Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Perkembangan Demokrasi Di Negara Republik Indonesia

Mata pelajaran PPKn

GURU PEMBIMBING:

Hj. Nenah Sabawati, S.pd,Kan.

Disusun oleh:

 Nabila kirania Ramadhan


 M Salman Faris
 M Alwi Nurafni
 Meilani Adelia
 Dina Siti Komariah
 Shabila Nur Fadilah

KELAS IX-A

SMPN 1 KADUNGORA

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Pengembangan Demokrasi Di Negara Republik
Indonesia" Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Ibu Hj.Nenah Sabawati,
S.pd,Kan. selaku Guru pembimbing Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, dan khususnya para penerus-penerus bangsa.Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik bagi pembaca makalah kami ini, agar makalah kami ke depannya bisa lebih baik lagi.

Kadungora,November 19

Penulis

1. Sejarah Demokrasi di Indonesia

Mengutip dari buku Mengenal Lebih Dekat Demokrasi di Indonesia (2012) yang
ditulis oleh Nadhirun, sejarah demokrasi di Indonesia dimulai pada awal abad ke-
20. Pada fase ini, Indonesia masih mengalami penjajahan oleh Belanda dan
pemikiran demokrasi modern dari barat sudah mulai masuk ke Indonesia.

Tepatnya, anak-anak muda dan mahasiswa yang mengenyam pendidikan di Eropa


banyak membaca ide-ide demokrasi melalui buku serta ruang-ruang diskusi
terbuka. Kemudian, mereka banyak mendapatkan inspirasi mengenai konsep
negara demokrasi yang terbuka dan sangat kontradiktif dengan Indonesia.

Generasi pertama yang merasakan bagaimana indahnya demokrasi di negara-


negara Eropa adalah Mohammad Hatta yang kelak menjadi Wakil Presiden
Indonesia. Hatta belajar di Belanda dan menyerap berbagai ide-ide demokrasi.

Di generasi Hatta ini, ide-ide demokrasi meresap di benak anak muda Indonesia
dan memulai gerakan-gerakan kemerdekaan. Mengalami banyak ganjaran karena
transisi dari penjajahan Belanda ke penjajahan Jepang, akhirnya kemerdekaan
resmi diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.

Demokrasi Parlementer: Ciri-ciri hingga Sejarahnya di Indonesia

Perkembangan Demokrasi di Indonesia dari Masa ke Masa

Ada empat perkembangan demokrasi dari masa ke masa. Berikut penjelasannya:

a). Demokrasi Parlementer (1945 - 1959)

Demokrasi parlementer ini dimulai ketika Indonesia resmi menjadi negara yang
merdeka hingga berakhir di tahun 1959. Demokrasi parlementer adalah sistem
demokrasi yang menempatkan parlemen sebagai bagian fundamental di
pemerintahan.
Akan tetapi, konsep demokrasi ini dianggap kurang cocok untuk Indonesia.
Lemahnya budaya demokrasi untuk mempraktikkan demokrasi model barat ini
telah memberi peluang sangat besar kepada partai-partai politik mendominasi
kehidupan sosial politik.

Pada masa ini pula digelar Pemilu pertama pada 1955. Pemilu 1955 mendapat
pujian dari berbagai pihak, termasuk dari negara-negara asing. Pemilu ini diikuti
oleh lebih 30-an partai politik dan lebih dari seratus daftar kumpulan dan calon
perorangan.

Beberapa hal yang menarik dari Pemilu 1955 adalah tingginya kesadaran
berkompetisi secara sehat. Misalnya, meski yang menjadi calon anggota DPR
adalah perdana menteri dan menteri yang sedang memerintah, mereka tidak
menggunakan fasilitas negara dan otoritasnya kepada pejabat bawahan untuk
menggiring pemilih yang menguntungkan partainya.

Pada tanggal 5 Juli 1959, presiden mengeluarkan Dekrit 5 Juli 1959 yang isinya:

 Pembubaran badan konstituante


 Memberlakukan kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUD sementara
1950
 Pembentukan Majelis permusyawaratan Rakyat sementara (MPRS)
 Pembentukan Dewan pertimbangan Agung Sementara (DPAS)

b). Demokrasi Terpimpin (1959 - 1965)

Demokrasi terpimpin adalah sistem pemerintahan, di mana segala kebijakan atau


keputusan yang diambil dan dijalankan berpusat kepada satu orang, yaitu
pemimpin pemerintahan.

Demokrasi terpimpin ini dimulai pada tahun 1959 ketika Presiden Soekarno
mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Ciri yang paling khas dari konsep
demokrasi terpimpin adalah kehadiran peran dan campur tangan presiden selaku
pemimpin tertinggi demokrasi dan revolusi yakni Presiden Sukarno.

Di lain sisi, demokrasi terpimpin juga terlihat dari pengaruh komunis dan peranan
tentara (ABRI) di politik Indonesia.

Pada masa demokrasi terpimpin banyak terjadi penyelewengan terhadap


Pancasila dan UUD 1945, seperti:

 Pembentukan Nasionalis, Agama, dan Komunis (Nasakom)


 Tap MPRS No. III/MPRS/1963 tentang Pengangkatan Soekarno sebagai
presiden seumur hidup
 Pembubaran DPR hasil pemilu oleh presiden
 Pengangkatan ketua DPR Gotong Royong/MPRS menjadi menteri negara
oleh presiden
 GBHN yang bersumber pada pidato presiden tanggal 17 Agustus 1959 yang
berjudul 'Penemuan Kembali Revolusi Kita' ditetapkan oleh DPA bukan
MPRS

Beberapa Kalangan masyarakat mengajukan tiga tuntutan rakyat yang dikenal


dengan Tritura. Isi dari tiga tuntutan tersebut adalah sebagai berikut.

 Bubarkan PKI
 Bersihkan kabinet dari unsur PKI
 Turunkan harga dan perbaikan ekonomi

Tuntutan rakyat ini mendapat tanggapan dari pemerintah untuk mengambil


langkah-langkah konkret, terutama dalam menciptakan keamanan dalam negeri
yang ditandai dengan dikeluarkannya surat perintah sebelas Maret atau dikenal
dengan SUPERSEMAR dari presiden Soekarno kepada Jendral Soeharto. Tidak
lama kemudian, masa kepemimpinan negara beralih dari presiden Soekarno
kepada Presiden Soeharto, yang dikenal dengan masa orde baru.

c). Demokrasi Pancasila era Orde Baru (1965 - 1998)

Setelah peristiwa G30S PKI terjadi di tahun 1965, terjadi pergantian pemimpin
dari Soekarno menuju Soeharto. Era orde baru ini juga dikenal dengan istilah
Demokrasi Pancasila yang menjadikan Pancasila sebagai landasan demokrasi.

Akan tetapi, rezim yang berkuasa selama 32 tahun juga dihantui dengan beberapa
penyimpangan, seperti:

 Penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur dan tidak adil


 Penegakan kebebasan berpolitik bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS)
 Kekuasaan kehakiman (Yudikatif) yang tidak mandiri karena para hakim
adalah anggota PNS Departemen kehakiman
 Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat
 Sistem kepartaian yang otonom dan berat sebelah
 Maraknya praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN)

Demokrasi berlandaskan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun


1945 memiliki keunggulan tertentu. Keunggulan tersebut antara lain:

 Mengutamakan pengambilan keputusan dengan musyawarah dan mufakat


dalam semangat kekeluargaan
 Mengutamakan keselarasan dan keseimbangan antara hak dan kewajiban,
Anatara kepentingan pribadi dan kepribadian umum
 Lebih mengutamakan kepentingan dan keselamatan bangsa diatas
kepentingan pribadi dan golongan

d). Demokrasi Reformasi (1998 - sekarang)

Berakhirnya rezim orde baru yang berkuasa selama 32 tahun melahirkan


demokrasi baru yang dikenal dengan istilah era reformasi. Era reformasi adalah
fase demokrasi yang kembali ke prinsip dasar demokrasi, seperti:

 Adanya Pemilu secara langsung


 Kebebasan Pers
 Desentralisasi
 Hak-hak dasar warga negara lebih terjamin
 .Rekrutmen politik yang inklusif

Bergulirnya reformasi yang diiringi dengan perubahan dalam segala bidang


kehidupan, menandakan tahap awal bagi transisi demokrasi di Indonesia. Sukses
atau gagalnya suatu transisi demokrasi, sangat bergantung kepada beberapa hal
berikut.
 Komposisi elite politi. Dalam demokrasi modern dengan bentuknya
demokrasi perwakilan rakyat, mendelegasikan kedaulatan dan
kekuasaannya kepada para elite politik.
 Desain institusi politik. Para elite politik mendisen institusi pemerintah dan
memiliki pengaruh besar dalam menentukan apakah demokrasi baru
menjadi stabil, efektif, dan terkonsolidasi.
 Kultur politik atau perubahan sikap terhadap politik dikalangan elite dan
nonelite
 Peran civil society (masyarakat Madani) untuk menciptakan kultur toleransi
yang mengajarkan keterampilan dan nilai-nilai demokrasi, sikap kompromi,
serta menghargai pandangan yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai