Anda di halaman 1dari 22

BAB I

Latar Belakang

Sebuah organisasi pada umumnya dibangun dengan tujuan untuk mencapai


target tertentu, demikian juga dengan organisasi yang bergerak dibidang kesehatan.
Untuk mencapai target yang telah ditentukan tersebut maka manajemen organisasi
akan melakukan berbagai langkah perencanaan (planning) sesuai dengan analisa
situasi yang sudah dilaksanakan sebelumnya. 
Ketika perencanaan itu sudah dilaksanakan maka akan dihasilkan capaian-
capain tertentu dari masing-masing program dan unit organisasi. Maka kegiatan
selanjutnya dari organisasi tersebut adalah mengukur sejauh mana capaian dari
masing-masing program dibandingkan dengan perencanaan yang sudah ditetapkan
diawal kegiatan organisasi. Dari keinginan untuk mengukur pencapaian hasil kerja
inilah maka evaluasi dilaksanakan, baik terhadap program itu sendiri maupun
terhadap langkah-langkah dalam pelaksanaan program. Evaluasi atau kegiatan
penilaian merupakan bagian yang penting dari proses manajemen dan didasarkan
pada sistem informasi manajemen.
Evaluasi dilaksanakan karena adanya dorongan atau keinginan untuk
mengukur pencapaian hasil kerja atau kegiatan pelaksanaan program terhadap
tujuan yang telah ditetapkan. Dengan  evaluasi akan diperoleh umpan balik (feed
back) terhadap program atau pelaksanaan suatu kegiatan. Tanpa adanya evaluasi,
sulit rasanya untuk mengetahui sejauh mana tujuan-tujuan yang sudah
direncanakan oleh sebuah organisasi telah tercapai atau belum. Banyak batasan
tentang evaluasi, namun secara umum dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah
suatu proses untuk menilai atau menetapkan sejauh mana tujuan yang telah
ditetapkan tercapai. Dimana dalam kegiatan evaluasi sebuah organisasi akan
membandingkan antara hasil yang telah dicapai oleh suatu program dengan tujuan
yang direncanakan.
Makalah ini akan membahas evaluasi pada pencapaian kesehatan anak
sekolah. Pada kesehatan anak usia sekolah memiliki banyak program indikator yang
harus dicapai. Agar dapat menjalankan program dengan baik serta dapat mencapai
indikator tersebut maka diperlukan evaluasi, baik evaluasi pada pertengahan
maupun dalam akhir program.
Oleh karena itu dalam makalah ini akan membahas tinjaun teori tentang
evaluasi upaya kesehatan komunitas dan monitoring atau evaluasi askep komunitas
pada aggregate kesehatan anak usia sekolah

Tujuan Umum

Untuk mengetahui evaluasi kesehatan komunitas dan monitoring askep


komunitas kesehatan anak usia sekolah

Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan tinjauan teori evaluasi upaya kesehatan komunitas


b. Mendeskripsikan lembar evaluasi dan monitoring askep komunitas pada
aggregate kesehatan anak usia sekolah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi Evaluasi
Ada beberapa definisi atau pengertian evaluasi yang dikemukakan oleh
beberapa ahli, antara lain sebagai berikut :
1. Provus : Evaluation.....comparing perfomance againts standarts to determine
whether to improve, maintain or terminata programe.
2. Morris Schaefer : Evaluation that part of the decision making process, in which
information about actions and their result are systematically assessed againts norms
and their kriteria, in order to select among alternatifs for the future.
3. WHO (1981) : Evaluation is as systematic way of learning from experience and
using the lesson learnedto improve current activities and promote better planning by
careful selection of alternatifs for future action. This involve a critical analysis of
different aspects of development and implementation of a programme, its relevance,
its formulation, its efficiency and effectiveness, its cots and its acceptance by all
parties involved.
4. Menurut Harris (2010) yang mengutip pendapat Rossi et al (2004) bahwa evaluasi
adalah penggunaan metode pengujian atau penelitian sosial untuk mengetahui
efektifitas suatu program.
5. Sementara menurut Tuckman (1985) yang dikutip oleh Sopha Julia (2010),
evaluasi adalah suatu proses untuk mengetahui / menguji apakah suatu
kegiatan,proses kegiatan, keluaran suatu program telah sesuai dengan tujuan atau
kegiatan yang telah ditentukan. Suatu program tidak hanya sekedar dirancang dan
dilaksanakan melainkan harus diukur pula sejauh mana efektifitas dan efisiensinya.
6. Notoatmodjo (2003) yang mengutip dari Perhimpunan Kesehatan Masyarakat
Amerika, bahwa evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah
keberhasilan dan usaha pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan. Proses
tersebut mencakup kegiatan-kegiatan memformulasikan tujuan, identifikasi kriteria
yang tepat untuk digunakan mengukur keberhasilan, menentukan dan menjelaskan
derajat keberhasilan dan rekomendasi untuk kelanjutan aktifitas program.
7. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Hikmat (2004) yang dikutip oleh
Julia (2010) bahwa evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan dan
pengungkapan masalah kinerja proyek untuk memberikan umpan balik bagi
peningkatan kualitas kinerja proyek.
Menurut definisi dan pandangan yang telah dikemukakan terdapat beberapa
pokok pikiran yang dapat disimpulkan, antara lain sebagai berikut :
Evaluasi merupakan prosedur atau cara membandingkan informasi tentang kegiatan
pelaksanaan program atau hasil kerja dengan suatu kriteria atau tujuan yang telah
ditetapkan.
Hasil evaluasi dapat digunakan untuk memperbaiki, mempertahankan
ataupun mengakhiri program. Dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan,
evaluasi merupakan sumber informasi yang digunakan untk memperbaiki kegiatan
program yang sedang dilaksanakan atau untuk perencanaan yang lebih baik dimasa
yang akan datang.
Evaluasi bidang kesehatan (WHO) termasuk kegiatan analisis berbagai macam
aspek perkembangan dan pelaksanaan program dengan mempelajari relevansi,
adekuasi, progres, efektivitas, efisiensi dan dampak dari program.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah prosedur penilaian
pelaksanaan kerja dan hasil kerja secara menyeluruh dengan cara sistematik
dengan membandingkan kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan guna
pengambilan keputusan.
2. Tujuan Evaluasi
Menurut Subarsono (2009), evaluasi memiliki beberapa tujuan yang dapat
dirinci sebagai berikut:
a. Menentukan tingkat kinerja (efektifitas) suatu kebijakan. Melalui evaluasi dapat
diketahui derajat pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan.
b. Mengukur tingkat efisiensi suatu kebijakan. Melalui evaluasi dapat diketahui
berapa biaya dan manfaat dari suatu kebijakan.
c. Mengukur tingkat keluaran (outcome) suatu kebijakan.
d. Mengukur dampak suatu kebijakan. Pada tahap lebih lanjut, evaluasi ditujukan
untuk melihat dampak dari suatu kebijakan, baik dampak positif maupun negatif.
e. Untuk mengetahui adanya penyimpangan. Evaluasi juga bertujuan untuk
mengetahui adanya penyimpangan yang mungkin terjadi, dengan cara
membandingkan antara tujuan dan sasaran dengan pencapaian target.
f. Sebagai bahan masukan (input) untuk kebijakan yang akan datang. Tujuan akhir
dari evaluasi adalah untuk memberikan masukan bagi proses kebijakan ke depan
agar dihasilkan kebijakan yang lebih baik.
3. Jenis Evaluasi
Azwar (2010) membagi penilaian menjadi 3(tiga) jenis penilaian yaitu :
a. Penilaian pada tahap awal program (formative evaluation), bermaksud untuk
mengukur kesesuaian program dengan masalah yang ada atau penjajakan
b. Penilaian pada tahap pelaksanaan program (promotive evaluation) dengan tujuan
apakah program yang sedang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana atau tidak,
disebut juga dengan monitoring.
c. Penilaian pada tahap akhir program (summative evaluation) dengan tujuan utama
untuk mengukur dampak yang dihasilkan.
Kategori mengenai evaluasi dikemukakan juga oleh Erville F.Poland (2000) , yaitu:
a. Effectiveness evaluation, yaitu evaluasi terhadap keberhasilan program.
b. Efficiency evaluation yaitu evaluasi terhadap efisiensi pelaksanaan.
c. Eclectic evaluation, yaitu evaluasi yang meneliti pemasukan,proses, kriteria-
kriteria hasil kegiatan yang dianggap ada kaitannya dengan hasil program.
Menurut Notoatmodjo (2003), evaluasi suatu program kesehatan masyarakat
dilakukan terhadap tiga hal,yakni:
a. Evaluasi terhadap proses pelaksanaan program, ditujukan terhadap pelaksanaan
program yang menyangkut penggunaan sumber daya, seperti tenaga, dana dan
fasilitas lain.
b. Evaluasi program ditujukan untuk menilai sejauhmana program tersebut berhasil,
yakni sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
c. Evaluasi dampak program ditujukan untuk menilai sejauh mana program tersebut
mempunyai dampak terhadap peningkatan kesehatan masyarakat.
4. Tahapan Evaluasi
Menurut Notoatmodjo (2003), kegiatan evaluasi mencakup langkah langkah
sebagai berikut:
a. Menetapkan atau memformulasikan tujuan evaluasi, yakni tentang apa yang akan
dievaluasi terhadap program yang dievaluasi.
b. Menetapkan kriteria yang akan digunakan dalam menentukan keberhasilan
program yang akan dievaluasi.
c. Menetapkan cara atau metode evaluasi yang akan digunakan.
d. Melaksanakan evaluasi, mengolah dan menganalisis data atau hasil pelaksanaan
evaluasi tersebut.
e. Menentukan keberhasilan program yang dievaluasi berdasarkan criteria yang
telah ditetapkan tersebut serta memberikan penjelasan-penjelasan.
f. Menyusun rekomendasi atau saran-saran tindakan lebih lanjut terhadap program
berikutnya berdasarkan hasil evaluasi tersebut.
Sementara menurut Winarno (2012) yang mengutip pendapat Suchman yang
mengemukakan bahwa ada 6 langkah dalam evaluasi kebijakan, yaitu:
a. Mengidentifikasi tujuan program yang akan dievaluasi.
b. Analisis terhadap masalah.
c. Deskripsi dan standarisasi kegiatan.
d. Pengukuran terhadap tingkatan perubahan yang terjadi.
e. Menentukan apakah perubahan yang diamati merupakan akibat dari kegiatan
tersebut atau karena penyebab lain.
f. Beberapa indikator untuk menentukan keberadaan suatu dampak.
Hasil evaluasi akan dianalisa sebagai pertimbangan bagi pembuat kebijakan
untuk melakukan penyesuaian atau perubahan demi penyempurnaan kebijakan
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa suatu kebijakan publik tidaklah permanen
tetapi membutuhkan penyesuaian, karena kebijakan sangat dipengaruhi oleh faktor
politik, sosial, ekonomi, budaya, teknologi dan informasi yang senantiasa dinamis.
5. Sasaran Evaluasi
Evaluasi program merupakan kebutuhan banyak pihak, menjadi penting dan
kompleks. Seperti telah disampaikan definisi adalah suatu evaluasi dalam pekerjaan
adalah evaluasi suatu proses penilaian suatu kinerja dari suatu proses kegiatan;
dalam arti sempit biasanya evaluasi program dibatasi atau berfokus pada evaluasi
hasil (out put) yang berhubungan dengan pencapaian sasaran program. Sedang
evaluasi out come atau impact dibatasi terhadap “apa dampak yang secara nyata
diterima akibat program yang diberikan (ditunjukan) dan manfaatnya (benefit) bagi
masyarakat yang menerima pelayanan” . di dalam pengertian tersebut mencakup
evaluasi terhadap : input-proses-out put-out come- dan impact.
Evaluasi program adalah suatu bentuk khusus dari evaluasi. Sesuai namanya
evaluasi ini dilakukan terhadap program. Sebagaimana diketahui program adalah
suatu rencana yang telah nyata kongrit ; suatu rencana yang telah mencantumkan
tujuan, sasaran atau targetnya, penyediaan anggaran, SDM, sarana prasarana
lainnya dan waktu yang dijadwalkan. Masing-masing elemen program tersebut telah
ditetapkan atau telah dibuat standar sebelumnya yang dapat diukur dalam
perkembangan pelaksanaannya. Seiring dengan penjelasan tersebut, evaluasi
program mencakup :
 Evaluasi terhadap tujuan program yang telah ditentukan
 Evaluasi terhadap sasaran program yang dituju
 Evaluasi terhadap target (hasil) program yang ditetapkan
 Evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapai
tujuan, sasaran dan target.
 Evaluasi terhadap sumber daya yang digunakan
 Evaluasi terhadap waktu yang diperulukan dalam pelaksanaan

Dengan demikian evaluasi program berhubungan dengan nilai atau harga dari
elemen-elemen ; tujuan, sasaran, target, sumber daya dan waktu penyelesaian
suatu proyek atau program.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa :
Evaluasi program bukanlah suatu keputusan, namun suatu penetapan
penilaian, yang dikenadalikan oleh aturan-aturan. Berdasarkan evaluasi yang
dilakukan barulah dibuat suatu keputusan, seperti sukses atau tidak sukses, gagal
atau berhasil. Evaluasi program difokuskan pada penilaian terhadap kinerja
(performance) program bukan terhadap orangnya. Evaluasi berdasarkan standar
dan perbandingan yaitu perbandingan antara hasil yang direncanakan atau
dikerjakan dengan hasil yang dicapai. Untuk itu diperlukan indikator-indikator, yang
sejak awal perencanaan (atau sebelum pelaksanaan) program telah ditetapkan.
Dengan demikian data dikatakan nahwa evaluasi merujuk pada tiga hal :
 Suatu nilai harga
 Apakah program dilaksanakan sebagaimana direncanakan, dan
 Penetapan penilaian.

6. Ruang Lingkup Evaluasi


Evaluasi bersangkutan secara langsung dengan sistem diluar organisasi baik
supra sistem, sub sistem maupun sistem-sistem lain yang berkaitan. Terdapat dua
pandangan tentang kedudukan evaluasi, apakah seharusnya evaluasi dilakukan
oleh pihak luar atau dari dalam organisasi sendiri. Evaluasi eksternal diperlukan agar
lebih objektif, namun juga dipertimbangkan apakah itu pantas dilakukan, timbul
perasaan khawatir dirugikan, faktor keamanan dan tentu memerlukan anggaran
tambahan dan kelengkapannya. Sedang evaluasi internal, secara nyata jelas
menjadi tanggung jawab manajer dan manajerlah yang memeberikan penugasan
kepada evaluator sehingga tidak ada masalah tentang keputusan. Mengenai apa
yang dimaksud dengan objektif sendiri banyak diartian secara subjektif. Pada
umumnya dimaksud dengan objektif adalah berdasarkan data atau fakta yang tidak
dapat dibantah, yang dilandasi dengan pengetahuan ilmiah. Dengan demikian
seharusnya baik evaluasi internal maupun eksternal didasari kerangka logis ilmiah
dan tidak memihak, untuk membantu kelancaran tugas manajer dalam mencapai
tujuan dan sasarannya dengan berhasil.
7. Pengukuran dan Analisis
Beberapa yang diperlukan dalam evaluasi program antara lain :
1. Kriteria dan indikator keberhasian dan cara mengukurnya.
Sebagian program sosial masyarakat keberhasilannya diukur secara kualitatif
(kesehatan, kesejahteraan, pendidikan, pekerjaan, atau tenaga kerja, lingkungan
hidup, pemukiman). Tanpa kecuali, penilaian secara kualitatif tersebut dapat
dikuantitatifkan dalam angka-angka atau data dasar yang dapat
dipertanggungjawabkan dengan benar termasuk efektivitas dan efisiensi program.
2. Cost benefit analysis
Cost benefit analysis saat ini merupakan alat evaluasi yang dapat
diperhatikan, dimana seorang manajer harus memperhitungkan cost dan benefitnya
dalam program-programnya. Demikian pula dalam menentukan atau memilih
program alternatif atau program baru. CBA sering digunakan untuk membandingkan
efisiensi dari program alternatif dengan tujuan berbeda. Informasi yang diperlukan
adalah informasi tentang manfaat (benefit) dan biaya (cost) dari pelayanan. Benefit
adalah nilai keuntungan yang diperoleh baik individu,pemerintah (pembeli jasa),
maupun masyarakat dari suatu kegiatan atau program pelayanan kesehatan. Cost
adalah biaya untuk satu jenis program atau kegiatan pelayanan, ditambah biaya
pelayanan efek samping dan komplikasi.
3. Model organisasi dan kepemimpinan
Seorang evaluator sebelum melakukan kegiatannya diharapkan memahami
berbagai model struktur organisasi dan kepemimpinan dalam organisasi yang
hendak dilakukan evaluasi. Pengetahuan evaluator tentang organisasi dapat
berdasarkan :
- Pengalaman, pengalaman empiris mungkin sangat diperlukan, atau mungkin tidak
diperlukan.
- Studi tentang teori organisasi, suatu organisasi berdasarkan model atau
pendekatan structural dalam pendekatan hubungan antar manusia (human
relationship model).
- General system theory, suatu organisasi memiliki sistem sendiri, berhubungan
dengan sistem lain diluar dirinya, menyusun supra sistem dan ordinat yang
mempunyai tata kerja dan tata hubungan masing-masing dalam mencapai
tujuannya.
- Model psikologi dan perilaku organisasi, didalam suatu organisasi dilihat dari
orang yang berinteraksi sebagai anggota organisasi, periaku manusia di dalam
organisasi dalam kedudukan (posisinya) di dalam organisasi, bagaimana komunikasi
saluran komunikasi yang ada dan perlu dipahami.
4. Control grups
Kontrol dalam evaluasi adalah suatu hal yang vital. Outcome dari suatu
pelayanan mungkin tidak bisa diukur, tetapi menetapkan suatu keputusan penilaian,
dengan membandingkannya dengan model alternatif yang lain, atau pelayanan lain
tidak selalu bisa dilakukan.control grups dalam pelayanan public sulit diwujudkan
karena mahal, dianggap tidak etis dan ada keterbatasan waktu.
5. Studi epidemiologi dibidang kesehatan.
Evaluasi program kesehatan sering berkaitan dengan estimasi tentang
frekueansi dan distribusi suatu penyakit disuatu wilayah dalam suatu waktu. Estimasi
kebutuhan pelayanan kesehatan yang diperlukan berdasarkan data-data dan
informasi tentan masalah-masalah kesehatan yang berkaitan, seperti : berapa
persen kejadian prevalensi sakit, berkaitan dengan umur, sex, pekerjaan,
penghasilan, daerah, dan suku bangsa.
8. Indikator Evaluasi Program Kesehatan
Dalam WHO, indikator didefinisikan sebagai variable yang membantu untuk
mengukur perubahan. Indikator adalah variable yang dapat membantu mengukur
perubahan-perubahan. Variable adalah alat bantu evaluasi yang dapat mengukur
perubahan secara langsung atau tak langsung. Misalnya, kalau tujuan dari program
adalah untul melatih sejumlah tertentu tenaga kesehatan tiap tahun, maka suatu
indikator langsung untuk mengevaluasi boleh jadia berupa jumlah tenaga kesehatan
yang betul-betul dilatih setiap tahunnya. Contoh lain jika uang dievaluasi adalah hasil
suatu program untuk memperbaiki tingkat kesehatan golongan anak-anak, mungkin
perlu untuk mengukur setiap perbaikan dengan menggunakan beberapa indikator
yang secara tak langsung dapat mengukur adanya perubahan pada tingkat
kesehatan mereka, misalnya status gizi yang digambarkan dengan berat badan
terhadap tinggi badan, angka kecukupan imunisasi, kesanggupan belajar, angka
kematian menurrut golongan umur, angka kesakitan, jenis penyakit tertentu, dan
angka penderita cacat golongan anak-anak.
Indikator harus valid, objektif, sensitif dan spesifik. Dalam memilih indikator
harus diperhitungkan sejauh mana indikator tersebut sah, bisa dipercaya, sensitif
dan spesifik.
· Validitas atau keabsahan mempunyai arti bahwa indikator tersebut betul-betul
mengukur hal-hal yang ingin diukur. Indikator ini dapat digunakan untuk
mengambarkan keadaan kondisi atau status kesehatan yang sebenarnya.
· Reliabilitas atau dapat dipercaya mempunyai arti bahwa biarpun indikator
digunakan oleh orang yang berlainan, pada waktu yang berlainan, hasilnya akan
tetap sama.
Kepekaan atau sensitif berarti bahwa indikator tersebut harus peka terhadap
setiap perubahan mengenai keadaan atau fenomena yang dimaksud. Akan tetapi
suatu indikator dapat juga sensitif terhadap lebih dari satu keadaan atau fenomena.
· Kekhususan atau spesifisitas berarti bahwa indikator tersebut dapat
menunjukan perubahan-perubahan hanya mengenai keadaan atau fenomena yang
dikhususkan baginya.
Macam Indikator kesehatan :
1. Indikator yang berkaitan dengan status kesehatan yang berhubungan dengan
kualitas hidup dan itu berarti mengukur pelayanan kesehatan. Sebagai indikator
survival yang utama untuk mengukur sistem kesehatan masyarakat seperti
ditetapkan WHO 1981 ; Untuk mencapai health for all by year 2000, adalah angka
kematian bayi maximum 50 per 1000 bayi lahir hidup dan angka harapan hidup
waktu lahir minimal adalah 60 tahun atau lebih. Indikator survival selain itu adalah
indikator kualitas hidup, disini tentu saja tidak hanya indikator kesehatan namun juga
indikator kesehatan lainnya berupa indikator pertumbuhan badan, indikator status
gizi, dan yang spesifik adalah angka kesakitan dan kematian bayi dan anak.
2. Indikator non kesehatan yang berhubungan dengan kualitas hidup seperti :
indikator sosial ekonomi, pendidikan, budaya, lingkungan hidup dan perumahan,
status kesehatan wanita. Kulaitas hidup bersifat multi sektoral dan menjadi masalah
serta diselesaikan secara multi sektoral. Dengan demikian evaluasi, juga
multisektoral.
Contoh indikator program kesehatan :
1. Indikator kebijakan kesehatan :
a. Komitmen politis pada tingkat tinggi terhadap kesehatan bagi semua.
b. Alokasi sumber daya yang cukup untuk layaan kesehatan dasar.
c. Tingkat keterlibatan masyarakat dalam mencapai kesehatan bagi semua
d. Penyusunan stautu kerangka organisasi dan manajerial yang sesuai dengan
strategi nasional untuk kesehatan bagi semua.
e. Manifestasi praktis dari komitmen politik internasional untuk kesehatan bagi
semua.
2. Indikator status kesehatan
a. Prosentase bayi-bayi yang di lahirkan dengan berat badan pada waktu lahir paling
sedikit 2500 g.
b. Prosentase anak yang berat badannya menurut umur dengan norma-norma
tertentu.
c. Indikator-indikator perkembangan psikososial anak-anak.
d. Angka kematian bayi.
e. Angka kematian anak.
f. Angka kematian anak di bawah umur 5 tahun.
g. Harapan hidup pada umur tertentu.
h. Angka kematian ibu.
i. Angka kematian menurut jenis penyakit.
3. Indikator sistem manajemen kesehatan
Indikator input atau indikator masukan seperti tersedianya sumber daya
tenaga kesehatan, tersedianya anggaran kesehatan, perlengkapan, obat-obatan
yang diperlukan, dan tersedianya metode pengobatan, pemberantasan penyakit,
standart opening procedure klinis dan sebagainya.
Indikator proses dipandang dari sudut manajemen yang diperlukan adalah
pelaksanaan dari pada fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan perantauan, pengendalian dan penilaian. Secara
khusus dalam proses pelayanan kesehatan berkaitan dengan upaya peningkatan
mutu asuhan kesehatan quality assurance yaitu menjaga mutu, kepatuhan terhadap
standar operasional pelayanan medis (SOP).
Indikator output (hasil program) merupakan ukuran-ukuran khusus bagi
outup program seperti jumlah puskesmas yang berhasil dibangun, jumlah kader gizi
yang terlatih, jumlah anak yang diimuniasasi, jumlah MCK yang dibangun, panjang
pipa air yang berhasi dipasang san sebagainya. Jumlah orang yang diobati atau
kunjungan yang mendapat pelayanan kesehatan.
Indikator outcomes (dampak jangka pendek) adalah ukuran-ukuran dari
berbagai dampak program seperti meningkatnya derajak kesehatan anak balita,
menurunnya angka kesakitan.
Indikator impact (dampak jangka panjang) seperti angka kematian bayi,
angka kematian ibu, meningkatnya status gizi anak dan sebagainya. Istilah-istilah
tersebut sering kali tidak dibedakan antara dampak jangka pendek dan dampak
jangka panjang.
BAB III
PEMBAHASAN

LEMBAR EVALUASI
ANAK USIA SEKOLAH (KOMUNITAS)

LEMBAR EVALUASI PROGRAM PENINGKATAN GIZI SEIMBANG PADA ANAK


USIA SEKOLAH

1. LANGKAH 1 (MELIBATKAN STAKEHOLDERS)


a. Stakeholders yang Menerapkan Program
1) Pemerintah
2) Dinas Kesehatan
3) Puskesmas
4) Kelurahan setempat atau Perangkat Desa

b. Stakeholders yang Menerima Dampak dari Program


1) Orang Tua
2) Guru
3) Anak

2. LANGKAH 2 (DESKRIPSI PROGRAM)


Masalah : Peningkatan prevalensi masalah gizi pada Anak Usia Sekolah
(AUS) di Indonesia menurut Riskesdas 2007
Goal : Meningkatkan perilaku makan yang sehat dan modifikasi
perilaku (aktivitas fisik)
Objective : Pada tahun 2008, masalah gizi pada AUS dapat menurun
sebanyak 20-50%
Harapan Kegiatan Sumber Daya
Sub – objectives 1
Meningkatkan  Meningkatkan ketersediaan  Peningkatan dana
perilaku makan sehat makanan sehat di rumah
dan aktivitas fisik maupun di sekolah.
 Pemberdayaan AUS pada setiap
aktivitas fisik yang dapat
dilakukan untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangan
AUS
Sub – Objectives 2  Meningkatkan kegiatan untuk  Dokter kecil
Meningkatnya pemantauan BB dan TB serta  Perawat sekolah

program kerja UKS status gizi pada AUS

terkait kesiagaan
mempertahankan
keseimbangan nutrisi
pada AUS
Sub – Objectives 2
Meningkatkan  Pendidikan kesehatan tentang  Peningkatan dana
pengetahuan AUS, makanan sehat dan aktivitas fisik  Materi promkes dan
orang tua, dan penyuluhan

sekolah tentang
makan sehat atau
gizi seimbang
Sub – objectives 3
Meningkatkan peran  Meningkatkan koalisi dan  Grup pengawas
serta keluarga, kolaborasi dengan stake holders yang ada di

sekolah, dan komunitas

masyarakat untuk  Evaluasi grup


pengawas
memperbaiki perilaku
makan dan
meningkatkan
aktivitas fisik

3. LANGKAH 3 (DESIGN EVALUASI/INSTRUMEN EVALUASI)


Data Demografi Dan Perilaku Gizi Anak Usia Sekolah
A. Data Demografi AUS
1. Nama :
2. Umur :
3. Kelas :
4. Jenis kelamin :
5. Berat Badan :
6. Tinggi Badan :
7. Uang Jajan :

B. Data Perilaku Gizi


Petunjuk pengisian : Berilah tanda () pada kolom yang telah disediakan
1. Pengetahuan
No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah nasi, jagung, roti bermanfaat sebagai sumber tenaga?
2 Apakah ikan, daging, tempe, dan protein lainnya dapat
meningkatkan kecerdasan?
3 Apakah banyak konsumsi sayuran dan buah dapat membuat
tubuh sehat?
4 Apakah sarapan setiap pagi itu penting?
5 Apakah mencuci tangan sebelum makan itu penting?
6 Apakah olahraga itu perlu dilakukan?
7 Apakah air yang direbus sampai mendidih adalah air yang
paling baik untuk diminum?
8 Apakah menimbang berat badan secara teratur itu penting?
9 Apakah berat badan yang tidak seimbang itu dapat dikatakan
sehat?
10 Apakah konsumsi jajanan sehat itu merugikan?

2. Sikap
No Pertanyaan Jawaban
Setuju Tidak
Setuju
1 Pendapat saya, sebaiknya makan dengan makanan
bervariasi yaitu terdiri dari nasi, sayur, lauk pauk, dan buah.
2 Pendapat saya, makan makanan yang bervariasi cukup satu
kali dalam sehari.
3 Pendapat saya, sebaiknya makan sayur yang berdaun warna
hijau tua.
4 Pendapat saya, sebaiknya minum air putih minimal 8 gelas
sehari.
5 Pendapat saya, sebaiknya tidak perlu sarapan setiap hari.
6 Pendapat saya, menimbang berat badan dilakukan hanya
pada saat baru masuk kelas satu sekolah dasar.
7 Pendapat saya, kegiatan fisik perlu ditambah seperti nonton
TV, main game.
8 Sebaiknya saya bermain yang mengeluarkan keringat seperti
main bola, bersepeda, lompat tali, dan lain-lainnya.
9 Sebaiknya saya jajan makanan seperti gorengan, coklat, es
krim, makan yang manis, indo mie.
10 Pada saat saya nonton TV, sebaiknya sambil ngemil atau
makanan ringan/snack.

3. Praktik
No Pertanyaan Selalu Sering Kadang Tidak
-kadang Pernah
1 Saya makan sayur tiga kali dalam
sehari.
2 Saya makan lauk pauk (misalnya ikan
atau tempe atau tahu atau telur atau
daging) satu kali dalam sehari.
3 Saya makan buah sedikitnya 2 potong
setiap hari.
4 Saya sarapan setiap pagi.
5 Saya jajan setiap hari.
6 Saya mencuci tangan pakai sabun
setiap sebelum makan.
7 Saya bermain sampai mengeluarkan
keringat sedikitnya tiga kali per minggu.
8 Saya nonton TV atau mein game paling
sedikit 3 jam setiap hari.
9 Saya menimbang berat badan secara
teratur, misalnya setiap bulan sekali.
10 Saya nonton TV sambil ngemil/makan
snack setiap hari.
4. Data Peran
No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah orang tua atau keluarga selalu menyediakan sayur di
rumah setiap hari?
2 Apakah orang tua atau keluarga selalu menyediakan buah di
rumah setiap hari?
3 Apakah orang tua atau keluarga memberitahu manfaat makan
sayur?
4 Apakah orang tua memberi tahu manfaat makan buah?
5 Apakah orang tua atau keluarga membiarkan pada saat anda
tidak memakan sayur?
6 Apakah orang tua atau keluarga membiarkan pada saat anda
tidak memakan buah?
7 Apakah guru selalu mengajarkan tentang makanan yang
memenuhi gizi seimbang?
8 Apakah guru melarang siswa bermain jika mengeluarkan
keringat (sepak bola, berlarian)?
9 Apakah guru selalu melarang siswa untuk jajan makanan
ringan di sekitar sekolah?
10 Apakah anda suka membeli jajanan di sekitar sekolah (cilok,
es puter)?

4. LANGKAH 4 (MENGUMPULKAN ANALISA DATA)


a. Indicator
 Angka kekurangan gizi pada anak usia sekolah menurun
 Peningkatan perilaku AUS dalam menunjang status gizi anak
 Meningkatnya peran serta orang tua dan guru dalam bimbingan status
gizi pada AUS
b. Sumber data
Personal interview
 Anak Usia Sekolah
 Orang tua
 Guru sekolah
c. Kualitas dan Kuantitas
Data diambil dari anak , orang tua, dan guru sekolah yang langsung
berhadapan dengan masalah gizi pada AUS. Diharapkan masalah gizi pada
AUS dapat menurun sebanyak 20-50%
d. Logistic
Metode : wawancara
Timing : untuk anak dan guru dilakukan pada saat jam sekolah, untuk
orang tua dilakukan saat usai pulang sekolah
e. Analisis dan Sintetis
Hasil dari angket sebagai evaluasi dilihat dan dibandingkan dengan
indicator. Apakah ada yang menyimpang atau tidak dari indicator.

5. LANGKAH 5 (MEMBENARKAN KESIMPULAN)


a. Program Standar
Program yang dilakukan untuk menanggulangi atau mengatasi masalah
gizi pada anak usia sekolah dapat dilakukan dengan meningkatkan kerja UKS
dan pemberdayaan orang tua serta pihak sekolah dalam menyediakan
informasi tentang makanan sehat yang diperlukan oleh anak usia sekolah.
b. Interpretasi
Anak dan orang tua dapat mengaplikasikan bagaimana tentang
penyediaan makanan yang bergizi di rumah masing – masing setelah
diberikan pendidikan informasi oleh praktisi.
c. Pernyataan
Manfaat yang dapat dirasakan atas terselenggaranya program ini adalah,
sebagai berikut :
 Menurunkan kejadian masalah gizi buruk pada anak usia sekolah
 Meningkatkan pengetahuan orang tua, pihak sekolah maupun masyarakat
tentang makanan sehat
 Meningkatkan aktivitas fisik yang dapat menunjang pertumbuhan dan
perkembangan anak usia sekolah
d. Rekomendasi
Dengan adanya program ini, diharapkan program ini dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari guna untuk mengurangi masalah gizi pada anak
usia sekolah yang mana pada saat ini masalah tersebut telah menjadi sorotan
masalah kesehatan utama pada anak usia sekolah.

6. LANGKAH 6 ( MENGGUNAKAN HASIL EVALUASI)


Perawat mempersiapkan hasil evaluasi yang sudah didata
sebelumnya. Lalu mengkomunikasikan hasil evaluasi kepada AUS, orang tua
dan guru yang telah menjadi responden. Jika hasil evaluasi dari program tidak
tercapai, maka perawat mulai melakukan pencarian pembenaran (follow up)
lagi. Jika hasil evaluasi program sudah tercapai maka lanjut ke langkah
selanjutnya yakni dissemination. Kemudian hasil evaluasi yang sudah
dilakukan di komunikasikan secara tepat waktu, tanpa prasangka, dan
konsisten kepada komunitas. Sehingga nanti dapat ditentukan program ini
dapat berlanjut atau akan ada perbaikan lagi.
BAB IV
RINGKASAN

Makalah ini akan membahas evaluasi pada pencapaian kesehatan anak


sekolah. Pada kesehatan anak usia sekolah memiliki banyak program indikator yang
harus dicapai. Evaluasi merupakan prosedur atau cara membandingkan informasi
tentang kegiatan pelaksanaan program atau hasil kerja dengan suatu kriteria atau
tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan dari evaluasi salah satunya adalah untuk
menentukan tingkat kinerja (efektifitas) suatu kebijakan. Melalui evaluasi dapat
diketahui derajat pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan. Secara garis besar jenis
evaluasi antara lain pada evaluasi pada pelaksanaan program, keberhasilan
program, dan dampak program. Tahapan evaluasi antara lain : Menetapkan tujuan /
aspek evaluasi, menetapkan kriteria yang akan digunakan, menetapkan cara atau
metode evaluasi, melaksanakan evaluasi, mengolah dan menganalisis data atau
hasil pelaksanaan evaluasi, menentukan keberhasilan program yang dievaluasi
berdasarkan criteria yang telah ditetapkan tersebut serta memberikan penjelasan-
penjelasan, menyusun rekomendasi atau saran-saran tindakan lebih lanjut terhadap
program berikutnya berdasarkan hasil evaluasi tersebut. Umumnya, pelaksanaan
evaluasi dapat dilakukan dari dalam organisasi itu sendiri (subjektif) dan dari luar
organisasi (objektif).
Dalam WHO, indikator didefinisikan sebagai variable yang membantu untuk
mengukur perubahan. Indikator adalah variable yang dapat membantu mengukur
perubahan-perubahan. Variable adalah alat bantu evaluasi yang dapat mengukur
perubahan secara langsung atau tak langsung. Misalnya, kalau tujuan dari program
adalah untul melatih sejumlah tertentu tenaga kesehatan tiap tahun, maka suatu
indikator langsung untuk mengevaluasi boleh jadia berupa jumlah tenaga kesehatan
yang betul-betul dilatih setiap tahunnya.
Dalam pengerjaan evaluasi makalah ini, kelompok kami membuat lembar
evaluasi anak usia sekolah (komunitas) yang terdiri dari pertanyaan untuk orang tua,
pertanyaan untuk sekolah, pertanyaan untuk anak.
Daftar Pustaka
Notoadmodjo Soekidjo. 2006. Evaluasi Program Kesehatan. diakses dari
http://www.geocities.ws/klinikikm/manajemen-kesehatan/evaluasi-program.htm
(diakses tanggal 23 September 2015 pkl. 19.00)
Supriyanto S dan Nyoman Anita D. 2007. Perencanaan dan Evaluasi.
Surabaya: Airlangga Universitiy Press.
Wiijono Djoko, 2007, Evaluasi Program Kesehatan dan Rumah Sakit,
Surabaya, Duta Prima Airlangga.

Anda mungkin juga menyukai