RKS Drainase Dan Canopi Di Parit 1
RKS Drainase Dan Canopi Di Parit 1
1. KETENTUAN UMUM
a. Spesifikasi Teknis ini berisi penjelasan dan ketentuan-ketentuan atas pekerjaan pekerjaan yang
pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia secara padat tenaga kerja dan menggunakan
peralatan.
b. Kualitas dari hasil pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai dengan Rencana Mutu Kontrak (RMK)
dan/atau ketentuan dan persyaratan yang berlaku yang tertera di dalam kontrak.
c. Penyedia Jasa harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada, agar dapat mengetahui
hal-hal yang akan mempengaruhi atau mengganggu pekerjaan Mekanikal.
d. Pemasangan, pengujian, dan desinfeksi pekerjaan plumbing mengikuti Peraturan Sistem Plumbing
tahun 2000.
e. Penyedia Jasa harus memeriksa dengan teliti ruangan-ruangan agar peralatan, saluran, pipa, dan lain-
lain dapat dipasang pada tempat yang telah disediakan.
f. Penyedia Jasa sebelumnya harus mengajukan contoh bahan-bahan dan peralatan-peralatan yang akan
digunakan. Cara pelaksanaan pengerjaan harus dilakukan dengan cara yang wajar dan terbaik, dan
bahwa instalasi yang diserahkan adalah lengkap dan dapat bekerja dengan baik, tanpa mengurangi
atau menghilangkan bahan-bahan atau peralatan-peralatan yang sewajarnya disediakan.
g. Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan, alat-alat pengukur, alat-alat pengatur, dan alat-alat
pengaman tambahan yang diwajibkan oleh ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang berlaku
di Indonesia.
h. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua pipa, fitting, katup, dan
fixtures secara terperinci. Semua bagian-bagian tersebut diatas walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan secara spesifik, namun apabila untuk berfungsinya sistem maka harus disediakan dan
dipasang oleh Penyedia Jasa dengan baik dan sesuai dengan pelaksanaan yang wajar dan berlaku
untuk pekerjaan plumbing pada umumnya.
2. GAMBAR-GAMBAR
1. Gambar Kontrak (Gambar Rencana)
Gambar-gambar yang terdapat dalam kontrak seperti terlampir dalam dokumen pengadaan. Penyedia
jasa harus menggunakan gambar-gambar rencana sebagai dasar untuk mempersiapkan gambar-
gambar kerja.
2. Gambar Kerja
Gambar-gambar kerja disiapkan oleh Penyedia Jasa dan disetujui serta ditandatangani oleh pengawas
lapangan dan atau direksi sebelum pekerjaan dimulai, termasuk perubahannya. Gambar-gambar tersebut
dibuat secara menyeluruh dengan memperlihatkan denah, tampak, potongan dan detail dari semua
pekerjaan beserta dimensi-dimensi seperti ukuran dan jarak di lapangan. Gambar-gambar kerja harus
disediakan 1 (satu) set lengkap pada kertas ukuran A3.
3. Gambar Purna Bangun (As Built Drawing)
Setelah masa pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus membuat 1 (satu) set lengkap dalam ukuran
kertas A3 berupa gambar-gambar yang dibuat berdasarkan hasil akhir dari tiap-tiap pekerjaan. As Built
Drawing (ABD) harus memperlihatkan semua perubahan dari tiap-tiap pekerjaan sesuai kontrak dan dibuat
secara menyeluruh.
ABD harus diperiksa, disetujui dan ditandatangani oleh Pengawas Lapangan dan Pejabat Pembuat
Komitmen, yang kemudian diserahkan pada Pengguna Jasa dalam bentuk print out sebanyak 3 (tiga)
eksemplar dan soft copy dalam format .dwg.
4. NOMENKLATUR/NAMA BANGUNAN
Penyedia Jasa harus memasang nomenklatur atau nama bangunan dengan ukuran dan isi tulisan
yang diterangkan dibagian tersebut, atau pada tempat yang ditentukan dalam gambar atau yang
ditentukan Direksi.
b. Penyedia Jasa harus menyediakan barak kerja, bangunan dan fasilitas lainnya di lapangan serta biaya
operasi yang harus dikeluarkan secara insidentil atau untuk pembayaran persiapan lainnya.
c. Penyedia Jasa harus menyiapkan surat jalan bagi personil yang akan bekerja serta dilaporkan dan
disetujui oleh Pengawas Lapangan dan atau Direksi.
d. Penyedia Jasa bersama Pengawas Lapangan wajib melapor kepada camat dan lurah setempat.
e. Apabila pekerjaan-pekerjaan dalam kontrak sudah diselesaikan, Penyedia Jasa harus memindahkan
dari lapangan semua fasilitas, peralatan dan perlengkapan yang bukan merupakan bagian dari
pekerjaan permanen.
f. Lapangan harus bersih dari bahan-bahan yang tidak digunakan lagi dan bangunan-bangunan
sementara harus dibongkar seluruhnya sesuai dengan petunjuk Pengawas Lapangan dan/atau Direksi.
7. PERSIAPAN DI LAPANGAN
1. Kontraktor harus membuat Barak Kerja dengan menggunakan bahan-bahan sederhana, pintu-pintu
dapat dikunci dengan baik, lantai semen, dinding papan/triplek, atap triplek/seng.
2. Perlengkapan Direksi keet :
a. Satu Papan Tulis
b. Papan untuk menempelkan gambar
c. Buku Tamu, Buku Direksikeet/Pengawas
d. Dan hal lain yang dianggap perlu
3. Kontraktor harus membuat barak kerja untuk para pekerja dan gudang penyimpanan barang-barang
yang dapat dikunci, tempatnya akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
4. Direksi keet/Barak Kerja dan Perlengkapan di atas setelah pekerjaan selesai, pemanfaatan
akan ditentukan Kepala Pemimpin Kegiatan.
2. Rencana Kerja tersebut sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari konsultan pengawas, paling
lambat dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari kerja setelah Surat Keputusan Penunjukan (SKP ) diterima
Kontraktor.
3. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada Konsultan Pengawas,
Satu salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding di Direksikeet di lapangan yang selalu diikuti
dengan grafik kemajuan pekerjaan (prestasi kerja).
4. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan kontraktor berdasarkan Rencana Kerja
tersebut.
1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjukan seorang kuasa di lapangan pekerjaan, Kontraktor
wajib menunjukan seorang kuasa kontraktor atau biasa disebut pelaksana yang ahli untuk memimpin
pelaksanaan dilapangan dan mendapat kuasa penuh dari kontraktor.
2. Dengan adanya pelaksana, tidak berarti bahwa kontraktor lepas tanggung jawab sebagian maupun
keseluruhan terhadap kewajibannya.
3. Kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis kepada Tim Pengelola Proyek dan Konsultan
pengawas, nama dan jabatan pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
4. Bila kemudian hari, menurut pendapat Tim Pengelola Proyek dan Konsultan Pengawas, Nama dan
Jabatan pelaksana secara tertulis untuk mengganti pelaksana. dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah
dikeluarkan surat pemberitahuan, kontraktor harus sudah menunjuk pelaksana baru atau kontraktor
sendiri (penanggung jawab/direksi perusahaan ) yang akan memimpin pelaksanaan.
1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya kerja diluar jam kerja apabila terjadi hal-hal mendesak,
Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis, alamat dan nomor telepon yang dapat
dihubungi kepada Tim Pengelola Kegiatan dan Konsultan Pengawas.
2. Alamat Kontraktor dan Pelaksana diharapkan tidak sering berubah – ubah selama pekerjaan, Bila
terjadi perubahan alamat, Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2019 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi, maka Pelaksana Konstruksi wajib menyelenggarakan Program K3
untuk Pekerjaan Drainase dan canipo di Prit 1 BJ Kuala Tungkal ini dengan ketentuan sebagai berikut :
15.1 . Setiap pekerjaan konstruksi harus memiliki petugas K3 yang memiliki lisensi Ahli K3 Konstruksi
sesuai dengan Permenaker R.I Nomor: PER-02/MEN/1992 tentang Tata cara petunjukan,
kewajiban, dan wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Surat Dirjen Binwasnaker
1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila bagian pekerjaan ini telah selesai, akan tetapi belum
diperiksa oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor diwajibkan memintakan persetujuan kepada Konsultan
Pengawas, apabila Konsultan Pengawas telah menyetujui bagian pekerjaan tersebut, Kontraktor dapat
meneruskan pekerjaannya.
2. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam, (dihitung dari jam diterimanya surat
permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari libur/hari raya), tidak dipenuhi oleh Konsultan
Pengawas, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa
dianggap telah disetujui Konsultan Pengawas. Hal ini dikecualikan bila Konsultan Pengawas minta
perpanjangan waktu.
3. Bila Kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Konsultan Pengawas berhak menyuruh membongkar bagian
pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki, Biaya pembongkaran dan pemasangan kembali
menjadi tanggungan Kontraktor.
2. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan persiapan, galian tanah pondasi, urugan tanah kembali, saluran air hujan,
drainase pembuang, pengupasan (cut) untuk perataan tanah dan penimbunan(Fill) untuk perataan
permukaan tanah serta pemadatan dan sesuai dengan peil/elevasi yang telah ditentukan, serta
urugan pasir bawah selasar t=5 cm.
3. Pekerjaan Penggalian
a. Semua galian harus mencapai kedalaman yang disyaratkan dalam gambar rencana kecuali
ditentukan lain oleh pengawas sehubungan dengan keadaan lapangan dari peil tanah.
b. Semua akar-akar, batang-batang pohon yang terpendam maupun beton atau tembok/pondasi,
pipa—pipa yang tidak terpakai atau halangan-halangan lain yang dijumpai pada saat penggalian
harus dikeluarkan dan dibuang.
c. Pada saat penggalian, pipa-pipa drainase, gas, air bersih dan kabel-kabel yang masih berfungsi harus
diamankan dan dijaga agar jangan sampai rusak atau cacat, apabila hal tersebut dijumpai, maka pelaksana
harus segera memberitahukan kepada pengawas atau Pemimpin Kegiatan untuk mendapatkan intruksi
lebih lanjut.
d. Sebelum mengadakan kegiatan galian pondasi, Penyedia Jasa diwajibkan memperhitungkan struktur tanah
dan bangunan (bila ada) lokasi yang akan digali. Metode galian penyedia jasa harus dipertimbangkan
terhadap struktur tanah sekitar lokasi dan alat gali yang digunakan. Dasar dan sisi galian, dimana akan
didirikan bangunan harus selesai dengan rapi menurut duga/tingkat dan dimensi yang tertuang pada
gambar bestek. Jika waktu penggalian material yang digali melampaui garis dan tingkat yang telah
ditentukan, galian yang melampaui batas tadi harus ditimbuni lagi seluruhnya dengan material yang terpilih
kemudian ditumbuk atau digilas lapis demi lapis yang tebalnya tidak lebih dari 15 cm dengan dan atas biaya
Penyedia Jasa. Jika tanah pondasi asli (natural foundation) terganggu atau longgarkarena pekerjaan-
pekerjaan penggalian Penyedia Jasa, ia harus dipadatkan dengan menumbuknya atau menggilasnya atau
jika Pengawas Lapangan menghendakinya ia harus dipindahkan atau diganti dengan bahan yang terpilih
yang seluruhnya harus dipadatkan.
e. Jika pada suatu tempat penggalian bangunan atau penggalian untuk bangunan lainnya yang dikehendaki
dipakai bahan yang tidak cocok, untuk pondasi menurut ketentuan Pengawas Lapangan, maka akan
memerintahkan secara tertulis untuk memindahkan barang-barang yang tidak cocok tersebut dan
dipadatkan seluruhnya dengan menumbuknya atau menggilasnya lapis demi lapis yang tebalnya tidak boleh
lebih dari 15 cm. Semua biaya yang diakibatkan adanya perintah Pengawas Lapangan tersebut menjadi
beban dan tanggung jawab Penyedia Jasa.
f. Penyedia Jasa harus menjaga agar galian bebas dari air selama masa Pembangunan. Cara menjaga galian
bebas dari air, pengeringan dan pembuangan air harus dengan cara yang dapat disetujui oleh Pengawas
Lapangan.
g. Penyedia Jasa harus menjamin adanya perlatan yang stand by dan cukup di lapangan setiap waktu guna
menghindari terputusnya kontinuitas pengeringan air.
h. Bila terjadi keruntuhan/kerusakan tanah dan bangunan disekitar lahan galian akibat kecerobohan dan
kekurang telitian metode pelaksanaan, maka seluruh resiko menjadi tanggungan Penyedia Jasa.
i. Setiap permukaan galian harus dirapihkan dengan cara manual atau alat lain yang disetujui oleh Pengawas
lapangan, sehingga bidang pondasi atau bagian lain dari bangunan atau timbunan yang berhubungan
langsung dengan tanah asli bisa berhubungan baik. Apabila tanah dasar pondasi atau bagian lain yang
dianggap peka oleh Pengawas rusak akibat berlangsungnya pekerjaan maka Penyedia Jasa wajib
memperbaikinya sesuai dengan petunjuk Pengawas lapangan atas biaya Penyedia Jasa. Dasar galian yang
akan menerima beton, pasangan batu atau isian dipadatkan 0,15 m yang terakhir dari galian harus dirapikan
dengan tangan, atau dengan cara yang mungkin dibenarkan atau diperintahkan oleh Pengawas lapangan.
Hal ini dilakukan setelah pembersihan semua lumpur pada waktu akan menempatkan konstruksi diatasnya.
j. Semua galian harus diperiksa terlebih dahulu oleh pengawas sebelum melaksanakan pekerjaan
selanjutnya, Pelaksana harus mendapat ijin / persetujuan tertulis dari pengawas.
k. Apabila penggalian dilakukan sampai dibawah level yang tercantum dalam gambar rencana tanpa
instruksi tertulis dari pengawas, maka bagian yang tergali tersebut harus diisi dengan adukan beton
1:3:5
c. Lapisan tanah urug harus dipadatkan sampai mencapai 95 % dari kepadatan kering maksimum.
Pemeriksaan kepadatan dilapangan harus dilaksanakan untuk setiap hasil pemadatan seluas 100
M2 pada setiap lapis pemadatan.
d. Pelaksana bertanggung jawab atas stabilitas timbunan tanah dan pelaksana harus mengganti
bagian-bagian yang rusak akibat dari kesalahan dan kelalaian pelaksana atau akibat dari aliran air.
e. Kekurangan atau kelebihan tanah harus ditambah atau disingkirkan dari tempat-tempat yang
akan ditentukan oleh konsultan pengawas.
5. Pekerjaan Penyelesaian
a. Seluruh daerah kerja termasuk penggalian dan penimbunan harus merupakan daerah betul-betul
seragam dan bebas dari permukaan yang tidak merata.
b. Seluruh lapisan akhir (finish grade) harus benar-benar memenuhi peil yang dinyatakan dalam
gambar, Bila diakibatkan oleh penurunan, timbunan memerlukan tambahan material yang tidak
lebih dari 30 cm, maka bagian atas timbunan tersebut harus digaruk terlebih dahulu sebelum
material timbunan tambahan dihamparkan, untuk selanjutnya dipadatkan sampai mencapai elevasi
dan sesuai dengan persyaratan teknis lainnya.
c. Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan pengisi/timbunan, seluruh
puing-puing, reruntuhan dan sampah—sampah harus segera disingkirkan dari dalam lokasi.
a. Semen portland yang dipakai harus dari jenis I menurut Peraturan Semen Portland
Indonesia 1972 (NI-8) atau Britis Standard No. 12 1965. Semen harus sampai ditempat
kerja dalam kondisi baik serta dalam kantong-kantong semen asli dari pabrik artinya tidak
ada yang mengeras dan berat per zak sama.
b. Merk PC dianjurkan Produk dalam negeri satu macam dan dengan persetujuan
Konsultan Pengawas. Jika terpaksa menggunakan semen dengan merek berbeda, maka
penggunaannya harus diatur menurut jenis satuan pekerjaan, artinya dalam satu satuan
pekerjaan tidak digunakan semen dengan merek yang berbeda, pengaturannya
mengikuti petunjk tim MK / pengawas .
c. Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air, berventilasi baik, diatas lantai
setinggi 30 cm. Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari sepuluh lapis.
d. Penyimpanan selalu terpisah untuk setiap pengiriman dan penggunaan harus sesuai
dengan urutan pengiriman.
2. Agregat Kasar (kerikil atau batu pecah)
1. Agregat yang digunakan adalah agregat alami atau buatan yang memenui syarat
menurut PBI 1971 (NI-2). pasal 3.3, 3.4 dan 3.5 atau SNI’ atau Peraturan Beton 1989.
Agregat harus memenuhi syarat :
a. Tidak mengandung bahan yang dapat merusak beton dan ketahanan tulang
terhadap karat. pasir laut tidak dapat digunakan
b. Bersih dari kotoran yang dapat menghalangi ikatan dengan semen, jika agregat
yang datang ternyata kotor, maka sebelum dipakai harus dicuci terlebih dahulu.
c. Jika pasir dan krikil yang akan dipakai ternyata terlalu kering, maka sebelum
digunakan harus dibasahi dengan siraman air sehingga mencapai kondisi SSD
(saturated surface dry)
2. Agregat dapat dipakai agregat alami atau buatan berupa batu pecah yang diperoleh dari
pemecahan batudengan spesifikasi sesuai menurut ASTM C – 33 dan mempunyai
ukuran terbesar 2,5cm.
3. Agregat kasar terdiri dari butir-butir yang kasar, keras tidak berpori dan berbentuk kubus
, bila ada butir yang pipih maka jumlahnya tidak boleh melebihi 20% dari Value dan tidak
boleh mengalami pembubukan sehingga melabihi 50,5 kehilangan berat menurut tes
mesin los angeles.
4. Bahan harus bersih dari zat-zat organic, substansi yang merusak beton.
3. Agregat Halus
a. Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu dan
harus bersih dari bahan organic, Lumpur, zat-zat alkali adan tidak mengandung lebih dari
150% substansi-substansi yang merusak beton.
b. Pasir yang digunakan harus berbutir kasar, sedangkan ukuran kerikil mengikuti
persyaratan dalam PBI (Peraturan Beton Indonesia).
c. Pasir laut tidak diperkenankan digunakan dan pasir harus terdiri dari partikel-partikel
yang tajam dan keras serta mempunyai gradasi seperti tabel berikut :
4. Air
a. Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak mengandung minyak atau garam serta
zat-zat yan g dapat merusak beton atau baja tulangan, dalam hal ini sebaiknya digunakan
air bersih yang dapat diminum.
b. Untuk adukan dan pemeliharan beton, air yang dipakai harus bebas dari asam, garam,
bahan alkali dan organik yang dapat mengurangi mutu beton. air tersebut harus
memenuhi persyaratan sebagai adukan beton.
c. Penggunaan air untuk kerja harus mendapat persetuuan MK/ pengawas.
5. Baja Tulangan
a. Baja tulangan yang dgunakan harus memenuhi persyaratan PBI NI – 2 1991 dengan
tegangan leleh karakteristik = 2400 kg/cm2 atau baja U24 untuk tulangan Ø ≤ 12 mm, fy
= 400 Mpa (ulir/deform) untuk tulangan Ø > 12 mm, tidak berkarat, tidak mengelupas.
b. Pemeriksaan terhadap mutu baja tulangan dilakukan dengan pengujian kuat tarik
dilaboratorium, atas tanggungan biaya pelaksanaan.Toleransi diameter baja tulangan
maksimum 0,4 mm untuk baja Ø ≤ 12 mm, dan 0,6 mm untuk baja Ø > 12 mm.
c. Pelaksanaan penyambungan, pemotongan pembengkokan harus sesuai dengan
persyaratan dalam PBI NI – 2 1971.
d. Ukuran baja disesuaikan dengan gambar rencana dan untuk penggantian ukuran hanya
diperkenankan atas persetujuan tertulis dari konsultan pengawas. Segala biaya yang
diakibatkan oleh penggantian
7. Bekisting ( Acuan )
Dapat menggunakan kayu kelas II, multipeks dengan tebal minimal 9 mm atau plat baja, dengan
syarat memenuhi ketentuan-ketentuan yang tersebut dalam PBI NI – 2. 1971.
b. Semua bekisting yang digunakan untuk acuan adukan beton pada pekerjaan ini diatur sebagai
berikut:
1. Untuk kolom praktis, ring praktis, sloof praktis dan balok lantai,Plat Kanopi menggunakan
multiplek 9 mm.
2. Untuk semua struktur beton kolom, konsol, balok latei dan plat lantai menggunakan bekisting
multiplek tebal 9 mm dengan rangka kayu minimal kelas kuat II atau kelas kuat III ditunjukan
dengan hitungan kekuatan.
c. Bekisting harus dikerjakan dengan baik, teliti dan kokoh, untuk mendapatkan bentuk
penampang, ukuran dari bahan beton seperti bahan gambar struktur.
d. Bekisting yang telah digunakan, dapat digunakan kembali dengan ijin MK /pengawas.
8. Steiger/Perancah
a. Steiger/Perancah harus dipasang sedemikian rupa sehingga mampu menyangga adukan beton dan
beban kerja diatasnya, tanpa mengalami penurunan.
b. Perancah/penyokong struktur beton menggunakan scaffolding yang cukup kuat.
d. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk selama 1,5 menit setelah semua bahan
ada didalam mixer.
e. Mesin pengaduk tidak boleh dibebani melebihi kapasitas yang telah ditentukan. Air harus dituang
dahulu selanjutnya ditambahkan sedikit demi sedikit selama pengadukan.
f. Tidak diperkenankan melakukan pengadukan yang berlebihan yang membutuhkan penambahan air
untuk mendapat konsistensi beton yang dikehendaki.
g. Pelaksanaan harus menyerahkan spesifikasi beton ready mixed yang akan digunakan sesuai dengan
mutu beton yang diinginkan sebelum memulai pekerjaan.
A. Bekisting/acuan
Bekisting harus dibuat berdasarkan dimensi yang tertera dalam gambar rencana, karena ukuran/dimensi
yang tertera adalah ukuran cetak beton.
a. Sambungan bekisting harus dibuat benar-benar rapat sehingga air adukan beton tidak banyak
keluar.
b. Pemasangan bekisting harus benar-benar rata, selalu diperiksa horisontal dan vertikalnya, untuk
mencegah/mengurangi lendutan beton setelah dibekisting dibongkar, pemasangan bekisting dapat
dinaikan 1-2 cm.
c. Pemasangan bekisting dilaksanakan setelah steiger/perancah scaffolding terpasang dengan baik
dengan ijin MK/pengawas.
d. Rangka/penguat bekisting harus dipasang sedemikan rupa sehingga dapat menjamin kokohnya
bekisting.
e. Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekisting harus bersih dari semua kotoran
maupun sepih kayu.
f. Untuk mempermudah dan mengurangi kerusakan pembongkaran bekisting, bagian dalam
bekisting harus dilapisi dengan ‖solar‖.
g. Pembongkaran bekisting untuk mencegah lendutan yang cukup besar, pembongkaran bekisting
dapat dilakukan setelah umur beton 14 hari. Tidak boleh dilakukan sebelum tercapainya
pengerasan beton dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan dengan hati-hati tidak boleh merusak
beton yang sudah mrngeras,dengan terlebih dulu mendapat persetujuan tim manajemen
konstruksi/pengawas.
B. Baja Tulangan
Tim pelaksana harus membuat gambar detail perencana pemotongan besi tulangan, tempat
sambungan/pemberhentian, overlapping sambungan, membengkokan baik untuk tulangan pokok
maupun begel. Gambar ini dibuat untuk pekerjaan kolom struktur, balok struktur, plat, konsol, lisplank.
Sebelum dilaksanakan pembuatannya gambar ini harus mendapatkan persetujuan tim MK/pengawas.
a. Tidak diperkenankan membengkokan baja tulangan di tempat bekisting terpasang kecuali keadaan
yang sangat memaksa dengan persetujuan pengawas dan dihindari terhadap kerusakan bekisting.
b. Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai gambar penulangan dan harus dijaga
jarak antara tulangan dengan bekisting untuk mendapatkan tebal selimut beton (beton deking/tahu
beton) yang dipersyaratkan.
c Tebal beton : 3,00 cm untuk kolom
2,50 cm untuk balok
2,00 cm untuk plat
beton deking dibuat dengan campuran 1pc:2ps, dan digunakan setelah berumur minimal 7 hari.
d. Semua tulangan harus diikat dengan baik dan kokoh sehingga dijamin tidak bergeser pada waktu
pengecoran.
e. Semua ketentuan mengenai pembengkokan tulangan, kait begel, jarak antara tulangan dan lain-
lain sepenuhnya mengikuti ketentuan dalam peraturan.
e. Jika digunakan bahan tambahan pengeras beton, pencampurannya harus mengikuti petunjuk teknis
dari pabrik yang bersangkutan, dengan ketentuan bahwa begisting/ acuan baru boleh dibongkar setelah
ada hasil uji laboratorium yang menyebutkan bahwa kuat tekan beton pada umur yang dikehendaki lebih
besar atau sama dengan kuat tekan beton yang disyaratkan.
f. Sambungan
permukaan beton diusahakan lurus
yang tidak dan (exposed
di finish rata dalam arah horizontal maupun vertikal terutama untuk
concrete)
g. Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat memberikan penunjang
sepertiu yang dibutuhkan tanpa adanya overstress atau perpindahan tempat pada beberapa bagian
konstruksi yang dibebani, struktur dari tiang penyangga harus kuat dan kaku untuk menunjang berat
sendiri dan beban-beban yang ada diatasnya selam masa pelaksanaan.
h. Sebelum penuangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan kebenaran letak kekuatnnya dan tidak
terjadi penurunan dan pengembangan pada saat beton dituangi permukaan cetakan harus bersih dari
segala macam kotoran diberi form oil untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan, pelaksananya
harus berhati-hati agar tidak terjadi kontak dengan baja tulangan yang dapat mengurangi daya lekat
beton dengan tulangan.
i. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari pengawas, atau jika umur beton telah
melampaui waktu sebagai berikut :
1. Bagian sisi balok 48 jam
2. Balok tanpa beban konstruksi 7 hari
3. Balok dengan beban konstruksi 21 hari
4. Pelat Lantai/Atap/Tangga 21 hari
k. Dengan persetujuan pengawas, cetakan dapat dibongkar lebih awal apabila hasil pengujian dari benda
uji yang mempinyai kondisi sama dengan beton sebenarnya, telah mencapai 75% dari kekuatan beton
pada umur 28 hari.
l. Segala izin yang diberikan oleh pengawas, tidak mengurangi atau membebaskan tanggung jawab
pelaksana terhadap kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan.
m. Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga tidak menyebabkan cacat pada
permukaan beton. Dalam hal terjadi bentuk beton yang tidak sesuai dengan gambar rencana, pelaksana
wajib mengadakan perbaikan atau pembentukan kembali.
n. Permukaan beton harus bersih dari sisa-sisa kayu cetakan dan pada bagian-bagian konstruksi yang
terpancang dalam tanah, cetakan harus dicabut dan dibersihkan sebelum pengurugan dilakukan.
Perencanaan Drainase dan Canopi di Parit 1 BJ Kuala Tungkal
Dokumen Pengadaan Spesifikasi Teknis|
3. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat penggetaran yang
mempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian beton dan pemadatan yang baik, alat penggetar
tidak boleh disentuhkan pada tulangan, terutama pad tulangan yang telah masuk pada beton yang telah
mulai mengeras.
1. Mutu hasil pekerjaan beton yang dimaksud adalah : semi exposed konvensional, artinya hasil
pengecoran beton adalah jadi (tidak diplester lagi) tetapi masih dimungkinkan dengan perbaikan.
Yang dimaksudkan konvensional adalah bekisting menggunakan multiplex 15 mm.
2. Untuk mencapai kualitas/ mutu hasil pekerjaan beton sesuai dengan butir 1 tersebut di atas maka
metode pelaksanaan dan pengawasan di lapangan harus betul-betul baik dan terkoordinasi
antara pelaksana, mandor pekerjaan dan MK / Pengawas.
3. Kriteria perbaikan hasil pekerjaan beton tersebut di atas harus disepakati oleh pelaksana,
mandor pekerjaan dan MK / Pengawas, antara lain :
a. Selisih ukuran, kelurusan vertikal dan horizontal, kesempurnaan kerataan permukaan beton,
sponengan sudut, tali air, dan sebagainya harus disepakati secara wajar (tidak menyolok
secara visual).
b. Apabila kegagalan pekerjaan beton melebihi toleransi tersebut di atas maka pelaksana dan mandor
pekerjaan harus memperbaiki (‖diketrek/dibobok‖ dengan peralatan dan keahlian tukang yang
memadai) dan kemudian diaci halus/tidak diplester tebal.
c. Pekerjaan perbaikan pekerjaan beton semi expoxed tersebut di atas harus disepakati bersama
antara pelaksana, mandor pekerjaan dan MK/Pengawas, sebagai pekerjaan tambah dengan
mempertimbangkan efisiensi biaya.
4. Bila perlu setelah pelepaan dengan salah satu metode di atas, untuk menutup dan menghaluskan
lubang-lubang pada permukaan beton dapat digunakan pelepa dengan batang pegangan yang
panjang (bertangkai), dengan papan panjang tidak kurang dari 1,50 m dan lebar 150 mm. Pelepa
ini tidak boleh digunakan pada seluruh permukaan beton sebagai pengganti atau pelengkap
salah satu metode pelepaan di atas. Bila penempaan dan pemadatan dikerjakan tangan dan
bentuk permukaan jalan tidak memungkinkan digunakannya pelepa longitudinal, pelepaan
permukaan dilakukan secara melintang dengan pelepa bertangkai.
5. Setelah pelepaan air dan sisa beton yang ada dipermukaan harus dibuang dari permukaan jalan
dengan mal datar sepanjang 3 m atau lebih. Setiap geseran harus dilintasi lagi dengan ukuran
setengah panjang mal datar.
Setelah sambungan dan tepian selesai, dan sebelum bahan perawatan (curing) dilakukan, permukaan
beton harus dikasarkan dengan disikat melintang garis sumbu (centre line) jalan, atau dengan cara
pembuatan alur (grooving) pada arah melintang atau memanjang jalan.
Pengkasaran yang dilakukan dengan menggunakan sikat kawat selebar tidak kurang dari 45 cm, dan
panjang kawat sikat dalam keadaan baru adalah 10 cm dengan masing-masing untaian terdiri dari 32
kawat. Sikat hams terdiri dari 2 baris untaian kawat, yang diatur berselang-seling sehingga jarak masing-
masing pusat untaian maksimum 1 cm. Sikat harus diganti bila bulu terpendek panjangnya sampai 9
cm. Kedalaman tekstur rata-rata tidak boleh kurang dari 0,75 mm.
35. PENGUJlAN KERATAAN PERMUKAAN
Begitu beton mengeras, permukaan jalan harus diuji memakai mal datar (straight edge) 3 m. Daerah
yang menunjukkan ketinggian lebih dari 3 mm tapi tidak lebih dari 12,5 mm sepanjang 3 m itu harus
ditandai dan segera diturunkan dengan alat gerinda yang telah disetujui sampai bila diuji lagi,
ketidakrataannya tidak lebih dari 3 mm. Bila penyimpangan dari penampang melintang yang
sebenarnya lebih dari 12,5 mm, lapisan jalan harus dibongkar dan diganti.
Bagian yang dibongkar tidak boleh kurang dari 3 m ataupun kurang dari lebar lajur yang kena bongkaran.
Bagian yang tersisa dari pembongkaran pada perkerasan beton dekat sambungan yang panjangnya
kurang dari 3 m, harus ikut dibongkar dan diganti.
2. Dinding dari pasangan batu bata 4 lubang atau batu bata kecil yang berkwalitas dan mutu yang
baik serta harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dengan perbandingan campuran
sesuai dengan gambar rencana masing masing pekerjaan.
3. Sebelum batu bata dipasang harus direndam terlebih dahulu sampai gelembung udara tidak
terlihat lagi. Batu bata yang dipasang harus utuh, kecuali untuk sambungan.
4. Untuk dinding yang selalu berhubungan dengan air seperti kamar mandi dan WC mulai
permukaan sloof sampai setinggi 1,6 m harus dipasangan trasraam digunakan adukan 1Pc : 2
Ps. Adukan untuk pasangan lain 1Pc : 4Ps.
5. Bidang dinding bata ½ batu yang luasnya lebih dari 8 m² harus ditambahkan kolom dan balok
penguat kolom praktis dengan ukuran 11 x 113 cm dengan tulangan pokok 4 buah diameter 8
mm, beugel diameter 6 jarak 15 cm/ sesuai dengan gambar kerja.
6. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom, Balok
Pinggang, Kolom Pondasi dan lain-lain) harus diberi stek-stek besi beton diameter 10 mm,
dengan jarak 100 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik / dicor bersamaan pengecoran
beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang – kurangnya 20 cm kecuali
ditentukan lain.
7. Pemasangan pipa listrik / air dilakukan sebelum dinding diplester, Pemasangan pipa instalasi
listrik serta pipa air yang terpasang pada kolom dilakukan sebelum pengecoran dan diberi tutup
pada pipa agar tidak terjadi penyumbatan pada pipa.
Pasangan batu bata untuk dinding harus dilaksanakan dengan baik, rapi, halus dan benar-benar
siku\ (90°), tidak melengkung (bergelombang).
- Semua sudut horizontal, luar maupun dalam serta garis tegaknya dalam pekerjaan plesteran
harus dilaksanakan secara sempurna tegak dan siku, sudut luar hendaknya dibuat agak bulat.
- Seluruh bidang yang akan diplester harus dibersihkan dan lubang-lubang yang tidak
diperlukan ditutup dengan rapi.
- Bila tidak disebutkan dalam gambar, maka tebal plesteran untuk bidang yang akan dicat,
mempunyai ketebalan 15 mm dan maksimal 20mm.
- Untuk bagian dinding yang akan diselesaikan dengan cat, pada plesteran yang telah benar-
benar kering dilakukaqn pengacian dengan semen sampai didapat permukaan yang halus
dan rata serta lurus dan tidak bergelombang.
Bahan yang dapat merusak unit lantai seperti minyak residu, teak oli dan lain-lain harus dijauhkan dari
permukaan lantai.
Dalam melaksankan pekerjaan ini, bekas adukan harus segera dibersihkan dari lantai yang terpasang,
Sebelum pemasangan dimulai, kontraktor wajib memberikan contoh kepada Direksi (Pengawas) untuk
mendapat persetujuan.
2. Pekerjaan pasir urug.
Lapisan pasir urug digunakan dibawah lantai pada lantai dasar dengan ketebalan minimum 5 cm
dipadatkan, ditimbris dan disiram dengan air, Lapisan pasir harus bersih dari kotoran tanah , tatal –
tatal kayu dan lain – lain, Lapisan pasir urug dapat dikerjakan setelah penyemprotan obat anti rayap
selesai dikerjakan dan telah mendapat persetujuan Direksi lapangan.
3. Pekerjaan Cor beton Bawah Lantai
Cor beton Bawah Lantai terbuat dari beton dengan mutu baik, dengan campuran adukan 1 Pc : 3 Ps
: 5 Krl dengan atau tanpa tulangan susut, tebal 5 cm /sesuai gambar kerja, Apabila Cor beton Bawah
Lantai tersebut sebagai landasan pasangan lantai keramik pada lantai dasar tebal 5 cm /sesuai
gambar kerja, Sebagai landasan Cor beton Bawah Lantai harus diberi lapisan pasir urug.
A. UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
a. Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelayanan yang diperlukan untuk
melaksanakan dan membuat konstruksi pipa/baja.
b. Spesifikasi ini meliputi syarat-syarat perencanaan, pabrikasi dan pemasangan tentang konstruksi
pipa/baja untuk atap, penyokong (support), dan sebagainya, sesuai dengan yang ditunjukkan pada
gambar kerja
2. Standar Bahan Struktur dan Konstruksi
a. Kecuali kalau diatur secara tersendiri, bentuk profil, pelat dan kisi-kisi untuk tujuan semua
konstruksi dinuat atau di las harus baja karbon yang memenuhi persyaratan A.S.T.M. A36 atau
yang setara dan harus mendapat persetujuan Direksi dan Pengawas Lapangan.
b. Kecuali kalau diatur secara tersendiri pipa-pipa untuk konstruksi dengan las harus dari baja karbon
yang memenuhi A.S.T.M. A53 type Light atau Medium.
c. Pengikat – Pengikat
Baut-baut, mur-mur/sekerup-sekerup dan ring-ring harus sebagai berikut :
Untuk sambungan bukan baja ke baja :
Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A370 dan harus
digalvani.
Untuk sambungan logam yang berlainan (tidak sama) pengikat-pengikat harus baja tahan
korosi memenuhi persyaratan ASTM A276 type 321 atau type lainnya dari baja tahan korosi.
Ring-ring bulat untuk baut biasa harus memenuhi A.N.S.I. B27, type A.
d. Bahan – Bahan Las
1. Bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari ―American Welding Society‖ (AWS
D1.0-69 : Code for Welding in Building Construction).
2. Baut angkur dan sekrup-sekrup/mur-mur harus memenuhi persyaratan ASTM A36 atau A325.
3. Lapisan seng : baja terlapis seng harus memenuhi ASTM A123. Lapisan seng untuk produksi
uliran sekrup harus memenuhi ASTM A153.
4. Baut dan mur yang tidak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM A307 dan harus
biasanya type segi enam (hexagon-bolt type).
5. Semua bahan pipa/baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu bahan
yang belum pernah dipergunakan untuk konstruksi lain sebelumnya dan apa bila dianggap
perlu harus dibuktilan dengan sertifikat dari pabrik.
e. Peraturan-Peraturan Dan Standar Atau Publikasi Yang Dipakai :
Peraturan-peraturan dan standar dibawah ini atau publikasi yang dapat dipakai harus
dipertimbangkan serta merupakan bagian dari spesifikasi ini.
Dalam hal ini ada pertentangan, spesifikasi ini menentukan. Dasar – dasar yang digunakan adalah
;
1. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) Mei 1983.
2. American Institute of Steel Construction (AISC) ―Manual of Steel Construction-7th Edition‖.
3. American National Standards Institute (ANSI) : B27.265 Plain Washers‖.
4. American Society for Testing and Materials (ASTM) specifications :
A 53 – 72aWelded and Seamless Steel Pipe‖
A153 – 71Zink Coating (hot dip) on Iron and Steel Hardware‖.
A307 – 68Carbon Steel Externally Threaded Standard Fasteners.
A325 –71aHigh Strength Bolts for/structural Steel Joint, Including Sutiable Nuts and
Palin Hardener Washers‖.
A490 – 71Quenched and Tempered Alloy Steel Bolts for Structural Steel Joints.
3. Contoh Bahan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material, baja
profil, kawat las, cat dasar/akhir dan lain-lain untuk mendapat persetujuan Direksi Teknis.
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi Teknis akan dipakai sebagai standar/pedoman
untuk pemeriksaan/penerimaan material yang dikirim oleh Kontraktor ke site.
c. Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh material yang telah disetujui
di bengkel Direksi Teknis.
4. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
a. Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak bercacat. Beberapa
bahan tertentu harus masih didalam kotak/kemasan aslinya yang masih bersegel dan berlebel
pabriknya.
b. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab dan bersih,
sesuai dengan persyaratan pabrik.
c. Tempat penyimpanan bahan harus cukup dan bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai jenisnya.
d. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan.
e. Bila ada kerusakan Kontraktor wajib mengganti atas beban Kontraktor.
Perencanaan Drainase dan Canopi di Parit 1 BJ Kuala Tungkal
Dokumen Pengadaan Spesifikasi Teknis|
B. PELAKSANAAN
1. Pengelasan
a. Pengelasan konstruksi pipa/baja harus sesuai dengan gambar konstruksi, dan harus mengikuti
prosedur yang berlaku seperti AWS atau AISC Spesification.
b. Pekerjaan pengelasan harus dibawah pengawasan personil yang memiliki persiapan teknis untuk
pekerjaan tersebut.
c. Penyambungan bagian-bagian konstruksi pipa/baja harus dilakukan dengan las listrik serta tukang
lasnya sudah melalui ujian (test) dan harus memiliki ijazah yang menetapkan kualifikasi serta jenis
pengelasan yang diperkenankan kepadanya.
d. Bagian konstruksi yang segera akan di las harus dibersihkan dari bekas-bekas cat, karat, lemak
dan kotoran-kotoran lainnya.
e. Pengelasan konstruksi pipa/baja, hanya boleh dilakukan setelah dipersiksa bahwa hubungan-
hubungan yang akan dilas sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk
konstruksi itu.
f. Kedudukan konstruksi pipa/baja yang segera akan di las harus menjamin situasi yang paling aman
bagi pengelas dan kualitas hasil pengelasan yang dilakukan.
g. Pada pekerjaan las, maka sebelum mengadakan las ulangan, baik bekas lapisan pertama, maupun
bidang2 benda kerja harus dibersihkan dari kerak (slag) dan kotoran lainnya.
h. Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka lapisan yang terdahulu harus
dibersihkan dari kerak (slag) dan percikan-percikan logam sebelum memulai dengan lapisan las
yang baru. Lapisan las yang berpori-pori, rusak atau retak harus dibuang sama sekali.
2. Lubang – lubang Baut
Lubang baut untuk baut harus dilaksanakan dengan bor. Lubang baut harus lebih
besar 2.0 mm dari pada diameter luar baut.
Pembuatan lubang baut harus dilaksanakan di pabrik/bengkel dan harus dikerjakan dengan alat bor.
3. Sambungan
Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat dihindarkan berlaku ketentuan sebagai
berikut :
a. Hanya diperkenankan satu sambungan.
b. Semua penyambung profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul/full penetration butt weld.
4. Pemasangan percobaan/Trial erection
Bila dipandang perlu oleh Direksi Teknis, Kontraktor/Penyedia Jasa wajib melaksanakan pemasangan
percobaan dari sebagian atau seluruh pekerjaan konstruksi. Komponen yang tidak cocok atau yang
tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi dapat ditolak oleh Direksi Teknis dan pemasangan
percobaan tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan Direksi Teknis
5. Pengecatan
Semua bahan konstruksi baja harus di cat.
Cat dasar adalah cat zink chromate buatan Danapaints atau setara, dan pengecatan dilakukan satu kali
di pabrik/bengkel dan satu kali di lapangan. Apabila di buat di luar lokasi pekerjaan. Pipa/Baja yang
akan ditanam di dalam beton tidak boleh di cat.
Untuk lubang baut kekuatan tinggi/high strenghbolt permukaan baja tidak boleh di cat.
Cat akhir adalah enamel paint buatan Danapaint atau setara dan pengecatan dilakukan 2 kali di
lapangan, kecuali bila dinyatakan lain dalam gambar atau spesifikasi arsitektur.
Dibagian bawah dari base plate dan/atau seperti yang tertera pada gambar harus di grout dengan bahan
setara "Master Flow 713 Grout", dengan tebal minimum 2,5 cm. Cara pemakaian harus sesuai
spesifikasi pabrik.
6. Pemasangan akhir/final erection
Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus dalam keadaan baik. Bila
dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat dipasang atau ditempatkan sebagaimana mestinya
sebagai akibat dari kesalahan pabrikasi atau perubahan bentuk yang disebabkan penanganan, maka
keadaan itu harus segera dilaporkan kepada Direksi Teknis disertai usulan cara perbaikannya. Cara
perbaikan tersebut harus mendapat persetujuan dari Direksi Teknis sebelum dimulainya pekerjaan
tersebut. Perbaikan harus dilakukan dihadapan Direksi Teknis.
Biaya tambahan yang timbul akibat pekerjaan perbaikan tersebut adalah menjadi tanggungan
kontraktor.
Meluruskan pelat dan besi siku atas bentuk lainnya harus dilaksanakan dengan cara yang disetujui.
Pekerjaan baja harus kering sebagaimana mestinya, kantong air pada konstruksi yang tidak terlindung
dari cuaca harus diisi dengan bahan "Waterproofing" yang disetujui. Sabuk pengaman dan tali-tali harus
digunakan oleh para pekerja pada saat bekerja ditempat yang tinggi, disamping pengaman yang berupa
"piatfrom" atau jaringan ("net").
Setiap komponen diberi kode/marking sesuai dengan gambar pemasangan sedemikian rupa sehingga
memudahkan pemasangan.
Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan sementara harus digunakan untuk
mencegah tegangan-tegangan yang melewati tegangan izin.
Ikatan-ikatan itu dibiarkan sampai konstruksi selesai. Sambungan-sambungan sementara dari baut
harus diberikan kepada bagian konstruksi untuk menanhan beban mati, angin dan tegangan-tegangan
selama pembangunan.
Baut-baut, baut angkar, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain harus disediakan dan harus dipasang
sebagaimana mestinya sesuai dengan gambar detail.
Baut kekuatan tinggi harus dikencangkan dengan kunci momen (torque wrench).
Pelat dasar kolom untuk kolom penunjang dan pelat perletakan untuk balok, balok penunjang dan yang
sejenis harus dipasang dengan luas perletakan penuh setelah bagian pendukung ditempatkan secara
baik dan tegak. Daerah dibawah pelat harus diberi adukan lambab/kerung yang tidak susut dan disetujui
konsultan/MK.
Toleransi
Penyimpanan kolom dari sumbu vertikal tidak boleh lebih dari 1/1500 dari tinggi vertikal kolom.
7. Pengujian Mutu Pekerjaan
Penyiapan pekerjaan atap yang dilakukan di luar lokasi proyek atau di base camp merupakan satu
bagian pekerjaan yang methode kerja serta kemajuan pekerjaannya harus elalu dilaporkan kontraktor,
dan direksi berhak untuk melakukan check proses pelaksanaan pekerjaan sewaktu-waktu.
1. Lingkup Pekerjaan.
a. Memasang rangka atap seperti yang tercantum dalam gambar
b. Memasang penutup atap menggunakan atap jenis atap gelombang berwarna green tile yang
terbuat dari bitumen dan serat selulosa, bersifat fleksibel dengan pilihan warna yang sesuai
dengan kondisi lingkungan, sehingga sesuai dengan bentuk bangunan yang diinginkan
dengan ketebalan 23 mm.
c. Ukuran atap yang diinginkan adalah panjang 200 cm dengan lebar 95 cm.
d. Ukuran gelombang adalah sebesar 9,5 cm x 3,1 cm.
e. Dipasang menggunakan sekrup dari bahan yang sama dengan atap, dengan panjang ukuran
minimal 6,5 cm, berat 6,4 gr dan memiliki ketebalan 0,355 cm.
2. Langkah Pelaksanaan.
a. Langkah pelaksanaannya terdiri dari penyiapan rangka atap terutama kuda-kuda pipa,
pemasangan rangka atap secara keseluruhan dan pemasangan penutup atap. Dalam hal ini
kontraktor harus benar-benar memperhatikan faktor keselamatan tenaga kerja mengingat
lokasi kegiatannya jauh di atas permukaantanah.Rangka atap/Kuda-kuda balok sopi - sopi
b. Kontraktor diharuskan mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya di tempat pekerjaan dan
tidak hanya dari gambar-gambar kerja untuk memasang pekerjaan pada tempatnya, terutama
pada bagian yang terhalang oleh benda lain.
c. Setiap bagian pekerjaan yang buruk dan tidak memenuhi ketentuan diatas, akan ditolak dan
harus di ganti.
d. Pekerjaan yang selesai harus bebas dari cacat yang membahayakan konstruksi.
1. Untuk pekerjaan ini sejauh tidak ditentukan lain, dipergunakan dasar atau pedoman dan ketentuan /
Peraturan umum mengenai instalasi listrik maupun ketegangan (AVE & VDE) berlaku pula standar /
referensi sebagai berikut :
Peraturan Umum Instalasi Listrik ( PUTL ) tahun 1997.
Peraturan menteri PU dan tenaga listrik No. 023/PRI/1987 tentang peraturan instalasi listrik,
Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh PLN distribusi setempat.
Peraturan / persyaratan yang dikeluarkan oleh dinas keselamatan kerja (Depnaker).
Peraturan / persyaratan dari pabrik pembuat peralatan yang digunakan. Instalasi Sprinkler
otomatif, Juga jadi pedoman standar yang dikeluarkan oleh Association Of German Standart,
Japan Industrial Standart (JIS) dan International Electrotecnical Commicion (EIC) sepanjang
tidak bertentangan dengan PUIL 1987.
2. Kecuali peraturan umum kontraktor / instalator wajib mentaati ketentuan - ketentuan yang dikeluarkan
oleh PLN setempat yang berlaku, termasuk segala perubahan maupun tambahannya.
3. Untuk pekerjaan ini diperlukan instalasi listrik penerangan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Semua instalasi listrik harus dihilangkan dari pandangan ( ditanam dalam tembok / dipasang
pada langit - langit ).
b. Kabel - kabel yang terletak dalam tembok dimasukkan kedalam pipa union / paralon tidak
bercelah.
c. Pasangan Fixture adalah sebagai berikut :
Sachelar / Swich dipasang setinggi 150 Cm dari atas lantai atau selama tidak ditentukan
kemudian.
d. Jumlah titik lampu, sakelar, stop kontak dan Stop Kontak AC harus disesuaikan dengan gambar.
6. Untuk Pemakaian bahan disarankan untuk menggunakan bahan buatan dalam negeri dan harus
mempunyai mutu yang baik.
7. Pengujian instalasi listrik.
Semua instalasi listrik harus dihilangkan dari pandangan ( ditanam dalam tembok / dipasang pada langit
- langit ). Sebelum serah terima, seluruh instalasi dan perlengkapan harus sudah di uji dengan hasil
yang baik, aman dan handal.
Kontraktor bertanggung jawab atas pengadaan alat dan tenaga untuk pengujian yang akan dilakukan.
Pengujian harus disaksikan dan disetujui oleh Konsultan Perencana dan Konsultan pengawas.
Pemberitahuan pelaksanaan pengujian kepada perencana dan pengawas paling lambat 2 (dua) hari
sebelumnya, Perencana dan Pengawas berhak memerintahkan kepada Kontraktor untuk
melaksanakan pengujian disetiap saat apabila diperlukan aatau pekerjaan sudah dapat diuji, Pengujian
yang harus dilaksanakan :
Pengujian tahanan isolasi.
Pengujian instalasi secara keseluruhan.
Pengujian tahanan pertahanan.
Bilamana terdapat hasil pengujian yang tidak baik, Kontraktor harus segera memperbaiki. Bila mana
pengujian mendapat hasil yang tidak baik setelah 3 (tiga) kali perbaikan, maka Kontraktor berkewajiban
membongkarnya dan memulai pekerjaan tersebut dari awal kembali dengan biaya menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
Kontraktor / Instalator harus melakukan pengujian (testing) dari instalasi listrik pada beban penuh
selama 3 X 24 jam secara terus menerus, semua biaya yang timbul akibat pengujian ini menjadi
tanggung jawab kontraktor.
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan persiapan dan pelaksanaan pengecatan sesuai dengan gambar rencana,
termasuk pengadaan bahan dan peralatan pembantu.
2. Bahan-bahan
a. Pengertian cat disini meliputi pelapis – pelapis yang dipakai sebagai cat dasar, cat perantara dan
cat akhir.
b. Semua cat yang akan dipakai harus dapat persetujuan Konsultan Pengawas. Untuk cat
tembok,cat besi dan cat Kayu dipilih dari produk setara NIPPON PAINT. Khusus
yang terkena air hujan langsung dan bagian – bagian lain yang sejenis menggunakan cat setara
dengan NIPPON PAINT wether shield.
Perencanaan Drainase dan Canopi di Parit 1 BJ Kuala Tungkal
Dokumen Pengadaan Spesifikasi Teknis|
c. Plamour dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan cat kayu digunakan merk yang sama
dengan merk cat.
d. Bahan pengencer digunakan dari produk pabrik yang sama dengan bahan yang diencerkan.
e. Jenis dan merk cat yang digunakan harus disetujui oleh direksi.
3. Macam Pekerjaan
a. Mengecat dengan cat tembok cemua bidang dinding Tembok plesteran seperti dinyatakan pada
gambar.
b. Mengecat dengan cat tembok semua bidang Plafond sesuai seperti yang dinyatakan pada
gambar kerja, dengan warna akan ditentukan kemudian.
c. Mengecat dengan cat Minyak semua bidang ditentukan dalam Gambar Kerja antara lain Kozen,
Pintu, Jendela dan Lisplank, dengan warna akan ditentukan kemudian.
d. Warna dari semua jenis cat akan di tentukan oleh Konsultan Pengawas.
Kozen, Jendela dan Roster Cat dasar alkali + 2kali Cat Emulsi.