Anda di halaman 1dari 5

AUTOBIOGRAFI

Perkenalkan, nama saya Gleen Forsa Ganjar, saya lahir di Sukabumi pada
tanggal 12 November 1999, saya adalah anak pertama dari 3 bersaudara, biasanya
orang orang memanggil saya Gleen, saya dari keluarga yang berkecukupan, Ayah
saya seorang wirausaha begitu juga dengan Ibu saya, semua sifat baik dari
Ayahku menjadikan saya sebagai motivasi.

Ketika berumur 6 tahun, saya bersekolah di SD Mardi Waluya Kota


Sukabumi, setelah lulus saya melanjutkan sekolah di SMP Mardi Waluya 2 Kota
Sukabumi, disana mulai belajar berorganisasi dengan mengikuti OSIS dengan
jabatan saya sebagai wakil ketua, selepas lulus SMP saya melanjut sekolah di
SMK-K BPK Penabur Kota Sukabumi, disana saya mengikuti ekstrakulikuler
futsal dan voli, dan mengikuti beberapa turnamen futsal.

Setelah lulus SMK, saya melanjutkan kuliah di Politeknik Jurusan Teknik


Komputer hingga saat ini.

1
MUSIM GUGUR TERAKHIR

“London, 12 Juli 2104. Pengamatan cuaca: normal, pengamatan anomali:


tidak ditemukan”. Begitulah yang tertulis didalam buku pengamatan Dr. Eva
Spencer, seorang ahli meteorologi klimatologi geofisika, yang selama hidupnya
mengamati iklim cuaca dan medan bidangnya. Kesehariannya menjadikannya
sebagai hobinya, kakeknya adalah seorang fisikawan, sedangkan kedua orang tua
Eva adalah pengusaha batu bara, masa kecil Eva tidaklah sebahagia anak pada
umumnya, kedua orang tua Eva tidak memiliki waktu untuk pulang, mereka
hanya berkunjung sekali dalam 1 tahun. Eva kecil hanya ditemani oleh kakeknya,
yang kesehariannya menulis sebuah pengamatan yang isinya dimata orang
hanyalah sebuah omong kosong, bahkan teman seperguruannya
menertawakannya. 40 tahun kakek Eva mengabdi untuk menulis sebuah
pengamatan, dia percaya bahwa keadaan iklim pada atmosfer akan berubah secara
ekstrim dalam waktu singkat, dan bencana pun akan datang melanda negaranya
bahkan seluruh dunia, tapi pada kenyataannya apa yang ditulis oleh kakek Eva
tidak benar-benar terjadi, di mata orang apa yang dilakukan oleh kakeknya adalah
hal yang menyia-nyiakan hidupnya, dan pada akhirnya kakek Eva wafat
dikarenakan umur dan hal psikologis lainnya, meninggalkan Eva kecil sendirian.
Sang kakek meninggalkan sebuah catatannya dan mengatakan sepatah-dua patah
kepada Eva kecil sebelum menghembuskan nafas terakhir, “Eva… cucuku, kakek
baik-baik saja… kakek hanya lelah. Eva, simpanlah buku ini, buku yang akan
menjadi petunjuk kelak.” Eva pun mengambil buku yang diberikan oleh kakeknya
dan menggenggang tangan dinginnya. “Kakek……” begitulah kata yang keluar
dari mulut kecil Eva. “Jangan khawatir cucuku, kakek sekarang ingin tidur, mata
kakek terasa sangat berat.” dengan kata-kata itu sang kakek pun pergi dengan
tenang, meninggalkan sang Eva kecil didalam kesunyian rumahnya sendirian.

London, 24 Agustus 2104. Air mata Eva mengalir di wajahnya, dia selalu
mengingat masa kecilnya ketika memandangi buku peninggalan kakeknya, dia
selalu mengingat hal-hal yang dilakukannya semasa kecil bersama kakeknya
sampai akhir hayat kakeknya, hal itu membuat Eva meneguhkan hatinya untuk
meneruskan apa yang kakeknya tinggalkan, selama masa remajanya Eva hanya
menghabiskan waktunya untuk mencatat apa yang diamati, dia mengambil jurusan
meteorologi dan melanjutkan jurusan klimatologi, sehingga dia mendapatkan
gelar Doktor, kepiawaian Eva tidak dapat diragukan lagi hanya saja Eva sering
dicap oleh orang-orang sebagai Doktor gila atau Doktor tidak waras, dikarenakan
menulis pengamatan yang persis seperti alm. kakeknya dahulu, hal itu tidak
membuat hati Eva goyah, karena dia percaya bahwa pengabdian selama hidup
kakeknya tidaklah sia-sia, dan Eva ingin membuktikan bahwa yang ditulis
didalam buku peninggalan kakeknya cepat atau lambat akan terjadi.

London, 1 September 2104. Musim gugur di London membuat pekarangan


rumah Eva yang sepi di tutupi oleh dedaunan pohon yang memerah, Eva masih
saja melakukan penelitiannya, hatinya tidak goyah, dia tidak memikirkan apa
yang dikatakan oleh orang lain. Suatu ketika Eva melihat kawanan burung
dilangit, anehnya pada musim gugur kawanan burung tidak bermigrasi, langit
london dipenuhi oleh kawanan burung yang bermigrasi tanpa henti, semua orang
yang pada saat itu sedang melakukan aktivitasnya di luar maupun di dalam
menatap langit, kekaguman dan kengerian terlihat dimuka banyak orang pada saat
itu. Eva dengan bergegas melakukan kesimpulan, bahwa perubahan besar akan
terjadi dalam waktu yang singkat, dan Eva tidak menyangka akan secepat ini,
siaran televisi London dipenuhi dengan kabar migrasi kawanan burung,
pemerintah belum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan menghimbau agar
masyarakat tidak panik dan tetap menjalankan aktivitasnya seperti biasa

London, 10 September 2104, Eva masih tertidur di atas kasurnya,


keheningan rumahnya membuat pikirannya kosong, Eva masih memikirkan
tentang “tanda” yang terjadi seminggu belakangan ini, misteri masih belum bisa
dipecahkan oleh Eva, dia masih mencari tahu dibalik kebenaran itu, suatu ketika
terdengar suara gemuruh di langit, Eva pun terbangun dan dia dengan segera
melihat keluar jendela, suara gemuruh yang terdengar oleh Eva bahkan oleh
semua orang diluar sana bukanlah berasal dari awan, melainkan berasal dari
matahari. Suara gemuruh tersebut berlangsung selama beberapa menit dan
menghilang, masyarakat diluar sana terlihat panik, bahkan ada beberapa yang
menyebutkan bahwa itu merupakan pertanda akhir dari dunia, terompet
sangkakala telah ditiup, manusia dan dunia akan musnah.

Anda mungkin juga menyukai