Anda di halaman 1dari 54

Tugas Mata Kuliah Hukum Ketenagakerjaann

Semester V kelas Non Reguler 06.J

Nama : Marpius

Nim : 2074201116

1) Perbedaan antara Undang –Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dengan Undang – Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaann

No Undang-Undang Nomor 13 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Keterangan


Tahun 2003 tentang Cipta Kerja
Ketenagakerjaann

1 Pasal 13 Undang – Undang Bagian kesatu Umum


Ketenagakerjaann
Pasal 13 Diubah sehingga berbunyi
(1) Pelatihan kerja
Pasal 13 ayat (1) Pelatihan kerja
diselenggarakan oleh lembaga
diselenggarakan oleh :
pelatihan kerja pemerintah
dan/atau lembaga pelatihan kerja a. lembaga pelatihan kerja pemerintah;
swasta. b. lembaga pelatihan kerja swasta; atau
c. lembaga pelatihan kerja perusahaan.
(2) Pelatihan kerja dapat
diselenggarakan di tempat Ayat (2) Pelatihan kerja dapat diselenggarakan
pelatihan atau tempat kerja. di tempat pelatihan atau tempat kerja. Biro
Hukum Sekretariat Jenderal 189 Kementerian
(3) Lembaga pelatihan kerja
Ketenagakerjaann
pemerintah sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dalam Ayat (3) Lembaga pelatihan kerja pemerintah
menyelenggarakan pe-latihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
kerja dapat bekerja sama dengan dalam menyelenggarakan pelatihan kerja dapat
swasta. bekerja sama dengan swasta.

Ayat (4) Lembaga pelatihan kerja pemerintah


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dan lembaga pelatihan kerja perusahaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
mendaftarkan kegiatannya kepada instansi yang
bertanggung jawab di bidang Ketenagakerjaann
di kabupaten/kota.
2 Pasal 14 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja
Ketenagakerjaan.
Pasal 14 Diubah sehingga berbunyi.
(1) Lembaga pelatihan kerja
Lembaga pelatihan kerja swasta sebagaimana
swasta dapat berbentuk
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf b wajib
badan hukum Indonesia
memenuhi Perizinan Berusaha yang diterbitkan
atau perorangan.
oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota.
(2) Lembaga pelatihan kerja
Ayat (2) Bagi lembaga pelatihan kerja swasta
swasta sebagaimana
yang terdapat penyertaan modal asing,
dimaksud dalam ayat (1)
Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud
wajib memperoleh izin
pada ayat (1) diterbitkan oleh Pemerintah Pusat.
atau men daftar ke instansi
yang bertanggung jawab Ayat (3) Perizinan Berusaha sebagaimana
di bidang dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus
Ketenagakerjaann di memenuhi norma, 190 Biro Hukum Sekretariat
kabupaten/kota. Jenderal Kementerian Ketenagakerjaann
(3) Lembaga pelatihan kerja standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan
yang diselenggarakan oleh oleh Pemerintah Pusat.
instansi pemerintah
mendaftarkan kegiatannya
kepada instansi yang
bertanggung jawab di
bidang Ketenagakerjaann
di kabupaten/kota.
(4) Ketentuan mengenai tata
cara perizinan dan
pendaftaran lembaga
pelatihan kerja
sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) dan ayat
(3) diatur dengan
Keputusan Menteri.

3 Pasal 37 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja


Ketenagakerjaan.
Ayat (1) Pelaksana penempatan Pasal 37 Diubah sehingga berbunyi.
tenaga kerja sebagaimana
Pelaksana penempatan tenaga kerja
dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1)
terdiri dari :
terdiri atas:
a. instansi pemerintah yang
a. instansi pemerintah yang bertanggung
bertanggung jawab di
jawab di bidang Ketenagakerjaann; dan
bidang ketenaga-kerjaan;
b. lembaga penempatan tenaga kerja
dan
swasta. (2) Lembaga penempatan tenaga
b. lembaga swasta berbadan
kerja swasta sebagaimana dimaksud
hukum.
pada ayat (1) huruf b dalam
Ayat (2) Lembaga penempatan melaksanakan pelayanan penempatan
tenaga kerja swasta sebagaimana tenaga kerja wajib memenuhi Perizinan
dimaksud dalam ayat (1) huruf b Berusaha yang diterbitkan oleh
dalam melak sanakan pelayanan Pemerintah Pusat.
penempatan tenaga kerja wajib
Ayat (3) Perizinan Berusaha sebagaimana
memiliki izin tertulis dari Menteri
dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi norma,
atau pejabat yang ditunjuk
standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan
oleh Pemerintah Pusat.

4 Pasal 42 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun


Ketenagakerjaan. 2021 tentang Penggunaan Tenagakerja
Pasal 42 Diubah sehingga berbunyi.
Asing
Ayat (1) Setiap pemberi kerja
Pasal 42 ayat (1) Setiap pemberi kerja yang
yang mempekerjakan tenaga kerja
mempekerjakan tenaga kerja asing wajib
asing wajib memiliki izin tertulis
memiliki rencana penggunaan tenaga kerja
dari Menteri atau pejabat yang
asing yang disahkan oleh Pemerintah Pusat.
ditunjuk.
Ayat (2) Pemberi kerja orang perseorangan
Ayat (2) Pemberi kerja orang dilarang mempekerjakan tenaga kerja asing.
perseorangan dilarang Ayat (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada
mempekerjakan tenaga kerja ayat (1) tidak berlaku bagi:
asing.
a. direksi atau komisaris dengan
Ayat (3) Kewajiban memiliki izin kepemilikan saham tertentu atau
sebagaimana dimaksud dalam pemegang saham sesuai dengan
ayat (1), tidak berlaku bagi ketentuan peraturan perundang-
perwakilan negara asing yang undangan;
mempergunakan tenaga kerja b. pegawai diplomatik dan konsuler pada
asing sebagai pegawaidiplomatik kantor perwakilan negara asing; atau
dan konsuler. c. tenaga kerja asing yang dibutuhkan oleh
pemberi kerja pada jenis kegiatan
Ayat (4) Tenaga kerja asing dapat
produksi yang terhenti karena keadaan
dipekerjakan di Indonesia hanya
darurat, vokasi, perusahaan rintisan
dalam hubungan kerja untuk
(start-up) berbasis teknologi, kunjungan
jabatan tertentu dan waktu
bisnis, dan penelitian untuk jangka
tertentu.
waktu tertentu.
Ayat (5) Ketentuan mengenai
Ayat (4) Tenaga kerja asing dapat dipekerjakan
jabatan tertentu dan waktu
di Indonesia hanya dalam hubungan kerja untuk
tertentu sebagaimana dimaksud
jabatan tertentu dan waktu tertentu serta
dalam ayat (4) ditetapkan dengan
memiliki kompetensi sesuai dengan jabatan
Keputusan Menteri.
yang akan diduduki.
Ayat (6) Tenaga kerja asing
Ayat (5) Tenaga kerja asing dilarang
sebagaimana dimaksud dalam
menduduki jabatan yang mengurusi personalia.
ayat (4) yang masa kerjanya habis
dan tidak dapat di perpanjang Ayat (6) Ketentuan mengenai jabatan tertentu
dapat digantikan oleh tenaga kerja dan waktu tertentu sebagaimana dimaksud pada
asing lainnya. ayat (4) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

5 Pasal 45 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja


Ketenagakerjaan.
Pasal 45 Diubah sehingga berbunyi.
Pasal 45 ayat (1) Pemberi kerja
tenaga kerja asing wajib :
Pasal 45 ayat (1) Pemberi kerja tenaga kerja
a. menunjuk tenaga kerja
asing wajib:
warga negara Indonesia
sebagai tenaga a. menunjuk tenaga kerja warga negara
pendamping tenaga kerja Indonesia sebagai tenaga pendamping
asing yang dipekerjakan tenaga kerja asing yang dipekerjakan
untuk alih teknologi dan untuk alih teknologi dan alih keahlian
alih keahlian dari tenaga dari tenaga kerja asing;
kerja asing; dan b. melaksanakan pendidikan dan pelatihan
b. melaksanakan pendidikan kerja bagi tenaga kerja Indonesia
dan pelatihan kerja bagi sebagaimana dimaksud pada huruf a
tenaga kerja Indonesia yang sesuai dengan kualifikasi jabatan
sebagaimana dimaksud yang diduduki oleh tenaga kerja asing;
pada huruf a yang sesuai c. memulangkan tenaga kerja asing ke
dengan kualifikasi jabatan negara asalnya setelah hubungan
yang diduduki oleh tenaga kerjanya berakhir.
kerja asing.
Ayat (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud
Ayat (2) Ketentuan sebagaimana pada ayat (1) huruf a dan huruf b tidak berlaku
dimaksud dalam ayat (1) tidak bagi tenaga kerja asing yang menduduki jabatan
berlaku bagi tenaga kerja asing tertentu.
yang menduduki ja batan direksi
dan/atau komisaris.

6 Pasal 47 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja


Ketenagakerjaan.
Pasal 47 Diubah sehingga berbunyi.
Ayat (1) Pemberi kerja wajib
Ayat (1) Pemberi kerja wajib membayar
membayar kompensasi atas setiap
kompensasi atas setiap tenaga kerja asing yang
tenaga kerja asing yang
dipekerjakannya.
dipekerjakannya.
Ayat (2) Kewajiban membayar kompensasi
Ayat (2) Kewajiban membayar
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
kompensasi sebagaimana
berlaku bagi instansi pemerintah, perwakilan
dimaksud dalam ayat (1) tidak
negara asing, badan internasional, lembaga
berlaku bagi instansi pe merintah,
sosial, lembaga keagamaan, dan jabatan tertentu
perwakilan negara asing, badan-
di lembaga pendidikan.
badan internasional, lembaga
sosial, lembaga keagamaan, dan Ayat (3) Ketentuan mengenai besaran dan
jabatan-jabatan tertentu di penggunaan kompensasi sebagaimana dimaksud
lembaga pendidikan. pada ayat (1) diatur sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Ayat (3) Ketentuan mengenai
jabatan-jabatan tertentu di
lembaga pendidikan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) diatur
dengan Keputusan Menteri.

Ayat (4) Ketentuan mengenai


besarnya kompensasi dan
penggunaannya diatur dengan
Peraturan Pemerintah.

7 Pasal 49 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun


Ketenagakerjaan. 2021 tentang Penggunaan Tenagakerja
Pasal 49 Diubah sehingga berbunyi.
Asing
Ketentuan mengenai penggunaan
Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan
tenaga kerja asing serta
tenaga kerja asing diatur dalam Peraturan
pelaksanaan pendidikan dan
Pemerintah.
pelatihan tenaga kerja
pendamping diatur dengan
Keputusan Presiden.

8 CATATAN : Ketentuan Pasal Undang-Undang Cipta Kerja


43, Pasal 44, Pasal 46, Pasal 48,
Ketentuan Pasal 43, Pasal 44, Pasal 46, Pasal
ndang-Undang
48, ndang-Undang UUK. DIHAPUS
Ketenagakerjaann. DIHAPUS

9 Hubungan Kerja Hubungan Kerja Hubungan Kerja

Pasal 56 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun


Ketenagakerjaan. 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu
Pasal 56 Diubah sehingga berbunyi.
Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan
Ayat (1) Perjanjian kerja dibuat
Ayat (1) Perjanjian kerja dibuat untuk waktu Waktu Istirahat, dan Pemutusan
untuk waktu tertentu atau untuk
tertentu atau untuk waktu tidak tertentu. Hubungan Kerja.
waktu tidak tertentu.
Ayat (2) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu Pasal 2 ayat (1) Hubungan Kerja terjadi
Ayat (2) Perjanjian kerja untuk
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan karena adanya Perjanjian Kerja antara
waktu tertentu sebagaimana
atas: Pengusaha dan Pekerja/Buruh.
dimaksud dalam ayat (1)
a. jangka waktu; atau Ayat (2) Perjanjian Kerja dibuat secara
didasarkan atas : b. selesainya suatu pekerjaan tertentu. tertulis atau lisan.

a. jangka waktu; atau Ayat (3) Jangka waktu atau selesainya suatu Ayat (3) Perjanjian Kerja yang dibuat
b. selesainya suatu pekerjaan pekerjaan tertentu sebagaimana dimaksud pada secara tertulis dilaksanakan sesuai dengan
tertentu. ayat (2) ditentukan berdasarkan perjanjian ketentuan peraturan perundang-undangan.
kerja. Ayat (4) Perjanjian Kerja dibuat untuk
waktu tertentu atau untuk waktu tidak
Ayat (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai
tertentu.
perjanjian kerja waktu tertentu berdasarkan
jangka waktu atau selesainya suatu pekerjaan
tertentu diatur dalam Peraturan Pemerintah.

10 Pasal 57 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja


Ketenagakerjaan.
Pasal 57 Diubah sehingga berbunyi.
Ayat (1) Perjanjian kerja untuk
Ayat (1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu
waktu tertentu dibuat secara
dibuat secara tertulis serta harus menggunakan
tertulis serta harus menggunakan
bahasa Indonesia dan huruf latin.
bahasa Indonesia dan huruf latin.
Ayat (2) Dalam hal perjanjian kerja waktu
Ayat (2) Perjanjian kerja untuk
tertentu dibuat dalam bahasa Indonesia dan
waktu tertentu yang dibuat tidak
bahasa asing, apabila kemudian terdapat
tertulis bertentangan dengan
perbedaan penafsiran antara keduanya, yang
ketentuan sebagai mana dimaksud
berlaku perjanjian kerja waktu tertentu yang
dalam ayat (1) dinyatakan sebagai
dibuat dalam bahasa Indonesia.
perjanjian kerja untuk waktu tidak
tertentu.

Ayat (3) Dalam hal perjanjian


kerja dibuat dalam bahasa
Indonesia dan bahasa asing,
apabila kemudian terdapat
perbedaan penafsiran antara
keduanya, maka yang berlaku
perjanjian kerja yang dibuat
dalam bahasa Indonesia.

11 Pasal 58 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja


Ketenagakerjaan.
Ayat (1) Perjanjian kerja untuk Pasal 58 Diubah sehingga berbunyi.
waktu tertentu tidak dapat
Ayat (1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu
mensyaratkan adanya masa
tidak dapat mensyaratkan adanya masa
percobaan kerja.
percobaan kerja.
Ayat (2) Dalam hal disyaratkan
Ayat (2) Dalam hal disyaratkan masa percobaan
masa percobaan kerja dalam
kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
perjanjian kerja sebagaimana
masa percobaan kerja yang disyaratkan tersebut
dimaksud dalam ayat (1), masa
batal demi hukum dan masa kerja tetap
percobaan kerja yang disyaratkan
dihitung.
batal demi hukum.

12 Pasal 59 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja Perjanjian Kerja Waktu Tertentu


Ketenagakerjaan.
Pasal 59 Diubah sehingga berbunyi. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun
Ayat (1) Perjanjian kerja untuk 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu
Ayat (1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu
waktu tertentu hanya dapat dibuat Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan
hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu
untuk pekerjaan tertentu yang Waktu Istirahat, dan Pemutusan
yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan
menurut jenis dan sifat atau Hubungan Kerja.
pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu,
kegiatan pekerjaannya akan
yaitu sebagai berikut: Pasal 6 berbunyi Pekerjaan yang
selesai dalam waktu tertentu,
diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu
yaitu : a. pekerjaan yang sekali selesai atau yang
yang tidak terlalu lama sebagaimana
sementara sifatnya;
a. pekerjaan yang sekali dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a
b. pekerjaaan yang diperkirakan
selesai atau yang dilaksanakan paling lama 5 (lima) tahun.
penyelesaiannya dalam waktu yang
sementara sifatnya;
tidak terlalu lama; Perbedaan terkait Penjanjian Waktu
b. pekerjaan yang
c. pekerjaan yang bersifat musiman; Kerja tertentu (PKWT) antara Undang-
diperkirakan
d. pekerjaan yang berhubungan dengan Undang Ketenagakerjaann dengan
penyelesaiannya dalam
produk baru, kegiatan baru, atau produk Undang-Undang Cipta Kerja adalah
waktu yang tidak terlalu
tambahan yang masih dalam percobaan terkait batas waktu pelaksanaan PKWT
lama dan paling lama 3
atau penjajakan; atau yaitu di Undang-Undang
(tiga) tahun;
e. pekerjaan yang jenis dan sifat atau Ketenagakerjaann 2 Tahun boleh
c. pekerjaan yang bersifat
kegiatannya bersifat tidak tetap. diperpanjang 1 Tahun atau Maksimal 3
musiman; atau
Tahun. Sementara berdasarkan
d. pekerjaan yang Ayat (2) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu
Undang-Undang Cipta Kerja boleh
berhubungan dengan tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang Maksimal 5 Tahun.
produk baru, kegiatan bersifat tetap.
baru, atau produk
Ayat (3) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu
tambahan yang masih
yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
dalam percobaan atau
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) demi
penjajakan.
hukum menjadi perjanjian kerja waktu tidak
Ayat (2) Perjanjian kerja untuk tertentu..
waktu tertentu tidak dapat
Ayat (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis
diadakan untuk pekerjaan yang
dan sifat atau kegiatan pekerjaan, jangka waktu,
bersifat tetap.
dan batas waktu perpanjangan perjanjian kerja
Ayat (3) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu diatur dalam Peraturan
waktu tertentu dapat diperpanjang Pemerintah.
atau diperbaharui.

Ayat (4) Perjanjian kerja waktu


tertentu yang didasarkan atas
jangka waktu tertentu dapat
diadakan untuk paling lama 2
(dua) tahun dan hanya boleh
diperpanjang 1 (satu) kali untuk
jangka waktu paling lama 1 (satu)
tahun.

Ayat (5) Pengusaha yang


bermaksud memperpanjang
perjanjian kerja waktu tertentu
tersebut, paling lama 7 (tujuh)
hari sebelum perjanjian kerja
waktu tertentu berakhir telah
memberitahukan maksudnya
secara tertulis kepada
pekerja/buruh yang bersangkutan.

Ayat (6) Pembaruan perjanjian


kerja waktu tertentu hanya dapat
diadakan setelah melebihi masa
tenggang waktu 30 (tiga puluh)
hari berakhirnya perjanjian kerja
waktu tertentu

yang lama, pembaruan perjanjian


kerja waktu tertentu ini hanya
boleh dilakukan 1 (satu) kali dan
paling lama 2 (dua) tahun.

Ayat (7) Perjanjian kerja untuk


waktu tertentu yang tidak
memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), ayat (2),
ayat (4), ayat (5), dan ayat (6)
maka demi hukum menjadi
perjanjian kerja waktu tidak
tertentu.

Ayat (8) Hal-hal lain yang belum


diatur dalam Pasal ini akan diatur
lebih lanjut dengan Keputusan
Menteri.

13 Pasal 61 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun


Ketenagakerjaann. 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu
Pasal 61 Diubah sehingga berbunyi.
Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan
Ayat (1) Perjanjian kerja berakhir
Ayat (1) Perjanjian kerja berakhir apabila: Waktu Istirahat, dan Pemutusan
apabila :
Hubungan Kerja.
a. pekerja/buruh meninggal dunia;
a. pekerja meninggal dunia;
b. berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja; Pasal 17 Dalam hal salah satu pihak
b. berakhirnya jangka waktu
c. selesainya suatu pekerjaan tertentu; mengakhiri Hubungan Kerja sebelum
perjanjian kerja;
d. adanya putusan pengadilan dan/atau putusan berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan
c. adanya putusan pengadilan
lembaga penyelesaian perselisihan dalam PKWT, Pengusaha wajib
dan/atau putusan atau
hubungan industrial yang telah mempunyai memberikan uang kompensasi
penetapan lembaga
kekuatan hukum tetap; atau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
penyelesaian perselisihan
e. adanya keadaan atau kejadian tertentu yang ayat (1) yang besarannya dihitung
hubungan industrial yang
dicantumkan dalam perjanjian kerja, berdasarkan jangka waktu PKWT yang
telah mempunyai kekuatan
peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
hukum tetap; atau bersama yang dapat menyebabkan telah dilaksanakan oleh Pekerja/Buruh.
d. adanya keadaan atau kejadian berakhirnya hubungan kerja.
tertentu yang dicantumkan
Ayat (2) Perjanjian kerja tidak berakhir karena
dalam perjanjian kerja,
meninggalnya pengusaha atau beralihnya hak
peraturan perusahaan, atau
atas perusahaan yang disebabkan penjualan,
perjanjian kerja bersama yang
pewarisan, atau hibah.
dapat menyebabkan
berakhirnya hubungan kerja. Ayat (3) Dalam hal terjadi pengalihan
perusahaan, hak-hak pekerja/buruh menjadi
Ayat (2) Perjanjian kerja tidak
tanggung jawab pengusaha baru, kecuali
berakhir karena meninggalnya
ditentukan lain dalam perjanjian pengalihan
pengusaha atau beralihnya hak
yang tidak mengurangi hak-hak pekerja/ buruh.
atas perusahaan yang disebabkan
penjualan, pewarisan, atau hibah. Ayat (4) Dalam hal pengusaha orang
perseorangan meninggal dunia, ahli waris
Ayat (3) Dalam hal terjadi
pengusaha dapat mengakhiri perjanjian kerja
pengalihan perusahaan maka hak-
setelah merundingkan dengan pekerja/buruh.
hak pekerja/buruh menjadi
tanggung jawab pengusaha baru, Ayat (5) Dalam hal pekerja/buruh meninggal
kecuali ditentukan lain dalam dunia, ahli waris pekerja/buruh berhak
perjanjian pengalihan yang tidak mendapatkan hak-haknya sesuai dengan
mengurangi hak-hak peraturan perundang-undangan atau hak-hak
pekerja/buruh. yang telah diatur dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
Ayat (4) Dalam hal pengusaha,
bersama.
orang perseorangan, meninggal
dunia, ahli waris pengusaha dapat Pasal 61A berbunyi. Ayat (1) Dalam hal
mengakhiri per-janjian kerja perjanjian kerja waktu tertentu berakhir
setelah merundingkan dengan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1)
pekerja/buruh. huruf b dan huruf c, pengusaha wajib
memberikan uang kompensasi kepada
Ayat (5) Dalam hal pekerja/buruh
pekerja/buruh.
meninggal dunia, ahli waris
pekerja/ buruh berhak Ayat (2) Uang kompensasi sebagaimana
mendapatkan hak haknya se-suai dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada
dengan peraturan perundang- pekerja/buruh sesuai denganmasa kerja
undangan yang berlaku atau hak pekerja/buruh di perusahaan yang bersangkutan.
hak yang telah diatur dalam Ayat (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai uang
perjanjian kerja, peraturan kompensasi diatur dalam Peraturan Pemerintah.
perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama.

14 Pasal 64 Undang-Undak Pada, Undang-Undang Cipta Kerja


Ketenagakerjaan.
Pasal 64 dan Pasal 65 DIHAPUS
Perusahaan dapat menyerahkan
sebagian pelaksanaan pekerjaan
kepada perusahaan lainnya
melalui perjanjian pemborongan
pekerjaan atau penyediaan jasa
pekerja/buruh yang dibuat secara
tertulis.

15 Pasal 66 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun


Ketenagakerjaan 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu
Pasal 66 diubah menjadi
Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan
Ayat (1) Pekerja/buruh dari
Ayat (1) Hubungan kerja antara perusahaan alih Waktu Istirahat, dan Pemutusan
perusahaan penyedia jasa
daya dengan pekerja/buruh yang Hubungan Kerja.
pekerja/buruh tidak boleh
dipekerjakannya didasarkan pada perjanjian
digunakan oleh pemberi kerja Pasal 18 ayat (1) Hubungan Kerja antara
kerja yang dibuat secara tertulis, baik perjanjian
untuk melaksanakan kegiatan Perusahaan Alih Daya dengan
kerja waktu tertentu maupun perjanjian kerja
pokok atau kegiatan yang Pekerja/Buruh yang dipekerjakan,
waktu tidak tertentu.
didasarkan pada PKWT atau PKWTT.
berhubungan langsung dengan
Ayat (2) Perlindungan pekerja/buruh, upah dan
proses produksi, kecuali untuk Ayat (2) PKWT atau PKWTT
kesejahteraan, syarat-syarat kerja, serta
kegiatan jasa penunjang atau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
perselisihan yang timbul dilaksanakan
kegiatan yang tidak berhubungan dibuat secara tertulis.
sekurang-kurangnya sesuai dengan ketentuan
langsung dengan proses produksi.
peraturan perundang-undangan dan menjadi Ayat (3) Pelindungan Pekerja/Buruh,
Ayat (2) Penyedia jasa tanggung jawab perusahaan alih daya. Upah, kesejahteraan, syarat kerja, dan
pekerja/buruh untuk kegiatan jasa perselisihan yang timbul dilaksanakan
Ayat (3) Dalam hal perusahaan alih daya
penunjang atau kegiatan yang sesuai dengan ketentuan peraturan
mempekerjakan pekerja/buruh berdasarkan
tidak berhubungan langsung perundang-undangan dan menjadi
perjanjian kerja waktu tertentu sebagaimana
dengan proses produksi harus
memenuhi syarat sebagai berikut : dimaksud pada ayat (1), perjanjian kerja tanggung jawab Perusahaan Alih Daya.
tersebut harus mensyaratkan pengalihan
a. adanya hubungan kerja Ayat (4) Pelindungan Pekerja/Buruh,
pelindungan hak-hak bagi pekerja/ buruh
antara pekerja/buruh dan Upah, kesejahteraan, syarat kerja, dan
apabila terjadi pergantian perusahaan alih daya
perusahaan penyedia jasa perselisihan yang timbul sebagaimana
dan sepanjang objek pekerjaannya tetap ada.
pekerja/buruh; dimaksud pada ayat (3) diatur dalam
b. perjanjian kerja yang Ayat (4) Perusahaan alih daya sebagaimana Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan,
berlaku dalam hubungan dimaksud pada ayat (1) berbentuk badan hukum atau Perj anjian Kerja Bersama.
kerja sebagaimana dan wajib memenuhi Perizinan Berusaha yang
Pasal 19 ayat (1) Dalam hal Perusahaan
dimaksud pada huruf a diterbitkan oleh Pemerintah Pusat.
Alih Daya mempekerjakan Pekerja/Buruh
adalah perjanjian kerja
Ayat (5) Perizinan Berusaha sebagaimana berdasarkan PKWT maka Perjanjian Kerja
untuk waktu tertentu yang
dimaksud pada ayat (4) harus memenuhi norma, tersebut harus mensyaratkan pengalihan
memenuhi persyaratan
standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan pelindungan hak bagi Pekerja/Buruh
sebagaimana dimaksud
oleh Pemerintah Pusat. apabila terjadi pergantian Perusahaan Alih
dalam Pasal 59 dan/atau
Daya dan sepanjang obyek pekerjaannya
perjanjian kerja waktu Ayat (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai
tetap ada.
tidak tertentu yang dibuat pelindungan pekerja/buruh sebagaimana
secara tertulis dan dimaksud pada ayat (2) dan Perizinan Berusaha Ayat (2) Persyaratan pengalihan
ditandatangani oleh kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur pelindungan hak sebagaimana dimaksud
belah pihak; dalam Peraturan Pemerintah. pada ayat (1) merupakan jaminan atas
c. perlindungan upah dan kelangsungan bekerja bagi Pekerja/Buruh
kesejahteraan, syarat- yang hubungan kerjanya berdasarkan
syarat kerja, serta PKWT dalam Perusahaan Alih Daya.
perselisihan yang timbul
Ayat (3) Dalam hal Pekerja/Buruh tidak
menjadi tanggung jawab
memperoleh jaminan atas kelangsungan
perusahaan penyedia jasa
bekerja sebagaimana dimaksud pada ayat
pekerja/buruh; dan
(2), Perusahaan Alih Daya bertanggung
d. perjanjian antara
jawab atas pemenuhan hak Pekerja/Buruh.
perusahaan pengguna jasa
pekerja/buruh dan Pasal 20 ayat (1) Perusahaan Alih Daya
perusahaan lain yang harus berbentuk badan hukum dan wajib
bertindak sebagai memenuhi perizinan berusaha yang
perusahaan penyedia jasa diterbitkan oleh Pemerintah Pusat.
pekerja/buruh dibuat
Ayat (2) Syarat dan tata cara memperoleh
secara tertulis dan wajib
perizinan berusaha dilaksanakan sesuai
memuat pasal-pasal
sebagaimana dimaksud dengan ketentuan peraturan perundang-
dalam undangundang ini. undangan mengenai norma, standar,
prosedur, dan kriteria perrzinan berusaha
Ayat (3) Penyedia jasa
yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat
pekerja/buruh merupakan bentuk
usaha yang berbadan hukum dan
memiliki izin dari instansi yang
bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan.

Ayat (4) Dalam hal ketentuan


sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), ayat (2) huruf a, huruf
b,dan huruf d serta ayat (3) tidak
terpenuhi, maka demi hukum
status hubungan kerja antara
pekerja/buruh dan perusahaan
penyedia jasa pekerja/buruh
beralih menjadihubungan kerja
antara pekerja/buruh dan
perusahaan pemberi pekerjaan.

16 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun


Ketenagakerjaan 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu
Pasal 77 UUK diubah menjadi
Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan
Pasal 77 ayat (1) Setiap
Pasal 77 ayat (1) Setiap pengusaha wajib Waktu Istirahat, dan Pemutusan
pengusaha wajib melaksanakan
melaksanakan ketentuan waktu kerja. Hubungan Kerja.
ketentuan waktu kerja.
Ayat (2) Waktu kerja sebagaimana dimaksud Pasal 21 ayat (4) Pelaksanaan jam kerja
Ayat (2) Waktu kerja
pada ayat (1) meliputi: bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan diatur
sebagaimana dimaksud dalam
dalam Perjanjian Kerja, Peraturan
ayat (1) meliputi : a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat
Perusahaan, atau Perjanjian Kerja
puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6
a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari Bersama.
(enam) hari kerja dalam 1 (satu)
dan 40 (empat puluh) jam
minggu; atau
1 (satu) minggu untuk 6
b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40
(enam) hari kerja dalam 1
(empat puluh) jam 1 (satu) minggu
(satu) minggu; atau
untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu)
b. 8 (delapan) jam 1 (satu) minggu.
hari dan 40 (empat puluh)
Ayat (3) Ketentuan waktu kerja sebagaimana
jam 1 (satu) minggu untuk
dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku bagi
5 (lima) hari kerja dalam 1
sektor usaha atau pekerjaan tertentu.
(satu) minggu.
Ayat (4) Pelaksanaan jam kerja bagi
Ayat (3) Ketentuan waktu kerja
pekerja/buruh di perusahaan diatur dalam
sebagaimana dimaksud dalam
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau
ayat (2) tidak berlaku bagi sektor
perjanjian kerja bersama.
usaha atau peker-jaan tertentu.
Ayat (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai
Ayat (4) Ketentuan mengenai
waktu kerja pada sektor usaha atau pekerjaan
waktu kerja pada sektor usaha
tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
atau pekerjaan tertentu
diatur dalam Peraturan Pemerintah.
sebagaimana dimaksud dalam
ayat (3) diatur dengan Keputusan
Menteri.

17 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun


Ketenagakerjaan 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu
Pasal 78 UUK diubah menjadi
Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan
Pasal 78 ayat (1) Pengusaha yang
Pasal 78 ayat (1) Pengusaha yang Waktu Istirahat, dan Pemutusan
mempekerjakan pekerja/buruh
mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu Hubungan Kerja.
melebihi waktu kerja
kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) Perusahaan pada sektor
ayat Ayat (2) harus memenuhi syarat:
Pasal 77 ayat (2) harus memenuhi usaha atau pekerjaan tertentu dapat
syarat : a. ada persetujuan pekerja/buruh yang menerapkan waktu kerja yang kurang atau
bersangkutan; dan lebih dari ketentuan sebagaimana
a. ada persetujuan
b. waktu kerja lembur hanya dapat dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2).
pekerja/buruh yang
dilakukan paling lama 4 (empat) jam
bersangkutan; dan Ayat (2) Perusahaan pada sektor usaha
dalam 1 (satu) hari dan 18 (delapan
b. waktu kerja lembur hanya atau pekerjaan tertentu yang menerapkan
belas) jam dalam 1 (satu) mmggu.
dapat dilakukan paling waktu kerja kurang dari ketentuan
banyak 3 (tiga) jam dalam Ayat (2) Pengusaha yang mempekerjakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
1 (satu) hari dan 14 pekerja/buruh melebihi waktu kerja mempunyai karakteristik:
(empat belas) jam dalam 1 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
a. penyelesaian pekerjaan kurang dari
(satu) minggu. membayar upah kerja lembur.
7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan
Ayat (2) Pengusaha yang Ayat (3) Ketentuan waktu kerja lembur kurang dari 35 (tiga puluh lima)
mempekerjakan pekerja/buruh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b jam 1 (satu) minggu;
melebihi waktu kerja tidak berlaku bagi sektor usaha atau pekerjaan b. waktu kerja fleksibel; atau
sebagaimana dimaksud dalam tertentu. c. pekerjaan dapat dilakukan di luar
ayat (1) wajib membayar upah lokasi kerja.
Ayat (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai
kerja lembur.
waktu kerja lembur dan upah kerja lembur Ayat (3) Perusahaan pada sektor usaha
Ayat (3) Ketentuan waktu kerja diatur dalam Peraturan Pemerintah. atau pekerjaan tertentu yang menerapkan
lembur sebagaimana dimaksud waktu kerja lebih dari ketentuan
dalam ayat (1) huruf b tidak sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
berlaku bagi sektor usaha atau pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan
pekerjaan tertentu. waktu kerja yang telah ditetapkan oleh
Menteri.
Ayat (4) Ketentuan mengenai
waktu kerja lembur dan upah
kerja lembur sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) dan ayat
(3) diatur dengan Keputusan
Menteri.

18 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun


Ketenagakerjaan 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu
Pasal 79 UUK diubah menjadi
Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan
Pasal 79 ayat (1) Pengusaha
Pasal 79 ayat (1) Pengusaha wajib memberi: Waktu Istirahat, dan Pemutusan
wajib memberi waktu istirahat
Hubungan Kerja.
dan cuti kepada pekerja/buruh. a. Waktu istirahat; dan
b. cuti. Pasal 24 ayat (1) Dalam hal terdapat
Ayat (2) Waktu istirahat dan cuti
kebutuhan waktu kerja dan waktu istirahat
sebagaimana dimaksud dalam Ayat (2) Waktu istirahat sebagaimana dimaksud
selain yang telah ditetapkan oleh Menteri
ayat (1), meliputi : pada ayat (1) huruf a wajib diberikan kepada
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23
pekerja/buruh paling sedikit meliputi: a istirahat
a. istirahat antara jam ayat (3), Menteri dapat menetapkan waktu
antara jam kerja, paling sedikit setengah jam
kerja, sekurang kerja dan waktu istirahat pada sektor usaha
setelah bekerja selama 4 (empat) jam terus
kurangnya setengah jam atau pekerjaan tertentu lainnya.
menerus, dan waktu istirahat tersebut tidak
setelah bekerja selama 4
termasuk jam kerja; dan b. istirahat mingguan 1 Ayat (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai
(empat) jam terus
(satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 waktu kerja dan waktu istirahat pada sektor
menerus dan waktu
(satu) minggu. usaha atau pekerjaan tertentu lainnya
istirahat tersebut tidak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
termasuk jam kerja; Ayat (3) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat dengan Peraturan Menteri.
b. istirahat mingguan 1 (1) huruf b yang wajib diberikan kepada
Pasal 25 Ayat (1) Pelaksanaan waktu kerja
(satu) hari untuk 6 pekerja/buruh, yaitu cuti tahunan, paling sedikit
dan jam kerja bagi Pekerja/Buruh yang
(enam) hari kerja dalam 12 (dua belas) hari kerja setelah pekerja/buruh
dipekerjakan pada sektor usaha atau
1 (satu) minggu atau 2 yang bersangkutan bekerja selama 12 (dua
pekerjaan tertentu yang menerapkan waktu
(dua) hari untuk 5 (lima) belas) bulan secara terus menerus.
kerja kurang dari ketentuan sebagaimana
hari kerja dalam 1 (satu)
Ayat (4) Pelaksanaan cuti tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2l ayat (2), diatur
minggu;
dimaksud pada ayat (3) diatur dalam perjanjian dalam Perjanjian Kerja, Peraturan
c. cuti tahunan, sekurang
kerja, peraturan perusahaan,atau perjanjian Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama;
kurangnya 12 (dua
kerja bersama. Ayat (2) Pelaksanaan waktu kerja dan jam
belas) hari kerja setelah
kerja bagi Pekerja/Buruh yang
pekerja/buruh yang Ayat (5) Selain waktu istirahat dan cuti
dipekerjakan pada sektor usaha atau
bersangkutan bekerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),
pekerjaan tertentu yang menerapkan waktu
selama 12 (dua belas) dan ayat (3), perusahaan tertentu dapat
kerja lebih dari ketentuan sebagaimana
bulan secara terus memberikan istirahat panjang yang diatur dalam
dimaksud dalam Pasal 2I ayat (2), diatur
menerus; dan perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau
dalam Perjanjian Kerja, Peraturan
d. istirahat panjang perjanjian kerja bersama.
Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama
sekurang-kurangnya 2
Ayat (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai
(dua) bulan dan
perusahaan tertentu sebagaimana dimaksud
dilaksanakan pada tahun
pada ayat (5) diatur dengan Peraturan
ketujuh dan kedelapan
Pemerintah.
masing-masing 1 (satu)
bulan bagi
pekerja/buruh yang telah
bekerja selama 6 (enam)
tahun secara terus-
menerus pada
perusahaan yang sama
dengan ketentuan
pekerja/buruh tersebut
tidak berhak lagi atas
istirahat tahunannya
dalam 2 (dua) tahun
berjalan dan selanjutnya
berlaku untuk setiap
kelipatan masa kerja 6
(enam) tahun.

Ayat (3) Pelaksanaan waktu


istirahat tahunan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) huruf c
diatur dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan, atau
perjanjian kerja bersama.

Ayat (4) Hak istirahat panjang


sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) huruf d hanya berlaku
bagi pekerja/buruh yang bekerja
pada perusahaan tertentu.

Ayat (5) Perusahaan tertentu


sebagaimana dimaksud dalam
ayat (4) diatur dengan Keputusan
Menteri.

19 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK


Ketenagakerjaan INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2021
Pasal 88 UUK diubah menjadi
TENTANG PENGUPAHAN
Pasal 88 ayat (1) Setiap
Ayat (1) Setiap pekerja/buruh berhak atas
pekerja/buruh berhak memperoleh Pasal 5 ayat (1) Kebijakan pengupahan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
penghasilan yang memenuhi ditetapkan sebagai salah satu upaya
Ayat (2) Pemerintah Pusat menetapkan
penghidupan yang layak bagi mewujudkan hak Pekerja/Buruh atas
kebijakan pengupahan sebagai salah satu upaya
kemanusiaan. penghidupan yang layak bagi
mewujudkan hak pekerja/buruh atas
kemanusiaan.
Ayat (2) Untuk mewujudkan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
penghasilan yang memenuhi Ayat (3) Kebijakan pengupahan sebagaimana Ayat (2) Kebijakan pengupahan
penghidupan yang layak bagi dimaksud pada ayat (2) meliputi: sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kemanusiaan sebagaimana meliputi:
a. upah minimum;
dimaksud dalam ayat (1),
b. struktur dan skala upah; a. Upah minimum;
pemerintah menetapkan kebijakan
c. upah kerja lembur; b. struktur dan skala Upah;
pengupahan yang melindungi
d. upah tidak masuk kerja dan/ atau tidak c. Upah kerja lembur;
pekerja/buruh.
melakukan pekerjaan karena alasan d. Upah tidak masuk kerja dan/atau
Ayat (3) Kebijakan pengupahan tertentu; tidak melakukan pekerjaan karena
yang melindungi pekerja/buruh e. bentuk dan cara pembayaran upah; alasan tertentu;
sebagaimana dimaksud dalam f. hal-hal yang dapat diperhitungkan e. bentuk dan cara pembayaran Upah;
ayat (2) meliputi : dengan upah; dan f. hal-hal yang dapat diperhitungkan
g. upah sebagai dasar perhitungan atau dengan Upah; dan
a. upah minimum;
pembayaran hak dan kewajiban lainnya. g. Upah sebagai dasar perhitungan
b. upah kerja lembur;
atau pembayaran hak dan
c. upah tidak masuk kerja Ayat (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai
kewajiban lainnya
karena berhalangan; kebijakan pengupahan diatur dalam Peraturan
d. upah tidak masuk kerja Pemerintah.
karena melakukan
DIANTARA Pasal 88 dan Pasal 89 ditambahkan Pasal
kegiatan lain di luar
88A, Pasal 88B, Pasal 88C, Pasal 88D, Pasal 88E.
pekerjaannya;
e. upah karena menjalankan
hak waktu istirahat
kerjanya;
f. bentuk dan cara
pembayaran upah;
g. denda dan potongan upah;
h. hal-hal yang dapat
diperhitungkan dengan
upah;
i. struktur dan skala
pengupahan yang
proporsional;
j. upah untuk pembayaran
pesangon; dan
k. upah untuk perhitungan
pajak penghasilan.

Ayat (4) Pemerintah menetapkan


upah minimum sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3) huruf a
berdasarkan kebutuhan hidup
layak dan dengan mem-
perhatikan produktivitas dan
pertumbuhan ekonomi.

20 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK


Ketenagakerjaan INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2021
Pasal 89 dan Pasal 90 UUK Dihapus
TENTANG PENGUPAHAN
Pasal 89 ayat (1) Upah minimum
DIANTARA Pasal 90 dan Pasal 91
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) Ketentuan Upah
Pasal 88 ayat (3) huruf a dapat Pasal 90A, Pasal 90B. minimum sebagaimana dimaksud dalam
terdiri atas: Pasal 23 sampai dengan Pasal 35
Pasal 90B berbunyi ayat (1) Ketentuan upah
dikecualikan bagi usaha mikro dan usaha
a. upah minimum berdasarkan minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal
kecil.
wilayah provinsi atau 88C ayat (1) dan ayat (2) dikecualikan bagi
kabupaten/kota; Usaha Mikro dan Kecil. Ayat (2) Upah pada usaha mikro dan usaha
kecil ditetapkan berdasarkan kesepakatan
b. upah minimum berdasarkan Ayat (2) Upah pada Usaha Mikro dan Kecil
antara Pengusaha dengan Pekerja/Buruh di
sektor pada wilayah provinsi atau ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara
Perusahaan dengan ketentuan:
kabupaten/kota. pengusaha dan pekerja/buruh di perusahaan.
Ayat (3) Kesepakatan upah sebagaimana a. paling sedikit sebesar 50% (lima
Ayat (2) Upah minimum
dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya puluh persen) dari rata-rata
sebagaimana dimaksud dalam
sebesar persentase tertentu dari rata-rata konsumsi masyarakat di tingkat
ayat (1) diarahkan kepada
konsumsi masyarakat berdasarkan data yang provinsi; dan
pencapaian kebutuhan hidup
bersumber dari lembaga yang berwenang di b. nilai Upah yang disepakati paling
layak.
bidang statistik. sedikit 25% (dua puluh lima
Ayat (3) Upah minimum persen) di atas garis kemiskinan di
Ayat (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai upah
sebagaimana dimaksud dalam tingkat provinsi. Ayat (3) Rata-rata
bagi Usaha Mikro dan Kecil diatur dalam
ayat (1) ditetapkan oleh Gubernur konsumsi masyarakat dan garis
Peraturan Pemerintah.
dengan memperhatikan kemiskinan sebagaimana dimaksud
rekomendasi dari Dewan pada ayat (2) huruf a dan huruf b
Pengupahan Provinsi dan/atau menggunakan data yang bersumber
Bupati/Walikota. dari lembaga yang berwenang di
bidang statistik.
Ayat (4) Komponen serta
pelaksanaan tahapan pencapaian Pasal 37 Usaha mikro dan usaha kecil
kebutuhan hidup layak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus memenuhi kriteria tertentu
ayat (2) diatur dengan Keputusan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
Menteri. peraturan perundang-undangan.
Pasal 90 ayat (1) Pengusaha Pasal 38 Usaha mikro dan usaha kecil
dilarang membayar upah lebih yang dikecualikan dari ketentuan Upah
rendah dari upah minimum minimum wajib mempertimbangkan faktor
sebagaimana dimaksud dalam sebagai berikut:
Pasal 89.
a. mengandalkan sumber daya
Ayat (2) Bagi pengusaha yang tradisional; dan/atau
tidak mampu membayar upah b. tidak bergerak pada usaha
minimum sebagaimana dimaksud
berteknologi tinggi dan tidak padat
dalam Pasal 89 dapat dilakukan
penangguhan. modal.

Ayat (3) Tata cara penangguhan


sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) diatur dengan Keputusan
Menteri.

21 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK


Ketenagakerjaan INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2021
Pasal 92 UUK diubah sehingga berbunyi
TENTANG PENGUPAHAN
Pasal 92 ayat (1) Pengusaha
Pasal 92 ayat (1) Pengusaha wajib menyusun
menyusun struktur dan skala upah Pasal 21 ayat (1) Pengusaha wajib
struktur dan skala upah di perusahaan dengan
dengan memperhatikan menyusun dan menerapkan struktur dan
memperhatikan kemampuan perusahaan dan
golongan,jabatan, masa kerja, skala Upah di Perusahaan dengan
produktivitas.
pendidikan, dan kompetensi. memperhatikan kemampuan Perusahaan
Ayat (2) Struktur dan skala upah digunakan dan produktivitas.
Ayat (2) Pengusaha melakukan
sebagai pedoman pengusaha dalam menetapkan
peninjauan upah secara berkala Ayat (2) Struktur dan skala Upah
upah.
dengan memperhatikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
kemampuan perusahaan dan Ayat (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai diberitahukan kepada seluruh
produktivitas. struktur dan skala upah diatur dalam Peraturan Pekerja/Buruh secara perorangan.
Pemerintah.
Ayat (3) Ketentuan mengenai Ayat (3) Struktur dan skala Upah yang
struktur dan skala upah Diantara Pasal 22 dan Pasal 23 ditambahkan diberitahukan sekurang-kurangnya struktur
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22A selengkapnya berbunyi : dan skala Upah pada golongan jabatan
ayat (1) diatur dengan Keputusan sesuai dengan jabatan Pekerja/Buruh yang
Pengusaha melakukan peninjauan upah secara
Menteri. bersangkutan.
berkala dengan memperhatikan kemampuan
perusahaan dan produktivitas. Pasal 22 ayat (1) Struktur dan skala Upah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
ayat (1) harus dilampirkan oleh Perusahaan
pada saat mengajukan permohonan:

a. pengesahan dan pembaruan


Peraturan Perusahaan; atau
b. pendaftaran, perpanjangan, dan
pembaruan Perjanjian Kerja
Bersama.

Ayat (2) Struktur dan skala Upah yang


dilampirkan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diperlihatkan kepada pejabat yang
berwenang pada kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang ketenagakerjaan dan/atau dinas
yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang ketenagakerjaan.

Ayat (3) Setelah dokumen struktur dan


skala Upah diperlihatkan, pejabat yang
berwenang sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) harus mengembalikan dokumen
struktur dan skala Upah kepada pihak
Perusahaan pada saat itu juga.

Ayat (4) Selain melampirkan struktur dan


skala Upah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), pimpinan Perusahaan
melampirkan surat pernyataan telah
ditetapkannya struktur dan skala Upah di
Perusahaan.

Ayat (5) Surat pernyataan sebagaimana


dimaksud pada ayat (4) didokumentasikan
oleh pejabat yang berwenang pada
kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang
ketenagakerjaan dan/atau dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang ketenagakerjaan, sebagai bukti
telah dilakukan penyusunan struktur dan
skala Upah.

Ayat (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai


struktur dan skala Upah diatur dengan
Peraturan Menteri.

22 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK


Ketenagakerjaan INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2021
Pasal 94 UUK diubah
TENTANG PENGUPAHAN
Pasal 94 Dalam hal komponen
Dalam hal komponen upah terdiri atas upah pokok
upah terdiri dari upah pokok dan
dan tunjangan tetap, besarnya upah pokok paling
tunjangan tetap maka besarnya
sedikit 75% (tujuh puluh lima persen) dari jumlah
upah pokok sedikit-dikitnya 75 %
upah pokok dan tunjangan tetap.
(tujuh puluh lima perseratus) dari
jumlah upah pokok dan tunjangan
tetap.

23 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK


Ketenagakerjaan INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2021
Pasal 95 UUK diubah sehingga berbunyi
TENTANG PENGUPAHAN
Pasal 95 ayat (1) Pelanggaran
Pasal ayat (1) Dalam hal perusahaan
yang dilakukan oleh
dinyatakan pailit atau dilikuidasi berdasarkan
pekerja/buruh karena kesengajaan
ketentuan peraturan perundang-undangan, upah
atau kelalaiannya dapat dikenakan
dan hak lainnya yang belum diterima oleh
denda.
pekerja/buruh merupakan utang yang
Ayat (2) Pengusaha yang karena didahulukan pembayarannya..
kesengajaan atau kelalaiannya
Ayat (2) Upah pekerja/buruh sebagaimana
mengakibatkan keterlambatan
dimaksud pada ayat (1) didahulukan
pembayaran upah, dikenakan
pembayarannya sebelum pembayaran kepada
denda sesuai dengan persentase
semua kreditur.
tertentu dari upah pekerja/buruh.
Ayat (3) Hak lainnya dari pekerja/buruh
Ayat (3) Pemerintah mengatur
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
pengenaan denda kepada
didahulukan pembayarannya atas semua
pengusaha dan/atau
pekerja/buruh, dalam pembayaran kreditur kecuali para kreditur pemegang hak
upah. jaminan kebendaan.

Ayat (4) Dalam hal perusahaan


dinyatakan pailit atau dilikuidasi
berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, maka
upah dan hak-hak lainnya dari
pekerja/buruh merupakan utang
yang didahulukan pem-
bayarannya.

24 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK


Ketenagakerjaan INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2021
Pasal 96 dan Pasal 97 UUK dihapus.
TENTANG PENGUPAHAN
Pasal 96 Tuntutan pembayaran
upah pekerja/buruh dan segala
pembayaran yang timbul dari
hubungan kerja menjadi
kadaluwarsa setelah melampaui
jangka waktu 2 (dua) tahun sejak

timbulnya hak.

Pasal 97 Ketentuan mengenai


penghasilan yang layak, kebijakan
pengupahan, kebutuhan hidup
layak, dan perlindungan
pengupahan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 88,
penetapan upah minimum
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 89, dan pengenaan denda
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 95 ayat (1), ayat (2) dan
ayat (3) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
25 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Ketenagakerjaan INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2021
Ketentuan Pasal 98 UUK diubah sehingga
TENTANG PENGUPAHAN
Pasal 98 ayat (1) Untuk berbunyi 98 ayat (1) Untuk memberikan saran
memberikan saran, pertimbangan, dan pertimbangan kepada Pemerintah Pusat atau Pasal 27 ayat (1) Gubernur wajib menetapkan
dan merumuskan kebijakan Pemerintah Daerah dalam perumusan kebijakan Upah minimum provinsi setiap tahun.
pengupahan yang akan ditetapkan pengupahan serta pengembangan sistem Ayat (2) Penyesuaian nilai Upah minimum
oleh pemerintah, serta untuk pengupahan dibentuk dewan pengupahan. provinsi dilakukan sesuai dengan tahapan
pengembangan sistem perhitungan sebagaimana dimaksud dalam
Ayat (2) Dewan pengupahan terdiri atas unsur
pengupahan nasional dibentuk Pasal 26.
Pemerintah, organisasi pengusaha, serikat
Dewan Pengupahan Nasional,
pekerja/serikat buruh, pakar, dan akademisi. Ayat (3) Nilai penyesuaian Upah minimum
Provinsi, dan Kabupaten/Kota. provinsi yang ditetapkan harus berdasarkan
Ayat (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata hasil perhitungan penyesuaian nilai Upah
Ayat (2) Keanggotaan Dewan
cara pembentukan, komposisi keanggotaan, tata minimum sebagaimana dimaksud pada ayat
Pengupahan sebagaimana
cara pengangkatan dan pemberhentian (2).
dimaksud dalam ayat (1) terdiri
keanggotaan, serta tugas dan tata kerja dewan
dari unsur pemerintah, organisasi Ayat (4) Dalam hal Upah minimum provinsi
pengupahan diatur dalam Peraturan Pemerintah.
pengusaha, serikat pekerja/- tahun berjalan lebih tinggi dari batas atas Upah

serikat buruh, perguruan tinggi, minimum provinsi maka gubernur wajib


menetapkan Upah minimum provinsi tahun
dan pakar.
berikutnya sama dengan nilai Upah minimum
Ayat (3) Keanggotaan Dewan provinsi tahun berjalan.
Pengupahan tingkat Nasional
Pasal 28 ayat (1) Perhitungan penyesuaian
diangkat dan diberhentikan oleh
nilai Upah minimum provinsi sebagaimana
Presiden, sedangkan keanggotaan dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2) dilakukan
Dewan Pengupahan Provinsi, oleh dewan pengupahan provinsi.
Kabupaten/Kota diangkat dan
Ayat (2) Hasil perhitungan penyesuaian nilai
diberhentikan oleh Gubenur/
Upah minimum provinsi sebagaimana
Bupati/Walikota
dimaksud pada ayat (1) direkomendasikan

Ayat (4) Ketentuan mengenai tata kepada gubernur melalui dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
cara pembentukan, komposisi
bidang ketenagakerjaan provinsi.
keanggotaan, tata cara
pengangkatan dan pemberhentian Pasal 29 ayat (1) Upah minimum provinsi
keanggotaan, serta tugas dan tata ditetapkan dengan Keputusan Gubernur dan
kerja Dewan Pengupahan diumumkan paling lambat tanggal 21

sebagaimana dimaksud dalam November tahun berjalan.


ayat (1) dan ayat (2), diatur Ayat (2) Dalam hal tanggal 21 November
dengan Keputusan Presiden. jatuh pada hari Minggu, hari libur nasional,
atau hari libur resmi, Upah minimum provinsi
ditetapkan dan diumumkan oleh gubernur 1
(satu) hari sebelum hari Minggu, hari libur
nasional, atau hari libur resmi.

Ayat (3) Upah minimum provinsi sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berlaku
terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun
berikutnya.

Ayat (4) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak
boleh bertentangan dengan kebijakan
pengupahan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4.

26 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun


Ketenagakerjaan 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu
Pasal 151 UUK diubah sehingga menjadi
Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan
Pasal 151 ayat (1) Pengusaha,
Pasal 151 ayat (1) Pengusaha, pekerja/buruh, Waktu Istirahat, dan Pemutusan
pekerja/buruh, serikat
serikat pekerja/serikat buruh, dan Pemerintah Hubungan Kerja.
pekerja/serikat buruh, dan
harus mengupayakan agar tidak terjadi
pemerintah, dengan segala upaya Pasal 37 ayat (1) Pengusaha,
pemutusan hubungan kerja.
harus mengusahakan agar jangan Pekerja/Buruh, Serikat Pekerja/Serikat
terjadi pemutusan hubungan Ayat (2) Dalam hal pemutusan hubungan kerja Buruh, dan Pemerintah harus
kerja. tidak dapat dihindari, maksud dan alasan mengupayakan agar tidak terjadi
pemutusan hubungan kerja diberitahukan oleh Pemutusan Hubungan Kerja.
Ayat (2) Dalam hal segala upaya
pengusaha kepada pekerja/buruh dan/atau
telah dilakukan, tetapi pemutusan Ayat (2) Dalam hal Pemutusan Hubungan
serikat pekerja/serikat buruh.
hubungan kerja tidak dapat Kerja tidak dapat dihindari, maksud dan
dihindari, maka maksud Ayat (3) Dalam hal pekerja/buruh telah alasan Pemutusan Hubungan Kerja
pemutusan hubungan kerja wajib diberitahu dan menolak pemutusan hubungan diberitahukan oleh Pengusaha kepada
dirundingkan oleh pengusaha dan kerja, penyelesaian pemutusan hubungan kerja Pekerja/Buruh dan/atau Serikat
serikat pekerja/serikat buruh atau wajib dilakukan melalui perundingan bipartit Pekerja/Serikat Buruh di dalam Perusahaan
dengan pekerja/buruh apabila antara pengusaha dengan pekerja/buruh apabila Pekerja/Buruh yang bersangkutan
pekerja/buruh yang bersangkutan dan/atau serikat pekerja/serikat buruh. merupakan anggota dari Serikat Pekerja I
tidak menjadi anggota serikat
Ayat (4) Dalam hal perundingan bipartit
pekerja/serikat buruh. sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak Serikat Buruh.
mendapatkan kesepakatan, pemutusan
Ayat (3) Dalam hal perundingan Ayat (3) Pemberitahuan Pemutusan
hubungan kerja dilakukan melalui tahap
sebagaimana dimaksud dalam Hubungan Kerja dibuat dalam bentuk surat
berikutnya sesuai dengan mekanisme
ayat (2) benar-benar tidak pemberitahuan dan disampaikan secara sah
penyelesaian perselisihan hubungan industrial.
menghasilkan persetu-juan, dan patut oleh Pengusaha kepada
pengusaha hanya dapat Diantara Pasal 151 dan Pasal 152 disisipkan Pekerja/Buruh dan/atau Serikat
memutuskan hubungan kerja pasal yakni Pasal 151A Pemberitahuan PekerjalSerikat Buruh paling lama 14
dengan pekerja/buruh setelah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 151 ayat (empat belas) hari kerja sebelum
memperoleh penetapan dari (2) tidak perlu dilakukan oleh pengusaha dalam Pemutusan Hubungan Kerja.
lembaga penyelesaian hal:
Ayat (4) Dalam hal Pemutusan Hubungan
perselisihan hubungan industrial.
a. pekerja/buruh mengundurkan diri atas Kerja dilakukan dalam masa percobaan,
kemauan sendiri; surat pemberitahuan disampaikan paling
b. pekerja/buruh dan pengusaha berakhir lama 7 (tujuh) hari kerja sebelum
hubungan kerjanya sesuai dengan Pemutusan Hubungan Kerja.
perjanjian kerja waktu tertentu;
Pasal 38 Dalam hal Pekerja/Buruh telah
c. pekerja/buruh mencapai usia pensiun
mendapatkan surat pemberitahuan dan
sesuai dengan perjanjian kerja, peraturan
tidak menolak Pemutusan Hubungan
perusahaan, atau perjanjian kerja
Kerja, Pengusaha harus melaporkan
bersama; atau
Pemutusan Hubungan Kerja kepada
d. pekerja/buruh meninggal dunia.
kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang
ketenagakerjaan dan/atau dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang ketenagakerjaan provinsi dan
kabupaten/kota.

Pasal 39 ayat (1) Pekerja/Buruh yang


telah mendapatkan surat pemberitahuan
Pemutusan Hubungan Kerja dan
menyatakan menolak, harus membuat surat
penolakan disertai alasan paling lama 7
(tujuh) hari kerja setelah diterimanya surat
pemberitahuan.

Ayat (2) Dalam hal terjadi perbedaan


pendapat mengenai Pemutusan Hubungan
Kerja, penyelesaian Pemutusan Hubungan
Kerja harus dilakukan melalui perundingan
bipartit antara Pengusaha dengan
Pekerja/Buruh dan/atau Serikat Pekerja/
Serikat Buruh.

Ayat (3) Dalam hal perundingan bipartit


sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak
mencapai kesepakatan, penyelesaian
Pemutusan Hubungan Kerja tahap
berikutnya dilakukan melalui mekanisme
penyelesaian perselisihan hubungan
industrial sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

27 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun


Ketenagakerjaan 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu
Pasal 152 UUK dihapus.
Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan
Pasal 152 ayat (1) Permohonan
Ketentuan Pasal 153 UUK diubah sehingga Waktu Istirahat, dan Pemutusan
penetapan pemutusan hubungan
berbunyi Hubungan Kerja.
kerja diajukan secara tertulis
kepada lembaga penyelesaian Pasal 153 ayat (1) Pengusaha dilarang Pasal 40 ayat (1) Dalam hal terjadi
perselisihan hubungan industrial melakukan pemutusan hubungan kerja kepada Pemutusan Hubungan Kerja, Pengusaha
disertai alasan yang menjadi pekerja/buruh dengan alasan: wajib membayar uang pesangon dan/atau
dasarnya. uang penghargaan masa kerja, dan uang
a. berhalangan masuk kerja karena sakit
penggantian hak yang seharusnya diterima.
Ayat (2) Permohonan penetapan menurut keterangan dokter selama
Ayat (2) Uang pesangon sebagaimana
sebagaimana dimaksud dalam waktu tidak melampaui 12 (dua belas)
dimaksud pada ayat (1) diberikan dengan
ayat (1) dapat diterima oleh bulan secara terus-menerus;
ketentuan sebagai berikut:
lembaga penyelesaian b. berhalangan menjalankan pekerjaannya
perselisihan hubungan industrial karena memenuhi kewajiban terhadap a. masa kerja kurang dari 1 (satu)
apabila telah dirundangkan negara sesuai dengan ketentuan tahun, 1 (satu) bulan Upah;
sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundangundangan; b. masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih
Pasal 151 ayat (2). c. menjalankan ibadah yang diperintahkan tetapi kurang dari 2 (dua) tahun, 2
agamanya; (dua) bulan Upah;
Ayat (3) Penetapan atas
d. menikah; c. masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih
permohonan pemutusan hubungan
kerja hanya dapat diberikan oleh e. hamil, melahirkan, gugur kandungan, tetapi kurang dari 3 (tiga) tahun, 3
lembaga penyelesaian atau menyusui bayinya; (tiga) bulan Upah;
perselisihan hubungan industrial f. mempunyai pertalian darah dan/atau d. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih
jika ternyata maksud untuk ikatan perkawinan dengan pekerja/buruh tetapi kurang dari 4 (empat) tahun,
memutuskan hubungan kerja telah lainnya di dalam satu perusahaan; 4 (empat) bulan Upah;
dirundingkan, tetapi perundingan g. mendirikan, menjadi anggota dan/atau e. masa kerja 4 (empat) tahun atau
tersebut tidak menghasilkan pengurus serikat pekerja/serikat buruh, lebih tetapi kurang dari 5 (lima)
kesepakatan. pekerja/buruh melakukan kegiatan tahun, 5 (lima) bulan Upah;
serikat pekerja/serikat buruh di luar jam f. masa kerja 5 (lima) tahun atau
Pasal 153 ayat (1) Pengusaha
kerja, atau di dalam jam kerja atas lebih, tetapi kurang dari 6 (enam)
dilarang melakukan pemutusan
kesepakatan pengusaha, atau tahun, 6 (enam) bulan Upah;
hubungan kerja dengan alasan :
berdasarkan ketentuan yang diatur g. masa kerja 6 (enam) tahun atau
a. pekerja/buruh berhalangan dalam perjanjian kerja, peraturan lebih tetapi kurang dari7 (tujuh)
masuk kerja karena sakit perusahaan, atau perjanjian kerja tahun, 7 (tujuh) bulan Upah;
menurut keterangan dokter bersama; h. masa kerja 7 (tujuh) tahun atau
selama waktu tidak h. mengadukan pengusaha kepada pihak lebih tetapi kurang dari 8 (delapan)
melampaui 12 (dua belas) yang berwajib mengenai perbuatan tahun, 8 (delapan) bulan Upah; dan
bulan secara terus- pengusaha yang melakukan tindak i. masa kerja 8 (delapan) tahun atau
menerus; pidana kejahatan; lebih, 9 (sembilan) bulan Upah.
b. pekerja/buruh berhalangan i. berbeda paham, agama, aliran politik,
Ayat (3) Uang penghargaan masa kerja
menjalankan pekerjaannya suku, warna kulit, golongan, jenis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
karena memenuhi kelamin, kondisi fisik, atau status
diberikan dengan ketentuan sebagai
kewajiban terhadap negara perkawinan; dan
berikut:
sesuai dengan ketentuan j. dalam keadaan cacat tetap, sakit akibat
peraturan kecelakaan kerja, atau sakit karena a. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih
perundangundangan yang hubungan kerja yang menurut surat tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 2
berlaku; keterangan dokter yang jangka waktu (dua) bulan Upah;
c. pekerja/buruh penyembuhannya belum dapat b. masa kerja 6 (enam) tahun atau
menjalankan ibadah yang dipastikan. lebih tetapi kurang dari 9
diperintahkan agamanya; (sembilan) tahun, 3 (tiga) bulan
Ayat (2) Pemutusan hubungan kerja yang
d. pekerja/buruh menikah; Upah;
dilakukan dengan alasan sebagaimana dimaksud
e. pekerja/buruh perempuan c. masa kerja 9 (sembilan) tahun atau
pada ayat (1) batal demi hukum dan pengusaha
hamil, melahirkan, gugur lebih tetapi kurang dari 12 (dua
wajib mempekerjakan kembali pekerja/buruh
kandungan, atau menyusui belas) tahun, 4 (empat) bulan Upah;
yang bersangkutan.
bayinya; d. masa kerja 12 (dua belas) tahun
f. pekerja/buruh mempunyai Pasal 154 UUK dihapus. atau lebih tetapi kurang dari 15
pertalian darah dan/atau (lima belas) tahun, 5 (lima) bulan
Diantara Pasal 154 dan Pasal 155 UUK
ikatan perkawinan dengan Upah;
disisipkan 1 Pasal yakni Pasal 154A yang
pekerja/buruh lainnya di e. masa kerja 15 (lima belas) tahun
berbunyi Pasal 154A ayat (1) Pemutusan
dalam satu perusahaan, atau lebih tetapi kurang dari 18
hubungan kerja dapat terjadi karena alasan:
kecuali telah diatur dalam (delapan belas) tahun, 6 (enam)
perjanjian kerja, peraturan a. perusahaan melakukan penggabungan, bulan Upah;
perusahan, atau perjanjian peleburan, pengambilalihan, atau f. masa kerja 18 (delapan belas) tahun
kerja bersama; pemisahan perusahaan dan atau lebih tetapi kurang dari 21
g. pekerja/buruh mendirikan, pekerja/buruh tidak bersedia (dua puluh satu) tahun, 7 (tujuh)
menjadi anggota dan/atau melanjutkan hubungan kerja atau bulan Upah;
pengurus serikat pengusaha tidak bersedia menerima g. masa kerja 21 (dua puluh satu)
pekerja/serikat buruh, pekerja/buruh; tahun atau lebih tetapi kurang dari
pekerja/buruh melakukan b. perusahaan melakukan efisiensi diikuti 24 (dua puluh empat) tahun, 8
kegiatan serikat dengan penutupan perusahaan atau tidak (delapan) bulan Upah; dan
pekerja/serikat buruh di diikuti dengan penutupan perusahaan h. masa kerja 24 (dua puluh empat)
luar jam kerja, atau di yang disebabkan perusahaan mengalami tahun atau lebih, 10 (sepuluh) bulan
dalam jam kerja atas kerugian; Upah. (Uang penggantian hak yang
kesepakatan pengusaha, c. perusahaan tutup yang disebabkan seharusnya diterima sebagaimana
atau berdasarkan karena perusahaan mengalami kerugian dimaksud pada ayat (1) meliputi:
ketentuan yang diatur secara terus menerus selama 2 (dua) a. cuti tahunan yang belum diambil
dalam perjanjian kerja, tahun; dan belum gugur;
peraturan perusahaan,atau d. perusahaan tutup yang disebabkan b. biaya atau ongkos pulang untuk
perjanjian kerja bersama; keadaan memaksa (force majeur). Pekerja/Buruh dan keluarganya ke
h. pekerja/buruh yang e. perusahaan dalam keadaan penundaan tempat dimana Pekerja/ Buruh
mengadukan pengusaha kewajiban pembayaran utang; diterima bekerja; dan
kepada yang berwajib f. perusahaan pailit; c. hal-hal lain yang ditetapkan dalam
mengenai perbuatan g. adanya permohonan pemutusan Perjanjian Kerja, Peraturan
pengusaha yang hubungan kerja yang diajukan oleh Perusahaan, atau Perjanjian Kerja
melakukan tindak pidana pekerja/buruh dengan alasan pengusaha Bersama.
kejahatan; melakukan perbuatan sebagai berikut:
i. karena perbedaan paham, 1. menganiaya, menghina secara kasar
agama, aliran politik, atau mengancam pekerja/buruh;
suku, warna kulit, 2. membujuk dan/atau menyuruh
golongan, jenis kelamin, pekerja/ buruh untuk melakukan
kondisi fisik, atau status perbuatan yang bertentangan dengan
perkawinan; peraturan perundangundangan;
j. pekerja/buruh dalam 3. tidak membayar upah tepat pada
keadaan cacat tetap, sakit waktu yang telah ditentukan selama
akibat kecelakaan kerja, 3 (tiga) bulan berturut-turut atau
atau sakit karena lebih, meskipun pengusaha
hubungan kerja yang membayar upah secara tepat waktu
menurut surat keterangan sesudah itu;
dokter yang jangka waktu 4. Tidak melakukan kewajiban yang
penyembuhannya belum telah dijanjikan kepada
dapat dipastikan. pekerja/buruh;
5. memerintahkan pekerja/buruh untuk
Ayat (2) Pemutusan hubungan
melaksanakan pekerjaan di luar yang
kerja yang dilakukan dengan
diperjanjikan; atau
alasan sebagaimana dimaksud
6. memberikan pekerjaan yang
dalam ayat (1) batal demi hukum
membahayakan jiwa, keselamatan,
dan pengusaha wajib
kesehatan, dan kesusilaan
mempekerjakan kembali
pekerja/buruh sedangkan pekerjaan
pekerja/buruh yang bersangkutan.
tersebut tidak dicantumkan pada
perjanjian kerja;
h. adanya putusan lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan industrial yang
menyatakan pengusaha tidak melakukan
perbuatan sebagaimana dimaksud pada
huruf g terhadap permohonan yang
diajukan oleh pekerja/buruh dan
pengusaha memutuskan untuk
melakukan pemutusan hubungan kerja;
i. pekerja/buruh mengundurkan diri atas
kemauan sendiri dan harus memenuhi
syarat:
1. mengajukan permohonan
pengunduran diri secara tertulis
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)
hari sebelum tanggal mulai
pengunduran diri;
2. tidak terikat dalam ikatan dinas; dan
3. tetap melaksanakan kewajibannya
sampai tanggal mulai pengunduran
diri;
j. pekerja/buruh mangkir selama 5 (lima)
hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa
keterangan secara tertulis yang
dilengkapi dengan bukti yang sah dan
telah dipanggil oleh pengusaha 2 (dua)
kali secara patut dan tertulis;
k. pekerja/buruh melakukan pelanggaran
ketentuan yang diatur dalam perjanjian
kerja, peraturan perusahaan, atau
perjanjian kerja bersama dan
sebelumnya telah diberikan surat
peringatan pertama, kedua, dan ketiga
secara berturut-turut masing-masing
berlaku untuk paling lama 6 (enam)
bulan kecuali ditetapkan lain dalam
perjanjian kerja, peraturan perusahaan,
atau perjanjian kerja bersama;
l. pekerja/buruh tidak dapat melakukan
pekerjaan selama 6 (enam) bulan akibat
ditahan pihak yang berwajib karena
diduga melakukan tindak pidana;
m. pekerja/buruh mengalami sakit
berkepanjangan atau cacat akibat
kecelakaan kerja dan tidak dapat
melakukan pekerjaannya setelah
melampaui batas 12 (dua belas) bulan;
n. pekerja/buruh memasuki usia pensiun;
atau
o. pekerja/buruh meninggal dunia.

Ayat (2) Selain alasan pemutusan hubungan


kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dapat ditetapkan alasan pemutusan hubungan
kerja lainnya dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan, atau perjanjian kerja bersama
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1).

Ayat (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata


cara pemutusan hubungan kerja diatur dalam
Peraturan Pemerintah.

28 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun


Ketenagakerjaan 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu
Pasal 154 UUK dihapus. Diantara Pasal 154
Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan
Pasal 154 Penetapan dan Pasal 155 disisipkan 1 Pasal, yakni Pasal
Waktu Istirahat, dan Pemutusan
sebagaimana dimaksud dalam 154A sehingga berbunyi sebagai berikut.
Hubungan Kerja.
Pasal 151 ayat (3) diperlukan
Pasal 154A ayat (1) Pemutusan hubungan kerja
dalam hal : Pasal 41 Pengusaha dapat melakukan
dapat terjadi karena alasan:
Pemutusan Hubungan Kerja terhadap
a. pekerja/buruh masih
a. perusahaan melakukan penggabungan, Pekerja/Buruh karena alasan Perusahaan
dalam masa percobaan
peleburan, pengambilalihan, atau melakukan penggabungan, peleburan atau
kerja, bilamana telah
pemisahan perusahaan dan pemisahan Perusahaan dan Pekerja/Buruh
dipersyaratkan secara
pekerja/buruh tidak bersedia tidak bersedia melanjutkan Hubungan
tertulis sebelumnya;
melanjutkan hubungan kerja atau Kerja atau Pengusaha tidak bersedia
b. pekerja/buruh mengajukan
pengusaha tidak bersedia menerima menerima Pekerja/ Buruh maka
permintaan pengunduran
pekerja/buruh; Pekerja/Buruh berhak atas: uang pesangon
diri, secara tertulis atas
b. perusahaan melakukan efisiensi diikuti Pasal 40 ayat (2); sebesar 1 (satu) kali
kemauan sendiri tanpa ada
dengan penutupan perusahaan atau tidak ketentuan uang penghargaan masa kerja
indikasi adanya
diikuti dengan penutupan perusahaan sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 40
tekanan/intimidasi dari
yang disebabkan perusahaan mengalami ayat (3); dan uang penggantian hak sesuai
pengusaha, berakhirnya
kerugian; ketentuan Pasal 40 ayat (4).
hubungan kerja sesuai
c. perusahaan tutup yang disebabkan
dengan perjanjian kerja Pasal 42 ayat (1) Pengusaha dapat
karena perusahaan mengalami kerugian
waktu tertentu untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja
secara terus menerus selama 2 (dua)
pertama kali; terhadap Pekerja/Buruh karena alasan
tahun;
c. pekerja/buruh mencapai d. perusahaan tutup yang disebabkan pengambilalihan Perusahaan maka
usia pensiun sesuai keadaan memaksa (force majeur). Pekerja/Buruh berhak atas: a. uang
dengan ketetapan dalam e. perusahaan dalam keadaan penundaan pesangon sebesar 1 (satu) kali ketentuan
perjanjian kerja,peraturan kewajiban pembayaran utang; Pasal 40 ayat (2); b. uang penghargaan
perusahaan, perjanjian f. perusahaan pailit; masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan
kerja bersama, atau g. adanya permohonan pemutusan Pasal 40 ayat (3); dan c. uang penggantian
peraturan perundang- hubungan kerja yang diajukan oleh hak sesuai ketentuan Pasal 40 ayat (4).
ndangan; atau pekerja/buruh dengan alasan pengusaha
Ayat (2) Dalam hal terjadi
d. pekerja/buruh meninggal melakukan perbuatan sebagai berikut:
pengambilalihan Perusahaan yang
dunia. 1. menganiaya, menghina secara kasar
mengakibatkan terjadinya perubahan syarat
atau mengancam pekerja/buruh;
kerja dan Pekerja/Buruh tidak bersedia
2. membujuk dan/atau menyuruh
melanjutkan Hubungan Kerja, Pengusaha
pekerja/ buruh untuk melakukan
dapat melakukan Pemutusan Hubungan
perbuatan yang bertentangan dengan
Kerja dan Pekerja/Buruh berhak atas: a.
peraturan perundangundangan;
uang pesangon sebesar 0,5 (nol koma lima)
3. tidak membayar upah tepat pada
kali ketentuan Pasal 40 ayat (2); b. uang
waktu yang telah ditentukan selama
penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu)
3 (tiga) bulan berturut-turut atau
kali ketentuan Pasal 40 ayat (3); dan c.
lebih, meskipun pengusaha
uang penggantian hak sesuai ketentuan
membayar upah secara tepat waktu
Pasal 40 ayat (4).
sesudah itu;
4. tidak melakukan kewajiban yang Pasal 43 ayat (1) Pengusaha dapat
telah dijanjikan kepada melakukan Pemutusan Hubungan Kerja
pekerja/buruh; terhadap Pekerja/Buruh karena alasan
5. memerintahkan pekerja/buruh untuk Perusahaan melakukan efisiensi yang
melaksanakan pekerjaan di luar yang disebabkan Perusahaan mengalami
diperjanjikan; atau kerugian maka Pekerja/ Buruh berhak atas:
6. memberikan pekerjaan yang
a. uang pesangon sebesar 0,5 (nol
membahayakan jiwa, keselamatan,
koma lima) kali ketentuan Pasal 40
kesehatan, dan kesusilaan
ayat (2);
pekerja/buruh sedangkan pekerjaan
b. uang penghargaan masa kerja
tersebut tidak dicantumkan pada
sebesar 1 (satu) kali ketentuan
perjanjian kerja;
Pasal 40 ayat (3);
h. adanya putusan lembaga penyelesaian
c. uang penggantian hak sesuai
perselisihan hubungan industrial yang
menyatakan pengusaha tidak melakukan ketentuan Pasal 40 ayat (4).
perbuatan sebagaimana dimaksud pada
Ayat (2) Pengusaha dapat melakukan
huruf g terhadap permohonan yang
Pemutusan Hubungan Kerja terhadap
diajukan oleh pekerja/buruh dan
Pekerja/Buruh karena alasan Perusahaan
pengusaha memutuskan untuk
melakukan efisiensi untuk mencegah
melakukan pemutusan hubungan kerja;
terjadinya kerugian maka Pekerja/Buruh
i. pekerja/buruh mengundurkan diri atas
berhak atas:
kemauan sendiri dan harus memenuhi
syarat: a. uang pesangon sebesar 1 (satu) kali
1. mengajukan permohonan ketentuan Pasal 40 ayat (2);
pengunduran diri secara tertulis b. uang penghargaan masa kerja
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) sebesar 1 (satu) kali ketentuan
hari sebelum tanggal mulai Pasal 40 ayat (3); dan
pengunduran diri; c. uang penggantian hak sesuai
2. tidak terikat dalam ikatan dinas; dan ketentuan Pasal 40 ayat (4).
3. tetap melaksanakan kewajibannya
Pasal 44 ayat (1) Pengusaha dapat
sampai tanggal mulai pengunduran
melakukan Pemutusan Hubungan Kerja
diri;
terhadap Pekerja/Buruh karena alasan
j. pekerja/buruh mangkir selama 5 (lima)
Perusahaan tutup yang disebabkan
hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa
Perusahaan mengalami kerugian secara
keterangan secara tertulis yang
terus menerus selama 2 (dua) tahun atau
dilengkapi dengan bukti yang sah dan
mengalami kerugian tidak secara terus
telah dipanggil oleh pengusaha 2 (dua)
menerus selama 2 (dua) tahun maka
kali secara patut dan tertulis;
Pekerja/ Buruh berhak atas:
k. pekerja/buruh melakukan pelanggaran
ketentuan yang diatur dalam perjanjian a. uang pesangon sebesar 0,5 (nol
kerja, peraturan perusahaan, atau koma lima) kali ketentuan Pasal
perjanjian kerja bersama dan 40 ayat (2);
sebelumnya telah diberikan surat b. uang penghargaan masa kerja
peringatan pertama, kedua, dan ketiga sebesar 1 (satu) kali ketentuan
secara berturut-turut masing-masing Pasal 40 ayat (3); dan
berlaku untuk paling lama 6 (enam) c. uang penggantian hak sesuai
bulan kecuali ditetapkan lain dalam ketentuan Pasal 40 ayat (4). (2)
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, Pengusaha dapat melakukan
atau perjanjian kerja bersama; Pemutusan Hubungan Kerja
l. pekerja/buruh tidak dapat melakukan terhadap Pekerja/Buruh karena
pekerjaan selama 6 (enam) bulan akibat alasan Perusahaan tutup yang
ditahan pihak yang berwajib karena disebabkan bukan karena
diduga melakukan tindak pidana; Perusahaan mengalami
m. pekerja/buruh mengalami sakit kerugian maka Pekerja/Buruh
berkepanjangan atau cacat akibat berhak atas:
kecelakaan kerja dan tidak dapat a. uang pesangon sebesar 1
melakukan pekerjaannya setelah (satu) kali ketentuan Pasal
melampaui batas 12 (dua belas) bulan; 40 ayat (2),
n. pekerja/buruh memasuki usia pensiun; b. uang penghargaan masa
atau kerja sebesar 1 (satu) kali
o. pekerja/buruh meninggal dunia. ketentuan Pasal 40 ayat (3);
dan uang penggantian hak
Ayat (2) Selain alasan pemutusan hubungan
sesuai ketentuan Pasal 40
kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ayat (4).
dapat ditetapkan alasan pemutusan hubungan
kerja lainnya dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan, atau perjanjian kerja bersama
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1).

Ayat (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata


cara pemutusan hubungan kerja diatur dalam
Peraturan Pemerintah.

29 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun


Ketenagakerjaan 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu
Pasal 155 UUK dihapus
Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan
Pasal 155 ayat (1) Pemutusan
Waktu Istirahat, dan Pemutusan
hubungan kerja tanpa penetapan
Hubungan Kerja.
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 151 ayat (3) batal demi
hukum.

Ayat (2) Selama putusan lembaga


penyelesaian perselisihan
hubungan industrial belum
ditetapkan, baik pengusaha
maupun pekerja/buruh harus tetap
melaksanakan segala
kewajibannya.

Ayat (3) Pengusaha dapat


melakukan penyimpangan
terhadap ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) berupa
tindakan skorsing kepada
pekerja/buruh yang sedang dalam
proses pemutusan hubungan kerja
dengan tetap wajib membayar
upah beserta hak-hak lainnya
yang biasa diterima
pekerja/buruh.

30 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun


Ketenagakerjaan 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu
Pasal 156 UUK diubah sehingga berbunyi
Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan
Pasal 156 ayat (1) Dalam hal
Pasal 156 ayat (1) Dalam hal terjadi pemutusan Waktu Istirahat, dan Pemutusan
terjadi pemutusan hubungan
hubungan kerja, pengusaha wajib membayar Hubungan Kerja.
kerja, pengusaha diwajibkan
uang pesangon dan/ atau uang penghargaan
membayar uang pesangon dan Terkait hak Pesangon, Uang Penghargaan
masa kerja dan uang penggantian hak yang
atau uang penghargaan masa kerja Masakerja dan Uang Penggantian hak
seharusnya diterima.
dan uang penggantian hak yang diatur didalam PP Nomor 35 Tahun 2021
seharusnya diterima. Ayat (2) Uang pesangon sebagaimana tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu,
dimaksud pada ayat (1) diberikan dengan Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu
Ayat (2) Perhitungan uang
ketentuan sebagai berikut: Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerja.
pesangon sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) paling sedikit a. masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun, 1 Mulai dari Pasal 40 s/d Pasal 59;
sebagai berikut : (satu) bulan upah;
b. masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih
a. masa kerja kurang dari 1
tetapi kurang dari 2 (dua) tahun, 2 (dua)
(satu) tahun, 1 (satu) bulan
bulan upah;
upah;
c. masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih
b. masa kerja 1 (satu) tahun
atau lebih tetapi kurang tetapi kurang dari 3 (tiga) tahun, 3 (tiga)
dari 2 (dua) tahun, 2 (dua) bulan upah;
bulan upah; d. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih
c. masa kerja 2 (dua) tahun tetapi kurang dari 4 (empat) tahun, 4
atau lebih tetapi kurang (empat) bulan upah;
dari 3 (tiga) tahun, 3 (tiga) e. masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih
bulan upah; tetapi kurang dari 5 (lima) tahun, 5
d. masa kerja 3 (tiga) tahun (lima) bulan upah;
atau lebih tetapi kurang f. masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih,
dari 4 (empat) tahun, 4 tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 6
(empat) bulan upah; (enam) bulan upah;
e. masa kerja 4 (empat) g. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih
tahun atau lebih tetapi tetapi kurang dari 7 (tujuh) tahun, 7
kurang dari 5 (lima) tahun, (tujuh) bulan upah; Biro Hukum
5 (lima) bulan upah; Sekretariat Jenderal 221 Kementerian
f. masa kerja 5 (lima) tahun Ketenagakerjaan
atau lebih, tetapi kurang h. masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih
dari 6 (enam) tahun, 6 tetapi kurang dari 8 (delapan) tahun, 8
(enam) bulan upah; (delapan) bulan upah;
g. masa kerja 6 (enam) tahun i. masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih,
atau lebih tetapi kurang 9 (sembilan) bulan upah.
dari 7 (tujuh) tahun, 7
Ayat (3) Uang penghargaan masa kerja
(tujuh) bulan upah.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
h. masa kerja 7 (tujuh) tahun
dengan ketentuan sebagai berikut:
atau lebih tetapi kurang
dari 8 (delapan) tahun, 8 a. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih
(delapan) bulan upah; tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 2
i. masa kerja 8 (delapan) (dua) bulan upah;
tahun atau lebih, 9 b. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih
(sembilan) bulan upah. tetapi kurang dari 9 (sembilan) tahun, 3
(tiga) bulan upah;
Ayat (3) Perhitungan uang
c. masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih
penghargaan masa kerja
tetapi kurang dari 12 (dua belas) tahun,
sebagaimana dimaksud dalam
4 (empat) bulan upah;
ayat (1) ditetapkan sebagai
d. masa kerja 12 (duabelas) tahun atau
berikut :
a. masa kerja 3 (tiga) tahun lebih tetapi kurang dari 15 (lima belas)
atau lebih tetapi kurang tahun, 5 (lima) bulan upah;
dari 6 (enam) tahun, 2 e. masa kerja 15 (lima belas) tahun atau
(dua) bulan upah; lebih tetapi kurang dari 18 (delapan
b. masa kerja 6 (enam) tahun belas) tahun, 6 (enam) bulan upah;
atau lebih tetapi kurang f. masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau
dari 9 (sembilan) tahun, 3 lebih tetapi kurang dari 21 (dua puluh
(tiga) bulan upah; satu) tahun, 7 (tujuh) bulan upah
c. masa kerja 9 (sembilan) g. masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun
tahun atau lebih tetapi atau lebih tetapi kurang dari 24 (dua
kurang dari 12 (dua belas) puluh empat) tahun, 8 (delapan) bulan
tahun, 4 (empat) bulan upah;
upah; h. masa kerja 24 (dua puluh empat) tahun
d. masa kerja 12 (dua belas) atau lebih, 10 (sepuluh) bulan upah.
tahun atau lebih tetapi
Ayat (4) Uang penggantian hak yang
kurang dari 15 (lima
seharusnya diterima sebagaimana dimaksud
belas) tahun, 5 (lima)
pada ayat (1) meliputi:
bulan upah;
e. masa kerja 15 (lima belas) a. cuti tahunan yang belum diambil dan
tahun atau lebih tetapi belum gugur;
kurang dari 18 (delapan b. biaya atau ongkos pulang untuk
belas) tahun, 6 (enam) pekerja/buruh dan keluarganya ke
bulan upah; tempat pekerja/buruh diterima bekerja;
f. masa kerja 18 (delapan c. hal-hal lain yang ditetapkan dalam
belas) tahun atau lebih perjanjian kerja, peraturan perusahaan,
tetapi kurang dari 21 (dua atau perjanjian kerja bersama.
puluh satu) tahun, 7
Ayat (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai
(tujuh) bulan upah;
pemberian uang pesangon, uang penghargaan
g. masa kerja 21 (dua puluh
masa kerja, dan uang penggantian hak
satu) tahun atau lebih
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3),
tetapi kurang dari 24 (dua
dan ayat (4) diatur dalam Peraturan Pemerintah.
puluh empat) tahun, 8
(delapan) bulan upah;
h. masa kerja 24 (dua puluh
empat) tahun atau lebih,
10 (sepuluh ) bulan upah.

Ayat (4) Uang penggantian hak


yang seharusnya diterima
sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) meliputi :

a. cuti tahunan yang belum


diambil dan belum gugur;
b. biaya atau ongkos pulang
untuk pekerja/buruh dan
keluarganya ketempat
dimana pekerja/buruh
diterima bekerja;
c. penggantian perumahan
serta pengobatan dan
perawatan ditetapkan
15% (lima belas
perseratus) dari uang
pesangon dan/atau uang
penghargaan masa kerja
bagi yang memenuhi
syarat;
d. hal-hal lain yang
ditetapkan dalam
perjanjian kerja, peraturan
perusahaan atau
perjanjian kerja bersama.

Ayat (5) Perubahan perhitungan


uang pesangon, perhitungan uang
penghargaan masa kerja,dan uang
penggantian hak sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2), ayat (3),
dan ayat (4) ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.
31 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun
Ketenagakerjaan 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu
Pasal 157 UUK diubah sehingga berbunyi
Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan
Pasal 157 ayat (1) Komponen
Pasal 157 ayat (1) Komponen upah yang Waktu Istirahat, dan Pemutusan
upah yang digunakan sebagai
digunakan sebagai dasar perhitungan uang Hubungan Kerja.
dasar perhitungan uang pesangon,
pesangon dan uang penghargaan masa kerja
uangpenghargaan masa kerja, dan
terdiri atas:
uang pengganti hak yang
seharusnya diterima yang a. upah pokok; dan
tertunda, terdiri atas : b. tunjangan tetap yang diberikan kepada
pekerja/ buruh dan keluarganya.
a. upah pokok;
b. segala macam bentuk Ayat (2) Dalam hal penghasilan pekerja/buruh
tunjangan yang bersifat dibayarkan atas dasar perhitungan harian, upah
tetap yang diberikan sebulan sama dengan 30 (tiga puluh) dikalikan
kepada pekerja/buruh dan upah sehari.
keluarganya, termasuk
Ayat (3) Dalam hal upah pekerja/buruh
harga pembelian dari catu
dibayarkan atas dasar perhitungan satuan hasil,
yang diberikan kepada
upah sebulan sama dengan penghasilan rata-rata
pekerja/buruh secara
dalam 12 (dua belas) bulan terakhir.
cuma-cuma, yang apabila
catu harus dibayar Ayat (4) Dalam hal upah sebulan sebagaimana
pekerja/buruh dengan dimaksud pada ayat (3) lebih rendah dari upah
subsidi, maka sebagai minimum, upah yang menjadi dasar perhitungan
upah dianggap selisih pesangon adalah upah minimum yang berlaku
antara harga pembelian di wilayah domisili perusahaan.
dengan harga yang harus
Diantara Pasal 157 dan Pasal 158 disisipkan
dibayar oleh
satu Pasal yaitu Pasal 157A ayat (1) Selama
pekerja/buruh.
penyelesaian perselisihan hubungan industrial,
Ayat (2) Dalam hal penghasilan pengusaha dan pekerja/buruh harus tetap
pekerja/buruh dibayarkan atas melaksanakan kewajibannya.
dasar perhitungan harian, maka
Ayat (2) Pengusaha dapat melakukan tindakan
penghasilan sebulan adalah sama
skorsing kepada pekerja/buruh yang sedang
dengan 30 kali penghasilan
dalam proses pemutusan hubungan kerja dengan
sehari.
tetap membayar upah beserta hak lainnya yang
Ayat (3) Dalam hal upah biasa diterima pekerja/buruh.
pekerja/buruh dibayarkan atas
Ayat (3) Pelaksanaan kewajiban sebagaimana
dasar perhitungan satuan
dimaksud pada ayat (1) dilakukan sampai
hasil,potongan/borongan atau
dengan selesainya proses penyelesaian
komisi, maka penghasilan sehari
perselisihan hubungan industrial sesuai
adalah sama dengan pendapatan
tingkatannya.
rata-rata per hari selama 12 (dua
belas) bulan terakhir, dengan
ketentuan tidak boleh kurang dari
ketentuan upah minimum provinsi
atau kabupaten/kota.

Ayat (4) Dalam hal pekerjaan


tergantung pada keadaan cuaca
dan upahnya didasarkan pada
upah borongan, maka perhitungan
upah sebulan dihitung dari upah
rata-rata 12 (dua belas) bulan
terakhir.

32 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja


Ketenagakerjaan
Pasal 158 dan Pasal 159 UUK dihapus;
Pasal 158 ayat (1) Pengusaha
dapat memutuskan hubungan
kerja terhadap pekerja/buruh
dengan alasan pekerja/buruh telah
melakukan kesalahan berat
sebagai berikut :

a. melakukan penipuan,
pencurian, atau
penggelapan barang
dan/atau uang milik
perusahaan;
b. memberikan
keterangan palsu atau
yang dipalsukan
sehingga merugikan
perusahaan;
c. mabuk, meminum
minuman keras yang
memabukkan,
memakai dan/atau
mengedarkan
narkotika,
psikotropika, dan zat
adiktif lainnya di
lingkungan kerja;
d. melakukan perbuatan
asusila atau perjudian
di lingkungan kerja;
e. menyerang,
menganiaya,
mengancam, atau
mengintimidasi teman
sekerja atau
pengusaha di
lingkungan kerja;
f. membujuk teman
sekerja atau
pengusaha untuk
melakukan perbuatan
yang bertentangan
dengan peraturan
perundang-undangan;
g. dengan ceroboh atau
sengaja merusak atau
membiarkan dalam
keadaan bahaya
barang milik
perusahaan yang
menimbulkan
kerugian bagi
perusahaan;
h. dengan ceroboh atau
sengaja membiarkan
teman sekerja atau
pengusaha dalam
keadaan bahaya di
tempat kerja;
i. membongkar atau
membocorkan rahasia
perusahaan yang
seharusnya
dirahasiakan kecuali
untuk kepentingan
negara; atau
j. melakukan perbuatan
lainnya di lingkungan
perusahaan yang
diancam pidana
penjara 5 (lima) tahun
atau lebih.

Ayat (2) Kesalahan berat


sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) harus didukung dengan
bukti sebagai berikut:

a. pekerja/buruh tertangkap
tangan;
b. ada pengakuan dari
pekerja/buruh yang
bersangkutan; atau
c. bukti lain berupa laporan
kejadian yang dibuat oleh
pihak yang berwenang di
perusahaan yang
bersangkutan dan
didukung oleh sekurang-
kurangnya 2 (dua) orang
saksi.

Ayat (3) Pekerja/buruh yang


diputus hubungan kerjanya
berdasarkan alasan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), dapat
memperoleh uang penggantian
hak sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 156 ayat (4).

Ayat (4) Bagi pekerja/buruh


sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) yang tugas dan fungsinya
tidak mewakili kepentingan
pengusaha secara langsung, selain
uang penggantian hak sesuai
dengan ketentuan Pasal 156 ayat
(4) diberikan uang pisah yang
besarnya dan pelaksanaannya
diatur dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan, atau
perjanjian kerja bersama.

Pasal 159 Apabila pekerja/buruh


tidak menerima pemutusan
hubungan kerja sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 158 ayat
(1), pekerja/buruh yang
bersangkutan dapat mengajukan
gugatan ke lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan industrial.
33 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun
Ketenagakerjaan 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu
Pasal 160 UUK diubah sehingga berbunyi
Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan
Pasal 160 (1) Dalam hal
Pasal 160 ayat (1) Dalam hal pekerja/buruh Waktu Istirahat, dan Pemutusan
pekerja/buruh ditahan pihak yang
ditahan pihak yang berwajib karena diduga Hubungan Kerja.
berwajib karena diduga
melakukan tindak pidana, pengusaha tidak
melakukan tindak pidana bukan
wajib membayar upah, tetapi wajib memberikan
atas pengaduan pengusaha, maka
bantuan kepada keluarga pekerja/buruh yang
pengusaha tidak wajib membayar
menjadi tanggungannya dengan ketentuan
upah tetapi wajib memberikan
sebagai berikut:
bantuan kepada keluarga
pekerja/buruh yang menjadi a. untuk 1 (satu) orang tanggungan, 25%
tanggungannya dengan ketentuan (dua puluh lima persen) dari upah;
sebagai berikut : b. untuk 2 (dua) orang tanggungan, 35%
(tiga puluh lima persen) dari upah;
a. untuk 1 (satu) orang
c. untuk 3 (tiga) orang tanggungan, 45%
tanggungan : 25% (dua puluh
(empat puluh lima persen) dari upah;
lima perseratus) dari upah;
d. untuk 4 (empat) orang tanggungan atau
b. untuk 2 (dua) orang lebih, 50% (lima puluh persen) dari
tanggungan : 35% (tiga puluh upah.
lima perseratus) dari upah;
Ayat (2) Bantuan sebagaimana dimaksud pada
c. untuk 3 (tiga) orang ayat (1) diberikan untuk paling lama 6 (enam)
tanggungan : 45% (empat puluh bulan terhitung sejak hari pertama
lima perseratus) dari upah; pekerja/buruh ditahan oleh pihak yang berwajib.
Ayat (3) Pengusaha dapat melakukan
d. untuk 4 (empat) orang
pemutusan hubungan kerja terhadap
tanggungan atau lebih : 50%
pekerja/buruh bulan tidak dapat melakukan
(lima puluh perseratus) dari upah.
yang setelah 6 (enam) pekerjaan sebagaimana
(2) Bantuan sebagaimana mestinya karena dalam proses perkara pidana
dimaksud dalam ayat (1) sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
diberikan untuk paling lama 6
Ayat (4) Dalam hal pengadilan memutuskan
(enam) bulan takwin ter-hitung
perkara pidana sebelum masa 6 (enam) bulan
sejak hari pertama pekerja/buruh
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berakhir
ditahan oleh pihak yang berwajib.
dan pekerja/ buruh dinyatakan tidak bersalah,
(3) Pengusaha dapat melakukan pengusaha wajib mempekerjakan pekerja/buruh
pemutusan hubungan kerja kembali.
terhadap pekerja/buruh yang
Ayat (5) Dalam hal pengadilan memutuskan
setelah 6 (enam) bulan tidak dapat
perkara pidana sebelum masa 6 (enam) bulan
melakukan pekerjaan
berakhir dan pekerja/ buruh dinyatakan
sebagaimana mestinya karena
bersalah, pengusaha dapat melakukan
dalam proses perkara pidana
pemutusan hubungan kerja kepada
sebagaimana dimaksud dalam
pekerja/buruh yang bersangkutan.
ayat (1).

(4) Dalam hal pengadilan


memutuskan perkara pidana
sebelum masa 6 (enam) bulan
sebagaimana dimaksud dalam
ayat (3) berakhir dan
pekerja/buruh dinyatakan tidak
bersalah, maka pengusaha wajib
mempekerjakan pekerja/buruh
kembali.

(5) Dalam hal pengadilan


memutuskan perkara pidana
sebelum masa 6 (enam) bulan
berakhir dan pekerja/ buruh
dinyatakan bersalah, maka
pengusaha dapat melakukan
pemutusan hubungan kerja
kepada pekerja/buruh yang
bersangkutan.

(6) Pemutusan hubungan kerja


sebagaimana dimaksud dalam
ayat (3) dan ayat (5) dilakukan
tanpa penetapan lembaga
penyelesaian perselisihan
hubungan industrial.

(7) Pengusaha wajib membayar


kepada pekerja/buruh yang
mengalami pemutusan hubungan
kerja sebagai-mana dimaksud
dalam ayat (3) dan ayat (5), uang
penghargaan masa kerja 1 (satu)
kali ketentuan Pasal 156 ayat (3)
dan uang penggantian hak sesuai
ketentuan dalam Pasal 156 ayat
(4).

34 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun


Ketenagakerjaan 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu
Pasal Pasal 161 s/d Pasal 172 Dihapus
Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan
Pasal 161 s/d Pasal 172 Dihapus
Waktu Istirahat, dan Pemutusan
Hubungan Kerja.

35 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun


Ketenagakerjaan 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu
Pasal 173 s/d Pasal 183 UUK Tetap berlaku
Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan
Pasal 173 s/d Pasal 183 Tetap
Waktu Istirahat, dan Pemutusan
berlaku
Hubungan Kerja.

36 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun


Ketenagakerjaan 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu
Pasal 184 UUK Dihapus
Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan
Pasal 184 Dihapus
Waktu Istirahat, dan Pemutusan
Hubungan Kerja.

37 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja Ada perbedaan sanks antara Pasal 185
Ketenagakerjaan Undang – Undang Ketenagakerjaan
Pasal 185 UUK diubah sehingga berbunyi
dengan Undang – Undang Cipta Kerja
Pasal 185 ayat (1) Barang siapa
melanggar ketentuan sebagaimana Pasal 185 ayat (1) Barang siapa melanggar yaitu :
dimaksud dalam Pasal 42 ayat (1) ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1. didalam UUK Pasal 4 ayat (1) dan
dan ayat (2), Pasal 68, Pasal 69 42 ayat (2), Pasal 68, Pasal 69 ayat (2), Pasal
ayat (2) di UU Cipta Krja Pasal 42
ayat (2), Pasal 80, Pasal 82, Pasal 80, Pasal 82, Pasal 88A ayat (3), Pasal 88E ayat
ayat (2) saja.
90 ayat (1), Pasal 143, dan Pasal (2), Pasal 143, Pasal 156 ayat (1), atau Pasal
2. Didalam UUK tidak ada Pasal 88A
160 ayat (4) dan ayat (7), 160 ayat (4) dikenai sanksi pidana penjara
ayat (3), Pasal 88E.
dikenakan sanksi pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 4
3. Didalam UU Cipta Kerja tidak ada
paling singkat 1 (satu) tahun dan (empat) tahun dan/atau denda paling sedikit
Pasal 90 ayat (1).
paling lama 4 (empat) tahun Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan
4. Didalam UUK tidak sanksi
dan/atau denda paling sedikit Rp paling banyak Rp400.000.000,00 (empat ratus
terhadap pelanggaran Pasal 156
100.000.000,00 (seratus juta juta rupiah).
ayat (1).
rupiah) dan paling banyak Rp
Ayat (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud 5. Didalam UU Cipta Kerja tidak ada
400.000.000,00 (empat ratus juta
pada ayat (1) merupakan tindak pidana sanksi pelanggaran Pasal 160 ayat
rupiah).
kejahatan. (7).
(2) Tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1)
merupakan tindak pidana
kejahatan.

38 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja Ada perbedaan sanks antara Pasal 186 ayat
Ketenagakerjaan (1) Undang – Undang Ketenagakerjaan
Pasal 186 UUK diubah sehingga berbunyi
dengan Undang – Undang Cipta Kerja
Pasal 186 ayat (1) Barang siapa
Pasal 186 ayat (1) Barang siapa melanggar yaitu :
melanggar ketentuan sebagaimana
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2) 1. Didalam UU Cipta Kerja tidak ada
35 ayat (2) atau ayat (3), atau Pasal 93 ayat (2),
dan ayat (3), Pasal 93 ayat (2), diatur sanksi terhadap pelanggaran
dikenakan sanksi pidana penjara paling singkat
Pasal 137, dan Pasal 138 ayat (1), Pasal 137 UU Ketenagakerjaan dan
1 (satu) bulan dan paling lama 4 (empat) tahun
dikenakan sanksi pidana penjara Pasal 138 ayat (1).
dan/atau denda paling sedikit Rp10.000.000,00
paling singkat 1 (satu) bulan dan
(sepuluh juta rupiah) dan paling banyak
paling lama 4 (empat) tahun
Rp400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah).
dan/atau denda paling sedikit Rp
10.000.000,00 (sepuluh juta Ayat (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud
rupiah) dan paling banyak Rp pada ayat (1) merupakan tindak pidana
400.000.000,00 (empat ratus juta pelanggaran.
rupiah).

Ayat (2) Tindak pidana


sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) merupakan tindak pidana
pelanggaran.

39 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja Ada perbedaan sanks antara Pasal 187 ayat
Ketenagakerjaan (1) Undang – Undang Ketenagakerjaan
Pasal 187 UUK diubah sehingga berbunyi
dengan Undang – Undang Cipta Kerja
Pasal 187 ayat (1) Barang siapa
Pasal 187 ayat (1) Barang siapa melanggar yaitu :
melanggar ketentuan sebagaimana
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
dimaksud dalam Pasal 37 ayat 1. Didalam UU Cipta Kerja tidak
45 ayat (1), Pasal 67 ayat (1), Pasal 71 ayat (2),
(2),Pasal 44 ayat (1), Pasal 45 diatur pelanggaran terhadap Pasal
Pasal 76, Pasal 78 ayat (2), Pasal 79 ayat (1),
ayat (1), Pasal 67 ayat (1), Pasal 37 ayat (2) dan pelanggaran
ayat (2), atau ayat (3), Pasal 85 ayat (3), atau
71 ayat (2), Pasal 76, Pasal78 ayat terhadap Pasal 44.
Pasal 144 dikenai sanksi pidana kurungan
(2), Pasal 79 ayat (1), dan ayat
paling singkat 1 (satu) bulan dan paling lama 12
(2), Pasal 85 ayat (3), dan Pasal
(dua belas) bulan dan/atau denda paling sedikit
144, dikenakan sanksi pidana
Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan
kurungan paling singkat 1 (satu)
paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta
bulan dan paling lama 12 (dua
rupiah).
belas) bulan dan/atau denda
paling sedikit Rp 10.000.000,00 Ayat (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud
(sepuluh juta rupiah) dan paling pada ayat (1) merupakan tindak pidana
banyak Rp 100.000.000,00 pelanggaran.
(seratus juta rupiah).

Ayat (2) Tindak pidana


sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) merupakan tindak pidana
pelanggaran.

40 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja Ada perbedaan sanks antara Pasal 188 ayat
Ketenagakerjaan (1) Undang – Undang Ketenagakerjaan
Pasal 188 UUK diubah sehingga berbunyi
dengan Undang – Undang Cipta Kerja
Pasal 188 ayat (1) Barang siapa Pasal 188 ayat (1) Barang siapa melanggar yaitu :
melanggar ketentuan sebagaimana ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1. Didalam UU Cipta Kerja tidak
dimaksud dalam Pasal 14 ayat 38 ayat (2), Pasal 63 ayat (1), Pasal 78 ayat (1),
diatur pelanggaran terhadap Pasal
(2),Pasal 38 ayat (2), Pasal 63 Pasal 108 ayat (1), Pasal 111 ayat (3), Pasal
14 ayat (2).
ayat (1), Pasal 78 ayat (1), Pasal 114, atau Pasal 148 dikenai sanksi pidana denda
108 ayat (1), Pasal 111 ayat (3), paling sedikit Rp5.000.000,00 (lima juta) dan
Pasal 114, dan Pasal 148, paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh
dikenakan sanksi pidana denda juta rupiah).
paling sedikit Rp 5.000.000,00
Ayat (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud
(lima juta rupiah) dan paling
pada ayat (1) merupakan tindak pidana
banyak Rp 50.000.000,00 (lima
pelanggaran
puluh juta rupiah).

Ayat (2) Tindak pidana


sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) merupakan tindak pidana
pelanggaran.

41 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja Ada perbedaan sanks antara Pasal 190 ayat
Ketenagakerjaan (1) Undang – Undang Ketenagakerjaan
Pasal 189 UUK tetap berlaku Pasal 190 UUK
dengan Undang – Undang Cipta Kerja
Pasal 189 tetap berlaku. diubah sehingga berbunyi
yaitu :
Pasal 190 ayat (1) Menteri atau Pasal 190 ayat (1) Pemerintah Pusat atau
1. Didalam UU Cipta Kerja diatur
pejabat yang ditunjuk Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya
pelanggaran terhadap Pasal 14 ayat
mengenakan sanksi administratif mengenakan sanksi administratif atas
(1) di UUK tidak diatur.
atas pelanggaran ketentuan- pelanggaran keten tuan-keten tuan sebagaimana
2. Didalam UUK pelanggaran
ketentuan sebagaimana diatur diatur dalam Pasal 5, Pasal 6, Pasal 14 ayat (1),
terhadap Pasal 37 diatur didalam
dalam Pasal 5, Pasal 6, Pasal 15, Pasal 15, Pasal 25, Pasal 37 ayat (2), Pasal 38
Pasal 187 ayat (1). Sementara di
Pasal 25,Pasal 38 ayat (2), Pasal ayat (2), Pasal 42 ayat (1), Pasal 47 ayat (1),
dalam UU Cipta Kerja diatur
45 ayat (1), Pasal 47 ayat (1), Pasal 61A, Pasal 66 ayat (4), Pasal 87, Pasal 92,
didalam Pasal 190 ayat (1).
Pasal 48, Pasal 87, Pasal Pasal 106, Pasal 126 ayat (3), atau Pasal 160
3. Didalam UUK pelanggaran
106,Pasal 126 ayat (3), dan Pasal ayat (1) atau ayat (2) undangundang ini serta
terhadap Pasal 42 ayat (1) tidak
160 ayat (1) dan ayat (2) Undang- peraturan pelaksanaannya.
diatur. Didalam UU Cipta Kerja
undang ini serta peraturan
Ayat (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai diatur dalam Pasal 190 ayat (1).
pelaksanaannya.
Ayat (2) Sanksi administratif sanksi administratif sebagaimana dimaksud 4. Didalam UU Cipta Kerja tidak
sebagaimana dimaksud dalam pada ayat (1) diatur dalam Peraturan diatur pelanggaran terhadap Pasal
ayat (1) berupa : Pemerintah. 48.
5. Didalam UU Cipta Kerja diatur
a. teguran;
pelanggaran terhadap Pasal 61A
b. peringatan tertulis; dan Pasal 66.

c. pembatasan kegiatan usaha;

d. pembekuan kegiatan usaha;

e. pembatalan persetujuan;

f. pembatalan pendaftaran;

g. penghentian sementara
sebagian atau seluruh alat
produksi;

h. pencabutan ijin.

Ayat (3) Ketentuan mengenai


sanksi administratif sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dan ayat
(2) diatur lebih lanjut oleh
Menteri.

42 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja


Ketenagakerjaan
Undang-Undang Cipta Kerja tidak
mencantumkan pengaturan terkait
Pasal 80 UU Ketenagakerjaan Pengusaha wajib memberikan kesempatan yang
menyatakan; Pengusaha wajib secukupnya kepada pekerja atau buruh untuk
memberikan kesempatan yang melaksanakan ibadah yang diwajibkan oleh
secukupnya kepada pekerja atau agamanya. 
buruh untuk melaksanakan ibadah
yang diwajibkan oleh agamanya. 
43 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja
Ketenagakerjaan
Undang-Undang Cipta Kerja tidak
Pasal 81 UU Ketenagakerjaan mencantumkan pengaturan terkait Cuti
mengatur pekerja atau buruh Haid.
perempuan bisa memperoleh libur
pada saat haid hari pertama dan
kedua pada saat haid. Dan
berbunyi:
1. Ayat (1) Pekerja/buruh
perempuan yang dalam
masa haid merasakan sakit
dan memberitahukan
kepada pengusaha, tidak
wajib bekerja pada hari
pertama dan kedua pada
waktu haid
2. Ayat (2) Pelaksanaan
ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1)
diatur dalam perjanjian
kerja, peraturan
perusahaan, atau
perjanjian kerja bersama.

44 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja


Ketenagakerjaan
Undang - Undang Cipta Kerja tidak
Pasal 82 UU Ketenagakerjaan mencantumkan pembahasan, perubahan atau
mengatur mekanisme cuti hamil status penghapusan dalam pasal 82 tentang Cuti
dan melahirkan bagi pekerja Hamil dan Cuti Melahirkan, sehingga tetap
perempuan. Di dalamnya juga berlaku sesuai aturan dalam UUK.
termasuk cuti untuk istirahat bagi
pekerja atau buruh perempuan
yang mengalami keguguran.
45 Undang-Undang Undang-Undang Cipta Kerja
Ketenagakerjaan

Pasal 83 UU Ketenagakerjaan
Undang - Undang Cipta Kerja tidak
mengatur bahwa pekerja atau
mencantumkan pembahasan, perubahan atau
buruh perempuan yang anaknya
status penghapusan dalam Pasal 83 tersebut.
masih menyusu harus diberi
kesempatan sepatutnya untuk
menyusui anaknya jika hal itu
harus dilakukan selama waktu
kerja.

Anda mungkin juga menyukai