Soal Praktikum
Soal Praktikum
Jawaban
LEMBAR KERJA STATION 1
PERENCANAAN OBAT
Jumlah Obat
No Nama Obat CA* Sisa Stok Safety Stock
yang dipesan
Triheksilfenidil 2 mg
2 30 box 5 box 6 box 31 box
tab
Codipront 10mg
4 20 box 10 box 4 box 14 box
kapsul
Cara mengerjakan
a. Untuk menentukan safety stock (SS), perlu data lead time, jumlah hari dalam 1
bulan, dan rata-rata pemakaian (CA). Rumus safety stock:
𝐿𝑒𝑎𝑑 𝑡𝑖𝑚𝑒
SS = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 x CA
b. Untuk mengisi tabel jumlah obat yang dipesan, rumus yang digunakan:
Jumlah obat yang dipesan = CA + Safety stock – Sisa stock
Perhitungan safety stock dan jumlah obat yang harus dipesan
Ket: 1 bulan = 25 hari; lead time = 5 hari
1. Loperamid Tab
𝐿𝑒𝑎𝑑 𝑡𝑖𝑚𝑒 5
Safety stock= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 x CA = 25 x 70 = 14 box
Jumlah obat yang dipesan = 70 + 14 – 30 = 54 box
2. Triheksilfenidil 2 mg tab
𝐿𝑒𝑎𝑑 𝑡𝑖𝑚𝑒 5
Safety stock= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 x CA = 25 x 30 = 6 box
Jumlah obat yang dipesan = 30 + 6 – 5 = 31 box
3. Lansoprazole 30 mg
𝐿𝑒𝑎𝑑 𝑡𝑖𝑚𝑒 5
Safety stock= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 x CA = 25 x 40 = 8 box
Jumlah obat yang dipesan = 40 + 8 – 2 = 46 box
4. Codipront 10mg kapsul
𝐿𝑒𝑎𝑑 𝑡𝑖𝑚𝑒 5
Safety stock= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 x CA = 25 x 20 = 4 box
Jumlah obat yang dipesan = 20 + 4 – 10 = 14 box
5. Tremenza tab
𝐿𝑒𝑎𝑑 𝑡𝑖𝑚𝑒 5
Safety stock= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 x CA = 25 x 50 = 10 box
Jumlah obat yang dipesan = 50 + 10 – 15 = 45 box
6. Sanmag tab
𝐿𝑒𝑎𝑑 𝑡𝑖𝑚𝑒 5
Safety stock= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 x CA = 25 x 20 = 4 box
Jumlah obat yang dipesan = 20 + 4– 5 = 19 box
7. Sanmag syrup
𝐿𝑒𝑎𝑑 𝑡𝑖𝑚𝑒 5
Safety stock= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 x CA = 25 x 50 = 10 botol
Jumlah obat yang dipesan = 50 + 10 – 5 = 55 botol
SURAT PESANAN OBAT
Nomor : 123/RS-PS/2020
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Jabatan :
Nomor SIPA :
Bentuk dan
No. Nama Obat Kekuatan Satuan Jumlah Ket.
Sediaan
1. Sanmag Syrup Botol 55 Lima Puluh Lima
RUMAH
SAKIT
BERSAMA
(Apt. Nor Sa’adah, S.Farm)
No SIPA : 1234/SIPA/2012
SURAT PESANAN OBAT
Nomor : 123/RS-PS/2020
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Jabatan :
Nomor SIPA :
Bentuk dan
No. Nama Obat Kekuatan Satuan Jumlah Ket.
Sediaan
1. Loperamid Tablet Box 54 Lima Puluh Empat
2. Lansoprazole Tablet Box 46 Empat Puluh Enam
RUMAH
SAKIT
BERSA
MA (Apt. Nor Sa’adah, S.Farm)
No SIPA : 1234/SIPA/2012
SURAT PESANAN OBAT-OBAT TERTENTU
Nomor : 789/RS-PS/2020
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : __________________________________
Jabatan : __________________________________
Nomor SIPA : __________________________________
Nama : __________________________________
Jabatan : __________________________________
Nomor SIPA : __________________________________
RUMAH
SAKIT
BERSAMA
Nama : __________________________________
Jabatan : __________________________________
Nomor SIPA : __________________________________
Narkotika yang dipesan adalah : Codipront (Codein) Kapsul 10 mg, 14 Box (Empat
Belas Box)
RUMAH
SAKIT
BERSAMA
Nama : __________________________________
Jabatan : __________________________________
Nomor SIPA : __________________________________
RUMAH
SAKIT
BERSAMA
Skenario
Apoteker di Apotek Sejahtera melakukan penerimaan beberapa obat dari sales PT.
Mahameru Medika.
Tugas
1. Tuliskan langkah-langkah penerimaan obat dari PBF
2. Lakukan pembuatan surat Retur pada beberapa obat yang tidak sesuai
OBAT YANG DIPESAN
FAKTUR
PT. Mahameru Medika Nyn/Sales : BJM-So1/152
Jl. Kuripan V No. 5 Banjarmasin No. Faktur : 109028
No Telp (0511) 1234567 Kode Debitur : 5012
Fax (0511) 1234567 No. Surat/tgl Pesanan: 1221 Tgl.
2/10/2020
Izin PBF : HK.08.04/1/77/13 Tanggal Faktur : 12/10/2020
NPWP : 02.342.8030-210 Tgl Jatuh Tempo : 12/10/2020
Kepada Yth.
Apoteker Sejahtera
Jalan A. Yani KM 36 No 45
Banjarbaru
No Nama Produk Satuan Jumlah Expired Date Harga
Satuan (Rp)
1 Alluric 100 mg Box 2 22/10/2021 80000
2 Salbutamol 4 mg Box 3 15/05/2022 5000
3 Vitacimin C 50 mg Box 1 16/10/2021 4000
4 Mylanta Syrup Botol 10 17/05/2022 40000
5 Fungiderm tube Tube 20 25/11/2020 35000
6 Glucophage SR 500 mg Box 2 29/10/2021 92300
Jawaban
1. Langakah langkah penerimaan obat dari PBF
a. Pemeriksaan keabsahan faktur meliputi nama, alamat, tanda tangan PBF dan stempel PBF,
dalam kasus ini nama, alamat PBF sudah memenuhi kriteriai, sedangkan untuk tanda
tangan dan stempel PBF belum disertakan dalam faktur pemesanan obat
b. Mencocokkan faktur dengan kondisi obat yang datang meliputi nama obat, bentuk sedian,
dosis obat, nomor batch, tanggal kadaluarsa, dan jumlah obat, dalam kasus ini bentuk
sediaan yang dipesan tidak diterangkan dengan spesifik. Dalam kasus ini obat
FUNGIDERM TUBE yang dipesan kadaluarsa obat terlalu dekat, maka kita bisa
melakukan pereturan kepada PBF untuk melakukan penggantian obat yang masa
kadaluarsanya lebih lama.
c. Pengecekan kondisi fisik obat, pengecekan kotak obat jangan sampai ada yang rusak atau
botol dalam keadaan penyok
d. Obat yang tidak sesuai dengan surat pesanan atau faktur penjualan, maka akan ditolak dan
diisikan kedalam surat penolakan/ surat retur, dalam kasus ini ada perbedaan antara obat
yang dipesan dan obat yang diantar yaitu ALLURIC 300 mg adalah obat yang dipesan akan
tetapi obat yang diserahkan adalah ALLURIC 100 mg, maka obat ini akan dilakukan
pereturan ke pada PBF.
e. Faktur yang telah diperiksa, dan ditanda tangani dan distempel, kemudian salinannya
disimpan oleh apotek dan yang aslinya diberikan ke PBF
2. Pembuatan surat Retur
FORM RETUR OBAT
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : DESI JULIANTI YUDESMAN
Jabatan : Apoteker pengelola apotek
Nomor SIPA : 12345678/SIPA_63.72/2016/2 008
Mengajukan retur obat kepada :
Nama Distributor : PT. MAHAMERU MEDIKA
Alamat : Jl. Pendidikan
Telp : 0511 – 123456
Skenario
Seorang apoteker Puskesmas akan melakukan pembuatan LPLPO untuk bulan Oktober
2020. Adapun data obat yang masuk dalam LPLPO, yaitu Amlodipin 5 mg, Glibenklamid 5
mg dan Kotrimoksazol suspensi.
NO Nama obat Satuan Stok Penerimaa Persediaa Pemakaia Sisa Stok Permintaa
Awal n n n Stok Optimum n
1 Amlodipine 5 Tablet 2020 300 2320 2100 220 2730 2510
mg
2 Glibenklamid 5 Tablet 105 180 285 60 225 78 - (+147)
mg
3 Kotrimoksazol Botol 200 20 220 99 121 127 6
Suspensi
Apoteker Pengelola
1. Amlodipine 5 mg :
Stock Kerja = 2100
Buffer Stock = 10% x 2100 = 210
Pemakaian Rata-rata = 2100 : 30 = 70
Waktu Kekosongan = 3 x 70 = 210
Waktu Tunggu = 3 x 70 = 210
Stock Optimum = SK + BS + WK + WT
Stock Optimum = 2100 + 210 + 210 +210 = 2730
Permintaan Obat = SO – SS = 2730 – 220 = 2510
2. Glibenklamid 5 mg :
Stock Kerja = 60
Buffer Stock = 10% x 60 = 6
Pemakaian Rata-rata = 60 : 30 = 2
Waktu Kekosongan = 3 x 2 = 6
Waktu Tunggu = 3 x 2 = 6
Stock Optimum = SK + BS + WK + WT
Stock Optimum = 60 + 6 + 6 + 6 = 78
Permintaan Obat = SO – SS = 78 – 225 = -(+)147
3. Kotrimoksazol suspensi :
Stock Kerja = 99
Buffer Stock = 10% x 99 = 10
Pemakaian Rata-rata = 99 : 30 = 3
Waktu Kekosongan = 3 x 3 = 9
Waktu Tunggu = 3 x 3 = 9
Stock Optimum = SK + BS + WK + WT
Stock Optimum = 99 + 10 + 9 + 9 = 127
Permintaan Obat = SO – SS = 127 – 121 = 6
STATION 4
Skenario:
Apoteker bagian komite farmasi dan terapi di rumah sakit X melakukan Cost Minimization
Analysis untuk menilai 2 jenis antibiotika yang terbukti memiliki efek terapi yang ekivalen
untuk suatu penyakit infeksi saluran cerna pada pasien rawat inap di RS X
Tugas
Pemberian perhari 2 2
Catatan : Total Biaya Perhari = Total pengobatan per hari + Total Biaya Jasa dan BMHP
PENGAMBILAN KEPUTUSAN :
Tugas
1. Hitung jumlah harga obat-obat tersebut
2. Urutkan berdasarkan nilai tertinggi-terkecil, hitung jumlah %kumulatif dan
kategorikan berdasarkan klasifikasi ABC.
Jawaban
1. Perhitungan Jumlah Harga Obat
a) Dihitung jumlah dana yang dibuthkan untuk masing-masing obat dengan cara
mengalikan jumlah obat dengan harga satuan obat.
Contoh daftar obat pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
No. Nama Obat Kemasan Harga Jumlah Jumlah
satuan (Rp) obat harga obat
1. Paracetamol Botol/100 25.900 200 5.180.000
b) Diurutkan daftar tersebut dari jumlah harga obat terbesar sampai yang paling
terkecil.
c) Urutan daftar obat mulai dari jumlah harga obat terbesar sampai yang paling
terkecil pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
No Nama Obat Jumlah Harga
Urut Obat
1. Diazepam 8.100.000
2. Biosave 6.790.000
3. Paracetamol 5.180.000
4. Vaksin TT 2.430.000
5. Captopril 1.476.000
6. Kalsium 350.000
Laktat
Instalasi farmasi RSUD X baru saja menerima obat-obat yang dipesan beberapa
minggu lalu. Obat-obat tersebut sudah diperikasa dan akan segera tersebut
sudah diperiksa dan akan segera disimpan berdasarkan kategori
peyimpanannya.
Tugas
Jawaban
Lembar kerja 1
DRAFT PENYIMPANAN OBAT
A. Metode penyimpanan obat
1. Kelas terapi
2. Bentuk sediaan
3. Suhu dan kestabilan
4. FIFO/FEFO
5. Alfabetis
(Permenkes RI, 2016)
B. Kelompok “High Alert Medicine”
1. Elektrolit konsentrasi tinggi
2. Obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip yaitu Nama Obat
Rupa dan Ucapan mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike (LASA)
3. Obat-obat sitostatika
(Permenkes RI, 2014)
C. Aturan penyimpanan “High Alert medicine”
1. Penyimpanan dilakukan terpisah, mudah dijangkau dan tidak harus
terkunci
2. Disarankan pemberian labet High Alert diberikan untuk menghindari
kesalahan
3. Penyimpanan obat LASA/NORUM tidak saling berdekatan dan diberi
label khusus sehingga petugas dapat lebih mewaspadai adanya obat
LASA/NORUM
(Kemenkes RI, 2019)
Lembar kerja 2
PENYIMPANAN OBAT
1 Asam Mefenamat √
2 Codipront syrup √
3 Clobazam 10 mg √
4 Doxorubisin √
5 Magnesium sulfat √
6 Amlodipine 5 mg √
7 Amlodipine 10 mg √
8 Ciprofloxacin 500 mg √
9 Ofloxacin 500 mg √
10 Insulin Levemir √
*BERIKAN TANDA CENTANG
STATION 2
Skenario
Seorang Apoteker di Instalasi Farmasi RS akan melakukan pemusnahan obat-obat yang rusak
dan melewati waktu kadaluarsanya
Tugas
1. Lakukan pemisahan pada obat yang akan dimusnahkan dan tuliskan pada lembar
kerja
2. Tentukan alasan pemusnahan dan cara pemusnahan pada lembar kerja
Jawaban:
DAFTAR OBAT-OBAT YANG AKAN DIMUSNAHKAN
Pada hari ini selasa tanggal 15 bulan OKTOBER tahun 2020 sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
di Apotek, maka kami yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama : Eka
Jabatan : Tenaga Kefarmasian
NIP/STRTTK : 72177234566
Telah melakukan pemusnahan obat sebagaimana tercantum dalam daftar terlampir.
Demikianlah berita acara ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung jawab.
(Apt.INTAN, S.Farm)
No SIPA : 232324241
Saksi – saksi :
1. Eka
NIP/STRTTK. 72177234566
BERITA ACARA PEMUSNAHAN NARKOTIKA/PSIKOTROPIKA
Pada hari ini selasa tanggal 15 bulan oktober tahun 2020., sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 3 TAHUN 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan
Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi, maka kami yang bertanda tangan
di bawah ini :
1. Nama : Andre
Jabatan : Staf Dinas/kota
NIP/STRTTK : 77104710740
2. Nama : Anies
Jabatan : _Staf Balai pemeriksaan obat dan makanan
NIP/STRTTK : 7137173456
3. Nama : Eka
Jabatan : Tenaga Kefarmasian
NIP/STRTTK : 72177234566
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa pada pukul 14.00 bertempat di Apotek MANDIRI,
telah memusnahkan sejumlah narkotika/psikotropika sebagaimana tercantum pada daftar
terlampir.
1. Dinas kabupaten/kota
2. Balai pemeriksaan obat dan makanan
3. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
4. Arsip Apotek
Demikian berita acara ini kami buat dengan sesungguhnya agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
(Apt.Intan, S.Farm)
No SIPA : 231314141
Saksi – saksi :
1. Andre
NIP/STRTTK. 77104710740
2. Anies
NIP/STRTTK. 7137173456
3. Eka
NIP/STRTTK. 72177234566
Lampiran berita acara pemusnahan obat Narkotika/Psikotropika:
(Apt.INTAN, S.Farm )
No SIPA : 231314141
Saksi – saksi :
1. Andre
NIP/STRTTK. 77104710740
2. Anies
NIP/STRTTK. 713717345
3. Eka
NIP/STRTTK. 72177234566
STATION 4
Skenario
Anda seorang apoteker di puskesmas ULM Banjarbaru, menerima vaksin dari Dinas
Kesehatan Kota Banjarbaru. Lakukan penerimaan vaksin berdasarkan kriteria VVM
dan tempatkan vaksin pada suhu yang sesuai.
Tugas
Jawaban
DITOLAK/ SEBUTKAN SUHU
NO NAMA VAKSIN
DITERIMA ALASAN PENYIMPANAN
1 (Vaksin DPT) DITOLAK Warna pada segi Suhu dingin (2-
empat lebih 8oC) => jika vaksin
gelap dari diterima dalam
lingkaran keadaan baik
(Kategori D)
2 (Vaksin Polio) DITERIMA Warna pada segi Suhu beku ( -15 o C
empat lebih sampai -25o C)
terang dari
lingkaran
(Kategori A)
3 (Vaksin MMR) DITERIMA Warna pada segi Suhu dingin (2-
empat berubah 8oC)
gelap tapi lebih
terang dari
lingkaran
(Kategori B)
4 (Vaksin BCG) DITOLAK Warna pada segi Suhu dingin (2-
empat lebih 8oC) => jika vaksin
gelap dari diterima dalam
lingkaran keadaan baik
(Kategori D)
5 (Vaksin HiB) DITOLAK Segi empat Suhu dingin (2-
berwarna sama 8oC) => jika vaksin
dengan diterima dalam
lingkaran keadaan baik
(Kategori C)
Tugas
3. Lakukan pengelompokkan vaksin berdasarkan tempat penyimpanannya di load
front-loading refrigerator dengan pembeku di atas!
4. Lakukan penetapan masalah penyimpanan vaksin!
Jawaban
1. Pengelompokkan vaksin
No Vaksin Nomor Penyimpanan (Tuliskan nomor sesuai
gambar)
1 BCG 1
2 Polio 1
3 DTT-HepB 2
4 MR 1
5 TT 2
6 Pelarut 3
Tugas
b. Perhitungan
Pengenceran Larutan:
M1 x V1 = M2 x V2
10 ppm ×100 mL
V1 = 1000 ppm
V1 = 1 mL
Jadi, diambil 1 mL larutan stok 1000pm, kemudian dimasukkan ke labu ukur 100mL dan di add
pelarut sampai tanda batas.
c. Penetapan Kadar:
Nilai X diperoleh dengan mensubtitusikan absorbansi masing-masing replikasi pada nilai Y
menggunakan persamaan regresi linear y = 0,576x – 0,0968.
x = 1,047 ppm
Replikasi 2 (Absorbansi = 0,598)
y = 0,576x – 0,0968
0,598 = 0,576x – 0,0968
0,598+0,0968
x =
0,576
x = 1,206 ppm
Replikasi 3 (Absorbansi = 0,555)
y = 0,576x – 0,0968
0,555 = 0,576x – 0,0968
0,555+0,0968
x = 0,576
x = 1,132 ppm
Nilai X replikasi 1 = 1,047 ppm = 1,047 mg/L
Rumus:
Replikasi 1
1,047 mg/L ×100 × 0,1 L
% Kadar = x 100% = 4,187%
250,005 mg
Replikasi 2
1,206 mg/L ×100 × 0,1 L
% Kadar = x 100% = 4,824%
250,005 mg
Replikasi 3
1,132 mg/L ×100 × 0,1 L
% Kadar = x 100% = 4,528%
250,005 mg
Persyaratan:
Diterima/Ditolak
*Persen kadar tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110% *coret salah satu
STATION 2
Skenario
Seorang Apoteker bagian RnD ingin melakukan penetapan kadar sediaan krim hidrocortison
asetat secara HPLC
Tugas
LEMBAR KERJA 1
Kadar Hidrokortison Asetat dalam tube dihitung terhadap jumlah yang tertera pada etiket
(K) :
𝑾
K = 𝑲𝒆 x 100 %
Keterangan :
Ke = Jumlah Hidrokotrison Asetat persatuan dosis yang tertera pada etiket dalam mg
Diketahui :
AsR1 = 13889
AsR2 = 13999
Ab = 16025
BB = 12,09 mg
PsR1 = 20x
PsR2 = 20x
Pb = 10x
Bb = 24,5 mg
BsR1 = 19,58 mg
BsR2 = 19,7 mg
Ke = 20 mg
1. Kadar Sampel R1
Jumlah Hidrokotrison Asetat persatuan dosis dalam mg (W) :
𝐴𝑠 𝑃𝑠 𝐵𝑏
W1 = 𝐴𝑏 X BB X 𝑃𝑏 X 𝐵𝑠
13889 20 24,5
W1 = 16025 X 12,09 X 10 X 19,58
W1 = 26,22 mg
Kadar Hidrokortison Asetat dalam tube dihitung terhadap jumlah yang tertera pada
etiket (K) :
𝑊
K1 = x 100 %
𝐾𝑒
26,22 𝑚𝑔
K1 = 20 𝑚𝑔
x 100 %
K1 = 131,1 %
2. Kadar Sampel R2
Jumlah Hidrokotrison Asetat persatuan dosis dalam mg (W) :
𝐴𝑠 𝑃𝑠 𝐵𝑏
W2 = 𝐴𝑏 X BB X 𝑃𝑏 X 𝐵𝑠
13999 20 24,5
W2 = 16025 X 12,09 X 10 X 19,7
W2 = 26,24 mg
Kadar Hidrokortison Asetat dalam tube dihitung terhadap jumlah yang tertera pada
etiket (K) :
𝑊
K2 = 𝐾𝑒 x 100 %
26,24 𝑚𝑔
K2 = 20 𝑚𝑔
x 100 %
K2 = 131,2 %
= 131,15 %
4. Kesimpulan
Kadar sampel krim hidrokortison asetat memiliki rata-rata sebesar 131,15%.
Kadar tersebut tidak memenuhi persyaratan karena berdasarkan Farmakope Edisi
5, krim hidrokortison asetat mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
STATION 3
I. Skenario
Seorang Apoteker hendak menguji 5 sampel jamu yang kemungkinan
mengandung BKO Glibenklamid menggunakan metode KLT.
Perhitungan :
Rumus :
6,8
1. Baku = = 0,8
8,5
4,3
2. Jamu 1= = 0,51
8,5
6,8
3. Jamu 2 = = 0,8
8,5
6,8
4. Jamu 3 = = 0,8
8,5
3,5
5. Jamu 4 = = 0,41
8,5
6,8
6. Jamu 5 = = 0,8
8,5
Kesimpulan :
STATION 4
Skenario dan Tugas :
Jawaban:
Skenario
Seorang Apoteker Industri ingin melakukan formulasi dengan zat aktif berupa tanaman
pasak bumi (Eurycoma longifolia) dan melakukan pembuatan ekstrak. Didapatkan hasil seperti
berikut:
Jawaban
Replikasi Berat Basah Berat Kering Bobot Air % Susut
(Gram) (Gram) (Gram) Pengeringan
1 5 4,88 0,12 2,4%
2 5 4,9 0,1 2%
3 5 4,69 0,31 6,2%
Rata-rata 3,53%
SD 2,32
Cara perhitngan:
Bobot air pada simplisia (gram) = Berat basah – Berat kering
R1 = 5 g – 4,88 g = 0,12 g
R2 = 5 g – 4,9 g = 0,1g
R3 = 5 g – 4,69 g = 0,31 g
bobot sampel basah−bobot sampel kering
% Susut pengeringan = ×100%
bobot sampel basah
5 g−4,88 g
% Susut pengeringan R1 = ×100% = 2,4%
5g
5 g−4,9g
% Susut pengeringan R2 = ×100% = 2%
5g
5 g−4,69 g
% Susut pengeringan R3 = ×100% = 6,2%
5g
2,4 % + 2 % + 6,2 %
Rata-rata = = 3,53%
3
SD = 2,32
TOPIK 4
(PRODUKSI)
STATION 1
Skenario
Anda merupakan Apoteker suatu industri farmasi yang memproduksi tablet Paracetamol X 500
mg. Untuk menghasilkan tablet Paracetamol X 500 mg yang memenuhi persyaratan mutu, anda
diminta melakukan uji keragaman bobot.
Tugas
ED : November 2023
Skenario
Seorang Apoteker di Industri ingin melakukan evaluasi kerapuhan tablet asam
mefenamat yang baru saja diproduksi didapatkan data seperti di bawah ini. Kemudian setelah
dilakukan uji kerapuhan menggunakan alat Friability tester didapatkan hasil 20 tablet tersebut
sebesar 9896 mg
Tugas
3. Hitunglah berat tablet tersebut
4. Tentukan % kerapuhan dan tentukan apakah nilai tersebut dapat diterima
beserta alasannya
Replikasi Berat Tablet (mg) Replikasi Berat Tablet (mg)
1 501 11 499
2 503 12 500
3 500 13 500
4 498 14 501
5 497 15 502
6 499 16 500
7 500 17 500
8 502 18 499
9 502 19 498
10 499 20 500
Jawaban
2. Hitungan berat tablet
Bobot tablet sebelum : 10.000 mg
% Kerapuhan : 1,04 %
Keberterimaan : Tablet tidak bisa diterima karena memiliki kerapuhan lebih dari 1%
Cara Pengujian
Skenario
Industri farmasi PT. Pharma Indonesia menerima bahan awal Ibuprofen dari supplier sebanyak
49 karung. Bahan baku diperoleh dari supplier yang terkualifikasi dan sudah diaudit serta bahan
baku yang homogen. Anda sebagai seorang apoteker diminta untuk melakukan pengambilan
sampel terhadap serbuk ibuprofen.
Tugas:
Jawaban :
𝑊2−𝑊0
D = (𝑊1−𝑊0)
Ket. D = berat jenis sampel
W2 = berat piknometer + sampel
W3 = berat piknometer + sampel + aquadest
W1 = berat piknometer + air
W0 = berat piknometer kosong
STATION 5
Skenario
Anda seorang apoteker pada bagian produksi sediaan steril disuatu industry akan melakukan
produksi formula sediaan injeksi klorpromazin HCL
Formula sediaan :
Ket :
C = Konsentrasi dalam %
𝑔
%=
100 𝑚𝑙
Tugas
7. Tentukan fungsi masing-masing bahan dari formula tersebut
8. Hitunglah berat NaCl 0,9% yang diperlukan untuk membuat 50 ml larutan
sediaan injeksi klorpromazin HCl isotonis
Jawaban
1. Formula sediaan injeksi Klorpromazin HCl
1 Pasang APD
2 Siapkan Alat Bahan
3 Beri Label Pada Tabung Uji
4 Masukan Sampel Kedalam Tabung Sentrifuse Sebanyak ¾ Bagian Tabung.
Volume Harus Sama Banyak
5 Penempatan Antar Tabung Harus Saling Berlawanan, Jumlah Tabung Harus
Genap. Jika Jumlah Tabung Sediaan Ganjil, Boleh Gunakan Aquades Sebagai
Penyeimbang
6 Nyalakan Sentrifugator
2. Keputusan Pofesional :
No Sampel Kesimpulan*
1 Formula 1 Mudah Mengendap Waktunya Lama
Lembar Kerja 1
DRAFT PENGUJIAN POTENSI ANTIBIOTIK :
1 Siapkan lapisan dasar untuk sejumlah cawan petri penetapan, gunakan media dan
volume
2 Biarkan media memadat membentuk lapisan dasar rata dengan ketebalan
seragam
3 Siapkan sejumlah inokula sesuai lapisan inokula sesuai dengan antibiotik dengan
memperhitungkan berdasarkan pada uji pendahuluan
4 Putar lempeng ke depan-belakang untuk menyebarkan inokula di atas permukaan
lapisan dasar, dan kemudian biarkan memadat.
5 Jatuhkan 6 buah silinder pada permukaan yang telah diinokulasi dari ketinggian
12 mm, menggunakan alat mekanik atau alat lain untuk menjamin
penempatannya pada radius 2,8 cm, kemudian tutup cawan untuk mencegah
kontaminasi.
6 Isikan keenam silinder pada tiap lempeng dengan enceran antibiotik dengan
tingkat dosis (S1 – S5 dan U3) seperti yang tertera dalam bab berikut. Inkubasi
lempeng selama 24 jam, kemudian seluruh silinder dikeluarkan dari lempeng
7 Ukur dan catat diameter antar zona hambatan pertumbuhan mendekati 0,1 mm
Perhitungan
5−4,5
Granul A = 5
𝑥 100% = 10%
5−4,95
Granul B = 𝑥 100% = 1%
5
5−4,78
Granul C = 5
𝑥 100% = 4,4%
5−4,98
Granul D = 5
𝑥 100% = 0,4%
5−4,65
Granul F = 5
𝑥 100% = 7%
5−4,87
Granul G = 𝑥 100% = 2,6%
5
STATION 4
Skenario dan Tugas :
Jawaban :
Jumlah
Tablet Diazepam
Terdisolusi (%)
Tablet 1 83,2
Tablet 2 88,4
Tablet 3 85,6
Tablet 4 86,9
Tablet 5 88,2
Tablet 6 87,3
Tugas
9. Lakukan pembuatan draft pengujian pada lembar kerja 1
10. Berikan keputusan professional anda pada hasil pengujian pada lembar kerja 2
Jawab :
1. Draft Pengujian :
1 Nama Sampel Diazepam tablet
2 Media Disolusi Asam hidroklorida 0,1 N
3 Volume Media 900 mL
Disolusi
4 Alat Tipe Dayung / Keranjang *
5 Rotasi Alat 100 rpm
6 Waktu Pengujian 30 menit
7 Metode penetapan KCKT
zat aktif terlarut
8 Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 85% (Q), C16H13ClN2O, dari
jumlah yang tertera pada etiket.
2. Tahap Pengujian
1. Cuci tangan terlebih dahulu dan gunakan APD
2. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
3. Masukkan sejumlah volume (± 1%) media disolusi seperti tertera
pada masing-masing monografi ke dalam wadah pada alat yang
sesuai
4. Jalankan pemanas alat hingga media disolusi mencapai suhu 37o
± 0,5o , hentikan alat, angkat termometer
5. Maukkan 1 unit sediaan ke dalam masing-masing wadah, jaga
agar gelembung udara tidak menempel pada permukaan sediaan
dan segera operasikan alat pada kecepatan yang sesuai dengan
yang tertera
6. Dalam interval waktu yang ditentukan, ambil sejumlah sampel
pada daerah pertengahan antara permukaan media disolusi dan
bagian atas keranjang tidak kurang dari 1 cm dari dinding wadah,
lakukan analisis menggunakan metode penetapan kadar yang
sesuai.
Draft Pengujian dibuat oleh :
Tugas :
1.Lakukan pembuatan draft Penggalian informasi terhadap pasien
2.Berikan saran obat yang sesuai dengan kondisi pasien
Jawaban
1. Draft Penggalian Informasi Pasien
a. Apakah yang mengalami pasien sendiri atau orang lain?
b. Gatal yang terjadi sudah berapa lama?
c. Gatal terjadi di daerah bagian mana saja?
d. Gejala yang muncul seperti apa? Apakah ada bagian yang gatal terdapat
perbedaan penampilan seperti bercak putih, ruam, gelembung berisi air atau
nanah, vesikel, dll?
e. Apakah melakukan sesuatu yang dapat memicu terjadinya gatal? Misalnya
terkait dengan kebiasaan malas mandi, berkeringat, alergi, tertular, dll?
f. Apakah ada keluarga yang mengalami kondisi serupa (dikhawatirkan tertular)?
g. Apakah pernah kebiasaan menggunakan pakaian secara bergantian?
h. Tindakan yang sudah dilakukan sebelumnya?
i. Pengobatan yang sudah diberikan sebelumnya?
Skenario
3. Terapi yang dipilih: OBH sirup dan CTM Tablet, karena sesuai dengan keluhan
yang digambarkan pasien yaitu batuk dan pilek yang disertai dengan sulitnya
dahak keluar serta pasien pilek. OBH COMBI Batuk Berdahak merupakan obat
yang digunakan untuk meredakan batuk berdahak dengan cara bekerja
sebagai ekspektoran yang membantu mengeluarkan dahak dan CTM
digunakan untuk mengatasi gejala alergi seperti rhinitis alergi, bersin-bersin,
mata berair, gatal pada mata, hidung, tenggorokan atau kulit.
3. Informasi yang disampaikan kepada pasien:
1. Nama obat dan bentuk sediaan obat (OBH COMBI BATUK BERDAHAK Sirup dan
CTM Tablet)
2. Indikasi obat untuk menghilangkan gejala yang menyertai infeksi saluran nafas
atas.
3. OBH COMBI diminum 3x sehari 1 sendok takar (15mL) sesudah makan
CTM tablet diminum 3x sehari 1 tablet saat makan atau tanpa makanan
4. Cara penggunaan
5. Obat ini hanya diminum apabila batuk dan pileknya sudah sembuh
6. Efek samping menggunakan kedua obat ini dapat menyebabkan mengantuk
sehingga hindari mengendarai motor atau menjalaskan mesin dan tidak
mengonsumsi saat berpergian dan bekerja
7. Obat ini disimpan di kotak obat yang jauh jangkauan dari anak-anak,
tempatnya kering tidak lembab dan tidak terkena cahaya matahari langsung
8. Apabila ada alergi segera hentikan penggunaan obatnya
9. Untuk membantu meredakan batuk dan pilek, sangat disarankan untuk banyak
minum air putih, menghindari debu, makanan yang berminyak atau hal yang
memicu batuk, istirahat yang cukup. Disarankan untuk meminum air hangat
setelah mengkonsumsi captopril.
10. Untuk mengetahui apakah yang disampaikan ada yang terlewat apakah bapak
dapat mengulangi infromasi yang telah disampaikan
11. Jika batuk dan pilek sudah sembuh, maka penggunaan obat ini dihentikan
12. Efek samping obat seperti rasa kantuk sehingga disarankan kepada pasien
tidak mengonsumsi saat berpergian dan bekerja
13. Apabila obat sudah dibuka, tahan lamanya hanya sebulan
STATION 3
Skenario
Seorang Ibu ingin membeli obat untuk anaknya yang berumur 4 tahun yang mengeluh
diare dari kemarin malam setelah makanan pedas. Ibu tersebut meminta saran kepada
Apoteker
Tugas
1. Lakukan pembuatan draft penggalian informasi terhadap pasien
Jawaban
LEMBAR KERJA 1
No. Farmakologi
1 Pasien diberikan obat Zinkid Zink dikonsumsi setelah makan sebanyak 10 ml
diberikan setiap hari selama 10 hari berturut-turut bahkan diare telah berhenti
2 Pasien diberikan tambahan terapi oralit dengan pemberian 1-2x sehari untuk
mencegah kondisi dehidrasi anak
Non- Farmakologi
1 Hindari makanan pedas atau makanan yang bisa memicu diare
2 Selalu jaga kesehatan dan jaga kebersihan rumah
3 Untuk sementara banyak istirahat, dan selalu jaga kebersihan misalnya selalu cuci
tangan sebelum makan
4 Jika diare berlangsung dalam waktu 3 hari dan tidak sembuh segera hubungi
dokter
5. Konsumsi buah dan sayur teratur setiap hari dan perbanyak minum air putih
STATION 4
SKENARIO & JAWABAN :
Skenario
Mekanisme yang Terjadi : Rifampisin yang bersifat enzim inducer akan menginduksi enzim
pemetabolisme kontrasepsi hormonal sehingga metabolisme nya meningkat dan mengurangi
kadar kontrasepsi dalam darah sehingga efeknya berkurang.
Tindakan yang dilakukan Apoteker : Mengkonfirmasi kepada dokter yang memberikan resep
bahwa ada interaksi obat antara rifampisin dengan mycroginon. Kemudian menyarankan
untuk menghentikan kontrasepsi hormonal oral dan menggunakan kontrasepsi alternative
selama pasien mengkonsumsi Rifampisin.
Rekomendasi Apoteker :
Paraf :
Skenario
Seorang pasien datang ke Apotek membawa resep, dan meminta untuk penggunaan 15 hari
karena tidak memiliki cukup uang untuk menebus resep secara menyeluruh.
HNA Obat :
Metformin 500 mg : Rp. 375/tab
Aspilet : Rp. 750/tab
Amlodipin 10 mg: Rp. 2200/tab
B12 : Rp. 150/tab
Glimepiride 1 mg : Rp. 1500/tab
Tugas
1. Tentukan jumlah masing masing obat yang diambil jika diapotek hanya terdapat
Glimepiride dengan kekuatan sediaan 1mg dan amlodipin degan kekuatan sediaan
10 mg
2. Hitunglah harga yang harus pasien bayarkan untuk resep tsb jika margin apotek
yang diinginkan adalah 30%, tuslah dan embalase Rp. 2000
3. Buatlah salinan resepnya pada lembar kerja 2
Jawaban
1. Perhitungan jumlah obat yang diambil :
HJA = Harga Jual Apotek, harga yang ditetapkan dari harga netto beserta keuntungan yang
diperoleh apotek.
HNA = Harga Netto Apotek, harga yang ditetapkan dari harga jual pabrik beserta biaya
distribusinya.
Embalase = Harga barang yang tidak termasuk obat misalnya plastic, salinan resep, dll
= Rp. 128.910
3. Salinan Resep :
Apotek Adella
Jl. Teluk tiram, Banjarmasin
Apoteker : apt. Adella, S. Farm
SIA. 2031015320012
Copy Resep
Dari dokter :-
No. Resep : 01
Tanggal resep : 13-11-2020
Nama pasien : Ernif
Umur : 66 tahun
Tanggal copy resep : 25-11-2020
R/ aspilet No.XXX
s.1.dd.1
did
R/ B12 No.XXX
S.1.dd.1
did
Pcc
Tugas
1. Hitunglah jumlah doxorubicin yang harus diambil sesuai dengan protocol
kemoterapi untuk Adinda dan tentukan sediaan yang akan digunakan serta volume
yang akan diambil untuk setiap sediaan
2. Lakukan persiapan handling sitostatik dengan obat dan alkes yang tersedia (tuliskan
pada lembar kerja sesuai dengan penempatan masing-masing)
3. Apoteker dianggap sudah melakukan handling, buatlah label obat tersebut
Tahap 2
Tata letak persiapan dalam LAF (Laminar Air Flow) tipe aliran udara vertikal untuk
preparasi sitotoksik
C. Doxorubicin D. Spuit
Jawaban
Lembar Kerja 1
1. Perhitungan Dosis 60 mg
2. Perhitungan Volume 30 mL
3. Pelarut yang kompatibel NS (NaCl 0,9% ); D5W
Perhitungan Dosis
BSA =
BSA = √140 cm x 37 kg
3600
BSA = 1,2 m2
= 60 mg
Perhitungan Volume
Volume = 5 mL x 60 mg
50 mg
= 30 mL
Lembar Kerja 2
Tata letak persiapan dalam LAF tipe aliran udara vertical untuk preparasi sitotoksik
1. F. Alas sitotoksik
2. C. Doxorubicin
3. D. Spuit
4. B. Pelarut
5. A. Alkohol swab
6. E. Bak sampah
Lembar Kerja 3
1. Nama : Larasati (18 th, BB 37 kg, TB 140 cm)
2. No. RM : 122997
3. Obat : Doxorubixin 60 mg dalam 30 mL
4. Rute Pemberian : Infus IV: 15-60 menit
5. Tanggal dan waktu : 25 November 2020/11.00 AM Wita
penyiapan
6. Tanggal dan waktu : 27 November 2020 / 11.00 AM Wita
kadaluarsa
7. Penyimpanan : Suhu kamar 2-250C atau dalam suhu
dingin; hindarkan dari cahaya langsung
STATION 3
Skenario
Seorang apoteker di Rumah Sakit X sedang melakukan rekonstitusi obat injeksi
meropenem 500 mg, untuk pasien bernama Galih di ruang Emerald No. RM
23456 (usia 40 tahun, BB 46 kg, TB 167 cm) dengan diagnosis pneumonia.
Tugas:
1. Buatlah draft tahapan rekonstitusi injeksi meropenem
2. Tentukan pelarut, volume, waktu pemberian dan penyimpanan
3. Buatlah etiket obat meropenem
1. Informasi Obat
100 𝑚𝐿 𝑥 20 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠
= 1 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 33 tetes/menit
STATION 5
Skenario:
Pasien bernama adinda (22 tahun) datang keapotek untuk menebus resep yang berisi salep R/
Hidrokortison 2% 10 gram. Di Apotek anda hanya tersedia hidrokortison 3% serta basis yang
terdiri dari Lanolin (HLB = 10) Vaselin putih (HLB= 5) HLB campuran yang dibutuhkan untuk
membat salep adalah 12.
Tugas:
Jawaban:
2. Perhitungan Penimbangan
a. Berat Hidrokortison 3% = 6,7 g
b. Berat Lanolin = 2,6 g
c. Berat Vaselin Putih = 0,7 g
APOTEK Z FARMA
SIPA: 2031015320016
Tel 75432
Umur : 22 tahun
Pasien bernama adinda (22 tahun) datang keapotek untuk menebus resep yang berisi salep R/
Hidrokortison 2% 10 gram. Di Apotek anda hanya tersedia hidrokortison 3% serta basis yang
terdiri dari Lanolin (HLB = 10) Vaselin putih (HLB= 5) HLB campuran yang dibutuhkan untuk
membat salep adalah 12.
Jawab :
= 6,7 gram
Basis = 10 gram – 6,7 gram
= 3,3 gram
Lanolin
1. = 10 7
12
Vaselin putih
=5 2
(Syamsuni, 2006).
Contoh soal :
Pasien bernama adinda (22 tahun) datang keapotek untuk menebus resep yang berisi salep R/
Hidrokortison 2% 10 gram. Di Apotek anda hanya tersedia hidrokortison 3% serta basis yang
terdiri dari Lanolin (HLB = 10) Vaselin putih (HLB= 5) HLB campuran yang dibutuhkan untuk
membat salep adalah 12.
Keterangan :
Perhitungan Harga
1. Hidrokortison = 6,7 gram x Rp 7.000,-
= Rp 46.900 ,-
2. Lanolin = 2,6 gram x Rp 5.000,-
= Rp 13.000,-
3. Vaselin Putih = 0,73 gram x Rp 6.500,-
= Rp 4.745 ,-
HJA = HNA + PPN + Margin + embalase + tuslah
= (Rp 46.900 ,- + Rp 13.000,- + Rp 4.745 ,-) + 10% + 25% + Rp
3000,- + Rp 5.000,-
= Rp 96. 886 ,-
Tugas
5. Lakukan penyelesaian terhadap permasalahan yang diajukan oleh perawat
tersebut, tuliskan dilembar kerja!
6. Lakukan pendokumentasian pelayanan informasi obat!
Jawaban
LEMBAR KERJA
Larutan infus yang tidak Seftriakson tidak kompatibel dengan larutan infus
dapat diberikan bersamaan yang mengadung kalsium (Ca), seperti Hartmann’s,
dengan seftriakson Ringer’s
DOKUMENTASI PELAYANAN INFORMASI OBAT
Lembar Kerja
Lembar CPPT Apoteker
Umur : 45 tahun
No. RM : 1-43-55-99
BB : 59 kg
MRS : 10/11/2020
KRS : 14/11/202
Tgl, /Jam Profesional Pemberi Hasil Asesmen Pasien dan Pemberian Instruksi Profesional Pemberi Review dan Verifikasi
Asuhan Pelayanan Asuhan DPJP (Tulis nama, beri
(Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai paraf, tgl, jam)
saran, Tulis nama, beri paraf, tgl, jam)
Apoteker Subjektif : Pasien merasakan demam, pusing, Apoteker :
14/11/2020 sesak, sulit tidur serta tidak bisa buang besar 1. Disarankan menambahkan
selama perawatan obat Bisakodil 5-15mg secara
Objektif : oral untuk kondisi konstipasi
1. (pada tanggal 10/11) (Dipiro et al., 2015).
tekanan darah 170/90 (hipertensi) 2. Disarankan menghentikan
Nadi – sementara Amlodipin (JNC
Suhu 38 derajat C VIII, 2014).
RR 26 3. Monitoring Tekanan darah
GDS 304 pasien dan kondisi BAB
2. (pada tanggal 11/11) pasien.
tekanan darah 150/80 (hipertensi)
Nadi 97 (normal)
Suhu 36,8 derajat C
RR 22 (normal)
GDS 139 (normal)
3. (pada tanggal 12/11)
tekanan darah 150/90 (hipertensi)
Nadi 22
Suhu 37 derajat C (normal)
RR 20 (normal)
GDS 120 (normal)
4. (pada tanggal 13/11)
tekanan darah 150/80 (hipertensi)
Nadi 91 (normal)
Suhu 37 derajat C (normal)
RR 20 (normal)
GDS 121 (normal)
Assesment:
1. Sulit buang air besar
Terapi : tidak ada
DRP : ada indikasi tidak ada obat
2. Hipertensi
Terapi : Amlodipin (1x10mg), Candesartan
(1x16mg), Injeksi Furosemid (2x20mg)
DRP : obat kurang efektif
3. Diabetes Melitus
Terapi : Levemir (1x10 UI), novorapid
(3x4UI)
DRP : tidak ada
Plan :
1. Susah buang air besar
Bisakodil 5-15mg secara oral (Dipiro et al.,
2015).
2. Hipertensi
Target tekanan darah pasien hipertensi
disertai penyakit diabetes melitus menurut
JNC VIII yaitu <140/80mmHg. Tekanan
darah pasien saat ini yaitu 150/80mmHg
(Hipertensi Stage 1) (JNC, 2014).
Berdasarkan JNC VIII terapi untuk pasien
hipertensi dengan penyakit diabetes melitus
yaitu golongan Thiazida, BB, ACEI, ARB,
CCB dengan lini pertama ACEI atau ARB.
Memberikan saran kepada dokter untuk
menghentikan terapi amlodipin (CCB) Tn.
Tomi karena pengobatan pasien selama
rawat inap kurang efektif dan golongan
CCB (Amlodipin) menyebabkan pasien
sulit BAB (Dipiro et al., 2015).
3. Diabetes Melitus, terapi levemir dan
novarapid dilanjutkan
25/11/2020-14.39 WITA
STATION 3
Skenario
Keterangan:
HNA Novotwist =
PPN = 10%
V. Pembahasan Kasus
1. Lakukan Perhitungan harga resep tersebut untuk penggunaan 10 hari dan
berapa jumlah masing-masing insulin yang diberikan ke pasien tersebut.
Jawab:
Perhitungan kebutuhan insulin
a. Dosis 1 hari : 8 unit x 3 = 24 unit
Dosis 10 hari : 24 unit x 10 = 240 unit
Insulin yang diperlukan : 1
b. Dosis 1 hari : 30 unit x 1 = 30 unit
Dosis 10 hari : 30 unit x 10 = 300 unit
Insulin yang diperlukan : 1
Perhitungan Harga Obat :
HJA = (HNA + PPN 10%) + Margin 30% + Tuslah + Embalase
HJA = (165.000+165.000+11.000) + PPN 10% + Margin 30% + Tuslah +
Embalase
HJA = 341.000 x 1,1 x 1,3 + 1000 + 1000
HJA = Rp. 489.600
Jawaban:
Pengambilan Informasi
Mekanisme yang Terjadi : Induksi CYP1A2 menghasilkan pembersihan teofilin yang lebih
cepat, yang mengarah pada penurunan konsentrasi teofilin serum, dan kemungkinan besar
sub-terapeutik sehingga menurunkan efektivitas terapinya sebagai bronkodilator dan
terapinya menjadi tidak efektif.
Kesimpulan : Terjadi interaksi antara rokok (tembakau) dengan teofilin dengan mekanisme
penginduksian CYP1A2 menghasilkan pembersihan teofilin yang lebih cepat, yang
mengarah pada penurunan konsentrasi teofilin serum, dan kemungkinan besar sub-
terapeutik sehingga menurunkan efektivitas terapinya sebagai bronkodilator dan terapinya
menjadi tidak efektif yang menyebabkan penurunan efektifitas dan memperparah kondisi
asma. Sehingga perlu dilakukan edukasi terkait penghentian merokok
Edukasi untuk disarankan mengurangi konsumsi rokok secara perlahan hingga dapat
menghentikannya. Beritahukan bahwa rokok dapat menurunkan efektivitas terapi sehingga
menyebabkan kegagalan terapi dan memperparah kondisi asmanya. Memberitahukan efek
positif perkembangan penyakit pasien akan membaik jika bisa berhenti merokok. Selain
itu, jika pasien ingin berhenti merokok dapat berkonsultasi dengan dokter terkait
monitoring kadar teofilin dalam plasmanya, karena akan penghentian rokok akan berefek
pada kadar serum teofilin.
Seorang pasien perempuan, berusia 60 tahun dating ke klinik. Pasien diketahui didiagnosis
hipertensi dan dislipidemia. Pasien mendapatkaan obat amlodipine 10 mg dan simvastatin
20 mg. Satu bulan kemudian pasien dating ke klinik untuk kontrol rutin dan mengeluhkan
masih merasa pegal di tengkuk.. Pasien mendapatkan resep baru dan datang ke apotek
untuk menebus obat. Resep dokter untuk pasien tersebut yakni
S 1 dd 1
S 1 dd 1
Tugas:
Jawaban:
LEMBAR KERJA 1