Anda di halaman 1dari 17

MEMAHAMI PERAN DELEGASI DAN SUPERVISI DALAM PELAYANAN

KEPERAWATAN

“Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan”

Dosen Pengampu : Husnul Khotimah Ns.,M. Kep

Disusun Oleh :

Ely Hasim

Irsi Hajar Aflahah

Ummul Banin Haddar

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS NURUL JADID

PAITON PROBOLINGGO

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hambanya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan, tanpa pertolongannya mungkin tidak akan
sanggup menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Pembuatan makalah ini di maksudkan untuk memenuhi mata kuliah


Manajemen keperawatan. Dalam penyusunan makalah ini terdapat kesulitan dan
hambatan. Berkat dukungan, bantuan, arahan, dan bimbingan berbagai pihak,
akhirnya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, kami selaku
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

 Husnul khatimah S.kep.NS.,M.Kes

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun kearah
perbaikan di kemudian hari. Kami penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan rekan-rekan semua.

Probolinggo, 6 Juli 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI..........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4

B. Rumusan Masalah.........................................................................................5

C. Tujuan Keperawatan.....................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
A. Konsep, Tujuan, Manfaat dan Peran Delegasi.............................................6

B. Konsep, Tujuan, Manfaat dan Peran Supervisi.............................................9

C. Prosedur Delegasi dan Supervisi dalam Manajemen Keperawatan............13

BAB III PENUTUP..............................................................................................16


KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen adalah proses bekerja dengan dan melalui orang lain untuk
mencapai organisasi dalam suatu lingkungan yang berubah. Dengan kata lain
manajemen adalah proses mengumpulkan dan mengorganisir sumber-sumber
dalam mencapai tujuan yang mencerminkan kedinamisan organisasi.
Manajemen asuhan asuhan keperawatan dalam manajemen asuhan
adalah asuhannya asuhan keperawatan yang berkualitas kepada pasien.
Tenaga keperawatan yang bertanggung jawab dalam melaksanakan asuhan
keperawatan yang berkualitas adalah perawat pelaksana. Sebagai kunci
keberhasilan dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien adalah
komunikasi, koordinasi, konsultasi, pengawasan, dan pendelegasian.
Pendelegasian adalah melakukan pekerjaan melalui orang lain agar
aktifitas organisasi berjalan. Pendelegasian juga diartikan penyelesaian suatu
pekerjaan melalui orang lain agtau suatu pemberian tugas kepada seseorang
atau kelompok dalam menyelesaikan tujuan organisasi. Pendelegasian
merupakan pemberian wewenang kepada individu yang kompeten untuk
melakukan aktivitas tertentu pada situasi yang ditentukan
Supervisi adalah suatu melakukan pengamatan secara langsung dan
berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan, dan
jika ditemukan masalah segera diberi petunjuk atau bantuan langsung untuk
mengatasi masalah tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan delegasi?
2. Apa manfaat dan fungsi delegasi dalam pelayanan keperawatan?
3. Bagaimana konsep delegasi dalam keperawatan?
4. Bagaimana proses delegasi dalam manajemen keperawatan?
5. Apa yang dimaksud dengan supervisi?
6. Apa tujuan dari supervisi?
7. Bagaimana model dari supervisi dalam keperawatan?
8. Bagaimana teknik dari supervisi dalam keperawatan?
9. Bagaimana prosedur delegasi dan supervisi dalam manajemen
keperawatan?

C. Tujuan
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan delegasi
2. Menjelaskan manfaat dan fungsi delegasi dalam pelayanan keperawatan
3. Menjelaskan bagaimana konsep delegasi dalam keperawatan
4. Menjelaskan bagaimana proses delegasi dalam manajemen keperawatan
5. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan supervise
6. Menjelaskan apa tujuan dari supervisi
7. Menjelaskan Bagaimana model dari supervisi dalam keperawatan
8. Menjelaskan Bagaimana teknik dari supervisi dalam keperawatan
10. Menjelaskan Bagaimana prosedur delegasi dan supervisi dalam
manajemen keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peran Delegasi
1. Pengertian Delegasi

Pendelegasian adalah melakukan pekerjaan melalui orang lain agar


aktifitas organisasi berjalan. Pendelegasian juga diartikan penyelesaian
suatu pekerjaan melalui orang lain agtau suatu pemberian tugas kepada
seseorang atau kelompok dalam menyelesaikan tujuan organisasi
(Ratanto, 2023). Pendelegasian merupakan pemberian wewenang kepada
individu yang kompeten untuk melakukan aktivitas tertentu pada situasi
yang ditentukan. Delegasi keperawatan merupakan salah satu aktivitas
kepala ruangan melaksanakan fungsi manajemen dalam pemberian
pelayanan keperawatan. Mekanisme delegasi keperawatan yang efektif
menjamin kualitas pendelegasian keperawatan (Pohan, 2017).
2. Manfaat dan Fungsi Pendelegasian
Pendelegasian juga merupakan alat pengembangan dan latihan
manajemen yang bermanfaat. Staf yang memiliki minat terhadap
tantangan yang lebih besar akan menjadi lebih berkomitmen dan puas bila
diberikan kesempatan melaksanakan wewenang untuk memegang tugas
atau tantangan yang penting. Sebaliknya kurangnya pendelegasian akan
menghambat inisiatif staf. Keuntungan bagi staf dengan melakukan
pendelegasian adalah mengembangkan rasa tanggung jawab,
meningkatkan pengetahuan dan rasa percaya diri berkualitas, lebih
berkomitmen dan lebih meningkat kepuasan pada pekerjaan . Walaupun
pendelegasian merupakan alat manajemen yang efektif. masih banyak
pimpinan yang gagal mengerjakan pendelegasian sehingga ini merupakan
peluang untuk diteliti lebih lanjut (Ritanto, 2023).
Fungsi pendelegasian :
1) Pendelegasian memungkinkan manajer perawat / bidan mencapai
hasil yang lebih baik dari pada semua kegiatan ditangani sendiri .
2) Agar organisasi berjalan lebih efisien.
3) Pendelegasian memungkinkan manajer perawat / bidan dapat
memusatkan perhatian terhadap tugas - tugas prioritas yang lebih
penting.
4) Dengan pendelegasian memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan
berkembang, bahkan dapat dipergunakan sebagai bahan informasi
untuk belajar dari kesalahan atau keberhasilan (Mamik, 2015).
3. Konsep Pendelegasian
Pendelegasian yang baik bergantung pada keseimbangan antara tiga
komponen utama, yaitu tanggung jawab, kemampuan, dan wewenang.
Tanggung jawab (responsibility) adalah suatu rasa tanggung jawab
terhadap penerimaan suatu tugas. Kemampuan (accountability) adalah
kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas yang didelegasikan.
Wewenang (authority) adalah pemberian hak dan kekuasaan kepada
delegasi untuk mengambil suatu keputusan terhadap tugas yang
dilimpahkan (Wardanengsih, 2022).

Tanggung Jawab Kemampuan

Otoritas

Konsep Pelimpahan (Vetsal, 1994 : 91)


a) Konsep dasar dalam Pendelegasian
Lima konsep yang mendasari efektivitas dalam pendelegasian
(Nursalam, 2014) :
1) Pendelegasian bukan suatu sistem untuk mengurangi tanggung
jawab. Tetapi suatu cara untuk membuat tanggung jawab menjadi
bermakna. Manajer keperawatan sering mendelegasikan tanggung
jawabnya kepada staf dalam melaksanakan asuhan terhadap pasien.
2) Tanggung jawab dan otoritas harus didelegasikan secara seimbang.
Perawat primer menyusun tujuan Tindakan keperawatan.
3) Proses pelimpahan membuat seseorang melaksanakan tanggung
jawabnya, mengembangkan wewenang yang dilimpahkan, dan
mengembangkan kemampuan dalam mencapai tujuan organisasi.
4) Konsep tentang dukungan perlu diberikan kepada semua anggota.
Dukungan yang penting adalah menciptakan suasana yang asertif.
5) Seorang delegasi harus terlibat aktif. Ia harus dapat menganalisis
otonomi yang dilimpahkan untuk dapat terlibat aktif.
b) Pedoman Pelimpahan Wewenang yang Efektif
Proses pendelegasian harus didahului dengan informasi yang
jelas. Pendelegasian yang jelas harus mengandung informasi mengenai
tujuan spesifik, target waktu, dan pelaksanaan tindakan keperawatan
(Wardanengsih, 2022).
1) Tujuan spesifik. Tujuan yang spesifik dan jelas baik secara fisik
maupun psikis harus jelas sebagai parameter kepada siapa
pendelegasian itu diberikan.
2) Target waktu. Seorang PP atau Ners harus memberikan target
waktu dalam memberikan pendelegasian kepada PA. pada
perencanaan keperawatan kepada pasien, PP harus menuliskan
target waktu yang jelas sebagai indikator keberhasilan asuhan
keperawatan.
3) Pelaksanaan tindakan keperawatan. PP harus mengidentifikasi dan
memberikan petunjuk intervensi keperawatan yang sesuai terhadap
kebutuhan pasien. Tahap pengkajian dan pengambilan keputusan
harus didiskusikan sebelum tindakan dilaksanakan.

4. Proses Delegasi
Apapun tugas yang didelegasikan, keputusan harus dibuat
dengan harapan pelaksanaan perawatan pasien aman dan berkualitas.
Perawat harus menilai pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman
delegasi, serta potensi bahaya. Perawat harus menentukan seberapa besar
risiko yang dapat ditimbulkan ketika perawat lain melakukan aktifitas
tersebut. Perawat yang mendelegasikan perlu memperhatikan
kompleksitas tugas, artinya semakin rumit tugas, semakin sedikit
kemungkinan untuk didelegasikan. Demikian pula dengan kegiatan yang
membutuhkan perhatian khusus dan pendekatan inovatif tidak boleh
didelegasikan. Perawat harus mempertimbangkan jika hasil dari aktifitas
tidak dapat diprediksi, maka disarankan untuk tidak mendelegasikan
aktivitas tersebut pada perawat lain. Jika kondisi pasien stabil dan dapat
diprediksi, dan jika lingkungan di mana perawatan diberikan stabil, maka
aktifitas delegasi boleh dilakukan (Duffy & McCoy, 2014).
Arahan yang jelas harus diberikan kepada perawat yang
dilakukan proses, termasuk informasi unik tentang pasien dan harapan
yang ingin dicapai, apa yang harus dilaporkan, dan kapan saat harus
meminta bantuan. Komunikasi dilakukan dua arah dan aktif, artinya
mereka yang terlibat dalam proses pendelegasian sebaiknya
memperhatikan, menanggapi, dan memahami informasi.
B. Peran Supervisi
1. Pengertian Supervisi
Secara umum yang dimaksud dengan supervisi adalah
melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap
pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan, dan jika ditemukan masalah
segera diberi petunjuk atau bantuan langsung untuk mengatasi masalah
tersebut. Dalam bidang keperawatan supervisi mempunyai pengertian
yang sangat luas, yaitu meliputi segala bantuan dari
pemimpin/penanggung jawab kepada perawat yang ditujukan untuk
perkembangan perawat dan staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan
keperawatan, kegiatan supervisi semacam ini merupakan dorongan atau
motivasi, bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan dan
perkembangan keahlian dan kecakapan para perawat. (Laode et.al 2020)
Supervisi merupakan bagian dari fungsi penggerak (directing)
dalam fungsi manajemen sebagai cara efektif untuk mencapai tujuan
disuatu tatanan di rumah sakit, termasuk tatanan pelayanan keperawatan
untuk mengelola pelayanan keperawatan termasuk tenaga keperawatan
dibutuhkan kemampuan ilmu manager dari seorang pimpinan perawatan.
Kegiatan supervisi bukan hanya mengawasi dan mengamati apakah
seluruh staf keperawatan menjalankan tugas dengan sebaik-baik nya
sesuai dengan intruksi atau ketentuan yang telah digariskan, tetapi
berusaha bersama para perawat pelaksana, sebagaimana memperbaiki
proses keperawatan yang sedang berlangsung. (Zulkarnain 2022)

2. Tujuan Supervisi
Tujuan utama supervisi adalah untuk meningkatkan kinerja
pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan, sedangkan menurut WHO (1999)
dalam (Hutapea et.al 2022) tujuan dari kegiatan supervisi antara lain :
1. Menjamin bahwa pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan dalam tempo yang telah
diberikan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia.
2. Memungkinkan pengawas menyadari kekurangan para
perawat dalam hal kemampuan, pengetahuan, dan
pemahaman serta mengatur pelatihan yang sesuai.
3. Memungkinkan pengawas mengenali dan memberi
penghargaan atas pekerjaan yang baik dan mengenali staf
yang layak diberikan kenaikan jabatan dan pelatihan lebih
lanjut.
4. Memungkinkan manajemen sumber yang disediakan telah
tercukupi dan dipergunakan dengan baik.
5. Memungkinkan manajemen menentukan penyebab
kekurangan pada kinerja tersebut.

Sedangkan menurut Swanburg & Swansburg (1999) dalam


(Hutapea et.al 2022) menyatakan bahwa tujuan supervisi
keperawatan antara lain :

1. Memperhatikan anggota unit organisasi disamping itu area


kerja dan pekerjaan itu sendiri
2. Memperhatikan rencana, kegiatan dan evaluasi dari
pekerjaannya.
3. Meningkatkan kemampuan pekerjaan melalui orientasi,
latihan dan bimbingan individu sesuai kebutuhannya serta
mengarahkan kepada kemampuan ketrampilan keperawatan.
3. Model Supervisi
Metode pelaksana supervise klinis menurut center of sddition and
mental health, 2008 (Erita, 2019) antara lain:
a) Demonstrasi
Supervisior mengadakan pertemuan dengan perawat yang di supervisi
dan mendiskusikan tentang keterampilan yang harus dipelajari lagi
oleh staf perawat supervisior bersama perawat yang disupervisi
melakukan wawancara bersama-sama ke pasien.Supervisior
memberikan kesempatan pada perawat yang di supervisi untuk
membandingkan hasil wawancara dengan wawancara supervisior.
b) Ko-terapi/ refleksi
Supervisior berada dalam ruangan dengan klien, sedangkan
perawat yang di supervise di luar ruangan mengamati dari
luar
c) Bermain peran
Supervisor dan perawat yang di supervise mengadakan
roleplay. Perawat yang disupervisi berperan sebagai pasien
sedangkan supervisor sebagai perawat. Dengan melakukan
bermain peran maka perawa yang di supervisi akan mendapat
gambaran yang jelas tentang cara melakukan supervise pada
klien.
d) Audio atau video
Supervisior menggunakan alat bantu tape atau video untuk
emberikan ganbaran yang jelas tentang suatu keterampilan
tertentu. Sedangkan perawat yang di supervisi mengamati
atau mendengarkan dengan seksama. Kemudian
mendiskusikan dengan supervisor.
4. Teknik Supervisi
Tehnik pokok supervisi pada dasarnya identik dengan
tehnik penyelesaian masalah. Bedanya pada supervisi tehnik
pengumpulan data untuk menyelesaikan masalah dan penyebab
masalah menggunakan tehnik pengamatan langsung oleh
pelaksana supervisi terhadap sasaran supervisi, serta pelaksanaan
jalan keluar. Dalam mengatasi masalah tindakan dapat dilakukan
oleh pelaksana supervisi, bersama-sama dengan sasaran supervise
secara langsung di tempat. Dengan perbedaan seperti ini, jelaslah
bahwa untuk dapat melaksanakan supervisi yang baik ada dua hal
yang perlu diperhatikan (Bachtiar dan Suarli, 2009):
a) Pengamatan langsung
Pengamatan langsung harus dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya. Untuk itu ada beberapa hal lain yang harus
diperhatikan.
1) Sasaran pengamatan. Pengamatan langsung yang tidak
jelas sasarannya dapat menimbulkan kebingungan, karena
pelaksanaan supervisi dapat terperangkap pada sesuatu
yang bersifat detail. Untuk mencegah keadaan yang
seperti ini, maka pada pengamatan langsung perlu
ditetapkan sasaran pengamatan, yakni hanya ditujukan
pada sesuatu yang bersifat pokok dan strategis saja
(selective supervision).
2) Objektivitas pengamatan. Pengamatan langsung yang
tidak terstandardisasi dapat menggangu objektivitas.
Untuk mencegah keadaan yang seperti ini, maka
pengamatan langsung perlu dibantu
3) Pendekatan Pengamatan
Pengamatan langsung sering menimbulkan berbagai
dampak dan kesan negatif, misalnya rasa takut dan tidak
senang, atau kesan menggangagu kelancaran pekerjaan.
Untuk mengecek keadaan ini pengamatan langsung harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga berbagai dampak
atau kesan negatif tersebut tidak sampai muncul. Sangat
dianjurkan pengamatan tersebut dapat dilakukan secara
edukatif dan suportif, bukan menunjukkan kekuasaan atau
otoritas.
b) Kerjasama
Agar komunonikasi yang baik dan rasa memiliki ini dapat
muncul, pelaksana supervisi dan yang disupervisi perlu
bekerja sama dalam penyelesaian masalah, sehingga prinsip-
prinsip kerja sama kelompok dapat diterapkan. Masalah,
penyebab masalah serta upaya alternatif penyelesaian masalah
harus dibahas secara bersama-sama. Kemudian upaya
penyelesaian masalah tersebut dilaksanakan secara Bersama
sama pula.

C. Prosedur Delegasi dan Supervisi dalam Manajemen


Keperawatan
a. Prosedur Delegasi dalam Manajemen Keperawatan
Cara manajer dalam melakukan delegasi antara lain :
1) Membuat perencanaan ke depan dan mencegah masalah.
2) Menetapkan tujuan dan sasaran yang realistis
3) Menyetujui standar kerja
4) Menyelaraskan tugas atau kewajiban dengan kemampuan
bawahan
5) Melatih dan mengembangkan staf bawahan dengan
memberikan tugas dan wewenang baik secara tertulis
maupun lisan.
6) Melakukan kontrol dan mengkoordinasikan pekerjaan
bawahan dengan mengukur pencapaian tujuan berdasarkan
standar serta memberikan umpan balik prestasi yang dicapai.

b. Prosedur Supervisi dalam Manajemen Keperawatan


Agar supervisi sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka
supervisi hanya dilaksanakan oleh orang yang memiliki
kemampuan yang mampu dalam bidang yang disupervisi. Dalam
struktur organisasi, supervisi biasanya dilakukan oleh atasan
terhadap bawahan atau konsultan terhadap pelaksana. dengan
supervisi diharapkan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
tujuan organisasi, tidak menyimpang dan menghasilkan keluaran
seperti yang diinginkan.

Menurut Keliat dkk (2006) materi yang disupervisi oleh kepala


ruangan ketua tim dan perawat adalah:

1) Kepala Ruangan, materi yang disupervisi adalah kemampuan


manajerial dan kemampuan dalam memberikan asuhan
keperawatan.
2) Ketua Tim, materi yang disupervisi terkait dengan
kemampuan pengelola di timnya dan kemampuan asuhan
keperawatan.
3) Perawat pelaksana, materi yang disupervisi terkait dengan
kemampuan asuhan keperawatan.

Pengawasan berjenjang yang dilakukan oleh kepala seksi


keperawatan, kepala ruangan dan ketua tim adalah sebagai
berikut:

1) Kepala Seksi Keperawatan atau Konsultan melakukan


pengawasan terhadap Kepala Ruangan, Ketua Tim, dan
Perawat Pelaksana.
2) Kepala Ruangan melakukan pengawasan terhadap Ketua Tim,
dan Perawat Pelaksana.
3) Ketua Tim melakukan pengawasan terhadap Perawat
Pelaksana.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pendelegasian adalah melakukan pekerjaan melalui orang lain agar


aktifitas organisasi berjalan. Pendelegasian juga diartikan penyelesaian suatu
pekerjaan melalui orang lain atau suatu pemberian tugas kepada seseorang
atau kelompok dalam menyelesaikan tujuan organisasi, delegasi dalam
manajemen keperawatan merupakan keterampilan yang harus dimiliki
perawat untuk meningkatkan keefektifan proses kepemimpinan dan
manajemen keperawatan, serta meningkatkan produktifitas baik dalam
pelayanan maupun asuhan keperawatan yang professional.

Supervisi merupakan suatu kegiatan pengamatan secara langsung dan


berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan, dan
jika ditemukan masalah segera diberi petunjuk atau bantuan langsung untuk
mengatasi masalah tersebut. Kegiatan supervisi bukan hanya mengawasi dan
mengamati apakah seluruh staf keperawatan menjalankan tugas dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan intruksi atau ketentuan yang telah digariskan,
tetapi berusaha bersama para perawat pelaksana, sebagaimana memperbaiki
proses keperawatan yang sedang berlangsung.

B. Saran
Penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis
mengharapkan kepada dosen pengampu dan pembaca untuk memberikan
keritik dan saran.
DAFTAR PUSTAKA

American Nurses Association. (2015a). Code of ethics for nurses


with

interpretive statements. Silver Spring, MD: Author.

Duffy, M., & McCoy, S. F. (2014). Delegation and you: When to


delegate and to whom. Silver Spring, MD: American Nurses
Association.

Erita (2019), Buku Materi Pembelajaran Manajemen Keperawatan.


BMP.UKI.

Hutapea, Adventina delima,. Herawati, Tutik,. Ristonilassius (2022).


Buku Ajar Pengantar Manajemen keperawatan, Yayasan Kita
Menulis.

Kamala, Laode,. Said, Asbath,. Risky Sartini. (2020) Manajemen


Keperawatan (Nursing Management). Media Sains Indonesia.

Mamik, Priyanto Agus. (2015) Manajemen Keperawatan. Zifatama


Jawara Publisher.

Ratanto, Rahmah Nur Miladiyah, Wati Ni Made Nopita, Martyastuti


Nonik Eka. (2023) Manajemen Keperawatan. PT. Sonpedia.

Seniawati,. Anugrahwati, Ria,. Gunawan, Deny,. Kamilah, Lilis,.


(2022) Buku Ajar Manajemen Keperawatan, CV. Feniks Muda
Sejahtera.

Wardanengsih Ery, Darwis Nirmawati. (2022) Manajemen


Keperawatan. Penerbit Lakeisha.

Zulkarnain (2022), Analisis Fungsi Manajemen Pengarahan


Terhadap Penerapan MAKP, CV. Azka Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai