Anda di halaman 1dari 26

Penerapan Business Judgement Rule Bagi BUMN

dan Anak Perusahaan


Tugas, Kewenangan & Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi
P e r t a m i n a Tr a i n i n g & C o n s u l t i n g
Jakarta, 26 Oktober 2021
Profil
Chandra M. Hamzah

Kompetensi:
• Sarjana Hukum FUI, tahun 1995
• Sertifikasi Pengacara, tahun 1997
• Sertifikasi Advokat, tahun 2000
• Sertifikasi Konsultan Hukum Pasar Modal, tahun 2001
• Sertifikasi Konsultan Hak Kekayaan Intelektual, tahun 2006
• Sertifikasi Komite Audit IKAI, tahun 2017
Co-Founder, Senior Partner • Sertifikasi Arbiter IArbI, tahun 2020
T +62 21 2555 7800
E chandra.hamzah@ahp.id
Pengalaman:
• Law Firm Erman Radjaguguk & Associates
Practice Areas • Law Firm Lubis Ganie Surowidjojo
Dispute Resolution,
Anti-corruption and • Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Kejaksaan Agung RI
Good Corporate
• Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi
Governance,
Intellectual • Komisaris Utama PT PLN (Persero)
Property

Qualifications Aktivitas saat ini:


• Licensed to practice law
as an advocate by the • Law Firm Assegaf Hamzah & Partner
Indonesian Bar • Komisaris Utama PT Bank BTN Tbk (Persero)
Association (PERADI)

 PAGE 3
Peraturan Perundang-undangan

1. UU 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UU PT”)


2. UU 19 Tahun 2003 jo. UU 11 Tahun 2020 tentang BUMN (“UU BUMN”)
3. UU 22 Tahun 2001 jo. UU 11 Tahun 2020 tentang Minyak dan Gas Bumi (“UU Migas”)
4. Peraturan Menteri BUMN No PER- 12/MBU/2012 tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/
Dewan Pengawas BUMN (“Permen BUMN Organ Pendukung Dekom”)
5. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten Atau Perusahaan Publik (”POJK Direksi dan Dekom Emiten dan Perusahaan Publik”)
6. Anggaran Dasar Perseroan

 PAGE 4
DEWAN
KOMISARIS/KOMISARIS
 PAGE 5
TUGAS DEWAN KOMISARIS

PENGAWASAN

NASIHAT

 PAGE 6
PENGERTIAN DEWAN KOMISARIS/KOMISARIS
Pasal 1 angka 6 UU PT
“Dewan Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum
dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada Direksi.”

Pasal 1 angka 7 UU BUMN


“Komisaris adalah organ persero yang bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat
kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan pengurusan persero.”

Pasal 1 angka 3 POJK Direksi dan Dekom Emiten dan Perusahaan Publik
“Dewan Komisaris adalah organ Emiten atau Perusahaan Publik yang bertugas melakukan pengawasan
secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada Direksi.”

 PAGE 7
TUGAS DEWAN KOMISARIS/KOMISARIS (1)
Pasal 108 ayat (1) UU PT:
Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada
umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan, dan memberi nasihat kepada Direksi.

Pasal 117 ayat (1) UU PT:


Dalam anggaran dasar dapat ditetapkan pemberian wewenang kepada Dewan Komisaris untuk
memberikan persetujuan atau bantuan kepada Direksi dalam melakukan perbuatan hukum tertentu.

Penjelasan Pasal 117 Ayat (1) UU PT


Yang dimaksud dengan “memberikan persetujuan” adalah memberikan persetujuan secara tertulis dari
Dewan Komisaris.
Yang dimaksud dengan “bantuan” adalah tindakan Dewan Komisaris mendampingi Direksi dalam
melakukan perbuatan hukum tertentu.
Pemberian persetujuan atau bantuan oleh Dewan Komisaris kepada Direksi dalam melakukan perbuatan
hukum tertentu yang dimaksud ayat ini bukan merupakan tindakan pengurusan.

 PAGE 8
TUGAS DEWAN KOMISARIS/KOMISARIS (2)
Pasal 6 UU BUMN:
1) Pengawasan BUMN dilakukan oleh Komisaris dan Dewan Pengawas.
2) Komisaris dan Dewan Pengawas bertanggung jawab penuh atas pengawasan BUMN untuk
kepentingan dan tujuan BUMN.
3) Dalam melaksanakan tugasnya, Komisaris dan Dewan Pengawas harus mematuhi Anggaran Dasar
BUMN dan ketentuan peraturan perundangundangan serta wajib melaksanakan prinsip-prinsip
profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, serta
kewajaran.

Pasal 31 UU BUMN:
Komisaris bertugas mengawasi Direksi dalam menjalankan kepengurusan Persero serta memberikan
nasihat kepada Direksi

 PAGE 9
TUGAS DEWAN KOMISARIS/KOMISARIS (3)

Pasal 28 POJK Direksi dan Dekom Emiten dan Perusahaan Publik:


“Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan dan bertanggung jawab atas
pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik
mengenai Emiten atau Perusahaan Publik maupun usaha Emiten atau Perusahaan Publik,
dan memberi nasihat kepada Direksi.”

 PAGE 10
KEWENANGAN DEWAN KOMISARIS/KOMISARIS (1)
Penjelasan Pasal 31 UU BUMN:
“Komisaris dalam melakukan tugasnya berkewajiban:
a. memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai rencana kerja dan anggaran
perusahaan yang diusulkan Direksi;
b. mengikuti perkembangan kegiatan persero, memberikan pendapat dan saran kepada
RUPS mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi pengurusan persero;
c. melaporkan dengan segera kepada pemegang saham apabila terjadi gejala menurunnya
kinerja persero;
d. memberikan nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan pengurusan persero;
e. melakukan tugas pengawasan lain yang ditetapkan anggaran dasar persero dan/atau
berdasarkan keputusan RUPS.

 PAGE 11
KEWENANGAN DEWAN KOMISARIS/KOMISARIS (2)
Penjelasan Pasal 31 UU BUMN:
“Selain itu, agar Komisaris dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan tugas
dan fungsinya, Komisaris mempunyai wewenang sebagai berikut :
a. melihat buku-buku, surat-surat, serta dokumen-dokumen lainnya, memeriksa kas untuk
keperluan verifikasi dan memeriksa kekayaan persero;
b. memasuki pekarangan, gedung, dan kantor yang dipergunakan oleh persero;
c. meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan
yang menyangkut pengelolaan persero;
d. meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya dengan sepengetahuan Direksi untuk
menghadiri rapat Komisaris;
e. menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang
dibicarakan;
f. memberhentikan sementara Direksi, dengan menyebutkan alasannya;
g. wewenang lain yang dianggap perlu sebagaimana diatur dalam anggaran dasar
Persero.”

 PAGE 12
DIREKSI
 PAGE 13
TUGAS DIREKSI

PENGURUSAN
PERSEROAN

MEWAKILI
PERSEROAN

 PAGE 14
PENGERTIAN DIREKSI
Pasal 1 angka 5 UU PT
“Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas
pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan
perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan
ketentuan anggaran dasar.”

Pasal 1 angka 9 UU BUMN


“Direksi adalah organ BUMN yang bertanggung jawab atas pengurusan BUMN untuk
kepentingan dan tujuan BUMN, serta mewakili BUMN baik di dalam maupun di luar
pengadilan.”

Pasal 1 angka 2 POJK Direksi dan Dekom Emiten dan Perusahaan Publik
“Direksi adalah organ Emiten atau Perusahaan Publik yang berwenang dan bertanggung jawab
penuh atas pengurusan Emiten atau Perusahaan Publik untuk kepentingan Emiten atau
Perusahaan Publik, sesuai dengan maksud dan tujuan Emiten atau Perusahaan Publik serta
mewakili Emiten atau Perusahaan Publik, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai
dengan ketentuan anggaran dasar.”

 PAGE 15
TUGAS DIREKSI (1)
Pasal 92 dan 98 UU PT
“Direksi menjalankan pengurusan Perseroan untuk kepentingan perseroan dan sesuai
dengan maksud dan tujuan perseroan”
“Direksi mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan.”

Pasal 5 UU BUMN:
1) Pengurusan BUMN dilakukan oleh Direksi.
2) Direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan BUMN untuk kepentingan dan tujuan
BUMN serta mewakili BUMN, baik di dalam maupun di luar pengadilan.
3) Dalam melaksanakan tugasnya, anggota Direksi harus mematuhi anggaran dasar BUMN
dan peraturan perundang-undangan serta wajib melaksanakan prinsip-prinsip
profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban,
serta kewajaran.

 PAGE 16
TUGAS DIREKSI (2)
POJK Direksi dan Dekom Emiten dan Perusahaan Publik
Pasal 12 ayat (1):
“Direksi bertugas menjalankan dan bertanggung jawab atas pengurusan Emiten atau
Perusahaan Publik untuk kepentingan Emiten atau Perusahaan Publik sesuai dengan
maksud dan tujuan Emiten atau Perusahaan Publik yang ditetapkan dalam anggaran dasar.”

Pasal 15 ayat (1):


”Direksi berwenang mewakili Emiten atau Perusahaan Publik di dalam dan di luar
pengadilan.”

 PAGE 17
BUSINESS JUDGMENT RULE

 PAGE 18
BUSINESS JUDGMENT RULE

Pasal 92 ayat (2) UU PT:


Direksi berwenang menjalankan pengurusan Perseroan sesuai dengan kebijakan
yang dipandang tepat, dalam batas yang ditentukan dalam UU PT dan/atau
anggaran dasar.

Penjelasan Pasal 92 ayat (2) UU PT:


Yang dimaksud dengan “kebijakan yang dipandang tepat” adalah kebijakan yang,
antara lain didasarkan pada keahlian, peluang yang tersedia, dan kelaziman
dalam dunia usaha yang sejenis.

 PAGE 19
Pertanggungjawaban Direksi Berdasarkan UU PT
Pasal 97 UU PT:

1) Direksi bertanggung jawab atas pengurusan perseroan 5) Anggota Direksi tidak dapat dipertanggungjawabkan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 ayat (1). atas kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
apabila dapat membuktikan:
2) Pengurusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib
dilaksanakan setiap anggota Direksi dengan itikad baik a. kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau
dan penuh tanggung jawab. kelalaiannya;

3) Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara b. telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-
hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan
pribadi atas kerugian perseroan apabila yang tujuan Perseroan;
bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya
sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada c. tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung
ayat (2). maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang
mengakibatkan kerugian; dan
4) Dalam hal Direksi terdiri atas 2 (dua) anggota Direksi
d. telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau
atau lebih, tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada berlanjutnya kerugian tersebut.
ayat (3) berlaku secara tanggung renteng bagi setiap
anggota Direksi.

 PAGE 20
Pertanggungjawaban Anggota Dewan Komisaris Berdasarkan UU PT
Pasal 114 UU PT:

1) Dewan Komisaris bertanggung jawab atas 5) Anggota Dewan Komisaris tidak dapat
pengawasan perseroan sebagaimana dimaksud dalam dipertanggungjawabkan atas kerugian sebagaimana
Pasal 108 ayat (1) dimaksud pada ayat (3) apabila dapat membuktikan:
2) Setiap anggota Dewan Komisaris wajib dengan iktikad a. telah melakukan pengawasan dengan iktikad baik dan
baik, kehati-hatian, dan bertanggung jawab dalam kehati-hatian untuk kepentingan perseroan dan sesuai
menjalankan tugas pengawasan dan pemberian dengan maksud dan tujuan perseroan;
nasihat kepada Direksi sebagaimana dimaksud dalam b. tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung
Pasal 108 ayat (1) untuk kepentingan perseroan dan maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan Direksi
sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. yang mengakibatkan kerugian; dan

3) Setiap anggota Dewan Komisaris ikut bertanggung c. telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah
jawab secara pribadi atas kerugian perseroan apabila timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut.
yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan
tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
4) Dalam hal Dewan Komisaris terdiri atas 2 (dua)
anggota Dewan Komisaris atau lebih, tanggung jawab
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku secara
tanggung renteng bagi setiap anggota Dewan
Komisaris.

 PAGE 21
KETENTUAN PIDANA DALAM UU PT
Pasal 155 UU PT:
“Ketentuan mengenai tanggung jawab Direksi dan/atau Dewan
Komisaris atas kesalahan dan kelalaiannya yang diatur dalam
Undang-Undang ini tidak mengurangi ketentuan yang diatur dalam
Undang-Undang tentang Hukum Pidana.”

 PAGE 22
Putusan Mahkamah Agung No. 121 K/Pid.Sus/2020
- Karen Agustiawan

Apa yang dilakukan oleh Terdakwa dan jajaran Direksi PT Pertamina


lainnya semata-mata dalam rangka mengembangkan PT Pertamina
yakni berupaya menambah cadangan migas sehingga langkah -
Iangkah yang dilakukan oleh Terdakwa selaku Direktur Utama PT
Pertamina dan Komisaris Utama PT Pertamina Hulu Energi tidak
keluar dari ranah Business Judgement Rule, ditandai tiadanya unsur
kecurangan (fraud), benturan kepentingan (conflict of interest),
perbuatan melawan hukum dan kesalahan yang disengaja.

 PAGE 23
PEDOMAN

Kewenangan

Perbuatan

Peraturan

 PAGE 24
DISKRESI

Kewenangan

PERATURAN PERATURAN

Diskresi
Diskresi Diskresi

PERATURAN PERATURAN

Diskresi

 PAGE 25
Thank you Jakarta Office
Capital Place, Level 36 - 38
Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 18, Jakarta, 12710

T. +62 21 2555 7800 | F. +62 21 2555 7899

Surabaya Office
Pakuwon Center, Superblok Tunjungan City
Lantai 11, Unit 08
Jalan Embong Malang No. 1, 3, 5, Surabaya 60261

T . +62 31 5116 4550 | F. +62 31 5116 4560

www.ahp.id

Not to be reproduced or disseminated without permission.

Anda mungkin juga menyukai