Anda di halaman 1dari 18

JURNAL ONTOLOGI PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN KEUANGAN ISLAM

Volume x, Nomor x, Juli 2022, x halaman


JURNAL ONTOLOGI PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN KEUANGAN ISLAM
Volume x, Nomor x, Juli 2022, x halaman

KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KECANTIKAN DI


SOCIOLLA MELALUI SALES PROMOTION, BEAUTY
INFLUENCER, HALAL AWARENESS DAN LABEL HALAL
SEBAGAI VARIABEL MODERATOR

Decision on Purchase of Beauty Products at Sociolla Through Sales Promotion,


Beauty Influencers, Halal Awareness and Halal Labels as Moderator Variables
Aliya Ahya Shakina, Dr. Juliana, S.Pd., SH., M.E.Sy., AWP., CPF. dan
Firmansyah, S.Pd., M.E.Sy.
Ilmu Ekonomi dan keuangan Islam, Universitas Pendidikan
Indonesia, Jl. Dr. Setiabudhi No. 229, Kota Bandung, Indonesia
aliyashakina@upi.edu, julian@upi.edu, firmasyah@upi.edu
085797803879

Kata kunci: Sales Promotion, Beauty Influencer, Halal Awareness, Label Halal, Keputusan Pembelian, Produk
Kecantikan, Sociolla.

Abstrak: Memahami perilaku dari pembeli tidaklah mudah, terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku
konsumen sebelum mereka membuat keputusan pembelian. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
gambaran serta pengaruh dari variabel sales promotion, beauty influencer, halal awareness dan label halal
sebagai variabel moderator terhadap keputuasan pembelian produk kecantikan di sociolla. Metode
penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode analisis SEM-PLS dan alat analisis yang
digunakan adalah SmartPLS serta jumlah sampel yang diambil sebanyak 205. Hasil penelitian pada
analisis deskriptif menunjukkan bahwa seluruh variabel dalam penelitian ini berada pada kategori yang
tinggi. Selain itu, sales promotion, beauty influencer, halal awareness berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian kaos produk kecantikan di sociolla. Kemudian, untuk variabel label halal
memoderasi sales promotion, beauty influencer, halal awareness terhadap keputusan pembelian produk
kecantikan di sociolla. Rekomendasi yang diberikan dari hasil penelitian ini adalah sociolla diharapkan
dapat melakukan sosialisasi yang lebih masif berkaitan dengan informasi tentang kehalalan suatu produk,
mulai dari proses produksi hingga bahan baku yang digunakan. Dengan adanya sosialisasi lebih lanjut
diharapkan masyarakat dapat lebih memahami tentang kehalalan produk yang dikonsumsi.

Keywords: Sales Promotion, Beauty Influencer, Halal Awareness, Halal Label, Purchase Decision, Beauty Products,
Sociolla.

Abstract: Understanding the behavior of buyers is not easy, there are factors that can influence consumer behavior
before they make a purchase decision. This study aims to see the description and influence of sales
promotion variables, beauty influencers, halal awareness and halal labels as moderating variables on
purchasing decisions for beauty products at Sociolla. The research method used is quantitative with the
SEM-PLS analysis method and the analytical tool used is SmartPLS and the number of samples taken is
205. The results of the research on descriptive analysis show that all variables in this study are in the high
category. In addition, sales promotion, beauty influencers, halal awareness have a positive effect on
purchasing decisions for beauty product t-shirts at Sociolla. Then, for the halal label variable, it moderates
sales promotion, beauty influencers, halal awareness on purchasing decisions for beauty products at
Sociolla. The recommendation given from the results of this study is that sociolla is expected to be able to
carry out more massive socialization related to information about the halalness of a product, from the
production process to the raw materials used. With further socialization, it is hoped that the public will be
able to understand more about the halalness of the products they consume.

Page | 1
JURNAL ONTOLOGI PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN KEUANGAN ISLAM
Volume x, Nomor x, Juli 2022, x halaman

1. PENDAHULUAN
Sejak pandemi covid-19 yang hampir melanda seluruh negara di dunia termasuk di Indonesia, terdapat
kenaikan penggunaan teknologi internet yang cukup signifikan. Hal tersebut dikarenakan adanya kebijakan
pembatasan aktivitas masyarakat pada saat pandemi covid-19 yang mengakibatkan sebagian besar aktivitas
dilakukan secara online (Slamet, 2021). Mulai dari aktivitas bekerja, belajar, sampai belanja dilakukan dari rumah
secara online sebagai upaya pencegahan penularan virus yang semakin meluas.
Berdasarkan paparan dari We Are Social dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, pengguna internet Indonesia
mengalami peningkatan sebesar 54,25% dari 132,7 juta pengguna pada tahun 2018 menjadi 204,7 juta pengguna
pada tahun 2022. Tingkat penetrasi Indonesia sebanyak 73,7% dari total penduduk di Indonesia yakni 277,7 juta
orang per Januari 2022 (Annur, 2022).
Seiring meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia, pertumbuhan e-commerce di Indonesia juga
mengalami peningkatan yang signifikan. Kondisi pandemi covid-19 yang belum berakhir membuat kegiatan
berbelanja secara konvensional terbatas, sehingga mendorong perubahan perilaku konsumen menjadi berbelanja
secara online yang intensitasnya meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Dengan begitu, berbelanja secara
online dapat menjadi alternatif utama guna memenuhi kebutuhan konsumen. NielsenIQ memaparkan bahwa
jumlah konsumen yang menggunakan e-commerce di Indonesia meningkat sebanyak 88% atau sebanyak 32 juta
orang pada 2021, dibandingkan pada 2020 sebanyak 17 juta orang (Uli, 2021). Dengan adanya fenomena tren e-
commerce di Indonesia yang mengalami kenaikan, terdapat tiga kategori produk yang paling dicari oleh
konsumen di masa pandemi covid-19. Ketiga kategori produk tersebut diantaranya yaitu busana, kesehatan dan
kecantikan (Tempo.co, 2020).
Tren kecantikan yang terus mengalami perkembangan saat ini menjadi peluang bisnis yang potensial. Namun,
kondisi tersebut disalahgunakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab untuk mendapatkan
keuntungan. Para oknum tersebut memproduksi produk kecantikan dengan bahan baku yang berbahaya.
Kemudian, dijual dengan harga yang murah dengan klaim yang menggiurkan, sehingga membuat banyak
konsumen tertarik untuk membeli dan memakainya (Pasha, 2021).
Menurut Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika Indonesia (PPAK) menyampaikan bahwa
sebanyak 85% kometik diduga dalam kategori barang ilegal yang beredar di indonesia. Diantaranya terdiri dari
produk kosmetik yang tidak berizin edar dan produk produsen kosmetik yang dipalsukan. Penyebab utama
tingginya peredaran produk kosmetik ilegal karena produk tersebut dijual secara online (Arief, 2022).
Adapun di masa pandemi saat ini, konsumen tidak bisa mencoba produk tester. Maka konsumen dapat
memanfaatkan teknologi internet sebagai sumber informasi mengenai produk, agar konsumen tetap bisa membeli
produk kecantikan secara online (Alessandrina, 2022). Konsumen bisa mendapatkan ulasan sebuah produk yang
benar apa adanya dari influencer di media sosial, blog dan youtube (Yuliastuti, 2022). Dengan begitu konsumen
dapat meminimalisir resiko sebelum melakukan pembelian secara online dan konsumen dapat membandingkan
informasi-informasi yang didapatkan sebelum melakukan keputusan pembelian.
Berdasarkan hasil survei Inventure-Alvara memaparkan bahwa responden yang menyukai pembelian produk
kecantikan di official store di e-commerce sebanyak 49,1%, di offline store sebanyak 37%, reseller sebanyak
27,4% dan pembelian dari retailer sebanyak 19,7% (Alessandrina, 2022). Berdasarkan hasil yang didapatkan,
mayoritas konsumen lebih menyukai melakukan pembelian produk kecantikan di official store di e-commerce
karena diyakini lebih terpercaya dibandingkan pilihan tempat lainnya.
Salah satu beauty e-commerce ternama di Indonesia adalah sociolla. Sociolla adalah beauty e-
commerce terlengkap dan terpercaya yang ada di Indonesia (Nofalia, 2019). Sejak dirilis pada tahun 2015, hingga
saat ini Sociolla memiliki lebih dari 150 brand resmi dan lebih dari 5.000 pilihan produk. Keunggulan dari
Sociolla adalah memiliki beragam kategori produk kecantikan, mulai dari skin care, body care, hair care,
makeup dan peralatan kecantikan. Selain itu, Sociolla juga memegang brand yang jangkauannya luas diantaranya
yaitu produk yang berasal dari Indonesia, Singapura, Korea, Jepang, Australia dan Amerika (Bibit.id, 2020).
Kemudian, Sociolla pun memastikan produknya bersertifikasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
dan original yang bekerja sama langsung dengan distributor resmi, sehingga konsumen dijamin terhindar dari
produk palsu atau tiruan.
Berdasarkan pra-penelitian pada 30 responden menunjukkan bahwa konsumen lebih menyukai melakukan
pembelian secara online sebesar 76,7% dibandingkan offline sebesar 23,3%. Namun, adanya perbedaan
berdasarkan hasil pengunjung website Sociolla yang mengalami penurunan pada kuartal tahun 2021. Dapat kita
ketahui bahwa adanya strategi yang dilakukan oleh Sociolla belum maksimal.
Selain itu, produk kecantikan lokal yang tersedia di Sociolla hanya sebanyak 30% dari jumlah keseluruhan
produk, artinya sebagian besar produk di Sociolla adalah produk yang berasal dari luar negeri (Merdeka, 2019).
Hal tersebut menjadi suatu persoalan bagi konsumen muslim. Walau pun produk di Sociolla sudah bersertifikat
BPOM, hal tersebut belum mendapatkan kepastian halalnya suatu produk. Karena halal dan haramnya suatu
produk adalah wewenang Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan didukung oleh Lembaga Pengkajian Pangan Obat-
obatan dan kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) (Rizky, 2020).

Page | 2
JURNAL ONTOLOGI PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN KEUANGAN ISLAM
Volume x, Nomor x, Juli 2022, x halaman
Adapun firman Allah SWT pada surat Al-Baqarah ayat 168 yang berbunyi:

َ ‫شي ْٰط ِۗ ِن اِنَّهٗ لَ ُك ْم‬


‫عد ٌُّو ُّمبِيْن‬ َّ ‫ت ال‬
ِ ‫ط ٰو‬ َ ‫ض َح ٰل اًل‬
ُ ‫طيِباا ۖ َّو َْل تَتَّبِعُ ْوا ُخ‬ ُ َّ‫ٰيٰٓاَيُّ َها الن‬
ِ ْ‫اس ُكلُ ْوا مِ َّما فِى ْاْلَر‬
Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu
mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu (Q.S Al-Baqarah:168).
Beberapa penelitian sebelumnya telah membahas mengenai sales promotion. Dalam hasil penelitian (Arnold,
Wolok, & Juanna, 2020) yang menunjukkan bahwa sales promotion memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
keputusan pembelian. Hal tersebut karena promosi penjualan yang dilakukan oleh toko mitra elektronik gorontalo
yaitu seperti menjelaskan keunggulan produk kepada konsumen dan menyediakan barang terbaru yang
berdampak pada kenaikan keputusan pembelian. Hal tersebut didukung oleh (Kolifah, Maduwinarti, & Nasution,
2020; Wirakanda & Pardosi, 2020; Yanurianto,2019). Sedangkan penelitian (Yuvita, Wahab, & Sulastri, 2019;
dan Oktaria, Kumadji, & Hidayat, 2015) menyatakan bahwa sales promotion berpengaruh negatif tidak
signifikan terhadap keputusan pembelian.
Kemudian penelitian lainnya menunjukkan terdapat inkonsistensi hasil diatara penelitian Siswandi (2019)
didapat bahwa beauty influencer memiliki pengaruh negatif terhadap keputusan pembelian, dan penelitian
Zukhrufani dan Zakiy (2019) didapat bahwa beauty influencer memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian.
Sementara itu, terdapat perbedaan hasil penelitian yang ditunjukkan oleh Novianti (2021) menunjukkan
bahwa variable halal awareness berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Dikarenakan
millenial muslim di Kota Malang mempertimbangkan nilai-nilai agama sehingga ketika mengkonsumsi makanan
mereka akan memilih makanan yang tersetifikasi halal MUI. Hal tersebut di dukung oleh (Munir M, Hidayat,
Fakhry, & Mu’tamar, 2019; Saputra & Tresnati, 2020; Listiawati, 2019). Hal ini berbeda dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh (Aspan, Sipayung, Muharrami, & Ritonga, 2017) yang didukung oleh (Nursanti & Tielung,
2014; Munir M, Hidayat, Fakhry, & Mu’tamar, 2019).
Selanjutnya terdapat inkonsistensi hasil dari penelitian terdahulu. Penelitian oleh Sahir, Rahmadhani dan
Tarigan (2016) menunjukkan bahwa variable label halal berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian yang didukung oleh penelitian (Al Umar, Mustofa, Fitria, Jannah, & Arinta,2020; Prasetyo & Anwar,
2021; Aspan, Sipayung Maharrami, & Ritinga, 2017. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
(Sitompul, 2021) yang menyatakan bahwa label halal berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
keputusan pembelian kosmetik emina di Kota Medan yang di dukung oleh penelitian (Cahaya &
Soimaturrohmah, 2021; dan Azzumi & Samsumbar, 2021).
Berangkat dari permasalahan dan penelitian terdahulu yang telah dipaparkan diatas, menyatakan bahwa
keputusan pembelian produk kecantikan sociolla dapat dipengaruhi oleh beragam faktor. Berdasarkan dari hasil
signifikansi faktor-faktor tersebut, terdapat 4 faktor yang dipilih penulis karena faktor-faktor tersebut yang paling
berpengaruh dalam keputusan pembelian produk kecantikan sociolla. Faktor-faktor tersebut diantaranya yaitu:
sales promotion, beauty influencer, halal awareness dan label halal sebagai variabel moderasi. Dengan begitu,
perlu dilakukannya penelitian guna memperoleh informasi yang lebih jelas dan disertai bukti ilmiah mengenai
keputusan pembelian produk kecantikan di sociolla melalui sales promotion, beauty influencer, halal awareness
dan label halal sebagai variabel moderasi. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Keputusan Pembelian Produk Kecantikan di Sociolla Melalui Sales Promotion, Beauty Influencer,
Halal Awareness dan Label Halal Sebagai Variabel Moderasi.
Adapun pertanyaan penelitian yang diajukan yaitu bagaimana gambaran sales promotion, beauty influencer,
halal awareness, label halal dan keputusan pembelian produk kecantikan di sociolla, bagaimana pengaruh sales
promotion terhadap keputusan pembelian produk kecantikan di sociolla, bagaimana pengaruh beauty influencer
terhadap keputusan pembelian produk kecantikan di sociolla, bagaimana pengaruh halal awareness terhadap
keputusan pembelian produk kecantikan di sociolla, bagaimana label halal memoderasi pengaruh sales promotion
terhadap keputusan pembelian produk kecantikan di sociolla, bagaimana label halal memoderasi pengaruh
beauty influencer terhadap keputusan pembelian produk kecantikan di sociolla, dan bagaimana label halal
memoderasi pengaruh halal awareness terhadap keputusan pembelian produk kecantikan di sociolla.
Maka tujuan dari penelitian adalah untuk mendeskripsikan sales promotion, beauty influencer, halal
awareness, label halal dan keputusan pembelian produk kecantikan di sociolla serta menguji pengaruh sales
promotion, beauty influencer, halal awareness terhadap keputusan pembelian produk kecantikan sociolla yang
dimoderasi oleh label halal.

2. KAJIAN LITERATUR
Konsep Keputusan Pembelian
Menurut Kotler & Armstrong (2017) keputusan pembelian adalah bagaimana tahapan selanjutnya setelah
memiliki niat dan keinginan untuk membeli. Keputusan pembelian dapat terjadi jika adanya keinginan membeli
atau minat beli sudah dimikili. Keputusan pembelian menurut Kotler & Keller (2015) adalah suatu tahapan yang
dilalui untuk pengambilan keputusan sebelum benar-benar membeli suatu barang atau jasa tertentu. Selanjutnya,
menurut Swastha dan Handoko dalam Setyanto & Sunarti (2017) keputusan pembelian adalah suatu proses
pendekatan penyelesaian masalah individu dalam melakukan pembelian berupa barang maupun jasa untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhannya.

Page | 3
JURNAL ONTOLOGI PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN KEUANGAN ISLAM
Volume x, Nomor x, Juli 2022, x halaman

Berdasarkan definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan pembelian adalah proses yang dilalui
oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk dengan menganalisis berbagai macam pilihan untuk mengambil
keputusan dalam melakukan pembelian.
Indikator dari keputusan pembelian menurut Kotler & Keller (2016) diantaranya sebagai berikut: 1) Pemilihan
produk; 2) Pemilihan merek; 3) Pemilihan tempat penyalur; 4) Waktu pembelian; 5) Jumlah pembelian; 6)
Metode pembayaran. Adapun indikator dari keputusan pembelian menurut Cysara (2015) diantaranya sebagai
berikut: 1) Tahap menaruh perhatian; 2) Tahap ketertarikan; 3) Tahap berhasrat/berniat; 4) Tahap untuk
memutuskan aksi beli; 5) Tahap satisfaction.
Berdasarkan kedua pendapat diatas, maka peneliti mengombinasikan indikator satu dengan indikator lainnya
untuk menentukan indikator keputusan pembelian dalam penelitian ini yaitu dari (Kotler & Keller, 2016; dan
Cysara,2015) adalah sebagai berikut: 1) Pemilihan produk; 2) Pemilihan merek; 3) Pemilihan tempat penyalur;
4) Tahap untuk memutuskan aksi beli; 5) Tahap satisfaction.

Konsep Marketing Mix (Bauran Pemasaran)


Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan agar tercapainya tujuan suatu
perusahaan (Kotler & Amstrong, 2012). Menurut Wardana (2017), marketing mix adalah suatu alat yang terdiri
atas elemen suatu kegiatan pemasaran yang harus di pertimbangkan agar strategi pemasaran berjalan dengan baik.
Limakrisna dan Julius (2016) mendefinisikan bauran pemasaran sebagai komponen dari elemen-elemen yang
membentuk suatu strategi agar mendapatkan hasil yang diinginkan.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa marketing mix adalah suatu kombinasi dari
faktor-faktor yang dikendalikan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Kotler & Keller (2016)mengungkapkan bahwa terdapat empat unsur makerting mix diantaranya, yaitu:
1. Product (produk)
Produk merupakan suatu hal yang ditawarkan dan diperjual belikan di pasar. Agar dapat dikonsumsi untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
2. Price (harga)
Harga merupakan sejumlah nilai yang didapatkan dari tawar menawar penjual dan pembeli lalu ditukar untuk
mendapatkan mafaat, memiliki dan memakan produk atau jasa diturkan oleh konsumen dengan manfaat dari
memiliki atau memakai produk atau jasa.
3. Place (tempat)
Tempat merupakan saluran pendistribusian suatu produk dari penjual kepada pembeli.
4. Promotion (promosi)
Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan suatu perusahaan untuk memberitahu manfaat produk serta
menawarkan konsumen untuk membeli barang atau jasa.

Konsep Sales Promotion


Sales promotion adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi konsumen dengan
meyakinkan untuk segera membeli produk/jasa yang ditawarkan pada saat itu juga. Kegiatan yang dilakukan
dalam kurun waktu sebentar ini dilakukan untuk meningkatkan omzet penjualan. Media promosi yang dipakai
yaitu memberikan diskon, potongan harga, voucher, melakukan demonstrasi dan memajang display dari
barang/jasa (Kotler & Keller, 2017).
Utami (2010) mengemukakan bahwa sales promotion adalah suatu promosi yang dilakukan untuk mendorong
adanya peningkatan penjualan. Selain itu, promosi penjualan digunakan sebagai memperkenalkan produk baru,
mempertahankan pelanggan, mendapatkan pelanggan baru dan meyaingi sales promotion pesaing, memanfaatkan
tren dan membuat konsumen beralih merek. Menurut Hermawan (2012) sales promotion adalah aktivitas yang
melakukan suatu bentuk persuasi dengan menggunakan insentif sebagai dorongan untuk membeli suatu produk
atau jasa untuk meningkatkan pembelian.
Berdasarkan definisi-definisi dapat ditarik kesimpulan bahwa sales promotion merupakan aktifitas yang
dilakukan dalam waktu yang singkat dengan mendorong adanya pembelian produk/jasa agar meningkatkan omzet
penjualan melalui media promosi.
Menurut Herman (2017) Indikator-indikator sales promotion adalah sebagai berikut: 1) Potongan harga; 2)
Kupon berbelanja; 3) Purchase with purchase. Selain itu menurut Kotler & Keller (2016) indikator sales
promotion adalah sebagai berikut: 1) Coupons (kupon); 2) Rebates (potongan harga); 3) Price packs/ cent-off-
deals.
Berdasarkan kedua pendapat diatas, maka indikator dari sales promotion yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah mengombinasikan antara (Herman, 2017; dan Kotler & Keller, 2016) sebagai berikut: 1)
Potongan harga; 2) Kupon; dan 3) Price packs/ cent-off-deals
H1: Sales promotion berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk kecantikan di sociolla.

Konsep Beauty Influencer


Beauty influencer diambil dari Bahasa inggris yaitu “beauty” yang memiliki arti “kecantikan” dan
“influencer” yang memiliki arti “seseorang yang memiliki pengaruh terhadap suatu hal” (Ananda & Wandebori,
2016). Istilah beauty influencer diberikan kepada seorang yang mengunggah foto dan video di social media
tentang dunia kecantikan (Hapsari & Sukardani, 2018).

Page | 4
JURNAL ONTOLOGI PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN KEUANGAN ISLAM
Volume x, Nomor x, Juli 2022, x halaman

Beauty influencer adalah seorang yang memiliki pengetahuan mengenai bidang kecantikan sehingga dapat
memberikan informasi, review, dan mempengaruhi konsumen melalui sosial media agar tertarik untuk membeli
produk (Widyanto & Agusti, 2020). Menurut Tuten (2008), beauty influencer adalah seorang yang memfokuskan
diri untuk mendalami bidang kecantikan dan membagikan pengetahuannya di media sosial. Selain itu, Beauty
influencer adalah sosok yang dianggap sebagai sumber informasi terpercaya mengenai kecantikan, karena beauty
influencer memiliki pemahaman ilmu yang luas dan jaringan komunikasi yang kuat. Sehingga mampu
mempengaruhi keputusan pembelian audiensnya.
Menurut Savitri (2019) beauty influencer adalah sosok yang mampu mempengaruhi keputusan pembelian
individu lain karena memiliki pengetahuan di bidang kecantikan dan dekat dengan para pengikutnya. Karena
seorang beauty influencer telah mendapatkan kepercayaan dari para pengikutnya juga ulasan yang ia bagikan
sangat berdampak bagi reputasi online suatu brand (Evelina & Handayani, 2018).
Berdasarkan definisi-definisi yang telah dipaparkan dapat ditarik kesimpulan bahwa beauty influencer adalah
seorang yang membuat konten di media social yang berfokus pada bidang kecantikan dan membagikan
pengetahuan dan pengalamannya kepada para rekan-rekan onlinenya.
Menurut Wiedmann & Mettenhein (2020) indikator beauty influencer ada 3, diantaranya yaitu: 1) Expertness;
2) Trustworthiness; dan 3) Attractiveness. Sedangkan menurut Terence (2003) indikator beauty influencer adalah
sebagai berikut: 1) Trustworthiness; 2) Expertise; 3) Attractiveness; 4) Respect; dan 5) Similary.
Untuk menentukan indikator beauty influencer, maka peneliti mengombinasikan antara (Wiedmann &
Mettenhein, 2020; dan Terence, 2003) yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1)
Expertness; 2) Trustworthiness; 3) Attractiveness; 4) Respect; dan 5) Similary.
H2: Beauty influencer berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk kecantikan di sociolla.

Konsep Al-Hisbah
Ḥisbah berasal dari bahasa Arab, berakar kata ‘ha-sa-ba’ yang mempunyai makna cukup bervariasi, seperti
memperhitungkan, menaksir, mengkalkulasi, memikirkan, opini, pandangan dan lain-lain. Secara etimologis
ḥisbah memiliki arti mengerjakan suatu tugas dengan perhitungan (Djakfar, 2009) . Sedangkan secara
terminologis, menurut Imam Al- Mawardi (2006) ḥisbah adalah memerintahkan kepada masyarakat untuk
berbuat kebaikan jika terbukti kebaikan ditinggalkan, dan melarang dari kejahatan jika terbukti kejahatan
dilakukan.
Dalam kamus Al- Hadi ila lughan al-arab, hisbah memiliki arti yaitu suatu tugas yang diberikan kepada negara
untuk memastikan bahwa masyarakat mengikuti perintah dan menjauhi larangan syara. Seorang yang ditugaskan
hal tersebut disebut muhtasib (pengawas pasar) (Rozalinda, 2014).
Hisbah diisyaratkan dalam firman Allah swt. Al-Qur’an surat Al Imron ayat 104:
ٰٰۤ ُ
َ‫ولىِٕكَ هُ ُم ْال ُم ْف ِل ُح ْون‬ َ َ‫َو ْلتَ ُك ْن ِم ْن ُك ْم ا ُ َّمة يَّدْع ُْونَ اِلَى ْال َخي ِْر َويَأ ْ ُم ُر ْونَ بِ ْال َم ْع ُر ْوفِ َويَ ْن َه ْون‬
‫ع ِن ْال ُم ْنك َِر ِۗ َوا‬
Artinya:
Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat)
yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung (Q.S Al-
Imron:104).
Tugas utama al-Hisbah adalah pengawasan. Wahid (2018) mengkategorikan dua macam pengawasan yang
dilakukan oleh al- Hisbah diantaranya, yaitu:
1. Pengawasan yang bersifat umum
Pengawasan terhadap seluruh aspek kehidupan yang berkaitan dengan kebaikan (al-amru bi al-ma’rûf ) dan
mencegah kemungkaran (an- nahyi ‘an al-munkar).
2. Pengawasan yang bersifat khusus
Pengawasan terhadap kegiatan pasar seperti perindustrian, perdagangan, administratif, pemeliharaan kualitas
dan standar produk. Diantaranya, yaitu:
a. Memastikan barang yang dipasarkan adalah halal dan sesuai syara’
b. Melakukan pengecekan secara rutin terhadap ukuran, takaran dan timbangan
c. Menjaga kualitas barang
d. Menjaga kejujuran dan keadilan dalam setiap transaksi
e. Menjaga kesetabilan harga dan
f. Mengendalikan harga.

Konsep Halal Awareness


Menurut Bashir (2019) kesadaran merupakan suatu konsep pengetahuan yang diterapkan pada perilaku
tertentu. Kesadaran berarti pengetahuan atau pemahaman individu mengenai subjek atau situasi tertentu.
Kesadaran halal adalah tingkat pemahaman yang dimiliki oleh seorang muslim tentang segala sesuatu yang
memiliki hubungan dengan konsep halal (Nurcahyo & Hudrasyah, 2017). Adapun menurut Mashitoh & Alina
(2013) menyatakan bahwa kesadaran halal merupakan kesadaran yang dimiliki oleh seorang muslim dimana ia
memiliki pengetehuan syariah mengenai apa yang halal, proses penyembelihan dan mengutamakan makanan
halal untuk dikonsumsi.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kesadaran halal merupakan tingkat pemahaman dan
pengetahun yang dimiliki oleh seorang muslim dalam memastikan produk yang akan dikonsumsi halal mulai dari
bahan baku yang digunakan hingga proses produksi yang halal.

Page | 5
JURNAL ONTOLOGI PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN KEUANGAN ISLAM
Volume x, Nomor x, Juli 2022, x halaman

Indikator halal awareness dalam penelitian Izzuddin (2018) adalah 1) memastikan adanya logo halal sebelum
mengkonsumsi suatu produk; 2) sebaiknya hindari produk yang syubhat (tidak jelas/meragukan kehalalannya);
dan 3) pastikan produk yang dikonsumsi halal. Selain itu dalam penelitian Shaari & Shahira (2010) menggunakan
indikator pengukuran tingkat halal awareness adalah 1) bahan baku halal; 2) prioritas produk halal; 3) proses
produksi; dan 4) kebersihan produk.
Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti mengombinasikan indikator variabel halal awareness dalam
penelitian (Izzuddin, 2018; dan Shaari & Shahira, 2010) menggunakan indikator diantaranya: 1) memastikan logo
halal sebelum mengkonsumsi produk; 2) menghindari produk yang syubhat (tidak jekas/kehalalannya diragukan);
3) bahan baku halal; dan 4) prioritas produk halal.
H3: Halal awareness berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk kecantikan di sociolla.

Konsep Label Halal


Label adalah berupa tulisan, gambar atau kombinasi antara tulisan dan gambar yang ditempel pada suatu
kemasan produk. Bertujuan untuk memberikan informasi mengenai isi produk dalam kemasan tersebut
(Widyaningrum, 2016). Menurut Kamilah & Wahyuati (2017), Label adalah informasi mengenai identitas
suatu produk yang menempel pada kemasan. Menurut Kotler dalam Irrubai (2015) menjelaskan bahwa label
berfungsi mengidentifikasi produk, memberikan informasi mengenai produk dan mempercantik suatu produk
sebagai media promosi.
Salah satu label yang menempel pada kemasan diantaranya yaitu label halal. Label halal adalah kepastian
yang didapat dari Lembaga Pengkajian Pangan Obat Obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM
MUI) bahwa produk yang telah diuji dinyatakan halal dan telah sesuai dengan syariat islam. Dengan
mencantumkan label halal maka konsumen memperoleh perlindungan produk yang dinyatakan halal sehingga
konsumen lebih nyaman untuk mengkonsumsi produk tersebut (Yuswohady, 2015). Label halal merupakan
merek, lambang, atau desain, yang diperuntukan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa suatu produsen
dan pembeda suatu produk dari para produsen lainnya (Kotler & Amstrong, 2012). Adapun menurut Burhanuddin
(2011) mengungkapkan bahwa label halal adalah simbol dari kehalalan suatu produk yang telah sesuai dengan
syariat islam.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa label halal adalah sebuah tanda yang ada
pada suatu kemasan yang menginformasikan bahwa produk tersebut telah lolos uji sesuai dengan syariat islam.
Indikator label halal yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 69
Tahun 1999 tentang label dan iklan pangan diantaranya: 1) Gambar; 2) Tulisan; 3) Kombinasi gambar dan tulisan;
dan 4) Menempel pada kemasan. (Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 Tentang Label, 1999).
H4: Label halal memoderasi pengaruh sales promotion terhadap keputusan pembelian produk kecantikan di
sociolla.
H5: Label halal memoderasi pengaruh beauty influencer terhadap keputusan pembelian produk kecantikan di
sociolla.
H6: Label halal memoderasi pengaruh halal awareness terhadap keputusan pembelian produk kecantikan di
sociolla.

3. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif
kausalitas. Populasi dalam penelitian ini adalah e-commerce Sociolla di Provinsi Jawa Barat. Teknik penarikan
sampel yang dilakukan mengacu pada non-probability sampling, hal ini didasarkan pada jumlah sampel yang
tersebar luas dan belum diketahui jumlah pastinya. Sedangkan waktu pelaksanaan pengumpulan data
dilaksanakan pada bulan September 2022.
Instrumen atau alat ukur dalam penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner. Kuesioner penelitian
menggunakan formulir online yang disebarkan melalui media sosial seperti di beberapa grup WhatsApp serta
media sosial Instagram. Analisis uji validitas dan reabilitas menggunakan Statistical Product and Service
Solution (SPSS) V.21 pada 30 sampel untuk memastikan instrumen telah valid dan reabel (Karim, 2021)
Teknis analisis data menggunakan Partial Least Square-Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Adapun
teknik penarikan sampel menggunakan rumus Jacob Cohen dalam (Nazir, 2011) yang menghasilkan perhitungan
203,6 sampel yang di bulatkan menjadi 205 sampel konsumen. Kemudian alat yang digunakan untuk
menganalisis data PLS-SEM adalah SmartPLS 4.
Adapun langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pengujian Validitas pada Outer Model
a) Convergent Validity, dalam penelitian Juliana et.al. (2020) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
validitas reflektif sebagai pengukur variabel yang dapat dilihat melalui nilai outer loadings dari masing-masing
indikator variabel. Hair et al. (2017) mengemukakan bahwa untuk penelitian tahap awal nilai loading 0,5-0,6
sudah dianggap cukup baik. Hair et al. (2017) mengemukakan bahwa untuk penelitian tahap awal nilai loading
0,5-0,6 sudah dianggap cukup baik.

Page | 6
JURNAL ONTOLOGI PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN KEUANGAN ISLAM
Volume x, Nomor x, Juli 2022, x halaman

b) Pengujian Reliabilitas (Composite Reliability dan Cronbach’s Alpha), pengujian ini dilakukan untuk
mengukur konsistensi internal atau mengukur keandalan model pengukuran dan nilainya harus di atas 0,70.
Namun jika nilainya 0.60 – 0.70 masih dapat diterima untuk explanatory research (Hair et al., 2017).
2. Pengujian Hipotesis (Resampling Bootstrapping)
Pada bagian ini akan menguji hipotesis penelitian yang dapat dilihat dari nilai t-statistik dan nilai probabilitas.
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 5% sehingga nilai t-statistik
yang digunakan adalah 1,96. Kriteria diterima atau ditolaknya hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak dengan
menggunakan t-statistik, yaitu jika t-statistik > 1,96 maka hipotesis diterima, dan sebaliknya. Selanjutnya
untuk menolak atau menerima hipotesis menggunakan probabilitas bahwa Ha diterima jika P- Values < 0,05.

4. HASIL DAN DISKUSI


Gambaran Umum Responden
Responden dalam penelitian ini ialah konsumen sociolla di Provinsi Jawa Barat, dengan jumlah 205
responden. Pada bagian ini akan dideskripsikan mengenai karakteristik responden berdasarkan hasil temuan
lapangan yang dilakukan peneliti berdasarkan jenis kelamin, generasi, pendidikan terakhir, pekerjaan, domisili,
rat-rata pendapatan per-bulan dan masa menjadi konsumen sociolla. Berikut adalah analisis deskriptif responden
dari hasil penelitian:
Tabel 1 Deskripsi Karakter Responden
Variabel Keterangan Jumlah Persentase (%)
Laki-laki 13 6%
Jenis Kelamin Perempuan 192 94%
Generasi Z 127 62%
Y 78 38%
SD/MI/Sederajat 0 0%
SMP/MTs/Sederajat 0 0%
Pendidikan SMA/MA/Sederajat 42 21%
Terakhir D1/D2/D3 37 18%
S1/D4 101 49%
S2 23 11%
S3 2 1%
ASN/TNI/POLRI 4 2%
Pegawai BUMN 1 1%
Pegawai Swasta 63 31%
Pekerjaan Profesional 16 8%
Wirausaha 7 3%
Pelajar/Mahasiswa 93 45%
Ibu Rumah Tangga 18 9%
Lainya 3 2%
Wilayah I 62 30%
Domisili Wilayah II 77 38%
Wilayah III 30 15%
Wilayah IV 36 18%
0-Rp2.500.000 51 25%
Pendapatan Rp2.500.000-Rp10.000.000 120 59%
Rata-Rata Per- Rp10.000.000-Rp25.000.000 27 13%
Bulan >Rp25.000.000 7 3%
Masa Menjadi < 1 tahun 49 76%
Konsumen > 1 tahun 24%
156
Sociolla
Gambaran Umum Sales Promotion mendorong konsumen agar melakukan keputusan
Sales promotion adalah kegiatan yang pembelian.
dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi Berdasarkan hasil pengkategorian, diketahui bahwa
konsumen dengan meyakinkan untuk segera kategori variabel sales promotion pada tiap responden
membeli produk/jasa yang ditawarkan pada saat itu secara dominan berada pada kategori tinggi, yang mana
juga untuk meningkatkan omzet. Media promosi frekuensi atau jumlahnya yaitu 175 responden atau
sekitar 85% dari total seluruh responden. Sehingga dapat
yang dipakai yaitu memberikan diskon, potongan dikatakan bahwa sales promotion memiliki peran yang
harga, voucher, melakukan demonstrasi dan besar terhadap keputusan pembelian produk kecantikan
memajang display dari barang/jasa (Kotler & di sociolla.
Keller, 2017). Menurut Lovelock (2007) sales Tingginya sales promotion pada penelitian ini
promotion juga mampu mempercepat dan menunjukkan bahwa strategi sales promotion sangat

Page | 7
efektif dan efisien untukJURNAL
meningkatkan pembelian
ONTOLOGI PROGRAM bahwa
STUDI variabel label halalDAN
ILMU EKONOMI padaKEUANGAN
tiap responden secara
ISLAM
produk kecantikan di sociolla. dominan berada
Volumepada kategori
x, Nomor x, Julitinggi,
2022, x yang mana
halaman
frekuensi atau jumlahnya yaitu 192 responden atau sekitar
Gambaran Umum Beauty Influencer
94% dari total seluruh responden. Sehingga dapat
Istilah beauty influencer berasal dari Bahasa
Inggris yang diterjemahkan yaitu sosok yang dikatakan bahwa label halal memiliki peran yang besar
memberikan pengaruh kepada konsumen di bidang terhadap keputusan pembelian produk kecantikan di
kecantikan (Thania & Anggarini, 2021). Beauty sociolla.
influencer adalah seorang yang mempengaruhi Label halal dapat mempengaruhi konsumen
konsumen dalam melakukan keputusan pembelian
khususnya seorang muslim untuk menggunakan produk
suatu produk. Beauty influencer dipercaya oleh
konsumen karena beauty influencer ahli di bidang tersebut. Karena label halal dapat memberikan keamanan
kecantikan sehingga dapat mempengaruhi keputusan dan kenyamanan ketika mengkonsumsi produk tersebut,
pembelian konsumen (Simamora, 2004). Beauty sehingga meningkatkan pembelian (Wibowo &
influencer merupakan seseorang yang memiliki Mandusari, 2018).
keahlian atau konsentrasi dalam bidang kecantikan
yang mana mereka dapat memberikan informasi Hasil Uji Analisis Data
mengenai produkproduk yang mana telah mereka
Pengujian ini dilakukan dengan metode Partial Least
gunakan, dan akan memberikan review atau sharing
Square-Structural Equation Modeling (PLS- SEM).
pengalaman dalam cara menggunakan produk-produk
Adapun software yang digunakan untuk melakukan
kecantikan (Syukur, 2020).
Berdasarkan hasil pengkategorian, diketahui analisis data dengan PLS- SEM adalah SmartPLS 4.
bahwa variabel beauty influencer pada tiap Berikut adalah hasil dari tahapan- tahapan analisis dengan
responden secara dominan berada pada kategori metode PLS-SEM.
tinggi, yang mana frekuensi atau jumlahnya yaitu 178 Pengujian Outer Model (Evaluasi Model
responden atau sekitar 87% dari total seluruh Pengukuran Refleksif)
responden. Sehingga dapat dikatakan bahwa beauty Pengujian outer model adalah pengujian yang
influencer memiliki peran yang besar terhadap dilakukan untuk menggambarkan bagaimana setiap blok
keputusan pembelian produk kecantikan di sociolla. indikator berhubungan dengan variabel latennya atau
Tingginya beauty influencer pada penelitian ini dengan kata lain menjelaskan tentang hubungan antar
menunjukkan bahwa strategi beauty influencer sangat variabel laten dengan indikatornya.
efektif dan efisien untuk meningkatkan keputusan 1. Convergent Validity
pembelian produk kecantikan sociolla. Hal tersebut Convergent Validity merupakan alat yang digunakan
dikarenakan beauty influencer dapat mempengaruhi untuk mengukur validitas reflektif sebagai pengukur
konsumen dalam menentukan keputusan pembelian variabel yang dapat dilihat melalui nilai outer loadings dari
suatu produk kecantikan (Pakan & Purwanto, 2022). masing-masing indikator variabel. Hair et al. (2017)
mengemukakan bahwa untuk penelitian tahap awal nilai
Gambaran Umum Halal Awareness loading 0,5-0,6 sudah dianggap cukup baik.
Menurut Pambudi (2018) kesadaran halal adalah
pemahaman seorang individu mengenai konsep,
prinsip dan proses halal sehingga menjadi lebih
selektif dalam memilih produk yang dikonsumsi.
Kesadaran halal adalah suatu tingkat pengetahuan
sebagai bekal seorang konsumen untuk
mengkonsumsi suatu produk yang halal sesuai syariat
islam (Abdul, Shaari, & Shahira, 2010).
Berdasarkan hasil pengkategorian, diketahui
bahwa kategori variabel tingkat kesadaran halal pada
tiap responden secara dominan berada pada kategori
tinggi, yang mana frekuensi atau jumlahnya yaitu 184
responden atau sekitar 90% dari total seluruh
responden. Sehingga dapat dikatakan bahwa halal
awareness memiliki peran yang besar terhadap
keputusan pembelian produk kecantikan di sociolla.
Tingginya variabel halal awareness pada penelitian
ini menunjukkan bahwa setiap responden memiliki
kesadaran dalam mempertimbangkan nilai-nilai
agama dan kehalalannya dalam melakukan konsumsi
produk kecantikan (Novianti, 2021).

Gambaran Umum Label Halal


Label halal memiliki fungsi untuk memberikan
informasi sebagai upaya pertimbangan konsumen
dalam memilih suatu produk hingga ke tahap
keputusan pembelian (Prasetyo & Anwar, 2021).
Berdasarkan hasil pengkategorian, diketahui

Page | 8
JURNAL ONTOLOGI PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN KEUANGAN ISLAM
Volume x, Nomor x, Juli 2022, x halaman

Tabel 2 Nilai Outer Loading

Loading
Variabel Keterangan
Factor
Sales Promotion (X1)
Tingkat ketertarikan berbelanja di sociolla karena potongan harga yang
ditawarkan sangat beragam 0.849 Valid
Tingkat ketertarikan berbelanja di sociolla karena potongan harga yang Valid
0.792
ditawarkan sangat menarik
Tingkat ketertarikan berbelanja di sociolla karena voucher yang Valid
0.884
ditawarkan sangat menarik.
Tingkat ketertarikan berbelanja di sociolla karena price packs (paket Valid
0.776
harga) yang ditawarkan sangat beragam
Tingkat ketertarikan berbelanja di sociolla karena price packs (paket
harga) yang ditawarkan sangat menarik 0.848 Valid
Beauty Influence (X2)
Tingkat apresiasi attitude beauty influencer sociolla.
0.651 Valid
Tingkat apresiasi kreatifitas beauty influencer sociolla
0.808 Valid
Tingkat ketertarikan mengikuti beauty influencer sociolla karena
0.806 Valid
menyukai dunia kecantikan
Tingkat ketertarikan mengikuti beauty influencer sociolla karena
menyukai kosmetik 0.734 Valid
Halal Awareness (X3)
Tingkat kesadaran produk kecantikan sociolla memiliki label halal 0.663 Valid
Tingkat kesadaran memilih produk kecantikan sociolla yang berlabel
halal 0.538 Valid
Tingkat pengetahuan produk kecantikan berlabel halal sudah sesuai
0.566 Valid
syariat islam.
Tingkat pengetahuan konsep halal terhadap produk kecantikan
0.807 Valid
Tingkat kesadaran memilih produk kecantikan yang berbahan baku halal.
0.790 Valid
Tingkat kesadaran produk kecantikan berlabel halal itu baik dan aman 0.795 Valid
Tingkat prioritas memilih produk kecantikan berlabel halal
0.827 Valid
Tingkat prioritas berbelanja produk kecantikan yang berlabel halal. Valid
0.724

Label Halal (M)


Tingkat kejelasan gambar label halal pada kemasan produk kecantikan 0.732 Valid
Tingkat pengetahuan mengenai arti dari gambar label halal
0.629 Valid
Tingkat kejelasan tulisan label halal pada kemasan produk kecantikan
0.678 Valid
Tingkat pengetahuan mengenai arti dari tulisan label halal
0.809 Valid
Tingkat kejelasan gabungan gambar dan tulisan label halal pada kemasan
0.813 Valid
produk kecantiakan
Tingkat pengetahuan arti dari gabungan gambar dan tulisan label halal
0.606 Valid
Tingkat pentingnya pencantuman label halal pada kemasan produk
kecantikan 0.651 Valid
Tingkat keyakinan produk kecantikan berlabel halal itu baik dan aman 0.773 Valid
Keputusan Pembelian (Y)
Tingkat kemudahan berbelanja di sociolla karena dapat memilih produk Valid
0.847
yang sesuai dengan jenis kulit
Tingkat ketertarikan berbelanja di sociolla karena produk bervariasi 0.800 Valid
Tingkat ketertarikan berbelanja di sociolla karena pilihan merek beragam 0.825 Valid
Tingkat ketertarikan berbelanja di sociolla karena berkerja sama dengan Valid
0.806
distributor resmi
Page | 9
JURNAL ONTOLOGI PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN KEUANGAN ISLAM
Volume x, Nomor x, Juli 2022, x halaman
Tingkat ketertarikan berbelanja di sociolla agar terhindar dari produk Valid
0.826
palsu dan ilegal
Tingkat ketertarikan berbelanja di sociolla karena desain menarik 0.873 Valid
Tingkat keputusan berbelanja di sociolla karena kualitas produk 0.841 Valid
Keputusan berbelanja di sociolla karena dapat memenuhi kebutuhan. 0.791 Valid
Tingkat kepuasan berbelanja produk kecantikan di sociolla 0.858 Valid
Tingkat rekomendasi berbelanja di sociolla kepada orang terdekat 0.806 Valid
Label Halal 0,512
Berdasar table 2 nilai outer loading dan AVE pada
penelitian ini sudah memenuhi kriteria yang Keputusan Pembelian 0,685
ditentukan. Maka dapat disimpulkan bahwa LH*SP 1,000
seperangkat indikator yang digunakan dapat LH*BI 1,000
mewakili dan mendasari variabel laten dalam LH*HA 1,000
penelitian.
2. Descriminant Validity
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4
Discriminant validity merupakan uji yang
menunjukkan bahwa seluruh variabel padapenelitian ini
digunakan untuk melihat tingkat prediksi konstruk
memiliki nilai AVE lebih dari 0.5. Dengan demikian dapat
laten terhadap blok indikatornya. Pengujian ini
disimpulkan bahwa seluruh variabel laten pada penelitian
dilakukan melalui analisis Fornell-Lacker Criterion
ini dikatakan baik dalam mewakili indikator.
yaitu uji validitas yang dilakukan dengan
4. Composite Reability
membandingkan korelasi antar variabel atau
Pengujian ini dilakukan untuk mengukur konsistensi
konstruk dengan akar kuadrat dari Average Variance
internal atau mengukur keandalan model
Extracted (√AVE). Prediksi dikatakan memiliki nilai
pengukuranilainya harus di atas 0,70. Namun jika nilainya
AVE yang baik apabila nilai akar kuadrat AVE setiap
0.60 – 0.70 masih dapat diterima untuk explanatory
variabel laten lebih besar daripada korelasi antar
research (Hair et al., 2017).
variabel laten lainnya.
Tabel 3 Fornell-Lacker Criterion Tabel 5 Nilai Composite Reliability
Cronbach's Composite
SP BI HA KP LH*SP LH*BI LH*HA Alpha Reliability
SP 0.831 SP 0.887 0.918
BI BI 0.813 0.870
0.723 0.758
HA 0.864 0.895
HA 0.771 0.734 0.837
KP
LH 0.862 0.892
0.744 0.744 0.723 0.715

LH 0.723 KP 0.949 0.956


0.799 0.799 0.771 0.828
*SP
LH*SP 1.000 1.000
LH - - -
-0.597 -0.509 1.000
*BI 0.580 0.574 0.483 LH*BI 1.000 1.000
LH - -
- LH*HA
* 0.
-0.623 0.61
0.
-0.571 0.956 1.000 1.000 1.000
H 58 55
A 2
9 0 Berdasarkan Tabel 5, hasil pengolahan SmartPLS pada
Berdasarkan hasil pengujian discriminant masing-masing variabel laten dalam penelitian ini
validity pada Tabel 3 melalui fornell-lacker criterion menunjukkan bahwa semua variabel dalam penelitian ini
terlihat bahwa akar AVE (√AVE) untuk setiap memiliki nilai cronbach's alpha dan composite reliability
konstruk lebih besar daripada korelasi setiap lebih dari 0,7. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
konstruk dengan konstruk lainnya. Maka dapat semua variabel laten dalam penelitian ini dikatakan
disimpulkan bahwa semua konstruk dalam model reliabel dan model yang dibangun memiliki tingkat
yang di estimasi memenuhi kriteria discriminant reliabilitas yang sangat baik.
validity.
3. Average Variance Extracted (AVE) Pengujian Inner Model (Evaluasi Model
Average Variance Extracted merupakan uji Struktural)
untuk mengukur banyaknya varians yang dapat Setelah melakukan pengujian outer model, tahapan
ditangkap oleh konstruknya dibandingkan dengan selanjutnya yaitu pengujian inner model. Pengujian inner
varians yang disebabkan oleh kesalahan model dilakukan melalui analisis R- Square (R2),
pengukuran. Hair et al. (2017) menjelaskan bahwa Multicollinearity, F-Square (F2), Q- Square (Q2) dan Good
nilai AVEharus > 0.50 (untuk confirmatory maupun of Fit (GoF). Berikut merupakan uraian dari masing-masing
explanatory research) yang mana nilai tersebut komponen pengujiannya:
mengungkapkan bahwa setidaknya faktor laten 1. Analisis Pengujian R-Square (R2)
mampu menjelelaskan setiap indikator sebesar Analisis R-Square (R2) untuk variabel laten endogen
setengah dari nilai variance. yaitu hasil R-Square sebesar R2 = 0,67 (model kuat), R2 =
0,33 (model moderat) dan R2 = 0,19 (model lemah). Uji R-
Tabel 4 Nilai Average Variance Extracted (AVE) Square (R2) bertujuan untuk menjelaskan besarnya proporsi
variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh semua
Average Variance variabel independen.
Extracted (AVE) Berdasarkan, hasil pengujian koefisien
Sales Promotion 0,690 determinasi output smartPLS dapat diketahui bahwa nilai
Beauty Influencer 0,575 R-Square pada penelitian ini adalah sebesar 0,774.
Lahal Awareness 0,521 Dimana R-Square tersebut mengindikasikan bahwa
variabel pengaruh tingkat kesadaran halal, tingkat
Page | 10
kepuasan pelanggan, dan JURNAL
tingkat citra merek mampu
ONTOLOGI PROGRAMmemiliki nilai predictive
STUDI ILMU EKONOMI relevance yang baik. ISLAM
DAN KEUANGAN
menjelaskan variabel dependen yaitu 77%, 4. Analisis Goodness ofNomor
Volume x, Fit (GoF)
x, Juli 2022, x halaman
sedangkan sisanya sebesar 23% dipengaruhi atau Pengujian Analisis Goodness of Fit (GoF) digunakan
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam mengevaluasi model struktural dan pengukuran
dalam model penelitian ini. Hasil R2 sebesar 0,774 secara keseluruhan. Analisis data dengan menggunakan
tersebut mengindikasikan bahwa variabel dalam PLS-SEM mengharuskan perhitungan secara manual
model memiliki hubungan yang kuat. untuk mengatahui nilai GoF. Adapun kategori nilai GoF
yaitu 0.1 dikategorikan kecil, 0.25 dikategorikan
medium dan 0.38 dikategorikan besar. Berikut adalah
2. Analisis Multicollinearity rumus yangdigunakan untuk menghitung nilai Goodness
Analisis Multicollinearity yaitu pengujian of Fit:
mengenai ada tidaknya multikolinearitas dalam
model PLS – SEM yang dapat dilihat dari nilai Adapun nilai yang dibutuhkan dalam analisis ini yaitu
tolerance atau nilai Variance Inflation Factor (VIF). nilai rata-rata Average Varian Extracted (AVE) dan R2.
Jika nilai nilai tolerance < 0.20 atau nilai VIF > 5 Berdasarkan data yang diperoleh dari output smartPLS
maka diduga terdapat multikolinearitas (Garson, pengujian sebelumnya maka nilai rata-rata AVE adalah
2016). sebesar 0,747 dan nilai rata-rata dari R2 adalah 0,774.
Tabel 6 Nilai Variance Imflation Factor (VIF) Setelah mengetahui nilai rata-rata AVE dan R2, maka
langkah selanjutnya adalah menghitung nilai Goodness of
VIF VIF Fit berdasarkan rumus di atas:
VIF
KP8 2.773
𝐺𝑜𝐹 = √0,747𝑥 0,774
SP1 3.889 HA7 2.398
𝐺𝑜𝐹 = √0,578
KP9 3.540
SP2 3.263 HA8 1.967 𝐺𝑜𝐹 = 0,760
SP4 4.005 HA*LH 1.000 KP10 3.045 Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan
SP5 1.878 LH1 1.873 maka hasil GoF adalah 0,760 dimana nilaiini lebih besar
SP6 3.533 LH2 1.749
dari 0,38. Dengan demikian dapatdinyatakan bahwa model
yang dibangun pada penelitian ini memiliki Goodness of
SP*LH 1.000 LH3 2.059
Fit yang baik.
B16 1.524 LH4 3.474

BI7 1.883 LH5 3.435 Pengujian dan Pembahasan Hipotesis Penelitian


BI8 2.128 LH6 1.845 Pada bagian ini akan dilakukan pengujian hipotesis
BI9 2.047 LH7 1.879 penelitian yang dapat dilihat dari nilai t- statistik dan nilai
BI10 1.867 LH8 2.138 probabilitas. Untuk melakukan pengujian hipotesis pada
BI*LH 1.000 KP1 3.653 penelitian ini menggunakan tingkat signifikasi 5%
HA1 1.758 KP2 2.689
sehingga nilai t-statistik yang digunakan adalah 1,96.
Adapun kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis Ha
HA2 1.459 KP3 2.775
KP4 2.481
diterima dan Ho ditolak menggunakan t-statistik yaitu
HA3 1.429
apabila t-statistik > 1,96 maka hipotesis diterima, begitu
HA4 2.189 KP5 2.859
pun sebaliknya. Selanjutnya, untuk menolak atau
KP6 3.516
HA5 2.161 menerima hipotesismenggunakan probabilitas yaitu Ha di
KP7 3.142
HA6 2.374 terima jika P- Values < 0,05.

Dapat dilihat bahwa nilai VIF dalam penelitian Tabel 7 Hasil Uji Hipotesis
ini pada Tabel 6 menunjukkan nilai di bawah 5.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Original Sample T- P-
penelitian ini terbebas dari masalah (O) Statistik Values
multikolinearitas, artinya konstruk yang dibangun SP -> KP 0.087 2.096 0.000
memiliki perbedaan karakteristik satu sama lain
BI -> KP 0.251 5.667 0.009
sehingga tidak diperlukan perubahan konstruk.
HA -> KP 0.195 2.627 0.000
3. Analisis Q-Square (Q2)
Analisis Q-Square Predictive Relevance LH -> KP 0.440 6.655 0.036
merupakan analisis yang berguna untuk mengukur LH*SP -> KP -0.023 0.918 0.359
seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model LH*BI -> KP -0.078 1.690 0.091
dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-Square LH*HA -> KP -0.030 0.631 0.528
lebih besar dari 0 (nol) memiliki nilai predictive
relevance yang baik, sedangkan nilai Q-Square Berdasarkan hasil uji hipotesis Tabel 7, maka analisis
kurang dari nol menunjukkan bahwa model kurang penerimaan atau penolakan hipotesis dijelaskan sebagai
memiliki predictive relevance. Rumus untuk berikut:
mencari nilai Q-Square adalah sebagai berikut:
Q2 = 1 – (1 – R2) 1. Pengujian Hipotesis I: Pengaruh Sales Promotion
= 1 – (1 – 0,774) Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kecantikan di
= 1 – 0,226 Sociolla
= 0,774 Berdasarkan hasil olah data yang dilakukan pada
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, nilai Q- table 8 menunjukkan bahwa hubungan variabel sales
Square melebihi nol (0) atau 0,726. Dapat promotion terhadap variabel keputusan pembelian
disimpulkan bahwa artinya analisis Q-Square memiliki nilai t-statistik sebesar 2.096 ≥ 1,96 yang
berarti pada uji hipotesis ini H0 ditolak dan Hα diterima.
Page | 11
Adapun untuk nilai probabilitas atau p-value
JURNAL ONTOLOGI PROGRAM semakin tinggiEKONOMI
STUDI ILMU pengaruh beauty influencer maka
DAN KEUANGAN ISLAMakan
menunjukkan bahwa variabel sales promotion semakin tinggi pulax, Nomor
Volume keputusan
x, Julipembelian produk
2022, x halaman
terhadap variabel keputusan pembelian memiliki kecantikan di sociolla. Hal ini sejalan dengan penjelasan
nilai 0.00 < 0,05 yang berarti signifikan. Selain itu, Savitri (2019), bahwa beauty influencer adalah seorang
diketahui nilai original sample sebesar 0,087 atau yang memiliki kemampuan dalam mempengaruhi
menunjukkan arah positif, sehingga dapat keputusan pembelian konsumen berdasarkan
disimpulkan variabel sales promotion berpengaruh pengetahuan, otoritas dan hubungan dengan audiensnya
positif dan signifikan terhadap keputusan pada dunia kecantikan.
pembelian. Hasil penelitian ini didukung oleh teori dan beberapa
Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa penelitian terdahulu beberapa di antaranya penelitian
semakin tinggi sales promotion yang diberikan (Thania dan Anggraini, 2021; Zukhrufani dan Zakiy,
maka akan semakin tinggi pula keputusan 2019; Bisri, 2022; Zia, Zahra, dan Hayat, 2021; Syukur,
pembelian produk kecantikan di sociolla. Hasil 2020) di mana variabel beauty influencer berpengaruh
penelitian ini didukung oleh teori Kotler & Keller positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
(2017) yang menyebutkan bahwa sales promotion Karena semakin tinggi pengetahuan dan keahlian beauty
adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan influencer dalam dunia kecantikan maka dapat
untuk mempengaruhi konsumen dengan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dalam
meyakinkan untuk segera membeli produk/jasa membeli produk kecantikan.
yang ditawarkan pada saat itu juga. Kegiatan yang Sedangkan penelitian ini bertolak belakang dengan
dilakukan dalam kurun waktu sebentar ini penelitian yang dilakukan oleh Siswandi (2019) didapat
dilakukan untuk meningkatkan omzet penjualan. bahwa beauty influencer memiliki pengaruh negatif
Media promosi yang dipakai yaitu berupa diskon, terhadap keputusan pembelian.
potongan harga, voucher, melakukan demonstrasi Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
dan memajang display dari barang/jasa. berdasarkan hasil temuan pada penelitian ini yang
Hasil penelitian ini didukung oleh teori dan dikaitkan dengan konsep teoritis serta didukung oleh
beberapa penelitian terdahulu, beberapa di hasil empiris penelitian sebelumnya yaitu adanya
antaranya penelitian (Kolifah, Maduwinarti, & pengaruh antara beauty influencer dengan keputusan
Nasution, 2020; Wirakanda & Pardosi, 2020; pembelian, sehingga hasil dari penelitian ini sesuai dan
Astut, 2019; Arnold, Wolok, & Juanna, 2020; mendukung beberapa hasil riset sebelumnya.
Yanurianto, 2019) di mana variabel sales
promotion berpengaruh positif dan signifikan 3. Pengujian Hipotesis III: Pengaruh Halal Awareness
terhadap keputusan pembelian. Karena semakin Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kecantikan
baik dan berkualitas produk yang ditawarkan di Sociolla.
kepada konsumen akan menciptakan kepuasan Berdasarkan hasil olah data yang dilakukan pada
konsumen. Di mana hal ini juga akan membuat table 8 menunjukkan bahwa hubungan variabel halal
perusahaan lebih kompetitif di pasar. awareness terhadap variabel keputusan pembelian
Sedangkan penelitian ini bertolak belakang memiliki nilai t-statistik sebesar 2.627 ≥ 1,96 yang
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Yuvita, berarti pada uji hipotesis ini H0 ditolak dan Hα diterima.
Wahab, & Sulastri, 2019; dan Oktaria, Kumadji, & Adapun untuk nilai probabilitas atau p-value
Hidayat, 2015) menyatakan bahwa sales promotion menunjukkan bahwa variabel halal awareness terhadap
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap variabel keputusan pembelian memiliki nilai 0.00 < 0,05
keputusan pembelian. yang berarti signifikan. Selain itu, diketahui nilai
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa original sample sebesar 0.195 atau menunjukkan arah
berdasarkan hasil temuan pada penelitian ini yang positif, sehingga dapat disimpulkan variabel halal
dikaitkan dengan konsep teoritis yaitu teori bauran awareness berpengaruh positif dan signifikan terhadap
promosi serta didukung oleh hasil empiris keputusan pembelian.
penelitian sebelumnya yaitu adanya pengaruh Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa semakin
antara sales promotion dengan keputusan tinggi pengaruh halal awareness maka akan semakin
pembelian, sehingga hasil dari penelitian ini sesuai tinggi pula keputusan pembelian produk kecantikan di
dan mendukung beberapa hasil riset sebelumnya. sociolla. Hal ini sejalan dengan penjelasan Pambudi
2. Pengujian Hipotesis II: Pengaruh Beauty (2018) bahwa kesadaran halal pemahaman seorang
Influencer Terhadap Keputusan Pembelian individu mengenai konsep, prinsip dan proses halal
Produk Kecantikan di Sociolla. sehingga menjadi lebih selektif dalam memilih produk
Berdasarkan hasil olah data yang dilakukan pada yang dikonsumsi.
table 8 menunjukkan bahwa hubungan variabel Hasil penelitian ini didukung oleh teori dan beberapa
beauty influencer terhadap variabel keputusan penelitian terdahulu, beberapa di antaranya penelitian
pembelian memiliki nilai t-statistik sebesar 5.667 ≥ (Saputra & Tresnati, 2020; Hapsari, Kusumaningrum,
1,96 yang berarti pada uji hipotesis ini H0 ditolak Aminah, & Puspitasari, 2019; Rizky, 2020; Sholikhah,
dan Hα diterima. Adapun untuk nilai probabilitas Fitri & Nahani, 2021; Khansa, 2019) di mana variabel
atau p-value menunjukkan bahwa variabel beauty halal awareness berpengaruh positif dan signifikan
influencer terhadap variabel keputusan pembelian terhadap keputusan pembelian. Karena semakin tinggi
memiliki nilai 0.09 < 0,05 yang berarti signifikan. halal awareness maka semakin tinggi mempengaruhi
Selain itu, diketahui nilai original sample sebesar keputusan pembelian dalam membeli produk
0.251 atau menunjukkan arah positif, sehingga kecantikan.
dapat disimpulkan variabel beauty influencer Sedangkan penelitian ini bertolak belakang dengan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap penelitian yang dilakukan oleh (Aspan, Sipayung,
keputusan pembelian. Muharrami, & Ritonga, 2017; Nursanti & Tielung, 2014;
Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa Munir M, Hidayat, Fakhry, & Mu’tamar, 2019) yang
Page | 12
didapat bahwa halal awareness
JURNAL memiliki
ONTOLOGIpengaruh
PROGRAM Maharrami,
STUDI ILMU & Ritinga,
EKONOMI 2017).
DAN KEUANGAN ISLAM
negatif terhadap keputusan pembelian. Adapun hipotesisnya yaitu menolak
Volume x, Nomor Ha dan
x, Juli 2022, menerima
x halaman
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0, artinya variable label halal tidak memoderasi sales
berdasarkan hasil temuan pada penelitian ini yang promotion terhadap keputusan pembelian produk
dikaitkan dengan konsep teoritis serta didukung kecantikan di sociolla.
oleh hasil empiris penelitian sebelumnya yaitu
adanya pengaruh antara halal awareness dengan 5. Pengujian Hipotesis V: Pengaruh Label Halal
keputusan pembelian, sehingga hasil dari penelitian Memoderasi Beauty Influencer Terhadap Keputusan
ini sesuai dan mendukung beberapa hasil riset Pembelian Produk Kecantikan di Sociolla
sebelumnya. Berdasarkan Tabel 4.38 dapat dilihat bahwa variable
label halal memiliki t-statistik sebesar 6.655 artinya
4. Pengujian Hipotesis IV: Pengaruh Label Halal lebih besar 1.96. Selain itu didapatkan nilai p-value
Memoderasi Sales Promotion Terhadap sebesar 0,000 artinya label halal memiliki pengaruh
Keputusan Pembelian Produk Kecantikan di signifikan terhadap keputusan pembelian produk
Sociolla kecantikan di sociolla. Namun, untuk mengetahui efek
Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa moderasi yang ditimbulkan oleh variabel label halal
variable label halal memiliki t-statistik sebesar
terhadap beauty inluencer dan keputusan pembelian
6.655 artinya lebih besar 1.96. Selain itu didapatkan
dapat dilihat dari t-statistik sebesar 1.690 artinya lebih
nilai p-value sebesar 0,000 artinya label halal
memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan kecil dari 1.96 dan nilai p-value yang ada pada LH*BI -
pembelian produk kecantikan di sociolla. Namun, > KP sebesar 0,091 yang berarti di atas nilai signifikansi
untuk mengetahui efek moderasi yang ditimbulkan 0,05 sehingga dapat dikatakan tidak signifikan.
oleh variabel label halal terhadap sales promotion Kemudian jika dilihat dari data yang diolah
dan keputusan pembelian dapat dilihat dari t- menunjukkan bahwa hasil dari original sample yaitu
statistik sebesar 0.918 artinya lebih kecil dari 1.96 sebesar -0.078 yang artinya label halal memperlemah
dan nilai p-value yang ada pada LH*SP -> pengaruh beauty inluencer terhadap keputusan
Keputusan Pembelian sebesar 0,359 yang berarti di pembelian.
atas nilai signifikansi 0,05 sehingga dapat dikatakan Selanjutnya, akan dilakukan pengklasifikasian efek
tidak signifikan. moderasi yang dihasilkan. Apabila nilai p-values
Kemudian jika dilihat dari data yang diolah variabel moderasi tersebut signifikan terhadap variabel
menunjukkan bahwa hasil dari original sample dependen dan efek variabel moderasi terhadap variabel
yaitu sebesar -0.023 yang artinya label halal independen lainnya tidak signifikan, maka jenis efek
memperlemah pengaruh sales promotion terhadap moderasi yang dihasilkan yaitu prediktor moderasi.
keputusan pembelian. Prediktor moderasi (predictor moderation) merupakan
Selanjutnya, akan dilakukan pengklasifikasian variabel moderasi yang hanya berperan sebagai variabel
efek moderasi yang dihasilkan. Apabila nilai p- prediktor (independen) dalam model hubungan yang
values variabel moderasi tersebut signifikan dibentuk (Solimun, 2011). Hal ini dapat diketahui pada
terhadap variabel dependen dan efek variabel nilai p-values efek moderasi LH*BI -> KP yang lebih
moderasi terhadap variabel independen lainnya besar dari tingkat signifikansi 5% (0,05). Hal ini
tidak signifikan, maka jenis efek moderasi yang membuktikan bahwa variabel tingkat religiositas lebih
dihasilkan yaitu prediktor moderasi. Prediktor
cocok untuk dijadikan variabel independen.
moderasi (predictor moderation) merupakan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
variabel moderasi yang hanya berperan sebagai
variabel prediktor (independen) dalam model (Cahaya dan Soimaturrohmah, 2021; Desmayonda &
hubungan yang dibentuk (Solimun, 2011). Hal ini Trenggana, 2019) yang menjelaskan bahwa label halal
dapat diketahui pada nilai p-values efek moderasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
LH*SP -> KP yang lebih besar dari tingkat keputusan pembelian. Menurut Prastiwi (2018) label
signifikansi 5% (0,05). Hal ini membuktikan bahwa halal tidak dapat mempengaruhi keputusan pembelian
variabel label halal lebih cocok untuk dijadikan karena kurangnya informasi dan pemahaman konsumen
variabel independen. terkait produk yang terdapat label halal.
Hasil penelitian ini selaras dengan yang Namun penelitian ini bertolak belakang dengan hasil
dilakukan oleh Sitompul (2021) yang menyatakan penelitian Sahir, Rahmadhani dan Tarigan (2016) yang
bahwa label halal berpengaruh negatif dan tidak menunjukkan bahwa variable label halal berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian kosmetik positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
emina di Kota Medan. Hal tersebut karena Adapun hipotesisnya yaitu menolak Ha dan
kehalalan bagi generasi Y dan Z di Kota Medan menerima H0, artinya variable label halal tidak
masih belum menjadi kewajiban dalam memoderasi beauty inluencer terhadap keputusan
menentukan penilaian produk sebelum membeli pembelian produk kecantikan di sociolla.
kosmetik yang di dukung oleh penelitian (Cahaya
& Soimaturrohmah, 2021; dan Azzumi & 6. Pengujian Hipotesis VI: Pengaruh Label Halal
Samsumbar, 2021). Memoderasi Halal Awareness Terhadap Keputusan
Namun, penelitian ini bertolak belakang dengan Pembelian Produk Kecantikan di Sociolla
penelitian yang dilakukan oleh Muharromah & Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa variable
Rahmatika (2020) bahwa penelitian terdapat label halal memiliki t-statistik sebesar 6.655 artinya
pengaruh signifikan variabel label halal terhadap lebih besar 1.96. Selain itu didapatkan nilai p-value
keputusan pembelian produk kosmetik wardah sebesar 0,000 artinya label halal memiliki pengaruh
santri Pondok Pesantren Jagad 'Alimussirry yang signifikan terhadap keputusan pembelian produk
didukung oleh penelitian (Aspan, Sipayung, kecantikan di sociolla. Namun, untuk mengetahui efek
Page | 13
moderasi yang ditimbulkan oleh variabel
JURNAL label halal
ONTOLOGI kuatnya
PROGRAM STUDI ILMUketertarikan
EKONOMI DAN konsumen
KEUANGANterhadap
ISLAMsales
terhadap halal awareness dan keputusan pembelian promotion,Volume
yang memperkuat kecenderungan
x, Nomor x, Juli untuk
2022, x halaman
dapat dilihat dari t-statistik sebesar 0.631 artinya melakukan keputusan pembelian.
lebih kecil dari 1.96 dan nilai p-value yang ada pada 3. Beauty influencer berpengaruh positif dan signifikan
LH*HA -> KP sebesar 0.528 yang berarti di atas terhadap keputusan pembelian produk kecantikan di
nilai signifikansi 0,05 sehingga dapat dikatakan sociolla. Hal ini menunjukkan, kuatnya pengaruh
tidak signifikan. beauty influencer terhadap konsumen, memperkuat
Kemudian jika dilihat dari data yang diolah kecenderungan untuk melakukan keputusan
menunjukkan bahwa hasil dari original sample pembelian
yaitu sebesar -0.030 yang artinya label halal 4. Halal awarenenss berpengaruh positif dan signifikan
memperlemah pengaruh halal awareness terhadap terhadap keputusan pembelian produk kecantikan di
keputusan pembelian. sociolla. Hal ini menunjukkan, kuatnya pengaruh
Selanjutnya, akan dilakukan pengklasifikasian halal awareness terhadap konsumen, memperkuat
efek moderasi yang dihasilkan. Apabila nilai p- kecenderunagan untuk melakukan keputusan
values variabel moderasi tersebut signifikan pembelian.
terhadap variabel dependen dan efek variabel 5. Label halal tidak memoderasi pengaruh sales
moderasi terhadap variabel independen lainnya promotion terhadap keputusan pembelian produk
tidak signifikan, maka jenis efek moderasi yang kecantikan di sociolla. Hal ini disebabkan karena
dihasilkan yaitu prediktor moderasi. Prediktor variable label halal merupakan variabel yang
moderasi (predictor moderation) merupakan berperan sebagai variabel prediktor moderasi, dimana
variabel moderasi yang hanya berperan sebagai variabel ini hanya berperan sebagai variabel prediktor
variabel prediktor (independen) dalam model (independen) dalam model hubungan yang dibentuk.
hubungan yang dibentuk (Solimun, 2011). Hal ini Sehingga variabel label halal tidak cukup untuk
dapat diketahui pada nilai p-values efek moderasi memperkuat hubungan antara sales promotion
LH*HA -> KP yang lebih besar dari tingkat terhadap keputusan pembelian produk kecantikan di
signifikansi 5% (0,05). Hal ini membuktikan bahwa sociolla.
variabel label halal lebih cocok untuk dijadikan 6. Label halal tidak memoderasi pengaruh beauty
variabel independen. influencer terhadap keputusan pembelian produk
Kemudian jika dilihat dari data yang diolah kecantikan di sociolla. Hal ini disebabkan karena
menunjukkan bahwa hasil dari original sample variable label halal merupakan variabel yang
yaitu sebesar -0.030 yang artinya label halal berperan sebagai variabel prediktor moderasi,
memperlemah pengaruh halal awareness terhadap dimana variabel ini hanya berperan sebagai variabel
keputusan pembelian. prediktor (independen) dalam model hubungan yang
Hal penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dibentuk. Sehingga variabel label halal tidak cukup
dilakukan oleh (Azzumi & Samsumbar, 2021; untuk memperkuat hubungan antara beauty
Sitompul, 2021), menjelaskan bahwa label halal influencer terhadap keputusan pembelian produk
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kecantikan di sociolla.
keputusan pembelian. 7. Label halal tidak memoderasi pengaruh halal
Namun penelitian ini bertolak belakang dengan awareness terhadap keputusan pembelian produk
penelitain yang dilakukan oleh Wulandari (2021) kecantikan di sociolla. Hal ini disebabkan karena
bahwa label halal berpengaruh secara positif dan variable label halal merupakan variabel yang
signifikan dalam mempengaruhi keputusan berperan sebagai variabel prediktor moderasi,
konsumen indomie untuk membeli produk dimana variabel ini hanya berperan sebagai variabel
indofood di Sidoarjo yang didukung oleh penelitian prediktor (independen) dalam model hubungan yang
Muharromah dan Rahmatika (2020). dibentuk. Sehingga variabel label halal tidak cukup
Adapun hipotesisnya yaitu menolak Ha dan untuk memperkuat hubungan antara halal awareness
menerima H0, artinya variable label halal tidak terhadap keputusan pembelian produk kecantikan di
memoderasi halal awareness terhadap keputusan sociolla.
pembelian produk kecantikan di sociolla.
6. IMPLIKASI DAN SARAN
5. KESIMPULAN
Implikasi dari hasil penelitian ini jika ditinjau dari
Setelah melakukan berbagai pengujian, tahap segi teoretis bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan
terakhir adalah menyimpulkan hasil penelitian dan teori dan mendukung riset lain yang sudah ada dimana
pembahasan di atas menjadi beberapa poin sesuai sales promotion, beauty influencer, halal awareness dan
dengan pertanyaan penelitian yang ada, di label halal berpengaruh postif dan signifikan terhadap
antaranya: keputusan pembelian. Hal ini disebabkan karena variable
1. Keputusan pembelian produk kecantikan di label halal merupakan varibel predictor moderasi dimana
sociolla berada pada kategori tinggi. Variabel variable ini hanya berperan sebagai variable predictor
sales promotion, beauty influencer, dan halal (independen) dalam model hubungan yang dibentuk.
awareness. Selain itu, label halal berada pada Sehingga variable label halal tidak cukup memperkuat
kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan pengaruh sales promotion, beauty influencer
keputusan pembelian produk kecantikan di dan halal awareness terhadap keputusan pembelian.
sociolla sangat baik.
2. Sales promotion berpengaruh positif dan
Secara praktis, berdasarkan pada hasil penelitian di
signifikan terhadap keputusan pembelian produk
kecantikan di sociolla. Hal ini menunjukkan, atas bahwa sales promotion, beauty influencer, halal
awareness dan label halal berperan penting dalam
Page | 14
menentukan keputusanJURNAL
pembelian produk
ONTOLOGI yang
PROGRAM STUDI digunakan.
ILMU EKONOMIDengan
DAN adanya
KEUANGAN sosialisasi
ISLAMlebih
kecantikan di sociolla. Oleh karena itu, sociolla lanjut diharapkan masyarakat
Volume x, Nomor x, Juli 2022,dapat lebih
x halaman
perlu melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan memahami tentang kehalalan produk yang
keputusan pembelian. Upaya yang dapat dilakukan dikonsumsi.
sociolla adalah:
c. Untuk para akademisi yang akan melakukan
a. Melakukan upaya dengan memperbanyak penelitian dalam bidang yang sama, agar dapat
memberikan diskon, potongan harga, voucher lebih mengembangkan model yang lebih baik lagi,
dan price packs terhadap produk yang best memasukan variabel lain yang sesuai, serta
seller serta menyebarkan sales promotion di menggunakan indikator yang lebih beragam.
media social karena generasi Y dan Z adalah Kemudian, dapat menambahkan dan memperluas
generasi yang aktif menggunakan media sosial, jangkauan populasi dan jumlah pada sampel
sehingga meningkatkan keputusan pembelian penelitian.
produk kecantikan di sociolla.
d. Bagi para pemangku kebijakan seperti KNEKS,
b. Kemudian, melakukan upaya memanfaatkan BPJPH, dan kementrian terkait untuk dapat
peran beauty influencer secara maksimal. membantu sosialisasi mengenai label halal dan
Sociolla dapat bekerja sama dengan beauty kesadaran halal kepada masyarakat serta dapat
influencer seperti melakukan endorsement dan menciptakan regulasi yang memperkuat agar
menjadikan beauty influencer ternama sebagai mampu meningkatkan industry halal. Sehingga
brand ambasador, mengingat banyaknya Indonesia bisa mencapai target menjadi role model
konsumen yang mencari tahu infomasi dan dalam perkembangan Ekonomi Syariah dunia
review tentang produk kecantikan sociolla khususnya Industri Halal.
melalui akun Instagram dan youtube para
beauty influencer.

c. Selain itu, melakukan upaya untuk


mengedukasi, sosialisasi, dan monitoring
kepada masyarakat dalam rangka membangun
kesadaran halal sehingga meningkatkan
keputusan pembelian serta menjadikan halal
lifestyle berkembang di Indonesia.

d. Terakhir, melakukan upaya dengan


memperbanyak produk kecantikan yang
mempertahankan konsep halal dan
mencantumkan label halal pada kemasan
produk. itu senantiasa melakukan inovasi terus
menerus terhadap produk kecantikan halal.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah


dijabarkan, saran yang dapat penulis berikan adalah
sebagai berikut:

a. Untuk konsumen produk kecantikan di


sociolla khususnya muslim, diharapkan untuk
lebih memperhatikan dan lebih meningkatkan
pemahaman terhadap karakteristik produk
halal yang boleh dikonsumsi khususnya pada
produk kecantikan. Konsumen perlu
memperhatikan kehalalan suatu produk yang
akan dikonsumsi karena hal tersebut dapat
mempengaruhi keabsahan ibadah. Terlebih
seorang muslim penting untuk mengetahui asal
bahan baku dan proses pembuatan produk
konsumsi, karena persyaratan syariah yang
menyatakan bahwa setiap muslim harus
mengkonsumsi barang halal atau thoyyib.

b. Untuk Sociolla dan para pelaku usaha di


industri platform produk kecantikan di
Indonesia, diharapkan dapat melakukan
sosialisasi yang lebih masih berkaitan dengan
informasi tentang kehalalan suatu produk,
mulai dari proses produksi hingga bahan baku
Page | 15
JURNAL ONTOLOGI PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN KEUANGAN ISLAM
Volume x, Nomor x, Juli 2022, x halaman

References Kecantikan-Apa-Saja-Yang-Ada-Di-Sociolla
Burhanuddin. (2011). Pemikiran Hukum Perlidungan
Konsumen Dan Sertifikasi Halal. Malang: Uin-
Maliki-Press.
Cysara, F. A. (2015). Perilaku Konsumen Indikator
Keputusan Pembelian.
Darmayana, H. (2017). Perempuan Ternyata Tidak

Melulu Berperilaku Konsumtif. From Cnn


abdul, J., Shaari, N., & Shahira, N. (2010). Dimension Indonesia:
Of Halal Purchase Intention : A Preliminary Https://Www.Cnnindonesia.Com/Gaya-
Study Shaari & Arifin. International Review Hidup/20170302222708-277-197499/Perempuan-
Of Business Research Papers, 6(4), 444-456. Ternyata-Tidak-Melulu-Berperilaku-Konsumtif
Alessandrina, D. (2022). Inventure-Alvara: Efek Djakfar, M. (2009). Hukum Bisnis Membangun Wacana
Glowing Jadi Tren Kecantikan Selama Integrasi Perundangan Nasional Dewan Syariah.
Pandemi. From Maeketeers.Com: Malang: Uin Press.
Https://Www.Marketeers.Com/Inventure- Evelina, L. W., & Handayani, F. (2018). Penggunaan Digital
Alvara-Efek-Glowing-Jadi-Tren-Kecantikan- Influencer Dalam Promosi Produk (Studi Kasus
Selama-Pandemi/ Akun Instagram @Bylizzieparra). Warta Iski.
Al-Mawardi, I. (2006). Al-Aḥkām As-Sultaniyyah Fi Garson, G. D. (2016). Partial Least Squares : Regression &
Al-Wilāyah Ad-Diniyyah, Alih Bahasa Fadli Structural Equation Models. Usa: Statistical
Bahri, Cet. 2. Jakarta: Darul Falah. Associates Publishing.
Ananda, A. F., & Wandebori, H. (2016). The Impact Of Hapsari, A. B., & Sukardani, P. S. (2018). Representasi
Drugstore Makeup Product Reviews By Konsep Kecantikan Perempuan Di Era Millennials
Beauty Vlogger On Youtube Towards Melalui Beauty Influencer Pada Media Sosial
Purchase Intention By Undergraduate Instagram (Analisis Semiotika Roland Barthes Pada
Students In Indonesia. International Akun Instagram @Sarahayuh_, @Abellyc, Dan
Conference On Ethics Of Business, @Rachgoddard). Jurnal Mahasiswa Unesa.
Economics, And Social Science. Herman, M. P. (2017). Manajemen Pemasaran. Yogyakarta:
Annur, C. M. (2022). Ada 204,7 Juta Pengguna Cakra Ilmu.
Internet Di Indonesia Awal 2022. From Hermawan, A. (2012). Komunikasi Pemasaran. Jakarta:
Databoks.Katadata.Co.Id: Erlangga.
Https://Databoks.Katadata.Co.Id/Datapublish Irrubai, M. L. (2015, Juni). Strategi Labeling, Packaging Dan
/2022/03/23/Ada-2047-Juta-Pengguna- Marketing Produk Hasil Industri Rumah Tangga Di
Internet-Di-Indonesia-Awal- Kelurahan Monjok Kecamatan Selaparang Kota
2022#:~:Text=Menurut%20laporan%20we% Mataram Nusa Tenggara Barat. Journal Uin
20are%20social,Tercatat%20sebanyak%2020 Mataram, 6(1).
2%2c6%20juta. Izzuddin, A. (2018). Pengaruh Label Halal, Kesadaran Halal
Arief, A. M. (2022, Januari). Asosiasi Sebut 85% Dan Bahan Makanan Terhadap Minat Beli
Kosmetik Yang Beredar Di Ri Kategori Makanan Kuliner Jember. Prosiding 4th Seminar
Barang Ilegal. From Katadata.Co.Id: Nasional Dan Call For Papers, 287-294.
Https://Katadata.Co.Id/Maesaroh/Berita/61ee Kamilah, G., & Wahyuati, A. (2017). Pengaruh Labelisasi
824b03717/Asosiasi-Sebut-85-Kosmetik- Halal Dan Brand Image Terhadap Keputusan
Yang-Beredar-Di-Ri-Kategori-Barang-Ilegal Pembelian Melalui Minat Beli. Jurna Ilmu Dan
Arnold, M. D., Wolok, T., & Juanna, A. (2020). Riset Manajeman (Jirm), 6(2).
Pengaruh Sales Promotion Terhadap Kotler, & Amstrong. (2012). Prinsip-Prinsip Pemasaran
Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Edisi 14. Jakarta: Erlangga.
Mitra Elektronok Superstore Kota Gorontalo). Kotler, P., & Keller , H. A. (2016). Marketing Management
Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis. Edisi 15. Jakarta: Erlangga.
Aspan, H., Sipayung, I. M., Maharrami, A. P., & Lovelock, C. H. (2007). Priciples Of Service Marketing And
Ritinga, H. M. (2017). The Effect Of Halal Management. Jakarta: Index.
Label, Halal Awareness, Product Price, And Mashitoh, A. S., & Alina, N. R. (2013). Perception Toward
Brand Image To The Purchasing Decision On Halal Awarenessand Its Correlation With Halal
Cosmetic Products (Case Study Of Sari Ayu Certification Among Muslims. Middle-East
Martha Tilaar In Binjai City). International Journal Of Scientific Research, 1-4.
Journal Of Global Sustainability. Merdeka. (2019). 30 Persen Produk Kecantikan Di Sociolla
Bashir, A. M. (2019). Effect Of Halal Awareness, Halal Milik Anak Bangsa. From Merdeka.Com:
Logo And Atittude On Foreign Consumer Https://Www.Merdeka.Com/Uang/30-Persen-
Purchase Intention. British Food Journal, Produk-Kecantikan-Di-Sociolla-Milik-Anak-
121(9), 1998-2015. Bangsa.Html
Bibit.Id. (2020). Brand Kecantikan Apa Saja Yang Ada Muharromah, G. L., & Rahmatika, R. (2020). The Effect Of
Di Sociolla? From Artikel.Bibit.Id: Halal Labels On Purchasing Decisions For Wardah
Https://Artikel.Bibit.Id/Lifestyle1/Brand- Cosmetics Of Students Islamic Building School Of
Page | 16
Jagad 'Alimussirry.JURNAL
JournalONTOLOGI
Intellectual
PROGRAM STUDI Pt Raja Grafindo
ILMU Persada.
EKONOMI DAN KEUANGAN ISLAM
Sufism Research (Jisr), 83-86. Sahir, S. H., Ramadhani, A.,
Volume x, & Tarigan,
Nomor E. D.
x, Juli 2022, (2016).
x halaman
Nathania, L. (2021). Tetap Bisa Tampil Cantik Tanpa Pengaruh Gaya Hidup, Label Halal Dan Harga
Kantong Jebol Untuk Beli Skincare. From Terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah
Finansialku.Com: Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen
Https://Www.Finansialku.Com/Tetap-Bisa- Fakultas Ekonomi Universitas Medan Area Medan.
Tampil-Cantik-Tanpa-Kantong-Jebol-Untuk- Jurnal Konsep Bisnis Dan Manajemen.
Beli-Skincare-21081105/ Savitri, A. (2019). Menggali Pundi-Pundi Lewat Tren Sosial
Nazir, M. (2011). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Media. Yogyakarta: Charissa.
Indonesia. Setyanto, E. I., & Sunarti. (2017). Pengaruh Atribut Produk
Nofalia, I. (2019). Mengenal Sociolla, E-Commerce Terhadap Keputusan Pembelian (Survei Pembeli
Kecantikan Terbaik Di Indonesia. From Apple Iphone Pada Mahasiswa/Mahasiswi S1
Finansialku.Com: Fakultas Ilmu Administrasi Program Studi Ilmu
Https://Www.Finansialku.Com/Sociolla/ Administrasi Bisnis Angkatan 2013/2014
Novianti, N. (2021). Pengaruh Halal Awareness, Universitas Brawijaya Malang). Jurnal
Pendapatan Dan Harga Terhadap Keputusan Administrasi Bisnis S1 Universitas Brawijaya, 19-
Pembelian Makanan Halal Mui (Studi Pada 27.
Millenial Muslim Di Kota Malang). Jurnal Shaari, J. A., & Shahira, N. M. (2010). Dimension Of Halal
Ilmiah Mahasiswa Feb, 9(2). Purchase Intention: A Preliminary Study.
Novianti, N. (2021). Pengaruh Halal Awareness, International Review Of Business Research
Pendapatan, Dan Harga Terhadap Keputusan Papers, 444-456.
Pembelian Makanan Halal Mui (Studi Pada Simamora, B. (2004). Panduan Riset Perilaku Konsumen. Pt
Milenial Muslim Di Kota Malang). Gramedia Pustaka Utama.
Nurcahyo, A., & Hudrasyah, H. (2017). The Influence Siswandi, R. A. (2019). Pengaruh Celebrity Endorser ,
Of Halal Awareness, Halal Certification, And Korean Wave , Brand Image , Word Of Mouth
Personal Societal Perception Toward Terhadap Keputusan Pembelian. Jurnal Ilmu Dan
Purhcase Intention: A Study Of Instant Riset Manajemen.
Noodle Consumption Of College Student In Sitompul, S. (2021). Pengaruh Pengetahuan Label Halal Dan
Bandung. Journal Of Business And Kesadaran Merek Terhadap Keputusan Pembelian
Management, 6(1), 21-31. Kosmetik Melalui Rekomendasi Kelompok
Pakan, E. D., & Purwanto, S. (2022). Pengaruh Beauty Sebagai Variabel Moderating. Shar-E: Jurnal
Influencer Dan Kualitas Produk Terhadap Kajian Ekonomi Hukum Syariah.
Keputusan Pembelian Produk Facial Wash Slamet. (2021). Pengguna Internet Di Indonesia. From
Garnier Di Surabaya. Scientific Journal Of Kompas.Id:
Reflection: Economic, Accounting, Https://Kompaspedia.Kompas.Id/Baca/Infografik/
Management And Business. Peta-Tematik/Pengguna-Internet-Di-Indonesia
Pambudi, B. G. (2018). Pengaruh Kesadaran Halal Dan Syukur, E. F. (2020). Pengaruh Beauty Influencer Jawa
Sertifikasi Halal Terhadap Nat Beli Produk Barat Terhadap Minat Beli Produk Kecantikan
Mie Instan (Studi Pada Pemuda Muslim Pengguna Media Sosial Youtube Pada Mahasiswi
Bandar Lampung). Universitas Lampung Perguruan Tinggi.
Bandarlampung. Tempo.Co. (2020). Belanja Online Saat Pandemi, 3
Pasha, A. R. (2021). Hindari Produk Palsu, Ini Tips Kategori Produk Ini Paling Diminati. From
Memilih Skin Care Dan Kosmetik Yang Asli Bisnis.Tempo.Co:
Dan Bpom. From Cermati.Com: Https://Bisnis.Tempo.Co/Read/1377415/Belanja-
Https://Www.Cermati.Com/Artikel/Hindari- Online-Saat-Pandemi-3-Kategori-Produk-Ini-
Produk-Palsu-Ini-Tips-Memilih-Skin-Care- Paling-Diminati/Full&View=Ok
Dan-Kosmetik-Yang-Asli-Dan-Bpom Terence, S. (2003). Periklanan Promosi. Jakarta: Erlangga.
Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 Tentang Thania, G. S., & Anggarini, Y. (2021). Pengaruh Gaya
Label. (1999). Hidup, Online Festival, Dan Beauty Influencer
Prasetyo, F. H., & Anwar, M. K. (2021). Pengaruh Terhadap Keputusan Pembelian Produk Di Masa
Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pandemi Covid - 19. Cakrawangsa Bisnis, 2(2),
Pembelian Produk Air Minum Dalam 275-286.
Kemasan (Amdk) Pada Masyarakat Muslim Tuten, T. L. (2008). Advertising 2.0: Social Media
Kabupaten Tulungagung. Jurnal Ekonomika Marketing In A Web 2.0 World. Greenwood
Dan Bisnis Islam, 4(1), 139-150. Publishing Group.
Prastiwi, Y. N. (2018). Pengaruh Label Halal Dan Citra Uli. (2021). Konsumen Belanja Online Ri Melonjak 88
Merek Terhadap Perilaku Pembelian Persen Pada 2021. From Cnnindonesia.Com:
Kosmetik Sari Ayu Dengan Religiusitas Https://Www.Cnnindonesia.Com/Ekonomi/20211
Sebagai Variabel Moderating. 229141536-92-740093/Konsumen-Belanja-
Rizky, R. N. (2020). Pengaruh Harga, Pendapatan, Dan Online-Ri-Melonjak-88-Persen-Pada-
Halal Awareness Terhadap Keputusan 2021#:~:Text=Jakarta%2c%20cnn%20indonesia%
Pembelian Produk Kosmetik Impor Pada 20%2d%2d,Yang%20hanya%2017%20juta%20or
Konsumen Pengguna E-Commerce Sociolla. ang.
Rozalinda. (2014). Ekonomi Islam, Teori Dan Utami. (2010). Manajemen Ritel: Strategi Dan
Aplikasinya Pada Aktivitas Ekonomi. Jakarta: Implementasi Operasional Bisnis Ritel Modern Di
Page | 17
Indonesia 7 Ed. Jakarta: Salemba
JURNAL Empat. PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN KEUANGAN ISLAM
ONTOLOGI
Wahid, K. (2018). Signifikansi Lembaga Al-Hisbah Volume x, Nomor x, Juli 2022, x halaman
Dalam Sistem Ekonomi Islam. Jurnal Ilmiah
Mizani Wacana Hukum, Ekonomi Dan
Keagamaan, 5(2).
Wibowo, D. E., & Mandusari, B. D. (2018). Pengaruh
Labelisasi Halal Terhadap Keputusan
Pembelian Oleh Konsumen Muslim Terhadap
Produk Makanan Di Kota Pekalongan .
Indonesian Journal Of Halal.
Widyaningrum, P. W. (2016). Pengaruh Label Halal
Dan Celebrity Endorser Terhadap Keputusan
Pembelian (Survei Pada Konsumen Wardah
Di Ponogoro). Jurnal Ekonomi Syariah
Indonesia, 83-98.
Widyanto, H. A., & Agusti, C. R. (2020). Beauty
Influencer In The Digital Age: How Does It
Influence Purchase Intention Of Generation
Z? Jurnal Manajemen Dan Pemasaran Jasa,
13(1).
Wiedmann, K. P., & Mettenhein, W. V. (2020).
Attractive, Trustworthiness And Expertise -
Soscial Influencers' Winning Formula?
Journal Of Product & Brand
Management.
Yuliastuti, D. (2022). Prospek Industri Kosmetik
Kian Cantik Di 2022. From
Fortuneidn.Com:
Https://Www.Fortuneidn.Com/Business/
Desy/Prospek-Industri-Kosmetik-Kian-
Cantik-Di-2022
Yuswohady. (2015). Marketing To The Middle
Class Muslim- Kenali Perubahannya,
Pahami Perilakunya. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Zukhrufani, A., & Zakiy, M. (2019). The Effect Of
Beauty Influencer, Lifestyle, Brand Image
And Halal Labelixation Toward Halal
Cosmetikal Purchasing Desicions. Jurnal
Ekonomi Dan Bisnis Islam.

Page | 18

Anda mungkin juga menyukai