Pasal 59 Ayat (1) mengatur tentang kriteria pekerjaan yang Sama, dan ditambakan 1 huruf, yaitu huruf b: Tidak ada kriteria tentang pekerjaan yang
dapat dikontrak PKWT "pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya penyelesaian tidak terlalu lama. Ini sangat
dalam waktu yang tidak terlalu lama" rancu dan bisa potensi abuse.
Ayat (2) mengatur PKWT tidak bisa diterapkan untuk Sama
pekerjaan tetap
Pasal 59
Ayat (3) mengatur PKWT bisa diperpanjang dan Ayat (3) mengatur jika ketentuan ayat (1) dan (2) Ketentuan perubahan demi hukum PKWT Perlu pengawalan ketat
diperbarui tidak terpenuhi maka PKWT serta merta menjadi menjadi PKWTT dalam Omnibus Law jauh penyusunan PP
PKWTT lebih sedikit jika dibandingkan UU 13/2003.
Ayat (4) mengatur batas waktu maksimal PKWT dan Ayat (4) tentang harus diatur lebih lanjut dalam PP. Sementara untuk PKWT sendiri akan diatur
perpanjangannya lebih lanjut dalam PP, yang mana akan
menyebabkan kekosongan hukum dan potensi
Ayat (5) mengatur mekanisme jangka waktu DIHAPUSKAN abuse.
perpanjangan PKWT
Ayat (6) mengatur mekanisme pembaharuan PKWT DIHAPUSKAN
Ayat (7) mengatur jika PKWT tidak memenuhi ayat- DIHAPUSKAN
ayat di atas maka demi hukum menjadi PKWTT
Ayat (8) mengatur pembuatan peraturan turunan DIHAPUSKAN
dalam Kepmen.
Pasal 61 Ayat (1) mengatur tentang berakhirnya pekerjaan sama, ditambahkan 1 huruf yaitu huruf c, Selesainya suatu pekerjaan tertentu sangatlah
"selesainya suatu pekerjaan tertentu" kabur, dan memberikan kelonggaran bagi
Pemberi Kerja untuk memutuskan pekerjaan
tertentu "sudah selesai" maka berakhirlah
perjanjian kerja
Ayat (2), (3), (4), dan (5) sama
Pasal 61 A BELUM ADA Ayat (1) tentang pengusaha wajib memberikan Tidak ada penjelasan apa yang dimaksud
uang kompensasi bagi buruh yang PKWT-nya kompensasi, komponennya, dan dasar
berakhir karena berakhirnya perjanjian atau penghitungannya
selesainya suatu pekerjaan
Ayat (2) tentang kompensasi sesuai masa kerja
Ayat (3) tentang harus diatur lebih lanjut dalam PP
Outsourcing Pasal 64 Perusahaan bisa melakukan outsourcing DIHAPUSKAN Penghapusan 2 pasal ini sangat berbahaya
Pasal 65 Mengatur syarat-syarat pelaksanaan outsourcing, DIHAPUSKAN karena tidak memberikan jaring pengaman
jenis pekerjaan yang bisa di-outsource, perlindungan yang jelas bagi pekerja outsourcing.
pekerja outsource, hubungan kerja, perjanjian kerja
tertulis, situasi di mana demi hukum hubungan kerja
antara perusahaan penyewa outsource dengan
pekerja outsourcing
Pasal 66 Ayat (1) mengatur tentang pekerja outsourcing tidak Ayat (1): Hubungan kerja antara perusahaan "alih Istilah "perusahaan penyedia jasa
boleh dipekerjakan untuk kegiatan yang berhubungan daya" (outsourcing) dengan pekerja didasarkan pekerja/buruh" berganti menjadi "perusahaan
langsung dengan produksi pada PKWT atau PKWTT tertulis. alih daya". Pasal 64 dan Pasal 65 yang
dihapuskan tidak dimasukkan kembali (padahal
ini syarat dasar outsourcing). Omnibus Law
langsung mengatur hubungan kerja pekerja
outsourcing dengan perusahaannya.