Anda di halaman 1dari 27

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan semangat pengelolaan energi nasional bahwa


sumber-sumber energi tidak lagi dijadikan sebagai komoditas ekspor
semata, pengelolaan mineral dan pertambangan batu bara juga
diarahkan guna mendukung pembangunan nasional dan
diprioritaskan untuk menjamin tersedianya sumber energi bagi
kebutuhan dalam negeri.

Peningkatan pemanfaatan sumber-sumber energi baru


terbarukan (EBT) kemudian menjadi fokus lain yang perlu menjadi
perhatian dalam mengoptimalkan pengelolaan sumber-sumber
daya energi sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional. Meskipun
demikian, hingga saat ini peran energi fosil dalam bauran energi
primer Indonesia masih sangat dominan.

Dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan energi yang


semakin meningkat, pemanfaatan EBT menjadi solusi penting dalam
memanfaatkan sumber energi yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan sebagai alternatif pengganti sumber energi fosil. Selain
itu sebagaimana amanat Undang-Undang Energi yang terdapat di
dalam arah kebijakan energi nasional, Pemerintah secara bertahap
harus dapat mulai mengurangi penggunaan energi fosil dan
mengoptimalkan pemanfaatannya bagi pembangunan ekonomi
nasional, penciptaan nilai tambah, dan penyerapan tenaga kerja.

Keberlanjutan dari pemanfaatan Energi Baru Terbarukan


menjadi pokok permasalahan yang dihadapi di Provinsi Jambi. Untuk
itu, Pemerintah Provinsi Jambi perlu menyusun database revitalisasi
infrastruktur EBT agar pemanfaatan Energi Baru Terbarukan dapat
menerapkan prinsip keberlanjutan dan lebih optimal yang
bermanfaat bagi pembangunan ekonomi di daerah. Dengan
adanya database ini, diharapkan Pemerintah Provinsi Jambi dapat

1
mengelola infrastruktur EBT menjadi lebih terstruktur dan sistematis
sehingga pemanfaatan EBT dapat tersebar lebih merata ke seluruh
Provinsi Jambi. Kajian ini disusun untuk menjadikan salah satu solusi
dalam menjaga keberlanjutan pemanfaatan EBT dan sebagai
wadah monitoring evaluasi terhadap pembangunan infrastruktur EBT
yang ada di Provinsi Jambi.

1.2 Maksud, Tujuan dan Sasaran

Kegiaatan penyusunan database revitalisasi infrastruktur EBT ini


dimaksudkan untuk memperoleh data-data kondisi infrastruktur EBT
yang berada di Provinsi Jambi. Adapun tujuan dari kegiatan ini
adalah sebagai berikut:

a. Memperoleh sekumpulan data dari infrastruktur EBT yang telah


dibangun di Provinsi Jambi;
b. Menggambarkan kondisi infrastruktur EBT pada saat ini;
c. Menyusun database yang berkaitan dengan kondisi
infrastruktur EBT di Provinsi Jambi; dan,
d. Memperoleh rekomendasi baik secara teknis maupun non
teknis dalam keberlanjutan infrastruktur EBT di Provinsi Jambi.

Sasaran dari kegiatan ini adalah pembangunan infrastruktur


EBT khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit
Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang ada di Provinsi Jambi.

1.3 Ruang Lingkup

1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah


Ruang lingkup wilayah kegiatan ini merupakan infrastruktur EBT
yang berada dibawah kewenangan Dinas ESDM Provinsi Jambi
dengan sumber anggaran pembangunan menggunakan APBD dan
status asetnya merupakan milik Pemerintah Provinsi Jambi.

2
1.3.2 Ruang Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan penyusunan database revitalisasi infrastruktur
EBT meliputi:

a. Melakukan studi literatur terhadap peraturan perundang-


undangan EBT, laporan atau kajian ilmiah terdahulu berupa
dokumen perencanaan stakeholder terkait;
b. Pengumpulan data sekunder berupa interview dengan
narasumber dari Dinas ESDM Provinsi Jambi dan Kepala Desa
atau masyarakat pengguna infrastruktur EBT;
c. Pengumpulan data primer berupa survei ke lokasi infrastruktur
EBT yang telah beroperasi lebih dari 1 (satu) tahun berjalan dan
identifikasi kondisi PLTS & PLTMH;
d. Pengolahan data secara tabulasi berupa verifikasi dan validasi
data-data yang sudah dikumpulkan;
e. Penyusunan data yang dituangkan ke dalam laporan berupa
laporan pendahuluan dan laporan akhir;
f. Membuat kesimpulan berupa database dan saran tindak
lanjut untuk keberlanjutan infrastruktur EBT; dan,
g. Melakukan pemaparan hasil dari dokumen penyusunan
database revitalisasi infrastruktur EBT dengan Dinas ESDM
Provinsi Jambi dan stakeholder terkait.

1.4 Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi;


2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan;
3. Peraturan Presiden Nomor 05 Tahun 2006 tentang Kebijakan
Energi Nasional;
4. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
5. Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 13 Tahun 2019 tentang
Rencana Umum Energi Daerah Provinsi Jambi Tahun 2019-2050;
dan,

3
6. Peraturan-peraturan lain yang berkaitan dengan energi baru
terbarukan yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat maupun
Pemerintah Daerah.

1.5 Sistematika Pelaporan

Sistematika Laporan pendahuluan dalam penyusunan Model


Kelembagaan Pengelolaan Infrastruktur EBT adalah:

1.5.1 BAB I PENDAHULUAN


Dalam bab ini berisikan sub bab latar belakang yang
menjelaskan hal-hal yang melatarbelakangi pembuatan laporan dari
kegiatan ini. Pada sub bab maksud, tujuan dan sasaran menjelaskan
maksud penulisan laporan secara singkat dan jelas beserta rincian
tujuan dari kegiatan pendahuluan dan sasaran yang ingin dicapai.
Pada sub bab dasar hukum merupkan peraturan perundang-
undangan yang terkait penyusunan database revitalisasi Infrastruktur
EBT. Sedangkan sub bab ruang lingkup yang meliputi ruang lingkup
lingkup wilayah berupa tempat kegiatan berlangsung dan ruang
lingkup kegiatan berupa alur dari proses kegiatan yang akan
dilaksanakan.

1.5.2 BAB II TINJAUAN PUTAKA


Bab ini akan menguraikan tentang energi baru terbarukan dari
sumber hingga ke pemanfaatan sumber energi terbarukan tersebut,
kondisi umum Provinsi Jambi pada aspek pengembangan EBT dan
beberapa teori yang berkaitan dengan penyusunan database
revitalisasi infrastruktur EBT, serta kebijakan pengembangannya baik
lingkup nasional maupun lingkup daerah.

1.5.3 BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN


Bab ini berisikan tentang beberapa metode yang akan
digunakan dalam penyusunan dokumen database revitalisasi
infrastruktur EBT.

4
1.5.4 BAB IV RENCANA KERJA
Menguraikan rencana kerja penyedia jasa berupa tahapan
pelaksanaan kegiatan dan jadwal penugasan tim dalam memproses
data dan penyusunan laporan.

5
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Energi

Secara sederhana, energi adalah hal yang membuat segala


sesuatu di sekitar kita terjadi, kita menggunakan energi untuk semua
hal yang kita lakukan. Energi ada di semua benda: manusia,
tanaman, binatang, mesin, dan elemen-elemen alam (matahari,
angin, air dsb). Pada tahun 2010, banyak negara telah menyadari
pentingnya pemanfaatkan sumber-sumber Energi Baru Terbarukan
sebagai pengganti Energi Tidak Terbarukan seperti minyak bumi,
batubara dan gas yang telah menimbulkan dampak yang sangat
merusak terhadap bumi. Dengan semakin menipisnya cadangan
sumber energi tidak terbarukan, maka biaya untuk
penambangannya akan meningkat, yang berdampak pada
meningkatnya harga jual ke masyarakat. Pada saat yang
bersamaan, energi tidak terbarukan akan melepaskan emisi karbon
ke atmosfir, yang menjadi penyumbang besar terhadap pemanasan
global.

Di banyak daerah pedalaman di Indonesia, solusi energi tidak


terbarukan belum tersedia. Karena akses kepada jaringan PLN belum
ada ataupun masih sangat terbatas. Daerah perdesaan ini sering
menjadi tempat-tempat yang terisolasi dan bergantung kepada
pemakaian energi tradisional yang tidak bisa diandalkan, seperti
generator yang berbahan bakar minyak, kayu atau tabung LPG
sebagai sumber energi yang digunakan untuk memasak,
penerangan, serta kebutuhan listrik dasar lainnya. Solusi Energi
Terbarukan menjadi jawaban terhadap permintaan kebutuhan
pembangunan desa di Indonesia, serta mempromosikan solusi praktis
dan berkelanjutan yang bisa langsung diadopsi oleh masyarakat
pedesaan yang menjadi prioritas bagi bangsa Indonesia.

6
Tantangan yang ada di hadapan kita adalah memastikan
bahwa masyarakat perdesaan memiliki akses yang cukup terhadap
banyak pilihan teknologi energi terbarukan sebelum mereka
memutuskan untuk menggunakannya, di mana mereka ingin ikut
berinvestasi untuk melakukan diversifikasi energi lebih lanjut, yang
menawarkan peluang lebih luas kepada mereka untuk
meningkatkan mata pencahariannya.

Ada banyak alasan mengapa energi terbarukan menjadi


pilihan, diantaranya; relatif tidak mahal, bersifat netral karbon,
kebanyakan tidak menimbulkan polusi dan semakin mendapatkan
dukungan dari berbagai pihak untuk menggantikan solusi energi
tidak terbarukan berbasis bahan bakar minyak. Lebih lanjut,
mengimplemantasikan teknologi ini dalam masyarakat perdesaan
bisa memberikan peluang kemandirian kepada masyarakat
perdesaan untuk mengelola dan mengupayakan kebutuhan energi
mereka sendiri beserta solusinya.

2.2 Sumber Energi

Ada banyak sumber-sumber energi utama dan digolongkan


menjadi dua kelompok besar, yaitu:

a. Energi Konvensional

Energi konvensional adalah energi yang diambil dari sumber


yang hanya tersedia dalam jumlah terbatas di bumi dan tidak dapat
diregenerasi. Sumber-sumber energi ini akan berakhir cepat atau
lambat dan berbahaya bagi lingkungan.

b. Energi Baru Terbarukan

Energi Baru Terbarukan adalah energi yang dihasilkan dari


sumber alami seperti matahari, angin, dan air dan dapat dihasilkan
lagi dan lagi. Sumber akan selalu tersedia dan tidak merugikan
lingkungan.

7
Gambar 2.1 Sumber Energi Terbarukan dan Tak Terbarukan

Sumber-sumber energi konvensional biasanya terkait dengan


polusi terhadap lingkungan kita. Sumber-sumber energi Konvensional
dan Terbarukan bisa dikonversikan menjadi sumber-sumber energi
sekunder, seperti listrik. Listrik berbeda dari sumber-sumber energi
lainnya dan dinamakan sumber energi sekunder atau pembawa
energi karena dimanfaatkan untuk menyimpan, memindahkan atau
mendistribusikan energi dengan nyaman. Sumber energi primer
diperlukan untuk menghasilkan energi listrik.

Indonesia berencana untuk meningkatkan porsi pemanfaatan


energi baru terbarukan, yang sangat sesuai untuk dikembangkan di
daerah-daerah perdesaan dan daerah terpencil. Kebijakan Energi
Nasional saat ini telah menetapkan target pembangunan energi
jangka-panjang, meningkatkan peran energi yang baru dan
terbarukan hingga 25% dari konsumsi energi primer pada tahun 2025.
Dukungan yang lebih besar dari para pemangku kepentingan dan
pelaksanaan teknologi yang telah disempurnakan bisa melampaui

8
sasaran tersebut, di mana 25% sumber-sumber energi berasal dari
sumber energi baru dan terbarukan pada tahun 2025.

Provinsi Jambi telah menyusun dan mengesahkan Peraturan


Daerah Nomor 13 Tahun 2019 tentang Rencana Umum Energi Daerah
Provinsi Tahun 2019-2050, dimana melalui Perda tersebut
menargetkan Bauran Energi 24% pada Energi Baru Terbarukan yaitu
pemanfaatan energi yang sumber-sumber energinya berasal dari
energi baru terbarukan. Hal ini akan mendorong pengembangan
infrastruktur EBT lebih kedepan sebagai arah kebijakan bagi
Pemerintah Daerah khususnya Pemerintah Provinsi Jambi. Selain
pengembangan infrastruktur EBT, perlu juga dilakukan monitoring dan
evaluasi yang menggunakan salah satu caranya yaitu penyusunan
database revitalisasi infrastruktur EBT.

2.3 Energi Baru Terbarukan

Energi baru terbarukan adalah sumber-sumber energi yang


bisa habis secara alamiah namun dapat tergantikan kembali secara
berlanjut untuk setiap saat. Energi terbarukan berasal dari elemen-
elemen alam yang tersedia di bumi dalam jumlah besar, misal:
matahari, sungai, tumbuhan, angin, dsb. Energi terbarukan
merupakan sumber energi paling bersih yang tersedia di bumi ini. Ada
beragam jenis energi terbarukan, namun tidak semuanya bisa
digunakan di daerah-daerah terpencil dan perdesaan.

Tenaga Surya, Tenaga Air, Biomassa dan Tenaga Angin adalah


teknologi yang paling sesuai untuk menyediakan energi di daerah-
daerah terpencil dan perdesaan. Energi baru terbarukan lainnya
termasuk Panas Bumi dan Energi Pasang Surut adalah teknologi yang
tidak bisa dilakukan di semua tempat. Indonesia memiliki sumber
panas bumi yang melimpah; yakni sekitar 40% dari sumber total dunia.
Akan tetapi sumber-sumber ini berada di tempat-tempat yang
spesifik dan tidak tersebar luas. Teknologi energi terbarukan lainnya
adalah tenaga ombak, yang masih dalam tahap pengembangan.

9
Matahari terletak berjuta-juta kilometer dari Bumi (149 juta
kilometer) akan tetapi menghasilkan jumlah energi yang luar biasa
banyaknya. Energi yang dipancarkan oleh matahari yang mencapai
Bumi setiap menit akan cukup untuk memenuhi kebutuhan energi
seluruh penduduk manusia di planet kita selama satu tahun, jika bisa
ditangkap dengan benar. Setiap hari, kita menggunakan tenaga
surya, misal untuk mengeringkan pakaian atau mengeringkan hasil
panen. Tenagasurya bisa dimanfaatkan dengan cara-cara lain: Sel
Surya (yang disebut dengan sel ‘fotovoltaik’ yang mengkonversi
cahaya matahari menjadi listrik secara langsung. Pada waktu
memanfaatkan energi matahari untuk memanaskan air, panas
matahari langsung dipakai untuk memanaskan air yang dipompakan
melalui pipa pada panel yang dilapisi cat hitam.

Tenaga air adalah energi yang diperoleh dari air yang


mengalir atau air terjun. Air yang mengalir ke puncak baling-baling
atau baling-baling yang ditempatkan di sungai, akan menyebabkan
baling-baling bergerak dan menghasilkan tenaga mekanis atau listrik.
Tenaga air sudah cukup dikembangkan dan ada banyak
pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang menghasilkan listrik di seluruh
Indonesia.

Pada umumnya, bendungan dibangun di seberang sungai


untuk menampung air dimana sudah ada danau. Air selanjutnya
dialirkan melalui lubang-lubang pada bendungan untuk
menggerakkan baling-baling modern yang disebut dengan turbin
untuk menggerakkan generator dan menghasilkan listrik. Akan tetapi,
hampir semua program PLTA kecil seperti PLMH di Indonesia
merupakan program yang memanfaatkan aliran sungai dan tidak
mengharuskan mengubah aliran alami air sungai.

Sumber energi baru terbarukan di Provinsi Jambi lebih banyak


bersumber dari tenaga matahari, dan air. Karena letaknya berdara
di garis katulistiwa. Pemerintah Provinsi Jambi lebih banyak

10
mengembangkan pemanfaatan sumber energi matahari dan ari
skala kecil berupa PLTS Komunal dan PLTMH. Terdapat beberapa PLTS
Komunal dan PLTMH yang telah dibagun di beberapa desa terpencil
sebagai salah satu dukungan untuk menunjang akses tenaga listrik
yang tidak dapat disuplai oleh PLN.

2.3.1 Tenaga Surya


Sejak sepuluh tahun terakhir telah terlihat jumlah penyebaran
yang cukup siginifikan dari Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Fotovoltaik yang belum pernah terjadi sebelumnya di seluruh dunia
dengan kenaikan yang sangat tinggi dalam pemakaian energi surya
sebagai sumber listrik di perumahan, fasilitas bangunan komersial,
dan jaringan listrik terkoneksi. Banyak perusahaan menawarkan
berbagai pelayanan terkait dengan tenaga surya, mulai dari
penyedian panel dan peralatan listrik, sampai dengan sistem
penunjang, struktur carport, pemantauan, konstruksi dan
pemeliharaan. Perusahaan asuransi semakin lebih memahami kinerja
sistem dan menawarkan produk-produk yang bergaransi dengan
berbagai tingkatan risiko. Investasi ini telah mempengaruhi pasar,
kesemuanya adalah untuk manfaat investor dan pemakai sistem
tenaga surya fotovoltaik.

Sebenarnya matahari bisa menjadi sumber energi yang


sempurna untuk menyediakan tenaga listrik yang diperlukan di
seluruh dunia. Sayangnya energi yang berasal dari matahari tidak
bersifat homogen. Nilai segeranya tidak saja bergantung kepada
cuaca setiap hari, namun berubah-ubah sepanjang tahun. Artinya,
energi yang tersedia untuk mengoperasikan peralatan listrik juga
akan berubah-ubah. Setiap hari matahari terbit di timur dan ketika
semakin meninggi di langit, maka volume energinya meningkat
hingga mencapai puncaknya pada tengah hari (setengah rotasi
antara terbit dan terbenam). Setelah itu (pada saat matahari
bergerak ke arah barat), energi yang tersedia berkurang. Efek lain

11
yang kita perlu ingat adalah bahwa bumi mengitari matahari
sepanjang tahun.

Gambar 2.2 Pemanfaatan Tenaga Surya (Matahari)

Tenaga surya dapat dikonversikan menjadi energi listrik yang


sering disebut sebagai pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). PLTS
merupakan sumber energi listrik yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan karena bersumber dari energi baru terbarukan yang
tidak akan habis dalam jangka waktu yang sangat lama. PLTS sendiri
sering digunakan sebagai solusi yang tepat dalam membangun
infrastruktur EBT sebagai wadah dalam mencapai target bauran
energi dan menjadikan salah satu cara untuk mencapai akses energi
listrik di desa-desa terpencil jauh dari sumber energi listrik PLN.

2.3.2 Tenaga Air


Energi Air/Hidro menggunakan gerakan air yang disebabkan
oleh gaya gravitasi yang diberikan pada substansi yang kurang lebih
1000 kali lebih berat daripada udara, sehingga tidak peduli seberapa
lambat aliran air, ia akan tetap mampu menghasilkan sejumlah besar
energi.

Energi tenaga air adalah sumber energi ramah lingkungan


yang telah digunakan sejak berabad-abad lalu. Aliran air diarahkan
untuk menggerakkan turbin, yang akan menghasilkan energi listrik.
yang disebut sebagai Energi Tenaga Air. Kincir air dan energi

12
Hidroelektrik merupakan bentuk-bentuk dari energi tenaga air.
Bendungan Hidroelektrik adalah contoh energi air dalam skala besar.
Bahkan 16 % dari energi listrik dunia disumbang oleh sumber energi
tenaga air.

Gambar 2.3 Skema Pembangunan PLTMH

Energi tenaga air mengubah energi potensial yang terdapat di


dalam air. Aliran air yang mengandung energi potensial tersebut,
selanjutnya dialirkan ke turbin yang akan menghasilkan energi listrik.
Jenis-jenis pembangkit listrik yang bersumber dari tenaga air dapat
diklasifikasikan berdasarkan kapasitas yaitu PLTA Skala Penuh
(>10 MW), PLTA Kecil (1-10 MW), PLTA Mini (100-1000 kW), PLTA Mikro
atau PLTMH (0,5-100 kW) dan PLTMH Piko atau PLTPH (<500 W).
Pembangkit listrik tenaga air adalah salah satu metode tertua untuk
memanfaatkan kekuatan alam untuk keperluan manusia. Kekuatan
air yang mengalir telah digunakan secara mekanis di pabrik selama
berabad-abad dan daya listrik telah dihasilkan melalui pembangkit
listrik tenaga air sejak abad ke-19. Meskipun teknologi untuk
mengubah energi potensial dan kinetik menjadi listrik telah maju,
secara fundamental masih sama seperti dulu. Teknologi ini sudah
matang dan telah diterapkan di seluruh dunia.

13
2.4 Kondisi Umum Provinsi Jambi

2.4.1 Geografi
Jambi sebagai salah satu provinsi di Sumatera. Sebelah utara
berbatasan dengan Provinsi Riau dan Kepulauan Riau, sebelah timur
berbatasan dengan Laut Cina Selatan, bagian selatan berbatasan
dengan Provinsi Sumatera Selatan, dan barat berbatasan dengan
Provinsi Sumatera Barat dan Bengkulu. Posisi Provinsi Jambi cukup
strategis karena langsung berhadapan dengan kawasan
pertumbuhan ekonomi IMS-GT (Indonesia, Malaysia, Singapura
Growth Triangle). Letak astronomisnya antara 0045’ dan 2045’ Lintang
Selatan dan antara 101010’ dan 104055’ Bujur Timur.

Provinsi Jambi mempunyai luas 53.435 km 2, dengan luas


daratan 50.160,05 km2 dan luas perairan sebesar 3.274,95 km2. Luasan
tersebut merupakan 2,62 persen dari total luas daratan Indonesia,
dan sebesar 10,4 persen dari total luas daratan pulau Sumatera.
Kabupaten Merangin merupakan kabupaten dengan wilayah
terluas, yaitu 7.679 km2, sedangkan Kota Jambi memiliki luasan
wilayah terkecil dengan luas hanya 205,43 km2.

Daratan Jambi dilewati oleh Pegunungan Bukit Barisan.


Pegunungan ini membentang dari ujung utara (Aceh) sampai ujung
selatan (Lampung). Rangkaian pegunungan ini mempunyai puncak
tertinggi, yaitu Gunung Kerinci yang berada di Kabupaten Kerinci,
Provinsi Jambi. Selain merupakan gunung tertinggi di Pulau Sumatera,
gunung ini merupakan tertinggi ke-4 di Indonesia, dengan tinggi
sekitar 3.800 mdpl. Gunung Kerinci merupakan salah satu gunung
berapi yang masih aktif di Indonesia. Di samping Gunung Kerinci,
masih ada sepuluh gunung lainnya di Provinsi Jambi. Di pegunungan
tersebut, terdapat sebuah danau Kerinci, seluas 5.000 Meter persegi.
Danau ini berada di dua wilayahkecamatan yaitu Kecamatan
Keliling Danau dan Kecamatan Danau Kerinci. Danau Kerinci
mempunyai pengaruh yang besar dalam memenuhi kebutuhan air di

14
daerah sekitar, baik untuk kebutuhan air minum masyarakat maupun
kebutuhan irigasi pertanian.

Gambar 2.4 Peta Provinsi Jambi

Hampir tiap wilayah di Provinsi Jambi dilalui sungai. Salah satu


sungainya adalah Sungai Batanghari. Sungai ini merupakan sungai
terpanjang di Pulau Sumatera dan terpanjang ke-4 di Indonesia.
Dengan luas areal tangkapan ± 4,9 juta Ha, 76 % Daerah Aliran Sungai
(DAS) Sungai Batanghari berada di Provinsi Jambi, sisanya berada di
Provinsi Sumatera Barat. DAS Sungai Batanghari merupakan DAS
terbesar kedua di Indonesia.

Panjang garis pantai di Provinsi Jambi sepanjang 228,13 km.


Jumlah garis pantai ini merupakan yang terpendek dibandingkan
provinsi lain di Sumatera yang rata-rata di atas 500 km, atau bahkan
ada yang mencapai 3.000 km. Hanya ada dua wilayah di Provinsi
Jambi yang memiliki garispantai, yaitu Kabupaten Tanjung Jabung
Timur dan Tanjung Jabung Barat.

15
2.4.2 Demografi
Laju pertumbuhan penduduk hasil Sensus Penduduk (SP-2010)
selama sepuluh tahun terakhir (2000-2010) sebesar 2,56 persen, lebih
tinggi dibanding tahun 1990-2000 yang hanya sebesar 1,77 persen.
Laju pertumbuhan penduduk tertinggi terjadi di Kabupaten Muaro
Jambi sebesar 25,27 persen dan terendah di Kabupaten Kerinci
sebesar 3,31 persen. Sedangkan laju penduduk Provinsi Jambi hasil
proyeksi tahun 2018 mencapai 1,67 persen, dengan jumlah penduduk
sebesar 3,57 juta penduduk.

Dengan luas wilayah sekitar 50.160 km2 (daratan), setiap km2


ditempati penduduk sebanyak 72 orang pada tahun 2018. Angka ini
selalu meningkat karena tingginya laju pertumbuhan penduduk
sementara luas wilayah tidak mengalami pertambahan.

Jumlah rumah tangga di Provinsi Jambi pada tahun 2017


sebanyak 888.600 rumah tangga, meningkat dibandingkan tahun
2016. Rentang waktu 2010–2017, rata-rata jumlah anggota dalam
sebuah rumah tangga sebesar 4 orang. Dilihat dari pertumbuhan
penduduk serta jumlah anggota rumah tangga untuk sebuah rumah
tangga, Provinsi Jambi sangat banyak membutuhkan energi listrik.
Sebagai sumber penerangan dan energi lain baik di sektor rumah
tangga maupun industri, listrik memegang peranan yang sangat vital.
Kapasitas listrik terpasang di Provinsi Jambi sebesar 66,57 Megawatt
sedangkan Daya Mampu Listrik di Provinsi Jambi sebesar 60,12
Megawatt.

Dilihat dari besarnya listrik yang di distribusikan, tampaknya


jumlah listrik yang di distribusikan tidak seimbang dengan yang
diproduksi. Ketimpangan ini memperlihatkan bahwa pasokan listrik
Provinsi Jambi masih tergantung dari wilayah lain. Jumlah pelanggan
PLN tahun 2018 menurut kelompok pelanggan rumah tangga
mencapai 91,25 persen atau 458 ribu pelanggan, sedangkan untuk
industri dan bisnis sebesar 6,19 persen dari keseluruhan pelanggan
PLN yang berjumlah 498 ribu pelanggan. Sedangkan daya

16
tersambung Provinsi Jambi sebesar 822,74 Mega-VoltAmpere (MVA).
Kelompok industri dan bisnis meskipun berdasarkan jumlah hanya
enam persen namun penggunaan daya tersambung mencapai
28,17 persen atau sebesar 231,78 MVA dan pelanggan rumah tangga
daya tersambung mencapai 64,17 persen atau 527,94 MVA.

2.5 Database

Database atau sering juga disebut Basis data adalah suatu


kumpulan data komputer yang terhubung secara logikal serta berisi
deskripsi dari data tersebut, yang dirancang untuk memenuhi
kebutuhan informasi dari suatu perusahaan. (Connolly dan Begg,
2005). Sedangkan Menurut Inmon (2002), basis data adalah
sekumpulan data yang saling berhubungan dan disimpan (biasanya
telah terkontrol dan memiliki redundansi yang terbatas) berdasarkan
suatu skema. Dan menurut Atzeni et al (2003), basis data adalah
sebuah kumpulan data yang digunakan untuk menjelaskan informasi
suatu hal ke sebuah sistem informasi.

Menurut Gordon C. Everest (2005, p17) Database adalah


koleksi atau kumpulan data yang mekanis, terbagi/shared, terdefinisi
secara formal dan dikontrol terpusat pada organisasi. Dari berbagai
sumber diatas dapat disimpulkan bahwa basis data adalah suatu
data berisi kumpulan data yang saling berhubungan yang
mendeskripsikan berbagai entitas dan hubungan antar entitas yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi organisasi.
Database merupakan data yang saling terhubung dan deskripsi dari
data yang dirancang untuk kebutuhan organisasi (Connolly dan
Begg, 2005). Menurut McLeod dan Schell (2004) database system
adalah sistem penyimpanan informasi yang terorganisasi dengan
suatu cara sehingga memudahkan untuk proses pengolahan data.

17
Menurut Paolo (2003), database adalah sekumpulan data
yang di gunakan untuk merepresentasikan informasi yang diinginkan
dan diimplementasikan kedalam sistem. Tujuan utama pengelolaan
data dalam database adalah agar kita dapat memperoleh data
yang kita cari dengan mudah dan cepat.

18
METODOLOGI PELAKSANAAN

Metodologi yang akan digunakan pada pelaksanaan


pekerjaan database revitalisasi infrastruktur EBT ini adalah sebagai
berikut :

1. Pekerjaan pendahuluan

2. Survei

3. Analisa Sistem Informasi

4. Input Data

5. Dokumentasi dan pelaporan

3.1 Pekerjaan Pendahuluan

Pekerjaan pendahuluan pada kegiatan ini meliputi persiapan


pekerjaan, persiapan personil, koordinasi dan orientasi dan
penyusunan rencana kerja.

Persiapan pekerjaan ini mencakup segala kegiatan yang


diperlukan untuk mendukung dimulainya pelaksanaan pekerjaan
antara lain :

 Persiapan administrasi dan keuangan

Persiapan ini dimulai dari penyiapan pembuatan dokumen


antara pemilik pekerjaan dengan penyedia jasa (pihak konsultan)
dan dalam hal ini termasuk surat menyurat yang bersifat administrasi
kedianasan.

 Persiapan teknis

Pada persiapan ini meliputi penyiapan personil, peralatan dan


transportasi.

Persiapan personil meliputi persiapan tim observasi dan


pengumpulan data serta tim pendukung yang bertugas dalam
penginputan data-data hasil observasi.

19
Koordinasi dan orientasi dilakukan sebelum memulai
pekerjaan. Pihak konsultan melakukan koordinasi dengan tim teknis
untuk mendengar penjelasan dalam memberikan rencana kegiatan.
Dengan koordinasi ini juga, konsultan akan menerima masukan dari
tim teknis apabila ada saran-saran teknis untuk lebih meningkatkan
kualitas dari pekerjaan sehingga sistem yang dibangun sesuai
dengan yang diharapkan.

Penyusunan rencana kerja disusun berdasarkan rencana kerja


pelaksanaan pekerjaan yang dijadikan sebagai acuan dalam
pelaksanaan tahapan-tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan
baik dilapangan maupun di studio.

3.2 Survei

Kegiatan ini merupakan survei dengan kebutuhan informasi


yang dilaksanakan di Dinas ESDM Provinsi Jambi sesuai dengan
rekomendasi dan arahan dari tim teknis.

Teknik survei pada pekerjaan ini adalah observasi non


partisipan yaitu observasi yang dilakukan oleh tim lapangan yang
akan melakukan koordinasi dan orientasi berupa wawancara
dengan masyarakat dan pemangku desa serta pengumpulan data-
data yang dibutuhkan di lapangan dengan cara melihat langsung
ke lokasi infrastruktur EBT. Hasil survei yang diperoleh berupa gambar
kondisi di lapangan dan prosedur pelaksanaan.

3.3 Analisis Sistem Infromasi

Analisis Sistem Informasi yang digunakan berupa Pre-Analisis


Kebutuhan informasi bagi pengguna database revitalisasi infrastruktur
EBT tersebut. Dimana database ini akan digunakan sebagai acuan
dalam pengusulan program kerja pada pengembangan infrastruktur
EBT di Dinas ESDM Provinsi Jambi.

20
3.4 Input Data

Input data dilakukan oleh tim pendukung berupa


memasukkan data-data yang telah dikumpulkan oleh tim observasi
dan merancang database yang akan dibuat pada kegiatan
tersebut.

3.5 Dokumentasi dan Pelaporan

Selama pelaksanaan pekerjaan penyusunan database


revitalisasi infrastruktur EBT, konsultan akan menyusun laporan yaitu
laporan pendahuluan dan laporan akhir.

Laporan pendahuluan yang berisi hal-hal yang melatar


belakangi kegiatan ini, studi literarur sebagai pendukung dalam
penyusunan laporan, metodologi yang digunakan serta rencana
kerja yang akan dilaksanakan oleh pihak konsultan.

Laporan akhir disusun berdasarkan laporan-laporan


sebelumnya untuk diserahkan kepada pihak tim teknis Dinas ESDM
Provinsi Jambi sebelum masa kontrak kerja berakhir.

21
RENCANA KERJA

4.1 Jadwal Pelaksanaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan penyusunan database


revitalisasi infrastruktur EBT ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini
(Tabel 4.1):

WAKTU 60 HARI KALENDER


No. JENIS PEKERJAAN BULAN 1 BULAN 2
1 2 3 4 1 2 3 4

1 TAHAP PERSIAPAN
1.1. Mobilisasi Personil dan Penyiapan Administrasi
1.2. Rapat Koordinasi
1.3. Studi Kepustakaan
1.4. Menyusun Rencana Kerja Rinci
1.5. Penentuan Batas Wilayah Kerja

2 TAHAP PENGUMPULAN DATA / SURVEY


2.2. Inventarisasi Data-data EBT
2.3. Data Hasil Survei Infrastruktur EBT

3 TAHAP ANALISIS
3.1. Input Hasil Data-data EBT yang telah disurvei
3.2. Menyususn Laporan – Laporan

4 PELAPORAN
4.1. Laporan Pendahuluan (inception report)
4.2. Laporan Akhir (final report)

5 PEMBAHASAN
5.1. Pendahuluan
5.2. Konsep Laporan Akhir

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

22
4.2 Struktur Organisasi

Berdasarkan pendekatan dan metodologi pelaksanaan


pekerjaan sebagaimana telah diuraikan di atas, maka disusun
organisasi pelaksanaan kegiatan dalam rangka koordinasi dan
konsultasi pengendalian pelaksanaan kegiatan secara maksimal
dapat dilihat pada gambar di bawah ini (Gambar 4.1).

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Konsultan Pelaksana

4.3 Tim Pelaksana

Pihak konsultan telah menyusun kebutuhan tim pelaksana


berdasarkan permintaan pihak pemilik pekerjaan dalam hal ini Dinas
ESDM Provinsi Jambi. Rincian tim pelaksana kegiatan dan tugas-tugas
tim pelaksana kegiatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini
(Tabel 4.2).

23
Tenaga Ahli Lingkup Orang
No Nama Personil Perusahaan Posisi Diusulkan Uraian Pekerjaan
Lokal/Asing Keahlian Bulan
A TENAGA AHLI
1 Bayu Indrawan, ST CV. PINANG Lokal Teknik Elektro/ Ketua Tim Mengkoordinir semua personil yang terlibat dalam 2
MERAH Mesin pekerjaan ini sehingga bias menghasilkan pekerjaan yang
KONSULTAN baik dan sesuai dengan standar mutu yang berlaku.
Mempersiapkan petunjuk teknis dari setiap kegiatan
pekerjaan baik pengambilan data, pengolahan maupun
penyajian akhir seluruh hasil pekerjaan
Meneliti dan menyarankan bahan pekerjaan yang dapat
dipakai untuk ruas jalan yang direncanakan
2. Edi Suparno, ST Lokal Teknik Sipil Ahli Teknik Bertanggung jawab dalam pekerjaan analisis yang terkait 2
Sumber Daya Air dengan sarana dan prasarana EBT

B TENAGA PENDUKUNG
1 Diusulkan Kemudian Lokal SMA/Sederajat Tenaga ADM Membantu pelaksanaan administrasi konsultan 2
2 Diusulkan Kemudian Lokal STM/Sederajat Operator Pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan survey 2
Komputer lapangan, pengumpulan data lainnya yang berhubungan
dengan kegiatan penginputan data
3 Diusulkan Kemudian Lokal STM/Sederajat Operator Pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan survey 2
Komputer lapangan, pengumpulan data lainnya yang berhubungan
dengan kegiatan penginputan data
Tabel 4.2 Tim Pelaksana dan Uraian Pekerjaan

24
4.4 Jadwal Penugasan Personil

Pekerjaan ini membutuhkan jadwal yang tersusun dengan


detail agar pelaksanaan dari masing-masing tahapan terlaksana
dengan baik sehingga pekerjaan ini dapat berjalan lancar. Adapun
jadwal penugasan pada masing-masing personil dapat dilihat pada
tabel di bawah ini (Tabel 4.3).

WAKTU 60 HARI KALENDER


No. POSISI / JABATAN NAMA JUMLAH BULAN I BULAN II
1 2 3 4 1 2 3 4
A TENAGA AHLI

1 Ahli Teknik Mekanikal dan Bayu Indrawan, ST 2 OB


Elektrikal / Team Leader

2 Ahli Teknik Sumber Daya Air Edi Suparno, ST 2 OB

Jumlah A 4 OB

B TENAGA PENDUKUNG

1 Administrasi Kantor Tobe Name 2 OB

2 Operator Komputer Tobe Name 2 OB

3 Operator Komputer Tobe Name 2 OB

Jumlah B 6 OB

4.5 Sistem Pelaporan

Pada pekerjaan ini terdapat dua jenis Laporan yang harus


diserahkan oleh Penyedia Jasa (Konsultan) kepada Pengguna Jasa
(Pejabat Pembuat Komitmen) adalah sebagai berikut:

a. Laporan Pendahuluan memuat metodologi, rencana kerja dan


susunan personil termasuk base line informasi yang telah di update
terhadap kerangka penugasan, konsepsi-konsepsi, wilayah studi
dan standar teknis penanganan awal. Laporan Pendahuluan
harus sudah diserahkan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
kalender sejak SPMK diterbitkan dan sudah dilakukan
pembahasan, sebanyak 5 (lima) eksemplar.

25
b. Laporan Akhir, memuat hasil seluruh pelaksanaan kegiatan yaitu
berupa kompilasi hasil survey, identifikasi pengumpulan data,
analisa data-data, penyusunan laporan. Laporan Akhir harus
diserahkan selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari kalender
sejak SPMK diterbitkan dan sudah dilakukan pembahasan,
sebanyak 5 (lima) eksemplar.

26
PENUTUP

Pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan Database Revitalisasi


Infrastruktur EBT di Provinsi Jambi, konsultan tidak mengalami kesulitan
maupun kendala-kendala. Namun demikian konsultan sangat
mengharapkan peran aktif dari pihak pemilik pekerjaan dalam hal ini
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jambi untuk
memberikan masukan-masukan yang berkaitan dengan kebutuhan
data dalam Penyusunan Database Revitalisasi Infrastruktur EBT di
Provinsi Jambi

Demikian Laporan Pendahuluan ini dibuat semoga dapat


memberikan gambaran secara umum pihak pemilik pekerjaan
dalam memonitor perkembangan pekerjaan yang sedang ditangani
oleh konsultan sebagai penyedia jasa Pekerjaan Penyusunan
Database Revitalisasi Infrastruktur EBT EBT di Provinsi Jambi Tahun
Anggaran 2019.

27

Anda mungkin juga menyukai