Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS LAKAWALI
JL. Sawerigading, Desa Lakawali, Kec. Lakawali, No. Hp : 0853 9400 4800
Email : pkm.lakawali@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS LAKAWALI


NOMOR: /SK/PKM-LKW/IV/2019

TENTANG

LAYANAN KLINIS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA PUSKESMAS LAKAWALI,

Menimbang : a. bahwa pasien mempunyai hak untuk memperoleh


pelayanan yang bermutu dan aman;
b. bahwa untuk menjamin kesinambungan layanan dan
untuk mencegah pengulangan yang tidak perlu dalam
sebuah layanan maka pelayanan harus dilaksanakan
dalam pendokumentasian rekam medis.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b,
perlu menetapkan Keputusan Kepala Puskesmas
Lakawali tentang Layanan Klinis.

Mengingat : a. UU Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan;


b. UU Nomor 44 Tahun 2009, tentang Rumah Sakit;
c. Peraturan menteri Kesehatan No.290 Tahun 2008
tentang Persetujuan Tindakan kedokteran
d. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien;
e. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.514 tahun 2015
tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;
f. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
75 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS LAKAWALI
TENTANG LAYANAN KLINIS

Layanan klinis yang menjamin kesinambungan layanan


Pertama : yang dimaksud dalam surat keputusan ini adalah
layanan klinis dan pelayanan penunjang dipadukan
dengan baik sehingga tidak terjadi pengulangan yang
tidak perlu.
Kedua : .Kesinambungan layanan dijamin dengan perbaikan
secara terus menerus terhadap efektivitas sistem mutu
sesuai dengan tugas, tanggung jawab dan wewenang
petugas sebagaimana tercantum dalam SOP.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
penetapannya maka akan diadakan pembetulan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Lakawali
Pada Tanggal : 22 April 2019
Kepala Puskesmas Lakawali,

Mahfud Burhami, S.Kep.Ns


NIP. 19870419 201404 1 001

Lampiran Keputusan Kepala Puskesmas Lakawali


Nomor : SK/PKM – LKW/IV/2019
Tanggal : 22 April 2019
Tentang : Layanan Klinis

LAYANAN KLINIS DI PUSKESMAS LAKAWALI

Pemberian Layanan Klinis dilaksanakan dengan memperhatikan beberapa hal


yakni :

1. Pendaftaran Pasien
Pasien/Pengunjung yang membutuhkan pelayanan kesehatan di
Puskesmas Lakawali terlebih dahulu mendaftar di loket pendaftaran
kecuali untuk kasus gawat darurat segera dibawa masuk ke Unit Gawat
Darurat.
Alur pelayanan, prosedur pendaftaran, jenis pelayanan yang
disediakan, jam pelayanan, tarif pelayanan, hak dan kewajiban pasien,
persyaratan pendaftaran dan informasi lain yang dibutuhkan telah
dipasang pada tempat yang langsung dilihat oleh pasien pada saat
memasuki gedung puskesmas sehingga pasien dapat mengakses
pelayanan dengan mudah.
Pasien yang masih kurang paham dengan bagan alur pelayanan
yang tersedia dapat meminta bantuan kepada petugas pramuhusada yang
berada di depan pintu untuk memberikan/menjelaskan informasi yang
dibutuhkan.
Petugas pendaftaran melayani pengunjung dengan “5S“ (Seyum,
Salam, Sapa, Sentuh, dan Sembuh). Berdasarkan standar prosedur
operasional yang telah ditentukan dengan memperhatikan hak-hak pasien
dan keluarga.
Semua petugas pendaftaran harus memahami dengan tepat alur
dan prosedur Layanan Klinis Puskesmas Lakawali, bekarja dengan standar
yang sama, materi SOP yang berlaku di loket pendaftaran dan
memperhatikan kondisi sosial budaya pasien terutama bahasa yang
mudah dipahami oleh pasien. Apabila ditemukan kendala komunikasi
karena pasien tidak mampu berbahasa daerah maka akan disiapkan
penerjemah dari petugas puskesmas Lakawali yang memiiki kemampuan
berbahasa daerah dengan pasien tersebut.
Pasien yang telah selesai melakukan pendaftaran langsung menuju
keruang pelayanan yang dituju untuk menunggu pelayanan sesuai dengan
nomor antrian. Petugas pendaftaran mengantar family folder pasien ke
tempat pengkajian klinis dan poli tujuan.
Pasien/pengunjung yang merasa tidak puas dengan pelayanan
loket dapat menyampaikan/menuliskan di kotak saran maupun
menyampaikan kepada penanggung jawab keluhan.
2. Pengkajian awal klinis.
a. Pengkajian awal dilakukan secara paripurna untuk mengidentifikasi
kebutuhan dan harapan pasien/keluarga meliputi :
~ Anamnsis / alloanamnesis
~ Pengukuran tanda –tanda vital
~ Pemeriksaan fisik
~ Pemeriksaan penunjang
~ Pengkajian sosial
b. Tenaga kesehatan dan/atau tim kesehatan antar profesi yang
professional melakukan kajian awal untuk menetapkan diagnosis medis
dan diagnosis keperawatan.
c. Kajian hanya boleh dilakukan oleh tenaga professional yang kompeten.
Proses kajian tersebut dapat dilakukan secara individual atau jika
diperlukan oleh tim kesehatan antar profesi yang terdiri dari dokter,
dokter gigi, perawat, bidan dan tenaga kesehatan yang lain sesuai
dengan kebutuhan pasien.
d. Kajian awal tersebut memberikan informasi untuk :
1) Memahami pelayanan apa yang dicari pasien menetapkan diagnosis
awal
2) Mengetahui riwayat pasien terhadap pengobatan sebelumnya
memahami respons pasien terhadap pengobatan sebelumnya.
3) Memilih jenis pelayanan/tindakan yang terbaik bagi pasien serta
rencana tindak lanjut dan evaluasi.
e. Petugas yang diberi kewenangan telah mengikuti pelatihan yang
memadai, apabila tersedia tenaga kesehatan professional yang
memenuhi persyaratan.
g. Proses pengkajian dilakukan oleh tenaga yang kompeten, berwenang
dan memiliki surat izin kerja sesuai dengan disiplin ilmu dan standar
profesi masing – masing tenaga berwewenang.
h. Hasil kajian awal pasien dianalisis oleh petugas kesehatan professional
dan/atau tim kesehatan antara profesi yang digunakan untuk
menyusunan keputusan layanan klinis.
i. Hasil pengkajian awal dicatat dalam rekam medik pasien sehingga
informasi tersebut dapat digunakan untuk menyusun rencana layanan
medis oleh petugas yang berwenang.
j. Pasien dengan keadaan darurat segera di-assessment dan diberi
pengobatan di UGD oleh tenaga professional yang kompeten, dan
dilaksanakan secara terpadu antar profesi.

3. Rencana Pemberian Layanan Klinis


Petugas pendaftaran melayani pengunjung dengan “5S” (Senyum,
Salam, Sapa, Sentuh dan Sembuh) berdasarkan SOP yang telah
ditentukan dengan memperhatikan hak-hak pasien dan keluarga. Setiap
pasien/keluarga yang mendaftar di loket harus diberikan penjelasan
tentang hak dan kewajibannya selama memperoleh pelayanan kesehatan di
Puskesmas Lakawali sesuai dengan SOP yang ada.
Semua petugas pendaftaran harus memahami dengan tepat alur
dan prosedur Layanan Klinis Puskesmas Lakawali, bekerja dengan
standar yang sama dan mematuhi SOP yang berlaku di loket pendaftaran.
Pasien/Pengunjung yang merasa tidak puas dengan pelayanan
loket dapat menyampaikannya/menuliskannya di kotak saran atau
meanyamoaikan kepada penanggung jawab keluhan.
Rencana pemberian layanan klinis diinformasikan kepada pasien,
melihat pasien dalam meyusun rencana layanan yang berkesinambungan,
mulai pasien mendaftar hingga pasien diijinkan pulang atau dirujuk ke
fasilitas yang lebih tinggi serta tindakan lanjut pelayanan/kunjungan
rumah bila diperlukan.
Rencana layanan klinis disusun bersama pasien dengan
memperhatikan kebutuhan biologis, psikologis, sosial, spiritual dan tata
nilai budaya pasien.

4. Keterlibatan Pasien Dalam Meyusun Recana Layanan Klinis


Dalam meyusun rencana layanan klinis diperlukan pengkajian
awal yang paripurna, dicatat dengan jelas dalam catatan medis pasien yang
dapat diakses oleh semua profesi yang terlibat dalam penyusunan rencana
dan pelaksanaan layanan medis.
Pasien yang membutuhkan pertolongan yang cepat dan mendesak
(gawat darurat) dapat langsung ditangani di Unit Gawat Darurat sesuai
SOP yang ada.
Peyusunan rencana layanan klinis disusun bersama pasien
dengan memperhatikan kebutuhan biologis, psikologis, sosial, spiritual dan
tata nilai budaya pasien.

5. Keterpaduan Antar Profesi Meyusun Rencana Layanan Klinis


Rencana layanan klinis disusun secara komprehensif dan terpadu
antar profesi dengan kejelasan tanggung jawab dari masing-masing
anggotanya.
Pada kondisi tertentu pasien membutuhkan layanan yang
membutuhkan tim kesehatan yang lain selain dokter dan perawat/bidan
seperti: Tenaga laboratorium, Ahli gizi klinik, Perekam medis, Apoteker,
sanitarian dll sesuai kebutuhan pasien.
Setiap tenaga yang terlibat dalam layanan medis wajib dilibatkan
dalam menyusun rencana layanan sehingga pelaksanaannya tepat dan
sesuai kompetensi serta standar profesi masing- masing.

6. Pemberian layanan klinis terpadu


Pemberian layanan klinis dilaksanakan secara terpadu oleh tim
kesehatan yang terlibat dan dibutuhkan sesuai kondisi pasien. Tim
kesehatan bekerja berdasarkan keilmuan, kompetensi dan kewenangannya
masing- masing.
Apabila terdapat tindakan yang harus dilaksanakan oleh tenaga
lain maka kewenangan tersebut dilimpahkan kepada tenaga kesehatan
lain yang telah mendapat pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk
melaksanakan tindakan tersebut.

7. Persetujuan tindakan medis


a) Persetujuan tindakan medis diminta sebelum melaksanakan
tindakan dengan mengisi formulir informed consent. Sebelum mengisi
informed concent, pasien/keluarga wajib diberikan penjelasan tentang
rencana tindakan, tujuan tindakan dan kemungkinan yang akan
terjadi. Informend concent yang telah ditandatangani oleh
pasien/keluarga disimpan dalam catatan rekam medis pasien.
b) Salah satu cara melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan
tentang pelayanan yang diterimanya adalah dengan cara memberikan
informed concent untuk menyetujui/memilih tindakan, pasien harus
diberi penjelasan/konseling tentang hal yang berhubungan dengan
pelayanan yang direncanakan, karena diperlukan untuk suatu
keputusan persetujuan.
c) Proses persetujuan ditetapkan dengan jelas oleh puskesmas dalam
kebijakan dan prosedur, yang mengacu kepada undang - undang dan
peraturan yang berlaku.
d) Pasien dan keluarga dijelaskan tentang tes/tindakan, prosedur dan
pengobatan mana yang memerlukan persetujuan dan bagaimana
mereka dapat memberikan persetujuan, misalnya, diberikan secara
lisan, dengan menandatangani formulir persetujuan atau dengan
cara lain.
e) Petugas pelaksana tindakan yang diberi kewenangan telah terlatih
untuk memberikan penjelasan kepada pasien dan didokumentasikan.
f) Pasien/keluarga pasien memperoleh informasi mengenai tindakan
medis/ pengobatan tertentu yang beresiko yang akan dilakukan.
g) Tersedia formulir persetujuan tindakan medis/pengobatan tertentu
yang beresiko.
h) Tersedia prosedur untuk memperoleh persetujuan tersebut.

8. Kesinambungan Layanan Klinis


a. Tahapan pelayan klinis diinformasikan kepada pasien untuk
menjamin kesinambungan pelayanan.
b. Pasien mempunyai hak untuk memperoleh informasi tentang
tahapan pelayanan klinis yang akan dilalui mulai dari proses
kajian sampai pemulangan informasi tentang tahapan pelayanan
yang ada dipuskesmas perlu diinformsikan kepada pasien untuk
menjamin kesinambungan pelayanan. Informasi tersebut
termasuk apabila pasien perlu dirujuk kefasilitas yang lebih tinggi
dalam upaya menjamin kesinambungan pelayanan.
c. Tahapan pelayanan klinis adalah tahapan pelayanan sejak
mendaftar, diperiksa sampai dengan meninggalkan tempat
pelayanan dan tindak lanjut dirumah jika diperlukan.
d. Tersedia tahapan dan prosedur/Alur pelayanan klinis yang
dipahami oleh petugas.
e. Sejak awal pasien/keluarga memperoleh informasi dan paham
terhadap prosedur pelayan klinis.
f. Tersedia daftar jenis pelayanan di puskesmas beserta jadwal
pelayanan.
g. Terdapat kerjasama dengan sarana kesehatan lain untuk
menjamin kelangsungan pelayanan klinis (rujukan klinis,
diagnostik dan rujukan konsultatif).
h. Kendala fisik, bahasa, budaya dan penghalang lain yang paling
sering terjadi pada masyarakat yang dilayani perlu diidentifikasi.
i. Rencana layanan yang disusun juga memuat pendidikan/
penyuluhan pasien.

9. Hak pasien untuk menolak dan meneruskan pengobatan


a) Rencana layanan klinis disusun bersama pasien dengan
memperhatikan kebutuhan biologis, psikologis, sosial, spiritual dan
tata nilai budaya pasien.
b) Petugas kesehatan dan/atau tim kesehatan melibatkan pasien dalam
menyusun rencana layanan.
c) Pasien mempunyai hak untuk mengambil keputusan terhadap
layanan yang akan diperoleh pasien/keluarga diberi peluang untuk
kerjasama dalam meneruskan pengobatannya.

10. Pencatatan layanan klinis secara lengkap dalam rekam medis pasien
a) Untuk menjamin kesinambungan pelayanan, maka hasil kajian
harus dicatat dalam rekam medis pasien.
b) Informasi yang ada dalam rekam medis harus mudah diakses oleh
petugas yang bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan
kepada pasien, agar informasi tersebut dapat digunakan pada saat
dibutuhkan demi menjamin kesinambungan dan keselamatan pasien.
c) Rekam medis pasien adalah catatan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan pelayanan medis, penunjang medis dan
keperawatan.
d) Temuan pada kajian awal dapat digunakan untuk menegakan
diagnosis dan menetapkan pelayanan/tindakan sesuai kebutuhan
serta rencana tindak lanjut dan evaluasinya.
e) Temuan dan kajian awal juga dapat digunakan untuk membuat
keputusan perlunya review/kajian ulang pada situasi yang
meragukan. Oleh karena itu sangat perlu bahwa kajian medis, kajian
penunjang medis, kajian keperawatan dan kajian lain yang berarti,
didokumentasikan dengan baik. Hasil kajian ini harus dapat dengan
cepat dan mudah ditemukan kembali dalam rekam medis atau dari
lokasi yang lain yang ditentukan standar dan digunakan oleh petugas
yang melayani pasien.
f) Dilakukan identifikasi informasi apa saja yang dibutuhkan dalam
pengkajian dan harus di catat dalam rekam medis.
g) Infosmasi tersebut meliputi informasi yang dibutuhkan untuk kajian
medis, kajian keperawatan dan kajian lain yang diperlukan.
h) Dilakukan koordinasi dengan petugas kesehatan yang lain untuk
menjamin perolehan dan pemanfaatan informasi tersebut secara
tepat.
i) Rencana layanan disusun untuk setiap pasien dengan kejelasan
tujuan yang ingin dicapai
j) Rencana layanan tersebut didokumentasikan dalam rekam medis.
Semua Pemeriksaan Penunjang diagnostik, tindakan dan pengobatan
pasien diberikan secara efektif dan efisien serta dicatat dalam rekam
medis. Perawat dan petugas kesehatan lainnya wajib untuk
mengingatkan pada dokter agar tidak terjadi pengulangan yang tidak
diperlukan

11. Prosedur pemulangan dan/tindak lanjut layanan


a) Pemulangan dan/tindak lanjut pasien dilakukan dengan prosedur
yang tepat.
b) Untuk menjamin kesinambungan pelayanan, maka perlu ditetapkan
kebijakan dan prosedur pemulangan pasien dan tindak lanjut
maupun rujukan yang perlu dilakukan pada saat pemulangan. Jika
pasien dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lain, perlu ada mekanisme
umpan balik dari fasilitas kesehatan tersebut. Perlu ditetapkan
kebijakan dan prosedur untuk memberikan alternative dalam
mengatasi hal tersebut, jika tindak lanjut yang dibutuhkan tidak
dapat dilaksanakan. Bentuk layanan tindak lanjut dilakukan dengan
memperhatikan lingkungan dinamis proses keperawatan dan
kemandirian pasien/keluarga.
c) Penanggung jawab dalam pelaksanaan proses pemulangan pasien
adalah dokter yang merawat pasien dan ditindak lanjut oleh
perawat/bidan yang bertugas diunit tersebut.
d) Bagi pasien yang memerlukan tindak lanjut rujukan akan tetapi
tidak mungkin dilakukan dianjurkan untuk kontrol ke puskesmas
setiap 3 hari atau segera ke puskesmas apabila terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan.
e) Pasien/keluarga pasien memperoleh penjelasan tentang cara minum
obat dirumah dan kapan harus kontrol ke puskesmas.
f) Pasien yang dirujuk kesarana kesehatan lanjut diinformasikan
tentang alasan rujukan, kondisi pasien, persyaratan rujukan, sarana
yang tersedia ditempat tujuan rujukan dan rujukan balik ke
puskesmas apabila pasien memerlukan kunjungan kontrol.
g) Untuk mengetahui bahwa informasi yang diberikan dipahami, maka
pasien ditanya ulang tentang cara minum obat dan informasi lain
yang telah disampaikan sebelumnya untuk mengetahui apakah
pasien/keluarga sudah mengerti dengan informasi yang
disampaikan.
h) Evaluasi terhadap prosedur penyampaian informasi : apabila
pasien/keluarga belum mengerti dengan informasi yang
disampaikan, meskipun telah dijelaskan berulang, atau pasien
masuk kembali dengan penyakit yang sama/tidak sembuh akibat
salah dalam cara mengkonsumsi obat dirumah.

12. Rencana Rujukan


Jika kebutuhan pasien tidak dapat dipenuhi oleh puskesmas maka
pasien harus dirujuk kefasilitas lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan
pasien dengan prosedur yang jelas (SOP) terlebih dahulu
dikomunikasikan kepada fasilitas kesehatan tujuan rujukan. Surat
rujukan harus berisi resume medik pasien dan tindakan yang telah
dilaksanakan di puskesmas dan kebutuhan pasien akan pelayanan
kesehatan lebih lanjut.
13. Pelaksanaan Rujukan pasien
a) Pelaksanaan rujukan dilakukan atas dasar kebutuhan dan pilihan
pasien.
b) Jika pasien perlu dirujuk kefasilitas kesehatan yang lain, wajib
diupayakan proses rujukan berjalan sesuai dengan kebutuhan dan
pilihan pasien agar pasien memperoleh kepastian mendapat
pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan pilihan tersebut dengan
konsekuensinya, untuk itu perlu ditetapkan kebijakan dan prosedur
pelaksanaan rujukan.
c) Dilakukan identifikasi kebutuhan dan pilihan pasien (misalnya
kebutuhan transportasi, petugas kompeten yang mendampingi,
sarana medis dan keluarga yang menemani) selama proses rujukan.
d) Apabila tersedia lebih dari satu sarana yang dapat menyediakan
pelayanan rujukan tersebut, pasien/keluarga pasien diberi informasi
yang memadai dan diberi kesempatan untuk memilih sarana
pelayanan yang diinginkan.
e) Dilakukan persetujuan rujukan dari pasien/keluarga pasien.
f) Kriteria pasien yang dirujuk antara lain:
 Pengobatan atau tindakan tertentu yang tidak bisa dilakukan di
Puskesmas.
 Membutuhkan fasilits atau pelayanan yang dimiliki Puskesmas
atau peralatan yang dubutuhkan sedang rusak.
 Tenaga Profesional (Ahli) yang dibutuhkan tidak dimiliki di
Puskesmas
 Pasien Harus dirawat inap
 Atas permintaan Pasien atau keluarga untuk pemeriksaan lebih
lanjut

Ditetapkan di : Lakawali
Pada Tanggal : 22 April 2019
Kepala Puskesmas Lakawali,

Mahfud Burhami, S.Kep.Ns


NIP. 19870419 201404 1 001

Anda mungkin juga menyukai