Anda di halaman 1dari 82

PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP KEWAJIBAN

MEMBAYAR ZAKAT FITRAH DI DESA LUBUK


KUMBUNG KECAMATAN KARANG JAYA
KABUPATEN MUSI RAWASUTARA
PROVINSI SUMATERA SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Hukum Ekonomi Syariah

Oleh:
MUHARNI
NIM: SHE. 162067

Pembimbing :
Dr. RASITO, S.H., M.Hum
PIDAYAN SASNIFA, S.H., M.Sy

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
1442 H / 2022 M
i
ii
iii
MOTTO

ٌ‫خُذْ ِمهْ أَمْىََٰلِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَ ُتزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَىَٰ َتكَ سَ َكهٌ لَّهُمْ ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيم‬

Artinya: “Ambillah zakatdari sebagian harta mereka, dengan zakat itu

kamumembersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk

mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi

mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. At-

Taubah :103)1

1
QS. At-Taubah :103

iv
PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT


karena sudah menghadirkan orang-orang berarti disekeliling saya. Yang selalu
memberi semangat dan doa, sehingga skripsi saya ini dapat diselesaikan dengan
baik. Dengan ini saya persembahkan karya ini untuk Ayahanda tercinta
(Muhammad Rosyadi) dan Ibunda tercinta (Arna Wati), Suamiku tercinta
(Sapriyanto) serta Keluarga merekalah yang senantiasa mendo‟akan setiap saat,
memberikan motivasi, dukungan serta memberikan saya semangat untuk
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih selanjutnya untuk Adik saya Saharani,
Evhan Mauladi dan Ihwani yang senantiasa memberi saya motivasi dan
semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.Teruntuk teman sekaligus keluarga di
prodi Hukum Ekonomi Syariah senasib, seperjuangan dan sepernanggungan,
terima kasih atas canda tawa dan solidaritas yang sangat luar biasa selama ini.
Terima kasih juga atas almamater biru UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Serta orang-orang yang membantu lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu namanya terima kasih banyak.

v
ABSTRAK

Nama : Muharni

Nim : SHE162067

Judul : Pemahaman Masyarakat Terhadap Kewajiban Membayar Zakat


Fitrah Di Desa Lubuk Kumbung Kecamatan Karang Jaya
Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan

Penelitian yang berbentuk skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman


masyarakat terhadap kewajiban membayar zakat fitrah Desa Lubuk Kumbung
Kecamatan Karang Jaya. Pemahaman tersebut sangat penting agar tingkat
peribadahan sempurna sesuai Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
Bagaimana pemahaman masyarakat Desa Lubuk Kumbung terhadap kewajiban
membayar zakat fitrahdan upaya yang harus dilakukan dalam meningkatkan
kesadaran pemahaman masyarakat terhadap kewajiban membayar zakat fitrah
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian
yang dilakukan langsung terjun kelapangan guna memperoleh data yang lengkap
dan valid. Teknik pengumpulan datanya adalah interview dan
dokumentasi.Metodologi penelitian yang digunakan adalah metodologi penelitian
kualitatif.Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
teknik wawancara dan dokumentasi.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pemahaman masyarakat Desa Lubuk Kumbung Kecamatan Karang Jaya
Kabupaten Musi Rawas Sutara Provinsi Sumatera Selatan belum begitu
memahami tentang zakat fitrah.

Kata Kunci : Pemahaman Masyarakat Kewajiban Membayar Zakat Fitrah

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan

karunianya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul Pemahaman Masyarakat Terhadap Kewajiban Membayar Zakat

Fitrah Di Desa Lubuk Kumbung Kecamatan Karang Jaya Kabupaten Musi

Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan. selanjutnya tak lupa penulis hanturkan

sholawat beriring salam kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW.,

yang telah memberi kita petunjuk dari alam kejahiliyahan menuju alam yang

terang benderang seperti yang kita rasakan sekarang ini, yang disinari dengan

iman dan Islam.

Skripsi ini disusun sebagai sumbangan pemikiran terhadap perkembangan

ilmu dan memenuhi sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata

Satu (S1) pada Prodi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Kemudian dalam pembuatan penyelesaian penyusunan skripsi ini, penulis

telah berusaha semaksimal mungkin untuk kesempurnaan skripsi ini, namun

karena keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki, sehingga masih

terdapat kejanggalan dan kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena

itu penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi Asyari, MA. Ph. D, Selaku Rektor Universitas Islam

Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag.,MH selaku Dekan Fakultas Syariah Universitas

Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

vii
3. Bapak Agus Salim, S.Th.I.,MA.,M.I.R.,Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang

Akademik dan Kelembagaan

4. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH, M.Hum selaku Wakil Dekan Bidang

Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan

5. Bapak Dr. H. Ishak, S.H., M.Hum selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan dan Kerjasama.

6. Bapak Dr. Rasito, S.H., M.Hum dan Ibu Pidayan Sasnifa, SH., M.Sy selaku

Ketua dan Sekretaris Prodi Hukum Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sekaligus sebagai Pembimbing I dan

Pembimbing II Skripsi.

7. Bapak dan Ibu Dosen, Asisten Dosen dan Seluruh Karyawan/Karyawati

Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

8. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik berperan secara

langsung maupun tidak langsung.

Di samping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan.Oleh karena itu diharapkan kepada semua pihak untuk dapat

memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT.

Kita memohon ampunan-Nya, dan kepada manusialah kita memohon

kemaafannya.Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBARAN PERNYATAAN ................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................... ii
MOTTO ........................................................................................................ iii
PERSEMBAHAN ......................................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL......................................................................................... x
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 7
C. Batasan Masalah.......................................................................... 7
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian................................................. 7
E. Kerangka Teori ............................................................................ 9
F. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 29
BAB II. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ................................................................. 32
B. Jenis Penelitian Dan Sumber Data .............................................. 32
C. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 34
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 34
E. Teknik Analisis Data .................................................................. 35
F. Sistemika Penulisan..................................................................... 37
BAB III. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Desa Lubuk Kumbung ...................................... 38
B. Letak Geografis ........................................................................... 41
C. Demografi.................................................................................... 42

BAB IV : PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

ix
A. Pemahaman Masyarakat Terhadap Kewajiban Zakat Fitrah ...... 48
B. Upaya yang Dilakukan oleh amil dalam Meningkatkan Pemahaman
Masyarakat terhadap kewajiban Membayar Zakat Fitrah .......... 52
a. Sosialisasi Melalui Instrumen Kelembagaan Da‟wah ........... 53
b. Sosialisasi Melalui Khutbah Shalat Jum‟at ........................... 54
c. Melakukan Kajian Kajian Fiqih Tentang Zakat Fitrah ......... 55
d. Manajemen Pemberdayaan Zakat ......................................... 56
e. Pembinaan Muzakki dan Mustahik ....................................... 57
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 60
B. Saran ............................................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 62
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURICULUM VITAE

x
DAFTAR TABEL

HALAMAN JUDUL
Tabel 1.Jumlah Penduduk, Dusun, Luas Wilayah Desa Lubuk
Kumbung Kecamatan Karang Jaya Kabupaten Musi Rawas
Utara Tahun 2020 ............................................................................. 43
Tabel 2. Pendataan Kependudukan Berdasarkan Umur ......................... 43
Tabel 3. Pendataan Penduduk Berdasarkan Agama ................................ 43
Tabel 4. Pendataan Penduduk Berdasarkan Pekerjaan .......................... 44
Tabel 5. Pendataan Penduduk Berdasarkan Usia Sekolah ..................... 45
Tabel 6. Tingkat Pemahaman Masyarakat Tentang Zakat Fitrah ......... 51
Tabel 7. Peran Ulama, Tokoh Agama, Dan Mubalig Dalam Memberi
Pemahaman Kepada Masyarakat Tentang Pelaksanaan
Zakat ............................................................................................... 54

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Bagan Organisasi Pemerintahan Desa Lubuk Kumbung

Tahun 2020........................................................................ 40

xii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu Negara yang dikenal sebagai Negara

berkembang dan penduduknya mayoritas beragama Islam serta memilikijumlah

tingkat kependudukan yang tinggi, adanya jumlah tingkat kependudukan yang

tinggi sehingga menyebabkan Negara Indonesia mengalami permasalahan tingkat

perekonomian dari Negara maju seperti kemiskinan yang tinggi, pengganguran

dan sebagainya.Adanya pokok permasalahan tersebut seharusnya pajak dan zakat

merupakan solusi dari permasalahan tersebut.Adapun bagi individu yang telah

bekerja serta memperoleh penghasilan dari hasil kerjaanya seharusnya memiliki

sekadaran yang tinggi untuk memberikan sebagian dari harta yang dimiliki kepada

orang lain yang lebih membutuhkan, apabila pemahaman serta kesadaran ini

muncul tentu bisa mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran di

Indonesia.Islam sebagai agama yang bersifat universal, tidak terbatas oleh tempat

dan waktu dalam berbagai aspek kehidupan.Sebagaimana dalam Al-Quran yang

menjelaskan bahwa lingkup keberlakuan ajaran agama Islam yang di bawah oleh

Nabi Muhammad SAW.untuk semua umat manusia, dimanapun berada oleh

karena itu, Islam seharusnya dapat diterima di kalangan seluruh umat manusia di

atas muka bumi ini, tanpa ada masalah dengan keadaan dimana saja manusia itu

berada. Dalam konsepkeagamaan Islam mewajibkan kepada kaum muslim untuk

membantu sesama muslim dengan melalui tindakan seperti zakat, infaq, wakaf,

sedekah, hibah, dan sebagainya guna menolong serta beribadah kepada Allah

SWT. Orang Islam berkewajiban untuk melaksanakan kegiatan yang sudah

1
2

tercermin dalam rukun Islam yang berjumlah 5 rukun yaitu membaca syahadat,

melaksanakan shalat, membayar zakat, melaksanakan puasa, dan menunaikan

ibadah haji. Rukun Islam yang ketiga adalah zakat.Zakat adalah hak yang wajib

(dikeluarkan) dari harta yang khusus untuk kelompok yang khusus pula.

Kelompok khusus adalah delapan kelompok yang diisyaratkan oleh Allah SWT.

yakni :fakir, miskin, mu‟allaf, ghorim, fii sabilillah, ibnu sabil, riqob, dan „amil.2

Salah satu ajaran Islam yang bertujuan mengatasi kesenjangan dan gejolak

sosial tersebut adalah zakat, zakat yang menjadi salah satu tiang penyangga bagi

tegaknya Islam serta menjadi kewajiban bagi pemeluk, membawa misi

memperbaiki hubungan yang sering terjadi akibat kesejangan problematika dalam

hidup mereka. Selain itu, zakat dapat juga memperkuat hubungan kedekatan

manusia dengan Sang Pencipta, karena Islam menyebutkan bahwa zakat

merupakan bentuk pengabdian (ibadah) kepada Yang Maha Kuasa.3

Zakat merupakan salah satu cara untuk meningkatkan unsur peribadatan

dari sifat kedermawaan seseorang dalam keadaan bermasyarakat terutama

masyarakat muslim, sebagai starategi pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh

sebab itu, hukum zakat adalah wajib atas setiap muslim yang telah memenuhi

syarat-syarat yang telah ada. Zakat termasuk salah satu bagian ibadah yaitu:shalat,

puasa, dan haji serta telah dijelaskan secara terperinci dalam Al-Quran dan hadits

serta merupakan amal kepedulian terhadap amal sosial kemasyarakatan dan

2
Nahdatul Aula, Peningkatan Pemahaman Materi Zakat Fitrah Mata Pelajaran Fiqih
Dengan Menggunakan Media Audio-Visual Pada Siswa Kelas Iv Mi Ma’arif Babatan Jati
Sidoarjo Skripsi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya Februari 2018,. Hlm. 01
3
Saprida, Pemahaman Dan Pengalaman Kewajiban Zakat Mal Oleh Sebagian
Masyarakat Desa Betung Kecamatan Lubuk Keliat, economica sharia volume 1 nomor 1 edisi
perdana agustus 2015,. Hlm. 50.
3

kemanusiaan yang sangat membantu sehingga dapat berkembang sesuai

perkembangan umat manusia.

Zakat bermakna penyucian, berasal dari katakerja zakat untuk

menunjukkan pada sesuatu yang tumbuh subur, menjadi bermanfaat dan menjadi

suci.Pemberian sebagian harta kekayaan yang dimiliki seseorang karena adanya

kelebihan dari yang dibutuhkan, yakni makanan, untuk menyusikan atau

mengesahkan kekayaan yang dimilikinya. Zakat merupakan satu dari lima rukun

Islam dan merupakan pajak atas pemilikan seseorang. Zakat dapat diberikan

langsung kepada fakir miskin sebagai santunan atau diberikan kepada pengambara

atau kepada Negara.4

Zakat fitrah merupakan ciri khas umat Islam. Ia disebut zakat fitrah karena

diwajibkan bagi setiap jiwa. Ibnu Qutaibah mengatakan yang dimaksud dengan

zakat fitrah adalah zakat jiwa yang diambil dari kata “fitrah” yang merupakan asal

kejadian.5Setiap orang Islam memahami bahwa zakat adalah salah satu rukun

Islam.Memang tidak diragukan lagi, bahwa zakat itu merupakan rukun Islam yang

wajib diselenggarakan.6 Dalam Al-Quran banyak memerintahkan dan

menganjurkan kita menunaikan zakat, begitu pula banyak hadits yang

memerintahkan kita untuk menunaikan zakat.

Sebagai pedoman dalam kehidupan ini khususnya umat Islam banyak ayat

Al-Quran yang menjelaskan dan berkaitan tentang zakat dengan adanya ayat yang

4
Totok Jumantoro, dan Samsul Munir Amin, Kamus Ilmu Ushul Fikih,Jakarta:2005,
Hlm. 361.
5
Ardes Marzuki, Zakat Fitrah Produktif (Studi Di Desa Gunung Mesir Dan Desa
Telatan, Kecamatan Semidang Alas, Kabupaten Seluma) Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Bengkulu 2015,. Hlm. 02.
6
Hasbi ash Shiddieqy,Pedoman Zakat, (Semarang : Pt Pustaka Rizki Putra, 1999),. Hlm.
15.
4

menjelaskan tentang zakat seharusnya pelaksanaan zakat dengan sebaik-baik

mungkin. Baik itu dalam segi pengetahuan dan pemahaman akan zakat serta cara

pelaksanaanzakat yang sesuai dengan ketentuan tuntunan di dalam ajaran agama

Islam yaitu Al-Quran, Hadits dan sebagainya. Keberadaan zakat seharusnya

sangat membantu umat manusia terutama di dalam meningkatkan kemajuan

perekonomian serta menjadikan zakat solusi yang paling baik dalam

menyelesaikan masalah perekonomian baik di kalangan masyarakat maupun

Negara.

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang ke-5 (lima). Zakat juga

merupakan salah satu kewajiban yang dilaksanakan didalamnya. Zakat diwajibkan

dan dilaksanakan awalnya di Kota Madinah pada bulan Syawal tahun kedua

Hijriah. Kewajibannya terjadi setelah melaksanakan puasa di bulan Ramadhan.7

Zakat adalah salah satu kewajiban umat Islam yang telah ditetapkan dalam Al-

Quran.Zakat juga merupakan salah satu rukun Islam yang selalu disebutkan

sejajar dengan shalat.Inilah yang menunjukkan betapa pentingnya zakat sebagai

salah satu rukun Islam. Zakat bermakna kesucian ataupun keberesan dimaksudkan

untuk membersihkan harta benda milik orang lain, yang dengan sengaja atau tidak

sengaja termasuk dalam harta benda kita.8 Zakat memiliki peran yang sangat

penting strategi dalam upaya pengentasan kemiskinan atau pembangunan

ekonomi. Berbeda dengan sumber keuangan untuk pembangunan yang lain, zakat

tidak memiliki dampak buruk apapun kecuali ridha dan mengharapkan pahala dari

7
Wahbah Al-Zuhayly, zakat kajian berbagai mazhab, (Bandung : Pt Remaja Rosdakarya,
2008)., Hlm. 89.
8
A.A.Miftah, Zakat Antara Tuntunan Agama Dan Tuntunan Hukum, (Jakarta: Gaung
Persada Press, 2007), Hlm. 39
5

Allah semata. Namun demikian, bukan bearti mekanisme zakat tidak ada sistem

kontrolnya. Nilai strategi tersebut di dalam zakat dapat dilihat melalui:

Pertama, zakat merupakan panggilan agama, zakat merupakan cerminan

dari keimanan seseorang. Kedua, sumber keuangan zakat tidak akan pernah

berhenti, yang bermakna orang yang membayar zakat, tidak akan pernah sirna dan

yang telah membayar setiap tahun atau periode waktu yang lain akan terus

membayar. Ketiga, zakat secara empirik dapat menghapus kesenjangan sosial dan

sebaliknya dapat menciptakan redistribusi aset dan pemerataan pembangunan.9

Sebagaimana dalam Hadits Rasulullah : Islam dibangun diatas lima pilar,

yaitu Syahadat bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad SAW.adalah

utusan Allah; mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa di bulan Ramadhan,

menunaikan haji ke Baitullah bagi orang yang mampu. Pengulangan perintah

zakat dalam Al-Quran menunjukkan bahwa kewajiban zakat itu merupakan salah

satu kewajiban agama yang harus diyakini dan dilaksanakan.

Para ulama menjelaskan bahwa beberapa tingkatan manusia dalam

kaitannya dengan pengetahuannya tentang zakat. Mereka berkata, orang yang

mengingkari kewajibanzakat karena tidak tahu, misalnya, baru saja memeluk

agama Islam, atau tinggal di daerah terpencilyang jauh dari kota dan tidak

menemukan jalan untuk mencapai kepusat-pusat ilmu karena jaraknya yangterlalu

jauh,atau tidak ada ulama yang datang ke daerah itu untuk memberikan

pengetahuan tentang zakat, orang itutidak dinilai kufur. Sebab ketidaktahuannya

itu cukup beralasan. Tetapi ia harus berusaha untuk mengetahui. Awal mulai
9
M. fajrul Mubarak af, Penyalahgunaan Zakat Produktif Dalam Perspektif Hukum Islam
(Studi Kasus Pada Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Gowa) skripsi Universitas Islam Negeri
(UIN) Alauddin Makassar, 20012, Hlm. 02 dan 03
6

diperintahkan kewajiban zakat fitrah untuk kaum muslimin terjadi pada bulan

Sya’ban tahun kedua Hijriah, tahun ketika diwajibkannya puasa

Ramadhan.Tujuannya adalah untuk menyucikan orang yang berpuasa dari ucapan

kotor dan perbuatan yang tidak ada gunanya, serta untuk memberikan makanan

kepada orang-orang miskin dan mencukupkan mereka dari kebutuhan dan

meminta-minta pada hari Raya Idul fitri.10Berdasarkan wawancara yang penulis

lakukan di Desa Lubuk Kumbung ada beberapa orang yang menjelaskan tentang

zakat salah satu di antaranya yang bernama Zainul Abidin yang merupakan tokoh

agama dan tokoh adat, beliau mengatakan:

“Saya tahu tentang zakat fitrah itu berfungsi untuk membersihkan jiwa
pada bulan Ramadhan”.11

Dari hasil observasi tersebut penulis juga melakukan wawancara terhadap

warga masyarakat setempat salah satu diantaranya bernama Ras, beliau

mengatakan:

“Kalo nanyo tentang zakat fitrah awak dak tahu zakat fitrah yang awak
tahu awak ko dengar jak masjid bahwasetiap rumah harus membayar Rp.
25.000 berupa uang dan ada juga yang membayar dengan beras 2 setengah
kg. pelaksanaannyo tu ketika bulan puasa atau satu minggu sebelum
lebaran Idul Fitri”.12

Kemudian melakukan wawancara lagi dengan pengurus serta panitia zakat

salah satu diantaranya bernama Awaludin, beliau mengatakan:

“Orang yang menerima zakat itu mustahiq, hukumnya wajib, golongan


yang menerima zakat fakir miskin, amil, fisabillah, ibnu sabil.”

10
Masthuroh, Pendistribusian Zakat Fitrah Di Badan Amil Zakat Kabupaten Cirebon
Dalam Persfektif Fiqih, (Skripsi, Institute Agama Islam (IAIN) Nurjati Cirebon 2013 M / 1434 H),
Hlm. 02.
11
Wawancara dengan Zainul Abidin sebagai tokoh agama dan tokoh adat di Desa Lubuk
Kumbung Sabtu, 06 Juni 2020
12
Wawancara dengan Ras sebagai warga masyarakat diDesa Lubuk Kumbung Sabtu, 06
Juni 2020
7

Dari uraian yang disampaikan oleh masyarakat di Desa Lubuk Kumbung

dapat diketahui bahwa mereka belum memahami makna zakat terutama tentang

zakat fitrah yang seharusnya diketahui dan dipahami selaku penganut agama

Islam.

Berdasarkan latar belakang dari makna zakat fitrah tersebut maka penulis

tertarik untuk meneliti masalah tersebut dalam bentuk skripsi dengan

judul:“Pemahaman Masyarakat Terhadap Kewajiban Membayar Zakat

Fitrah Di Desa Lubuk Kumbung Kecamatan Karang Jaya Kabupaten Musi

Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pemahaman masyarakat Desa Lubuk Kumbung terhadap kewajiban

membayar zakat fitrah?

2. Apa upaya yang dilakukan oleh amil dalam meningkatkan pemahaman

masyarakat terhadap kewajiban membayar zakat fitrah?

C. Batasan Masalah

Penelitian ini hanya berfokus pada pemahaman masyarakat Desa Lubuk

Kumbung tentang definisi zakat fitrah seperti pengertian zakat fitrah, fungsi,

rukun dan syarat zakat fitrah, ciri-ciri khusus zakat fitrah, golongan zakat fitrah,

serta hikmah zakat fitrah pada tahun 2020-2021


8

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Penelitian

a. Ingin mengetahui pemahaman masyarakat terhadap kewajiban membayar

fitrah.

b. Ingin mengetahui apa upaya yang harus dilakukan dalam meningkatkan

Pemahaman Masyarakat Terhadap Kewajiban Membayar Zakat Fitrah Di

Desa Lubuk Kumbung Kecamatan Karang Jaya Kabupaten Musi Rawas

Utara Provinsi Sumatera Selatan.

2. KegunaanPenelitian

Kegunaan penelitian, antara lain sebagai berikut:

a. Secara akademis, diharapkan dapat memberi masukan dalam upaya

mengembangkan khasanah penelitian tentang tentang sistematika, dan

pemahaman masyarakat terhadap kewajiban membayar zakat fitrah di Desa

Lubuk Kumbung Kecamatan Karang Jaya Kabupaten Musi Rawas Utara

Provinsi Sumatera Selatan.

b. Penelitian ini diharapkan menambah wawasan berpikir bagi penulis serta

untuk menambah keilmuan dan pengetahuan kepada masyarakat untuk

mengetahui Pemahaman Masyarakat Terhadap Kewajiban Membayar Zakat

Fitrah Di Desa Lubuk Kumbung Kecamatan Karang Jaya Kabupaten Musi

Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan.


9

c. Untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana

Strata Satu (S1) pada fakultas syariah di jurusan Hukum Ekonomi Syariah

(HES) Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

E. Kerangka Teori

Kerangka teori yang digunakan dalam penulisan ini adalah:

1. Definisi pemahaman

Menurut kamus besar bahasa indonesia, kata paham sebagai asal kata dari

pemahamanyang diartikan sebagai proses, perbuatan, cara untuk mengerti benar

atau mengetahui benar. Menurut Sudirman menjelaskan pemahaman sebagai suatu

kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau

menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah

diterimanya.

2. Zakat Fitrah

Zakat badan yang disebut juga dengan zakat fitrah merupakan ciri khas

umat Islam. Ia disebut zakat fitrah karena diwajibkan atas setiap jiwa. Ibnu

Qutaibah mengatakan: yang dimaksud dengan zakat fitrah adalah zakat jiwa yang

diambil dari kata “fitrah” yang merupakan asal kejadian. Zakat fitrah menurut

pengertian syara’ adalah zakat yang dikeluarkan oleh seorang muslim dari

sebagian hartanya kepada orang-orang yang membutuhkan untuk mensucikan

jiwanya serta menambal kekurangan-kekurangan yang terdapat pada puasanya

seperti perkataan yang kotor dan perbuatan yang tidak ada gunanya.

Zakat fitrah juga merupakan suatu kewajiban berzakat bagi setiap individu

baik untuk orang yang sudah dewasa maupun belum dewasa, serta bayi yang baru
10

lahir ke dunia dan dibarengi dengan ibadah puasa (shaum). Zakat fitrah atau zakat

badan adalah zakat yang wajib dikeluarkan satu kali dalam setahun oleh setiap

muslim mukalaf (orang yang dibebani kewajiban oleh AllahSWT.) untuk dirinya

sendiri dan untuk semua jiwa yang menjadi tanggungannya.13

Setiap muslim diwajibkan membayar zakat fitrah setelah matahari

terbenam di akhir bulan Ramadhan. Lebih dianjurkan lagi jika dibayarkan

sebelum shalat Idul Fitri, karena jika dibayarkan setelah shalat ied, maka sifatnya

seperti sedekah biasa, melainkan bukan merupakan zakat fitrah.14Sebagai seorang

muslim wajib hukumnya membayar zakat fitrah untuk dirinya (suami) apalagi

orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya seperti istri, anak dan pembantunya

yang satu yakinannya yaitu beragama Islam.

Akan tetapi, diperbolehkan bagi seorang istri dan anaknya maupun

pembantunya ingin membayar zakat fitrah atas nama sendiri.Berdasarkan sabda

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam zakat fitrah wajib atas setiap muslim yang

memiliki kelebihan makanan pokoknya dan makanan pokok orang yang menjadi

tanggungannya pada malam hari raya fitri sebanyak satu sha’, yaitu ukuran sha‟

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam (2 ½ kg). Zakat fitrah dikeluarkan dari

jenis makanan pokoknya atau yang lebih baik dari itu dan pembagiannya seperti

zakat.15

Zakat fitrah mempunyai fungsi antara lain sebagai berikut:

a. Fungsi ibadah

13
Mardani, Hukum Islam:Zakat,Infak,Sedekah, Dan Wakaf, (Bandung : PT Citra Aditya
Bakti, 2016) Hlm. 68.
14
Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat,
2011), Hlm. 285
15
El-Madani, Fiqih Zakat Lengkap, (Jogjakarta: Diva Press,2013), Hlm. 140.
11

b. Fungsi membersihkan orang yang berpuasa dari ucapan dan perbuatan yang

tidak bermanfaat.

c. Memberikan kecukupan kepada orang-orang miskin pada hari raya Idul

Fitri.16

Zakat secara umum sebagaimana dirumuskan oleh banyak ulama bahwa

zakat adalah hak tertentu yang diwajibkan oleh AllahSWT.terhadap harta yang

dimiliki kaum muslimin menurut ukuran-ukuran tertentu nisab dan khaul yang

diperuntukkan bagi fakir miskin, dan para mustahiq lainnya sebagai tanda syukur

atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT., untuk mendekatkan diri kepada-

Nya, serta untuk membersihkan diri melalui harta yang dimiliki tersebut.17

Setelah menelaah beberapa literature dapat dikatakan bahwa sejarah

pensyari‟atan zakat fitrah tidak banyak diungkap sebagaimana sejarah zakat

harta.Zakat fitrah tidak diawali dengan persiapan yang sematang persiapan zakat

harta. Ketika Rasulullah SAW. berada di Kota Makkah Al-Mukarramah belum

ada tanda-tanda akan diwajibkan zakat fitrah. Zakat fitrah di fardhukan bersamaan

dengan pensyari‟atan puasa Ramadhan yaitu setelah dua tahun Rasulullah

SAW.berhijrah ke Madinah, Kota Ansor yang Munawwarah. Zakat fitrah,

sebagaimana disimpulkan oleh Yusuf Qardawi, difardhukan lebih dahulu dari

pensyari‟atan ketentuan-ketentuan zakat harta, seperti penetapan tentang harta

yang wajib dizakati, nisab, dan kadarnya. 18

16
Mursyidi, B. Sc., S.E., Akutansi Zakat Kontemporer, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2006), Hlm. 78.
17
SultanSyahrir, Pemahaman Masyarakat Terhadap Kewajiban Zakat Di Desa
Kecamatan Mariteng Ngae Kabupaten Sidenreng Rappang, Skripsi Universitas Islam Negeri
(UIN) Alauddin Makassar 2018, Hlm. 12
12

Jika seseorang muslim menolak dan tidak menunaikan zakat fitrah sebagai

salah satu kewajiban agama, maka tergolong muslim yang durhaka kepada Allah

SWT.

3. Ukuran Zakat Fitrah

Abu Sa‟id Al-Khudhri ra.Berkata, “semasa hidup Nabi

MuhammadSAW.Kami mengeluarkan zakat fitrah berupa makanan pokok

sebanyak satu sha’, yaitu satu sha’ keju, anggur kering, kurma kering, atau

gandum.Demikian yang kami keluarkan untuk zakat fitrah sampai suatu hari

Muawiyah ra.datang berhaji atau umrah lalu ia berkhutbah di hadapan kaum

muslimin. Muawiyah saat itu berkata, „Menurut kami, dua mud samarah (jenis

buah-buahan) Syam sebanding dengan satu sha’ kurma kering‟.Karena itu, kaum

muslimin mengikuti apa yang di katakannya”. 19

Rasulullah SAW. menetapkan jenis bahan makanan pokok yang lazim

berlaku secara umum, tidak membatasi jenis tertentu. Oleh karena itu para Ulama

fiqh membolehkan zakat fitrah ditunaikan dengan bahan makanan pokok yang

secara umum berlaku di suatu daerah atau di suatu kalangan masyarakat: berupa

beras, gandum, jagung, dan lain sebagainya.

Menurut mazhab Hanafi, nilai zakat fitrah dapat diwujudkan dalam bentuk

uang.Khusus bagi orang berkecukupan hendaknya mengeluarkan zakat fitrah lebih

dari nilai satu sha’, sebab dalam zaman kita dewasa ini bahan makanan pokok

tidak terbatas pada gandum atau beras saja, tetapi juga lain-lainnya seperti daging,

19
Asmaji Muchtar, Fatwa-Fatwa Imam Asy-Syafi’i, (Jakarta: AMZAH, 2015), Hlm. 267
13

sayur-mayur, buah-buahan dan sebagainya.20Syekh Yusuf al-Qardawi dalam Fiqh

al-Zakah mengatakan bahwa zakat itu pada hakikatnya bagian dari peraturan

Islam tentang kehartabendaan dan ke-masyarakatan.

Beliau berpendapat mengenai hukum pembayaran zakat fitrah

menggunakanuang adalah boleh. Hal ini dijelaskan dalam kitabnya, yang artinya:

“pemberian dengan harganya ini lebih mudah di zaman kita sekarang ini, dan

terutama di lingkungan Negara industri, dimana orang-orang tidak bisa

bermuamalah kecuali dengan uang. Sebagimana pula di sebagian besar Negara

dan pada biasanya lebih bermanfaat bagi orang-orang fakir. Sesungguhnya yang

tampak bagi saya, bahwa Rasulullah Saw. itu mewajibkan zakat fitrah dengan

makanan karena dua sebab: pertama, jarangnya mata uang di tanah Arab ketika itu

sehingga dengan memberi makanan akan lebih memudahkan bagi orang banyak.

Kedua, sesungguhnya nilai mata uang itu berubah dan berbeda daya belinya dari

satu masa ke masa yang lain. Berbeda dengan satu sha’ makanan yang secara

pasti mengenyangkan orang, sebagaimana makanan pada masa itu lebih mudah

bagi orang yang memberi dan lebih bermanfaat bagi orang yang menerimanya.”

4. Dasar Hukum Zakat Fitrah

Hukum zakat fitrah adalah fardhu, berdasarkan dalil hadits Ibnu Umar ra.,

sesungguhnya Rasulullah Saw. mewajibkanzakat fitrah berupa satu sha’ kurma,

atau satu sha’ gandum terhadap setiap hamba dari kaum muslimin, baik laki-laki

maupun perempuan.21Zakat fitrah merupakan pengeluaran sebagian harta yang

20
Yusuf Al-Qardhawi, Fatwa-Fatwa Mutakhir, (Jakarta: Yayasan Al-Hamid Al-
Husaini,1996), Hlm. 430
21
Syaikh Alauddin, Fiqih Ibadah Madzhab Safi’i, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2019.
Hlm. 325
14

dimiliki secara pribadi untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya pada

hari raya fitrah bertujuan untuk membersihkan diri pada orang-orang yang

berpuasa dari perkataan yang tidak berguna dan perbuatan yang kotor. Adapun

dasar hukum menurut Al-Quran antara lain :

a. Al-Quran

Allah SWT. berfirman dalam Q.S Al-Baqarah ayat 43 sebagai berikut:



Artinya: Dirikanlah shalat tunaikanlah zakat dan rukulah bersama dengan


orang-orang yang ruku. (QS. Al-Baqarah: 43)22
Allah SWT.berfirman dalam Q.S At-Taubah ayat 103 sebagai berikut:

          

       

Artinya:Ambillah zakatdari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu


membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk
mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman
jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.23

b. Hadits

Penetapan kewajiban berzakat fitrah berdasarkan sabda Nabi Muhammad

SAW.yang berbunyi:

22
QS. Al-Baqarah:43
23
QS. At-Taubah :103
15

Diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a ia berkata: Rasulullah SAW. mewajibkan

zakat fitrah sebesar satu sha’ kurma atau satu sha’ sya’ir atas seorang hamba,

orang merdeka, laki-laki dan perempuan, besar kecil dari orang-orang Islam; dan

beliau memerintahkan agar dikeluarkan sebelum orang-orang keluar menunaikan

shalat.{HR.Bukhari-Muslim}.24

ًُِّ ‫ ِى ََىَنِ ام‬:َ‫ُْعٍِْْْف‬:ُُُّ‫كَن‬:َ‫وَعَنْ اَبِىْ سَعٍِْذِاْمخُذْرِيِّ َرضِىَ اهللُ عَُْقُ ل‬

ْ‫ىِن‬:ً‫ع‬:َ‫اَ ْوص‬،ٍ‫ىِنء جَيْر‬:ً‫ع‬:َ‫اَ ْوص‬،ٍ‫ه‬:َ‫ىِنْ طَع‬:ً‫ع‬:َ‫صَنُى اهللُ عَنٍَْقِ وَسَنُو َص‬

{ِ‫}ىُحُفَقٌ عَنٍَْق‬.ٍ‫ىِنْ ََبِ ٍْب‬:ً‫ع‬:َ‫اَ ْوص‬،ٍ‫شَعٍِْر‬

ُ‫ُّ ُْث‬:َ‫اَََاكُ اُخْرِجُقُ َّي‬:َ‫ َن‬:ََْ‫ا‬:ُ‫كَ اَبُوْسَعٍِْذٍناَى‬:َ‫ىِنْ َالِطٍ ل‬:ً‫ع‬:َ‫َو ِى رِوَاٌَةٍناَ ْوص‬

ُ‫اُخْرِج‬:َ‫اَخْرَجَقُ ِى ََىَنِ رَسُوْكِ اهلل صنى اهلل عنٍق وسنو وَمِأَبِى دَاوُدَنم‬

.:ً‫ع‬:َ‫ص‬:ُ‫اَبَذًااِم‬

Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudry ra.berkata: Pada zaman Nabi

SAW. Kami selalu mengeluarkan zakat fitrah satu sha’ makan, atau satu sha’

kurma atau satu sha’ sya’ir, atau satu sha’ anggur kering.(HR. Muttafaq Alaih)

24
Mardani, Hadis Ahkam, (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2012), Hlm. 190
16

Dalam satu riwayat lain: atau satu sha’susu kering. Abu Said berkata:

Adapun saya masih mengeluarkan zakat fitrah seperti yang aku keluarkan pada

zaman NabiSAW. dalam riwayat Abu Dawud: Aku selamanya tidak

mengeluarkan kecuali satu sha’.

‫كَن َرَضَ رَسُوْكُ اهللِ صنى اهلل عنٍق‬:َ‫ل‬:َ‫سٍ َرضِىَ اهللُ عَُْفُي‬:َُّ‫وَعَنْ اِبْنِ ع‬

ٌ‫وَطُعْيَة‬،ِ‫وَام ُر َث‬،ِ‫ئِوِ ىِنَ امنَّغْو‬:ُ‫ةَاْمفِْْرِطُفْرَةٌ مِنص‬:َََّ ‫وسنو‬

ْ‫وَىَن‬،ٌ‫ةٌ ىُقُّْوْمَة‬:َََّ ًَِ‫ ِة َف‬:َ‫لَّْلَ امصُن‬:َ‫ َيَنْ اَدُاه‬،ِ‫ٍِّْن‬:َ‫مِنْيَس‬

ُ‫}رَوَاهُ اَبُوْدَاوُدَوَاِبْن‬.ِ‫ت‬:َ‫ ِة َفًَِ صَ َذلَةٌ ىِنَ امصُ َذل‬:َ‫بَعْذَامصُن‬:َ‫اَدُاه‬

{ُ‫ِّو‬:َ‫ َوصَحُحَقُ اْمح‬.ْ‫جَق‬:َ‫ى‬

Dari Ibnu Abbas ra.bahwaRasulullah SAW. mewajibkan zakat fitrah

sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari perbuatan yang tidak berguna

dan kotor dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin. Maka barangsiapa yang

mengeluarkannya setelah shalat, ia menjadi zakat yang diterima dan barangsiapa

yang mengeluarkannya setelah shalat, ia menjadi sedekah biasa. {HR. Abu

Dawud dan Ibnu Majah hadits shohih menurut Hakim}.25

5. Rukun dan Syarat-Syarat Wajib Zakat Fitrah

Rukun dan syarat zakat fitrahmerupakan suatu hal yang tidak boleh

ditinggalkan dalam pelaksanaannya, karena rukun dan syarat tidak bisa dipisahkan

dari suatu perbuatan serta merupakan bagian pokok perbuatan tersebut.Rukun

wajib zakat fitrah adalah sebagai berikut:

25
M. Hasbi ash-Shiddieqy, Pedoman zakat,(pustaka rizki putra, 2014.Hlm. 05
17

a. Niat, yakni tekad di dalam diri menunaikan zakat fitrah dengan penuh

keikhlasan karena AllahSWT.

b. Ada muzakki, yakni pemberi zakat.

c. Ada mustahik, yakni mereka yang menerima zakat.

d. Ada makanan pokok, yang akan dizakatkan.

Syarat-syarat wajib zakat fitrah adalah sebagai berikut:

a. Islam, orang yang tidak beragama Islam tidak wajib membayar zakat fitrah.

b. Mendapati bagian dari bulan Ramadhan dan bagian dari bulan Ramadhan.

Orang yang meninggal dunia setelah matahari terbenam pada malam hari

raya, wajib dikeluarkan zakat fitrah atas namanya. Berbeda kalau ia

meninggal dunia sebelum matahari terbenam. Orang yang memiliki anak lahir

sebelum terbenam matahari pada hari penghabisan bulan Ramadhan juga

wajib dikeluarkan zakat fitrahnya. Sedangkan anak yang lahir sesudah

terbenam matahari tidak wajib dizakati oleh walinya. Orang yang menikah

sesudah terbenam matahari tidak wajib membayarkan zakat fitrah istrinya.

c. Seseorang yang mempunyai kelebihan sisa makanan dari persediaan atas

makanan untuk dirinya sendiri dan keluarga yang dinafkahi. Orang yang tidak

mempunyai kelebihan seperti itu tidak wajib membayar zakat fitrah.26

Syarat benda yang wajib dikeluarkan untuk zakat fitrah sebagai berikut:

a. Makanan pokok, yang menjadi makanan utama di suatu Negara, pendapat ini

yang dianggap paling shahih menurut Jumhur ulama.

26
Syaikh Alauddin Za‟tari, Fikih Ibadah Madzhab Syafi’i (Jakarta:Pustaka Al-Kautsar,
2019), Hlm. 325
18

b. Boleh memilih diantara jenis-jenis tersebut. Dalam hal ini seperti beras,

gandum, kacang kedelai, sagu, kurma kering, kurma basah, biji-bijian dan

yang lainnya.

6. Pelaksanaan Zakat Fitrah

Adapun tata cara pelaksanaan zakat fitrah sebagai berikut :

a. Waktu-waktu Menunaikan Zakat Fitrah

Waktu untuk menunaikan zakat fitrah menurut Imam Syafi‟i adalah boleh

sejak dari permulaan awal Ramadhan, karena sebab dari zakat fitrah itu adalah

berpuasa di bulan Ramadhan dan berbuka puasa dan bukan daripadanya.Zakat

fitrah hanya dapat dilakukan pada bulan Ramadhan. Waktu satu bulan tersebut

terbagi atas lima bagian:

1) Waktu yang diperbolehkan, yaitu dari awal Ramadhan sampai hari

penghabisan Ramadhan.

2) Waktu wajib, yaitu mulai terbenam matahari penghabisan Ramadhan

(malam takbiran).

3) Waktu sunah, yaitu dibayar sesudah shalat Subuh (shalat Idul Fitri).

4) Waktu makruh, yaitu membayar zakat fitrah sesudah shalat hari raya tetapi

sebelum terbenam matahari pada hari raya.

5) Waktu haram, yaitu lebih terlambat lagi, dibayar sesudah terbenam

matahari pada hari raya. 27

b. Manfaat Zakat Fitrah

27
Hasbiyallah, Fikih Jilid 2, (Bandung :PT Grafindo Media Pratama, 2008), Hlm. 41.
19

Denganzakatfitrah, diharapkan dapat memberikan manfaat besar untuk

kepentingan umat manusia terutama bagi muzakki dan mustahiq.Manfaat-manfaat

tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.

1) Membahagiakan orang yang kurang mampu (mustahiq) di saat Idul Fitri.

2) Menghilangkan sifat egois dan mementingkan diri sendiri.

3) Sebagai rasa syukur kepada Allah SWT. atas nikmat yang diberikan-Nya.

Cara mensyukuri nikmat harta adalah membelanjakan harta tersebut di

jalan Allah SWT., di antaranya dengan zakat.

4) Menolak musibah. Musibah dapat datang kapan pun, tetapi musibah dapat

dihentikan dengan memperbanyak sedekah atau zakat.

5) Mempererat silaturahmi antara orang yang mampu dan tidak mampu.

c. Cara Mengeluarkan Zakat Fitrah

Indonesia sendiri memiliki 4 madzhab untuk cara pembayaran zakat fitrah

yaitu :

1. Madzhab Hanafi menganjurkan kita untuk mengeluarkan zakat fitrah sebelum

hari raya supaya orang miskin dapat menikmatinya pada hari raya. Madzhab

Hanafi memperbolehkan membayar zakat fitrah dengan harga (uang) yang

senilai dengan ukuran yang pasti yaitu 2,5 kg dari jenis bahan makanan

tersebut.

2. Madzhab Maliki menganjurkan mengeluarkan zakat fitrah dengan jenis bahan

pokok dalam bentuk biji-bijian dan buah-buahan. Mazhab ini berpendapat

bahwa kadar zakat fitrah yang pasti dari makanan pokok atau jenis biji-bijian
20

adalah 2,5 kg. Imam Malik tidak membenarkan menunaikan zakat fitrah

dalam bentuk uang.

3. Madzhab Syafi‟i, zakat fitrah yang wajib dikeluarkan adalah makanan pokok

daerah setempat. Tidak boleh dikeluarkan yang bukan makanan pokok atau

harga dari makanan pokok tersebut. Mazhab ini berpendapat bahwa kadar

zakat fitrah yang pasti dari makanan pokok atau jenis biji-bijian adalah 2,5 kg.

4. Madzhab Hambali, zakat fitrah yang wajib dikeluarkan adalah: gandum bur,

gandum syair, kurma, kismis, dan keju. Kalau tidak ada jenis bahan pokok di

atas, maka yang wajib dikeluarkan adalah jenis bahan pokok dalam bentuk

biji-bijian dan buah-buahan. Mazhab ini berpendapat bahwa kadar zakat fitrah

yang pasti dari makanan pokok atau jenis biji-bijian adalah 2,5 kg.28

Seperti contoh, seorang kepala keluarga memiliki istri, tiga anak laki-laki,

seorang anak perempuan, seorang ibu yang menjadi tanggungannya, dan seorang

pembantu. Harga bahan pokok beras yang terbaik adalah Rp.7.000,00 per kg.

Berapakah zakat fitrah yang dikeluarkan oleh kepala keluarga tersebut?

Di Indonesia memakai Madzhab Syafi‟i untuk pembayaran zakat. Jadi

Jumlah orang yang wajib mengeluarkan zakat dari soal diatas adalah 8 orang,

harga beras yaitu Rp. 7.000 dikali 2,5 kg jadi jumlah pembayaran zakat perorang

yaitu Rp. 19.600. Wajib zakat fitrah yang harus dibayar adalah 8 orang dikalikan

Rp.19.600, jadi jumlah wajib zakat fitrah 8 orang adalah Rp.156.800,-.

Adapun jika dibayar menggunakan beras adalah sebagai berikut.

8x2,5kg=20kg.Apabila anak-anak tersebut tidak lagi menjadi tanggungan orang

28
M. Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Zakat, (Semarang: Pustaka Rizki, 1999), Hlm. 220
21

tuanya maka orang tua tidak berkewajiban membayar zakat mereka.Begitu juga

apabila orang tua menjadi tanggungan anak-anaknya, mereka berkewajiban

membayarkan zakat orang tua tersebut.29Apabila terlambat membayar zakat

sesudah sampai tahunnya dan harta sudah di tangannya, begitu pun yang berhak

menerima zakat sudah ada, maka jika barang itu hilang, ia wajib mengganti

zakatnya karena kelalaiannya.30

7. Ciri-Ciri Khusus Zakat Fitrah

Zakat fitrah setahun sekali mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu:

a. Sebagai kewajiban atas setiap kepala atau setiap orang, bukan zakat atas harta.

b. Bukan kewajiban orang kaya saja, melainkan juga kewajiban setiap muslim,

yang merdeka, atau hamba sahaya, lelaki atau perempuan, kaya atau miskin,

selama yang miskin ini mempunyai jatah lebih dari makanan pokok dari „id

dan malam „id bagi dirinya dan keluarganya.

c. Bukan hanya kewajiban dirinya sendiri, melainkan juga kewajiban dirinya

berikut anak, istri, dan semua yang menjadi tanggung jawabnya.

d. Islam sengaja memperkecil ukuran zakat fitrah agar mayoritas umat

muslimmampu melaksanakannya. Ukurannya sebanyak 1 sha’ kurma, kismis,

atau terigu, juga disamakan dengan ukuran ini untuk setiap makanan pokok di

suatu Negara. 1 sha’sama dengan 4 genggam 2 tangan orang biasa. Jika

disesuaikan berat timbangan sekarang, sekitar 2,176 kg terigu. 31

29
Hasbiyallah, Fikih Jilid 2, (Bandung :PT Grafindo Media Pratama, 2008), Hlm. 42.
30
H. Sulaiman Rasjid, FIQH ISLAM (Hukum Fiqh Islam), (Bandung : Sinar Baru
Algensindo, 2017), Hlm. 210.
31
Mardani, Hukum Islam Zakat Infak Sedekah Dan Wakaf, (PT. Citra Aditya, 2016), Hlm.
69
22

Hal ini berdasarkan hadist Rasulullah SAW.Berikut:

1) Dari Abdullah bin Umar r.a. dia berkata, “Rasulullah SAW. mewajibkan

zakat fitrah. “Atau dia berkata, “Ramadhan atas seorang laki-laki, wanita,

orang merdeka, dan hambasahaya, 1 sha’ kurma atau 1 sha’ gandum.” Dia

berkata laluorang-orang yang menyamakannya dengan ½ sha’ biji gandum

bagi anak kecil dan dewasa. Dalam suatu lafal disebutkan, “hendaklah

dikeluarkan sebelum pergi shalat” (HR. Bukhari Muslim)

2) Dari Abu Said Al-Khudri r.a. Dia berkata, “Kami telah menyerahkannya pada

zaman Rasulullah SAW. 1 sha’ bahan makanan atau 1 sha’ kurma atau 1 sha’

gandum atau 1sha’keju atau 1 sha’ anggur kering.” Ketika Muawiyah datang

dan biji gandum (dari Syam) berdatangan, maka dia berkata aku melihat 1

mud biji gandum (dari Syam) itu sama dengan 1 mud biji kurma. Abu Said

berkata, “Adapun aku senantiasa mengeluarkan zakat seukuran itu (1 mud)

seperti yang dilakukan pada zaman Rasulullah SAW.” (HR. Bukhari

Muslim).32

8. Membayar Zakat Fitrah Dengan Harganya

Sesungguhnya yang tampak bagi saya bahwa Rasulullah SAW. itu

mewajibkan zakat fitrah dengan makanan, karena dua sebab:

1) Jarangnya mata uang di tanah Arab ketika itu, sehingga dengan memberi

makanan ituakan lebih memudahkan bagi orang banyak.

2) Sesungguhnya nilai uang itu berubah dan berbeda daya belinya dari satu

masa ke masa lain, berbeda dengan satu sha’ makanan yang secara pasti

32
Qadhi Abu Syujak Ahmad, Matan Al-Ghayah Wa At-Taqrib, (Jakarta Selatan: Rumah
Fiqih Publishing, 2018), Hlm. 16
23

mengenyangkanorang, sebagaimana makanan pada masa itu lebih mudah

bagi orang yang memberi dan lebih bermanfaat bagi orang yang

menerimanya.33

Upaya mencapai pembagian zakat bermula pada pendapat Ibnu Jazy yang

dikutip dari Sulaiman, yaitu ada lima cara pembagian zakat fitrah:

1) Mengeluarkan zakat dari benda paling baik.

2) Mengeluarkan zakat dari hasil yang paling baik, halal, bagus, dan barang

yang paling dicintai.

3) Tugas amil dianjurkan untuk mengambil barang yang kualitasnya

pertengahan.

4) Dianjurkan bagi para muzaki untuk menyembunyikan amalnya dihadapan

orang lain.

5) Dianjurkan bagi muzaki, sebelum berzakat berdoa terlebih dahulu.Imam

Abu Hanifah berpendapat bahwa zakat fitrah dengan mengunakan uang

atau dengan cara membayarnya hukumnya boleh, karena menurut ualam

Hanafiah sesungguhnya yang wajib adalah mencukupkan orang fakir pada

saat Hari Raya, sedangkan mencukupkan itu dapat berupa harganya karena

lebih bermanfaat dan disesuaikan dengan kebutuhan.

Mazhab Hanafi tidak ada halangan, karena fitrah itu hak orang-orang

miskin; untuk menutup hajat mereka, boleh dengan dengan makanan dan boleh

dengan uang, tidak ada bedanya.Jumlahnya 1 sha’ (± 3,5 liter/2,5 kg) per jiwa

yang didistribusikan pada tanggal 1 Syawal setelah shalat subuh sebelum shalat

33
Qodariah Barkah Dkk, Fikih Zakat Sedekah Dan Wakaf, (Jakarta:Kencana,2020), Hlm.
61
24

Idul Fitri.Dalam hal ini pembayaran Zakat Fitrah, menurut Abu Hanifah

membolehkan zaka fitrah dengan uang, sebagaimana Kitabnya Al-Mabsuth :

“Jika yang diberikan uang dari hasil gandum yang kita miliki, karena yang

penting munculnya kekayaan dan memunculkan nilai, dan menurut Imam

Syafi‟i tidak boleh”.

Menurut pendapat Iman Syafi‟i zakat fitrah dengan uang tidak

diperbolehkan, dan harus membayar zakat fitrah dengan makanan sebagaimana

dalam kitabnya “Al-Umm” : dan tidak boleh mengeluarkan zakat kecuali

berupa biji bijian tidak berupa tepung kasar dan harus juga tidak boleh

mengeluarkan berupa harganya. Imam Maliki berpendapat bahwa zakat fitrah

wajib ditunaikan dari makanan pokok yang pokok yang mayoritas yang

dikonsumsi oleh suatu negeri, dari sembilan jenis gandum, beras, salad (jenis

beras), jagung, padi, kurma, anggur dan keju yang dikonsumsi dari sembilan

jenis ini tidak boleh selain inidan juga diperkenankan membayar selain

daripada makanan ini. Hal ini sesuai dengan perintah Rasullah SAW., dalam

zakat fitrah.

Imam Ahmad menyatakan bahwa menyerahkan harganya itu bertentangan

dengan sunnah Rasullah SAW., ini juga sama dengan pendapat Imam Syafi‟i

dan Imam Maliki. Mengeluarkan harga zakat (bukan barangnya), menurut

ketiga imam tidak diperkenankan, baik pada zakat fitrah maupun pada zakat

zakat lainnya dan hukumnya tidak sah.34

9. Golongan YangTidak Berhak dan Berhak Menerima Zakat Fitrah

34
Ahmad Zarkasih, Madzhab Talfiq Zakat Fitrah, (Jakarta Selatan : Rumah Fiqih
Publisihing, 2020), Hlm. 10
25

Ada lima golongan yang tidak boleh menerima zakat fitrah, yaitu :

a. Orang kaya harta dan pekerjaan

b. Hamba sahaya, sebab kebutuhan hidupnya telah dicukupi oleh tuannya.

c. Keturunan Bani Hasyim Dan Bani Muthalib.

d. Orang yang wajib dinafkahi muzakki, seperti istri atau kerabat, atas nama fakir

atau miskin, karena biaya hidup mereka telah dicukupi.

e. Orang kafiryaitu orang yang tidak beragama Islam, karena pesan Rasulullah

SAW.kepada Mu‟az sewaktu ia diutus ke negeri Yaman. Beliau berkata kepada

Mu‟az, „beritahukanlah kepada mereka (umat Islam), diwajibkan atas mereka

zakat fitrah. Zakat itu diambil dari orang kaya dan berikan kepada orang fakir

diantara mereka.”35

Adapun orang-orang yang berhak menerima zakat fitrah adalah delapan

kelompok yang berhak menerima zakat mal (harta), sebagaimana yang termasuk

dalam firman Allah SWT.:






Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-
orang miskin,pengurus-pengurus zakat,para muallaf yang dibujuk
hatinya,untuk (memerdekakan) budak,orang-orang yang berhutang,untuk
jalan Allah danuntuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai

35
Qodariah Barkah Dkk, Fikih Zakat Sedekah danWakaf (Jakarta:Kencana, 2020), Hlm.
56
26

suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah MahaMengetahui Lagi


Maha Bijaksana. (QS. At-Taubah: 60)36

Disunahkan agar zakat fitrah tersebut dibayarkan oleh orang itu sendiri,

dimulai pada ashnaf yang masih keluarganya, lalu tentangganya, yang terdekat,

kemudian yang lebih dekat, sebagaimana terdapat dalam dalam hadits yang

diriwayatkan oleh Salman Bin Ammar dari Nabi SAW., beliau bersabda:

“sedekah pada orang miskin adalah sedekah, namun sedekah pada (orang miskin)

yang masih memiliki hubungan keluarga adalah sedekah dan silaturrahim.”

Secara umum, zakat fitrah hendaknya diberikan kepada kalangan penerima

zakat yang berasal dari keluarga dekat sendiri. Ia tidak boleh diberikan kepada

orang yang kaya, salah seorang Dzawil Qurba Nabi SAW., yaitu dari kalangan

keluarga Bani Hasyim dan Bani Muthalib, walaupun salah seorang yang termasuk

dalam golongan yang terhalang untuk mendapatkan zakat mal. Ia juga tidak boleh

diberikan pada orang-orang yang ditanggung nafkahnya. Di luar orang-orang

tersebut, ia boleh memberikan zakat kepada siapa saja yang dikendakinya.

Seandainya ia mengkhususkan kepada keluarga dekatnya yang nafkah sehari-hari

mereka tidak menjadi tanggung jawabnya maka hal itu lebih utama. 37

Berdasarkan Q.S. At-Taubah [9]: 60,ada delapan kelompok (ashnaf) orang

yang dinyatakan berhak mendapat zakat (mustahiq), yaitu:

1. Orang Fakir adalah orang yang tidak memiliki harta untuk memenuhi

kebutuhanpokoknya.Kefakiran seseorang ini disebabkan karena

36
QS. At-Taubah: 60
37
Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqih Ibadah,
(Jakarta: Amzah, 2015), Hlm. 401.
27

ketidakmampuannya untuk mencari nafkah, baik karena kecacatan fisik

maupun karena telah usia uzur (jompo).

2. Orang Miskin adalah orang yang tidak memiliki harta untuk memenuhi

kebutuhan pokoknya. Namun ia mampu berusaha untuk mencari nafkah.

Hanya saja, penghasilannya tidak mencukupi kehidupan sendiridan kehidupan

keluarganya.

3. Amil adalah orang atau orang-orang yang mendapat tugas yaitu mengatur serta

mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan zakat dalam setiap prosesnya, mulai

dari pengumpulan, penerimaan, pendistribusian, bahkan sampai

pemberdayaannya.

4. Mualaf adalah orang-orang yang dijinakkan hatinya agar tetap berada dalam

keislamannya. Artinya, ia memerlukan masa yang cukup untukmemantapkan

keyakinannya dalam memeluk agama yang baru dianutnya. Untuk itu, ia

membutuhkaan sumbangan dana tertentu.

Menurut Rasyid Rida, mualaf ada enam golongan, empat diantaranya adalah

muslim, sedangkan selebihnya non-muslim.

1) Tokoh Muslim yang terpandang

Mualaf ini adalah tokoh-tokoh Muslim yang terpandang dikalangan non-

Muslim, ia diharapkan dapat mengajak mereka untuk memeluk agama

Islam. Pemberian zakat dalam konteks ini, bertujuan agar ia pergunakan

untuk kegiatan dakwahnya.

2) Tokoh Muslim yang masih lemah imannya


28

Mualaf ini adalah pemuka-pemuka Muslim yang masih lemah imannya.

Padahal, mereka mempunyai pengaruh yang kuat dikalangan pengikutnya.

Dengan memberikan zakat kepada mereka, diharapkan hati mereka

semakin mantap dalam keislamannya.

3) Kaum Muslim yang tinggal di perbatasan penduduk non-Muslim

Mualaf ini adalah kaum Muslimin yang dengan kedudukannya dapat

melindungi kaum Muslimin dari gangguan musuh.

4) Kaum Muslim Berpengaruh

Mualaf ini adalah kaum Muslimin yang mempunyai pengaruh yang besar

terhadap orang-orang yang akan membangkang dari kewajban zakat.

5) Kelompok non-Muslim yang lemah

Dengan memberikan zakat kepada mereka, hati mereka diharapkan

tergugah memeluk agama Islam.

6) Kelompok non-Muslim yang dikhawatirkan berbuat jahat terhadap orang-

orang Islam

Dengan memberikan zakat kepada mereka ini, hati mereka diharapkan

dapat menghentikan niat jahatnya terhadap orang-orang Islam.

7) Fi al-riqab

Secara harfiah, riqab berarti: perbudakan. Namun, dengan didahului kata

“fi”, maka maksud fi al-riqab dalam konteks ini adalah kelompok yang

melakukan kegiatan untuk kepentingan memerdekakan budak.

5. Gharim adalah orang-orang yang terlilit hutang. Ia tidak dapat keluar dari

lilitan utangnya, kecuali dengan bantuan zakat.


29

6. Sabilillah harfiah, kata sabilillah berarti : jalan Allah. Bila dihubungkan

dengan kata fi, maka yang dimaksud dengan fi sabilillah adalah kelompok

yang melakukan kegiatan untuk kepentingan menegakkan agama Allah SWT.

Di saat perang, sabilillah berarti perang melawan musuh Islam. Sedangkan

dalam keadaan damai, sabilillah berarti usaha untuk kepentingan menegakkan

agama Allah (Kalimatullah)

7. Ibnusabil secara harfiah, kata ibnu sabil, berati: anak jalanan. Namun, yang

dimaksud di sini adalah orang-orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan

bukan untuk tujuan maksiat, sehingga mereka tidak mampu meneruskan

perjalanan, kecuali dengan bantuan zakat ini.38

10. Hikmah Zakat Fitrah

Diantara hikmah zakat fitrah adalah :

a. Menyucikan orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan perkataan keji

yang mungkin terjadi padanya saat berpuasa.

b. Membantu orang kafir dan miskin sehingga mereka tidak meminta-minta di

hari raya, membuat mereka bahagia, sehingga hari raya menjadi hari bahagia

bagi semua lapisan masyarakat.

c. Didalamnya terkandung tindakan memperlihatkan syukur atas nikmat Allah

SWT. kepada hamba dengan mengerjakan serta menyempurnakan puasa

Ramadhan, mendirikan shalat malamnya, dan amal-amal shalih lainnya yang

mudah dilakukan pada bulan Ramadhan.39

38
Hassan Saleh, Kajian Fiqh Nabawi dan Fiqh Kontemporer, (Jakarta:Raja Wali Pers,
2008), Hlm. 160-163
39
M. Ali Hasan, Zakat Dan Infak Salah Solusi Mengatasi Problema Sosial di Indonesia,
(Jakarta: Kencana, 2006), Hlm. 109.
30

F. Tinjauan pustaka

Demi mendukung penyusunan yang lebih komprehensif, penyusun

melakukan penelaahan awal terhadap pustaka atau karya-karya terdahulu yang

relevan dengan topik yang akan diteliti. Masalah tentang zakat sebenarnya sudah

banyak yang membahas dan mengkaji, terutama kajian tersebut disajikan dalam

bentuk buku dan karya ilmiah.

Selain itu, berkenaan dengan penelitian ini khususnya mengenai judul

skripsi zakat fitrah banyak menarik perhatian para akademisi untuk di teliti dan

dikaji. selanjutnya berdasarkan penelusuran peneliti, ada beberapa karya yang

membahas tentang zakat fitrah diantaranya yaitu: pertama penelitian yang

dilakukan oleh Rini Andriawati yang berjudul “Penyaluran Zakat Fitrah Menurut

Posisi Fiqh di Desa Simpang Babeko Kabupaten Bungo” hasil dari penelitiannya

adalah pembayaran zakat fitrah hanya diberikan kepada tiga golongan yaitu

golongan fakir, miskin, dan Amil zakat. Penyaluran zakat pembayaran zakat fitrah

hanya diberikan kepada tiga golongan yaitu golongan fakir, miskin, dan Amil

zakat menurut ulama hukumnya boleh, meskipun kurang sesuai dengan yang biasa

dilakukan masyarakat pada umumnya. 40

Kedua, Penelitian yang dilakukan oleh Syamsudin dengan judul

“Pelaksanaan Penyaluran Zakat Fitrah Di Desa Lukun Dan Desa Batinsuir

Kecamatan Tebing Tinggi Timur Kabupaten Kepulauan Melati Di Tinjau Menurut

Perspektif Hukum Islam” hasil dari penelitiannya adalah pembayaran zakat fitrah

dilakukan daritanggal 15 Ramadhan sampai dengan akhir Ramadhan atau sebelum

40
Rini Andriawati Penyaluran Zakat Fitrah Menurut Posisi Fiqh Di Desa Simpang
Babeko Kabupaten Bungo, skripsi UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Tahun 2018.
31

melaksanakan shalat idul Fitri. Pembayaran dilaksanakan dengan cara muzakki

mendatangiamil zakat untuk membayar zakat, zakat di bayar menggunakan uang

seharga dua setengah kilogram beras. Zakat fitrah disalurkan hanya kepada tiga

asnaf, yaitu fakir-miskin, amil zakat dan masjid.41

Ketiga penelitian yang dilakukan olehAbdul Muis dengan judul

“Pelaksanaan Pembagian Zakat Fitrah di Masjid Nurul Iman di Tinjau Dari

Hukum Islam” hasil dari penelitiannya adalah menurut tinjauan hukum Islam

terhadap pendistribusian zakat fitrah ke Masjid, pada dasarnya penyaluran zakat

fitrah untuk membangun masjid ulama Mazhab sepakat hal ini tidak dibolehkan,

karena masjid maupun tempat ibadah lainnya tidak termasuk kedalam kelompok

penerima Zakat.42

Adapun perbedaan penelitian peneliti dengan penelitian Rini Andriawati

yaitu lebih menitik beratkan pada penyaluran zakat fitrah menurut posisi fiqih,

lokasi di Desa Simpang Babeko Kabupaten Bungo. Penelitian Syamsudin

yaitupelaksanaan penyaluran zakat fitrah di tinjau menurut perspektif hukum

Islam, lokasi di Desa Lukun dan Desa Batin Suir Kecamatan Tebing Tinggi Timur

Kabupaten Melati. Penelitian Abdul Muis yaitu pelaksanaan pembagian zakat

fitrah di tinjau dari hukum Islam. Sedangkan peneliti lebih pada pemahaman

masyarakat terhadap kewajiban membayar zakat fitrah, lokasi di Desa Lubuk

Kumbung Kecamatan Karang Jaya Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi

41
Syamsudin Pelaksanaan Penyaluran Zakat Fitrah Di Desa Lukun Dan Desa Batinsuir
Kecamatan Tebing Tinggi Timur Kabupaten Kepulauan Melati Di Tinjau Menurut Perspektif
Hukum Islam, Pada Tanggal 20 Februari 2018.
42
Abdul Muis, Pelaksanaan Pembagian Zakat Fitrah Di Masjid Nurul Iaman Ditinjau
Dari Hukum Islam, skripsi IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Tahun 2014.
32

Sumatera Selatan. Sedangkan persamaan yaitu penelitian Rini Andriawati,

Syamsudin dan Abdul Muis yaitu sama-sama membahas tentang zakat fitrah.
BAB II

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ditentukan dari bentuk penelitian yang akan dilaksanakan.

Jenis penelitian ini bentuknya menggunakan kata-kata (kualitatif), penelitian

kualitatif dalam mengumpulkan data dan menganalisis data tidak berdasarkan

angka-angka, tetapi bukan berarti tidak boleh memakai angka dalam menerangkan

dari data lapangan. Penelitian ini juga bersifat deskriptif, yaitu suatu cara yang

dilakukan dalam mengambarkan suatu data yang akan dibuat, baik oleh penulis

maupun secara kelompok. Ciri-ciri metode deskriptif adalah memusatkan diri

pada masa sekarang dan masalah-masalah yang actual, dan kemudian data yang

dikumpulkan disusun, dijelaskan, dan analisis.Berdasarkan geografi tersebut,

penulis membuat penelitian ini hanya difokuskan tentang keadaan dalam batas

wilayah Desa Lubuk Kumbung Kecamatan Karang Jaya Kabupaten Musi Rawas

Utara Provinsi Sumatera Selatan.

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi hukum yang

dapat digunakan untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang

aspek tertentu yang tergolong kepada jenis penelitian hukum empiris.

Adapun di dalam penelitian ini lokasi penelitian yang akan diteliti

yaituDesa Lubuk Kumbung Kecamatan Karang Jaya Kabupaten Musi Rawas

Utara Provinsi Sumatera Selatan. Di dalam mendapatkan sumber data yang berupa

informasi yang diperoleh secara langsung dengan melakukan kegiatan wawancara

33
34

dengan warga masyarakat yang telah menetap serta tinggal di Desa Lubuk

Kumbung dan pihak-pihak yang bersangkutan dalam proses penelitian ini.

C. Tempat dan waktu Penelitian

Tempatpenelitian ini dilakukan di Desa Lubuk Kumbung Kecamatan

Karang Jaya Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan. Sedangkan

untuk waktu penelitiannya pada rentang waktu dari bulan November 2020 sampai

dengan bulan Januari 2021

D. Jenis Data Dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penyusunan skripsi ini

menggunakan penelitian (field research), seperti mencari data-data yang

dibutuhkan dalam menganalisa yang terjadi dilapangan penelitian untuk

mendapatkan data dari yang diperoleh dari pengamatan atau informasi atas

pertanyaan serta tanggapan yang diajukan didapatkan dari narasumber.Adapun

sumber data yang dituangkan dalam hasil penelitian ini berasal dari bahan-bahan

tertulis yang secara garis besar terdiri dari 2 data yaitu data primer dan data

sekunder.

a. Data Primer

Data primer merupakan salah satu sumber data pokok yang diperlukan dalam

suatu penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian baik

berupa secara langsung dari sumbernya ataupun lokasi yang akan diteliti

maupun keseluruhan data hasil dari penelitian yang didapatkan dengan


35

kejadian sesuai dilapangan. Sumber data primer yang digunakan penulis

dalam memperoleh data seperti wawancara dan observasi.

b. Data Sekunder

Penulis menggunakan metode dalam memperoleh sumber data sekunder yaitu

sumber data-data penelitian yang diperoleh dalam betuk yang sudah jadi,

sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain. Penelitian jenis seperti ini juga

termasuk penelitian pustaka (library research) yaitu penelitian yang kajiannya

dilaksanakan dengan menelusuri dan menelaah sumber-sumber kepustakaan

yang berkaitan dengan undang-undang, karya ilmiah para sarjana, hasil

penelitian.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah sumber sumber subjek dari mana

data di peroleh. Adapun sumber data penelitian ini adalah tokoh agama, serta

Kantor Kepala Desa Lubuk Kumbung Kecamatan Karang Jaya Kabupaten Musi

Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi (Pengamatan)

Sebagai salah satu metode dalam membuat karya ilmiah, observasi yang

digunakan penulis dalam melakukan metode pengamatan terhadap objek yang

akan diteliti untuk mendapatkan data-data dan fakta-fakta yang ada hubungannya

dengan penelitian yang diteliti dalam penelitian tersebut.

Melalui metode observasi ini penulis akan mendapatkan data-data yang

dibutuhkan serta sumber permasalahan dari persoalan yang ada selama proses
36

observasi berlangsung. Metode observasi ini juga digunakan dengan tujuan untuk

mengetahui kondisi nyata pada masyarakat akan pemahaman terhadap kewajiban

membayar zakat fitrah terutama di Desa Lubuk Kumbung Kecamatan Karang

Jaya Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan.

2. Wawancara

Wawancara yang digunakan penulis dalam melakukan suatu penelitian

untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di lapangan, pertanyaan diajukan

secara langsung dengan lisan. Wawancara atau interview adalah sebuah dialog

yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari

terwawancara dan jawaban-jawaban dicatat dan direkam.

3. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumentasi, yang artinya barang-barang

tertulis, dokumentasi sebagai cara mencari data mengurai hal-hal atau variable

yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah notulen rapat, prasasti,

lengger, agenda dan sebagainya.

F. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan unit atau objek penelitian yang dapat berupa

manusia, gejala, atau peristiwa yang mempunyai ciri-ciri yang sama, seperti

semua jaksa, hakim, atau polisi. Sedangkan sampel (contoh) adalah sebagian

anggota populasi yang diambil dengan menggunakan tekhnik sampling.43Adapun

teknik sampling digunakan dalam penelitian ini yaitu simple random sampling,

simple random sampling ialah teknik pengambilan sampel sederhana dari populasi

43
Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi, Tesis, serta Disertai,
(Bandung: Alfabeta, 2017), Hlm. 55
37

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi

tersebut.44Dalam penilitian ini populasinya adalah masyarakat di Desa Lubuk

Kumbung, karena ia sama sifatnya, maka dapat diacak untuk menentukan

sampelnya.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian menjelaskan tentang alat-alat analisis,

perspektif dan model analisis yang dipakai dalam menguraikan dan menafsirkan

data. Kerangka teoritis yang dibangun harus dijadikan sebagai dasar untuk

pemilihan model analisis. Untuk data kualitatif (terutama data dokumen, naskah

atau literatur lainnya), analisis dapat menggunakan model analisis isi dan analisis

wacana. Dalam kedua model ini, prinsip analisis data harus didasarkan pada dua

aspek penting, yaitu data (dokumen, naskah atau literatur) adalah produk dari

dialektika sejarah, dan akibatnyadata tidak dapat dipisahkan dari konteks

kesejarahan dimana dan kapan data tersebut diproduksi. Dalam pendekatan lain,

analisis data kualitatif dapat dilakukan dengan cara data reduction (reduksi data),

data display (penyajian data) serta penarikan kesimpulan.

H. Sistematika Penulisan

Penyusun skripsi ini terbagi pada bab yang mana setiap bab terdiri dari

atas sub-sub bab. Masing-masing bab membahas permasalahan-permasalahan

tertentu tetapi tetap saling terkait antara satu sub dengan sub bab lainnya. Adapun

sistematika pembahasannya sebagai berikut:

44
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2017), Hlm. 142
38

BAB I Merupakan bab yang membahas tentang mengenai pendahuluan yang

membuat latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan

dan kegunaan penelitian, kerangka teori, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan

sistematika pembahasan untuk mengarahkan pembaca pada subtansi penulisan ini.

BAB II Merupakan bab yang membahas tentang metode penelitian dalam

pembuatan skripsi. Dengan sub bab tempat dan waktu penelitian, pendekatan

penelitian, jenis dan sumber data, instrumen pembuatan data, sistematika

penulisan, dan jadwal penelitian.

BAB III Merupakan bab yang membahas tentang gambaran umum lokasi

penelitian.

BAB IV Pembahasan yang akan menjawab rumusan masalah yang ada di dalam

penelitian ini, yaitu mengenai penyebab dan upaya apa saja yang dilakukan agar

pemahaman masyarakat di Desa Lubuk Kumbung meningkat.

BAB V Penutup, berisi mengenai kesimpulan dari hasil pembahasandalam

penelitian dan saran yang dilanjutkan dengan kata penutup dari penulis.

Halaman belakang yang terdiri dari: Daftar pustaka, lampiran dan riwayat hidup

penulis.
BAB III
GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Desa Lubuk Kumbung

Desa Lubuk Kumbung pada awalnya bernama Labu Kumukberdiri pada

tahun 1964.Yang dahulunya dipimpin oleh Kepala dusun dengan sebutan Kerio

berada diwilayah Marga Rupit dalam yang dipimpin oleh Kepala Marga dengan

sebutan Pesirah yang berpusat di Desa MuaraBatang Empuh Kecamatan Muara

Rupit Kabupaten Musi Ulu Rawas.45

1. Dengan jumlah penduduk ± 70 KK,

2. Mata pencarian petani karet,

3. Akses menuju Dusun Lubuk Kumbung melalui jalur air / sungai dengan

menggunakan ketek / motor air melalui DusunMuara Batang Empuh,

4. Sarana penunjang lainnya belum ada, semua berpusat di Dusun Muara

Batang Empuh.

Pada saat itu masih berkabupaten Musi Rawas dan setelah

mengalamipemekaran Wilayahmenjadi 2 Kabupaten yaitu Musi Rawas dan Musi

Rawas Utara. Secara administratifDesa Lubuk Kumbung termasuk dalam wilayah

Kecamatan Karang Jaya Kabupaten Musi Tawas Utara Provinsi Sumatera

Selatan.Desa Lubuk Kumbung dilihat secara umum keadaannya merupakan

daerah dataran tinggi dengan tebing dan perbukitan.

Pertumbuhan ekonomi masyarakat di Desa Lubuk Kumbung secara umum

mengalami perubahan dan peningkatan, hal ini di nilai dari bertambahnya jumlah

penduduk yang memiliki usaha dan pekerjaan meskipun pekerjaan tersebut pada

45
Wawancara dengan bapak Masil sebagai warga Desa Lubuk Kumbung

39
umumnya belum dapat dipastikan bersumber dari hasil usaha sendiri maupun

pinjam modal dari orang lain, mayoritas penduduk Desa Lubuk Kumbung pada

tahun 2013 memiliki usaha atau mata pencarian tetap dibidang pertanian dan

perkebunan.46

Desa Lubuk Kumbung merupakan desa yang kebanyakan penduduknya

berprofesi sebagai petani, terutama sebagai petani karet. Namun, ada juga

masyarakat Desa Lubuk Kumbung berprofesi sebagai petani kopi, adapula yang

yang berprofesi sebagai guru, pedagang, pengrajin, adapula yang berkebun dan

menjadi buruh, serta berbagai profesi lain sebagainya. Sumber daya alam yang

masih bisa diandalkan oleh masyarakat Desa Lubuk Kumbung, seperti dari hasil

pertanian, perkebunan, dan lain-lain.Penduduk Desa Lubuk Kumbung sebagian

masyarakat ada yang memilih untuk membuat usaha sendiri daripada hanya

mengandalkan sumber daya alam yang tersedia, seperti membuka toko/warung,

bengkel dan usaha-usaha jasa seperti jasa tukang jahit dan tukang pangkas rambut.

46
Sumber data dari Desa Lubuk Kumbung
Gambaran 1. Struktur Desa Lubuk Kumbung.

STRUKTUR ORGANISASI

DESA LUBUK KUMBUNG

KEPALA DESA
M. HALIAN

SEKRETARIS DESA
MOH. ALI SUDARMAN

KADUS I KAUR TU
MULYADI AMINUDIN

KADUS II KAUR KEUANGAN


SAIPUL BAHARI F TURI DASTUTI

KADUS III KAUR PERLENGKAPAN


KHOIRUL ROZI AAN PUTRA H

KASI PEMERINTAHAN KASI PELAYANAN KASI KEAMANAN


SUNARIAK ANWAR SADAT DEDI A.MD

(Sumber Data : Dokumen Pemerintahan Desa Lubuk Kumbung)


B. Letak Geografis

Secara geografis Desa Lubuk Kumbung terletak di wilayah Kecamatan

Karang Jaya Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan yang

memiliki luas wilayah adalah 2.692, 07 Ha yang terdiri dari:

1. Pemukiman penduduk 150 Ha

2. Tanah Persawahan 20 Ha

3. Tanah Pertanian lahan kering 85 Ha

4. Kebun Produktif 965 Ha

5. Lahan Belum Produktif 1.472,07 Ha.

Desa Lubuk Kumbung Kecamatan Karang Jaya Kabupaten Musi Rawas

dengan berbatasan sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sukaraja

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan TNKS Kabupaten Rejang Lebong

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tanjung Agung

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bukit Ulu

Keadaan Topografi Desa Lubuk Kumbung dilihat secara umum

keadaannya merupakan daerah dataran tinggi dengan memiliki daerah perbukitan

dan perkebunan dengan iklim tropis dengan begitu hal tersebut mempengaruhi

pola perekonomian penduduk setempat.

Iklim Desa Lubuk Kumbung, sebagaimana desa-desa lain di wilayah

Indonesia mempunyai Iklim kemarau dan penghujan, hal tersebut mempunyai


pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di Desa Lubuk Kumbung

Kecamatan Karang Jaya. 47

C. Demografi

1. Kependudukan

Jumlah penduduk Desa Lubuk Kumbung Kecamatan Karang Jaya

Kabupaten Musi Rawas Utara berdasarkan mencapai 1.175 jiwa, yang terdiri dari

laki-laki berjumlah 618 jiwa dan perempuan berjumlah 557 dengan jumlah kepala

keluarga 364.Agar dapat menjadi dasar pembangunan maka jumlah yang semakin

bertambah dengan juga disertai kualitas SDM yang tinggi pula.Penanganan

kependudukan sangat penting sehingga potensi yang dimiliki mampu menjadi

pendorong dalam meningkatkan pembangunan, khususnya pembangunan Desa

Lubuk Kumbung.

Wilayah Desa Lubuk Kumbung Kecamatan Karang Jaya Kabupaten Musi

Rawas Utara adalah wilayah dimana penduduknya sangat heterogen dilihat dari

latar belakang suku, agama, pendidikan, sosial, ekonomi dan budaya. Jumlah

penduduk di Desa Lubuk Kumbung 1.175 Jiwa adlah 364 KK dan 618 Jiwa laki-

laki 557 Jiwa perempuan, jumlah RTM penerima Raskin dan BLT 70, orang

jompo 16 orang, usia produktif 570 orang.

47
Sumber data dari Desa Lubuk Kumbung
Tabel 1. Jumlah Penduduk, Dusun, Luas Wilayah Desa Lubuk Kumbung
Kecamatan Karang Jaya Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun
2020

No. Dusun Jumlah Penduduk Luas Wilayah

1. Dusun I 189 Jiwa Ha

2. Dusun II 128 Jiwa Ha

3. Dusun III 541 Jiwa Ha

Jumlah 1.175 Jiwa 15 Ha

Sumber data Desa Lubuk Kumbung Kecamatan Karang Jaya

a. Penduduk Berdasarkan Umur

Tabel 2. Pendataan Kependudukan Berdasarkan Umur

No. Umur Jumlah Penduduk

1. 0-1 tahun 22 jiwa

2. 1-4 tahun 48 jiwa

3. 5-14 tahun 121 jiwa

4. 15-39 tahun 567 jiwa

5. 40-64 tahun 350 jiwa

6. 56 tahun ke atas 67 jiwa

Sumber data umum Desa Lubuk Kumbung

b. Penduduk Berdasarkan Agama

Tabel 3. Pendataan Penduduk Berdasarkan Agama

No. Desa Islam Kristen Hindu Budha Konghucu


1. Lubuk Kumbung 1.175 - - - -

Jumlah 1.175 0 0 0 0
Sumber data umum Desa Lubuk Kumbung

c. Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian

Dari pendataan yang dilakukan di Desa Lubuk Kumbung, secara umum

didapatkan bahwa penyebaran pencarian adalah sebagai berikut :

Tabel 4. Pendataan Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

No. Jenis Pekerjaan Jumlah

1. Pengawai Negeri Sipil 4 Orang

2. Guru 10 Orang

3. Petani 1.077 Orang

4. Pegawai swasta 50 Orang

5. Wiraswasta 29 Orang

6. Sopir 2 Orang

7. Montir 3 Orang

Sumber data umum Desa Lubuk Kumbung

d. Penduduk Berdasarkan Usia Sekolah Menurut Kelompok Umur

Pendidikan adalah bagian penting untuk kesejahteraan masyarakat hal ini

menyangkut peningkatan sumber daya manusia karena SDM tidak terbatas sedang

SDA sangat terbatas, data anak usia sekolah dibanding dengan kemampuan

masyarakat untuk mengakses pendidikan juga dikaitkan dengan sarana prasarana

belajar yang ada di Desa adalah sebagai berikut :


Tabel 6. Pendataan Penduduk Berdasarkan Usia Sekolah

No. Data usia sekolah Jumlah

1. Jumlah penduduk usia 7-12 tahun 65

2. Jumlah penduduk usia 13-15 tahun 89

3. Jumlah penduduk usia 16-19 tahun 197

Sumber data umum Desa Lubuk Kumbung

2. Sektor Ekonomi

Pengelompok ekonomi di Desa Lubuk Kumbung terbagi menjadi beberapa

bagian diantaranya:

a. Perkebunan

Penggunaan tanah di Desa Lubuk Kumbung telah lama dikenal sebagai

daerah penghasilan tanaman perkebunan khususnya karet kelapa sawit, kondisi

tanah dan iklim yang cocok merupakan salah satu faktor pendukung kondisi

tersebut. Selain karet dan kelapa sawit, di DesaLubuk Kumbung juga diusahakan

komoditas perkebunan lain, seperti kelapa dan kopi.

b. Kehutanan

Keberadaan hutan di Desa Lubuk Kumbung yang termasuk dalam selain

keuntungan ekologis yang dimilikinya, kondisi hutan juga dapat memberikan

dampak ekonomis bagi Desa Lubuk Kumbung dari total luas hutan 17.650ha.

c. Perikanan

Desa Lubuk Kumbung wilayahnya yang banyak dilalui oleh sungai-sungai

besar mendukung potensi dalam subsektor perikanan, terutama perikanan air

tawar, baik perikanan tangkap maupun budidaya.


d. Peternakan

Peternakan di Desa Lubuk Kumbung masih belum di maksimalkan

sebagai peternakan.Karena masyarakat hanya memelihara hewan ternak belum

dijadikan peternakan.Dilihat dari topografi wilayah yang masih dikelilingi hutan

dan memiliki suhu yang bagus, Desa Lubuk Kumbung berpotensi untuk usaha

peternakan ruminansi seperti kambing, sapi, dan kerbau.48

3. Sektor Kependudukan dan Sosial Budaya

a. Desa lubuk kumbung memiliki penduduk yang heterogen namun

mereka bisa hidup berdampingan antara satu sama lainnya secara baik,

aman, nyaman, rukun dan damai (pluralis), karena masyarakat di

wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara belum pernah terjadi konflik

yang menjurus ke arah Suku, Agama dan Ras (SARA)

b. Masyarakat Desa Lubuk Kumbung sangat ramah dan bersahabat serta

masyarakat Desa Lubuk Kumbung sangat dinamis dan terbuka dalam

menerima pihak luar yang ingin masuk ke wilayah Kabupaten Musi

Rawas Utara.

4. Sektor transportasi dan pariwisata

a. Adanya Jalan Lintas Sumatera sebagai salah satu urat nadi

perekonomian kawasan pulau sumatera yang membentang dan melalui

wilayah Desa Lubuk Kumbung.

b. Adanya akses jalan yang menghubungkannibu kota kabupaten musi

rawas utara dengan beberapa daerah lainnya seperti Kabupaten Musi

48
Sumber Data Desa Lubuk Kumbung
Rawas, Kota Lubuk Linggau dan Provinsi Jambi ada Kabupaten

Sarolangun, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Muaro Bungo,

Kabupeten Tebo, Kota Jambi.

c. Pariwisata dan seni budaya alam Desa Lubuk Kumbung menyimpan

banyak potensi salah satunya pariwisata Tandui. Pengolaan yang serius

dan kontinu terhadap objek-objek wisata yang dimiliki dengan tetap

memperhatikan keseimbangan alam wilayah objek wisata yang

bersangkutan akan memberikan dampak peningkatan perekonomian

dari sektor pariwisata bagi Desa Lubuk Kumbung, dan masyarakat

sekitar pada khususnya. 49

49
Sumber Data Desa Lubuk Kumbung
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Pemahaman Masyarakat Terhadap Kewajiban Membayar Zakat Fitrah

Pemahaman masyarakat terhadap kewajiban membayar zakat fitrah yang terjadi di

DesaLubuk Kumbung belum begitu maksimal dan belum sesuai dengan ketentuan

yang telah diatur dalam hukum Islam sebagaimana yang dijelaskan oleh beberapa

orang masyarakat Desa Lubuk Kumbung salah satuoleh bernama Jaya beliau

mengatakan:

“Saya tidak mengetahui apa itu zakat fitrah yang saya tahu ada
pengumuman di masjid tentang bayar zakat fitrah kalo menggunakan beras
½ kg setiap orang dan jika membayar dengan uang sebanyak 20 % dari
harga beras”.50

Hal ini yang sama juga diperjelaskan oleh seorang warga yang

bernamaApso beliau menjelaskan bahwa:

“Zakat fitrah termasuk rukun Islam serta membayar zakat fitrah jika
menggunakan uang Rp.2500 dan jika pakai beras 2 ½ kg 1 orang”.51

Pada kesempatan lain juga dijelaskan oleh yang bernama Lindatentang

zakat fitrah:

“Zakat fitrah diwajibkan setiap umat Islam, 2 ½ kg bila menggunakan beras


dan jika membayar menggunakan uang Rp.25000., kebanyakan membayar
dengan uang. Kalau tidak membayar zakat tidak beriman, bayi baru lahir
wajib dibayarkan zakat fitrahnya.”52

50
Wawancara dengan bapak Jaya sebagai warga di Desa Lubuk Kumbung Sabtu, 12 Juni
2021
51
Wawancara dengan ibu Apso sebagai warga di Desa Lubuk Kumbung Sabtu, 12 Juni
2021
52
Wawancara dengan ibu Linda sebagai warga di Desa Lubuk Kumbung Sabtu, 12 Juni
2021

49
Pendapat lain juga dijelaskan oleh ibu Ermi

“Zakat fitrah bertujuan untuk mensucikan diri dari hasil harta dalam
setahun.”53

Menurut ibuElvi Taria beliau mengatakan

“Awak tidak mengetahui jelas tentang apa itu zakat fitrah yang awak tahu
zakat fitrah merupakan rukun Islam.”54

Menurut bapak Askandar

“Kalo ada uang bayar zakat fitrah dan zakat fitrah termasuk rukun

Islam.”55

Menurut bapak Basin

“Zakat fitrah hukumnya wajib dan zakat fitrah diperuntukkan fakir miskin,
fisabilillah, ibnu sabil. Menunaikan zakat islam yang ke-4 (empat), kalo
tidak bayar zakat fitrah di dalam berpuasa, berarti puasa orang tersebut
masih mengantung oleh allah Swt.”56

Menurut Ibu Ani

“Pengertian zakat fitrah ialah sedekah, dan hukumnya wajib. Menurut


bapak suandi saya tidak mengetahui yang pasti apa itu zakat fitarah yang
saya tahu zakat fitrah itu termasuk bagian dari rukun Islam, dan golongan
yang berhak mendapatkan zakat fitrah 8 golongan. Menurut ibu
yusmanidar saya tidak apa itu zakat fitrah yang saya tahu pengumuman di
masjid di suruh bayar zakat fitrah Rp. 25.000 jika membayar dengan uang
setiap perorangan dalam satu KK.”57

53
Wawancara dengan ibu Ermi sebagai warga di Desa Lubuk Kumbung Sabtu, 12 Juni
2021
54
Wawancara dengan ibu Elvi Taria sebagai warga di Desa Lubuk Kumbung Sabtu, 12
Juni 2021
55
Wawancara dengan bapak Askandar sebagai warga di Desa Lubuk Kumbung Sabtu, 12
Juni 2021
56
Wawancara dengan bapak Basin sebagai warga di Desa Lubuk Kumbung Sabtu, 12
Juni 2021
57
Wawancara dengan Ibu Ani sebagai warga di Desa Lubuk Kumbung Sabtu, 12 Juni
2021
Menurut ibu Aisyah

“Zakat fitrah itu kewajiban ke-5 (lima) bagi umat Islam. Pada umumnya
membayar zakat menggunakan uang dan beras serta memiliki patokan
nilai dan setiap tahun zakat fitrah mengalami kenaikan. Lebih baik
membayar dengan beras dari pada dengan uang.”58

Pada kenyataan yang ada di lapangan menunjukkan bahwa masyarakat di

DesaLubuk Kumbung tentang pemahaman zakat hanya sekedar mengetahui

secara umum atau yang sudah lazim, artinya zakat itu tidak asing lagi di telinga

warga akan tetapi pada hakikatnya masyarakat belum paham apa fungsi tujuan

dan manfaat orang yang mengeluarkan zakat, hal tersebut dapat dibuktikan

melalui jawaban tanggapan yang dijelaskan oleh beberapa orang di atas.

Ada juga warga masyarakat yangmenjawab pertanyaan penulis sebagai

berikut:

“Nawani mengatakan zakat fitrah itu diperuntukkan bagi golongan yang


termasuk dalam Delapan Asnaf, seperti yang sudah di jelaskan dalam Al-
Qur’an surat At-Taubah ayat 60 dengan tegas bahwa yang berhak
menerima zakat fitrah yaitu Asnaf Fakir, Asnaf Miskin, Asnaf Amil, Asnaf
Muallaf, Asnaf Riqab, Asnaf Gharim, Asnaf Fii Sabilillah, dan Asnaf Ibnu
Sabil. Akan tetapi di Lubuk Kumbung ini hanya memberikan zakat fitrah
kepada tiga asnaf saja yaitu : asnaf fakir, asnaf miskin, dan asnaf amil
sedangkan di luar ketiga asnaf itu masih ada asnaf lain yaitu asnaf fii
sabilillah tetapi asnaf ini malah tidak mendapatka bagian zakat.”

Selanjutnya menurut bapak Wahidin beliau mengatakan:

“Zakat fitrah kepada tiga asnaf meskipun masih ada Asnaf lain seperti
Asnaf Fii Sabilillah, ini memang sudah berlangsung lama sudah seperti
adat di Desa Lubuk Kumbung ini. Seperti yang telah di ungkapkan oleh
beberapa masyarakat yaitu tidak begitu paham tentang pembagian zakat
fitrah dan mereka hanya mengikuti keputusan panitia zakat fitrah, yang

58
Wawancara dengan ibu Aisyah sebagai warga di Desa Lubuk Kumbung sabtu, 12 Juni
2021
mereka tahu hanya membayar zakat fitrah dan telah melaksanakan salah
satu kewajiban sebagai umat muslim.”

Selain itu ada juga yang merasa tidak enak hati jika tidak membayar zakat

di Desa Lubuk Kumbung sehingga masyarakat harus paham betul tentang zakat

fitrah tersebut.

Zakat fitrah atau zakat badan adalah zakat yang wajib dikeluarkan satu kali

dalam setahun oleh setiap muslim mukalaf (orang yang dibebani kewajiban oleh

Allah SWT.) untuk dirinya sendiri dan untuk semua jiwa yang menjadi

tanggungannya.

Pada fakta yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa masyarakat di

Desa Lubuk Kumbung Kecamatan Karang Jaya tentang pemahaman zakat fitrah

firah hanya mengetahui secara umum atau sudah familiar, yaitu bahwa zakat fitrah

itu tidak asing lagi di telinga warga namun kenyataanya masyarakat belum paham

apa yang pengertian zakat fitrah fungsi serta manfaat zakat fitrah itu sendiri. Hal

tersebut dapat dilihat di tabel 6 hasil dari penyebaran angket yang penulis,

edarkan.

Tabel 6. Tingkat pemahaman masyarakat tentang zakat fitrah

Pilihan Jawaban Pemilih

a) Sekedar mengetahui saja 50 Orang

b) Paham dan tahu tujuan serta fungsinya 22 Orang

c) Kurang paham 13 Orang

d) Tidak tahu 15 Orang

Jumlah 100 Orang


Berdasarkan data yang ditampilkan tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat

pemahaman masyarakat tentang zakat fitrah masih tergolong lemah hal ini

menunjukkan atas jawaban yang memilih jawaban “sekedar mengetahui saja”

sebanyak 50 responden. Tentu hal ini menjadi masalah besar bagi mereka karena

kurangnya pengetahuan agama dalam aspek terutama pengetahuan tentang zakat

fitrah.

B. Upaya yang Dilakukan oleh Amil dalam Meningkatkan Pemahaman


Masyarakat Terhadap Kewajiban Membayar Zakat Fitrah

Sebelum melakukan upaya apa saja dalam meningkatkan pemahaman

masyarakat tentang zakat fitrah perlu adanya rasa ingin tahu akan pengetahuan

dari masyarakat itu sendiri dalam meningkatkan pemahaman zakat fitrah

dikarenakan penting terutama masalah peribadahan kepada Allah SWT. sehingga

ibadah yang lakukan bermanfaat.Supaya masyarakat memahami tentang zakat

fitrah diperlukan adanya upaya (strategi).Upaya merupakan suatu usaha yang

harus dilakukan agar tercapainya tujuan yang diharapkan, dalam usaha tersebut

sudah tentu adanya sebuah pengorbanan baik itu tenaga kerja (fisik), maupun

pikiran yang harus dilakukan agar tercapainya sebuah tujuan yang ingin

dicapai.Dalam hal ini yang ikut berperan penting adalah pihak tokoh agama Desa

Lubuk Kumbung untuk terus melakukan berbagai upaya agar masyarakat Desa

Lubuk Kumbung mengeluarkan zakat fitrah kepada pihak yang berhak mengurus

serta yang berhak menerima zakat fitrah di Desa Lubuk Kumbung.Untuk

meningkatkan pemahaman masyarakat dalam membayar zakat fitrah perlu adanya

upaya-upaya yang harus dilakukan.


Beberapa kegiatan pembinaan yang dilakukan di masyarakat sebagai

langkah upaya pemberdayaan zakat tersebut antara lain adalah:

a. Sosialisasi Melalui Instrumen Lembaga Dakwah yaitu Sosialisasi yang

dilakukan melalui lembagaan majelis ta‟lim

Salah satu lembaga keagamaan yang menjadi sarana sosialisasi adalah

majelis ta‟lim, melalui lembaga tersebut dapat dilakukan sosialisasi yang

bertujuan untuk memberikan pemahaman terhadap zakat fitrah kepada

masyarakat sehingga bisa mewujudkan kesadaran berzakat bagi mereka yang

memiliki kemampuan harta.

Dengan harapan pemahaman zakat fitrah tersebut dapat terlaksanadengan

baik dan tepat. kegiatan tersebut perlu didukung oleh pihak yang berkaitan

dalam sosialisasi tersebut khususnya Badan Amil Zakat sebagai lembaga

resmi yang terbentuk berdasarkan amanah yang diembankan tersebut, yaitu

berkewajiban mensosialisasikannya dengan memanfaatkan berbagai

momentum kegiatan, salah satu diantaranya adalah melalui wadah majelis

ta‟lim.

Dari hasil sosialisasi tersebut diharapkan mampu membangun motivasi

terhadap pelaksanaan zakat yang dapat menciptakan terlaksananya program-

program terkait masalah kemiskinan, dari angket yang diberikan kepada

responden sampel penulis menunjukkan bahwa sosialisasi tersebut

memberikan dampak positif, hal ini dapat dilihat dari jawaban responden

ketika diajukan pertanyaan: “peran ulama, tokoh agama dan mubalig dalam

memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya pelaksanaan


zakat dengan mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan

taraf kehidupan masyarakat yang tergolongmiskin”.Dari pertanyaan tersebut

jawaban responden sebagaimana yangtercantum pada tabel berikut ini:

Tabel7. Peran ulama, tokoh agama, dan mubalig dalam memberi


pemahaman kepada masyarakat tentang pelaksanaan zakat

Pilihan Jawaban Pemilih

a) Menerapkan dalam tema-tema khutbah 6 Orang

b) Melalui pengajian rutin majelis ta‟lim 67 Orang

c) Melalui ceramah ramadhan 20 Orang

d) Melalui safari di setiap mesjid 7 Orang

e) Melalui kegiatan rumah ke rumah 0

Jumlah 100 Orang

Berdasarkan data pada tabel 7 di atas diketahui bahwa strategi

penyampaian terkait dengan pelaksanaan zakat, respondenyang paling tinggi

adalah melalui pengajian rutin di Majelis Ta‟lim yaitu 67 orang, hal tersebut

menunjukkan bahwa peran ulama, para mubalig dan juru da‟wah ikut serta

menjadi bagian dalam rangka suksesnya penyampaian tentang informasi

pemahaman zakat fitrah yang benar sehingga diharapkan pelaksanaan zakat

fitrah lebih baik lagi dari seebelumnya.

b. Sosialisasi melalui khutbah jum‟at dan ceramahbertemakan tentang zakat

fitrah pada bulan Ramadhan.

Sosialisasi melalui khusus khutbah shalat jum‟at dan ceramah agama yang

bertemakan zakat fitrah yang sangat strategis dalam memberikan


sosialisasiterhadap pemahaman zakat fitrah. Sosialisasi pada saat bulan

ramadhan dimaknai oleh masyarakat sebagai waktu yang tepat untuk

beribadah menyalurkanzakat fitrah dengan pertimbangan besarnya pahala

bagi mereka yang memanfaatkan bulan Ramadhan sebagai bulan yang penuh

bercahaya dan waktu yang tepat tepat untuk pemahaman zakat fitrah.

Berdasarkan beberapa hasil wawancara dengan warga masyarakat

setempat setelah mendengarkan memahami yang berisikan tentang materi

pemahaman zakat fitrah serta tata pelaksanaan yang benar, manfaat zakat

fitrah serta contoh-contoh konkrit dalam kehidupan sehari-hari diantaranya

sebagai berikut.

Wawancara dengan bapak H. BuniranDesa Lubuk Kumbung beliau

mengatakan:

“Ado seorang ustadz yang berceramah di masjid Desa Lubuk


Kumbung pada bualan ramadhan yang lalu yang beliau katokan dan
menghimbau macam ko bahwasanya mereka yang puaso wajib
membayar zakat fitrah, bayar sesuai nisabnyo dengan benar karena
itu semua dapat menyempurkan puaso kito selama satu bulan penuh,
selain tu hasil dari zakat fitrah membantu serta menjalin silaturahmi
dengan keluargo dewek be.”59

c. Melakukan kajian-kajian fiqih tentang zakat fitrah untuk memberikan

motivasi berzakat fitrah kepada para muzakki.

Hal ini dipertegaskan oleh bapak Amura selaku ketua amil zakat di Desa

Lubuk Kumbung dalam wawancaranya beliau menyebutkan sebagai berikut:

“Orang yang berhak menarik zakat fitrah adalah amil zakat. Zakat yang
kita pahami ada dua yaitu zakat fitrah dan zakat mal, adapun zakat fitrah
yang harus dipahami sesuai agama yang kito anut berupa makanan

59
Wawancara dengan bapak H. Buniran sebagai warga di Desa Lubuk Kumbung sabtu,
12 Juni 2021
pokok sehari-hari dalam apo be makanan pokok tu beras dak sanggup
pulak dengan duit itu lahpacaknya dan setiap orang harus bayar kalo
dak mau puaso kito ngambang takaran 2 ½ Kg beras perorang kalo
dengan duit sehargo beras dalam tahun itu. dan waktu pembayarannyo
tu ketiko akhir Ramadhon. Sedangkan zakat mal sangat banyakmacam-
macamnya dan salah satunya adalah zakat penghasilan.”60

Hal yang sama juga dikemukakan oleh bapak H. Zulkifli selaku imam di

Desa Lubuk Kumbung beliau mengatakan bahwa:

“Adapun orang yang berhak menerima zakat fitrah itu ada 8 gongan
pertamountuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-
pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah
dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan.”61

Berdasarkan beberapa hasil wawancara dengan warga masyarakat

DesaLubuk Kumbung dapat diketahui bahwa sosialisasi ini sangat bermanfaat

karena bisa menambah pemahaman zakat fitrah, memahami tentang mustahiq dan

ukuran zakat fitrah yag dikeluarkan, mengenalkan waktu-waktu membayar zakat

fitrah dan jenis benda yang dikeluarkan, para peserta sosialisasi bisa memahami

hikmah pembagian zakat fitrah, para peserta sosialiisasi tanya jawab dan diskusi

tentang zakat fitrah setelah mendengarkantema-tema ceramah agama maupun

khutbah jum‟at yang di sampaikan.

d. Manajemen Pemberdayaan Zakat

Sebagai langkah tindak lanjut dalam upaya mewujudkan masyarakat yang

sejahtera di Desa Lubuk Kumbung adalah memberdayakan zakat pada isi

pelaksanaannya, sebagai tuntutan aturan perundang-undangan yang mengatur

tentang tata cara pelaksanaan zakat pembentukan Unit Pengumpulan Zakat (UPZ)

60
Wawancara dengan bapak Amura selaku ketua amil zakat di Desa Lubuk Kumbung
sabtu, 12 Juni 2021
61
Wawancara dengan bapak H. Zulkifli sebagai imam di Desa Lubuk Kumbung sabtu, 12
Juni 2021
yang ada di masing-masing Desa menjadi salah satu perhatian khusus dari sisi

peningkatan manajemen pelayanan, karena institusi ini yang menjadi ujung

tombak pelaksanaan zakat, maka dapat menjadi jalan untuk menjadikan

pelaksanaan zakat fitrah tersebut sebagai solusi perekonomian dalam kehidupan

bermasyarakat.

Pada sisi peningkatan manajemen pelayanan program pemberdayaan zakat

fitrah tentu tidak akan lepas dari peran lider selaku motorpenggerak utama, dalam

hal pelaksanaan zakat fitrah di Desa Lubuk Kumbung.

e. Pembinaan Muzakki dan Mustahiq

Pembinaan kepada muzakki untuk menjelaskan fungsi dan tujuan zakat,

salah satunya adalah untuk membantu ketahanan ekonomi bagi keluarga

miskin.Untuk itu informasi pencerahan diberikan bahwa muzakki dapat

melaksanakan penyaluran zakat secara mandiri dengan satu syarat bahwa

pemberian zakat kepada mustahiq harus dengan prinsip skala proritas, memiliki

azas manfaat sebagai usaha produktif tentu dengan jumlah yang memadai dan

tidak diekploitasi melalui media demi untuk menjaga perasaan para mustahiq.

Inventarisasi peta potensi dan besaran jumlah zakat yang dimiliki muzakki,

demikian juga besaran masyarakat miskin yang perlu mendapat bantuan dan

pembinaan ekonomi menjadi sangat penting untuk memudahkan menyusun

pemetaan sasaran yang harus ditindak lanjuti sebagai penyaluran zakat yang

efektif.Disinilah letak pentingnya investarisasi potensi muzakki dan inventarisasi

harapan mustahik.
Hal ini dapat terlaksana apabila terjalin kerja sama yang baik antara semua

pihak yang terkait, antara lain masyarakat itu sendiri, Badan Amil Zakat yang

diwakili oleh UPZ di setiap Desa dan Kelurahan, aparat Desa, para alim ulama,

dan tidak terkecuali adalah para penyuluh agama Islam, mubaligh dan juru da‟wah

yang ada dimasyarakat.

Bahkan disinyalir bila penyuluh agama Islam sebagai petugas fungsional

yang diangkat oleh pemerintah sukses pengembang tugasnya.Materi sosialisasi

yang di sampaikan Lembaga Amil Zakat daerah Lubuk Kumbung yaitu:

a. Menyampaikan dalil-dalil Al-Qurandan hadits yang berisikan tentang

kewajiban dan manfaat membayarzakat. Seperti yang dijelaskan dalam Al-

Quran surat At-Taubah ayat 103 yang berbunyi:




Artinya : Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan

menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka.

Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa

bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.62

b. Memberikan contoh pembayaran zakat dan sedekah. Sebagai bukti acuan

Lembaga Amil Zakat menampilkan surat pernyataan dari beberapa

muzakki bahwa merekamerasa puas membayar zakat di Lembaga Amil

62
Q.S. At-Taubah :103
Zakat di karenakan pelayanannya yang baik, jelas serta pengolaan dan

penyaluran zakat yang amanah sesuai dengan syariat Islam.

c. Menyampaikan kondisi dan permasalahan masyarakat Lubuk Kumbung.

Lembaga Amil Zakat mencoba menyampaikan kondisi masyarakat Lubuk

Kumbung yang sampai ini masih banyak dari mereka yang kekurangan

dan kesulitan dengan menampilkan photo, video-video, seperti korban

bencana alam, anak-anak yatim, fakir dan miskin.

d. Pelaksanaan strategi di Lembaga Amil Zakat yaitu koordinasi, yang

dilakukan oleh semua pengurus Lembaga Amil Zakat. Bertujuan untuk

menyamakan dan menyeimbangkan segala aktivitas anggota Lembaga

Amil Zakat dalam melakukan pekerjaan atau kegiatannya.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian diatas tentang Pemahaman Masyarakat

Terhadap Kewajiban Membayar Zakat Fitrah Di Desa Lubuk Kumbung

Kecamatan Karang Jaya Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan

dapat penulis simpulkan sebagai berikut:

1. Pemahaman masyarakat Desa Lubuk Kumbung belum begitu memahami

tentang zakat fitrah dapat dilihat dari hasil wawancara yang telah di bahas pada

pembahasan di bab IV dan pada pembahasan halaman 49 dari pertanyaan yang

diajukan penulis warga setempat diketahui sekedar mengetahui saja 50 orang

dari 100 orang yang menjawab pertanyaan dari penulis.

2. Upaya yang di lakukan dalam meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap

kewajiban membayar zakat fitrah yaitu melalui sosialisasi, seperti Sosialisasi

melalui lembagaan majelis ta‟lim,sosialisasi melalui khutbah shalat jum‟at dan

ceramah agama yang bertemakan tentang zakat fitrah, melakukan kampanye

tentang zakat fitrah berupa seminar-seminar yang berisikan kajian-kajian fiqih.

B. Saran

1. Sebaiknya Badan Amil Zakat melakukan sosialisasi tentang zakat fitrah ke

Desa-desa khususnya Desa Lubuk Kumbung secara berkala.

2. Pemerintah Desa hendaknya melakukan penyuluhan pada masyarakat

melalui pemuka agama, dan tokoh adat tentang zakat fitrah.

61
3. Sebaiknya pemerintah Desa Lubuk Kumbung ikut andil dalam melakukan

sosialisasi di tengah- tengah masyarakat guna meningkatkan pemahaman

terhadap kewajiban membayar zakat fitrah.


DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur

Al-Quran dan Terjemahan Kementerian Agama RI

A.A.Miftah, Zakat Antara Tuntunan Agama Dan Tuntunan Hukum,Jakarta: gaung


persada press, 2007.

Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqih
Ibadah, Jakarta: Amzah, 2015.

Ahmad Zarkasih, Madzhab Talfiq Zakat Fitrah, Jakarta Selatan : Rumah Fiqih
Publisihing, 2020.

Asmaji Muchtar, Fatwa-Fatwa Imam Asy-Syafi‟i,Jakarta: AMZAH, 2015.

Hassan Saleh, Kajian Fiqh Nabawi dan Fiqh Kontemporer, Jakarta: Raja Wali
Pers, 2008.

Hasbi ash Shiddieqy, Pedoman Zakat,Semarang : PT Pustaka Rizki Putra, 1999.

Hasbiyallah, Fikih Jilid 2 untuk Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah, Bandung :PT
Grafindo Media Pratama, 2008.

Mardani, Hukum Islam:Zakat,Infak,Sedekah, Dan Wakaf, Bandung : PT Citra


Aditya Bakti, 2016.

Mursyidi, B. Sc., S.E., Akutansi Zakat Kontemporer, Bandung : PT Remaja


Rosdakarya, 2006.

Qodariah Barkah Dkk, Fikih Zakat Sedekah Dan Wakaf, Jakarta:Kencana, 2020.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung:


Alfabeta, 2017.

Sulaiman Rasjid, FIQH ISLAM (Hukum Fiqh Islam), Bandung : Sinar Baru
Algensindo, 2017.

Syaikh Alauddin Za‟tari, Fikih Ibadah Madzhab Syafi‟i Jakarta:Pustaka Al-


Kautsar, 2019.

Syaikh Alauddin, Fiqih Ibadah Madzhab Safi‟i, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,


2019.
Totok Jumantoro, dan Samsul Munir Amin, Kamus Ilmu Ushul Fikih,
Jakarta:2005.

Wahbah Al-Zuhayly, zakat kajian berbagai mazhab,Bandung :PT Remaja


Rosdakarya, 2008.

Yusuf Al-Qardhawi, Fatwa-Fatwa Mutakhir, Jakarta: Yayasan Al-Hamid Al-


Husaini, 1996.

B. Lain-lainnya

Ardes Marzuki, Zakat Fitrah Produktif (Studi Di Desa Gunung Mesir Dan Desa
Telatan, Kecamatan Semidang Alas, Kabupaten Seluma) Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Bengkulu 2015.

M. fajrul Mubarak af, Penyalahgunaan Zakat Produktif Dalam Perspektif Hukum


Islam (Studi Kasus Pada Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Gowa)
skripsi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, 20012.

Masthuroh, Pendistribusian Zakat Fitrah Di Badan Amil Zakat Kabupaten


Cirebon Dalam Persfektif Fiqih, (Skripsi, Institute Agama Islam (IAIN)
Nurjati Cirebon 2013 M / 1434 H)

Nahdatul Aula, Peningkatan Pemahaman Materi Zakat Fitrah Mata Pelajaran


Fiqih Dengan Menggunakan Media Audio-Visual Pada Siswa Kelas Iv Mi
Ma‟arif Babatan Jati Sidoarjo Skripsi Universitas Islam Negeri (UIN)
Sunan Ampel Surabaya Februari 2018.

Saprida, Pemahaman Dan Pengalaman Kewajiban Zakat Mal Oleh Sebagian


Masyarakat Desa Betung Kecamatan Lubuk Keliat, economica sharia
volume 1 nomor 1 edisi perdana agustus 2015.

Sultan Syahrir, Pemahaman Masyarakat Terhadap Kewajiban Zakat Di Desa


Kecamatan Mariteng Ngae Kabupaten Sidenreng Rappang, Skripsi
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar 2018.
DAFTAR INFORMAN

NO NAMA INFORMAN JABATAN/PEKERJAAN KET

1 Bapak M. Halian Kepala Desa

2 Bapak Saipul Baharif F. Kadus II

3 Bapak Amura Ketua lembaga amil zakat

4 Bapak Zainul Abidin Tokoh agama dan adat

5 Bapak Samsul Masyarakat

6 Bapak Masil Masyarakat

7 Ibu Linda Masyarakat

8 Ibu Jaya Masyarakat

9 Ibu Apso Masyarakat

10 Ibu Ermi Masyarakat

11 Bapak Basin Masyarakat

12 Ibu Ani Masyarakat

13 Bapak Askandar Masyarakat

14 Ibu Elvi Masyarakat

15 Ibu Aisyah Masyarakat


LAMPIRAN

Wawancara dengan bapak Kades Desa Lubuk Kumbung

(muhammad haliyan)

Wawancara dengan warga Desa Lumbuk Kumbung

(Masil)
Wawancara dengan warga Desa Lubuk Kumbung

(Samsul)

Wawancara dengan Lembaga Amil Zakat Desa Lubuk Kumbung

(Amura)
Wawancara dengan warga Desa Lubuk Kumbung

(Linda)
CURRICULUM VITAE

A. Identitas Diri

Nama : Muharni

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat & Tgl. Lahir : Lubuk Kumbung, 11 Februari 1998

Nim : SHE.162067

Alamat : Desa Simpang Sungai Duren, Rt.06 Rw.03,

Kec. Jaluko Kab.Muaro Jambi, Prov. Jambi

No. Telp/HP : 082258206071

Nama Ayah : Muhamad

Nama Ibu : Arnawati

B. Riwayat Pendidikan

SD/MI, Tahun Lulus : SD Lubuk Kumbung, 2010

SMP/MTS, Tahun Lulus : MTS PONPES Al-Azhaar LubukLinggau, 2013

SMA/MA, Tahun Lulus : MA Darussalam Nibung, 2016

Anda mungkin juga menyukai