Kasus Dan Tugas Kelp - ETIKA PUBLIK
Kasus Dan Tugas Kelp - ETIKA PUBLIK
3. Tuliskan :
3.
Saran
Krakatau News.com
Perselingkuhan Oknum Guru
Sudah Di Meja Sekda, DPRD
Desak Segera Diselesaikan
Oleh Redaksi | 15 Maret 2018 09:44 WIB
Di waktu yang sama, Ketua Komisi C DPRD Mesuji, Idrus Topik pihaknya akan
berkoordinasi dan mendesak Inspektorat berikan sanksi tegas terhadap tenaga
pendidik tersebut.
Ketika media melakukan konfirmasi ke Dinas Pendidikan Mesuji, beberapa waktu lalu,
menurut Sekretaris, pihaknya telah melakukan klarifikasi terhadap pelaku dan pelaku
membenarkan apa yang dituduhkan dalam pemberitan beberapa media.
“SR sudah menghadap Kami dan SR mengakui perbuatannya sebanyak sepuluh kali di
salah satu hotel yang ada di Bandarjaya Lampung Tengah.Sebab setiap SR jalan ke
Bandarjaya Lamteng pasti melakukan itu bersama AG.Pihaknya siap menanggung apa
aja resikonya walau pun sampai ke pihak yang bwrwajib,” kata Abu.
Untuk diketahui, Kisah asmara dua sejoli yang bisa dikatakan sudah cukup usia, sang
pria yang berusia setengah abad dan wanita tidak jauh beda dengan sipria, kisah
asmara yang merajuk satu tahun ini akhirnya cerai berai dengan hanya karena sang
wanita menuntut pertanggung jawaban kepada si pria.
Sang lelaki yang berinisial SR seorang PNS guru SD yang mengajar di salah satu
sekolah di Kecamatan Simpang Pematang dan dia juga menjabat sebagai kepala
sekolah Taman Kanak Kanak (TK) dan sang wanita adalah seorang tenaga Honorer
disalah satu sekolah Taman Kanak Kanak (TK) di Simpang Pematang yang berinisial
AG.
“Saya sudah berhubungan dengan Sht itu sudah satu tahun mas, saya sering diajak
main ke daerah bandar jaya disalah satu hotel melati yang ada digunung sugih, dan
kami sering melakukan hubungan intim setiap kami pergi kehotel,” akunya.
Lalu kata AG, SH berjanji akan bertanggung jawab atas segala perbuatanya mas, mau
menikahi saya, saya sendiri sebenarnya sudah malu berhubungan dengan Sht, karena
saya tahu dia sudah memiliki istri dan anak, tapi setiap saya mengutarakan untuk
putus dia selalu marah sama saya.
“Saya akui memang betul saya pernah berhubungan dengan AG.Tapi itu semua sudah
saya anggap selesai mas, itu bagi saya adalah masa lalu dan pengalaman untuk saya,
sekarang saya hanya fokus sama pekerjaan saya dan mengurus keluarga,” katanya.
Kemudian, Suhariyanto pasrah dan siap menerima sanksi tegas dari Pemkab, bahkan
sampai kasus ini keranah hukumpun siap mempertanggungjawabkan perbuatannya
yang selama ini terjalin dan berhubungan badan selama kurang lebih 10 kali disebuah
hotel bersama AG.(Aan S/red).
Usai Libur Lebaran 145 ASN Pemprov
Sumbar Bolos di Hari Pertama Kerja
Tim Merdekadotcom
22 Jun 2018, 06:00 WIB
Jakarta, Di hari pertama kerja setelah libur lebaran 2018, Pemerintah Provinsi Sumatera
Barat (Pemprov Sumbar) mencatat ada 145 pegawai yang tak masuk kerja.
Sebetulnya tercatat ada 150 PNS yang tercatat tidak hadir, namun lima orang di antaranya
kemudian datang terlambat. Sebanyak 145 orang PNS yang tidak hadir di hari pertama
kerja setelah libur Lebaran, rinciannya adalah 38 orang sakit, tujuh orang izin, 54 orang cuti,
24 orang menjalani pendidikan, dan 22 orang tanpa keterangan.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menegaskan akan menjatuhkan sanksi sesuai aturan bagi
ASN yang tak masuk kerja tanpa alasan yang jelas. IP, sapaan akrabnya, memandang
bahwa periode cuti bersama tahun ini sudah cukup lama dan memberi ruang yang cukup
bagi ASN untuk berlebaran bersama keluarga.
"Tak ada alasan bagi ASN untuk terlambat atau absen.Makanya akan ada tindakan tegas
bagi mereka yang tak hadir hari ini," katanya, Kamis (21/6).
Pemerintah pusat sebelumnya telah mengingatkan PNS untuk masuk kerja per Kamis
(21/6) setelah habis cuti bersama Lebaran. Pemerintah juga akan melakukan monitoring
dan evaluasi terhadap kehadiran aparatur negara setelah pelaksanaan cuti bersama.
Monitoring dan evaluasi itu tertuang pada sebuah surat bernomor : B/18/M.SM.00.01/2018
tanggal 7 Juni 2018, tentang Laporan Hasil Pemantauan Kehadiran Aparatur Negara
Sesudah Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriyah
Surat itu ditujukan kepada para Menteri Kabinet Kerja, Panglima TNI, Kapolri, Jaksa Agung,
Kepala LPNK, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Negara, pimpinan Kesekretariatan
Lembaga Non-Struktural, para Gubernur, serta para Bupati dan Wali kota. [rzk]
Sumber: Merdeka
Sulselsatu.com
SULSELSATU.com, CILEGON – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) merazia belasan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) di beberapa pusat perbelanjaan di Kota Cilegon, Senin (9/4/2018). Razia
tersebut dilaksanakan dalam rangka menjaring abdi negara nakal karena mangkir saat jam kerja.
Belasan ASN tersebut kemudian didata petugas untuk kemudian diberikan rekomendasi ke dinas
terkait untuk mendapatkan sanksi tegas.
Kepala Dinas Satpol-PP Kota Cilegon Juhadi M Syukur menyatakan bahwa razia tersebut
merupakan sebagai langkah disiplin pegawai. Dimana diketahui belakangan ini banyak pegawai
berkeliaran saat jam kerja.
“Sasarannya di mall di Kota Cilegon.Anggota kami diturunkan sebanyak 30 orang.
Sasarannya yakni kepada PNS yang keliaran saat jam kerja,” ujar Juhadi yang dikutip dari Suara.com
Juhadi menyatakan dalam kegiatan sidak itu melibatkan Badan Kepegawaian Pendidikan dan
Pelatihan (BKPP) Kota Cilegon.PNS yang tertangkap sedang berbelanja di pusat perbelanjaan
kemudian didata.
“ASN yang tertangkap kita catat, kemudian kita tindaklanjuti ke BKPP Kota Cilegon,”
jelasnya.
Sementara itu Kepala Seksi Pengendalian dan Operasi (Dalops) Dinas Satpol-PP Kota
Cilegon, Suroto mengatakan bahwa razia kepada pegawai itu merupakan agenda rutin pihaknya
dalam rangka meningkatkan kedisiplinan pegawai sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53
Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
“Kami ingin mereka paham dengan aturan itu,” tegasnya.
Dikatakan bahwa dalam razia itu pihaknya berhasil mengamankan sebanyak 18 ASN.Kata
dia, dalam razia itu juga ditemukan ASN dari luar Cilegon.Suroto menjelaskan bahwa tidak ada
larangan seorang ASN belanja di pusat perbelanjaan, asalkan tidak disaat jam kerja.Selain itu saat
belanja juga tidak mengenakan seragam kerja.
“Kalau mau belanja pulang dulu pakai baju bebas jangan pakai baju seragam.Yang
tertangkap ini alasan mereka mampir cuma belanja. Ada juga yang menunjukkan surat tugas. Tapi
tetap kita data,” jelasnya.
Warga mengaku resah karena wilayahnya sering digunakan untuk transaksi narkoba oleh
tersangka, seperti dikutip TribunWow.com dari saluran YouTube inews official, Jumat
(26/7/2019).
Polisi menangkap tersangka di Jalan Ir Soekarno wilayah Banjar Butin, Desa Butin, Bangli, Senin
(22/7/2019).
Saat penggeledahan, polisi menemukan dua paket narkoba seberat 3 gram yang disembunyikan
tersangka di dalam tali helm yang digunakan.
"Pada penggeledahan itu, kami temukan dua bendel plastik klip, timbangan elektrik, sebuah
bong, tiga buah korek api gas, satu buah gunting, dua isolasi bening.Seluruh perangkat tersebut
disimpan pada dompet berwarna merah dan bekas kotak parfum. Selanjutnya tersangka dan
barang bukti kami amankan ke Polres Bangli untuk proses penyelidikan lebih lanjut," jelasnya
Polisi juga menyita barang bukti lain berupa handphone, kartu ATM, serta bukti transfer
pembelian sabu.
Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Oknum PNS Ditangkap Polisi Karena
Kasus Narkoba, Paketkan Sabu di Ruang Bagian Hukum Kantor Bupati,
https://manado.tribunnews.com/2019/07/26/oknum-pns-ditangkap-polisi-karena-kasus-
narkoba-paketkan-sabu-di-ruang-bagian-hukum-kantor-bupati?page=2.