dan teren-
kesehatan masyarakat global di seluruh dah provinsi Papua sebesar 4,1 %
dunia (Sutin et al. 2022). Stroke biasa- Seiringbbertambahnya umurddengan
nya terjadi karena gumpalan darah, kasusppenyaki strkmmeningkat, terti-
memblokir suplai darah ke bagian otak. nggi padakkelompok umur 75 tahun ke
Hal ini membuat bagian dari otak rusak atas (50,2%) dan terendah pada kelom-
atau mati. Stroke sering berdampak pokuumur15-24 tahun (0,6%). Berda-
negatif pada kualitas hidup pasien, sarkan jenis kelamin, pravelensisstroke
perkembangan sosial dan ekonomi pada laki-laki (11%) hampir sama den-
pasien keluarga, dan bahkan beban gan perempuan (10,95).
ekonomi suatu negara. Stroke dapat
terjadi pada semua usia tetapi dapat Strokeaadalah gangguanvvaskularisasi
dicegah dan dapat dikontrol (Imanda, pembuluh darahootak yang dapat men-
2019). Berdasarkan Registri Stroke gakibatkankkecacatan hingga kematian
Malaysia, stroke termasuk yang teratas yang menempati posisi ketiga setelah-
lima penyebab utama kematian, dengan nya penyakit jantung dan kanker
total 11.284 kasus stroke dan (Lestari, 2020). Akibat stroke, orang
peningkatan angka kematian dilapor- bisa menjadi cacat dan kehilangan
kan antara tahun 2009 dan 2016. kemampuan untuk hidup mandiri,
Kematian penyumbang utama faktor secara signifikan dapat mempengaruhi
penyebab stroke antara lain perdarahan ADL, kualitas hidup seseorang dan
masif (34%), infark serebral masif berdampak negatif terhadap fisik,
(25%), dan pneumonia aspirasi (22%) psikologis, dan kesehatan sosial
(Tew, 2020). (Darussalam, 2022). Strokeddapat pen-
yebab kecacatan pertama dan kema-
Menurut World Stroke Organization tian setelah penyakitjjantung koroner
(2022) secara global, lebih dari 12,2 dan kanker yanggdibedakan menjadi 2
juta atau satu dari empat orang di atas jenis stroke yaitu iskemik dan hemo-
usia 25 akan mengalami stroke atau raghic (Harahap, 2021).
lebih dari 101 juta orang yang hidup
saat ini, lebih dari 7,6 juta atau 62% Stroke iskemik merupakan salah satu
stroke iskemik baru setiap tahun. Lebih penyakit akibat aterosklerosis yang
dari 28% dari semua kejadian stroke pada akhirnya menyebabkan penyu-
adalah perdarahan intraserebral, 1,2 mbatan pada pembuluh darah di otak
juta perdarahan subarachnoid di Ameri- manusia (Nugraha, 2020). Defisit
ka Serikat,ssekitar 795.000 orang men- neurologis yang terjadi ketika
galamisstroke yang baru atau berulang. pembuluh darah yang memasok ke otak
Darijjumlah tersebut, sekitar 610.000 terhambat akibat dari deposit lemak
merupakansserangan awal, dan185.000 yang melapisi dinding pembuluh darah,
merupakansstroke berulang. yang disebut aterosklerosis, yang dapat
menyebabkan obstruksi yaitu trombosis
BerdasarkannRiset KesehatannDasar serebral (Alamsyah, 2019).
(Riskesdas, 2018), diketahui prevalensi
Faktor risiko kejadian sroke iskemik dari seluruh lapisan masyarakat untuk
dibagi menjadi faktor yang tidak dapat menuntaskan kenaikan prevalensi
dimodifikasi (non-modifiable risk stroke dan juga fokus pada upaya
factors) seperti umur, jenis kelamin, promotif dan preventif tentang edukasi
ras, genetik, dan riwayat TIA mengenai stroke, bagaimana cara
(Transient Ischemic Attack), dan faktor mencegah stroke, serta apa saja faktor
yang dapat dimodifikasi (modifiable risiko kejadian stroke pada penduduk.
risk factors) seperti hipertensi, diabetes,
kolesterol tinggi (hiperkolesterolemia),
perilaku merokok, obesitas, penyakit METODE
jantung, konsumsi alkohol berlebihan, Jenis penelitian ini menggunakan
aterosklerosis, penyalahgunaan obat, metode korelasi dengan desain Cross
dan gangguan pernapasan saat tidur Sectional. Dimana data yang
( Tamburian, 2020). menyangkut variabel bebas dan terikat
akan dikumpulkan dalam waktu
Berdasarkan penelitian Hisni (2022) bersamaan untuk mengetahui faktor-
terdapat tiga faktor resiko yang faktor yang berhubungan dengan
berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian stroke iskemik. Penelitian
kejadian stroke iskemik pada pasien dilaksanakan di Rumah Sakit Umum
yaitu hipertensi, diabetes melitus dan Bina Kasih Medan, pada bulan Agustus
riwayat penyakit jantung. Namun Tahun 2022. Populasi dalam penelitian
faktor usia dan jenis kelamin tidak ini adalah responden yang mengalami
berpengaruh secara signifikan terhadap stroke iskemik sebanyak 30 orang,
kejadian stroke iskemik. Serta peneliti Teknik pengambilan sampel dengan
Andrytha (2020) mengungkapkan cara Sampling Jenuh yaitu semua
bahwa terdapat hubungan antara populasi dijadikan sampel. Maka
hipertensi dengan kejadian penyakit sampel dalam penelitian ini adalah
stroke iskemik namun tidak dengan sebanyak 30 orang.
diabetes melitus.
Pengumpulan data instrumen dalam
Stroke menempati peringkat terbesar penelitian ini terdiri dari kuesioner,
ketiga dalam pembiayaan Jaminan data demografi (usia, jenis kelamin,
Kesehatan Nasional (JKN). Sejak 2016 pendidikan, dan pekerjaan), tekanan
hingga 2018 Badan Penyelenggara darah, tingkat kelelahan fisik dan IMT.
Jaminan Sosial (BPJS) mencatat bahwa Untuk tekanan darah menggunakan
biaya pelayanan kesehatan untuk stroke Stroke Risk Scorecard dengan
terus meningkat. Apabila di 2016 menggunakan skala ordinal. Maka
mencapai 1,43 triliun rupiah angkanya dikategorikan sebagai berikut : Rendah
meningkat di tahun berikutnya menjadi apabila responden memiliki tekanan
2,18 triliun rupiah, dan mencapai 2,56 darah <120/80 mmHg, Sedang apabila
triliun rupiah di 2018. Melihat data responden memiliki tekanan darah 120-
tersebut dapat disimpulkan bahwa 139/80-89 mmHg, Tinggi apabila
peningkatan stroke berdampak buruk responden memiliki tekanan darah
pada pertumbuhan perekonomian dan <140/90 mmHg. Untuk tingkat
produktivitas negara sebab dalam kelelahan fisik menggunakan kuesioner
penanganannya memerlukan biaya Fatigue Assessment Scale (FAS)
yang besar dan jangka waktu yang dengan menggunakan skala ordinal
lama. Maka dari itu perlu kerja keras yang terdiri dari 10 pertanyaan dan 5
jawaban. Tidak pernah (1), kadang- apa bila responden memiliki IMT ≥
kadang (2), dirasakan secara teratur (3), 18,5-25,0 kg/m2, Tidak normal, apa
sering dialami (4), dan selalu dialami bila responden memiliki IMT < 18,5-
(5). Maka dikategorikan sebagai 25,0 kg/m2.
berikut : Ringan apabila responden
mengalami kelelahan dengan rentang Pengujian hubungan dilakukan dengan
1-25%, Sedang apabila responden menggunakan koefisien korelasi
mengalami kelelahan dengan rentang Speaman’s rho, interpretasi hasil
26-50%, Berat apabila responden korelasi didasarkan pada nilai p,
mengalami kelelahan dengan rentang kekuatan korelasi serta arah
51-75%, Sangat berat apabila korelasinya. Bila nilai p ≤ nilai α maka
responden mengalami kelelahan keputusannya adalah Ho ditolak dan
dengan rentang 76-100%. Untuk IMT Ha diterima (ada hubungan yang
mengunakan data rekam medik signifikan antara dua kelompok). Bila p
responden yang ada di Rumah Sakit ≥ nilai α, maka keputusannya adalah
Umum Bina Kasih Medan. Maka Ho di tolak (tidak terdapat hubungan
dikategorikan sebagai berikut : Normal, yang signifikan antara dua variabel).

HASIL
Hasil penelitian yang dilakukan mengenai Faktor-faktor yang berhubungan dengan
terjadinya stroke iskemik pada penderita rawat inap di Rumah Sakit Umum Bina Kasih
Medan Tahun 2022, maka diperoleh hasil karakteristik responden dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
No Jumlah
Karakteristik Respoden
. f %
1. Umur
<40 Tahun 3 10
40-55 Tahun 14 46,7
56-70 Tahun 11 36,7
>70 Tahun 2 6,7
2. Jenis Kelamin
Laki-laki 19 63,3
Perempuan 11 36,7
3. Pendidikan Terakhir
Belum Sekolah 2 6,7
SD 5 16,7
SMP 3 10
SMA 13 43,3
Perguruan Tinggi 7 23,3
4. Pekerjaan
Buruh/Petani 3 10
IRT 8 26,7
Wiraswasta 11 36,7
PNS 8 26,7
Total 30 100
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari tabel 1 karakteristik responden menurut umur
diketahui mayoritas usia 40-55 tahun sebanyak 14 orang (46,7%), dan minoritas usia
>70 tahun sebanyak 2 orang (6,7%). Berdasarkan jenis kelamin diketahui mayoritas
laki-laki sebanyak 19 orang (63,3%), dan minoritas berjenis kelamin perempuan
sebanyak 11 orang (36,7%). Berdasarkan pendidikan diketahui mayoritas berpendidikan
SMA sebanyak 13 orang (43,3%), dan minoritas belum sekolah sebanyak 2 orang
(6,7%). Berdasarkan pekerjaan diketahui mayoritas wiraswasta sebanyak 11 orang
(36,7%), dan minoritas buruh/petani sebanyak 3 orang (10%).

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah


Jumlah
No. Tekanan Darah
f %
1. Rendah 8 26,7
2. Sedang 7 23,3
3. Tinggi 15 50
Total 30 100
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tabel 2 dapat diketahui bahwa tekanan darah pada
30 responden didapatkan mayoritas tinggi sebanyak 15 orang (50%) dan minoritas
sedang sebanyak 7 orang (23,3%).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kelelahan Fisik


Jumlah
No. Kelelahan Fisik
f %
1. Tidak Pernah 0 0
2. Kadang-Kadang 8 26,7
3. Dirasakan Secara Teratur 15 50
4. Sering Dialami 7 23,3
5. Selalu Dialami 0 0
Total 30 100
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tabel 3 kelelahan fisik pada 30 responden
didapatkan mayoritas kelelahan dirasakan seccara teratur sebanyak 15 orang (50%), dan
minoritas tidak pernah dan selalu dialami sebanyak 0 orang (0%).

Tabel 4. Distribusi Frekuensi IMT


Jumlah
No. IMT
f %
1. Normal 21 70
2. Tidak Normal 9 30
Total 30 100
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tabel 4 IMT pada 30 responden didapatkan
mayoritas normal sebanyak 21 orang (70%), dan minoritas tidak normal sebanyak 9
orang (30%).

Tabel 5. Hubungan Tekanan Darah dengan Terjadinya Stroke Iskemik pada


Penderita Rawat Inap
Mengalami Tidak Mengalami Jumlah
No Variabel p
f % f % f %
1 Rendah 7 23,3 1 3,3 8 26,7 0,002
2 Sedang 6 20 1 3,3 7 23,3
3 Tinggi 11 36,7 4 13,4 15 50
Total 24 80 6 20 30 100
Berdasarkan hasil analisis dari Tabel 5 dapat diketahui bahwa dari 30 responden stroke
iskemik antara variabel tekanan darah dan terjadinya stroke iskemik didapatkan hasil
Spearman’s rho 0,002. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat
hubungan yang kuat antara tekanan darah dan terjadinya stroke iskemik.

Tabel 6. Hubungan Tekanan Darah dengan Terjadinya Stroke Iskemik pada


Penderita Rawat Inap
Mengalami Tidak Mengalami Jumlah
No Variabel p
f % f % f %
1 Tidak Pernah 0 0 0 0 0 0
2 Kadang-Kadang 6 20 2 6,7 8 26,7
Dirasakan
3 13 43,3 2 6,7 15 50
Secara Teratur 0,005
4 Sering Dialami 5 16,7 2 6,7 7 23,3
5 Selalu Dialami 0 0 0 0 0 0
Total 24 80 6 20 30 100
Berdasarkan hasil analisis dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa dari 30 responden stroke
iskemik antara variabel kelelahan fisik dan terjadinya stroke iskemik didapatkan hasil
Spearman’s rho 0,005. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat
hubungan yang kuat antara kelelahan fisik dan terjadinya stroke iskemik.

Tabel 7. Hubungan IMT dengan Terjadinya Stroke Iskemik pada Penderita Rawat
Inap
Mengalami Tidak Mengalami Jumlah
No Variabel p
f % f % f %
1 Normal 21 70 0 0 21 70
2 Tidak Normal 3 10 6 20 9 30 0,003
Total 24 80 6 20 30 100
Berdasarkan hasil analisis dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa dari 25 responden stroke
iskemik antara variabel IMT dan terjadinya stroke iskemik didapatkan hasil Spearman’s
rho 0,003. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang
kuat antara IMT dan terjadinya stroke iskemik.

PEMBAHASAN darah adalah tenaga yang terdapat pada


Berdasarkan hasil yang diperoleh dari dinding arteri saat darah dialirkan.
Tabel 2 dapat diketahui bahwa tekanan Tenaga ini mempertahankan aliran
darah pada 30 responden didapatkan darah dalam arteri agar tetap lancar.
mayoritas tinggi sebanyak 15 orang Ratarata tekanan darah normal
(50%) dan minoritas sedang sebanyak biasanya 120/80 dan diukur dalam
7 orang (23,3%). Tekanan darah satuan milimeter air raksa (mmHg).
adalah gaya atau dorongan darah ke
dinding arteri saat darah dipompa Hipertensi merupakan faktor risiko
keluar dari jantung keseluruh tubuh utama terjadinya stroke. Sering disebut
sedangkan menurut Sheps tekanan
sebagai the silent killer karena payudara dan usus besar), dan depresi.
hipertensi meningkatkan risiko terjadi- Aktivitas fisik juga berkon-tribusi pada
nya stroke sebanyak 6 kali. Dikatakan pengendalian berat badan, pengenda-
hipertensi bila tekanan darah lebih lian diabetes, pening-katan tekanan
besar dari 140/90 mmHg. Semakin darah dan peningkatan kadar kolesterol
tinggi tekanan darah pasien kemung- dan lipid darah lainnya. Aktivitas fisik
kinan stroke akan semakin besar, dan olahraga dapat menurunkan kadar
karena terjadinya kerusakan pada kolesterol LDL dan meningkatkan
dinding pembuluh darah sehingga porsi HDL, ini dapat memperlambat
memudahkan terjadinya penyumbatan penumpukan plak dalam pembuluh
bahkan pecahnya pembuluh darah di darah.
otak. Jika serangan stroke terjadi
berkali-kali, maka kemungkinan untuk Berdasarkan hasil yang diperoleh dari
sembuh dan bertahan hidup akan Tabel 4 IMT pada 30 responden
semakin kecil. Dengan mengetahui didapatkan mayoritas normal sebanyak
pengaruh hipertensi terhadap kejadian 21 orang (70%), dan minoritas tidak
stroke iskemik, maka diharapkan dapat normal sebanyak 9 orang (30%).
mencegah terjadinya stroke iskemik Stroke merupakan penyebab kematian
ulangan. nomor tiga di dunia. Sekitar 80%
stroke adalah stroke iskemik. Salah
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari satu faktor prognostik yang signifikan
Tabel 3 kelelahan fisik pada 30 menyebabkan morbiditas pasien stroke
responden didapatkan mayoritas adalah Indeks Massa Tubuh (IMT).
kelelahan dirasakan seccara teratur National Institutes of Health Stroke
sebanyak 15 orang (50%), dan Scale (NIHSS) adalah pemeriksaan
minoritas tidak pernah dan selalu sistematis untuk menentukan tingkat
dialami sebanyak 0 orang (0%). keparahan stroke.
Fatigue atau kelelahan adalah kondisi
di mana selalu merasa lelah, lesu, atau Berdasarkan hasil analisis dari Tabel 5
kurang tenaga. Kondisi ini tidak sama dapat diketahui bahwa dari 30
dengan sekadar merasa ngantuk. responden stroke iskemik antara
Fatigue adalah kondisi yang membuat variabel tekanan darah dan terjadinya
Anda tidak memiliki motivasi dan stroke iskemik didapatkan hasil
energi. Mengantuk mungkin adalah Spearman’s rho 0,002. Dengan
gejala fatigue, tetapi kedua kondisi itu demikian dapat ditarik kesimpulan
tidak sama. Fatigue adalah gejala bahwa terdapat hubungan yang kuat
umum dari banyak kondisi medis antara tekanan darah dan terjadinya
ringan sampai serius, bahkan berujung stroke iskemik. Berdasarkan penelitian
kematian. Imanda (2019), menunjukkan bahwa
hipertensi masa lalu memiliki
Kelelahan juga merupakan hasil alami pengaruh yang signifikan terhadap
dari beberapa gaya hidup, seperti kejadian stroke. Tekanan darah tinggi
kurang olahraga atau pola makan yang dapat merusak arteri ke seluruh tubuh
buruk. Tingkat aktivitas fisik yang dan membuatnya pecah atau
teratur dan memadai membantu menyumbat lebih mudah. Arteri lemah
mengurangi risiko hiper-tensi, di otak karena tinggi tekanan darah
serangan jantung, stroke, diabe-tes, menempatkan pasien hipertensi pada
berbagai jenis kanker (termasuk kanker risiko tinggi stroke
Berdasarkan hasil analisis dari Tabel 6 Berdasarkan hasil analisis dari Tabel 7
dapat diketahui bahwa dari 30 dapat diketahui bahwa dari 25
responden stroke iskemik antara responden stroke iskemik antara
variabel kelelahan fisik dan terjadinya variabel IMT dan terjadinya stroke
stroke iskemik didapatkan hasil iskemik didapatkan hasil Spearman’s
Spearman’s rho 0,005. Dengan rho 0,003. Dengan demikian dapat
demikian dapat ditarik kesimpulan ditarik kesimpulan bahwa terdapat
bahwa terdapat hubungan yang kuat hubungan yang kuat antara IMT dan
antara kelelahan fisik dan terjadinya terjadinya stroke iskemik. Berdasarkan
stroke iskemik. Berdasarkan penelitian penelitian Ramadhan (2022), Indeks
Nugraha and Ramdhanie (2018), Massa Tubuh (IMT) adanya hubungan
mengaakan bahwa masasalah yang yang kuat antara indeks massa tubuh
muncul pada pasien dengan penyakit (IMT) dengan keparahan pasien stroke
kronis adalah kelelahan, yaitu iskemik,
ketidakberdayaan secara fisik maupun
psikologis yang ditandai dengan KESIMPULAN
kelemahan fisik, intoleransi aktifitas Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dan hambatan psikologis seperti dilakukan dapat disimpulkan bahwa.
kesulitan dalam memulai aktivitas dan Adanya hubungan tekanan darah,
rendahnya resiliensi yang bermuara kelelahan fisik dan IMT dengan
pada penurunan produktivitas dan terjadinya Stroke Iskemik pada
kualitas hidup. Penderita Rawat Inap di Rumah Sakit
Umum Bina Kasih Medan Tahun
2022.

Anda mungkin juga menyukai