KTSP AP Baru
KTSP AP Baru
KURIKULUM
SMK YAK 1 KOTA BOGOR
TAHUN AJARAN 2022/2023
PAKET KEAHLIAN
SAHA PERJALANAN WISAT
Dokumen (Kurikulum 2013) Dinyatakan Berlaku Oleh Kepala Sekolah, Setelah Mendapat
Pertimbangan dari Komite Sekolah dan Diketahui Oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
PENETAPAN
Setelah Memperhatikan Pertimbangan dari Komite Sekolah Maka Dengan Ini Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan Di SMK YAK 1 Disyahkan untuk Diberlakukan Mulai Tahun Pelajaran
2022/2023
Mengetahui
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke Hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
ridha-Nya jualah, Kurikulum SMK YAK 1 ini dapat tersusun. Kurikulum ini disebut
sebagai Kurikulum SMK YAK I Kota Bogor untuk Paket Otomatisasi Tata Kelola
Perkantoran. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini adalah acuan dan panduan
pelaksanaan Proses Belajar Mengajar di SMK YAK I Kota Bogor untuk Otomatisasi Tata
Kelola Perkantoran.
Tim penyusun berharap bahwa kurikulum ini dapat memberikan kejelasan bagi semua
pihak mengenai sasaran, tujuan, dan kegiatan belajar mengajar di SMK YAK I Kota
Bogor. Terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyelesaian
kurikulum ini.
ii
DAFTAR ISI
Halaman Depan
Halaman Pengesahan...................................................................................................................... i
Kata Pengantar................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................................... 1
1. Rasional........................................................................................................................... 1
B. Landasan Hukum................................................................................................................... 3
E. Profil Lulusan........................................................................................................................ 8
BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM SMK YAK 1 KOTA BOGOR
A. Struktur Kurikulum.............................................................................................................. 10
1. Bimbingan Konseling.................................................................................................... 78
2. Ekstrakurikuler.............................................................................................................. 88
I. Kelulusan..............................................................................................................................102
4. Literasi......................................................................................................................... 115
B. Alokasi Waktu...................................................................................................................120
B. Pengembangan RPP..........................................................................................................127
BAB VI PENUTUP.....................................................................................................................129
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran-lampiran
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Rasional
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 sebagai
pengganti PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan
bahwa setiap satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah harus menyusun
kurikulum dengan mengacu kepada Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, serta
berpedoman pada panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diterbitkan
oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Dengan terbitnya beberapa Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional yang berkaitan dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP), maka
pengembangan kurikulum harus pula mengacu pada 8 SNP yaitu Standar Isi (SI), Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, Standar Pengelolaan, Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian
Pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan, yang berfungsi sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan,
kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. KTSP jenjang pendidikan
dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah. Dokumen KTSP terdiri
atas dokumen I dan dokumen II. Dokumen I meliputi komponen KTSP yaitu tujuan tingkat
satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum, serta kalender pendidikan, dan dokumen II
meliputi silabus seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, untuk semua tingkat kelas.
Sebelum mengembangkan KTSP, sekolah perlu melakukan analisis konteks yang meliputi
analisis SNP, analisis kondisi yang ada di satuan pendidikan, dan analisis kondisi lingkungan
eksternal satuan pendidikan.
SMK YAK I Kota Bogor adalah satuan pendidikan yang melaksanakan fungsi dan
memberikan layanan pendidikan serta menyelenggarakan pendidikan jalur formal jenjang
Sekolah kejuruan yang memerlukan adanya suatu program yang jelas dan dipahami oleh semua
pihak baik pihak internal maupun eksternal sekolah. Atas dasar itulah SMK YAK I Kota Bogor
memandang perlu untuk mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Melalui KTSP ini sekolah dapat melaksanakan program pendidikannya sesuai dengan
karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik.
Dengan tersusunnya dokumen KTSP ini, SMK YAK I Kota Bogor akan menjadi sekolah
yang memiliki kurikulum yang disesuaikan dengan karakter dan kondisi lingkungan sekolah,
1
sehingga terselenggara proses pendidikan yang berbasis lingkungan sekolah dengan
mengembangkan berbagai keunggulan-keunggulan lokal.
2
Selama kurun waktu lima (10) tahun terakhir sekolah berhasil mengantarkan
peserta didik mencapai kelulusan seratus persen (100%). Lulusan SMK YAK 1 ada yang
bekerja, melanjutkan ke perguruan tinggi dan berwirausaha. Sekolah perlu memberikan
motivasi dan kompetensi lebih tinggi agar peserta didik dapat berwirausaha.
B. Landasan/Dasar Hukum
Dasar hukum penyusunan Kurikulum SMK YAK 1 Kota Bogor adalah sebagai
berikut:
1. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah No 20 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Stabdar Nasional Pendidikan
3. Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMK/MK
3
4. Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP
5. Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler
Pendidikan Dasar dan Menengah
6. Permendikbud Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan
7. Permendikbud Nomor 64 Tahun 2014 tentang Peminatan Pendidikan
Menengah
8. Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014 tentang Implementasi Mulok Kurikulum
2013
9. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Pembelajaran
10. Permendikbud Nomor 160 Tahun 2014 Tentang Pemberlakuan Kurikulum
2006 dan Kurikulum 2013
11. Permendikbud Nomor 159 Tahun 2014 Tentang Evaluasi Kurikulum
12. Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan Konseling
13. Permendikbud Nomor 158 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan SKS (Bagi
sekolah yang sudah menggunakan SKA)
14. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 Tentang Penumbuhan Budi Pekerti
15. Permendikbud Nomor 45 Tahun 2015 Tentang Peran Guru TIK
16. Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh
Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Menengah
17. Permendikbud No 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti-Kompetensi Dasar
18. Permendikbud No 34 Tahun 2018 tentang Standar Kompetensi Nasional
Pendidikan SMK/MK
19. Surat Edaran Bersama Menteri Dagri Nomor 420/176/SJ dan Mendikbud No.
0258/MPK.A/2014 tanggal 9 Januari 2014 Perihal Implementasi Kurikulum
2013
20. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4678/D/KEP/MK/2016
Tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan
21. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 130/D/KEP/KR/2017
Tentang Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah
22. Surat Edaran Nonor 14 Tahun 2019 Tentang Penyederhanaan RPP
4
1. Pergub No 69 Tahun 2013 Tentang Pembelajaran Mulok Bahasa dan Sastra Daerah
3. Perda Provinsi Jawa Barat No 5 Tahun 2003 Tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra
dan Aksara Daerah
BAB II
5
TUJUAN, VISI & MISI SEKOLAH
6
kebutuhan pembangunan, (2) penghasil tamatan yang memiliki kemampuan produktif,
penghasil sendiri, mengubah status tamatan dari status beban menjadi aset bangsa yang
mandiri, (3) penghasil penggerak perkembangan industri Indonesia yang kompetitif
menghadapi pasar global, (4) penghasil tamatan dan sikap mental yang kuat untuk dapat
mengembangkan dirinya secara berkelanjutan. Dikmenjur (2000) mengatakan bahwa hasil
kerja pendidikan harus mampu menjadi pembeda dari segi unjuk kerja, produktifitas, dan
kualitas hasil kerja dibandingkan dengan tenaga kerja tanpa pendidikan kejuruan.
Jadi pendidikan kejuruan adalah suatu lembaga yang melaksanakan proses pembelajaran
keahlian tertentu beserta evaluasi berbasis kompetensi, yang mempersiapkan siswa menjadi
tenaga kerja setingkat teknisi.
E. Profil Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan merupakan salah satu dari 8 (delapan) Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 35 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 20
7
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan, yang akan
menjadi acuan bagi pengembangan kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan berdasarkan Permendikbud RI Nomor
54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah
Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta
didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Lulusan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.
Dimensi Kualifikasi
Memiliki (melalui mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi) pengetahuan prosedural dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni,
Pengetahuan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian (pada bidang kerja spesifik) sesuai bakat dan
minatnya
Memiliki (melalui menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, mengamalkan) perilaku yang mencerminkan
sikap orang beriman, berakhlak mulia (jujur, santun,
peduli, disiplin, demokratis, patriotic), percaya diri, dan
Sikap
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan dirinya sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
Memiliki (melalui mengamati, menanya, mencoba,
mengolah, menyaji, menalar, mencipta) kemampuan pikir
dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan
Keterampilan
konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di
sekolah secara mandiri (pada bidang kerja spesifik) sesuai
dengan bakat dan minatnya
8
a. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi baik lisan maupun tertulis
dengan relasi dengan memperhatikan norma dan lingkungan masyarakat
b. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan mengoperasikan peralatan kantor &
tehnologi informasi untuk melaksanakan tugas secara efektif dan efisien
c. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan untuk merencanakan, melaksanakan,
mengorganisasi dan mengevaluasi tugas yang menjadi tanggung jawabnya
d. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan dalam mengelola surat/dokumen sesuai
standar operasi dan prosedur untuk mendukung tugas pokok lembaga
e. Menerapkan dan mengembangkan pelayanan terhadap relasi sehingga diperoleh
manfaat masing-masing pihak.
f. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan mengelola administrasi keuangan,
kepegawaian dan sarana prasarana sehingga segala aspek administrasi dapat dilaporkan
dan dipertanggung jawabkan
g. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan prinsip-prinsip keselamatan, kesehatan
kerja dan lingkungan hidup.
2. Tujuan Khusus :
SMK Program Keahlian Otomatisasi Dan Tata Kelola Perkantoran sebagai bagian
dari pendidikan menengah, bertujuan menyiapkan siswa / tamatan :
a. Memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap professional dalam lingkup
keahlian Bisnis dan Manajemen, khususnya Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran.
b. Mempu memilih karier, mampu berkompetisi dan mampu mengembangkan diri dalam
lingkup keahlian Bisnis dan Manajemen, khususnya Otomatisasi Dan Tata Kelola
Perkantoran
c. Menjadi tenga kerja tingat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri
pada saat ini maupun masa yang akan datang dalam lingkup keahlian Bisnis dan
Manajemen, khususnya Otomatisasi Dan Tata Kelola Perkantoran
d. Menjadi warga Negara yang produktif, adaptif, selektif dan kreatif.
3. Kompetensi Tamatan :
a. Kemampuan umum : tamatan Kompetensi Keahlian Otomatisasi dan Tata Kelola
Perkantoran dapat menampilkan diri sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada tuhan yang maha esa, berbudi pekerti luhur, sehat jasmani dan rohani,
berkepribadian yang mantap dan mandiri serta mempunyai rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan
b. Kemampuan produktif : kompetensi produktif yang dimiliki tamatan Kompetensi
Keahlian Otomatisasi Dan Tata Kelola Perkantoran adalah seperti tercantum pada profil
kompetensi tamatan otomatisasi dan tata kelola perkantoran.
BAB III
9
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
SMK YAK I KOTA BOGOR
A. Struktur Kurikulum
KELAS
MATA PELAJARAN
X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 2 2 2 2 2 2
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2 4 4 4 4
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 2 2
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 2 2 2 2 2 2
3. Bahasa Sunda 2 2 2 2 2 2
4. Aqidah Akhlak 2 2 2 2 2 2
Jumlah A dan B 26 26 22 22 22 22
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 2 2
2. Ekonomi Bisnis 2 2
3. Administrasi Umum 2 2
4. IPA 2 2
C2. Dasar Program Keahlian
1. Teknologi Perkantoran 4 4
2. Korespondensi 4 4
3. Kearsipan 4 4
C3. Kompetensi Keahlian
1. Otomatisasi Tata Kelola Kepegawaian 6 6 6 6
2. Otomatisasi Tata Kelola Keuangan 4 4 4 4
10
3. Otomatisasi Tata Kelola Sarana dan Prasarana 4 4 4 4
4. Otomatisasi Tata Kelola Humas dan Keprotokolan 4 4 4 4
5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 4 4 4 4
Jumlah C (C1, C2, dan C3) 18 18 22 22 22 22
Total 44 44 44 44 44 44
11
malaikat- malaikat Allah SWT jujur dan bertanggung jawab,
sebagai implementasi beriman
kepada malaikat-malaikat Allah
Swt.
1.5 terbiasa berpakaian sesuai 2.5menunjukkan perilaku
dengan syariat Islam berpakaian sesuai dengan syariat
Islam
1.6 meyakini bahwa jujur 2.6menunjukkan perilaku jujur
adalah ajaran pokok agama dalam kehidupan sehari-hari
12
3. memahami, menerapkan, dan 4. mengolah, menalar, dan menyaji
menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah
konseptual, prosedural, dan abstrak terkait dengan pengembangan
metakognitif berdasarkan rasa ingin dari yang dipelajarinya di sekolah
tahunya tentang ilmu pengetahuan, secara mandiri, dan mampu
teknologi, seni, budaya, dan menggunakan metoda sesuai kaidah
humaniora dengan wawasan keilmuan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 menganalisis Q.S. al-
4.1.1 membaca Q.S. al-Hujurat/49: 10
Hujurat/49: 10 dan 12 serta Hadis
dan 12, sesuai dengan kaidah
tentang kontrol diri (mujahadah
tajwid dan makharijul huruf
an-nafs), prasangka baik
(husnuzzan), dan persaudaraan 4.1.2 mendemonstrasikan hafalan Q.S.
(ukhuwah) al-Hujurat/49: 10 dan 12 dengan
fasih dan lancar
4.1.3 menyajikan hubungan antara
kualitas keimanan dengan kontrol
diri (mujahadah an-nafs),
prasangka baik (husnuzzan), dan
persaudaraan (ukhuwah) sesuai
dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49:
10 dan 12, serta Hadis terkait
3.2 menganalisis Q.S. al-Isra’/17: 32, 4.2.1 membaca Q.S. al-Isra’/17: 32, dan
dan Q.S. an-Nur/24 : 2, serta Hadis Q.S. an-Nur/24:2 sesuai dengan
tentang larangan pergaulan bebas dan kaidah tajwid dan makharijul huruf
perbuatan zina
4.2.2 mendemonstrasikan hafalan Q.S.
al-Isra’/17: 32, dan Q.S. an-
Nur/24:2 dengan fasih dan lancar
4.2.3 menyajikan keterkaitan antara
larangan berzina dengan berbagai
kekejian (fahisyah) yang
ditimbulkannya dan perangai yang
buruk (saa-a sabila) sesuai pesan
Q.S. al-Isra’/17: 32 dan Q.S. an-
Nur/24:2
13
berpakaian sesuai syariat Islam tatacara berpakaian sesuai syariat
Islam
3.6 menganalisis manfaat 4.6menyajikan kaitan antara
kejujuran dalam kehidupan contoh perilaku jujur dalam
sehari-hari kehidupan sehari-hari dengan
keimanan
3.7 menganalisis semangat menuntut 4.7menyajikan kaitan antara
ilmu, menerapkan, dan kewajiban menuntut ilmu, dengan
menyampaikannya kepada sesame kewajiban membela agama sesuai
perintah Q.S. at-Taubah/9: 122 dan
Hadis terkait
3.9 menganalisis hikmah ibadah haji, 4.9 menyimulasikan ibadah haji, zakat,
zakat, dan wakaf bagi individu dan dan wakaf
masyarakat
KELAS: XI
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan,
dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut,
yaitu siswa mampu:
14
1.4 meyakini adanya rasul-rasul 2.4menunjukkan perilaku saling
Allah Swt. menolong sebagai cerminan
beriman kepada rasul-rasul Allah
Swt.
1.5 meyakini bahwa Islam 2.5menunjukkan sikap syaja’ah
mengharus- kan umatnya untuk (berani membela kebenaran) dalam
memiliki sifat syaja’ah (berani mewujudkan kejujuran
membela kebenaran) dalam
mewujudkan kejujuran
15
3. memahami, menerapkan, 4. mengolah, menalar, dan menyaji
menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah
konseptual, prosedural berdasarkan abstrak terkait dengan pengembangan
rasa ingin tahunya tentang ilmu dari yang dipelajari- nya di sekolah
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, secara mandiri, dan mampu
dan humaniora dengan wawasan menggunakan metoda sesuai kaidah
kemanusiaan, kebangsaan, keilmuan
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengeta-huan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah
16
3.5 menganalisis makna syaja’ah 4.5menyajikan kaitan antara syaja’ah
(berani membela kebenaran) dalam (berani membela kebenaran) dengan
kehidupan sehari-hari upaya mewujudkan kejujuran dalam
kehidupan sehari- hari
KELAS: XII
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan,
dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut,
yaitu siswa mampu:
17
1. menghayati dan 2. menunjukkan perilaku jujur,
mengamalkan ajaran agama disiplin, bertanggung jawab, peduli
yang dianutnya (gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), santun, responsif, dan pro-
aktif sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia
18
1.9 meyakini kebenaran bahwa 2.9menjunjung tinggi kerukunan
dakwah dengan cara damai, Islam dan kedamaian dalam kehidupan
diterima oleh masyarakat di sehari-hari
Indonesia
1.10 meyakini bahwa islam 2.10 menjunjung tinggi nilai-nilai
adalah rahmatan lil-‘alamin yang islam rahmatanlil-alamin sebagai
dapat memajukan peradaban pemicu kemajuan peradaban Islam di
dunia masa mendatang
19
3.2menganalisis dan mengevaluasi
4.2.1 membaca Q.S. Luqman/31: 13-14
makna Q.S. Luqman/31: 13-14 dan
dan Q.S. al-Baqarah/2: 83 sesuai
Q.S. al-Baqarah/2: 83, serta Hadis
dengan kaidah tajwid dan
tentang kewajiban beribadah dan
makharijul huruf
bersyukur kepada Allah serta berbuat
baik kepada sesama manusia 4.2.2 mendemonstrasikan hafalan Q.S.
Luqman/31: 13-14 dan Q.S. al-
Baqarah/2: 83 dengan lancar
4.2.3 menyajikan keterkaitan antara
kewajiban beribadah dan bersyukur
kepada Allah dengan berbuat baik
terhadap sesama manusia sesuai
pesan Q.S. Luqman/31: 13-14 dan
Q.S. al-Baqarah/2: 83
3.3 menganalisis dan 4.3 menyajikan kaitan antara
mengevaluasi makna iman beriman kepada hari akhir dengan
kepada hari akhir perilaku jujur, bertanggung jawab,
dan adil
3.4 menganalisis dan 4.4menyajikan kaitan antara beriman
mengevaluasi makna iman kepada qadha dan qadar Allah Swt.
kepada qadha dan qadar dengan sikap optimis, berikhtiar, dan
bertawakal
20
KELAS: X
21
1.7 Menghargai wawasan nusantara 2.7 Bertanggungjawab mengembangkan
dalam konteks Negara Kesatuan kesadaran akan pentingnya wawasan
Republik Indonesia sebagai nusantara dalam konteks
anugerah Tuhan Yang Maha Esa Negara Kesatuan Republik
Indonesia
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(KETERAMPILAN)
(PENGETAHUAN)
3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah
konseptual, prosedural berdasarkan abstrak terkait dengan pengembangan
rasa ingintahunya tentang ilmu dari yang dipelajarinya di sekolah
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, secara mandiri, dan mampu
dan humaniora dengan wawasan menggunakan metoda sesuai kaidah
kemanusiaan, kebangsaan, keilmuan
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah
22
3.7 Menginterpretasi pentingnya 4.7 Mempresentasikan hasil interpretasi
Wawasan Nusantara dalam konteks terkait pentingnya Wawasan
Negara Kesatuan Republik Nusantara dalam konteks Negara
Indonesia Kesatuan Republik Indonesia
KELAS: XI
1.4 Mensyukuri peran Indonesia dalam 2.4 Bersikap toleran dan cinta damai
mewujudkan perdamaian dunia sebagai refleksi peran Indonesia
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha dalam perdamaian dunia dalam
Esa hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara
1.5 Bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa 2.5 Bersikap responsif dan proaktif atas
atas nilai-nilai yang membentuk ancaman terhadap negara strategi
kesadaran akan ancaman terhadap mengatasinya berdasarkan asas
negara strategi mengatasinya Bhinneka Tunggal Ika
berdasarkan asas Bhinneka Tunggal
Ika
1.6 Bersyukur pada Tuhan Yang Maha 2.6 Bersikap proaktif dalam menerapkan
Esa atas nilai-nilai persatuan dan nilai-nilai persatuan dan kesatuan
kesatuan bangsa dalam Negara bangsa dalam Negara Kesatuan
Kesatuan Republik Indonesia Republik Indonesia
23
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
pengetahuan faktual, konseptual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
prosedural dan metakognitif terkait dengan pengembangan dari
berdasarkan rasa ingintahunya tentang yang dipelajarinya di sekolah secara
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, mandiri, bertindak secara efektif dan
budaya, dan humaniora dengan kreatif serta mampu menggunakan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, metoda sesuai kaidah keilmuan
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
3.3 Mendeskripsikan sistem hukum dan 4.3 Menyaji hasil penalaran tentang
peradilan di Indonesia sesuai dengan sistem hukum dan peradilan di
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia sesuai dengan Undang-
Republik Indonesia Tahun 1945 Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun
1945
3.4 Menganalisis dinamika peran 4.4 Mendemonstrasikan hasil analisis
Indonesia dalam perdamaian dunia tentang peran Indonesia dalam
sesuai Undang-Undang Dasar Negara perdamaian dunia sesuai Undang-
Republik Indonesia Tahun Undang Dasar Negara Republik
1945 Indonesia Tahun 1945
3.5 Mengkaji kasus-kasus ancaman terhadap 4.5 Merancang dan melakukan penelitian
Ideologi, politik, ekonomi, sosial, sederhana tentang potensi ancaman
budaya, pertahanan, dan keamanan dan terhadap Ideologi, politik, ekonomi,
strategi mengatasinya dalam bingkai sosial, budaya, pertahanan, dan
Bhinneka Tunggal Ika keamanan dan
strategi mengatasinya dalam bingkai
BhinnekaTunggal Ika
3.6 Mengidentifikasikan faktor 4.6 Menyaji hasil identifikasi tentang
pendorong dan penghambat faktor pedorong dan penghambat
persatuan dan kesatuan bangsa persatuan dan kesatuan bangsa
dalam Negara Kesatuan Republik dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia Indonesia
24
KELAS: XII
25
3.1 Menganalisis nilai-nilai Pancasila terkait 4.1 Menyaji hasil analisis nilai-nilai
dengan kasus-kasus pelanggaran hak Pancasila terkait dengan kasus- kasus
dan pengingkaran kewajiban warga pelanggaran hak dan pengingkaran
negara dalam kehidupan berbangsa kewajiban warga negara dalam
dan bernegara kehidupan berbangsa
dan bernegara
3.2 Mengevaluasi praktik perlindungan 4.2 Mendemonstrasikan hasil evaluasi
dan penegakan hukum untuk praktik perlindungan dan penegakan
menjamin keadilan dan kedamaian hukum untuk menjamin keadilan
dan kedamaian
3.3 Mengidentifikasi pengaruh kemajuan 4.3 Mempresentasikan hasil identifikasi
ilmu pengetahuan dan teknologi pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan
terhadap negara dalam bingkai dan teknologi terhadap negara dalam
Bhinneka Tunggal Ika bingkai Bhinneka
Tunggal Ika
3.4 Mengevaluasi dinamika persatuan dan 4.4 Merancang dan mengkampanyekan
kesatuan bangsa sebagai upaya persatuan dan kesatuan bangsa
menjaga dan mempertahankan Negara sebagai upaya menjaga dan
Kesatuan Republik Indonesia mempertahankan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
c. Matematika
KELAS: X
26
3.2 Menjelaskan dan menentukan 4.2 Menyelesaikan masalah yang
penyelesaian pertidaksamaan rasional dan berkaitan dengan pertidaksamaan rasional
irasional satu variable dan irasional satu variabel
KELAS: XI
27
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah
konseptual, prosedural, dan abstrak terkait dengan
metakognitif berdasarkan rasa pengembangan dari yang
ingintahunya tentang ilmu dipelajarinya di sekolah secara
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, mandiri, bertindak secara efektif
dan humaniora dengan wawasan dan kreatif, serta mampu
kemanusiaan, kebangsaan, menggunakan metoda sesuai
kenegaraan, dan peradaban terkait kaidah keilmuan
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah
3.6 Menggeneralisasi pola bilangan dan 4.6 Menggunakan pola barisan aritmetika
jumlah pada barisan Aritmetika dan atau geometri untuk menyajikan dan
Geometri menyelesaikan masalah kontekstual
(termasuk
pertumbuhan, peluruhan, bunga
majemuk, dan anuitas)
28
3.7 Menjelaskan limit fungsi aljabar (fungsi 4.7 Menyelesaikan masalah yang
polinom dan fungsi rasional) secara berkaitan dengan limit fungsi aljabar
intuitif dan sifat-sifatnya, serta
menentukan eksistensinya
3.8 Menjelaskan sifat-sifat turunan 4.8 Menyelesaikan masalah yang
fungsi aljabar dan menentukan berkaitan dengan turunan fungsi
turunan fungsi aljabar aljabar
menggunakan definisi atau sifat-
sifat turunan fungsi
3.9 Menganalisis keberkaitanan 4.9 Menggunakan turunan pertama
turunan pertama fungsi dengan fungsi untuk menentukan titik
nilai maksimum, nilai minimum, maksimum, titik minimum, dan
dan selang kemonotonan fungsi, selang kemonotonan fungsi, serta
serta kemiringan garis singgung kemiringan garis singgung kurva,
kurva persamaan garis singgung, dan
garis normal kurva berkaitan
dengan masalah kontekstual
3.10 Mendeskripsikan integral tak tentu 4.10 Menyelesaikan masalah yang
(anti turunan) fungsi aljabar dan berkaitan dengan integral tak tentu
(anti turunan) fungsi aljabar
menganalisis sifat- sifatnya
berdasarkan sifat-sifat turunan
fungsi
KELAS: XII
29
3.3 Menganalisis aturan pencacahan (aturan 4.3 Menyelesaikan masalah kontekstual
penjumlahan, aturan perkalian, yang berkaitan dengan kaidah
permutasi, dan pencacahan (aturan penjumlahan,
kombinasi) melalui masalah aturan perkalian,
Kontekstual permutasi, dan kombinasi)
3.4 Mendeskripsikan dan menentukan 4.4 Menyelesaikan masalah yang
peluang kejadian majemuk berkaitan dengan peluang kejadian
(peluang kejadian-kejadian saling majemuk (peluang, kejadian-
bebas, saling lepas, dan kejadian kejadian saling bebas, saling lepas,
bersyarat) dari suatu percobaan acak dan kejadian bersyarat)
4. Bahasa Indonesia
KELAS: X
KOMPETENSI INTI 4
KOMPETENSI INTI 3
(KETERAMPILAN)
(PENGETAHUAN)
3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, dan
menganalisis pengetahuan menyaji dalam ranah konkret
faktual, konseptual, prosedural dan ranah abstrak terkait
berdasarkan rasa ingintahunya dengan pengembangan dari
tentang ilmu pengetahuan, yang dipelajarinya di sekolah
teknologi, seni, budaya, dan secara mandiri, dan mampu
humaniora dengan wawasan menggunakan metoda sesuai
kemanusiaan, kebangsaan, kaidah keilmuan
kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah
30
3.3 Mengidentifikasi 4.3 Mengembangkan isi
(permasalahan, argumentasi, (permasalahan, argumen,
pengetahuan, dan pengetahuan, dan
rekomendasi) teks eksposisi rekomendasi) teks eksposisi
yang didengar dan atau dibaca secara lisan dan/tulis
3.4 Menganalisis struktur dan 4.4 Mengonstruksikan teks
kebahasaan teks eksposisi eksposisi dengan
memerhatikan isi
(permasalahan, argumen,
pengetahuan, dan
rekomendasi), struktur dan
kebahasaan
3.5 Mengevaluasi teks anekdot dari 4.5 Mengonstruksi makna tersirat
aspek makna tersirat dalam sebuah teks anekdot
baik lisan maupun tulis
3.6 Menganalisis struktur dan 4.6 Menciptakan kembali teks
kebahasaan teks anekdot. anekdot dengan memerhatikan
struktur, dan kebahasaan baik
lisan maupun tulis
3.7 Mengidentifikasi nilai-nilai dan 4.7 Menceritakan kembali isi cerita
isi yang terkandung dalam cerita rakyat (hikayat) yang didengar
rakyat (hikayat) baik dan dibaca
lisan maupun tulis
3.8 Membandingkan nilai-nilai dan 4.8 Mengembangkan cerita rakyat
kebahasaan cerita rakyat dan (hikayat) ke dalam bentuk cerpen
cerpen dengan memerhatikan
isi dan nilai-nilai.
3.9 Mengidentifikasi butir-butir 4.9 Menyusun ikhtisar dari dua buku
penting dari dua buku nonfiksi nonfiksi (buku pengayaan) dan
(buku pengayaan) dan satu ringkasan dari satu novel yang
novel yang dibaca.gkan nilai- dibaca
nilai dan kebahasaan cerita
rakyat dan cerpen
3.10 Mengevaluasi pengajuan, 4.10 Menyampaikan pengajuan,
penawaran dan persetujuan penawaran, persetujuan dan
dalam teks negosiasi lisan penutup dalam teks negosiasi
maupun tertulis. secara lisan atau tulis
3.11 Menganalisis isi, struktur 4.11 Mengkonstruksikan teks
(orientasi, pengajuan, negosiasi dengan
penawaran, persetujuan, memerhatikan isi, struktur
penutup) dan kebahasaan teks (orientasi, pengajuan,
negosiasi penawaran, persetujuan,
penutup) dan kebahasaan
3.12 Menghubungkan permasalahan/ 4.12 Mengonstruksi
isu, sudut pandang dan argumen permasalahan/isu, sudut pandang dan
beberapa pihak dan simpulan argumen beberapa pihak, dan simpulan
dari debat untuk menemukan dari debat secara lisan untuk
esensi dari debat menunjukkan esensi dari debat
31
3.14 Menilai hal yang dapat 4.14 Mengungkapkan kembali hal- hal
diteladani dari teks biografi yang dapat diteladani dari tokoh
yang terdapat dalam teks biografi
yang dibaca secara
tertulis
3.15 Menganalisis aspek makna dan 4.15 Menceritakan kembali isi teks
kebahasaan dalam teks biografi baik lisan maupun
biografi tulis.
3.16 Mengidentifikasi suasana, 4.16 Mendemonstrasikan
tema, dan makna beberapa (membacakan atau
puisi yang terkandung dalam memusikalisasikan) satu puisi
antologi puisi yang dari antologi puisi atau kumpulan
diperdengarkan atau dibaca puisi dengan memerhatikan
vokal, ekspresi, dan intonasi
(tekanan dinamik
dan tekanan tempo)
KELAS: XI
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah
faktual, konseptual, prosedural, abstrak terkait dengan
dan metakognitif berdasarkan pengembangan dari yang
rasa ingin tahunya tentang ilmu dipelajarinya di sekolah secara
pengetahuan, teknologi, seni, mandiri, bertindak secara efektif
budaya, dan humaniora dengan dan kreatif, serta mampu
wawasan kemanusiaan, menggunakan metoda sesuai
kebangsaan, kenegaraan, dan kaidah keilmuan
peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk
memecahkan
Masalah
32
3.1 Mengonstruksi informasi berupa 4.1 Merancang pernyataan umum
pernyataan-pernyataan umum dan tahapan-tahapan dalam teks
dan tahapan-tahapan dalam teks prosedur dengan organisasi yang
prosedur tepat secara lisan dan tulis
3.11 Menganalisis pesan dari satu 4.11 Menyusun ulasan terhadap pesan
buku fiksi yang dibaca dari satu buku fiksi yang
dibaca
3.12 Mengidentifikasi formasi 4.12 Melengkapi informasi dalam
penting yang ada dalam proposal secara lisan supaya
proposal kegiatan atau lebih efektif
penelitian yang dibaca
33
3.13 Menganalisis isi, sistematika, 4.13 Merancang sebuah proposal
dan kebahasaan suatu proposal karya ilmiah dengan
memerhatikan informasi,
tujuan, dan esensi karya ilmiah
yang diperlukan
3.14 Mengidentifikasi informasi, 4.14 Merancang informasi, tujuan,
tujuan dan esensi sebuah karya dan esensi yang harus disajikan dalam
ilmiah yang dibaca karya ilmiah
3.15 Menganalisis sistematika dan 4.15 Mengonstruksi sebuah karya
kebahasaan karya ilmiah ilmiah dengan memerhatikan
isi, sistematika, dan
kebahasaan.
3.16 Membandingkan isi berbagai 4.16 Menyusun sebuah resensi
resensi untuk menemukan dengan memerhatikan hasil
sistematika sebuah resensi perbandingan beberapa teks
resensi
3.17 Menganalisis kebahasaan 4.17 Mengkonstruksi sebuah resensi
resensi setidaknya dua karya dari buku kumpulan cerita
yang berbeda pendek atau novel yang sudah
dibaca
3.18 Mengidentifikasi alur cerita, 4.18 Mempertunjukkan salah satu
babak demi babak, dan konflik tokoh dalam drama yang dibaca
dalam drama yang dibaca atau atau ditonton secara lisan
ditonton
3.19 Menganalisis isi dan kebahasaan 4.19 Mendemonstrasikan sebuah
drama yang dibaca atau ditonton naskah drama dengan
memerhatikan isi dan
kebahasaan
3.20 Menganalisis pesan dari dua 4.20 Menyusun ulasan terhadap pesan
buku fiksi (novel dan buku dari dua buku kumpulan puisi
kumpulan puisi) yang dibaca yang dikaitkan dengan situasi
kekinian
KELAS: XII
KOMPETENSI INTI 4
KOMPETENSI INTI 3
(KETERAMPILAN)
(PENGETAHUAN)
3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, menyaji,
menganalisis dan mengevaluasi dan mencipta dalam ranah
pengetahuan faktual, konseptual, konkret dan ranah abstrak terkait
prosedural, dan metakognitif dengan pengembangan dari yang
berdasarkan rasa ingin tahunya dipelajarinya di sekolah secara
tentang ilmu pengetahuan, mandiri serta bertindak secara
teknologi, seni, budaya, dan efektif dan kreatif, dan mampu
humaniora dengan wawasan menggunakan metoda sesuai
kemanusiaan, kebangsaan, kaidah keilmuan
kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
Masalah
34
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 Mengidentifikasi isi dan 4.1 Menyajikan simpulan
sistematika surat lamaran sistematika dan unsur-unsur isi
pekerjaan yang dibaca surat lamaran baik secara lisan
maupun tulis
3.2 Mengidentifikasi unsur 4.2 Menyusun surat lamaran
kebahasaan surat lamaran pekerjaan dengan memerhatikan
pekerjaan isi, sistematika dan kebahasaan
35
3.13 Menganalisis sistematika dan 4.13 Mengonstruksi sebuah kritik
kebahasaan kritik dan esai atau esai dengan memerhatikan
sistematika dan kebahasaan baik
secara lisan maupun tulis
d. Sejarah Indonesia
KELAS: X
36
3.3menganalisis kehidupan manusia 4.3menyajikan informasi mengenai
purba dan asal-usul nenek moyang kehidupan manusia purba dan asal-
bangsa Indonesia (melanesoid, proto, usul nenek moyang bangsa
dan deutero melayu) indonesia (melanesoid, proto, dan
deutero melayu) dalam bentuk
tulisan
e. Bahasa Inggris
KELAS: X
37
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. memahami, menerapkan,
4. mengolah, menalar, dan menyaji
menganalisis pengetahuan faktual,
dalam ranah konkret dan ranah
konseptual, prosedural berdasarkan
abstrak terkait dengan pengembangan
rasa ingin tahunya tentang ilmu
dari yang dipelajarinya di sekolah
pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
secara mandiri, dan mampu
dan humaniora dengan wawasan
menggunakan metoda sesuai kaidah
kemanusiaan, kebangsaan,
keilmuan
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah
38
3.4 membedakan fungsi sosial, 4.4 teks deskriptif
struktur teks, dan unsur 4.4.1 menangkap makna secara
kebahasaan beberapa teks kontekstual terkait fungsi sosial,
deskriptif lisan dan tulis dengan struktur teks, dan unsur
memberi dan meminta informasi kebahasaan teks deskriptif, lisan
terkait tempat wisata dan dan tulis, pendek dan sederhana
bangunan bersejarah terkenal, terkait tempat wisata dan
pendek dan sederhana, sesuai bangunan bersejarah terkenal
dengan konteks penggunaannya
4.4.2 menyusun teks deskriptif lisan dan
tulis, pendek dan sederhana, terkait
tempat wisata dan bangunan
bersejarah terkenal, dengan
memperhatikan fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur kebahasaan,
secara benar dan sesuai konteks
39
3.7 membedakan fungsi sosial, 4.7 teks recount – peristiwa bersejarah
struktur teks, dan unsur kebahasaan
4.7.1 menangkap makna secara
beberapa teks recount lisan dan tulis
kontekstual terkait fungsi sosial,
dengan memberi dan meminta
struktur teks, dan unsur kebahasaan
informasi terkait peristiwa bersejarah
teks recount lisan dan tulis terkait
sesuai dengan konteks
peristiwa bersejarah
penggunaannya
4.7.2 menyusun teks recount lisan dan
tulis, pendek dan sederhana, terkait
peristiwa bersejarah, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur
teks, dan unsur kebahasaan, secara
benar dan sesuai konteks
KELAS: XI
40
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
41
3.5 menerapkan fungsi sosial, 4.5. menyusun teks interaksi
struktur teks, dan unsur kebahasaan transaksional lisan dan tulis yang
teks interaksi transaksional lisan dan melibatkan tindakan memberi dan
tulis yang melibatkan tindakan meminta informasi terkait
memberi dan meminta informasi keadaan/tindakan/kegiatan/ kejadian
terkait keadaan /tindakan/ kegiatan/ tanpa perlu menyebutkan pelakunya
kejadian tanpa perlu menyebutkan dalam teks ilmiah, dengan
pelakunya dalam teks ilmiah, sesuai memperhatikan fungsi sosial,
dengan konteks penggunaannya. struktur teks, dan unsur kebahasaan
(Perhatikan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks
passive voice)
3.6 membedakan fungsi sosial,
4.6 teks surat pribadi
struktur teks, dan unsur kebahasaan
beberapa teks khusus dalam bentuk 4.6.1 menangkap makna secara
surat pribadi dengan memberi dan kontekstual terkait fungsi sosial,
menerima informasi terkait kegiatan struktur teks, dan unsur
diri sendiri dan orang sekitarnya, kebahasaan teks khusus dalam
sesuai dengan konteks bentuk surat pribadi terkait
penggunaannya kegiatan diri sendiri dan orang
sekitarnya
4.6.2 menyusun teks khusus dalam bentuk
surat pribadi terkait kegiatan diri
sendiri dan orang sekitarnya, lisan
dan tulis, dengan memperhatikan
fungsi sosial, struktur teks, dan
unsur kebahasaan, secara benar dan
sesuai konteks
42
KELAS: XII
43
3.3 membedakan fungsi sosial,
4.3 teks penyerta gambar (caption)
struktur teks, dan unsur kebahasaan
beberapa teks khusus dalam bentuk 4.3.1 menangkap makna secara
teks caption, dengan memberi dan kontekstual terkait fungsi sosial,
meminta informasi terkait gambar struktur teks, dan unsur
/foto /tabel/grafik/ bagan, sesuai kebahasaan teks khusus dalam
dengan konteks penggunaannya bentuk caption terkait
gambar/foto/tabel/grafik/bagan
4.3.2 menyusun teks khusus dalam
bentuk teks caption terkait
gambar/foto/tabel/grafik/bagan,
dengan memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan, secara benar dan
sesuai konteks
3.4 membedakan fungsi sosial, 4.4menangkap makna secara
struktur teks, dan unsur kontekstual terkait fungsi sosial,
kebahasaan beberapa teks news struktur teks, dan unsur kebahasaan
item lisan dan tulis dengan teks news items lisan dan tulis,
memberi dan meminta informasi dalam bentuk berita sederhana
terkait berita sederhana dari koran/radio/TV
koran/radio/TV, sesuai dengan
konteks penggunaannya
44
2. Deskripsi KI dan KD Mata Pelajaran yang terdapat pada Muatan
Kewilayahan, yaitu:
a. Seni Budaya
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek
kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan.
Aspek-aspek kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
45
3.3 Memahami konsep 4.3. Mempresentasikan konsep
keindahan keindahan
46
dan internasional.
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta
mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan
langsung.
Menunjukkan keterampilan
mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam
ranah konkret terkait dengan
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta
mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan
langsung.
47
3.7 Menerapkan keterampilan 4.7 Mempraktikan hasil analisis
gerak rangkaian aktifitas gerakan rangkaian aktifitas
olahraga senam ritmik untuk olahraga senam ritmik untuk
menghasilkan koordinasi yang menghasilkan koordinasi yang
baik baik
48
langsung.
b. Ekonomi Bisnis
49
3.1 Mengevaluasi masalah– 4.1 Memberikan solusi terhadap
masalah ekonomi masalah ekonomi
dilingkungannya
3.2 Menganalisis kelangkaan 4.2 Memberikan solusi terhadap
(hubungan antara sumber kelangkaan sumberdaya dan
daya dengan kebutuhan kebutuhan manusia
manusia) dilingkungannya
3.3 Memahami Model, pelaku 4.3 Melakukan pengelompokkan
ekonomi, perilaku konsumen model, pelaku ekonomi,
dan produsen dalam kegiatan perilaku konsumen dan
ekonomi produsen yang sesuai tuntutan
perkembangan usaha
c. Administrasi Umum
50
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami administrasi 4.1 Mengelompokan jenis-jenis
administrasi
3.2 Menganalisis jabatan, tugas, dan 4.2 Membuat uraian tugas setiap
uraian pekerjaan pada kegiatan tingkatan jabatan pada
administrasi kegiatan administrasi
3.3 Menerapkan persyaratan personil 4.3 Menyusun persyaratan
administrasi personil administrasi
3.4 Menganalisis struktur 4.4 Membuat struktur organisasi
organisasi sesuai kebutuhan
3.5 Memahami fungsi-fungsi 4.5 Mengklasifikasikan fungsi-
manajemen fungsi manajemen
3.6 Menerapkan pencatatan 4.6 Melakukan pencatatan
surat/dokumen masuk dan surat/dokumen masuk dan
keluar keluar
3.7 Menerapkan penataan 4.7 Melakukan penataan
surat/dokumen surat/dokumen sesuai sistem
yang berlaku
3.8 Menerapkan penggunaan 4.8 Menggunakan peralatan
peralatan kantor dalam kegiatan kantor dalam kegiatan
administrasi administrasi
3.9 Menerapkan tata ruang 4.9 Melakukan penataan ruang
kerja/kantor (Office Layout) kerja/kantor (Office Layout)
3.10 Menerapkan komunikasi di 4.10 Melakukan komunikasi di
tempat kerja tempat kerja
3.11 Menerapkan pencatatan 4.11 Melakukan pencatatan
keuangan sederhana keuangan sederhana
3.12 Mengevaluasi kegiatan 4.12 Membuat laporan kegiatan
administrasi kantor administrasi kantor
d. IPA
51
3.4. Memahami komponen- 4.4. Mengklasifikasikan
komponen dan bentuk komponen-komponen
interaksi dalam ekosistem ekosistem dan bentuk
interaksi dalam ekosistem
3.5. Menganalisis keseimbangan 4.5. Merumuskan upaya dalam
lingkungan menjaga keseimbangan
lingkungan kerja
3.6. Menganalisis limbah di 4.6. Melakukan penanganan
lingkungan sekitar limbah di lingkungan sekitar
3.7. Menganalisis polusi di 4.7. Melakukan pencegahan
lingkungan sekitar terjadinya polusi di
lingkungan sekitar
3.8. Mengevaluasi AMDAL 4.8. Melakukan kajian tentang
AMDAL pada lingkungan
sekitar
3.9. Menerapkan kesehatan, 4.9. Melakukan pencegahan
keamanan dan keselamatan bahaya/kecelakaan di
kerja lingkungan kerja
52
Menunjukkan keterampilan
mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam
ranah konkret terkait dengan
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta
mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan
langsung.
a. Teknologi Perkantoran
53
b. Korespondensi
c. Kearsipan
54
3.7 Menerapkan penyimpanan 4.7 Melakukan penyimpanan
arsip sistem abjad, arsip sistem abjad,
kronologis, geografis, kronologis, geografis, nomor
nomor dan subjek dan subjek
3.8 Menerapkan penggunaan 4.8 Melaksanakan prosedur
arsip penggunaan arsip
3.9 Menerapkan pemeliharaan 4.9 Melakukan pemeliharaan
arsip arsip
55
3. Memahami, menerapkan, 4. Melaksanakan tugas spesifik
menganalisis, dan dengan menggunakan alat,
mengevaluasi tentang informasi, dan prosedur kerja yang
pengetahuan faktual, lazim dilakukan serta
konseptual, operasional dasar, memecahkan masalah sesuai
dan metakognitif sesuai dengan bidang kerja Otomatisasi
dengan bidang dan lingkup dan Tata Kelola Perkantoran.
kerja Otomatisasi dan Tata
Menampilkan kinerja di bawah
Kelola Perkantoran pada
bimbingan dengan mutu dan
tingkat teknis, spesifik, detil,
kuantitas yang terukur sesuai
dan kompleks, berkenaan
dengan standar kompetensi
dengan ilmu pengetahuan,
kerja.
teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam konteks Menunjukkan keterampilan
pengembangan potensi diri menalar, mengolah, dan menyaji
sebagai bagian dari keluarga, secara efektif, kreatif, produktif,
sekolah, dunia kerja, warga kritis, mandiri, kolaboratif,
masyarakat nasional, regional, komunikatif, dan solutif dalam
dan internasional. ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta
mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan
langsung.
Menunjukkan keterampilan
mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam
ranah konkret terkait dengan
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta
mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan
langsung.
56
3.6. Menerapkan sumpah/janji 4.6. Melaksanakan kegiatan
pegawai sumpah/janji pegawai
57
3.1 Memahami administrasi 4.1 Melakukan
keuangan pengelompokkan administrasi
keuangan
3.2 Memahami kebijakan 4.2 Melakukan
pengelolaan keuangan pengelompokkan
kebijakan pengelolaan
keuangan
3.3 Menerapkan penyusunan 4.3 Menyusun Anggaran
Anggaran Pendapatan Dan Pendapatan Dan Belanja
Belanja
3.4 Menerapkan penerimaan 4.4 Melakukan penerimaan
anggaran anggaran
58
3.18 Mengevaluasi laporan dana kas 4.18 Membuat tindak lanjut
kecil evaluasi laporan dana kas
kecil
59
3.13 Menerapkan inventarisasi 4.13 Melakukan kegiatan
sarana dan prasarana inventarisasi sarana dan
prasarana
60
3.9 Menerapkan pembuatan 4.9 Membuat profil organisasi
profil organisasi
61
3.1 Memahami kewirausahawan 4.1 Melakukan pengelompokan
dan wirausaha karakter wirausaha
3.2 Menganalisis peluang usaha 4.2 Merencanakan produk usaha
produk barang/jasa
3.3 Menerapkan dokumen 4.3 Membuat dokumen usaha
administrasi usaha
3.4 Menganalisis kebutuhan 4.4 Membuat perencanaan
sumberdaya usaha kebutuhan sumberdaya
usaha
3.5 Menganalisis sistem layanan 4.5 Merencanakan sistem
usaha layanan usaha
3.6 Menerapkan layanan usaha 4.6 Melakukan layanan usaha
3.7 Menerapkan media promosi 4.7 Membuat media promosi
pemasaran untuk pemasanan
3.8 Menghitung harga pokok 4.8 Menentukan BEP dan
produksi keuntungan usaha
3.9 Menganalisis pemasaran 4.9 Melakukan pemasaran
produk produk
3.10 Menganalisis laporan 4.10 Membuat laporan keuangan
keuangan sederhana sederhana
C. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan bahan kajian SMK YAK 1 yang berisi muatan dan proses
pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang dimaksudkan untuk membentuk
pemahaman peserta didik terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya. Muatan lokal
merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri
khas dan potensi dan keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam
mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh SMK YAK 1.
Pengembangan muatan lokal di SMK YAK 1 memperhatikan beberapa prinsip
pengembangan sebagai berikut.
1. Utuh : Pengembangan pendidikan muatan lokal dilakukanberdasarkan pendidikan berbasis
kompetensi, kinerja, dan kecakapan hidup.
62
2. Kontekstual: Pengembangan pendidikan muatan lokal dilakukan berdasarkan budaya,
potensi, dan masalah daerah.
3. Terpadu: Pendidikan muatan lokal dipadukan dengan lingkungan SMK YAK 1, termasuk
terpadu dengan dunia usaha dan industri.
4. Apresiatif: Hasil-hasil pendidikan muatan lokal dirayakan (dalam bentuk pertunjukan,
lomba, pemberian penghargaan) di SMK YAK 1 dan daerah.
5. Fleksibel: Jenis muatan lokal yang dipilih dan pengaturan waktunya bersifat fleksibel sesuai
dengan kondisi dan karakteristik SMK YAK 1
Materi muatan lokal ini sangat sesuai dengan karakteristik daerah Sunda khususnya
Bogor, dimana Bogor merupakan daerah yang memiliki banyak Pondok Pesantren dan mayoritas
memiliki akreditas tinggi terhadap agama Islam. Dengan mendalami Bahasa Sunda dan Aqidah
Akhlak akan mencetak sikap, sopan santun dengan menggunakan tingkatan bahasa. Sehingga
materi muatan lokal tersebut akan mengintregasikan nilai-nilai pendidikan karakter.
Muatan lokal di SMK YAK 1 mencakup pembelajaran Bahasa Sunda dan Aqidah
Akhlak dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran. Berikut ini KI dan KD mata pelajaran Bahasa
Sunda dan Aqidah Akhlak. Berikut ini KI dan KD pelajaran Bahasa Sunda dan Aqidah akhlak.
a. Bahasa Sunda
Kelas X
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3.1. Menganalisis unsur kebahasaan dan rasa 4.1. Menerjemahkan teks ke dalam bahasa
63
bahasa teks terjemahan. Sunda atau sebaliknya dengan
memperhatikan unsur kebahasaan dan
rasa bahasa.
3.2. Menganalisis isi, struktur, dan unsur 4.2. Menyajikan isi teks babad/sejarah Sunda
kebahasaan teks babad/ sejarah Sunda. dengan memperhatikan struktur dan
unsur kebahasaan.
3.3 Menganalisis isi dan unsur kebahasaan 4.3 Merancang, melakukan dan menyusun
teks wawancara. laporan wawancara dengan
memperhatikan kesantunan berbahasa.
3.4. Menganalisis isi, struktur dan unsur 4.4. Menulis laporan kegiatan dengan
kebahasaan laporan kegiatan. memperhatikan struktur dan unsur
kebahasaan.
3.6. Membandingkan bentuk, struktur dan 4.6. Melantunkan kawih Sunda klasik dan
unsur kebahasaan teks kawih Sunda pop dengan memperhatikan ekspresi dan
klasik dan pop. teknik vokal.
4.7. Menampilkan sajak dengan cara
3.7. Menganalisis isi, unsur, struktur dan
membaca, mendeklamasikan,
aspek kebahasaan sajak.
musikalisasi atau dramatisasi.
KELAS XI
64
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan 4. Menunjukkan keterampilan menalar,
mengevaluasi pengetahuan faktual, mengolah, dan menyaji secara (a) efektif,
konseptual, prosedural, dan metakognitif (b) kreatif, (c) produktif, (d) kritis, (e)
pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan mandiri, (f) kolaboratif, (g) komunikatif,
kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya dan (h) solutif, dalam ranah konkret dan
tentang (a) ilmu pengetahuan, (b) abstrak terkait dengan pengembangan
teknologi, dari yang dipelajarinya di sekolah, serta
(c) seni, (d) budaya, dan (e) humaniora mampu menggunakan metode sesuai
dengan wawasan kemanusiaan, dengan kaidah keilmuan.
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan
pengetahuan pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4
3.3. Menganalisis isi, pola penyajian, dan 4.3. Menyusun teks berita berdasarkan
unsur kebahasaan teks berita dari media pengamatan atau hasil wawancara
massa cetak atau elektronik. sesuai dengan struktur dan kaidah
kebahasaan.
3.4. Menganalisis isi, struktur dan unsur 4.4. Mendemonstrasikan panata acara dalam
kebahasaan teks panata acara dalam kegiatan diskusi, rapat, debat, dan
kegiatan diskusi, rapat, debat, dan sejenisnya yang sesuai dengan konteks
sejenisnya. penggunaan bahasa.
65
4.6. Menulis teks biografi sederhana dengan
3.6. Menganalisis isi, struktur dan memperhatikan struktur dan penggunaan
unsur kebahasaan teks biografi. kaidah bahasa.
3.7. Menganalisis isi, struktur, dan unsur 4.7. Menampilkan drama berdasarkan
kebahasaan teks/naskah drama. teks/naskah dengan memperhatikan
intonasi dan ekspresi.
3.8. Menganalisis isi, struktur dan unsur
4.8. Menulis resensi (buku, film, musik,
kebahasaan teks resensi (buku, film,
pertunjukan) dengan memperhatikan
musik, pertunjukan)
struktur dan kaidah kebahasaan.
KELAS XII
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
66
Sunda.
3.2. Menganalisis isi, struktur, dan unsur 4.2. Mengkreasikan petikan cerita wayang
kebahasaan petikan cerita wayang. secara lisan/tulisan ke dalam bentuk lain
(seperti drama, caritapondok, puisi)
dengan memperhatikan struktur dan kaidah
kebahasaan.
3.3. Menganalisis isi, struktur, unsur dan aspek 4.3. Mengkreasikan cerita pantun secara
kebahasaan petikan cerita pantun. lisan/tulisan ke dalam bentuk lain (seperti
drama, caritapondok, puisi) dengan
memperhatikan struktur dan kaidah
kebahasaan.
3.4. Menganalisis isi, struktur, dan unsur 4.4. Menyajikan hasil analisis novel melalui
kebahasaan novel. berbagai media (seperti bagan, cerita
bergambar, animasi) dengan
memperhatikan struktur dan kaidah
kebahasaan.
3.5. Menganalisis isi, struktur, dan unsur 4.5. Menyusun dan menampilkan sisindiran
kebahasaan sisindiran. secara lisan/tulisan sesuai dengan
konteks dan fungsi sosialnya.
3.6. Menganalisis isi, struktur dan unsur 4.6. Menulis artikel sederhana berbahasa
kebahasaan teks artikel berbahasa Sunda dengan memperhatikan struktur
Sunda. dan penggunaan kaidah kebahasaan.
b. Aqidah Akhlak
KELAS X SEMESTER GANJIL
Kompetensi inti Kompetensi dasar
67
Kompetensi inti Kompetensi dasar
2 Menghayati dan mengamalkan 2.1. Memiliki akidah yang kokoh dalam kehidupan sehari-
perilaku jujur, disiplin, hari
tanggungjawab, peduli (gotong 2.2. Terbiasa ber-tauhiid dalam kehidupan sehari-hari
royong, kerja sama, toleran, damai) 2.3. Terbiasa menerapkan metode-metode peningkatan
santun, responsif dan pro-aktif dan kualitas akhlak dalam kehidupan
menunjukkan sikap sebagai bagian 2.4. Membiasakan akhlak-akhlak terpuji (hikmah, iffah,
dari solusi atas berbagai syaja’ah dan ’adalah) dalam kehidupan
permasalahan dalam berinteraksi 2.5. Menghindarkan diri dari sifat-sifat buruk (hubbun-
secara efektif dengan lingkungan dun-ya, hasad, kibr-ujub, riya`)
sosial dan alam serta dalam 2.6. Terbiasa bersyukur, qana’ah, rida dan sabar dalam
menempatkan diri sebagai cerminan kehidupan
bangsa dalam pergaulan dunia. 2.7. Terbiasaberakhlak terpuji kepada orang tua dan guru
dalam kehidupan sehari-hari
2.8 Meneladani sifat-sifat utama nabi Yusuf as
68
Kompetensi inti Kompetensi dasar
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran 1.1. Menunjukkan sikap penolakan terhadap perbuatan
agama yang dianutnya syirik dalam kehidupan sehari-hari
1.2 Menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam 10
Asmaul Husna: al-Kariim, al-Mu’min, al-Wakiil, al-
Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, an-Naf’i, al Basith, al-
Hafidz dan al-Akhiir
1.3 Menghayati perilaku husnuzh-zhan, ar Raja’ dan
taubat.
1.4.Menunjukkan sikap penolakan terhadap perilaku licik,
tamak, dzalim dan diskriminasi
1.5. Menghayati akhlak (adab) yang baik ketika membesuk
orang sakit
1.6 Menghayati keutamaan dan keteguhan Nabi-nabi Ulul
Azmi
2 Menghayati dan mengamalkan 2.1. Menghindari perbuatan syirik dalam kehidupan sehari-
perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, hari
peduli (gotong royong, kerja sama, 2.2.Membiasakan diri untuk meneladani sifatal-Kariim, al-
toleran, damai) santun, responsif dan Mu’min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, an-
pro-aktif dan menunjukkan sikap Naf’i, al Basith, al-Hafidz dan al-Akhiir;
sebagai bagian dari solusi atas 2.3.Terbiasa berperilaku husnuzh-zhan, ar Raja’ dan
berbagai permasalahan dalam taubat.
berinteraksi secara efektif dengan 2.4.Menghindari perilaku licik, tamak, dzalim dan
lingkungan sosial dan alam serta dalam diskriminasi
menempatkIn diri sebagai cerminan 2.5.Membiasakan akhlak (adab) yang baik ketika
bangsa dalam pergaulan dunia. membesuk orang sakit
2.6 Meneladani keutamaan dan keteguhan Nabi-nabi Ulul
Azmi
69
Kompetensi inti Kompetensi dasar
4. Mengolah, menalar, dan menyaji 4.1. Menyajikan contoh praktik-praktik perbuatan syirik di
dalam ranah konkret dan ranah masyarakat
abstrak terkait dengan pengembangan 4.2. Menghafalkan lafal asmaul husna
dari yang dipelajarinya di sekolah 4.3. Melafalkan do’a-do’a taubat dari Al Qur’an dan Al
secara mandiri, dan mampu Hadits
menggunakan metoda sesuai kaidah 4.4. Menceritakan bahaya dari akhlak tercela: licik, tamak,
keilmuan dzalim dan diskriminasi
4.5. Mempraktikan contoh akhlak (adab) yang baik ketika
membesuk orang sakit
4.6. Mencerikatan Kisah keteguhan Nabi-nabi Ulul Azmi
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran 1.1. Menghayati fungsi ilmu kalam dalam
agama yang dianutnya mempertahankan akidah
1.2. Menghayati nilai-nilai positif dari adanya aliran-
aliran dalam ilmu kalam
1.3. Menghayati kewajiban menghindari perilaku dosa
besar
1.4. Menghayati akhlak (adab) yang baik dalam
berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan
menerima tamu
1.5. Menghayatikeutamaan sifat Fatimatuzzahra dan
Uwes al-Qarni
2. Mengembangkan perilaku (jujur, 2.1 Terbiasa berpikir kritis dan kreatif serta menghargai
disiplin, tanggungjawab, peduli,
70
Kompetensi inti Kompetensi dasar
3. Memahami dan menerapkan 3.1 Memahami pengertian, ruang lingkup, fungsi ilmu
pengetahuan faktual, konseptual, kalam serta hubungannya dengan ilmu lainnya
prosedural, dan metakognitif 3.2 Menganalisis pokok-pokok aliran-aliran ilmu kalam
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang (Khawarij, Murji`ah, Syi`ah, Jabariyah, Qadariyah,
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, asy’ariyah, al-Maturidiyah dan Mu`tazilah)
budaya, dan humaniora dengan 3.3 Memahami dosa besar (mabuk-mabukan,
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, mengkonsumsi narkoba, berjudi, zina, pergaulan bebas
kenegaraan, dan peradaban terkait dan mencuri)
fenomena dan kejadian, serta 3.4 Memahamiakhlak (adab) berpakaian, berhias,
menerapkan pengetahuan prosedural perjalanan, bertamu dan menerima tamu
pada bidang kajian yang spesifik 3.5 Menganalsisi sifat-sifat utama Fatimatuzzahrah binti
sesuai dengan bakat dan minatnya
Rasulullah saw dan Uwes al-Qarni
untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji 4.1. Menyajikan peta konsep pengertian, ruang lingkup,
dalam ranah konkret dan ranah abstrak fungsi ilmu kalam serta hubungannya dengan ilmu
terkait dengan pengembangan dari lainnya
yang dipelajarinya di sekolah secara 4.2. Menyajikan peta konseppokok-pokok aliran-aliran
mandiri, bertindak secara efektif dan ilmu kalam (Khawarij, Murji`ah, Syi`ah, Jabariyah,
kreatif, sertamampu menggunakan Qadariyah, Asy’ariyah, al-Maturidiyah dan
metoda sesuai kaidah keilmuan Mu`tazilah)
4.3. Menyajikan contoh perbuatan dosa besar di
masyarakat dan akibatnya
4.4. Mensimulasikan akhlak (adab) berpakaian, berhias,
perjalanan, bertamu dan menerima tamu dalam
kehidupan sehari-hari
4.5. Menceritakan sifat-sifat utama Fatimatuzzahrah binti
71
Kompetensi inti Kompetensi dasar
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran 1.1 Menghayati ajaran tasawuf untuk memperkokoh
agama yang dianutnya keimanan
1.2 Menghayati nilai-nillai tasawuf dalam kehidupan
modern
1.3 Menghayati nilai-nilai positif dalam pergaulan remaja
1.4 Menyadari kewajiban menghindari akhlak tercela:
israaf, tabdziir dan bakhil
1.5 Menghayati nilai-nilai dari peristiwa kematian melalui
takziyah
1.6 Menghayati keutamaan sifat Shahabat:
Abdurrahmanbin Auf dan Abu Dzar al-Ghifari
72
Kompetensi inti Kompetensi dasar
kajian yang spesifik sesuai dengan 3.6 Menganalisis kisah keteladanan Shahabat:
bakat dan minatnya untuk Abdurrahman bin Auf dan Abu Dzar al-Ghifari
memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji 4.1. Menyajikan pengertian, kedudukan dan sejarah
dalam ranah konkret dan ranah tasawuf dalam Islam
abstrak terkait dengan pengem- 4.2. Memaparkan fungsi dan peranan tasawuf dalam
bangan dari yang dipelajarinya di keagamaan dan kehidupan modern
sekolah secara mandiri, bertindak 4.3. Menunjukkan contoh akhlak terpuji dalam pergaulan
secara efektif dan kreatif, serta remaja
mampu menggunakan metoda sesuai 4.4. Menunjukkan contoh prilakuisraaf, tabdziir dan bakhil
kaidah keilmuan
4.5. Mempraktikkan tatacara takziyah
4.6. Menceritakan kisah keteladanan Shahabat:
Abdurrahman bin Auf dan Abu Dzar al-Ghifari
1. Menghayati dan mengamalkan 1.1 Meyakini sifat-sifat Allah yang terkandung dalam
ajaran agama yang dianutnya. tujuh Asmaul Husna: al Ghaffar, al-Razzaq, al-
Malik, al-Hasib, al-Hadi, al-Khaliq dan al-Hakim;
1.2 Menghayati nilai-nilai positif dari amal salih,
toleransi, musawah dan ukhuwwah
1.3 Menyadari dampak negatif dari perilaku nifaq dan
keras hati (pemarah)
1.4 Menghayati adab yang baik dalam bergaul dengan
orang yang sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda
dan lawan jenis
1.5 Menghayati keutamaan sifat-sifat al-Ghazali, Ibn
Sina
73
Kompetensi inti Kompetensi dasar
cerminan bangsa dalam pergaulan orang yang sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda
dunia. dan lawan jenis
2.5 Meneladani keutamaan sifat-sifat al-Ghazali, Ibn Sina
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan 4.1. Melafalkan dan menghafal asmaul husna dengan baik
mencipta dalam ranah konkret dan 4.2. Menyajikan fakta dan data pentingnya amal salih,
ranah abstrak terkait dengan toleransi, musawah dan ukhuwwah
pengembangan dari yang 4.3. Memaparkan dampak negatif dari perilaku nifaq dan
dipelajarinya di sekolah secara keras hati (pemarah)
mandiri, serta bertindak secara efektif 4.4. Mensimulasikan adab bergaul dengan orang yang
dan kreatif, dan mampu sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda dan lawan
menggunakan metoda sesuai kaidah jenis
keilmuan
4.5. Menceritakan Kisah keteladanan al-Ghazali dan Ibn
Sina
74
Kompetensi inti Kompetensi dasar
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan 4.1 Menyajikan contoh perilaku berkompetisi (fastabiqul
mencipta dalam ranah konkret dan khairat), optimis, dinamis, inovatif dan kreatif
ranah abstrak terkait dengan 4.2 Mempresentasikan pengertian dan bahaya perilaku
pengembangan dari yang tercela: fitnah namimah dan ghibah
dipelajarinya di sekolah secara 4.3 Mempraktikkan akhlak (adab) membaca Al Qur’an
mandiri, serta bertindak secara efektif dan berdo’a secara baik dan benar
dan kreatif, dan mampu 4.4 Meceritakan keutamaan sifat Ibn Rusyd dan Iqbal
menggunakan metoda sesuai kaidah
75
Kompetensi inti Kompetensi dasar
keilmuan
a. Dimensi Sikap:
Pada dimensi ini peserta didik diharapkan berperilaku yang mencerminkan sikap:
1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME;
2) Jujur, disiplin, empati, dan pembelajar sejati sepanjang hayat;
3) Bangga dan cinta tanah air, bangga pada profesinya, dan berbudaya nasional;
4) Memelihara kesehatan jasmani, rohani, dan lingkungan;
5) Berfikir kritis, kreatif, beretika-kerja, bekerja sama, berkomunikasi, dan bertanggung-
jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab membimbing orang
lain sesuai bidang dan lingkup kerja dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah,
masyarakat, bangsa, negara, dan industri lingkup lokal, nasional, regional, dan
internasional.
b. Dimensi Pengetahuan
Pada dimensi ini peserta didik dituntut untuk mampu berfikir secara faktual, konseptual,
operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja pada tingkat
teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan:
1) Ilmu pengetahuan,
2) Teknologi,
3) Seni,
4) Budaya, dan
5) Humaniora
Dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat lokal, nasional, regional, dan internasional.
76
Untuk dimensi proses kognitif meliputi 6 tingkatan, sebagai berikut:
1) C1; mengingat (remember), mengingat kembali pengetahuan dari memori.
2) C2; memahami (understand), mengonstruksi makna dari pesan lisan, tulisan, dan
atau grafis.
3) C3; menerapkan (apply), penggunaan prosedur dalam situasi yang diberikan atau
situasi baru.
4) C4; menganalisis (analyse), menguraikan materi ke dalam bagian-bagian dan
bagaimana bagian-bagian itu saling berhubungan satu sama lain dalam keseluruhan
struktur.
5) C5; mengevaluasi (evaluate) membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar.
6) C6; mengreasi (create) menempatkan elemen-elemen secara bersamaan ke dalam
bentuk modifikasi atau mengorganisasikan elemen-elemen ke dalam pola baru
(struktur baru).
Sedangkan untuk dimensi pengetahuan sendiri meliputi 4 jenis pengetahuan yakni:
1) Pengetahuan faktual; pengetahuan terminologi atau pengetahuan detail yang
spesifik dan elemen
2) Pengetahuan konseptual; pengetahuan yang lebih kompleks berbentuk klasifikasi,
kategori, prinsip dan generalisasi.
3) Pengetahuan prosedural/operasional; pengetahuan tentang bagaimana melakukan
sesuatu.
4) Pengetahuan metakognitif; pengetahuan tentang kognisi, merupakan tindakan atas
dasar suatu pemahaman, meliputi kesadaran berfikir dan penetapan keputusan tentang
sesuatu.
c. Dimensi Ketrampilan
Bertindak produktif, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif dalam:
1) Melaksanakan tugas dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang
lazim dilakukan serta menyelesaikan masalah sederhana sesuai dengan bidang kerja,
2) Menampilkan kinerja mandiri dengan pengawasan langsung atasan berdasarkan
kuantitas dan kualitas terukur sesuai standar kompetensi kerja, dan dapat diberi tugas
membimbing orang lain.
Kompetensi Inti (KI):
1) Tingkat kemampuan untuk mencapai SKL yang harus dimiliki peserta didik pada
setiap tingkat program pendidikan (SMK 3 atau 4 Tahun).
2) Mencakup sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
3) Berfungsi sebagai pengintegrasi muatan pembelajaran, mata pelajaran
dalam satuan program pendidikan untuk mencapai SKL.
Kompetensi Dasar (KD):
77
1) Kemampuan yang menjadi syarat untuk menguasai Kompetensi Inti (KI) yang harus
dicapai peserta didik melalui proses pembelajaran.
2) Merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan pembelajaran serta
perkembangan belajar yang didasarkan kepada KI dan dikembangkan berdasarkan
taksonomi hasil belajar.
78
Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi. Setiap konseli bersifat unik
(berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan konseli dibantu untuk memaksimalkan
perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran
bantuan adalah konseli, meskipun pelayanan bimbingannya menggunakan teknik kelompok.
Bimbingan menekankan hal yang positif. Dalam kenyataan masih ada konseli yang
memiliki persepsi yang negatif terhadap bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai satu
cara yang menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan sebenarnya
merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan
merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan
dorongan, dan peluang untuk berkembang.
Bimbingan dan konseling merupakan upaya bersama. Bimbingan bukan hanya tugas atau
tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala sekolah sesuai dengan tugas dan
peran masing-masing. Mereka bekerja sebagai teamwork yang bekerja secara sistematis dan
sinergis.
Bimbingan diarahkan untuk membantu konseli agar dapat melakukan pilihan dan
mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan
nasihat kepada konseli, yang itu semua sangat penting baginya dalam mengambil keputusan.
Kehidupan konseli diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi konseli untuk
mempertimbangkan, menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan melalui pengambilan
keputusan yang tepat. Kemampuan untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan
bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan adalah
mengembangkan kemampuan konseli untuk memecahkan masalahnya dan mengambil
keputusan.
Pemberian pelayanan bimbingan tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga di
lingkungan keluarga, dunia usaha/industri (DUDI), lembaga-lembaga pemerintah/swasta, dan
masyarakat pada umumnya. Bidang pelayanan bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu
meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan, dan pekerjaan (karir).
Tujuan bimbingan dan konseling bagi peserta didik yang terkait dengan aspek pribadi-
sosial adalah agar konseling:
1. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan
ketaqwaan kepada tuhan yang maha esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga,
pergaulan dengan teman sebaya, teman sekolah, teman di tempat kerja, maupun
masyarakat pada umumnya.
2. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain dengan saling menghormati
dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
3. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang
menyenangkan (anugerah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), dan mampu
meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
79
4. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang
terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
5. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
6. Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat
7. Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak
melecehkan martabat atau harga dirinya. Memiliki rasa tanggung jawab, yang
diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.
8. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan
dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama
manusia.
9. Memiliki kemampuan mdalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat
internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
10. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.
Tujuan bimbingan dan konseling bagi peserta didik yang terkait dengan aspek
akademik (belajar) adalah :
1. Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami
berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.
2. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca
buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan
aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
3. Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat (long life education).
4. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan
membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri
menghadapi ujian.
5. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan,
seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam
memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang
berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
6. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
Bagi peserta didik SMK YAK 1 yang tujuan utamanya adalah bekerja setelah lulus,
maka tujuan bimbingan dan konseling bagi peserta didik yang terkait dengan aspek karir
adalah:
1. Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan
pekerjaan setelah lulus nanti.
2. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang
kematangan kompetensi karir.
80
3. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang
pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai
dengan norma agama.
4. Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan
persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita
karirnya masa depan.
5. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-
ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis
pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
6. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara
rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan
kondisi kehidupan sosial ekonomi.
7. Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Misal: apabila
seorang konseli bercita-cita menjadi seorang petani maju, maka dia senantiasa harus
mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir petani
maju tersebut.
8. Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan
dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki.
81
pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming),
home visit, dan sebagainya.
4. Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif.
Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah
mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.
Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
5. Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli
memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan
penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri
kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama
dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
6. Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala
Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program
pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan
konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli,
pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara
tepat, baik dalam memilih dan menyusun mata pelajarandi SMK YAK 1, memilih
metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan
kemampuan dan kecepatan konseli.
7. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli
agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan
konstruktif. Penyesuaian diri ini penting bagi peserta didik karena ketika mereka
magang industri, praktik kerja lapangan, dan memasuki dunia kerja akan melakukan
penyesuaian diri. Jika mereka berhasil menyesuaikan diri, maka mudah diterima di
lingkungannya dan mereka akan betah dalam lingkungan itu.
8. Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli
sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak
(berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap
konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang
tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang
produktif dan normatif.
9. Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh
aspek dalam diri konseli.
10. Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli
supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta
dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi
yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini
82
diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan)
sesuai dengan minat konseli.
Sedangkan manfaat Bimbingan Konseling adalah:
1. Bimbingan konseling akan membuat diri peserta didik merasa lebih baik, merasa lebih
bahagia, tenang dan nyaman karena bimbingan konseling tersebut membantu kita
untuk menerima setiap sisi yang ada di dalam diri kita.
2. Bimbingan konseling juga membantu menurunkan bahkan menghilangkan tingkat
tingkat stress dan depresi yang dialami peserta didik karena dibantu untuk mencari
sumber stress tersebut serta dibantu pula mencari cara penyelesaian terbaik dari
permasalahan yang belum terselesaikan itu.
3. Bimbingan konseling membantu peserta didik untuk dapat memahami dan menerima
diri sendiri dan orang lain sehingga akan meningkatkan hubungan yang efektif dengan
orang lain serta dapat berdamai dengan diri sendiri.
4. Perkembangan personal peserta didik akan meningkat secara positif.
Keterlaksanaan dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling sangat
ditentukan oleh diwujudkannya asas-asas berikut :
1. Asas Kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasia-
kannya segenap data dan keterangan tentang konseli yang menjadi sasaran
pelayanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh diketahui oleh orang lain.
Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga
semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin.
2. Asas kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki adanya
kesukaan dan kerelaan konseli mengikuti/menjalani pelayanan/kegiatan yang
diperlukan baginya.
3. Azas Keterbukaan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
konseli yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan bersifat terbuka dan tidak
berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun
dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi
pengembangan dirinya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban
mengembangkan keterbukaan konseli. Keterbukaan ini amat terkait pada
terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri konseli yang
menjadi sasaran pelayanan/kegiatan. Agar konseli dapat terbuka, guru pembimbing
terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.
4. Asas kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli
yang menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi secara aktif di dalam
penyelenggaraan pelayanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru pembimbing
perlu mendorong konseli untuk aktif dalam setiap pelayanan/kegiatan bimbingan
dan konseling yang diperuntukan baginya.
83
5. Asas kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan
umum bimbingan dan konseling, yakni: konseli sebagai sasaran pelayanan
bimbingan dan konseling diharapkan menjadi konseli-konseli yang mandiri dengan
ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu
mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Guru
pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap pelayanan bimbingan dan
konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian konseli.
6. Asas Kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar objek
sasaran pelayanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan konseli dalam
kondisinya sekarang. Pelayanan yang berkenaan dengan “masa depan atau kondisi
masa lampau pun” dilihat dampak dan/atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan
apa yang diperbuat sekarang.
7. Asas Kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi
pelayanan terhadap sasaran pelayanan konseli yang sama kehendaknya selalu
bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai
dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
8. Asas Keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
berbagai pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan
oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan
terpadu. Untuk ini kerja sama antara guru pembimbing dan pihak-pihak yang
berperan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus
dikembangkan.
9. Asas Kenormatifan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
segenap pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan
tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma
agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang
berlaku. Bukanlah pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat
dipertanggungjawabkan apabila isi dan pelaksanaannya tidak berdasarkan nilai dan
norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh, pelayanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling justru harus dapat meningkatkan kemampuan konseli memahami,
menghayati, dan mengamalkan nilai dan norma tersebut.
10. Asas Keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar
kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana pelayanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang
bimbingan dan konseling. Keprofesionalan guru pembimbing harus terwujud baik
dalam penyelenggaraan jenis-jenis pelayanan dan kegiatan dan konseling maupun
dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
84
11. Asas Alih Tangan Kasus, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan
konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan konseli (konseli)
mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru
pembimbing dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau
ahli lain ; dan demikian pula guru pembimbing dapat mengalihtangankan kasus
kepada guru mata pelajaran/praktik dan lain-lain.
12. Asas Tutwuri Handayani, yaitu walaupun berbeda – beda konseli yang dihadapi
namun tujuan nya tetap satu yaitu terentaskannya masalah konseli oleh konseli
dengan dampingan dari konselor
13. Asas Kebersamaan, yaitu dalam konseling harus dilakukan bersama – sama antara
konselee dengan konselor, hal ini untuk manjaga keharmonisan, saling percaya, dan
kebersamaan yang kuat, konselee tidak bisa hanya diberi pengarahan, kadang kala
konseli membutuhkan pendamping untuk menyelesaikan masalahnya. namun,
bukan berarti konselor yang menyelesaikan masalah konseli.
Layanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan secara keseluruhan dikemas
dalam empat komponen layanan, yaitu komponen: (a) layanan dasar, (b) layanan peminatan
dan perencanaan individual, (c) layanan responsif, dan (d) dukungan sistem.
1. Layanan Dasar
Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli melalui
kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang dirancang dan
dilaksanakan secara sistematis dalam rangka mengembangkan kemampuan penyesuaian diri
yang efektif sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai
standar kompetensi kemandirian).
Layanan dasar bertujuan membantu semua konseli agar memperoleh perkembangan yang
normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan hidup, atau dengan kata
lain membantu konseli agar mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya secara
optimal. Secara rinci tujuan pelayanan ini dapat dirumuskan sebagai upaya untuk membantu
konseli agar (1) memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya (pendidikan,
pekerjaan, sosial budaya dan agama), (2) mampu mengembangkan keterampilan untuk
mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian
diri dengan lingkungannya, (3) mampu memenuhi kebutuhan dirinya dan mampu mengatasi
masalahnya sendiri, dan (4) mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan
hidupnya. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh Konselor atau Guru Bimbingan dan
Konseling dalam komponen layanan dasar antara lain; asesmen kebutuhan, bimbingan klasikal,
bimbingan kelompok, pengelolaan media informasi, dan layanan bimbingan dan konseling
lainnya.
85
2. Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual
Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi pilihan minat,
bakat dan/atau kemampuan peserta didik/konseli dengan orientasi pemusatan, perluasan,
dan/atau pendalaman mata pelajaran dan/atau muatan kejuruan.Peminatan peserta didik dalam
Kurikulum 2013 mengandung makna: (1) suatu pembelajaran berbasis minat peserta didik
sesuai kesempatan belajar yang ada dalam satuan pendidikan; (2) suatu proses pemilihan dan
penetapan peminatan belajar yang ditawarkan oleh satuan pendidikan; (3) merupakan suatu
proses pengambilan pilihan dan keputusan oleh peserta didik tentang peminatan belajar yang
didasarkan atas pemahaman potensi diri dan pilihan yang tersedia pada satuan pendidikan
serta prospek peminatannya; (4)merupakan proses yang berkesinambungan untuk
memfasilitasi peserta didik mencapai keberhasilan proses dan hasil belajar serta
perkembangan optimal dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional; dan (5) layanan
peminatan peserta didik merupakan wilayah garapan profesi bimbingan dan konseling, yang
tercakup pada layanan perencanaan individual.Layanan Perencanaan individual adalah
bantuan kepada peserta didik/konseli agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas-
aktivitas sistematik yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman
tentang kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman terhadap peluang dan
kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Pemahaman konseli secara mendalam, penafsiran
hasil asesmen, dan penyediaan informasi yang akurat sesuai dengan peluang dan potensi yang
dimiliki konseli amat diperlukan sehingga peserta didik/konseli mampu memilih dan
mengambil keputusan yang tepat di dalam mengembangkan potensinya secara optimal,
termasuk keberbakatan dan kebutuhan khusus peserta didik/konseli.
Peminatan dan perencanaan individual secara umum bertujuan untuk membantu konseli
agar (1) memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya, (2) mampu merumuskan tujuan,
perencanaan, atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi,
sosial, belajar, maupun karir, dan (3) dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman,
tujuan, dan rencana yang telah dirumuskannya. Tujuan peminatan dan perencanaan individual
ini dapat juga dirumuskan sebagai upaya memfasilitasi peserta didik/konseli untuk
merencanakan, memonitor, dan mengelola rencana pendidikan, karir, dan pengembangan
pribadi- sosial oleh dirinya sendiri.
Isi layanan perencanaan individual meliputi memahami secara khusus tentang potensi
dan keunikan perkembangan dirinya sendiri.Dengan demikian meskipun peminatan dan
perencanaan individual ditujukan untuk seluruh peserta didik/konseli, layanan yang diberikan
lebih bersifat individual karena didasarkan atas perencanaan, tujuan dan keputusan yang
ditentukan oleh masing-masing peserta didik/konseli.
Layanan peminatan peserta didik secara khusus ditujukan untuk memberikan kesempatan
kepada peserta didik mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan
kompetensi keterampilan peserta didik sesuai dengan minat, bakat dan/atau kemampuan
86
akademik dalam sekelompok mata pelajaran keilmuan, maupun kemampuan dalam bidang
keahlian, program keahlian, dan paket keahlian.
3. Layanan Responsif
Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta didik/konseli yang
menghadapi masalah dan memerlukan pertolongan dengan segera, agar peserta didik/konseli
tidak mengalami hambatan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Strategi
layanan responsif diantaranya konseling individual, konseling kelompok, konsultasi, kolaborasi,
kunjungan rumah, dan alih tangan kasus
(referral).
Layanan responsif bertujuan untuk membantu peserta didik/konseli yang sedang
mengalami masalah tertentu menyangkut perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Bantuan yang diberikan bersifat segera, karena dikhawatirkan dapat menghambat
perkembangan dirinya dan berlanjut ke tingkat yang lebih serius. Konselor atau Guru
Bimbingan dan Konseling hendaknya membantu peserta didik/konseli untuk memahami hakikat
dan ruang lingkup masalah, mengeksplorasi dan menentukan alternatif pemecahan masalah
yang terbaik melalui proses interaksi yang unik. Hasil dari layanan ini, peserta didik/konseli
diharapkan dapat mengalami perubahan pikiran, perasaa, kehendak, atau perilaku yang terkait
dengan perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Fokus layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta didik/konseli yang
secara nyata mengalami masalah yang mengganggu perkembangan diri dan secara potensial
menghadapi masalah tertentu namun dia tidak menyadari bahwa dirinya memiliki masalah.
Masalah yang dihadapi dapat menyangkut ranah pribadi, sosial, belajar, atau karir. Jika tidak
mendapatkan layanan segera dari Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling maka dapat
menyebabkan peserta didik/konseli mengalami penderitaan, kegagalan, bahkan mengalami
gangguan yang lebih serius atau lebih kompleks. Masalah peserta didik/konseli dapat berkaitan
dengan berbagai hal yang dirasakan mengganggu kenyamanan hidup atau menghambat
perkembangan diri konseli, karena tidak terpenuhi kebutuhannya, atau gagal dalam mencapai
tugas-tugas perkembangan.
4. Dukungan Sistem
Ketiga komponen program (layanan dasar, layanan peminatan dan perencanan
individual, dan responsif) sebagaimana telah disebutkan sebelumnya merupakan pemberian
layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik/konseli secara langsung. Sedangkan
dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja,
infrastruktur (misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan pengembangan kemampuan
profesional konselor atau guru bimbingan dan konseling secara berkelanjutan, yang secara tidak
langsung memberikan bantuan kepada peserta didik/konseli atau memfasilitasi kelancaran
perkembangan peserta didik/konseli dan mendukung efektivitas dan efisiensi pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling.
87
Komponen program dukungan sistem bertujuan memberikan dukungan kepada konselor
atau guru bimbingan dan konseling dalam memperlancar penyelenggaraan komponen-
komponen layanan sebelumnya dan mendukung efektivitas dan efisiensi pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling. Sedangkan bagi personel pendidik lainnya adalah untuk
memperlancar penyelenggaraan program pendidikan pada satuan pendidikan. Dukungan sistem
meliputi kegiatan pengembangan jejaring, kegiatan manajemen, pengembangan keprofesian
secara berkelanjutan.
Pengembangan jejaring menyangkut kegiatan konselor atau guru bimbingan dan
konseling yang meliputi (1) konsultasi, (2) menyelenggarakan program kerjasama, (3)
berpartisipasi dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan satuan pendidikan, (4)
melakukan penelitian dan pengembangan. Suatu program layanan bimbingan dan konseling
tidak mungkin akan terselenggara dan tujuannya tercapai bila tidak memiliki suatu sistem
pengelolaan yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah.
2. Ekstrakurikuler
Melalui belajar manusia mengaktualisasikan dirinya dengan lingkungannya sedemikian
rupa sehingga kualitas hidup dan kehidupannya menjadi makin baik. Pendidikan pada
hakekatnya bukan hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga menjadi tanggung jawab
keluarga dan masyarakat. Mengenai pendidikan di sekolah, maka proses pendidikannya
tertuang dalam satuan pendidikan yang lebih dikenal dengan sebutan kurikulum.
Selanjutnya, kegiatan pendidikan yang didasarkan pada penjatahan waktu bagi masing-
masing mata pelajaran sebagaimana tercantum dalam kurikulum sekolah lebih kita kenal
dengan sebutan kurikuler. Sedangkan kegiatan yang di selenggarakan di luar jam pelajaran tatap
muka, dilaksanakan di sekolah atau diluar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas
wawaan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam
kurikulum. disebut Kegiatan Ekstrakurikuler. Kegiatan-kegiatan ini ada pada setiap jenjang
pendidikan dari sekolah dasar sampai universitas termasuk di SMK YAK 1. Kegiatan
ekstrakurikuler ditujukan agar peserta didik dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan
kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik.
3. Tujuan Ekstrakurikuler
Secara khusus kegiatan ektrakurikuler bertujuan untuk:
a. Menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk
mengembangkan potensi, bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga
mereka mampu mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai dengan
kebutuhan pribadinya maupun kebutuhan masyarakat.
b. Memandu (artinya mengidentifikasi dan membina) dan memupuk (artinya
mengembangkan dan meningkatkan) potensi-potensi peserta didik secara utuh.
88
c. Pengembangan aspek afektif (nilai moral dan sosial) dan psikomotor
(ketrampilan) untuk menyeimbangkan aspek kognitif peserta didik.
d. Membantu peserta didik dalam pengembangan minatnya, juga membantu peserta
didik agar mempunyai semangat baru untuk lebih giat belajar serta menanamkan
rasa tanggungjawabnya sebagai seorang manusia yang mandiri (karena
dilakukan diluar jam pelajaran).
4. Fungsi Ekstrakurikuler
Fungsi dari ekstrakurikuler adalah:
a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan
kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat
mereka.
b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan kemampuan
dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik
c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan suasana
rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang
proses perkembangan.
d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan
kesiapan karir peserta didik.
5. Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler
Menurut Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014, bahwa bentuk-bentuk dari kegiatan
ekstrakurikuler yaitu:
a. Krida, misalnya: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS), Palang
Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Paskibra.
b. Karya ilmiah, misalnya: Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan
keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya.
c. Latihan olah-bakat latihan olah-minat, misalnya: pengembangan bakat olahraga,
seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, teater, teknologi informasi dan
komunikasi, rekayasa, dan lainnya.
d. Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah keagamaan, dan Baca Tulis Al-
quran (BTQ).
6. Ruang Lingkup Ekstrakurikuler
Menurut Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014, bahwa lingkup kegiatan
ekstrakurikuler terdiri dari:
a. Individual, yakni Kegiatan Ekstrakurikuler yang diikuti oleh peserta didik
secara perorangan.
b. Berkelompok, yakni Kegiatan Ekstrakurikuler yang diikuti oleh peserta didik
secara:
89
Berkelompok dalam satu kelas (klasikal).
Berkelompok dalam kelas paralel.
Berkelompok antarkelas.
7. Penilaian
Kinerja peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler perlu mendapat penilaian dan
dideskripsikan dalam raport. Kriteria keberhasilannya meliputi proses dan pencapaian
kompetensi peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya. Penilaian
dilakukan secara kualitatif.
Peserta didik wajib memperoleh nilai minimal “baik” pada pendidikan Kepramukaan
pada setiap semesternya. Nilai yang diperoleh padapendidikan Kepramukaan berpengaruh
terhadap kenaikan kelas peserta didik. Bagi peserta didik yang belum mencapai nilai
minimal perlu mendapat bimbingan terus menerus untuk mencapainya.
90
BIDANG KEAHLIAN : BISNIS DAN MANAJEMEN
KELAS
X XI XII
MATA PELAJARAN
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 2 2 2 2 2 2
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2 4 4 4 4
B. Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya 2 2
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan 2 2 2 2 2 2
Kesehatan
3. Bahasa Sunda 2 2 2 2 2 2
4. Aqidah Akhlak 2 2 2 2 2 2
Jumlah A dan B 26 26 22 22 22 22
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 2 2
2. Ekonomi Bisnis 2 2
3. Administrasi Umum 2 2
4. IPA 2 2
C2. Dasar Program Keahlian
1. Teknologi Perkantoran 4 4
2. Korespondensi 4 4
3. Kearsipan 4 4
C3. Kompetensi Keahlian
1. Otomatisasi Tata Kelola Kepegawaian 6 6 6 6
2. Otomatisasi Tata Kelola Keuangan 4 4 4 4
3. Otomatisasi Tata Kelola Sarana dan 4 4 4 4
Prasarana
4. Otomatisasi Tata Kelola Humas dan 4 4 4 4
Keprotokolan
5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 4 4 4 4
Jumlah C (C1, C2, dan C3) 18 18 22 22 22 22
Total 44 44 44 44 44 44
91
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1&2 1&2 1&2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 140 140 140
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 140 140 140
3. Bahasa Indonesia 280 280 280
4. Matematika 280 280 280
5. Sejarah Indonesia 280
6. Bahasa Inggris 280 280 280
A. Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya 140
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 140 140 140
3. Bahasa Sunda 140 140 140
4. Aqidah Akhlak 140 140 140
Jumlah A dan B 1960 1540 1540
B. Muatan Peminatan Kejuruan
C1 . Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 140
2. Ekonomi Bisnis 140 Eksulu
3. Administrasi Umum 140
4. IPA 140
C2. Dasar Program Keahlian
1. Teknologi Perkantoran 280
2. Korespondensi 280
3. Kearsipan 280
C3. Kompetensi Keahlian
1. Otomatisasi Tata Kelola Kepegawaian 280 280
2. Otomatisasi Tata Kelola Keuangan 280 280
3. Otomatisasi Tata Kelola Sarana dan Prasarana 280 280
4. Otomatisasi Tata Kelola Humas dan
280 280
Keprotokolan
5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 280 280
Jumlah C (C1, C2, dan C3) 1400 1400 1400
Total 3360 2940 2940
Beban belajar SMK YAK 1 dengan beban belajar 44 jam pelajaran per minggu. Satu jam
pelajaran 35 menit, dengan rincian sebagai berikut :
92
Kelas Satu Jam Pembelajaran Jumlah Jam Minggu Efektif Waktu
Per Minggu Per Tahun Pembelajaran/Jam
Ajaran Per Tahun
X 35 44 37 3.388
XI 35 44 37 3.388
XII 35 44 34 1.496
93
Fungsi KKM bagi guru atau pendidik dan siswa atau peserta didik adalah:
1. Sebagai acuan bagi seorang guru atau pendidik untuk menilai kompetensi peserta didik
sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) suatu mata pelajaran
2. Sebagai acuan bagi peserta didik untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti
pembelajaran di SMK YAK 1
3. Sebagai target pencapaian penguasaan materi sesuai dengan KD – nya
4. Sebagai salah satu instrumen dalam melakukan evaluasi pembelajaran
5. Sebagai “kontrak” pedagogik antara pendidik, peserta didik dan masyarakat.
Guru atau pendidik di SMK YAK 1 sepakat bahwa penentuan KKM berorientasi
pada dua hal pokok, yaitu:
1. Obyek Pembelajaran adalah komponen pembelajaran yang dikelola dan menjadi
tanggung jawab guru, yaitu: Kemampuan rata-rata Peserta Didik, Tingkat kerumitan
Materi Pembelajaran, dan Fasilitas Belajar;
2. Subyek Pembelajaran adalah komponen pembelajaran yang bertindak sebagai manajer
dalam pembelajaran, yaitu menentukan cara pengelolaan pembelajaran agar berlangsung
dengan optimal, meliputi: Penggunaan Model Pembelajaran yang efektif, Penyajian
Media Pembelajaran yang mempermudah dan memperjelas materi pembelajaran, dan
Kreativitas Guru yang bisa memanfaatkan fasilitas dan sumber belajar secara optimal.
Secara garis besar KKM di SMK YAK 1 ditentukan berdasarkan:
1. Obyek Pembelajaran dengan memperhatikan:
a. Intake (kemampuan rata-rata peserta didik);
b. Kompleksitas (indikator sebagai penanda tercapainya kompetensi dasar);
c. Daya dukung (berorientasi pada sumber belajar).
2. Subyek Pembelajaran dengan memperhatikan:
a. Model Pembelajaran (melayani dan memfasilitasi cara mengajar pendidik dan cara
belajar peserta didik berdasarkan potensi peserta didik)
b. Media Pembelajaran(melayani dan memfasilitasi gaya belajar peserta didik:
Audiotory, Visiotory, dan Kinestetik dalam pembelajaran)
c. Kreativitas Guru (berorientasi pada pemenuhan fasilitas dan sumber belajar yang
mengoptimalkan sumberdaya sekolah dan lingkungan yang dilakukan oleh guru atau
pendidik).
Tahapan penetapan KKM adalah guru atau kelompok guru menetapkan KKM
indikator mata pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria Obyek dan Subyek
Pembelajaran di atas. KKM indikator berlanjut pada KKM Kompetensi Dasar sehingga
diperoleh KKM mata pelajaran. Contoh perhitungan KKM seperti pada Gambar 2. Hasil
penetapan KKM mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru
dalam melakukan penilaian. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan. KKM dicantumkan
94
dalam laporan hasi belajar atau rapor pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang
tua/wali peserta didik. Pencantuman KKM ini sangat penting, karena KKM dan nilai yang
diperoleh peserta didik sangat berpengaruh pada kenaikan kelas peserta didik.
1. KKM Kompetensi Nasional dan Kewilayahan
KKM kompetensi normatif dan adaptif ditentukan dengan mempertimbangkan tingkat
kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi dan kemampuan sumber
daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran dengan rincian sebagai berikut :
4.5 Tingkat Kemampuan rata-rata peserta didik
Rata-rata nilai 80 – 100, diberi skor 3
Rata-rata nilai 60 - 79, diberi skor 2
Rata-rata nilai < 60 , diberi skor 1
4.6 Tingkat kompleksitas/kesulitan kompetensi
Kompleksitas/kesulitan rendah, diberi skor 3
Kompleksitas/kesulitan sedang, diberi skor 2
Kompleksitas/kesulitan tinggi, diberi skor 1
4.7 Sumber daya pendukung pembelajaran (SDM, alat dan bahan)
Dukungan tinggi, diberi skor 3
Dukungan sedang, diberi skor 2
Dukungan rendah, diberi skor 1
( A +B+ C)
KKM = x 100
9
( 2+ 2+ 2)
KKM= x 100
9
KKM =66,7 atau dibulatkan menjadi 67
Dengan mengacu pada perhitungan diatas Kriteria Ketuntasan Minimal untuk masing –
masing mata pelajaran kelompok normatif dan adaptif pada SMK YAK 1 adalah sebagai
berikut
KKM Kompetensi Produktif
KKM kompetensi produktif mengacu kepada standar minimal penguasaan kompetensi
yang berlaku di dunia kerja yang bersangkutan. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-
masing indikator pada KD kompetensi produktif pada dasarnya adalah lulus/tidak lulus
95
atau kompeten/tidak kompeten. Peserta didik yang mencapai kompetensi minimal diberi
skor 75. Penentuan nilai ketuntasan belajar kompetensi produktif dapat dilakukan melalui
langkah-langkah sebagai berikut :
o Tentukan proporsi pembobotan untuk pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai
dengan indikator/ kompetensi dasar/standar kompetensi mengarah pada kebutuhan
ranah taksonomi.
o Tentukan batas kompeten untuk pengetahuan, keterampilan dan sikap. Batas
kompeten adalah cerminan penguasaan indikator yang dipersyaratkan pada setiap
SK/KD/indikator yang merupakan kemampuan minimal. Peserta didik dinyatakan
kompeten jika memenuhi persyaratan minimal berikut :
- Pengetahuan : sesuai dengan kisi-kisi soal teori.
- Keterampilan dan sikap : sesuai dengan indikator yang dijabarkan menjadi aspek
penilaian pada lembar observasi.
o Menghitung perolehan nilai untuk setiap ranah dan menggabungkannya sesuai
dengan bobot yang telah ditentukan.Peserta didik yang telah mencapai standar
minimal sesuai dengan indikator dinyatakan kompeten dan memperoleh nilai
konversi 70. Gradasi nilai hanya diberikan kepada peserta didik yang telah
dinyatakan kompeten, yang berarti nilai 70 telah dapat dimiliki peserta didik. Jika
peserta didik memiliki performansi/unjuk kerja melebihi standar minimal yang
ditetapkan dalam aspek penilaian seperti : Lebih cepat, lebih presisi, lebih indah,
lebih kreatif, lebih bersih, dan lebih teliti, maka peserta didik dapat memperoleh nilai
lebih dari 70. (Ini sistem penilaian yg lama.. disesuaikan dg kondisi sekolah masing-
masing)
Dengan memperhatikan pada hasil musyawarah dewan guru dan tim pengembang
kurikulum maka nilai KKM tiap mata pelajaran ditetapkan sebagai berikut:
X XI XII
NO Mata Pelajaran Total
1 2 1 2 1 2
96
A. MUATAN NASIONAL
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 70 70 70 70 70 70
Pendidikan Pancasila dan 70 70 70
2 Kewarganegaraan 70 70 70
3 Bahasa dan Sastra Indonesia 70 70 70 70 70 70
4 Matematika 70 70 70 70 70 70
5 Sejarah Indonesia 70 70 70 70 70 70
6 Bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya 70 70 70 70 70 70
B. MUATAN KEWILAYAHAN
1 Seni Budaya 70 70 - - - -
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
2 70 70 70 70 70 70
Kesehatan
C. MUATAN PEMINATAN KEJURUAN
1 Teknologi Perkantoran 75 75
2 Korespondensi 75 75
3 Kearsipan 75 75
C3. KOMPETENSI KEAHLIAN 6
1 Otomatisasi Tata Kelola Kepegawaian 75 75 75 75
2 Otomatisasi Tata Kelola Keuangan 75 75 75 75
Otomatisasi Tata Kelola Sarana dan
3 75 75 75 75
Prasarana
Otomatisasi Tata Kelola Humas dan
4 75 75 75 75
Keprotokolan
5 Produk Kreatif dan Kewirausahaan 75 75 75 75
97
e. Nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan berkategori BAIK maka peserta didik dapat naik kelas
f. Persentase kehadiran selama satu tahun minimal 85%
Penilaian di SMK YAK 1 mengacu pada Pedoman Penilaian PSMK Tahun 2018. Penilaian
merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil
belajar peserta didik mencakup: penilaian kinerja, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio,
Ulangan Harian, penilaian tengah semester, penilaian akhir semester, ujian kompetensi keahlian,
assesment nasional berbasis komputer dan ujian sekolah.
a. Ulangan Harian (UH)
Ulangan Harian (UH) merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik
untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu
Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
Peserta didik dapat mengikuti ulangan harian bila telah mengikuti
kegiatan pembelajaran pada Kompetensi Dasar (KD) yang diujikan dengan
syarat persentase kehadiran mengikuti kegiatan pembelajaran pada KD yang
diujikan minimal 85%.
Alokasi waktu pelaksanaan ulangan harian ditentukan oleh masing-
masing guru mata pelajaran dengan mempertimbangkan jumlah butir soal
dan tingkat kesukaran soal.
b. Ulangan Tengah Semester (UTS)
Ujian Tengah Semester (UTS) dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9
minggu kegiatan pembelajaran.
Cakupan penilaian tengah semester meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
Peserta didik berhak mengikuti ulangan tengah semester bila telah
mengikuti kegiatan pembelajaran minimal 85% dari jumlah kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Bentuk soal yang diujikan dalam ulangan tengah semester dirancang oleh masing-
masing guru dalam bentuk uraian dan atau pilihan ganda dan harus mengacu pada
ketentuan yang berlaku dalam penyusunan naskah soal.
Alokasi waktu pelaksanaan ulangan tengah semester ditentukan oleh masing-masing
guru mata pelajaran dengan mempertimbangkan jumlah butir soal dan tingkat
kesukaran soal yang diujikan.
98
Ujian Akhir Semester (UAS) dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik diakhir semester. Cakupan penilaian meliputi seluruh
indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
Pelaksanaan ulangan akhir semester dikoordinir oleh sekolah dengan membentuk
panitia pelaksana khusus. Soal-soal yang diujikan pada ulangan akhir semester
disusun secara bersama-sama oleh guru mata pelajaran pada kelas yang paralel.
Alokasi waktu dan jadwal pelaksanaan ulangan akhir semester ditentukan oleh
sekolah dengan mempertimbangkan mata pelajaran, jumlah butir soal dan tingkat
kesukaran soal yang diujikan.
Ulangan akhir semester berupa tes tertulis berbentuk soal pilihan berganda dengan
jumlah 40 – 50 soal ditambah 3 – 5 soal uraian.
Hasil ulangan akhir semester diinformasikan kepada peserta didik dalam bentuk
raport setelah digabung dengan nilai harian dan nilai tengah semester..
Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti kegiatan remidial.
Kegiatan remidial dilaksanakan samapai peserta didik dinyatakan tuntas.
d. Ujian Kompetensi Keahlian
UKK dilaksanakan bagi peserta didik tingkat XII
Peserta UKK adalah Peserta UN
Penyelenggaran UKK berdasarkan Juknis UKK oleh pemerintah/BSNP
Naskah soal UKK dibuat poleh BSNP dimana sekolah hanya memilih salah satu
dari soal yang disediakan.
Nilai UKK adalah gabungan antara praktik kejuruan dan teori kerjuaan dengan
komposisi 70% niali praktik kejuruan dan 30% nialai teori kejuruan berdasarkan
Juknis Pelaksanaan UKK.
Gabungan Nilai Kejuruan minimal 70 atau sesui juknis pelaksanaan UKK.
Hasil UKK disampaikan dalam bentuk sertifikat kompetensi.
99
tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen Penilaian Hasil
Belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam Penilaian Hasil
Belajar peserta didik pada PMK.
b. Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
c. Penilaian pembelajaran adalah Penilaian Hasil Belajar untuk perbaikan proses
pembelajaran.
d. Penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengukur capaian hasil belajar peserta didik
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara
terencana dan sistematis untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan
perbaikan hasil belajar.
e. Kriteria Pencapaian Kompetensi adalah penguasaan kompetensi minimal yang
ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu pada Standar Kompetensi
Kelulusan.
f. Penilaian Mandiri adalah proses yang dilakukan oleh peserta didik untuk
melihat sejauh mana pencapaian kompetensi diri dibandingkan dengan target
kompetensi yang akan dicapai disertai bukti yang sahih.
g. Penugasan adalah proses integrasi antara pembelajaran dan penilaian yang
dilakukan untuk mengukur dan mendorong penguasaan kompetensi peserta
didik yang dikerjakan di dalam maupun luar kelas secara individu maupun
berkelompok.
h. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran
untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.
100
l. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat
SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan
pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
m. Skema Sertifikasi adalah paket kompetensi dan persyaratan spesifik yang
berkaitan dengan kategori jabatan (okupasi) atau keterampilan tertentu dari
seseorang.
n. Sertifikasi Kompetensi Kerja adalah proses pemberian sertifikat kompetensi
yang dilakukan secara sistematis dan objektif melalui uji kompetensi sesuai
SKKNI, standar internasional, dan/atau standar khusus.
o. Ujian Paket Kompetensi, yang selanjutnya disingkat UPK adalah penilaian
terhadap pencapaian beberapa unit kompetensi yang dapat membentuk satu
Skema Sertifikasi okupasi dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan
terakreditasi dan/atau Lembaga Sertifikasi Profesi.
p. Uji Kompetensi Keahlian yang selanjutnya disingkat UKK adalah penilaian
terhadap pencapaian kualifikasi jenjang 2 (dua) atau 3 (tiga) pada KKNI
dilaksanakan di akhir masa studi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi atau satuan
pendidikan terakreditasi bersama mitra dunia usaha/industri dengan
memperhatikan paspor keterampilan dan/atau portofolio.
q. Rekognisi Pembelajaran Lampau, yang selanjutnya disingkat RPL adalah
pengakuan atas capaian pembelajaran seseorang yang diperoleh dari
pendidikan formal, non-formal, informal, dan/atau pengalaman kerja ke dalam
pendidikan formal.
2. Pelaporan
4. Pelaporan hasil penilaian UKK dilakukan oleh LSP-P1 atau satuan pendidikan
terakreditasi bersama mitra dunia usaha/industri dalam bentuk sertifikat.
5. Pelaporan hasil penilaian pada model pembelajaran teaching factory
dilakukan oleh satuan pendidikan dalam bentuk angka dan/atau keterangan
yang terintegrasi dengan penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
101
surat keterangan.
6. Pelaporan hasil ujian nasional yang dilakukan oleh pemerintah dalam bentuk
Sertifikat Hasil Ujian Nasional (SHUN).
7. Pelaporan hasil ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan dalam bentuk
ijazah.
Laporan kemajuan hasil belajar peserta didik berdasarkan hasil penilaian yang
dilakukan oleh guru dalam waktu satu semester dibuat dalam bentuk Buku Rapor. Kriteria
Kenaikan kelas di SMK YAK I KOTA BOGOR mengacu kepada standar penilaian yang
dikembangkan oleh BSNP dan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar
Penilaian Kurikulum 2013. Adapun peraturan kenaikan kelas tersebut adalah:
1. Kompetensi Initi (KI), KI 1 dan KI 2 menyangkut sikap dan tingkah laku minimal
bernilai Baik (B)
2. Nilai Pengetahuan (KI 3) dan Keterampilan (KI 4) harus tuntas
3. Mata pelajaran dengan KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) yang tidak tuntas tidak
lebih dari 3 (tiga)
Mata pelajaran dikatakan tuntas jika Pengetahuan (KI 3) dan Keterampilan (KI 4)
telah tuntas dengan predikat minimal C. Predikat pengetahuan dan keterampilan ini
didasarkan pada KBM masing-masing sekolah.
I. Kelulusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan Surat Edaran Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 Tentang Peniadaan Ujian Nasional dan Ujian
Kesetaraan serta Pelaksanaan Ujian Sekolah dalam masa darurat Penyebaran Covid 19.
Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)
menyampaikan kriteria penentu kelulusan siswa di tahun 2022 sebagai pengganti Ujian
Nasional. Kriteria tersebut adalah:
2. Menyelesaikan program pembelajaran di masa pandemi Covid-19 yang dibuktikan
dengan rapor tiap semester.
3. Memperoleh nilai sikap atau perilaku minimal baik
4. Mengikuti ujian yang diselenggarakan satuan pendidikan
Kelulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) /sederajat ditentukan berdasarkan nilai
rapor, praktik kerja lapangan, portofolio dan nilai praktik selama lima semester terakhir.
Nilai semester genap tahun terakhir dapat digunakan sebagai tambahan nilai kelulusan.
Pada tahun 2022/2023 SMK SMK YAK 1 mentargetkan kelulusan 100%. Hal ini karena
pada tahun-tahun sebelumnya kelulusan sudah mencapai 100%. Untuk mencapai target ini,
maka SMK YAK 1 mengadakan berbagai upaya, diantaranya:
a. Mengadakan jam pelajaran tambahan untuk mata pelajaran yang di-US-kan bagi kelas XII di
semester genap.
102
b. Mengadakan jam pelajaran tambahan untuk melatih keterampilan peserta didik dalam
mempersiapkan Ujian Kompetensi Keahlian (UKK).
Namun SMK YAK 1 sudah menyiapkan program pasca Ujian Sekolah sebagai antisipasi
bagi peserta didik yang belum lulus Ujian Akhir, yaitu:
a. Memberi pembekalan khusus kepada peserta didik dan orang tua/wali tentang masa depan.
b. Menyiapkan dan membekali peserta didik untuk mengikuti Ujian Paket C.
c. Memberikan pengalaman kerja langsung (real) kepada peserta didik dalam rangka
menanamkan (internalize) iklim kerja positif yang berorientasi pada peduli mutu proses
dan hasil kerja.
d. Memberikan bekal etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk memasuki dunia kerja
dalam menghadapi tuntutan pasar kerja global.
Mekanisme PKL diuraikan sebagai berikut:
1) Pemetaan Industri
Dalam hal ini SMK YAK 1 melaksanakan kegiatan Pemetaan disesuaikan dengan
kebuthan industry, maka semakin dalam hal ini sekolah masih dalam tahap memperluas
jalinan industri dengan DU/DI.
2) Program PKL
103
Program PKL dilaksanakan diawal semester ganjil bagi kelas XI dengan Pola
bulanan (3-6 bulan) sebagaimana di jelaskan dalam bahan bacaan tentang Pedoman Praktik
Kerja Lapangan.
3) Pembekalan Program PKL
Sebelum peserta didik diterjunkan di DUDI, Maka Peserta didik dilakukan tahap
pembinaan selama 1 minggu mulai dari pembinaan mental, etos kerja, dan pembuatan
laporan hasil kegiatan PKL.
4) Penetapan Pembimbing
Selanjutnya setelah melaksanaan pembinaan dilanjutkan dengan penetapan oleh
kepala sekolah, dengan dikeluarkannya surat keputusan bahwa siswa tersebut layak
diterjunkan ke lokasi DU/DI.
K. Pendidikan Kecakapan Hidup dan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
1. Kecakapan Abad 21
Pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi di abad 21 akan memberikan konsekuensi
pada besarnya tantangan yang berbeda dari yang pernah dihadapi sebelumnya.
Keterampilan abad 21 menjadi topik yang cukup ramai diperbincangkan akhir-akhir ini.
Lembaga pendidikan ditantang untuk menemukan cara dalam rangka memungkinkan
peserta didik sukses di pekerjaan dan kehidupan melalui penguasaan keterampilan berpikir
kreatif, pemecahan masalah yang fleksibel, berkolaborasi dan berinovasi. Identifikasi
kompetensi siswa yang perlu dikembangkan merupakan hal yang sangat penting untuk
menghadapi abad 21. Pendekatan tradisional yang menekankan pada hafalan atau
penerapan prosedur sederhana tidak akan mengembangkan keterampilan berpikir kritis atau
kemandirian peserta didik. Setiap individu harus terlibat dalam pembelajaran berbasis
inkuiri yang bermakna, memiliki nilai kebenaran dan relevansi, untuk mengembangkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi yang mereka perlukan.
Pada abad 21, setiap peserta didik akan belajar dengan cara yang berbeda-beda,
sehingga guru ditantang untuk menemukan cara membantu semua siswa belajar secara
efektif. Di bidang pekerjaan, maka pekerjaan pada abad 21 lebih bersifat internasional,
multikultural dan saling terkoneksi. Pada abad terakhir ini telah terjadi pergeseran yang
signifikan dari layanan manufaktur kepada layanan yang menekankan pada informasi dan
pengetahuan. Pengetahuan itu sendiri tumbuh dan meluas secara eksponensial. Teknologi
informasi dan komunikasi yang berkembang pesat di abad 21 telah mengubah cara belajar
dan sifat pekerjaan. Anak-anak akan dihadapkan pada jenis-jenis pekerjaan, teknologi, juga
problematika hidup yang mungkin belum mampu untuk dibayangkan sekarang.
Kehidupan abad 21 menuntut adanya keterampilan peserta didik untuk siap
menghadapi tantangan yang ada. Keterampilan tersebut diistilahkan dengan 4 C, yang
104
merupakan singkatan dari Critical Thinking atau berpikir kritis, Collaboration atau
kemampuan bekerja sama dengan baik, Communication atau kemampuan berkomunikasi,
dan Creativity atau kreatifitas.
c. Collaboration (Kolaborasi)
105
komunikasi yang efektif bagi anak-anak Akan tetapi pengawasan, terutama dari orangtua
perlu semakin ditingkatkan terhadap pemakaian gadget sebagai media informasi bagi anak-
anak mereka, agar tidak disalahgunakan untuk hal-hal yang negatif. Selain itu, lamanya
penggunaan gadget bagi anak-anak juga perlu dibatasi agar kompetensi sosialnya dengan
teman-teman sebaya tetap terjaga.
e. Creativity (Kreativitas)
106
tentang bagaimana mengerjakan sesuatu, baik yang bersifat rutin maupun yang baru, dan
Pengetahuan metakognitif, yaitu mencakup pengetahuan tentang kognisi secara umum dan
pengetahuan tentang diri sendiri.
Dimensi poses pengetahuan terbagi dalam tiga yaitu kognitif, afektif dan psikomotor
(Anderson & Krathwohl, 2001:67-68) ranah kognitif terbagi dalam enam tingkat yaitu :
1) mengingat (remember) : mengambil, mengakui, dan mengingat pengetahuan yang
relevan dari memori jangka panjang;
2) memahami (understand): membangun makna dari lisan, pesan tertulis, dan grafis
melalui menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasi, meringkas,
menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan
3) menerapkan (apply): melaksanakan atau menggunakan prosedur melalui pelaksana,
atau menerapkan
4) menganalisis (analyse) : breaking materi menjadi bagian-bagian penyusunnya,
menentukan bagaimana bagian-bagian berhubungan satu sama lain dan yang secara
akeseluruhan struktur atau tujuan melalui membedakan, mengorganisasikan dan
menghubungkan
5) evaluasi (evaluate): membuat penilaian berdasarkan kriteria dan standar melalui
memeriksa dan mengkritisi; dan
6) menciptakan (create) : menempatkan elemen bersama sama untuk membentuk suatu
kesatuan yang utuh atau fungsional, reorganisasi elemen ke pola baru atau struktur
melalui menghasilkan, perencanaan atau menghasilkan.
Proses pembelajaran yang mampu mengakomodir kemampuan berpikir kritis siswa
tidak dapat dilakukan dengan proses pembelajaran satu arah. Pembelajaran satu arah, atau
berpusat pada guru, akan membelenggu kekritisan siswa dalam mensikapi suatu materi ajar.
Siswa menerima materi dari satu sumber, dengan kecenderungan menerima dan tidak dapat
mengkritisi. Kemampuan berpikir kritis dibangun dengan mendalami materi dari sisi yang
berbeda dan menyeluruh.
Kemampuan menghubungkan ilmu dengan dunia nyata dilakukan dengan mengajak
siswa melihat kehidupan dalam dunia nyata. Memaknai setiap materi ajar terhadap penerapan
dalam kehidupan penting untuk mendorong motivasi belajar siswa. Secara khusus pada dunia
pendidikan dasar yang relatif masih berpikir konkrit, kemampuan guru menghubungkan setiap
materi ajar dengan kehidupan nyata akan meningkatkan penguasaan materi oleh siswa.
Menghubungkan materi dengan praktik sehari-hari dan kegunaannya dapat meningkatkan
pengembangan potensi siswa.
Penguasaan teknologi informasi komunikasi menjadi hal yang harus dilakukan oleh
semua guru pada semua mata pelajaran. Penguasaan TIK yang terjadi bukan dalam tataran
pengetahuan, namun praktik pemanfaatnyanya. Metode pembelajaran yang dapat
mengakomodir hal ini terkait dengan pemanfaatan sumber belajar yang variatif. Mulai dari
107
sumber belajar konvensional sampai pemanfaatan sumber belajar digital. Siswa memanfaatkan
sumber-sumber digital, baik yang offline maupun online. Membuat produk berbasis TIK, baik
audio maupun audiovisual.
Kecakapan berkolaborasi menunjukkan sikap penerimaan terhadap orang lain, berbagi
dengan orang lain, dan bersama-sama dengan orang lain mencapai tujuan bersama. Paradigma
pembelajaran kolaboratif memfasilitasi siswa berada dalam peran masing-masing,
melaksanakannya, dan bertanggungjawab. Sikap individualistik, mau menang sendiri, dan
bekerja sendiri akan mengurangi kemampuan siswa dalam menyiapkan diri menyongsong masa
depannya. Setiap kompetensi yang ada pada masing-masing dikolaborasikan, sehingga dapat
meningkatkan kompetensi dan pencapaian hasil.
Beers menegaskan bahwa strategi pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa dalam
mencapai kecakapan abad 21 harus memenuhi kriteria sebagai berikut : kesempatan dan
aktivitas belajar yang variatif; menggunakan pemanfaatan teknologi untuk mencapai tujuan
pembelajaran; pembelajaran berbasis projek atau masalah; keterhubungan antar kurikulum
(cross-curricular connections); fokus pada penyelidikan/inkuiri dan inventigasi yang dilakukan
oleh siswa; lingkungan pembelajaran kolaboratif; visualisasi tingkat tinggi dan menggunakan
media visual untuk meningkatkan pemahaman; menggunakan penilaian formatif termasuk
penilaian diri sendiri.
Kesempatan dan aktivitas belajar yang variatif tidak monoton. Metode pembelajaran
disesuaikan dengan kompetensi yang hendak dicapai. Penguasaan satu kompetensi ditempuh
dengan berbagai macam metode yang dapat mengakomodir gaya belajar siswa auditori, visual,
dan kenestetik secara seimbang. Dengan demikian masing-masing siswa mendapatkan
kesempatan belajar yang sama.
Pemanfaatan teknologi, khususnya tekonologi informasi komunikasi, memfasilitasi
siswa mengikuti perkembangan teknologi, dan mendapatkan berbagai macam sumber dan
media pembelajaran. Sumber belajar yang semakin variatif memungkinkan siswa
mengekplorasi materi ajar dengan berbagai macam pendekatan sesuai dengan gaya dan minat
belajar siswa.
Pembelajaran berbasis projek atau masalah, menghubungkan siswa dengan masalah
yang dihadapai dan yang dijumpai dalam kehidupam sehari-hari. Bertitik tolak dari masalah
yang diinventarisis, dan diakhiri dengan strategi pemecahan masalah tersebut, siswa secara
berkesinambungan mempelajari materi ajar dan kompetensi dengan terstruktur. Pada
pembelajaran berbasis projek, pemecahan masalah dituangkan dalam produk nyata yang
dihasilkan sebagai sebuah karya penciptaan siswa. Pada pembelajaran berbasis masalah/projek
pembelajaran juga fokus pada penyelidikan/inkuiri dan inventigasi yang dilakukan oleh siswa.
Keterhubungan antar kurikulum (cross-curricular connections), atau kurikulum
terintegrasi memungkinkan siswa menghubungkan antar materi dan kompetensi pembelajaran,
dengan demikian pembelajaran dapat lebih bermakna, dan teridentifikasi manfaat mempelajari
108
sesuatu. Pembelajaran ini didukung lingkungan pembelajaran kolaboratif, dapat
memaksimalkan potensi siswa. Didukung dengan visualisasi tingkat tinggi dan penggunaan
media visual dapat meningkatkan pemahaman siswa.
Sebagai akhir dari sebuah proses pembelajaran, penilaian formatif menunjukan sebuah
pengendalian proses. Melalui penilaian formatif, dan didukung dengan penilaian oleh diri
sendiri, siswa terpantau tingkat penguasaan kompetensinya, mampu mendiagnose kesulitan
belajar, dan berguna dalam melakukan penempatan pada saat pembelajaran didisain dalam
kelompok.
Pandangan Beers tersebut memperjelas bahwa proses pembelajaran untuk menyiapkan
siswa memiliki kecakapan abad 21 menuntut kesiapan guru dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Guru memegang peran sentral sebagai
fasilitator pembelajaran. Siswa difasilitasi berproses menguasai materi ajar dengan berbagai
sumber belajar yang dipersiapkan. Guru bertugas mengawal proses berlangsung dalam
kerangka penguasaan kompetensi, meskipun pembelajaran berpusat pada siswa
SMK YAK 1 mempunyai visi menghasilkan SDM yang berakhlak mulia dan berkarakter
wirausaha. Untuk itu, SMK YAK 1 memasukkan mata pelajaran Aqidah Akhlak ke dalam
struktur kurikulum dengan harapan dapat menciptakan siswa yang berakhlak mulia. Selain itu,
sekolah juga mengembangkan kegiatan-kegiatan yang bisa menumbuhkan jiwa kewirausahaan,
seperti program-program mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan dan Bisnis Online.
Di SMK YAK 1 terdapat program ekstrakurikuler Qiroat, di mana program tersebut tujuannya
untuk menciptakan siswa yang mempunyai keahlian dalam mengaji Alquran. Selain itu terdapat
program ekstrakurikuler Jurnalistik, yang bertujuan menumbuhkembangkan kemampuan dalam
berliterasi dan jurnalistik.
109
Lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk jejaring nilai yang
perlu dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK. Kelima nilai utama karakter bangsa
yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Religius Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang
Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan
kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan
damai dengan pemeluk agama lain. Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi
relasi sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan
individu dengan alam semesta (lingkungan).
b. Nasionalis; Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat
yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap
bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Sub nilai
nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya
bangsa, rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan,
taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku,dan agama.
c. Mandiri, Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada
orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan
harapan, mimpi dan cita-cita. Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras),
tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi
pembelajar sepanjang hayat.
d. Gotong Royong; Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai
semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin
komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/pertolongan pada orang-orang yang
membutuhkan. Sub nilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama,
inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong menolong,
solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.
e. Integritas Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang
didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada
nilai.
110
b. Holistik Gerakan PPK, penumbuhan dilaksanakansecara holistik, dalam arti
pengembangan fisik (olah raga), intelektual (olah pikir), estetika (olah rasa), etika
dan spiritual (olah hati) dilakukan secara utuh-menyeluruh dan serentak, baik
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler,
berbasis pada pengembangan budaya sekolah maupun melalui kolaborasi dengan
komunitas-komunitas di luar lingkungan pendidikan.
c. Terintegrasi;pelaksanaan di SMK YAK 1 dikembangkan dan dilaksanakan dengan
memadukan, menghubungkan, dan mengutuhkan berbagai elemen pendidikan,
bukan program tambahan dalam proses pelaksanaan pendidikan.
d. Partisipasi; penumbuhan karakter dilakukan dengan mengikutsertakan dan
melibatkan publik seluas-luasnya sebagai pemangku kepentingan pendidikan
sebagai gerakan. Kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, komite sekolah,
dan pihak-pihak lain yang terkait menyepakati prioritas nilai-nilai utama karakter
dan kekhasan sekolah yang diperjuangakan, menyepakati bentuk dan strategi
pelaksanaan Gerakan.
e. Kearifan Lokal, gerakan bertumpu dan responsif pada kearifan lokal nusantara yang
beragam dan majemuk agar pergerakan menjadi kontekstual dan membumi.
f. Kecakapan Abad 21; gerakan penumbuhan karakter merupakan usaha
mengembangkan kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk
hidup pada abad 21, antara lain kecakapan berpikir kritis (critical thinking),
berpikir kreatif (creative thinking), kecakapan berkomunikasi (communication
skill), termasuk penguasaan bahasa internasional, dan kerja sama dalam
pembelajaran (collaborative learning).
g. Adil dan Inklusif; penumbuhan dikembangkan dan dilaksanakan berdasarkan
prinsip keadilan, non-diskriminasi, non-sektarian, menghargai kebinekaan dan
perbedaan (inklusif), dan menjunjung harkat dan martabat manusia.
h. Selaras dengan Perkembangan Peserta Didik; Gerakan dikembangkan dan
dilaksanakan selaras dengan perkembangan peserta didik baik perkembangan
biologis, psikologis, maupun sosial, agar tingkat kecocokan dan keberterimaannya
tinggi dan maksimal.
i. Terukur; gerakan dikembangkan dan dilaksanakan agar dapat dimati dan
diketahui proses dan hasilnya secara objektif. Dalam hubungan ini komunitas
sekolah mendeskripsikan nilai-nilai utama karakter yang menjadi prioritas
pengembangan di sekolah dalam sebuah sikap dan perilaku yang dapat diamati dan
diukur secara objektif; mengembangkan programprogram penguatan nilai-nilai
karakter bangsa yang mungkin dilaksanakan dan dicapai oleh sekolah; dan
mengerahkan sumber daya yang dapat disediakan oleh sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan.
111
Pembangunan pendidikan tidak hanya untuk mengembangkan aspek intektual saja
melainkan juga watak, moral, sosial dan fisik peserta didik, atau dengan kata lain
menciptakan manusia Indonesia seutuhnya. Upaya ini dilakukan dalam rangka
meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia dan mutu pendidikan. Untuk
melaksanakan hal ini, maka semua jenjang lembaga pendidikan formal (sekolah)
mempunyai tugas untuk melaksanakan hal ini termasuk SMK YAK 1.
Pengembangan aspek watak merupakan salah satu bentuk pembangunan
pendidikan. Terjadinya degradasi moral pada remaja telah menjadi tantangan bagi dunia
pendidikan. Kasus kenakalan remaja banyak yang muncul akhir-akhir ini memberikan
gambaran betapa buruknya perilaku remaja Indonesia saat ini. Pendidikan karakter
merupakan kunci yang sangat penting di dalam membentuk kepribadian anak. Selain di
rumah, pendidikan karakter juga perlu diterapkan di sekolah dan lingkungan sosial. Pada
hakekatnya, pendidikan memiliki tujuan untuk membantu manusia menjadi cerdas dan
tumbuh menjadi insan yang baik. Dalam rangka mempersiapkan Generasi Emas 2045,
pemerintah menguatkan karakter generasi muda agar memiliki keunggulan dalam
persaingan global abad 21. Selain lima nilai utama karakter, melalui Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK), pemerintah mendorong peningkatan literasi dasar,
kompetensi berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaborasi generasi muda.
SMK YAK 1 merupakan lembaga pendidikan yang menghasilkan lulusan generasi
muda siap kerja, memiliki kewajiban menghasilkan lulusan yang siap kerja. Lulusan
SMK dituntut tidak hanya memiliki hard skill, akan tetapi juga soft skill. Hard skill dapat
dibentuk pada diri peserta didik melalui masing-masing bidang keahlian pada SMK YAK
1. Soft skill merupakan keterampilan kepribadian yang terbentuk karena penanaman nilai
kebajikan melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter adalah pembentukan diri
manusia secara utuh yang dilakukan oleh pendidik terhadap peserta didiknya, yang mana
pembentukan diri tersebut sudah menjadi tabiat atau kebiasaan yang tertanam pada diri
seseorang.
Beberapa hal berikut ini merupakan Enam Pilar Pendidikan Berkarakter, yaitu:
a. Trustworthiness (Kepercayaan)
Kepercayaan secara umum merupakan pengakuan akan benarnya terhadap sesuatu
perkara. Kepercayaan adalah keyakinan orang lain terhadap seseorang. Bahkan
mengisyaratkan bahwa orang tersebut akan percaya orang lain tanpa bukti atau
pertanyaan. Oleh karena ituagar kepercayaan bisa terbentuk, maka perilaku-perilaku
bijak harus menjadi kebiasaan dan terbentuklah watak, diantaranya: jujur, jangan
menipu, menjiplak atau mencuri, menjadi orang yang handal dalam melakukan apa
yang dikatakan dan akan melakukannya. Berani melakukan hal yang benar,
membangun reputasi yang baik, patuh terhadap norma-norma yang berlaku di sekolah
dan di masyarakat.
112
b. Recpect (Respek)
Bersikap toleran terhadap perbedaan, menggunakan sopan santun, menggunakan
bahasa yang baik, mempertimbangkan perasaan orang lain. Tidak mengancam,
memukul atau menyakiti orang lain. Bersikap damai dengan kemarahan, hinaan dan
perselisihan.
c. Responsibility (Tanggungjawab)
Selalu melakukan yang terbaik, menggunakan kontrol diri dan disiplin. Berpikir
sebelum bertindak, mempertimbangkan konsekuensi, bertanggung jawab atas pilihan
yang telah diambil.
d. Fairness (Keadilan)
Bermain sesuai aturan, mengambil seperlunya dan berbagi, berpikiran terbuka,
mendengarkan orang lain. Tidak mengambil keuntungan dari orang lain dengan cara
yang tidak baik dan tidak menyalahkan orang lain sembarangan.
e. Caring (Peduli)
Bersikap penuh kasih sayang dan menunjukkan kepedulian, mengungkapkan rasa
syukur, maafkan orang lain, dan membantu orang yang membutuhkan.
f. Citizenship (Kewarganegaraan)
Menjadikan sekolah dan masyarakat menjadi lebih baik, bekerja sama, melibatkan
diri dalam urusan masyarakat, menjadi tetangga yang baik, mentaati hukum dan
aturan, menghormati otoritas, dan melindungi lingkungan hidup.
Isi pendidikan karakter adalah nilai-nilai dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang diberikan oleh pendidik dalam proses pembelajaran dalam rangka
membentuk karakter peserta didik. Delapan belas nilai-nilai dalam pendidikan karakter
menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan adalah:
a. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
b. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
c. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan
tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
d. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada peraturan yang ada.
e. Kerja Keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku semangat bekerja dengan etos kerja tinggi.
f. Kreatif
113
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu
yang telah dimiliki.
g. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan
tugas-tugas.
h. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan
orang lain.
i. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas
dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
j. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan
negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
k. Cinta Tanah Air
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan
negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
l. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna
bagi masyarakat, mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.
m. Bersahabat/Komunikatif
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna
bagi masyarakat, mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.
n. Cinta Damai
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya agar berguna bagi masyarakat, dan
mengakui, serta menghormati perbedaan dan keberhasilan orang lain.
o. Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan
kebajikan bagi dirinya.
p. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di
sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang
sudah terjadi.
q. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat
yang membutuhkan.
r. Tanggung Jawab
114
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang
seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
1. PPK berbasis kelas yaitu integrasi nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran atau
mata pelajaran, pengelolaan kelas dan metode pembelajaran, evaluasi
pembelajaran/pembimbingan, pengembangan kurikulum muatan lokal sesuai
karakteristik daerah
2. PPK berbasis budaya sekolah yaitu pembiasaan nilai-nilai utama dalam keseharian
sekolah; keteladanan antar warga sekolah, pelibatan seluruh pemangku kepentingan
Pendidikan, membangun norma, peraturan, dan tradisi sekolah, pengembangan
keunikan, keunggulan, dan daya saing sekolah sebagai ciri khas sekolah, memberi ruang
yang luas kepada siswa untuk mengembangkan potensi melalui kegiatan literasi, dan
kegiatan ekstrakurikuler.
3. PPK berbasis masyarakat yaitu memperkuat peranan orang tua dan Komite Sekolah,
melibatkan dan memberdayakan potensi lingkungan sebagai sumber belajar seperti
keberadaan dan dukungan pegiat seni dan budaya, tokoh masyarakat, alumni, dunia
usaha, dan dunia industri; dan sinergi PPK dengan berbagai program yang ada dalam
lingkup akademisi, pegiat pendidikan, lembaga swadaya masyarakat, dan lembaga
informasi.
4. Literasi
Pengertian literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami
informasi saat melakukan proses membaca dan menulis. Literasi memerlukan serangkaian
kemampuan kognitif, pengetahuan bahasa tulis dan lisan, pengetahuan tentang genre dan
kultural.Istilah literasi atau dalam bahasa Inggris literacy berasal dari bahasa Latin literatus,
yang berarti "a learned person" atau orang yang belajar. Dalam bahasa Latin juga dikenal
dengan istilah littera (huruf) yang artinya melibatkan penguasaan sistem-sistem tulisan dan
konvensi-konvensi yang menyertainya.Serbuan teknologi informasi yang semakin gencar,
dalam dunia pendidikan menggunakan istilah multiliterasi. Literasi dianggap merupakan inti
kemampuan dan modal utama bagi peserta didik maupun generasi muda dalam belajar dan
menghadapi tantangan-tantangan masa depan. Pembelajaran literasi yang bermutu adalah
kunci dari keberhasilan peserta didik di masa depan. Untuk itu dibutuhkan pembelajaran
literasi yang bermutu pada semua mata pelajaran oleh semua guru yang dianggap sebagai
guru literasi (teachers of literacy).
115
Dalam perkembangan waktu, pengertian literasi bukan hanya berkaitan dengan
keaksaraan atau bahasa, namun berkembang menjadi konsep yang berkaitan dengan berbagai
fungsi dan keterampilan hidup. Konsep Literasi dipahami sebagai seperangkat kemampuan
mengolah informasi, jauh di atas kemampuan menganalisa dan memahami bahan
bacaan.Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup moral (moral
literacy) dan keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk
cetak, visual, digital, dan auditori. Di abad 21 ini, kemampuan ini disebut sebagai literasi
informasi.
Pelaksanaan literasi harus merupakan suatu gerakan yang disebut Gerakan Literasi
Sekolah (GLS). GLS memiliki tiga tahapan yaitu, pembiasaan, pengembangan, dan
pembelajaran.
1. Pembiasaan. Penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca
(Permendikbud No. 23 Tahun 2015). Tujuan kegiatan literasi di tahap pembiasaan adalah:
1. Meningkatkan rasa cinta baca di luar jam pelajaran;
2. Meningkatkan kemampuan memahami bacaan;
3. Meningkatkan rasa percaya diri sebagai pembaca yang baik; dan
4. Menumbuhkembangkan penggunaan berbagai sumber bacaan.
5. Kegiatan membaca ini didukung oleh penumbuhan iklim literasi sekolah yang
baik. Dalam tahap pembiasaan, iklim literasi sekolah diarahkan pada pengadaan
dan pengembangan lingkungan fisik, seperti:buku-buku nonpelajaran (novel,
kumpulan cerpen, buku ilmiah populer, majalah, komik, dsb.);sudut baca kelas
untuk tempat koleksi bahan bacaan; danposter-poster tentang motivasi
pentingnya membaca.
Kegiatan pembiasaan litersai di SMK YAK 1 dilakukan dengan memberi kebebasan
pada siswa untuk membaca berbagai buku yang ada di sekolah atau siswa diperbolehkan
membawa buku sendiri yang mereka sukai.
2. Pengembangan. Meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku
pengayaan. Pada prinsipnya, kegiatan literasi pada tahap pengembangan sama dengan
kegiatan pada tahap pembiasaan namun yang membedakan adalah bahwa kegiatan 15
menit membaca diikuti oleh kegiatan tindak lanjut pada tahap pengembangan. Dalam
tahap pengembangan, peserta didik didorong untuk menunjukkan keterlibatan pikiran
dan emosinya dengan proses membaca melalui kegiatan produktif secara lisan maupun
tulisan. Perlu dipahami bahwa kegiatan produktif ini tidak dinilai secara akademik.
Mengingat kegiatan tindak lanjut memerlukan waktu tambahan di luar 15 menit
membaca, sekolah didorong untuk memasukkan waktu literasi dalam jadwal pelajaran
sebagai kegiatan membaca mandiri atau sebagai bagian dari kegiatan kokurikuler.
Bentuk, frekuensi, dan durasi pelaksanaan kegiatan tindak lanjut disesuaikan dengan
kondisi masing-masing sekolah. Tujuan kegiatan literasi di tahap pengembangan adalah
116
sebagai tindak lanjut dari kegiatan di tahap pembiasaan, kegiatan 15 menit membaca di
tahap pengembangan diperkuat oleh berbagai kegiatan tindak lanjut yang bertujuan
untuk:
a. Mengasah kemampuan peserta didik dalam menanggapi buku pengayaan secara lisan
dan tulisan;
b. Membangun interaksi antarpeserta didik dan antara peserta didik dengan guru tentang
buku yang dibaca;
c. Mengasah peserta didik untuk berpikir kritis, analitis, kreatif, dan inovatif;
d. Mendorong peserta didik untuk selalu mencari keterkaitan antara buku yang dibaca
dengan diri sendiri dan lingkungan sekitarnya.
Prinsip-prinsip kegiatan Literasi di tahap pengembangan dalam melaksanakan kegiatan
tindak lanjut, beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan dipaparkan sebagai berikut.
a. Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku selain buku teks pelajaran. Buku yang
dibaca/dibacakan adalah buku yang diminati oleh peserta didik. Peserta didik
diperkenankan untuk membaca buku yang dibawa dari rumah.
b. Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini dapat diikuti oleh tugas-tugas
presentasi singkat, menulis sederhana, presentasi sederhana, kriya, atau seni peran
untuk menanggapi bacaan, yang disesuaikan dengan jenjang dan kemampuan peserta
didik.
c. Tugas-tugas presentasi, menulis, kriya, atau seni peran dapat dinilai secara
nonakademik dengan fokus pada sikap peserta didik selama kegiatan. Tugas-tugas
yang sama nantinya dapat dikembangkan menjadi bagian dari penilaian akademik bila
kelas/sekolah sudah siap mengembangkan kegiatan literasi ke tahap pembelajaran.
d. Kegiatan membaca/membacakan buku berlangsung dalam suasana yang
menyenangkan. Untuk memberikan motivasi kepada peserta didik, guru sebaiknya
memberikan masukan dan komentar sebagai bentuk apresiasi.
e. Terbentuknya Tim Literasi Sekolah (TLS) bertugas untuk merancang, mengelola, dan
mengevaluasi program literasi sekolah. Pembentukan TLS dapat dilakukan oleh kepala
sekolah. Adapun TLS beranggotakan pendidik, tenaga kependidikan, dan pustakawan
sekolah.
Kegiatan pengembangan literasi di SMK YAK 1 dilakukan khususnya pada kegiatan
ekstrakurikuler Jurnalistik.
3. Pembelajaran. Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran dengan
menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua mata pelajaran.
Kegiatan berliterasi pada tahap pembelajaran bertujuan:
a. Mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengaitkannya dengan pengalaman
pribadi sehingga terbentuk pribadi pembelajar sepanjang hayat;
b. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis; dan
117
c. Mengelola kemampuan komunikasi secara kreatif (verbal, tulisan, visual, digital)
melalui kegiatan menanggapi teks buku bacaan dan buku pelajaran.
d. Melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua mata pelajaran
(misalnya, dengan menggunakan graphic organizers).
e. Menggunakan lingkungan fisik, sosial afektif, dan akademik disertai beragam bacaan
(cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran untuk
memperkaya pengetahuan dalam mata pelajaran.
Prinsip-prinsip Kegiatan Literasi di tahap pembelajaran ini dilakukan untuk
mendukung pelaksanaan Kurikulum 2013 yang mensyaratkan peserta didik membaca buku
nonteks pelajaran. Pembacaan buku nonteks pelajaran sebagai upaya untuk memperluas
wawasan berfikir peserta didik agar semakin banyak pengetahuan yang diserap. Beberapa
prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam tahap pembelajaran ini, antara lain:buku yang
dibaca berupa buku tentang pengetahuan umum, kegemaran, minat khusus, atau teks
multimodal, dan juga dapat dikaitkan dengan mata pelajaran tertentu; danada tagihan yang
sifatnya akademis (terkait dengan mata pelajaran). Pada tingkatan yang lebih tinggi, peserta
didik membuat karya tulis ilmiah sesuai dengan kompetensi keahliannya yang menggunakan
berbagai referensi yang harus dibaca. Semakin banyak referensi yang dibaca akan semakin
memperluas khazanah berfikir peserta didik dalam mengembangkan konsep dan idenya.
Pembuatan karya tulis ini bisa dalam bentuk penugasaan dari masing-masing guru mata
pelajaran atau berupa lomba karya tulis oleh sekolah atau mengikuti lomba karya tulis di luar
sekolah.
Kegiatan literasi pembelajaran di SMK YAK 1 dilakukan dengan memberi tugas pada
siswa untuk membuat makalah, laporan, atau karya ilmiah
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
118
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif dan hari libur. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan
pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Minggu efektif belajar
adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan
pendidikan.
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah
jam untuk kegiatan pengembangan diri.
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran
terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah
semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum
termasuk harihari besar nasional, dan hari libur khusus.
Kalender pendidikan ditetapkan oleh sekolah, apabila ada perubahan sekolah melaporkan
kepada cabang dinas pendidikan provinsi Jawa Barat.
119
pembelajaran efektif pada
maksimum 38 minggu
setiap satuan pendidikan
Maksmum tiap semeste 2
2 Jeda tengah semester Satu minggu setiap semester
minggu
3 Jeda antarsemester Maksimum 2 minggu Antara semester I dan II
Digunakan untuk kegiatan
4 Libur akhir tahun pelajaran Maksimum 3 minggu dan administrasi akhir dan
awal tahun pelajaran
Daerah khusus yang
memerlukan libur
keagamaan
lebih panjang dapat
5 Hari libur keagamaan 2 - 4 minggu
mengaturnya sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif
Disesuaikan dengan
6 Hari libur umum/nasional Maksimum 1 minggu Peraturan
Pemerintah
Maksimum 1 minggu Untuk Untuk satuan pendidikan
satuan pendidikan sesuai dengan ciri
7 Hari libur khusus
kekhususan
masing-masing
Digunakan untuk kegiatan
yang
dikelompokkan secara
Kegiatan khusus khususoleh
8 Maksimum 3 minggu
sekolah/madrasah sekolah/madrasah
tanpa mengurangi jumlah
minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif
Rincian Alokasi waktu tersebut diuraikan kedalam masing-masing semester sebagai berikut :
120
Minggu Efektif Semester Ganjil
Jumlah Minggu Keterangan
Jumlah Jumlah
No Tidak (pertemuan tidak
Minggu Minggu Efektif
Efektif efektif)
1 Juli 4 1 3
2 Agustus 5 4 1
3 Sepetember 5 4 1 UTS
4 Oktober 4 4 0
5 November 5 5 0
1 minggu UAS
1 minggu pasca UAS
6 Desember 4 1 3
1 minggu libur akhir
semester
JUMLAH 27 19 9
C. Kalender Akademik
121
Kalender akademik SMK YAK 1 terbagi atas dua (2) semester yaitu semester ganjil dan
semester genap.
NO. TANGGAL KEGIATAN SEMESTER 1
1 17 Juni-16 Juli 2022 Libur Akhir Tahun Pelajaran 2021/2022
2 25 Juli 2022 Hari Pertama KBM TP 2022/2023
3 21-23 Juli 2022 MPLS
4 20 Juli 2021 Lilbur Hari Raya Idul Adha 1442 H
5 8-11 Agustus 2022 Simulasi ANBK Gel II Kelas 11
6 10 Agustus 2022 Libur Tahun Baru Hijriyah 1443 H
7 17 Agustus 2022 Libur Hari Proklamasi Kemerdekaan RI
8 18-20 Agustus 2022 Perlombaan 17 Agustus
9 22-23 Agustus 2022 Gladi Bersih ANBK Kelas 11
122
12 8-13 Mei 2023 Pelaksanaan TO US Kelas 12
13 22-27 Mei 2023 Pelaksanaan Ujian Sekolah Kelas 12 (Tentatif)
14 1 Juni 2022 Libur Hari Pancasila
15 5-10 Juni 2023 Pelaksanaan PAT
16 24 Juni 2023 Pembagian rapor semester genap
17 26 Juni-15 Juli 2023 Libur akhir tahun ajaran
BAB V
PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP
123
1. Pengembangan Silabus
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa silabus merupakan gambaran singkat secara
garis besar atau ringkasan dari pokok dari sebuah mata pelajaran. Tentu saja manfaat dari
silabus ialah untuk sumber acuan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Selain itu, fungsinya juga memudahkan pengajar untuk memetakan macam-macam variasi
pembelajaran yang dituangkan dalam RPP. Guru juga lebih mudah dalam memetakan
indikator pencapaian belajar untuk para peserta didik dan mudahnya merancang bentuk
evaluasi pembelajaran.
Tenaga pengajar tidak hanya dituntut untuk menyampaiakan materi pada seluruh
siswa, namun wajib menguasai proses pembuatan silabus yang bisa dibilang cukup rumit.
Pengembangan silabus harus mengikuti kurikulum nasional, meskipun akan diserahkan
sepenuhnya pada setiap satuan pendidikan, terutama bagi yang sudah ahli di bidang
tersebut.
Sebelum masuk ke mekanisme pengembangan silabus, kita harus mengetahui terlebih
dahulu prinsip-prinsipnya, antara lain ;
a. Ilmiah
Pengembangan silabus hendaknya bersifat ilmiah, artinya segala bentuk muatannya
dapat dipertanggung-jawabkan secara keilmuan, logis, realistis dan sudah jelas keluaran
penelitian/ risetnya. Guru wajib memeriksa bahan ajar setelah menyusun silabus,
mengingat kini banyak beredar bank soal yang tidak mengikuti standar kurikum.
b. Relevan
Relevan berarti segala cakupan, tingkat kesulitan, kedalaman materi, cara penyajian
serta urutannya harus memiliki kaitan dengan fase perkembangan fisik, sosial, emosional,
intelektual dan sprititual para peserta didiknya. Apabila tidak relevan dan tidak
menyesuaikan perkembangan siswa, dikhawatirkan ilmu tersebut tidak akan tersampaikan
pada para peserta didik. Jika tidak tersampaikan, artinya proses belajar di sekolah tidak
membawa perubahan positif bagi siswa. Padahal tujuan dari “belajar” itu sendiri untuk
memberikan adanya perubahan.
c. Sistematis
Seluruh komponen silabus harus tersusun secara sistematis, saling berkaitan secara
fungsional dan praktikal agar dapat mencapai kompetensi. Ketika segala hal tersusun
secara sistematis, maka juga memudahkan para pengguna, dalam konteks ini guru dan
peserta didik.
d. Konsisten
Seluruh materi, indikator, kompetensi dasar, sumber bahan air, penialain dan segala jenis
rentetannya harus sesuai dan konsisten satu sama lain. Konsistensi ini membantu pengajar
tidak rancu dalam persiapan proses belajar mengajar hingga proses akhir yakni evaluasi.
124
e. Memadai
Makna "memadai" memiliki arti cakupan materi pokok, indikator, sumber belajar,
pengalaman belajar hingga sistem penilaian cukup dalam menunjang pencapaian kompetensi
dasarnya.
f. Aktual & Kontekstual
Keseluruhan bahan silabus hendaknya memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi,
seni, sosial dan dapat dipraktikkan di kehidupan sehari-hari. Misalnya pada era pandemi ini,
silabus juga harus menyesuaikan sekolah virtual, penggunaan bahan ajar dan cara
penilaiannya pasti sedikit berbeda ketika sekolah tatap muka.
g. Fleksibel
Seluruh komponen silabus wajib mengakomodasi perbedaan-perbedaan peserta didik,
pengajar, serta seluruh dinamika yang terjadi di lingkungan pendidikan dan tuntutan
masyarakat. Fleksibel juga bermakna ilmu tersebut dalat diterapkan di kehidupan sehari-
hari meski setiap anak memiliki perbedaan, contohnya mata pelajaran matematika. Adanya
soal cerita dalam tugas-tugas siswa juga membantu siswa dalam berimajinasi dan
membayangkan hitung-hitungan tersebut dapat diterapkan di dunia nyata, seperti
menghitung uang kembalian, menghitung estimasi waktu dan lainnya.
h. Menyeluruh
Seluruh komponen silabus wajib mencakup semua ranah kompetensi (Kognitif, afektif
dan psikomotor).
125
Struktur keilmuan
Alokasi Waktu
Kebermanfaatan untuk peserta didik
Tingkat perkembangan intelektual, fisik, emosional, spiritual dan sosial para peserta
didik.
Relevansi dengan karakteristik lingkungan / daerah.
Perkembangan, kedalaman materi, serta luasnya bahan ajar.
Adanya relevansi antar kebutuhan para peserta didik dengan tuntutan lingkungannya
c. Pemetaan Kompetensi
Dalam proses pemetaan kompetensi, hendaknya memperhatikan hal-hal berikut ini;
Mengidentifikasi standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi pembelajaran.
Mengelompokkan standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi pembelajaran.
Menyusun standar kompetensi, kompetensi dasar sesuai dengan keterkaitanya.
d. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Dalam proses kegiatan belajar-mengajar, sebelumnya wajib dirancang terlebih dahulu agar
proses tersebut dapat memberikan pengalaman bagi para peserta didik. Pengalaman yang
dimaksud ialah keterlibatan fisik dan mental dengan cara interaksi antar siswa, guru,
lingkungan dan bahan ajar itu sendiri. Berikut merupakan hal-hal yang wajib diperhatikan
dalam proses pengembangan kegiatan pembelajaran ;
Disusun agar dapat menjadi alat bantu pada para tenaga pengajar agar terlaksana
proses belajar-mengajar yang profesional.
Kegiatan ini memuat rangkaian kegiatan yang wajib dilakukan oleh para siswa secara
runtut demi mencapai kompetensi dasar.
Penentuan urutan kegiatan belajar harus disesuaikan menurut hierarki konsep materi
pembelajaran.
Rumusan pernyataan dalam kegiatan ini minimal miliki dua unsur/ ciri yang dapat
mencerminkan proses pengelolaan pengalaman belajar para siswa, yakni dengan
kegiatan dan materi.
e. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kegiatan ini membantu para pengajar dalam mendapatkan tanda apakah kompetensi
dasar sudah tercapai atau belum. Biasanya indikator ini berupa perubahan perilaku para
peserta didik dalam ranah sikap, pengetahuan serta keterampilan. Indikator ini bisa
dikembangkan berdasarkan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, potensi daerah,
satuan pendidikan, dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang nantinya dapat
diukur dan diobservasi.
126
f. Menentukan Jenis penilaian
Penentuan jenis penilaian ini dapat diambil dari indikator-indikator pencapaian
kompetensi. Setelah mengetahui indikator, kita dapat menentukan jenis penialainnya.
Segala bentuk penilaian dapat disesuaikan se-fleksibel mungkin tanpa mengurangi
kebermaknaan dan tidak menyalahi kompetensi dasar itu sendiri. Setelah menentukan jenis
penialaian, tenaga pengajar akan dimudahkan untuk mengevaluasi segala bentuk proses
belajar.
g. Penentuan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu untuk setiap kompetensi dasar merujuk pada jumlah minggu
efektif dalam alokasi waktu pelajaran per minggunya. Tentu saja dengan pertimbangan
banyaknya kompetensi dasar, kedalaman, keluasan, tingkat kepentingan kompetensi dasar
dan tingkat kesulitannya. Alokasi waktu ini wajib dicantumkan dalam silabus.
h. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar merupakan hal pokok dalam dunia pendidikan. Tanpa bahan ajar, kita
tidak tahu apa yang akan disampaikan pada peserta didik. Sangat penting memilih bahan
ajar yang sesuai dengan kompetensi dasar dan standar kompetensi. Selain itu bahan ajar
kini sudah banyak variasinya, mulai bahan ajar cetak (buku, modul dan bank soal) dan
digital (e-modul, power point, video dan lainnya).
2. Pengembangan RPP
Pengembangan RPP harus memperhatikan minat dan perhatian peserta didik terhadap materi
standar dan kompetensi dasar yang dijadikan bahan kajian. Dalam hal ini, harus diperhatikan agar
guru jangan hanya berperan sebagai transformator, tetapi juga harus berperan sebagai motivator
yang dapat membangkitkan gairah dan nafsu belajar, mendorong peserta didik untuk belajar,
dengan menggunakan berbagai variasi media dan sumber belajar yang sesuai, serta menunjang
pembentukan kompetensi dasar. Berikut ini terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan
dalam pengembangan RPP:
a. Kompetensi yang dirumuskan dalam RPP harus jelas; makin konkret kompetensi makin
mudah diamati, dan makin tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk
kompetensi tersebut.
b. Rencana pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam
kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.
c. Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam RPP harus menunjang dan
sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
d. RPP yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya.
127
e. Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksanaan program di sekolah, terutama apabila
pembelajaran dilaksanakan secara tim (team teaching) atau moving class.
BAB VI
128
PENUTUP
Dengan telah selesainya KTSP ini, diharapkan seluruh komponen yang ada di SMK
YAK 1 dapat melaksanakan pembelajaran terhadap peserta didik sebagaimana mestinya.
Tanpa semangat untuk dapat dilaksanakan, maka KTSP ini hanya merupakan sebuah
dokumen yang hanya berfungsi untuk memenuhi kewajiban administrasi atas keberadaan
sebuah lembaga pendidikan.
Kekurangan jelas ada, karena itu secara bertahap tahun demi tahun, KTSP SMK
YAK 1 ini direvisi dengan memperhatikan saran, kritik, dan masukan dari seluruh
komponen yang berkepentingan dengan penyelenggaraan proses belajar mengajar di
sekolah ini.
129
DAFTAR PUSTAKA
http://zeidel.blogspot.com/2013/02/pengembangan-rpp.html
https://blog.kejarcita.id/mekanisme-pengembangan-silabus/
https://ghereh.wordpress.com/2021/12/01/penugasan-terstruktur-dan-tidak-terstruktur/
130