NIM : 2002837 Kelas : 3D Tanggal : 20 September 2021
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum dalam pendidikan, maka dalam penyusunannya harus mengacu pada landasan yang kokoh dan kuat. Dengan posisinya yang penting tersebut, maka penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa dilakukan secara sembarangan, akan tetapi harus didasarkan pada berbagai pertimbangan, atau landasan agar dapat dijadikan dasar pijakan dalam menyelenggarakan proses pendidikan, sehingga dapat memfasilitasi tercapainya tujuan pendidikan dan pembelajaran secara lebih efisien dan efektif (Azis, 2018). Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap-tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan,, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan (Bab IX, Ps. 37) sejalan dengan ketentuan tersebut, perlu ditambahkan bahwa pendidikan nasional berakar pada kebudayaan nasional, dan pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Berrdasarkan ketentuan dan konsep-konsep tersebut, pengembangan kurikulum terdiri dari beberapa landasan sebagai berikut:
A. Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum
Landasan filosofis berarti landasan yang berkenaan dengan filsafat yang dianut oleh individu atau lembaga. Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum merupakan asumsi- asumsi atau rumusan yang diperoleh dari hasil berpikir secara mendalam, analitis, logis dan sistematis dalam merencanakan, melaksanakan, membina dan mengembangkan kurikulum (Syafi’i, 2017). Dengan begitu landasan filosofis terdapat dalam semua aspek yang terkait dengan pengelolaan program pendidikan, seperti halnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang ikut terlibat, rumusan tujuan pendidikan, isi pendidikan, proses pelaksanaan dan bagaimana cara untuk mengetahui hasil yang dicapai dari sebuah program pendidikan. Landasan filosofis berarti landasan yang berkenaan dengan filsafat yang dianut oleh individu atau lembaga. Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum merupakan asumsi- asumsi atau rumusan yang diperoleh dari hasil berpikir secara mendalam, analitis, logis dan sistematis dalam merencanakan, melaksanakan, membina dan mengembangkan kurikulum (Syafi’i, 2017). Dengan begitu landasan filosofis terdapat dalam semua aspek yang terkait dengan pengelolaan program pendidikan, seperti halnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang ikut terlibat, rumusan tujuan pendidikan, isi pendidikan, proses pelaksanaan dan bagaimana cara untuk mengetahui hasil yang dicapai dari sebuah program pendidikan. Raharjo yang dikutip oleh Safaruddin mengemukakan terdapat empat fungsi landasan filosofi pengembangan kurikulum (Safaruddin, 2015) yaitu dapat mengarahkan tujuan pendidikan, mata pelajaran atau isi yang mesti dipelajari, strategi dalam mencapai tujuan dan tolak ukur keberhasilan dari proses pendidikan. Menurut Redja Mudyahardjo (1989) terdapat tiga sistem pemikiran filsafat yang sangat besar pengaruhnya dalam pemikiran pendidikan pada umumnya, dan pendidikan di Indonesia pada khususnya, yaitu: Idealisme, Realisme, dan Pragmatisme. 1. Idealisme Idealisme adalah aliran yang berpandangan bahwa kenyatan yang ada ini terdiri dari ide-ide yang sudah dilahirkan. Konsep filsafat pada aliran idealisme ini sebagai berikut: Pertama, metafisika yang berkenanaan bahwa kenyataan bersifat spiritual. Kedua, humanologi berkenaan mengenai manusia dikaruniai kemampuan berpikir sehingga mampu memilih. Ketiga, epistomologi yang berkenaan bahwa pengetahuan yang benar dapat diperoleh saat berpikir melalui intuisi dan pengingatan kembali. Keempat, aksiologi berkenaan dengan hakikat nilai kehidupan manusia yang diatur oleh kewajiban moral dari metafisika, sehingga aksiologi bersifat mutlak. 2. Realisme Realisme memiliki pandangan yang berbalikan dengan idealism, dimana reaslisme berpandangan bahwa realitas indrawi didasarkan pada pengalaman. Konsep filsafat pada aliran realisme ini sebagai berikut: Pertama, metafisika yang berpandangan kenyataan ataurealitas bersifat materi. Kedua, konsep humanologi yang mana di realisme ini berkenaan dengan hakikat manusia terletak pada apa yang dapat manus tersebut kerjakan, yang mana mungkin dapat memiliki kebebasan atau bahkan tidak. Ketiga, epistomologi yang berkenaan pengetahuan diperoleh menggunakan fikiran melalui penginderaan, sehingga kebenarannya dibuktikan melalui pemeriksaan kesesuaian fakta. Keempat, aksiologi yang berkenaan dengan hakikat nilai menyatakan tingkah laku manusia diatur oleh hukum alam dan kebiasaan atau adat istiadat dalam kehidupan. 3. Pragmatisme Pragmatisme merupakan aliran filsafat yang beroreintasi pada hasil yang bersifat praktis dan mengandung manfaat bagi kehidupan. Konsep filsafat pada aliran pragmatisme ini sebagai berikut: Pertama, metafisika yang berkenaam perihal suatu teori tentang kenyataan tidak mungkin dan tidak perlu. Kedua, humanologi di pragmatisme ini berkenaan dengan hakikat manusia itu hasil evolusi biologis, psikologis dan sosial. Ketiga, epistomologi yang berkenaan perihal pengetahuan itu sifatnya relative dan akan terus berkembang. Keempat, aksiologi perihal hakikat nilai tingkah laku perorangan dan sosial ditentukan secara eksperimental dalam pengalaman- pengalaman hidup.
B. Landasan Psikologi Pengembangan Kurikulum
Syafruddin Nurdin (dalam Bahri, 2011) mengatakan, bahwa pada dasarnya pendidikan tidak terlepas dengan unsur-unsur psikologi, sebab pendidikan adalah menyangkut perilaku manusia itu sendiri, mendidik berarti merubah tingkah laku anak menuju kedewasaan. Namun demikian perlu juga diingatkan bahwa tidak semua perubahan perilaku siswa mutlak sebagai akibat intervensi dari program pendidikan. Ada juga perubahan perilaku yang dipengaruhi oleh kematangan siswa itu sendiri atau pengaruh dari lingkungan di luar program pendidikan (Masykur, 2019). Oleh karena itu, dalam pengembangan kurikulum harus senantiasa berhubungan dengan program pendidikan untuk kepentingan peserta didik maka landasan psikologi mutlak harus menjadi dasar pengembangan kurikulum. Terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum, psikologi perkembangan, dan psikologi belajar. Pentingnya pemahaman tentang masa perkembangan anak disebabkan oleh beberapa alasan. Pertama, setiap anak didik memiliki tahapan atau masa perkembangan tertentu. Kedua, anak didik yang sedang pada masa perkembangan merupakan periode yang sangat menentukan untuk keberhasilan dan kesuksesan hidup mereka. Ketiga, pemahaman akan perkembangan anak, akan memudahkan dalam melaksanakan tugas-tugas pendidikan, baik yang menyangkut proses pemberian bantuan memecahkan berbagai masalah yang dihadapi, maupun dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tidak diharapkan (Kristiawan, 2019).
C. Landasan Sosiologis Pengembangan Kurikulum
Landasan sosiologis mengarahkan kajian mengenai kurikulum yang dikaitkan dengan masyarakat dan kebudayaan. Landasan sosial budaya dalam pengembangan kurikulum bertujuan untuk menyesuaikan masing-masing perbedaan, baik dari segi sosial maupun dari segi budaya dan kultur yang ada dimasyarakat sehingga akan terjalin keseimbangan dalam kegiatan pembelajaran (Safaruddin, 2015). Sehingga landasan sosiologi mempunyai peranan penting dalam dalam mengembangkan kurikulum pendidikan pada masyarakat dan bagsa di muka bumi ini krena suatu kurikulum prinsipnya mencerminkan keinginan, cita-cita tertentu dan dan kebutuhan masyarakat. Kebutuhan masyarakat juga dipengaruhi oleh kondisi masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu pengembangan kurikulum harus ditekankan pada pengembangan individu dan keterkaitannya dengan lingkungan sosial setempat. Dari sisi sosiologis sistem pendidikan serta lembaga lembaga pendidikan di dalamnya mempunyai berbagai fungsi bagai kepentingan masyarakat antara lain (Syafi’i, 2017): 1. Mengadakan perbaikan bahkan perombakan sosial. 2. Mempertahankan kebebasan akademis dan penelitian. 3. Mendukung pada pencapaian tujuan pembangunan nasional. 4. Mempertahankan nilai-nilai yang diikuti oleh masyarakat. 5. Mewujudkan revolusi sosial untuk melenyapkan suatu rezim yang tidak baik. 6. Mengarahkan dan mendisiplinkan jalan pikiran generasi muda. 7. Mendorong dan mempercepat laju kemajuani lmu pengetahuan dan teknologi.
D. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pengembangan Kurikulum
IPTEK adalah dua bidang kajian ilmu yang saling melengkapi satu sama lain dan saling menyempurnakan. Kemajuan cepat di bidang informasi dan teknologi dalam dua dasa warsa terakhir telah berpengaruh pada peradaban manusia melebihi jangkauan pemikiran manusia sebelumnya. Pengaruh ini terlihat pada pergeseran tatanan sosial, ekonomi dan politik yang memerlukan keseimbangan baru antara nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara kehidupan yang berlaku pada konteks global dan lokal (Bahri, 2011). IPTEK berkembang dengan pesat, kurikulum yang dikembangkan haruslah peka dan mampu beradaptasi dengan perkembangan yang terjadi. Penugasan, pemanfaatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dilaksanakan oleh berbagai pihak, yakni: 1. Pemerintah, yang mengembangkan dan memanfaatkan iptek untuk menunjang pembangunan segala bidang. 2. Masyarakat, yang memanfaatkan iptek itu untuk pengembangan masyarakat dan mengembangkannya secara swadaya 3. Akademisi terutama dilingkungan perguruan tinggi, mengembangkan iptek untuk disumbangkan kepada pembangunan, 4. Pengusaha, untuk kepentingan meningkatkan produktivitas Sumber: Azis, R. (2018). Implementasi pengembangan kurikulum. Jurnal Inspiratif Pendidikan, 7(1), 44- 50.
Bahri, S. (2011). Pengembangan kurikulum dasar dan tujuannya. Jurnal Ilmiah Islam Futura, 11(1), 15-34.
Hamalik, O. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Kristiawan, M. (2019). ANALISIS PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN
PEMBELAJARAN. Bengkulu: Unit Penerbitan dan Publikasi FKIP Univ. Bengkulu.
Masykur, R. (2019). TEORI DAN TELAAH PENGEMBANGAN KURIKULUM. Bandar
Lampung: Aura.
Safaruddin, S. (2015). LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM. Al-Qalam: Jurnal
Kajian dan Pendidikan Islam, 7(2), 98-114.
Sukirman, D. (2007). Landasan Pengembangan Kurikulum. Bandung: UPI. Edu.
Syafi’i, S. (2017). Pengembangan Kurikulum. Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya.