Anda di halaman 1dari 111

TOPIK 1

(PERENCANAAN, PENGADAAN, PENERIMAAN)


STATION 1
Skenario
Stok beberapa obat di rumah sakit mulai berkurang, sehingg perlu dilakukan pemesanan
beberapa obat tersebut. Lead time pemesanan 5 hari.
Tugas
1. Lakukan perencanaan jumlah obat yang akan dipesan
2. Lakukan pembuatan surat sesuai dengan peraturan yang berlaku

Jawaban
LEMBAR KERJA STATION 1

PERENCANAAN OBAT

Jumlah Obat
No Nama Obat CA* Sisa Stok Safety Stock
yang dipesan

1 Loperamid tab 70 box 30 box 14 box 54 box

Triheksilfenidil 2 mg
2 30 box 5 box 6 box 31 box
tab

3 Lansoprazole 30 mg 40 box 2 box 8 box 46 box

Codipront 10mg
4 20 box 10 box 4 box 14 box
kapsul

5 Tremenza tab 50 box 15 box 10 box 45 box

6 Sanmag tab 20 box 5 box 4 box 19 box

7 Sanmag syrup 50 botol 5 botol 10 botol 55 botol

*CA = rata-rata pemakaian obat perbulan (1 bulan 25 hari


kerja)
No Distributor Obat yang Tersedia
1. PT. BINA SAN PRIMA Sanmag Tab, Sanmag Syrup, Tremenza Tab
2. PT. KIMIA FARMA Codipront 10 mg Kapsul, Loperamid Tab,
Triheksilfenidil 2 mg Tab, Lansoprazole Tab

Cara mengerjakan

a. Untuk menentukan safety stock (SS), perlu data lead time, jumlah hari dalam 1
bulan, dan rata-rata pemakaian (CA). Rumus safety stock:
𝐿𝑒𝑎𝑑 𝑡𝑖𝑚𝑒
SS = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 x CA

b. Untuk mengisi tabel jumlah obat yang dipesan, rumus yang digunakan:
Jumlah obat yang dipesan = CA + Safety stock – Sisa stock
Perhitungan safety stock dan jumlah obat yang harus dipesan
Ket: 1 bulan = 25 hari; lead time = 5 hari
1. Loperamid Tab
𝐿𝑒𝑎𝑑 𝑡𝑖𝑚𝑒 5
Safety stock= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 x CA = 25 x 70 = 14 box
Jumlah obat yang dipesan = 70 + 14 – 30 = 54 box
2. Triheksilfenidil 2 mg tab
𝐿𝑒𝑎𝑑 𝑡𝑖𝑚𝑒 5
Safety stock= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 x CA = 25 x 30 = 6 box
Jumlah obat yang dipesan = 30 + 6 – 5 = 31 box
3. Lansoprazole 30 mg
𝐿𝑒𝑎𝑑 𝑡𝑖𝑚𝑒 5
Safety stock= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 x CA = 25 x 40 = 8 box
Jumlah obat yang dipesan = 40 + 8 – 2 = 46 box
4. Codipront 10mg kapsul
𝐿𝑒𝑎𝑑 𝑡𝑖𝑚𝑒 5
Safety stock= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 x CA = 25 x 20 = 4 box
Jumlah obat yang dipesan = 20 + 4 – 10 = 14 box
5. Tremenza tab
𝐿𝑒𝑎𝑑 𝑡𝑖𝑚𝑒 5
Safety stock= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 x CA = 25 x 50 = 10 box
Jumlah obat yang dipesan = 50 + 10 – 15 = 45 box
6. Sanmag tab
𝐿𝑒𝑎𝑑 𝑡𝑖𝑚𝑒 5
Safety stock= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 x CA = 25 x 20 = 4 box
Jumlah obat yang dipesan = 20 + 4– 5 = 19 box
7. Sanmag syrup
𝐿𝑒𝑎𝑑 𝑡𝑖𝑚𝑒 5
Safety stock= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 x CA = 25 x 50 = 10 botol
Jumlah obat yang dipesan = 50 + 10 – 5 = 55 botol
SURAT PESANAN OBAT
Nomor : 123/RS-PS/2020
Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :
Jabatan :
Nomor SIPA :

Mengajukan pesanan obat kepada :

Nama Distributor : PT. BINA SAN PRIMA


Alamat : Banjarmasin
Telp : (0511) – 444444

Dengan obat yang akan dipesan adalah :

Bentuk dan
No. Nama Obat Kekuatan Satuan Jumlah Ket.
Sediaan
1. Sanmag Syrup Botol 55 Lima Puluh Lima

Obat tersebut akan dipergunakan untuk :

Nama Sarana : Rumah Sakit Bersama


Alamat Sarana : Banjarbaru
Nomor SIA : 524/SIA-RS/2012

Banjarbaru, 14 Oktober 2020


Pemesan,

RUMAH
SAKIT
BERSAMA
(Apt. Nor Sa’adah, S.Farm)
No SIPA : 1234/SIPA/2012
SURAT PESANAN OBAT
Nomor : 123/RS-PS/2020
Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :
Jabatan :
Nomor SIPA :

Mengajukan pesanan obat kepada :

Nama Distributor : PT. KIMIA FARMA


Alamat : Banjarmasin
Telp : (0511) – 444444

Dengan obat yang akan dipesan adalah :

Bentuk dan
No. Nama Obat Kekuatan Satuan Jumlah Ket.
Sediaan
1. Loperamid Tablet Box 54 Lima Puluh Empat
2. Lansoprazole Tablet Box 46 Empat Puluh Enam

Obat tersebut akan dipergunakan untuk :

Nama Sarana : Rumah Sakit Bersama


Alamat Sarana : Banjarbaru
Nomor SIA : 524/SIA-RS/2012

Banjarbaru, 14 Oktober 2020


Pemesan,

RUMAH
SAKIT
BERSA
MA (Apt. Nor Sa’adah, S.Farm)
No SIPA : 1234/SIPA/2012
SURAT PESANAN OBAT-OBAT TERTENTU
Nomor : 789/RS-PS/2020
Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : __________________________________
Jabatan : __________________________________
Nomor SIPA : __________________________________

Mengajukan pesanan obat kepada :

Nama Distributor : PT. KIMIA FARMA


Alamat : Banjarmasin
Telp : (0511) – 444444

Dengan obat yang akan dipesan adalah :

Zat Aktif Bentuk dan


No. Nama Obat Obat Kekuatan Satuan Jumlah Ket.
Sediaan
Triheksilfenidil Tiga Puluh
1. Triheksilfenidil Tablet 2 mg Box 31
Hidroklorida Satu

Obat tersebut akan dipergunakan untuk :

Nama Sarana : Rumah Sakit Bersama


Alamat Sarana : Banjarbaru
Nomor SIA : 524/SIA-RS/2012

Banjarbaru, 14 Oktober 2020


Pemesan,
RUMAH
SAKIT
BERSAMA
(Apt. Nor Sa’adah, S.Farm)
No SIPA : 1234/SIPA/2012
SURAT PESANAN PREKURSOR
Nomor : 163/RS-PS/2020
Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : __________________________________
Jabatan : __________________________________
Nomor SIPA : __________________________________

Mengajukan pesanan Prekursor kepada :

Nama Distributor : PT. BINA SAN PRIMA


Alamat : Banjarmasin
Telp : (0511) - 444444

Prekursor yang dipesan adalah : Tremenza (Pseudoefedrin) tablet, 45 Box (Empat


Puluh Lima Box)

Prekursor tersebut akan dipergunakan untuk :

Nama Sarana : Rumah Sakit Bersama


Alamat Sarana : Banjarbaru
Nomor SIA : 524/SIA-RS/2012

Banjarbaru, 14 Oktober 2020


Pemesan,

RUMAH
SAKIT
BERSAMA

(Apt. Nor Sa’adah, S.Farm)


No SIPA : 1234/SIPA/2012
SURAT PESANAN NARKOTIKA
Nomor : 163/RS-PS/2020

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : __________________________________
Jabatan : __________________________________
Nomor SIPA : __________________________________

Mengajukan pesanan Narkotika kepada :

Nama Distributor : PT. KIMIA FARMA


Alamat : Banjarmasin
Telp : (0511) - 444444

Narkotika yang dipesan adalah : Codipront (Codein) Kapsul 10 mg, 14 Box (Empat
Belas Box)

Narkotika tersebut akan dipergunakan untuk :

Nama Sarana : Rumah Sakit Bersama


Alamat Sarana : Banjarbaru
Nomor SIA : 524/SIA-RS/2012

Banjarbaru, 14 Oktober 2020


Pemesan,

RUMAH
SAKIT
BERSAMA

(Apt. Nor Sa’adah, S.Farm)


No SIPA : 1234/SIPA/2012
SURAT PESANAN PSIKOTROPIKA
Nomor : 163/RS-PS/2020

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : __________________________________
Jabatan : __________________________________
Nomor SIPA : __________________________________

Mengajukan pesanan Psikotropika kepada :

Nama Distributor : PT. BINA SAN PRIMA


Alamat : Banjarmasin
Telp : (0511) - 444444

Psikotropika yang dipesan adalah : Sanmag (Klordiazepoksida) tablet, 19 Box


(Sembilan Belas Box)

Psikotropika tersebut akan dipergunakan untuk :

Nama Sarana : Rumah Sakit Bersama


Alamat Sarana : Banjarbaru
Nomor SIA : 524/SIA-RS/2012

Banjarbaru, 14 Oktober 2020


Pemesan,

RUMAH
SAKIT
BERSAMA

(Apt. Nor Sa’adah, S.Farm)


No SIPA : 1234/SIPA/2012
STATION 2

Skenario
Apoteker di Apotek Sejahtera melakukan penerimaan beberapa obat dari sales PT.
Mahameru Medika.

Tugas
1. Tuliskan langkah-langkah penerimaan obat dari PBF
2. Lakukan pembuatan surat Retur pada beberapa obat yang tidak sesuai
OBAT YANG DIPESAN

No NAMA OBAT JUMLAH PESANAN


1 Alluric 300 mg 2 box (5 strip @ 10 tablet)
2 Salbutamol 4 mg 3 box (10 strip @ 10 tablet)
3 Vitacimin C 50 mg 1 box (10 strip @ 10 tablet
4 Mylanta Syrup 10 botol @ 50 mL
5 Fungiderm tube 20 tube @ 5 mg
6 Glucophage SR 500 mg 2 box (8 strip @ 15 tablet)

FAKTUR
PT. Mahameru Medika Nyn/Sales : BJM-So1/152
Jl. Kuripan V No. 5 Banjarmasin No. Faktur : 109028
No Telp (0511) 1234567 Kode Debitur : 5012
Fax (0511) 1234567 No. Surat/tgl Pesanan: 1221 Tgl.
2/10/2020
Izin PBF : HK.08.04/1/77/13 Tanggal Faktur : 12/10/2020
NPWP : 02.342.8030-210 Tgl Jatuh Tempo : 12/10/2020
Kepada Yth.
Apoteker Sejahtera
Jalan A. Yani KM 36 No 45
Banjarbaru
No Nama Produk Satuan Jumlah Expired Date Harga
Satuan (Rp)
1 Alluric 100 mg Box 2 22/10/2021 80000
2 Salbutamol 4 mg Box 3 15/05/2022 5000
3 Vitacimin C 50 mg Box 1 16/10/2021 4000
4 Mylanta Syrup Botol 10 17/05/2022 40000
5 Fungiderm tube Tube 20 25/11/2020 35000
6 Glucophage SR 500 mg Box 2 29/10/2021 92300
Jawaban
1. Langakah langkah penerimaan obat dari PBF
a. Pemeriksaan keabsahan faktur meliputi nama, alamat, tanda tangan PBF dan stempel PBF,
dalam kasus ini nama, alamat PBF sudah memenuhi kriteriai, sedangkan untuk tanda
tangan dan stempel PBF belum disertakan dalam faktur pemesanan obat
b. Mencocokkan faktur dengan kondisi obat yang datang meliputi nama obat, bentuk sedian,
dosis obat, nomor batch, tanggal kadaluarsa, dan jumlah obat, dalam kasus ini bentuk
sediaan yang dipesan tidak diterangkan dengan spesifik. Dalam kasus ini obat
FUNGIDERM TUBE yang dipesan kadaluarsa obat terlalu dekat, maka kita bisa
melakukan pereturan kepada PBF untuk melakukan penggantian obat yang masa
kadaluarsanya lebih lama.
c. Pengecekan kondisi fisik obat, pengecekan kotak obat jangan sampai ada yang rusak atau
botol dalam keadaan penyok
d. Obat yang tidak sesuai dengan surat pesanan atau faktur penjualan, maka akan ditolak dan
diisikan kedalam surat penolakan/ surat retur, dalam kasus ini ada perbedaan antara obat
yang dipesan dan obat yang diantar yaitu ALLURIC 300 mg adalah obat yang dipesan akan
tetapi obat yang diserahkan adalah ALLURIC 100 mg, maka obat ini akan dilakukan
pereturan ke pada PBF.
e. Faktur yang telah diperiksa, dan ditanda tangani dan distempel, kemudian salinannya
disimpan oleh apotek dan yang aslinya diberikan ke PBF
2. Pembuatan surat Retur
FORM RETUR OBAT
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : DESI JULIANTI YUDESMAN
Jabatan : Apoteker pengelola apotek
Nomor SIPA : 12345678/SIPA_63.72/2016/2 008
Mengajukan retur obat kepada :
Nama Distributor : PT. MAHAMERU MEDIKA
Alamat : Jl. Pendidikan
Telp : 0511 – 123456

Dengan obat yang diretur adalah :


No. Nama Obat Satuan Jumlah Ket.
1. ALLURIC 100 MG BOX 2 KEKUATAN OBAT
YANG BERBEDA
2. FUNGIDERM TUBE TUBE 20 EXPIRED DATE
TERLALU DEKAT

Banjarbaru, 14 Oktober 2020


Pemesan,

apt. Desi Julianti Yudesman, S.Farm


No SIPA : 12345678/SIPA_63.72/2016/2 008
STATION 3

Skenario
Seorang apoteker Puskesmas akan melakukan pembuatan LPLPO untuk bulan Oktober
2020. Adapun data obat yang masuk dalam LPLPO, yaitu Amlodipin 5 mg, Glibenklamid 5
mg dan Kotrimoksazol suspensi.

I. Pembahasan soal praktikum

LAPORAN PEMAKAIAN DAN LEMBAR PERMINTAAN OBAT (LPLPO)

PELAPORAN BULAN/PERIODE : OKTOBER 2020

PERMINTAAN BULAN/PERIODE : NOVEMBER 2020

PUSKESMAS : MARI SENANG

KAB/KOTA : BANJAR RAYA

NO Nama obat Satuan Stok Penerimaa Persediaa Pemakaia Sisa Stok Permintaa
Awal n n n Stok Optimum n
1 Amlodipine 5 Tablet 2020 300 2320 2100 220 2730 2510
mg
2 Glibenklamid 5 Tablet 105 180 285 60 225 78 - (+147)
mg
3 Kotrimoksazol Botol 200 20 220 99 121 127 6
Suspensi

Kepala Puskesmas, Penanggung Jawab,

Apoteker Pengelola

( Ultraman X ) (Apt. Ani, S.Farm.)

NIP. 1982782361917 NIP. 19900305 201003002


Perhitungan :

1. Amlodipine 5 mg :
 Stock Kerja = 2100
 Buffer Stock = 10% x 2100 = 210
 Pemakaian Rata-rata = 2100 : 30 = 70
 Waktu Kekosongan = 3 x 70 = 210
 Waktu Tunggu = 3 x 70 = 210
 Stock Optimum = SK + BS + WK + WT
 Stock Optimum = 2100 + 210 + 210 +210 = 2730
 Permintaan Obat = SO – SS = 2730 – 220 = 2510
2. Glibenklamid 5 mg :
 Stock Kerja = 60
 Buffer Stock = 10% x 60 = 6
 Pemakaian Rata-rata = 60 : 30 = 2
 Waktu Kekosongan = 3 x 2 = 6
 Waktu Tunggu = 3 x 2 = 6
 Stock Optimum = SK + BS + WK + WT
 Stock Optimum = 60 + 6 + 6 + 6 = 78
 Permintaan Obat = SO – SS = 78 – 225 = -(+)147
3. Kotrimoksazol suspensi :
 Stock Kerja = 99
 Buffer Stock = 10% x 99 = 10
 Pemakaian Rata-rata = 99 : 30 = 3
 Waktu Kekosongan = 3 x 3 = 9
 Waktu Tunggu = 3 x 3 = 9
 Stock Optimum = SK + BS + WK + WT
 Stock Optimum = 99 + 10 + 9 + 9 = 127
 Permintaan Obat = SO – SS = 127 – 121 = 6
STATION 4

Skenario:

Apoteker bagian komite farmasi dan terapi di rumah sakit X melakukan Cost Minimization
Analysis untuk menilai 2 jenis antibiotika yang terbukti memiliki efek terapi yang ekivalen
untuk suatu penyakit infeksi saluran cerna pada pasien rawat inap di RS X

Tugas

1. Tuliskan langka penggalian data dan informasi kepada Badan Administarsi


Keuangan Rumah Sakit terkait komponen biaya melalui telpon dan tuliskan
pada lembar kerja
2. Tuliskan analisis farmakoekonomi berdasarkan lembar kerja yang telah
disediakan

LEMBAR KERJA STATION 4

Langkah-langkah penggalian data & Informasi kepada Bagian Administrasi Keuangan


Rumah Sakit terkait komponen biaya melalui telepon

1. Salam perkenalan, memberitahukan identitas terlebih dahulu, dan memastikan


identitas admin keuangan yang kita telepon sudah benar
2. Menanyakan terkait jumlah dan biaya dari obat Sediaan injeksi Seftriaxon (1g)
dan Sediaan infus Siprofloksasin (200 mg/100 mL)
3. Menanyakan lama penggunaan obat Sediaan injeksi Seftriaxon (1g) dan Sediaan
infus Siprofloksasin (200 mg/100 mL)?
4. Menanyakan biaya lainnya berupa biyaya BMHP dan Perawatan
5. Mengucapkan salam penutup dan ucapan terima kasih

DATA DARI BAGIAN ADMINISTRASI KEUANGAN RS :

1. Harga Injeksi Seftriazon 1 G Rp 25.000,-


2. Harga Sediaan infus Siprofloksasin (200 mg/100 mL) Rp 40.000,-
3. Infus Set Rp 15.000,-
4. Syringe / jarum Rp 15.000,-
ANALISIS FARMAKOEKONOMI :

Sediaan injeksi Sediaan infus


Komponen Biaya (dalam satuan Seftriaxon (1g) dengan Siprofloksasin (200
Rupiah) diberikan Infus mg/100 mL) diberikan
Intermitten dengan infus intermitten

Biaya pengobatan per kali 25.000 40.000

Pemberian perhari 2 2

Total pengobatan perhari 50.000 80.000

Biaya Jasa dan BMHP

Jasa Perawat 35000 35000

Biaya BMHP (set infusa atau 45.000 (1 infus set, 2


15.000 (1 infus set)
syring/jarum) Syring)

Total biaya jasa dan BMHP 80.000 50.000

TOTAL BIAYA PER HARI 130.000 130.000

Catatan : Total Biaya Perhari = Total pengobatan per hari + Total Biaya Jasa dan BMHP

PENGAMBILAN KEPUTUSAN :

Biaya Pengobatan yang paling minimal : sediaan injeksi seftriaxon/Sediaan infus


siproloksasin
Nama obat Alasan
Sediaan injeksi Seftriazon 1G/sediaan Pengeluaran untuk kedua obat
infus siprofloksasin (200 mg/100 mL) adalah sama
STATION 5
Skenario
Seorang Apoteker melakukan pengadaan obat berikut di Rumah Sakit dengan menggunakan
metode ABC-VEN.

No. Nama Obat Kemasan


1. Paracetamol Botol/100
2. Diazepam Botol/100
3. Biosave Vial/50
4. Kalsium laktat Kotak 30x2 tab
5. Captopril Kotak 30x5 tab
6. Vaksin TT Vial/30

Tugas
1. Hitung jumlah harga obat-obat tersebut
2. Urutkan berdasarkan nilai tertinggi-terkecil, hitung jumlah %kumulatif dan
kategorikan berdasarkan klasifikasi ABC.

Jawaban
1. Perhitungan Jumlah Harga Obat

No Nama Obat Kemasan Harga Jumlah Jumlah Harga


Satuan Obat Obat
1. Paracetamol Botol/100 25.900 200 5.180.000
2. Diazepam Botol/100 54.000 150 8.100.000
3. Biosave Vial/50 135.800 50 6.790.000
4. Kalsium Laktat Kotak 30x2 tab 14.000 25 350.000
5. Captopril Kotak 30x5 tab 24.600 60 1.476.000
6. Vaksin TT Vial/30 40.500 60 2.430.000
2. Analisis ABC

No Nama Obat Jumlah Jumlah Harga %Kumulatif ABC


Urut Harga Obat Kumulatif
1. Diazepam 8.100.000 8.100.000 33,29% A
2. Biosave 6.790.000 14.890.000 61,21% A
3. Paracetamol 5.180.000 20.070.000 82,50% B
4. Vaksin TT 2.430.000 22.500.000 92,49% B
5. Captopril 1.476.000 23.976.000 98,56% C
6. Kalsium Laktat 350.000 24.326.000 100% C

Cara Perhitungan Analisis ABC

Praktikum kali ini dilakukan dengan skenario seorang Apoteker melakukan


pengadaan obat di Rumah Sakit dengan menggunakan metode ABC-VEN. Metode
analisis ABC merupakan metode pengelompokkan berdasarkan perangkat nilai dari
nilai tertinggi hingga terendah dan dibagi menjadi 3 kelompok besar yang disebut
kelompok A (nilai investasi tinggi 0-80%), B (nilai investasi sedang 81-95%), dan C
(nilai investasi rendah 96-100%) (Mumek et al., 2016).
Cara perhitungan analisis ABC sebagai berikut :

a) Dihitung jumlah dana yang dibuthkan untuk masing-masing obat dengan cara
mengalikan jumlah obat dengan harga satuan obat.
Contoh daftar obat pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
No. Nama Obat Kemasan Harga Jumlah Jumlah
satuan (Rp) obat harga obat
1. Paracetamol Botol/100 25.900 200 5.180.000

2. Diazepam Botol/100 54.000 150 8.100.000


3. Biosave Vial/50 135.800 50 6.790.000
4. Kalsium laktat Kotak 30x2 tab 14.000 25 350.000
5. Captopril Kotak 30x5 tab 24.600 60 1.476.000
6. Vaksin TT Vial/30 40.500 60 2.430.000

b) Diurutkan daftar tersebut dari jumlah harga obat terbesar sampai yang paling
terkecil.
c) Urutan daftar obat mulai dari jumlah harga obat terbesar sampai yang paling
terkecil pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
No Nama Obat Jumlah Harga
Urut Obat
1. Diazepam 8.100.000
2. Biosave 6.790.000
3. Paracetamol 5.180.000
4. Vaksin TT 2.430.000
5. Captopril 1.476.000
6. Kalsium 350.000
Laktat

d) Dihitung penggunaan tahunan total


Hasil penjumlahan dari nilai penggunaan semua item obat pada praktikum ini
yaitu sebesar Rp 24.326.000.
e) Dihitung kumulatif obat per item
Perhitungan jumlah harga kumulatif obat per item pada praktikum ini yaitu dengan
mengambil jumlah harga kumulatif yang pertama dari jumlah harga obat yang terbesar,
kemudian untuk mendapatkan jumlah harga kumulatif kedua diambil dari jumlah harga
kumulatif pertama ditambahkan dengan jumlah harga obat yang kedua, begitu
seterusnya (Murni, 2018). Hasil dari jumlah harga kumulatif obat pada praktikum ini
adalah sebagai berikut.
No Urut Nama Obat Jumlah Harga Jumlah Harga
Obat Kumulatif
1. Diazepam 8.100.000 8.100.000
2. Biosave 6.790.000 14.890.000
3. Paracetamol 5.180.000 20.070.000
4. Vaksin TT 2.430.000 22.500.000
5. Captopril 1.476.000 23.976.000
6. Kalsium Laktat 350.000 24.326.000

f) Dihitung presentase kumulatif obat per item


Rumus dari persentase kumulatif adalah:
Jumlah harga kumulatif obat per item
Persentase kumulatif = x 100%
Total harga

Hasil dari persentase kumulatif obat per item sebagai berikut:


No Urut Nama Obat Jumlah Harga Jumlah Harga %Kumulatif
Obat Kumulatif
1. Diazepam 8.100.000 8.100.000 33,29%
2. Biosave 6.790.000 14.890.000 61,21%
3. Paracetamol 5.180.000 20.070.000 82,50%
4. Vaksin TT 2.430.000 22.500.000 92,49%
5. Captopril 1.476.000 23.976.000 98,56%
6. Kalsium Laktat 350.000 24.326.000 100%
TOPIK 2
(PENYIMPANAN, PENYALURAN, PEMUSNAHAN)
STATION 1
Skenario

Instalasi farmasi RSUD X baru saja menerima obat-obat yang dipesan beberapa
minggu lalu. Obat-obat tersebut sudah diperikasa dan akan segera tersebut
sudah diperiksa dan akan segera disimpan berdasarkan kategori
peyimpanannya.

Tugas

1. Buatlah Draft penyimpanan obat pada lembar kerja 1


2. Lakukan Pemisahan obat-obat tersebut berdasarkan jenis penyimpnannya
pada lembar kerja 2
Lembar kerja 1. Draf penyimpanan obat
A. Metode penyimpanan obat
B. Kelompok “High Alert Medicine”
C. Aturan penyimpanan “High Alert medicine”.

Jawaban

Lembar kerja 1
DRAFT PENYIMPANAN OBAT
A. Metode penyimpanan obat
1. Kelas terapi
2. Bentuk sediaan
3. Suhu dan kestabilan
4. FIFO/FEFO
5. Alfabetis
(Permenkes RI, 2016)
B. Kelompok “High Alert Medicine”
1. Elektrolit konsentrasi tinggi
2. Obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip yaitu Nama Obat
Rupa dan Ucapan mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike (LASA)
3. Obat-obat sitostatika
(Permenkes RI, 2014)
C. Aturan penyimpanan “High Alert medicine”
1. Penyimpanan dilakukan terpisah, mudah dijangkau dan tidak harus
terkunci
2. Disarankan pemberian labet High Alert diberikan untuk menghindari
kesalahan
3. Penyimpanan obat LASA/NORUM tidak saling berdekatan dan diberi
label khusus sehingga petugas dapat lebih mewaspadai adanya obat
LASA/NORUM
(Kemenkes RI, 2019)
Lembar kerja 2
PENYIMPANAN OBAT

HIGH ALERT MEDICINE LEMARI KHUSUS


RAK
No NAMA OBAT
OBAT*
High Alert* LASA* Sitostatika* Narkotika* Psikotropika*

1 Asam Mefenamat √

2 Codipront syrup √

3 Clobazam 10 mg √

4 Doxorubisin √

5 Magnesium sulfat √

6 Amlodipine 5 mg √

7 Amlodipine 10 mg √

8 Ciprofloxacin 500 mg √

9 Ofloxacin 500 mg √

10 Insulin Levemir √
*BERIKAN TANDA CENTANG
STATION 2
Skenario
Seorang Apoteker di Instalasi Farmasi RS akan melakukan pemusnahan obat-obat yang rusak
dan melewati waktu kadaluarsanya

Tugas

1. Lakukan pemisahan pada obat yang akan dimusnahkan dan tuliskan pada lembar
kerja
2. Tentukan alasan pemusnahan dan cara pemusnahan pada lembar kerja

Jawaban:
DAFTAR OBAT-OBAT YANG AKAN DIMUSNAHKAN

Nama Obat Alasan Pemusnahan Cara Pemusnahan


Captopril tablet Sudah expired date Ditanam dalam tanah
(penanaman) atau
enkapsulasi atau inersiasi
Sanmol drop Sudah expired date Pengenceran
Fluorouracil injeksi Sudah expired date Enkapsulasi atau inersiasi
Perubahan warna pada
Injeksi ranitidin pengenceran
larutan

Kategori Obat Metode Pembuangan Keterangan


Sediaan padat, semi Tempat Penimbunan Penimbunan dilakukan
padat, serbuk Sampah agar tidak ada
Enkapsulasi pemulungan kembali.
Inersiasi Pembuangan dalam
Insinerasi suhu sedang bentuk tanpa diolah (tidak
dan tinggi di imobilisasi) ke tempat
penimbunan sampah tiap
harinya tidak melebihi 1%
dari limbah rumah tangga.
Cairan Saluran pembuangan air Diencerkan dengan air
Insinerasi suhu tinggi agar dapat dibuang ke
(pembakaran semen) saluran pembuangan air
secara langsung, karena
obat-obat organik mudah
terurai secara hayati
termasuk cairan.
Antikanker tidak boleh
dibuang ke saluran
pembuangan air karena
dapat mempengaruhi
pertumbuhan sel hidup.
Ampul Hancurkan ampul dan Ampul tidak boleh dibakar
buang larutan yang telah karena akan meledak
diencerkan ke saluran mungkin menyebabkan
pembuangan air cedera.

Obat-obat anti infeksi Enkapsulasi Antibiotik cair dapat


Inersiasi diencerkan air, dibiarkan
Insinerasi suhu sedang selama beberapa minggu
dan tinggi kemudian dibuang ke
saluran pembuangan air
Obat-obat anti infeksi
perlu perlakuan khusus
atau secara hati-hati
karena obat tersebut tidak
stabil dan dapat
mempengaruhi
pertumbuhan sel hidup.
Obat-obat anti kanker Dikembalikan kembali ke  Tidak boleh di buang
distributor atau pabrik ke tempat
Enkapsulasi penimbunan sampah
Inersiasi kecuali telah di
Insinerasi tinggi enkapsulasi
Dekomposisi kimia`  Tidak boleh dibuang
ke saluran
pembuangan air
 Tidak boleh
menggunakan
inersiasi suhu rendah
Obat-obat anti kanker
perlu perlakuan khusus
atau secara hati-hati
karena obat tersebut
memiliki kemampuan
membunuh atau
menghentikan
pertumbuhan sel hidup.

Obat-obat narkotika dan Enkapsulasi Tidak boleh dibuang ke


psikotropika (controlled Inersiasi tempat penimbunan
drugs) Insinerasi rendah dan sampah kecuali telah di
tinggi (pembakaran enkapsulasi
semen) Obat-obat narkotika dan
psikotropika perlu
perlakuan khusus atau
secara hati-hati karena
obat tersebut dapat
disalahgunakan.
Tabung aerosol Tempat penimbunan Tidak boleh dibakar karena
sampah dapat meledak.
Enkapsulasi
Disinfektan Dipergunakan Disinfektan yang tidak
Dibuang ke saluran diencerkan tidak boleh
pembuangan atau air dibuang ke saluran
yang mengalir deras: pembuangan air atau
disinfektan yang telah aliran air yang tidak
diencerkan dalam jumlah mengalir atau mengalir
sedikit (maksimal 50 karena dapat membunuh
menit per hari dengan bakteri di tempat
pengawasan) pembuangan limbah.
Maksimal 50 liter per hari
yang telah diencerkan
dibuang ke saluran
pembuangan air atau air
yang mengalir deras
Plastik PVC, gelas Tempat penimbunan Tidak boleh dibakar di
sampah wadah terbuka
Kertas, kardus Didaur-ulang, dibakar,
tempat penimbunan
sampah
(WHO, 1999).

Contoh per obat berdasarkan skenario

1. Amoxsan syrup : Antibiotik, sediaan cair


Antibiotik cair dapat diencerkan air, dibiarkan
selama beberapa minggu kemudian dibuang ke
saluran pembuangan air
2. Captopril tablet : Obat keras, sediaan padat
 Tempat Penimbunan Sampah
 Enkapsulasi
 Inersiasi
 Insinerasi suhu sedang dan tinggi
3. Voltaren gel : Obat keras, sediaan semi padat
 Tempat Penimbunan Sampah
 Enkapsulasi
 Inersiasi
 Insinerasi suhu sedang dan tinggi
4. Ranitidine injeksi : Obat keras, sediaan injeksi (cair)
Saluran pembuangan air
Insinerasi suhu tinggi (pembakaran semen)
5. Sanmol drop : Obat Bebas, Sediaan Cair
Saluran pembuangan air
Insinerasi suhu tinggi (pembakaran semen)
6. Injeksi neurosanbe : Obat keras, sediaan injeksi (cair)
Saluran pembuangan air
Insinerasi suhu tinggi (pembakaran semen)
7. Fluorouracil injeksi : Obat antikanker (sitostatika)
 Dikembalikan kembali ke distributor atau
pabrik
 Enkapsulasi
 Inersiasi
 Insinerasi tinggi
 Dekomposisi kimia
Tidak boleh di buang ke tempat penimbunan
sampah kecuali telah di enkapsulasi
Tidak boleh dibuang ke saluran pembuangan air
Tidak boleh menggunakan inersiasi suhu rendah
(WHO, 1999)
STATION 3
Skenario
Seorang apoteker bernama Intan (SIPA : 231314141) di Apotek Mandiri
melakukan pemusnahan obat pada tanggal 15 oktober 2020 pada jam 14.00 WITA,
apoteker tersebut hendak menulis berita acara pemusnahan obat.
Tugas
Buatlah berita acara pemusnahan obat pada lembar kerja
Jawaban
BERITA ACARA PEMUSNAHAN OBAT

No. BAP : 001/FAR/BAP/10/2020

Pada hari ini selasa tanggal 15 bulan OKTOBER tahun 2020 sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
di Apotek, maka kami yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Apoteker : Apt. Intan


Nomor SIPA : 231314141
Nama Sarana : Apotek Mandiri
Alamat Sarana : Jl. Lambung Mangkurat No. 1 Banjarbaru
Dengan disaksikan oleh :

1. Nama : Eka
Jabatan : Tenaga Kefarmasian
NIP/STRTTK : 72177234566
Telah melakukan pemusnahan obat sebagaimana tercantum dalam daftar terlampir.

Tempat dilakukan pemusnahan : apotek mandiri

Demikianlah berita acara ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung jawab.

Berita acara ini dibuat rangkap 4 (empat) dan dikirimkan kepada :

1. Dinas kesehatan Provinsi


2. Dinas kabupaten/kota
3. Staf Balai pemeriksaan obat dan Makan
4. Arsip Apotek
Banjarbaru,
Yang membuat berita acara

(Apt. INTAN, S.Farm )


No SIPA : 232324241
Saksi – saksi :
1. Eka
NIP/STRTTK. 72177234566
Lampiran berita acara pemusnahan obat :

No. BAP : 001/FAR/BAP/10/2020

Daftar obat yang dimusnahkan :

No. Nama Obat Jumlah Alasan Pemusnahan


1. Parasetamol syrup 1 box Rusak
2. Ibu profen 100mg 2 box kadaluwarsa
3 Ranitidin 5 bok kadaluwarsa

Banjarbaru, 15 oktober 2020


Yang membuat berita acara

(Apt.INTAN, S.Farm)
No SIPA : 232324241

Saksi – saksi :

1. Eka
NIP/STRTTK. 72177234566
BERITA ACARA PEMUSNAHAN NARKOTIKA/PSIKOTROPIKA

No. BAP : 001/FAR/BAP/10/2020

Pada hari ini selasa tanggal 15 bulan oktober tahun 2020., sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 3 TAHUN 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan
Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi, maka kami yang bertanda tangan
di bawah ini :

Nama Apoteker : Apt. Intan


Nomor SIPA : 231314141
Nama Sarana : Apotek Mandiri
Alamat Sarana : Jl. Lambung Mangkurat No. 1 Banjarbaru

Dengan disaksikan oleh :

1. Nama : Andre
Jabatan : Staf Dinas/kota
NIP/STRTTK : 77104710740
2. Nama : Anies
Jabatan : _Staf Balai pemeriksaan obat dan makanan
NIP/STRTTK : 7137173456
3. Nama : Eka
Jabatan : Tenaga Kefarmasian
NIP/STRTTK : 72177234566

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa pada pukul 14.00 bertempat di Apotek MANDIRI,
telah memusnahkan sejumlah narkotika/psikotropika sebagaimana tercantum pada daftar
terlampir.

Pemusnahan dilakukan dengan cara di enkapsulasi.

Berita acara ini dibuat rangkap 4 (empat) dan dikirimkan kepada :

1. Dinas kabupaten/kota
2. Balai pemeriksaan obat dan makanan
3. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
4. Arsip Apotek

Demikian berita acara ini kami buat dengan sesungguhnya agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Banjarbaru, 15 OKTOBER 2020


Yang membuat berita acara

(Apt.Intan, S.Farm)
No SIPA : 231314141
Saksi – saksi :

1. Andre
NIP/STRTTK. 77104710740
2. Anies
NIP/STRTTK. 7137173456
3. Eka
NIP/STRTTK. 72177234566
Lampiran berita acara pemusnahan obat Narkotika/Psikotropika:

No. BAP : 001/FAR/BAP/10/2020

Daftar Narkotika/Psikotropika yang dimusnahkan :

No. Nama Obat Satuan Jumlah Keterangan


(Rusak/Expired)
1. CODEIN 20MG Tablet 2 Box Expired
2. Alprazolam 0,5 mg Tablet 1 box expired

Banjarbaru, 15 oktober 2020


Yang membuat berita acara

(Apt.INTAN, S.Farm )
No SIPA : 231314141

Saksi – saksi :

1. Andre
NIP/STRTTK. 77104710740
2. Anies
NIP/STRTTK. 713717345
3. Eka
NIP/STRTTK. 72177234566
STATION 4
Skenario
Anda seorang apoteker di puskesmas ULM Banjarbaru, menerima vaksin dari Dinas
Kesehatan Kota Banjarbaru. Lakukan penerimaan vaksin berdasarkan kriteria VVM
dan tempatkan vaksin pada suhu yang sesuai.
Tugas
Jawaban
DITOLAK/ SEBUTKAN SUHU
NO NAMA VAKSIN
DITERIMA ALASAN PENYIMPANAN
1 (Vaksin DPT) DITOLAK Warna pada segi Suhu dingin (2-
empat lebih 8oC) => jika vaksin
gelap dari diterima dalam
lingkaran keadaan baik
(Kategori D)
2 (Vaksin Polio) DITERIMA Warna pada segi Suhu beku ( -15 o C
empat lebih sampai -25o C)
terang dari
lingkaran
(Kategori A)
3 (Vaksin MMR) DITERIMA Warna pada segi Suhu dingin (2-
empat berubah 8oC)
gelap tapi lebih
terang dari
lingkaran
(Kategori B)
4 (Vaksin BCG) DITOLAK Warna pada segi Suhu dingin (2-
empat lebih 8oC) => jika vaksin
gelap dari diterima dalam
lingkaran keadaan baik
(Kategori D)
5 (Vaksin HiB) DITOLAK Segi empat Suhu dingin (2-
berwarna sama 8oC) => jika vaksin
dengan diterima dalam
lingkaran keadaan baik
(Kategori C)

Tabel 5. Kategori VVM dan Tindakan Penggunaannya


Kategori VVM Gambar VVM Penggunaan Keterangan
A  Segi empat lebih terang dari
lingkaran.
Gunakan vaksin bila belum
kadaluwarsa.
B  Segi empat berubah gelap
tapi lebih terang dari
lingkaran.
Gunakan vaksin lebih
dahulu bila belum
kadaluwarsa.
C X Segi empat berwarna sama
dengan lingkaran.
Batas untuk tidak
digunakan lagi.
D X Melewati batas buang. Segi
empat lebih gelap dari
lingkaran.
JANGAN GUNAKAN
VAKSIN.
STATION 5
Skenario
Apoteker menerima kiriman vaksin dari pemerintah pusat. Vaksin yang diterima terdiri
dari vaksin BCG, MMR, OPV, MR, DTP, Td, TT, dan DTT-HepB. VCCM card menunjukkan
monitor mark pada index A dan B menunjukkan warna biru.

Tugas
3. Lakukan pengelompokkan vaksin berdasarkan tempat penyimpanannya di load
front-loading refrigerator dengan pembeku di atas!
4. Lakukan penetapan masalah penyimpanan vaksin!
Jawaban
1. Pengelompokkan vaksin
No Vaksin Nomor Penyimpanan (Tuliskan nomor sesuai
gambar)
1 BCG 1
2 Polio 1
3 DTT-HepB 2
4 MR 1
5 TT 2
6 Pelarut 3

2. Penetapan masalah penyimpanan vaksin meliputi:


a. Vaksin yang harus digunakan lebih awal adalah vaksin polio.
b. Waktu maksimal penggunaan setelah datang adalah 3 bulan
c. Kulkas atas harus bersuhu antara -20oC
suhu dingin dibawah 0°C (beku) seperti :
a. Hepatitis B
Penggolongan vaksin berdasarkan sensitivitas terhadap suhu
Vaksin sensitif suhu beku (freeze sensitive = FS), yaitu golongan vaksin yang
akan rusak terhadap
b. DPT
c. DPT-HB
d. DT
e. TT
Vaksin sensitif panas (heat sensitive = HS) yaitu golongan vaksin yang akan
rusak terhadap paparan panas yang berlebihan yaitu :
a. BCG
b. Polio
c. Campak
TOPIK 3
(PERANCANGAN)
STATION 1
Skenario
Apoteker industri farmasi X melakukan analisis kadar zat aktif pada tablet amoxicillin 250 mg
dengan replikasi 3 kali menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Penimbangan tablet
mendapatkan bobot tablet sebesar 250,005 mg. Setelah itu, dilakukan pengenceran dari
larutan stok 1000ppm menjadi 10 ppm menggunakan labu 100 mL, didapatkan persamaan
kurva y = 0,576x – 0,0968 dengan r = 0,9997. Faktor pengenceran 100.

Nama Absorbansi Panjang gelombang


Larutan R1 0,506 247 nm
Larutan R2 0,598 247 nm
Larutan R3 0,555 247 nm

Tugas

a. Buatlah draft pengukuran kadar zat aktif tablet amoxicillin 250mg.


b. Hitunglah berapa pengenceran larutan tersebut.
c. Hitunglah persen kadar dari 3 replikasi tersebut dan tentukan apakah kadar
memenuhi syarat atau tidak.
Jawaban
a. Draft Penetapan Kadar Tablet Amoxicillin 250 mg
1. Siapkan alat dan bahan, cuci alat gelas dan cuci tangan
2. Gunakan alat pelindung diri (sarung tangan, masker, headcap, dan jaslab)
3. Ditimbang bobot tablet amoxicillin
4. Tablet kemudian digerus agar menjadi serbuk
5. Ditimbang serbuk dan dilarutkan dengan metanol p.a, hingga didapatkan larutan stok
1000ppm
6. Diencerkan larutan menjadi 10 ppm menggunakan labu 100mL
7. Dibaca Panjang gelombang 247 nm
8. Lakukan penentuan operating time
9. Dibaca larutan uji dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 247 nm
dengan menggunakan blanko metanol p.a.
10. Dihitung kadarnya untuk tiap replikasi

b. Perhitungan
Pengenceran Larutan:

M1 x V1 = M2 x V2

1000 ppm x V1 = 10 ppm x 100mL

10 ppm ×100 mL
V1 = 1000 ppm

V1 = 1 mL

Jadi, diambil 1 mL larutan stok 1000pm, kemudian dimasukkan ke labu ukur 100mL dan di add
pelarut sampai tanda batas.

c. Penetapan Kadar:
Nilai X diperoleh dengan mensubtitusikan absorbansi masing-masing replikasi pada nilai Y
menggunakan persamaan regresi linear y = 0,576x – 0,0968.

 Replikasi 1 (Absorbansi = 0,506)


y = 0,576x – 0,0968
0,506 = 0,576x – 0,0968
0,506+0,0968
x = 0,576

x = 1,047 ppm
 Replikasi 2 (Absorbansi = 0,598)
y = 0,576x – 0,0968
0,598 = 0,576x – 0,0968
0,598+0,0968
x =
0,576

x = 1,206 ppm
 Replikasi 3 (Absorbansi = 0,555)
y = 0,576x – 0,0968
0,555 = 0,576x – 0,0968
0,555+0,0968
x = 0,576

x = 1,132 ppm
Nilai X replikasi 1 = 1,047 ppm = 1,047 mg/L

Nilai X replikasi 2 = 1,206 ppm = 1,206 mg/L

Nilai X replikasi 3 = 1,132 ppm = 1,132 mg/L

Rumus:

Konsentrasi ×Faktor Pengenceran × Volume Sampel


% Kadar = x 100%
Massa Sampel

 Replikasi 1
1,047 mg/L ×100 × 0,1 L
% Kadar = x 100% = 4,187%
250,005 mg

 Replikasi 2
1,206 mg/L ×100 × 0,1 L
% Kadar = x 100% = 4,824%
250,005 mg

 Replikasi 3
1,132 mg/L ×100 × 0,1 L
% Kadar = x 100% = 4,528%
250,005 mg

%kadar replikasi 1 = 4,160%

%kadar replikasi 2 = 4,824%

%kadar replikasi 3 = 4,528%

4,160%+ 4,824% +4,528%


%kadar rata-rata = 3
= 4,504%

Persyaratan:

Diterima/Ditolak

*Persen kadar tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110% *coret salah satu
STATION 2

Skenario
Seorang Apoteker bagian RnD ingin melakukan penetapan kadar sediaan krim hidrocortison
asetat secara HPLC

Tugas

3. Lakukan pembuatan draft analisis penetapan kadar krim hidrokortison asetat


4. Lakukan penetapan kadar krim hidrokortison asetat
Jawaban:

LEMBAR KERJA 1

DRAFT ANALISIS PENETAPAN KADAR KRIM HIDROKORTISON ASETAT

1 Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)


2 Baku Pembanding Hidrokortison asetat BPFI
3 Label Sampel Krim hidrokortison asetat 2%
4 Detektor UV 254 nm
5 Kolom 15 cm x 4,6 mm berisi bahan pengisi L1 dengan
ukuran partikel 3 µm
6 Laju Alir Lebih kurang dari 1 mL pe menit
LEMBAR KERJA 2
HITUNGLAH PENETAPAN KADAR KRIM HIDROKORTISON ASETAT
Waktu Retensi (menit) Kadar %
R1 2,020 131,1
R2 2,040 131,2
Rata- Rata 2,030 131,15
Kesimpulan Tidak memenuhi
syarat
Rumus Penetapan Kadar :

Jumlah Hidrokotrison Asetat persatuan dosis dalam mg (W) :


𝑨𝒔 𝑷𝒔 𝑩𝒃
W = 𝑨𝒃 X BB X 𝑷𝒃 X 𝑩𝒔

Kadar Hidrokortison Asetat dalam tube dihitung terhadap jumlah yang tertera pada etiket
(K) :
𝑾
K = 𝑲𝒆 x 100 %

Keterangan :

As = Luas Area Larutan Sampel

Ab = Luas Area Larutan Baku

BB = Bobot Baku Pembanding Krim Hidrokortison Asetat yang ditimbang dalam mg

Ps = Faktor Pengenceran Larutan Sampel

Pb = Faktor Pengenceran larutan Baku

Bb = Bobot krim yang akan dianalisis

Bs = Bobot sampel yang akan ditimbang

Ke = Jumlah Hidrokotrison Asetat persatuan dosis yang tertera pada etiket dalam mg

Diketahui :

AsR1 = 13889

AsR2 = 13999

Ab = 16025

BB = 12,09 mg

PsR1 = 20x

PsR2 = 20x

Pb = 10x

Bb = 24,5 mg
BsR1 = 19,58 mg

BsR2 = 19,7 mg

Ke = 20 mg

1. Kadar Sampel R1
Jumlah Hidrokotrison Asetat persatuan dosis dalam mg (W) :

𝐴𝑠 𝑃𝑠 𝐵𝑏
W1 = 𝐴𝑏 X BB X 𝑃𝑏 X 𝐵𝑠

13889 20 24,5
W1 = 16025 X 12,09 X 10 X 19,58

W1 = 26,22 mg

Kadar Hidrokortison Asetat dalam tube dihitung terhadap jumlah yang tertera pada
etiket (K) :

𝑊
K1 = x 100 %
𝐾𝑒

26,22 𝑚𝑔
K1 = 20 𝑚𝑔
x 100 %

K1 = 131,1 %

2. Kadar Sampel R2
Jumlah Hidrokotrison Asetat persatuan dosis dalam mg (W) :

𝐴𝑠 𝑃𝑠 𝐵𝑏
W2 = 𝐴𝑏 X BB X 𝑃𝑏 X 𝐵𝑠

13999 20 24,5
W2 = 16025 X 12,09 X 10 X 19,7

W2 = 26,24 mg

Kadar Hidrokortison Asetat dalam tube dihitung terhadap jumlah yang tertera pada
etiket (K) :

𝑊
K2 = 𝐾𝑒 x 100 %

26,24 𝑚𝑔
K2 = 20 𝑚𝑔
x 100 %

K2 = 131,2 %

3. Kadar Sampel Rata-Rata


𝐾1+𝐾2 131,1+131,2
K rata-rata = 2
= 2

= 131,15 %
4. Kesimpulan
Kadar sampel krim hidrokortison asetat memiliki rata-rata sebesar 131,15%.
Kadar tersebut tidak memenuhi persyaratan karena berdasarkan Farmakope Edisi
5, krim hidrokortison asetat mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
STATION 3
I. Skenario
Seorang Apoteker hendak menguji 5 sampel jamu yang kemungkinan
mengandung BKO Glibenklamid menggunakan metode KLT.

II. Pembahasan Kasus


1. Penentuan Metode, baku pembanding, fase diam, dan fase gerak
a. Metode : Kromatografi lapis tipis
b. Baku Pembanding : Gliberklamid BPFI
c. Fase diam : Silika gel GF 254
d. Fase gerak : Campuran etanol p-asam asetat glasial p-
sikloheksan p-metilen klorida p (5:%:45:45
e. Pengamatan : Dibawah sinar UV 254 nm
2. Langkah-langkah Pengujian BKO dengan metode KLT
a. Siapkan alat dan bahan
b. Siapkan campuran fase gerak didalam chamber, dijenuhkan dengan cara
memasukkan kertas saring pada bejana yang tertutup, jika kertas saring basah
sampai keluar bejana berarti sudah jenuh (tujuannya agar tekanan dalam dan luar
bejana sama)
c. Plat KLT di aktifkan dengan oven pada suhu 110ºC selama 30 menit.
d. Setelah lempeng aktif, totolkan sampel yang akan diuji, kemudian masukkan
kedalam bejana yang berisi fase gerak. Tunggu merambat sampai garis batas (lbh
kurang 10 cm).
e. Amati dibawah sinar UV 254 nm
f. Ukur dan tetapkan harga Rf
3. Perhitungan RF
Jarak yang ditempuh
Baku dan Sampel Nilai RF
Baku dan sampel (cm)
Baku 6,8 0,8
Jamu 1 4,3 0,51
Jamu 2 6,8 0,8
Jamu 3 6,8 0,8
Jamu 4 3,5 0,41
Jamu 5 6,8 0,8

Perhitungan :

Rumus :

Jarak elusi = 8,5 cm

6,8
1. Baku = = 0,8
8,5
4,3
2. Jamu 1= = 0,51
8,5
6,8
3. Jamu 2 = = 0,8
8,5
6,8
4. Jamu 3 = = 0,8
8,5
3,5
5. Jamu 4 = = 0,41
8,5
6,8
6. Jamu 5 = = 0,8
8,5
Kesimpulan :

Kesimpulannya pada jamu 2, 3 dan 5 mengandung BKO glibenklamid dibuktikan dari


nilai Rf yang sama dengan baku glibenklamid

STATION 4
Skenario dan Tugas :

Jawaban:

1. Draft pengujian pH menggunakan pH meter:


a. Gunakan apd seperti masker dan sarung tangan sebelum pengujian.
b. Larutkan 1,0 g zat dalam 20 ml air
c. tambahkan 1 tetes merah metil LP
d. titrasi dengan natrium hidroksida 0,020 N LV hingga warna kuning (diperlukan
tidak lebih dari 0,30 ml)
e. Siapkan larutan yang akan diuji yaitu injeksi atropine sulfat
f. Siapkan 2 larutan dapar untuk pembakuan pH meter dengan mencelupkan pH
meter pada 2 larutan dapar yang berbeda lakukan pembakuan hingga
penyimpangan yang terbaca pada pH meter tidak lebih dari 0,02 untuk
penetralan atau kalibrasi, nyalakan pH meter dan celupkan ujung pH meter ke
dalam larutan netral lihat angka yang muncul jika sudah 7 maka pH meter siap
digunakan.
g. Keringkan ujung pH meter yang tercelup dengan tissue / lap.
h. Celupkan ujung pH meter ke dalam larutan uji yaitu injeksi atropine sulfat,
tahan beberapa saat hingga angka stabil. Kemudian cek angka yang tertera,
catat. Bersihkan lagi dan celupkan lagi ke air / aquadest yang tadi dan
keringkan dengan tissue / lap agar netral.
i. ulangi langkah pengecekan pH meter hingga replikasi 3x dan catat hasilnya,
hitung pH rata-ratanya apakah sudah memenuhi syarat pH yang ditetapkan.

2. Lengkapi Informasi syarat pH dan suhu pengujian pH injeksi Atropin Sulfat


a. Syarat pH injeksi Atropin Sulfat : pH antara 3,0 hingga 6,5
b. Suhu pengujian : 25 derajat +- 2 derajat celcius

3. Kesimpulan Pengujian : pH injeksi atropine sulfat stabilitas dipercepat yang


diuji pada bulan 1, 2, dan 3 memenuhi syarat karena setelah rata-ratanya 5,5
dan memenuhi syarat pH yang ditetapkan yaitu 3,0 – 6,5.
STATION 5

Skenario
Seorang Apoteker Industri ingin melakukan formulasi dengan zat aktif berupa tanaman
pasak bumi (Eurycoma longifolia) dan melakukan pembuatan ekstrak. Didapatkan hasil seperti
berikut:

Replikasi Berat Basah Berat Kering Bobot Air % Susut


(Gram) (Gram) (Gram) Pengeringan
1 5 4,88
2 5 4,9
3 5 4,69
Rata-rata
SD
Tugas
5. Hitunglah berat air pada simplisia tersebut!
6. Tentukan % susut pengeringan dan SD dari hasil ekstrak tersebut!

Jawaban
Replikasi Berat Basah Berat Kering Bobot Air % Susut
(Gram) (Gram) (Gram) Pengeringan
1 5 4,88 0,12 2,4%
2 5 4,9 0,1 2%
3 5 4,69 0,31 6,2%
Rata-rata 3,53%
SD 2,32

Cara perhitngan:
Bobot air pada simplisia (gram) = Berat basah – Berat kering
R1 = 5 g – 4,88 g = 0,12 g
R2 = 5 g – 4,9 g = 0,1g
R3 = 5 g – 4,69 g = 0,31 g
bobot sampel basah−bobot sampel kering
% Susut pengeringan = ×100%
bobot sampel basah
5 g−4,88 g
% Susut pengeringan R1 = ×100% = 2,4%
5g
5 g−4,9g
% Susut pengeringan R2 = ×100% = 2%
5g
5 g−4,69 g
% Susut pengeringan R3 = ×100% = 6,2%
5g

2,4 % + 2 % + 6,2 %
Rata-rata = = 3,53%
3

(2,4−3,53)2 + (2−5,53)2 + (6,2−3,53)2


SD = √ 3−1

SD = 2,32
TOPIK 4
(PRODUKSI)
STATION 1

Skenario

Anda merupakan Apoteker suatu industri farmasi yang memproduksi tablet Paracetamol X 500
mg. Untuk menghasilkan tablet Paracetamol X 500 mg yang memenuhi persyaratan mutu, anda
diminta melakukan uji keragaman bobot.

Nama Produk : Paracetamol X 500 mg


No Batch : 56724351
ED : November 2023
Kemasan : Botol (@1000 tablet)
Bobot Tablet pada etiket adalah 500 mg
Penimbangan Berat Tablet Bobot Penimbangan Berat Tablet Bobot
Tablet Tablet
(%) (%)
1 520 6 510
2 510 7 510
3 590 8 510
4 500 9 500
5 500 10 500

Tugas

3. Buatlah draft uji keragaman bobot


4. Tentukan apakah tablet yang diproduksi memenuhi syarat keberterimaan atau
tidak
Jawaban

1. Draft uji keragaman bobot


a. Cuci tangan dan menggunakan APD sebelum mengerjakan
b. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk pengujian dan bersihkan terlebih
dahulu timbangan dengan kuas
c. Pengujian keseragaman bobot dimulai dengan mengambil secara acak sebanyak
30 tablet. Kemudian diambil 10 tablet dari 30 tablet tersebut dan ditimbang satu
persatu. Catat semua hasil penimbangan. Lalu hitung nilai persen rata-rata dari
10 tablet yang ditimbang.
d. Hitung jumlah zat aktif dalam tiap tablet yang dinyatakan dalam persen dari
jumlah yang tertera pada etiket dari hasil penetapan kadar masing-masing tablet.
e. Hitung nilai penerimaan. Jika nilai penerimaan maksimum yang diperbolehkan
(L1) kurang dari sama dengan 15% maka hasil tersebut diterima atau bobot
tablet pct 500 mg dinyatakan seragam. Jika rentang deviasi maksimum (L2)
kurang dari sama dengan 25% maka hasil tersebut diterima.
2. Perhitungan
Nama Produk : Paracetamol X 500 mg

No. Batch : 56724351

ED : November 2023

Kemasan : Botol (@1000 tablet)

Bobot Tablet pada etiket adalah 500 mg

Penimbangan Berat Tablet Bobot Penimbangan Berat Tablet Bobot


Tablet Tablet
(%) (%)
1 520 100,97 6 510 99,029
2 510 99,029 7 510 99,029
3 590 114,563 8 510 99,029
4 500 97,087 9 500 97,087
5 500 97,087 10 500 97,087

Rata-rata tablet : 5150 / 10 = 515 mg

Rata-rata tablet (%) : 99,999 %, SD =

Rumus : (m- X̅) + (k.s) jadi karena n = 10 maka k = 2,4

(99,999 – 99,999) + 2,4 x 5,278 = 12,6672

Ketentuan : a. jika 98,5% < X̅ < 101,5% maka M = X̅

b. jika X̅ < 98,5% maka M = 98,5%

c. jika X̅ >101,5%, maka M=101,5%

Syarat Keberterimaan : a. jika L1 kurang dari sama dengan 15%

b. Jika L2 kurang dari sama dengan 25%


Nilai Penerimaan : 2,4 x 5,278 = 12,6672 (memenuhi Persyaratan, karena L1 kurang
dari 15% yaitu 12,667)

Kesimpulan : (Memenuhi Persyaratan/Tidak Memenuhi Persyaratan)*

*coret salah satu


STATION 2

Skenario
Seorang Apoteker di Industri ingin melakukan evaluasi kerapuhan tablet asam
mefenamat yang baru saja diproduksi didapatkan data seperti di bawah ini. Kemudian setelah
dilakukan uji kerapuhan menggunakan alat Friability tester didapatkan hasil 20 tablet tersebut
sebesar 9896 mg

Tugas
3. Hitunglah berat tablet tersebut
4. Tentukan % kerapuhan dan tentukan apakah nilai tersebut dapat diterima
beserta alasannya
Replikasi Berat Tablet (mg) Replikasi Berat Tablet (mg)
1 501 11 499
2 503 12 500
3 500 13 500
4 498 14 501
5 497 15 502
6 499 16 500
7 500 17 500
8 502 18 499
9 502 19 498
10 499 20 500

Jawaban
2. Hitungan berat tablet
Bobot tablet sebelum : 10.000 mg

Bobot tablet sesudah : 9.896 mg

2. %Kerapuhan dan keberterimaan

% Kerapuhan : 1,04 %

Keberterimaan : Tablet tidak bisa diterima karena memiliki kerapuhan lebih dari 1%
Cara Pengujian

Tablet diambil sebanyak 20 tablet lalu dibersihkan, kemudian ditimbang (W1


gram), lalu dimasukkan ke dalam alat friability tester untuk diuji.Alat diset dengan
kecepatan putaran 25 rpm selama 4 menit. Tablet dikeluarkan, lalu bersihkan dan
ditimbang kembali (W2 gram). Dihitung % kerapuhan tablet (Banne et al., 2012).
% Kerapuhan tablet = W1 – W2 x 100 %
W1
Tablet harus dibersihkan dengan hati-hati sebelum pengujian. Timbang sampel tablet
secara akurat.
STATION 3

Skenario
Industri farmasi PT. Pharma Indonesia menerima bahan awal Ibuprofen dari supplier sebanyak
49 karung. Bahan baku diperoleh dari supplier yang terkualifikasi dan sudah diaudit serta bahan
baku yang homogen. Anda sebagai seorang apoteker diminta untuk melakukan pengambilan
sampel terhadap serbuk ibuprofen.

Tugas:

1. Lakukan pembuatan draft pengambilan sampel asam ibuprofen.


2. Lakukan penandaan label pada wadah sampel

Draft Pengambilan Sampel Ibuprofen


1 Nama Bahan
2 Jumlah
3 No. bets
4 Produsen
5 Jumlah wadah yang diambil
Diketahui:
Nama Bahan : Ibuprofen
Jumlah : 49
No. bets : 1A301
Produsen : PT. Aman Sentosa
Tanggal datang : 11-11-2020
Tanggal sampel diambil : 12-11-2020
III. Pembahasan Kasus
Berdasarkan pola n karena bahan baku homogen dan dari suppier yang terkualifikasi,
maka perhitungan sampel yang diambil adalah
𝑛 = 1 + √𝑁 = 1 + √49 = 8
LEMBAR KERJA 1

DRAFT PENGAMBILAN SAMPELTERHADAP SERBUK ASAM MEFENAMAT

1 Nama Sampel Ibuprofen


2 Jumlah Sampel 49
3 Nomor Batch 1A301
4 Produsen PT. Aman Sentosa
5 Jumlah Sampel yang diambil 8
LEMBAR KERJA 2
PENANDAAN LABEL PADA WADAH
Label Karantina

PT. AMAN SENTOSA


KARANTINA
Nama Bahan : Ibuprofen
No Bets : 1A301
Produsen : PT. Aman Sentosa
Jumlah : 49
Tangggal datang : 11-11-2020
No. Wadah :1-8

Nama Petugas : Arianita Rahima Utami


Tanggal : 12-11-2020
Paraf

Label Wadah Sudah diambil Sampel

PT. PHARMA INDONESIA


SAMPEL TAKEN
Nama bahan : Ibuprofen
No bets : 1A301
Tanggal sampel diambil : 12-11-2020
Nama dan paraf petugas : ARIANITA RAHIMA UTAMI
Label wadah penyimpanan sampel yang diambil

PT. PHARMA INDONESIA


Quality Control SAMPLE
Nama bahan : Ibuprofen
No bets : 1A301
No wadah sampel yang :1-8
diambil
Nama dan paraf petugas : ARIANITA RAHIMA UTAMI

Tanggal Pengambilan : 12-11-2020


Sampel

Jumlah sampel pembanding bahan dan produk hendaklah cukup untuk


memungkinkan pelaksanaan minimal dua pengujian lengkap. Pengambilan sampel
bahan awal hendaklah dilakukan menurut pola dibawah ini:
a. Pola n; hanya jika bahan yang akan diambil sampelnya diperkirakan homogen dan
diperoleh dari pemasok yang disetujui. Sampel dapat diambi dari bagian manapun
dari wadah (umunya dari lapisan atas),
dimana n = 1 + √N
n = Jumlah wadah yang dibuka/ diambil sampel
N = Jumlah wadah yang diterima
Catatan : apabila N ≤ 4, maka sampel diambil dari tiap wadah
b. Pola p; jika bahan homogen, diterima dari pemasok yang disetujui dan tujuan
utama adalah untuk pengujian identitas.
Dimana p = 0,4 √N
N = Jumlah wadah yang diterima
P = Jumlah wadah yang dibuka / diambil sampel berdasarkan pembulatan keatas
c. Pola r; jika bahan diperkirakan tidak homogen atau tidak diterima dari pemasok
yang belum dikualifikasi. Pola r dpaat digunakan untuk bahan yang berasal dari
herbal (ekstrak) yang digunakan sebagai bahan awal,
Dimana r = 1,5 √N
N = Jumlah wadah yang diterima / diambil sampel
R= Jumlah sampel yang diambil berdasarkan pembulatan keatas
STATION 4
Skenario dan Tugas :

Jawaban :

Draft pengujian berat jenis dengan piknometer :

1. Gunakan APD, siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan


2. Gunakan piknometer bersih, kering, dan telah dikalibrasi dengan menetapkan bobot
piknomerer dan bobot air yang baru didihkan, dinginkan hingga suhu 25°.
3. Atur suhu zat uji hingga lebih kurang 20°, masukkan cairan ke dalam piknometer.
4. Atur suhu piknometer yang telah diisi hingga suhu 25°, buang kelebihan zat uji dan
timbang.
5. Jika pada monografi tertera suhu yang berbeda dari 25°, piknometer yang telah diisi
harus diatur hingga mencapai suhu yang diinginkan sebelum ditimbang
6. Kurangkan bobot piknometer kosong dari bobot yang telah diisi.
7. Catat semua hasil penimbangan, hitung berat jenis yaitu hasil yang diperoleh dengan
membagi bobot zat dengan bobot air, dalam piknometer. Kecuali dinyatakan lain
dalam monografi, keduanya ditetapkan pada 25°.

Berat Jenis Hasil


Berat Jenis Amoxicillin R1 1,8936 gram/mL
Berat Jenis Amoxicillin R2 1,9083 gram/mL
Berat Jenis Amoxicillin R3 1,8667 gram/mL
Berat Jenis Rata-rata amoxicillin 1,8895 gram/mL
Bobot jenis suatu zat adalah hasil yang diperoleh dengan membagi bobot zat dengan
bobot air dalam piknometer, kecuali dinyatakan lain dalam monografi. penetapan bobot jenis
digunakan hanya untuk cairan, dan kecuali dinyatakan lain, didasarkan pada perbandingan
bobot zat di udara pada suhu 25o terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama.
Rumus bobot jenis :

𝑊2−𝑊0
D = (𝑊1−𝑊0)
Ket. D = berat jenis sampel
W2 = berat piknometer + sampel
W3 = berat piknometer + sampel + aquadest
W1 = berat piknometer + air
W0 = berat piknometer kosong
STATION 5

Skenario
Anda seorang apoteker pada bagian produksi sediaan steril disuatu industry akan melakukan
produksi formula sediaan injeksi klorpromazin HCL

Formula sediaan :

No. Nama Bahan Fungsi Konsentrasi


2. Klorpromazin HCL 2,5%
2. Asam Askorbat 0,1%
3. Sodium Metabisulfida 0,2%
4. Benzil Alkohol 2%
5. HCl 0,1 N q.s
6. NaOH 0,1 N q.s
7. Aqua Pro Injeksi Ad 2 ml
Diketahui :

E Klorpromazin HCl = 0,10

E Asam Askorbat = 0,18

E Sodium Metabisulfida = 0,67

E Benzil Alkohol = 0,17

Ket :

C = Konsentrasi dalam %

E = Nilai Ekivalensi terhadap NaCl

𝑔
%=
100 𝑚𝑙

Tugas
7. Tentukan fungsi masing-masing bahan dari formula tersebut
8. Hitunglah berat NaCl 0,9% yang diperlukan untuk membuat 50 ml larutan
sediaan injeksi klorpromazin HCl isotonis
Jawaban
1. Formula sediaan injeksi Klorpromazin HCl

No Nama Bahan Fungsi Konsentrasi


1 Klorpromazin HCL Zat Aktif 2,5%
2 Asam Askorbat Antioksidan, agen terapetik 0,1%
3 Sodium Metabisulfida Antioksidan, Antimikroba 0,2%
4 Benzil Alkohol Pengawet 2%
5 HCl 0,1 N Agen Pengasam q.s
6 NaOH 0,1 N Agen Pendapar q.s
7 Aqua Pro Injeksi Pelarut Ad 2 ml
2. Perhitungan tonisitas
a. W = 0,9 – (CxE)

W= 0,9 – [(2,5x 0,1)+ (0,1 x 0,18)+ (0,2x 0,67)+ (2 x 0,17)]


W= 0,9 – (0,25+ 0,018 + 0,134 + 0,34)
W= 0,9 – 0,742
W= 0,158 g/100 ml
W= 158 mg
b. Untuk membuat larutan 50 ml diperlukan NaCl sebanyak = 79 mg
TOPIK 5
(QC/QA)
STATION 1
Skenario
Seorang Apoteker bagian RnD melakukan pengujian stabilitas fisik pada 3 formulasi baru
Antasida DOEN micronize dengan menggunakan sentrifugasi. Didapatkan hasil seperti berikut
ini :

Hasil Data Redispersibilitas

No Sampel Waktu (detik)


R1 R2 R3
1 Formula 1 60 50 60
2 Formula 2 15 20 18
3 Formula 3 10 7 9
Tugas

1. Lakukan Pembuatan Draft pengujian stabilitas fisik dengan metode sentrifugasi


tersebut?
2. Berikan keputusan professional Anda sebagai Apoteker pada ketiga formula
tersebut.
Jawaban
1. Draft Pengujian Stabilitas Fisik dengan Metode Sentrifugasi
Sediaan Yang Diujikan : Antacid Doen Micronize
Pengujian : Sentrifugasi
Prinsip Pengujian : Pengendapan/Sedimendasi
 Penempatan tabung harus berhadapan,
 Tabung reaksi harus genap,
 Volume sampel tidak boleh terlalu banyak/sedikit,
 Volume tiap-tiap sampel harus sama
Keputusan uji (terjadi pemisahan = tidak stabil (tidak
memenuhi syarat)
Tahapan Pengujian :

1 Pasang APD
2 Siapkan Alat Bahan
3 Beri Label Pada Tabung Uji
4 Masukan Sampel Kedalam Tabung Sentrifuse Sebanyak ¾ Bagian Tabung.
Volume Harus Sama Banyak
5 Penempatan Antar Tabung Harus Saling Berlawanan, Jumlah Tabung Harus
Genap. Jika Jumlah Tabung Sediaan Ganjil, Boleh Gunakan Aquades Sebagai
Penyeimbang
6 Nyalakan Sentrifugator

Draft Pengujian Dibuat Oleh : Apt. Muhamad Saif Roies Yasa

2. Keputusan Pofesional :
No Sampel Kesimpulan*
1 Formula 1 Mudah Mengendap Waktunya Lama

2 Formula 2 Waktu cepat Kurang Baik dalam pengendapan

3 Formula 3 Waktu Cepat Tidak Mudah Mengendap

Formula Suspensi Terpilih : 3


* Kesimpulan Diambil Dari Data Presipitasi Dan Redispersibilitas

Apoteker R&D : Apt. Muhamad Saif Roies Yasa


STATION 2
Skenario

Lembar Kerja 1
DRAFT PENGUJIAN POTENSI ANTIBIOTIK :

1 Nama Sampel Polimiksin B


2 Metode Pengujian Metode lempeng
3 Mikroba Uji Bordetella bronchiseptica
4 Nomer ATCC 4617
5 Pelarut Awal Air
6 Larutan Pengencer D.6
7 Dosis Tengah (S3) 10 U
KOMPOSISI INOKULAN
1 Media Uji 1
2 Jumlah Inokulan 0,1
KONDISI INKUBASI PENGUJIAN
1 Media Uji (Lapisan 9
Dasar)
2 Volume Lapisan 21
Dasar
3 Media Inokulan 1
4 Volume Target 0,1
lapisan inokula
5 Suhu Inkubasi 36 – 37,5
6 Waktu inkubasi 24 Jam

Tahapan Pengujian Potensi Antibiotik :

1 Siapkan lapisan dasar untuk sejumlah cawan petri penetapan, gunakan media dan
volume
2 Biarkan media memadat membentuk lapisan dasar rata dengan ketebalan
seragam
3 Siapkan sejumlah inokula sesuai lapisan inokula sesuai dengan antibiotik dengan
memperhitungkan berdasarkan pada uji pendahuluan
4 Putar lempeng ke depan-belakang untuk menyebarkan inokula di atas permukaan
lapisan dasar, dan kemudian biarkan memadat.
5 Jatuhkan 6 buah silinder pada permukaan yang telah diinokulasi dari ketinggian
12 mm, menggunakan alat mekanik atau alat lain untuk menjamin
penempatannya pada radius 2,8 cm, kemudian tutup cawan untuk mencegah
kontaminasi.
6 Isikan keenam silinder pada tiap lempeng dengan enceran antibiotik dengan
tingkat dosis (S1 – S5 dan U3) seperti yang tertera dalam bab berikut. Inkubasi
lempeng selama 24 jam, kemudian seluruh silinder dikeluarkan dari lempeng
7 Ukur dan catat diameter antar zona hambatan pertumbuhan mendekati 0,1 mm

Draft Pengujian dibuat oleh : Apoteker Bagian QC

Apt. HambaAllah, S.Farm


Lembar Kerja 2
DATA PENGAMATAN :
Hasil Perhitungan:
Rumus Log Dosis = Lu= (zona uji-intersep (A))/Slope (B)
Lu = (15,522 – 9,978) / 3,551
Lu = 1,561

Dosis Sampel = Cu = eLu


Cu = e1,561
Cu = 4,765

Potensi Antibiotik = ( Dosis Sampel (CU) / Dosis S3) x 100


= ( 4,765 / 5,000) x 100
= 95,3%
STATION 3
Skenario
Seorang Apoteker di Industri Farmasi melakukan uji kadar air pada 6
sampel granul.
Pembahasan Kasus
Nama Alat : Moisture balance
Berat Granul : 5 gram
Suhu : 105 ˚C
Lama Pengerjaan : 5 menit
1. Perhitungan
No. Sampel Bobot Awal Bobot Akhir % Kadar Air
1. Granul A 5g 4,5 g 10%
2. Granul B 5g 4,95 g 1%
3. Granul C 5g 4,78 g 4,4%
4. Granul D 5g 4,98 g 0,4%
5. Granul E 5g 4,65 g 7%
6. Granul F 5g 4,87 g 2,6%
Kesimpulan : syarat kadar air 2-4 %, jadi yang memenuhi syarat adalah granul G

Perhitungan

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ − 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔


% Kadar air = 𝑥 100%
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ

5−4,5
Granul A = 5
𝑥 100% = 10%

5−4,95
Granul B = 𝑥 100% = 1%
5

5−4,78
Granul C = 5
𝑥 100% = 4,4%

5−4,98
Granul D = 5
𝑥 100% = 0,4%

5−4,65
Granul F = 5
𝑥 100% = 7%

5−4,87
Granul G = 𝑥 100% = 2,6%
5

STATION 4
Skenario dan Tugas :

Jawaban :

1. Draft tahapan pengujian volume terpindahkan suspensi parasetamol :


1 Cuci tangan dan gunakan APD (Masker, Sarung tangan, Headcap, jaslab)
2 Siapkan alat dan bahan
3 Untuk menetapkan volume tak terpindahkan pilih tidak kurang dari 30 wadah
4 Suspensi oral wadah dosis ganda, kocok isi 10 wadah satu persatu
5 Masukkan suspensi paracetamol 60 ml ke dalam gelas ukur tidak lebih dari
setengah kali volume yang diukur, hindari pembentukan gelembung udara saat
penuangan
6. Diamkan selama tidak lebih dari 30 menit kecuali dinyatakan lain
7. Jika bebas gelembung udara ukur volume tiap sediaan

Draft Pengujian dibuat oleh :


Muhammad Rizaldi
2. Hasil pengukuran volume terpindahkan
Sampel Volume Etiket Volume Terukur % Terhadap Etiket
(ml) (ml)
1 60 60 100 %
2 60 59,8 99,67%
3 60 59,6 99,33%
4 60 60 100%
5 60 60,1 100,167%
6 60 59,9 99.83%
7 60 60 100%
8 60 60 100%
9 60 59,8 99,67%
10 60 60 100%
Rata- Rata 99,87%
*Kesimpulan Tidak memenuhi
persyaratan
Persyaratan Menurut Literatur yaitu rata-rata cairan
yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dari 100% dan
tidak ada satupun wadah volumenya kurang dari 95%
STATION 5
Skenario
Seduah industry Farmasi hendak melakukan uji disolusi untuk suatu bets tablet
diazepam.

Jumlah
Tablet Diazepam
Terdisolusi (%)
Tablet 1 83,2
Tablet 2 88,4
Tablet 3 85,6
Tablet 4 86,9
Tablet 5 88,2
Tablet 6 87,3
Tugas
9. Lakukan pembuatan draft pengujian pada lembar kerja 1
10. Berikan keputusan professional anda pada hasil pengujian pada lembar kerja 2

Jawab :

1. Draft Pengujian :
1 Nama Sampel Diazepam tablet
2 Media Disolusi Asam hidroklorida 0,1 N
3 Volume Media 900 mL
Disolusi
4 Alat Tipe Dayung / Keranjang *
5 Rotasi Alat 100 rpm
6 Waktu Pengujian 30 menit
7 Metode penetapan KCKT
zat aktif terlarut
8 Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 85% (Q), C16H13ClN2O, dari
jumlah yang tertera pada etiket.

2. Tahap Pengujian
1. Cuci tangan terlebih dahulu dan gunakan APD
2. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
3. Masukkan sejumlah volume (± 1%) media disolusi seperti tertera
pada masing-masing monografi ke dalam wadah pada alat yang
sesuai
4. Jalankan pemanas alat hingga media disolusi mencapai suhu 37o
± 0,5o , hentikan alat, angkat termometer
5. Maukkan 1 unit sediaan ke dalam masing-masing wadah, jaga
agar gelembung udara tidak menempel pada permukaan sediaan
dan segera operasikan alat pada kecepatan yang sesuai dengan
yang tertera
6. Dalam interval waktu yang ditentukan, ambil sejumlah sampel
pada daerah pertengahan antara permukaan media disolusi dan
bagian atas keranjang tidak kurang dari 1 cm dari dinding wadah,
lakukan analisis menggunakan metode penetapan kadar yang
sesuai.
Draft Pengujian dibuat oleh :

Apoteker penanggung jawab bagian QC

11. Interpretasi Hasil Disolusi


Kesimpulan Hasil Interpretasi
1 Tahapan Uji Pengujian S1
2 Jumlah yang diuji 6 tablet
3 Kriteria keberterimaan Tiap unit sediaan tidak kurang dari Q +
5%
4 Hasil Interpretasi data Hasil belum memenuhi syarat
pengujian
5 Keputusan Profesional Lakukan evaluasi ulang pada formulasi
Apoteker tablet diazepam
TOPIK 6 & 7
(SWAMEDIKASI & SKRINING/ANALISIS DRP)
STATION 1
Skenario
Tuan Jhon berusia 30 tahun datang ke Apotek Anda ingin membeli obat untuk
dirinya sendiri.gangguan gatal pada punggung la mengeluhkan bagian atas.
Berdasarkan hasil penggalian informasi dan pengamatan terhadap gejala, rasa gatal
merupakan gejala kurap yang disebebkan oleh infeksi jamur Tinea Corporis.

Tugas :
1.Lakukan pembuatan draft Penggalian informasi terhadap pasien
2.Berikan saran obat yang sesuai dengan kondisi pasien
Jawaban
1. Draft Penggalian Informasi Pasien
a. Apakah yang mengalami pasien sendiri atau orang lain?
b. Gatal yang terjadi sudah berapa lama?
c. Gatal terjadi di daerah bagian mana saja?
d. Gejala yang muncul seperti apa? Apakah ada bagian yang gatal terdapat
perbedaan penampilan seperti bercak putih, ruam, gelembung berisi air atau
nanah, vesikel, dll?
e. Apakah melakukan sesuatu yang dapat memicu terjadinya gatal? Misalnya
terkait dengan kebiasaan malas mandi, berkeringat, alergi, tertular, dll?
f. Apakah ada keluarga yang mengalami kondisi serupa (dikhawatirkan tertular)?
g. Apakah pernah kebiasaan menggunakan pakaian secara bergantian?
h. Tindakan yang sudah dilakukan sebelumnya?
i. Pengobatan yang sudah diberikan sebelumnya?

2. Saran Obat untuk Pasien


Nama Obat Fungiderm Tube
Nama zat aktif Clotrimazole
Khasiat Mengobati gangguan kulit karena infeksi
jamur
Penggunaan Dioleskan tipis pada kulit 2-3 x sehari
Lama penggunaan Selama 2-4 minggu atau sampai bercak
hilang + 1 minggu
Cara penggunaan 1. Sebelum mengoleskan cuci tangan
terlebih dahulu
2. Pastikan bagian tubuh yang
terinfeksi benar-benar kering
3. Oleskan tipis-tipis pada bagian
terinfeksi
4. Cuci tangan setelah mengoleskan
Penyimpanan 250 C di suhu kamar, hindari cahaya
matahari langsung dan lembab
Saran Non- Farmakologi Menjaga kebersihan, menghindari
keringat berlebih, rutin mencuci handuk,
menggunakan pakaian bersih dan
hindari bertukar pakaian dan handuk
dengan orang lain.
Harga Rp 17.000,-
STATION 2

Skenario

Subject (S) Object (O) Assesment (A) Plan (P)


Batuk, pilek, Baru saja Batuk dan pilek Pasien disarankan
tenggorokan mendapatkan DRP : ada indikasi meminum air
terasa sakit ketika terapi captopril tidak ada obat hangat setelah
batuk, ada lendir mengkonsumsi
dan dahak namun captopril dan
susah keluar diberikan OBH
Sirup 3 x sehari 3
sendok takar
(15mL) dan CTM
tablet 3x sehari 1
tablet

3. Terapi yang dipilih: OBH sirup dan CTM Tablet, karena sesuai dengan keluhan
yang digambarkan pasien yaitu batuk dan pilek yang disertai dengan sulitnya
dahak keluar serta pasien pilek. OBH COMBI Batuk Berdahak merupakan obat
yang digunakan untuk meredakan batuk berdahak dengan cara bekerja
sebagai ekspektoran yang membantu mengeluarkan dahak dan CTM
digunakan untuk mengatasi gejala alergi seperti rhinitis alergi, bersin-bersin,
mata berair, gatal pada mata, hidung, tenggorokan atau kulit.
3. Informasi yang disampaikan kepada pasien:

1. Nama obat dan bentuk sediaan obat (OBH COMBI BATUK BERDAHAK Sirup dan
CTM Tablet)
2. Indikasi obat untuk menghilangkan gejala yang menyertai infeksi saluran nafas
atas.
3. OBH COMBI diminum 3x sehari 1 sendok takar (15mL) sesudah makan
CTM tablet diminum 3x sehari 1 tablet saat makan atau tanpa makanan
4. Cara penggunaan
5. Obat ini hanya diminum apabila batuk dan pileknya sudah sembuh
6. Efek samping menggunakan kedua obat ini dapat menyebabkan mengantuk
sehingga hindari mengendarai motor atau menjalaskan mesin dan tidak
mengonsumsi saat berpergian dan bekerja
7. Obat ini disimpan di kotak obat yang jauh jangkauan dari anak-anak,
tempatnya kering tidak lembab dan tidak terkena cahaya matahari langsung
8. Apabila ada alergi segera hentikan penggunaan obatnya
9. Untuk membantu meredakan batuk dan pilek, sangat disarankan untuk banyak
minum air putih, menghindari debu, makanan yang berminyak atau hal yang
memicu batuk, istirahat yang cukup. Disarankan untuk meminum air hangat
setelah mengkonsumsi captopril.
10. Untuk mengetahui apakah yang disampaikan ada yang terlewat apakah bapak
dapat mengulangi infromasi yang telah disampaikan
11. Jika batuk dan pilek sudah sembuh, maka penggunaan obat ini dihentikan
12. Efek samping obat seperti rasa kantuk sehingga disarankan kepada pasien
tidak mengonsumsi saat berpergian dan bekerja
13. Apabila obat sudah dibuka, tahan lamanya hanya sebulan
STATION 3
Skenario
Seorang Ibu ingin membeli obat untuk anaknya yang berumur 4 tahun yang mengeluh
diare dari kemarin malam setelah makanan pedas. Ibu tersebut meminta saran kepada
Apoteker

Tugas
1. Lakukan pembuatan draft penggalian informasi terhadap pasien

2. Lakukan pemberian saran pengobatan kepada pasien

Jawaban

LEMBAR KERJA 1

DRAFT PENGGALIAN INFORMASI PASIEN

1 Tanyakan identitas penderita dan usia


2 Tanyakan apa saja gejala yang muncul
3 Tanyakan berapa lama mengalami diare
4 Tanyakan Frekuensi diare
5 Tanyakan bentuk feses pada saat BAB dan konsistensi diare
6 Tanyakan sebelumnya ada aktivitas yang dapat menyebabkan timbul diare
7 Tanyakan kondisi pasien (dehidrasi/tidak)
8 Tanyakan apakah pasien sudah meminum obat?
9 Tanyakan riwayat penyakit pasien
10 Tanyakan Riwayat alergi pasien
LEMBAR KERJA 2

SARAN TERAPI UNTUK PASIEN

No. Farmakologi
1 Pasien diberikan obat Zinkid Zink dikonsumsi setelah makan sebanyak 10 ml
diberikan setiap hari selama 10 hari berturut-turut bahkan diare telah berhenti
2 Pasien diberikan tambahan terapi oralit dengan pemberian 1-2x sehari untuk
mencegah kondisi dehidrasi anak
Non- Farmakologi
1 Hindari makanan pedas atau makanan yang bisa memicu diare
2 Selalu jaga kesehatan dan jaga kebersihan rumah
3 Untuk sementara banyak istirahat, dan selalu jaga kebersihan misalnya selalu cuci
tangan sebelum makan
4 Jika diare berlangsung dalam waktu 3 hari dan tidak sembuh segera hubungi
dokter
5. Konsumsi buah dan sayur teratur setiap hari dan perbanyak minum air putih
STATION 4
SKENARIO & JAWABAN :

LEMBAR KERJA STATION 4

Draft penggalian data dan informasi kepada pasien :

1 Perkenalan diri sebagai apoteker


2 Konfirmasi resep atas nama Sophia beralamat di jalan cempaka dari
dokter X.
3 Menanyakan pasien apakah sang penerima resep atau bukan. Kalau
bukan apakah keluarganya teman atau bagaimana?
4 Menanyakan keluhan yang dialami pasien pasien

5 Tanyakan apa diagnosis dari dokter


6 Apakah ada konsumsi obat lain sebelumnya
7 Apakah ada riwayat alergi dengan obat
8 Menanyakan apakah ada hasil lab dari pasien
9 Lakukan skrining resep

Identifikasi masalah yang dialami pasien :


1. Hasil skrining/Penggalian data pada pasien : BAB lebih dari 6 xsehari, Fesesnya
berlendir dan Berdarah. Merasakan keluhan lain yaitu lemasdan demam selama
2 hari
2. Indikasi : Pasien mengalami diare karena terinfeksi Bakteri Shigella
3. Data Pendukung : Hasil lab menunjukkan (+) bakteri shigella
4. Penetapan Permasalahan :
-Ada interaksi antara loperamide dan ciproploxacin. Interaksi yang terjadi pada
saat kombinasi obat ini dengan loperamide dosis tinggi dapat mengakibatkan
serious cardiac toxicity seperti syncope, ventricular takikardia dan permasalahan
jantung lainnya. Konsentrasi plasma dari loperamid substrat enzim CYP3A4 dapat
meningkat ketika diberikan bersamaan dengan ciprofloxacin.
-Ada obat tidak tepat indikasi. Loperamid merupakan obat diare golongan anti
motilitas sehingga tidak tepat diberikan pada pasien yang mengalami infeksi
bakteri serta loperamid dapat memperparah kondisi infeksi bakteri shigella.
Kesimpulan maka pada resep tersebut terdapat interaksi antara loperamid dan ciprofloxacin
serta loperamid dianggap tidak tepat untuk kondisi pasien yang mengalami infeksi bakteri
Shigella. Apoteker akan melakukan konfirmasi ke dokter untuk pergantian loperamide
menjadi attapulgite untuk menyerap racun dari bakteri Shigella.
STATION 5

Skenario

Seorang pasien (wilona) berumur 35 tahun dating ke Apotek dan menyerahkan


resep kepada Apoteker dari skrining yang dilakukan oleh apoteker didapatkan info
bahwa pasien mengkonsumsi pil KB hormonal yaitu microgynon secara rutin dan resep
yang diberikan terdapat OAT Rifampisin 450 mg dan TB Vit 6.
Tugas
1. Lakukan analisis DRP dan Rancang Tindakan Apoteker pada lembar kerja 1
2. Buatlah rancangan informasi yang akan anda sampaikan kepada pasien untuk
edukasi pada lembar kerja 2
Jawaban:

DRP yang terjadi : (centang salah satu)

Indikasi yang tidak ditangani


Pilihan Obat yang kurang tepat
Penggunaan obat tanpa indikasi
Dosis terlalu kecil
Dosis terlalu besar
Reaksi obat yang tidak dikehendaki
√ Interaksi Obat
Gagal menerima obat
Obat yang diduga berpotensi DRP : Rifampisin dengan Kontrasepsi Hormonal Oral
(Mycroginon)

Efek yang ditimbulkan : Penurunan efek kontrasepsi

Mekanisme yang Terjadi : Rifampisin yang bersifat enzim inducer akan menginduksi enzim
pemetabolisme kontrasepsi hormonal sehingga metabolisme nya meningkat dan mengurangi
kadar kontrasepsi dalam darah sehingga efeknya berkurang.

Tindakan yang dilakukan Apoteker : Mengkonfirmasi kepada dokter yang memberikan resep
bahwa ada interaksi obat antara rifampisin dengan mycroginon. Kemudian menyarankan
untuk menghentikan kontrasepsi hormonal oral dan menggunakan kontrasepsi alternative
selama pasien mengkonsumsi Rifampisin.
Rekomendasi Apoteker :

Management/Metode kontrasepsi alternative: (pilih 3 metode dibawah ini) :

√ 1. Menggunakan kontrasepsi hormonal kondom


2. Menggunakan Levonorgestrel IUDs
√ 3. Menggunakan Cupper IUDs
4. Menggunakan injeksi progestogen tunggal
5. Menggunakan Levonorgestrel Emmergency Contraception
6. Menggunakan implant progestogen tunggal
√ 7. Menggunakan pil progestogen tunggal
8. Menggunakan Ulipristal asetat (OlleOne) emmercency
Contraception

Apoteker Penanggung Jawab : apt. Wananda Zahidahtun Nisaa’, S.Farm

Paraf :

Hal-hal yang akan disampaikan kepada pasien :

1 Sampaikan kepada pasien bahwa adanya kemungkinan interaksi obat antara


kontrasepsi oral yang sedang dioknsumsi dengan rifampisin yang dapat
menurunkan efek kontrasepsi sehingga mungkin menyebabkan kehamilan
2 Sampaikan pada pasien bahwa selama penggunaan obat rifampisin
kontrasepsi oral perlu diganti dengan kontrasepsi alternative
3 Sampaikan pada pasien terkait penggunaan kontrasepsi alternative tersebut
tetap digunakan 14 hari setelah penggunaan rifampisin
4 Sampaikan beberapa rekomendasi alternative kontrasepsi yang dapat
dilakukan
5 Jelaskan tentang perbedaan dari masing-masing alternative tersebut beserta
kelebihan dan kekurangannya
6 Sarankan pasien untuk kembali menemui dokter untuk menentukan
pemilihan alternative kontrasepsi nya
TOPIK 8
(COMPOUNDING NON STERIL/STERIL)
STATION 1

Skenario
Seorang pasien datang ke Apotek membawa resep, dan meminta untuk penggunaan 15 hari
karena tidak memiliki cukup uang untuk menebus resep secara menyeluruh.
HNA Obat :
Metformin 500 mg : Rp. 375/tab
Aspilet : Rp. 750/tab
Amlodipin 10 mg: Rp. 2200/tab
B12 : Rp. 150/tab
Glimepiride 1 mg : Rp. 1500/tab
Tugas

1. Tentukan jumlah masing masing obat yang diambil jika diapotek hanya terdapat
Glimepiride dengan kekuatan sediaan 1mg dan amlodipin degan kekuatan sediaan
10 mg
2. Hitunglah harga yang harus pasien bayarkan untuk resep tsb jika margin apotek
yang diinginkan adalah 30%, tuslah dan embalase Rp. 2000
3. Buatlah salinan resepnya pada lembar kerja 2

Jawaban
1. Perhitungan jumlah obat yang diambil :

Nama Obat Jumlah yang diambil


a. Metformin 15 x 2 = 30 tablet
b. Glimepiride 1 mg 2/1 x 15 = 30 tablet
c. Aspilet 15 x 1 = 15 tablet
d. Amlodipin 10 mg 5/10 x 15 = 7,5 = 8 tablet
e. Vitamin B12 15 x 1 = 15 tablet

2. Harga Resep yang dibayarkan pasien : Rp. 128.910


Metformin = 30 X 375 = Rp. 11.250
Glimepiride 1 mg = 30 X 1.500 = Rp. 45.000
Aspilet = 15 X 750 = Rp. 11.250
Amlodipin 10 mg = 8 X 2.200 = Rp. 17.600
Vitamin B12 = 15 X 150 = Rp. 2.250
Total = Rp. 87.350
Rumus HJA = HNA + PPN + margin + tuslah + embalase

HJA = Harga Jual Apotek, harga yang ditetapkan dari harga netto beserta keuntungan yang
diperoleh apotek.

HNA = Harga Netto Apotek, harga yang ditetapkan dari harga jual pabrik beserta biaya
distribusinya.

PPN = pajak yang ditetapkan yaitu 10%

Margin = keuntungan apotek yaitu 30%


Tuslah = Jasa pembuatan resep yaitu Rp. 2000

Embalase = Harga barang yang tidak termasuk obat misalnya plastic, salinan resep, dll

Jadi, HJA = (87.350 x 1,3 x 1,1) + 2.000 + 2.000

= 124.910 + 2.000 + 2.000

= Rp. 128.910

3. Salinan Resep :

Apotek Adella
Jl. Teluk tiram, Banjarmasin
Apoteker : apt. Adella, S. Farm
SIA. 2031015320012
Copy Resep
Dari dokter :-
No. Resep : 01
Tanggal resep : 13-11-2020
Nama pasien : Ernif
Umur : 66 tahun
Tanggal copy resep : 25-11-2020

R/ Glimepiride 2 mg No. XXX


s.1.dd.1
did

R/ Metformin 500 mg No. LX


1-1-0
did

R/ aspilet No.XXX
s.1.dd.1
did

R/ Amlodipine 5 mg No. XXX


S.1.dd.1
did

R/ B12 No.XXX
S.1.dd.1
did

Pcc

apt. Adella, S. farm


STATION 2
Skenario
Seorang apoteker di RS X ditugaskan untuk mempersiapkan regimen
kemoterapi untuk pasien di Ruang Anggrek dengan No RM 122997 an Larasati (18
tahun, BB 37 kg, TB 140 cm) yang didiagnosis Ca. mamae. Protokol kemoterapi yang
akan dijalani oleh Larasati adalah sebagai berikut:
Doxorubicin 50 mg/m2 dan Brexel 75 mg/m2
Apoteker akan menyiapkan sediaan Doxorubicin dalam infus NaCl 0,9% untuk
Larasati. Sediaan Doxorubicin yang tersedia: vial 10 mg / 5 mL.

Tugas
1. Hitunglah jumlah doxorubicin yang harus diambil sesuai dengan protocol
kemoterapi untuk Adinda dan tentukan sediaan yang akan digunakan serta volume
yang akan diambil untuk setiap sediaan
2. Lakukan persiapan handling sitostatik dengan obat dan alkes yang tersedia (tuliskan
pada lembar kerja sesuai dengan penempatan masing-masing)
3. Apoteker dianggap sudah melakukan handling, buatlah label obat tersebut

Tahap 2
Tata letak persiapan dalam LAF (Laminar Air Flow) tipe aliran udara vertikal untuk
preparasi sitotoksik

A. Alkohol swab B. Pelarut

C. Doxorubicin D. Spuit

E. Bak sampah F. Alas sitotoksik

Jawaban
Lembar Kerja 1

1. Perhitungan Dosis 60 mg
2. Perhitungan Volume 30 mL
3. Pelarut yang kompatibel NS (NaCl 0,9% ); D5W

Perhitungan Dosis

BSA =

BSA = √140 cm x 37 kg

3600

BSA = 1,2 m2

Dosis doxorubicin = 50 mg / m2 x 1,2 m2

= 60 mg

Perhitungan Volume

Volume = 5 mL x 60 mg
50 mg

= 30 mL

Lembar Kerja 2

Tata letak persiapan dalam LAF tipe aliran udara vertical untuk preparasi sitotoksik

1. F. Alas sitotoksik
2. C. Doxorubicin
3. D. Spuit
4. B. Pelarut
5. A. Alkohol swab
6. E. Bak sampah
Lembar Kerja 3
1. Nama : Larasati (18 th, BB 37 kg, TB 140 cm)
2. No. RM : 122997
3. Obat : Doxorubixin 60 mg dalam 30 mL
4. Rute Pemberian : Infus IV: 15-60 menit
5. Tanggal dan waktu : 25 November 2020/11.00 AM Wita
penyiapan
6. Tanggal dan waktu : 27 November 2020 / 11.00 AM Wita
kadaluarsa
7. Penyimpanan : Suhu kamar 2-250C atau dalam suhu
dingin; hindarkan dari cahaya langsung
STATION 3
Skenario
Seorang apoteker di Rumah Sakit X sedang melakukan rekonstitusi obat injeksi
meropenem 500 mg, untuk pasien bernama Galih di ruang Emerald No. RM
23456 (usia 40 tahun, BB 46 kg, TB 167 cm) dengan diagnosis pneumonia.
Tugas:
1. Buatlah draft tahapan rekonstitusi injeksi meropenem
2. Tentukan pelarut, volume, waktu pemberian dan penyimpanan
3. Buatlah etiket obat meropenem

IV. Pembahasan Kasus


Draf Rekonstitusi
1. Melepaskan semua perhiasan dan aksesoris yang digunakan (jam tangan, cincin,
gelang)
2. Cuci tangan terlebih dahulu, menggunakan antiseptik
3. Gunakan APD lengkap
4. Menyiapkan LAF, sebelumnya LAF harus dibersihkan terlebih dahulu dengan
menggunakan alcohol dan tisu bebas serat.
5. Menyusun alat dan bahan sesuai dengan petunjuk teknik aseptik yang benar
tergantung dari jenis LAF (vertikal/horizontal)
6. Setelah semua alat dan bahan disusun dalam LAF, bersihkan bagian atas vial
dengan alkohol swap.
7. Ambil 10 ml water for injection dengan spuit, campurkan dengan 500 mg
meropenem
8. Kocok hingga larut, kemudian diamkan hingga larutan jernih
9. Ambil dosis yang diperlukan, beri label/etiket, gunakan secara IV, berikan segera
setelah 5 menit

Pelarut yang diberikan: Water For Injection


Volume pelarut : 10 ml
Waktu pemberian : rekonstitusi harus diberikan segera
Penyimpanan obat : simpan dibawah suhu 30˚C dalam kemasan asli, jangan
disimpan dalam freezer
ETIKET :
Nama : Galih
No RM : 23456 Ruang : Emerald
Obat : Meropenem 500 mg dalam 10 mL
Rute Pemberian : IV
Penyimpanan : Simpan dibawah suhu 30˚C dalam kemasan asli, jangan
disimpan dalam freezer
STATION 4

SKENARIO & JAWABAN :

1. Informasi Obat

A. Nama sediaan : Infus intravena metronidazol 500 mg/100 mL

B. Indikasi : Antibiotik profilaksis

C. Dosis : Dosis dewasa: injeksi intravena dosis tunggal


1000mg – 1500 mg, 30-60 menit pasca operasi, atau
500 mg segera sebelum, selama, atau sesudah operasi,
kemudian 500 mg selama 8 jam.

D. Infus diberikan secara : Infus intravena

E. Penyimpanan : Suhu ruang 25oC, hindarkan dari sinar matahari


langsung

2. Perhitungan laju infus yang digunakan

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠


Tetesan per menit = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝑗𝑎𝑚)𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

100 𝑚𝐿 𝑥 20 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠
= 1 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

= 33 tetes/menit
STATION 5
Skenario:

Pasien bernama adinda (22 tahun) datang keapotek untuk menebus resep yang berisi salep R/
Hidrokortison 2% 10 gram. Di Apotek anda hanya tersedia hidrokortison 3% serta basis yang
terdiri dari Lanolin (HLB = 10) Vaselin putih (HLB= 5) HLB campuran yang dibutuhkan untuk
membat salep adalah 12.

Tugas:

1. Lakukan perhitungan penimbangan hidrokortison, lanolin dan vaselin putih yang


digunakan
2. Buatlah draft pencampuran sediaan
3. Tetapkan BUD sediaan dan Buatlah etiket
4. Tetapkan harga yang harus dibayar oleh pasien

Jawaban:

2. Perhitungan Penimbangan
a. Berat Hidrokortison 3% = 6,7 g
b. Berat Lanolin = 2,6 g
c. Berat Vaselin Putih = 0,7 g

3. Draft Pencampuran Sediaan


a. Cuci tangan
b. Gunakan APD (Masker, sarung tangan, jas lab, headcap)
c. Siapkan alat-alat yang akan digunakan
d. Timbang bahan-bahan yang diperlukan
e. Campurkan bahan-bahan ke dalam mortar sedikit demi sedikit
f. Gerus hingga homogeny
g. Tentukan BUD
h. Masukkan dalam pot salep dan beri etiket
4. Etiket

APOTEK Z FARMA

APA :apt. Wananda Zahidahtun Nisaa, S.Farm

SIPA: 2031015320016

JL. A. Yani Km. 36 Bjb,

Tel 75432

Nama Pasien : Adinda Dokter : dr. Hery

Umur : 22 tahun

Tgl diracik : 25-11-2020

Tgl Kadaluarsa : 25-12-2020

Nama Obat : Salep Hidrokortison 2%

5. Perhitungan Harga Jual Apotek


HJA = (6,7 x 7000) + (0,7 x 6.500) + (2,6 x 5000) + 10% + 25% + 5000 + 3000
HJA = Rp 96.886,-

Contoh soal perhitungan :

Pasien bernama adinda (22 tahun) datang keapotek untuk menebus resep yang berisi salep R/
Hidrokortison 2% 10 gram. Di Apotek anda hanya tersedia hidrokortison 3% serta basis yang
terdiri dari Lanolin (HLB = 10) Vaselin putih (HLB= 5) HLB campuran yang dibutuhkan untuk
membat salep adalah 12.

Jawab :

Perhitungan Basis Salep


1. Cari berat basis dan zat aktif
2%
Zat aktif = 𝑥 10 𝑔𝑟𝑎𝑚
3%

= 6,7 gram
Basis = 10 gram – 6,7 gram
= 3,3 gram

2. Cari berat lanolin (HLB = 10) dan vaselin putih (HLB = 5)


HLB campuran = 12
Cara Aligasi :

Lanolin
1. = 10 7
12
Vaselin putih
=5 2

Berat Lanolin = 7/9 x 3,3 = 2,567 g

Berat Vaselin Putih = 2/9 x 3,3 = 0,73 g

(Syamsuni, 2006).

Contoh soal :

Pasien bernama adinda (22 tahun) datang keapotek untuk menebus resep yang berisi salep R/
Hidrokortison 2% 10 gram. Di Apotek anda hanya tersedia hidrokortison 3% serta basis yang
terdiri dari Lanolin (HLB = 10) Vaselin putih (HLB= 5) HLB campuran yang dibutuhkan untuk
membat salep adalah 12.

Keterangan :

Harga Netto Apotek :

Hidrokortison = Rp. 7.000,-/g

Lanolin = Rp. 5.000,-/g

Vaselin Putih = Rp. 6.500,-/g

Tuslah = Rp. 5.000,-/Resep

Embalase = Rp. 3.000/Resep

Margin yang digunakan 25%

Soal : Tetapkan harga yang harus dibayar oleh pasien


Jawab :

Perhitungan Harga
1. Hidrokortison = 6,7 gram x Rp 7.000,-
= Rp 46.900 ,-
2. Lanolin = 2,6 gram x Rp 5.000,-
= Rp 13.000,-
3. Vaselin Putih = 0,73 gram x Rp 6.500,-
= Rp 4.745 ,-
HJA = HNA + PPN + Margin + embalase + tuslah
= (Rp 46.900 ,- + Rp 13.000,- + Rp 4.745 ,-) + 10% + 25% + Rp
3000,- + Rp 5.000,-
= Rp 96. 886 ,-

I. BEYOND USE DATE (BUD)


Beyond Use Date diartikan sebagai tanggal di mana suatu sediaan racikan tersebut
tidak dapat digunakan lagi. BUD ditentukan sejak sediaan diracik. Penetapan BUD
untuk sediaan non-steril diatur oleh pertimbangan sebagai berikut:
1. Sediaan yang tidak mengandung air
Tidak lebih dari 6 bulan atau mengikuti waktu expired yang paling singkat dari
bahan-bahan yang digunakan dan disimpan di suhu ruang
2. Sediaan oral yang mengandung air
Tidak lebih dari dari 14 hari atau waktu expired tercepat dari bahan-bahan yang
digunkaan dan disimpan di suhu dingin
3. Sediaan topical (cair/semisolid) yang mengandung air
Tidak lebih dari 30 hari atau waktu expired tercepat dari bahan-bahan yang
digunakan dan disimpan di suhu ruang
(USP 41, 2018).
TOPIK 9
(DISPENSING/KIE, MONEV TERAPI, MESO)
STATION 1
Skenario
Seorang perawat datang ke instalasi farmassi menemui apoteker dan menanyakan tentang cara
rekonstitusi seftriakson vial 1 gram untuk diberikan secara infus intravena, dan bagaimana
kontrol kualitas dari proses rekonstitusi. Perawat juga ingin mengetahui larutan infus apa yang
tidak dapat diberikan bersamaan dengan seftriakson. Perawat menginginkan jawaban segera
secara tertulis.

Tugas
5. Lakukan penyelesaian terhadap permasalahan yang diajukan oleh perawat
tersebut, tuliskan dilembar kerja!
6. Lakukan pendokumentasian pelayanan informasi obat!

Jawaban
LEMBAR KERJA

Masalah Penyelesaian Masalah

Cara rekonstruksi Melarutkan tiap 1 gram seftriakson dengan 10 mL


seftriakson vial 1 gram WFI (water for injection).

Larutan harus jernih dan berwarna kuning muda


sampai kuning. Lakukan pemeriksaan partikulat
Kontrol kualitas dari proses
secara visual dan perubahan warna sebelum
rekonstruksi
pemberian. Jika terdapat partikulat dan terjadi
perubahan warna maka tidak dapat digunakan.

Larutan infus yang tidak Seftriakson tidak kompatibel dengan larutan infus
dapat diberikan bersamaan yang mengadung kalsium (Ca), seperti Hartmann’s,
dengan seftriakson Ringer’s
DOKUMENTASI PELAYANAN INFORMASI OBAT

No. 031 Tanggal: 25 November 2020 Waktu:


15.00
WITA
Metode: Lisan/Tertulis/Telepon)*
1. Identitas Penanya
Nama: ANI No. Telp: 0511-477311
Status: Pasien/Keluarga pasien/Petugas kesehatan (Perawat)
2. Data pasien
Umur: - tahun; Tinggi: - cm Berat: - kg; Jenis kelamin: -
3. Pertanyaan
Uraian Pertanyaan:
Perawat ingin mengetahui cara rekonstruksi seftriaksol vial 1 gram untuk diberikan
secara infus intravena. Perawat juga ingin mengetahui kontrol kualitas dari proses
rekonstruksi dan ingin mengetahui larutan infus apa yang tidak dapat diberikan
bersamaan dengan seftriakson.
Jenis Pertanyaan:
 Identifikasi Obat  Stabilitas  Farmakokinetika
 Interaksi Obat  Dosis  Farmakodinamika
 Harga Obat  Keracunan  Ketersediaan Obat
 Kontra Indikasi  Efek Samping Obat  Lain-lain
 Cara Pemakaian  Penggunaan Terapeutik Cara rekonstruksi
4. Jawaban
Cara rekonstruksi seftriakson vial 1 gram yaitu dengan melarutkan tiap 1 gram
seftriakson dengan 10 mL WFI (water for injection). Kontrol kualitas dari proses
rekonstruksi seftriakson 1 gram ialah larutan harus jernih dan berwarna kuning muda
sampai kuning. Lakukan pemeriksaan partikulat secara visual dan perubahan warna
sebelum pemberian. Jika terdapat partikulat dan terjadi perubahan warna maka tidak
dapat digunakan. Seftriakson tidak kompatibel dengan larutan infus yang mengadung
kalsium (Ca), seperti Hartmann’s, Ringer’s
5. Referensi
Gray, A., J. Wright, W. Goodey & L. Bruce. 2011. Injectable Drugs Guide.
Pharamceutical Press, London.
6. Penyampaian jawaban : Segera / Dalam 24 jam / Lebih dari 24 jam )*
Apoteker yang menjawab: apt. Dian Kurnia, S. Farm

Tanggal : 25 November 2020 Waktu : 15.00 WITA


Metode Jawaban : Lisan / Tertulis / Telepon )*
)* coret yang tidak perlu
STATION 2
Skenario

Lembar Kerja
Lembar CPPT Apoteker

Nama Pasien : Tn. Tomi

Umur : 45 tahun

No. RM : 1-43-55-99

Tgl Lahir : 10-05-1964

Jenis Kelamin : Laki-laki

BB : 59 kg

MRS : 10/11/2020

KRS : 14/11/202
Tgl, /Jam Profesional Pemberi Hasil Asesmen Pasien dan Pemberian Instruksi Profesional Pemberi Review dan Verifikasi
Asuhan Pelayanan Asuhan DPJP (Tulis nama, beri
(Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai paraf, tgl, jam)
saran, Tulis nama, beri paraf, tgl, jam)
Apoteker Subjektif : Pasien merasakan demam, pusing, Apoteker :
14/11/2020 sesak, sulit tidur serta tidak bisa buang besar 1. Disarankan menambahkan
selama perawatan obat Bisakodil 5-15mg secara
Objektif : oral untuk kondisi konstipasi
1. (pada tanggal 10/11) (Dipiro et al., 2015).
tekanan darah 170/90 (hipertensi) 2. Disarankan menghentikan
Nadi – sementara Amlodipin (JNC
Suhu 38 derajat C VIII, 2014).
RR 26 3. Monitoring Tekanan darah
GDS 304 pasien dan kondisi BAB
2. (pada tanggal 11/11) pasien.
tekanan darah 150/80 (hipertensi)
Nadi 97 (normal)
Suhu 36,8 derajat C
RR 22 (normal)
GDS 139 (normal)
3. (pada tanggal 12/11)
tekanan darah 150/90 (hipertensi)
Nadi 22
Suhu 37 derajat C (normal)
RR 20 (normal)
GDS 120 (normal)
4. (pada tanggal 13/11)
tekanan darah 150/80 (hipertensi)
Nadi 91 (normal)
Suhu 37 derajat C (normal)
RR 20 (normal)
GDS 121 (normal)
Assesment:
1. Sulit buang air besar
Terapi : tidak ada
DRP : ada indikasi tidak ada obat
2. Hipertensi
Terapi : Amlodipin (1x10mg), Candesartan
(1x16mg), Injeksi Furosemid (2x20mg)
DRP : obat kurang efektif
3. Diabetes Melitus
Terapi : Levemir (1x10 UI), novorapid
(3x4UI)
DRP : tidak ada
Plan :
1. Susah buang air besar
Bisakodil 5-15mg secara oral (Dipiro et al.,
2015).
2. Hipertensi
Target tekanan darah pasien hipertensi
disertai penyakit diabetes melitus menurut
JNC VIII yaitu <140/80mmHg. Tekanan
darah pasien saat ini yaitu 150/80mmHg
(Hipertensi Stage 1) (JNC, 2014).
Berdasarkan JNC VIII terapi untuk pasien
hipertensi dengan penyakit diabetes melitus
yaitu golongan Thiazida, BB, ACEI, ARB,
CCB dengan lini pertama ACEI atau ARB.
Memberikan saran kepada dokter untuk
menghentikan terapi amlodipin (CCB) Tn.
Tomi karena pengobatan pasien selama
rawat inap kurang efektif dan golongan
CCB (Amlodipin) menyebabkan pasien
sulit BAB (Dipiro et al., 2015).
3. Diabetes Melitus, terapi levemir dan
novarapid dilanjutkan

Apt. Kelompok C., S.Farm.

25/11/2020-14.39 WITA
STATION 3

Skenario

Seorang pasien wanita atas nama Ny. K datang ke apotek dan


menyerahkan resep berikut berikut kepada apoteker. Pasien mengatakan baru
pertama kali menggunakan obat tersebut.

Keterangan:

HNA Novorapid = Rp.


165.000

HNA Levemir = Rp. 165.000

HNA Novotwist =

Rp. 2.200/pcs (2 hari/pcs)

Tuslah = Rp. 1.000

Embalase = Rp. 1.000

PPN = 10%

Margin apotek = 30%

V. Pembahasan Kasus
1. Lakukan Perhitungan harga resep tersebut untuk penggunaan 10 hari dan
berapa jumlah masing-masing insulin yang diberikan ke pasien tersebut.
Jawab:
Perhitungan kebutuhan insulin
a. Dosis 1 hari : 8 unit x 3 = 24 unit
Dosis 10 hari : 24 unit x 10 = 240 unit
Insulin yang diperlukan : 1
b. Dosis 1 hari : 30 unit x 1 = 30 unit
Dosis 10 hari : 30 unit x 10 = 300 unit
Insulin yang diperlukan : 1
Perhitungan Harga Obat :
HJA = (HNA + PPN 10%) + Margin 30% + Tuslah + Embalase
HJA = (165.000+165.000+11.000) + PPN 10% + Margin 30% + Tuslah +
Embalase
HJA = 341.000 x 1,1 x 1,3 + 1000 + 1000
HJA = Rp. 489.600

2. Lakukan pembuatan draft pemberian informasi dan edukasi pada pasien.


1. Cara pemakaian insulin
a. Siapkan insulin pen, gosok-gosokan pada telapak tangan terlebih
dahulu untuk menyamakan suhunya dengan suhu tubuh
b. Siapkan jarumnya, lepaskan pembungkus jarum, letakkan atau
pasangkan pada insulin pen
c. Pastikan insulin keluar dengan mengatur tombol dosis pada 1
atau 2 unit terlebih dahulu, tekan tombol dosis, dan perhatikan
apakah ada cairan yang keluar di ujung jarum. Kembalikan
tombol dosis ke angka nol
d. Atur dosis pemberian sesuai yang dianjurkan, suntikkan pada
lengan atas, perut, atau paha, hindari area pusar. Cubit area yang
ingin disuntikkan, tekan tombol dosis, tahan 5-10 detik, usap
bagian yang disuntik dengan tisu atau kapas
2. Aturan pakai
a. Novorapid = 3 x sehari 8 unit, disuntikkan 15 menit sebelum pasien
makan
b. Levemir = 1 x sehari 30 unit, disuntikkan ketika pasien akan tidur
3. Penyimpanan insulin
 Insulin yang sudah dibuka disimpan dalam suhu ruang selama 28
hari, insulin yang belum dibuka dapat disimpan dalam kulkas
pada suhu 2-8˚C
4. Hal lain terkait insulin
 Suntikan insulin pada tempat yang berbeda-beda tiap kali
penyuntikan
5. Terapi non farmakologi untuk penyakit diabetes mellitus
STATION 4

Skenario dan Tugas:

Jawaban:
Pengambilan Informasi

1. Perkenalan diri sebagai apoteker penanggung jawab pada apotek tersebut


2. Pastikan identitas pasien, tanyakan resep apakah untuk sendiri atau orang
lain
3. Keluhan / gejala yang dirasakan, sudah berapa lama mengalami gejala
tersebut
4. Tanyakan apakah ada hasil pemeriksaan lab, atau diagnosis dari dokter
5. Apakah ada riwayat penyakit lain, apakah ada mengkonsumsi obat-obatan
lain
6. Riwayat penyakit orang tua
7. Apakah ada riwayat alergi obat
8. Tanyakan bagaimana cara pasien meminum obatnya
9. Apakah pasien memiliki kebiasaan merokok, bagaimana pola makan sehari-
hari
10. Berapa banyak rokok yang dihabiskan pasien dalam sehari
Efek yang ditimbulkan : Rokok dapat menurunkan kadar teofilin dalam plasma sehingga
menurunkan efektivitasnya sebagai bronkodilator dan memperburuk kondisi asmanya.

Mekanisme yang Terjadi : Induksi CYP1A2 menghasilkan pembersihan teofilin yang lebih
cepat, yang mengarah pada penurunan konsentrasi teofilin serum, dan kemungkinan besar
sub-terapeutik sehingga menurunkan efektivitas terapinya sebagai bronkodilator dan
terapinya menjadi tidak efektif.

Kesimpulan : Terjadi interaksi antara rokok (tembakau) dengan teofilin dengan mekanisme
penginduksian CYP1A2 menghasilkan pembersihan teofilin yang lebih cepat, yang
mengarah pada penurunan konsentrasi teofilin serum, dan kemungkinan besar sub-
terapeutik sehingga menurunkan efektivitas terapinya sebagai bronkodilator dan terapinya
menjadi tidak efektif yang menyebabkan penurunan efektifitas dan memperparah kondisi
asma. Sehingga perlu dilakukan edukasi terkait penghentian merokok

Hal-hal yang akan disampaikan untuk edukasi kepada pasien :

Edukasi untuk disarankan mengurangi konsumsi rokok secara perlahan hingga dapat
menghentikannya. Beritahukan bahwa rokok dapat menurunkan efektivitas terapi sehingga
menyebabkan kegagalan terapi dan memperparah kondisi asmanya. Memberitahukan efek
positif perkembangan penyakit pasien akan membaik jika bisa berhenti merokok. Selain
itu, jika pasien ingin berhenti merokok dapat berkonsultasi dengan dokter terkait
monitoring kadar teofilin dalam plasmanya, karena akan penghentian rokok akan berefek
pada kadar serum teofilin.

Bisa disarankan kedokter untuk memberikan teofilin dosis tinggi


STATION 5
Skenario:

Seorang pasien perempuan, berusia 60 tahun dating ke klinik. Pasien diketahui didiagnosis
hipertensi dan dislipidemia. Pasien mendapatkaan obat amlodipine 10 mg dan simvastatin
20 mg. Satu bulan kemudian pasien dating ke klinik untuk kontrol rutin dan mengeluhkan
masih merasa pegal di tengkuk.. Pasien mendapatkan resep baru dan datang ke apotek
untuk menebus obat. Resep dokter untuk pasien tersebut yakni

R/ Amlodipin 10 mg No. XXX

S 1 dd 1

R/ Simvastatin 20 mg No. XXX

S 1 dd 1

Tugas:

1. Lakukan pengumpulan data terkait keluhan, terapi dan hasil pemeriksaan


lab pasien pada lembar kerja!
2. Lakukan penetapan masalah terkait parameter efektivitas dan keamanan
riwayat pengobatan sebelumnya pada lembar kerja!

Jawaban:
LEMBAR KERJA 1

Lembar Pengumpul Data

Keluhan pasien Rasa pegal di tengkuk

Diagnosa dokter Hipertensi dan dyslipidemia

Riwayat pengobatan Amlodipin 10 mg


Simvastatin 20 mg
Pengobatan sekarang Amlodipin 10 mg 1 x 1 tab
Simvastatin 20 mg 1 x 1 tab
Hasil pemeriksaan TD = 120/80 (normal)
tanda vital dan LDL = 120 mg/dL (tinggi)
laboratorium terkait
pengobatan
LEMBAR KERJA 2
Monitoring Efektivitas dan Keamanan (ESO) Riwayat Pengobatan Sebelumnya

Nama Obat 1 (tuliskan nama Nama Obat 2 (tuliskan


obat) : Amlodipin nama obat) : Simvastatin

Efektivitas Efektif / Tidak efektif (*) Efektif / Tidak efektif (*)


Alasan Setelah pemeriksaan Nilai LDL masih tinggi
Efektivitas diketahui tekanan darah yaitu 120 mg/dL diatas nilai
menjadi normal yaitu 120/80 normal 100 mg/dL
mmHg

Efek samping Gagal jantung, disfungsi Atrial fibrillation, gangguan


potensial ereksi, palpitasi, fungsi hati, gastritis,
pembengkakan paru peningkatan nilai CPK,
bronchitis, nyeri otot dan
konstipasi
Efek samping Tidak terdapat efek samping Tidak terdapat efek samping
aktual

Anda mungkin juga menyukai