Anda di halaman 1dari 30

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1

Latar Belakang...........................................................................................1

1.2

Rumusan Masalah......................................................................................3

1.3

Batasan Masalah........................................................................................4

1.4

Tujuan Penelitian.......................................................................................4

1.5

Manfaat Penelitian.....................................................................................4

1.6

Sistematika Penulisan................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6


2.1

Tinjauan Pustaka........................................................................................6

2.2

Landasan Teori...........................................................................................7

2.2.1

Biomassa............................................................................................7

2.2.2

Ketenagalistrikan saat ini...................................................................8

2.2.3

Kondisi Jambi Saat Ini.....................................................................10

2.2.4

Teknik Peramalan Energi.................................................................14

2.2.5

Teknik Perencanaan Energi..............................................................15

2.2.6

Perangkat Lunak untuk Perencanaan Energi...................................17

2.2.7

Perencanaan Energi menggunakan LEAP.......................................20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................23


3.1

Alat dan Bahan Penelitian........................................................................23

3.1.1

Alat Penelitian..................................................................................23

3.1.2

Bahan Penelitian..............................................................................23

3.2

Objek Penelitian.......................................................................................24

3.3

Langkah-Langkah Penelitian...................................................................24

3.3.1

Studi Literatur..................................................................................24

3.3.2

Pengumpulan Data...........................................................................25

3.3.3

Pengolahan Data dan Simulasi.........................................................25

3.3.4

Analisis Data....................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................26

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Energi listrik memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat,
dimana listrik menjadi sumber energi yang selalu digunakan dalam setiap kegiatan
baik dirumah tangga, instansi, maupun industri. Pertumbuhan ekonomi yang
tinggi umumnya didukung oleh pergeseran struktur ekonomi dari sektor pertanian
ke sektor industri dan jasa. Faktor utama yang menunjang pertumbuhan sektor
industri dan jasa adalah ketersediaan energi yang cukup dari waktu ke waktu.
Sehingga peran energi sangat penting dalam mendukung proses industrialisasi.
Penyediaan energi listrik dituntut mampu memenuhi kebutuhan listrik baik
secara kualitas maupun kuantitasnya. Karena ketersediaan energi merupakan
aspek yang sangat penting dan bahkan menjadi suatu parameter untuk mendukung
keberhasilan pembangunan serta perkembangan suatu daerah. Kecukupan pasokan
tenaga listrik diukur dengan melihat kemampuan pasokan daya listrik pada saat
beban puncak. Hal ini mengingat sifat tenaga listrik yang dapat disimpan,
sehingga kebutuhan pada suatu waktu harus dipasok waktu itu pula. (menurut
siapa?)
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terhampar secara horizontal dan
dilalui oleh garis khatulistiwa, Iklim tropis di Indonesia sesuai untuk menanam
berbagai macam tanaman, buah-buahan, dan sayuran. Sektor pertanian di
indonesia begitu kuat, yaitu memiliki potensi signifikan untuk memanfaatkan
limbah pertanian sebagai bahan baku untuk pembangkit listrik. Kelapa sawit,
padi, dan tebu telah diidentifikasi sebagai tiga tanaman dengan tingkat volume
produksi paling tinggi. (menurut siapa??) Potensi teknis penggunan biomassa dari
ketiga tanaman ini untuk memproduksi listrik diperkirakan mencapai sekitar
43.211 GWh per tahun (berdasarkan penelitian atau data darimana). Dengan
permintaan listrik saat ini yang mencapai 187.541 GWh, realisasi potensi listrik

biomassa dapat mengubah bauran listrik nasional secara signifikan. (data dari
mana? Data dari pln ato apa ini sayang)
Energi terbarukan merupakan sumber energi alternatif yang akan menggeser
dominasi peran energi fosil yang berasal dari minyak bumi, gas alam, dan
batubara. Sumber daya energi terbarukan berasal dari energi surya, angin, hidro,
panas bumi, biomassa dan laut. Pergeseran itu disebabkan oleh semakin berkurang
energi fosil, investasi yang lebih mahal, kepedulian pada perubahan global serta
adanya resiko lingkungan yang harus ditanggung untuk mendapatkan energi fosil
tersebut. Ketiga hal ini merupakan tujuan dari sebuah kebijakan untuk energi
terbarukan (Komor P. and M. Bazilian: 2005). Untuk mencapai pendayagunaan
energi

terbarukan

pengembangan,

yang

penerapan

berkelanjutan,
ilmu

maka

pengetahuan

diperlukan
dan

penelitian,

teknologi

yang

berkesinambungan dengan kerjasama pemerintah, peneliti, dan pengusaha.


Provinsi Jambi sebagai salah satu Provinsi di Sumatera yang terkenal dengan
iklim tropis dan kaya akan sumber daya alam serta keanekaragaman hayati.
Sebagian besar lahan di Provinsi Jambi digunakan untuk kegiatan budidaya
perkebunan, baik perkebunan kelapa sawit maupun perkebunan karet. Luas
wilayah Provinsi Jambi sesuai dengan Undang-undang Nomor 19 tahun 1957,
tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi
dan Riau, yang kemudian ditetapkan menjadi Undang-Undang Nomor 61 tahun
1958 (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 112) adalah seluas 53.435,72 km2
dengan luas daratan 50.160,05 km2 dan luas perairan 3.274,95 km2. Berdasarkan
data tersebut sekitar 60% lahan merupakan kawasan perkebunan dan kehutanan
yang menjadikan Jambi salah satu penghasil produk perkebunan dan kehutanan
utama di wilayah Sumatera. Di luar hutan, penggunaan lahan Provinsi Jambi
masih didominasi oleh perkebunan karet dengan kontribusi sebesar 26,20%.
Diikuti oleh perkebunan sawit sebanyak 19,22%. Potensi ini didukung dengan
program pemerintah daerah Provinsi Jambi yaitu pengembangan kelapa sawit
sejuta hektar serta Replanting Karet.
Pengembangan

sumber-sumber

energi

diperlukan

untuk

mencukupi

kebutuhan energi. Karena pengembangan sumber energi memerlukan waktu yang

cukup lama serta biaya yang besar, maka perlu dilakukan dengan perencanaan
yang baik serta ditopang dengan kebijakan dibidang energi yang mendukung
gerakan konservasi energi sehingga tercipta iklim yang sesuai dengan
pembangunan daerah. Untuk itu perlu dilakukan kajian perencanaan energi yang
dapat memberikan gambaran kondisi riil saat ini dan masa depan mengenai
bagaimana seharusnya potensi sumber daya energi tersebut dikelola dan
dimanfaatkan seoptimal mungkin sehingga berguna bagi pembangunan daerah.
Pengelolaan sumber daya energi yang tepat dan terarah dengan jelas akan
menjadikan potensi yang dimiliki suatu wilayah berkembang dan termanfaatkan
secara optimal. Ketersediaan energi yang memadai dan tepat sasaran akan
memacu pertumbuhan pembangunan daerah seperti sektor industri, komersial,
pelayanan publik dan bahkan kualitas hidup masyarakat. Kemudian secara
langsung maupun tidak langsung, hal itu akan mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Dengan semakin meningkatnya
pertumbuhan ekonomi dan penduduk maka diperkirakan pertumbuhan kebutuhan
energi di provinsi Jambi juga akan terus meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan
energi yang terus meningkat tersebut diperlukan adanya perencanaan dan
pemanfaatan sumber energi yang baik dan berkesinambungan. Salah satu
perangkat lunak yang dapat digunakan untuk keperluan perencanaan energi adalah
LEAP (long-range Energy Alternatives Planning system). LEAP dapat digunakan
sebagai alat untuk merencanakan dan memproyeksikan pemenuhan energi listrik
yang dibutuhkan di wilayah provinsi Jambi dengan memanfaatkan sumber energi
yang tersedia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
a. Seberapa besar potensi biomassa limbah industri kelapa sawit menjadi
energi listrik?
b. Seberapa besar daya listrik yang dihasilkan dari biomassa limbah industri
kelapa sawit?

c. Bagaimana

proyeksi

kontribusi

biomassa

dalam

perencanaan

pengembangan kapasitas pembangkit listrik?


1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini akan dilakukan analisis perencanaan pemanfaatan biomassa dari
limbah industri kelapa sawit dalam pengembangan kapasitas pembangkit energi
listrik di wilayah provinsi Jambi. Adapun yang menjadi ruang lingkup kajian atau
batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Analisis potensi biomassa dari limbah industri kelapa sawit menjadi energi
listrik di Jambi sebagai sumber energi baru terbarukan
b. Daya listrik yang dapat dihasilkan dari biomassa limbah kelapa sawit yang
ada di wilayah Provinsi Jambi
c. Proyeksi kontribusi biomassa dalam perencanaan pengembangan kapasitas
pembangkit yang mengacu pada proyeksi RUPTL PLN di wilayah Jambi.
Analisis pemanfaatan biomassa limbah industri kelapa sawit sebagai
perencanaan pengembangan kapasitas pembangkit listrik, menggunakan alat bantu
berupa perangkat lunak komputer yaitu LEAP (Long-range Energy Alternative
Planning system).
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh hasil proyeksi pemanfaatan
limbah industri kelapa sawit dalam perencanaan pengembangan kapasitas
pembangkit listriki Provinsi Jambi yang berupa:
a. Pemetaan potensi sumber daya biomassa limbah industri kelapa sawit di
wilayah Provinsi Jambi
b. Analisis daya listrik yang dihasilkan dari biomassa limbah industri kelapa
sawit di wilayah Jambi
c. Kontribusi dalam pemanfaatan energi terbarukan guna perencanaan
pengembangan kapasitas pembangkit listrik.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran dan berkontribusi
membantu pemerintah daerah dalam perencanaan diversifikasi sumber energi
4

terbarukan dalam pengembangan energi jangka panjang. Menjadi masukan, bahan


pembanding atau salah satu bahan studi dalam melakukan penelitian tentang
perencanaan dan pemetaan energi di wilayah lain. Selain itu, harapan terbesar
penelitian ini adalah dapat bermanfaat bagi sesama serta sebagai pembelajaran
bagi mahasiswa.
1.6 Sistematika Penulisan
Tugas akhir ini ditulis dan disusun menjadi lima bab. Adapun sistematika
penulisannya adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistematika penulisan
tugas akhir.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Menjelaskan mengenai tinjauan pustaka yang meliputi penelitianpenelitian sebelumnya serta teori-teori pemanfaatan biomassa limbah
kelapa sawit.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Menjelaskan alat penelitian, bahan langkah-langkah dan metode penelitian
yang dibunakan dalam analisis dan pengolahan data.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Berisi analisis perhitungan, proyeksi dan simulasi dengan menggunakan
software LEAP serta pembahasan dengan teori-teori yang menunjang
analisis.
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran
Masih banyak yang kurang yang dibagian latar belakang, kalau ada data
dan fakta biasanya disertai sitasi nya. Untuk paragraf dan spasi nda aku rubah.
Aku rubah beberapa kalimatnya. Tapi itu menurut aku barangkali blm pas nnti
dikoreksi lagi ya yang

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka


Biomassa menurut siapa tahun berapa merupakan sumber energi terbarukan
yang mengacu pada bahan biologis yang dihasilkan melalui proses fotosintetik
dan organisme yang belum lama mati (dibandingkan dengan bahan bakar fosil).
Sumber-sumber biomassa yang paling umum adalah tanaman, pepohonan, limbah
dan kotoran ternak. Biomassa yang digunakan sebagai bahan bakar, umumnya
menggunakan biomasssa yang nilai ekonomisnya rendah atau merupakan limbah
setelah diambil produk primernya. Sumber energi biomassa mempunyai beberapa
kelebihan antara lain merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui
(renewable) sehingga dapat menyediakan sumber energi secara berkesinambungan
(sustainable).
Di Indonesia, biomassa merupakan sumber daya alam yang sangat penting
dengan berbagai produk primer sebagai serat, kayu, minyak, bahan pangan dan
lain-lain yang selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik juga di
ekspor dan menjadi tulang punggung penghasil devisa negara. Ada tiga jenis
proses yang digunakan untuk mengkonversi biomassa menjadi bentuk energi yang
berguna yaitu: konversi thermal dari biomassa, konversi kimia dari biomassa, dan
konversi biokimia dari biomassa.
Aesha Fathara (2015) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa berdasarkan
optimasi homer, potensi ketersediaan bahan bakar alternatif dari radiasi matahari
serta biomassa limbah sekam padi dan jerami di Desa Ngestiharjo, Kecamatan
Kasihan, Bantul DIY mampu memenuhi kebutuhan energi listrik di Dusun
Sidorejo. Hal ini diterapkan dengan konfigurasi sistem yang paling optimal

dengan kombinasi menggunakan 1000 KW PV, 800 KW converter, dan


berlangganan PLN 900 KW.
Zuhud Nur Arifin (2011) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa PLTBM
dengan volume sampah 250-300 ton/hari dari PT. GIKOKO KOGYO
INDONESIA dapat dikelola PLTBM dengan LFG Flaring System yang beroperasi
24 jam. dari operasi tersebut dapat dihasilkan gas metan sebesar 74,21 Nm 3 dan
bila dikonversi melalui gas engine mampu dihasilkan energi listrik sebesar 11
kWh.
Isna Apriani (2009) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa dalam
percobaan skala laboratorium, produksi biogas selama 30 hari pengamatan dari
limbah cair pabrik kelapa sawit Kertajaya PT. Perkebunan Nusantara VIII Banten
dalam digester anaerob sistem batch volume 20 l/hari menghasilkan biogas total
16,08 l/hari dan kandungan gas metannya sebesar 17,82%. Hal ini diperoleh
dengan perbandingan limbah cair dan lumpur aktif sebesar 75:25.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Biomassa
Biomassa merupakan salah satu bentuk sumber energi terbarukan. Pada
hakikatnya, energi ini bersumber dari sinar matahari sehingga selama matahari
masih menyinari bumi, energi ini akan terus tersedia. Dalam prosesnya, sinar
matahari diterima oleh tanaman, dan melalui kandungan klorofil pada daun,
dengan bantuan energi yang dibawa sinar matahari, terjadilah reaksi kimia
yang dikenal dengan proses fotosintesis. Untuk alasan ini, energi yang dibentuk
melalui proses bio-kimia dalam tanaman-tanaman ini disebut juga energi
biomassa. (Menurut siapa)
Berkaitan dengan sumber energi terbarukan, senyawa-senyawa hasil
dari fotosintesis ini dapat menjadi sumber energi. Berbagai senyawa hidrokarbon hasil fotosintesis, yaitu glukosa/ karbohidrat, termasuk juga selullosa
dan lignin dalam kayu serta material pada dedaunan dapat menjadi sumber
energi terbarukan. Energi ini dapat dilepaskan untuk dimanfaatkan melalui
berbagai proses. Proses yang paling sederhana adalah dengan membakarnya

untuk

menghasilkan

energi

panas

(thermal

energy)

sehingga

dapat

dipergunakan untuk berbagai tujuan seperti memasak, menghangatkan ruangan


hingga membangkitkan listrik.
Senyawa hidro-karbon hasil fotosintesis akan diproses lebih lanjut,
misalkan melalui proses fermentasi, yaitu glukosa/karbohidrat dapat diubah
menjadi bahan bakar cair seperti alkohol. Penggunaan energi biomassa dalam
bentuk bahan bakar cair ini lebih dikenal juga dengan istilah biofuel. Bentuk
biofuel lainnya yang juga berasal dari biomassa adalah bioethanol dan
biodiesel. Biodiesel dapat diproduksi dari tanaman yang memproduksi senyawa
berkandungan minyak seperti tanaman kelapa, kelapa sawit, serta tanaman
jarak. Bentuk lain penggunaan energi terbarukan yang berasal dari biomassa
adalah biogas. Biogas dapat diproduksi dari penguraian material biomassa oleh
mikroba berupa bakteri, diantara hasil dari proses ini adalah gas seperti gas
metana (methane atau CH4) yang dapat dibakar untuk memperoleh energi
dalam bentuk panas (thermal). Gas metana yang dipergunakan saat ini
bersumberkan dari gas bumi hasil penambangan yang lebih dikenal dengan gas
elpiji atau LPG (Liquid Petroleum Gas) atau juga dikenal LNG (Liquid Natural
Gas). Selain proses yang melibatkan mikroba, produksi biogas juga bisa
dilakukan melalui proses penguraiaan material biomassa kimiawi-panas
(thermo-chemical) yang juga dikenal dengan proses pirolisis. (sayang dapat
materi ini darimana coba cari di buku biomassa dan energi)
Pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) mengolah setiap ton tandan buah
segar (TBS) kelapa sawit, rerata menghasilkan 120-200 kg minyak mentah,
230-250 kg tandan kosong kelapa sawit (TKKS), 130-150 kg serat/fiber, 60-65
kg cangkang dan 55-60 kg kernel dan air limbah 0,7 m3.
(Data darimana dan kurang nyambung dg paragraf sebelumnya)
2.2.2

Ketenagalistrikan saat ini


Pemenuhan kebutuhan tenaga listrik nasional, penyediaan tenaga listrik

di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh PT. PLN (Persero) saja, tetapi juga
dilakukan oleh pihak swasta, yaitu Independent Power Producer (IPP), Private
Power Utility (PPU) dan Ijin Operasi (IO) non BBM.

Kapasitas total pembangkit nasional (PLN, IPP, PPU, IO non BBM) di


wilayah Indonesia tahun 2013 adalah sebesar 45,3 GW. Sekitar 74%
diantaranya berada di wilayah Jawa Bali, 15% di wilayah Sumatera, 3% di
wilayah Kalimantan dan sisanya di wilayah Pulau Lainnya (Sulawesi, Maluku,
NTB-NTT, dan Papua). Dilihat dari segi input bahan bakar, pembangkit
berbahan bakar batubara dan gas mempunyai pangsa yang paling tinggi, yaitu
masing-masing sebesar 44% (20 GW) dan 26% (12 GW), diikuti kemudian
oleh pembangkit berbahan bakar minyak dengan pangsa sekitar 15% (6,8 GW).
Masih tingginya pangsa pembangkit BBM diimbangi dengan makin
meningkatnya pangsa pembangkit berbahan bakar energi terbarukan, seperti
PLTP, dengan pangsa mendekati 3% (1,3 GW), serta PLTA dengan pangsa
dikisaran 11% (5,1 GW). Disamping itu, pembangkit listrik EBT lainnya
(PLTS, PLTB, PLTSa, PLTMH, PLTU Biomassa) juga sudah mulai banyak
beroperasi dengan kapasitas total 148 MW. (data darimana sayangku)
Berdasarkan data PT. PLN (2014) Jumlah pelanggan tahun 2014
mencapai 57.493.234 pelanggan. Dibandingkan dengan tahun 2013 angka ini
naik sebesar 3.497.026 pelanggan atau 6,48%. Dari jumlah pelanggan
seluruhnya, kelompok rumah tangga merupakan jumlah pelanggan terbesar
yaitu 53.309.325 pelanggan atau 92,72 %. Susut jaringan PLN tahun 2014
sebesar 21.423,30 GWh terdiri dari susut transmisi sebesar 5.224,63 GWh dan
susut distribusi sebesar 16.198,66 GWh. Dibandingkan dengan produksi netto
sebesar 220.712,66 GWh maka susut jaringan transmisi adalah 2,37% dan
susut distribusi 7,52%. Rasio elektrifikasi adalah perbandingan rumah tangga
berlistrik dengan jumlah rumah tangga. Rasio elektrifikasi sampai dengan akhir
tahun 2014 mencapai 84,35%. Dibandingkan dengan tahun 2013 rasio
elektrifikasi mencapai 80,51%, rasio elektrifikasi Indonesia naik sebesar
3,84%.
Pulau Sumatera mencakup semua provinsi di Pulau Sumatera,
Kepulauan Riau dan Kepulauan Bangka Belitung, total kapasitas terpasang
pembangkit tenaga listrik pada Tahun 2014 sekitar 10.295 MW yang terdiri dari
pembangkit PLN sekitar 7.269 MW, IPP sekitar 980 MW, PPU 689 MW dan

IO Non BBM sekitar 1.358 MW. Total panjang jaringan transmisi di Pulau
Sumatera adalah sekitar 11.952 kms dan gardu induk berjumlah 242 unit
dengan total kapasitas 8.865 MVA. Sementara itu total panjang jaringan
distribusi tenaga listrik sekitar 235.559 kms dan gardu distribusi berjumlah
91.870 unit dengan total kapasitas 8.837 MVA. Adapun konsumsi tenaga listrik
termasuk konsumsi di luar wilayah usaha PLN mencapai 38.754 GWh. (data
darimana)

2.2.3

Kondisi Jambi Saat Ini


Jumlah beban puncak non-coincident system kelistrikan Provinsi Jambi

(interkoneksi dan isolated) saat ini sebesar 301 MW dan dipasok dari sistem
interkoneksi Sumbagselteng melalui saluran transmisi 150 KV dengan 5 GI,
yaitu GI Aur Duri, GI Payo Selincah, GI Muara Bulian, GI Muara Bungo, GI
Bangko, dan GI Sei Gelam. Peta jaringan distribusi Provinsi Jambi seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.4. (awal kalimat nda boleh kata sambung udh aku
ganti)

Gambar 2.1 Peta Jaringan Distribusi di Provinsi Jambi


Kapasitas pembangkit eksisting di Provinsi Jambi adalah sekitar 359,5 MW
seperti ditunjukkan pada Tabel 2.3.
10

Tabel 2.1 Kapasitas Pembangkit

Sayang ambil data ini darimana?


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik diperlukan pembangunan
sarana pembangkit, transmisi dan distribusi diantaranya:

Potensi Sumber Energi


Sumber energi yang tersedia di Provinsi Jambi terdiri dari batubara, gas
dan tenaga air. Berdasarkan informasi dari Pemerintah Provinsi Jambi,
potensi batubara yang layak ditambang adalah 779 juta ton dengan nilai
kalori rata-rata 5.715 kkal/kg yang tersebar di seluruh daerah kabupaten
kecuali Kabupaten Kerinci. Potensi gas terdapat di Kabupaten Tanjung
Jabung dan Kabupaten Muaro Jambi dan potensi tenaga air terdapat di
Kabupaten Merangin (sungai Merangin dan sungai Batang Air Batu).

Pengembangan Pembangkit
Kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2024 di Jambi direncanakan
akan dipenuhi dengan mengembangkan pembangkit di Jambi dan di
daerah lain pada sistem interkoneksi Sumatera. Adapun pembangkit yang
direncanakan berada di Provinsi Jambi mempunyai kapasitas total 1.890
MW seperti ditampilkan pada Tabel 2.4

11

Tabel 2.2 Pengembangan Pembangkit

Data dari mana dikasi sitasi

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI)


Sampai dengan tahun 2024 diperlukan pengembangan GI 150 kV baru dan
extension GI existing sebesar 1.080 MVA dan GITET sebesar 2.500 MVA
seperti pada Tabel 2.5 dan Tabel 2.6
Tabel 2.3 Pengembangan GI 275 kV dan 500 kV

Data dari mana dikasi sitasi

12

Tabel 2.4 Pengembangan GI 150 kV

Data dari mana dikasi sitasi


Selaras

dengan

pengembangan

Sistem

Sumatera,

diperlukan

pengembangan transmisi 150 KV, 275 KV dan 500 kV seperti ditampilkan


dalam Tabel 2.7 dan Tabel 2.8.
Tabel 2.5 Pembanguan Transmisi 275 dan 500 kV

Data dari mana dikasi sitasi

13

Tabel 2.6 Pembangunan Transmisi 150 kV

Data dari mana dikasi sitasi

Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik akan dilakukan
penambahan pelanggan baru sebanyak 329 ribu sambungan sampai dengan
tahun 2024 atau rata-rata 32,9 ribu pelanggan per tahun. Selaras dengan
penambahan pelanggan tersebut, diperlukan pembangunan JTM 4.611
kms, JTR sekitar 1.682 kms, dan tambahan kapasitas trafo distribusi
sekitar 358 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel 2.9.
Tabel 2.7 Pengembangan Sistem Distribusi

Data dari mana dikasi sitasi


14

Provinsi Jambi masih memiliki 6 PLTD berbahan bakar minyak, yaitu


PLTD Pelabuhan Dagang, PLTD Sungai Lokan, PLTD Mendahara Tengah, dan
PLTD Kuala Tungkal, PLTD Batang Asai, dan PLTD Sarolangun serta satu
pembangkit IPP berbahan bakar gas yang beroperasi di Kabupaten Tanjung
Jabung kapasitas terpasang 7,2 MW.
Tabel 2.8 Pembangkit pada Sistem Isolated

Data dari mana dikasi sitasi


Untuk penyediaan listrik jangka panjang dan sekaligus memperbaiki
biaya pokok penyediaan listrik pada sistem isolated direncanakan interkoneksi
sistem isolated dengan grid Sumatera.
2.2.4

Teknik Peramalan Energi


Proyeksi atau peramalan pada dasarnya merupakan suatu dugaan

mengenai terjadinya suatu peristiwa di waktu yang akan datang. Dalam


perencanaan, kegiatan proyeksi adalah penting karena menjadi dasar dan awal
mulainya perencanaan tersebut. (menurut siapa) Bila dilihat menurut jangka
waktu, maka kegiatan proyeksi dapat dibagi menjadi 3 (tiga) jangka waktu:

Jangka pendek (short term), dapat harian, mingguan, bulanan, dan satu

tahun.
Jangka menengah (medium term), lebih dari satu sampai lima tahun.
Jangka panjang (long term), proyeksi yang dilakukan dengan rentang
waktu hingga lebih dari lima tahun.
Perlu disadari semakin jauh jangka waktu ke depan kondisi yang akan

diperkirakan, maka semakin besar ketidakpastiannya. Pada kegiatan membuat

15

proyeksi selalu digunakan asumsi-asumsi, yaitu memisalkan keadaan yang


diwujudkan dengan angka-angka. Dalam kaitan dengan hal tersebut, maka
setiap hasil dari suatu proyeksi perlu dilakukan penelitian, pengujian dan
pertimbangan antara lain mengenai kewajaran dan ketelitiannya.
2.2.5

Teknik Perencanaan Energi


Berbagai teknik atau model perencanaan energi dapat dibangun dari

cara yang paling sederhana sampai cara pendekatan yang sangat rumit. Secara
umum teknik perencanaan energi menurut Dani (2015) (itu misalkan. dikasi
siapa yang buat teorinya sayangku) tersebut dapat dibedakan dalam lima
pendekatan utama, adalah sebagai berikut:
a. Pendekatan Proses
Pendekatan proses menguraikan aliran energi dari sumber energi primer
sampai permintaan final, yang mencakup ekstraksi sumber daya energi,
penyulingan, konversi, transportasi, penimbunan, transmisi dan distribusi.
Keunggulan pendekatan ini adalah mudah mengakomodasi bahan bakar
tradisional, perhitungan sederhana dan metode paling cocok dalam
menguraikan alternatif teknologi yang ada saat ini. Kendala utamanya,
pendekatan ini hanya dapat dipakai untuk sektor energi saja sehingga tidak
dapat menggambarkan interaksi energi-ekonomi dan variabel-variabel
kebijakan ekonomi.
b. Pendekatan Trend
Pendekatan trend memiliki keunggulan utama berupa kesederhanaan data
dan prasyarat, sehingga memudahkan pengguna dengan data yang sederhana.
Analisis ini dapat juga dilakukan dengan memproyeksikan nilai historis ratarata kegiatan energi-ekonomi dan rasio energi perkapita. Meskipun secara luas
digunakan dalam peramalan, terutama oleh negara-negara berkembang,
keterbatasannya ternyata cukup banyak. Kecenderungan atau perilaku di masa
silam mungkin tidak terlalu relavan dengan kejadian di masa depan. Secara
umum pendekatan ini tidak dapat menggambarkan perubahan-perubahan yang
bersifat struktural dan determinan permintaan.

16

c. Pendekatan Elastisitas
Pendekatan elastisitas ini dapat dilakukan dengan menghitung besarnya
elastisitas permintaan terhadap pendapatan. Sistem ini akan menunjukkan
perubahan tingkat permintaan energi terhadap perubahan pendapatan dan
harga. Namun, pendekatan ini memiliki kelemahan yaitu, besarnya unsur
ketidak pastian atas estimasi elastisitas permintaan dikarena kondisi beberapa
data, keterbatasan variabel harga, pendapatan dan kenyataan data antar waktu
(time series) yang digunakan tidak mencerminkan perubahan sisi dan struktur
permintaan energi dalam jangka waktu yang lebih panjang.
d. Pendekatan Ekonometri
Pendekatan ekonometri ini adalah pendekatan yang menggunakan standar
perhitungan kuantitatif untuk analisis dan proyeksi ekonomi. Kelebihan
pendekatan ekonometri adalah dalam analisis kebijakan dan proyeksi jangka
pendek sampai jangka panjang. Asumsi-asumsi statistik dan perilaku dapat
disajikan lewat model persamaan interaksi energi ekonomi secara simultan.
Pendekatan ini juga dapat menyajikan pengaruh harga relatif dan absolut
terhadap substitusi antar bahan bakar yang diteliti. Di sisi lain, kelemahan
pendekatan ekonometri terjadi karena harus mengakomodasi kegiatan
perubahan teknologi dan datangnya komoditas baru.
e. Pendekatan Input-Output
Pendekatan input-output pada dasarnya hampir sama dengan pendekatan
ekonometri. Namun pendekatan ini memiliki dua keunggulan yaitu pertama,
merupakan pendekatan paling komprehensif dan konsisten terhadap semua
sektor ekonomi, termasuk aliran berbagai jenis energi dan mudah digabungkan
ke dalam model ekonometri, simulasi atau optimasi. Kedua, teknik yang
sangat cocok untuk analisis kebijaksanaan pada berbagai tahapan. Namun
pendekatan ini bersifat statik yang berlaku untuk satu waktu tertentu saja.
Keterbatasan selanjutnya adalah kebutuhan akan data dasar sektor ekonomi
yang luas dan komprehensif.

17

2.2.6

Perangkat Lunak untuk Perencanaan Energi


Pada dekade terakhir perhatian terhadap isu energi semakin meningkat.

Oleh karena itu, muncul banyak perangkat lunak yang dapat digunakan sebagai
media dalam melakukan perencanaan energi. Developer yang menyediakan
program untuk ini juga muncul dari berbagai kalangan, dari akademisi hingga
pelaku usaha, dan dari yang bersifat profit sampai non-profit.
Dari mana sumbernya harus jelas sayangku
a. COMPEED XL
COMPEED XL merupakan Excel berbasis biaya-manfaat dan efektivitas
biaya toolbox untuk pribadi maupun pengambil keputusan publik. Program
ini dirancang untuk melakukan berorientasi eksternalitas techno-proyek
energi ekonomi analisis. Untuk pembuat kebijakan, COMPEED digunakan
untuk membandingkan proyek-proyek yang berbeda dan panjang, sehingga
memungkinkan untuk menentukan prioritas di antara berbagai alternatif
yang ada.
b. EnergyPLAN
EnergyPLAN adalah sebuah alat berbasis Windows yang dibuat untuk
membantu dalam desain nasional atau regional tentang strategi perencanaan
energi. Program ini menggunakan model deterministik masukan/keluaran.
Secara umum, inputnya berupa data sumber energi terbarukan, kapasitas
stasiun energi,biaya dan sejumlah pilihan yang berbeda menekankan pada
strategi

peraturan

impor/ekspor

dan

kelebihan

produksi

listrik.

Hasil/keluaran yang dihasilkan berupa keseimbangan energi dan hasil


produksi tahunan, konsumsi bahan bakar, impor/ekspor listrik, dan biaya
total termasuk pendapatan dari pertukaran listrik.
c. Energy Costing Tool
Sebagai pengakuan atas peran penting yang dimainkan energi dalam
mencapai MDGs, UNDP Program Energi Berkelanjutan (UNDP's
Sustainable Energy Programme) telah mengembangkan seperangkat alat
untuk membantu perhitungan energi utama ke dalam MDGs berbasis

18

strategi pembangunan nasional. Perangkat biaya energi telah dirancang


secara khusus untuk membantu pemerintah perencana dan pengambil
keputusan memperkirakan jumlah dan jenis investasi energi yang
dibutuhkan untuk memenuhi MDGs.
d. ENPEP (The Energy and Power Evaluation Program)
ENPEP adalah satu alat analisis energi, lingkungan, dan ekonomi.
ENPEP dikembangkan oleh Argonne National Laboratory Amerika Serikat
dengan dukungan dari US Department of Energy. ENPEP dapat digunakan
untuk mengevaluasi seluruh sistem energi (penawaran dan sisi permintaan),
melakukan analisis rinci dari sistem tenaga listrik, dan mengevaluasi
dampak lingkungan dari strategi energi yang berbeda.
e. HOMER
Homer memiliki optimasi dan algoritma analisis sensitivitas yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi kelayakan ekonomi dan teknis dari sejumlah
besar pilihan teknologi dan untuk memperhitungkan variasi dalam biaya
teknologi serta ketersediaan sumber daya energi. Homer dapat memodelkan
berbagai teknologi energi konvensional dan teknologi energi terbarukan.
Sumber daya yang dapat dimodelkan meliputi panel surya (PV), turbin
angin, mikrohidro, solar, bensin, biogas, microturbines dan bahan bakar sel.
f. LEAP (Long-range Energy Alternatives Planning)
LEAP adalah sebuah perangkat lunak yang sangat komprehensif dalam
merencanakan energy, karena banyak variabel yang bisa menjadi input
variabel seperti pendapatan (PDRB), populasi, teknologi, hingga proyeksi
permintaan serta pemenuhannya dalam kurun waktu yang ditetapkan. Untuk
penjelasan lebih lengkapnya tentang perangkat lunak LEAP ini akan dibahas
di bagian lain dalam bab ini.
g. MESSAGE
MESSAGE digunakan untuk merumuskan dan mengevaluasi strategi
pasokan energi alternatif yang ditetapkan pengguna dengan kendala fisik.
MESSAGE sangat fleksibel dan dapat juga digunakan untuk menganalisa
energi/listrik pasar dan isu perubahan iklim. Tidak seperti model optimasi

19

lain, aplikasi ini tidak memerlukan pembelian GAMS, atau solver


komersial. Di dalamnya sudah tersedia Linear Programming (LP) sebagai
solver gratis.
h. RETScreen
RETScreen International Clean Energy Project Analysis Software dapat
digunakan di seluruh dunia untuk mengevaluasi produksi energi, biaya
siklus hidup dan pengurangan emisi gas rumah kaca untuk berbagai jenis
hemat energi dan teknologi energi terbarukan. The RETScreen International
Online Product Database menyediakan akses informasi ke lebih dari 1.000
produsen teknologi energi bersih di seluruh dunia, termasuk situs web dan
internet langsung link dari dalam perangkat lunak dan RETScreen dari Situs
Marketplace.
i. SUPER
SUPER adalah model yang berguna untuk studi perencanaan koneksi
energy dalam kurun waktu beberapa tahun. Parameter yang digunakan
seperti hydro-risk, fitur reservoir, pertumbuhan permintaan, karakteristik
parameter per jam, konservasi energi dan program pengelolaan beban, biaya
bahan bakar, periode pelaksanaan proyek, interkoneksi, dll. Namun
perangkat lunak ini hanya bisa diaplikasikan untuk jangka pendek saja.
j. TIMES/MARKAL
MARKAL (Market Allocation) adalah perangkat untuk pemodelan terkait
dengan energi, ekonomi dan lingkungan. Hal ini dikembangkan sebagai
upaya kolaborasi yang berada di bawah pengawasan Badan Energi
Internasional Teknologi Energi Program Analisis Sistem (ETSAP).
MARKAL adalah model generik yang disesuaikan dengan data input untuk
mewakili perubahan selama periode tertentu. Banyak model yang terpadu di
dalam perangkat lunak ini sehingga akan memperoleh banyak pilihan
alternatif.
2.2.7

Perencanaan Energi menggunakan LEAP

20

LEAP adalah alat pemodelan dengan skenario terpadu berbasis pada


lingkungan dan energi. LEAP mampu merangkai skenario untuk beberapa
konsumsi energi yang dipakai, dikonversi dan diproduksi dalam suatu sistem
energi dengan berbagai alternatif asumsi seperti, kependudukan, pembangunan
ekonomi, teknologi, harga dan sebagainya. Hal ini memudahkan untuk
pengguna aplikasi LEAP ini dalam memperoleh hasil yang fleksibel, transparan
tetapi tetap memiliki akurasi yang tinggi.
LEAP dikembangkan oleh Stockholm Environment Institute, Boston,
USA. Dan telah digunakan di banyak Negara di benua eropa, terutama negaranegara berkembang karena perangkat ini dapat melakukan simulasi untuk
pemenuhan sumber energi dari biomasa. Indonesia melalui Departemen Energi
dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menerbitkan e-book Kajian Indonesia
Energy Outlook 2012 dan Outlook Energi Indonesia 2014 yang menggunakan
LEAP sebagai alat bantu analisis perencanaan permintaan-penyediaan energi di
Indonesia.

Gambar 2.2 Tampilan Layar LEAP


Pertama kali menjalankan LEAP layar yang muncul seperti yang ditampilkan
pada Gambar 2.6, Layar LEAP terdiri atas beberapa bagian, yaitu :

Baris teratas terdapat tulisan LEAP dan nama file yang sedang dibuka.
Baris kedua adalah menu-menu utama (main menu); Area, Edit, View,
General, tree, dan Help.

21

Baris ketiga adalah main toolbar; New, Save, Fuels, Effects, Units,

References, dan sebagainya.


View bar adalah menu vertikal di sisi kiri layar, yang terdiri atas: Analysis,
Result, Energy Balance, Summaries, Overviews, Technology Database,

dan Notes.
Kolom di sebelah view bar adalah tempat untuk menuliskan diagram
pohon (Tree). Pada baris paling atas dari kolom ini terdapat toolbar untuk

membuat/mengedit Tree.
Kolom berikutnya terdiri atas tiga bagian, yaitu: (a) toolbar untuk
membuat/meng-edit skenario, (b) bagian untuk memasukkan data, dan (c)

tampilan input data.


Baris terbawah adalah status bar, yang berisi: nama file yang sedang
dibuka, view yang sedang dibuka, dan status registrasi.

Dalam LEAP terdapat 4 modul utama yaitu Modul Driver Variable, Demand,
Transformation dan Resources.
a. Modul Variabel Penggerak (Driver Variable)
Modul ini digunakan untuk menampung parameter-parameter umum yang
dapat digunakan pada Modul Permintaan maupun Modul Transformasi.
Parameter umum ini misalnya jumlah penduduk, jumlah rumah tangga, dan
sebagainya. Modul Variabel Penggerak bersifat komplemen terhadap modul
lainnya.
b. Modul Permintaan (Demand)
Modul ini digunakan untuk menghitung permintaan energi. Metode analisis
yang digunakan dalam model ini didasarkan pada pendekatan end-use
(pemakai akhir) secara terpisah untuk masing-masing sektor pemakai sehingga
diperoleh jumlah permintaan energi per sektor pemakai dalam suatu wilayah
pada rentang waktu tertentu. Informasi mengenai variabel ekonomi, demografi
dan karakteristik pemakai energi dapat digunakan untuk membuat alternatif
skenario kondisi masa depan sehingga dapat diketahui hasil proyeksi dan pola
perubahan permintaan energi berdasarkan skenario-skenario tersebut.
c. Modul Transformasi (Transformationn)

22

Modul ini digunakan untuk menghitung pasokan energi. Pasokan energi


dapat terdiri atas produksi energi primer (misalnya gas bumi, minyak bumi dan
batubara) dan energi sekunder (misalnya listrik, premium, solar, LPG, briket
batubara dan arang). Susunan cabang dalam Modul Transformasi sudah
ditentukan strukturnya, yang masing-masing kegiatan transformasi energi
terdiri atas processes dan output.
d. Modul Sumber Daya Energi (Resources)
Modul ini terdiri atas Primary dan Secondary Resources. Kedua cabang ini
sudah default. Cabang-cabang dalam Modul Resources akan muncul dengan
sendirinya sesuai dengan jenis-jenis energi yang dimodelkan dalam Modul
Transformation. Beberapa parameter perlu diisikan, seperti jumlah cadangan
(misalnya minyak bumi, gas bumi, batubara) dan potensi energi (misalnya
tenaga air, biomasa).

sama seperti bab 1 banyak data (tabel) tapi belum ada sumbernya, kemudian untuk
penulisan kata sambung tidak boleh di awal kalimat, awal kalimat itu subjek
dengan kalimat yang efektif. Aku belum rubah spasi atao pargraf nnti sayang yang
rubah ajah.

23

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan Penelitian


3.1.1 Alat Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah:

Sebuah laptop HP 14-AF118AU dengan spesifikasi hardware


Prosesor AMD Quad-core A8 7410 2,2 GHz Radeon R5, Memory

3.1.2

4 GB DDR3, Harddisk 500 GB.


Microsoft Office 2016
LEAP 2015.0.14.0 (Long-rang Energy Alternatives Planning)

Bahan Penelitian
Berikut adalah data-data bahan yang dibutuhkan dalam analisis dan
perencanaan:

Data limbah industri kelapa sawit yang ada di Provinsi Jambi.


Data dapat berupa jumlah, jenis biomassa. Data diperoleh dari
BPS (Badan Pusat Statistik) Jambi, Dinas Perkebunan, Jambi

Dalam Angka (2011, 2012, 2015) dan data pendukung lainnya.


Data konversi sumber energi biomassa menjadi energi listrik.
Data berupa besar daya yang dapat dihasilkan dan metode dalam

konversinya.

Data

sebelumnya

maupun

diperoleh
pedoman

dari
energi

penelitian-penelitian
terbarukan

yang

dikeluarkan oleh ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral)


Data pendukung dalam perencanaan pengembangan. Berupa
simulasi dan data perencanaan PLN.

24

3.2 Objek Penelitian


Adapun Objek dilakukannya penelitian adalah limbah industri kelapa sawit
yang ada diwilayah Provinsi Jambi.

Gambar 2.3 Peta Jaringan Provinsi Jambi

3.3 Langkah-Langkah Penelitian


3.3.1 Studi Literatur
Studi literatur dilakukan guna mencari dan mengetahui penelitian
sebelumnya maupun informasi-informasi terkait teori, metode dan konsep
yang relevan dengan permasalahan. Sehingga dengan informasi-informasi
tersebut dapat digunakan sebagai tolak ukur/acuan dalam analisis dan
penyelesaian permasalahan penelitian. Studi ini dilakukan dalam bentuk text
book, jurnal, informasi internet, maupun sumber-sumber lainnya seperti
berdiskusi dengan dosen.

25

3.3.2

Pengumpulan Data
Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengunjungi situs-situs

resmi permerintah daerah khususnya provinsi Jambi dimana dalam situs


tersebut telah dimuat data-data mengenai produksi kelapa sawit selama
setahun, luas wilayah kelapa sawit, jenis biomassa dari kelapa sawit
diwilayah jambi tersebut.
3.3.3

Pengolahan Data dan Simulasi


Pengolahan data dilakukan dengan memilih dan memilah data yang

dibutuhkan dalam perencanaan pengembangan kapasitas pembangkit listrik


seperti jenis biomassa, metode pengolahan biomassa, daya yang dihasilkan
dari biomassa. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat
lunak LEAP, dimana pengolahan dilakukan dengan simulasi perencanaan.
Dalam simulasi, ada empat modul yang disediakan untuk menjalankan
perangkat lunak LEAP yaitu Modul Variabel Penggerak, Modul Permintaan,
Modul Transformasi dan Modul Sumber Daya Energi.
3.3.4

Analisis Data
Berdasarkan simulasi akan diperoleh suatu hasil yang nantinya akan
dianalisis. Data yang dianalisa adalah data besar potensi kelapa sawit
dan data daya listrik yang dapat dihasilkan dari potensi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
1. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. PT.RINEKA CIPTA, Jakarta

26

2. Nugraha, Tutun. Sunardi, Didik. 2012. Energi Bio. PT. PELANGI ILMU
3.
4.
5.
6.

NUSANTARA, Jakarta
Anonimus. 2015. RUPTL 2015-2024, PT PLN, Jakarta
Anonimus, 2015. Statistik PLN 2014. PT. PLN. Jakarta
Anonimus, 2015. Jambi Dalam Angka, BPS Jambi, Jambi
Pratidina, Alin. Saraswati, Hasintya. 2015. Pedoman Energi Terbarukan
tentang Pengembangan Proyek Tenaga Listrik Biomassa dan Biogas di

Indonesia. Program Energi Indonesia/ASEAN. Jakarta


7. Fathara, Aesha. 2015. Analisis Potensi Radiasi Sinar Matahari Serta Limbah
Sekam Padi dan Jerami Untuk Penyediaan Energi Biomassa. Teknik Elektro
UMY. Yogyakarta.
8. Rumatumia, Syamsuddin. 2015. Analisis Tentang Peran Sumber Energi
Terbarukan Dalam Penyediaan Energi Listrik Dan Penurunan Emisi Co2 Di
Provinsi Maluku, Teknik Elektro UMY. Yogyakarta
9. Apriani, Isna. 2009. Pemanfaatan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Sebagai
Energi Alternatif Terbarukan (Biogas), IPB. BOGOR
10. Arifin, Zuhud Nur. 2011. Analisis Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa Di
Pt.Gikoko Kogyo Indonesia Aplikasi Tpa Sumur Batu Kota Bekasi, Teknik
Elektro UMS. Surakarta
11. https://id.wikipedia.org/wiki/Jambi diakses tanggal 17 februari 2016 pukul
22.35 WIB
sayang yg aku kasi warna merah dapusnya nda ada di bab 1 bab 2 dan bab 3.
Yang anonimus kan ada tiga berati anonimus 1 anonimus2 dan anonimus3 dan urut
abjad dri A dulu. Yg nmr 1 arikunto, trs nmr 2 anonimus1 dst gitu yang
kalo ditempatku dapusnya gini yang:
Nugraha, Tutun. Sunardi, Didik. 2012. Energi Bio. Jakarta: PT. Pelangi Ilmu
Nusantara.

27

28

Anda mungkin juga menyukai